IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter Kuile No.199, yang kemudian berubaha nama menjadi PT. Goodyear Indonesia berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondang No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli Anggaran dasar perubahan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir adalah pada tanggal 16 Juni 1997 berdasarkan Akta Notaris No. 48 Mudofir Hadi, SH, dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.1/1995 dan Peraturan Pasar Modal. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT Th.98 tanggal 9 Maret Perusahaan bergerak dalam bidang industri ban untuk kendaraan bermotor, penyaluran dan ekspor ban. Perusahaan mulai beroperasi dalam bidang usaha perdagangan ban pada tahun Pabrik perusahaan dibangun pada tahun 1935 di Bogor sebagai pabrik ban pertama di Indonesia. Kantor pusat perusahaan berdomisili di Bogor. Pada tanggal 10 November 1980, perusahaan menawarkan lembar sahamnya dengan nilai nominal sebesar Rp.1000,- per lembar saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada tanggal 20 Desember 2000 perusahaan mendaftarkan lembar sahamnya yang dimiliki oleh The Goodyear tire & Rubber Company (GTRC) ke BEJ. Sejak tanggal 2 Januari 2001, seluruh saham perusahaan telah tercatat secara resmi di BEJ Visi dan Misi Perusahaan Visi PT. Goodyear Indonesia, Tbk adalah menjadi perusahaan yang terbaik di bidang industri ban dan karet di seluruh dunia. Misi PT. Goodyear Indonesia, Tbk adalah Menjadi pemimpin di bidang industri ban dan

2 37 pemasarannya. Sedangkan untuk menjadi bagian yang terbaik di dunia, nilai-nilai Goodyear secara keseluruhan dirangkum dalam satu kalimat Protect Our Good Name Strategi Perusahaan Strategi yang dijalankan PT. Goodyear Indonesia, Tbk dalam menjalankan aktivitasnya dibidang produsen ban terkemuka yaitu fokus pada strategi jangka panjang. Strategi jangka panjang tersebut adalah Fokus pada ciri keunggulan inovasi dalam setiap produk, Peningkatan kompetensi perseroan dalam penciptaan produk yang berwawasan lingkungan, pengembangan keahlian dan teknologi untuk penetrasi usaha pada pasar produk turunan karet lainnya, perluasan pangsa pasar diversifikasi target konsumen, peningkatan pembukaan Goodyear branded outlet baru, peningkatan penerapan Continous Improvement System di seluruh lini produksi, memastikan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan komitmen pada standar keselamatan kerja dan konsistensi peningkatan kompetensi sumberdaya manusia. Strategi tersebut dijalankan untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Dengan meningkatnya kapasitas produksi dengan kualitas yang baik diharapkan mampu meningkatkan penjualan ekspor ke berbagai negara Struktur Organisasi Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari kelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstuktur dengan cara tertentu sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Struktur organisasi PT. Goodyear Indonesia Tbk. bersifat fleksibel, karena hampir setiap tahun susunan organisasinya mengalami perubahan, maksudnya untuk menyesuaikan dengan keadaan, seperti kemajuan atau kemunduran yang telah dialami atau dicapai perusahaan didalam menjalankan usahanya. Adapun bentuk struktur organisasinya PT. Goodyear Indonesia Tbk. berbentuk Line and Staff Organization (Gambar 3) dan uraian mengenai struktur organisasi PT.

3 38 Goodyear Indonesia Tbk. menurut tanggung jawab masing-masing departemen sebagai berikut : Gambar 3. Struktur Organisasi 4.2. Perkembangan Keuangan Perusahaan Untuk menilai perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun digunakan analisis trend, dengan melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan jika dibandingkan dengan pos yang sama pada tahun dasar. Periode pengamatan adalah lima tahun, yaitu tahun Tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2006 yang merupakan tahun pertama periode pengamatan analisa perkembangan perusahaan. Dalam penelitian ini, analisis trend merupakan alat analisa pendukung yang dijadikan dasar dalam mengintrepetasikan hasil dari analisis kinerja yang dihasilkan dalam analisis rasio, baik analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas maupun aktivitas.

4 39 Sehingga komponen-komponen yang dilihat dalam analisis trend adalah komponen yang digunakan dalam analisis rasio. Hasil analisis trend terhadap laporan neraca dan laporan rugi laba dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Perkembangan Neraca Struktur permodalan PT. Goodyear Indonesia,Tbk didanai oleh hutang dan modal sendiri. Dilihat dari laporan neraca perusahaan, pendanaan banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri (ekuitas). Komponen hutang yang ada pada perushaan meliputi hutang lancar dan hutang tidak lancar. Komponen hutang lancar meliputi hutang usaha, uang muka dari pihak hubungan istimewa, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, hutang dividen, pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo, kewajiban diestimasi produk dan penyisihan imbalan kerja. Sedangkan komponen hutang tidak lancar meliputi hutang lain-lain dari pihak hubungan istimewa, pinjaman jangka panjang dan penyisihan imbalan kerja. Dan komponen modal sendiri pada perusahaan terdiri dari modal disetor yang berbentuk lembaran saham dan saldo laba. Analisis trend terhadap laporan neraca dilakukan terhadap komponenkomponen yang digunakan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kondisi keuangan jangka pendek dilihat dari komponen yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan, yaitu hutang lancar dan aktiva lancar. Sementara, kondisi keuangan jangka panjang dilihat dari komponen yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan, yaitu hutang, aktiva dan modal. Pada Gambar 4, terlihat bahwa analisa trend dengan menggunakan tahun dasar terhadap komponen-komponen laporan neraca yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan, aktiva lancar cenderung mengalami peningkatan, namun tidak begitu signifikan. Peningkatan yang paling besar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 169,31 persen, dimana peningkatan ini disebabkan karena kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, tagihan restitusi pajak serta persediaan. Pada tahun 2010 dapat dilihat bahwa jumlah kenaikan yang terbesar terjadi pada tagihan restitusi pajak, piutang

5 40 usaha dan piutang lain-lain serta persediaan perusahaan yang mengalami peningkatan 2 kali lipat, hal ini disebabkan karena penjualan barang. Gambar 4. Perkembangan Komponen Likuiditas Terhadap Laporan Neraca PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Selama tahun , hutang lancar cenderung mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing sebesar 306,20 sebesar 421,60 persen. Peningkatan ini terjadi karena hutang usaha hutang lain-lain perusahaan yang mengalami peningkatan masingmasing 2 kali lipat dan 3 kali lipat dari tahun dasarnya. Hal ini disebabkan karena pembelian suku cadang mesin sehubungan dengan perluasan kapasitas produksi perusahaan. Hutang pajak perusahaan mengalami peningkatan yang begitu besar terjadi pada tahun Dalam jangka waktu lima tahun ( ), perusahaan terus mengalami pertambahan investasi dalam aktiva tetap yang didanai oleh pinjaman (hutang). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa dengan analisis trend jumlah aktiva tetap mengalami kecenderungan meningkat, terutama pada tahun 2009 dan 2010 yang disebabkan investasi yang dilakukan perusahaan berupa gedung dan mesin dalam rangka perluasan kapasitas produksi dan mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

6 41 Aktiva Tetap Total Hutang Modal Sendiri Total Aktiva Trend (%) 550,00 500,00 450,00 400,00 350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00-501,93 397,13 417,93 410,25 431,08 422,70 224,76 247,91 252,90 172,77 161,35 147,69 148,07 100,00 106,50 127,44 105, Tahun Gambar 5. Perkembangan Komponen Solvabilitas dan Aktiva Tetap Terhadap Laporan Neraca PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Berdasarkan analisis trend dengan menggunkan tahun dasar terhadap komponen-komponen laporan neraca yang mencerminkan solvabilitas perusahaan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam dua tahun terakhir dengan laju peningkatan terbesar terjadi dalam komponen aktiva tetap, total hutang, total aktiva dan modal sendiri. Dalam Gambar 5, terlihat peningkatan terbesar terjadi pada komponen aktiva tetap tahun 2009 dan 2010 yang meningkat masing-masing sebesar 501,93 persen dan 431,08 persen dari tahun dasarnya. Untuk total hutang peningkatan terbesar terjadi dari tahun yaitu sebesar 4 kali lipat dari tahun dasarnya. Kenaikan yang besar ini dikarenakan perusahaan mempunyai hutang kepada pihak hubungan istimewa. Selanjutnya peningkatan total aktiva terbesar terjadi pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 247,91 persen dan 252,90 persen dari tahun dasarnya yang dikarenakan karena kenaikan kas dan setara kas dan aktiva tetap. Sedangkan peningkatan komponen modal sendiri lebih disebabkan karena peningkatan saldo laba Perkembangan Rugi Laba Analisis trend terhadap laporan rugi laba perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Komponen-komponen tersebut adalah nilai pendapatan usaha, harga pokok penjualan, beban usaha dan laba bersih.

7 42 Penjualan Beban Usaha Harga Pokok Penjualan Laba Bersih Trend (%) 500,00 450,00 400,00 350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00-476,78 263,06 166,95 177,36 177,32 174,59 110,83 126,68 131,59 108,66 127,97 111,30 105,87 122,44 133,39 100,00 3, Tahun Gambar 6. Perkembangan Terhadap Laporan Rugi Laba PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Pada Gambar 6 terlihat bahwa penjualan cenderung mengalami peningkatan, namun peningkatan penjualan tidak terlalu besar dari tahun dasar. Peningkatan penjualani juga diikuti dengan peningkatan harga pokok penjualan yang hampir sama besar dengan penjualan. Berbeda dengan penjualan dan harga pokok penjualan yang mengalami peningkatan, beban usaha mengalami perubahan yang fluktuatif peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2010, hal ini disebabkan karena peningkatan beban umum dan administrasi perusahan masing-masing sebesar 186,72 persen dan 166,97 persen dari tahun dasarnya. Peningkatan beban usaha tersebut disebabkan meningkatnya biaya iklan dan promosi yang dilakukan untuk meningkatan penjualan. Terlihat pada Gambar 6, bahwa peningkatan laba bersih juga mengalami perubahan yang fluktuatif. Dapat terlihat bahwa pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan laba bersih dan hanya memperoleh laba bersih sebesar 3,20 persen. Hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan yang dilakukan perusahaan juga diikuti oleh peningkatan harga pokok penjualan dan beban usaha perusahaan. Selain itu pada tahun 2008 perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2008 Indonesia mengalami krisis ekonomi hingga melemahnya Rupiah (Rp) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dan kurs yang berlaku pada tahun 2008 adalah 1$ = Rp Pada tahun 2009 kembali memperoleh laba

