PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PEMECUTAN TAHUN 2013/2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PEMECUTAN TAHUN 2013/2014"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PEMECUTAN TAHUN 2013/2014 Ida Ketut Anom Mahendra 1, I Made Suara 2, I Komang Ngurah Wiyasa 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia young.nrich@yahoo.com 1, imadesuara@yahoo.co.id 2, komang.wiasa@yahoo.com 3 ABSTRAK Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, demokratis dan dinamis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan Pembelajaran Konvensional pada siswa kelas V SDN 13 Pemecutan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 13 Pemecutan, dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah keseluruhan populasi adalah 80 siswa, sampel yang digunakan adalah 2 kelas yaitu siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah keseluruhan sebanyak 80 siswa. Teknik yang digunakan adalah teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Data yang dianalisis adalah hasil belajar IPS siswa yang dikumpulkan melalui post test IPS siswa. Untuk analisis data digunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil belajar post test IPS siswa secara keseluruhan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,40 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 78 diperoleh t tabel = 2,000 yang berarti (t hitung = 2,40 > t tabel = 2,000) sehingga dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. hasil penelitian juga diperoleh nilai rata- rata siswa kelompok eksperimen adalah 64,73 sedangkan nilai rata- rata siswa kelompok kontrol adalah 57,95 yang berarti ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning terhadap hasil belajar IPS siswa SDN 13 Pemecutan. Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning dan Hasil Belajar IPS. Abstract Applying the Quantum teaching model based on Experiential Learning is expected to create a fun, democratic and dynamic teaching learning environment. This study aims at finding the significant difference of the students test results who were taught by quantum teaching based on experiental learning model and those who were taught using conventional teaching model of the fifth grade of SDN 13 Pemecutan. This research was conducted in SDN 13 Pemecutan. The study populations were all students on the fifth grade on the second semester of the academic year 2013/2014. The total populations were 80 students. The samples used in this study were all students of VA and VB classes. The students of VA class were experimental group, while students of VB class were the controller group. The technique used is the saturated sampling technique when all members used as samples. The data analyzed was the result of students post test of social studies subject. The T- test with a significance level of 5% was used to analyze the data. The results of the students post test of social studies subject showed as a whole mark of t count at 2.40 with a significance level of 5% and dk =78. As the result, the t table = 2.000, which means (t count =2.40>t table =2.000). Therefore, there are significant differences of the students post

2 test results of the Quantum Teaching Experiential Learning model with students who were taught by conventional learning model. The result of this study was obtained from the average of students mark. The average students mark of the experimental group was 64.73, meanwhile the average mark of the controller group students was It means that the application of Quantum Teaching Experiential Learning based model influences the students learning outcomes of SDN13 Pemecutan. Key words: Quantum TeachingLearning Model-Based Experiential Learning and Learning Outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Potensi diri yang dikembangkan dengan baik akan membuat peserta didik memiliki karakter kepribadian yang kuat dan mantap meliputi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dan keahlian yang diperlukan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, pendidik, tenaga kependidikan dan para stakeholder pendidikan di dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas. Usaha tersebut meliputi ketiga komponen utama pendidikan yakni input - proses - output. Aspek proses dewasa ini menjadi perhatian yang serius dari pihak-pihak yang berkompeten dalam dunia pendidikan, karena proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peningkatan kualitas proses pembelajaran diharapkan mampu membawa peserta didik menguasai, memamahi, menerapkan, serta mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti yang tercantum dalam kurikulum.peningkatan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari peran guru. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meliputi pemilihan model pembelajaran, pemilihan media, penggunaan metode, pengelolaan kelas, materi pelajaran, dan pengaturan suasana belajar yang kondusif, akan memengaruhi kulaitas pembelajaran. Namun hasil observasi pembelajaran IPS di salah satu sekolah dasar yakni SDN 13 Pemecutan menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang masih tergolong rendah.hasil belajar peserta didik di SDN 13 Pemecutan dari tahun ke tahun memang mengalami peningkatan rataratanya, namun dalam beberapa mata pelajaran tertentu khusunya IPS, hasil belajar peserta didik masih belum optimal.hasil belajar IPS siswa sebelumnya tahun pembelajaran 2013/2014 masih di bawah standar ketuntasan 70 dan standar ketuntasan kelas sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 13 Pemecutan tahun 2011/2012. Dokumen penilaian ulangan harian, UTS, dan UKK (ulangan kenaikan kelas), menunjukkan bahwa dari 33 siswa, yang nilainya tuntas ( 70) hanya 13 orang, dan dari siswa yang tuntas hanya 4 orang yang mendapatkan nilai baik ( 80). Salah satu penyebab belum baiknya hasil belajar peserta didik adalah karena guru belum tepat dalam menggunakan strategi pembelajaran yang cocok untuk situasi dan kondisi peserta didik, baik yang berhubungan dengan kondisi psikologis, tingkat perkembangan peserta didik, kondisi kemampuan peserta didik, dan kondisi sosial peserta didik. Permasalahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang masih rendah seperti tersebut di atas, bukan semata disebabkan oleh kemampuan siswa yang rendah, namun perlu dikaji secara mendalam untuk mencari akar permasalahannya sehingga ditemukan hal paling mendasar dan berpengaruh yang menyebabkan hasil belajar siswa tersebut rendah. Setelah diadakan identifikasi permasalahan, diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 13 Pemecutan

3 yaitu: 1) dalam merencanakan pembelajaran, guru belum memperhatikan dengan serius tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, 2) pembelajaran masih didominasi oleh peran guru di dalam kelas sehingga terkesan pembelajaran berpusat pada guru, 3) penggunaan media dan metode pembelajaran masih belum variatif, dan 4) peserta didik belum mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Pokok permasalahan yang dapat disimpulkan dari faktor-faktor penyebab tersebut di atas adalah guru kurang kemampuan guru menguasai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran mestinya melibatkan semua aspek kehidupan peserta didik yaitu pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan, dan persepsi masa depan. Jadi guru harus mampu memadukannya melalui pemilihan model pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dengan melibatkan semua aspek kehidupannya. Mengatasi permasalahan di atas, perlu dicarikan solusi pemecahan permasalahan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan pula. Guru perlu mengkondisikan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk merangsang keterlibatan semua aspek kehidupan siswa. Untuk mengetahu perubahan ke arah yang lebih baik, maka dipandang perlu dilakukan penelitian. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah PembelajaranQuantum Teaching yang berbasis Experiential Learning. Penerapan Quantum Teaching diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, demokratis dan dinamis. Sedangkan Experiential Learning lebih menekankan pada pembelajaran bermakna, di mana siswa diajak mengalami langsung apa yang diajarkan, sehingga siswa lebih kuat dalam mengkrontuksi dan mengembangkan konsep-konsep pengeta Berdasarkan uraian di atas, maka sangat tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudulpengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 13 Pemecutan Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN 13 Pemecutan, dengan populasi penelitian adalah siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model quantum teaching berbasisexperiential learning terhadap hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini dilakukan dengan memanipulasi variabel bebas yaitu model quantum teaching berbasis experiential learning, dan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 13 Pemecutan. Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti langsung dalam mengajar, baik di kelas kontrol dan juga di kelas eksperimen. Guru kelas dan Guru Mata Pelajaran IPS akan terus mendampingi dari awal kegiatan eksperimen sampai berakhirnya eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi experimental design). Desain eksperimen semu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random yang disebut dengan desain nonequivalent control group design(sugiyono,2008:116). Penelitian ini didahului dengan pengacakan atau random kelas eksperimen dan kontrol. Pretest pada penelitian ini adalah analisis hasil nilai ulangan umum IPS Semester I yang dilakukan untuk menyetarakan seluruh populasi. Post test dalam penelitian ini berfungsi untuk menentukan hasil belajarnya. Langkahlangkah yang ditempuh pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir eksperimen. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran eksperimen. Adapun tahapan-tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Pada tahap persiapan eksperimen langkah kegiatan yang dilakukan adalah: 1)

4 menyusun RPP dan mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti media, sumber belajar, LKS, alat peraga, silabus, kurikulum, 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar IPS siswa; dan 3) melakukan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar IPS. Pada tahap pelaksanaan eksperimen yang dilakukan adalah: 1) menentukan sampel penelitian dari populasi yang telah ditentukan yakni siswa kelas V semester 2 SDN 13 Pemecutan, 2) membagi populasi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pengundian, 3) melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran model quantum teaching berbasis experiential learning, dan memberikan perlakuan kepada kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional. Pada tahap akhir eksperimen yang dilakukan adalah: 1) memberikan pos tes baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen, 2) mengumpulkan hasil tes untuk dipakai data dalam penyusunan hasil penelitian, dan 3) menganalisis semua data yang telah terkumpul. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 13 Pemecutan yang terdiri atas dua kelas yaitu kelas VA dan VB dengan jumlah seluruhnya 80 siswa. Berdasarkan karakteristik populasi, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Untuk mengetahui kesetaraan kelas yang dijadikan penelitian dilakukan dengan menganalisis hasil belajar IPS siswa berupa hasil ulangan umum yang digunakan sebagai pre-test.uji yang digunakan untuk menganalisis kesetaraan kelas adalah uji t. Sebelum dilaksanakan uji t untuk menganalisis kesetaraan kelas, harus dilaksanakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji signifikansi adalah jika t hitung < t tabel, maka h 0 diterima (gagal ditolak) dan h a ditolak, sebaliknya jika t hitung t tabel, maka h 0 dan h a diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = n 1 + n 2 2. Setelah kelas dinyatakan setara, untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara random atau acak berupa pengundian. Yang di random atau diacak adalah kelas dan tidak dilakukan pengacakan individu.pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa SDN 13 Pemecutan kelas VA semester II sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB semester II sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat bahwa x 2 hit siswa kelas V A adalah 10,46 lebih kecil daripada x 2 tabel yaitu 11,070 (x 2 tabel= 11,070 >x 2 hit= 10,46), yang berarti sebaran data ulangan umum IPS siswa kelas V A berdistribusi normal. Pada tabel juga terlihat bahwa x 2 hit siswa kelas V B adalah 4,54 lebih kecil daripada x 2 tabel yaitu 11,070 (x 2 tabel= 11,070 >x 2 hit= 4,54), yang berarti sebaran data ulangan umum IPS siswa kelas V B berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh besarnya F hitung = 1,04 yang kemudian dibandingkan dengan F tabel. Derajat kebebasan pembilang 42 1= 41 dan derajat kebebasan penyebut 38 1= 37 dengan taraf signifikansi 5% maka diperoleh F tabel = 1,71 yang berarti nilai (F hitung =1,04< F tabel = 1,71). Uji signifikansi adalah jika t hitung < t tabel maka kedua kelompok kelas dinyatakan setara, sebaliknya jika t hitung t tabel maka kedua kelompok dinyatakan tidak setara. Pengujian dilaksanakan berdasarkan taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan derajat dk = n 1 + n 2 2. Hasil uji kesetaraan antara kedua kelompok kelas sampel sebagai berikut.

5 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Kesetaraan pada Taraf Signifikansi 5% dan dk = 78. Pre Test Sampel Nilai Ratarata Nilai Ulangan Umum IPS Kelas V B 44,09 Nilai t hitung Nilai t tabel Kelas V A 45,95 0,62 2,000 Diterima Ditolak Ho Ha Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif, di mana data yang dikumpulkan berupa data-data berbentuk angka atau numerik.data yang dimaksud adalah data hasil belajar IPS siswa.data ini dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar IPS. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar adalah tes hasil belajar IPS berupa tes pilihan ganda dengan 4 pilihan dan 1 butir pilihan benar.jumlah soal adalah 30 butir, setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap yang telah diperoleh dalam pembelajaran IPS di kelas V terutama dalam ranah kognitif.setiap item soal diberikan skor satu bila siswa menjawab dengan benar, dan skor nol untuk siswa yang menjawab salah.jenis data tes hasil belajar ini termasuk data primer dan sifat data termasuk data kuantitatif. Tahapan dalam penyusunan instrumen penelitian (tes hasil belajar) meliputi: 1) penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar IPS, 2) uji coba instrumen/tes. Suatu tes untuk mengevaluasi hasil belajar disebut baik jika materi yang terkandung dalam butir- butir tes tersebut dapat mewakili seluruh materi yang telah dipelajari siswa. Supaya tes yang dirancang tidak menyimpang dari bahan materi pembelajaran serta aspek kejiwaan tingkah laku yang akan dicakup dalam tes maka dibuat sebuah tabel spesifikasi. Tabel spesifikasi juga disebut grid, kisi- kisi atau blue print test. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perincian materi dan tingkah laku beserta imbangan atau proporsi yang dikehendaki oleh penilai.tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan soal (Arikunto, 2009: 185). Kisi- kisi tes hasil belajar dan uji coba instrument terdiri dari 50 soal objektif. Sebelum tes ini dijadikan instrumen yang tepat dalam pengumpulan data, maka terlebih dahulu harus diujicobakan, Tujuannya untuk mengetahui tingkat validitas, daya beda, tingkat kesukaran serta reliabilitas sehingga tes ini kemudian menjadi alat pengumpul data yang baik. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya.artinya tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Sudjana, 2011:13). Uji validitas isi ini dilakukan dengan membuat blue print a Validitas tes objektif digunakan melalui analisis butir berdasarkan koefesien korelasi point biserial (r pbi ), karena tes bersifat dikotomi. tau kisi-kisi soal. Nilai yang diperoleh (r hitung) kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, jika r hitung > r tabel, maka tes dikategorikan valid. Dari hasil perhitungan uji validitas tes uji coba hasil belajar IPS, dari 50 butir soal yang diujikan kepada 44 responden diperoleh 38 butir soal yang valid dan 12 butir soal yang tidak valid. Pada tabel di atas jika dilihat dari tingkat kesukaran soal, maka soal yang bernilai sukar berjumlah 5 soal yaitu butir nomor 3, 6, 18, 27, 29. Butir soal yang bernilai sedang berjumlah 29 yaitu butir nomor 2, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 32, 33,34, 35, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50. Untuk soal yang bernilai mudah berjumlah 4 butir yaitu butir nomor 9, 28, 30, 49. Daya pembeda (DP) diartikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut dapat membedakan antara testee (siswa) yang mengetahui jawaban dengan benar, dengan testee (siswa) yang menjawab salah (tidak dapat menjawab soal dengan benar).secara sederhana dapat dikatakan bahwa DP adalah kemampuan butir soal untuk membedakan

6 testee atau siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan testi/siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan indeks diskriminan yang bernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila indeks > 0 dan mendekati 1,00 maka daya pembeda dikatakan semakin baik, sebaliknya jika indeks 0 dan mendekati - 1,00 maka daya pembeda dikatakan jelek. Indeks diskriminasi butir soal bernilai negatif (0,00 sampai dengan -1,00) berarti kelompok testi kurang mampu, banyak yang menjawab benar, dan kelompok testi pandai banyak menjawab salah. Sedangkan jika butir soal memiliki indeks diskriminan 0,00 berarti butir soal tidak memiliki daya pembeda, artinya banyak siswa pandai maupun kurang mampu yang menjawab benar sama jumlahnya. Rumus untuk menentukan daya pembeda (DP) adalah sebagai berikut DP = (Winarsunu, 2010:86). Dari 38 butir soal yang valid, selanjutnya dilakukan uji daya beda untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testee (siswa) yang menjawab benar dengan siswa yang menjawab salah.hasil uji daya beda pada 38 butir tes soal objektif dengan jumlah testee 44 orang maka diperoleh skor total setiap testee. Hasil pengurutan atas peringkat 44 testee, setelah diurutkan kemudian ditentukan jumlah kelompok atas dan kelompok bawah dengan cara mengalikan jumlah keseluruhan testee dengan 27%. Berdasarkan hasil analisis diperoleh daya pembeda soal yang berkisar antara 0,00< DP 0,70, dan berarti memiliki klasifikasi daya pembeda soal dari yang jelek sampai dengan baik. Tingkat kesukaran merupakan kesanggunapan atau kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan.tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab benar butir soal yang diberikan.sedangkan tingkat kesukaran perangkat tes adalah bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testi yang dapat menjawab seluruh tes tersebut. Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dalam bilangan yang disebut dengan indeks kesukaran difficulty index. Indeks kesukaran nilainya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks 0,00 berarti soal tersebut sangat sukar, sebaliknya jika indeks mendekati 1,00 berarti soal tersebut semakin mudah. Berdasarkan hasil analisis, dari 38 butir soal yang diuji indeks kesukarannya diperoleh indeks kesukaran butir tes berkisar antara 0,00< IK 1,00. Ini berarti soal memiliki klasifikasi sukar, sedang sampai mudah.disamping itu berdasarkan hasil analisis indeks kesukaran perangkat tes diperoleh IKP tes sebesar 0, 456 sehingga indeks kesukaran perangkat tes tergolong sedang. Uji reliabilitas dilakukan pada butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah uji validitas.uji reliabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen.tes dikatakan reliabel jika r 11 (koefesien yang didapat dari hasil penghitungan lebih besar dari koefesien yang terdapat pada tabel harga kritis dari r tabel (r 11 >r tabel ). Analisis perhitungan uji reliabilitas, diperoleh hasil koefisien reliabilitas butir soal tes uji coba hasil belajar IPS siswa sebesar 1, 006 sehingga koefisien reliabilitas lebih besar daripada koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari r tabel (r 11 (1,006) > r tabel (0,312) ). Hal ini berarti tes uji coba hasil belajar IPS siswa tergolong reliabel dan dianggap layak untuk digunakan pada penelitian. Berdasarkan hasil analisis uji validitas, daya beda, indeks kesukaran dan reliabilitas tes uji coba instrumen yang telah dilakukan, dari 50 butir soal yang diujikan terhadap 44 responden diperoleh 38 butir soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Maka dari itu, kisi- kisi soal tes uji coba hasil belajar IPS dirubah menjadi kisi- kisi soal tes hasil belajar IPS serta soal tersebut menjadi instrumen untuk menjaring data tes hasil belajar IPS siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran data kelompok eksperimen penelitian ini yaitu hasil belajar siswa

7 kelas VA SDN 13 Pemecutan. Kelompok eksperimen memperoleh rata- rata 64,73, standar deviasi 12,28 dan banyak subyek 38 siswa. Sebaran data kelompok kontrol pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas VB SDN 13 Pemecutan. Kelompok kontrol memperoleh rata- rata 57,95, standar deviasi 13,29 dan banyak subyek 42 siswa. Pada uji prasyarat yang dilakukan ada dua yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians.uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Uji normalitas kelompok eksperimen menggunakan Chi-Square 2 dengan rumus sebagai berikut X h = (Winarsunu, 2010:88). Berdasarkan proses perhitungan diperoleh x 2 hit= 4, 3504, sedangkan untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh x 2 tabel =x 2 0,05;5= 11,07, karena x 2 tabel>x 2 hit maka berarti sebaran data hasil belajar IPS siswa kelas VA SDN 13 Pemecutan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas kelompok kontrol menggunakan Chi-Square.Berdasarkan proses perhitungan diperoleh x 2 hit= 4,672, sedangkan untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh x 2 tabel =x 2 0,05;5= 11,07, karena x 2 tabel>x 2 hit maka berarti sebaran data hasil belajar IPS siswa kelas VB SDN 13 Pemecutan pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini dilakukan dengan uji F. Varians kelompok eksperimen= 151,01. Varians kelompok kontrol = 176,77.Jadi besarnya F hitung = 1,17, nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Derajat kebebasan pembilang 42-1 = 41 dan derajat kebebasan penyebut 38-1=37 dengan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh F tabel = 1,71. Ini berarti nilai F hitung <F tabel, maka Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan varians atau harga varians homogen. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t-test.hasil yang diperoleh t hitung adalah 2,40. Setelah memperoleh t hit, selanjutnya harus ditentukan besar t tabel. Tabel dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu dk (derajat kebebasan).sehingga diperoleh nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 78 adalah 2,000. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima (gagal ditolak) dan Ha ditolak, sebaliknya jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh t hitung sebesar 2,40 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 78 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,000 yang berarti t hitung > t tabel maka hipotesis nol yang diajukan ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Sehingga dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SDN 13 Pemecutan. Pada penelitian ini dipaparkan pembahasan tentang deskripsi umum hasil analisis yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SD Negeri 13 Pemecutan. Model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning menunjukkan proses yang lebih optimal dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitian pada nilai rata- rata post test IPS siswa. Nilai rata- rata siswa kelompok eksperimen adalah 64,73 sedangkan nilai rata- rata kelompok kontrol adalah 57,95 yang membuktikan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning memberikan

8 kontribusi positif terhadap hasil belajar IPS siswa dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.hal tersebut disebabkan oleh karakteristik pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning mengutamakan proses belajar mengajar yang dinamis dengan memasukkan unsurunsur penting yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar menukar informasi terkait materi pembelajaran antara guru dan siswa. Pada penelitian ini model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning mengkondisikan siswa untuk belajar melalui pengalaman yaitu mengalami langsung materi pembelajaran yang diterima pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning dalam proses pelaksanaannya menerapkan sintak- sintak yang teratur dan jelas sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Model pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Experiential Learning terdiri atas enam sintak yaitu tahap tumbuhkan, tahap alami kegiatan, tahap namai dan debriefing, tahap demonstrasi, tahap ulangi dan merangkum serta tahap rayakan dan evaluasi. Sintak yang pertama yaitu tahap tumbuhkan. Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya, menumbuhkan minat dan motivasi kepada siswa, memberikan pertanyaan- pertanyaan yang merangsang siswa untuk mengeksplorasi konsep yang dikuasai oleh siswa, menyebutkan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini siswa menjawab pertanyaan guru secara seksama dan memotivasi diri untuk siap melaksanakan kegiatan pembelajaran secara mandiri. Sintak yang kedua yaitu tahap alami kegiatan.siswa membentuk kelompokkelompok diskusi secara heterogen, siswa mengerjakan tugas yang sudah diberikan guru secara berkelompok.pada tahap ini guru memberikan kesempatan siswa untuk membentuk kelompok diskusi secara mandiri dan memberikan kegiatan mengerjakan tugas secara berkelompok. Sintak yang ketiga yaitu tahap namai dan debriefing. Guru menugaskan siswa secara berkelompok untuk menjawab soal kelompok dan menyusun jawaban dari permasalahan yang diberikan, memberikan tanya jawab secara berkelompok untuk memahami hubungan kata kunci konsep dengan masalah dengan berbantuan media gambar, menugaskan siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok pada batas waktu yang ditentukan. Pada tahap ini, siswa mampu untuk mengetahui konsep- konsep jawaban dari materi permasalahan yang diberikan guru diawal berbantuan media gambar dan mengumpulkan tugas kelompok secara tepat waktu. Sintak yang keempat yaitu tahap demonstrasi.siswa mempersiapkan diri untuk berdiskusi antar kelompok belajar, guru menugaskan perwakilan dari setiap kelompok untuk mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok sesuai dengan kategori konsep yang sudah diberikan. Sintak yang kelima yaitu tahap ulangi dan merangkum. Guru memberikan kesempatan bagi anggota kelompok lain menanggapi hasil diskusi dari kelompok presentasi, memfasilitasi dan memberikan kesempatan siswa secara berkelompok untuk merangkum dan menyimpulkan kembali dari awal hingga akhir materi pembelajaran dari hasil diskusi secara benar. Pada tahap ini, siswa dari anggota kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengulang setiap hasil diskusi dari kelompok presentasi serta merangkum dan menyimpulkan kembali dari awal hingga akhir materi pembelajaran. Sintak yang keenam yaitu tahap rayakan dan evaluasi. Siswa kembali ditugaskan untuk mengecek hasil diskusi antar kelompok belajar dan menerima umpan balik dari guru, guru memberikan pujian dan motivasi bagi kelompok belajar yang menjawab soal dengan benar, guru memberikan penguatan bagi kelompok belajar yang menjawab soal dengan salah, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap dasar teori secara keseluruhan dengan memberikan tes individu.

9 Hasil belajar post test IPS siswa secara keseluruhan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,40 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 78 diperoleh t tabel = 2,000 yang berarti (t hitung = 2,40 > t tabel = 2,000) sehingga dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SDN 13 Pemecutan. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh nilai rata- rata siswa kelompok eksperimen adalah 64,73 sedangkan nilai rata- rata siswa kelompok kontrol adalah 57,95 yang berarti ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learningterhadap hasil belajar IPS siswa SDN 13 Pemecutan. Keunggulan model pembelajaran Quantum Teaching berbasis Experiential Learning adalah memudahkan aspek proses belajar mengajar dan mengoptimalkan aspek produk hasil pembelajaran tersebut. Siswa secara berkelompok aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri dan mandiri dengan mengalami langsung proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa akan berlangsung lama dan langgeng dalam ingatan siswa. Sementara disisi lain, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan berdasar kebiasaan, pembelajaran ini merupakan pembelajaran tradisional serta mempersiapkan siswa untuk belajar secara individu sehingga siswa kurang mampu untuk menumbuhkan karakteristik kerjasama, tidak mampu bersosialisasi dengan teman serta tidak mampu belajar menghargai pendapat temannya yang lain. Oleh karena itu, hasil belajar IPS siswa pada kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran model Quantum Teaching berbasis Experiential Learning. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka simpulan penelitian ini sebagai berikut. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran quantum teaching berbasis experiential learning dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 13 Pemecutan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan hasil perhitungan nilai t hitung = 2,40 dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 78 diperoleh t tabel = 2,000 (t hitung = 2,40 > t tabel = 2,000). Disamping itu juga terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran quantum teaching berbasis experiential learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 13 Pemecutan Tahun 2013/ 2014 yang tertera pada nilai rata- rata hasil belajar IPS yang diperoleh oleh kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran quantum teaching berbasis experiential learning adalah 64,73 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata- rata hasil belajar IPS yang diperoleh kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional adalah 57,95. Kepada guru agar mampu untuk menerapkan inovasi pembelajaran yaitu model pembelajaran quantum teaching berbasis experiential learning sehingga siswa mampu secara berkelompok aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri dan mandiri dengan mengalami langsung proses pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai. Kepada siswa hendaknya belajar melalui pengalaman yaitu mengalami langsung materi pembelajaran yang diterima pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga materi pembelajaran yang dibelajarkan akan berlangsung langgeng dalam ingatan. Kepada sekolah diharapkan selalu memperkaya dan mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif di kelas- kelas tidak hanya pada pembelajaran IPS tetapi juga pada bidang studi lainnya.

10 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Winarsunu Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF BERBASIS INTEGRATIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SEMESTER I SEKOLAH DASAR GUGUS R.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF BERBASIS INTEGRATIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SEMESTER I SEKOLAH DASAR GUGUS R. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF BERBASIS INTEGRATIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SEMESTER I SEKOLAH DASAR GUGUS R.A KARTINI Ida Ayu Adisti Ligianing Putri 1, I Ketut Ardana 2, Ni Nyoman

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V Frienda Wimadwi Permastya, K.Y. Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017 PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017 Putu Dian Cita Resty 1, I Nengah Suadnyana 2, I Komang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN TIARA MUHARANI NIM F37011007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD Ahmad Fauzi, Sugiyono, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: Ahmadfauzi_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD Ira Trianty, Budiman Tampubolon, Asmayani Salimi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email:

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh YULIANA CINCU NIM F37010065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA CETAK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS V MENGWI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA CETAK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS V MENGWI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA CETAK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS V MENGWI Putu Ayu Satya Dewi 1, I Wayan Darsana 2, Ni Wayan Suniasih 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi experiment. Desain ini akan mengukur pengaruh metode simulasi pada materi sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design. Adapun pola desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS Yulita Dewi Purmintasari, Ayu Lestari Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS YULITA DEWI PURMINTASARI, AYU LESTARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian penulis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh BASILISA NUARI DEANA AMOY NIM F32110038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di SMPN 3 Selat di Kuala Kapuas, Desa Terusan Karya Kecamatan Bataguh Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Desain penelitian merupakan cara atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MARIA LENI NIM F37010006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM THE INFLUENCE OF LEARNING MODEL OF THE REVERSE (RECIPROCAL

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan Bernung 1 Gedong Tataan Pesawaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan Penelitian Quasi Eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV I Nengah Suardika 1, Ida Bagus Gede Surya Abadi 2, I Nengah Suadnyana 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus s.d. 26 September 2013. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika. PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBER III NO. 162 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Anif

Lebih terperinci

NURMALIATI

NURMALIATI PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DENGAN TIPE THINK PAIRS CHECK PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NURMALIATI lia.pascaunp@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E BERBANTUAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) KELAS XI IPA MAN 2 LOMBOK TENGAH JURNAL

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) Novia Nalom Larasati Email: vhia_luv321@yahoo.com No Hp 0857 6824 9824 I Komang Winatha

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS LETDA MADE PUTRA Ni Pt. Krisnayati 1, I Kt. Adnyana Putra 2, I Wyn. Wiarta 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu 50 BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (Berpikir Berpasangan Berbagi) terhadap hasil belajar siswa pada Kompeteni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. PENGGUNAAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL KARTU ARISAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: ADHA NIM F 370006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD Rahajeng Dyah Respati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, terdiri dari dua kata yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci