LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK WORTEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK WORTEL"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK WORTEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi D III Teknologi Hasil Pertanian Oleh : YUNI LESTARI H PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id MOTTO Man shabara zhafira (Orang yang sabar pasti akan beruntung) Man jadda Wa jadda (Siapa yang bersungguh-sunguh pasti akan Berhasil) Jangan pernah takut untuk memulai sesuatu yang baru, jangan pernah takut dengan kegagalan karena semua itu adalah proses untuk kamu menjadi seseorang yang lebih baik. (Ithaci) ALLAH tidak akan memberi apa yang kita minta, Melainkan ALLAH akan memberi apa yang kita butuhkan. ( D ) Jangan berfikir seberapa besar mimpi kita, tapi seberapa besar kita dalam mimpi itu. ( R ) iii

4 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur atas semua yang telah aku capai selama ini, Tugas akhir ini aku persembahkan untuk : Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberi yang terbaik, doa dan harapan beliau akan selalu mengiringi setiap langkahku. Om dan Tanteku tersayang terima kasih atas dukungan spiritual dan material selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studiku ini. Mas Agus kakakku tersayang, terimakasih untuk semangatnya dan bimbingannya, dukungan lahir dan batin yang diberikan. terimakasih atas semuanya. Adek-adekku Auliya dan Keysha terkasih, terima kasih atas do a dan dukungannya, yang selalu bisa membuat aku tersenyum lagi karena kelucuan kalian. Keluarga besarku yang senantiasa memberikan bantuan dan dorongan untukku sehingga aku dapat menyelesaikan studiku ini. Bapak Kawiji dan Bapak Windi Atmaka selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, yang sabar dan selalu senantiasa mencurahkan ilmu dengan penuh kasih, terima kasih atas semua ilmu yang diberikan. Sahabat-sahabatKu (Dwi Astuti, Magdalena, Umi Retno, Anggazani, Tri Rahmadi, Wahyu, Yanti, Tofa dan Wiwin) dan semua teman-teman DIII THP 2009 terimakasih atas sebuah persahabatan dan kebersamaan yang kalian berikan selama ini, sebuah cerita indah dalam sebuah jalinan persahabatan ILLAHI. AlmamaterKu Universitas Sebelas Maret Surakarta tercinta semoga senantiasa jaya selalu. iv

5 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Proses Produksi Kerupuk Wortel. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu rangkaian untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas Akhir ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Pujiasmanto M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Ir. Choirul Anam, M.P., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Ir Kawiji MP dan Ir Windi Atmaka., MP. Selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, nasehat, dan kritik dalam penulisan Laporan Tugas Akhir. 4. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. 5. Bapak, Ibu seta keluarga penulis yang selalu memberikan doa, nasehat serta dukungan yang diberikan selama ini. 6. Teman-teman D3-THP 2009 yang selalu memberikan dukungan dan dorongan dalam penyelesaian laporan ini. 7. Sahabat-sahabatku Dwi Astuti, Magdalene Tri, Umi Retno, Anggazani, Wahyu dan Tri Rahmadi dan semua teman-temanku yang telah memberikan persahabatan selama ini. 8. Adeku sekaligus sahabatku Charel Vermilion yang selalu memberiku semangat dan dukungan dalam commit penyelesaian to user laporan ini. v

6 digilib.uns.ac.id 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih. Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam kelengkapan maupun kesempurnaan, oleh karena itu saran serta kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari kesempurnaan laporan di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat memberikan wawasan baru. Surakarta, Juni 2012 Penulis vi

7 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kandungan Wortel... 4 B. Serat Kasar... 8 C. Beta Karoten... 8 D. Kerupuk... 9 E. Prinsip Pengolahan Dan Bahan Pembuatan Kerupuk Prinsip Pengolahan Bahan Pembuatan Kerupuk a. Tepung Tapioka b. Tepung Terigu c. Garam d. Bawang Putih e. Cabai f. Ketumbar g. Gula vii

8 digilib.uns.ac.id h. Penyedap Rasa i. Minyak Goreng E. Kemasan F. Analisis Biaya Biaya Produksi Harga Pokok Penjualan Kriteria Kelayakan Ekonomi a. Braek Event Point (BEP) b. Payback Period (PP) c. benefit cost ratio (B/C) d. return of investment (ROI) e. Internal Rate Of Return (IRR) BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan B. Alat, Bahan Dan Cara Kerja Alat Bahan Cara Kerja C. Analisis Produk Analisis Sensori Analisis Kimia Serat Kasar D. Analisis Ekonomi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk B. Proses Pembuatan Kerupuk Wortel a. Pencucian dan Pengupasan. 28 b. Penghancuran. 28 c. Pembuatan Adonan Kerupuk d. Pencetakan e. Pengukusan f. Pendinginan viii

9 digilib.uns.ac.id g. Pemotongan h. Pengeringan i. Penggorengan C. Produk Akhir Analisis Sensoris Analisis Kimia D. Desain Kemasan Bahan Bentuk Labeling E. Analisis Ekonomi Perhitungan Biaya Tidak Tetap Perhitungan Biaya Tetap Analisis Ekonomi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Komposisi Zat-Zat dalam Umbi Wortel... 4 Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Wortel per 100 g Berat Basah... 7 Tabel 2.3 Kandungan Beta Karotena Dari Beberapa Makanan Tabel 2.4 Persyaratan Mutu dan Keamanan Pangan Kerupuk Udang Tabel 2.5 Syarat Mutu Tepung Tapioka SNI Tabel 2.6 Standarisasi Tepung Terigu Dalam Bahan Pangan Tabel 2.7 Syarat Mutu Garam Berdasarkan SII Tabel 2.8 Kadar Zat Gizi Umbi Bawang Putih per 100 gram Tabel 3.1 Formulasi Bahan Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptik Tabel 4.2 Formulasi Kerupuk Wortel Tabel 4.3 Hasil Analisis Serat Kasar Tabel 4.4 Hasil Analisi Kadar Beta Karoten Tabel 4.5 Biaya Utama dan Bahan Pembantu Dalam 1 Bulan Tabel 4.6 Biaya Kemasan Table 4.7 Biaya Bahan Bakar/Energi dalam 1 bulan Tabel 4.8 Upah tenaga Kerja dalam 1 bulan Tabel 4.9 Biaya Perawatan dan Perbaikan dalam 1 bulan Tabel 4.10 Total Biaya Tidak Tetap Tabel 4.11 Perincian Gaji dalam 1 bulan Tabel 4.12 Biaya Usaha dalam 1 bulan Tabel 4.13 Amortasi Tabel 4.14 Penyusutan biaya dalam 1 bulan Tabel 4.15 Bunga dalam 1 bulan Tabel 4.16 Total biaya tetap dalam 1 bulan Tabel 4.17 Total Biaya Operasi dalam 1 bulan Tabel 4.18 Investasi Perusahaan Tabel 4.19 NPV Tabel 4.20 IRR x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Kerupuk Wortel Gambar 4.1 Label Kemasan Carrota Crispy xi

12 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih. Kandungan yang paling menonjol pada wortel yaitu vitamin A dan serat kasar yang sangat baik untuk tubuh kita. Wortel dikenal oleh setiap orang, dan banyak dijual di pasar atau di supermarket sehingga mudah diperoleh. Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa tanaman wortel memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak, serat, gula alamiah, pektin, glutatin, asparaginin, beta karoten, geraniol, flavonoida, pinena, dan limonena. Wortel ini juga kaya akan vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, dan antioksidan (Sunanto, 2002). Serat mempunyai peran yang penting bagi kesehatan tubuh. Almatsier (2009) menyatakan bahwa serat sangat penting dalam proses pencernaan makanan dalam tubuh. Kekurangan serat dapat menyebabkan konstipasi, apenaistis, alverculity, hemoroid, diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan batu ginjal. Kekurangan serat juga dihubungkan dengan berbagai penyakit gastrointestinal. Wirjatmadi et al (2002) menambahkan kebutuhan serat untuk manusia sangatlah bervariasi menurut pola makan dan tidak ada anjuran kebutuhan sehari secara khusus untuk serat makanan. Konsumsi serat rata-rata 25 g/hari dapat dianggap cukup untuk memelihara kesehatan tubuh. Dari ketersediaan yang sangat melimpah dan kandungan wortel yang sangat baik untuk kesehatan akan tetapi pemanfaatan wortel oleh masyarakat hanya sebatas untuk sayur dan sebagai minuman jus. Sehingga perlu adanya diversifikasi pangan untuk commit meningkatkan to user nilai jual serta memperpanjang 1

13 digilib.uns.ac.id 2 umur simpan wortel. Salah satu bentuk diversifikasi pangan produk wortel yaitu kerupuk wortel. Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak digemari. Kerupuk sangat digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh baik di warung-warung kecil, supermarket, sampai hotel berbintang. Kerupuk tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat luar negeri pun sudah mengenalnya. Kerupuk sangat beragam mulai dari bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya. Perbedaan ini bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta alat dan cara pengolahannya Kerupuk juga termasuk produk makanan kering yang populer yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Konsumsi kerupuk biasanya bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan kecil, makanan ringan atau sebagai pelengkap hidangan yang umumnya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Kerupuk yang biasanya beredar di pasaran hanya dibuat dari tepung terigu dan tepung tapioka yang diberi bumbu-bumbu dan digoreng. Komponen terbesar kerupuk adalah pati sehingga kerupuk mempunyai kandungan gizi yang rendah. Oleh karena itu kerupuk sayur wortel bisa menjadi salah satu jenis diversifikasi kerupuk yang bisa meningkatkan nilai gizi kerupuk. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagaimana proses pembuatan kerupuk wortel? 2. Bagaimana hasil uji organoleptik kerupuk wortel? 3. Bagaimana kandungan dalam kerupuk wortel? 4. Bagaimana menghitung analisis biaya produksi kerupuk wortel?

14 digilib.uns.ac.id 3 C. Tujuan Tujuan pelaksanaan Praktek Produksi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui proses pembuatan kerupuk wortel 2. Mengetahui hasil uji organoleptik. 3. Mengetahui kandungan kerupuk wortel. 4. Mengetahui analisis biaya produksi kerupuk wortel.

15 digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kandungan Wortel Wortel merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dibudidayakan, karena banyak manfaatnya untuk kesehatan. Manfaat dari wortel diantaranya sebagai sumber vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Gulma yang dibiarkan tumbuh di lahan tanaman wortel juga akan menurunkan produksi wortel. Untuk mendapatkan produksi wortel yang tinggi, perlu dilakukan pengendalian gulma yang tumbuh di lahan tanaman wortel. Penelitian tentang kemelimpahan jenis-jenis gulma tanaman wortel pada sistem pertanian organik perlu dilakukan dengan tujuan mengetahui jenis-jenis gulma dominan dengan menggunakan pupuk kandang, pupuk hijau, EM-4 (Utami, 2004). Sayuran wortel sudah sangat dikenal masyarakat indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A, karena memiliki kadar karotena (pro vitamin A). Selain itu wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Bentuk tanamannya berupa rumput dan penyimpanan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentu dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis. Komposisi zat-zat dalam umbi wortel dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Komposisi Zat-Zat Dalam Umbi Wortel Jenis Jumlah (g) tiap 100 gram Vitamin A IU Vitamin B 0,0006 Vitamin C 0,06 Besi 0,008 Fosfor 0,37 Karbohidrat 9,3 Kalsium 0,38 Sumber : Ds. Soewito M,

16 digilib.uns.ac.id 5 Dilihat dari panjangnya, wortel ada 3 macam, yaitu berumbi pendek, berumbi sedang dan berumbi panjang. Wortel berumbi pendek mempunyai dua bentuk yaitu bulat (seperti bola golf) dan sedikit memanjang (seperti jari) dengan ujung membulat (tumpul), wortel berumbi sedang mempunyai 3 bentuk yaitu ujung runcing, tumpul atau diantara keduanya. Sedangkan wortel berumbi panjang hanya mempunyai satu bentuk, yaitu berujung tumpul. Umumnya di Indonesia menanam wortel berumbi panjang dan sedang (Palungkun, 1990). Wortel termasuk umbi akar yang berbentuk bulat panjang berkulit tipis dan berwarna kuning kemerah-merahan. Jenis wortel yang banyak disukai oleh masyarakat adalah wortel yang umbinya berbentuk bulat, panjang dengan ujung tumpul. Jenis wortel ini mempunyai rasa lebih gurih dibanding jenis yang lain. Wortel mengandung vitamin A dalam jumlah besar sehingga sangat baik untuk kesehatan mata. Selain itu wortel mengandung beta karoten coumarin yang bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker (Agoes, 1994). Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur (Dwipoyono, 2006). Untuk pertumbuhannya, wortel memerlukan lingkungan yang sejuk. Oleh karena itu, wortel hanya cocok ditanam di pegunungan, yaitu dataran sedang dataran tinggi. Wortel dikembangkan dengan bijinya. Biji itu disemaikan di tanah yang subur dan gembur. Bila tanahnya tidak gembur akan terbentuk umbi yang tidak sempurna. Sekitar hari kemudian wortel siap panen (Duryatmo a, 2006).

17 digilib.uns.ac.id 6 Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman wortel diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Umbilliferales Famili : Umbilliferae Genus : Daucus Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara keseluruhan wortel merupakan tanaman setahun, yang tumbuh tegak hingga cm atau lebih (Cahyono, 2002). Kandungan gizi wortel dalam tiap 100 gram di antaranya yaitu energi 42 kalori; karbohidrat 9,3 gram; protein 1,2 gram; lemak 0,3 gram; kalsium 39 mg; fosfor 37 mg; vitamin B1 0,06 mg; vitamin C 6 mg; provitamin A (beta karoten) SI (Daftar Komposisi Bahan Makanan, 1992). Wortel mudah dikenali dari warna umbinya yang orange jingga. Dengan warnanya yang seperti ini menandakan wortel banyak mengandung zat yang disebut karoten atau provitamin A. Manfaatnya sangat banyak dan rasanya enak. Wortel dapat mencegah rabun senja. Juga bila diminum sari atau jus wortel, bisa menambah kesegaran. Selain mengandung provitamin A, wortel juga mengandung vitamin B dan vitamin C (Duryatmo b, 2006). Wortel paling banyak mengandung betakaroten, rata-rata IU; para ahli menganjurkan IU per hari. Penelitian dari National cancer Institute mengaitkan kandungan tinggi betakaroten dengan pencegahan kanker, karena sifat antioksidannya yang melawan kerja destruktif sel-sel kanker. Disamping itu betakaroten membantu kekebalan tubuh yang menghasilkan killer cell alami (Anonim a, 2012). Komponen terbesar dari umbi wortel adalah air, sedangkan komponen yang lain adalah karbohidrat, yang merupakan komponen padatan terbesar, sedangkan protein, lemak dan beberapa vitamin dan mineral terdapat dalam

18 digilib.uns.ac.id 7 jumlah kecil. Komposisi dalam wortel selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Komposisi Zat Gizi Wortel per 100 g Berat Basah Komposisi zat gizi Satuan Jumlah Energi Kcal 41 Protein g 0,93 Lemak g 0,24 Karbohidrat g 9,58 Serat g 2,8 Abu g 0,97 Gula total g 4,74 Pati g 1,43 Air g 88,29 Mineral Kalsium mg 33 Besi mg 0,30 Magnesium mg 12 Fosfor mg 35 Kalium mg 320 Natrium mg 69 Seng mg 0,24 Tembaga mg 0,045 Mangan mg 0,143 Flour mcg 3,2 Selenium mcg 0,1 Vitamin Vitamin C, total asam askorbat mg 5,9 Thiamin mg 0,066 Riboflavin mg 0,058 Niacin Mg 0,983 Pantothenic acid Mg 0,273 Vitamin B-6 Mg 0,138 Folate Mcg 19 Kolin Mg 8,8 Aktivitas Vitamin A, IU IU Aktivitas Vitamin A mcg_rae 835 Vitamin E (alpha-tocopherol) Mg 0,66 Tocopherol, beta Mg 0,01 Vitamin K (phylloquinone) Mcg 13,2 Lainnya Karoten, beta Mcg 8285 Karoten, alpha Mcg 3477 Lycopene Mcg 1 Lutein + zeaxanthin Mcg 256 Sumber : USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2007)

19 digilib.uns.ac.id 8 B. Serat Kasar Serat adalah karbohidrat kompleks yang terkandung dalam bahan makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna, tetapi sangat dibutuhkan untuk perawatan kesehatan serta pencegahan penyakit. Serat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu serat yang larut dalam air kemudian membentuk gel dalam saluran pencernaan dengan cara menyerap air karena memiliki kemampuan menyerap air dan meningkatkan tekstur dan volume tinja. Dari seluruh makanan berserat yang ada, hampir seluruhnya terdiri dari kombinasi kedua jenis serat tersebut. Namun komposisi serat tidak larut air umumnya lebih dominan dibanding serat yang larut air (Ikmal, 2009), sedangkan kebutuhan serat kasar manusia berkisar antara g/hari untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang (Hartoyo, 2008). Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia adalah 10,5 g (Puslitbang Gizi Depkes RI, 2001). Anjuran konsumsi serat untuk dewasa per hari adalah g. Resiko kurang konsumsi serat antara lain: konstipasi/sulit buang air besar, wasir, kegemukan, penyakit jantung koroner dan stroke, kanker usus. Serat mempunyai manfaat yang sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan: mempercepat waktu transit makanan dalam pencernaan sehingga bahan-bahan pencemar dan sisa makanan lebih cepat terbuang, mengurangi penyerapan gula, menurunkan resiko penyakit diabetes mellitus, mengurangi penyerapan lemak, menurunkan resiko kolesterol tinggi dan kegemukan. Membantu memelihara kesehatan saluran pencernaan dengan cara : membantu pertumbuhan bakteri yang menguntungkan, menghasilkan feses yang lunak dan mudah dibuang untuk menghindari masalah sulit buang air besar dan wasir. Menimbulkan rasa kenyang sehingga membantu orang yang sedang diet. Mengikat asam empedu, sehingga tubuh mengeluarkan cadangan kolesterol dan menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke (Ikmal, 2009). C. Beta Karoten Menurut Shermington (1992) karoten terdapat dalam berbagai sayuran terutama dalam wortel dan commit sayuran to yang user berwarna hijau tua dan dalam

20 digilib.uns.ac.id 9 beberapa buah-buahan yang berwarna kuning seperti buah persik dan aprikot. Kandungan karotena dari beberapa makanan ditunjukan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kandungan Karotena Dari Beberapa Makanan Bahan Makanan µ gram retinol ekivalen per 100 gram Wortel 2000 Bayam 1000 Jambak 500 Buah aprikot 250 Tomat 100 Kobis 50 Kapri 50 (1 µ gram retinol ekivalen sama dengan 6 µ gram karotena) B-Karoten saat ini dikenal sebagai prekursor retinol (Vitamin A). Selain itu senyawa ini merupakan antioksidan yang baik dan penangkap (trapping) radikal bebas terutama peroxyl dan hydroxy radical. Sebagai antioksidan, B-Karoten terutama mampu melindungi membran DNA dan komponen sel lain dari kerusakan oksidatif. Di samping fungsi tersebut, saat ini telah berkembang konsep, bahwa B-Karoten mampu menurunkan risiko kanker tanpa harus diubah terlebih dahulu menjadi vitamin A. Untuk mendukung konsep sebagai agen antikanker, banyak dilakukan penelitian laboratorium, baik dengan biakan sel bakteri maupun binatang (Suwandi, 1991). D. Kerupuk Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya adalah pati. Berbagai bahan berpati dapat diolah menjadi kerupuk, diantaranya adalah ubi kayu, ubi jalar, beras, sagu, terigu, tapioka dan talas. Pada umumnya pembuatan kerupuk adalah sebagai berikut : Bahan pati dilumatkan bersama atau tanpa bumbu, kemudian dimasak (direbus atau dikukus) dan dicetak berupa lempengan tipis yang disebut kerupuk kering. Sebelum dikonsumsi, keripik kering digoreng atau dipanggang terlebih dahulu. Ikan, telur dan daging adalah bahan penyedap yang dapat digunakan pada pembuatan kerupuk. Merica, bawang putih, bawang merah dan garam merupakan bumbu utama (Kemal, 2001).

21 digilib.uns.ac.id 10 Kerupuk merupakan produk makanan kering yang populer yang telah lama dikenal masyarakat luas. Komponen terbesar kerupuk adalah pati sehingga kerupuk mempunyai kandungan protein yang rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha penganekaragaman makanan (diversifikasi pangan) yang bertujuan meningkatkan kandungan gizi kerupuk terutama kandungan protein dan Fe, mengingat kedua zat tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh (Nurhayati, 2007). Syarat mutu dan keamanan produk dari kerupuk (Tabel 2.4) dengan menggunakan SNI :2009 kerupuk udang sebagai berikut: Tabel 2.4. Persyaratan Mutu dan Keamanan Pangan Kerupuk Udang Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu 1 Mutu 2 a. Sensori Angka (1-9) 7 7 b. Cemaran mikroba* - ALT - Escherichia coli c. Kimia - Kadar air - Abu tak larut dalam asam* - Protein Koloni/g APM/g % fraksi massa % fraksi massa % fraksi massa Maksimal 5,0 x 10 4 < 3 Maksimal 12 Maksimal 0,2 Minimal 8 Sumber : SNI :2009 E. Prinsip Pengolahan dan Bahan Pembuatan Kerupuk 1. Prinsip pengolahan volume pengembangan, dan commit kemasan to user (Anjani, 2000). Maksimal 5,0 x 10 4 < 3 Maksimal 12 Maksimal 0,2 Minimal 5 Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Kerupuk dikenal baik disegala usia maupun tingkat sosial masyarakat. Kerupuk mudah diperoleh di segala tempat, baik di kedai pinggir jalan, atau di supermarket. Kerupuk dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka atau tepung gandum, bahkan gaplek pun dapat digunakan untuk pembuatan kerupuk udang. Dari bahan dasar tersebut ditambahkan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, garam, gula, air dan bleng. Tahapan utama pembuatan kerupuk adalah persiapan, processing, supply, pemotongan dan penebaran, pengeringan, sortasi, dan pengemasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerupuk adalah kadar air,

22 digilib.uns.ac.id 11 Menurut Suprapti (2005) tahapan proses pengolahan kerupuk dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pembuatan Adonan Kerupuk Mula mula air dan garam dipanaskan hingga mendidih, kemudian dituangkan ke dalam baskom berisi tepung tapioka, sedikit demi sedikit sambildiaduk. Adonan ditumbuk hingga lumer supaya tercampur rata sehingga mudah dibentuk dan tidak lengket di tangan (adonan kerupuk). b. Pencetakan Adonan Kerupuk dan Pengukusan Adonan kerupuk yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kantung plastik atau dibungkus daun pisang dengan diameter 1,5-3 cm, kemudian dikukus hingga matang. c. Pendinginan dan Pengerasan Adonan yang telah matang diangkat dan dibiarkan dingin agar adonan menjadi mengeras. Dengan demikian pada saat pemotongan tidak lengket dan lebih mudah. d. Pemotongan Setelah cukup keras adonan dipotong potong dengan ketebalan 1 2 mm. Pisau yang digunakan harus tajam agar permukaan kerupuk halus. e. Pengeringan Untuk mengeringkan kerupuk, cukup dijemur diatas encek yang terbuat dari anyaman bamboo hingga kering. Proses pengeringan ini dilakukan selama 2 hari. f. Penggorengan Menggoreng adalah suatu proses untuk memasak bahan pangan dengan menggunakan lemak atau minyak pangan. Minyak goreng selain berfungsi sebagai medium penghantar panas juga dapat menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori bahan pangan. Kerupuk yang telah dikeringkan kemudian siap untuk digoreng dengan

23 digilib.uns.ac.id 12 suhu 80 0 C 90 0 C selama detik, apabila lebih lama waktu saat penggorengan maka kerupuk akan mengalami kegosongan 2. Bahan Pembuatan Kerupuk a. Tepung Tapioka Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri. Tepung tapioka yang digunakan dalam pembuatan mi kering hanya sebagai alternatif substitusi tepung terigu. Penggunaan tapioka dalam industri makanan lebih menguntungkan sebab pasta dan gel pati dari tapioka yang tidak dimodifikasi lebih terang dan lebih tahan terhadap retrogradasi. Bila dibandingkan dengan tepung pensubstitusi lain tepung tapioka memiliki komposisi gizi yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan tepung dan baik sebagai bahan bantu pewarna putih (Astawan, 2003). Adapun syarat mutu tepung tapioka berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Syarat mutu tepung tapioka berdasarkan SNI Kriteria Mutu Satuan Persyaratan Warna - Putih (khas tepung tapioka) Bentuk - Serbuk Bau - Normal Benda asing - Tidak ada Kadar Air % 17,5 Kadar lemak dan kotoran maksimum % 0,7 Sumber : Dewan Standarisasi Nasional, (1992) b. Tepung terigu Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan bahan pangan memiliki beberapa persyaratan sesuai SNI yang dapat dilihat pada Tabel 2.6.

24 digilib.uns.ac.id 13 Tabel 2.6. Standarisasi Tepung Terigu Dalam Bahan Pangan Jenis Uji Satuan Persyaratan Keadaan : Bentuk Bau Rasa Warna Serbuk Normal (bebas dari bau asing) Normal (bebas dari bau asing) Putih khas terigu Benda asing - Tidak boleh ada Serangga - Tidak boleh ada Air %, b/b Maksimal 14,5% Abu %, b/b Maksimal 0,6% Protein %, b/b Minimal 7,0% Keasaman mgkoh/100 gr Maksimal 50/100 gr Besi (Fe) mg/kg Minimal 50 Zeng (Zn) mg/kg Minimal 30 Vitamin B1 (Thiamin) mg/kg Minimal 2,5 Vitamin B2 (Riboflavin) mg/kg Minimal 4 Asam folat mg/kg Minimal 2 Cemaran logam : Timbale (Pb) Raksa (Hg) Tembaga (Cu) Sumber : SNI c. Garam mg/kg mg/kg mg/kg Maksimal 1,10 Maksimal 0,05 Maksimal 10 Garam dapur berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam dapur juga dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pada hasil akhir pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan (Winarno, 1997). Garam digunakan sebagai salah satu metode pengawetan pangan dan masih digunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam makanan. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroba pencemar tertentu. Mikroba pembusuk atau proteolitik dan pembentuk spora paling mudah terpengaruh walaupun dengan kadar garam yang rendah sekalipun (sampai 6%). Mikroba patogen seperti Clostridium botulinum dapat dihambat oleh konsentrasi garam %. Selain itu, garam juga mempengaruhi aktivitas air (Aw) dari bahan (Buckle, 1987).

25 digilib.uns.ac.id 14 Kriteria mutu garam berdasarkan SII meliputi warna, rasa, bau dan kandungan air dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Syarat mutu garam berdasarkan SII Kriteria mutu Persyaratan Warna Putih Rasa Asin Bau Tidak berbau Air Max 5% Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, seringkali dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi yodium (Anonim b,2012). Garam dapur digunakan sebagai bahan pengawet karena bisa menghambat atau bahkan menghentikan reaksi autolisis, serta dapat membunuh bakteri yang terdapat dalam bahan makanan. Kemampuannya menyerap kandungan air yang terdapat dalam bahan makanan menyebabkan metabolisme bakteri terganggu akibat kekurangan cairan, bahkan bakteri mengalami kematian (Saparinto a, 2006). d. Bawang putih Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan

26 digilib.uns.ac.id 15 dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain (Anonim c, 2012). Bawang putih merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak dibutuhkan penduduk di dunia, terutama dimanfaatkan sebagaibahan penambah penyedap atau pewangi beberapa jenis makanan. Umbi bawang putih mengandung sejenis minyak atsiri (methyl-allyl disulfida). Umbi bawang putih berlapis-lapis, maka bawang putih termasuk jenis tanaman umbi lapis. Sebuah umbi bawang putih terdiri atas 8-20 siung (anak bawang). Kadar gizi umbi bawang terdiri dari zat organis : protein, lemak, dan hidrat arang, disamping itu mengandung zat-zat hara : kalsium, fosfor, besi, vitamin dan belerang. Secara rinci kadar gizi umbi bawang putih dapat dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Kadar zat gizi umbi bawang putih per 100 gram No Uraian Nilai gizi Keterangan 1. Bagian yang dapat Protein 4,50 g dimakan 88% 2. Lemak 0,20 g 3. Hidrat arang 23,10 g 4. Kalsium 42 g 5. Fosfor 135 mg 6. Besi 1 mg 7. Vitamin B 1 0,22 mg 8. Vitamin C 15 mg 9. Air 71 g 10. Kalori 95 kal Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979 Umbi bawang putih mengandung ikatan asam amino yang disebut aillin. Bila mendapat pengaruh dari enzim alinase, aillin dapat berubah menjadi allicin (zat aktif yang mempunyai daya bunuh terhadap bakteri dan daya anti oksidan). Bila allicin bertemu dengan vitamin B akan membentuk ikatan allithiamine (Budi, 1988). e. Cabai Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat

27 digilib.uns.ac.id 16 kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung (Anonim d, 2012). f. Ketumbar Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempahrempah yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat dinamakan fructus coriandri. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari EropaSelatan dan sekitar Laut Kaspia. Berbagai jenis masakan tradisional Indonesia kerap menggunakan bumbu berupa biji berbentuk butiran beraroma keras yang dinamakan ketumbar. Dengan tambahan bumbu tersebut, aroma masakan akan lebih nyata (Suwandi, 1995). g. Gula Gula dalam pengertian sehari-hari adalah gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu atau bit. Gula pasir mengandung 99,9% sakarosa murni. Sakarosa adalah gula tebu atau gula bit yang telah dibersihkan. Selain memeberikan rasa manis, gula juga berfungsi sebagai pengawet karena memiliki sifat higroskopis. Kemampuannya menyerap kandungan air dalam bahan pangan ini bisa memeperpanjang masa simpan (Saparinto b, 2006). Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan pada setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu. Penggunaan gula berpengaruh terhadap penurunan aktivitas air bahan pangan sehingga dapat berfungsi sebagai pengawet bahan commit pangan to (Buckle, user 1987).

28 digilib.uns.ac.id 17 Gula berperan penting dalam memberikan rasa manis pada kerupuk. Pemakaian gula biasanya 2-2,5%, pemakaian gula berlebih menyebabkan makin sedikit air terserap tepung dalam adonan sehingga pengembangan dapat berkurang (Wiriano, 1984). h. Penyedap rasa Penyedap rasa atau bumbu masak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Bagi banyak orang, masakan hambar rasanya tanpa diberi penyedap rasa. Penyedap rasa digunakan untuk menambah rasa nikmat pada masakan yang diolah. Bahan ini juga bisa menekan rasa yang tidak diingikan dari suatu bahan makanan. Zat penyedap rasa sintetis berasal dari hasil sintesis zat-zat kimia, misalnya vetsin atau MSG (monosodium glutamat) (Saparinto, 2006). i. Minyak goreng Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi. Minyak yang berbentuk padat biasa disebut dengan lemak. Minyak dapat bersumber dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak bunga matahari. Minyak dapat juga bersumber dari hewan, misalnya minyak ikan sardin, minyak ikan paus dan lain-lain (Ketaren, 1986). F. Kemasan Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan

29 digilib.uns.ac.id 18 pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton (Nurminah, 2002). Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh berkurang kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan terhadap bau dan gas dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak dapat masuk melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah. Wadah yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan di dalamnya juga rusak dalam arti berubah bentuknya (Winarno, 1983). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Pada Bab IV Pasal dari Undang- Undang ini diatur hal-hal yang berkaitan dengan pelabelan dan periklanan bahan pangan (Undang-Undang, 1996). G. Analisis Biaya Analisis kelayakan ekonomi bertujuan untuk menentukan kalayakan suatu usaha, baik apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis finansial menitik beratkan kepada aspek keuangan berupa arus kas (cash flow) yang terjadi selama usaha dijalankan. Analisis dari segi teknik, ekonomi, maupun financial. Analisis ekonomi bertujuan mengetahui ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok penjualan, harga penjualan, perkiraan pendapatan (rugi atau laba), serta kriteria kelayakan usaha (Astawan, 1999). 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

30 digilib.uns.ac.id 19 a) Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana sosial. b) Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost) Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakar atau energi, biaya perawatan dan perbaikan. 2. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 3. Kriteria Kelayakan Usaha Kriteria kelayakan usaha untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dan mengetahui nilai atau keuntungan yang akan datang menjadi nilai sekarang metode-metode yang digunakan antara adalah Break Event Point (BEP), Benefit Cost (B/C), Payback period (PP), Return of Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR). a. Break event point (BEP) Break event point (BEP) digunakan untuk menentukan besarnya volume penjualan yaitu perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan. Break event point adalah suatu titik keseimbangan pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kurang daripada jumlah yang ditunjukkan oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih (Astawan, 1999).

31 digilib.uns.ac.id 20 Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai berikut: Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut: Perhitungan rumus BEP atas dasar unit waktu adalah sebagai berikut: b. Payback period (PP) Payback period merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat berupa persentase maupun (baik tahun maupun bulan). Payback period tersebut harus lebih (<) dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari lima tahun. Rumus Payback period adalah sebagai berikut (Sutanto, 1994). PP = c. Benefit Cost Ratio (B/C) Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria yang disebut Benefit Cost Ratio (BCR). Penggunaannya dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan financial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini (Gittinger, 1986). Benefit Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. commit Jika to nilai user B/C lebih besar dari 1 maka

32 digilib.uns.ac.id 21 perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai B/C lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri (rugi). Jika nilai B/C = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas (Astawan, 2006). B/C Ratio = d. Return of Investment (ROI) Return of Investment (ROI) merupakan perbandingan antara besarnya laba per tahun dengan besarnya modal yang dinyatakan persen (%) per tahun. ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan (belum dikurangi pajak pendapatan) atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya modal dapat dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap ditambah modal kerja (Sutanto, 1994). Laba ROI = X100% TotalBiaya Pr oduksi e. Internal rate of return (IRR) Internal rate of return merupakan cara yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proeed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menjadikan NPV sama dengan nol. Dengan memperhatikan defenisi-defenisi yang dikemukakan diatas, maka dapat dikatakan bahwa pada metode internal of return yang dicari adalah tingkat pengembalian investasi atau discount rate yang akan menjadikan NPV sama dengan nol. Sedangkan pada metode net present yang dicari adalah net present value dengan discount rate yang telah commit ditentukan. to user

33 digilib.uns.ac.id 22 Pada dasarnya internal of return dapat dicari dengan cara trial dan error atau sistem coba-coba. Pertama-tama dihitung dahulu PV dari proceed yang diharapkan dengan menggunakan discount rate kita tentukan,kemudian hasilnya dibandingkan dengan investment dari outlay kalau PV dari proceed lebih besar dari pada PV dari investasi,maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Cara tersebut dilakukan sampai kita menentukan tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV dari proceed sama besar dengan NPV dari outlanya,atau dengan kata lain PV sama dengan kata lain NPV sama dengan nol.

34 digilib.uns.ac.id 23 A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan BAB III METODE PELAKSANAAN Praktek Produksi Carrota Crispy Kerupuk Wortel dilaksanakan mulai Bulan April 2012 sampai bulan Juli 2012 di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Alat, Bahan dan Cara Kerja Dalam sebuah kegitan praktek produksi pembuatan kerupuk wortel diperlukan beberapa alat, bahan, dan cara kerja. Berikut ini merupakan alat, bahan, dan cara kerja yang digunakan dan dilakukan dalam praktek produksi ini : 1. Alat Peralatan yang di gunakan dalam pembuatan Kerupuk Wortel ini antara lain : a. Dandang b. Sealer c. Kompor d. Pisau e. Baskom f. Sendok g. Blender h. Timbangan i. Plastik 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan Kerupuk Wortel adalah : a. Wortel f. Garam j. Penyedap Rasa b. Tepung tapioka g. Gula c. Tepung terigu h. Ketumbar d. Bawang putih commit i. Cabai to user 23

35 digilib.uns.ac.id Cara Kerja Cara pembuatan Kerupuk Wortel ini dapat dilihat dalam diagram alir pada Gambar 3.1 di bawah ini : Wortel bawang putih (20 g), ketumbar (5 g), cabai (20 g) dan garam (10 g) dihaluskan Dikupas dan dicuci Diblender Ditimbang Tepung terigu (50 g), tepung tapioka (200 g), gula (5 g), dan penyedap rasa (4 g) dimasukkan Adonan Dimasukan cetakan Setelah mendidih dikukus selama 30 menit Pelepasan Plastik Diamkan selama 1 malam Diiris 1-2 mm dengan diameter 1,5 cm Dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 hari Digoreng dengan suhu ±80 0 C Dikemas Carrota crispy Gambar 3.1 Diagram Alir commit Proses to user Pembuatan Kerupuk Wortel

36 digilib.uns.ac.id 25 C. Analisis Produk 1. Analisis Sensori Analisis sensori adalah sebuah uji yang dilakukan untuk menentukan tingkat kesukaan, perbedaan, dan perbandingan pada sebuah produk. Dalam praktek produksi ini dilakukan uji organoleptik yang berfungsi untuk menentukan tingkat kesukaan pada 3 jenis kerupuk wortel yang ketiga jenis kerupuk ini dibedakan berdasarkan banyak wortelnya dan formulasinya. Tabel 3.1 Formulasi Bahan Bahan Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Wortel 200 g 250 g 300 g Tepung Tapioka 200 g 200 g 200 g Tepung Terigu 50 g 50 g 50 g Bawang Putih 20 g 20 g 20 g Cabai 20 g 20 g 20 g Ketumbar 5 g 5 g 5 g Gula 5 g 5 g 5 g Penyedap rasa 4 g 4 g 4 g Garam 10 g 10 g 10 g Keterangan Formulasi 1 : kode 311 Formulasi 2 : kode 421 Formulasi 3 : kode 512 Analisis sensoris yang digunakan untuk menentukkan formulasi yang paling disukai menggunakan uji kesukaan yaitu uji rangking. Dalam analisis sensori dengan menggunakan uji rangking ini panelis yang digunakan adalah panelis semi terlatih sebanyak 30 panelis. Dari 30 panelis tersebut, mereka diminta untuk memberikan pendapatnya tentang 3 produk kerupuk wortel yang dibuat dengan berbagai formulasi penambahan wortel. 2. Analisis Kimia Dalam praktek produksi juga di lakukan analisis terhadap beberapa kandungan yang ada dalam produk akhir. Analisa yang dilakukan yaitu Serat Kasar dan Kadar Beta commit Karoten. to user

37 digilib.uns.ac.id 26 D. Analisis Ekonomi 1. Biaya produksi Total biaya produksi = total fixed cost + total variable cost 2. Biaya Perawatan Dan Perbaikan (BPP) BPP= Px% FPP x jam ker ja perhari x jam ker ja perbulan jam ker ja perhari x jam ker ja perbulan x umur alat = harga awal FPP = faktor perawatan dan perbaikan 3. Penyusutan/Depresiasi Depresiasi = P- NS N Keterangan: P : Harga peralatan awal NS : Biaya penyusutan N : Jumlah bulan 4. Pajak Usaha 5. Harga Pokok Penjualan HPP= Biaya produksi kapasitas produksi 6. Perhitungan Penjualan Penjualan = Harga/unit x jumlah unit 7. Perhitungan Rugi Laba Laba kotor Laba bersih = Penjualan-Biaya Pokok Produksi = Laba Operasi Pajak Usaha 8. BEP unit Q BEP = FC HrgJual- ( VC / kapasitas produksi) FC : Fixed Cost (Biaya Tetap) VC : Variabel Cost (biaya tidak tetap)

38 digilib.uns.ac.id ROI (Return on Investment) laba kotor ROI sebelum pajak = x100% Total biaya produksi Laba bersih ROI sesudah pajak = x100% Total biaya produksi 10. PP (Payback Period) PP merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Biaya produksi PP= Laba kotor 11. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) Pendapa tan B / CRatio = Biaya produksi

39 digilib.uns.ac.id 28 A. Deskripsi Produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kerupuk wortel merupakan camilan atau panganan siap saji yang terbuat dari tepung tapioka dan tepung terigu dengan penambahan wortel yang dapat meningkatkan nilai gizi pada kerupuk tersebut. Kerupuk wortel yang dihasilkan ini mempunyai kandungan serat yang lebih banyak dibandingkan dengan kerupuk tanpa penambahan wortel. Selain itu kerupuk wortel ini mempunyai kandungan beta karoten, rasa yang pedas dan gurih. Rasa pedas ini ditimbulkan dari penambahan cabai dan rasa gurihnya karena penambahan bawang putih, garam serta penyedap rasa, serta mempunyai tekstur yang renyah karena terbuat dari tepung tapioka. B. Proses Pembutan Krupuk Wortel Proses pengolahan kerupuk wortel melalui beberapa tahap yaitu pembuatan bubur adonan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan dan penggorengan. a. Pencucian dan Pengupasan Pencucian merupakan pra proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran seperti tanah, dan pengupasan merupakan pra proses yang bertujuan untuk memisahkan kulit dari bahannya. b. Penghancuran Bubur wortel ini dibuat dengan cara wortel dipotong-potong kemudian diblender agar didapatkan hasil yang halus dan rata. Pembuatan bubur wortel ini bertujuan untuk memudahkan pencampuran bahan pada saat pembuatan adonan kerupuk. c. Pembuatan Adonan Kerupuk Pembuatan adonan kerupuk dilakukan dengan mencampur semua bahan utama dan bahan tambahan. Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung tapioka, wortel yang sudah dilembutkan, tepung terigu, garam, gula pasir, ketumbar, cabai, penyedap rasa dan bawang putih. Faktor terpenting dalam pembuatan adonan adalah homogenitas adonan, karena sifat ini 28

40 digilib.uns.ac.id 29 akan mempengaruhi keseragaman produk akhir yang dihasilkan. Adonan kerupuk yang baik adalah homogen dan tidak lengket di tangan (Wiriano, 1984). Pembuatan adonan kerupuk ini adalah pencampuran antara tepung tapioka, tepung terigu, wortel yang telah dihaluskan dan bumbu-bumbu yang dicampur menjadi satu dan diaduk sampai homogen yang selanjutnya dicetak menggunakan plastik. d. Pencetakan Setelah adonan jadi kemudian masuk kedalam proses pencetakan. Pencetakan adonan kerupuk dimaksudkan untuk memperoleh bentuk dan ukuran yang seragam. Pencetakan dilakukan sesuai dengan selera atau permintaan konsumen, dapat menggunakan loyang, plastik maupun daun pisang. Dalam pencetakan kerupuk sayur wortel ini menggunakan plastik, hal ini dikarenakan plastik mudah didapat, proses pencetakan lebih mudah selain itu dengan menggunakan plastik adonan kerupuk akan lebih padat saat proses pengukusan berlangsung. e. Pengukusan Pengukusan sering diartikan sebagai pemasakan yang dilakukan melalui media uap panas dengan suhu pemanasan sekitar C selama 30 menit setelah mendidih. Tujuan dari pengukusan ini adalah untuk mematangkan adonan produk selain itu dengan proses pengukusan ini kontaminasi mikrobiologi dapat dihilangkan. Adonan yang telah masak ditandai dengan seluruh bagian berwarna oranye bening serta teksturnya kenyal. f. Pelepasan Pastik Setelah adonan kerupuk matang maka diangkat, kemudian dilakukan pengupasan plastik yang bertujuan agar adonan lebih cepat dingin dan lebih cepat keras. g. Pendinginan Adonan kerupuk yang sudah dikukus kemudian dilakukan pendinginan sebelum dilakukan commit pemotongan. to user Pendinginan kerupuk dengan

41 digilib.uns.ac.id 30 waktu 1 malam yang bertujuan supaya kerupuk mudah untuk dipotong dan tidak lengket saat dipotong. Dengan kerupuk didinginkan, teksturnya lebih keras dan tidak lembek sehingga proses pengeringan lebih cepat. h. Pemotongan Kerupuk yang sudah didinginkan selama 1 malam kemudian masuk ke proses selanjutnya yaitu pemotongan kerupuk. Dengan pemotongan kerupuk ini bertujuan untuk menyeragamkan ukuran kerupuk, pemotongan kerupuk ini 1-2 mm. Pemotongan kerupuk menggunakan pisau yang tajam. i. Pengeringan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air melalui penggunaan energi panas. Pada pengeringan kerupuk sayur wortel ini menggunakan energi panas matahari, karena dengan panas matahari pengeringan akan lebih menghemat biaya. Pengeringan ini dilakukan selama 2 hari untuk mendapatkan hasil kerupuk yang benar-benar kering. j. Penggorengan Menggoreng adalah suatu proses untuk memasak bahan pangan dengan menggunakan lemak atau minyak pangan. Minyak goreng selain berfungsi sebagai medium penghantar panas juga dapat menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori bahan pangan. Kerupuk yang telah dikeringkan kemudian siap untuk digoreng dengan suhu 80 0 C selama 10 detik, apabila lebih lama waktu saat penggorengan maka kerupuk akan mengalami kegosongan. C. Produk Akhir Produk akhir yang dihasilkan adalah kerupuk wortel dengan berbagai formulasi bahan, dari masing-masing formulasi akan dilakukan uji organolaptik yang meliputi warna, rasa, kerenyahan dan over all. 1. Analisis Sensoris Analisis sensori kerupuk wortel menggunakan uji kesukaan rangking. Uji rangking merupakan commit to uji user yang dilakukan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek produksi Pembuatan Kerupuk Kulit Pisang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi dilakukan pada bulan februari-juni

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI Oleh : Indah Asriningrum 0333010052 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Kajian Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok Pada Tepung Terigu Dan Penambahan Telur) SKRIPSI Oleh : Fery Rois NPM : 0633010039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang sering memerlukan makanan selingan di samping makanan pokok. Makanan selingan sangat bervariasi dari makanan ringan sampai makanan berat, atau makanan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanamannya berbentuk rumput, batangnya pendek, dan akar tunggangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanamannya berbentuk rumput, batangnya pendek, dan akar tunggangnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wortel Wortel termasuk kelompok sayuran yang merupakan tanaman hortikultura. Tanamannya berbentuk rumput, batangnya pendek, dan akar tunggangnya berubah bentuk dari fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI PENGARUH PROPORSI LABU KUNING : TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK KERIPIK SIMULASI LABU KUNING SKRIPSI Disusun oleh : Andre Dian Permana NPM : 0333010047 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tepung Terigu Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006 mendefinisikan tepung terigu sebagai tepung yang berasal dari endosperma biji gandum Triticum aestivum L.(Club wheat) dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI SELAI MARKISA (Passiflora edulis) Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian DISUSUN OLEH : MUHSININ H3110026 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI 0 EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan telah banyak dikenal, karena boleh dikatakan semua orang pernah menggunakan ikan sebagai bahan pangan dengan dimasak terlebih dahulu, misalnya sebagai lauk pauk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017 DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017 NUGGET SINGKONG, BAKSO SINGKONG OLEH MAHASISWA : NUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER FAKULTAS TEKONOLOGI PANGAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan menggunakan tepung terigu, namun tepung terigu adalah produk impor. Untuk mengurangi kuota impor terigu tersebut

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut.garis pantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT UDANG (Penaeus sp) UNTUK PENGANEKARAGAMAN MAKANAN RINGAN BERBENTUK STICK Tri Rosandari dan Indah Novita Rachman Program Studi Teknoogi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, karena pangan merupakan salah satu faktor utama yang dibutuhkan mahluk hidup khususnya manusia

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR Diana Nur Afifah, Gemala Anjani Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang d_nurafifah@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan camilan yang dikonsumsi bersama makanan utama. Menurut Lavlinesia (1995) kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kesumba (Bixa orellana) merupakan salah satu tanaman yang berupa pohon, tanaman tersebut biasa ditanam di pekarangan rumah atau di pinggiran jalan sebagai

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari 47 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. 3.2 Bahan dan alat Bahan yang di

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak dari masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada beras, mereka meyakini bahwa belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis) Kluwih merupakan kerabat dari sukun yang dikenal pula dengan nama timbul atau kulur. Kluwih dianggap sama dengan buah

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TugasAkhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Progam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi

Lebih terperinci

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H.0604041 UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan ringan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat bukan cuma memberikan daya saing jangka panjang bagi perusahaan. Merek juga memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG INDUSTRI KERIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 OLEH : EDY SETIAWAN 10.11.3986 KELAS 2F S1 TEKNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci