Penegakan Hukum dalam Kajian Law and Development: Problem dan Fundamen bagi Solusi di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penegakan Hukum dalam Kajian Law and Development: Problem dan Fundamen bagi Solusi di Indonesia"

Transkripsi

1 Penegakan Hukum dalam Kajian Law and Development: Problem dan Fundamen bagi Solusi di Indonesia Hikmahanto Juwana SH (UI), LL.M (Keio University), PhD (University of Nottingham) Guru Besar dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia

2 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Selamat kepada para wisudawan dan wisudawati atas keberhasilan melewati tempaan yang tidak mudah selama di UI Selamat Dies Natalis UI ke-56 Hikmahanto Juwana Halaman 2

3 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Keluhan Terhadap Penegakan Hukum Aparat penegak hukum terkena sangkaan dan dakwaan korupsi atau suap Mafia peradilan marak dituduhkan Hukum seolah dapat dimainkan, diplintir, bahkan hanya berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang tinggi. Penegakan hukum lemah dan telah kehilangan kepercayaan masyarakat Masyarakat apatis, mencemooh dan melakuan proses pengadilan jalanan Hikmahanto Juwana Halaman 3

4 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Mengapa Hukum Sulit Ditegakkan? Apakah Hukum di Indonesia sudah mati? Hikmahanto Juwana Halaman 4

5 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Adalah tidak benar bila masalah penegakan hukum merupakan domain hukum pidana Berbagai cabang ilmu hukum tidak akan memadai untuk menjawab serangkaian problem nyata keberlakuan hukum di tengahtengah masyarakat Pembahasan penegakan hukum dalam Kajian Law and Development Hikmahanto Juwana Halaman 5

6 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Law and Development Kemunculan kajian Law and Development terkait fenomena transplantasi hukum di banyak negara yang baru merdeka dalam melakukan pembangunan Hikmahanto Juwana Halaman 6

7 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA the term Law and Development was first applied to the efforts to modernize newly independent states in Africa, Latin America, and Asia. These efforts were centered around efforts to export American-style law and legal institutions to these states on theory that such laws and legal institutions were central to economic development. Hikmahanto Juwana Halaman 7

8 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Law and legal institutions in Asia changed in response to economic policies. When economic policies were introduced, the law and its role in Asian economic development became increasingly similar to the West. Not only substantive laws, but also legal process and institutions responded to these changes... Hikmahanto Juwana Halaman 8

9 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Pentingnya Penegakan Hukum Bagi masyarakat Indonesia, lemah kuatnya penegakan hukum oleh aparat akan menentukan persepsi ada tidaknya hukum Bila penegakan hukum oleh aparat lemah, masyarakat akan mempersepsikan hukum sebagai tidak ada. Sebaliknya, bila penegakan hukum oleh aparat kuat dan dilakukan secara konsisten, barulah masyarakat mempersepsikan hukum ada dan akan tunduk. Hikmahanto Juwana Halaman 9

10 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Dalam konteks demikian masyarakat Indonesia masih dalam taraf masyarakat yang takut pada (aparat penegak) hukum dan belum dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang taat pada hukum Hikmahanto Juwana Halaman 10

11 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Realitas saat ini, penegakan hukum berfungsi dan difungsikan sebagai instrumen untuk membuat masyarakat takut pada hukum yang pada gilirannya diharapkan menjadi tunduk pada hukum Penegakan hukum sebagai instrumen telah dihinggapi berbagai problem yang akut Hikmahanto Juwana Halaman 11

12 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Problem Penegakan Hukum 1. Problem pada Pembuatan Peraturan Perundang-undangan 2. Masyarakat Pencari Kemenangan bukan Keadilan 3. Uang yang mewarnai Penegakan Hukum 4. Penegakan Hukum sebagai Komoditas Politik Hikmahanto Juwana Halaman 12

13 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA 1. Penegakan Hukum yang Diskriminatif dan Ewuh Pakewuh 2. Lemahnya Kualitas dan Integritas Sumber Daya Manusia 3. Advokat Tahu Hukum versus Advokat Tahu Koneksi 4. Keterbatasan Anggaran 5. Penegakan Hukum yang Dipicu oleh Media Massa Hikmahanto Juwana Halaman 13

14 DIES Fundamen bagi Solusi Pembenahan NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA 1. Menerima dan Tidak Menyangkal 2. Perlu Kesabaran karena Tidak Ada Quick Solution 3. Pendekatan Multi Disiplin 4. Mengedepankan Kesejahteraan 5. Menjaga Konsistensi 6. Pembersihan Internal Hikmahanto Juwana Halaman 14

15 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA 1. Pendekatan Manusiawi dan Mengantisipasi Perlawanan 2. Partisipasi Publik Hikmahanto Juwana Halaman 15

16 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Penutup Memulai hal terkecil demi tegaknya hukum di Indonesia UI menyumbang berbagai pemikiran sebagai program kongkrit pembenahan penegakan hukum karena UI memiliki berbagai disiplin ilmu yang relevan Hikmahanto Juwana Halaman 16

17 Penegakan Hukum dalam Kajian Law and Development: Problem dan Fundamen bagi Solusi di Indonesia Hikmahanto Juwana SH (UI), LL.M (Keio University), PhD (University of Nottingham) Guru Besar dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1

18 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Selamat kepada para wisudawan dan wisudawati atas keberhasilan melewati tempaan yang tidak mudah selama di UI Selamat Dies Natalis UI ke-56 Hikmahanto Juwana Halaman 2

19 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Keluhan Terhadap Penegakan Hukum Aparat penegak hukum terkena sangkaan dan dakwaan korupsi atau suap Mafia peradilan marak dituduhkan Hukum seolah dapat dimainkan, diplintir, bahkan hanya berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang tinggi. Penegakan hukum lemah dan telah kehilangan kepercayaan masyarakat Masyarakat apatis, mencemooh dan melakuan proses pengadilan jalanan Hikmahanto Juwana Halaman 3

20 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Mengapa Hukum Sulit Ditegakkan? Apakah Hukum di Indonesia sudah mati? Hikmahanto Juwana Halaman 4

21 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Adalah tidak benar bila masalah penegakan hukum merupakan domain hukum pidana Berbagai cabang ilmu hukum tidak akan memadai untuk menjawab serangkaian problem nyata keberlakuan hukum di tengahtengah masyarakat Pembahasan penegakan hukum dalam Kajian Law and Development Hikmahanto Juwana Halaman 5

22 Law and Development DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Kemunculan kajian Law and Developmen terkait fenomena transplantasi hukum di banyak negara yang baru merdeka dalam melakukan pembangunan Hikmahanto Juwana Halaman 6

23 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title the term Law and Development was first applied to the efforts to modernize newly independent states in Africa, Latin America, and Asia. These efforts were centered around efforts to export American-style law and legal institutions to these states on theory that such laws and legal institutions were central to economic development. Hikmahanto Juwana Halaman 7

24 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Law and legal institutions in Asia changed in response to economic policies. When economic policies were introduced, the law and its role in Asian economic development became increasingly similar to the West. Not only substantive laws, but also legal process and institutions responded to these changes... Hikmahanto Juwana Halaman 8

25 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Pentingnya Penegakan Hukum Bagi masyarakat Indonesia, lemah kuatnya penegakan hukum oleh aparat akan menentukan persepsi ada tidaknya hukum Bila penegakan hukum oleh aparat lemah, masyarakat akan mempersepsikan hukum sebagai tidak ada. Sebaliknya, bila penegakan hukum oleh aparat kuat dan dilakukan secara konsisten, barulah masyarakat mempersepsikan hukum ada dan akan tunduk. Hikmahanto Juwana Halaman 9

26 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Dalam konteks demikian masyarakat Indonesia masih dalam taraf masyarakat yang takut pada (aparat penegak) hukum dan belum dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang taat pada hukum Hikmahanto Juwana Halaman 10

27 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title Realitas saat ini, penegakan hukum berfungsi dan difungsikan sebagai instrumen untuk membuat masyarakat takut pada hukum yang pada gilirannya diharapkan menjadi tunduk pada hukum Penegakan hukum sebagai instrumen telah dihinggapi berbagai problem yang akut Hikmahanto Juwana Halaman 11

28 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Problem Penegakan Hukum 1. Problem pada Pembuatan Peraturan Perundang-undangan 2. Masyarakat Pencari Kemenangan bukan Keadilan 3. Uang yang mewarnai Penegakan Hukum 4. Penegakan Hukum sebagai Komoditas Politik Hikmahanto Juwana Halaman 12

29 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title 1. Penegakan Hukum yang Diskriminatif dan Ewuh Pakewuh 2. Lemahnya Kualitas dan Integritas Sumber Daya Manusia 3. Advokat Tahu Hukum versus Advokat Tahu Koneksi 4. Keterbatasan Anggaran 5. Penegakan Hukum yang Dipicu oleh Media Massa Hikmahanto Juwana Halaman 13

30 Fundamen bagi Solusi Pembenahan DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA 1. Menerima dan Tidak Menyangkal 2. Perlu Kesabaran karena Tidak Ada Quick Solution 3. Pendekatan Multi Disiplin 4. Mengedepankan Kesejahteraan 5. Menjaga Konsistensi 6. Pembersihan Internal Hikmahanto Juwana Halaman 14

31 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Click to add title 1. Pendekatan Manusiawi dan Mengantisipasi Perlawanan 2. Partisipasi Publik Hikmahanto Juwana Halaman 15

32 DIES NATALIS KE-56 UNIVERSITAS INDONESIA Penutup Memulai hal terkecil demi tegaknya hukum di Indonesia UI menyumbang berbagai pemikiran sebagai program kongkrit pembenahan penegakan hukum karena UI memiliki berbagai disiplin ilmu yang relevan Hikmahanto Juwana Halaman 16

PENEGAKAN HUKUM DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Imron Rosyadi. Dosen Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

PENEGAKAN HUKUM DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Imron Rosyadi. Dosen Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai 77 PENEGAKAN HUKUM DALAM MASYARAKAT INDONESIA Imron Rosyadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam masyarakat Indonesia, sulit

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA OLEH : YB. IRPAN. Abstrak

PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA OLEH : YB. IRPAN. Abstrak PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM DI KOTA SURAKARTA DAN SEKITARNYA OLEH : YB. IRPAN Abstrak Problem dalam penegakan hukum yang dihadapi oleh negara Indonesia perlu untuk dipotret dan dipetakan tujuannya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan dapat menimbulkan kemajuan dalam kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan dapat menimbulkan kemajuan dalam kehidupan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Proses pembangunan dapat menimbulkan kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat juga mengakibatkan perubahan kondisi sosial masyarakat yang memiliki

Lebih terperinci

Hukum dan Globalisasi

Hukum dan Globalisasi Hukum dan Globalisasi Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UI SH (UI), LL.M (Keio University, Jepang), PhD (University of Nottingham, Inggris) 1 Apa itu Globalisasi? Multi makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini

Lebih terperinci

Access to justice exists if: People, notably poor and vulnerable, Suffering from injustices Have the ability

Access to justice exists if: People, notably poor and vulnerable, Suffering from injustices Have the ability AKSES KEADILAN HUKUM & KEADILAN SOSIAL BAGI PEREMPUAN Sulistyowati Irianto Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan NCHR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Membicarakan Rekonstuksi pemikiran hukum, setidaknya kita sudah memiliki sebuah konsepsi 1 yang kemudian bisa melahirkan proposisi, dua hal ini merupakan prasyarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanannya Kode Etik profesi Advokat dirasa masih berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanannya Kode Etik profesi Advokat dirasa masih berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanannya Kode Etik profesi Advokat dirasa masih berfungsi kurang optimal dalam menjaga dan menegakkan martabat profesi Advokat di Indonesia, oleh

Lebih terperinci

Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol

Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Oleh: DUSKI SAMAD Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak yang sudah berjalan proses saat ini adalah sarana demokrasi untuk melahirkan pemimpin

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA 199 PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Oleh: Sanyoto Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstract The law enforcement shall do correctly and effectively to

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA 199 PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Oleh: Sanyoto Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstract The law enforcement shall do correctly and effectively to measure the succeed of the state,

Lebih terperinci

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa Kedelapan Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap Pelaku Kejahatan Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7 September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi menjadi permasalahan besar yang dihadapi oleh Bangsa dan Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit akut yang sudah

Lebih terperinci

A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota Kepolisian yang. Perkembangan masyarakat, menuntut kebutuhan kepastian akan

A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota Kepolisian yang. Perkembangan masyarakat, menuntut kebutuhan kepastian akan BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENERAPAN BANTUAN HUKUM DAN EFEKTIFITAS BANTUAN HUKUM BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PERSEPSI KETAATAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS PADA SUPIR BUS JURUSAN PURWODADI-SOLO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PERSEPSI KETAATAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS PADA SUPIR BUS JURUSAN PURWODADI-SOLO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PERSEPSI KETAATAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS PADA SUPIR BUS JURUSAN PURWODADI-SOLO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun nonlitigasi. Sejak dulu keberadaan advokat selalu ada semacam. penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. maupun nonlitigasi. Sejak dulu keberadaan advokat selalu ada semacam. penguasa, pejabat bahkan rakyat miskin sekalipun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Advokat adalah setiap orang yang berprofesi memberi jasa hukum dan bertugas menyelesaikan persoalan hukum kliennya baik secara litigasi maupun nonlitigasi. Sejak

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara I. PEMOHON Bachtiar Abdul Fatah. KUASA HUKUM Dr. Maqdir Ismail, S.H., LL.M., dkk berdasarkan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus, dan diancam dengan pidana yang cukup berat. 1. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan telah

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus, dan diancam dengan pidana yang cukup berat. 1. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan telah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Fenomena sosial yang dinamakan korupsi merupakan realitas perilaku manusia dalam interaksi sosial yang dianggap menyimpang, serta membahayakan masyarakat dan

Lebih terperinci

Dari Gerakan Hukum & Pembangunan Menuju Akses Keadilan. Sulistyowati Irianto, BPHN 1 Desember 2016 PUSANEV_BPHN

Dari Gerakan Hukum & Pembangunan Menuju Akses Keadilan. Sulistyowati Irianto, BPHN 1 Desember 2016 PUSANEV_BPHN Dari Gerakan Hukum & Pembangunan Menuju Akses Keadilan Sulistyowati Irianto, BPHN 1 Desember 2016 Gelombang I: Gerakan Law & Development Awal 1960 an: Law and Development diterapkan dengan tujuan mempromosikan

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA NO. 1011/PID.B/2009/PN.KPJ.

ANALISIS PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA NO. 1011/PID.B/2009/PN.KPJ. ANALISIS PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA NO. 1011/PID.B/2009/PN.KPJ. (Studi terhadap Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen dalam Tindak Pidana Penghunian Rumah oleh Bukan Pemilik) PENULISAN

Lebih terperinci

Kerugian Negara: Resiko Bisnis atau Tindak Pidana Korupsi

Kerugian Negara: Resiko Bisnis atau Tindak Pidana Korupsi Kerugian Negara: Resiko Bisnis atau Tindak Pidana Korupsi Hikmahanto Juwana Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum UI Copyright by Hikmahanto Juwana 2015(c) 1 Apakah Uang BUMN merupakan Uang Negara? Uang

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI SKRIPSI PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI Disusun oleh : ADITYA HERI KRISTIANTO NPM : 090510082 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak di suatu negara merupakan hal yang sangat krusial karena perannya yang besar dalam rangka membangun perekonomian suatu negara. Hal ini terjadi juga di

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pemberian Bantuan Hukum secara Cuma-Cuma bagi Terdakwa yang tidak mampu di Pengadilan Negeri Salatiga, kesimpulan-kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA BAB 11 TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: 11 Mengapa dipelajari? Agar kita tidak ikut melakukan korupsi yang saat ini sudah menyebar ke segala lapisan masyarakat Fakultas Program Studi Rina Kurniawati,

Lebih terperinci

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bukan berdasarkan atas kekuasaan semata. Indonesia

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si

PENEGAKAN HUKUM. Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si PENEGAKAN HUKUM Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si PENDAHULUAN Masalah penegakan hukum adalah merupakan suatu persoalan yang dihadapi oleh setiap masyarakat. Walaupun kemudian setiap masyarakat dengan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM PENERAPAN DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL PADA PERSEROAN TERBATAS

ANALISIS HUKUM PENERAPAN DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL PADA PERSEROAN TERBATAS TESIS ANALISIS HUKUM PENERAPAN DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL PADA PERSEROAN TERBATAS I WAYAN KAWISADA NIM : 091385 /PS/MH PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XIV/2016 Frasa dapat merugikan keuangan negara dan Frasa atau orang lain atau suatu korporasi Sebagai Ketentuan Menjatuhkan Hukuman Pidana Bagi Tindak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DAN DISKRIMINASI ORIENTASI SEKSUAL DI INDONESIA SKRIPSI

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DAN DISKRIMINASI ORIENTASI SEKSUAL DI INDONESIA SKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DAN DISKRIMINASI ORIENTASI SEKSUAL DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Hukum dan Komunikasi Guna memenuhi salah satu syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh Pande Made Kresna Wijaya I Nyoman Suyatna Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Authority investigation

Lebih terperinci

MAKALAH KEKUASAAN KEHAKIMAN & PEMBERANTASAN KORUPSI

MAKALAH KEKUASAAN KEHAKIMAN & PEMBERANTASAN KORUPSI TRAINING PENGARUSUTAMAAN PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA BAGI HAKIM SELURUH INDONESIA Santika Premiere Jogja, 18 21 November 2013 MAKALAH KEKUASAAN KEHAKIMAN & PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi persoalan yang hangat untuk dibicarakan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama sehubungan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan I. PEMOHON 1. Ricky Kurnia Margono, S.H., M.H. 2. David Surya, S.H., M.H. 3. H. Adidharma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana, tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan

Lebih terperinci

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH Modul ke: GOOD GOVERNANCE Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik Fakultas FAKULTAS www.mercubuana.ac.id RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi Pengertian Istilah good governance lahir sejak berakhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, dan selalu berpegang pada hukum, tidak berpegang atau bersandar pada kekuasaan saja.

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Delik Korupsi, Lex Specialis Sistematis, Premium Remidium, Ultimum Remidium

Abstrak. Kata Kunci: Delik Korupsi, Lex Specialis Sistematis, Premium Remidium, Ultimum Remidium TINJAUAN NORMATIF TERHADAP PEMBATASAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN DAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENYELESAIAN KASUS TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN YANG MERUGIKAN

Lebih terperinci

Menyongsong Perspektif Baru Perlindungan Saksi dan Korban dalam Revisi Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Menyongsong Perspektif Baru Perlindungan Saksi dan Korban dalam Revisi Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Seminar Menyongsong Perspektif Baru Perlindungan Saksi dan Korban dalam Revisi Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) JAKARTA, 10 April 2013 1 Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. kesimpulan dari rumusan permasalahan Efektivitas Undang-Undang Nomor 14

BAB III PENUTUP. kesimpulan dari rumusan permasalahan Efektivitas Undang-Undang Nomor 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penulisan hukum ini, maka diperoleh kesimpulan dari rumusan permasalahan Efektivitas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Dalam Menanggulangi Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekadensi moral yang menghinggapi generasi muda akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Dekadensi moral yang menghinggapi generasi muda akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dekadensi moral yang menghinggapi generasi muda akhir-akhir ini kian memprihatinkan. Dipungkiri atau tidak, dekadensi tersebut terlihat jelas pada: peristiwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini ditegaskan pula dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, bersumber pada asas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, bersumber pada asas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, bersumber pada asas praduga tak bersalah maka jelas dan sewajarnya bila tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan

Lebih terperinci

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H 1 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H A. LATAR BELAKANG Pemerintah sangat menjunjung tinggi perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya, sehingga diperlukan pemantapan-pemantapan

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT

PERAN SERTA MASYARAKAT PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN

Lebih terperinci

SKRIPSI KETERKAITAN ANTARA JUMLAH KERUGIAN NEGARA DENGAN BERAT RINGANNYA PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

SKRIPSI KETERKAITAN ANTARA JUMLAH KERUGIAN NEGARA DENGAN BERAT RINGANNYA PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI SKRIPSI KETERKAITAN ANTARA JUMLAH KERUGIAN NEGARA DENGAN BERAT RINGANNYA PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI Diajukan oleh : Endhy Kristian Saputra N P M : 120510903 Progam studi : Ilmu Hukum Progam Kekhususan

Lebih terperinci

JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI

JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI Disusun Oleh : MICHAEL JACKSON NAKAMNANU NPM : 120510851 Program Studi : Ilmu Hukum Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya berbagai kasus fraud yang akhir-akhir ini terjadi di hampir

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya berbagai kasus fraud yang akhir-akhir ini terjadi di hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya berbagai kasus fraud yang akhir-akhir ini terjadi di hampir seluruh Indonesia menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGGUNAAN SISTEM RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN BAGI PERBANKAN DI INDONESIA TESIS DINA RIANA

UNIVERSITAS INDONESIA PENGGUNAAN SISTEM RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN BAGI PERBANKAN DI INDONESIA TESIS DINA RIANA UNIVERSITAS INDONESIA PENGGUNAAN SISTEM RESI GUDANG SEBAGAI JAMINAN BAGI PERBANKAN DI INDONESIA TESIS DINA RIANA 0806425185 FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER HUKUM EKONOMI JAKARTA JULI 2010 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

Lebih terperinci

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan V. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka pada bagian penutup ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari pembahasan tentang upaya unit Perlindungan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011 MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN 2011 Lhokseumawe, 26 Desember 2011 Tujuan Monitoring Tujuan dari monitoring kinerja aparat penegak hukum ini adalah: 1. Mendapatkan informasi tentang kasus korupsi

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERAN ADVOKAT DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Disusun Oleh : GUMARUS MANALO NPM : 04 05 08621 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan dan Penyelesaian

Lebih terperinci

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik Modul ke: Korupsi sistemik susah diberantas karena sudah menyebar kemana-mana Fakultas PSIKOLOGI Dra. Yuni Astuti, MS. Program Studi Psikologi S1 POLA PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA

VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA 114 VIII. PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING DI INDONESIA 8.1. Pendahuluan Upaya pemberantasan IL yang dilakukan selama ini belum memberikan efek jera terhadap pelaku IL dan jaringannya

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya meningkatkan kemampuan Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Evaluasi Penegakan Hukum

Evaluasi Penegakan Hukum Evaluasi Penegakan Hukum Pendahuluan Salah satu program Nawacita di bidang hukum adalah memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat

Lebih terperinci

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia 2012 2013 2014 2015 2016 SKOR 32 PERINGKAT 118 SKOR 32 PERINGKAT 114 SKOR 34 PERINGKAT

Lebih terperinci

PERAN PSIKOLOGI DIBIDANG KRIMINAL

PERAN PSIKOLOGI DIBIDANG KRIMINAL PERAN PSIKOLOGI DIBIDANG KRIMINAL Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu instansi / lembaga yang menangi proses penegakan hukum yang ada di Indonesia penyidikan. Dalam pelaksanaan proses

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi

BAB I PENDAHULUAN. tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk kelangsungan hidup. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya sekedar tempat hidup, tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan peraturan berupa norma yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR Oleh : Ni Putu Putrika Widhi Susmitha I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Program Kekhususan

Lebih terperinci

Yogyakarta, 20 Februari : 121/A.20/II/Nusa.Hk-2017 : Pelatihan Hukum Kesehatan : 1 bendel ToR Kegiatan

Yogyakarta, 20 Februari : 121/A.20/II/Nusa.Hk-2017 : Pelatihan Hukum Kesehatan : 1 bendel ToR Kegiatan Yogyakarta, 20 Februari 2017 Nomor Perihal Lampiran : 121/A.20/II/Nusa.Hk-2017 : Pelatihan Hukum Kesehatan : 1 bendel ToR Kegiatan Kepada Yth. Direktur Rumah Sakit di seluruh wilayah Indonesia Dengan hormat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Modul ke: STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Disampaikan pada perkuliahan ETIK UMB kelas PKK Fakultas TEKNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEKNIK INDUSTRI www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kecurangan merupakan hal yang serius dan menjadi perhatian saat ini, karena siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan I. PEMOHON Barisan Advokat Bersatu (BARADATU) yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ), antara lain menggariskan beberapa ciri khas dari negara hukum, yakni :

I. PENDAHULUAN ), antara lain menggariskan beberapa ciri khas dari negara hukum, yakni : I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 (selanjutnya disingkat UUD 1945) menentukan secara tegas, bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum (Pasal 1 ayat

Lebih terperinci

Lampu Kuning Negara Hukum Indonesia

Lampu Kuning Negara Hukum Indonesia Ringkasan Eksekutif Indeks Persepsi Negara Hukum Indonesia (Indonesia Rule of Law Perception Index) Indonesian Legal Roundtable 2012 Lampu Kuning Negara Hukum Indonesia Akhir-akhir ini eksistensi Negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagai mana yang diatur dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagai mana yang diatur dalam Undang- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagai mana yang diatur dalam Undang- Undang Dasar 45 Pasal 1 ayat 3, serta ketentuan pada Pasal 28D ayat 1, setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi sebenarnya termasuk penyakit universal, sebab hampir seluruh negara dihinggapi penyakit ini, terlebih lagi pada negara yang sedang berkembang dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi di dalam era reformasi banyak terjadi di Indonesia, khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah satu bentuk tindakan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan I. PEMOHON Raja Bonaran Situmeang Kuasa Hukum Dr. Teguh Samudera, SH., MH.,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Aldy Christian Tarigan ( )

ABSTRAK. Aldy Christian Tarigan ( ) ABSTRAK PERANAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL DALAM MENGAWASI PEREDARAN UANG PALSU DAN TANGGUNG JAWAB BANK PEMILIK MESIN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) YANG DIJADIKAN SARANA PEREDARAN UANG PALSU DIKAITKAN

Lebih terperinci

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017 TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( STUDI DALAM LEMBAGA TERKAIT DI MEDAN ) SKRIPSI

PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( STUDI DALAM LEMBAGA TERKAIT DI MEDAN ) SKRIPSI PROSES PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI ( STUDI DALAM LEMBAGA TERKAIT DI MEDAN ) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

Lebih terperinci

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT Permasalahan Terkait Kejahatan SDA-LH Karakteristik kejahatan SDA-LH: Kejahatan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan adalah upaya sadar untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi individu yang dilakukan secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan wilayah karena dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai merupakan suatu indikasi keberhasilan suatu proses belajar mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP EMITEN DAN INVESTOR

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP EMITEN DAN INVESTOR TESIS AKIBAT HUKUM PEMBATALAN INITIAL PUBLIC OFFERING TERHADAP EMITEN DAN INVESTOR OLEH: HERNY WAHDANIYAH WAHAB, S.H. NIM: 031314253110 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran matematika diharapkan akan menambah

Lebih terperinci

HUKUM, POLITIK DAN ETIKA. Oleh :

HUKUM, POLITIK DAN ETIKA. Oleh : HUKUM, POLITIK DAN ETIKA Oleh : Iwan Darmawan, SH., MH. (Dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Indonesia) Perseteruan Polisi dan KPK terus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kondisi sosial budaya dan politik suatu negara berkembang untuk menuju sistem

I. PENDAHULUAN. kondisi sosial budaya dan politik suatu negara berkembang untuk menuju sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pula terhadap kondisi sosial budaya dan politik suatu negara berkembang untuk menuju sistem pemerintahan

Lebih terperinci