ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA CV WAHYU MAKMUR SEJAHTERA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA CV WAHYU MAKMUR SEJAHTERA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA CV WAHYU MAKMUR SEJAHTERA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI ADILLA ANGGIADINTA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 i

2 RINGKASAN ADILLA ANGGIADINTA, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan RATNA WINANDI) Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian yang masih perlu untuk dikembangkan karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar. Sektor pertanian yang perlu untuk diperhatikan serta dikembangkan adalah pada sub sektor hortikultur yang terdiri dari sayur sayuran, buah buahan, tanaman bunga, tanaman hias dan tanaman obat. Seiring dengan perkembangannya komoditas sayuran terus mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama dalam hal produksi. Salah satu satu sayuran unggulan yang mengalami kondisi tersebut adalah jamur. Perkembangan produksi jamur dari tahun 2009 mencapai ton dan konsumsi sebesar ton, kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan mencapai ton dengan konsumsi mencapai ton. Dilihat dari perkembangan antara konsumsi dan produksi jamur, jamur dapat dijadikan sebagai peluang dan potensi yang sangat baik untuk meningkatkan produksi jamur untuk memenuhi konsumsi terhadap jamur di Indonesia yang masih terbuka lebar. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang mulai dikenal oleh masyarakat. Jamur tiram dalam bahasa latin yang disebut Pleurotus ostreatus ini merupakan jamur yang dibudidayakan menggunakan substrat yang berbentuk serbuk kayu dan diinkubasi ke dalam kumbung. Jamur tiram sendiri memiliki beberapa keunggulan salah satunya yaitu dapat dibudidayakan dengan mudah dan juga dapat dilakukan sepanjang tahun. Pengembangan jamur tiram sendiri tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat berlanjut sepanjang tahun. CV Wahyu Makmur Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih yang berdiri pada Bulan Mei Perusahaan ini memiliki beberapa kendala diantaranya kapasitas produksi belum optimal sehingga perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang ada, keterbatasan modal, lemahnya manajemen perusahaan yang dikarenakan rangkap jabatan dalam perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan strategi pengembangan usaha jamur tiram putih yang dijalankannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal seperti kekuatan dan kelemahan, serta lingkungan eksternal seperti peluang dan ancaman yang mempengaruhi CV Wahyu Makmur Sejahtera. Kemudian, mengidentifikasi alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat dijalankan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera serta merekomendasikan strategi terbaik bagi perusahaan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera. Responden yang dipilih adalah pemilik perusahaa, pengelola, bagian produksi, pelanggan serta Dinas Pertanian Kabupaten Bogor. Alat analisis yang ii

3 digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil matriks IFE menunjukkan bahwa kekuatan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah jamur tiram putih yang dihasilkan memiliki kualitas baik, lokasi tempat usaha yang strategis, memproduksi dan menjual baglog serta bibit jamur tiram putih sendiri, komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan, perusahaan telah berbadan hukum dan memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok. Kelemahan perusahaan adalah kapasitas produksi belum optimal, teknologi yang digunakan masih sederhana, kegiatan promosi yang dilakukan masih sederhana, keterbatasan modal, sistem administrasi dan pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana dan adanya rangkap jabatan. Analisis matriks EFE yang menjadi peluang perusahaan adalah pertumbuhan ekonomi yang positif, konsep back to nature dan tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan, adanya peran pemerintah serta lembaga yang dapat mendukung usaha jamur tiram putih dan sistem teknologi dan informasi semakin berkembang, sedangkan yang menjadi ancaman perusahaan adalah serangan hama dan penyakit, kebijakan mengenai perdagangan bebas, persaingan usaha sejenis dan ancaman pendatang baru. Berdasarkan hasil analisis EFE diperoleh total skor 3,192 dan analisis IFE diperoleh total skor 2,570. Total skor dari masing-masing matriks IFE dan EFE yang dimiliki oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera yang dipetakan dalam matriks IE dan diperoleh posisi perusahaan pada usaha jamur tiram saat ini berada di kuadran II yang merupakan posisi tumbuh dan kembangkan (growth and build). Pada kondisi tersebut, strategi yang tepat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi integrasi mencakup integrasi ke belakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal. Dari strategi tersebut maka diperoleh strategi pada matriks SWOT, yaitu terdapat tujuh strategi diantaranya menjaga kualitas produk yang dihasilkan, meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih, meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan promosi jamur tiram putih, memanfaatkan program pemenrintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana, menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok, pelanggan dan seluruh karyawan dan memperbaiki sistem manajemen perusahaan. Hasil analisis QSPM pada CV Wahyu Makmur Sejahtera menunjukan strategi utama terbaik yang dipilih adalah memanfaatkan program pemerintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana dengan total nilai daya tarik (TAS) sebesar 7,565, kemudian yeng kedua meningkatkan kapasitas produksi dengan total nilai daya tarik sebesar 7,541 kemudian yang ketiga volume penjualan jamur tiram putih dengan nilai total daya tarik (TAS) sebesar 7,521 serta yang keempat menjaga kualitas produk yang dihasilkan dengan total nilai daya tarik sebesar 7,091. iii

4 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA CV.WAHYU MAKMUR KABUPATEN SEJAHTERA BOGOR JAWA BARAT ADILLA ANGGIADINTA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Eknomosi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 iv

5 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada CV.Wahyu Makmur Sejahtera Bogor Jawa Barat : Adilla Anggiadinta : H Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal lulus : v

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada CV.Wahyu Makmur Sejahtera Bogor Jawa Barat adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber dan informasi yang barasal dari kutipan atau karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2012 Adilla Anggiadinta H i

7 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25 April 1989, dan merupakan anak tunggal dengan ayah bernama Yulfian, Bsc dan ibu bernama Ade Yulianti. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Bina Insani Bogor pada tahun 1995 dan lulus pada tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Bina Insani Bogor dan lulus pada tahun Selanjutnya, penulisnya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Bina Insani Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Manajemen Agribisnis, Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur USMI. Pada tahun sama, penulis melanjutkan kembali pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada Program Alih Jenis 1 Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen ii

8 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Kabupaten Bogor Jawa Barat ini, yang merupakan salah satu tugas akhir bagi penulis agar dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Ekonomi, Program Alih Jenis Agribisnis Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan segala kekurangannya, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini dan mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Desember 2012 Adilla Anggiadinta H iii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini 3. Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penulis, yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini 4. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini 5. Dra. Yusalina, Msi selaku dosen penguji komisi akademik yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini 6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan kasih sayang tulus dan besar, doa dan perhatian serta dukungan moril dan materil yang sangat berarti bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga ini menjadi persembahan terbaik 7. Bapak Wahyu, selaku pemilik dari CV Wahyu Makmur Sejahtera yang telah memberikan izin kepada penulis dan memberikan informasi serta bantuan selama penulis melakukan penelitan 8. Ibu Pipoh, selaku pembimbing lapangan dan penanggungjawab bagian produksi CV Wahyu Makmur Sejahtera yang telah banyak memberikan masukan dan informasi dan inspirasi kepada penulis 9.Seluruh karyawan CV Wahyu Makmur Sejahtera atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan 10.Dodo Putera Andessa yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan motivasi kepada penulis iv

10 11.Irhaz Salsabil, Ulfah Dwi Agustini, Desy Listya, Annisa Amalia Indah, Dewinta Mia Sari, Zena Varian Alvita, Sherly Marcelina dan Rina Dwinari Gini atas dukungan dan bantuan yang diberikan untuk kelancaran skripsi ini. 12.Rekan rekan mahasiswa Agribisnis Alih Jenis 1(AJ 1) atas pertemanan, dukungan, kebersamaan selama kuliah hingga dapat menyelesaikan skripsi ini 13.Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah memberikan pelayanan yang baik selama masa perkuliahan 14.Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan doanya Bogor, Desember 2012 Adilla Anggiadinta v

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... LAMPIRAN... Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 II TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Jamur Jamur Tiram Putih Budidaya Jamur Tiram Analisis Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Strategi Konsep Manajemen Strategi Formulasi Strategi Visi Misi dan Tujuan Perusahaan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Merumuskan dan Menentukan Strategi Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis Faktor Lingkungan Internal dan Analisis Faktor Lingkungan Internal Eksternal Tahapan Masukan (Input Stage) Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis Matriks Internal External Matrix (IE) Analisis Matriks SWOT Penentuan Strategi Prioritas iii iv v vi

12 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Sumberdaya Perusahaan Operasional Kegiatan Budidaya Jamur Tiram Putih CV Wahyu Makmur Sejahtera VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Ekonomi Politik, Kebijakan Pemerintah dan Hukum Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan Teknologi Kompetitif Persaingan antar Perusahaan Sejenis Ancaman Masuknya Pesaing Baru Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Operasi atau Produksi Manajemen Keuangan Pemasaran Identifikasi Faktor Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Identifikasi Faktor Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan 70 VII FORMULASI STRATEGI Tahapan Masukan (Input Stage) Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks EFE (Ekxternal Factor Evaluation) Tahapan Pencocokan (Matching Stage) Matriks IE (Internal - External) Matriks SWOT Tahapan Keputusan (Decision Stage) Anlisis QSPM VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) Volume Impor Jamur di Indonesia Tahun Konsumsi dan Produksi Jamur di Indonesia Tahun Luas Panen Jamur Tiram Menurut Provinsi Tahun Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur Tiram Putih Bulan September 2011 September Kandungan Gizi Jamur Tiram Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Penilaian Bobor Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks SWOT QSPM Peralatan Pendukung CV Wahyu Makmur Sejahtera Komposisi Bahan Baku Media Tanam Baglog CV Wahyu Makmur Sejahtera Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun Data Pelanggan CV Wahyu Makmur Sejahtera Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) CV Wahyu Makmur Sejahtera Matriks EFE (External Factor Evaluation) CV Wahyu Makmur Sejahtera Matriks SWOT viii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model Manajemen Strategi Komprehensif Model Lima Kekuatan Porter Kerangka Pemikiran Operasional Matriks Internal Eksternal IE Struktur Organisasi CV Wahyu Makmur Sejahtera Proses Pencampuran Bahan Baku Media Tanam Baglog Mesin Press Media Tanam Baglog Proses Sterilisasi Media Tanam Baglog Proses Inokulasi Media Tanam Baglog Proses Inkubasi Media Tanam Baglog Ruang Pertumbuhan Jamur Tiram Putih Jamur Tiram Putih Siap Panen Proses Pemanenan Jamur Tiram Putih Pascapanen Jamur Tiram Putih Pengemasan Jamur Tiram Putih Matriks IE CV Wahyu Makmur Sejahtera ix

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Pembobotan Faktor Internal Pembobotan Faktor Eksternal Hasil Pengisan Kuesioner Perhitungan Rating Internal Hasil Pengisian Kuesioner Perhitungan Rating Eksternal Hasil Perhitungan Matriks IFE Hasil Perhitungan Matriks EFE Matriks QSP Lanjutan Matriks QSP x

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian yang masih perlu untuk dikembangkan karena mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Selain itu, komoditas pertanian dapat dikembangkan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Sektor pertanian yang perlu untuk diperhatikan serta dikembangkan adalah pada sub sektor hortikultur yang terdiri dari sayur sayuran, buah buahan, tanaman bunga, tanaman hias dan tanaman obat (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Tanaman hortikultura dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu sayuran, buah, tanaman hias dan obat-obatan. Kontribusi untuk tanaman hortikultura bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas Tahun Sayuran Buah-buahan Tanaman Hias Obat-obatan Total Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2012) Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan PDB komoditas hortikultura Indonesia yang menunjukkan perkembangan positif pada beberapa komoditi terutama pada komoditas sayuran. Komoditas sayuran pada tahun 2007 sebesar milyar rupiah mengalami peningkatan sebesar 10,23 persen. Kemudian, pada tahun 2008 sebesar milyar rupiah terjadi peningkatan sebesar 8,15 persen menjadi milyar rupiah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada komoditas sayuran merupakan salah satu usaha subsektor 1

17 hortikultura yang dapat memajukan pembangunan ekonomi Indonesia serta menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap usaha komoditi sayuran. Pada Subsektor hortikultura, salah satu komoditi sayuran yang mengalami perkembangan yang meningkat adalah jamur. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan konsumsi dan produksi terhadap jamur di Indonesia yang sebagian besar mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari data konsumsi dan produksi jamur di Indonesia. Berdasarkan data pada Tabel 2 pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan. Tabel 2. Konsumsi dan Produksi Jamur di Indonesia Tahun No Tahun Konsumsi (ton) Laju Pertumbuhan (%) Produksi (ton) Laju Pertumbuhan (%) , Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2012) Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat konsumsi jamur pada tahun 2008 sebesar ton mengalami peningkatan hingga tahun 2009 sebesar ton. Laju pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,2 persen. Kemudian, pada tahun 2009 mengalami peningkatan hingga tahun 2010 sebesar ton dengan laju pertumbuhan pertahunnya sebesar 10 persen. Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu hal yang mempengaruhi prospek usaha jamur di Indonesia. Keadaan seperti ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengembangkan usaha budidaya jamur. Perkembangan produksi jamur sendiri pada tahun 2008 sebesar ton sempat mengalami penurunan hingga tahun 2009 menjadi ton dengan laju pertumbuhan pertahunnya sebesar 37 persen. Namun, pada tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar 59 persen menjadi ton.. Namun jika dilihat dari perkembangan antara konsumsi dan produksi jamur, jamur dapat dijadikan sebagai sebagai peluang dan potensi yang sangat baik untuk meningkatkan produksi jamur untuk memenuhi konsumsi terhadap jamur di Indonesia yang masih terbuka lebar. 2

18 Jamur memiliki kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan pembangunan untuk sektor pertanian, hal tersebut tidak terlepas dari kondisi volume impor jamur. Dimana volume impor pun dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Hortikultura jamur merupakan komoditas yang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Volume Impor Jamur di Indonesia Tahun No Tahun Volume Impor (ton) Laju Pertumbuhan (%) , , , Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2012) Berdasarkan Tabel 3 Perkembangan volume impor jamur pada tahun 2006 sebesar ton mengalami mengalami penurunan sebesar 6,23 persen. Namun, perkembangan volume impor jamur pada tahun 2007 sebesar ton meningkat sebesar 1,8 persen menjadi ton pada tahun Kemudian, pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 18,9 persen menjadi ton pada tahun Kemudian, pada tahun 2009 kembali mengalami peningkatan sebesar 10 persen menjadi ton. Peningkatan volume impor jamur menunjukkan bahwa permintaan jamur di Indonesia cukup besar. Meskipun peningkatan volume impor terhadap jamur tidak terlalu besar namun hal tersebut dapat diartikan bahwa peluang pasar untuk industri jamur masih terbuka lebar. Jamur sebagai salah satu komoditi sayuran yang mulai dikenal oleh masyarakat merupakan bahan makanan nabati yang memiliki nilai gizi tinggi dan khasiat obat. Hal ini sudah dikenal di daratan Cina sejak 300 tahun yang lalu dan meluas ke beberapa negara lain di benua Asia, Eropa dan bahkan Amerika. Menurut penelitian ada sekitar 600 jenis jamur yang dapat di konsumsi. Berdasarkan 600 jenis tersebut, lebih dari 200 jenis telah di konsumsi manusia dan 100 jenis diantaranya telah dicoba dibudidayakan. 3

19 Berdasarkan jenis tumbuhnya, jamur digolongkan menjadi jamur dengan media jerami, media serbuk kayu dan media campuran (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2011). Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur tiram dalam bahasa latin yang disebut Pleurotus ostreatus ini merupakan jamur yang dibudidayakan menggunakan substrat yang berbentuk serbuk kayu dan diinkubasi ke dalam kumbung. Jamur tiram tersebut dibudidayakan pada media serbuk dan dikemas di dalam kantong plastik. Jamur tiram sendiri memiliki beberapa keunggulan salah satunya yaitu dapat dibudidayakan dengan mudah dan juga dapat dilakukan sepanjang tahun. Pengembangan jamur tiram sendiri tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat berlanjut sepanjang tahun. Selain itu, limbah dari hasil budidaya jamur tiram tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan pupuk kompos. Namun, jamur tiram sendiri memiliki kekurangan yaitu tidak dapat tahan lama setelah masa panen maka dari itu jamur tiram harus segera di distribusikan. Kandungan protein pada jamur tiram yang cukup tinggi mampu mensubstitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, kolesterol dan sebagainya (Dirjen Hortikultura, 2006). Kandungan gizi yang yang terdapat dalam jamur tiram salah satunya adalah protein 27 persen, lemak 1,6 persen dan karbohidrat 58 persen. Kadar lemak jamur tiram yang lebih rendah dari daging yaitu sebesar 5,5 persen sehingga bagi orang-orang yang sedang melakukan diet, jamur tiram merupakan salah satu pilihan utama (Cahyana et al.,2002) Seiring perkembangan waktu, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat, sehingga memiliki dampak yang positif terhadap perubahan pola konsumsi makanan dan minuman. Hal tersebut berdampak pada konsumsi jamur tiram sebagai makanan yang yang bebas kandungan kimia serta tidak membahayakan bagi kesehatan. Banyak menu makanan yang menggunakan jamur tiram putih sebagai bahan dasar utamanya. Rasanya yang mirip daging ayam ini, menjadi alternatif konsumsi kebanyakan 4

20 vegan (sebutan bagi vegetarian). Cita rasa khas jamur tiram putih inilah, membuatnya banyak dicari dan tentu berdampak pada peluang ekonomi. Jamur tiram putih, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Jamur tiram putih sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Kebanyakan masyarakat mulai mengkonsumsi jamur tiram putih untuk digunakan pada menu sayuran. Namun, tak jarang jamur tiram putih banyak diolah kembali menjadi crispy, nugget, burger, kripik, krupuk, permen jeli hingga puding jamur (Nurjayadi, 2010). Semakin tingginya konsumsi jamur tiram putih dikalangan masyarakat dapat mempengaruhi permintaan. Dimana kebutuhan terhadap jamur tiram putih yang tinggi membuat permintaan masyarakat terhadap produksi jamur tiram putih semakin banyak. Pelaku usaha di Indonesia banyak memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang usaha. Indonesia, Jepang, China, dan Taiwan merupakan negara penghasil jamur tiram putih dengan tingkat produksi terbanyak di dunia. Di Indonesia sendiri sentra penghasil jamur tiram putih dapat ditemui di beberapa daerah. Daerah penghasil jamur tiram putih di Indonesia masih didominasi oleh wilayah Jawa Barat seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Luas Panen Jamur Tiram Putih Menurut Provinsi Tahun No Provinsi Luas Panen (Ha) Sumatera Barat 0,01 0,06 2 Jambi - 0,05 3 Sumatera Selatan 0,00 0,02 4 Lampung 0,71 0,79 5 Jawa Barat 234,49 291,79 6 Jawa Tengah 8,99 15,23 7 D.I.Yogyakarta 6,05 5,86 8 Bali 0,04 0,23 9 Kalimantan Tengah 0,03 0,04 10 Kalimantan Selatan 0,35 0,08 11 Kalimantan Timur 0,00 0,01 Total 636,61 699,25 Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2012) Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa luas panen jamur tiram putih dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebagian besar mengalami peningkatan. Jawa 5

21 Barat memiliki luas panen paling besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan Jawa Barat memiliki letak geografis dan kondisi agroklimat yang sesuai untuk membudidayakan jamur tiram putih (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2009). Laju pertumbuhan di Jawa Barat sendiri meningkat sebesar 24,43 persen hal tersebut hal ini tidak terlepas dari sudah banyaknya masyarakat yang mengusahakan jamur di Pulau Jawa sehingga persaingan yang terjadi lebih ketat dalam menguasai pasar jika dibandingkan dengan wilayah lain yang memiliki petani jamur relatif tidak sebanyak di Jawa barat (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2006). Jawa Barat sendiri memiliki beberapa sentra penghasil jamur tiram putih salah satunya yaitu di Kabupaten Bogor. Di Kabupaten Bogor terdapat sentra budidaya jamur tiram putih yaitu di daerah Gadog. Gadog sebagai lokasi budidaya jamur tiram memiliki ketinggian lebih dari 700 M di atas laut dan memiliki temprature ideal untuk pertumbuhan jamur tiram putih yaitu celcius. Selain itu, lokasi wilayah tersebut diapit oleh beberapa bukit sehingga suhu udaranya menjadi lembab dan sejuk. Angin yang bertiup tidak terlalu kencang menjadikan hawa udaranya selalu bersih karena terletak di daerah kaki pegunungan serta air yang cukup berlimpah menjadikan Gadog tempat yang sangat strategis. CV Wahyu Makmur Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang budidaya jamur tiram putih yang terletak di Gadog. Perusahaan ini memiliki masalah dalam hal produksi jamur tiram putih. Dalam menjalankan usahanya masih terdapat keterbatasan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada. Keterbatasan tersebut berkaitan dengan kapasitas produksi yang belum dilakukan secara optimal sehingga perusahaan belum mampu memenuhi permintaan pelanggan serta manajemen perusahaan yang kurang baik. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk mampu memanfaatkan peluang yang ada dan membutuhkan suatu alternatif strategi pengembangan usaha jamur tiram putih agar mampu memenuhi permintaan yang ada sehingga perusahaan dapat bertahan dan memperoleh keuntungan yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan. 6

22 1.2 Perumusan Masalah CV Wahyu Makmur Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih yang berdiri pada Bulan Mei Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengembangkan usaha budidaya jamur tiram putih yang berorientasi keuntungan dan menyerap tenaga kerja yang berada disekitar lokasi perusahaan. Dalam memulai usahanya di bidang budidaya jamur tiram putih perusahaan ini menggunakan modal sendiri sebesar Rp dan memiliki tenaga kerja sebanyak 19 orang pada lahan seluas 3000 m 2. Perusahaan ini memiliki 3 kumbung pertumbuhan yang masing-masing kubung berukuran 147 m², 154 m², dan 176 m² dengan masing masing kapasitas baglog. Sampai saat ini CV Wahyu Makmur Sejahtera mampu memproduksi bahan baku sendiri yang di mulai pada tahun 2009 setelah sebelumnya menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku hingga akhirnya memutuskan untuk memproduksi bahan baku sendiri. Dalam menjalankan usahanya perusahaan masih menghadapi permasalahan yaitu kapasitas produksi perusahaan yang masih kurang sehingga membuat perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Tabel 5. Jumlah Produksi dan Permintaan Jamur Tiram Putih Bulan September 2011 September 2012 No. Bulan Produksi (kg) Permintaan (kg) 1 September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Total Sumber : CV.Wahyu Makmur Sejahtera (2012) 7

23 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil produksi jamur tiram putih dalam kurun waktu bulan September 2011 sampai September 2012 adalah sebesar kg pertahun sementara permintaannya sebesar kg pertahun. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Perusahaan mengalami kelebihan permintaan (gap) antara jumlah produksi dan permintaan jamur tiram putih. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap keuntungan perusahaan. Perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan sedangkan pemesanan terus meningkat. Selain itu, gairah terhadap industri jamur tiram putih terus mengalami perkembangan, perrmintaan terhadap jamur tiram pun terus mengalami peningkatan. Dalam memulai usahanya CV Wahyu Makmur Sejahtera ini menggunakan modal yang berasal dari keuangan milik pribadi tanpa menggunakan pinjaman dari pihak luar. Pemilik perusahaan menggunakan seluruh modal awalnya untuk mendirikan usaha ini. Sehingga perusahaan mengalami keterbatasan modal dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut menjadi salah satu kendala bagi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi, pembelian mesin untuk proses produksi sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang ada. Manajemen perusahaan yang kurang tersusun dengan baik menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kondisi perusahaan menjadi tidak stabil. Dimana dalam perusahaan ini banyak terjadi rangkap jabatan. Keseluruhan kondisi perusahaan dipegang oleh pemilik. Selain itu, pengelola perusahaan sendiri merangkap untuk mengelola kondisi keuangan, pemasaran, produksi dan administrasi. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan kurang mampu untuk mengkoordinasi perkembangan perusahaan. Kapasitas produksi yang masih kurang, sistem manajemen perusahaan yang masih lemah dan keterbatasan modal merupakan beberapa kendala yang dihadapi CV Wahyu Makmur Sejahtera. Permasalahan tersebut diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya agar perusahaan mampu untuk bertahan untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. 8

24 Berdasarkan hal tersebut, maka CV Wahyu Makmur Sejahtera harus melakukan langkah-langkah strategis guna mengatasi permasalahan yang ada dengan cara mengidentifikasi beberapa faktor internal dan eksternal perusahaan. Selain itu, merumuskan indikator kekuatan yang dapat dimanfaatkan unyuk megatasi kelemahan dan juga merumuskan peluang untuk mengurangi ancaman yang ada di lingkungan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi CV Wahyu Makmur Sejahtera dalam mengembangkan usahanya? 2. Alternatif strategi apa yang sesuai dan dapat dilakukan oleh perusahaan dalam pengembangan usahanya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan yang mempengaruhi perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera 2. Merumuskan alternatif dan menetapkan prioritas strategiyang sesuai untuk pengembangan usaha dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai saran atau masukan bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera agar dapat mengembangkan usahanya untuk bertahan 2. Bagi mahasiswa dan perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan sebagai bahan rujukan serta informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 9

25 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama pada musim hujan (Cahyana et al., 1997). Jamur sering juga disebut dengan nama supa (Sunda) atau mushroom (Inggris). Definisi lain menurut Cahyana (1997), jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman berklorofil. Jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi, yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungannya terhadap organisme lain, maka jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik. Sementara bagi tanaman yang dapat menyediakan makanan sendiri, seperti karbohidrat (gula, pati, dan lain-lain), disebut autotrofik. Menurut Redaksi Agromedia (2009) jamur selain memiliki banyak manfaat, ternyata ada jenis jamur tertentu yang mengandung racun. Racun jamur ini dapat merusak fungsi organ, bahkan memyebabkan kematian. Untuk mencegah terjadinya keracunan jamur, kita perlu mengetahui ciri-cirinya. Berikut kriteria fisik jamur beracun yang harus dihindari. 1. Warna tubuh buah bervariasi, dari merah darah, kuning terang dan oranye, hingga putih atau pucat. 2. Biasanya memiliki cincin atau cawan pada pangkal batangnya. 3. Mengeluarkan bau amoniak, seperti telor busuk. 4. Jika dipotong dengan pisau stainless akan meninggalkan bekas hitam atau biru pada pisau. 5. Jika dimasak, fisik jamur akan berubah menjadi gelap. 2.2 Jamur Tiram Putih Jamur tiram putih (Pleurotus Sp.) merupakan jenis jamur kayu yang paling mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh di berbagai macam jenis substrat dan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang 10

26 tinggi. Kemampuan produksi jamur tiram pun relatif tinggi, dari gram substrat kering, persen jamur segar dapat dihasilkan, bahkan saat ini produktivitas panen sudah dapat ditingkatkan hingga persen (Dirjen Hortikultura, 2006). Menurut Dirjen Hortikultura (2006), jamur tiram mempunyai rasa yang lezat serta kandungan gizi yang cukup tinggi. Disebut juga jamur tiram atau oyster mushroom karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Jenis jamur tiram yang banyak dibudidayakan antara lain sebagai berikut: a. Jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus) b. Jamur tiram merah muda (Pleurotus Flatellatus) c. Jamur tiram cokelat (Pleurotus Cycstidiosus) d. Jamur tiram kuning terang (Pleurotus Citrinopelatus) e. Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju) f. Jamur tiram hitam (Pleurotus Sapidus) Jamur tiram memiliki kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalori serta kandungan vitamin dan mineral yang dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6. Kandungan Gizi Jamur Tiram Sumber : Cahyana et al., 1997 Nutrisi Komposisi Protein 27% Lemak 1.6% Karbohidrat 58% Serat 11.5% Abu 9.3% Kalori 269 kkal Jamur tiram memiliki protein yang tinggi dan juga karbohidrat yang tinggi. Selain itu, kadar lemak yang cukup rendah sangat baik bagi orang-orang yang sedang melakukan diet. Jamur tiram merupakan salah satu pilihan utama yang sangat baik. 11

27 Tabel 7.Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram Jenis Persentase kandungan (mg/100 g) Thiamin 4.8 Riboflavin 4.7 Niasin Kalsium 33 Fosfor Besi 15.2 Natrium 83.7 Sumber : Suriawira (1986) 2.3 Budidaya Jamur Tiram Ada beberapa syarat penting dalam budidaya jamur tiram. Adapun syarat-syarat tersebut menurut Dirjen Hortikultura (2006) sebagai berikut: 1) Media Tumbuh Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji. bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein, kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur ph media serta gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan media Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80 persen), bekatul (16 persen), kapur atau CaCO3 (2 persen) dan gips (2 persen). Kadar air media diatur antara persen dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busuk akar. Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Keasaman atau ph media perlu diatur antara ph enam sampai tujuh dengan penambahan kapur ke dalam media. 2) Syarat Tumbuh Pertumbuhan jamur tiram putih yang baik yaitu saat suhu inkubasi atau saat jamur tiram putih membentuk miselium adalah berkisar antara C dengan kelembaban udara antara persen. Sedangkan suhu pada 12

28 pembentukan tubuh buah berkisar antara C dengan kelembaban udara antara persen(suriawira, 1986). Pertumbuhan jamur tiram putih sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10 persen), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya. (Suriawira 1986). Kandungan air dalam substrat berkisar antara persen. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan air ke dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban. 3) Proses Budidaya Hal yang paling pertama dilakukan dalam budidaya jamur tiram putih yaitu pencampuran bahan baku. Menurut Suriawira (1986) serbuk kayu, dedak atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Kemudian, proses pengomposan dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk kayu atau gergaji, kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama satu sampai dua hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu menjadi sekitar 50ºC, sedangkan kadar air campuran atau kompos harus diatur pada kondisi persen dengan tingkat keasaman (ph) enam sampai tujuh (Cahyana et al., 1997) Tahapan selanjutnya yaitu pembungkusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene (PP). Pembungkusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan ke dalam plastik kemudian ujung plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik (Cahyana et al., 1997). Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikrobe, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90ºC selama enam hingga delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat 13

29 berbentuk drum minyak yang sedikit dimodifikasi dengan menambahkan sarangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media (Suriawira, 1986). Setelah proses sterilisasi kemudian tahap selanjutnya adalah inokulasi. Inokulasi adalah proses pengisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang steril (Suriawira, 1986). Setelah di inokulasi kemudian dilakukan tahapan inkubasi dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tiram putih tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk penumbuhan miselia antara 22-28ºC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih secara merata antara hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi Suriawira, 1986). Media tumbuh jamur tiram putih yang sudah putih oleh miselia jamur tiram putih sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. Tubuh buah tumbuh setelah satu sampai dua minggu dengan suhu 16-22ºC dan kelembapan persen. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut selanjutnya dibiarkan selama dua sampai tiga hari atau sampai mencapai pertumbuhan yang optimal (Cahyana et al., 1997) Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur tiram putih yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara memotong cabang yang berukuran besar saja, sebab dalam satu rumpun jamur tiram putih mempunyai stadia pertumbuhan yang sama (Suriawira, 1986). Jamur tiram putih yang sudah dipanen tidak perlu dipotong menjadi bagian per bagian tudung, tetapi hanya dibersihkan kotoran yang menempel pada bagian akarnya saja. Dengan cara tersebut, daya tahan simpan jamur tiram putih akan lebih lama. Jamur tiram putih yang sudah dibersihkan dari kotoran yang menempel, dimasukkan ke dalam plastik dengan ukuran tertentu untuk dipasarkan dalam bentuk segar. 14

30 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini tentunya didukung dengan berbagai penelitian terdahulu sebagai bahan referensi terhadap penelitian tentang strategi pengembangan usaha serta yang berhubungan dengan jamur tiram putih. Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang terkait secara lansung mengenai penelitian jamur tiram putih atau penelitian mengenai strategi pengembangan usaha yang dapat dikaji pada penelitian ini. Menurut Wisandhini (2008) perlunya pengembangan usaha jamur tiram putih perusahaan Tegal Waru Bogor dikarenakan kapasitas produksi jamur belum optimal, kenaikan bahan bakar BBM dan persaingan harga jamur tiram putih antar perusahaan yang ada di wilayah tersebut. Faktor eksternal diantaranya ialah kebijakan skim kredit UKM, peningkatan PDRB Bogor, trend kenaikan harga komoditas jamur, meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur, industri jamur diarahkan pada ketahanan pangan, peningkatan permintaan jamur, alat sterilisasi Autoclaf, peningkatan impor jamur, peningkatan harga BBM, peningkatan persaingan dalam industri jamur dan ancaman pendatang baru yang besar. Faktor internal diantaranya mampu memproduksi dan menjual bibit jamur sendiri, lokasi strategis, kualitas produk jamur baik, tenaga kerja yang kompeten di bidang jamur, lahan untuk pengembangan usaha masih luas, fasilitas produksi budidaya jamur yang baik, kapasitas produksi belum optimal, masih kurangnya promosi jamur, penjualan masih tergantung dua bandar, keterbatasan modal untuk pengembangan usaha jamur, sistem administrasi keuangan masih sederhana dan peningkatan biaya produksi. Strategi yang tepat untuk keadaan ini adalah berupa strategi intensif diantaranya penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk atau strategi integratif yaitu integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal. Mariana (2006) dalam penelitiannya mengenai analisis strategi pengembangan usaha bibit dan media tanam jamur tiram putih di PT.Z Kabupaten Bandung, Jawa Barat., Mariana menetapkan strategi utama untuk mengembangkan usaha pada perusahaan yang bergerak di industri hulu jamur tiram putih. Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa IFE dan EFE 15

31 untuk menganalisis lingkungan usaha perusahaan, kemudian dalam hal pencocokan atau matching stage menggunakan matriks IE dan matriks SWOT sehingga dihasilkan alternatif-alternatif strategi bagi perusahaan, untuk penentuan prioritas strategi atau strategi utama digunakan AHP. Berdasarkan hasil pengolahan AHP, strategi yang menjadi prioritas utama yaitu strategi S- O, meningkatkan penetrasi pasar melalui strategi pengadaptasian harga seperti diskon tunai, diskon kuantitas, diskon musiman, potongan promosi dan peningkatan layanan seperti memberikan kemudahan dalam pemesanan, kecepatan, ketepatan dan perhatian selama proses pencapaian barang ke tangan konsumen, serta memberikan jasa konsultasi. Sembiring (2009) dalam penelitiannya mengenai pengembangan usaha ayam broiler UD. Janu Putro Sleman, DI Yogyakarta dilatar belakangi oleh keadaan ekonomi yang tidak menyebabkan usaha di bidang peternakan mengalami banyak ancaman. Permasalahan yang terjadi adalah kenaikan harga pada berbagai sarana produksi input yaitu Day Old Chik (DOC) dan pakan peternakan yang tidak diimbangi dengan harga jual daging ayam yang tinggi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alternatif strategi yaitu menggunakan kualitas, ketersediaan modal yang dimiliki perusahaan serta menggunakan teknologi modern kandang Close house untuk memanfaatkan peningkatan pendapatan masyarakat serta peningkatan jumlah penduduk yang ada, mempertahankan kualitas produk dengan menggunakan teknologi untuk mempertahankan loyalitas pelanggan sehingga dapat bersaing dengan industri yang ada, membuat manajemen kandang yang baik melalui penggunaan teknologi yang ada untuk mendapatkan kualitas yang baik serta meningkatkan produksi ayam broiler. Wijayanti (2009), dengan penelitian mengenai pengembangan usaha sayuran organik Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor dilatar belakangi oleh adanya beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masihrendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran 16

32 organik dan lemahnya sistem manajemen organisasi pada kelompok tani ini serta pemasaran produk yang belum luas. Hasil penelitian menunjukan bahwa prioritas strategi altenatif yang direkomendasikan adalahmemperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan cara menjaga kualitas produk dan mempertahankan perencanaan tanam yang sudah baik. Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada konsep atau metode, komoditas dan lokasi penelitian. Persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan tiga tahapan perumusan strategi dan alat analisis yang digunakan yaitu analisis IFE, EFE, matriks IE, SWOT dan matriks QSP seperti penelitian yang dilakukan oleh Wisandhini (2008), Mariana (2006), Sembiring (2009). Dan Wijayanti (2009). Namun ada beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariana (2006) dimana objek penelitian merupakan bibit jamur tiram putih. Perbedaan lain yang terletak pada objek penelitian dan lokasi penelitian serta permasalahan yang dihadapi seperti pada penelitian Sembiring (2009) yang mmenkaji mengenai usaha ayam broiler dan Wijayanti (2009) mengenai sayur organik. Sedangkan Wisandhini (2008) perbedaan terletak dari segi lokasi penelitian dan permasalahan yang dihadapi. Dari beberapa perbedaan dan persamaan yang terdapat pada penelitian terdahulu, peneliti dapat mendapatkan informasi serta gambaran mengenai pengembangan usaha yang dilakukan pada usaha jamur tiram putih. Sehingga diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap perusahaan untuk mengambil langkah-langkah strategi dalam melakukan pengembangan usaha. 17

33 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin keberhasilan kegiatan (David, 2008). Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana, konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya dan imlementasi yang efektif. Menurut David (2008) terdapat beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu : 1) Strategi Integrasi. Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok atau pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Tipe strategi integrasi terdiri dari : a) Strategi Integrasi ke Depan (Forward Integration Strategy) yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. b) Strategi Integrasi ke Belakang (Backward Integration Strategy) yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. c) Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy) yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas para pesaing. 2) Strategi Intensif (Intensive Strategy). Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Tipe strategi intensif terdiri dari : a) Strategi Penetrasi Pasar (Market Development Strategy) yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. b) Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada di wilayah geografi baru. 18

34 c) Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada mengembangkan yang baru. 3) Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy). Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari : a) Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concentric Deversification Strategy) yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih terkait. b) Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Deversification Strategy) yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk para pelangga baru. c) Strategi Diversifikasi Horisontal (Horizontal Deversification Strategy) yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada. 4) Strategi Bertahan (Defensive Strategy). Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar yang dapat mengakibatkan kebangkrutan. a) Strategi Penciutan Biaya (Retrachment Strategy) yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan asset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan. b) Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy) yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. c) Strategi Likuidasi (Liquidation Strategy) yaitu menjual asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat Konsep Manajemen Strategi Menurut David (2008) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi sendiri dapat membantu suatu perusahaan dalam melihat peluang dan ancaman pada masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat mengetahui solusi yang tepat untuk mengantisipasi 19

35 keadaan tersebut. Selain itu, manajemen strategi pun dirancang untuk menentukan sasaran yang tepat bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat mengembangkan sistem manajemen strategi. Proses manajemen strategi terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap perumusan strategi atau formulasi strategi, tahap implementasi strategi dan tahap evaluasi strategi. Menurut David (2008), cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategi adalah dengan menggunakan suatu model. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Melakukan Audit Eksternal Membuat Pernyataan Visi dan Menetapkan Tujuan Evaluasi strategi Implementasi Strategi Isu- Isu Manajemen Mengimple mentasikan strategi Mengukur Mengevalua si Kinerja Melakukan Audit Internal Formulasi Strategi Gambar 1. Model Manajemen Strategi Komprehensif Sumber : David (2008) Pada tahap formulasi strategi. Menurut David (2008) formulasi strategi bisnis perusahaan dipengaruhi oleh visi, misi dan tujuan kemudian mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan, serta faktor lingkungan eksternal yang mencakup peluang dan ancaman sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat, mengevaluasi dan memilih strategi. David (2008) mengungkapkan teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan ke dalam tiga tahap kerangka pengambilan keputusan yaitu tahap pengumpulan input (input stage) yaitu meringkas informasi dasar untuk merumuskan strategi, tahap pencocokan (matching stage) yaitu berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci dan tahap keputusan (decision stage) yaitu mengevaluasi secara objektif alternatif- 20

36 alternatif strategi yang layak dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi yang spesifik. Pada tahap input dapat digunakan matriks evaluasi faktor lingkungan eksternal dan matriks evaluasi lingkungan internal. Pada tahap pencocokan dapat digunakan matriks Internal External (IE) dan matriks SWOT (Strength- Weakness-Opprtunities-Threats) sedangkan pada tahap penetapan strategi dapat digunakan analisis QSPM (Quantitative Srategic Planning Matriks) untuk mengindikasikan alternatif strategi terbaik yang dapat digunakan Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi yang ada didalam suatu perusahaan merupakan suatu cita-cita atau keinginan perusahaan di masa yang akan datang yang ingin diwujudkan oleh perusahaan. Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan disebut visi. Sedangkan misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Umar 2008). Menurut David (2008) pernyataan misi yang jelas penting untuk perumusan tujuan dan formulasi strategi yang efektif. Pernyataan misi menjawab pertanyaan mengenai bisnis apa yang akan dijalani. Sedangkan pernyataan visi menjawab pertanyaan mengenai apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Tujuan merupakan titik sentral seluruh kegiatan perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian prestasi. Tujuan perusahaan akan memiliki banyak manfaat pasa proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen dapat merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan perusahaan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis eksternal yaitu analisis lingkungan luar perusahaan mencakup peluang yang dapat member manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Identifikasi peluang dan ancaman memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis, mendesain strategi untuk jangka panjang dan 21

37 mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan jangka pendek. Menurut David (2008) analisis lingkungan eksternal yaitu : 1) Kekuatan Ekonomi Aspek ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola membeli konsumen. Faktor-faktor yang dimaksud adalah tahapan siklus bisnis yang terjadi, gejala deflasi dan inflasi yang terjadi. Kebijakan keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi dalam hubungannya dengan uang asing, kebijakan fiskal serta neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri. 2) Kebijakan Pemerintah dan Hukum Faktor Kebijakan Pemerintah dan Hukum mempengaruhi kondisi keadaan dunia usaha. CV.Wahyu Makmur Sejahtera merupakan salah satu bentuk perusahaan. Untuk memformulasikan strategi yang dibutuhkan, hal yang terkait mengenai kebijakan pemerintah dan hukum pada tingkat daerah, provinsi maupun nasional. 3) Kekuatan Sosial Budaya Aspek sosial budaya terdiri dari lembaga dan kekuatan-kekuatan lain yang mempengaruhi nilai-nilai, presepsi, pilihan, dan tingkah laku yang dianut masyarakat. Penerapan strategi yang berbeda dibutuhkan saat perusahaan menghadapi tren yang dihadapi dalam masyarakat. Tren masyarakat yang berbeda akan menciptakan tipe konsumen yang berbeda untuk setiap barang dan jasa yang dihasilkan. 4) Kekuatan Teknologi Teknologi meliputi pengembangan teknologi yang ada dan penciptaan teknologi baru. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktek pemasaran dan posisi kompetitif perusahaan. 5) Kekuatan kompetitif Analisis kekuatan kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri untuk mengarahkan pada aspek persaingan. Persaingan dalam suatu industri tertentu dipandang sebagai perpaduan lima kekuatan berdasarkan konsep Porter s Five Forces 22

38 Model yaitu persaingan perusahaan sejenis, ancaman masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusim kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan kekuatan tawar menawar konsumen/pembeli. a) Persaingan antar perusahaan sejenis Persaingan antar perusahaan sejenis adalah kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat dikatakan berhasil jika telah memberikan keunggulan kompetitif di bandingkan strategi yang dijalankan pesaingnya. b) Ancaman masuknya pesaing baru Masuknya pesaing baru dapat meningkatkan intensitas persaingan perusahaan sejenis. Perusahaan dapat masuk dengan mudah namun juga sulit untuk masuk ke dalam industri. Maka dari itu, perlu adanya strategi yang betujuan untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memahami strategi pesaing baru untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. c) Potensi pengembangan produk substitusi Keberadaan produk substitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dibebankan kepada konsumen sebelum konsumen beralih kepada produk substitusi. Tekanan kompetensi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi. Salah satu cara untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk tersebut dan renacana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. d) Kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan jika terdapat sejumlah pemasok yang besar, sedikitnya produk substitusi yang memiliki kualitas baik, serta biaya mengganti bahan baku yang mahal. e) Kekuatan tawar-menawar pembeli Konsumen yang membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar menjadi kekuatan utama pembeli untuk meningkatkan intensitas persaingan industri. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang 23

39 atau jasa khusus untuk meningkatkan loyalitas konsumen disaat kekuatan tawar-menawar konsumen besar. Model Lima kekuatan Porter dapat dilihat pada Gambar 2. Ancaman datangnya pesaing baru Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen Ancaman produk substitusi Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David (2008) Analisis Lingkungan Internal Analisis internal merupakan proses para perencana strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menghadapi ancaman di dalam lingkungan. Menurut David (2008) faktor-faktor internal yang dianalisis mencakup: 1) Faktor Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mengidentifikasi, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Analisis pemasaran yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran. Kegiatan tersebut terdiri dari analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atas jasa, penetapan harga, distribusi, riset, pemasaran dan analisis peluang. 2) Faktor Produksi atau Operasi Analisis faktor produksi dan operasi yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan produksi atau operasi. Fungsi produksi atau operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi 24

40 barang dan jasa. Sedangkan manajemen produksi atau operasi berhubungan dengan input transpormasi dan output yang bervariasi antar industry dan pasar. 3) Faktor Manajemen dan Sumberdaya Manusia Analisis faktor manajemen yaitu menganalisis kemampuan manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Perencanaan adalah aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerja dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku sumberdaya manusia, sedangkan aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya manusia yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam orgaisasi tersebut. 4) Faktor Keuangan Analisis faktor keuangan yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem keuangan yang telah dijalankan oleh perusahaan. Adapun fungsi keuangan menurut James Van Horne dalam David (2008) terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden, sedangkan faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dalam organisasi yaitu (1) total sumber dana dan kekuatannnya (2) biaya modal yang rendah (3) struktur modal yang efektif (4) hubungan baik pemilik dan pemegang saham (5) kondisi pajak yang menguntukan, (6) perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif, (7) kebijakan penilaian persediaan Merumuskan dan Menentukan Strategi Tahap untuk merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk menjawab visi dan misi perusahaan dapat digunakan beberapa macam alternatif pilihan strategi. Strategi tersebut didasarkan pada analisis faktor internal dan faktor eksternal pada lingkungan perusahaan sehingga dapat memberikan hasil dan mengevaluasi strategi yang terbaik untuk perusahaan. 25

41 Menurut David (2008) beberapa alat analisis yang digunakan dalam menentukan strategi antara lain yaitu: 1) Internal Factor Evaluation Matrikx (Matriks IFE), Eksternal Factor Evaluation Matrikx (Matriks EFE) dan Internal Eksternal Matrikx (Matriks IE) Analisis lingkungan internal atau evaluasi faktor internal mencakup pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dapat dianalisis melalui identifikasi faktor-faktor internal apa saja yang terkait dengan perusahaan. Data dan informasi aspek internal dapat diperoleh dari beberapa aspek yang ada pada perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, produksi dan pemasaran. Analisis lingkungan eksternal atau evaluasi faktor eksternal, digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang mencakup faktor peluang dan ancaman dari perusahaan. Data eksternal dikumpulkan melalui hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan demografi, teknologi, kebijakan pemerintah, hukum dan kompetitif perusahaan. Dari masing-masing faktor internal dan eksternal, kemudian diberikan bobot nilai berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut. Bobot IFE pada sumbu horizontal dan bobot EFE pada sumbu vertikal. Analisis Internal dan Eksternal (Matriks IE) merupakan tahap masukan dari formulasi strategi yang mencakup pemetaan dari analisis faktor internal dan eksternal yang telah didapat, yaitu total skor bobot IFE pada sumbu horizontal dan total skor bobot EFE pada sumbu vertikal. Pada matriks IE digunakan untuk mempertajam analisis yang telah dilakukan pada matriks IFE dan EFE yang selanjutnya dipetakan pada matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih jelas. 2) Analisis Matriks SWOT Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis ini sangat dikenal sebagai alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan 26

42 empat jenis strategi (David, 2008). Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari kepanjangan Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman). 3) Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Langkah selanjutnya setelah diperoleh alternatif strategi melalui tahapan pencocokan dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, kemudian dipilih strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis QSPM. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberasilan kunci internal dan eksternal diperbaiki (David 2008). Strategi memberikan dasar untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi yang layak. Alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) dipilih menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan Analisis Strenght- Weakness- Opportunity-Threat (SWOT), kemudian diurutkan dengan Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) menurut angka prioritas yang paling besar. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Jamur merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Selain itu, jamur pun dapat memberikan andil yang cukup besar sebagai salah satu devisa negara. Permintaan akan jamur pun cukup tinggi di kalangan masyarakat. Potensi usaha untuk pengembangan jamur sangat terbuka dan memiliki peluang yang besar sehingga para produsen harus mampu untuk menangkap peluang tersebut. Jamur dapat dikatakan sebagai produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kapasitas produksi jamur tiram yang kurang optimal sehingga menyebabkan belum terpenuhinya 27

43 permintaan yang ada, keterbatasan modal serta manajemen perusahaan yang kurang baik. Dengan adanya masalah tersebut, dan untuk menghadapi persaingan maka perlu dirumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk CV Wahyu Makmur Sejahtera. Pada tahap awal yang perlu diidentifikasi adalah tujuan dari perusahaan itu sendiri mengenai visi dan misi yang akan dicapai perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mencocokan dengan serangkaian kegiatan perusahaan yang dijalankan dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Langkah berikutnya menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi identifikasi aspek manajemen, keuangan, produksi, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Sedangkan lingkungan eksternal mengidentifikasi aspek ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, politik, kompetitif. Alternatif- alternatif strategi CV Wahyu Makmur Sejahtera dapat diperoleh melalui matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Selanjutnya menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) untuk merumuskan alternatif strategi. Hasil dari matriks IE, kemudian diintegrasikan dengan matriks SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi pengembangan usaha, dapat dilakukan melalui analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan alur pemikiran operasional dalam Gambar 3. 28

44 CV Wahyu Makmur Sejahtera Permasalahan yang dihadapi : Kapasitas produksi jamur tiram belum optimal, keterbatasan modal serta manajemen perusahaan yang kurang baik Analisis Lingkungan Usaha Faktor Internal : pemasaran produksi dan operasi manajemen dan sumberdaya manusia keuangan Faktor Eksternal : Ekonomi Kebijakan Pemerintah Sosial Budaya Teknologi Kompetitif Matriks IFE Matriks EFE Matriks IE Matriks SWOT Alternatif penentuan strategi pengembangan usaha jamur tiram putih QuantitativeStrategicPlanningMatrix(QSPM) Rekomendasi prioritas strategi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada CV Wahyu Makmur Sejahtera 29

45 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera yang berlokasi di Jalan Raya Gadog, Desa Pandan Asri, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dengan komoditi yang dihasilkan adalah jamur tiram putih. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa kondisi iklim Kecamatan Ciawi baik untuk pertumbuhan jamur tiram putih, selain itu Kecamatan Ciawi merupakan salah satu daerah penghasil jamur tiram putih di Bogor. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian yang akan dilakukan adalah ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan November Metode Pengumpulan Data Jenis Data Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini adalah data yang mengacu pada usaha jamur tiram putih. Data tersebut berkaitan dengan faktor internal seperti pemasaran, produksi, manajemen, dan keuangan. Selain itu, dibutuhkan juga data faktor eksternal yang langsung mempengaruhi usaha jamur tiram putih seperti kebijakan pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial budaya dan teknologi dan kompetitif. Data yang digunakan dalam penelitian ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan langsung sekitar perusahaan dan penyebaran kuesioner. Wawancara dilakukan dengan menggunakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kondisi dan situasi di lapangan. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Responden yang dipilih dari pihak internal dan eksternal 30

46 perusahaan, melalui pertimbangan bahwa responden tersebut berkompeten dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Responden pihak internal perusahaan yaitu pemilik perusahaan, pengelola serta bagian produksi. Pemilik perusahan memiliki peran besar dalam perusahaan yaitu sebagai pemberi modal, mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Peran pengelola yaitu manajer yang melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan peran bagian produksi yaitu menjalankan seluruh kegiatan proses produksi. Sedangkan untuk responden eksternal perusahaan yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dan salah satu pelanggan perusahaan. Peran Dinas Pertanian Kabupaten Bogor yaitu mengetahui kondisi usaha budidaya jamur tiram putih. Sedangkan pelanggan yang dipilih merupakan pelanggan terlama yang telah menjadi pelanggan perusahaan. Data sekunder didapat dari studi literatur dari jurnal, buletin, buku, internet yang terkait dengan penelitian ini. Selain itu, data-data dikumpulkan juga dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian (Deptan), Dirjen Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor serta data-data perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera. 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah didapatkan, kemudian diolah dan dianalisis. Hasil dari pengolahan dan analisis data digunakan untuk merumuskan strategi. Analisis data dilakukan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berupa analisis mengenai lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis kuantitatif disajikan dibantu dengan menggunakan Software Microsoft Excel Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum, visi dan misi perusahaan. Analisis ini dapat pula digunakan untuk mendapatkan kondisi aktual perusahaan. 31

47 4.3.2 Analisis Faktor Lingkungan Internal dan Analisis Faktor Lingkungan Internal Eksternal Pada penelitian ini ada beberapa data yang dikumpulkan. Jenis data yang dikumpulkan dalam analisis lingkungan internal yaitu (1) Opreasi/produksi yang terdiri dari proses produksi, sarana dan prasarana produksi, pengawasan produksi, tenaga kerja dan bahan baku (2) Manajemen yang terdiri dari struktur organisasi perusahaan, sistem produksi perusahaan, pembaguan tenaga kerja, tingkat keterampilan karyawan, jumlah karyawan dan insentif yang digunakan untuk memotivasi karyawan (3) Keuangan yang terdiri dari kondisi keuangan perusahaan, sumber dana perusahaan, biaya operasional. dan sistem manajemen keuangan perusahaan (4) Pemasaran yang terdiri dari jenis produk yang dihasilkan, strategi penetapan harga, saluran distribusi, daerah pemasaran dan promosi penjualan. Untuk faktor eksternal perusahaan yang dibutuhkan dan akan diajukan pertanyaan mengenai beberapa aspek yaitu (1) Ekonomi yang terdiri dari keadaan perekonomian secara umum, perkembangan tingkat harga produk dan harga bahan baku dan tingkat pendapatan masyarakat (2) Kebijakan Pemerintah dan Hukum yang terdiri dari kebijakan pemerintah (3) Sosial budaya, demografi dan lingkungan yang terdiri dari program sosial atau tanggung jawab sosial perusahaan (4) Teknologi yang terdiri dari perkembangan teknologi produksi dan perkembangan teknologi informasi (5) Kompetitif yang terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-menawar pemasok Tahapan Masukan (Input Stage) Faktor kunci sukses dari hasil analisis eksternal dimasukkan ke dalam matriks external factor evaluation (EFE). Matriks EFE digunakan utnuk menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan (David, 2008). Faktor-faktor eksternal yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 32

48 Matriks IFE digunakan menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut (David, 2008) alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang. Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dalam matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan Langkah awal yang dilakukan dalam hal ini adalah identifikasi faktor eksternal dan internal perusahaan. Untuk menentukan faktor strtegis internal dan eksternal perusahaan tersebut ditentukan berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Faktor strategis internal dan eksternal pun diperoleh dari referensi pada penelitian terdahulu. Setelah diperoleh faktor strategis internal dan eksternal kemudian diidentifikasi untuk faktor strategis nternal dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan didaftarkan lebih dahulu, setelah itu kelemahan perusahaan. Sedangkan untuk mengidentifikasikan faktor eksternal perusahaan yaitu dengan cara mendaftarkan semua peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Peluang didaftarkan terlebih dahulu, setelah itu ancaman perusahaan. 2) Teknik Pembobotan Faktor internal dan eksternal perusahaan dibuat terlebih dahulu sebelum membuat matriks IFE dan EFE. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak responden yang telah dipilih kemudian identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen dengan menggunakan metode Paired Comparison (David, 2008). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal perusahaan. Untuk penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8 dan penlian bobot faktor strategis eksternal perusahaan pada Tabel 9. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah: 33

49 Nilai 1: jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2: jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3: jika indikator lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategi A B C... Total Bobot Internal A B C... Total Sumber : Kinnear dan Taylor, (1991) Tabel 9. Penilaian Bobor Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategi A B C... Total Bobot Internal A B C... Total Sumber : Kinnear dan Taylor, (1991) Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: Keterangan: ai : bobot variabel ke-i xi : Nilai variabel ke-i untuk seluruh faktor horizontal i : 1, 2, 3..., n n : Jumlah variabel Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2008), matriks EFE membuat perencanaan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan, yaitu: 34

50 1) Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan atau disebut lingkungan eksternal perusahaan. Daftar peluang terlebih dahulu kemudian ancaman. 2) Memberikan bobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan seberapa penting faktor tersebut menunjang keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapat bobot lebih besar dari ancaman. Tetapi ancaman dapat juga menerima bobot tertinggi jika sangat mengancam. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0. 3) Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kondisi perusahaan. Nilai 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor ini. Skala peringkat yang digunakan yaitu: 1 = Jika faktor tersebut kurang berpengaruh terhadap perusahaan 2 = Jika faktor tersebut cukup berpengaruh terhadap perusahaan 3 = Jika faktor tersebut berpengaruh terhadap perusahaan 4 = Jika faktor tersebut berpengaruh besar terhadap perusahaan 4) Mengalikan bobot dengan rating, untuk memproleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5) Menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi industri yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana industri tersebut terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor matriks EFE berkisar antara 1,0 (terendah) sampai 4,0 (tertinggi). Total skor 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghadapi ancaman yang ada dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki, sedangkan total skor 4 berarti bahwa perusahaan dapat bertahan dan tetap eksis dalam usahanya dengan semua peluang dan ancaman yang terjadi dalam industri. Strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Jumlah nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi 35

51 perusahaan memanfaatkan peluang atan menghindari ancaman eksternal. Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating (Skor) PELUANG ANCAMAN TOTAL 1,0 Sumber : David (2008) Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam David (2008) dapat dikembangkan dengan lima tahap, yaitu: 1) Menuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal. Menggunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. 2) Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masingmasing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa menghiraukan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja organisasi diberi bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus 1,0. 3) Menghitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi industri yang bersangkutan. Skala 3 dan 4 hanya untuk kekuatan 36

52 sedangkan 1 dan 2 hanya untuk kelemahan. Skala peringkat yang digunakan yaitu: 1 = Sangat Lemah (Kelemahan Utama) 2 = Lemah (Kelemahan Kecil) 3 = Kuat (Kekuatan Kecil) 4 = Sangat Kuat (Kekuatan Utama) 4) Mengalikan bobot faktor dengan rating, untuk memperoleh nilai pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor. 5) Menjumlahkan nilai pembobotan untuk setiap variabel untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Total skor untuk matriks IFE berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor ratarata adalah 2,5. Total skor lebih tinggi dri 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang cukup baik, sedangkan total skor yang lebih rendah dari 2,5 berarti perusahaan dalam keadaan lemah. Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating (Skor) KEKUATAN 1 2 KELEMAHAN 1 2 TOTAL 1,0 Sumber : David (2008) Analisis Matriks Internal External Matrix (IE) Gabungan matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks IE yang berisi sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai bobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks ini untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat unit bisnis yang lebih detail. Matriks IE dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu ; 37

53 1) Divisi yang termasuk ke dalam sel I, II, IV dapat menggunakan strategi tumbuh dan bina (growth and build). Strategi yang tepat untuk keadaan ini adalah berupa strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). 2) Divisi yang masuk ke dalam sel III, V, VII, dapat menggunakan strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Strategi yang dapat dilakukan adalah dapat berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX, strategi yang dapat diterapkan adalah panen atau divestasi (harvest or divestiture). Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Pada sumbu-x matriks IE, total nilai, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0-1,99menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0-2,99 dianggap sedang dan 3,0-4,0 kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,0-1,99 dianggap rendah, nilai 2,0-2,99 sedang dan 3,0-4,0 tinggi (David, 2008). Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4. Tinggi (4,00 3,00) Sedang (3,00 2,99) Rendah (2,99 1,00) TOTAL SCORE IFE Kuat Rata-rata Lemah (4,00 3,00) (3,00 2,99) (2,99 1,00) 4,0 3,0 2,0 1,0 3,0 2,0 1,0 I Growth and Build IV Growth and Build VII Growth and Build Analisis Matriks SWOT II Growth and Build V Hold and Maintan VIII Harvest or Divest Gambar 4. Matriks Internal Eksternal IE Sumber : David (2008) III Hold and Maintain VI Harvest or Divest IX Harvest or Divest Formulasi alternatif strategi dilakukan dengan menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang diperoleh melalui identifikasi lingkungan eksternal dan internal. Identifikasi kekuatan dalam analisis 38

54 keunggulan kompetetif ditunjukkan dengan keadaan suatu atribut yang mendukung, sedangkan kelemahan ditunjukkan dengan keadaan atribut yang kurang mendukung. Alat analisis yang digunakan untuk menyususun formulasi strategi tersebut adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, Strategi WT. Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian sulit terbesar untuk mengembangkan Matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik, dan tidak ada satu pun kecocokan terbaik (David, 2008). Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, WT agar memperoleh situasi mereka dapat menerapkan strategi SO. Strategi WO atau strategi kelemahanpeluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO alternatif adalah menerima dan melatih orang untuk memiliki kemampuan teknis yang diperlukan. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahanancaman merupakan taktik defenisif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Matriks SWOT menampilkan sembilan sel, yaitu empat sel faktor utama yang menetukan, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi dengan lebel SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci berlebel S, W, O, dan T. Penyusunan matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel

55 Tabel 12. Matriks SWOT Faktor-faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor-faktor Eksternal Peluang (O) Ancaman (T) Sumber : David (2008) Strategi S-O Membuat strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Membuat strategi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi W-O Membuat strategi dengan menggunakan peluang untuk mengatasi kelemahan Strategi W-T Membuat strategi dengan meminimumkan kelemahan untuk menghindari ancaman Dari Tabel 12 diperoleh delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT, yaitu: 1) Menentukan faktor-faktor peluang eksternal organisasi atau perusahaan 2) Menentukan faktor-faktor ancaman organisasi atau perusahaan 3) Menentukan faktor-faktor kekuatan organisasi atau perusahaan 4) Menentukan faktor-faktor kelemahan organisasi atau perusahaan 5) Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O. Alternatif strategi yang terdapat dalam strategi S- O bersifat agresif yaitu memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ini direkomendasikan agar perusahaan dapat bersaing dalam suatu industri yang sedang tumbuh dan diharapkan terus tumbuh cukup tinggi. 6) Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi WO bersifat intensif yaitu strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki. 40

56 7) Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi S-T bersifat diverifikasi yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi ancaman. 8) Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T. Alternatif strategi yang terdapat pada strategi W-T bersifat defesif yaitu strategi yang dilakukan untuk mengatasi ancaman yang ada dan kelemahan yang dimiliki Penentuan Strategi Prioritas Pembuatan peringkat strategi untuk menghasilkan daftar berprioritas, ada satu analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif yang layak. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM). Langkah-langkah dalam pembuatan QSPM menurut David (2008) adalah sebagai berikut: 1) Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2) Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal. 3) Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan. Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM. 4) Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 3 = Cukup Menarik Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi. 41

57 5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score) TAS ditetapkan sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik (TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin menarik strategi alternatif. 6) Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Matriks QSPM Faktor-faktor Kunci Faktor Eksternal: 1. Peluang Ancaman Total Bobot Faktor Internal : 1. Kekuatan Kelemahan Total Bobot Jumlah Total Daya Tarik Sumber : David (2008) Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS 42

58 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan CV.Wahyu Makmur Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih. CV Wahyu Makmur Sejahtera didirikan pada tahun 2005 oleh Bapak Wahyu Bachyudin. Perusahaan ini berlokasi di Kampung Gadog RT 03/RW 03, Desa Pandan Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengembangkan usaha budidaya jamur yang berorientasi profit dan menyerap tenaga kerja yang berada disekitar lokasi perusahaan. Perusahaan ini berdiri di atas lahan seluas m² dengan modal awal yang dikeluarkan ketika pendirian sebesar ± Rp ,-. Modal awal tersebut digunakan oleh pendiri perusahaan untuk membuat bangunan, kumbung serta pengadaan sarana dan prasarana produksi. Pemilik mendirikan usaha budidaya jamur tiram putih dikarenakan peluang dari usaha ini masih sangat besar. Saat ini perusahaan memiliki 19 orang tenaga kerja. Sebelum mendirikan perusahaan ini pemilik sebelumnya bekerja di PT. Telkom dan juga mencoba beberapa usaha. Salah satu bidang usaha yang pernah dicoba yaitu bidang Perikanan dan Peternakan, namun usaha tersebut tidak berjalan lama karena dinilai kurang menguntungkan. Selanjutnya, pada tahun 2005 pemilik memilih untuk beralih ke usaha jamur pangan yaitu budidaya jamur tiram dengan media serbuk kayu. Pada awal memulai usaha budidaya jamur tiram, perusahaan ini melakukan kemitraan dengan sesama pelaku bisnis budidaya jamur tiram yang telah terlebih dahulu berpengalaman dalam hal pengadaan bahan baku dan perusahaan ini hanya melakukan proses budidaya saja, kemudian pada tahun 2007 perusahaan memutuskan untuk memproduksi bahan baku sendiri. Selama menjalankan usahanya, perusahaan mengalami kemunduran yaitu kelalaian pemilik perusahaan dalam mengawasi karyawannya dimana karyawan banyak yang mencuri jamur tiram siap panen. Selain kehilangan jamur, perusahaan juga mengalami kerugian besar karena semua baglog yang ada diruang pertumbuhan tidak dapat tumbuh sebab terkontaminasi oleh 43

59 bakteri. Baglog yang terkontaminasi diproses ulang kemudian perusahaan dapat berproduksi kembali. Selain itu, masalah yang pernah dialami oleh perusahaan yaitu kumbung jamur roboh. Kumbung jamur roboh karena cuaca yang buruk dan hujan deras, serta kondisi kumbung yang sudah tidak kokoh. Dalam proses produksi perusahaan menggunakan bahan baku yang berasal dari serbuk kayu dar berbagai tambahan bahan lainnya seperti dedak, kapur, tepung jagung, molase dan giosum. Bahan baku diperoleh perusahaan denga cara membeli dari wilayah Leuwiliang, wilayah Bogor Selatan, dan wilayah Bogor Barat. CV Wahyu Makmur Sejahtera selain melakukan usaha budidaya jamur tiram putih perusahaan juga memproduksi baglog dan membuat bibit F Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera berlokasi di Kampung Gadog RT 03/RW 03, Desa Pandan Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan suhu berkisar 26 C-30 C. Aksesbilitas Kecamatan Ciawi terhadap ibukota kabupaten sejauh 25 km, dengan ibukota provinsi Jawa Barat sejauh 100 km, dan dengan ibukota Negara Republik Indonesia sejauh 70 km. Secara administratif, Desa Pandan Asri Kecamatan Ciawi memiliki batas-batas wilayah : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Megamendung 2. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciliwung 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciawi 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Megamendung Selatan 5.3 Visi dan Misi Perusahaan CV Wahyu Makmur Sejahtera selama perjalanannya telah mengalami pasang surut perkembangan usaha. Perusahaan ini memiliki visi yaitu menjadikan perusahaan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan memperkecil tingkat pengangguran. Sedangkan misi perusahaan adalah terus berusaha untuk bangkit dan tidak putus asa untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas setiap unit usaha yang diprioritaskan, dengan 44

60 sasaran agar secara bertahap mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat sekitar perusahaan. 5.4 Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi secara umum memiliki pengertian adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pencapaian tujuan bersama dilakukan melalui fungsi manajemen perusahaan. Agar fungsi manajemen tersebut dapat berjalan dengan lancar maka suatu perusahaan harus dapat menggambarkan secara jelas pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. CV Wahyu Makmur sejahtera didirikan oleh Bapak Wahyu Bachyudin dan dikelola oleh adik pemilik perusahaan yaitu Ibu Pipoh. Berikut ini merupakan struktur organisasi pada CV Wahyu Makmur Sejahtera. \ Pemilik Wahyu Bachyudin Pengelola pipoh Pengisisan Baglog -Nunung -Yati -Idah -Izse Produksi Baglog -Wanda -Dadan -Ai -Aji -Arif Pembibitan -Afif -Ema -Rina -Ana -Anis Pemeliharaan -Ajid -Ajiz -Mad Penanganan Limbah -Mad Gambar 5. Struktur Organisasi CV Wahyu Makmur Sejahtera Sumber : CV Wahyu Makmur Sejahtera, 2012 Pembagian kerja dilakukan agar kegiatan usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keahlian masing-masing sehingga 45

61 tujuan perusahaan dapat tercapai. Fungsi dari struktur organisasi CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut : 1) Pemilik perusahaan a) Menyediakan modal usaha serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perusahaan b) Mengawasi segala kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan 2) Pengelola Fungsi dari pengelola yaitu berperan sebagai manajer yang melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3) Produksi baglog Kegiatan yang dilakukan yaitu menyiapkan media produksi, proses sterilisasi, memindahkan baglog yang sudah disterilisasi ke ruang inokulasi, dan memindahkan baglog yang sudah diberi bibit dari ruang inokulasi ke ruang inkubasi. 4) Pengisian baglog Kegiatan yang dilakukan yaitu memasukan media tanam kedalam plastik sehingga membentuk baglog. 5) Pembibitan Kegiatan yang dilakukan yaitu membuat media bibit produksi, inokulasi media bibit (membuat F2), dan inokulasi baglog (pembibitan). 6) Perawatan dan Pemeliharaan Kegiatan yang dilakukan yaitu memelihara kondisi kumbung jamur, menyiram, panen, sortasi, packing dan mengirim hasil panen jamur. 7) Penanganan limbah Kegiatan yang dilakukan yaitu memindahkan baglog yang sudah tidak produktif lagi dan membuangnya kesamping tempat usaha dan memindahkan baglog yang sudah ditumbuhi miselium ke ruang pertumbuhan. 5.5 Sumberdaya Perusahaan Dalam melaksanakan proses produksi agar berjalan sesuai dengan rencana, perusahaan perlu ditunjang oleh faktor sumber daya yang berkualitas. 46

62 Sumber daya yang dimiliki oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera terdiri dari sumberdaya manusia dan sumberdaya fisik. 1) Sumberdaya Fisik Sumberdaya fisik merupakan asset yang dimiliki oleh perusahaan meliputi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana dugunakan untuk untuk mendukung kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh perusahaan antara lain lahan, bangunan, kumbung dan alat produksi. Luas CV Wahyu Makmur Sejahtera ± m² dengan presentase penggunaan lahan adalah 60 persen digunakan untuk bangunan, kumbung, ruang tidur karyawan, mushola, kamar mandi, dan penampungan air. Lahan ini merupakan lahan milik sendiri. Dalam usaha budidaya jamur tiram, fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan meliputi sarana dan prasaran yang meliputi bangunan. Perusahaan memiliki beberapa bangunan yang menunjang kegiatan usaha, yaitu ruang pengukusan, ruang pengadukan dan pengayakan (termasuk pengisisan baglog), kantor, gudang, ruang sterilisasi, laboratorium pembuatan bibit, ruang inokulasi, ruang inkubasi, ruang pertumbuhan (growing), ruang panen, kamar mandi, musholla, dan kamar karyawan. Selain itu, untuk membantu kelancaran proses produksi CV Wahyu Makmur Sejahtera menggunakan peralatan dan fasilitas pendukung. Peralatan pendukung yang dimiliki oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera pada Tabel 14. Tabel 14. Peralatan Pendukung CV Wahyu Makmur Sejahtera Tahun 2012 No. Peralatan Pendukung Jumlah (Unit) 1 Steamer 2 2 Tabung gas 5 3 Ayakan serbuk 3 4 Sekop dan cangkul 3 5 Timbangan 1 6 Selang dan handsprayer 1 6 Keranjang dan cutter 1 7 Mesin press 1 8 Alat angkut dari besi 1 9 Sendok, spatula, sprayer lampu bunzen dan 1 pinset 10 Bak dan ember 2 11 Tali rafia, karet, gelang, kapas dan plastik 1 Sumber : CV.Wahyu Makmur Sejahtera (2012) 47

63 2) Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan. Pencapaian yang maksimal terhadap hasil perusahaan akan sangat didukung oleh peran sumberdaya manusia. Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya manusia sangat penting karena menjadi peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Jumlah tenaga kerja yang ada pada CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah 19 orang. Mereka bekerja dari hari senin sampai sabtu pukul khusus tenaga kerja pada bagian pemeliharaan dan perawatan jam kerja dilakukan setiap hari, namun mendapat hari libur 2 hari dalam sebulan. Karyawan mendapatkan istirahat pukul untuk makan siang dan shalat. Tenaga kerja yang ada di perusahaan ini merupakan masyarakat sekitar perusahan yang diajak bergabung oleh pemilik perusahaan dan dua orang tenaga kerja berasal dari daerah Leuwiliang, Bogor. Karyawan ditempatkan dibagiannya bukan berdasarkan pendidikan, knowledge, atau skill mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. 5.6 Operasional Kegiatan Kegiatan operasional usaha budidaya jamur tiram putih CV Wahyu Makmur Sejahtera cukup berkembang dengan baik, hal tersebut didukung oleh wilayah dan iklim yang sesuai untuk kegiatan budidaya jamur tiram putih, input yang dibutuhkan serta letak geografis perusahaan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih diantaranya suhu. Kelembaban, cahaya, sirkulasi dan tingkat keasaman (ph) bglog. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan miselium yaitu sekitar 25 0 C C. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan jamur tiram putih yaitu sekitar 18 0 C-24 0 C. Kelembaban yang dibutuhkan agar pertumbuhan jamur tiram putih maksimum yaitu antara persen. Pada tahapan pembentukan tubuh buah jamur tiram putih cahaya dibutuhkan dalam pertumbuhannya sedangkan pertumbuhan miselium tidak memerlukan cahaya. 48

64 Pada saat pertumbuhan miselium jamur, dibutuhkan konsentrasi karbondioksida yang lenih tinggi. Namun, untuk pertumbuhan tubuh buah jamur dibutuhkan oksigen lebih banyak. Oleh karena itu, ruang pertumbuhan miselium tidak memiliki ventilasi, sedangkan ruang pertumbuhan dibutuhkan ventilasi agar sirkulasi udara dapat masuk. Tingkat keasaman (ph) baglog yang baik untuk prtumbuhan miselium dan pertumbuhan jamur berkisar antara 5,4-6,0. Budidaya jamur tiram putih dimulai dari pembuatan media tanam. Pembuatan media tanam dan pembibitan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus. Pembuatan media tanam yang kurang baik dapat berdampak pada kegagalan produksi dimana jamur tiram putih tidak dapat tumbuh dengan baik apabila media tanam dan pembibitan mengenai masalah Budidaya Jamur Tiram Putih CV Wahyu Makmur Sejahtera Budidaya jamur tiram putih pada proses pertumbuhannya memerlukan kumbung sebagai inkubator. Kumbung adalah rumah khusus bagi jamur tiram putih yang terbuat dari bambu sebagai tempat untuk menyimpan baglog. Kumbung yang baik yaitu kumbung yang memiliki atap dan dinding yang menjamin sirkulasi udara berjalan lancer dan cahaya matahari yang cukup sehingga pasokan oksigen terjamin. CV Wahyu Makmur Sejahtera sendiri memiliki dua kumbung inkubasi dan tigak kumbung pertumbuhan dengan masing-masing berukuran 147 m 2, 154 m 2 dan 176 m 2. Lantai kumbung yang digunakan perusahaan yaitu tanah, hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan rendah dan kelembaban didalam kumbung bisa terjaga. Rak yang digunakan terbuat dari bambu. Rak tersebut dibuat dengan model bersusun dengan 5 susun agar dapat memuat banyak baglog sehingga ruang dalam kumbung efisien. Proses produksi jamur tiram putih meliputi pengadaan bahan baku, pencampuran bahan, pembuatan baglog, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, growing, dan panen. 49

65 a) Pencampuran bahan Media tanam baglog dibuat dari beberapa bahan baku. Komposisi dalam pembuatan media baglog dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 11. Komposisi Bahan Baku Media Tanam Baglog CV Wahyu Makmur Sejahtera No Jenis Bahan Baku Komposisi (%) 1 Serbuk Gergaji Dedak 18 3 Tepung Jagung 5 4 Gipsum 2 5 Kapur 4 6 Molase 0,4 Sumber : CV Wahyu Makmur Sejahtera (2012) Setelah seluruh bahan baku dipersiapkan, serbuk gergaji telah diayak, dedak, gips, dan molase kemudian dicampur hingga merata. Selanjutnya, bahan yang telah tercampur ditambahkan air sampai kadar air mencapai 40%. Untuk mengetahui jumlah kadar air dapat dilakukan dengan cara menggenggam adonan dan jika genggam adonan tidak mengeluarkan air, dan apabila adonan dijatuhkan maka adonan akan terurai kembali. Gambar 6. Proses Pencampuran Bahan Baku Media Tanam Baglog b) Pengomposan Media yang telah diaduk biasanya akan dikompos kembali selama semalam. Pengomposan ini dilakukan untuk memfermentasi media sehingga kandungan yang ada didalam media terurai menjadi senyawa sederhana dan miselia jamur mudah menyerap nutrisi dengan baik. 50

66 c) Pembuatan baglog (pengisisan media) Tahapan pengisian media yaitu, pertama masukan media kedalam plastik polipropilen berukuran 18 x 35 cm atau 20 x 35 cm, ketebalam 0,05 cm dengan kondisi media harus tetap hangat. Kemudian plastik yang sudah diisi media di press dengan mesin press. Berat baglog rata-rata adalah gram dengan ketinggian 22 cm. Tahap yang terakhir adalah mengikat plastik dengan tali raffia dan pastikan tidak aka nada air yang masuk pada saat proses sterilisasi. Gambar 7. Mesin Press Media Tanam Baglog d) Sterilisasi Seluruh baglog dimasukan kedalam alat steamer untuk dilakukan proses sterilisasi pada suhu 100 C selama 4 jam (tabung gas) dan kapasitas steamer baglog. Strerilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan mikroba yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan serbuk kayu yang steril bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikehendaki. Gambar 8. Proses Sterilisasi Media Tanam Baglog 51

67 e) Pendinginan Setelah proses sterilisasi selesai, media baglog didiamkan terlebih dahulu didalam steamer sampai suhunya menurun sehingga ketika dikeluarkan tidak terlalu panas dan merusak kulit. Pendinginan dilakukan selama 12 jam. Media dikeluarkan dan didinginkan hinga suhunya mencapai suhu ruang dan dibawa ke dalam ruang inokulasi (pembibitan). pendinginan bertujuan untuk menghindari kerusakan pada bibit, karena apabila proses inokulasi dilakukan pada saat media masih panas, bibit akan mati. f) Inokulasi Setelah tahap sterilisasi, baglog ditiriskan hingga dingin dan dibawa ke ruang inokulasi (pembibitan). Proses inokulasi dilakukan dengan cara memasukan bibit jamur F2 sebanyak 3-4 spatula kedalam baglog jamur pada kondisi aseptic (kondisi yang bersih dan steril). Gambar 9. Proses Inokulasi Media Tanam Baglog g) Inkubasi Inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselia jamur. Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit jamur F2 agar miselia jamur tumbuh. Semua baglog yang telah diisi dipindahkan keruangan inkubasi selama ± 40 hari dalam kondisi gelap dan suhu ruangan sekitar C. Miselia akan mulai terlihat setelah dua minggu. Penataan baglog pada ruang inkubasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penataan baglog berdiri dan penataan baglog tidur (direbahkan). 52

68 Gambar 10. Proses Inkubasi Media Tanam Baglog h) Pertumbuhan (Growing) Tahap ini merupakan tahap budidaya jamur, setelah media tanam jamur tiram putih sudah putih oleh miselium. Media jamur tiram putih terlebih dulu dibuka bagian atasnya, hal ini dilakukan agar media tanam memperoleh oksigen yang cukup untuk pertumbuhan jamur tiram putih sehingga dapat tumbuh dengan baik. Perusahaan melakukan penyiraman setiap habis panen dengan menggunakan selang atau handsprayer. Gambar 11. Ruang Pertumbuhan Jamur Tiram Putih i) Panen Proses pemanenan jamur tiram putih dilakukan ketika tubuh buah jamur tiram putih telah mekar. Cara memanen jamur tiram putih dilakukan dengan cara mencabut seluruh jamur tiram putih dalam satu kelompok hingga pangkal jamur tiram putih yang ada di baglog. Waktu yang baik untuk melakukan pemanenan yaitu pagi hari sebelum pukul WIB. Satu baglog dapat dipanen sebanyak 9-10 kali dalam satu periode yaitu empat bulan. 53

69 Gambar 12. Jamur Tiram Putih Siap Panen Gambar 13. Proses Pemanenan Jamur Tiram Putih j) Penanganan Pascapanen Jamur tiram putih merupakan produk agribisnis yang bersifat perishable (mudah busuk). Maka dari itu, perlakuan terhadap produk agribisnis harus baik dan benar. Perusahaan melakukan penanganan pascapanen seperti penyortiran, pengemasan, dan distribusi. Jamur tiram putih yang sudah dipanen diletakkan ke dalam keranjang untuk mengurangi kadar air yang ada di dalamnya. Hal tersebut agar kondisi jamur tiram putih tidak terlalu basah dan tidak mudah rusak. Kemudian jamur tiram putih dimasukkan ke dalam plastic untuk dikemas dan didistribusikan. Gambar 14. Pasca Panen Jamur Tiram Putih Gambar 15. Pengemasan Jamur Tiram Putih 54

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN DI SUSUN OLEH : NAMA : FAHDI ARDIYAN NIM : 11.11.5492 KELAS : 11-S1T1-12 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman sumber daya alam di Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor) SKRIPSI RETNO WIJAYANTI H34066106 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanianyang mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan keberadaannya banyak dijumpai, seperti pada kayu-kayu yang sudah lapuk ataupun di berbagai tanaman

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : Masnun, S.Pt, M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha pertanian yang saat ini sangat prospektif karena beberapa faktor yaitu:

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging ( Broiler Tabel 6.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging ( Broiler Tabel 6. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging (Broiler) Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. Dalam protein terdapat sumber energi dan zat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai, hal ini dikarenakan jamur dapat tumbuh disemua habitat (alam terbuka) sesuai dengan lingkungan hidupnya. Seiring

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni dilaboratorium Agronomi (laboratorium jamur) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa-timur,

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram Nama : Enggar Abdillah N NIM : 11.12.5875 Kelas : 11-S1SI-08 ABSTRAK TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA SYAZA MUSHROOM FARM DI KELURAHAN PAYOLANSEK KOTA PAYAKUMBUH

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA SYAZA MUSHROOM FARM DI KELURAHAN PAYOLANSEK KOTA PAYAKUMBUH STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA SYAZA MUSHROOM FARM DI KELURAHAN PAYOLANSEK KOTA PAYAKUMBUH OLEH BETTI DWITA AMELIA 07 114 069 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur dikenal dalam kehidupan sehari-hari sejak 3000 tahun yang lalu, telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan letaknya yang sangat strategis yaitu pada zona khatulistiwa, maka termasuk salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, jika dilihat dari sudut belahan bumi Indonesia bagian manapun juga. Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia, khususnya tanaman

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur, biasanya orang menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk.

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Biakan murni merupakan tahapan awal di dalam pembuatan bibit jamur. Pembuatan biakan murni diperlukan ketelitian, kebersihan, dan keterampilan. Pertumbuhan miselium

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura memiliki posisi yang sangat baik di pertanian Indonesia, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi serta nilai tambah daripada komoditas lainnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci