BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif terhadap perkembangan industri mode busana. Muslim.Secara otomatis juga menumbuhkan ekonomi Indonesia dari sisi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif terhadap perkembangan industri mode busana. Muslim.Secara otomatis juga menumbuhkan ekonomi Indonesia dari sisi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat Muslim terbanyak dan latar belakang budaya yang beragam sehingga tidak mengherankan jika terdapat berbagai keanekaragaman mode Muslim didalamnya.hal ini dapat berdampak positif terhadap perkembangan industri mode busana Muslim.Secara otomatis juga menumbuhkan ekonomi Indonesia dari sisi industri kreatifnya. Pusat perbelanjaan sampai bisnis online meraup untung besar dari perkembangan busana Muslim yang didorong dari munculnya fenomena hijabers pada tahun Istilah hijabers sendiri adalah sebutan untuk para perempuan yang memakai hijab yang dikreasikan dan berbusana Muslim modis. Lalu fenomena hijabers ini memaksa saya meredefinisi ulang apa itu hijab. Hijab?Sekedar kerudung kah?atau hijab mengalami pergeseran makna, yang dipaksa oleh para pemegang komoditi pasar? Hijab dan mode khususnya di Indonesia masih seperti koin yang memiliki dua mata berbeda.beberapa kelompok tidak menyukai hijab yang dipadukan dengan mode karena menjadikannya tidak terlihat syar i dan tidak sederhana seperti yang seharusnya. Mode sendiri selalu dikaitkan dengan gayayang berkiblat ke Barat sehingga dirasa tidak cocok dengan aturan-aturan 1

2 di masyarakat kita. Dapat terlihat di internet atau media massa eletronik ataupun cetak, jika gaya Barat atau mode yang berkiblat ke Barat selalu terbuka pakaiannya dan menampakkan lekuk tubuh baik itu karena pakaian mereka menerawang, terlalu ketat atau memang menonjolkan bagia-bagian yang dalam Islam termasuk ke dalam aurat.seperti yang dikatakan Zami (2014:55) berkiblat ke Barat artinya menjadi hanya berpusat pada hal-hal yang artifisial saja. Dibalik meluasnya fenomena hijabers ini, mulai muncul kegalauan atau kegelisahan sebab mendapatkan tekanandari pernyataan pihak-pihak yang mainstreem yang melihat bahwa busana Muslim dengan sentuhan fashion dan membuatnya menjadi modis cenderung menyebabkan penyimpangan dan tidak sesuai dengan konsep syar i.sebab, jilbab kini diinterpretasikan berdasarkan subjektifitas individu. Misalnya banyak yang memahami jilbab sebagai perintah agama dan sebuah keharusan, sugesti, fashion dan ada pula yang menganggap sebuah paksaan belaka (Hardiyanti, 2012:27). Bagi beberapa dari mereka yang baru memutuskan memakai hijab saat fenomena hijabers ini sedang booming berpendapat bahwa adalah hal yang wajar jika mereka pada awalnya hanya mecoba dan akhirnya tertarik dengan adanya variasi dalam berhijab dan berbusana Muslim. Sehingga persoalan lain seperti jika memutuskan untuk berhijab maka perilaku pun harus ikut berubah dan hijab yang dikenakan harus terlihat syar i menjadi urusan belakangan karena yang terpenting menurut mereka adalah setidaknya mereka sudah 2

3 memulai menutup auratnya dengan menggunakan hijab meskipun atas dorongan mode. Pasca Islam pada abad ke 9-12 hijab atau hijab mengalami perkembangan dan persebaran mengalami akulturasi dengan kebudayaan lainya, misalnya di sebagaian Negara timur-tengah berkembang model hijab dengan cadar, burqa, niqop, dan masker, kemudian berkembang pula di Nusantara atau Melayu abad 19 hijab selendang yang tidak menutupi penuh kepala, dan hanya di selampirkan. Di kawasan timur juga berkembang hijab dengan motif hiasan tertentu sesuai dengan konteks lingkunganya, tidak sebatas polos tanpa motif, dan lain sebagainya.hal ini menggambarkan bahwa ada sebuah perkembangan dalam berupaya untuk menafsirkan hijab.faktornya tentu banyak, hal ini terkait dengan kondisi sosial budaya, lingkungan, dan pemahaman atas dalil agama. Muslimah di Indonesia menggunakan pakaian panjang atau pakaian Muslimah dan hijab sebagai salah satu alternatif untuk menutup aurat. Tahun 1970-an tercatat sebagai tahun munculnya gelombang kebangkitan pemeluk Islam di dunia internasional yang gaungnya merambah ke segala penjuru, termasuk ke Indonesia. Selama dalam kurun waktu tahun 80 sampai 90-an jumlah pemakai hijab terus bertambah, utamanya di kalangan mahasiswa dan pelajar. Jika dulu pengguna busana yang tertutup dan mereka yang memakai hijab biasanya hanyalah orang-orang yang baru pulang dari berhaji atau hanyalah pelajar di sekolah berbasis Islam seperti Muhammadiyah atau pesantren tradisional.itu pun bentuk kerudung hanya seperti selendang yang 3

4 dijuntaikan di kepala kemudian ujungnya dililitkan di leher dan sifatnya tidak permanen, kini para pengguna hijab datang dari berbagai kalangan termasuk selebriti dan pejabat.hal ini justru menandakan perempuan yang memakai hijab adalah perempuan maju dan modern. Berbeda dengan Malaysia yang sudah sejak lama para perempuan Muslimah disana memakai busana menutup aurat yang kemudian kita kenal dengan baju kurung dan itu menjadi identitas perempuan Malaysia.Di telusuri melalu internet, blog, dan situs web seperti lookbook.nu sepanjang tahun 2008 sampai 2010 fashionmuslim di Malaysia bahkan maju selangkah. Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia yang sudah mulai membuat variasi dan mengembangkan fashionmuslimnya terutama di kalangan para blogger muda. Secara tidak sengaja ketika penulis membuka beberapa blog milik remaja Malaysia yang berisi foto-foto yang menunjukkan fashion mereka dalam berpakaian sehari-hari.bahkan untuk beberapa aksesoris pendukung fashion seperti inner warna-warni yang sudah lebih dulu popular dan dikenakan banyak remaja Muslimah disana yang kemudian baru dicontoh oleh pasar Indonesia. Meskipun sempat tertinggal, kini fashion di Indonesia selangkah lebih berkembang.indonesia yang paling banyak memiliki variasi tutorial hijab. Beberapa negara lain hanya memiliki satu gaya hijab saja misalnya yang paling banyak kita lihat dan simple adalah Turki style. Dalam busana pun Indonesia juga yang paling variatif baik dari segi warna ataupun modelnya tidak seperti di Belanda yang lebih banyak dengan warna putihnya ataupun di 4

5 Arab yang sudah terpatok dengan warna hitam. Walaupun kita didukung dalam kebebasan memilih model dan warna dalam berbusana dan masyarakat kita mayoritas adalah Muslim, sejak awal pengetahuan kita dalam berbusana yang pantas masih sangat kurang.jadi tidak heran jika masih banyak yang belum mengetahui secara pasti pemakaian hijab syar i dan batasan-batasamya karena selain pola fikir sekuler yang berlaku di negara ini, juga belum kuatnya pemahaman syar i at Islam itu sendiri pada pemeluknya. Pada awal kemunculan Hijabers Community inilah mulai disebarkan dan dicontohkan bagaimana berbusana Muslim yang pantas (tidak ketat) namun tetap modis sehingga semua perempuan Muslim dari semua kalangan diharapkan dapat tertarik dan tidak lagi melihat hijab dan busana Muslim sesuatu yang kuno dan membosankan. Komunitas ini mencoba mengangkat citra fashionmuslimah sesuai kaidah agama dengan selalu menggunakan hijab atau hijab modern yang biasa dikenal sebagai hijab ala hijabers. Berawal dari keinginan mensyiarkan busana Muslimah yang gaya sesuai kaidah, Hijabers Community menjadi magnet bagi banyak perempuan muda. Melalui berbagai kegiatan serta visi misinya Hijabers Community mencoba mensosisalisasikan pada kalangan muda khususnya untuk mempelajari Islam dengan menyeluruh tidak hanya memahaminya dengan setengah-setengah, salah satunya dengan pengajian yang juga membahas langsung hadist yang terkait karena banyak dari kita yang hanya terbiasa membaca Al-qur an dengan berbagai hukum bacaannya namun tidak mentelaah arti juga hadist lainnya sehingga sering kali terjadi penyempitan makna. 5

6 Indonesia merupakan negara yang paling bebas dalam hal berpakaian busana Muslim. Tidak ada patokan khusus atau larangan harus berbusana dan memakai hijab yang seperti apa. Hal ini dikarenakan pada masa lalu hijab belum menjadi perhatian utama pemerintah meskipun masyarakat Indonesia mayoritasnya adalah Muslim.Jadi jika terjadi banyak sekali perbedaan bahkan penyimpangan dalam penggunaan hijab merupakan hal yang wajar dikarenakan keterbatasan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap nilai-nilai Islam khususnya tentang hukum hijab, maka yang berkembang di masyarakat hijab yang tidak sesuai dengan tuntutan agama. Setiap sisi kehidupan seseorang memiliki pengaruh atas perubahan individu itu sendiri baik dari lingkungan tempat tinggal, pergaulannya atau aktivitasnya yang tidak hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya.bukan sesuatu yang aneh lagi jika kita melihat banyak orang terutama kaum muda yang senang dan terlihat sibuk terhubung dengan dunia maya lewat gadget yang mereka miliki setiap hari mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Sisi positifnya semua orang khususnya kaum remaja dapat mengakses pengetahuan ataupun informasi apapun dari sana. Kekuatan media sosial ini digunakan oleh Hijabers Community dalam menyebarkan keberadaan mereka dan mengumpulkan remaja perempuan untuk bergabung ke dalam komunitas ini. Saat informasi ini mudah menyebar dengan cepat dan dapat dilihat oleh semua orang dimana pun mereka berada, hal ini membuat banyak orang jadi terinspirasi untuk membentuk komunitas yang sama di daerahnya masing- 6

7 masing. Fenomena hijabersini pun merambat cepat bersisian dengan perkembangan fashion yang didukung oleh produsen pasar yang melihat peluang dan keuntungan dalam fenomena ini.tapi hal menarik yang penulis lihat dari perkembanganfashion saat ini adalah muncul perancang-perancang muda yang terbilang newbie berangkat dari kecintaannya pada fashion dan kreatifitasyang ingin disalurkan serta memiliki keahlian mendesain. Di dalam dunia industri fashion, ada perancang karbitan dan ada juga perancang yang konsisten terus menghasilkan karya terbaru dan terjun ke kancah fashion yang lebih luas. Beberapa pengurus Hijabers Community ini muncul sebagai perancang baru tersebut dan sekali lagi menginspirasi kaum muda lain untuk sama-sama menyalurkan kemampuan mereka baik itu dalam menjahit atau mendesain model busana Muslim serta turut memproduksi dan memasarkan karyanya. Sehingga dapat menyumbang keberagaman busana Muslim di dunia industri, terbukti dengan munculnya label-label atau merekmerek baru dengan model-model yang beragam baik itu pakaian ataupun jilbab yang dipromosikan di facebook dan instagram. B. PERMASALAHAN Ada berbagai respon pro dan kontra terhadap transformasi sosial dan kultural ini.salah satunya mengenai padangan orang-orang terhadap pengguna hijab saat ini setelah kemunculan Hijabers Community terutama bagi kaum muda yang seringkali dipertanyakan apakah hijab yang mereka kenakan hanya 7

8 sebagai gaya-gayaan saja atau kesungguhan niat untuk menutup aurat itu sendiri. Ada pun yang mencoba membela dan menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa hijab hanyalah sebuah atribut berpakaian, yang tidak bisa dikaitkan dengan seberapa dalam pemahaman seseorang akan agama dan nilai-nilai itu sendiri. Kini hijab merupakan sesuatu yang modern yang tak lain sebagai salah satu tanda kekuatan globalisasi. Munculnya beragam mode, motif, dan warna menjadikan hijab dapat dikreasikan sesuai selera. Hal ini mampu membuat banyak anak muda mulai tertarik untuk memilih hijab sebagai gaya busana sehari-hari. Terbukti dengan mulai banyaknya kalangan mahasiswa yang kini menggunakan hijab.namun sekarang banyak wanita baik itu remaja ataupun kalangan ibu-ibu yang sering kali memahami kewajiban ini secara salah kaprah.artinya mereka melihat hijab difungsikan hanya sebagai penutup kepala saja tidak perduli bahwa sesungguhnya hijab digunakan untuk menutup dada atau hijab sebagai sesuatu yang membatasi tingkah laku mereka. Dalam konteks lain juga ada yang mengaku alasan pertama mereka akhirnya memutuskan untuk memakai hijab karena ingin tampil lebih cantik apalagi saat ini mode hijab semakin bervariasi mengikuti tren. Namun masih banyak perempuan yang walaupun memakai hijab namun rambutnya masih terlihat, menggunakan baju dan celana ketat. Perubahan-perubahan ini kemudian membuat penulis ingin mengetahui siapa saja orang-orang yang disebut hijabers ini serta ingin melihat seberapa besar pengaruh hadirnya HijabersCommunityYogyakarta melalui cara 8

9 berpakaian dan penggunaan hijab para anggotanya yang kemudian dapat menginspirasi banyak remaja Muslim lainnya, serta sekaligus menjadi titik perkembangan fashionmuslim dan pasar busana Muslim di Indonesia. Sebab ketika kita membicarakan mengenai fashion tidak akan ada habisnya karena mode selalu berubah dan berkembang mengikuti hasrat dan pemikiran manusia. Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan, penulis mengajukan pertanyaan dasar: 1. Bagaimana praktik berhijab di kalangan perempuan muda berhijab? 2. Apa strategihijabers Community dalam menjaga eksistensinya? 3. Bagaimana kaumhijabers merespon perkembangan hijab dan bagaimana peran Hijabers Community? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran praktik-praktik konsumsi mode dalam balutan religiusitas yang berlangsung pada kelompok generasi muda Islam dan melihat gambaran umum berbagai fenomena budaya dalam kasus hijab sebagai gaya hidup Islami yang selalu berujung pada sikap konsumtif. Secara lebih spesifik, hasil penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan bagaimana komunitas hijabers dapat menjaga eksistensinya berdasarkan ciri khasnya yaitu tampil cantik dan stylish, ditengah-tengah gempuran pihak lain tentang konsep syar i. 9

10 D. TINJAUAN PUSTAKA Hijab yang kini merupakan bagian dari mode fashionmuslim selalu mengalami perkembangan sehingga kemudian secara tidak disadari terjadi pergeseran makna.rubiyanti (2004) dalam skripsinya mencoba membahas mengenai dorongan mahasiswa di Yogyakarta untuk mengikuti perkembangan mode hijab dan berpenampilan modis dengan memaknai hijab dalam kehidupan sehari-hari.dia menjelaskan lebih dalam mengenai penyimpanganpenyimpangan dalam penggunaan hijab. Mengambil informan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi berlabelkan Islam, Rubiyanti mengamati bagaimana cara informannya tersebut dan lingkungan di ssekitarnya dalam penggunaan hijab. Dari sana Rubiyanti menemukan istilah baru pada pengguna hijab masa itu dimana mereka hanya memakai hijab pada saat-saat tertentu alias masih sering melepas hijab dan memakai baju ketat, fenomena ini dikatakan Rubiyanti sebagai hijab gaul. Dia menegaskan: hijab mengalami pergeseran makna dan beralih fungsi dari sebagai simbol identitas religius berubah menjadi multi identitas karena pengaruh globalisasi. Pada tahun 2012 mulai banyak yang melirik fenomena hijabers untuk dijadikan bahan penelitian, seperti yang ditulis Hardiyanti (2012) tentang komunitas hijabers di Makassar.Hardiyanti juga menulis tentang gaya hidup Muslimah yang tergabung dalam komunitas Hijabers Makassar yang meliputi 10

11 gaya bahasa, cara berpakaian, dan kebiasaan menghabiskan waktu luang mereka, sertaidentitas yang dimunculkan pada masyarakat berdasarkan penuturanmereka sendiri. Jilbab kini diinterpretasikan berdasarkan subjektifitas individu. Misalnya banyak yang memahami jilbab sebagai perintah agama dan sebuah keharusan, sugesti, fashion dan ada pula yang menganggap sebuah paksaan belaka (Hardiyanti, 2012:27) Satu tahun setelah itu, Wulandari (2013) dalam skripsinya juga membahas mengenai salah satu dampak dari mewabahnya komunitas hijabers. Didalam tulisannya Wulandari lebih banyak membahas mengenai hijab sebagai gaya hidup, dimana trend perburuan penampilan, tanpa sadar tren ini telah menjadikan manusia modern terjerat dan terjebak pada budaya konsumeris. Proses konsumsi simbolis sebagai tanda penting dari pembentukan gaya hidup yang simbol konsumsi lebih ditekankan dari pada fungsi dan utilitas komoditas yang dikonsumsi yang mana menurut agama disebut komodifikasi. Menurutnya, didalam Hijabers CommunityYogyakarta, konsumsi busana Muslim menunjukkan pembedaan sosial seseorang di masyarakat. Wulandari menegaskan (2013: vii) Busana muslimah menjadi trend dan memakai jilbab mulai mencapai prestise tertentu yang mengkomunikasikan hasrat menjadi orang saleh dan sekaligus menjadi muslim modern, sehingga gaya berpakaian seseorang/komunitas menunjukkan adanya identifikasi seseorang (representasi) atas busana muslim untuk membedakan identitas dan nilai prestisius seseorang,dibentuk dan ditampilkan. (Wulandari) 11

12 Sementara yang dikaji oleh M.Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Hijab: Pakaian Wanita Muslimah. Pandangan Ulama masa lalu dan Cendikiawan Kontemporer bahwa pada dasarnya memang sudah terjadi perbedaan pemahaman dan penafsiran di kalangan ulama kita terhadap ayat-ayat Al-Qur an dan hadist-hadist yang menjelaskan mengenai hijab. Sehingga tidak mengherankan jika pengetahuan yang sampai pada kita juga berbeda dan terbatas lalu kemudian terjadi perbedaan dalam hal memilih jibab dan busana serta cara pemakaiannya. E. KERANGKA PEMIKIRAN Agama dalam masyarakat modern tumbuh bersamaan dengan pola pikir sekuler dimana seseorang tidak lagi menghadirkan atau menyadari sepenuhnya keberadaan Tuhan didalam setiap aktivitas sosialnya.sehingga sangat mungkin mereka melakukan segala sesuatu tanpa memikirkan tujuan dan makna sebenarnya bahkan tanpa mempertimbangkan benar atau tidaknya keputusan yang telah mereka ambil.seperti yang dikatakan oleh Taylor yang menjadi rujukan Asad bahwa kondisi sekuler dalam dunia modern terkait dengan agama ini setidaknya terbagi dalam tiga karakter.karakter sekuralitas yang pertama tampak dalam wujud institusi dan praktik sosial atau juga dikenal dengan term ruang publik.kondisi sekuler kedua dicirikan dengan merosotnya keyakinan dan praktik agama.karakter sekuler ketiga yaitu terkait dengan kondisi keyakinan masyarakat modern. 12

13 Berangkat dari ketiga karakter sekularitas diatas setidaknya telah menggambarkan sebagian persoalan yang terjadi dalam masa-masa perubahan gaya busana Muslim di Indonesia seperti saat ini setelah kemunculan komunitas hijabers. Perempuan Muslim yang terjebak dan terbelenggu di antara pemenuhan akan kebutuhan dan gaya hidup. Kemudian mereka lupa makna sebenarnya dibalik keputusan memakai hijab dan terlena dalam penyimpangan-penyimpangan yang tidak mereka sadari telah terseret didalamnya.secara tidak langsung sebenarnya manusia sendiri yang memunculkan pergeseran-pergeseran sebagai bagian dari ketidaksiapan dalam menerima sebuah perubahan. Persoalan agama pun kini tidak lagi sepenuhnya menjadi urusan privat. Manusia masa kini lebih berani membicarakan dan menilai kesalehan seseorang meskipun hanya dari apa yang mereka lihat secara kasat mata saja. Setiap tingkah laku atau tindakan seseorang selalu dikaitkan dengan tingkat kesalehan mereka melalui penilaian orang lain. Ketika seorang Muslim selalu menjalankan ibadah wajibnya, didunia modern sekarang ini tidak berarti menjamin kedalaman iman mereka dan kesalehan mereka begitupun sebaliknya dengan apa yang dikenakan seorang perempuan Muslim misalnya, memakai busana Muslim, hijab dan segala atributnya tidak menjadi patokan untuk saleh atau tidaknya mereka karena tidak serta merta membatasi cara mereka bergaul atau bertingkah laku. Di sinilah peran dari kehadiran komunitas hijabers dengan membuat praktik-praktik diskursif sebagai upaya-upaya untuk mendorong sesama 13

14 perempuan Muslim lainnya untuk hidup sesuai dengan syar iat Islam, untuk menjadi saleh.seperti yang dikatakan oleh (Abdullah, 1994:11) bahwa melalui kaum muda unsur-unsur baru dapat dengan mudah masuk kedalam suatu masyarakat.komunitas ini membawa perubahan dengan serentetan dampaknya khususnya dalam kehidupan sehari-hari perempuan Muslim.Sebab sedikit banyak fenomena ini membuka mata dan pikiran para perempuan dan laki-laki untuk mewaspadai perubahan tersebut sekaligus mengingatkan pada setiap pemakai hijab melalui penilaian-penilaian kasat mata mereka. Masyarakat Indonesia adalah termasuk masyarakat dinamis. Artinya bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang senantiasa terbuka pada suatu perubahan, tidak ada satupun masyarakat yang tidak mengalami perubahan, dan perubahan itu akan selalu ada dalam masyarakat. Perubahan yang ada dalam masyarakat disebut juga sebagai perubahan sosial dan budaya.karena pada dasarnya masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan, begitupun sebaliknya budaya merupakan hasil dari masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat meliputi hal-hal yang sifatnya sangat kompleks. Ketika suatu perubahan terjadi maka akan menimbulkan perubahan-perubahan lainnya. Dari perubahan yang sifatnya sangat dasar yaitu perubahan pada kebudayaan material akan mempengaruhi pada tingkah laku, kemudian dari perubahan pola prilaku tersebut akan berpengaruh pada perubahan sistem ide atau sistem gagasan. Dalam hal ini 14

15 adalah perkembangan dan perubahan esensi hijab akibat sentuhan fashion yang juga menyebabkan meningkatnya perilaku konsumsi. Fashion merupakan salah satu hasil dari tuntutan gaya hidup yang diciptakan oleh manusia kemudian dikontruksikan sebagai salah satu bentuk pemenuhan bagi orang-orang yang hidup di budaya modern seperti sekarang ini. Tidak hanya pakaian, sepatu dan tas, kini hijab pun telah menjadi bagian dari industri fashion di Indonesia. Meskipun awalnya berkembang lambat dan mengambil inspirasinya dari pasar luar negeri namun sekarang banyak desainer-desainer dari kalangan muda yang berani menciptakan sendiri mode untuk tren fashionmuslim yang kini justru mendapat perhatian banyak media.kreatifitas yang digali dari jiwa muda ini tidak semata-mata muncul dan dituangkan dengan asal-asalan karena mereka bahkan memiliki konsep sendiri untuk membangun branding-nya.mereka begitu memperhatikan nilainilai dari karya-karyanya. Seperti yang dikatakan oleh Koentjaraningrat: rasa seni yaitu manusia menyukai keindahan dan keserasian. Pembentukan gaya konsumsi, dalam hal ini mengkonsumsi hijab dan menampilkan pandangan bahwa penggayaan atau estetikasi mendefinisikan budaya konsumen sebagai bentuk budaya materi kontemporer (Lury, 1998:109). Hijab menjadi salah satu budaya materi yang mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam konteks cara pandang si pembuat dan pemakainya, dan berakibat pada perubahan makna dan model hijab itu sendiri. Sehingga menurut hemat penulis dengan hijab itu sendiri akan cukup menjelaskan cara pandang masyarakat pendukung budaya hijab ini. 15

16 Perubahan bentuk model hijab dari bentuk sederhana ke arah yang lebih kompleks, terhambat oleh adanya nilai-nilai ajaran Islam yang ada di masyarakat.dimana model hijab baru menyebabkan permasalahan dalam masyarakat, karena dianggap sudah menyimpang dari fungsinya sebagai penutup aurat wanita.namun karena fungsi hijab yang baru ternyata lebih fungsional daripada hijab yang sebelumnya maka mode hijab yang bervariasi tersebut dapat terintegrasi dalam masyarakat. Kini tampaknya penggunaan hijab telah dipilih menjadi sebuah gaya hidup terutama bagi anak muda dan kalangan menengah ke atas. Mereka bisa membeli dan memadukan busana yang biasa dipakai baik itu untuk sehari-hari ataupun untuk ke acara formal dengan atasan, bawahan, hijab, dress atau outer seperti blazer dan jaket yang bermerek seperti Z***, H&*, M****, yang pada dasarnya merek tersebut tidak mengeluarkan secara khusus busana bagi perempuan Muslim. Seperti yang kita lihat bagaimana hijab yang semula adalah pilihan iman menjadi sebuah gaya hidup Islami yang dibangun oleh kapitalisme. Gaya hidup merupakan sebuah penggambaran keseluruhan diri seseorang yang berinterasi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah, 2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat 16

17 sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya. Menurut Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Berawal dari keinginan untuk terus memenuhi gaya hidup dan mengikuti tren menjadikan manusia tidak dapat berhenti mengonsumsi barang-barang terbaru agar dapat selalu mendukung penampilan mereka. Masyarakat Indonesia sendiri merupakan masyarakat konsumtif yang selalu tertarik dengan barang-barang baru serta barang-barang bermerek.mereka tidak lagi terlalu memikirkan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan atau keinginan yang muncul hanya karena ketertarikan pada pandangan pertama atau nafsu. Saat seseorang berkeinginan untuk menggunakan hijab agar dapat menutup auratnya hal pertama yang selalu dipermasalahkan adalah cara pemakaian busana dan hijabnya serta mempertanyakan ke syar iannya. Seperti yang penulis lihat dan perhatikan akhir-akhir ini sangat gencar komentar pada mereka yang berhijab di berbagai media sosial ketika mereka yang berhijab ini mengunggah foto OOTD (istilah di media sosial dari kepanjangan Outfit Of The Day). Hijab mengalami dilema dalam basis keagamaan ketika dihadapkan dengan media dan gaya hidup. Ada persimpangan antara nilai-nilai spiritual dan nila-nilai pergaulan (Rubiyanti, 2004).Mereka justru melupakan yang hal utama dari tujuan berhijab itu sendiri yaitu selain untuk menutup aurat, 17

18 hijabseharusnya juga dapat membatasi sikap seseorang agar tampil sederhana supaya terhindar dari sikap pamer, agama Islam juga melarang bersikap hedonis dan konsumtif. Chaney juga mengatakan bahwa pada akhir modernitas semua yang kita miliki akan menjadi budaya tontonan. Semua orang ingin menjadi penonton sekaligus ditonton.ada kepuasan psikologis tertentu jika menjadi pusat perhatian. Dimana orang-orang mulai mementingkan penampakan luar, contohnya saat mereka mengunggah foto OOTD di media sosialnya.terdeferensiasinya kehidupan manusia oleh material kontemporer yang menyilaukan mata, sudah semestinya agama tetap menjadi pegangan utama mereka dalam mendisplinkan diri untuk tetap berada di jalur yang sesuai dengan prinsip-prinsip syar iat Islam. F. METODE PENELITIAN F.1 Lokasi Penelitian Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota pelajar. Merupakan hal wajar jika muncul pula berbagai macam bentuk komunitas yang beranggotakan anak-anak muda.komunitas-komunitas ini hadir sebagai rumah kedua bagi mereka yang memiliki kesamaan hobi, minat, atau kesamaan kampung halaman. 18

19 Begitu pula dengan Hijabers CommunityYogyakarta yang digerakkan oleh anak muda dari berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda namun memiliki minat yang sama dalam berhijab. Pertama kali komunitas ini mengadakan pertemuan dilaksanakan di lantai dua sebuah butik yang pemiliknya adalah salah satu komite Hijabers CommunityYogyakarta. Acara pertemuan yang diadakan setiap hari minggu itu biasa disebut Sunday Fun yang diisi dengan berbagai tema setiap minggunya. Pada akhirnya kesekretariatan Hijabers Community ini ditetapkan di sana yang berada di Jalan Cendrawasih no 32, Demangan, Yogyakarta. Meskipun sekarang untuk beberapa kegiatan ada yang dilaksanakan disini dan diluar. F.2. Penentuan Informan Berhasil-tidaknya suatu penelitian etnografi membutuhkan informan yang baik. Menurut Spradley (1979: 46) merumuskan lima kriteria informan yang baik: (1) Enkulturasi penuh, (2) Keterlibatan langsung, (3) Latar belakang budaya yang berbeda dengan peneliti, (4) Waktu yang cukup, dan yang terakhir (5) Non analitis. Mengacu pada pandangan Spradley diatas maka penulis memilih empat orang informan yang dibagi berdasarkan yang telah lama memakai hijab dan yang baru saja memutuskan untuk memakai hijab karena penulis ingin mengetahui bagaimana respon dari mereka yang telah lama menggunakan hijab terhadap munculnya gaya-gaya hijab baru dan agar 19

20 penulis dapat melihat bagaimana proses membuat keputusan untuk memakai hijab bagi mereka yang baru saja mengenakan hijab. Pemilihan informan juga dengan latar belakang, status sosial dan asal tempat tinggal yang berbeda karena penulis ingin mengetahui sampai dimana pengetahuan agama mengenai hijab dan aturan-aturannya dalam Islamdan pengetahuan mereka tentang fashionmuslim. Mereka juga merupakan anggota Hijabers CommunityYogyakarta. Sehingga kita dapat melihat motivasi dan tujuan mereka tertarik untuk bergabung dengan komunitas hijabers tersebut dan bagaimana pandangan mereka terhadap perubahan-perubahan dalam fashionmuslim terutama karena faktor kemunculan komunitas hijabers ini. F.3. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi partisipasi yaitu penulis ikut terlibat langsung dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh Hijabers CommunityYogyakarta, serta melakukan wawancara mendalam. Penulis juga membuat beberapa daftar pertanyaan sebagai acuan dalam wawancara agar menjadi lebih terarah dan dapat membantu penulis untuk mengembangkan obrolan dengan informan sehingga mendapatkan data yang diharapkan, seperti konsep-konsep hijab syar i dan respon informan terhadap perkembangan hijab saat ini. 20

21 G. ANALISIS DATA Berdasarkan Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dicatat secara langsung juga data dari hasil observasi partisipasi.data sekunder yaitu data-data yang dikumpulkan dari berbagai buku, majalah ataupun website.selanjutnya, penulis melakukan interpretasi data tersebut menjadi sebuah tulisan. 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia yang dinamis adalah salah satu yang membuat berbagai perkembangan-perkembangan yang sangat menarik untuk di pelajari dan di ikuti.inovasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penampilan menjadi suatu perhatian utama bagi seluruh kalangan terlebih pada kaum wanita. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, berhijab diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Adapun pengertian hijab ini sebenarnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Fashion atau mode saat ini semakin berkembang di Indonesia, begitu pula dengan perkembangan jilbab. Saat ini semakin banyak wanita yang memakai jilbab. Selain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari 33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu memiliki rasa untuk terus bersama dengan orang lain. Hal ini dikemukakan oleh seorang tokoh sosiologi dunia, Aristoteles (384-322 SM) dalam buku Sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan seorang muslimah, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dalam menutup aurat tersebut, ajaran Islam menyerukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai terjadinya variasi penggunaan hijab di masyarakat perkotaan, dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang menimbulkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman, begitu pula dengan mode berpakaian perempuan, khususnya dalam penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan jilbab merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslimah sebagaimana telah disebutkan dalam ayat Al-Qur an. Jilbab diambil dari bahasa Arab yang artinya baju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia industri fashion yang meningkat tanpa disadari ternyata juga memberikan peningkatan pada animo masyarakat dalam memilih fashion yang diinginkan,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak kita lihat perempuan yang menggunakan jilbab dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia pada saat ini bermula dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING

BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING BAB III GAMBARAN UMUM BUTIK ALAM BENING A. Profil Butik Alam Bening Butik Alam Bening didirikan oleh Indanawati atau yang sering disapa dengan Ibu Iin pada Tahun 2013. Pada awalnya beliau hanya coba-coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masih banyak sekali wanita wanita berhijab yang ingin tampil stylish tetapi masih kurang dalam mix n match gaya dengan berhijab. Maka dari itu mereka butuh panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi

Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi Pendahuluan Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi yang mungkin sudah mengemuka dalam setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka pembangunan menyangkut hampir meliputi disegala bidang, pada dasarnya tujuan utama pembangunan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata berbusana kekinian semakin merambah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia karena perkembangan berbusana kini cukup pesat dan fashion yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri

BAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaung perkembangan fashion muslim belakangan ini memang kian terdengar. Fashion muslim terus melakukan transformasi dari gaya konservatif menjadi lebih kontemporer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam wajib melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religiusitas adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama yang dipeluknya. Religiusitas

Lebih terperinci

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN

TEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN PENDAHULUAN Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi (Paryati Sudarman, 2004: 32). Mahasiswa juga dapat diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering

BAB V PENUTUP. jeli dalam mengatur pengeluaran agar tidak berlebih. Kebutuhan atas pakaian sering BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pakaian menjadi salah satu kebutuhan yang di rasa semakin meningkat sejak masuk ke bangku kuliah. Terutama bagi mahasiswi, pakaian menjadi salah satu penanda eksistensi diri

Lebih terperinci

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Perkembangan jilbab yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang cukup besar terhadap citra jilbab yang sebelumnya dipandang sebagai busana kuno dan tidak modis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara Muslim terbesar didunia, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 88% atau ± 205 juta jiwa (Indonesia halal food expo, 2016). Belakangan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening.

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya komunitas hijabers dan muslimah tak ditampik membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening. Alhasil, era berbusana para muslimah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin factio,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak dari tahun ketahun. Modernisasi di gunakan untuk tahapan perkembangan sosial yang di dasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Gbr 3.A.1 Hijab Pengguna Motor Busana memiliki nilai fungsi dan kegunaan maka ada beberapa hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini, kita dapat melihat perkembangan kota yang begitu maju dan pesat di segala aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain

BAB I PENDAHULUAN. selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi yang terjadi sekarang ini yaitu konsumen semakin lama semakin selektif dalam melakukan proses pembelian atas suatu produk. Pada sisi yang lain perusahaan selalu

Lebih terperinci

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67

Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Riskiyana, et al,. Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian 67 Pengaruh Hijabers Community Terhadap Gaya Hidup Dan Keputusan Pembelian Hijab Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini penggunaan hijab dikalangan remaja telah mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga menggunakannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup, untuk itu manusia hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern membuat arus globalisasi menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga mengikuti arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang cukup padat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di Indonesia tumbuh cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaum wanita adalah kaum yang sangat memperhatikan penampilan. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun identitas, penampilan juga sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, hijab yang lebih sering merujuk pada kerudung atau jilbab ditunjukkan sebagai sesuatu yang selalu digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada wanita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan persoalan akses informasi dan dunia internet. Online shopping merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan internet semakin popular dikacamata para generasi muda tak terkecuali mahasiswi. Mahasiswi adalah bagian masyarakat yang sangat dekat dengan persoalan akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan di seluruh dunia mulai tersadarkan akan pentingnya kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Masyarakat dituntut untuk lebih mampu memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membawa dunia usaha pada perkembangan sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku usaha. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelarangan penggunaan jilbab sebagai atribut Islam sangat ketat di beberapa negara. Setelah umat Islam mendapat kemerdekaan menggunakan segala bentuk atribut Islam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia

Lebih terperinci