BIOLA ARJUNA. Posted on October 11, 2010 by admin. Oleh Ahmad Ijazi H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIOLA ARJUNA. Posted on October 11, 2010 by admin. Oleh Ahmad Ijazi H"

Transkripsi

1 BIOLA ARJUNA Posted on October 11, 2010 by admin Oleh Ahmad Ijazi H Alunan Melodi terdengar merdu menari-nari di selaput kerinduan maha agung yang menggelora. Menaburkan kelopak-kelopak nada yang saling bercumbu dalam getar dawai yang dikecup oleh gesekan jemari lentik seorang Arjuna. Ada pesona yang selalu menyulam senyum di antara gelombang cinta dan desahan hasrat yang saling berkejaran dalam taman bawah sadar, saat alunan melodi itu terus menghembuskan nada-nada indah yang senantiasa mewangi abadi menghiasi sayap-sayap mimpi *** Betapa gemar Arjuna memainkan biola. Baginya alat musik yang dimainkan dengan cara digesek itu memiliki daya tarik tersendiri dibanding alat musik yang lainnya. Setiap petang menjelang, Arjuna tak pernah lupa melatih biolanya itu. Sepertinya biola itu sudah menjadi bagian dari hidupnya. Tapi Arjuna merasa cara memainkan biolanya masih belum sebagus ayah. Arjuna selalu dibuat terkesima dan terkagum-kagum saat melihat ayah memainkan biola. Alunan musik yang keluar dari biola yang digesek ayah terdengar begitu halus dan merdu. Di samping itu, ada hal unik pada diri ayah yang membuatnya berbeda dari pemain biola kebanyakan. Ayah menggesek biolanya dengan tangan kidal! Sungguh mengagumkan! Biasanya orang selalu menggunakan tangan kanannya saat menggesek biola. Tapi ayah menggunakan tangan kirinya! Arjuna sangat penasaran dengan kemampuan ayahnya itu. Dia merasa ayah menyimpan sebuah rahasia. Kalau tidak, bagaimana mungkin Arjuna tak mampu memainkan biolanya sebagus ayah. Sementara yang mengajarinya setiap hari adalah ayahnya sendiri. Jika suatu saat nanti kau bisa menggesek biola itu dengan tangan kidalmu, mungkin kau akan mampu memainkannya sehebat Ayah, atau bahkan mungkin lebih hebat dari Ayah, ujar ayah ketika suatu hari Arjuna menanyakan tentang rahasia ayah itu. Benar begitu, Yah? tanya Arjuna dengan mata berbinar-binar. Ayah hanya tersenyum. Tampaknya dia tidak serius dengan perkataan yang baru diucapkannya itu. Tapi sepertinya ayah juga tidak sedang bercanda. Sebenarnya waktu muda dulu ayah juga menggesek biola dengan tangan kanan. Tapi akhirnya ayah memainkannya dengan tangan kidal karena omamu yang waktu itu keras mengajari ayah, menggesek biolanya dengan tangan kidalnya. Ayah begitu penasaran saat oma memainkan biola, penuh penghayatan. Irama yang keluar dari gesekan-gesekan halusnya terdengar begitu halus dan merdu. Akhirnya sejak saat itu,

2 ayah pun jadi ikut-ikutan oma menggesek biola dengan tangan kidal. Memang pada awalanya terasa sulit, tapi lama-lama ayah terbiasa juga. Dan ayah benar-benar sangat menikmatinya. Ayah kemudian bercerita bahwa dulu dia adalah anak kesayangan oma. Oma memiliki harapan besar pada ayah agar menjadi penerusnya. Karena dari keempat anak oma, yang memiliki bakat memainkan biola hanya ayah. Namun sayang, saat berusia 23 tahun, ayah melakukan sebuah kesalahan besar yang akhirnya membuat oma teramat membenci ayah. Waktu itu ayah berniat akan menikahi seorang wanita yang sangat dicintainya. Tapi oma menentang keras. Karena setelah ditelusuri, ternyata wanita pilihan ayah itu adalah anak dari mantan suami oma yang tega meninggalkan oma saat tengah mengandung ayah. Suami oma itu berselingkuh dengan wanita lain. Hingga perselingkuhan itu melahirkan seorang anak perempuan yang akhirnya dipilih ayah sebagai calon istrinya itu. Namun ayah tetap bersikeras untuk menikah dengan wanita pilihannya itu. Ayah ingin menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Ayah tak mungkin meninggalkan kekasinya itu, karena dia telah terlanjur mengandung janin dari ayah. Sejak itu oma tak mau lagi mengakui ayah sebagai anak. Berulang kali ayah mendatangi oma, meminta maaf, namun oma tak sudi mengulurkan tangannya untuk menerima permohonan maaf ayah. Sampai akhirnya oma tutup usia, namun maaf dari oma belum juga ayah terima. Rasa bersalah itu terus menghantui ayah. Namun ayah sangat mencintai istrinya. Apapun yang terjadi, ayah tetap mencintainya. Bahkan kebahagian itu semakin bersemi, terlebih saat-saat menantikan bayi tampan dari buah cinta mereka akan segera lahir. Namun cobaan berat lagi-lagi harus ayah terima untuk kedua kalinya. Istri yang teramat ayah cintai itu meninggal dunia saat melahirkan Arjuna. Betapa berkabung dan berdukanya ayah kala itu. Namun ayah sadar, semua itu kehendak Tuhan. Berarti itulah yang terbaik. Arjuna, kau adalah satu-satunya putra Ayah yang memiliki bakat memainkan biola. Dulu, saat ibumu masih hidup, dia sangat berharap bisa melihatmu kelak mampu memainkan biola seperti Ayah. Ayah ingin kau terus berlatih tanpa kenal lelah. Ayah yakin, jika suatu saat nanti ayah telah tiada, kau bisa jadi penerus Ayah dan bisa pula menurunkannya ke anak cucumu kelak Ayah berkata lirih. Matanya tampak berkaca-kaca. Ayah jangan berkata seperti itu. Arjuna tak kuasa membendung air matanya. Ayah berharap kau mau belajar sungguh-sungguh. Ayah menatap wajah Arjuna lekat. Arjuna mengangguk tanpa ada keraguan sedikit pun. Walau sampai detik ini kesalahan besar yang telah ayah lakukan di masa silam belum termaafkan, setidaknya oma dan ibumu bisa tersenyum bahagia melihatmu memainkan biola dengan segenap kesungguhan hatimu Krista-kristal di mata ayah kian berguguran.

3 Baik, Ayah. Aku berjanji akan selalu memainkan biola dengan segenap kesungguhan hatiku! Sampai kapan pun! Arjuna tersedu. Segera dilabuhkannya tubuhnya itu dalam pelukan ayah yang hangat. Terima kasih, Arjuna. Oma dan ibumu pasti sangat bangga padamu, bisik ayah penuh keharuan. *** Suasana pagi yang teduh menghembuskan angin semilir. Perbukitan hijau yang dipadu suara gemericik air sungai yang mengalir di sekitarnya menghadirkan kesejukan mendalam di benak Arjuna. Di tempat yang tenang itu, Arjuna merasa lebih leluasa memainkan biolanya dengan penuh penghayatan tanpa seorang pun dapat mengganggunya. Arjuna memejamkan matanya menghimpun konsentrasi. Dengan gerakan perlahan, Arjuna mulai menggesek biolanya. Seketika, alunan melodi yang terdengar merdu membahana merayapi puncak bukit. Arjuna terus memainkan biolanya dengan nada yang mulai meliuk-liuk. Semakin lama, semakin lembut dan merdu melodi yang terdengar. Setelah Arjuna merasa cukup puas, dia segera menghentikan gesekan biolanya. Tapi aneh, irama dari biola itu terus saja mengalun! Tak mau berhenti! Hah?! Arjuna terperangah. Apalagi saat mendengar alunan biola itu terdengar semakin lembut dan merdu menusuk-nusuk jantungnya. Tiba-tiba bulu kuduk Arjuna meremang. Arjuna sungguh sangat mengenali alunan musik biola itu, sama persis dengan yang biasa ayah mainkan! Apa mungkin ayah ada di sini? Arjuna bertanya dalam hati. Segera dia membuka matanya. Dipendarkannya pandangannya ke sekeliling. Namun ajaibnya, hamparan perbukitan yang penuh dengan rimbunnya pepohonan dan sungai yang mengalir telah lenyap. Kini yang ada hanya hamparan bunga-bunga mawar yang menebarkan aroma wangi semerbak. Di mana aku? Arjuna linglung. Kembali dipendarkannya penglihatannya untuk lebih mengenali tempat baru yang terasa begitu asing itu. Sampai akhirnya Arjuna memusatkan tatapannya pada sebatang pohon cemara yang rindang. Di bawah pohon itu tampak seorang wanita mengenakan gaun berwarna hijau muda. Wanita itu terlihat sangat khusuk memainkan biolanya. Siapa dia? Perlahan Arjuna melangkah menghampiri wanita itu. Dari jarak yang semakin dekat, Arjuna dapat melihat dengan jelas wanita itu menggesek biolanya dengan tangan kanannya. Tidak seperti ayah yang menggunakan tangan kidalnya. Tapi alunan musik yang terdengar sama merdunya seperti yang ayah mainkan. Arjuna semakin terkagum-kagum. Matanya tak berkedip menatap wajah wanita itu. Ternyata selain piawai memainkan biola, wanita itu juga memiliki paras yang memesona. Beberapa saat kemudian, wanita itu pun mendendangkan sebuah lagu Melayu.

4 Dang Merdu bunda berjase Melahirkan putra perkase Hang Tuah laksamana satrie Teladan negeri dan bangse. Arjuna makin terperangah mendengar lagu yang dinyanyikan wanita itu. Suaranya begitu merdu mendayu-dayu. Hampir saja Arjuna tak mampu bernapas lagi lantaran saking terkesimanya. Wanita itu benar-benar telah menghipnotisnya! Arjuna melangkah makin mendekati wanita itu. Dia harus berkenalan dengan wanita itu. Siapa tahu wanita itu mau mengajarinya memainkan biola. Namun tiba-tiba, wanita itu menghilang dari pandangan Arjuna! Juga pohon cemara, dan mawar-mawar yang tadi terhampar luas, telah lenyap entah ke mana. Hei, Arjuna! Kau melamun? Tiba-tiba terdengar suara seorang gadis mengagetkan Arjuna. Arjuna menoleh menatap gadis itu. Ternyata Dewi, gadis yang telah dua tahun ini menjadi kekasihnya. Arjuna menatap ke sekeliling. Ada meja-meja dan kursi-kursi yang tersusun rapi. Sebuah papan tulis tergantung di dinding depan, juga foto presiden dan wakil presiden yang terbingai rapi di atasnya. Ruang kelas? Astaga ternyata tadi aku hanya berkhayal? Arjuna membatin kesal. Kamu ini, pagi-pagi sudah melamun, ucap Dewi lagi seraya duduk di samping Arjuna. Lagi melamunkan apa sih? Arjuna hanya tersenyum samar, tak menjawab apa-apa. *** Arjuna terus terpikir akan khayalannya tadi di sekolah. Khayalan itu seolah nyata. Wanita cantik bergaun hijau muda itu sangat mengagumkan. Begitu piawai memainkan biola. Arjuna sungguh menyesal tak sempat berkenalan dengannya. Siapa sebenarnya wanita itu? Ah, Arjuna sungguh penasaran. Segera dijumpainya ayah. Siapa tahu ayah mengenal wanita itu. Ayah, tadi di sekolah aku berkhayal bertemu dengan seorang wanita cantik, cerita Arjuna pada ayah yang waktu itu sedang membersihkan biola kesayangannya di teras belakang. Oya? Siapa dia? tanya ayah menoleh Arjuna sesaat. Senyumnya mengembang. Aku belum sempat berkenalan dengan wanita itu. Tapi dia sangat piawai memainkan biola. Bahkan permainan biolanya sama hebatnya dengan ayah! Mata Arjuna tampak berbinar-binar. Ayah terdiam. Padangannya lurus ke depan seperti sedang menerawang sesuatu.

5 Arjuna lekat mengamati wajah ayah. Ayah sedang memikirkan apa? Di mana kau bertemu dengan wanita itu? ayah balik bertanya. Di sebuah taman dengan hamparan bunga mawar yang sangat luas. Taman itu benar-benar indah. Belum pernah aku melihat taman seindah itu sebelumnya. Arjuna tersenyum lagi. Ayah terdiam. Matanya yang teduh menerawang jauh. Wanita itu memainkan biolanya di bawah pohon cemara yang rindang. Dia mengenakan gaun berwarna hijau muda. Arjuna terus menceritakan khayalannya itu. Apa Ayah tahu siapa wanita itu? Ayah tetap diam. Namun kemudian, terdengar ayah mendesah berat. Hhh entahlah. Wanita itu juga sempat mendendangkan sebuah lagu Melayu. Lagu itu begitu merdu mendayudayu. Hmm, bagaimana lirik lagunya? Ayah mulai tertarik. Wah, aku lupa, Yah. Arjuna menggaruk-garuk kepalanya. Ayah segera mengangkat biolanya di bahu kanannya. Digeseknya biola itu dengan tangan kidalnya perlahan. Alunan musik yang meliuk-liuk pun terdengar merdu. Ayah memejamkan matanya, terus menggesek biolanya dengan penuh penghayatan. Tiba-tiba ayah mendendangkan sebuah lagu. Dang Merdu bunda berjase Melahirkan putra perkase Hang Tuah laksamana satrie Teladan negeri dan bangse Arjuna tercekat sangat. Lagu Melayu yang ayah dendangkan itu sama persis dengan lagu yang dinyanyikan wanita dalam khayalannya itu! Hah, bagaimana mungkin? Siapa sebenarnya wanita itu? Apa mungkin ayah benar-benar mengenal wanita itu? Ayah, lagu yang ayah dendangkan itu sama persis dengan yang dinyanyikan wanita dalam khayalanku itu! Siapa sebanarnya wanita itu, Yah? Arjuna semakin penasaran. Dulu sewaktu ayah kecil, omamu suka sekali menyanyikan lagu itu untuk menina-bobokan Ayah saat akan tidur pada malam hari. Ayah tersenyum mengingat masa kecilnya yang bahagia. Berarti wanita dalam khayalanku itu oma? mata Arjuna membulat.

6 Bisa jadi, sahut Ayah pelan. Tapi, apakah wanita itu menggesek biolanya dengan tangan kidalnya? Arjuna berpikir sejenak, mengingat-ngingat. Wanita itu ah, dia menggesek biolanya dengan tangan kanannya! Ya, dia menggesek biolanya dengan tangan kanannya! Ayah terdiam. Wajahnya yang tadi tampak berbinar-binar berubah pucat. Berarti wanita itu bukan oma. Oma selalu menggesek biolanya dengan tangan kidalnya. Lalu siapa wanita itu? Ayah tak menyahut. Raut wajahnya terliat kian pucat. Uhuk uhuk! Ayah batuk-batuk sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna terbelalak. Telapak tangan ayah berdarah?! *** Arjuna masih bersimpuh di depan kuburan ayah yang masih basah itu. Sudah hampir empat jam, namun Arjuna tak kunjung beranjak dari tempat itu. Tak ada pelayat lagi yang tersisa selain dirinya dan Dewi, sang kekasih yang sangat mencintai Arjuna itu. Air mata Arjuna terus berguguran. Betapa Arjuna sangat terpukul dan kehilangan. Ayah yang teramat dia cintai telah pergi untuk selamanya. Kenapa ayah begitu cepat meninggalkanku? Suara Arjuna begitu lirih. Kau harus merelakannya, Arjuna. Biarkan dia tenang di peraduannya yang baru. Dewi berbisik lembut. Tak ada lagi yang akan mengajariku memainkan biola. Padahal aku belum bisa memainkannya sehebat ayah. Walau dia telah pergi, dia pasti selalu ada di hatimu. Kau jangan patah semangat. Teruslah berlatih dengan segenap kesungguhan hatimu. Pasti ayahmu akan sangat bahagia. Aku tak pernah mampu membahagiakan ayah. Ayah berharap aku bisa memainkan biola sepertinya. Tapi aku tak pernah bisa. Aku memang bodoh! Kau tak boleh berkata seperti itu! Arjuna diam. Hening menyergap. Arjuna, ayo kita pulang Dewi masih setia menunggu kekasihnya itu. Biarkan aku di sini.

7 Sampai kapan? Matahari sudah hampir tenggelam. Kalau kau ingin pulang, pulang saja. Aku masih ingin bersama ayah suara Arjuna semakin lirih. Angin senja mulai bertiup. Awan-awan tampak bermega kemerahan menyelimuti matahari yang hendak bersemayam kembali ke peraduannya. Arjuna tak hirau. Dia masih bersimpuh di depan kuburan ayah. Entah sampai kapan. Tiba-tiba angin senja semakin kencang bertiup. Sayup-sayup, Arjuna mendengar alunan biola yang digesek perlahan. Makin lama, alunan biola itu makin terdengar jelas di telinga Arjuna. Arjuna memejamkan matanya menikmati irama yang mulai meliuk-liuk itu. Arjuna terperangah. Dia sungguh tak asing dengan melodi itu. Ayah selalu memainkannya untuknya. Apa mungkin ayah ada di sini? Ah, tak mungkin! Bukankah ayah telah pergi? Arjuna membuka matanya. Segera dipendarkannya pandangannya mencari sumber suara biola itu. Di kejauhan, tampak seorang wanita tengah khusuk menggesek biola dengan tangan kanannya. Arjuna melangkah mendekati wanita itu. Dari jarak yang semakin dekat, Arjuna seperti mengenal wanita itu. Ah, tidak! Arjuna benar-benar mengenal wanita itu! Dewi?! Arjuna sungguh tak percaya, wanita yang tengah memainkan biola itu adalah Dewi, kekasihnya! Apa mungkin ini hanya halusinasinya saja? Digosoknya berkali-kali matanya untuk memastikan. Namun wanita itu tak berubah. Wanita itu benar-benar Dewi! Dewi? Kau kau bisa memainkan biola? Hah, bagaimana mungkin? Dan bahkan, kau mampu memainkannya sehebat ayah? Arjuna mengeleng-gelengkan kepalanya. Dia masih tak percaya. Dia seperti bermimpi. Kau telah melihat sendiri, aku mampu memainkan biola sehebat ayahmu. Kau tak percaya? Dewi menatap wajah Arjuna tajam. Siapa yang mengajarimu memainkan biola? Arjuna makin penasaran. Dewi terdiam beberapa saat lamanya. Tatapannya kian tajam menembus bola mata Arjuna. Oma Oma?! Oma siapa? Dewi tak menjawab. Segera dia melangkah menjauhi Arjuna. Dengan gesekan perlahan, kembali dimainkannya biola di tangannya. Alunan musik yang lembut dan merdu pun membahana memenuhi alam senja. Makin lama, alunan musik itu kian meliuk-liuk. Dewi pun kemudian mendendangkan sebuah lagu. Dang Merdu bunda berjase Melahirkan putra perkase

8 Hang Tuah laksamana satrie Teladan negeri dan bangse Arjuna makin terkesima. Lagu Melayu yang didendangkan Dewi itu sama persis dengan lagu yang pernah dinyanyikan ayah, juga wanita yang pernah hadir dalam khayalannya! Lagu itu begitu syahdu mendayu-dayu menusuk-nusuk jantung. Arjuna terharu, juga bahagia. Akankan ayah benar-benar selalu berada di hatinya dan memainkan biola untuknya? Dewiiii! Arjuna berteriak. Tiba-tiba aroma mawar pun merebak menusuk penciuman Arjuna. Makin lama aroma mawar itu kian pekat menghembuskan wanginya ke segala penjuru. Saat angin bertiup kencang, kelopakkelopak mawar pun beterbangan serupa hujan salju, seolah-olah hendak mencumbui alam senja di taman-taman penuh cinta dan kerinduan * Ahmad Ijazi H, Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN Bagus Eko Saputro Copyright 2016 by Bagus Eko Saputro Desain Sampul: Agung Widodo Diterbitkan Secara Mandiri melalui: www.nulisbuku.com 2 Daftar

Lebih terperinci

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

KOPI DI CANGKIR PELANGI.. KOPI DI CANGKIR PELANGI.. Irama detik menuju menit yang semakin jelas terdengar, menandakan sunyi telah memonopoli malam. Malam memang selalu berdampingan dengan sunyi, dan kemudian memadu kasih untuk

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu

Lebih terperinci

Ah sial aku selingkuh!

Ah sial aku selingkuh! PROLOG Dua tahun sudah perjalanan kisah kita, melangkahkan kaki kita menapaki setiap mimpi yang kita rajut demi masa depan bersama. Setiap detik yang kita lalui selalu tampak semakin nyata, menggapai apa

Lebih terperinci

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1 RINDU Kudengar lantunan merdu suara angin mengalun syahdu, menggelayuti hati yang mengharu biru, di antara untaian kata-kata yang beradu, apakah ini yang orang-orang sebut dengan rindu? Puguh Prasetyo

Lebih terperinci

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di Bait Pertama (Cintaku) Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di atas panggung yang terletak di tengah bangunan mal yang terbuka. Tommy sedang melakukan cek sound untuk penampilannya. Deru suara

Lebih terperinci

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply CHAPTER 1 There s nothing left to say but good bye Air Supply Wolverhampton, 29 Agustus 2006 -Sierra s pov- Happy birthday, Lee! ucapku girang setelah Lee meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Lee,

Lebih terperinci

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang istimewa karena sekarang dia naik ke kelas dua di sebuah SMP

Lebih terperinci

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Judul buku: SYAIR KERINDUAN Penulis: Gunawan Tambunsaribu Jlh. Hal: : 251 halaman Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Ada rasa SUKA. KEBENCIAN, SEDIH, BAHAGIA,

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN KUNCUP MAWAR Galuh Ajeng Puspita 09.11.3239 STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 JUDUL NASKAH Kuncup Mawar Neona Written By Galuh Ajeng P. Cp: Galuh Ajeng P. STMIK AMIKOM Yogyakart

Lebih terperinci

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com FAIRA FA Sakura In The Fall Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Prolog Angin berhembus pelan, menerbangkan beberapa helai daun yang masih hijau dari pohonnya. Bertumpuktumpuk awan seperti

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Semahkota mawar yang mulai layu itu memberitahuku bagaimana pertama kali aku menyebut

Semahkota mawar yang mulai layu itu memberitahuku bagaimana pertama kali aku menyebut Hari ini, senja sempurna merekah melalui kanvas langit yang memesona. Senja yang sempurna, saat langit, hujan, angin, dan debu bersatu di bawah tudung matahari. Menikmati sisa-sisa hangat terakhir yang

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai. 1 Tidak. Kau tidak boleh keluar rumah. Di luar masih hujan, sayang, kata Maya kepada anak tunggalnya, Amanda. Tapi, mama. Amanda juga ingin bermain hujan seperti teman-teman Amanda itu, rayu Amanda dengan

Lebih terperinci

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com TERPERANGKAP Seberapa percayakah kau dengan apa yang ada di hadapanmu? Apakah setiap benda, padat, cair, gas yang kaurasakan itu nyata? Apakah tangan ini bergerak sesuai kehendakmu? Kaki ini berdiri menopang

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mukadimah Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mencoba merangkai kata Berpura-pura jadi pujangga Menyenangkan hati dari tangan dan tulisan Semoga semua berkenan

Lebih terperinci

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku. MIMPI Katanya mimpi itu bunga tidur. Bunga tidur yang wanginya terbawa hingga kita bangun dan selalu mengenangnya selama 5 menit sebelum pergi ke kamar mandi. Ah, mungkin hanya aku saja. Aku selalu begitu,

Lebih terperinci

Di Pantai Pasir Putih

Di Pantai Pasir Putih Di Pantai Pasir Putih Menjelang musim panas di pantai, ombak tiada lelah mengempas pesisir. Langit biru menghiasi cakrawala. Burung-burung camar berterbangan di atas air. Sedang angin laut yang berembus

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Rima Perjalanan Cinta

Rima Perjalanan Cinta Rifki Asmat Hasan Rima Perjalanan Cinta Penerbit Jejak Publishing Kata Pengantar Jika jatuh cinta itu berawal dari pandangan mata, maka biasanya, yang menyebabkan jatuh cinta adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Ruang Rinduku. Part 1: 1 Ruang Rinduku saat mentari hilang terganti langit malam hingga pagi datang menyambut kembali kehidupan, maka saat itulah hati ini merindukan sosokmu, canda tawamu, dan senyumanmu. Part 1: 1 hai selamat

Lebih terperinci

1. Aku Ingin ke Bandung

1. Aku Ingin ke Bandung 1. Aku Ingin ke Bandung Malam ini terasa berbeda, apa yang aku dengar terasa bagaikan bisikan dari masa lalu yang tak akan pernah mendatangi kehidupanku. Aku ingin ke Bandung hatiku berbisik pelan tapi

Lebih terperinci

Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang. berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi. dari sebuah persepsi.

Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang. berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi. dari sebuah persepsi. Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi dari sebuah persepsi. 2010 Kita, Untuk Selamanya! Sekolah menengah atas adalah masa yang kita telah lalui

Lebih terperinci

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

oooooooo Park Shinhye!!!!! 1 Ingin mengerti apa makna di balik senyumnya. Tapi seolah-olah aku mengamati, hatiku semakin jauh berlari berlawanan arah. Mengapa semua begitu rumit dan selalu ada yang terluka? Adakah satu hal saja

Lebih terperinci

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing HW Prakoso Yang Terabaikan ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing DK (Demi Keutuhan d Kerabat) Goresan pena : HW Prakoso Kesetiaan Keutuhan tiada batas Tanpa memandang waktu dan kapanpun kami ada Akhir

Lebih terperinci

Puisi PUISI. wie0689 Puisi Copyright Darwisyah Nasution

Puisi PUISI. wie0689 Puisi Copyright Darwisyah Nasution Puisi ================================================== PUISI Karya: drw DAUN Daun banyak rupamu warna sejuk terlihat tapi ada juga warna terang dan gelap selalu mengikuti angin kemana dia berhembus mendayu-dayu

Lebih terperinci

Kau Tetap Indonesiaku

Kau Tetap Indonesiaku Kau Tetap Indonesiaku Ini adalah cerita tentang bagaimana seseorang mencoba meraih mimpi dengan caranya, dengan segala rintangannya, dengan segala kehilangannya, dan tentu saja kebahagiaannya. Saat itu,

Lebih terperinci

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Budi Mulyanto. Hati Bicara Budi Mulyanto Hati Bicara Hati Bicara Copyright 2014, Budi Mulyanto Pertama kali diterbitkan dengan teknologi Print on Demand secara self-publishing oleh NulisBuku, Januari 2014 ILP Center Lt. 3-01, Pasar

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Kierkegaard dan Sepotong Hati

Kierkegaard dan Sepotong Hati Kierkegaard dan Sepotong Hati Langit sudah memerah. Matahari yang anggun nyaris meninggalkan tahtanya. Meninggalkan aku dalam tanda tanya. Aku mempercepat langkah menaiki anak-anak tangga yang cukup curam.

Lebih terperinci

Sebening Air Mata Tuhan

Sebening Air Mata Tuhan 1 Sebening Air Mata Tuhan Oleh: Nurhawa Sangadji Aku terus saja memandang air terjun yang jatuh dan membuat deburan bunyi yang sangat indah. Air terjun itu sangat elok di tengah tebing terjal terhias lumut

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Sahabat Lama 19:52, Sebuah kafe di Jakarta Selatan, Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Mencintai orang lain? tanyaku lemah. Farel

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang

Lebih terperinci

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis. A PROLOG lex memacu kudanya secepat yang dia bisa. Matanya bergerak cepat menyisir pemandangan di hadapannya. Dia kenal betul kawasan ini, kawasan terlarang. Tangannya berusaha menarik tali kekang kudanya

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13 Alhamdulillah, aku sangat bersyukur. Kerjaku tidak begitu berat. Gajiku juga lumayan. Bulan-bulan pertama gajiku untuk bayar hutang biaya keberangkatan. Baru disisihkan untuk hutang saat menanam tembakau.

Lebih terperinci

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto Musim Semi Merah Dyaz Afryanto 2 Dyaz Afryan *** Musim Semi Merah Oleh: Dyaz Afryanto Copyright 2015 by Dyaz Afryanto Penerbit Nulisbuku.com Desain Sampul : Alf Sukatmo ( @Be_Illustrated ) Diterbitkan

Lebih terperinci

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Awal sebuah cerita adalah kegelisahan Aku khawatir perut ini terus terisi, namun kepalaku tak lagi penasaran dengan maksud adanya kehidupan. Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Gusarnya Angin Sore menjelang

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu Secangkir Rindu Kalena sudah tahu kalau Fandro akan mencarinya. Bukan hanya karena dulu mereka sangat dekat, tapi karena Fandro sudah berjanji untuk menemui Kalena bila dia punya kesempatan datang ke Faschel

Lebih terperinci

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi. Hari ini adalah hari dimana aku dan James akan menikah. Ya Tuhan, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk menikah secepat ini. Tidak, sebelum aku menjadi seorang dokter. Ya, minimal aku lulus dari

Lebih terperinci

semoga hujan turun tepat waktu

semoga hujan turun tepat waktu semoga hujan turun tepat waktu aditia yudis kumpulan cerita pendek dan flash fiction yang pernah diikutkan kompetisi nulisbuku dan comotan dari blog pribadi. Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

Berlari. Nurlaeli Umar

Berlari. Nurlaeli Umar Berlari Masih melipat kenang didekap waktu Saat kau menyapaku lalu terbang Senja katamu sebelum menghilang di balik awan Sisakan gumpal makin bertambah di sesak dada Menanti itu jika pasti kembali Mulutku

Lebih terperinci

SUNFLOWERS. Saya lebih suka menghadap ke matahari.

SUNFLOWERS. Saya lebih suka menghadap ke matahari. SUNFLOWERS Saya lebih suka menghadap ke matahari. Banyak orang yang merasa matanya silau dan sakit ketika memandang matahari terlalu lama. Tapi saya tidak. Saya memandang matahari seperti ingin menantangnya.

Lebih terperinci

Cerita Senja Oleh: Dela Septariani

Cerita Senja Oleh: Dela Septariani Cerita Senja Oleh: Dela Septariani Aku masih setia duduk sendiri disini. Seolah sudah menjadi kegiatan rutin ku. Iya, apa yang sedang aku lakukan: menanti kehadiran senja dan kemudian mengikhlaskan ia

Lebih terperinci

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita 23 Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita Oleh: Abu Bakar Sidiq Langit senja berselimut mendung tipis, tampak gerimis lembut berjatuhan membasahi suasana senja yang masih belia. Lalu lalang manusia menelusuri

Lebih terperinci

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku Lembar demi lembar kuwarnai Perjalanan kosong menjadi berwarna Tak kenal Lelah Tak kenal Letih Dan tak

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA Betapa indah dan bahagia duduk di pangkuan ayah tercinta dalam dimensi kemuliaan ini. Tinggal di kota sorgawi yang penuh dengan kemuliaan dan cahayanya sama seperti permata

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin

Lebih terperinci

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog Chelvia tengah asyik duduk di teras rumahnya sambil serius mengetik sesuatu di HP-nya dengan bibir tersenyum-senyum sendiri. Hari itu ia tengah bahagia karena

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer? tanyanya saat aku One - Deshi Angin yang semilir, bergerak dalam diam, malu-malu menelusup masuk melalui jendela kamar yang memang di biarkan terbuka oleh sang pemilik. Jam dinding yang bertengger indah di sisi sebelah

Lebih terperinci

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA Penerbit KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA Chairul Editor : Chairul Layouter : Tim Zukzez express Desain Cover : Chairul Brother s ISBN : 978-602-18594-2-1 Cetakan Pertama :

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN AYAH

MENGHAYATI PERAN AYAH MENGHAYATI PERAN AYAH Sama hal nya menjadi seorag ibu, para ayah pun harus menghayati perannya sebagai ayah. Karena jelas berbeda hak dan kewajiban laki-laki sebelum dan setelah menikah. Jika sebelum menikah

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

Kumpulan Cerpen proyek menulis. Kasih tak sampai. Buku DUA

Kumpulan Cerpen proyek menulis. Kasih tak sampai. Buku DUA Kumpulan Cerpen proyek menulis Kasih tak sampai Buku DUA Nulisbuku 2015 2 Daftar Isi Ada Ingin Diantara Saling Nyaman Diba Prajamitha Aziiz Ame Sarah Aghnia Husna Berkata dalam Hujan Novia Lelyana Biola

Lebih terperinci

KUMPULAN PUISI KAHLIL GIBRAN

KUMPULAN PUISI KAHLIL GIBRAN A.Nggier FKIP Universitas Muhammadiyah Malang Persahabatan Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan. Dan dia menjawab: Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi. Dialah

Lebih terperinci

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan HOPE (HARAPAN) Nama Saya Nick Vujicic Saya Lahir Di Australia Tahun 1982. Dan Pindah Dari Australia Ke California Tahun 2006. Dan Sejarah Hidup Saya, Saya Sangat Berterimakasih Bahwa Orang-Orang Telah

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini. Ada suara asing yang tak pernah kudengar sebelumnya. Suara-suara itu bagaikan rintik hujan disiang pada puncak kemarau. Realitanya adalah kesedihan yang ditarik secara tiba-tiba untuk menyelingi kebahagiaan.

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

PATI AGNI Antologi Kematian

PATI AGNI Antologi Kematian PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup

Lebih terperinci

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu Larantuka Aku menelusuri artimu dalam setiap tapak Sekelebat bayang tentang tanahmu mewarnai setiap jengkal misteri alam Gelora rindu megepung hasrat untuk tersirat kembali Sebuah bingkai kata yang selalu

Lebih terperinci

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS Yarica Eryana Destiny Penerbit HKS Destiny Oleh: Yarica Eryana Copyright 2013 by Yarica Eryana Penerbit HKS gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com hyokyustory@yahoo.com Desain Sampul: Erlina Essen Diterbitkan

Lebih terperinci

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana. Bahkan sang juara sejati sekali pun pasti pernah mengalami kegagalan. Itu wajar dalam setiap perjalanan hidup manusia, karena terbentuknya mental sang juara yang sesungguhnya adalah ketika orang itu pernah

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang? 100 101 Walaupun aku pura-pura menutup kedua mataku. Toh, akhirnya kubaca juga cerita tentang Ann. Ann yang malang, mengingatkanku pada cerita tentang Elsja dan Djalil, hantu Belanda yang sempat kuceritakan

Lebih terperinci

JISA AFTA KITAB SEMILIR

JISA AFTA KITAB SEMILIR JISA AFTA KITAB SEMILIR Penerbit KS @ 2016 KITAB SEMILIR Oleh: Jisa Afta Copyright 2016 by Jisa Afta Penerbit KS @ 2016 Website : www.kitabsemilir.com Facebook : www.facebook.com/kitabsemilirrrr/ Twitter

Lebih terperinci

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia PERSPEKTIF TERBALIK Namaku Aji. Aku hanyalah seorang remaja biasa dengan penampilan yang tak kalah biasa. Kehidupan sosial ku pun bisa dibilang biasa-biasa saja. Bahkan aku belum menuai apapun di kehidupanku.

Lebih terperinci

P A D A M U E M B U N

P A D A M U E M B U N R I S H E L L Y R I T O N G A P A D A M U E M B U N dan cerita-cerita lainnya Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com Perbincangan Denganmu 2 Jarum pada jam yang melingkar di tangan kiriku menunjukkan

Lebih terperinci

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu Flower 1 Lili Andriani berdiri di samping mobil Honda Jazz biru miliknya. Matanya tertuju pada layar TV besar yang terletak di seberang jalan. Seorang pria tampan bernyanyi sambil memegang gitar. Dia adalah

Lebih terperinci

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya. Hari Pertama di Sekolah Pagi itu di pedesaan dekat kota Bandung, Cindy mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Semburat cahaya mentari pagi menyusup disela-sela dedadunan pohon akasia yang tumbuh di

Lebih terperinci

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi. Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi. Itu sangat aneh. Dan lihat Cinta, matanya tersirat ketakutan

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci