BAB I PENDAHULUAN. di bidang perekonomian, termasuk berkembangnya bentuk-bentuk dan

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan nasional telah menghasilkan perkembangan yang pesat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di bidang perekonomian, termasuk berkembangnya bentuk-bentuk dan praktik penyelenggaraan kegiatan usaha, sehingga usaha yang dilakukan masyarakat tersebut oleh pemerintah diatur dan dilindungi yang kemudian dipungut pajak. Sumitro dalam Mardiasmo (2009) mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, pajak adalah salah satu primadona penerimaan negara yang paling potensial, selanjutnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana kepentingan umum. Dengan kata lain, pendapatan negara dari sektor pajak merupakan motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat yang merupakan sarana nyata bagi pemerintah untuk mampu menyediakan berbagai prasarana ekonomi yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Karena itu, nyatalah bagi kita bahwa pajak secara langsung dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 1

2 digilib.uns.ac.id 2 Seperti juga negara-negara berkembang lainnya, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pajak di Indonesia masih rendah. Menteri Keuangan Agus Martowardojo (2011) mengungkapkan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia sebagai wajib pajak (WP) masih rendah. Fakta itu menurutnya bisa dilihat dari jumlah WP yang menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Orang Pribadi yang hanya 8,5 juta WP dari yang aktif (seharusnya) kerja tercatat 110 juta orang. Dengan demikian rasio SPT tercatat hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Salah satu factor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak adalah kualitas pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) (Nugroho dan Sumadi, 2005; Albari, 2009). Kesan umum masyarakat terhadap pelayanan birokrasi senantiasa dikaitkan dengan segala sesuatu yang serba lamban, lambat, berbelit-belit serta formalitas. Dalam penyelesaian urusan pelayanan birokrasi selalu mendapatkan hambatan yang memakan waktu sehingga selalu tertunda penyelesaiannya. Masyarakat yang dinamis telah berkembang dalam berbagai kegiatan yang semakin membutuhkan tenaga-tenaga yang professional. Seiring dengan dinamika masyarakat dan perkembangannya, menyebabkan kebutuhan akan pelayanan yang semakin kompleks sehingga masyarakat menuntut agar diberikan pelayanan yang semakin baik, cepat, dan tepat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan perlu dilakukan secara terus menerus dalam rangka menjaga kepuasan wajib pajak. Pelayanan seharusnya tidak boleh lagi dilakukan ala kadarnya karena akan membentuk citra yang kurang baik, yang pada akhimya akan merugikan

3 digilib.uns.ac.id 3 pemerintah jika image tersebut ternyata membentuk sikap rasa takut terhadap pajak. Untuk meningkatkan penerimaan pajak, DJP telah banyak melakukan usaha ekstensifikasi pajak. Misalnya, DJP aktif melakukan penyuluhanpenyuluhan untuk meningkatkan tingkat kesadaran wajib pajak. Usaha-usaha meningkatkan ekstensifikasi pajak tersebut kemungkinan akan lebih berhasil, jika DJP juga mampu meningkatkan pemenuhan kepentingan wajib pajak. Secara teoritik, meningkatkan derajat pemenuhan kepentingan wajib pajak oleh Kantor Pajak akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas atau kepatuhan wajib pajak dalam proses pembayaran pajak. Dasar dari optimalisasi kepuasan dan loyalitas wajib pajak tersebut salah satunya adalah pemberian layanan yang berkualitas atau prima kepada mereka. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk menguji hubungan antara kualitas pelayanan dan kepatuhan wajib pajak. Beberapa penelitian terdahulu menemukan hasil bahwa ada hubungan signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepatuhan wajib pajak. Misalnya, Albari (2009) berhasil memberikan bukti adanya pengaruh positif secara tidak langsung dari kualitas layanan terhadap kepatuhan melalui variabel antara kepuasan.penelitian lain olehsuratno dan Purnama (2004) menemukan bahwa kualitas layanan Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua masih diperlukan kerja besar dan waktu yang panjang untuk dilakukan pembenahan, perbaikan serta peningkatan kinerja layanan agar mendekati kepentingan (harapan) wajib pajak terhadap kualitas layanan Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua. Penelitian lain yang dilakukan

4 digilib.uns.ac.id 4 Nugroho pelayanan dan Sumadi (2005) menemukan bahwa kelima dimensi kualitas (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak. Disisi lain, ada beberapa penelitian lain yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak. Misalnya, Astari dkk (2013) tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Silitonga (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa hubungan signifikan antara reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Sebaliknya, tangibles tidak mempunyai hubungan signfikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil serupa juga ditemukan oleh Rusydi dan Fathoni (2011) yang juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara tangibles terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa telah banyak penelitian terhadap hubungan antara kualiatas pelayanan terhadap tingkat kepatuhan. Meskipun begitu, hasilnya adalah tidak konsisten. Oleh Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hubungan kualitas pelayanan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini berjudul : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK.

5 digilib.uns.ac.id 5 B. Perumusan Masalah Atas dasar penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan masalah yang dirumuskan dalam sebuah pertanyaan yaitu apakah kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak sebagai berikut ini. 1. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk melakukan analisis dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menyumbangkan pemikiran dan saran-saran terhadap kualitas pelayanan yang telah dilakukan sehingga menimbulkan kepatuhan wajib pajak untuk membayar Pajak Penghasilan.

6 digilib.uns.ac.id 6 3. Bagi masyarakat Meskipun penelitian ini jauh dari sempurna, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk menambah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya kualitas pelayanan pajak guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk membayar Pajak Penghasilan,