BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. menyebutkan bahwa setiap pemerintah daerah diberi kewenangan yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa setiap pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama dan kewenangan lain yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Sebagai konsekuensi kewenangan yang luas Pemerintah Daerah berkewajiban meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara demokratis, adil, merata, dan berkesinambungan. Kewajiban tersebut dapat terpenuhi apabila Pemerintah Daerah mampu mengelola potensi daerah yakni sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya keuangan secara maksimal. Sumber daya keuangan merupakan salah satu potensi yang harus dioptimalkan karena menyangkut pendapatan dan belanja dari Pemerintah Daerah. Pati merupakan salah satu kabupaten penghasil ikan terbesar di Jawa Tengah. Tercatat, di sepanjang pantai wilayah Pati terdapat enam tempat pelelangan ikan yang tersebar di empat kecamatan yaitu 1

2 Kecamatan Batangan, Juwana, Tayu, dan Dukuhseti. Bahkan orang yang bekerja di sektor perikanan ini mencapai orang. Pati juga memiliki pelabuhan cukup besar yang berada di Kecamatan Juwana, sehingga daerah ini mendapat predikat sebagai daerah penghasil ikan terbanyak karena pemilik kapal di daerah tersebut cukup banyak. Di kecamatan ini pula terdapat sejumlah industri pengasapan ikan hasil tangkapan nelayan untuk memasok sejumlah daerah di Jawa Tengah. Oleh sebab itu sektor kelautan dan perikanan masih menjadi andalan pendapatan asli daerah karena Kabupaten Pati. Selain itu, di Juwana juga terdapat lahan budidaya ikan bandeng yang luas. Sehingga kota ini mendapat julukan sebagai kota Bandeng Presto. Tidak heran jika Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terbesar di Kabupaten Pati adalah TPI Juwana. Di TPI Juwana lelang diadakan pada hari mulai Senin Sabtu. Transaksi lelang ikan tersebut setiap harinya mencapai lima ratus juta per hari. Sektor perikanan yang berpotensial tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah yakni berupa retribusi tempat pelelangan ikan. Retribusi tersebut dipungut oleh Kepala TPI menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan kepada nelayan atau bakul selaku pemenang lelang setelah pelaksanaan pelelangan ikan. Retribusi daerah yang merupakan pendapatan asli daerah memberikan income yang cukup besar untuk pemerintah daerah. Retribusi daerah di Kabupaten Pati terdiri dari retribusi parker, retribusi pasar, retrusi lelang ikan, dan lain-lain. Akan tetapi retribusi lelang sampai saat 2

3 ini masih menjadi andalan pendapatan Pemerintah Daerah Pati. Retribusi lelang ikan setiap tahunnya memberikan kontribusi miliaran terhadap pemerintah sebagai contoh pada tahun 2010 pendapatan yang diterima berupa retribusi di TPI Unit 2 Juwana sebesar Rp Retribusi lelang ikan dipungut dari Bakul selaku pemenang lelang dan nelayan (pemilik kapal). Bakul wajib membayar retribusi TPI sebesar 1,14% sedangkan nelayan dipungut 1,71%. Pendapatan retribusi tersebut dikelola oleh TPI dan selanjutnya disetor ke kas pemerintah daerah. Sesuai dengan tarif yang diberlakukan kepada bakul dan nelayan diperkirakan pendapatan asli daerah yang berasal dari retribusi tersebut dapat meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan besarnya transaksi lelang yang dilakukan setiap hati. Akan tetapi, pada tahun 2014 pendapatan retribusi lelang ikan di TPI Unit 2 Juwana mengalami penurunan secara drastis. Pada tahun 2014 pendapatan retribusi lelang ikan sebesar Rp ,00 padahal di tahun 2013 mencapai Rp ,00. Penurunan yang terjadi mencapai 63%. 3

4 Di bawah ini adalah pendapatan retribusi lelang ikan selama lima tahun terakhir: Tabel 1 Pendapatan retribusi lelang ikan TPI Unit 2 Juwana Tahun Pendapatan Retribusi Lelang Ikan 2010 Rp 3,765,815, Rp 5,022,453, Rp 4,854,640, Rp 3,773,734, Rp 1,404,988, Sumber: data primer yang telah diolah Oleh karena itu, perlu diadakan analisis agar dapat mengetahui faktor - faktor penyebab penurunan pendapatan retribusi lelang ikan tersebut. Penurunan pendapatan retribusi tersebut jika tidak segera diselesaikan dapat mempengaruhi tingkat pembangunan di Kabupaten Pati. 1.2Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dianalisis dapat dirumuskansebagai berikut: Apakah faktor faktor penyebab penurunan pendapatan retribusi lelang ikan di TPI Unit 2 Juwana? 4

5 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui faktor faktor penyebab penurunan pendapatan retribusi lelang ikan sekaligus memberikan solusi kepada pihak pengelola Tempat Pelelangan Ikan Unit 2 Juwana Kabupaten Pati. 1.4 Kegunaan Penelitian a. Adapun manfaat penelitian bagi Intansi adalah: 1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan keputusan agar pendapatan retribusi lelang ikan dapat meningkat. b. Adapun manfaat penelitian bagi Peneliti adalah: 1) Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar ahli madya. 2) Melatih kemampuan kemampuan penulis dalam memecahkan masalah ilmiah dan logis sesuai standar keilmuan Program Studi Akuntansi Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menerapkan metode penulisan dan penelitian sesuai kaidah yang berlaku. 5

6 c. Adapun manfaat penelitian bagi Program Studi Akuntansi Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada adalah: 1) Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan bacaan ilmiah guna melengkapi kepustakaan Program Studi Akuntansi Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 1.5 Sistematika Penulisan Pada tugas akhir yang berjudul Analisis Penurunan Pendapatan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan Unit 2 Juwana Kabupaten Pati penulis membaginya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan kerangka pemikiran. Bab II Gambaran Umum Penulisan. Pada bab ini berisi tentang kondisi umum atau deskripsi topik penulisan, tinjauan pustaka atau kajian sebelumnya, dan metodologi penulisan. Bab III Analisis dan Pembahasan. Pada bab ini berisi tentang Analisis (deskripsi dan inferensi) yang mencakup seluruh analisi tugas akhir, termasuk di dalamnya berisi tabel dan grafik hasil analisis. Selain itu, terdapat interpretasi dan pembahasan mengenai hasil analisis yang didapatkan di lapangan. Dalam hal ini penulis harus menginterpretasikan hasil analisis secara sistematik yang diperlukan. 6

7 Bab IV Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir dari bagian inti tugas akhir. Pada bab ini merangkum hal yang menjadi pokok bahasan dalam tugas akhir, sedangkan saran bersifat tentatif yaitu penulis memberikan rekomendasi berdasarkan kesimpulan penulisan. 7

8 1.6 Kerangka Penulisan Penurunan pendapatan retribusi Tempat Pelelangan Ikan Unit 2 Bajomulyo Mengadakan wawancara dan observasi di Tempat Pelelangan Ikan Unit 2 Bajomulyo Mengidentifikasi faktor faktor penyebab menurunnya pendapatan retribusi lelang ikan Mengetahui dan menjabarkan faktorfaktor menurunnya pendapatan retribusi Gambar 1 Kerangka Penulisan 8