PENGEMBANGAN SISTEM NAVIGASI INDOOR MOBILE ROBOT BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI VISUAL OBJEK TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SISTEM NAVIGASI INDOOR MOBILE ROBOT BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI VISUAL OBJEK TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM NAVIGASI INDOOR MOBILE ROBOT BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI VISUAL OBJEK TUGAS AKHIR Oleh: ANUGERAH WIBISANA NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BATAM 2014

2 PENGEMBANGAN SISTEM NAVIGASI INDOOR MOBILE ROBOT BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI VISUAL OBJEK TUGAS AKHIR Oleh: ANUGERAH WIBISANA NIM : Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2014

3 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan Tugas Akhir saya yang berjudul : Pengembangan Sistem Navigasi Indoor Mobile Robot Berdasarkan Ekstraksi Ciri Visual Objek adalah hasil karya sendiri, diselesaikan tanpa menggunakan bahan bahan yang tidak diijinkan dan bukan merupakan karya pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri. Semua referensi yang dikutip atau dirujuk telah ditulis secara lengkap pada daftar pustaka yang telah ada. Apabila pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Batam, 16 April 2014 ANUGERAH WIBISANA i

4 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Tugas Akhir disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md.) di Politeknik Negeri Batam Oleh Anugerah Wibisana Tanggal Sidang : 06 Juni 2014 Disetujui oleh : Dosen Penguji : Dosen Pembimbing : 1. Iman Fahruzi, M.T 1. Hendawan Soebhakti, M.T NIK: NIK: Eko Rudiawan Jamzuri, S. ST 2. Dessy Oktani, S.T NIK: NIK: ii

5 Pengembangan Sistem Navigasi Indoor Mobile Robot Berdasarkan Ekstraksi Ciri Visual Objek Nama Mahasiswa : Anugerah Wibisana NIM : Pembimbing I : Hendawan Soebhakti, ST. MT. Pembimbing II : Dessy Oktani, S.T. anugerah.wibies@gmail.com ABSTRAK Sistem navigasi pada mobile robot dirancang untuk memudahkan mobile robot dalam bergerak dan bermanuver dari satu lokasi ke lokasi berikutnya. Adapun pergerakan mobile robot didapat melalui hasil ekstraksi ciri lingkungan sekitar yang dalam penelitian ini menggunakan ekstraksi ciri visual sebuah objek. Mobile robot nantinya akan dapat mengenali objek yang berada didepannya dan mengetahui seberapa jauh objek tersebut berada didepannya sehingga mobile robot dapat mengambil tindakan untuk bermanuver melewati objek tersebut. Perancangan mobile robot menggunakan differential drive mobile robot dengan menggunakan 2 motor penggerak dibagian depan dan 1 freewheel dibagian belakang. Sedangkan mobile robot menggunakan kamera webcam untuk pembacaan objek yang berada didepan mobile robot. Mobile robot juga dilengkapi sebuah laptop sebagai pengolah data hasil tangkapan webcam. Adapun hasil yang dicapai adalah mobile robot yang mampu bermanuver menyelesaikan lintasan dari awal hingga akhir melewati objek berdasarkan hasil ekstraksi ciri visual objek yaitu warna yang telah dideteksi melalui kamera webcam. Hasil percobaan menunjukkan mobile robot dapat menyelesaikan lintasan dari awal hingga akhir dengan persentase keberhasilan 30 %. Adapun tingkat kegagalan disebabkan pengaruh cahaya didalam ruangan. Kata Kunci : mobile robot, differential drive mobile robot, webcam. iii

6 Development of Indoor Mobile Robot Navigation System Based Feature Extraction of Visual Objects Student Name : Anugerah Wibisana NIM : Supervisor I : Hendawan Soebhakti, ST. MT. Supervisor II : Dessy Oktani, ST. anugerah.wibies@gmail.com ABSTRACT The navigation system on a mobile robot designed to facilitate mobile robots to move and maneuver from one location to the other location. The navigation system of mobile robots obtained from feature extraction results through the surrounding environment which in this case using the visual feature extraction of an object. Mobile robots will be able to recognize objects that are in front of him and find out how far the object is in front of him so that the mobile robot can take action to maneuver through the object. The design of mobile robot using a differential drive mobile robot with two motors driving at the front and one freewheel at the rear. Mobile robot use webcam camera for detecting the object at the front of mobile robot. Mobile robots also equipped with a laptop as a data processor from webcam catches. The results achieved are mobile robots capable of maneuvering trajectory from start to finish through an object based on the visual feature extraction of object colors that have been detected by a webcam camera. The experimental results show that the mobile robot can complete the trajectory from beginning to end with a success percentage of 30%. The failure rate due to the effect of light in the room. Keywords: mobile robot, differential drive mobile robot, webcam. iv

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur yang tidak terhingga penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan kelulusan tingkat Diploma III Program Studi Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka penulis mengangkat judul Pengembangan Sistem Navigasi Indoor Mobile Robot Berdasarkan Ekstraksi Ciri Visual Objek dimana mobile robot akan bergerak dan bermanuver berdasarkan hasil tangkapan kamera yang diletakkan di mobile robot. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak yang ikut dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas anugerah serta segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis. 2. Kedua orang tua dan keluarga atas semua doa dan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto, selaku Direktur Politeknik Negeri Batam. 4. Bapak Sumantri K. Risandriya,ST.,MT selaku Kepala Jurusan Studi Elektro yang selalu memberikan yang terbaik untuk kami dan juga Bapak M. Syafei Gozali, ST.,MT selaku Kepala Prodi Studi Elektronika. 5. Ibu Dessy Oktani dan bapak Kamarudin, selaku dosen wali kami yang selalu membimbing dan menasehati kami selama proses perkuliahan. 6. Seluruh dosen-dosen Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam. 7. Seluruh Anggota Tim Robot Politeknik Batam yang membantu dalam riset. 8. Seluruh Alumni Tim Robot Politeknik Batam yang ikut membimbing dalam proses pembuatan dan Tugas Akhir. 9. Seluruh teman-teman yang telah membantu atas terselesaikannya buku laporan ini. Semoga amal dan ibadah diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa, atas bantuan moril maupun spiritual demi terselesaikannya laporan ini. Penulis sadar masih banyak kekurangan yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari semua kalangan. v

8 Batam, 30 Mei 2014 Penulis vi

9 DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Sistematika Penulisan... 2 BAB 2 DASAR TEORI Differential Drive Mobile Robot Konsep Warna RGB Deteksi Tepi (Edge Detection) Sistem Ruang Warna HSV Pengambangan (Thresholding) PID Controller Kontrol Proporsional Kontrol Integral Kontrol Derivative Kontrol PID ( Proportional, Integral, dan Derivative) BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Rancangan Penelitian Perancangan Hardware Robot Blok Diagram Mobile Robot Skema Rangkaian Mobile Robot Rancangan Mekanik Mobile Robot vii

10 3.3 Perancangan Software Robot Blok Diagram Sistem Navigasi Mobile Robot Diagram Alir (Flowchart) Instrumentasi Penelitian Lintasan Percobaan Instrumen Ukur BAB 4 HASIL DAN ANALISA Data Hasil Pengujian Nilai HSV (Hue, Saturation, Value) Warna Biru Warna Merah Warna Hijau Warna Kuning Data Hasil Pengujian Respon PID Controller Uji Respon PID dengan Setpoint Uji Respon PID dengan Setpoint Uji Respon PID dengan Setpoint Uji Respon PID dengan Setpoint Uji Respon PID dengan Setpoint Uji Respon PID dengan Setpoint Data Hasil Pengujian Posisi Objek Terhadap Kecepatan Mobile Robot Data Hasil Pengujian Tingkat Keberhasilan Robot Analisa Data Analisa Data Pengujian Nilai HSV (Hue, Saturation, Value) Analisa Data Pengujian respon PID Controller Analisa Data Pengujian Posisi Objek Terhadap Kecepatan Mobile Robot Analisa Data Pengujian Tingkat Keberhasilan Mobile Robot.. 37 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS viii

11 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1 Trajektori Differential Drive Mobile Robot... 3 GAMBAR 2.2 Contoh Colour dan Gray Image Beserta Nilai Tiap Pixel... 4 GAMBAR 2.3 Contoh Gambar yang Telah Melalui Proses Edge Detection... 5 GAMBAR 2.4 Nilai hue, saturation, dan value... 6 GAMBAR 2.5 Diagram Blok Kontrol Proporsional... 8 GAMBAR 2.6 Diagram Blok Kontrol Integral... 9 GAMBAR 2.7 Diagram Blok Kontrol Derivative... 9 GAMBAR 2.8 Diagram Blok PID Controller GAMBAR 3.1 Flowchart Penelitian GAMBAR 3.2 Blok Diagram Mobile Robot GAMBAR 3.3 Skema Rangkaian Mobile Robot GAMBAR 3.4 Desain Mekanik Mobile Robot GAMBAR 3.5 Diagram Blok Sistem Navigasi dari Mobile Robot GAMBAR 3.6 Graphic User Interface Menggunakan opencv GAMBAR 3.7 HSV-Filtering dan Binerisasi Menggunakan opencv GAMBAR 3.8 Flowchart Sistem Navigasi Mobile Robot GAMBAR 3.9 Rancang Bangun Lintasan Mobile Robot GAMBAR 3.10 Tacho Meter GAMBAR 4.1 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Biru (29 Desember 2013, 23:00) GAMBAR 4.2 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Biru (30 Desember 2013, 09:30) GAMBAR 4.3 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Merah (29 Desember 2013, 23:00) GAMBAR 4.4 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Merah (30 Desember 2013, 09:30) GAMBAR 4.5 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Hijau (29 Desember 2013, 23:00) GAMBAR 4.6 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Hijau (30 Desember 2013, 09:30) ix

12 GAMBAR 4.7 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Kuning (29 Desember 2013, 23:00) GAMBAR 4.8 Image Original (a) dan Image Setelah Thresholding untuk Warna Kuning (30 Desember 2013, 09:30) GAMBAR 4.9 Grafik Respon PID SP=100 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.10 Grafik Respon PID SP=200 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.11 Grafik Respon PID SP=300 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.12 Grafik Respon PID SP=400 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.13 Grafik Respon PID SP=500 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.14 Grafik Respon PID SP=600 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = GAMBAR 4.15 Posisi Mulai Mobile Robot GAMBAR 4.16 Persamaan Linear Nilai Kecepatan Mobile Robot (v) terhadap Jarak Objek x

13 DAFTAR TABEL TABEL 2.1 Perbedaan Kontrol KP, KI, KD... 7 TABEL 4.1 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Biru (29 November 2013) TABEL 4.2 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Biru (30 November 2013) TABEL 4.3 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Merah (29 November 2013) TABEL 4.4 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Merah (30 November 2013) TABEL 4.5 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Hijau (29 November 2013) TABEL 4.6 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Hijau (30 November 2013) TABEL 4.7 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Kuning (29 November 2013) TABEL 4.8 Data Hue, Saturation, dan Value untuk Warna Kuning (30 November 2013) TABEL 4.9 Data Jarak Objek dan Kecepatan Mobile Robot TABEL 4.10 Data Pengujian Tingkat Keberhasilan Mobile Robot xi

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem navigasi mobile robot sangat penting untuk menentukan arah gerak robot dari satu lokasi ke lokasi tujuan dengan benar. Dalam sistem navigasi mobile robot, robot harus bisa menggunakan ciri dari lingkungan sekitarnya untuk membuat keputusan kemana arah gerak selanjutnya. Banyak penelitian membahas mengenai sistem navigasi mobile robot, salah satunya dengan menggunakan Global Ultrasonic System[1]. Global Ultrasonic System terdiri dari 4 atau lebih generator ultrasonik sebagai transmitter yang diletakkan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya dalam ruangan, lalu pada mobile robot diletakkan 2 modul receiver dan sebuah RF modul yang ditambahkan ke sensor ultrasonik. Dengan mengontrol sinyal generasi ultrasonik melalui saluran RF, robot dapat mengukur jarak antara generator ultrasonik dan receiver, sehingga memungkinkan mobile robot untuk memperkirakan posisinya dan bergerak menuju posisi tertentu. Namun sistem ini memiliki kelemahan yaitu keadaan ruangan harus ideal tanpa ada benda yang dapat membuat transmisi sinyal ultrasonik menjadi terhalang dan membuat mobile robot tidak dapat menerima sinyal dengan baik. Penelitian lain menggunakan Single Camera Vision and Ultrasonic Sensing[2]. Sistem ini menggunakan gabungan antara sebuah kamera monocular dan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi objek yang berada di depan robot. Kelemahan dari sistem ini ialah ukuran hambatan menentukan hasil pendeteksian oleh kamera. Pada penelitian ini, sistem navigasi dibentuk dengan cara melakukan ekstraksi ciri visual objek di sekitar robot. Ciri visual tersebut adalah warna dan bentuk dari objek. Sebuah kamera digunakan untuk mengambil gambar lingkungan sekitar robot. Dari gambar tersebut dicari posisi objek berdasarkan warna dan bentuk yang sudah ditetapkan. 1.2 Rumusan Masalah Pada pembuatan tugas akhir ini, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menentukan posisi objek berdasarkan ciri visual objek yaitu warna dan bentuk objek. 2. Bagaimana cara melakukan ekstraksi ciri visual objek untuk menentukan jarak objek. 1

15 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan didalam ruang tertutup dengan luas ruangan 5 m x 4 m. 2. Warna objek sudah ditentukan yaitu terdiri dari warna merah, kuning, hijau dan biru. 3. Objek yang digunakan berbentuk bola. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini yaitu: 1. Mengendalikan arah gerak robot sesuai dengan posisi objek yang dikenali berdasarkan hasil ekstraksi ciri visual objek yaitu warna dan bentuk. 2. Mengendalikan kecepatan robot berdasarkan jarak objek yang dikenali. Adapun manfaat dari proyek akhir ini adalah untuk mempermudah mobile robot untuk bernavigasi dari awal lintasan hingga akhir lintasan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan merupakan bagian dari penulisan laporan yang mempunyai tujuan untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap isi yang terkandung di dalamnya, hal ini untuk menghindari kesalahan penafsiran. Penulisan laporan ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian antara lain: BAB I BAB II BABIII BAB IV BAB V Pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan. Landasan teori menerangkan teori dasar yang digunakan. Meliputi teori singkat tentang differential drive mobile robot, konsep warna RGB, edge detection, Sistem ruang warna HSV, Pengambangan dan PID Controller. Perancangan sistem menggambarkan keseluruhan sistem dari tugas akhir dan flowchart cara kerja sistem. Hasil dan analisa sistem berisi tentang hasil pengujian dan analisa sistem. Kesimpulan dan saran merupakan ringkasan dari hasil analisa yang dibuat. 2

16 BAB II DASAR TEORI 2.1 Differential Wheel Mobile Robot Banyak mobile robot menggunakan mekanisme penggerak yang dikenal sebagai differential Drive[3]. Differential Drive terdiri dari 2 roda penggerak yang dipasang pada sumbu yang sama, dan setiap roda dapat bergerak secara independen baik maju atau mundur. Gambar 2.1 Trajektori Differential Drive mobile robot 3

17 Ada 3 hal yang perlu diketahui dari differential drive yaitu : 1. Jika V l = Vr, maka mobile robot akan bergerak maju linier terhadap garis lurus. Nilai R menjadi tak terbatas, dan secara efektif tidak ada perputaran - ω menjadi nol. 2. Jika V l = - Vr, maka mobile robot akan berotasi terhadap titik tengah di sumbu antar roda, yang membuat mobile robot akan berputar ditempat. 3. Jika V l = 0, maka mobile robot akan berotasi terhadap roda kiri mobile robot. Pada kasus ini R = ½ Kondisi ini juga sama ketika nilai Vr = Konsep Warna RGB RGB merupakan kepanjangan Red, Green, Blue yang artinya merah, hijau dan biru. RGB sendiri merupakan susunan warna primer.warna primer adalah warna pokok yang gabungannya dapat menghasilkan warna baru. Dalam colour image, sebuah pixel terdiri dari tiga buah nilai warna, yaitu Red, Green, dan Blue. Sedangkan pada gray image,sebuah pixel terdiri dari nilai intensitas yang berkisar antara 0 sampai dengan 255. Untuk nilai paling gelap (Dark) = 0, sedangkan untuk nilai paling terang (Bright) = 255. Gambar 2.2 Contoh colour dan gray image beserta nilai tiap pixel-nya 4

18 2.3 Deteksi Tepi (Edge Detection) Tepi (Edge) berubah adalah titik pada gambar yang intensitasnya berubah dengan cepat. Tepi biasanya membatasi antara 2 daerah yang berbeda dalam satu gambar. Tujuan dilakukannya deteksi tepi adalah : 1. Menghasilkan gambar yang terdiri dari garis-garis dari sebuah gambar aslinya. 2. Beberapa fitur penting dapat diekstraksi dari tepi gambar (misalnya sudut, garis, kurva). Gambar 2.3 Contoh gambar yang telah melalui proses Edge Detection Ada 4 langkah dalam proses deteksi tepi yaitu : 1. Smoothing : Menekan sebanyak mungkin noise, tanpa menrusak tepi yang asli. 2. Enhancement : Menerapkan sistem filter untuk meningkatkan kualitas dari tepi gambar. 3. Detection : Menentukkan tepi pixel yang harus dibuang sebagai noise dan yang perlu dipertahankan. 4. Localization : Menentukkan posisi yang tepat dari sebuah tepi (resolusi sub -pixel mungkin diperlukan untuk beberapa aplikasi yaitu, memperkirakan lokasi tepi yang lebih baik daripada jarak antara pixel). Edge Thinning dan Linking biasanya diperlukan dalam langkah ini. 2.4 Sistem Ruang Warna HSV (Hue, Saturation, Value) Model HSV ( Hue, Saturation, Value) menunjukkan ruang warna dalam tiga komponen utama yaitu hue, saturation, dan value (atau disebut juga brightness). Hue adalag sudut dari 0 sampai 360 derajat, biasanya 0 adalah merah, 60 derajat adalah kuning, 120 derajat adalah hijau, 180 derajat adalah cyan, 240 derajat adalah biru, dan 300 derajat adalah warna magenta. Hue menunjukkan jenis warna (seperti merah, biru, atau kuning) atau corak warna yaitu tempat warna tersebut ditemukan dalam spektrum warna. Saturasi ( saturation) dari suatu warna adalah ukuran seberapa besar kemurnian dari warna tersebut. Sebagai contoh 5

19 suatu yang semuanya merah tanpa putih adalah saturasi penuh. Jika ditambahkan putih ke merah, hasilnya adalah warna a digeser dari merah ke merah muda (pink). Saturasi (saturation) biasanya bernilai 0 sampai 1 (atau 0 sampai 100 %) dan menunjukkan n nilai keabu-abuan warna dimana 0 menunjukkann abu-abu dan 1 menunjukkan warna primerr murni. Komponen ketiga dari HSV adalah value atau disebut juga intensitas ( intensity) yaitu ukuran seberapa besar kecerahan dari suatu warna atau seberapa besar cahaya datang dari suatu warna. Value dapat bernilai dari 0 sampai 100 %. Gambar 2.4 Nilai hue, saturation, dan value Suatu warna dengan nilai value 100 % akan tampak secerah mungkin dan suatu warna dengan nilai value 0 akan tampak segelap mungkin. Sebagai contoh jika hue, adalah merah dan value bernilai tinggi maka warna kelihatan cerah tetapi ketika nilai value rendah maka warna tersebut akan kelihatan gelap. 2.5 Pengambangan (Thresholding) Proses pengambangan (thresholding) akan menghasilkan citra biner, yaitu citra yang memiliki dua tingkat keabuan yaitu hitam dan putih. Secara umum proses pengambangan citra grayscale untuk menghasilkan citra biner sebagai berikut. 6

20 1, g( x, y) 0, f ( x, y) T f ( x, y) T Dengan g(x,y) adalah citra biner dari citra gryascale f(x,y) dan T menyatakan nilai ambang. Nilai T memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengambangan. Kualitas hasil citra biner sangat tergantung pada nilai T yang digunakan. Pengambangan (thresholding) dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Pengambangan global (global thresholding) yaitu pengambangan dengan pola seluruh pixel pada citra dikonversikan menjadi hitam atau putih dengan satu nilai ambang T. 2. Pengambangan lokal ( locally thresholding) yaitu pengambangan dengan cara citra dibagi menjadi blok-blok kecil dan kemudian dilakukan pengambangan lokal pada setipe blok dengan nilai T yang berbeda 2.6 PID Controller PID Controller adalah sebuah sistem kontrol yang terdiri atas Proportional, Integral dan Derivative dengan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dalam implementasinya masing-masing dapat bekerja sendiri maupun secara gabungan. Dalam perancangan sistem PID yang perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I, atau D agar hasil sinyal output sistem terhadap input sesuai yang diinginkan. Tabel 2.1 Perbedaan setiap Kontrol KP,KI,KD Respon Loop Tertutup Rise Time Overshoot Settling Time Steady-state Error Proportional (Kp) Menurun Meningkat Perubahan kecil Menurun Integral (Ki) Menurun Meningkat Meningkat Hilang Derivative (Kd) Perubahan kecil Menurun Menurun Perubahan kecil 7

21 Untuk merancang sistem kontrol PID, metode yang paling sering dilakukan adalah trial & error. Hal ini disebabkan karena parameter Kp, Ki, dan Kd tidak independent. Untuk mendapatkan aksi kontrol yang baik diperlukan langkah coba-coba dengan kombinasi antara nilai Kp, Ki dan Kd Kontrol Proporsional Karakteristik dari kontrol proporsional adalah mengurangi waktu rise time yang membuat sistem kontrol cepat mencapai kondisi steady-state, tetapi menambah overshoot terhadap sistem. Kontrol proporsional juga mengurangi tingkat steady-state error sistem telah mencapai kondisi steady-state. Gambar 2.5 Diagram blok Kontrol Proporsional Persamaan dari kontrol proporsional dapat ditulis dengan : m( t) K. e( t) p Sedangkan dalam bentuk Laplace dapat ditulis dengan : M ( s) E( s) K p Kontrol Integral Karakteristik dari kontrol integral adalah mengurangi waktu settling time, sehingga kontrol cepat mencapai nilai steady-state, tetapi hal ini menambah overshoot terhadap sistem. Kontrol integral juga menghilangkan steady-state error dan mengurangi waktu rise time. 8

22 Gambar 2.6 Digram Blok Kontrol Integral Perlu diketahui, bahwa kontrol integral tidak dapat berdiri sendiri, maka dari itu dibutuhkan kontrol proporsional agar kontrol integral dapat berkerja dalam sistem. Persamaan dari kontrol integral dapat dituliskan dengan : m( t) KI t 0 e( t). dt Sedangkan dalam Persamaan Laplace dapat dituliskan sebagai berikut : Kontrol Derivative M ( s) E( s) KI s Karakteristik dari kontrol deriavtive adalah mengurangi waktu settling time dan overshoot, sedangkan pada rise time dan steady-state error hanya terjadi perubahan kecil saja. Sama halnya dengan kontrol integral, kontrol derivative tidak dapat berdiri sendiri sehingga paling tidak dibutuhkan kontrol proporsional untuk membuat kontrol derivative bekerja. Gambar 2.7 Digram Blok Kontrol Derivative 9

23 10 Persamaan kontrol derivative dapat dituliskan dengan : Sedangkan dalam Persamaan Laplace dapat dituliskan sebagai berikut : Kontrol PID ( Proportional, Integral, dan Derivative) Ketika ketiga kontrol propotional, integral dan derivekati ative menjadi sebuah kontrol PID, maka karakteristik yang dihasilkan berupa sistem yang mendekati ideal. Sistem kontrol tidak memiliki overshoot, waktu rise time yang cepat, dan steady-state error yang sangat kecil hingga mendekati nol. Parameter yang perlu diperhatikan dalam kontrol ini ialah nilai Kp, Ki, dan Kd. Gambar 2.8 Diagram Blok PID Controller Persamaan dari PID Controller dapat dituliskan dengan : Sedangkan dalam Persamaan Laplace dapat dituliskan : ) (. ) ( t e dt d T t m d s T s E s M d. ) ( ) ( t I P d P P dt t e T K t e dt d T K t e K m t 0 ) ( ) (.. ) (. ) ( ). 1. (1 ) ( ) ( s T s T K s E s M I d P

24 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Penelitian Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam perancangan sistem terdiri dari beberapa bagian. Diantaranya studi literatur mengenai penelitian terkait, perancangan hardware robot dan perancangan software robot. Agar lebih jelas untuk memahami alur dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada flowchart diagram pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Flowchart Penelitian 3.2 Perancangan Hardware Robot Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai blok diagram robot, skema rangkaian pada mobile robot, desain mekanik robot serta dimensi robot. 11

25 3.2.1 Blok Diagram Mobile Robot gambar 3.2 Berikut gambar blok diagram mobile robot seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.2 Blok Diagram Mobile robot Pada blok diagram diatas menjelaskan sistem mobile robot, dimana webcam akan menangkap objek yang warnanya telah diset, kemudian laptop akan memproses posisi objek menjadi nilai v dan ω yang akan menentukan arah gerak robot. Data tersebut akan dikirimkan ke arduino slave yang berfungsi mengolah data v dan ω menjadi nilai θl dan θr kemudian dikirimkan ke arduino master yang berfungsi menggerakkan motor melalui input θl dan θr yang dikirimkan. Selain itu, arduino master juga berfungsi mengatur nilai PID untuk mengatur kecepatan motor Skema Rangkaian Mobile Robot 3.3 Perancangan sistem elektronik pada mobile robot dapat dilihat pada gambar Gambar 3.3 Skema Rangkaian Mobile robot 12

26 Skema rangkaian yang digunakan pada mobile robot terdiri dari 2 buah arduino yang berfungsi sebagai Master dan Slave serta sebuah LCD Display. Arduino Uno yang berfungsi sebagai slave menerima data yang dikirim melalui laptop menggunakan komunikasi serial. Data yang diterima slave akan diparsing untuk diambil nilai v dan ω kemudian dimasukkan ke persamaan differential drive sehingga didapat nilai θl dan θr. Nilai tersebut kemudian dikirimkan ke Arduino Mega. Master akan mengolah data θl dan θr menjadi gerakan motor maju atau mundur melalui driver motor. Selain itu Master juga mengatur nilai PID dari nilai feedback encoder yang ada pada motor untuk menjaga kestabilan kecepatan mobile robot Rancangan Mekanik Mobile Robot Desain mekanik mobile robot dapat dilihat pada gambar 3.4 Gambar 3.4 Desain Mekanik mobile robot. Mobile robot menggunakan desain mekanik dengan sistem differential drive mobile robot, yang menggunakan 2 motor disisi kanan dan kiri untuk bergerak. Sedangkan untuk titik tumpu pada bagian belakang mobile robot menggunakan roda omniwheel. Laptop yang berfungsi mengolah data visual dari webcam diletakkan pada bagian tengah robot. Webcam sendiri diletakkan didepan robot dengan peletakkannya setinggi ± 1 M dari badan robot dengan tujuan agar pandangan webcam menjadi lebih luas. 13

27 3.3 Perancangan Software Robot Perancangan Software robot disini membahas mengenai blok diagram sistem mobile robot dan flowchart dari mobile robot Blok Diagram Sistem Navigasi Mobile Robot Gambar 3.5 Diagram Blok Sistem Navigasi dari Mobile robot Pada diagram blok diatas ditunjukkan bahwa pertama kamera webcam akan menangkap gambar objek yang berada di depan robot, kemudian akan dideteksi terlebih dahulu warna dari objek tersebut. Apabila warna objek sesuai dengan yang dikenali oleh mobile robot, maka akan dilihat posisi objek terhadap tampilan pada webcam. Karena penentuan posisi objek akan mempengaruhi PID controller sebagai pengendali kecepatan mobile robot. Untuk software pembacaan webcam menggunakan aplikasi opencv yang menggunakan bahasa pemograman c++. Pada opencv dilakukan proses HSV-Filtering dan binarisasi untuk mengeset nilai warna bola yang diinginkan. Tampilan GUI dari aplikasi seperti yang terlihat pada gambar

28 Gambar 3.6 Graphic User Interface menggunakan opencv Gambar 3.7 HSV-Filtering dan binerisasi menggunakan opencv 15

29 3.3.2 Diagram Alir (Flowchart) Gambar 3.8 Flowchart Sistem Navigasi Mobile Robot Flowchart diatas adalah serangkaian alur proses dari mobile robot, dimulai dari mobile robot bergerak maju dari garis start, menyusuri bola biru yang ada ditengah, memutar arah didekat bola hijau, kembali meyusuri bola biru hingga kembali ke titik awal. 16

30 3.4 Instrumentasi Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini, ada beberapa instrument penelitian antara lain lintasan percobaan dan instrumen ukur yaitu Tacho meter Lintasan Percobaan Lintasan terbentuk antara gabungan lorong memanjang dengan ujung setengah lingkaran di bagian atasnya. Lintasan akan dibentuk melalui objek berbentuk bola dengan warna objek merah, biru, kuning dan hijau. Sedangkan untuk diameter bola ±30 cm. Rancang bangun lintasan dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.9 Rancang Bangun Lintasan Mobile Robot Instrumen Ukur Tacho Meter Tachometer yang digunakan adalah tacho meter merk DE LORENZO kode. DL 2026R. Digunakan untuk mengukur kecepatan putaran motor EDF dalam satuan RPM(Revolution Per Minute). Gambar 3.10 Tacho Meter 17

31 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Hasil Pengujian Nilai HSV (Hue, Saturation, Value) Warna Biru Tabel 4.1 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna biru (29 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Biru Hue Min 48 Hue Max November 2013, Jam 23.00, Saturation Min 0 Minggu Gedung Robotika Politeknik Negeri Saturation Max 130 Batam Value Min 268 Value Max 76 Tabel 4.1 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna biru yang dilakukan pada malam hari. Hue sendiri menunjukkan jenis warna atau corak warna yaitu tempat warna tersebut ditemukan dalam spektrum warna. Saturation dari suatu warna adalah ukuran seberapa besar kemurnian dari warna tersebut. Nilai penuh Saturation menginterpretasikan suatu warna penuh tanpa campuran putih. Value atau disebut juga intensitas ( intensity) yaitu ukuran seberapa besar kecerahan dari suatu warna atau seberapa besar cahaya datang suatu warna[6]. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Hue minimum adalah 48 dan Hue maximum adalah 115. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Saturation minimum adalah 0 dan Saturation maximum adalah 130. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Value minimum adalah 268 dan value maximum adalah

32 (a) (b) Gambar 4.1 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna biru Gambar 4.1 bagian merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi. Tabel 4.2 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna biru (30 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Biru Hue Min 0 Hue Max November 2013, Jam 09.30, Saturation Min 0 Senin Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 103 Negeri Batam Value Min 258 Value Max 120 Tabel 4.2 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna biru yang dilakukan pada pagi hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Hue minimum adalah 0 dan Hue maximum adalah 189. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Saturation minimum adalah 0 dan Saturation maximum adalah 103. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna biru yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Value minimum adalah 258 dan value maximum adalah

33 (a) (b) Gambar 4.2 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna biru Gambar 4.2 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar disisi (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi Warna Merah Tabel 4.3 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna merah (29 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Merah Hue Min 0 Hue Max November 2013, Jam 23.00, Saturation Min 62 Minggu Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 255 Negeri Batam Value Min 272 Value Max 88 Tabel 4.3 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna merah yang dilakukan pada malam hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna merah yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Hue minimum adalah 0 dan Hue maximum adalah 182. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna merah yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Saturation minimum adalah 62 dan Saturation maximum adalah 255. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari 20

34 pengambilan data warna merah yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Value minimum adalah 272 dan value maximum adalah 88. (a) (b) Gambar 4.3 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna merah Gambar 4.3 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi. Tabel 4.4 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna merah (30 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Merah Hue Min 0 Hue Max November 2013, Jam 09.30, Saturation Min 12 Senin Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 255 Negeri Batam Value Min 260 Value Max 184 Tabel 4.4 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna merah yang dilakukan pada pagi hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna merah yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Hue minimum adalah 0 dan Hue maximum adalah 188. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna merah yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Saturation minimum adalah 12 dan Saturation maximum adalah 255. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan 21

35 data warna merah yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Value minimum adalah 260 dan value maximum adalah 184. (a) (b) Gambar 4.4 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna merah Gambar 4.4 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi Warna Hijau Tabel 4.5 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna hijau (29 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Hijau Hue Min 56 Hue Max November 2013, Jam 23.00, Saturation Min 19 Minggu Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 255 Negeri Batam Value Min 384 Value Max 78 Tabel 4.5 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna hijau yang dilakukan pada malam hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna hijau yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Hue minimum adalah 56 dan Hue maximum adalah 91. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna hijau yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Saturation minimum adalah 19 dan 22

36 Saturation maximum adalah 255. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna merah yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Value minimum adalah 384 dan value maximum adalah 78. (a) (b) Gambar 4.5 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna hijau Gambar 4.5 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi. Tabel 4.6 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna hijau (30 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Hijau Hue Min 71 Hue Max November 2013, Jam 09.30, Saturation Min 9 Senin Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 255 Negeri Batam Value Min 258 Value Max 87 Tabel 4.6 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna hijau yang dilakukan pada pagi hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna hijau yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Hue minimum adalah 71 dan Hue maximum adalah 116. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna hijau yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Saturation minimum adalah 9 dan Saturation 23

37 maximum adalah 255. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna hijau yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Value minimum adalah 258 dan value maximum adalah 87. (a) (b) Gambar 4.6 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna hijau Gambar 4.6 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi Warna Kuning Tabel 4.7 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna kuning (29 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Kuning Hue Min 6 Hue Max November 2013, Jam 23.00, Saturation Min 52 Minggu Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 250 Negeri Batam Value Min 268 Value Max 76 Tabel 4.7 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna kuning yang dilakukan pada malam hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna kuning yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Hue minimum adalah 6 dan Hue maximum adalah 50. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna 24

38 kuning yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Saturation minimum adalah 52 dan Saturation maximum adalah 250. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna kuning yang dilakukan pada malam hari adalah untuk Value minimum adalah 268 dan value maximum adalah 76. (a) (b) Gambar 4.7 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna kuning Gambar 4.7 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar (a), menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar (b) merupakan image setelah proses thresholding dari image (a) sehingga didapat hasil image binerisasi. Tabel 4.8 Data Hue, Saturation, dan Value untuk warna kuning (30 November 2013) Hari Tanggal Data HSV Kuning Hue Min 6 Hue Max November 2013, Jam 09.30, Saturation Min 40 Senin Gedung Robotika Politeknik Saturation Max 236 Negeri Batam Value Min 357 Value Max 124 Tabel 4.8 merupakan data Hue, Saturation dan Value untuk warna kuning yang dilakukan pada pagi hari. Nilai Hue yang diperoleh dari pengambilan data warna kuning yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Hue minimum adalah 6 dan Hue maximum adalah 34. Nilai Saturation yang diperoleh dari pengambilan data warna kuning yang 25

39 dilakukan pada pagi hari adalah untuk Saturation minimum adalah 40 dan Saturation maximum adalah 236. Sedangkan untuk nilai Value yang diperoleh dari pengambilan data warna kuning yang dilakukan pada pagi hari adalah untuk Value minimum adalah 357 dan value maximum adalah 124. (a) (b) Gambar 4.8 Image original (a) dan image setelah thresholding untuk warna kuning Gambar 4.8 merupakan image hasil capture webcam pada mobile robot. Pada gambar di sisi kiri, menunjukkan image original yang ditangkap webcam, sedangkan gambar disisi kanan merupakan image setelah proses thresholding dari image disisi kiri sehingga didapat hasil image binerisasi. Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap setiap objek pada pagi dan malam hari maka dapat dianalisa bahwa antara data HSV yang diambil pada malam hari dengan data HSV yang diambil pada pagi hari menunjukkan adanya perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh pengaruh cahaya pada lokasi ujicoba. Terlihat pada hasil tangkapan objek pada malam hari dipengaruhi oleh penerangan lampu, sehingga jika dibandingkan dengan hasil tangkapan objek pada pagi hari yang pencahayaannya merata karena terpaan sinar matahari. 26

40 4.2 Data Hasil Pengujian Respon PID Controller Berikut merupakan data respon PID Controller terhadap setpoint yang diberikan. Dalam hal ini, input setpoint dimasukkan melalui serial monitor Arduino Uji Respon PID dengan Setpoint SP = Kecepatan (Rpm) Setpoint Motor Kiri Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.9 Grafik Respon PID SP=100 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 100 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon rise time PID controller menunjukkan waktu yang singkat, sedangkan respon controller mempunyai overshoot yang kecil. Untuk settling time, respon controller menunjukkan untuk motor kanan dan kiri membutuhkan waktu 15s untuk mencapai nilai stabil dan untuk steady-state error terlihat bahwa rentang nilai error masih cukup tinggi. 27

41 4.2.2 Uji Respon PID dengan Setpoint SP = 200 Kecepatan (Rpm) Setpoint Motor Kiri Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.10 Grafik Respon PID SP=200 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 200 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon rise time PID controller menunjukkan waktu yang singkat, sedangkan respon controller mempunyai overshoot yang sangat kecil. Untuk settling time, respon controller menunjukkan untuk motor kanan dan kiri membutuhkan waktu 5s untuk mencapai nilai stabil dan untuk steady-state error terlihat bahwa nilai error masih terjadi walaupun dengan nilai yang kecil. 28

42 4.2.3 Uji Respon PID dengan Setpoint SP = Kecepatan (Rpm) Setpoint Motor Kanan Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.11 Grafik Respon PID SP=300 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 300 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon rise time PID controller menunjukkan waktu yang singkat, sedangkan respon controller mempunyai overshoot yang sangat kecil. Untuk settling time, respon controller menunjukkan untuk motor kanan dan kiri membutuhkan waktu 1s untuk mencapai nilai stabil dan untuk steady-state error terlihat bahwa nilai error sangat kecil. 29

43 4.2.4 Uji Respon PID dengan Setpoint 400 Kecepatan (Rpm) SP = 400 Setpoint Motor Kiri Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.12 Grafik Respon PID SP=400 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 400 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon rise time PID controller menunjukkan waktu yang singkat, sedangkan respon controller mempunyai tidak terjadi overshoot. Untuk settling time, respon controller menunjukkan untuk motor kanan dan kiri membutuhkan waktu 1s untuk mencapai nilai stabil dan untuk steady-state error terlihat bahwa nilai error sangat kecil. Pada Setpoint 400 Rpm inilah didapat respon PID controller yang mendekati ideal. 30

44 4.2.5 Uji Respon PID dengan Setpoint SP = Kecepatan (Rpm) Setpoint Motor Kiri Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.13 Grafik Respon PID SP=500 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 500 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon PID controller tidak mencapai nilai Setpoint. Apabila nilai konstanta Proportional diubah menjadi lebih tinggi, maka respon grafik akan naik, namun nilai Setpoint yang lebih kecil lainnya akan mengalami overshoot yang tinggi. 31

45 4.2.6 Uji Respon PID dengan Setpoint SP = 600 Kecepatan (Rpm) Setpoint Motor Kiri Motor Kanan Waktu (sec) Gambar 4.14 Grafik Respon PID SP=600 Dengan Kp = 4.9, Kd = 0.1 dan Ki = 0.17 Gambar diatas merupakan grafik respon PID controller dengan Setpoint 600 Rpm yang diatur melalui Serial Monitor Arduino. Pada grafik terlihat bahwa respon PID controller tidak mencapai nilai Setpoint. Apabila nilai konstanta Proportional diubah menjadi lebih tinggi, maka respon grafik akan naik, namun nilai Setpoint yang lebih kecil lainnya akan mengalami overshoot yang tinggi. 32

46 4.3 Data Hasil Pengujian Posisi Objek Terhadap Kecepatan Mobile Robot Berikut merupakan data besarnya pixel yang ditangkap GUI untuk mengukur jarak sehingga mempengaruhi kecepatan mobile robot dalam mendekati objek. Gambar 4.15 Posisi mulai Mobile Robot Tabel 4.9 Data Jarak Objek dan Kecepatan Mobile Robot No Lebar Pixel Terhadap Frame Kecepatan Jarak (m) (cm/s) X Y , , , , , , , , , , , ,4 1 33

47 Tabel diatas merupakan perbandingan antara jarak dan kecepatan mobile robot. Adapun nilai jarak didapat dari hasil pengukuran lebar pixel x dan y objek yang ditangkap dengan posisi mobile robot. Ketika posisi objek masih jauh terhadap mobile robot membuat lebar pixel x dan y semakin kecil terhadap webcam, maka nilai kecepatan akan diset tinggi. Semakin dekat posisi objek dengan mobile robot membuat lebar pixel x dan y semakin besar terhadap webcam, maka kecepatan akan perlahan-lahan turun hingga jarak robot mencapai posisi untuk berbelok. Dari perbandingan jarak dan kecepatan ini maka dapat dirumuskan nilai untuk mendapatkan nilai kecepatan berdasarkan jarak objek menggunakan persamaan garis linear, seperti yang diinterpretasikan pada gambar Kecepatan y = 10x - 3 Kecepatan (cm/s) Kecepatan Linear (Kecepatan) 0 0 0,5 1 1,5 2 Jarak (m) Gambar 4.16 Persamaan Linear Nilai Kecepatan Mobile Robot (v) terhadap Jarak Objek Pada grafik diatas, sumbu x meginterpretasikan nilai jarak dalam satuan meter, sedangkan sumbu y menginterpretasikan kecepatan mobile robot dalam satuan m/s. Dengan menggunakan persamaan garis linear dengan rumus y=(10x 30), maka kecepatan robot akan berubah sesuai jarak robot terhadap objek. Semakin jauh jarak mobile robot terhadap objek, maka hasil perhitungan akan membuat nilai kecepatan semakin tinggi. Sebaliknya, ketika mobile robot semakin dekat dengan objek, maka nilai kecepatannya semakin lama akan semakin pelan. 34

48 4.4 Data Hasil Pengujian Tingkat Keberhasilan Robot Berikut ini merupakan data hasil pengujian robot dengan menjalankan robot dari awal lintasan hingga akhir dengan percobaan sepuluh kali, maka didapat data sebagai berikut : Tabel 4.10 Data Tingkat Keberhasilan Mobile Robot No Tahap Percobaan Hasil Percobaan 1 Percobaan ke -1 Gagal 2 Percobaan ke -2 Berhasil 3 Percobaan ke -3 Berhasil 4 Percobaan ke -4 Gagal 5 Percobaan ke -5 Gagal 6 Percobaan ke -6 Gagal 7 Percobaan ke -7 Berhasil 8 Percobaan ke -8 Gagal 9 Percobaan ke -9 Gagal 10 Percobaan ke -10 Gagal Persentase Keberhasilan 30 % dari 100 % Dari tabel diatas didapat data bahwa dalam sepuluh kali percobaan, mobile robot berhasil menyelesaikan lintasan dari awal hingga akhir sebanyak tiga kali. Maka dari itu dapat dihitung presentase keberhasilan 30 % dari 100 %. 35

49 4.5 Analisa Data Analisa Data Pengujian Nilai HSV Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap setiap objek pada pagi dan malam hari maka dapat dianalisa bahwa antara data HSV yang diambil pada malam hari dengan data HSV yang diambil pada pagi hari menunjukkan adanya perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh pengaruh cahaya pada lokasi ujicoba. Terlihat pada hasil tangkapan objek pada malam hari dipengaruhi oleh penerangan lampu, sehingga jika dibandingkan dengan hasil tangkapan objek pada pagi hari yang pencahayaannya merata karena terpaan sinar matahari Analisa Data Pengujian Respon PID Controller Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap kedua motor penggerak menunjukkan bahwa respon PID yang mendekati ideal berada pada setpoint 400. Pada setpoint ini, respon PID controller menunjukkan respon rise time yang singkat dan tidak terjadi overshoot. Untuk settling time, respon controller menunjukkan untuk motor kanan dan kiri membutuhkan waktu 1s untuk mencapai nilai stabil dan untuk steady-state error terlihat bahwa nilai error sangat kecil Analisa Data Pengujian Posisi Objek Terhadap Kecepatan Mobile Robot Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan mengukur lebar pixel x dan y pada GUI bahwa semakin jauh objek terhadap mobile robot, maka semakin kecil lebar pixel yang ditangkap oleh kamera webcam. Ketika posisi objek berada pada jarak 1,6 m dari mobile robot, maka robot akan diset dengan kecepatan 13 cm/s. Sehingga mobile robot akan bergerak maju mendekati objek, yang membuat lebar pixel x dan y akan semakin membesar. Dan menyebabkan robor akan bergerak semakin pelan menuju objek. Ketika robot mencapai jarak 0,3 m dari objek, maka robot akan diset berbelok melewati objek. Kemudian kembali lagi mencari objek yang berada didepannya. Hal ini terus dilakukan hingga mobile robot menyelesaikan lintasan kembali ke garis start. 36

50 4.5.4 Analisa Data Pengujian Tingkat Keberhasilan Mobile Robot Dari hasil pengujian yang dilakukan, mobile robot berhasil menyelesaikan lintasan sebanyak tiga kali dari sepuluh kali percobaan. Adapun hal hal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan mobile robot adalah pengaruh cahaya yang berada didalam ruangan sehingga mempengaruhi pembacaan kamera webcam. 37

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan tugas akhir ini adalah mobile robot yang mampu mengenali objek yang berada didepannya berdasarkan warna objek serta memperhitungkan jarak antara mobile robot dan objek dengan mengukur lebar pixel x dan y pada tampilan GUI sehingga mobile robot dapat bermanuver melewati objek dari start lintasan sampai kembali ke posisi awal. PID Controller akan mengatur kecepatan robot berdasarkan jarak robot, ketika objek dideteksi jauh dari mobile robot, maka kecepatan robot mendekati objek akan cepat. Dan ketika semakin dekat dengan objek maka kecepatan robot akan diatur semakin pelan. Respon PID controller yang ideal berada pada setpoint 400 dengan nilai Kp = 4.9, Ki =0.1, dam Kd = sedangkan hasil percobaan menunjukkan mobile robot dapat menyelesaikan lintasan dari awal hingga akhir dengan persentase keberhasilan 30 %. Presentase keberhasilan dipengaruhi oleh pembacaan objek terhadap cahaya. Deteksi objek hanya dilakukan dengan pembacaan warna, dikarenakan deteksi bentuk dipengaruhi terpaan cahaya sehingga pembacaan objek menjadi terganggu. 5.2 Saran Untuk sistem yang lebih baik kedepannya perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya : 1. Pencahayaan ruangan diatur merata antara siang dan malam agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan setting Hue, Saturation, Value. 2. Dibutuhkan sistem auto-brightness yang dapat menyesuaikan pencahayaan terhadap objek. 2. Pemilihan Motor DC yang baik hendaknya dilengkapi dengan datasheet yang jelas dan lengkap. 38

52 BAB VI DAFTAR PUSTAKA [1] Yi, Soo-Yeong dan Byoung-Wook Choi Autonomous Navigation of Indoor Mobile Robot Using Global Ultrasonic System. Croatia : University Campus STeP Ri. [2] Guzel, Mehmet Serdar Mobile Robot Navigation using a Vision Based Approach. England : Newcastle University. [3] Dudek, Gregory dan Michael Jenkin Computational Principles of Mobile Robotics. England : Newcastle University. [4] Soebhakti, Hendawan Introduction to Basic Image Processing. Batam : Politeknik Negeri Batam [5] Soebhakti, Hendawan Colour Conversion. Batam : Politeknik Negeri Batam [6] Putra, Darma Colour Conversion. Yogjakarta : Penerbit Andi 39

53 Lampiran 1. Foto Robot 40

54 BIOGRAFI PENULIS Nama : Anugerah Wibisana Tempat/tanggal lahir : Urung / 27April 1994 Agama : Islam Alamat Rumah : Muka Kuning Permai 1 Jln. P. Siantan No.38 Batu Aji Batam anugerah.wibies@gmail.com Riwayat Pendidikan : 1. SMK Negeri 1 Batam - Teknik Elektronika Industri ( ) 2. SMP Negeri 11 Batam ( ) ` 3. SD Negeri 009 Batam ( ) 41

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem yang dibuat, yaitu sebagai berikut : 4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD Prinsip kerja dari perancangan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN KENDALI PID

SISTEM MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN KENDALI PID SISTEM MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN KENDALI PID TUGAS AKHIR Oleh : TAUFIQ NUR IKHSAN 3210801015 Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Teknik Elektronika Politeknik

Lebih terperinci

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID Basuki Winarno, S.T., M.T. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan sistem robot tanpa awak yang dapat dikendalikan secara otomatis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan sistem robot tanpa awak yang dapat dikendalikan secara otomatis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan wilayah perairannya mencapai + 2/3 dari luas total wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi wilayah tersebut banyak

Lebih terperinci

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka ABSTRACT Robovision is a robot that has a sensor in the form of the human senses such as vision. To be able to produce a robovision, it is necessary to merge the technologies of robotics and computer vision

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA Dirvi Eko Juliando Sudirman 1) 1) Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun Jl Serayu No. 84, Madiun,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur yang tidak terhingga saya haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan

KATA PENGANTAR. Puji syukur yang tidak terhingga saya haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan KATA PENGANTAR Puji syukur yang tidak terhingga saya haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia dan ilmu sehingga laporan tugas akhir ini dapat selesai dengan baik tentunya tidak terlepas dari bantuan

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI Jourdan Septiansyah Efflan NRP. 2209100084 Dosen Pembimbing Ronny Mardiyanto, ST.,MT.,Ph.D. Ir. Djoko Purwanto,M.Eng.,Ph.D. JURUSAN

Lebih terperinci

Realisasi Perangkat Color Object Tracking Menggunakan Raspberry Pi

Realisasi Perangkat Color Object Tracking Menggunakan Raspberry Pi Realisasi Perangkat Color Object Tracking Menggunakan Raspberry Pi Disusun Oleh: Iona Aulia Risnadi (0922049) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no. 65, Bandung,

Lebih terperinci

Elvin Nur Afian, Rancang Bangun Sistem Navigasi Kapal Laut berbasis pada Image Processing metode Color Detection

Elvin Nur Afian, Rancang Bangun Sistem Navigasi Kapal Laut berbasis pada Image Processing metode Color Detection RANCANG BANGUN SISTEM NAVIGASI KAPAL LAUT BERBASIS PADA IMAGE PROCESSING DENGAN METODE COLOR DETECTION (DESIGN OF SHIPS NAVIGATION SYSTEM BASED ON IMAGE PROCESSING WITH COLOR DETECTION METHOD ) 1 Elvin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Internasional Batam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Internasional Batam 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Aktifitas keseharian yang kerap dilakukan manusia tidak luput dari bantuan teknologi untuk memudahkan prosesnya. Salah satu teknologi yang akrab dan sering digunakan

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Hanjaya Mandala (1).EkoRudiawan,S.ST (2).HendawanSoebhakti,ST.,MT (3). (1) (2) (3) Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah BAB II DASAR TEORI 2.1 Visi Komputer (Computer Vision) Visi komputer merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang akan diamati/ diobservasi. Hal ini dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang pantai 81.000 Km dimana ± 2/3 wilayah kedaulatannya berupa perairan. Dengan memanfaatkan potensi wilayah ini banyak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisis alat peraga sistem kendali pendulum terbalik yang meliputi pengujian dimensi mekanik, pengujian dimensi dan massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang, menuntut manusia untuk terus menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Hal ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PEMANTAU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KAMERA WIRELESS LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PEMANTAU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KAMERA WIRELESS LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PEMANTAU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KAMERA WIRELESS LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh : IGNASIA

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH Bambang Dwi Prakoso Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Sholeh Hadi Pramono, Eka Maulana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DENGAN METODA DISPARITY MENGGUNAKAN STEREO VISION PADA ROBOT OTONOMUS PENGHINDAR RINTANGAN

IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DENGAN METODA DISPARITY MENGGUNAKAN STEREO VISION PADA ROBOT OTONOMUS PENGHINDAR RINTANGAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DENGAN METODA DISPARITY MENGGUNAKAN STEREO VISION PADA ROBOT OTONOMUS PENGHINDAR RINTANGAN Disusun oleh : Hendra (1022021) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x ABSTRAK... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah studi literatur, pembuatan program serta melakukan deteksi dan tracking obyek. Pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus meningkat dengan sangat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Penulis Halaman ABSTRAK..... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI.... 10 DAFTAR TABEL... 15 DAFTAR GAMBAR... 16 DAFTAR LAMPIRAN... 18 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang Masalah... 2 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL Disusun Oleh: Nama : Robert Anthony Koroa NRP : 0722016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH no.

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap Robotino dan aplikasi pada PC yang telah selesai dibuat. Dimulai dari menghubungkan koneksi ke Robotino, menggerakan

Lebih terperinci

Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer

Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer Disusun Oleh: Nama : Edwin Nicholas Budiono NRP : 0922004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 555

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 555 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 217 Page 555 Abstrak DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGONTROL PID PADA SISTEM 2 DERAJAT KEBEBASAN UNTUK COLOUR OBJECT TRACKING DESIGN AND IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS VISION SENSOR UNTUK MENDETEKSI WARNA

ANALISIS SENSITIVITAS VISION SENSOR UNTUK MENDETEKSI WARNA SKRIPSI ANALISIS SENSITIVITAS VISION SENSOR UNTUK MENDETEKSI WARNA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan Untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muria

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID 1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI ROBOT KRSBI BERODA 2017 MENGGUNAKAN SISTEM GERAK HOLONOMIC

PERANCANGAN DAN REALISASI ROBOT KRSBI BERODA 2017 MENGGUNAKAN SISTEM GERAK HOLONOMIC PERANCANGAN DAN REALISASI ROBOT KRSBI BERODA 2017 MENGGUNAKAN SISTEM GERAK HOLONOMIC Nama : Gerry Arisandy NRP : 1322004 Email : gerryarisandy@gmail.com ABSTRAK Pada Kontes Robot Indonesia 2017 divisi

Lebih terperinci

ROBOT PENGHINDAR HALANGAN DENGAN MIKROKONTROLER AT89C51

ROBOT PENGHINDAR HALANGAN DENGAN MIKROKONTROLER AT89C51 ROBOT PENGHINDAR HALANGAN DENGAN MIKROKONTROLER AT89C51 SKRIPSI Oleh : FREGHA HARYANSYAH 0534010073 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda MAKALAH Sistem Kendali Implementasi Sistim Navigasi Wall Following Mengguakan Kontrol PID Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda oleh : ALFON PRIMA 1101024005 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN Dimas Silvani F.H 1*, Abd. Rabi 1, Jeki Saputra 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI) IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI) Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : RADITYA ARTHA ROCHMANTO NIM : 916317-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SISTEM NAVIGASI ROBOT ECO PADA KONTES ROBOT ABU INDONESIA 2016 TUGAS AKHIR. Oleh : PUJI ISWANDI

SISTEM NAVIGASI ROBOT ECO PADA KONTES ROBOT ABU INDONESIA 2016 TUGAS AKHIR. Oleh : PUJI ISWANDI SISTEM NAVIGASI ROBOT ECO PADA KONTES ROBOT ABU INDONESIA 2016 TUGAS AKHIR Oleh : PUJI ISWANDI 4211301025 PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BATAM 2017 i SISTEM NAVIGASI

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE ABSTRAK PERANCANGAN DAN REALISASI DINDING PRESENTASI INTERAKTIF DENGAN PENDETEKSIAN POSISI SINAR POINTER LASER SEBAGAI OPERATOR KURSOR MOUSE Naftali Inafiar Yonida 0822077 Email : naph_yon@yahoo.com Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam Choirul Umul Islami 1, Mike Yuliana 2, Akuwan Shaleh 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Otomatis pada Robot Kapal Berbasis Komputer Vision Untuk Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional

Implementasi Sistem Otomatis pada Robot Kapal Berbasis Komputer Vision Untuk Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional 40 Implementasi Sistem Otomatis pada Robot Kapal Berbasis Komputer Vision Untuk Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional Implementation of Autonomous System in Computer Vision-Based Robotic Boat to Contest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan penjelasan dari metode-metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan penjelasan dari metode-metode yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan penjelasan dari metode-metode yang digunakan pada penelitian ini. 3.1 Metode Pengembangan Pada penelitian Tugas Akhir ini dilakukan pendeteksian obyek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak menggunakan sensor sebagai acuan dalam menghindari halangan. Pengaplikasian obstacle avoidance robot

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Infrared Camera, thresholding, deteksi tepi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Infrared Camera, thresholding, deteksi tepi. Implementasi Metoda Thresholding untuk Mendeteksi Objek Manusia Menggunakan Infrared Camera Disusun Oleh: Nama : Hans Setiadi NRP : 1222012 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI 1 RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI Oleh Wahyu Adi Nugroho NPM. 0734210306 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODEL OTOMASI SISTEM SORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA DAN BENTUKNYA ABSTRAK

MODEL OTOMASI SISTEM SORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA DAN BENTUKNYA ABSTRAK MODEL OTOMASI SISTEM SORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA DAN BENTUKNYA Disusun oleh: Bryan Alexander (0822085) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID Disusun Oleh: Samuel Natanto Herlendra 0422031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA Ada beberapa percobaan yang dilakukan. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor Pengujian ini dilakukan dengan memberikan input PWM pada motor kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Data Percobaan Pengujian yaitu merupakan bagian yang harus dilakukan untuk dapat mengetahui apakah alat yang telah dirancang mampu berfungsi sesuai apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

KENDALI PERGERAKAN MOTOR STEPPER SUMBU X-Y PADA PROTOTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS DAN PERSEGI

KENDALI PERGERAKAN MOTOR STEPPER SUMBU X-Y PADA PROTOTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS DAN PERSEGI LAPORAN SKRIPSI KENDALI PERGERAKAN MOTOR STEPPER SUMBU X-Y PADA PROTOTIPE MESIN CUTTER UNTUK MEMBUAT POLA GARIS TEGAK LURUS DAN PERSEGI ACHMAD LATIF NIM. 201152013 DOSEN PEMBIMBING Mohammad Iqbal, ST,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan membahas implementasi dan hasil pengujian dari program aplikasi yang telah dibuat. Pada perancangan aplikasi ini meliputi perbedaan citra hasil foto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pengujian program pada Arduino Mega 2560 melalui software

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pengujian program pada Arduino Mega 2560 melalui software BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab empat ini akan dibahas hasil serta pembahasan pada pengujian otomasi sistem hidroponik yang telah dirancang oleh penulis berupa perangkat keras dan perangkat lunak.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.1 April 2016 Page 383 RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA Luki Wahyu Hendrawan 1 Mohammad Ramdhani, S.T.,M.T

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya. PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO Else Orlanda Merti Wijaya S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : elsewijaya@mhs.unesa.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR Aristian Jovianto Yunus NRP : 1322022 e-mail : aristian_jovianto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

ROBOT BERBASIS KAMERA CMUCAM UNTUK MENGIDENTIFIKASI WARNA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8515 TUGAS AKHIR. Oleh :

ROBOT BERBASIS KAMERA CMUCAM UNTUK MENGIDENTIFIKASI WARNA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8515 TUGAS AKHIR. Oleh : ROBOT BERBASIS KAMERA CMUCAM UNTUK MENGIDENTIFIKASI WARNA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8515 TUGAS AKHIR Oleh : EKO PUGUH ARISTRA S P 0634010263 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi robotika saat ini telah mampu berperan dalam membantu aktifitas kehidupan manusia serta mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas berbagai

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN OBJEK BOLA DENGAN METODE COLOR FILTERING HSV PADA ROBOT SOCCER HUMANOID

PENDETEKSIAN OBJEK BOLA DENGAN METODE COLOR FILTERING HSV PADA ROBOT SOCCER HUMANOID PENDETEKSIAN OBJEK BOLA DENGAN METODE COLOR FILTERING HSV PADA ROBOT SOCCER HUMANOID Nur Khamdi 1*, Muhammad Susantok 2, Piter Leopard 1 1 Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik Caltex Riau 2 Program

Lebih terperinci

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN Rancang Bangun Robot Pemindah Barang Berdasarkan Garis Hitam Menggunak kan Sensor Warna RGB Berbasis Mikrokontroler ATMega16 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaik kan Pendidikan

Lebih terperinci

Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia

Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia 18 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 4 (2013) No. 1, pp. 18-33 Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia E. Merry Sartika dan Rocky Anthony Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi penjelasan mengenai perancangan sistem baik bagian mekanik, perangkat lunak dan algoritma robot, serta metode pengujian yang akan dilakukan. 3.1. Perancangan Mekanik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32 PERANCANGAN LENGAN ROBOT PENGAMBIL DAN PENYUSUN KOTAK OTOMATIS BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 32 Ditulis sebagai satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Diploma Tiga)

Lebih terperinci

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW Reza Umami 1*, Irawan Hadi 1, Irma Salamah 1 1 Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Kata kunci:sensor rotary encoder, IC L 298, Sensor ultrasonik. i Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci:sensor rotary encoder, IC L 298, Sensor ultrasonik. i Universitas Kristen Maranatha Perancangan dan Realisasi Auto Parking Pada Robot Mobil Menggunakan Modul Mikrokontroler Arduino Uno Disusun oleh : Heryanto Joyosono 0822021 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno 1 Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Anggara Truna Negara, Pembimbing 1: Retnowati, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Perancangan alat fermentasi kakao otomatis

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. 0434010389 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PENDULUM TERBALIK MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO AVR ATMEGA 16 ABSTRAK

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PENDULUM TERBALIK MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO AVR ATMEGA 16 ABSTRAK IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PENDULUM TERBALIK MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO AVR ATMEGA 16 Disusun Oleh: Nama : Earline Ignacia Sutanto NRP : 0622012 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ROBOT PEMBERSIH LANTAI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR ULTRASONIK

TUGAS AKHIR ROBOT PEMBERSIH LANTAI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR ULTRASONIK TUGAS AKHIR ROBOT PEMBERSIH LANTAI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR ULTRASONIK Diajukan untuk melengkapi sebagian syarat dalam mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Umi

Lebih terperinci

ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID

ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Koneksi Serial UART Pengujian koneksi ini membuktikan bahwa PC dapat dihubungkan dengan microcontroller menggunakan komunikasi serial. 4.1.1 Tujuan Pengujian koneksi

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN Isnan Nur Rifai 1, Panji Saka Gilab Asa 2 Diploma Elektronika Dan Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang BAB IV PENGUJIAN SISTEM Sistem yang di ujicoba merupakan dari hasil program yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari WebCam, pengolahan citra yang dimulai dengan update citra kondisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR. oleh NURHASANAH NIM:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR. oleh NURHASANAH NIM: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH BERBASIS ARDUINO DAN INFRA MERAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL Randy Reza Kautsar (1), Bima Sena Bayu D S.ST M.T (2), A.R. Anom Besari. S.ST, M.T (2) (1)

Lebih terperinci

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi 1.Definis Warna Dalam ilmu fisika warna didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik cahaya, sedangkan dalam bidang ilmu seni rupa dan desain warna didefinisikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Kamera1. Kamera2. Laptop LCD. Sensor Ping1. Sensor Ping2. Mikrokontroler Arduino Mega ESC1. Brushless1. Sensor Kompas.

BAB III PERANCANGAN. Kamera1. Kamera2. Laptop LCD. Sensor Ping1. Sensor Ping2. Mikrokontroler Arduino Mega ESC1. Brushless1. Sensor Kompas. BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas semua perancangan sistem dari yang dibuat guna memenuhi maksud dan tujuan penelitian tugas akhir yaitu studi komparasi navigasi robot kapal berbasis sensor ultrasonik,

Lebih terperinci

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik Hendawan Soebhakti, Rifqi Amalya Fatekha Program Studi Teknik Mekatronika, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam Email : hendawan@polibatam.ac.id

Lebih terperinci