BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi

1 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG POKOK-POKOK PENGATURAN DIREKSI DAN BADAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH PASAR NIAGA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pokokpokok Pengaturan Direksi dan Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan

2 -2-4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 2504) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 17); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2008 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0108); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1514); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POKOK-POKOK PENGATURAN DIREKSI DAN BADAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH PASAR NIAGA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenagnan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Tangerang. 4. Sekretaris

3 -3-4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat menjadi SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Daerah. 6. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. 7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. 8. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Tangerang. BAB II KEPENGURUSAN Pasal 2 (1) Perusahaan Daerah dibentuk oleh Pemerintah Daerah terdiri atas pengurus dan pegawai. (2) Pengurus Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Bupati selaku pemilik modal; b. Badan Pengawas; dan c. Direksi. BAB III DIREKSI Bagian Kesatu Seleksi Calon dan Pengangkatan Direksi Pasal 3 (1) Bupati menunjuk Badan Pengawas dan/atau SKPD sebagai tim penyeleksi calon Direksi melalui Keputusan Bupati. (2) Untuk kelancaran tugas dan integritas, tim penyeleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menunjuk tim ahli uji kemampuan dan kelayakan (fit & proper test). (3) Penunjukan tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Calon Direksi harus lulus ujian kemampuan dan kelayakan (fit & proper test) yang dilakukan oleh tim penyeleksi. (5) Calon Anggota Direksi terpilih yang lulus tim penyeleksi diajukan oleh Badan Pengawas untuk diangkat menjadi Direksi Kepada Bupati. (6) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Badan Pengawas. (7) Pengangkatan

4 -4- (7) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (8) Calon anggota Direksi yang terpilih dilantik dan diambil sumpahnya oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati paling lama 14 (empat belas) hari sejak ditetapkannya Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (7). (9) Biaya dalam rangka pelaksanaan seleksi Direksi dibebankan kepada Perusahaan Daerah. Bagian Kedua Persyaratan Pasal 4 (1) Batas usia calon Direksi pada saat pendaftaran paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun dan paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun. (2) Calon Direksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. warga negara Republik Indonesia; b. mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata Satu (S-1); c. tidak memiliki hubungan keluarga dan kerabat dalam garis lurus maupun garis menyamping sampai dengan derajat ketiga, termasuk hubungan mertua menantu dan hubungan periparan dengan Bupati atau orang-orang lain yang berada dalam jajaran Direksi dan Badan Pengawas; d. antara anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping termasuk menantu dan ipar, kecuali jika untuk kepentingan perusahaan diijinkan oleh Bupati, jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan yang terlarang itu, maka untuk dapat melanjutkan jabatannya diperlukan izin Bupati; e. bukan pengurus partai politik dan organisasi massa; f. memiliki integritas, loyalitas dan dedikasi tinggi untuk memajukan dan mengembangkan Perusahaan Daerah; g. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; h. bersedia dan menyatakan mundur dari status Pegawai Negeri Sipil, apabila yang bersangkutan berstatus Pegawai Negeri Sipil; dan i. tidak sedang dalam menjalani proses hukum, baik sebagai tersangka maupun terdakwa. Pasal 5

5 -5- Pasal 5 (1) Jumlah Direksi Perusahaan Daerah ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang Direksi yang satu diantaranya ditetapkan sebagai Direktur Utama berdasarkan penilaian terbaik hasil uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Bupati terhadap seluruh Calon Direksi. (2) Masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3) Pengangkatan kembali dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah setiap tahun berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Badan Pengawas. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 6 Dalam menyelenggarakan kepengurusan Perusahaan Daerah, Direksi mempunyai tugas: a. memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan usaha Perusahaan Daerah; b. mengajukan laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan tahunan hasil audit akuntan publik kepada Bupati melalui Badan Pengawas; c. melakukan pembinaan terhadap para pegawai dan para pedagang pasar; d. melaksanakan pengelolaan atas kekayaan Perusahaan Daerah; e. melaksanakan dan membina kegiatan-kegiatan administrasi umum dan administrasi keuangan; f. mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar pengadilan; dan g. menyampaikan laporan secara periodik mengenai kemajuan yang telah dicapai oleh Perusahaan Daerah, dalam bentuk laporan kegiatan usaha triwulanan dan laporan keuangan triwulanan sebagai bahan evaluasi kepada Bupati melalui Badan Pengawas. Pasal 7.

6 -6- Pasal 7 (1) Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Direksi memiliki wewenang untuk: a. mengadakan pengangkatan dan pemberhentian Pegawai; b. menetapkan pengangkatan, pemberhentian dan pengalihtugasan para pegawai dalam rangka pengisian jabatan-jabatan di bawah Direksi; c. melaksanakan penandatanganan naskah ikatan hukum antara Perusahaan Daerah dengan pihak lain dalam bentuk apapun tidak termasuk ikatan hukum yang bersifat joint venture dan joint operation; d. menyampaikan usulan perubahan terhadap rencana kerja dan anggaran perusahaan tahunan; dan e. pemindahtanganan, pembebanan dengan hipotik, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak dan penyertaan modal Perusahaan Daerah pada perusahaan lain yang terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bupati. Bagian Keempat Penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Pasal 8 (1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Bupati dapat menunjuk atau mengangkat Direksi yang lama atau seorang Badan Pengawas sebagai Pelaksana Tugas (Plt). (2) Pengangkatan Pelaksana Tugas (Plt) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Masa jabatan Pelaksana Tugas (Plt) sementara yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk waktu paling lama 3 (tiga) bulan. (4) Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) sebagaimana dimaksud ayat pada (2) tidak dilakukan pelantikan dan sumpah jabatan. (5) Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat final dan mengikat. (6) Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) diberikan penghasilan sesuai dengan kemampuan keuangan Perusahaan Daerah setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. Bagian Kelima

7 -7- Bagian Kelima Pemberhentian Direksi Pasal 9 Direksi atau anggota Direksi diberhentikan karena: a. permintaan sendiri; b. meninggal dunia; c. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik karena sakit berkepanjangan yang mengakibatkan tidak dapat beraktifitas secara normal selama 3 (tiga) bulan secara berturut turut; d. melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan Daerah; e. dijatuhi hukuman pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (incraht van bewijs); f. berakhir masa jabatannya dan tidak diangkat kembali; g. tidak mampu meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah; atau h. memberikan/tidak memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan tanggapan dan keberatan tertulis Bupati terhadap pengesahaan laporan kegiatan usaha tahunan dan laporan keuangan tahunan. Pasal 10 (1) Apabila Direksi atau anggota Direksi Tidak dapat lagi menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi berwenang dan jika berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Badan Pengawas terdapat bukti bukti yang kuat, maka Badan Pengawas mengusulkan pemberhentian Direksi kepada Bupati. (2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan hormat. Pasal 11 (1) Direksi atau Anggota Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, diberhentikan sementara oleh Bupati atas usul Badan Pengawas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan. (3) Paling

8 -8- (3) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pengawas dapat melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi, dimana Direksi atau Anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan membela diri. (4) Badan Pengawas melaporkan kepada Kepala Bupati hasil sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sebagai bahan Bupati untuk memberhentikan atau merehabilitasi. (5) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Direksi atau Anggota Direksi tidak hadir tanpa alasan dianggap menerima hasil sidang Dewan Pengawas. (6) Direksi atau Anggota Direksi yang diberhentikan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan yang berlaku sejak tanggal pemberhentian sementara sampai dengan ditetapkan keputusan definitive tentang jabatan yang bersangkutan atau paling lama 1 (satu) tahun. (7) Paling lambat dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah sidang Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Bupati menetapkan lebih lanjut status Direktur utama atau Direktur yang bersangkutan diberhentikan seterusnya atau dibatalkan pemberhentian sementaranya. Pasal 12 (1) Apabila Direksi atau anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g yang dibuktikan dengan hasil akuntan publik terdapat bukti penurunan kinerja, Badan Pengawas mengusulkan pemberhentian kepada Bupati dan selanjutnya Bupati menunjuk seorang atau lebih anggota Badan Pengawas untuk menjalankan tugas Direksi sebagai Pelaksana Tugas (Plt). (2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan hormat. Pasal 13 (1) Dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah diterimanya usulan, saran dan pendapat Badan Pengawas terhadap pemberhentian Direksi atau anggota Direksi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f, Bupati menetapkan pemberhentian. (2) Dalam

9 -9- (2) Dalam hal ditetapkannya Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap ketentuan dalam Pasal 9 huruf a, huruf b, dan huruf e, Bupati menetapkan salah seorang Direksi lainnya untuk merangkap jabatan untuk paling lama masa jabatan selama 3 (tiga) bulan. Bagian Keenam Penghasilan dan Hak-hak Direksi Pasal 14 (1) Penghasilan Direksi dan Anggota Direksi terdiri dari gaji pokok dan tunjangan. (2) Besaran gaji pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai berikut: a. Direktur utama menerima gaji pokok sebesar 2,5 (dua koma lima) kali gaji pokok pegawai tertinggi dalam Perusahaan Daerah; dan b. untuk anggota Direksi lainnya menerima gaji pokok sebesar 90% (sembilan puluh pesen) dari gaji pokok Direktur utama. (3) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. tunjangan kesehatan; b. tunjangan jabatan; c. tunjangan perumahan; dan d. tunjangan transportasi. (4) Penetapan Besaran tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berdasarkan kemampuan Perusahaan Daerah setelah memperhatikan pendapat Badan Pengawas. (5) Besarnya gaji pokok dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Pasal 15 (1) Selain gaji pokok dan tunjangan, sebagaimana dimakud dalam Pasal 14, kepada Direksi setiap tahun dapat diberikan jasa produksi. (2) Pemberian jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan apabila keuangan Perusahaan Daerah mendapatkan keuntungan/laba. (3) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh Direksi untuk mendapatkan persetujuan Badan Pengawas dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Pasal 16

10 -10- Pasal 16 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Direksi dapat memperoleh fasilitas sesuai dengan kemampuan keuangan Perusahaan Daerah. (2) Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disesuaikan dengan beban kerja dan tanggung jawab Direksi, kinerja dan kemampuan serta pertumbuhan keuangan Perusahaan Daerah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis fasilitas yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Bupati berdasarkan usulan dari Badan Pengawas. Bagian Ketujuh Cuti Direksi Pasal 17 (1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi: a. cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja; b. cuti besar/cuti untuk melaksanakan ibadah haji paling lama 2 (dua) bulan; c. cuti bersalin paling lama 3 (tiga) bulan; d. cuti alasan penting paling lama 3 (tiga) hari kerja; dan e. cuti sakit paling lama 2 (dua) bulan. (2) Penggunaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas sebagai berikut: a. untuk cuti besar dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Bupati; dan b. untuk cuti tahunan/cuti alasan penting/cuti sakit dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas. (3) Penggunaan hak cuti bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, termasuk hak cuti besar/cuti panjang tahun yang bersangkutan. (4) Direksi selama melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapat gaji dan tunjangan. (5) Direksi yang akan melakukan perjalanan dinas ke luar negeri harus mendapat izin dari Badan Pengawas. (6) Proses pemberian persetujuan pelaksnaaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan oleh Badan Pengawas. (7) Untuk melaksanakan tugas anggota Direksi yang sedang melaksanakan cuti, ditunjuk Pelaksana Harian (Plh) yang ditetapkan dengan keputusan Direksi. BAB IV

11 -11- BAB IV BADAN PENGAWAS Bagian Kesatu Pengangkatan Badan Pengawas Pasal 18 (1) Badan Pengawas diangkat oleh Bupati, atas usul SKPD. (2) Pengangkatan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Proses pengangkatan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan proses penetepan Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) difasilitasi oleh SKPD. (4) Jabatan Badan Pengawas Perusahaan Daerah ditunjuk, ditetapkan dan diangkat oleh Bupati untuk melaksanakan tugas pengawasan atas nama pemilik modal. (5) Masa jabatan Badan Pengawas ditetapkan selama 3 (tiga) tahun. (6) Badan Pengawas diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. (7) Pengangkatan Badan Pengawas yang kedua kali dilakukan apabila: a. mampu mengawasi Perusahaan Daerah sesuai dengan program kerja; b. mampu memberikan saran kepada Direksi agar Perusahaan Daerah mampu bersaing dengan perusahaan lainnya; dan c. mampu memberikan pendapat mengenai peluang usaha yang menguntungkan di masa yang akan datang. Bagian Kedua Pemberhentian Badan Pengawas Pasal 19 Anggota Badan Pengawas diberhentikan karena: a. permintaan sendiri; b. meninggal dunia; c. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik karena gangguan kesehatan; d. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya; e. melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan Daerah; f. dijatuhi

12 -12- f. dijatuhi hukuman pidana berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (incraht van bewijs); atau g. berakhir masa jabatannya dan tidak diangkat kembali. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Badan Pengawas (1) Badan Pengawas bertugas: Pasal 20 a. mengadakan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha Perusahaan Daerah; dan b. mengajukan saran dan pendapat kepada Bupati dalam hal-hal yang menyangkut: 1. pengangkatan dan pemberhentian Direksi; 2. rencana kerja dan anggaran tahunan; 3. laporan kegiatan usaha triwulanan dan laporan keuangan triwulanan; dan 4. memberikan saran dan pendapat atas Laporan Kinerja Perusahaan Daerah. (2) Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pengawas mempunyai wewenang untuk: a. memperingatkan atau memberikan teguran kepada Direksi dalam hal Direksi menyalahi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang telah disahkan atau disetujui perubahannya; b. mengadakan pemeriksaan terhadap Direksi yang diduga telah menimbulkan kerugian terhadap Perusahaan Daerah; c. memberikan pengesahan terhadap rencana kerja lima tahunan serta rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan Daerah; dan d. menerima dan menolak pertanggung jawaban keuangan dan Program Kerja Direksi tahun berjalan. Pasal 21 Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Badan Pengawas memberikan rekomendasi kepada Bupati mengenai: a. investasi Perusahaan Daerah; b. kerja sama Perusahaan Daerah dengan pihak ketiga untuk jangka waktu lebih dari 5 (lima) tahun; c. penyertaan modal Perusahaan Daerah pada perusahaan lain; dan d. perubahan status aset/pelepasan aset Perusahaan Daerah. Bagian Keempat

13 -13- Bagian Keempat Hak dan Kewajiban Badan Pengawas Pasal 22 Selama masa jabatannya, Badan Pengawas mendapatkan penghasilan berupa honorarium dan jasa produksi. Pasal 23 (1) Besarnya honorarium dan jasa produksi yang diperoleh ketua Badan Pengawas berjumlah 35% (tiga puluh lima persen) dari oleh Direktur utama atas penerimaan gaji dan jasa produksi. (2) Besarnya honorarium dan jasa produksi yang diberikan kepada sekretaris Badan Pengawas berjumlah 30% (tiga puluh persen) dari Direktur utama atas penerimaan gaji dan jasa produksi. (3) Besarnya honorarium yang didapat anggota berjumlah 25% (dua puluh lima persen) dari Direktur utama atas penerimaan gaji dan jasa produksi. Pasal 24 Anggota sekretariat Badan Pengawas diberi honorarium yang besarnya ditetapkan dengan keputusan Direksi dan pembayarannya dibebankan kepada Anggaran Perusahaan Daerah. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Pada saat peraturan Bupati ini berlaku: a. kedudukan dan masa jabatan Direksi dapat ditinjau kembali oleh Bupati atas usulan Badan pengawas; b. kedudukan dan/atau masa jabatan Badan Pengawas dapat ditinjau kembali oleh Bupati atas usulan SKPD; c. dalam hal dilakukan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan atau ayat (2), Bupati menunjuk Pelaksana Tugas (Plt); d. masa jabatan Pelaksana Tugas (Plt) terhitung sejak ditugaskan sampai dengan ditetapkannya Direksi hasil uji kemampuan dan kelayakan (fit & proper test); dan e. masa jabatan Direksi hasil uji kemampuan dan kelayakan (fit & proper test) terhitung sejak ditetapkan sampai dengan berakhirnya masa jabatan Direksi lainnya. BAB VI

14 -14- BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa Pada tanggal 30 April 2015 BUPATI TANGERANG, Ttd. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal 30 April 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, Ttd. A. ZAKI ISKANDAR ISKANDAR MIRSAD BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2015 NOMOR 91