BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Kabupaten Lingga pada tahun , memiliki tingkat kemiskinan di atas

Transkripsi

1 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Kabupaten Lingga pada tahun , memiliki tingkat kemiskinan di atas rata rata nasional. Kota Batam pada tahun , memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi, yaitu di atas rata rata nasional sedangkan Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun , memiliki rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah, yaitu di bawah rata rata nasional. Kabupaten Bintan pada tahun , memiliki pertumbuhan ekonomi di bawah rata rata pertumbuhan ekonomi nasional, sedangkan kabupaten dan kota lain di Provinsi Kepulauan Riau, pertumbuhan ekonominya di atas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional. Kota Batam pada tahun memiliki rata-rata pengangguran paling banyak dibandingkan kabupaten dan kota lain di Provinsi Kepulauan Riau. 2. Peningkatan kualitas hidup manusia yang tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan tahun , artinya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan faktor penting dan berpengaruh signifikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap 83

2 84 tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau tahun , artinya tidak terjadi efek menetes ke bawah (trickle down effect), akibat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Provinsi Kepulauan Riau belum dapat menyentuh sepenuhnya kepada seluruh masyarakat khususnya kepada masyarakat miskin, sehingga menimbulkan masalah ketidakmerataan atau ketimpangan pada masyarakat. Pengangguran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau tahun , artinya tingginya angka pengangguran akan menambah tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. 3. Ketimpangan antarwilayah di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun , termasuk dalam kategori tinggi. Ketimpangan antarwilayah dan tingkat kemiskinan mempunyai hubungan yang searah dan signifikan di Provinsi Kepulauan Riau, artinya jika ketimpangan antarwilayah naik maka akan diikuti kenaikan tingkat kemiskinan demikian juga sebaliknya. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan maka saran kebijakan yang dapat diberikan kepada Pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan yakni. 1. Untuk daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi, program penanggulangan kemiskinan harus bekerja sama dengan semua pihak, baik kepada lembaga swadaya masyarakat, pihak-pihak swasta seperti perusahaanperusahaan, lembaga-lembaga agama, dengan pemerintah sebagai koordinator. Pemerintah Daerah harus memperkuat koordinasi baik antara Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat. Untuk lebih mengoptimalkan

3 85 koordinasi program penanggulangan kemiskinan diperlukan database dan pemetaan kemiskinan, sehingga program penanggulangan kemiskinan akan lebih efektif dalam menurunkan tingkat kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan program peningkatan kesehatan masyarakat, program peningkatan kualitas pendidikan serta kegiatan pemberdayaan perempuan. Daerah daerah yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah perlu usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yaitu dengan pemberian bantuan jaminan kesehatan, beasiswa kepada siswa kurang mampu, penambahan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian seperti peningkatan infrastruktur, kemudahan berinvestasi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal dan aparatur daerah. Daerah yang memiliki angka pengangguran yang tinggi perlu melakukan usaha usaha untuk meperluas kesempatan kerja antara lain dengan cara mendorong investasi langsung dan menciptakan proyek infrastruktur yang bersifat padat karya, peningkatan tingkat pendidikan dan program pelatihan dan ketrampilan masyarakat sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja, serta program sertifikasi keahlian. 2. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di suatu daerah perlu peningkatan kualitas pembangunan manusia, dalam bidang kesehatan, yaitu dengan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas, BPJS, Jamsostek), menambah tenaga medis dan fasilitas

4 86 kesehatan seperti Puskesmas dan Puskesmas pembantu terutama pada daerah terpencil. Dalam bidang pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, yaitu dengan memberikan program beasiswa kepada pelajar-pelajar yang berprestasi dan yang kurang mampu, peningkatan kuantitas dan kualitas guru, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dapat dinikmati oleh semua masyarakat, yaitu dengan melibatkan masyarakat miskin dalam kegiatan ekonomi, yang dapat dilakukan dengan peningkatan sumber daya manusia melalui kegiatan bantuan beasiswa kepada pelajar miskin, program penyetaraan pendidikan dan ketrampilan. Pengangguran mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menambah tingkat kemiskinan, karena itu usaha usaha perluasan lapangan perkerjaan perlu dilakukan, yaitu dengan menciptakan proyek infrastruktur dan mendorong investasi langsung yang bersifat padat karya, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja terutama tenaga kerja lokal, serta meningkatkan kualitas tenaga kerja dengan pendidikan dan pelatihan, yang dapat dilakukan dengan memperbanyak Balai Latihan Kerja (BLK), sertifikasi keahlian, bantuan dana serta pembinaan usaha kecil dan kegiatan pemberdayaan kaum perempuan seperti pelatihan menjahit dan keahlian lainnya. 3. Ketimpangan antarwilayah di Provinsi Kepulauan Riau termasuk dalam kategori tinggi serta mempunyai hubungan yang searah dan signifikan dengan tingkat kemiskinan. Usaha usaha yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini antara lain, kebijakan pengendalian penduduk dan memaksimalkan fungsi kawasan khusus lainnya selain Kota Batam, yaitu kawasan Bintan dan

5 87 Karimun, yang dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti jaringan telekomunikasi, jalan, jembatan, pelabuhan laut dan udara, serta kemudahan layanan berinvestasi, dan peningkatan sumber daya manusia, sehingga diharapkan dapat mengurangi ketimpangan antarwilayah yang tinggi antara Kota Batam dengan kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Kepulauan Riau. 4.3 Keterbatasan Penelitian Walaupun penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dengan usaha yang maksimal, namun memiliki keterbatasan sehingga memerlukan penelitian lanjutan di masa yang akan datang. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu. 1. Keterbatasan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian terhadap variabel variabel lain yang diduga mempengaruhi tingkat kemiskinan yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, konektivitas antardaerah, dan program pemberdayaan masyarakat seperti PNPM, serta variabel variabel ekonomi kelembagaan yang diduga ikut mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau, yakni indeks integritas. 2. Periode penelitian hanya dalam runtun waktu (time series) lima tahun, sehingga tergolong pada jumlah yang relatif sedikit. Keterbatasan ini dapat berdampak tidak terindikasi dengan baik, pengaruh variabel-variabel penelitian dalam jangka panjang. Hal ini hendaknya dapat diatasi pada penelitian sejenis di waktu yang akan datang.