PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. ASTRA INTENATIONAL, Tbk

Transkripsi

1 PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PT. ASTRA INTENATIONAL, Tbk Oleh : Aneu Anggriani Agustin Di Bimbing Oleh: H. Nana Sahroni Dewi Permata Sari PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI (Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya) ABSTRACT The purpose of this study was to determine and analyze the effect of the debt to equity ratio and the net profit margin on earnings per share in PT. Astra International, Tbk The method used in this research is descriptive analytical method, whereas the type of data used in this research is secondary data. The object of this research is PT. Astra International Tbk, with data collection techniques using secondary data to complement the data obtained from the author Pojok Bursa Faculty of

2 Economics, Siliwangi University of Tasikmalaya. Data analysis technique used is multiple regression analysis Strip and hypothesis testing. These test results prove that simultaneous debt to equity ratio (DER) and the Net Profit Margin (NPM) has the possitive effect but not significant on the Earning Per Share (EPS) at PT. Astra International, Tbk. While partially Debt to Equity Ratio (DER) has possitive effect but not significant on the Earning Per Share (EPS) and Net Profit Margin (NPM) has positive effect but not significant on the Earning Per Share (EPS) at PT. Astra International, Tbk. Preferably it is suggested that PT. Astra International, Tbk can further improve the Debt to Equity Ratio (DER) and the Net Profit Margin (NPM) so that the Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk higher. Keywords: Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS). ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio dan net profit margin terhadap earning per share pada PT. Astra International, Tbk Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Objek penelitian ini adalah PT. Astra International, Tbk, dengan teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder duna melengkapi data penulis peroleh dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

3 Tasilmalaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Jalur regresi berganda dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa secara Simultan debt to equity ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) Pada PT. Astra International, Tbk. Sedangkan secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Astra International, Tbk. Sebaiknya maka disarankan agar PT. Astra International, Tbk dapat lebih meningkatkan Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) sehingga Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk semakin tinggi. Kata Kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS). PENDAHULUAN Setiap perusahaan senantiasa menginginkan usahanya berkembang. Perkembangan tersebut akan terjadi apabila didukung oleh adanya kemampuan manajemen dalam menetapkan kebijaksanaan dalam merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana untuk memaksimumkan nilai-nilai perusahaan. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana perusahaan mendapatkan dana dan menggunakan dana tersebut dengan seefektif mungkin. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi karena hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan tersebut masih

4 membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Net Profit Margin (NPM) berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas penjualan. Semakin besar nilai Net Profit Margin (NPM) menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. METODE PENELITIAN Prosedur Pengumpulan Data Penulis melakukan studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang penulis peroleh dari Pojok Busra Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Data sekunder ini penulis peroleh melalui buku-buku, jurnal, fasilitas internet, laporan keuangan tahun , serta karya tulis lainnya yang menunjang dan dianggap dapat memberikan masukkan dalam penelitian ini. Pengujain Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak di dalam model

5 regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdisstribusi normal (Tony, 2011: 128). Uji ini bisa dilakukan dengan dua cara yakni melalui analisis grafik P-plot dan analisis uji statistic non-parametrik Kolmogorov Smirnov. Jika pada grafik P-plot menunjukan penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov model regresi memenuhi asumsi normalitas jika nilai Asym.sig (2 tailed) > dari sig.a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. (Tony, 2011: 122). Selanjutnya, Tony (2011: 122) mengemukakan bahwa untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas atau korelasi antara variabel bebas bisa diliat dari nilai Eigen value sejumlah 1 atau lebih dan nilai VIF (Variance Inflasion factor) < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastis Heteroskedastis menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastis (Tony, 2011: 126).

6 Lebih lanjut mengenai heteroskedastis, Tony (2011: ) mengemukakan bahwa salah satu cara untuk melihat adanya problem heteroskedastis adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel pengganggu dalam masing-masing variabel bebas. Alat analisis yang digunakan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Secara umum nilai Dubrin Watson yang bisa diambil patokan adalah: - Angka D-W dibawah -2 berarti ada Autokorelasi positif. - Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada Autokorelasi. - Angka D-W diatas +2 berarti Autokorelasi negatif. Jika terjadi Autokorelasi maka konsekuensinya adalah estimator masih tidak efisien, oleh karena itu interval keyakinan menjadi lebar. Konsekuensi lain jika permasalahan Autokorelasi dibiarkan, maka varian kesalahan pengganggu menjadi Understimate yang pada akhirnya penggunaan uji t dan uji F tidak lagi digunakan. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk

7 menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Menurut Tony (2011: 91), analisis regresi linier berganda dapat dilihat dengan model persamaan berikut: Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e Dimana: Y= Earning Per Share (EPS) a = Konstanta X 1 = Debt to Equity (DER) X 2 =Net Profit Margin (NPM) b 1 = Koefisien regresi Debt to Equity (DER) b 2 = Koefisien regresi Net Profit Margin (NPM) e= Standard Error Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) mencerminkan seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Karena variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu, maka nilai koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square). Menurut Imam (2005: 83), banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti nilai R 2, nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Uji Hipotesis

8 Untuk memperoleh hipotesis yang ditetapkan, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Pada penelitian ini pengelolaan data dibantu melalui program SPSS 16,0. Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis, penetapan tempat signifikan, kriteria uji dan penarikan kesimpulan. a. Penetapan Hipotesis Operasional 1. Hipotesis Simultan H 0 :ρ = 0 Secara simultan Debt to Equity (DER) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. stra Internasional Tbk. H a :ρ 0 Secara simultan Debt to Equity (DER) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. stra Internasional Tbk. 2. Hipotesis Parsial H 01 :ρ = 0 Secara parsial Debt to Equity (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Astra Internasional Tbk. H a1 :ρ 0 Secara parsial Debt to Equity (DER) berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Astra Internasional Tbk. H 02 :ρ = 0 Secara parsial Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Astra Internasional Tbk.

9 H a2 : ρ 0 Secara parsial Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada PT. Astra Internasional Tbk. b. Penetapan Tingkat signifikasi Taraf signifikansi ( ) ditetapkan sebesar 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai profitabilitas 95% dengan tingkat kesalahan adalah 5%. Taraf signifikansi adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 1. Kriterua Uji Nilai significance < ( = 0,05) H 0 ditolak H a diterima Nilai significance > ( = 0,05) H 0 diterima H a ditolak a. Secara Simultan Jika significance F <( = 0,05) H 0 ditolak H a diterima Jika significance F >( = 0,05) H 0 dierima H a ditolak b. Secara Parsial Jika significance t <( = 0,05) H 0 ditolak H a diterima Jika significance t >( = 0,05) H 0 dierima H a ditolak c. Penarikan kesimpulan

10 Berdasarkan hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima dan ditolak. PEMBAHASAN Menurut R Agus Sartono (2001) menjelaskan: Debt to Equity Ratio (DER) total utang dibagi dengan modal sendiri yaitu dengan membandingkan antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Atau dapat ditujukkan dengan rumus sebagai berikut : Debt to Equity Ratio (DER) = Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan modal yang ada. Seorang investor sangat penting memperhatikan Debt to Equity Ratio (DER) suatu perusahaan, karena suatu perusahaan yang mempunyai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai hutang yang sangat besar jika dibandingkan dengn modal yang dimiliki. Tetapi tidak selamanya hutang harus ditakuti, hanya harus diwaspadai. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi karena hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman modal, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan

11 menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai perusahaan. Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Profitabilitas juga dapat dikatakan merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah keuntungan yang didapat satu perusahaan dapat kita lihat pada laporan laba rugi tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu memaksimalkan laba yang diperolehnya. Menurut Robert Ang (1997). Net profit margin merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income tax (NIAT) dengan net sales. NPM berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas penjualan.semakin besar nilai NPM menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Net profit margin = Dalam penentuan keputusan investasi yang menyangkut minat jual dan minat beli saham di pasar modal, investor akan menggunakan beberapa analisis. Salah satu analisis yang digunakan adalah analisis fundamental yang didalamnya terdapat informasi tentang laba yang diperoleh emiten. Hal tersebut akan dapat dilihat dengan menggunakan Earning Per Share (EPS). Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh

12 dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS su atu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001). Earning Per Share (EPS) sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan (Eduardus Tandelilin, 2001). Dikatakan bisa menggambarkan prospek earning dimasa depan karena Earning Per Share (EPS) dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan di banding harga pasar saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. Maka berdasarkan definisi diatas, Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan rumus: EPS = (Eduardus Tandelilin, 2001) Menurut Abdul Halim (2002), mengungkapkan bahwa: laba per saham adalah keuntungan bersih setelah pihak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar.

13 Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa earning per share atau laba per lembar saham adalah jumlah keuntungan bersih yang diperoleh emiten untuk setiap lembar saham yang kemudian menjadi hak bagi investor yang menanamkan modalnya pada emiten tersebut.