PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DI DINAS PERIKANAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

Transkripsi

1 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DI DINAS PERIKANAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Oleh : R. Albaar Rizqo ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut 1). Apakah komunikasi interpersonal dan kepemimpinan Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan? 2). Apakah Komunikasi interpersonal Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan? 3). Apakah kepemimpinan Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan? Hasil penelitian menunjukkan hasil 1). Komunikasi interpersonal dan Kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. 2). Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. 3). Kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. Kata Kunci : komunikasi interpersonal, kepemimpinan dan budaya organisasi

2 1. Pendahuluan Latar Belakang Perubahan-perubahan otonomi daerah menyebabkan terjadinya perubahan pada budaya organisasi pemerintah daerah. Tidak hanya pemerintah daerah tetapi juga SKPD- SKPD yang berada di bawahnya akan mengalami perubahan tersebut. Perubahan budaya organisasi pemerintah ini menuntut pimpinan dapat melakukan perubahan, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dibutuhkan kepemimpinan yang baik agar budaya organisasi dapat berjalan dengan baik, dan instansi pemerintah dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Dari kondisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi. Untuk dapat membudayakan budaya organisasi maka seorang pemimpimpin harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi secara interpersonal kepada bawahannya. Pemimpim harus dapat mensosialisikan menerapkan budaya organisasi kepada bawahannya. Komunikasi ini sangat efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, pimpinan mengetahui tanggapan bawahan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, pimpinan mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Kondisi ini juga terjadi pada Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dimana perubahan dalam peraturan-peraturan pemerintah menuntut Kepala Dinas untuk dapat melakukan perubahanperubahan untuk mengikuti peraturah yang ada. Kondisi ini juga akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan. Untuk dapat merubah budaya organisasi agar sesuai dengan peraturan dan kondisi yang ada maka Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan harus mempunyai komunikasi interpersonal yang baik agar dapat menjalankan peran dan tugasnya serta mengarahkan bawahannya untuk bekerja sesuai dengan kondisi dan tuntutan yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh komunikasi interpersonal dan kepemimpinan Kepala Dinas terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah komunikasi interpersonal dan kepemimpinan Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan? 2. Apakah Komunikasi interpersonal Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan? 3. Apakah kepemimpinan Kepala Dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi di Dinas

3 Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal dan kepemimpinan Kepala Dinas terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal Kepala Dinas terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi kepemimpinan Kepala Dinas terhadap budaya organisasi di Dinas Perikanan Selatan 2. Tinjauan Pustaka Komunikasi Dalam suatu organisasi komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam kelompok atau organisasi yaitu pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi, dan informasi (Robbins; 2006; 393). a. Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. Bila karyawan, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Tetapi komunikasi informal juga mengendalikan perilaku. Bila kelompok-kelompok kerja menggoda atau melecehkan anggota yang memproduksi terlalu banyak (dan menvebabkan yang lain-lain terlihat buruk), mereka secara informal berkomunikasi, dan mengendalikan, perilaku anggota itu. b. Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang di bawah standar. Kita sudah melihat kondisi ini berlaku dalam tinjauan-ulang mengenai teori penentuan-sasaran dan penguatan dalam. Penyusunan sasaran yang spesifik, umpan balik terhadap kemajuan ke arah sasaran, dan dorongan ke perilaku yang diinginkan merangsang motivasi dan menuntut komunikasi. c. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental di mana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

4 d. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. e. Tidak satupun dari keempat fungsi ini yang harus dipandang sebagai hal yang lebih penting daripada yang lain. Agar berkinerja secara efektif, kelompok perlu mempertahankan beberapa macam pengendalian terhadap anggotanya, merangsang para anggota untuk berkinerja, menyediakan sarana untuk pengungkapan emosi, dan membuat pilihan-pilihan keputusan Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah: a. Percaya (trust), Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktorfaktor sebagai berikut: 1). Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten. 2). Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk. 3). Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul. b. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu: 1). Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya. 2). Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai tujuan. 3). Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam. 4). Empati: menganggap orang lain sebagai persona. 5). Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan. 6). Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.

5 c. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional. Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). Kepemimpinan Daf (2005: 5) mendefinisikan kepemimpinan (leadership) adalah suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut (followers). Kemudian Gibson (2006: 79) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Masih berhubungan dengan pengaruh, Ken Blanchard yang dikutip (Caroselli, 2000: 9) menyatakan bahwa kunci untuk kepemimpinan hari ini adalah pengaruh bukan kekuasaan selanjutnya ia mengatakan para pemimpin tahu bagaimana mempengaruhi orang-orang dan membujuk mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang tinggi. Yukl (2005; 45) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lainlain tentang legitimasi pengaruh. Menurut Terry (Miftah; ; 2004; 259) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses dari aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan. Terdapat tiga kemampuan dasar yang menentukan efektivitas kepemimpinan menurut Kazt (Davis: 2004; ),. 1. Technical skills, yaitu: kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau teknik teknik, atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan, serta teknik pengetahuan yang spesifik. 2. Human skills, yaitu: kecakapan pemimpin untuk bekerja secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerjasama di lingkungan kelompok yang dipimpinnya. 3. Conceptual skills, yaitu kemampuan seorang pemimpin melihat organisasi sebagai satu keseluruhan. Kinerja Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa. Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya. Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas

6 anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilainilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik. Indikator dari budaya organisasi adalah sebagai berikut (Robbins; 2006; 725): 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko. 2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail. 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi. 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indviduindividu. 6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai. 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan Kerangka Pemikiran Gambar 1 Kerangka Pemikiran Komunikasi Interpersonal (X1) Kepemimpinan (X2) Hipotesis Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atasmaka hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga komunikasi interpersonal dan kepemimpinan kepala dinas berpengaruh terhadap budaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 2. Diduga komunikasi interpersonal kepala dinas berpengaruh terhadap budaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 3. Diduga kepemimpinan kepala dinas berpengaruh terhadap budaya organisasi Dinas Budaya Organisasi (Y)

7 Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 3. Metodologi Penelitian Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Kantor Kecamatan Tanjung Batu. Penelitian ini mengamati dan menganalisis adalah pengaruh komunikasi interpersonal (X1) dan kepemimpinan (X2) terhadap Budaya organisasi pegawai negeri sipil (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah komunikasi interpersonal camat (X1) dan kepemimpinan (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah budaya organisasi pegawai negeri sipil Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel-variabel bebas yang terdiri dari pengaruh komunikasi interpersonal camat (X1) dan kepemimpinan (X2) dengan variabel terikat yaitu budaya organisasi pegawai negeri sipil (Y), serta untuk menguji hipotesishipotesis yang telah dirumuskan. Populasi dan Sampel Populasi dari responden dalam penelitian ini adalah pegawai pada Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Menurut Haryono (2004: 98) populasi adalah totalitas dari objek atau individu yang memiliki karakterisktik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah pegawai negeri sipil Kantor Kecamatan Tanjung Batu. Menurut Istijanto (2002: 109) jika populasi relatif kecil atau kurang dari 200 orang maka keseluruhan populasi akan diambil sebagai responden penelitian, metode ini disebut dengan metode sampel jenuh atau metode sensus. Teknik Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, metode ini merupakan suatu metode analisa data yang menggunakan angka-angka agar pemecahan masalah dapat dihitung secara pasti dengan perhitungan matematik. Alat analisis kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah: Analisis Regresi Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang diajukan, alat teknis analisis statistika yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, sehingga metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 Dimana: Y = Budaya organisasi Pegawai negeri sipil a = Konstanta b1,b2 = Koefisien regresi X1 = Komunikasi interpersonal X2 = Kepemimpinan 4. Hasil Penelitian Hasil perhitungan juga menunjukka hasil persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0, ,248X 1 + 0,608X 2

8 Nilai konstanta adalah 0,791 yang berarti jika nilai komunikasi interpersonal dan kepemimpinan sama dengan 0 maka nilai budaya organisasi sama dengan 0,791 hasil ini juga menunjukkan bahwa jika tidak ada komunikasi interpersonal dan kepemimpinan maka budaya organisasi adalah sangat tidak baik sebab nilainya sudah di bawah skala 1. Nilai koefisien regresi X 1 adalah 0,248 yang berarti bahwa jika nilai komunikasi interpersonal naik sebesar 1 satuan skor sedangkan nilai kepemimpinan tetap maka nilai budaya organisasi naik sebesar 0,248 begitu juga sebaliknya jika nilai komunikasi interpersonal turun sebesar 1 satuan skor sedangkan nilai kepemimpinan tetap maka nilai budaya organisasi turun sebesar 0,248. Nilai koefisien regresi X 2 adalah 0,608 yang berarti bahwa jika nilai kepemimpinan naik sebesar 1 satuan skor sedangkan nilai komunikasi interpersonal tetap maka nilai budaya organisasi naik sebesar 0,608 begitu juga sebaliknya jika nilai kepemimpinan turun sebesar 1 satuan skor sedangkan nilai komunikasi interpersonal tetap maka nilai budaya organisasi turun sebesar 0,608 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini di dapat dari perhitungan uji t, dimana nilainya lebih kecil dari α. Pengaruh Komunikasi interpersonal terhadap budaya Selatan adalah positif yang ditunjukkan dari koefisien regresi yang positif. Nilai positif berarti bahwa jika komunikasi interpersonal nilainya naik maka nilai budaya organisasi juga naik, begitu juga sebaliknya jika komunikasi interpersonal nilainya turun maka nilai budaya organisasi juga turun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini di dapat dari perhitungan uji t, dimana nilainya lebih kecil dari α. Pengaruh Kepemimpinan terhadap budaya Selatan adalah positif yang ditunjukkan dari koefisien regresi yang positif. Nilai positif berarti bahwa jika kepemimpinan nilainya naik maka nilai budaya organisasi juga naik, begitu juga sebaliknya jika kepemimpinan nilainya turun maka nilai budaya organisasi juga turun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dan kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya Selatan. Hasil ini di dapat dari perhitungan uji F, dimana nilainya lebih kecil dari α. Hubungan komunikasi interpersonal dan kepemimpinan dengan budaya Selatan adalah sangat erat, dimana hasil ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai 1 dan pengaruhnya juga relatif tinggi.

9 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Komunikasi interpersonal dan Kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. Selain itu hubungan antara Komunikasi interpersonal dan Kepemimpinan dengan budaya organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah sangat erat, nilai ini didapat dari hasil yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. 2. Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap budaya organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap budaya organisasi adalah positif yang nilainya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang positif. 3. Kepemimpinan berpengaruh terhadap budaya organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa pengaruhnya signifikan. Pengaruh kepemimpinan terhadap budaya organisasi adalah positif yang nilainya ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang positif. Saran Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan di atas maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Pihak Dinas Perikanan Selatan dapat diberikan pelatihan-pelatihan kepada pemimpin mengenai suatu pekerjaan yang akan menjadi koordinasinya. Selain itu juga pemimpin di Dinas Perikanan Selatan sebaiknya juga mendapat pelatihan-pelatihan mengenai komunikasi interpersonal, sehingga ia akan benar-benar mempunyai kemampuan memimpin yang baik. 2. Pihak Dinas Perikanan Selatan sebaiknya lebih intens membangun kerjasama diantara bawahan dengan dengan bawahan maupun dengan

10 pimpinan sehingga hasil kerja yang dihasilkan benar-benar maksimal. Selain itu sebaiknya pihak Dinas Perikanan Selatan dapat memberikan pelatihan-pelatihan mengenai kepemimpinan pegawai negeri sipil maupun pelatihan effective team buiding sehingga dapat membangun suatu tim kerja yang benar-benar dapat berkoordinasi penyelesaian pekerjaan dengan baik. 3. Pihak Dinas Perikanan Selatan sebaiknya dapat memberikan pengertian dan menekankan pentingnya pelayanan yang baik kepada masyarakat, selain itu juga sebaiknya pegawai-pegawainya juga diberikan pelatihan mengenai pelayanan prima. Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina, Salemba Empat, Jakarta Djokosantoso, Moeljono Budaya Organisasi dalam Tantangan, PT Alex Media Komputindo, Jakarta Gibson, James L, Jhon, dan James H. Donnely Organisasi dalam Perilaku. Diterjemahkan oleh Agus Dharma, Erlangga, Jakarta Greenber, Baron, 1997, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh Terjemahan, Erlangga, Jakarta Istijanto, 2005, Metodelogi Penelitian Sumber Daya Manusia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Keban, Yeremias T Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik; Konsep, Teori dan Isu, Ghalia Indonesia, Jakarta Kreitner, Robert, Kinicki, Robert, 2003,Perilaku Organisasi, Jakarta; Salemba Empat Daftar Pustaka Daft, Richard L Management (Manajemen), Buku Kesatu, Cetakan Keenam, Penterjemah : Diana Angelica, Salemba Empat, Jakarta Management (Manajemen), Buku Kedua, Edisi Keenam, Penterjemah : L. Mathis, Robert, 2006, Human Resources Management, Salemba Empat, Jakarta Mangkunegara. Anwar Prabu Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Bandung Nasution, 2009, Metodologi RisetRefika Aditama, Bandung

11 Nawawi, Hadari, 2005, Kepemipinan Mengefektifkan Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Pabundu, Tika, H. Moh Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta Santoso, Singgih Program SPSS Statistik Aplikasi, Alex Media, Jakarta Sedarmayanti Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, CV. Mandar Maju, Bandung