BAB I PENDAHULUAN. multicultural yang di dalamnya terdapat keberagaman baik dari segi budaya,
|
|
- Suharto Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk atau bangsa multicultural yang di dalamnya terdapat keberagaman baik dari segi budaya, agama, ras dan suku bangsa. Oleh karenanya, Indonesia sangat cocok mendapatkan julukan a multicultural country. 1 Konsep plural-mulrikultural telah dirumuskan bangsa Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan dari keanekaragaman budaya, bahasa, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dimiliki bangsa ini. Dalam masyarakat yang sedemikian pluralnya inilah, setiap individu diharapkan mengedepankan sikap toleransi, menghormati dan bersedia menerima perbedaan yang ada disekitar lingkungan hidup, sebab sikap ini merupakan modal utama untuk meraih kehidupan yang penuh kedamaian. Keberagaman yang dimiliki bangsa ini akan menjadi indah dan berharga apabila diarahkan dengan tepat menuju keadaan yang kondusif. Namun sebaliknya, apabila diarahkan ke pola yang tidak tepat, maka dimungkinkan akan menimbulkan situasi konflik yang menghasilkan terciptanya perpecahan disintegrasi sosial. Sejarah perkembangan umat manusia mencatat bahwa seringkali perpecahan disebabkan oleh perbedaan agama. Perpecahan hingga kekerasan 1 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Press, 1985), hal.18 1
2 2 dalam hubungan antarumat yang berbeda agama selalu saja muncul meskipun dalam bentuk, skala, intensitas, serta dalam ruang dan waktu yang berbedabeda. Ajaran agama yang secara jelas menyediakan jalan untuk ketentraman jiwa, kedamaian, solidaritas, cinta dan kasih sayang ternyata dalam praktiknya tak jarang berujung didalam kenyataan yang ironis dan pahit yaitu konflik dan kekerasan. 2 Perbedaan yang merupakan keniscayaan dalam hidup bersama seakan begitu sulit untuk diterima dan diakui. Padahal, seharusnya dijadikan landasan untuk memajukan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup bersama yang bersendikan kebebasan dan keadilan. Serta diperlukan pemahaman bahwa perbedaan bukanlah menjadi persoalan, yang terpenting adalah membawa perbedaan- perbedaan itu indah, dinamis dan membawa berkah. Dewasa ini, karena sulitnya menerima perbedaan antarumat beragama banyak fenomena yang diketahui baik dari media sosial, surat kabar atau dilingkungan sekitar bahwasanya tidak melekatnya sikap toleransi pada diri individu maupun kelompok. Baik orang dewasa maupun kanak-kanak. Mereka cenderung anarkis dan apatis terhadap pemeluk agama lain sehingga menimbulkan kekerasan dan perpecahan. Toleransi merupakan suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi adalah suatu perbuatan 2 Departemen MKU-Ubaya, Pendidikan Agama-Agama dalam Masyarakat Plural- Demokratis, (Surabaya : Departemen MKU-Ubaya, 2011) hal.3
3 3 yang melarang terjadinya diskriminasi antara golongan yang berbeda. Baik dalam hal agama maupun kehidupan sosial. 3 Dalam konteks inilah, pendidikan agama menjadi pilar utama yang akan menumbuhkan sikap toleransi pada setiap individu, yang tujuannya untuk menghargai, menghormati dan menerima perbedaan-perbedaan tersebut. Pendidikan agama dapat diperoleh dari keluarga dan pendidikan formal seperti Sekolah yang merupakan skala kecil dari masyarakat, dimana siswa menghabiskan sebagian waktunya dan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua. Disinilah mereka harus beradaptasi dengan latar belakang agama maupun budaya yang berbeda. Sekolah juga akan memperlakukan setiap muridnya dengan perlakuan yang sama tanpa adanya diskriminatif, seperti yang sudah tertera dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional yaitu No. 20 tahun 2003 dalam pasal 4 bahwa pendidikan di selenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. 4 Di lingkungan sekolah, guru merupakan faktor penting untuk mengimplementasikan nilai-nilai keberagaman yang ada karena guru adalah target dan strategi pendidikan ini. Guru adalah yang bisa memberikan pengetahuan kepada murid. 5 Guru adalah seorang figur pemimpin. Guru merupakan sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. 3 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1979), hal Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Nuansa Aulia, 2009), hal.78 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hal.204
4 4 Guru mempunyai kekuasaan untuk membangun dan membentuk kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Oleh karena itu, Guru perperan untuk membentuk akhlak yang baik bagi anak didiknya terutama guru Pendidikan Agama Islam. Peran guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai ajaran islam akan tetapi bagaimana peserta didik mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah manusia yang memiliki sikap toleransi yaitu manusia yang mampu menghargai dan menghormati sikap dasar, keyakinan dan perilaku dari orang lain. Demi tujuan tersebut, maka peran guru Pendidikan Agama Islam menjadi instrument penting, sebab guru Pendidikan Agama Islam merupakan faktor terbesar pembentukan karakter individu dari setiap anak didiknya. Guru PAI memiliki peran penting dalam mengambil tindakan preventif yaitu membina, mengarahkan, dan memotivasi terkait toleransi beragama siswa. 6 Dengan tujuan agar mereka tidak menyimpang kepada sikap anarkis, egois dan etnosentrisme serta terciptanya kerukunan antar umat beragama. Dalam konteks ini, tentu saja tentu saja guru Pendidikan Agama Islam di tuntut untuk selalu menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama dan menerapkan beberapa aksi guna membangun pemahaman keberagaman yang moderat di sekolah, untuk memperoleh keberhasilan bagi tercapainya tujuan yang mulia tersebut yaitu menciptakan kerukunan antar umat beragama. 6 Main Sufanti, Aan Sofyan, Persepsi Guru tentang Pendidikan Toleransi Kehidupan Beragama di SMA Surakarta, (Surakarta : Jurnal Diterbitkan 2015), hal 10
5 5 Berkenaan dengan SMP Negeri 1 Ngunut yang merupakan sekolah di bawah naungan pemerintah dan menjadi salah satu sekolah terfavorit maka terdapat keberagaman di kalangan siswanya. Hal ini didasarkan dari observasi peneliti bahwa SMP Negeri 1 Ngunut adalah lembaga pendidikan menengah pertama yang merangkul peserta didik dari berbagai macam latar belakang agama, ekonomi, dan sosial. Dari segi latar belakang agamanya, walaupun siswa SMPN 1 Ngunut mayoritas beragamakan Islam, akan tetapi sebagian beragamakan Kristen, Katolik, dan Hindu/Budha. Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang kondusif maka diperlukan pembentukan sikap toleransi antar siswa agar terwujudnya kerukunan antar umat beragama dan tidak terjadi diskriminatif yang disebabkan agama yang berbeda. Hal yang menarik lagi dimana SMPN 1 Ngunut juga menempatkan siswa non muslim bersama dengan sebagian siswa muslim dalam satu kelas khusus yang sama yaitu kelas C, sehingga di kelas 7C, 8C, dan 9C akan berisikan siswa campuran muslim dan non muslim. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya apabila didalam kelas tersebut tidak adanya sikap toleransi antara satu sama lain. Akan tetapi yang terlihat disana semua siswa menjadi satu dalam satu kelas maupun sekolahan dengan baik. Mereka dapat berbaur dengan baik satu sama lain seperti tidak ada perbedaan, melaksanakan kegiatan sekolah secara berdampingan dengan rukun dan harmonis Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SMPN 1 Ngunut. Untuk memudahkan dan terarahnya penelitian, penulis merumuskannya dalam judul penelitian sebagai berikut : Peran
6 6 Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Toleransi Beragama Siswa di SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung B. Fokus Penelitian Dari konteks penelitian di atas, Fokus penelitian yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran guru PAI sebagai Educator dalam menumbuhkan nilainilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut? 2. Bagaimana peran guru PAI sebagai Motivator dalam menumbuhkan nilainilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut? 3. Bagaimana peran guru PAI sebagai Fasilitator dalam menumbuhkan nilainilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai Educator dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut. 2. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai Motivator dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut. 3. Untuk mengetahui peran guru PAI sebagai Fasilitator dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut.
7 7 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian berjudul Peran Guru PAI dalam Menumbuhkan Nilai- Nilai Toleransi Beragama Siswa di SMP Negeri 1 Ngunut Ini akan memberikan beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memperkaya khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan peran guru PAI dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa. b. Secara Praktis 1. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Tulungagung berguna untuk menambah literatur. 2. Bagi Sekolah Sebagai bahan evaluasi bagi pihak sekolah terhadap salah satu tujuan pendidikan yaitu menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMPN 1 Ngunut, sehingga pihak sekolah di harapkan akan memilih langkah yang lebih efektif dalam pelaksanaan pendidikannya di masa yang akan datang. 3. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Bagi Siswa
8 8 Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat mengerti, memahami dan mampu menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama dalam dirinya. 5. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam atau dengan tujuan verifikasi sehingga dapat memperkaya temuan-temuan penelitian baru. 6. Bagi penulis Bagi penulis agar dapat memperoleh informasi dan wawasan yang lebih mendalam tentang peran guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa E. Penegasan Istilah Untuk memberikan kemudahan pemahaman dan menghindari kesalahan penafsiran dalam mengartikan istilah yang ada dalam judul skripsi Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Toleransi Beragama Siswa di SMP Negeri 1 Ngunut, berikut definisi masing-masing istilah dalam judul penelitian ini, yaitu: 1. Secara Konseptual a. Peran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peran adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai
9 9 tujuan yang diinginkan. 7 Sedangkan Virginia Held dalam bukunya yang berjudul Etika Moral Pembenaran Tindakan Sosial yang diterjemahkan oleh Ardi Handoko mendefinisikan peran sebagai bagian yang di mainkan oleh seseorang dalam sebuah pola kegiatan masyarakat. 8 Adapun peran yang dimaksud oleh penulis disini adalah usaha yang menjadi bagian terpenting dari guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut Ada banyak peran guru dalam dunia pendidikan, menurut Suparlan (2006) ada sepuluh peran guru yang biasa disingkat EMASLINDEF yaitu: Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovatif, Motivator, Dinamisator, Evaluator, Fasilitator. 9 Namun disini penulis hanya mengkasi tiga dari kesepuluh tersebut yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi siswa. Peran tersebut antara lain peran sebagai Educator, peran sebagai Motivator, dan peran sebagai Fasilitator. b. Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, mengatur, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur 7 WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985) hal Virginia Held, Etika Moral Pembenaran Tindakan Sosial, Ardy Handoko, Penerj, Cet. Kedua, (Jakarta:Erlangga, 1991), hal Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta : Hikayat, 2006), hal.50
10 10 pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 10 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar. 11 Pendidikan Agama Islam sendiri adalah salah satu bidang studi yang mengajarkan ajaran agama islam. Adapun Guru Pendidikan Agama Islam yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ngunut, dimana guru tersebut memberi bimbingan sekaligus arahan terhadap anak didik yang berhubungan dengan materi agama Islam. c. Nilai-Nilai Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, nilai adalah sifat atau hal yang penting bagi kemanusiaan. 12 Sedangkan Zuhairin dan kawankawan menyebutkan nilai sebagai sesuatu yang menunjukkan baik buruk, berguna dan tidak bergunanya sesuatu. 13 Selanjutnya Kartini Kartono berpendapat bahwa nilai merupakan sesuatu yang berguna dan di butuhkan bagi kehidupan manusia. 14 Berbeda dengan Soedijarto yang mengatakan bahwa: 10 E. Mulyasa, Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Roesdakarya, 2003) Cet. III. hal Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), hal Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet.1, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), hal Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Penerj: Zakiah Dradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1988), hal. 205
11 11 Nilai adalah segala azas, cita-cita, konsepsi, cara memandang dan atau pandangan hidup seseorang atau masyarakat tentang hal-hal yan ditemui dalam kehidupan dan pergaulannya dengan orang lain, dalam interaksinya dengan alam sekitar, dalam kehidupannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan materil, dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dalam hubungannya dengan kehidupan bernegara, serta dalam hubungannya dengan diri sendiri dan keluarga. 15 d. Toleransi Beragama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia toleransi ialah bersifat atau bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. 16 Jadi menurut penulis Toleransi beragama adalah sikap atau perilaku seseorang yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang saling menghargai dan menghormati masing-masing pemeluk agama dan tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama yang dianutnya. Serta tidak saling mencela agama lain dengan alasan apapun. 2. Secara Operasional Dengan demikian, yang dimaksud dari judul Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meumbuhkan Nilai-Nilai Toleransi Beragama Siswa adalah suatu usaha, upaya, tindakan, peran serta guru PAI dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa di SMP Negeri 1 Ngunut. Dimana dalam penerapanya ada sepuluh jenis peran guru yang biasa disingkat dengan EMASLIMDEF yaitu : Educator, 15 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang relevan dan Bermutu, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hal W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia., hal.1478
12 12 Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovatif, Motivator, Dinamisator, Evaluator, Fasilitator. Namun disini penulis hanya akan memfokuskan peran guru PAI sebagai Educator, Motivator, dan Fasilitator yang dianggap penulis yang sangat berpengaruh dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi siswa. Sebagai Educator, dimana seorang guru mampu mengembangkan kepribadian dan budi pekerti siswa dengan menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama pada diri siswa. Sebagai Motivator, dimana seorang guru mampu memberikan dorongan agar siswa menjadi idividu yang memiliki akhlak terpuji dengan tumbuhnya nilai-nilai toleransi beragama dalam dirinya. Dan sebagai Fasilitator, dimana guru memberikan bantuan teknis, arahan dan petunjuk kepada siswa dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama. F. Sistematika Pembahasan Untuk dapat melakukan pembahasan yang sistematis, maka peneliti menggunakan sistematika pembahasan yang jelas. Adapun sistematikanya sebagai berikut: Bagian awal berisi sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan abstrak yang memuat tentang uraian singkat yang dibahas dalam skripsi.
13 13 Penelitian ini terdiri dari enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan, pertama-tama dipaparkan konteks penelitian yang mengungkapkan berbagai permasalahan yang diteliti sehingga diketahui halhal yang melandasi munculnya fokus penelitian yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membantu proses penelitian. Dalam bab ini, tujuan merupakan arah yang akan dituju dalam penelitian kemudian dilanjutkan manfaat penelitian yang menjelaskan kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Bab kedua berisi tentang kajian teori yang berkenaan pembahasan teoriteori yang digunakan untuk mengkaji Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa, meliputi tahapan proses penerapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bab ketiga berisi metode yang akan digunakan dalam penelitian dimana pembahasannya meliputi rancanggan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan-tahapan penelitian. Bab keempat berisi tentang laporan hasil penelitian yang memaparkan bagaimana Peran guru PAI dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi beragama siswa, yang diperoleh melalui pengamatan, dan atau hasil wawancara, serta deskripsi informasi lainnya yang dikumpulkan oleh peneliti melalui prosedur pengumpulan data. Paparan hasil penelitian tersebut terdiri dari deskripsi data, temuan penelitian, dan analisis data.
14 14 Bab kelima berisi tentang pembahasan yang memuat keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta interprestasi dan penjelasan dari temuan teori yang di ungkapkan dari lapangan (Grounded Theory) Bab keenam penutup yang pertama berisi kesimpulan yang disajikan melalui hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran temuan serta merupakan jawaban dari konteks penelitian, dan mencerminkan makna dari temuan-temuan tersebut. Kedua berisikan saran yang sesuai dengan kegunakan penelitian dan jelas ditunjukkan kepada siapa pekerjaan atau tanggung jawabnya terkait dengan permaslahan yang diteliti dan bagaimana implementasinya. Saran juga ditunjukkan kepada peneliti selanjutnya jika peneliti menemukan masalah baru yang perlu diteliti lebih lanjut, serta ditunjukkan kepada instansi atau profesi. Bagian akhir memuat daftar rujukan yang merupakan daftar buku yang menjadi referensi oleh peneliti.kemudian, diberikan juga lampiran-lampiran yang memuat dokumen-dokumen terkait penelitian.pada bagian paling akhir ditutup dengan biodata penulis yang menjelaskan biografi peneliti secara lengkap.
PERAN GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI SMA NEGERI 1 LANGSA. Skripsi. Diajukan Oleh : SUGIARTI
1 PERAN GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI SMA NEGERI 1 LANGSA Skripsi Diajukan Oleh : SUGIARTI Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan tuntunan yang didapatkan anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, serta mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitan Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia. Kerap kali pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote yang penuh dengan keanekaragaman dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 1 Dalam konteks kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap
Lebih terperinciPENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA
PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciTUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Sepanjang sejarah kehidupan manusia tidak terlepas dari istilah pendidikan, karena bagi manusia pendidikan sebagai dasar berpijak untuk meniti dan menjalani kehidupannya
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan ketika masih kecil sampai ketahap dewasa dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi menghilangkan jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan usaha dari manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa menjadi insan yang cerdas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Berbicara mengenai pendidikan secara umum kita harus merekonstruksi kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak wacana pengembangan kurikulum 2013 digulirkan muncul tanggapan pro dan kontra dari kalangan masyarakat, khususnya dari kalangan pendidikan. Alasan penolakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang beragam baik dari sisi budaya, etnis, bahasa, maupun agama. Dari sisi agama, di negara ini hidup berbagai agama besar dunia seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Ada banyak sekali mata pelajaran yang diajarkan disekolah, salah satu yang sangat penting untuk diajarkan adalah materi Pendidikan Agama Islam. Pendidikan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Ketika seorang guru melaksanakan proses belajar mengajar, pasti ada kendala yang dihadapinya, bisa seperti murid yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan penulisan skripsi ini yaitu : a) Konteks Penelitian, b) Fokus Penelitian, c) Tujuan Penelitian,
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang beragam, masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, ataupun kelompok etnis. Keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan penegasaan istilah. Dalam bab ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan dimana kesemuanya itu merupakan anugrah dari Tuhan yang maha
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU
PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciC. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender
C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita Bangsa Indonesia yang mulai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerukunan umat beragama merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia, ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHUL PENDAHULUAN
UAN BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusianya. Untuk dapat membentuk sumber daya manusia ini haruslah melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja sistematis untuk mendorong, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar, pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat dan kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciPERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA
PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis.
Lebih terperinciPlenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Parliamentary Event on Interfaith Dialog 21-24 November 2012, Nusa Dua, Bali Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai wahana yang digunakan untuk mencerdaskan dan memberikan perubahan kehidupan bagi siswa yang bersifat progresif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34) multikulturalitas bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinci2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,
2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. 1. bangsa ini tidak akan berkembang dan akan tertinggal dengan negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini begitu cepat, sejalan dengan kemajuan teknologi dan globalisasi. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah Merebaknya isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi, perkosaan, merusak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang berkembang pesat. Perubahan yang terjadi bukan saja berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia terus berkembang. Dengan perkembangan pendidikan di Indonesia ini menuntut guru di sekolah sebagai sosok guru yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan sebagai tuntutan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidik/Guru merupakan elemen pokok dalam melahirkan dan mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama Islam, dan berakhlakul karimah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal, yang mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah
Lebih terperinci