8 43 bersih masing-masing sebesar 476,78 persen. Pada tahun ini perusahaan memperoleh keuntungan selisih kurs yang sangat besar dengan kurs yang berlaku 1$ = Rp 9.400, Proyeksi Keuangan Perusahaan Analisis peramalan digunakan dalam menentukan proyeksi keuangan perusahaan untuk tahun Dilihat dari uji pola data yang dilakukan dengan Time Series Out untuk komponen neraca dan rugi laba menunjukkan bahwa pola data untuk komponen neraca dan rugi laba tidak stasioner. Diketahui bahwa adanya trend pada data, maka penggunaan peramalan yang tepat untuk data yang tidak stasioner akan lebih tepat jika menggunakan metode Double Exponential Smoothing. Hasil uji pola data neraca dan rugi laba dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Sedangkan untuk peramalan kebutuhan keuangan yang digunakan dengan metode double exponential smoothing untuk neraca dan rugi laba tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada lampiran 8 dan Neraca Analisis forecasting atau peramalan terhadap komponen neraca dilakukan untuk melihat kondisi keuangan di masa yang akan datang, yaitu untuk periode 2011 dan Komponen tersebut adalah aktiva lancar, aktiva tetap, hutang lancar, hutang tidak lancar dan ekuitas perusahaan. Analisis terhadap komponen neraca ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dana untuk masing-masing komponen. 1. Aktiva Lancar Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi aktiva lancar di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut :

9 44 Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi aktiva lancar untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Berikut ini adalah grafik peningkatan aktiva lancar periode 2011 dan 2012: Gambar 7. Proyeksi Aktiva Lancar Tahun 2011 dan Aktiva Tetap Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi aktiva tetap di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi aktiva tetap untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012

10 45 sebesar Rp Berikut ini adalah grafik peningkatan aktiva tetap tahun 2011 dan 2012: Gambar 8. Proyeksi Aktiva Tetap Tahun 2011 dan Hutang Lancar Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi hutang lancar di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Gambar 9. Proyeksi Hutang Lancar Tahun 2011 dan 2012 Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan

11 46 dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi hutang lancar untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Hutang Tidak Lancar Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi hutang tidak lancar di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi hutang tidak lancar untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Gambar 10. Proyeksi Hutang Tidak Lancar Tahun 2011 dan 2012

12 47 5. Ekuitas Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi ekuitas di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi ekuitas untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Gambar 11. Proyeksi Ekuitas Tahun 2011 dan Rugi Laba Analisis forecasting atau peramalan terhadap komponen rugi laba dilakukan untuk mengetahui komponen rugi laba periode 2011 dan Adapun komponen yang akan di ramal adalah penjualan, harga pokok penjualan, biaya usaha serta laba bersih. Analisis terhadap komponen neraca

13 48 ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dana untuk masing-masing komponen. 1. Penjualan Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi penjualan di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi penjualan untuk tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Gambar 12. Proyeksi Penjualan Tahun 2011 dan Harga Pokok Penjualan Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi harga pokok penjualan di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut :

14 49 Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi harga pokok penjualan tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Gambar 13. Proyeksi HPP Tahun 2011 dan Biaya Usaha Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi biaya usaha di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling

15 50 kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi biaya usaha tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Gambar 14. Proyeksi Biaya Usaha Tahun 2011 dan Laba Bersih Untuk mengetahui parameter yang akan digunakan, maka dilakukan pengujian dengan α = 0,2 dan β = 0,2 serta α = 0,4 dan β = 0,3 untuk memprediksi laba bersih di masa mendatang. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Gambar 15. Proyeksi Laba Bersih Tahun 2011 dan 2012

16 51 Berdasarkan tingkat perbandingan akurasi, dapat dilihat bahwa tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih tepat digunakan dibandingkan dengan α sebesar 0,4 dan β sebesar 0,3. Hal ini dibuktikan dengan forecast errornya, dimana MAPE, MAD dan MSD nya paling kecil. Dengan demikian diperoleh data mengenai proyeksi laba bersih tahun 2011 adalah Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Komposisi Keuangan Perusahaan Analisis persentase per komponen atau analisis vertikal adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui proporsi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Selain itu, untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah pendapatan perusahaan. Dalam penelitian ini, analisis persentase per komponen juga merupakan analisis pendukung dari analisis rasio yang digunakan dalam mengintrepetasikan hasil analisis rasio. Hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dan rugi laba dilihat pada lampiran 10 dan Komposisi Neraca Analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dilakukan terhadap komponen-komponen yang digunakan dalam analisis rasio untuk melihat kondisi likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Komponen tersebut adalah total aktiva, total hutang dan modal sendiri. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana perubahan yang terjadi pada tiaptiap pos dalam laporan neraca dan juga untuk melihat struktur permodalan perusahaan serta proporsi investasi pada aktiva perusahaan. Berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca menunjukkan bahwa pada sisi aktiva, komponen aktiva tetap memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar untuk periode Hal ini disebabkan karena menurunnya persediaan yang dimiliki perusahaan dan piutang. Berbeda dengan aktiva lancar, aktiva tetap terus mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan

17 52 selama periode lebih banyak mengalokasikan dananya untuk melakukan investasi jangka panjang, dalam hal ini adalah gedung dan mesin untuk perluasan produksi. Perkembangan dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 16. Proporsi Terhadap Total Aktiva (%) 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 - Aktiva Lancar Aktiva Tetap 68,07 64,65 56,71 56,42 43,29 43,58 31,93 35,35 54,43 45, Tahun Gambar 16. Perkembangan Proporsi Komponen Aktiva Terhadap Total Aktiva PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Sedangkan untuk komponen passiva selama lima tahun terakhir ( ), sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang serta modal. Proporsi hutang rata-rata adalah sebesar 56,89 persen, sedangkan rata-rata untuk modal adalah sebesar 43,11 persen, sedikit lebih kecil dari hutangnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir perusahaan lebih banyak menggunakan hutang untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan. Perkembangan proporsi passiva dapat dilihat pada Gambar 17.

18 53 Total Hutang Total Modal Sendiri Proporsi Terhadap Total Aktiva (%) 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00-61,83 70,98 63,17 63,80 48,33 51,67 38,17 29,02 36,83 36, Tahun Gambar 17. Perkembangan Proporsi Komponen Passiva Terhadap Total Passiva PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Komposisi Rugi Laba Dalam analisis persentase per komponen terhadap laporan rugi laba, komponen yang dilihat adalah komponen yang digunakan untuk menilai kondisi profitabilitas perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk melihat proporsi biaya yang terjadi dihubungkan dengan nilai pendapatan (penjualan) perusahaan. Beban Usaha laba Kotor Pendapatan/Beban Lain-lain Harga Pokok Penjualan Laba Bersih Proporsi Terhadap Pendapatan (%) ,47 89,68 92,4 85,1 90,06 4,92 8,53 4,94 10,32 14,9 2,59 3,89 4,11 7,6 4,99 9,37 0,12 0,23 0,07 3,19 4,92 9,94 3, Tahun Gambar 18. Perkembangan Proporsi Komponen Rugi Laba Terhadap Pendapatan Usaha (Penjualan) PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Pada Gambar 18, dapat dilihat bahwa komponen harga pokok penjualan merupakan komponen dengan proporsi pengurang terbesar terhadap total penjualan. Terlihat bahwa proporsi harga pokok penjualan

19 54 terhadap penjualan yang rata-ratanya sebesar 89,74 persen. Hal ini menunjukkan besarnya proporsi penjualan yang terserap ke dalam komponen harga pokok penjualan. Hal itu tentu akan menyebabkan proporsi laba kotor mengikuti arah yang berlawanan. Selain komponen harga pokok penjualan, komponen biaya yang memiliki proporsi terbesar kedua terhadap penjualan adalah beban usaha dengan nilai rata-rata sebesar 4,77 persen. Pada pos beban usaha menunjukkan proporsi yang cenderung sama, walaupun di tahun 2008 perusahaan mampu menekan beban usaha perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berupaya untuk terus menjaga dan melakukan efisiensi biaya dalam kegiatan operasionalnya. Proporsi laba bersih cenderung mengalami peningkatan walaupun tidak begitu besar. Perusahaan mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,07 persen, hal ini disebabkan karena tingginya harga pokok penjualan dan terjadi kerugian atas selisih kurs. Laba bersih kembali mengalami peningkatan terbesar yaitu pada tahun 2009 yaitu sebesar 9,37 persen. Peningkatan ini lebih disebabkan karena rendahnya proporsi beban usaha dan harga pokok penjualan di tahun tersebut. Sedangkan di tahun 2010 laba bersih yang diperoleh perusahaan kembali menurun yaitu sebesar 3,84 persen Kinerja Perusahaan PT. Goodyear Indonesia, Tbk Analisis rasio digunakan untuk menilai tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas PT. Goodyear Indonesia Tbk. Melalui hasil analisis ini aka diperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan pada tahun Dalam mengintrepetasikan angka rasio, dipergunakan hasil yang diperoleh dari analisis trend dan analisis persentase per komponen. Hasil analisis rasio terhadap laporan neraca dan rugi laba dapat dilihat pada lampiran Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas akan menunjukkan posisi keuangan jangka pendek perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

20 55 memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih atau jatuh tempo. Hubungan antara pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar dalam neraca merupalkan komponen yang penting dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Perkembangan rasio likuiditas aktual perusahaan dengan standard yang ditetapkan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Perkembangan Rasio Likuiditas Tahun Kondisi Rasio Tahun Ratarata Aktual Lancar 215,19 135,24 148,79 90,48 86,42 135,22 Cepat 144,71 84,45 98,38 49,55 51,32 85,68 Standard Lancar 201,00 123,00 110,00 77,00 86,00 119,40 Cepat Dilihat dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perkembangan rasio likuiditas perusahaan semakin menurun. Hal ini juga terlihat pada Grafik trend perkembangan nilai rasio likuiditas pada Gambar 19. Current ratio Quick ratio Persentase (%) 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 215,19 144,71 135,24 84,45 148,79 98,38 90,48 86,42 49,55 51, Tahun Gambar 19. Perkembangan Rasio Likuiditas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode Bila dilihat perkembangannya, secara umum rasio likuiditas PT. Goodyear Indonesia Tbk mengalami perubahan secara fluktuatif setiap tahunnya. Analisis likuiditas dengan menggunakan rasio diatas menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan sedikit kurang

21 56 baik dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat dilihat perkembangan yang cenderung menurun. a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendeknya. Dilihat dari lima tahun terakhir ( ), rasio lancar perusahaan menunjukkan perkembangan yang semakin menurun. Rata-rata rasio lancar PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 135,22 persen. Angka ini berada diatas standar rata-rata rasio lancar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 119,40 persen. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,35,-. Dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan cukup baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dibandingkan dengan rata-rata standar perusahaan sebesar Rp. 1,19,-. Perkembangan nilai rasio ini dipengaruhi oleh perkembangan aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan. Jumlah hutang lancar selama lima tahun pengamatan menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai aktiva lancar perusahaan. Pada periode 2010, nilai hutang lancar mendekati nilai aktiva lancarnya sehingga didapatkan nilai rasio lancarnya paling kecil daripada tahun-tahun lainnya yaitu sebesar 86,42 persen. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Dalam rasio ini persediaan tidak diperhitungkan dengan anggapan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang iliquid atau lambat untuk dicairkan menjadi uang kas. Dapat dilihat bahwa rasio cepat mengalami kecenderungan yang semakin menurun. Penurunan ini terjadi karena perusahaan mengalami kenaikan total kewajiban lancar perusahaan yang disebabkan hutang usaha, hutang lain-lain dan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan harus segera dipenuhi perusahaan. Begitu juga dengan aktiva lancar

22 57 tanpa persediaan yang mengalami peningkatan sebanding dengan kenaikan hutang lancar. Sehingga rasio ini cenderung mengalami penurunan karena peningkatan aktiva juga diikuti dengan peningkatan hutang lancar perusahaan. Dari hasil analisis rasio ini, rata-rata rasio cepat PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 85,68 persen yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,85,- aktiva lancar tanpa persediaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mendanai hutang lancar nya kepada kreditur Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau memenuhi kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Tabel 3. Perkembangan Rasio Solvabilitas Tahun Tahun Ratarata Kondisi Rasio Aktual Standard Hutang 38,17 48,33 70,98 63,17 63,80 56,89 Hutang thp Ekuitas 61,73 93,53 244,53 171,49 176,23 149,50 Hutang Jk Panjang thp 10,57 12,37 143,62 65,42 30,57 52,51 Ekuitas Ekuitas thp Total Aktiva 61,83 51,67 29,02 36,83 36,20 43,11 Hutang 38,00 48,00 71,00 66,00 64,00 57,40 Hutang thp Ekuitas 62,00 94,00 245,00 191,00 176,00 153,60 Hutang Jk Panjang thp ,00 66,00 45,00 44,60 Ekuitas Ekuitas thp Total Aktiva Bagi para pemegang saham dan kreditur, tingkat solvabilitas ini sangat penting karena akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menanggung seluruh beban hutang dan jaminan untuk para pemegang

23 58 saham jika perusahaan dilikuidasi. Data-data pada pos aktiva, hutang serta ekuitas digunakan untuk mengetahui tingkat stabilitas keuangan untuk jangka panjang. Penilaian tingkat solvabilitas PT. Goodyear Indonesia, Tbk dilakukan dengan menggunakan rasio hutang, rasio hutang terhadap ekuitas, rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas dan rasio ekuitas terhadap total aktiva. Data perkembangan rasio solvabilitas dapat dilihat pada Tabel 3 diatas. Sedangkan trend grafik perkembangan rasio solvabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk dapat dilihat pada Gambar 20. Rasio Hutang Rasio Hutang Jk Panjang thp Ekuitas Rasio Hutang thp Ekuitas Rasio Ekuitas thp Total Aktiva Persentase (%) 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00-244,53 171,49 176,23 143,62 93,53 61,73 61,83 70,98 63,17 65,42 63,80 38,17 48,33 51,67 29,02 36,83 36,20 30,57 10,57 12, Tahun Gambar 20. Perkembangan Rasio Solvabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio hutang digunakan untuk menunjukkan banyaknya jumlah aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman (hutang). Selama periode nilai rata-rata rasio ini sebesar 56,89 persen. Yang artinya aktiva yang dibiayai oleh pinjaman adalah sebesar 56,89 persen sedangkan 43,11 persen dibiayai oleh modal. Rasio ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata standar rasio hutang yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 57,40 persen. Kondisi ini menunjukkan resiko yang tidak terlalu besar ditanggung perusahaan. Karena perbedaan

24 59 aktiva yang dibiayai hutang dan aktiva yang dibiayai modal tidak terlalu jauh bedanya. Dilihat dari Gambar 20, terlihat adanya fluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat di tahun Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berani mengambil resiko dengan melakukan pinjaman yang lebih besar untuk membiayai aktivanya karena adanya perluasan kapasitas produksi, sedangkan di tahun relatif menurun dan stabil. b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt/Equity ratio) Rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Perkembangan rasio ini menunjukkan trend yang berfluktuatif setiap tahunnya. Nilai rata-rata untuk rasio ini selama lima tahun terakhir adalah 149,50 persen, yang artinya setiap Rp. 1,00,- modal perusahaan digunakan untuk menjamin Rp. 1,49,-. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menjamin kewajiban perusahaan dengan modal sendiri apabila perusahaan dilikuidasi, walaupun rata-rata rasio ini berada dibawah standard yang ditetapkan oleh perusahaan. Dilihat dari Gambar 20, rasio ini terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena komponen hutang mengalami peningkatan yang dikarenakan adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan perusahaan untuk membiayai perluasan kapasitas produksi. c. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva dan juga merupakan jaminan modal sendiri terhadap hutang jangka panjang. Nilai rata-rata rasio ini selama periode adalah sebesar 52,51 persen, yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp. 0,52,- hutang jangka panjangnya dengan Rp. 1.00,- modal sendiri.

25 60 Rasio ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 143,62 persen jauh diatas standar rasio perusahaan yaitu sebesar 112 persen. Kenaikan ini terjadi karena hutang jangka panjang perusahaan mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan modal. Peningkatan hutang jangka panjang perusahaan disebabkan karena adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan perusahaan yang sebagian besarnya digunakan untuk membiayai pengembangan kapasitas produksi perusahaan. d. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva Rasio perbandingan antara modal sendiri dengan total aktiva mencerminkan besarnya proporsi jumlah aktiva yang dibiayai dari pinjaman dan modal sendiri, disamping menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur. Nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan menunjukkan penurunan selama lima periode analisa. Rata-rata nilai rasio ini adalah 43,11 persen. Angka ini berarti bahwa selama lima tahun pengamatan 43,11 persen aktiva dibiayai dari modal sendiri, sedangkan 56,89 persen dibiayai dari pinjaman Rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Selain itu juga dapat mengetahui efisiensi perusahaan dalam penggunaan atau pengelolaan modal yang dimiliki. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi perusahaan serta memperkecil kemungkinan kebangkrutan. Analisis profitabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan menggunakan rasio marjin laba kotor, marjin laba bersih, rasio tingkat pengembalian investasi dan rasio tingkat pengembalian ekuitas. Perkembangan rasio profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

26 61 Tabel 4. Perkembangan Rasio Profitabilitas Tahun Tahun Ratarata Kondisi Rasio Aktual Gross Profit 8,53 10,32 7,60 14,90 9,94 10,26 Net Profit 2,59 3,89 0,07 9,37 3,84 3,95 ROE 9,03 14,16 0,27 29,15 16,04 13,73 Standard ROI 5,58 7,31 0,08 10,74 5,81 5,90 Gross Profit 9,00 10,00 8,00 16,00 10,00 10,60 Net Profit 3,00 4,00-9,00 4,00 4,00 ROE 9,00 14,00-29,00 16,00 13,60 ROI Sedangkan Grafik trend perkembangan nilai rasio profitabilitas dapat dilihat pada Gambar 21. Rasio Marjin Laba Kotor Rasio Marjin Laba Bersih Persentase (%) 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 - ROE ROI 29,15 14,16 14,90 16,04 9,03 8,53 10,32 9,94 7,60 9,37 10,74 5,58 7,31 2,59 3,89 5,81 3,84 0,27 0,08 0, Tahun Gambar 21. Perkembangan Rasio Profitabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode a. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin Ratio) Rasio marjin laba kotor (Gross Profit Margin Ratio) memberikan informasi mengenai laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan yang dilakukan. Perkembangan rasio marjin laba kotor PT. Goodyear Indonesia Tbk menunjukkan nilai yang berfluktuatif. Dilihat dari Gambar 21 tren rasio menunjukkan kecenderungan meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun

27 yaitu sebesar 14,90 persen. Sedangkan rata-rata rasio marjin laba kotor PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 10,26 persen, yang artinya setiap Rp. 1,00,- penjualan yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp. 0,1026,-. Rata-rata rasio marjin laba kotor yang diperoleh perusahaan periode sedikit lebih rendah dari standar rasio yang ditetapkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terus melakukan efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual untuk mendapatkan laba kotor. b. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Rasio marjin laba bersih (net profit margin ratio) menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Selama lima tahun pengamatan, nilai rasio ini menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Rata-rata rasio ini selama lima tahun pengamatan adalah sebesar 3,95 persen, artinya setiap Rp. 1,00,- penjualan perusahaan akan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,0395,-. Pada tahun 2008, rasio ini menunjukkan nilai yang sangat jauh dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar 0,07 persen. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut pereusahaan mengalami kerugian selisih kurs dalam kegiatan operasional perusahaan. Pada tahun 2009, rasio ini mengalami peningkatan yang paling besar, yaitu sebesar 9,37 persen. Kondisi peningkatan tersebut menunjukkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Peningkatan yang terjadi pada nilai penjualan belum tentu dapat meningkatkan marjin laba bersih karena harus memperhitungkan faktor-faktor pengurang yang biasanya turut mengalami kenaikan seiring dengan naiknya nilai penjualan. Bila efisiensi dalam harga pokok penjualan maupun beban usaha tidak ditingkatkan, maka kenaikan pendapatan justru akan memperbesar beban atau biaya yang timbul.

28 63 c. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) Rasio tingkat pengembalian ekuitas mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan usaha. Dalam lima tahun pengamatan, nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai rata-rata 13,73 berada diatas standar perusahaan yang hanya 13,60 persen. Yang artinya dalam setiap Rp. 1,00,- modal sendiri yang ditanamkan, perusahaan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,136,-. Pada rasio ini peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 29,15 persen. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan modal sendiri perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga pendapatan yang diterima pemilik perusahaan meningkat. Peningkatan nilai rasio ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang lebih besar dibandingkan peningkatan modal sendiri. d. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) Rasio tingkat pengembalian investasi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atas investasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan dan juga untuk melihat bagaimana efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai rata-rata 5,90 persen, yang berarti dalam setiap Rp. 1,00,- aktiva yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,0590,-. Rasio ini mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,74 persen, hal ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang berkaitan dengan nilai pendapatan usaha dan pendapatan lainnlain. ROI merupakan rasio yang umumnya ingin diketahui oleh para investor sehingga besar kecilnya nilai ROI merupakan daya tarik bagi investor untuk menanam investasi dalam usaha Rasio Aktivitas Analisis rasio aktivitas dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran tingkat

29 64 aktivitas perusahaan dilakukan dengan menilai tingkat perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan periode pengumpulan piutang. Perkembangan rasio aktivitas dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Perkembangan Rasio Aktivitas Tahun Tahun Kondisi Rasio Aktual Standard Perputaran Total Aktiva Perputaran Aktiva Tetap Perputaran Piutang Periode PengplnPiutang Perputaran Total Aktiva Perputaran Aktiva Tetap Perputaran Piutang Periode Pengumpulan Piutang Ratarata 2,16 1,88 1,22 1,15 1,51 1,58 6,76 4,34 2,16 1,77 2,78 3,56 7,60 8,22 11,80 11,54 10,16 9,86 47,35 43,82 30,51 31,20 35,42 37,66 2,16 1,88 1,22 1,09 1,51 1, Sedangkan grafik trend perkembangan nilai rasio aktivitas ini dapat dilihat pada Gambar 22. Pada gambar 22 menunjukkan kondisi rasio aktivitas perusahaan berdasarkan data aktual. Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Aktiva Tetap Periode Pengumpulan Piutang Persentase (%) ,35 43,82 30,51 31,2 35,42 11,8 11,54 7,6 6,76 8,22 10,16 2,16 4,34 1,88 2,16 1,22 1,77 1,15 2,78 1, Tahun Gambar 22. Perkembangan Rasio Aktivitas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode

30 65 a. Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio perputaran total aktiva menunjukkan tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk menciptakan penjualan (pendapatan) dan memperoleh laba. Rasio perputaran total aktiva dapat menunjukkan apakah suatu perusahaan sudah dapat menghasilkan nilai penjualan sesuai dengan total aktiva yang dimilikinya. Perkembangan nilai perputaran total aktiva selama lima tahun pengamatan menunjukkan perubahan secara fluktuatif setiap tahunnya. Nilai rata-rata perputaran total aktiva selama lima tahun periode pengamatan adalah sebesar 1,58 kali, artinya setiap Rp. 1,00,- total aktiva yang dimanfaatkan akan menghasilkan penjualan sebesar Rp. 1,58,-. Nilai ini sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebanyak 1,57 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah memanfaatkan aktivanya dengan baik dalam rangka menghasilkan pendapatan. b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio perputaran aktiva tetap menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam usaha memperoleh penjualan. Selama lima tahun pengamatan ( ), nilai rasio ini mengalami kecenderungan yang menurun dengan nilai rata-rata sebesar 3,56 kali. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap selama satu periode (1 tahun) berputar 3,56 kali atau setiap Rp. 1,00,- aktiva tetap yang dimanfaatkan perusahaan menghasilkan Rp. 3,56,- pendapatan usaha. c. Rasio Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang menunjukkan berapa kali perusahaan melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam satu periode. PT. Goodyear Indonesia Tbk mengeluarkan kebijakan penjualan kepada pihak ketiga dengan jaminan termin pembayaran antara 15 hari sampai 4 bulan. Sedangkan untuk pihak hubungan istimewa dengan termin 30 hari sampai 180 hari. Secara umum, nilai rata-rapa periode pengumpulan piutang ini adalah 9,86 kali atau sebanding dengan periode pengumpulan piutang 37,66 hari. Hal ini berarti dalam satu periode perusahaan mampu

31 66 melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak kurang lebih 9 kali. Keadaan tersebut masih dapat dikatakan baik karena pembayaran piutang masih berada pada batas waktu yang ditentukan perusahaan Analisis Du Pont Analisis Du Pont menunjukkan bagaimana rasio aktivitas dan profit marjin berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan serta tingkat pengembalian ekuitas (ROE) yang dihasilkan. ROE digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan dan untuk melihat efektifitas pengelolaan sumber daya untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang saham. Hasil analisis Du Pont PT. Goodyear Indonesia Tbk periode dapat dilihat pada Lampiran 13. Grafik trend perkembangan nilai ROE dan komponen yang mempengaruhinya dapat dilihat pada Gambar 23. Pada Gambar 23 terlihat bahwa perkembangan nilai ROE selama lima Tahun pengamatan pada PT. Goodyear Indonesia Tbk cenderung berfluktuasi dengan nilai rata-rata 13,73 persen. Pada tahun 2009 nilai ROE mengalami peningkatan terbesar, ini menunjukkan kinerja perusahaan yang meningkat. Hal ini disebabkan karena ROA mengalami peningkatan sebesar 10,74 persen dan proporsi hutang yang digunakan (rasio hutang) juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap ROE dan proporsi hutang juga memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan. Keadaan ROA yang meningkat pada tahun 2009 ini disebabkan karena peningkatan marjin laba bersih 9,37 persen dan perputaran total aktiva sebesar 1,15. Peningkatan laba bersih yang lebih besar dari pada peningkatan pendapatan ini meyebabkan marjin laba bersih meningkat. Peningkatan laba bersih disebabkan karena perusahaan melakukan efisiensi dalam penekanan biaya harga pokok penjualan dan beban-beban usaha.

32 67 Return On Equity (ROE) Return On Asset (ROA) 1- Rasio Hutang Persentase (%) ,15 14,16 16,04 9,03 10,74 5,58 7,31 5,81 0,62 0,52 0,29 0,27 0,08 0,37 0, Tahun Gambar 23.Perkembangan Nilai ROE dan Komponen yang Mempengaruhinya Pada PT.Goodyear Indonesia Tbk Periode Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Berdasarkan analisis trend, persentase per komponen, analisis rasio, serta analisis Du Pont selama lima periode pengamatan ( ) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu biaya harga pokok penjualan dan total hutang perusahaan. Selain itu ketergantungan perusahaan terhadap kreditur juga tinggi menyebabkan aktiva banyak dibiayai dari pinjaman. Selain itu kurs mata uang asing juga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan karena dalam kegiatan operasionalnya perusahaan lebih banyak menggunakan kurs mata uang asing khususnya dollar.

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Indonesia Trading Company (Persero) dikenal diluar negeri sebagai ITC yang menjadi singkatan dari Indonesia Trading Company, yang satusatunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT.Petrosea Tbk PT.Petrosea Tbk didirikan pada tahun 1972 dan semula dikenal sebagai PT.Petrosea International Indonesia, berdasarkan akta notaris Djojo Mulyadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE. ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK CATUR PUTRI LUTPIANDARI 11211595 Reni Diah Kusumawati, SE., MMSi PENDAHULUAN Pada saat ini kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan era ekonomi saat ini, setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur berdasarkan analisis ROI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

Contoh : (200) (250) 2.550

Contoh : (200) (250) 2.550 Rasio Profitabilitas Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

Analisa Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan Informasi Kondisi Keuangan Perusahaan Macam Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet) Laporan Rugi-Laba (Income Statement) Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Laporan Perubahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci