MAKNA FILOSOFIS PELAKSANAAN SUDDHI WADANI DALAM PERKAWINAN HINDU DI DESA PAKRAMAN LUMINTANG, KECAMATAN DENPASAR UTARA, KOTA DENPASAR
|
|
- Agus Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 MAKNA FILOSOFIS PELAKSANAAN SUDDHI WADANI DALAM PERKAWINAN HINDU DI DESA PAKRAMAN LUMINTANG, KECAMATAN DENPASAR UTARA, KOTA DENPASAR OLEH : KADEK SRI WAHYUNI Kadeksriwahyuni9@gmail.com Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Pembimbing I Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag. Pembimbing II I Gede Sutarya, SST., Par., M.Ag. ABSTRAK Perkawinan di dalam agama Hindu biasa dikenal dengan konsep wiwaha samskara. Upacara wiwaha samskara merupakan salah satu yadnya yang silakukan oleh umat Hindu. Korban suci secara tulus iklas yang merupakan bagian dari manusa yadnya. Suddhi wadani merupakan media penyucian bagi seseorang yang mulai menganut agama Hindu, namun upacara suddhi wadani ini tidak hanya berkaitan dengan status seseorang yang akan melaksanakan upacara perkawinan secara agama Hindu, melainkan kepada siapa saja yang mulai masuk atau menjadi penganut agama Hindu. Pentingnya peranan upacara suddhi wadani terhadap peralihan status seseorang dalam upacara perkawinan agama Hindu khususnya di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengadakan suatu penelitian. Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain : bagaimana proses pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?, apa fungsi pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?, dan apa makna filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?. Proses penelitian diawali dengan merancang proposal, penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, lalu menentukan lokasi penelitian, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis data kualitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis hasil penelitian disajikan dalam bentuk laporan ilmiah. Untuk menjawab rumusan masalah peneliti menggunakan tiga teori yaitu teori religi yang digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan suddhi wadani, teori fungsi yang digunakan untuk mengetahui fungsi pelaksanaan suddhi wadani, dan juga teori simbol yang digunakan untuk mengetahui makna sarana upakara suddhi wadani. Pelaksanaan suddhi wadani terdiri dari berbagai bagian atau proses dalam pelaksanaannya diantaranya, yaitu administrasi perkawinan suddhi wadani, proses pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu, proses upacara suddhi wadani, dan proses pengesahan. Suddhi wadani mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi sebagai penentuan status, fungsi melanjutkan keturunan, dan fungsi untuk meyelamatkan leluhur. Serta memiliki makna filosofis yaitu suatu penyucian lahir bathin. Membersihkan segala hal-hal yang kotor dari masing-masing mempelai
2 2 dan ungkapan rasa bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi guna untuk mencapai keluarga harmonis. Kata Kunci : Makna Filosofis, Suddhi Wadani, Perkawinan Hindu. PENDAHULUAN Melangsungkan perkawinan dibenarkan oleh agama Hindu. Agama Hindu memberikan tuntunan kepada umatnya berupa Catur Asrama yaitu Brahmacari, Grehastha, Wanaprastha, dan Sanyasin. Grehasta adalah tahapan hidup untuk membangun rumah tangga. Tahapan ini dapat dilaksanakan asal telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Secara umum sudah memenuhi persyaratan umur dan persyaratan lain seperti yang telah tercantum dalam Undang- Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 atau persyaratan lain menurut ketentuan agama Hindu atau adat Bali. (Mas, 2002:38). Pelaksanaan perkawinan tidak bisa lepas dari upacara dan upakara, dimana upacara tersebut sangat banyak macamnya demikian pula dengan upakaranya yang sangat beragam. Upacara yang dilakukan tentunya memiliki suatu tujuan dan diharapkan dengan upacara yang digunakan dalam upacara tersebut dapat menjaga keseimbangan hidup baik secara sekala maupun niskala. Selain itu diharapkan juga dari pelaksanaan upacara suddhi wadani bisa memberikan kebahagiaan pada para kerabat mempelai dan terutama pada pasangan suami istri yang bersangkutan (Arthayasa,dkk, 1998:1). Arus globalisasi yang melanda dunia saat ini sebagai akibat dari kemajuan teknologi menyebabkan pergaulan manusia tidak bisa dibatasi hanya sebatas pergaulan antara golongan, agama, suku, dan ras, namun pergaulan manusia telah berkembang secara sangat luas sehingga tidak menghiraukan lagi akan adanya perbedaan golongan, agama, suku dan ras, sehingga pergaulan yang bebas seperti ini sering menyebabkan adanya perkawinan antara pria dan wanita yang latar agamanya berbeda (Arthayasa,dkk, 1998:1). Menurut agama Hindu agar perkawinan dianggap sah haruslah kedua belah calon pengantin disamakan dahulu agama dengan upacara suddhi wadani, dengan persyaratan si wanita lain agama Hindu rela mengikuti agama suaminya. Suddhi artinya penyucian dan wadani artinya ucapan atau pernyataan berupa kata-kata. Jadi suddhi wadani artinya penyucian perkataan (Anom, 2010:9). Setelah dilaksanakan upacara suddhi wadani status seseorang yang sebelumnya beragama di luar Hindu dapat disahkan menjadi penganut agama Hindu, wajib menjunjung tinggi dan melaksanakan ajaran agama Hindu. Dengan demikian tidak lagi dianggap perkawinan beda agama dan perkawinan tersebut sudah sah menurut agama Hindu maupun oleh Undang- Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, diharapkan pula dengan telah diadakannya upacara suddhi wadani pasangan suami istri akan hidup rukun, damai, dan bahagia dalam menjalani hidup berumah tangga, harmonis dan hubungan dengan kerabat dekat maupun masyarakat luas tetap terjaga (Pudja, 1983:41). Penulis memilih judul ini karena penulis melihat kenyataan dilapangan adanya perkawinan agama Hindu yang berbeda agamanya yang dapat disahkan menurut undang-undang perkawinan dan menurut hukum Hindu melalui pelaksanaan suddhi wadani. Karena dengan proses pelaksanaan suddhi wadani seorang yang beda keyakinanya dapat menjadi satu keyakinan yaitu sama-sama beragama Hindu, dan dimana dalam kehidupan sosialnya juga sangat berbeda dengan agama sebelumnya karena sudah sah menjadi penganut Hindu, dimana yang harus mengikuti seluruh aktivitas yang berhubungan dengan umat Hindu. Dan biasanya pada umumnya
3 3 pelaksanaan suddhi wadani yang diselenggarakan hanya berkaitan dengan status seseorang yang akan melaksanakan perkawinan secara agama Hindu. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, penulis dapat menarik beberapa rumusan masalah yaitu Bagaimana proses pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?, apa fungsi pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?, dan apa makna filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar?. Adapun tujuan penelitian dibagi menjadi dua yaitu Secara umum tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kepada masyarakat luas tentang pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis lebih dalam mengenai proses, fungsi, serta makna filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan suddhi wadani yang dilaksanakan sebelum seseorang melakukan perkawinan. Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan suddhi wadani yang dilaksanakan sebelum seseorang melakukan perkawinan di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, untuk mengetahui fungsi pelaksanaan suddhi wadani yang dilaksanakan sebelum seseorang melakukan perkawinan di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, serta untuk mengetahui makna filosofis yang terkandung dalam sarana upakara yang dipergunakan dalam pelaksanaan suddhi wadani di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Manfaat dalam karya ilmiah ini dapat dilihat dari dua segi yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya mengenai suddhi wadani. Bagi masyarakat umum diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk mengetahui proses, fungsi, dan makna filosofis yang terkandung dalam sarana upakara yang dipergunakan dalam pelaksanaan suddhi wadani tersebut. Dan diharapkan juga penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi para peneliti berikutnya yang akan meneliti hal yang sama. Manfaat praktis penelitian ini adalah semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sendiri tentang makna filosofis pelaksanaan suddhi wadani dalam pekawinan Hindu, dapat dijadikan pedoman oleh masyarakat umum yang hendak melaksanakan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu, dan bagi Lembaga Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar sebagai bahan perbendaharaan perpustakaan sehingga dapat dipakai sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang Makna Filosofis Pelaksanaan Suddhi Wadani Dalam Perkawinan Hindu Di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar adalah pendekatan kualitatif. Strauss dan Corbin (2003:4) mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik dan bentuk hitungan-hitungan lainnya dengan contoh berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. penelitian kualitatif pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan konsep atau mengembangkan pemahaman terhadap suatu fenomena. Dalam hal ini tentang Makna Filosofis Pelaksanaan Suddhi Wadani dalam Perkawinan Hindu di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.
4 Penelitian ini berlokasi di daerah Denpasar khususnya di wilayah Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara. Dipilihnya lokasi penelitian tersebut melalui beberapa pertimbangan dimana Desa Pakraman Lumintang sendiri terdapat pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu sebagai pokok penelitian yang akan dibahas. Setiap penelitian yang dilaksanakan memerlukan berbagai data. Data memiliki kedudukan yang penting karena tanpa data yang valid atau akurat, hasil penelitian tidak sempurna. Data yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Iqbal (2002:82) menyatakan bahwa data adalah keterangan terhadap suatu hal yang diketahui atau dianggap suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lainlain. Nawawi (2005:96-97) mengatakan bahwa jenis data penelitian dapat dikelompokan menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif banyak digunakan dalam penelitian filosofis, penelitian deskriptif, dan historis. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka, baik yang berasal dari transformasi data kualitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mengutamakan data kualitatif dengan pertimbangan penelitian ini bersifat deskriptif dengan menekankan landasan filosofis. Penggunaan data kuantitatif adalah dalam melengkapi dan sebagai bahan untuk lebih meyakinkan penjelasan yang ada kaitannya dengan substansi penelitian. Misalnya gambaran jumlah penduduk, pekerjaaan, perbedaan jenis kelamin dan lain sebagainya yang akan diformat ke dalam bentuk tabulasi data, baik data primer maupun hasil pengolahan data. Sumber data berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya. Data primer ini disebut juga dengan data asli atau data baru (Riduwan, 2004:106). Terkait dengan penelitian ini, sumber data primer diperoleh di lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pendeta, para pelaku perkawinan pelaksanaan suddhi wadani, tokoh-tokoh agama Hindu dan bendesa desa pakraman di Lumintang. Selain data primer, dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya, dan biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 2001:91). Seirama dengan pendapat Azwar, Iqbal (2002:82) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada dan data diperoleh dari perpustakaan atau dari laporanlaporan peneliti terdahulu. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, sumber data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung seperti dokumentasi yang dapat mendukung hasil penelitian. Setiap penelitian tentunya menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen ini tentunya berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Mencari data di perpustakaan berbeda instrumennya dengan mencari data pada masyarakat secara langsung. Pada penelitian ini, peneliti akan mencari data di perpustakaan dan di masyarakat secara langsung. Pada penelitian perpustakaan, peneliti akan menggunakan instrumen alat foto copy dan buku besar yang berisi catatan-catatan penting tentang penelitian perpustakaan. Sedangkan pada penelitian lapangan, peneliti akan menggunakan alat perekam, buku kerja dan garis-garis besar pertanyaan. Untuk mendapatkan data tentang makna filosofis pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu, peneliti menggunakan informan purposive sampling karena peneliti 4
5 mengetahui orang-orang yang betul-betul tahu dan terlibat langsung serta dapat memberikan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian tentang suddhi wadani dalam perkawinan Hindu. Dengan demikian peneliti langsung menunjuk dan mendatangi orang-orang tersebut sebagai informan seperti Bendesa Pakraman Lumintang Denpasar Utara, pamangku, masyarakat yang ikut dalam pelaksanaan upacara ini dan tokoh-tokoh masyarakat lain yang dianggap mengetahui tentang pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Dengan teknik ini diharapkan terkumpul data untuk dianalisa. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis objek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan, peristiwa ataupun objek benda (Mestika, 2004:104). Teknik wawancara yang sering disebut dengan interview atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari informan (Iqbal, 2002:85). Interview atau wawancara merupakan alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, harapan, aspirasi, keyakinan, persepsi dari responden. Dalam pelaksanaan interview dibedakan menjadi dua antara lain interview bebas adalah wawancara tidak menggunakan pedoman wawancara, yang dilakukan kepada tokoh masyarakat terutama pada awal penelitian, hal ini bertujuan untuk menentukan lokasi atau desa peneliti. Namun pada waktu pelaksanaan peneliti, wawancara tersebut juga masih dipergunakan guna melengkapi data yang diperlukan, dan interview terprogram adalah wawancara yang dilakukan terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan memadukan dua teknik wawancara tersebut memungkinkan wawancara berlangsung luwes dan arahnya bisa lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih banyak dan pembicaraan tidak terlampau terpaku pada permasalahan atau tidak menjenuhkan kedua belah pihak. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki dan mempelajari benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dan dokumen-dokumen yang ada hubunganya dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Adapun teknik dalam metode kepustakaan, peneliti mencari buku-buku yang berhubungan dengan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu. Materi yang berhubungan dengan penelitian ini akan digunakan untuk menambah kelengkapan laporan penelitian ini. Dalam penelitian ini analisis datanya yang digunakan merupakan penelitian deskripsi sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas. Dalam penelitian ini analisis datanya yang digunakan merupakan penelitian deskriptif karena melakukan analisisnya dan penyajian datanya bersifat menjelaskan atau menggambarkan situasi dan kejadian tentang rangkaian pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Analisis data yang telah diuraikan di atas selanjutnya disajikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang secara sistematis dikemukakan dalam bentuk uraian deskriptif disertai pula dengan narasi dan argumentasi. Jadi data tentang makna filososis pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar yang telah dianalisis tersebut pada tahap akhir akan disusun dalam bentuk uraian yang deskriptif. 5
6 6 HASIL PENELITIAN Sejarah Desa Lumintang Lumintang adalah nama sebuah desa yang sangat lama. Kata Lumintang terdiri dari 2 kata yaitu Lu artinya Lama dan Tang artinya desa. Jadi Lumintang adalah sebuah desa yang lama. Desa Lumintang itu di mong oleh Ki Buyut Lumintang. Letak Geografis Desa Lumintang a. Sebelah Utara : Desa Peguyangan b. Sebelah Selatan : Desa Dauh Puri Kangin c. Sebelah Timur : Desa Dauh Puri Kangin dan Desa Dauh Puri Kaja d. Sebelah Barat : Desa Pemecutan Kaja Proses Pelaksanaan Suddhi Wadani dalam Perkawinan Hindu Administrasi Perkawinan Suddhi Wadani Sebelum melangsungkan suatu perkawinan diwajibkan terlebih dahulu memenuhi persyaratan administrasi diantaranya : (1) Calon dari non Hindu : a) Surat pernyataan suddhi wadani masuk agama Hindu ditulis dengan sendiri oleh yang bersangkutan, b) Surat keterangan suddhi wadani dan saksi (2) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang bersangkutan sebanyak dua lembar (3) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua yang bersangkutan sebanyak dua lembar (4) Foto copy saksi I dan II sebanyak dua lembar (5) Foto copy pamuput karya dua lembar (6) Materai Rp.6000,- (enam ribu) untuk di surat pernyataan (7) Pass poto yang bersangkutan ukuran 3 x 4 cm sebanyak dua lembar berwarna. Setelah surat lengkap baru kemudian melangsungkan upacara wiwaha. Surat keterangan perkawinan (widhi widana) yang ditandatangani oleh rohaniawan pemimpin upacara, para saksi dan pejabat setempat (Pembimas Hindu Provinsi Bali), (6) Surat pengantar dari Pembimas Hindu untuk mendapatkan akta perkawinan di kantor catatan sipil. Proses Upacara Suddhi Wadani Pengertian suddhi wadani secara etimologi suudhi wadani berasal dari 2 kata yaitu suddhi yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti penyucian. Wadani :yang berasal dari kata vada yang berarti ucapan/perkataan. Maka dalam agama Hindu upacara suddhi wadani adalah upacara di dalam agama Hindu sebagai pengesahan janji seseorang secara tulus ikhlas menyatakan menganut agama Hindu. Tempat pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu dilaksanakan di tempat/rumah mempelai laki-laki. Upakara yang digunakan dalam suddhi wadani di daerah Lumintang yaitu menggunakan upakara dalam tingkatan utama, yaitu : 1. Byakala : dimana memiliki makna sebagai simbol melenyapkan pengaruh bhuta dan kala yang berpengaruh negatif yang bersarang di tubuh seseorang sehingga seseorang dapat meningkatkan kesucian pribadinya. 2. Prayascita : memiliki makna sebagai simbol penyucian dengan senjata para Dewa. 3. Tataban : memiliki makna sebagai pernyataan ucapan terima kasih atas yadnya yang telah dipersembahkan serta telah dinikmati sebagai ydnya sesa. Proses Pengesahan Dalam hukum Hindu sahnya perkawinan adalah sebagai berikut : 1. Suatu perkawinan sah jikalau dilakukan menurut ketentuan hukum Hindu.
7 7 2. Untuk mengesahkan perkawinan harus dilakukan oleh pendeta atau pinandita. 3. Suatu perkawinan hanya dapat disahkan, jikalau kedua mempelai telah menganut agama Hindu. Fungsi Pelaksanan Suddhi Wadani dalam Perkawinan Hindu Fungsi Sebagai Penentuan Status Pada umumnya setiap perkawinan diharapkan sah baik secara hukum maupun adat. Di samping ikatan lahir batin perkawinan perlu memperoleh pengesahan berdasarkan hukum formal dan hukum agama. Serta harus memenuhi syarat formal dan syarat agama. Pengaturan secara mutlak perlu karena perkawinan adalah peristiwa penentuan status dari remaja menjadi berkeluarga. Demikian pula di dalamnya terkait hal tentang warisan, hak dan kewajiban suami istri, dan kewajiban adat serta kedudukan anak. Penentuan status perkawinan bagi umat Hindu khususnya masyarakat desa Lumintang dipandang amat penting. Sah tidaknya sebuah perkawinan harus melewati tahapan-tahapan tertentu disertai dengan sarana upacaranya dan disaksikan oleh tri upasaksi. Dan dapat dianggap sah apabila dilaksanakan upacara mapragat (perkawinan). Melalui perkawinan status dari kedua mempelai akan berubah maksudnya setiap masalah yang muncul menjadi tanggung jawab bersama. Fungsi Sebagai Melanjutkan Keturunan Manusia adalah ciptaan Tuhan, ia diciptakan dengan jenis kelaminya masing-masing menyandang peran tertentu. Melahirkan anak merupakan salah satu tujuan perkawinan. Dengan melahirkan anak keluarga dapat meneruskan keturunan. Keturunan yang di dambakan adalah anak yang suputra. Ciri-ciri anak suputra yaitu menghormati orang tua, berbudi luhur, mengikuti pendidikan dengan baik, menyelamatkan leluhur dari neraka, mengendalikan (pikiran, perkataan, perbuatan), dan berbakti kepada Tuhan. Fungsi untuk Menyelamatkan Leluhur Menurut kitab manawadharmasastra tujuan perkawinan ada 3 macam yaitu Dharma sampati : bersama-sama suami istri mewujudkan pelaksanaan dharma, Praja : melahirkan keturunan, dan Rati : menikmati kehidupan seksual. Ditinjau dari sudut praja yang artinya melahirkan keturunan, istri mempunyai peranan melahirkan putra-putri yang suputra yang dapat menyelamatkan leluhur dari neraka. Makna Filosofis Suddhi Wadani Secara etimologi filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophi. Filsafat dalam bahasa Yunani merupakan gabungan 2 kata, yaitu philen atau philos artinya cinta dan sophia atau sofein artinya kebenaran. Jadi filsafat berarti cinta kebenaran, dimana suatu wacana mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekuensi terakhir dengan tujuan menemukan hakikatnya. Dalam filsafat nyaya darsana adalah filsafat yang relistik yang mendasarkan ilmunya pada logika dan dalam mendiskusikan kebenaran melalui 4 jalan yaitu pratyaksa (pengamatan langsung), anumana (menarik kesimpulan), upamana (perbandingan ), dan sabda (pembuktian langsung). Hakikat pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa melalui tri upasaksi. Sah secara manusa saksi
8 8 mempunyai makna filosofis yaitu adanya pengakuan dari masyarakat bahwa calon yang sudah disuddhi wadanikan sudah menjadi penganut agama Hindu dan terjadinya hubungan sosial bahwa masyarakat menyaksikan upacara tersebut. Sah secara bhuta saksi mempunyai makna filosofis yaitu untuk menetralisir kekuatan bhuta kala yang mempengaruhi kedua mempelai sehingga sukla swanita pada dirinya masing-masing menjadi bersih. Sah secara dewa saksi mempunyai makna filosofis yaitu tanpa adanyatuhan suddhi wadani tidak berarti apa-apa karena Tuhan merupakan saksi utama. Hakikat upacara dan upakara suddhi wadani yaitu Byakala, berasal dari kata bya dan kala. Bya artinya membeli, menebus sedangkan kala artinya kekuatan negatif. Jadi makna filosofis dari banten byakala yaitu menebus atau menetralisir kekuatan negatif. Prayascita, berasal dari kata prayas dan cita. Prayas artinya penyucian sedangkan cita artinya pikiran. Makna filosofis banten prayascita yaitu untuk penyucian pikiran. Dan tataban, berasal dari kata natab yang berarti ngayab. Makna filosofis banten tataban yaitu agar Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya yang telah menjiwai banten tersebut menjiwai orang yang diupacarai dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya mengatur gerak hidupnya dengan sempurna. Jadi suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di Desa pakraman Lumintang memiliki makna filosofis yaitu suatu penyucian lahir batin, membersihkan segala hal-hal yang kotor dari masing-masing diri mempelai. Perkawinan pada hakikatnya adalah suatu yadnya guna memberikan kesempatan kepada leluhur untuk menjelma kembali dalam rangka memperbaiki karmanya. Dengan suatu penyucian kelak akan mempunyai keturunan yang suputra. Dan dalam kehidupan ke depan akan lebih baik dalam menjalani rumah tangga serta tujuan dari seluruh rangkaian dan sarana upakara tersebut ialah untuk mencapai keluarga harmonis. SIMPULAN 1. Proses pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di Desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar adalah : a. Suddhi wadani dengan penanda tanganan surat pernyataan keluar dari agama sebelumnya dan masuk agama Hindu yang disahkan oleh tingkat banjar adat atau dinas hingga kecamatan serta oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia setempat. b. Surat pernyataan kedua belah pihak yang kawin di dasarkan atas suka sama suka yang ditanda tangani oleh kedua calon mempelai yang juga disahkan oleh pejabat terkait dari tingkat banjar adat atau dinas hingga kecamatan dan juga Parisada Hindu Dharma Indonesia setempat. c. Upacara pebersihan berupa prayascita, byakaonan, dan tataban. d. Dilanjutkan mulai dari upacara tiga bulanan, mepandes, pejaya-jayan diakhiri dengan upacara pernikahan secara alit, madya, utama. 2. Fungsi pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di Desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar yaitu sebagai bentuk pemusatan pikiran untuk menjalani kehidupan yang harmonis. Disamping itu, pelaksanaan suddhi wadani berfungsi sebagai penentuan status, melanjutkan keturunan dan menyelamatkan leluhur serta dengan melaksanakan suddhi wadani para pengantin baru sah menjadi sepasang suami istri, warga dan dapat melakukan persembahyangan di tempat-tempat suci Desa pakraman Lumintang, Denpasar Utara. 3. Makna filosofis yang tekandung dalam pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di Desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar adalah
9 9 suatu bentuk penyucian lahir dan batin, membersihkan segala hal-hal yang kotor dalam diri mempelai untuk mencapai suatu kehidupan yang harmonis. Saran Sebagai uraian akhir penulisan karya tulis ini penulis sampaikan saran sebagai berikut : 1. Mengingat suddhi wadani dalam perkawinan Hindu di Desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar memiliki kedudukan yang penting, masyarakat desa pakraman agar pelaksanaan suddhi wadani tidak dilakukan secara gugon tuwon tetapi hendaknya ditekuni dan dimaknai sarana-sarana yang dipergunakan dalam suddhi wadani. 2. Parisada dengan pihak terkait dapat memberikan pembinaan secara rutinitas tentang yadnyayadnya yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali terutama suddhi wadani dalam perkawinan agama Hindu di Desa pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Dengan cara itu masyarakat diharapkan dapat melaksanakan suddhi wadani secara benar. 3. Bagi Kementerian Agama diharapkan dapat memberikan sumbangan buku-buku tentang pelaksanaan suddhi wadani dalam agama Hindu. 4. Dengan adanya kemajuan sarana komunikasi dan teknologi diera global, memberikan pemahaman yang lebih tentang pelaksanaan suddhi wadani dalam perkawinan Hindu yang beda agama terhadap pasangan-pasangan pengantin yang berbeda agama dan kedua belah pihak keluarga, sehingga tidak perlu lagi ada permasalahan yang harus muncul dalam sebuah perkawinan karena perbedaan agama. Sesungguhnya tujuan hidup manusia adalah untuk menuju pembebasan atau mencapai kesempurnaan (Brahman). UCAPAN TERIMAKASIH Om Swastiastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, hanya atas asung kerta wara nugraha-nya skripsi yang berjudul Makna Filosofis Pelaksanaan Suddhi Wadani dalam Perkawinan Hindu di Desa Pakraman Lumintang, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar dapat terselesaikan. Tersusunnya karya tulis ini bukanlah hasil pemikiran sendiri, akan tetapi berkat dan dukungan berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D. Rektor IHD Negeri Denpasar atas segala fasilitas dan kemudahan yang diberikan selama ini. 2. Bapak Dr. Drs. I Made Suweta, M.Si. Dekan Fakultas Brahma Widya IHD Negeri Denpasar atas dorongan dan suport serta kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini. 3. Ibu Dra. Ni Made Sumertini, M.Ag. Kejur Filsafat Hindu yang telah memberikan pelayanan akademik dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 4. Ibu Jro Ayu Ningrat, S.Ag., M.Ag. Sekretaris Jurusan Filsafat Timur Fakultas Brahma Widya yang sudah bersedia memberikan dorongan serta semangat kepada penulis hingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. 5. Ibu Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag. pembimbing I yang sangat murah hati dan sabar dalam memberikan saran-saran serta penajaman pada penelitian ini. 6. Bapak I Gede Sutarya, SST. Par., M.Ag. Pembimbing II yang terus memberikan dorongan selama penelitian.
10 10 7. Para informan yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi-informasi yang sangat mendukung dalam penulisan skripsi ini. 8. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Brahma Widya yang sudah memberikan pengajaran selama perkuliahan. 9. Pengelola Perpustakaan IHDN Denpasar yang telah memberikan kesempatan dalam peminjaman buku untuk karya tulis ini. Hasil penelitian ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada penulis, sehingga kritik dan saran yang kontruktif guna kesempurnaan penelitian ini sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan menyelesaikan skripsi ini. Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, April 2013 DAFTAR PUSTAKA Penulis Anom, Ida Bagus Perkawinan Menurut Adat Agama Hindu.Denpasar : CV. Kayumas Agung. Arthayasa, dkk Petunjuk Teknis Perkawinan Hindu.Surabaya : Paramita. Azwar, Saifudin Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Iqbal, Hasan Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mas, Drs.A.A.Gede Raka Perkawinan Yang Ideal. Surabaya : Paramita. Mestika, Zed Metodologi Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Nawawi, Hadari Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press. Pudja, I Gede dan Tjok Rai Sudartha Hukum Kewarisan Hindu yang Direfisir ke dalam Hukum Adat Bali dan Lombok.CV. Junasco. Riduwan Metode dan Tehnik Penulisan Tesis. Bandung : Alvabeta. Strauss, Anseim, Juliat, Courbin Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif (Disadur Oleh Djunakil Ghoni). Surabaya : PT. Bima Ilmu. Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki beragam adat dan budaya daerah yang masih terjaga kelestariannya. Bali adalah salah satu provinsi yang kental adat dan budayanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan dapat merubah status kehidupan manusia dari belum dewasa menjadi dewasa atau anak muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia juga memiliki keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa dan sub-suku
Lebih terperinciPEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR
TESIS PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR NI MADE MERTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010 TESIS PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2008-2009 Oleh : NI KOMANG CAHYANI NIM : 0706305173 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciLembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 NIP NIP
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi. Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi., Ak. NIP. 19641225199303 1 003
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PENSIUNAN PADA PT. BANK BPD BALI KANTOR CABANG UBUD
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PENSIUNAN PADA PT. BANK BPD BALI KANTOR CABANG UBUD Oleh : PUTU AYU NOVIANTARI SUKRANINGSIH NIM : 1206013061 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciTUGAS AGAMA DEWA YADNYA
TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama. Hindu adalah salah satu agama yang di akui oleh negara. Keanekaan merupakan ciri khas negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia. Sejak dilahirkan di dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciSKRIPSI MILIK ATAS TANAH TANPA AKTA PPAT DI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG
1 SKRIPSI JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH TANPA AKTA PPAT DI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG IDA BAGUS EKA SASTRAJNYANA NIM. 0703005108 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 2 JUAL BELI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bentuk-bentuk adat istiadat dan tradisi ini meliputi upacara perkawinan, upacara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Bali memiliki bentuk-bentuk kebudayaan yang cukup beraneka ragam, kebiasaan masyarakat daerah tertentu yang unik, yang kesemuanya itu memiliki daya tarik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciPENILAIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KANTOR PUSAT KABUPATEN GIANYAR
PENILAIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KANTOR PUSAT KABUPATEN GIANYAR OLEH: TJOK GEDE BAGUS DHARMAYANA NIM : 0415351152 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan dan tumbuh kembangnya sangat diperhatikan. Tak heran banyak sekali orang yang menunggu-nunggu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL JALAN SURAPATI NO.2 TELP 242109 226920 Syarat syarat untuk mendapatkan Akta Perkawinan : NO. AKTA 1. Formulir Permohonan 2. Surat Pernyataan
Lebih terperinciBHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari
Lebih terperinciPENGARUH IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, DAN SELF EFFICACY
PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, DAN SELF EFFICACY TERHADAP PERILAKU KERJA INOVATIF PADA KARYAWAN PT. SERASI AUTORAYA CABANG DENPASAR SKRIPSI Oleh : DEWA NYOMAN REZA ADITYA NIM
Lebih terperincib. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN REMAJA DALAM KEPUTUSAN MEMBELI TELEPON GENGGAM MEREK NOKIA DI KOTA DENPASAR
BEBERAPA FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN REMAJA DALAM KEPUTUSAN MEMBELI TELEPON GENGGAM MEREK NOKIA DI KOTA DENPASAR Oleh : I MADE NUGRAHA SANTOSA NIM: 0515251011 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciOLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I
EKSISTENSI PALINGGIH RATU AYU MAS SUBANDAR DI PURA DALEM BALINGKANG DESA PAKRAMAN PINGGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Teologi Hindu) OLEH : I NENGAH KADI NIM. 09.1.6.8.1.0150 Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: I KETUT JAYANTARA NIM :
PENGARUH KEMAMPUAN TEKNIK PEMAKAI DAN EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN MENGWI SKRIPSI Oleh: I KETUT JAYANTARA NIM : 1206305186
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasta merupakan suatu sistem pembagian atau pengelompokan masyarakat berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang tersebut bekerja
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMITMEN PROFESIONAL MEMODERASI PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KONFLIK PERAN PADA KINERJA AUDITOR
KEMAMPUAN KOMITMEN PROFESIONAL MEMODERASI PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KONFLIK PERAN PADA KINERJA AUDITOR (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Bali) SKRIPSI Oleh: I GUSTI PUTU ANGGA RAHMITA PRATAMA
Lebih terperinciPENDEKATAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN TARIF SEWA KAMAR PADA HOTEL KUTA PURI BUNGALOWS DI KUTA
PENDEKATAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN TARIF SEWA KAMAR PADA HOTEL KUTA PURI BUNGALOWS DI KUTA Skripsi Disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciPENEGAKAN TATA ATURAN PERKAWINAN DALAM MEMASUKI MASA GRIHASTA ASRAMA (PERSPEKTIF HUKUM AGAMA HINDU) Oleh I Made Kastama*
PENEGAKAN TATA ATURAN PERKAWINAN DALAM MEMASUKI MASA GRIHASTA ASRAMA (PERSPEKTIF HUKUM AGAMA HINDU) Oleh I Made Kastama* ISSN:1907-0144 Abstrak Dulu orang pasrah pada hukuman masyarakat. Hukuman diterima
Lebih terperinciLUH MIRA AMBARASARI SAKA
TESIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PENGURUSAN PERIZINAN SIUP AGRIBISNIS DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL KOTA DENPASAR LUH MIRA AMBARASARI SAKA NIM. 1291161015 PROGRAM
Lebih terperinciSTRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA5154 UNTUK APLIKASI TEKNOLOGI SEMI SOLID CASTING
STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA5154 UNTUK APLIKASI TEKNOLOGI SEMI SOLID CASTING Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Teknik Mesin Program Pasca
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68
PERKAWINAN GAMYA GAMANA ANTARA MASYARAKAT TIONG HOA DENGAN MASYARAKAT BATUR DI SESA BATUR KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Kajian Aksiologi) Oleh Ni Luh Ginanti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
Lebih terperinciANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN SERTA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN (PPh) PASAL 21 PADA PT. BPR. JERO ANOM DENPASAR
ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN SERTA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN (PPh) PASAL 21 PADA PT. BPR. JERO ANOM DENPASAR Oleh: NI WAYAN KANVIANI LUSIYANTHI NIM : 0915351099 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pasal 1 UU.No 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak kawin. maka mereka tidak kembali berstatus belum dewasa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan manusia. Dikatakan penting karena perkawinan dapat mengubah status hukum seseorang, yang semula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tradisional yang tersimpan dalam naskah lontar banyak dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal
Lebih terperinciPENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAMAR RUMAH KOST DI KECAMATAN KUTA
SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAMAR RUMAH KOST DI KECAMATAN KUTA VIRIYANANTA GOTAMA NIM. 1103005022 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 PENYELESAIAN WANPRESTASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Denpasar. Pada zaman dahulu, perempuan wangsa kesatria yang menikah dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu masalah kasta atau wangsa merupakan permasalahan yang tak kunjung sirna pada beberapa kelompok masyarakat di Bali, khususnya di Denpasar. Pada zaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan pustaka 1.1 Konsep Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial-Budaya Secara umum, sebab terjadinya suatu perubahan dalam masyarakat adalah karena adanya sesuatu yang dianggap
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : IDA AYU DEWI WIDNYANI NIM : PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PERSEPSI TENTANG AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SKRIPSI Oleh : IDA AYU DEWI
Lebih terperinciKEMAMPUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MEMODERASI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN LEVERAGE PADA NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI
KEMAMPUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MEMODERASI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN LEVERAGE PADA NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI Oleh: A. A. SAGUNG PUTRI JAYANTI NIM : 1306305227 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil, yang terdiri dari seorang
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BANK OCBC NISP DI DENPASAR SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BANK OCBC NISP DI DENPASAR SKRIPSI Diajukan oleh: LUH AYU MULYANINGSIH NIM: 1115251063 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciNI GUSTI AYU NYOMAN RAI PRADIPTA NIM
EFEKTIVITAS PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PNPM PK) TERHADAP KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN DENPASAR UTARA, KOTA DENPASAR
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KONTRASTIF DALAM PENGAJARAN PAST TENSE SISWA KELAS X IPA 3 SMAN 2 DENPASAR
TESIS PENERAPAN ANALISIS KONTRASTIF DALAM PENGAJARAN PAST TENSE SISWA KELAS X IPA 3 SMAN 2 DENPASAR COKORDA ISTRI MAS KUSUMANINGRAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENERAPAN
Lebih terperinciberagam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan yakni, dari masa anak anak,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan yakni, dari masa anak anak, remaja, dewasa, dan tua. Masa dewasa inilah manusia menetapkan keputusan besar dalam hidupnya
Lebih terperinciLembar Persetujuan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 DESEMBER 2016
Lembar Persetujuan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 DESEMBER 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Ketut Budiartha, SE., Msi.,Ak.,CPA NIP. 19591202 198702 1 001 Dr.Drs.Herkulanus Bambang Suprasto,
Lebih terperinciDAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI
TESIS DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI NI PUTU VIVIN NOPIANTARI NIM. 1191261003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM
Lebih terperinciOleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM TRADISI NGAYAH DI TENGAH AKSI DAN INTERAKSI UMAT HINDU DI DESA ADAT ANGGUNGAN KELURAHAN LUKLUK KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut
Lebih terperinciA. A. GD DALEM PUTRA MAHENDRA NIM
DAMPAK PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP PEROLEHAN ABNORMAL RETURN PADA SAHAM-SAHAM LQ 45 DI BEI (STUDI PERISTIWA PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM PADA TANGGAL 23 MEI 2008) Oleh : A. A. GD DALEM PUTRA
Lebih terperinciSANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER
SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : Drs. I Ketut Rindawan, SH.,MH. ketut.rindawan@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Abstrak
Lebih terperinciOleh : NI PUTU SRI ULANDARI NIM :
EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR Oleh : NI PUTU SRI ULANDARI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Upacara Ngaben di Desa Pakraman Sanur dalam Era Gloalisasi adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai Komodifikasi Upacara Ngaben di Desa Pakraman Sanur dalam Era Gloalisasi adalah pendekatan kualitatif.
Lebih terperinciTESIS HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA JAMUR TIRAM DI KOTA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA JAMUR TIRAM DI KOTA DENPASAR NI WAYAN PURNAMI RUSADI NIM. 1391161002 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT
PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) TERHADAP RETENSI KARYAWAN: STUDI KASUS PADA GREEN VILLAS HOTEL TUBAN BALI SKRIPSI Oleh: IDA BAGUS GEDE SWAMBAWA PUTRA NIM:
Lebih terperinci: NI MADE SRI MULIANI NIM
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGRAJIN UNTUK MENUNJANG PENDAPATAN PENGRAJIN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI Oleh : NI MADE SRI MULIANI NIM
Lebih terperinciTesis untuk Memeroleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana
METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN TATA BAHASA JEPANG DASAR (SHOKYOU BUNPO) BAGI MAHASISWA SEMESTER III SASTRA JEPANG SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING SARASWATI DENPASAR
Lebih terperinciPROSEDUR PENJUALAN SPARE PART PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK DAIHATSU DENPASAR BRANCH
PROSEDUR PENJUALAN SPARE PART PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK DAIHATSU DENPASAR BRANCH Oleh: KADEK SUPUTRA NIM: 1106013039 Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. 5 Dalam perspektif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN BALI HATI DI UBUD
PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN BALI HATI DI UBUD Oleh : NI WAYAN SIWI NIM : 0615351107 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN Oleh : GUSTI AYU PUTU RENY KURNIAWATI NIM : 0906105050 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciOleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par.
KEDUDUKAN DAN PERANAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DESA ADAT AMBENGAN DI DESA AYUNAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi wirasundaridewi@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan
Lebih terperinciPENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh : NI WAYAN RATNA DEWI 1206305088 FAKULTAS
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciOleh : TIM DOSEN SPAI
Oleh : TIM DOSEN SPAI Syarat Pernikahan Adanya persetujuan kedua calon mempelai Adanya izin dari orang tua bagi calon mempelai yang belum berumur 21 tahun Antara kedua calon tidak ada hubungan darah Calon
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA PEDESAAN KOMERSIL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT KUTA. Oleh : I KETUT DARMA JAYA NIM :
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA PEDESAAN KOMERSIL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT KUTA Oleh : I KETUT DARMA JAYA NIM : 1206013052 Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN
SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI Oleh : LUH MADE RATNA PUSPITA NIM : 1206105067 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1994), hlm 453 Lembaga perkawinan adalah lembaga yang mulia dan mempunyai kedudukan yang terhormat dalam hukum Islam dan Hukum Nasional Indonesia. Allah SWT
Lebih terperinciKEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI
KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Fakultas Hukum Oleh: MONA
Lebih terperinciI PUTU BAYU SUPRISMA NIM
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN INDUSTRI KERAJINAN BAMBU DI DESA KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI Oleh : I PUTU BAYU SUPRISMA NIM :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan
Lebih terperinciDenpasar, Oktober Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Rating, Maturitas, Tingkat
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH BALI TAHUN 2015 $$ $$$ $$$$ $$$$$ $$$$$$ $$$$$$$ $$$$$$$$ $$$$$$$$$ $$$$$$$$ $$$$$$$ $$$$$$ $$$$$ $$$$ $$$ $$ SEKRETARIAT KOMISI
Lebih terperinciANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR. Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI
ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI 0115151024 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun rumah tangga adalah hakikat suci yang ingin dicapai oleh setiap pasangan. Kebahagiaan dalam rumah tangga merupakan impian yang selalu berusaha diwujudkan.
Lebih terperinciPERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :
PERKAWINAN ADAT (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinci: KETUT AYU AMILIA PRANITI NIM
EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA PETANI ANGGUR DI DESA KALIANGET KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG Oleh : KETUT AYU
Lebih terperinciSkripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 06 Juli 2017
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 06 Juli 2017 Tim Penguji : Tanda tangan 1. Ketua : Dr. Gede Sudjana Budiasa, SE.,M.Si... 2. Sekretaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemani mereka menjalani kehidupan hingga akhir hayatnya. Perkawinan adalah merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang akan tumbuh dan berkembang, lalu seiring perjalanan hidupnya maka mereka akan membentuk keluarga kecilnya sendiri dengan pasangan yang mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP NIAT BELI ULANG PRODUK FASHION VIA ONLINE DI KOTA DENPASAR SKRIPSI
PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBJEKTIF TERHADAP NIAT BELI ULANG PRODUK FASHION VIA ONLINE DI KOTA DENPASAR SKRIPSI Diajukan Oleh: Nama : Ni Putu Ratih Astarini Dewi NIM: 1115251112 Skripsi ini ditulis untuk
Lebih terperinciKUISIONER HASIL SURVEI TESIS
KUISIONER HASIL SURVEI TESIS STUDI DESKRIPTIF TENTANG PERCERAIAN DAN AKIBAT HUKUMNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG BERAGAMA ISLAM PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA PEKALONGAN Oleh : Nama : HENRI RUDIN NIM :
Lebih terperinciTESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR
TESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR A.A. ISTRI AGUNG BINTANG SURYANINGSIH NIM 1490161024
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dilahirkan ke dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Di dalam bentuknya yang terkecil,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: IDA BAGUS MEINDRA JAYA NIM :
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR SKRIPSI Oleh: IDA BAGUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, kebudayaan berasal dari kata budaya yang dalam bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi, yang memiliki persamaan kata dengan kultur yang berasal
Lebih terperinciPENGARUH VARIABEL CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. LUHUR BALI SELATAN DI DENPASAR
PENGARUH VARIABEL CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SERTA LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. LUHUR BALI SELATAN DI DENPASAR Oleh : PUTU SUSANTHI DEWI NIM : 0615251020 PROGRAM EKSTENSI
Lebih terperinciANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV. MITRA MANDIRI. Oleh: ANAK AGUNG AYU TRISNA DEWI NIM:
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV. MITRA MANDIRI Oleh: ANAK AGUNG AYU TRISNA DEWI NIM: 0615351224 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan sakral dalam kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari kehidupan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Selain membutuhkan orang lain manusia juga membutuhkan pendamping hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Tuhan dalam dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling membutuhkan
Lebih terperinciDAMPAK DIBERLAKUKANNYA TARIF PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
DAMPAK DIBERLAKUKANNYA TARIF PAJAK PROGRESIF KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH Oleh : PUTU GDE YUDHI EKA PERMANA NIM : 1206043020 Tugas
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT
TESIS KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT NI WAYAN ELIYAWATI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KUALITAS PELAYANAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN
TESIS PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN NI LUH MADE HERAWATI NIM 1391661043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinci