Motivasi Pertama mengikuti Marching Band

Transkripsi

1 Menilik manfaat kegiatan Oleh: Marko S Hermawan Apakah kegiatan marching band adalah sebuah kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi anggotanya? Pertanyaan ini seringkali muncul dalam benak kita apakah marching band menghabiskan waktu secara positif atau kah malah membuang waktu, energi, dan uang? Menjawab keingintahuan ini, saya berkesempatan untuk mengadakan penelitian mengenai hal ini, dan apakah kegiatan marching band ini dapat meningkatkan keilmuan di bidang-bidang tertentu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 saat berlangsung acara Camp, di Yogyakarta. Responden yang didapat berjumlah 181 orang, kesemuanya pemain marching band yang berasal hampir dari seluruh Indonesia (85% Jawa, Bali, Nusa Tenggara; 8% Sumatra; 5% Kalimantan; 1% dari luar Indonesia). Umur responden berkisar antara tahun, dan rata-rata sedang berkuliah di D3 atau S1 perguruan tinggi. Pertanyaan pertama adalah motivasi pertama untuk mengikuti marching band. Sebanyak 46% dari responden memilih karena ingin bermain musik, disusul dengan 20% ingin berkenalan dengan teman baru. Peringkat berikutnya adalah sebanyak 16% ikut marching band karena senang berorganisasi. Motivasi Pertama mengikuti 16% 10% 20% Berkenalan dengan teman baru Ingin bermain musik 8% Ikut teman lain bergabung 46% Senang berorganisasi Lainnya Pertanyaan berikutnya adalah menyangkut keilmuan yang didapat selama mengikuti kegiatan marching band. Hipotesa pertama adalah bahwa kegiatan marching band dapat meningkatkan kesadaran 1

2 beroganisasi, sehingga mereka belajar ilmu manajemen. Manajemen merupakan salah satu ilmu pengetahuan mengenai cara mengatur sebuah organisasi dan mengorganisasi sumber daya manusia. Berdasarkan temuan dalam survey ini, hampir semua pemain setuju bahwa di dalam organisasi marching band ditemukan ilmu manajemen. Sebanyak lebih dari 96% setuju bahwa mereka belajar ilmu manajemen dalam marching band, dan cara mengatur hidup dan membagi waktu mereka. Sebanyak 98% dari pemain marching band setuju bahwa marching band mengenalkan mereka berorganisasi dan 87% percaya bahwa di dalam beroganisasi marching band, mereka dapat belajar cara mengatur pasukan dan rekan pemain, serta bersedia diatur oleh rekan pemain, pelatih, dan Pembina marching band. Ilmu Manajemen dalam Ya Tidak 3.87% 3.87% 12.15% 1.66% 96.13% 96.13% 87.85% 98.34% membantu ilmu manajemen mengatur hidup mengatur teman membuat berorganisasi juga membuktikan bahwa para pemain dapat membangun karakter sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan berempati dengan sesama. Hipotesa kedua adalah apakah marching mampu meningkatkan kemampuan sosial atau tidak. Survey berikutnya penunjukkan bahwa para pemain marching band belajar untuk bersosialisasi, berbagi suka duka dengan pemain lain, dan meningkatkan karakter positif. Sebanyak 91% dari pemain sadar bahwa mereka sedang belajar bersosialisasi dalam marching band, dan lebih dari 98% dari mereka belajar cara mengendalikan emosi dan karakter sesama pemain. Hanya 80% dari pemain marching band merasa bahwa marching band merupakan salah satu sarana untuk memuaskan hidup mereka. 2

3 Ilmu Sosial dalam Ya Tidak 8.29% 1.66% 1.66% 19.34% 91.71% 98.34% 98.34% 80.66% membantu mengenal ilmu sosial mengendalikan emosi membantu karakter dan sifat teman dapat memuaskan hidup Hipotesa berikutnya adalah apakah para pemain memperoleh pendidikan musik di marching band. Hasilnya sudah dapat diprediksi bahwa hampir semua setuju mereka mendapat ilmu musik selama mengikuti kegiatan marching band (persentase 99,45% setuju). Sedangkan 95,58% setuju bahwa dengan ber-marching band, mereka mampu bermain musik secara praktek dengan baik dan 90,61% merasa bahwa mereka bermain marching band untuk kesenangan. 3

4 Ilmu Musik dalam Ya Tidak 0.55% 99.45% 4.42% 4.97% 95.58% 95.03% 9.39% 90.61% membantu saya mengenal ilmumusik bermain musik dengan baik saya bermain musik dgn teman saya membuat saya bermain musik untuk kesenangan Apabila di proporsikan antara ilmu manajemen, sosial dan musik, maka didapat kombinasi antara ketiga keilmuan yang didapat dari marching band. Survey terakhir yang dilakukan adalah menanyakan proporsi keilmuan yang didapat oleh pemain selama mengikuti kegiatan marching band. Hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini. 4

5 Proporsi ilmu manajemen, sosial, dan musik dalam Manajemen Sosial Musik Lainnya 12% 27% 38% 23% Diagram diatas menggambarkan dominasi musik sebanyak 38%, disusul oleh manajemen sebanyak 27%, sosial 23%, dan lainnya 12%. Dari proporsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemain mendapatkan manfaat terbanyak dari belajar bermusik. Sesuai dengan keinginan awal, mereka memang bergabung ke dalam marching band untuk belajar memainkan alat musik. Selagi mereka bermain musik secara bersama-sama, secara tidak langsung mereka juga belajar berorganisasi dan bermain musik secara kolosal. Karena marching band merupakan kumpulan orang-orang bermain musik, maka korelasinya adalah para pemain marching band juga terpapar cara bersosialisasi dengan rekan pemain, pelatih, dan Pembina. Terkadang juga mereka membina hubungan khusus dan tidak jarang pula diakhiri dengan pernikahan. Kesemuanya merupakan perpaduan keilmuan yang didapati selama seseorang mengikuti kegiatan marching band, dan dipercaya dapat meningkatkan kepribadian dan karakter positif pada remaja. Kesimpulan 1. terbukti menjadi salah satu kegiatan bermusik yang positif bagi siswa dan mahasiswa. Hasil penelitian ini membuktikan baik motivasi pertama maupun setelah lebih dari satu tahun mereka mengikuti kegiatan ini, motivasi bermain dan belajar bermusik merupakan prioritas mereka. Walaupun terjadi penurunan persentase antara motivasi awal dengan hasil proporsi keilmuan (46% menjadi 38%) namun faktor bermusik tetap menduduki peringkat teratas, dalam hal motivasi dan keilmuan di kegiatan marching band. 2. memberikan kesempatan bagi para siswa untuk mengembangkan kreativitas musik dan artistic mereka. Banyak sekolah atau perguruan tinggi yang hanya memberikan musik 5

6 dan seni secara teoritis, sehingga keberadaan marching band melengkapi pengajaran bermusik secara praktek. 3. Bermain bersama-sama, atau ansambel, adalah salah satu metode efektif untuk menumbuhkan sifat sosialisasi antar manusia. Tidak hanya meningkatkan hubungan sosial antar pemain, tetapi juga mengerti porsi mereka dalam memainkan sebuah lagu. Pemain mana yang berfungsi sebagai melodi, harmonisasi, pengiring, dan pemberi tempo. Semua mempunyai fungsi masingmasing dan tidak bisa ditonjolkan satu sama lain. Bermain musik secara bersama-sama juga mengajak pemain untuk mengontrol emosi dan dominasi individual. 4. Temuan secara manajemen membuktikan bahwa marching band menstimulasi pemain untuk berorganisasi, walaupun hanya mengatur teman satu section. Hal yang menarik adalah pada saat responden ditanya prioritas mereka ikut marching band, hanya 16% yang menjawab karena senang berorganisasi. Namun ketika mereka sudah berada di kegiatan ini selama lebih dari satu tahun, persentase tersebut meningkat sebanyak 11% menjadi 27% dari mereka mengaku belajar banyak tentang manajemen atau organisasi (peringkat dua setelah belajar musik). Sehingga dapat disimpulkan secara ilmiah bahwa terjadi kenaikan persentase pembelajaran secara manajemen pada setiap pemain marching band. Salah satu contoh dalam manajemen marching band adalah ketatnya jadwal latihan, terutama menjelang sebuah pertandingan besar, membuat para pemain harus mampu mengatur waktu belajar, istirahat, makan, latihan, dan kegiatan lainnya. Hal ini menumbuhkan sikap displin waktu pada diri sendiri, dan berefek pada terlatihnya pengaturan waktu secara efisien pada dunia kerja. Tidak jarang mantan pemain marching band memiliki jabatan dan karir yang sukses di pekerjaannya. 6