PERNYATAAN. Bandung, April 2014 Yang membuat pernyataan, Machrip Aziz NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERNYATAAN. Bandung, April 2014 Yang membuat pernyataan, Machrip Aziz NIM"

Transkripsi

1 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Bandung, April 2014 Yang membuat pernyataan, Machrip Aziz NIM i

2 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA Machrip Aziz ( ) ABSTRAK Keberadaan suatu industri atau perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi industri atau perusahaan tersebut. Kecamatan Jatitujuh merupakan lokasi industri PG Rajawali II Jatitujuh. PG Rajawali II Jatitujuh merupakan salah satu perusahaan industri BUMN yang bergerak dibidang pangan, yakni tebu. Berdasarkan peraturan MENTERI BUMN No. 4 tahun 2007 bahwa setiap BUMN wajib membentuk unit kerja khusus mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang peranan dari CSR PG Rajawali II Jatitujuh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui survey. Populasi penelitian adalah PG Rajawali II Jatitujuh, seluruh desa dan penduduk di Kecamatan Jatitujuh. Sampel pada penelitian ini adalah PG Rajawali II Jatitujuh serta desa terdekat dengan lokasi perusahaan tersebut yakni Desa Pilangsari, Desa Jatitengah, Desa Jatiraga dan Desa Sumber Kulon. Sampel penduduk diambil secara acak dengan jumlah 83 responden dari 4 desa yang dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data berupa angket dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa PG Rajawali melaksanakan 5 program CSR, yakni cause promotions, cause related marketing, corporate societal marketing, corporate philantropy, communty volunteering dan socially responsible bussiness practice. Program CSR memberikan kontribusi sebesar 40,57% pada bidang pendidikan, sebesar 42,40% pada bidang pendapatan dan sebesar 44,48% pada bidang kesehatan. Dengan demikian keberadaan PG Rajawali II Jatitujuh memiliki peranan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Jatitujuh. Direkomendasikan agar PG Rajawalai II Jatitujuh menjadi lebih bermakna bagi masyarakat sekitarnya oleh karena itu sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan program CSR nya. Kata kunci: Corporate social responsibility, Sosial ekonomi ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Peranan Industri Gula Rajawali II Jatitujuh Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi di Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amiin. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis temui beberapa kesulitan namun karena bimbingan dan dukungan yang terus menerus penulis dapatkan akhirnya penulis mampu selesaikan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis. Bandung, April 2014 Penulis iii

4 UCAPAN TERIMAKASIH Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa sepenuhnya banyak berbagai pihak yang telah membantu baik itu berupa bimbingan, dorongan, pengorbanan dan do a. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua yakni ayahanda Ucup dan ibunda Uminah atas kasih sayang, do a, semangat dan pengorbanannya yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho Nya kepada mereka. 2. Bapak Prof. Dr. Darsihardjo., MS. selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan nasihat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Hj. Epon Ningrum., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus Dosen Pembimbing II yang tiada hentinya memberikan nasihat, bimbingan, pengarahan dan sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. 4. Seluruh staff dosen dan TU Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak memberikan ilmu dan membantu selama penulis mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. 5. Seluruh pemikir dan penulis yang menjadi rujukan dalam skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Tanpa meminjam ilmunya skripsi ini tidak akan terselesaikan. 6. Perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh, masyarakat sekitar perusahaan, Kepala Desa, Camat Kecamatan Jatitujuh beserta staff yang telah rela dan ikhlas membantu penulis dalam menyelasaikan skripsi ini. 7. Seluruh sahabat, teman-teman dan orang terdekat penulis. Semoga kita semua dimudahkan dalam mengejar cita-cita kita masing-masing. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik. Amiin Bandung, April 2014 Machrip Aziz NIM iv

5 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Rumusan Masalah Penelitian... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Struktur Organisasi Skripsi... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8 A. Industri Pengertian Industri Klasifikasi Industri Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Industri Dampak Kegiatan dan Permasalahan Industri Industri Dalam Kajian Geografi Peraturan Perindustrian B. Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian Prinsip CSR Konsep CSR Jenis-jenis Program CSR C. Kondisi Sosial Ekonomi Pengertian Pendidikan Pendapatan Kesehatan v

6 vi D. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Prosedur Penelitian F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Wilayah Penelitian Kondisi Fisik Wilayah Penelitian Sosial Ekonomi Wilayah Penelitian B. Deskripsi Data Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh (X) Sosial Ekonomi C. Analisis Data Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis D. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 97

7 DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1.1 Data Luas Area Perkebunan ( Tahun ) Informasi Penduduk Kecamatan Jatitujuh Sampel Penduduk Variabel Penelitian Kisi-kisi instrumen Penelitian Hasil Analisis Bivariate Pearson Hasil Analisis Reliabilitas I Hasil Analisis Reliabilitas II Luas Wilayah Desa Klasifikasi Tipe Iklim Shmidt Ferguson Bulan Basah, Lembab dan Kering Kecamatan Jatitujuh Kepadatan Penduduk per Desa di Kecamatan Jatitujuh Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Penduduk Usia Belum Produktif, Produktif dan Tidak Produktif Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kecamatan Jatitujuh Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Cause Promotion Skor Pertanyaan Cause Related Marketing Skor Pertanyaan Corporate Societal Marketing Skor Pertanyaan Corporate Philanthropy Skor Pertanyaan Socially Responsible Business Practice Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi (Pendidikan) Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi (Pendapatan) Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi (Kesehatan) Uji Normalitas Descriptive Statistics Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Uji Homogenitas Variances 80 vii

8 viii 4.20 Uji Homogenitas ANOVA Ringkasan ANAVA Variabel Y atas X Ringkasan ANOVA Variabel Y atas X Ringkasan ANOVA Variabel Y atas X 85

9 DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 2.1 Hubungan antara CSR dan Pengembangan Masyarakat Prosedur Penelitian Peta Administratif Peta Penggunaan Lahan Penduduk Usia Belum Produktif, Produktif dan Tidak Produktif Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kecamatan Jatitujuh Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Distribusi Frekuensi Pendidikan Distribusi Frekuensi Pendapatan Distribusi Frekuensi Kesehatan 77 ix

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya yang tersebar luas hendaknya dikelola dan dimanfaatkan sebaikbaiknya. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan manusia. Langkah-langkah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya merupakan upaya dari pembangunan. Rostow (dalam Budiman, 2000, hlm. 25) mengemukakan bahwa pembangunan adalah proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat yang maju. Pembangunan merupakan suatu upaya yang harus dilakukan oleh suatu negara. Dalam pelaksanaannya, pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara perlu memahami berbagai potensi yang dimilikinya, diantaranya bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, politik, hukum dan bidang ekonomi yang meliputi perdagangan dan industri. Selain itu, suatu negara juga harus peka terhadap kondisi perkembangan global apabila ingin mendapatkan manfaat yang maksimal dari pembangunan yang dilaksanakannya. Fenomena yang berkembang saat ini, bidang ekonomi yang meliputi sektor perdagangan dan industri memiliki peran yang penting dalam pembangunan suatu negara. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan hal atau dasar yang penting bagi suatu negara. Karena apabila bidang ekonomi berhasil, maka bidang-bidang lain seperti bidang pertanian, kesehatan, pendidikan dan lain-lainnya akan terbantu. Sektor industri memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional. Dari tahun ke tahun perkembangan pada sektor industri makin nyata terlihat. Ditandai dengan banyaknya pertumbuhan pabrik-pabrik di berbagai daerah di Indonesia, banyak masyarakat yang bekerja pada sektor industri tersebut. Forbes (1986, hlm. 19) mengemukakan bahwa jarak antara negara kaya industri dan negara berkembang semakin melebar. Apabila berkaca pada negara-negara maju di dunia, peranan sektor industri pada negara-negara maju lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Abdurachmat dan Maryani (1997, hlm. 34) 1

11 2 mengungkapkan bahwa daerah-daerah atau bangsa-bangsa yang memiliki tingkat perkembangan industri yang tinggi pada umumnya merupakan pusat-pusat kekuatan ekonomi dan kekuatan politik. Hal ini karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sektor lainnya, diantaranya yaitu nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Perkembangan pembangunan sektor industri dari pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah memberikan perubahan pada struktur kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Nor Hadi (2011, hlm. 36) mengungkapkan pengaruh keberadaan perusahaan indsutri terbagi kedalam dua kategori, yakni positif (positive externalities) dan negatif (negative externalities). Secara positif, perusahaan industri akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, infrastruktur, tata sosial dan ilmu pengetahuan. Secara negatif, keberadaan perusahaan dapat melahirkan ketimpangan sosial, diskriminasi, relokasi masyarakat kecil akibat digunakan untuk kawasan industi, degradasi lingkungan dan lain-lain. Keberadaan suatu industri pasti memberikan profit yang besar terhadap perusahaanya. Rahman (2009) mengungkapkan bahwa perusahaan industri terkadang memandang dirinya sebagai organisasi yang bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap masyarakat sekitar hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak yang dipungut pemerintah. Padahal, masyarakat sekitar industri membutuhkan kontribusi yang lebih dari itu. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan industri telah membawa kerusakan pada lingkungan sekitarnya, seperti tercemarnya sumber air, polusi udara, suara kebisingan, rusaknya jalan dan lain-lain. Perusahaan seringkali membebankan biaya perbaikannya hanya pada pemerintah semata. Namun seiring perkembangan jaman, belakangan ini perusahaan mulai menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan eksternal terhadap keberadaanya. Masyarakat tidak hanya dipandang sebagai konsumen semata,

12 3 melainkan juga sebagai partner. Maka lahirlah Corporate Social Responcibility (CSR) atau tanggung jawab sosial korporat. Sebagaimana dikemukakan oleh Suharto (2009, hlm. 105) bahwa CSR merupakan kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional. Keberadaan CSR pada suatu perusahaan akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan yang mengandalkan benificience semata terkadang merasa telah melakukan CSR dengan baik. Misalnya, memberikan memberikan sumbangan gratis untuk kegiatan para pemuda sekitar perusahaan. Padahal, sebenarnya itu malah memberikan dampak yang negatif, diantaranya membuat masyarakat malas dan berperilaku konsumtif. CSR semestinya harus mengintegrasikan antara kepentingan shareholder dan stakeholder. Program CSR yang dimiliki oleh perusahaan jangan hanya fokus pada hasil semata, melainkan juga pada proses untuk mencapai hasil tersebut. Post dkk. (dalam Kartini, 2013) mengungkapkan CSR berdasarkan prinsip Stewardship. Pertama, perusahaan diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang tidak hanya baik untuk perusahaan tetapi juga baik untuk lingkungan sekitarnya. Kedua, para manajer perusahaan memiliki kewajiban untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai konstituen utama perusahaan. Ketiga, manajer perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat. Pada tahun 1971, Pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan Bank Dunia membentuk Indonesian Sugar Study (ISS) dalam rangka swasembada gula. Salah satu programnya adalah mencari areal baru yang berorientasi pada lahan kering. Hasil survey yang dilakukan pada tahun , menyatakan areal Badan Kuasa Pemangku Hutan (BKPH) Jatitujuh, Kerticala, Cibenda, dan Jatimunggul cocok untuk pertanaman tebu sehingga pada tanggal 9 Agustus 1975 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian (SK Mentan) No. 795/VI/1975 tentang izin prinsip pendirian Pabrik Gula (PG) di Jatitujuh yang dikenal dengan nama Proyek Gula Jatitujuh dan diikuti SK Mentan No. 654/Kpts/UM/76 untuk membebaskan lahan tersebut. Pada tahun mulai

13 4 dibangun, dan pada tahun 1980 PG Jatitujuh mulai beroperasi. Pada tanggal 5 September 1980, manajemen ditangani oleh Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XIV namun pada tahun 1989 manajemen mengalami perubahan dan diambil alih oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia hingga pada saat ini. Produksi tebu diperkirakan sekitar ton per hektar. Total area perkebunan tebu sekitar hektar berada pada Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. Adapun luas wilayah kebun tebu perkabupaten bisa dilihat pada tabel 1.1 No. Tabel 1.1 Data Luas Area Perkebunan ( Tahun ) Lokasi Area Perkebunan Tahun Proyeksi Tahun Luas (Ha) Luas (Ha) 1. Daerah Indramayu 5.784, ,03 2. Daerah Majalengka 6.238, ,52 Total , ,65 Sumber: PG Rajawali II Jatitujuh 2013 PG Rajawali II Jatitujuh merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pangan. Perusahaan ini mengambil bahan mentahnya langsung dari kebun yang berlokasi dekat dengannya, area perkebunan yang luas membutuhkan tenaga yang banyak untuk mengolahnya. Tidak sedikit penduduk sekitar industri yang menjadi tenaga pekerja pada perusahaan ini. Keberadaan perusahaan atau industri pada suatu daerah sudah sepantasnya memberikan peningkatan kesejahteraan pada kehidupan masyarakat sekitar. Tidak hanya menyerap tenaga kerja penduduk setempat, melainkan harus juga memberikan kontribusinya terhadap masyarakat, perusahaan harus menyisihkan keuntungannya untuk pembangunan masyarakat serta menjaga lingkungan sekitarnya. Pendidikan, pendapatan dan kesehatan merupakan komponen-komponen yang sangat penting untuk menentukan suatu kesejahteraan. Komponen-komponen ini saling berkaitan. Forbes (1986) mengungkapkan bahwa seharusnya dengan

14 5 pendapatan yang tinggi maka tingkat pendidikan dan kesehatan pun akan baik. Pun sebaliknya, pendidikan yang tinggi akan memberikan pekerjaan yang lebih layak sehingga akan mendapatkan pendapatan dan kesehatan yang lebih baik pula. Ketiga komponen ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Dalam hal ini, apakah keberadaan suatu perusahaan sudah memberikan CSR dengan semestinya yakni dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut. Atau sebaliknya, malah acuh terhadap kondisi disekitarnya dan tidak menerapkan konsep CSR yang semestinya dilaksanakan. Perusahaan seharusnya memiliki program-program CSR yang jelas, dalam hal ini sudah sepantasnya perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh pun memiliki program-program CSR yang jelas dan terstruktur, namun apakah telah direalisasikan dengan baik atau malah sebaliknya. Atas dasar hal yang telah disebutkan, dapat diketahui keberadaan suatu perusahaan atau industri akan memberikan peranan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah sekitar. Oleh karena itu, penyusun merasa tertarik untuk meneliti mengenai peranan suatu kegiatan industri bahan pangan PG Rajawali II Jatitujuh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Jatitujuh. B. Rumusan Masalah Penelitian Dalam penelitian, perumusan masalah perlu dilakukan untuk membatasi masalah dalam penelitian. Silalahi (2012) mengungkapkan bahwa masalah dalam penelitian adalah keadaan yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian antara aktual dan ideal diharapakan atau antara apa yang ada dan seharusnya ada. Ketika menemukan keragauan, kesangsian, kebingungan, atau kemenduaan terhadap suatu situasi atau fenomena, maka itu dapat dikatakan sebagai masalah penelitian. Adapun masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana peranan dari suatu kegiatan industri bahan pangan (PG Jatitujuh) terhadap kehidupan sosial ekonomi di Kecamatan Jatitujuh. Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka dalam penelitian ini dirumuskan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

15 6 1. Bagaimana bentuk program CSR Industri PG Rajawali II Jatitujuh di Kecamatan Jatitujuh? 2. Seberapa besar kontribusi program CSR Industri PG Rajawali II Jatitujuh terhadap bidang pendidikan masyarakat di Kecamatan Jatitujuh? 3. Seberapa besar kontribusi program CSR Industri PG Rajawali II Jatitujuh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Jatitujuh? 4. Seberapa besar kontribusi program CSR Industri PG Rajawali II Jatitujuh terhadap bidang kesehatan masyarakat di Kecamatan Jatitujuh? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi bentuk program CSR industri PG Jatitujuh di kecamatan Jatitujuh. 2. Untuk menganalisis kontribusi program CSR terhadap pendidikan masyarakat di Kecamatan Jatitiujuh. 3. Untuk menganalisis kontribusi program CSR terhadap pendapatan masyarakat Jatitiujuh. 4. Untuk menganalisis kontribusi program CSR industri PG Jatitujuh terhadap kesehatan masyarakat di kecamatan Jatitujuh. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna untuk menjadi referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu geografi khususnya geografi pada bidang industri. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam membuat kebijakan dalam hal ketenagakerjaan serta peran dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Untuk masyarakat, sebagai informasi untuk mengetahui kondisi

16 7 sosial ekonomi di sekitar kawasan industri. Dan bagi pihak lain semoga penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan dalam penelitian yang serupa. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. IBAB II Kajian Pustaka yang terdiri atas, industri, pengertian industri, klasifikasi industri, faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri, dampak kegiatan industri, industri dalam kajian geografi, peraturan perindustrian, CSR, kondisi sosial ekonomi, pengertian kondisi sosial ekonomi, pendidikan, pendapatan dan kesehatan. BAB III Metode penelitian yang terdiri dari metode, populasi dan sampel, definisi operasional, teknik pengumpulan dan analisis data BAB IV Kondisi fisik wilayah penelitian, sosial ekonomi wilayah penelitian, deskripsi data, analisis data, pembahasan BAB V Simpulan dan saran

17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Industri merupakan bagian dari proses modernisasi dimana berbagai kegiatan ekonomi mulai dipengaruhi oleh teknologi. Industri menjadi penting dilakukan oleh suatu negara berkembang untuk meningkatkan perekonomiannya. Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) No. 5 Tahun 1984, mengatur mengenai pengertian industri yaitu Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Selain itu, menurut Sartika (2008, hlm. 5) industri mengandung pengertian luas, sesuai dengan yang dikemukakanya bahwa Dalam arit luas industri adalah semua kegiatan manusia yang bersifat produktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berbentuk barang dan jasa, dengan jalan mentransformasikan faktor-faktor produksi untuk mendapatkan nilai tambah (added value) yang lebih tinggi. Industri merupakan kegiatan mengubah atau mengolah barang atau benda. Benda-benda yang diolah, merupakan bahan mentah, biasanya termasuk hasil pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan. Akibat daripada pengolahan itu, menimbulkan apa yang disebut hasil produksi, yang langsung atau tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Barang hasil produksi itu, berupa barang jadi atau barang setengah jadi. Dari uraian mengenai pengertian industri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa industri merupakan kegiatan/usaha produksi yang dilakukan oleh manusia dengan cara mengolah atau mengubah nilai suatu barang menjadi lebih tinggi, baik itu di bidang pertanian, perikanan, manufacturing dan sebagainya. 8

18 9 2. Klasifikasi Industri Kegiatan industri sangat mengandalkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Sartika (2008) kegiatan industri dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni industri primer, industri sekunder dan industri tertier. a. Industri primer, merupakan industri yang produksinya langsung diambil dan dihasilkan dari alam tanpa pengolahan terlebih dahulu, contoh hasil produksinya seperti hasil pertambangan, perikanan, kehutanan dan pertanian. b. Industri sekunder merupakan industri yang hasil produksinya diolah atau diproses terlebih dahulu menjadi barang jadi. c. Industri tertier merupakan industri untuk memaksimalkan atau menunjang industri primer dan manufaktur, seperti industri transportasi, perusahaan listrik negara dan militer untuk keamanan penduduk. Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut: a. Industri Kimia Dasar (IKD) Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Industri kimia dasar misalnya misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk dan lain sebagainya. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE) Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Industri mesin logam dasar dan elektronika misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil dan lain sebagainya. c. Aneka Industri (AI) Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini

19 10 diantaranya ialah industri tekstil, industri alat listrik dan logamindustri kimia, industri pangan, industri bahan bangunan dan umum. d. Industri Kecil (IK) Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah). e. Industri pariwisata Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa wisata seni dan budaya wisata pendidikan wisata alam dan wisata kota. Djamari (1975) mengungkapkan pengelompokan industri diantaranya berdasarkan barang yang diprodusir dari suatu aktivitas industri, sifat dan keadaan suatu industri, bahan mentah dan relasi/asosiasinya dari kesatuan-kesatuan aktivitasnya, berdasarkan orientasi lokasinya, banyak sedikitnya buruh yang digunakan, asal modal dan pemilik modalnya dan yang terakhir berdasarkan pada hubungan fungsional antara satu industri dengan industri lainnya. a. Berdasarkan barang yang diprodusir dari suatu aktivitas industri. Dapat dibagi menjadi industri barang konsumen dan industri yang menghasilkan barang kapital. Pada industri barang konsumen misalnya industri pakaian dan industri makanan. Sedangkan pada industri yang menghasilkan barang kapital misalnya industri baja dan industri mesin-mesin. b. Berdasarkan sifat dan keadaan suatu industri. Dapat digolongkan menjadi industri berat dan industri ringan. Pada industri berat misalnya industri semen, industri besi dan lain-lain. Sedangkan industri ringan misalnya industri tekstil, industri kertas dan lain-lain. c. Berdasarkan bahan mentah dan relasi/asosiasinya. Dapat dibedakan menjadi industri primer dan industri sekunder. Pada industri primer misalya hasil pertambangan, hasil pertanian atau bahan-bahan mentah lainnya yang diambil lngsung dari alam. Sedangkan pada industri sekunder

20 11 misalnya industri roti yang menggunakan hasil dari produksi dari industri tepung terigu. d. Berdasarkan kepada orientasi lokasinya. Dapat digolongkan menjadi industri yang berorientasi kepada bahan mentah, misalnya industri perikanan didekat daerah pantai. Industri yang berorientasi pada sasaran, misalnya industri makanan. Industri yang berorientasi pada tempat pemusatan tenaga buru, misalnya industri pembuatan bola. Dan industri yang berorientasi pada sumber tenaga, misalnya industri semen, industri pabrik gula dan lain sebagainya. e. Berdasarkan banyak sedikitnya pekerja. Dapat dibedakan menjadi industri kecil, yaitu yang mempekerjakan kurang dari 50 orang. Industri menengah, yaitu yang mempekerjakan orang. Industri besar, yang mempekerjakan lebih fari 200 orang. f. Berdasarkan asal modal/penanaman modal dan pemiliknya. Yaitu meliputi Industri Asing. Industri Nasional, industri yang dibangun oleh dan dengan modal nasional (penanaman modal dalam negeri/pmdn). Dan industri bersama antara a dan b, yang disebut joint venture industry. g. Berdasarkan hubugan fungsionil antara suatu industri dengan industri lainnya. Terbagi menjadi dua yaitu Industri sponsor, industri ini membutuhkan industri lainnya utuk pengolahan lebih lanjutnya. Dan industri pemelihara, yaitu industri yang memelihara atau menampung hasil produksi dari industri sponsor, berupa: temperatur, curah hujan, kelembaban, angin, tekanan udara dan lain-lain. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Industri Kegiatan suatu industri akan terlaksana secara maksimal apabila didukung oleh semua aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri tersebut. Sartika (2008, hlm. 5) menyebutkan faktor-faktor dalam produksi industri adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi serta keterampilan manajemen (skill). a. Sumber daya alam

21 12 Setiap daerah memiliki sumber daya alam yang berbeda dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Misalnya, pengelolaan sumber daa alam Indonesia sangat potensial untuk mendukung tumbuhnya industri jasa yang tangguh, dengan memanfaatkan alam sebagai obyek wisata dan sumber daya kelautan mendukung produksi khususnya industri ikan. Sumber daya mineral yang cukup melimpah dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri semen nasional. b. Sumber daya manusia Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat, maka sumber daya manusia menjadi pusat perhatian. Jumlah penduduk yang besar merupakan modal berkembangnya sektor industri yang berbasis padat teknologi. Kesempatan ini akan menjadi faktor yang sangat berperan, apabila didukung dengan kualitas tenaga kerja yang baik. c. Teknologi Teknologi merupakan salah satu sumber daya produksi yang dapat mendorong pertumbuhan industri. Teknologi ada dua dimensi yakni science dan engineering yang saling berkaitan. Science artinya mengenai pemahaman manusia tentang dunia nyata alam sekitarnya dalam dimensi ruang, materi dan energi. Engineering artinya pengetahuan obyektif tentang ruang, materi dan energi yang diterapkan dalam bidang perancangan rekayasa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan High Smith (dalam Abdurachmat dan Maryani 1997) mengklasifikasikan syarat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri kedalam empat faktor, yang pertama yaitu faktor sumber daya yang meliputi bahan mentah, sumber energi, persediaan air, faktor iklim dan bentuk lahan. Yang kedua, faktor sosial dimana meliputi penyediaan tenaga kerja, kemampuan-kemampuan teknologi, dan kemampuan mengorganisasi. Yang ketiga, faktor-faktor ekonomi diantaranya yaitu pasaran, transportasi, modal, masalah harga tanah dan pajak. Dan yang terakhir, faktor kebijakan pemerintah yang meliputi ketentuan-ketentuan pajak dan tarif, pembatasan impor-ekspor, penentuan daerah industri, dan lain-lain.

22 13 Berdasarkan kepada empat faktor yang dikemukakn oleh High Smith, Kecataman Jatitujuh memang pantas untuk dijadikan sebagai lokasi industri Pabrik Gula Rajawali II. Dari faktor sumber daya, Kecamatan Jatitujuh memiliki elevasi yang rendah dan topografi yang landai dan datar sehingga suhu dan aksesibilitas ideal untuk penanaman tebu dan penempatan pusat pabriknya. Dari faktor sosial, jumlah penduduk yang banyak dan masih mengandalkan sektor pertanian menyebabkan lapangan pekerjaan di daerah ini sedikit, sehingga apabila didirikan industri Pabrik Gula, banyak penduduk yang akan terserap pada kegiatan industri Pabrik Gula tersebut. Lokasi Kecamatan Jatitujuh yang dekat dengan kabupaten Indramayu dan Cirebon yang merupakan daerah pemasaran, sehingga cukup mendukung bila dilihat dari faktor ekonomi, baik dari segi transportasi ataupun pemasaran. Kebijakan pemerintah Kabupaten Majalengka menetapkan bahwa kawasan industri mencakup Kecamatan Kadipaten, Dawuan dan Jatiwangi. Kecamatan Jatitujuh sebenarnya bukan merupakan kawasan industri. Namun karena lokasinya sangat berdekatan dengan kecamatan-kecamatan daerah industri, sehingga keberadaan lokasi industri ini tidak terlalu dipermasalahkan. Djamari (1976) juga mengungkapkan faktor-faktor yang turut berpengaruh terhadap keberadaan suatu industri, diantaranya yaitu: 1) Bahan mentah Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja. 2) Sumber tenaga Peranan sumber tenaga terhadap lokasi industri yang paling jelas, terlihat pada industri-industri yang menggunakan bahan mentah yang kecil/ringan mudah diangkut. 3) Transportasi Pentingnya transportasi tergantung kepada alat/bahan yang diangkut. 4) Tenaga buruh

23 14 Sesuatu industri, apakah itu industri berat ataupun ringan, memerlukan macammacam jenis buruh; mulai buruh kasar hingga tenaga ahli (skill labour). 5) Pasaran hasil produksi Beberapa keuntungan industri yang dibangun dekat daerah pasaran, bukan hanya biaya transportasi yang murah, namun lebih mudah untuk memprediksi selera konsumen. 6) Air Air juga penting untuk menentukan lokasi industri, sebab air sangat diperlukan untuk pendingin, pembersih, pelarut dan sebagai bahan tambahan di dalam prosesing suatu industri. 7) Tanah Seperti halnya air, kebutuhan akan tanahpun, setiap industri tidak sama keperluannya. Ada yang memerlukan tanah yang luas dengan lapanganlapangan terbuka dan adapula yang hanya memerlukan sebidang tanah yang relatif sempit. 8) Iklim Pengaruh iklim terhadap industri, terutama terlihat pada industri-industri yang mengolah hasil-hasil pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim-musim. Apalagi industri pangan yang bergerak pada jenis tanaman tebu. Setiap industri yang akan dibangun harus dingat dahulu nilai-nilai unsur iklim tersebut, baik berupa: temperatur, curah hujan, kelembaban, angin, tekanan udara dan lainlain. 4. Dampak Kegiatan dan Permasalahan Industri Kegiatan industri pasti memberikan dampak, baik itu dampak positif atau akibat negatif. Dampak positif dari industri diantaranya dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan, diantaranya menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dan sebagainya. Selain dampak positif, keberadaan industri pasti akan menimbulkan efek negatif. Djamari (1976) mengungkapkan problem-problem yang yang ditimbulkan akibat dari suatu industri, antara lain:

24 15 a. Pada industri berat, bila industri tersebut berdiri dekat dengan pemukiman, maka gangguan yang sering didapatkan yaitu bau yang menyengat, suara yang bising, polusi udara dan lain-lain. Pada sektor perekonomian, karena banyaknya penduduk sehingga angka daya beli daerah sekitar meningkat, harga-harga jadi tinggi sehingga penduduk yang berpenghasilan rendah akan sangat dirugikan. b. Pada aspek lingkungan, keberadaan industri menimbulkan pencemaran lingkungan seperti tercemarnya air karena limbah yang dihasilkan pabrik, fasilitas umum seperti jalan jadi mudah rusak karena seringnya dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat milik pabrik, tanah menjadi tidak subur karena telah terkontaminasi zat berbahaya dari pabrik dan lain-lain. Keberadaan industri pasti akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, baik itu pengaruh baik ataupun pengaruh buruk. Industri yang memberikan pengaruh baik terhadap lingkungan sekitarnya seperti meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar lokasi industri dan memberikan keuntungan untuk pemerintah sesuai dengan yang diharapkan. Namun disamping itu, industri juga memiliki masalah dan tantangan-tantangan yang besar. Sartika (2008) mengungkapkan bahwa yang menjadi hambatan industri adalah kebijakan dari pemerintah sendiri, seperti dibidang moneter, fiskal, energi dan tenaga kerja. Di Indonesia, fungsi intermediasi perbankan lokal tidak berjalan, suku bungan tinggi dan pandangan negatif dari perbankan terhadap industri. Disamping itu hambatan yang cukup berpengaruh dalam kegiatan industri di Indonesia adalah mengenai harga bahan bakar yang terus meningkat dan infrastruktur yang kurang memadai. 5. Industri Dalam Kajian Geografi Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, meningkatkan nilai suatu barang. Kegiatan industri tidak lepas dari lokasi, dimana kegiatan industri tersebut berlangsung. Namun lokasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dimana adanya perbedaan-perbedaan pada suatu lokasi merupakan fenomena dan unsur geografi yang disebut dengan variabel ruang. Kegiatan industri merupakan bagian dari

25 16 geografi ekonomi juga termasuk pada ruang lingkup geografi industri yang mana manusia bertindak mengeksploitasi alam, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kamil Pasya (2006, hlm. 130) bahwa geografi ekonomi membahas bagaimana manusia mengeksploitasi sumberdaya alam, menghasilkan barang dagangan, juga pola lokasi dan persebaran kegiatan industri serta seluk beluk komunikasi. Selain itu, Webster Third New International Dictionary (dalam Djamari, 1975, hlm. 17) mengenai geografi industri yang merupakan bagian dari pada geografi ekonomi, mengemukakan: Industrial geography, a branch of geography, that deals with the location of industries, the geographic factors that influence their location and development, the raw materials used in them, and the distribution of their finished products. Dari definsi yang disebutkan menurut Webster Third New International Dictionary (Djamari, 1976) maka kita dapat menemukan pokok-pokok dalam mempelajari geografi industri yakni: 1) Geografi industri merupakan cabang dari pada geografi, malah merupaka bagian dari pada geografi ekonomi. 2) Menerangkan arti lokasi industri-industri. 3) Menerangkan faktor-faktor geografi yang mempengaruhi lokasi dan perkembangan industri-industri. 4) Menerangkan bahan-bahan mentah yang digunakan dalam industri tersebut. 5) Menerangkan pendistribusian hasil dari industri-industri tersebut. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam mempelajari geografi industri sama halnya dengan mempelajari geografi pada umumnya. Pertanyaan mendasar yang sering digunakan dalam mempelajari geografi industri yakni mengapa dan dimana. Seorang ahli geografi dalam mempelajari geografi industri harus mampu memetakan keberadaan lokasi dan faktor-faktor lokasi dari suatu industri. 6. Peraturan Perindustrian Industri seyogianya menjadi alat untuk menumbuhkan perekonomian suatu negeri, meningkatkan kesejahteraan dan tetap peduli terhadap lingkungan sekitarnya dengan cara tetap menjaga dan ikut melestarikannya. Untuk

26 17 mendapatkan kegiatan industri yang ideal, tepat sasaran, tidak melanggar perautaran dan sesuai dengan kebijakan setempat diperlukan adanya pengembangan organisasi industri. Sesuai yang dikemukakan Sartika (2008, hlm. 6) bahwa organisasi industri menunjukkan apakah kinerja industri tersebut baik atau buruk. Dengan mengembangkan kualitas kinerja organisasi industri maka perusahaan akan melakukan kegiatan operasinya dengan baik. Berdasarkan kegiatan tersebut maka pembuat kebijakan atau pemerintah dapa membuat aturan atau kebijakan publik yang tepat, sehingga apa yang diharapkan pemerintah, masyarakat terlaksana dengan baik.agar peranan industri sesuai dengan apa yang diharapkan dan tidak melanggar aturan yang ada, maka pemerintah menetapkan peraturan mengenai perindustrian. Dalam UU Nomor 5 Tahun 1984 Pasal 3, pembangunan industri di Indonesia memiliki tujuan: 1) Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup; 2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya; 3) Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional; 4) Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri; Perusahaan industri memiliki tanggung jawab untuk peduli terhadap kondisi sosial dan lingkungan. Di dalam operasi bisnisnya, perusahaan harus menyisihkan sebagian keuntungannya untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Perusahaan harus aktif untuk berinteraksi dengan para pemangku kepentingan guna membicarakan kepentingan khalayak secara sukarela. Di Indonesia sendiri, kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan telah diwajibkan oleh pemerintah dan tertera didalam UU Dasar Republik Indonesia Melalui UU No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan

27 18 Terbatas (UU PT) dan UU No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM), setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Kebijakan ini juga mengatur sanksi bagi perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut. Kita harus bangga, karena Indonesia merupakan negara pertama yang mengatur kegiatan CSR dalam suatu UU. Namun meskipun UU sudah disahkan, permasalahan dan polemik masih bermunculan. Diantaranya masih banyak yang setuju dan tidak setuju mengenai UU PT tersebut. Adapun detail mengenai bunyi Pasal 74 dari UU PT adalah: 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan peruuan. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. B. Corporate Social Responsibility (CSR) 1. Pengertian Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen, dikembangkan dalam konsep Cost Benefit Ratio versus Social Benefit Ratio. Selanjutnya dalam perkembangannya, Emil Salim (dalam Kartini 2013) mengungkapkan bahwa setiap perusahaan besar sebaiknya tidak hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan semata, melainkan juga harus sadar terhadap lingkungan sekitarnya. CSR digunakan agar perusahaan sadar untuk memberikan peranan terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagaiamana dikemukakan definisi CSR menurut Johnson dan Johnson (dalam Nor Hadi 2011, hlm. 46) CSR is about how companies manage

28 CSR 19 the business processes to produce an overall positive impact on society. Selain itu, definisi CSR menurut Trinidads and Tobacco Burreau of Standards (dalam Rahman, 2009, hlm. 10) mengatakan bahwa: CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasai secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas. Terdapat beberapa nama yang hampir sama dengan CSR diantaranya Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investmen/Investing), Kedermawanan Perusahaan (Corporate Philantropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community Relations) dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Hubungan antara CSR dan pengembangan masayarakat bisa dilihat pada gambat 2.1 Amal Pemberian Perusahaan Corporate Social Investmen Pemberdayaan Kedermawanan Sosial Relasi Kemasyarakatan Perusahaan Pengembangan Masyarakat Gambar 2.1 Hubungan antara CSR dan Pengembangan Masyarakat (Suharto, hlm 103) Keberadaan CSR tidak hanya menguntungkan masyarkat namun akan memberikan keuntungan dan efek yang positif terhadap perusahaan. Suharto (2009) mengungkapkan bahwa hadirnya CSR dipengaruhi oleh beberapa fenomena, fenomena ini diantaranya dehumanisasi, emansipasi, aquariumisasi dan feminisasi atau dikenal dengan sebutat DEAF. Dehumanisasi disini ditujukan untuk industri, akibat dari efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat menimbulkan

29 20 persoalan-persoalan kemanusiaan, baik kepada para pekerja di industri tersebut atau kepada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Emansipasi, seiring berjalannya waktu masyarakat jadi lebih peka terhadap perusahaan yang berada disekitanya, keberadaan perusahaan banyak menimbulkan permasalahan sehingga masyarakat sadar akan haknya untuk meminta pertanggung jawaban perusahaan dari permasalahan tersebut. Aquariumisasi dunia industri, maksudnya adalah transparansi dalam dunia perusahaan yang semakin terbuka sehingga mengakibatkan perusahaan harus benar-benar peduli terhadap sekitarnya, karena apabila perusahaan acuh terhadap kondisi disekelilingnya maka tidak akan mendapatkan dukungan masyarkat bahkan masyarkat sekitar perusahaan akan menghentikan operasinya. Feminisasi dunia kerja, banyaknya wanita yang mulai bekerja menuntut perusahaan untuk menyesuaikan dengan kondisi para wanita. Efek yang ditimbulkan dari banyaknya wanita yang bekerja diantarnya penelantaran anak, sehingga banyak anak yang kurang perhatian dari ibunya. Perusahaan sebaiknya menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan, tempat bermain, kesehatan dan lain-lain untuk mengantisipasi dari fenomena buruk tersebut. International Standart Organitation (ISO) (dalam Kartini, 2013, hlm. 123) menjelaskan beberapa isu yang mendasari tentang perlunya keberadaan CSR pada perusahaan. Isu tersebut diklasifikasikan kedalam tujuh bagian. Isu-isu tersebut yakni isu tata kelola organisasi, membahas mengenai proses dan struktur pengambilan keputusan serta pendelegasian kekusaan. Isu hak asasi manusia, yang penekanannya kepada nondiskriminasi dan perhatian kepada kelompok rentan, menghindari kerumitan, hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya serta hak-hak dasar pekerja. Isu praktik ketenagakerjaan, yang didalamnya mengenai kesempatan kerja dan hubungan pekerjaan, kondisi kerja dan jaminan sosial, dialog dengan berbagai pihak, kesehatan dan keamanan kerja, pengembangan sumber daya manusia. Isu lingkungan, mengenai pencegahan polusi, penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, perlindungan dan pemulihan lingkungan. Isu praktik operasi yang adil, didalamnya memfokuskan

30 21 pada anti korupsi, keterlibatan yang bertanggung jawab dalam politik, kompetisi yang adil, promosi tanggung jawab sosial dan penghargaan atas property rights. Isu konsumen, yang didalamnya menitikberatkan kepada beberapa poin, diantaranya praktik pemasaran, informasi dan kontrak yang adil, penjaga kesehatan dan keselamatan konsumen, konsumsi yang berkelanjutan. Isu pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, yang didalamnya terdapat beberapa poin diantaranya mengenai keterlibatan perusahaan di masyarakat, penciptaan lapangan kerja, pengembangan teknologi, pendapatan dan investasi yang bertanggung jawab. 2. Prinsip CSR CSR mengandung pengertian dan pemahaman yang sangat luas. Untuk memudahkan dalam pemahaman terkait CSR kemudian para ahli membatasinya kedalam prinsip CSR. Sebagaimana Alyson Warhurst (dalam Nor Hadi, 2011) menjelaskan prinsip-prinsip CSR sebagai berikut: a. Prioritas Korporat Perusahaan mengakui bahwa CSR merupakan prioritas tertinggi perusahaan, sehingga semua aktivitas perusahaan tidak terlepas dari tanggung jawab. b. Manajemen Terpadu Menggabungkan setiap regulasi, kebijakan, program dan praktik kedalam setiap kegiatan operasi bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam setiap fungsi. c. Proses Perbaikan Perusahaan secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan penelitian yang paling up to date dan memahami kebutuhan sosial. d. Pendidikan Karyawan Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan serta motivasi karyawan. e. Pengkajian Melakukan pengkajian terlebih dahulu mengenai dampak sosial yang akan ditimbulkan tatkala operasi bisnis dilaksanakan atau setelah dilaksanakan.

31 22 f. Produk dan Jasa Menciptakan produk dan jasa yang tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan. g. Informasi Publik Memberikan informasi kepada pelanggan, distributor dan publik tentang pemakaian atau penggunaan yang aman. h. Fasilitas dan Operasi Mengembangkan dan merancang fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak lingkungan i. Penelitian Melakukan penelitian dan mendukung penelitian mengenai dampak sosial dari bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif. j. Prinsip Pencegahan Memodifikasi manufaktur, pendistribusian, pemasaran dan penggunaan produk dan jasa, sejalan dengan penelitian terkini untuk mengurangi dampak negatif. k. Kontraktor dan Pemasok Mendorong untuk melaknsanakan prinsip-prinsip CSR yang dijalankan kalangan kontraktor dan para pemasok, selain itu bila diperlukan masyarakat perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok. l. Siaga Menghadapi Darurat Menyusun dan mempersiapkan untuk menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan darurat sudah siap untuk bekerjasama dengan pihak-pihak berwenang untuk mengatasi keadaan darurat tersbut. m. Transfer Best Price Berkontribusi pada pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah, lintas departemen dan lembaga pendidikan n. Memberi Sumbangan

32 23 Perusahaan memberikan sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah, lintas departemen dan lembaga pendidikan yang akan meningkaktkan kesedaran tentang CSR. o. Keterbukaan Membuka, menerima dialog dan dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard dan dampak operasi. p. Pencapaian dan Pelaporan Melakukan evaluasi kinerjas sosial, melakukan audit sosial secara berkesinambungan dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria perusahaan dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pada pemangku kepentingan di perusahaan dan diluar perusahaan. 3. Konsep CSR Konsep CSR menurut Post (dalam Nor Hadi 2002) membagi kedalam tiga dimensi, yaitu economic responsibility, legal responsibility dan social responsibility. Economic responsibility, keberadaan perusahaan diarahkan untuk meningkatkan nilai bagi shareholder, diantaranya seperti meningkatkan keuntungan dan harga saham. Selain itu, perusahaan juga harus meningkatkan nilai bagi para kreditur, yakni kepastian dan kejelasan bahwa perusahaan akan mengembalikan pinjaman. Legal responsibility, merupakan bagian dari anggita masyarakat, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk tidak melanggar dan mematuhi undang-undang yang berlaku. Termasuk ketika perusahaan sedang melakukan aktivitas operasi, perusahaan harus mampu untuk mempertanggungjawabkan secara hukum dan perundangan. Social Responsibility, sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepetingan. Menjadi satu tuntutan ketika operasi perusahaan mempengaruhi pihak eksternal, terutama ketika terjadi external dis-economic. Karena hal itu dapat memicu untuk terjadinya konflik sosial.

33 24 Konsep CSR menurut Carroll (dalam Kartini, 2013) memuat empat komponen yaitu economic responsibilities, legal information, ethical responsibilitie dan discretionary responsibilities. Economic responsibilities artinya tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab ekonomi. Legal Information artinya perusahaan harus taat hukum dan menjalankan segala peraturan yang ada. Ethical Responsibilities maksudnya adalah ketika menjalankan operasinya perusahaan hendaknya berbisnis secara etis, tidak bertentangan dengan etika yang berkembang di masyarkat. Dan yang terakhir discretionary responsibilities maksudnya adalah masyarakat sekitar perusahaan berharap dengan keberadaan perusahaan disekitarnya akan memberikan manfaat yang banyak bagi mereka. Dalam UU Perseroan Terbatas pasal 74 secara umum mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menerapkan CSR serta melaporkan dampak sosial dan lingkungan serta kinerja perusahaan dalam mengelola dampak tersebut. 4. Jenis-jenis Program CSR Dalam pelaksanaan program CSR, agar perusahaan melaksanakan programnya secara tepat dan terarah maka perlu dibatasi oleh program yang tepat dan jelas. Sebagaimana dikemukakan oleh Kotlar dan Lee (dalam Kartini 2013, hlm. 63) membagi enam kategori aktivitas CSR, yakni cause promotions, cause related marketing, corporate philantropy, corporate societal marketing, communty volunteering dan socially responsible bussiness practice. a. Promosi kegiatan sosial (Cause promotion) Pada program ini, perusahaan harus memberikan sumbangan baik berupa dana atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran terhadap suatu kegiatan sosial atau mendukung pengumpulan dana. Misalnya, Bank Indonesia meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu permasalahan maraknya perderan uang palsu dengan kampanye 3D nya, yakni dilihat, diraba dan diterawang. b. Pemasaran terkait kegiatan sosial (Cause related marketing) Pada kegiatan ini, perusahaan haru memberikan beberapa presentase hasil keuntungannya untuk kegiatan sosial berdasarkan jumlah produk yang telah

34 25 terjual. Misalnya, es krim Viennetta dari Wall s menyumbangkan Rp untuk setiap penjualannya. Kemudian hasil dari sumbangan ini diberikan kepada korban bencana di Sumatra. c. Pemasaran kemasyarakatan korporat (Corporate societal marketing) Pada kegiatan ini, perusahaan melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup. Dalam isu kesehatan misalnya Telkomsel mengadakan kegiatan untuk mengajak masyarakat memberantas narkoba. Dalam isu keselamatan misalnya perusahaan motor Honda mengadakan kegiatan sadar berkendara dengan baik dan benar. d. Kegiatan filantropi perusahaan (Corporate philanthropy) Pada kegiatan ini, perusahaan langsung memberikan bantuan berupa derma untuk masyarakat. Bantuan tersebut dapat berupa uang tunai, paket bantuan atau pelayanan yang tidak dipungut biaya. Contoh kegiatan CSR yang sekarang lagi marak adalah pemberian beasiswa pendidikan oleh perusahaan-perusahaan seperti sampoerna, bakrie dan lain-lain. e. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (community volunteering) Pada kegiatan ini, perusahaan meningkatkan kesadaran para pekerja, mitra usaha dan para stakeholder untuk menyisihkan waktunya secara sukarela untuk membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal. Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini diantaranya dapat membangun hubungan yang tulus antara perusahaan dengan komunitas, memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan. f. Praktika bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial (Socially responsible business practice) Pada kegiatan ini, perusahaan menjalankan kegiatan operasi bisnis melebihi kegiatan operasi yang telah ditetapkan oleh hukum dan perusahaan ikut serta dalam memberikan investasi untuk kegiatan sosial dengan tujuan mensejahterakan komunitas dan ikut melestarikan lingkungan hidup. Misalnya

35 26 perusahaan menerapkan aktivitas sustainable development dengan cara memilah dan memilih bahan mentah berdasarkan kriteria ketersediaan. Adapun pemerintah melalu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerapkan konsep lain dari program CSR yakni dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dasar dari hukum PKBL adalah Peraturan Menteri BUMN No. 4 Tahun 2007, bahwa setiap perusahaan BUMN wajib membentuk divisi khusus untuk mengelola PKBL dan perusahaan wajib menyisihkan dua persen dari laba bersihnya untuk program PKBL. Adapun program-program dalam PKBL ini meliputi enam poin, yakni bantuan bencana alam, kesehatan masyarakat, pendidikan dan pelatihan masyarakat, keagamaan, pengembangan sarana umum dan pelestarian alam. C. Kondisi Sosial Ekonomi 1. Pengertian Keberadaan suatu industri pada suatu daerah akan menstimulus peningkatan perekonomian daerah tersebut. Daerah yang memiliki perkembangan industri akan memiliki tingkat perekonomian yang kuat. Sebagaiamana dikemukakan oleh Sartika (2008, hlm. 91) yaitu supaya mampu bersaing dan menjadi motor penggerak perekonomian dimasa depan, maka sektor industri harus memiliki daya saing yang tinggi. Dan diperkuat oleh Abdurachmat dan Maryani (1997, hlm. 34) bahwa daerah-daerah atau bangsa-bangsa yang memiliki tingkat perkembangan industri yang tinggi pada umumnya merupakan pusat-pusat kekuatan ekonomi dan kekuatan politik. Aspek sosial ekonomi perlu diperhatikan dalam rangka menuju pada proses pembangunan. Singer (dalam Arndt 1991) mengungkapkan bahwa aspek-aspek sosial dalam pembangunan sosial ekonomi yang perlu diperhatikan ialah kesehatan, pendidikan dan gizi. Dewan kemanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Ekonomi Sosial (dalam Arndt 1991) mengadakan survei tentang situasi sosial dan ekonomi dunia, hasilnya yaitu bahwa diperlukan pemaduan sasaran sosial dan ekonomi yang lebih erat daripada yang telah dicapai dalam kebanyakan masyarakat, dan juga menyebutkan bahwa mesti menggganti indikator-indikator pembangunan

36 27 sosial yang awalnya adalah ukuran pendapatan perkapita dengan indikator atau komponen yang lebih mewakili dan diterima internasional, indikator tersebut diantaranya adalah kesehatan, gizi, pendidikan, perumahan, kesempatan kerja dan pendapatan pribadi. Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Jadi kondisi sosial yang dimaksud adalah keadaan sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Bintarto (dalam Tsabitah, 2010, hlm. 24) mengemukakan pengertian kondisi sosial ekonomi adalah:...suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu: usia, jenis kelaimn, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan. Selain yang dikemukakan oleh Bintarto, Singarimbun (dalam Tsabitah, 2010, hlm. 24) mengemukakan pula tentang kondisi sosial ekonomi, yakni...keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu daerah. Dengan empat parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesahatan dan transportasi. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi di suatu daerah dipegaruhi oleh beberapa parameter, yakni usia, jenis kelaimn, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, kesahatan dan transportasi. Parameterparamater ini satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, sehingga akan berpengaruh juga terhadap kesejahteraan daerah kawasan industri tersebut. Namun biasanya parameter yang sering digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi diantaranya yaitu pendapatan, mata pencaharian atau pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. 2. Pendidikan Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spritual,

37 28 material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. a. Pengertian pendidikan adalah: Didalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Th bahwa pendidikan... usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adapun pengaruh dari keberadaan industri dan kaitannya dengan pendidikan dikemukakan oleh Djojodipurno (dalam Tsabitah, 2010, hlm. 26) menyatakan: Melalui pendidikan yang berasal dari masyarakat mungkin terbukalah kesempatan baru untuk menemukan lapangan kerja baru yang memberikan penghasilan yang lebih tinggi, hal ini akan terjadi apabila melalui pendidikan, individu berkenalan dengan sesuatu yang memungkinkan pelaksanaan suatu tugas secara lebih cepat dan lebih mudah sehingga dengan usaha dan tenaga yang sama, individu akan memperoleh yang lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan menigkatkan daya saingnya dalam dunia pekerjaan, sehingga akan berdampak baik pada peningkatan pendapatannya. Pendidikan merupakan salah satu pokok yang dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran. b. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan adalah salah satu indikator tingkat kemajuan suatu bangsa, berbagai kegiatan manusia pasti membutuhkan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Somarya dan Nuryani (2010, hlm. 26) manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia.. Menurut UU No. 20 Th. 2003, tentang sistem pendidikan nasional mengatakan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Yang terdiri atas pendidikan dasar meliputi SD

38 29 sampai SMP, sesuai dengan ketentuan pemerintah yang menetapkan wajar diknas sembilan tahun. Kemudian pendidikan menengah, yakni pendidikan setelah pendidikan dasar, seperti SMA, SMK, MA dan sederajatnya. Dan yang terakhir adalah pendidikan tinggi, yang penyelenggaraanya dilakukan oleh perguruan tinggi yang meliputi sarjana, magister dan doktor. 3. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan barang/jasa. Pendapatan bisa disebut juga dengan upah, yakni barang atau uang yang diterima atau dihasilkan setelah kita melakukan aktivitas ekonomi. Dalam Kamus Ekonomi, pendapatan (income) adalah uang yang diterima seseorang dalam perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba dan lain sebagainya, bersama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya. Pendapatan rumah tangga sering digunakan untuk mengukur kesejahteraan rumah tangga, dimana pendapatan rumah tangga dihitung menggunakan distribusi pendapatan. Arsyad ( dalam Tsabitah, 2004) mengungkapkan bahwa pendapatan merupakan parameter penting untuk menentukan suatu kesejahteraan. b. Sumber Pendapatan Pendapatan bisa disebut juga dengan upah, yakni barang atau uang yang diterima atau dihasilkan setelah kita melakukan aktivitas ekonomi. Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dalam rangka kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi pekerja di bidang jasa dan penjualan bagi pedagang. Sedangkan pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok, yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan nonbank dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang. Biro pusat statistik (2003) mengklasifikasikan jenis-jenis pendapatan, yakni pendapatan uang, pendapatan barang dan penerimaan yang bukan merupakan pendapatan.

39 30 Pendapatan berupa uang yang terdiri dari: 1) Pendapatan gajih dan upah, yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang. 2) Usaha sendiri yang meliputi, hasil bersih dari usaha sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah. 3) Hasil investasi yang meliputi investasi atas hak milik tanah 4) Keuntungan sosial yang diperoleh dari kerja sosial. Pendapatan berupa barang terdiri dari: 1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. 2) Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah, antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan, yaitu penerimaan yang berupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang,kiriman uang, hadiah/pemberian Pada penduduk yang berada sekitar kawasan industri, pendapatan tidak hanya bersumber dari industri tersebut melainkan dari sektor-sektor lainnya seperti penyewaan kos-kosan, membuka rumah makan, toko, penyedia transportasi dan lain-lain. c. Tingkat pendapatan Milleniun Development Goals Polewali Mandar mendefinisikan bahwa tingkat pendapatan adalah salah satu dari indikator global/nasional untuk memonitoring pencapaian target pertama yaitu menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah $1 per hari menjadi setengahnya antara ( Tingkat pendapatan bisa diukur dari jumlah keseluruhan pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Menganalisis suatu wilayah atau membicarakan pembangunannya tidak akan terlepas dari membahas tingkat pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini

40 31 mencoba untuk mendeskripsikan tingkat pendapatan sebagian masyarakat wilayah Kecamatan Jatitujuh di sekitar industri PG Rajawali II Jatitujuh. 4. Kesehatan Sehat adalah bagian penting dalam hidup manusia yang sangat diharapkan, semua orang pasti membutuhkan kondisi kesehatan yang baik. Pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. 1) Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator mortalitas, indikator-indikator, morbiditas, dan indikatorindikator status gizi. 2) Indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. 3) Indikator proses dan masukan, yang teridir atas indikator-indikator pelayan kesehatan, indikator-indikator sumber daya kesehatan, indikator-indikator manajemen kesehatan, dan indikator-indikator kontribusi sektor-sektor terkait. D. Hipotesis Hipotesis merupakan unsur yang penting dalam suatu penelitian. Hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk bentuk kalimat pernyataan yang menghubungkan satu atau lebih variabel dengan variabel lainnya. Silalahi (2012, hlm. 170 mengemukakan bahwa hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban tentatif atas masalah kemudian hipotesis dapat diverifikasi hanya setelah hanya setelah hipotesis diuji secara empiris. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menanyakan seberapa besar kontribusi program CSR terhadap pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Mengacu pada pandangan Silalahi, bentuk hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis kausal. Sebagaiama dikemukakan oleh Silalahi (2012, hlm. 169) hipotesis kausal

41 32 merupakan pernyataan sementara tentang pengaruh antara satu atau lebih variabel terhadap satu atau lebih variabel lain. Hipotesis dalam penelitian ini terbagi kedalam hipotesis pertama, hipotesis kedua dan hipotesis ketiga. Pernyataan hipotesis adalah sebagai berikut Hipotesis pertama : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendidikan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ha : r 0 dan Ho : r = 0 Hipotesis kedua : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapatan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut Ha : r 0 dan Ho : r = 0 Hipotesis ketiga : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan kesehatan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ha : r 0 dan Ho : r = 0

42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kecamatan Jatitutujuh Kabupaten Majelengka. Secara geografis Kecamatan Jatitujuh terletak di sebelah Utara Kabupaten Majalengka. Luas wilayah Kecamatan Jatitujuh adalah 73,66 Km² yang berarti Kecamatan Jatitujuh hanya sekitar 6,12 % dari luas Wilayah Kabupaten Majalengka (± 1.204,24 Km²). Dan secara astronomis Kecamatan Jatitujuh terletak pada koordinat 108 o BT dan 06 o LS. 2. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan untuk peneliti. Sebagaimana dikemukakan Silalahi (2012, hlm. 180) bahwa desain penelitian adalah rencana struktur dan penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Silalahi mengungkapkan bahwa secara umum terdapat tiga tipe desain penelitian yakni desain korelasional, desain eksperimental dan desain studi kasus. Mengacu kepada tiga desain penelitian yang ditetapkan oleh Silalahi, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional. Alasan menggunakan desain korelasional karena dalam penelitian kali ini terdapat situasi yang tepat untuk menggunakannya, yakni pengumpulan data terbilang cepat, tidak dapat memanipulasi variabel karena memanipulasi variabel dianggap tidak mungkin atau tidak etis, dan berhubungan secara alamiah variabel terjadi atau ingin melihat bagaimana variabel terjadi secara alamiah berhubungan dengan dunia nyata. 32

43 33 3. Metode Penelitian Metode penelitian berarti cara untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan oleh peneliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Wirartha (2006, hlm. 76) bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui survey terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan topik penelitian. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi atau masalahmasalah yang bersifat aktual, melalui pengamatan maupun analisis sampai kepada kesimpulan. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis dan terkontrol karena peneliti memulai dengan subjek yang jelas dan melaksanakan penelitian atas sampel dari subjek yang diteliti secara akurat. Sebagaimana dikemukakan oleh Mely G. Tan (dalam Silalahi 2012, hlm. 28) bahwa Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifatsifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat... Penelitian deskriptif menghasilkan sajian penelitian yang terperinci tentang satu situasi, setting sosial dan hubungan. Hasil penelitian ini sering digunakan untuk membuat suatu kebijakan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian pada dasarnya berarti sekumpulan obyek yang akan diteliti oleh peneliti. Sebagaimana dikemukakan Pabundu (2005, hlm. 24) bahwa Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas, dengan demikian, populasi merupakan kumpulan individu/obyek, baik berupa mahluk hidup, wilayah, fenomena, yang akan dijadikan perhatian atau pertimbangan bagi peneliti. Maka berdasarkan batasan diatas peneliti menggunakan dua populasi berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

44 34 a. Populasi Wilayah Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah seluruh desa di wilayah Kecamatan Jatitujuh yang menjadi sasaran program CSR PG Rajawali II Jatitujuh. Terdapat 15 desa di Kecamatan Jatitujuh. b. Populasi Penduduk Populasi penduduk dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Kecamatan Jatitujuh yang mendapatkan program CSR PG Rajawali II Jatitujuh. Jumlah penduduk per desa di Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel 3.1 No Desa Tabel 3.1 Penduduk Kecamatan Jatitujuh Kepala Keluarga Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total (Jiwa) 1 Biayawak Pasindangan Panongan Panyingkiran Randegan Kulon Randegan Wetan Putridalem Jatitengah Jatitujuh Babajurang Pilangsari Jatiraga Sumber kulon Sumber wetan Pangkalanpari Total Sumber: Profil Kecamatan Jatitujuh 2013

45 35 2. Sampel Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sugiyono (2002, hlm. 56) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut." Silalahi (2012) mengemukakan bahwa terdapat dua tipe dalam pemilihan sampel, yakni sampel probabilitias yang terdiri dari sampel acak sederhana, sampel sistematis, sistem distratifikasi dan sampel kluster. Dan sampel tak probabilitas yang terdiri dari aksidental, kuota, bertujuan (sampling purposive) dan bola salju. Berdasarkan batasan tersebut maka peneliti menggunakan tipe sampel tak probabilitas. a. Sampel Wilayah Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel wilayah yaitu dengan sampling purposive. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 68) sampling purposive adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah desa terdekat dengan lokasi perusahaan, yakni Desa Pilangsari, Desa Jatitengah, Desa Jatiraga dan Desa Sumber Kulon. b. Sampel Penduduk Penduduk yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah penduduk Desa Pilangsari, Desa Jatiraga, Desa Sumber Kulon dan Desa Sumber Wetan. Data untuk penentuan jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Sampel Penduduk Kepala Jenis Kelamin No Desa Total Keluarga Laki-laki Perempuan 1 Pilangsari Jatiraga Sumber kulon Jatitengah Total Sumber: Profil Kecamatan Jatitujuh 2013

46 36 Pengambilan sampel dipilih dengan teknik sampling purposive dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dixon dan B. Leach. z. v n = [ C ] ² Dimana: N = Jumlah sampel z = Confidence level, nilai confidence level 95% adalah 1,96 v = Variabel yang dapat diperoleh dengan rumus v = p (100 p) Dimana: P C = Presantase karakteristik sampel yang dianggap benar = Confidence limit/batas kepercayaan (%), dalam penelitian ini diambil fff10%. Menentukan presentase karakteristik: P = Kepala Keluarga Penduduk Total 100 P = P = 0, P = 33,2 % Menentukan variabel: v = p (100 p) v = 33 (100 33) v = 33 (67) v = v = 47,4 Menentukan jumlah sampel: z. v n = [ C ] ²

47 37 n = [ 1, ] ² n = [ 92,1 10 ] ² n = [9,21]² n = 84,8 Maka sampel penduduk dibulatkan menjadi 85. Adapun untuk menghitung jumlah sampel yang sebenarnya, maka dibuat koreksi dengan menggunakan rumus: n = n 1 + n N Keterangan: n = Jumlah sampel yang telah dikoreksi n N = Jumlah sampel yang telah dihitung menggunakan rumus pertama = Jumlah populasi (kepala keluarga) n = n 1 + n N 85 n = n = ,018 n = 85 1,018 n = 83,4 n = 83 Karena sampel berasal dari empat desa, maka penyebaran sampel per desa adalah sebagai berikut: Menetukan sampel di Desa Pilangsari n x = ( ) 83 Kepala keluarga n x = ( Kepala keluarga ) n

48 38 n x = 0, n x = 31,4 n x = 31 Menetukan sampel di Desa Jatitengah n x = ( ) 83 n x = 0, n x = 22,2 n x = 22 Menetukan sampel di Desa Jatiraga n x = ( ) 83 n x = 0, n x = 12,3 n x = 13 Menetukan sampel di Desa Sumber Kulon n x = ( ) 83 n x = 0, n x = 16,8 n x = 17 Jadi, total sampel penduduk yang diambil pada penelitian ini adalah 83 orang, yang terdiri dari 31 orang dari Desa Pilangsari, 22 orang dari Desa Jatitengah, 13 orang dari Desa Jatiraga dan 17 orang dari Desa Sumber Kulon. C. Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk membatasi apa yang diamati dalam penelitian. Silalahi (2012, hlm. 120) mengemukakan definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukanrujukan empiris...

49 39 Berdasarkan batasan diatas, definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Industri Dari uraian mengenai pengertian industri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa industri merupakan kegiatan/usaha produksi yang dilakukan oleh manusia dengan cara mengolah atau mengubah nilai suatu barang menjadi lebih tinggi, baik itu di bidang pertanian, perikanan, manufacturing dan sebagainya. b. Corporate Social Responsibilities (SCR) CSR merupakan bentuk kontribusi corporate pada lingkungan sekitar. Menurut Schermerhon dalam Suharto (2009, hlm. 102) CSR atau tanggung jawab sosial adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepetingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Dalam penelitian ini konsep CSR digunakan untuk mengetahui peranan dari industri PG Rajawali terhadap penduduk sekitar. Kotlar dan Lee (dalam Kartini 2013, hlm. 63) menyebutkan enam kategori aktivitas CSR, yakni cause promotions, cause related marketing, corporate societal marketing, corporate philantropy, communty volunteering dan socially responsible bussiness practice. c. Kondisi Sosial Ekonomi Singarimbun (dalam Tsabitah, 2010, hlm. 24) mengemukakan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah...keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu daerah. Dengan empat parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesahatan dan transportasi. Kondisi sosial ekonomi di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa parameter, yakni usia, jenis kelaimn, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, kesahatan dan transportasi. Adapun parameter kondisi sosial ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yakni tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kesehatan. 1) Tingkat Pendidikan Menurut UU No. 20 Th. 2003, tentang sistem pendidikan nasional mengatakan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan seperti sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi. Jenjang pendidikan adalah tahapan

50 40 pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2) Tingkat Pendapatan Pendapatan bisa disebut juga dengan upah, yakni barang atau uang yang diterima atau dihasilkan setelah kita melakukan aktivitas ekonomi. Biro pusat statistik mengklasifikasikan jenis-jenis pendapatan, yakni pendapatan uang, pendapatan barang dan penerimaan yang bukan merupakan pendapatan. Tingkat pendapatan bisa diukur dari jumlah keseluruhan pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. 3) Kesehatan Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 Th. 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Berdasarkan keputusan Menteri kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 mengenai indikator kesehatan, diantaranya adalah indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. d. Masyarakat Pengertian masyarakat menurut Koentjaraningrat (1980, hlm. 160) adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Adapun masyarakat dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang secara administratif bertempat tinggal di Kecamatan Jatitujuh.

51 41 Berdasarkan definisi operasional yang telah dikemukakan, maka variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu industri pangan PG Jatitujuh pada program CSR nya dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar PG Jatitujuh yang meliputi tingkat pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Dimana industri pangan PG Jatitujuh merupakan variabel bebas sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Informasi mengenai indikator variabel serta kisikisi instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 Tabel 3.3 Variabel Penelitian Variabel (X) CSR PG Rajawali II Jatitujuh 1. Promosi Kegiatan sosial (Cause promotions) 2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial (Cause related marketing) 3. Pemasran Kemasyarkaatan Korporat (Corporate societal marketing) 4. Kegiatan Filantropi Perusahaan (corporate philantropy) 5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan secara Sukarela (Communty volunteering) 6. Praktika Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial (Socially responsible bussiness practice) Variabel (Y) Sosial Ekonomi Masyarakat 1. Tingkat pendidikan a. Jenjang pendidikan b. Keterampilan 2. Tingkat pendapatan 3. Tingkat kesehatan a. Kondisi lingkungan b. Pengobatan

52 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Responden Instrumen No. Item 1. Promosi Kegiatan a. Menciptakan kesadaran mengenai 1-6 Variabel Bebas (Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh) Sosial (Cause Promotion) pendidikan, tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. b. Membujuk masyarakat untuk peduli terhadap 7-8 pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan 2. Pemasaran Terkait a. Menyisihkan sejumlah uang dari produk yang 9-10 Kegiatan Marketing terjual untuk kegiatan pendidikan dan (Cause Related kesehatan masyarakat sekitar perusahaan. Angket/ Perusahaan Marketing) b. Menyumbangkan persantase tertentu dari Kuesioner penjualan untuk kegiatan sosial seperti pendidikan, tingkat kesejahteraan dan kesehatan. 3. Pemasaran a. Kampanye untuk menghindari kejahatan, kemasyarakatan seks bebas dan obat-obatan terlarang. korporat (Corporate b. Kampanye kegiatan sosial masyarakat (Donor Societal Marketing) darah, green campaign dan lain-lain) 42

53 Tabel 3.4 Variabel Sub Variabel Indikator Responden Instrumen No. Item 4. Kegiatan Filantropi a. Bantuan hibah (sumbangan uang tunai, Variabel Bebas (Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh) Perusahaan (Corporate Philanthropy) sarana umum, pelatihan dan tempat ibadah) untuk kegiatan pendidikan, peningkatan kesejahteraan dan kesehatan. b. Pemberian produk (paket sembako) untuk kegiatan sosial ekonomi. c. Penyedia keahlian teknis oleh karyawan perusahaan seperti pelatihan keterampilan Angket/ dan mengijinkan penggunaan fasilitas Perusahaan Kuesioner perusahaan. d. Pekerja sosial a. Mengorganisir tim sukarelawan untuk kemasyarakatan secara kegiatan sosial seperti pendidikan, sukarela (Community pelatihan keterampilan dan kesehatan. Volunteering) e. Praktika Bisnis yang a. Membuat fasilitas yang memenuhi Memiliki Tanggung tingkat keamanan lingkungan dan Jawab Sosial (Socially - keselamatan setempat. 43

54 Tabel 3.4 Variabel Sub Variabel Indikator Responden Instrumen No. Item - Responsible Bussiness b. Memilih bahan yang paling ramah Angket/ Perusahaan Practice) lingkungan. Kuesioner Variabel Terikat (Sosial Ekonomi Masyarakat) 1. Tingkat Pendidikan a. Bantuan oleh perusahaan dalam penuntasan jenjang pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi). 2. Tingkat Pendapatan a. Besarnya pendapatan 1) Sumbangan uang tunai, sembako dll, saat hari besar. 2) Keringan biaya perumahan dan transportasi oleh perusahaan 3. Tingkat Kesehatan a. Kondisi lingkungan dan perbaikan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. c. Pengobatan yang diberi bantuan oleh perusahaan. Perusahaan Angket/ Kuesioner

55 45 D. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data, Silalahi (2012) membagi dua tipe pengumpulan data dalam metode survei, yakni angket atau kuesioner dan wawancara. Satu kuesionar adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang telah disusun agar responden mencatat jawabannya. Sedangkan wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang terencana. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa nontes atau bukan tes yakni dalam bentuk kuesioner atau angket, karena penelitian ini bukan untuk mengukur prestasi belajar melainkan untuk mengetahui kondisi masyarakat dari program CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh. Tujuan menggunakan kuesioner atau angket dalam penelitian ini yaitu memudahkan dalam pengkodean dan menghemat waktu bagi peneliti. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan cara ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian ini berawal dari keberadaan perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh, perusahaan ini memiliki lahan di Kecamatan Jatitujuh yang cukup luas yakni sebesar hektar, hakikatnya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar perusahaan, saat ini tanggung jawab sosial perusahaan sudah diatur jelas dalam CSR. CSR menjelaskan tentang kewajibankewajiban perusahaann yang harus diberikan kepada masyarakat sekitar perusahaan. Namun peneliti merasakan kesangsian terhadap CSR dari PG Rajawali II Jatitujuh, untuk mengetahui fakta yang sebenarnya maka harus dilakukan dengan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya mengenai industri dalam sudut pandang geografi, dampak keberadaan industri, kondisi sosial ekonomi dan CSR atau tanggung jawab sosial. Adapun rangkaian kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1

56 Industri PG Rajawali II Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh Program CSR CSR & Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan dan kesehatan Angket atau kuesioner Analisis data Kontribusi pada pendidikan pendidikan dan kesehatan Kontribusinya terhadap pendidikan, pendapatan dan kesehatan Menentukan sumber data Besar Sedang Asumsi dasar Analisis CSR (konsep, jenis dan prinsip) Sedikit Kesimpulan Merumuskan hipotesis Bagan 3.1 Prosedur Penelitian 46 Menyusun Laporan

57 48 F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kebenaran suatu data ditentukan oleh teknik pengumpulan dan analisis datanya. Wirartha (2006, hlm. 244) mengemukakan mengenai teknik dalam pengumpulan data...diantaranya adalah tes, misalnya tes kecerdasan, angket atau kuisioner, wawancara, observasi atau pengamatan dan telaah dokumen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner, wawancara, telaah dokumen atau studi dokumentasi dan interpretasi peta. 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Kuesioner atau angket Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Bertujuan agar data atau jawaban dari responden didapat sebaik mungkin dengan waktu yang efisien. 1) Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Sugiyono (2011, hlm. 348) menyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam pengujian instrumen peneliti menggunakan aplikasi yang memiliki kemampuan mengolah statistik yakni Statistical Product and Service Solutions atau dikenal dengan sebutan SPPS. Pada program SPSS teknik pengujian yang digunakan oleh peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) Pada korelasi Bivariate Pearson, pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau itemitem pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

58 49 b) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau itemitem pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Hasil sampel analisis dari pengujian validitas menggunakan SPSS dengan analisis Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dapat dilihat pada lampiran. 2) Uji Reliabilitas Sugiyono (2011) mengungkapkan instrumen reliabel jika digunakan untuk mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama pula. Dalam proses pengukuran pertanyaan, peneliti hanya skali menyebarkan kuesioner terhadap responden, dan hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil analisis dari pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran. b. Wawancara Salah satu metode yang sering digunakan dalam pengumpulan data diantaranya dengan wawancara. Sebagaima yang dikemukakan Silalahi (2012, hlm. 312) wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang sistematis dan terorganisasi. Adapun teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang digunakan pada penduduk dan pihak dari peusahaan. Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi pendidikan, ekonomi, dan kesehatan dari sampel penduduk setempat dan untuk mendapatkan data mengenai program-program CSR dalam kontribusinya terhadap masyarakat sekitar industri pangan PG Jatitujuh. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder atau data pendukung dari penelitian seperti dokumen-dokumen. Dalam hal ini subjek penelitian adalah daerah terdekat dengan industri PG Jatitujuh. d. Interpretasi Peta

59 50 Interpretasi peta dilakukan untuk memperoleh sampel yang diperlukan, yakni sampel wilayah. Adapun interpretasi peta ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa peta, diantaranya peta rupa bumi lembar Jatitujuh, Sukaslamet, Jatiwangi dan Jatisura. 2. Analisis Data Wirartha (2006) mengungkapkan bahwa pengolahan data dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehinga dapat dibaca (readable) dan dapat ditafsirkan (interpretabel). Kegiatan pengolahan data diawali dari suatu tabulasi. Tabulasi adalah proses pembuatan tabel induk yang memuat susunan data penelitian berdasarkan klasifikasi yang sistematis sehingga mudah dianalisis. Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan data dan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif, seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2002 hlm. 12) bahwa Statisitik deskriptif adalah statistik yang berfungsi utnuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum Pola atau model analisis data dalam penelitian ialah analisis data kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistika dan ekonometrik. Analisis data berupa angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya menggunakan perhitungan persentase dan analisis regresi. a. Perhitungan Persentase Keterangan: P = Besaran Presentase F = Frekuensi Jawaban P = F X 100% N

60 51 n = Jumlah Total Responden Data yang dimasukan kedalam rumus tersebut merupakan data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Metode penghitungan persantase digunakan untuk mempermudah peneliti dalam mendeskripsikan jawaban yang telah diperoleh dari responden. b. Analisis Regresi Penelitian ini dilakukan bukan hanya untuk mengukur asosiasi dua variabel tetapi hubungan lebih dari dua variabel tersebut. Oleh karena itu, analisis yang tepat untuk digunakan yaitu analisis regresi. Analisis regresi sederhana juga digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang sedang diteliti saling berhubungan. Dimana keadaan satu variabel membutuhkan adanya variabel yang lain dan sejauh mana pengaruhnya, serta dapat mengestimasi tentang nilai suatu variabel. Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa analisis regresi terbagi menjadi dua, yaitu regresi linier sederhana dan regresi ganda. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Persamaannya adalah sebagai berikut: Keterangan: Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) b = Slope of the line ialah ngka arah atau koefisien regresi, yang X = Ŷ = a bx menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun. Subyek pada variabel independen yang mempunyai nila tertentu. Adapun perhitungan a dan adalah sebagai berikut: Harga b = r S y S x Harga a = Y bx

61 52 Keterangan: r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y S y = simpangan baku variabel Y S x = simpangan baku variabel Y Selain itu, harga a dan b dapat dicari dengan: b = n. XY X. Y n X² ( X) ² Y b. X a = n Asumsi dalam analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya adalah apakah garis regresi antara X dan Y menunjukan garis linear atau tidak. Apabila tidak menunjukan adanya linear, maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas adalah sebagai berikut: ( JK (T) = Y 2 Y)² ; JK (a) = n JK ( b ( x) ( y) ) = b { XY } a n JK (s) = JK (T) JK (a) JK( b a ) JK (G) = { Y² ( y)² n } JK (TC) = JK (S) JK (G) Keterangan: JK (T) JK (a) JK (b a) JK (S) JK (TC) JK (G) = Jumlah Kuadrat Total = Jumlah Kuadrat Koefisien a = Jumlah Kuadra Regresi (b a) = Jumlah Kuadrat Sisa = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok = Jumlah Kuadrat Galat

62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Wilayah Penelitian 1. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian a. Letak dan Luas Secara geografi Kecamatan Jatitujuh terletak di sebelah utara Kabupaten Majalengka, dengan batas-batas wilayahnya: Batas sebelah selatan Batas sebelah barat Batas sebelah utara Batas sebalah timu : Kecamatan Dawuan : Kecamatan Kertajati : Kabupaten Indramayu : Kecamatan Ligung Jarak dari desa-desa ke Ibukota Kecamatan berkisar antara satu sampai sembilan kilometer. Sedangkan jarak dari Ibukota Kecamatan Jatitujuh ke Ibukota Kabupaten Majalengka berkisar antara kilometer. Luas wilayah Kecamatan Jatitujuh adalah 73,66 Km 2, dengan ketinggian tempat antara meter diatas permukaan laut. Adapun lokasi adminstrasi serta luas masing-masing desa di Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 halaman 55. Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa No Desa LUAS (Km 2 ) No Desa Luas (Km 2 ) 1 Biyawak 3,14 9 Jatitujuh 3,14 2 Pasindangan 2,26 10 Babajurang 1,70 3 Panongan 3,44 11 Pilangsari 11,42 4 Panyingkiran 2,74 12 Jatiraga 8,92 5 Randegan Kulon 2,41 13 Sumber Kulon 9,06 6 Randegan Wetan 2,79 14 Sumber Wetan 9,07 7 Putridalem 3,36 15 Pangkalanpari 4,27 8 Jatitengah 5,94 Jumlah 73,66 Sumber : Profil Kecamatan Jatitujuh

63 54 Dikutip Oleh: Machrip Aziz ( )

64 55 b. Iklim Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan Schmidt - Fergusen, tipe iklim pada suatu daerah ditentukan dengan memperhitungkan jumlah rata-rata bulan basah, bulan lembab dan bulan kering. Dikatakan bulan basah apabila curah huan lebih dari 100 mm, bulan lembab antara mm dan bulan kering apabila curah hujan kurang dari 60 mm. Rumus yang digunakan Schmidt-Fergusen yaitu: Dimana: Q = Md Mw x100 Q Md Mw : Tipe iklim Schmidt-Fergusen : Rata-rata bulan kering : Rata-rata bulan basah Schmidt-Fergusen menentukan tipe iklim berdasarkan nilai yang diperoleh dari Q. Klasifikasi tipe iklim yang digunakan menurut Schmidt Fergusen dapat dilihat pada tabel 4.2 No Tabel 4.2 Klasifikasi Tipe Iklim Shmidt - Ferguson Tipe Iklim Nilai Q Sifat 1 A 0-14,3 Sangat Basah 2 B 14,3-33,3 Basah 3 C 33,3-60 Agak Basah 4 D Sedang 5 E Agak Sedang 6 F Kering 7 G Sangat Kering 8 H > 700 Ekstrim Kering Sumber: Rafi'i, 1995 hlm. 262

65 56 Data jumlah bulan basah, bulan lembab dan bulan yang didapatkan dari badan pengelola sumber daya air dan pertambangan (PSDAPE) Rentang Kecamatan Jatitujuh dan Profil Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Bulan Basah, Lembab dan Kering Kecamatan Jatitujuh No Tahun Bulan Bulan Bulan Basah Lembab Kering Jumlah Sumber: PSDA dan Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 Tabel 4.3 memuat informasi mengenai jumlah bulan basah, bulan lembab dan bulan kering selama 10 tahun. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah bulan basah yakni sebesar 76, bulan lembab sebanyak 10 dan bulan kering sebanyak 33. Dengan demikian rata-rata bulan basah 7,6 dan rata-rata bulan kering 3,3, sehingga nilai Q dapat diketahui, yaitu: Q = 3,3 7,6 x100 % Q = 43,4 % Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai Q 43,4 %. Nilai tersebut terletak di antara 33,3% dan 60%, maka Kecamatan Jatitujuh termasuk iklim C, yakni agak basah. Rata-rata ketinggian tempat di Kecamatan Jatitujuh adalah 33 meter diatas permukaan laut, adapun suhunya berkisar antara 37 C. Iklim Kecamatan Jatitujuh cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian seperti padi, palawija dan yang lainnya.

66 57 c. Geologi Berdasarkan data dari peta geologi lembar Arjawinangun , kecamatan Jatitujuh termasuk kedalam jenis aluvium (Qa) dan batupasir tufan, lempung dan konglomerat (Qos). Aluvium terdiri dari formasi lempung, lana, pasir, kerikil, terutama endapan sungai holosen. d. Tanah Kecamatan Jatitujuh didominasi oleh tanah alluvial, grumosol, latosol, pedosol merah kuning yang memenuhi syarat sebagai kawasan budidaya. Tanah jenis ini memiliki fermeabilitas yang tinggi, mudah meresapkan air, daya menahan air cukup baik dan kepekaan erosi kecil. Sementara pada beberapa wilayah terdapat tanahtanah berbatu yang dapat menjadi faktor pembatas untuk dibudidayakan. e. Hidrologi Kecamatan Jatitujuh dilewati oleh beberapa sungai, diantarnya Ci Manuk, Ci Buaya, Ci Lutung, Ci Pelang. Meskipun dilewati oleh beberapa sungai, Kecamatan Jatitujuh bukan merupakan daerah rawan banjir karena Kecamatan Jatiujuh memiliki bendungan Rentang yang sudah dijalankan sesuai dengan fungsinya. Keberadaan sungai di Kecamatan Jatitujuh bukan dijadikan sebagai sumber air utama untuk keperluan rumah tangga melainkan untuk keperluan pertanian atau pengairan untuk sawah. f. Penggunaan Lahan Lahan merupakan faktor yang sangat penting karena mencermikan aktivitas manusia pada lahan tersebut. Luas lahan total di Kecamatan Jatitujuh adalah 73,66 Km 2. Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Jatitujuh bervariasi diantaranya sawah, ladang, kebun, lahan kosong, pemukiman dan perindustrian. Namun, sebagian besar lahan di Kecamatan Jatitujuh adalah sawah dan kebun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 halaman 58.

67 58 Dikutip Oleh: Machrip Aziz ( )

68 59 2. Sosial Ekonomi Wilayah Penelitian a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data dari profil Kecamatan Jatitujuh tahun 2013, penduduk yang tersebar di 15 desa terdapat yang dikepalai kepala keluarga (KK). Untuk mengetahui kepadatan penduduk daerah penelitian, digunakan rumus kepadatan penduduk atau population density (PD) dimana total penduduk dibagi oleh luas wilayah. PD = P A x 100 PD = ,66 PD = 69,3 x 100 Dengan luas toal 73,66 Km 2, maka kepadatan penduduk Kecamatan Jatiujuh adalah sebanyak 69 jiwa per Km 2. Mengenai ketentuan kepadatan penduduk menurut UU No. 56 Th adalah 0-50 jiwa/ km 2 merupakan wilayah tidak padat, jiwa/ km 2 merupakan wilayah kurang padat, jiwa/ km 2 merupakan wilayah cukup padat, > 400 jiwa/ km 2 merupakan wilayah sangat padat. Berdasarkan ketentuan UU No. 56 Th mengenai kepadatan penduduk, maka kepadatan penduduk Kecamatan Jatitujuh sangat padat karena kepadatan penduduknya mencapai 69 jiwa/ km 2, itu artinya tiap 1 km 2 dihuni oleh 69 jiwa. Jumlah dan kepadatan penduduk masing-masing desa di Kecamatan Jatitujuh bisa dilihat pada tabel 4.4 pada halaman 60. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Jatitujuh paling banyak terdapat di Desa Jatitujuh yang merupakan ibukota kecamatan, kemudian posisi kedua di Desa Pilangsari. Sementara desa paling sedikit jumlah penduduknya yakni Desa Babajurang. Selain itu desa dengan jumlah kepadatan penduduk terpadat yakni Desa Jatituju disusul oleh Desa Biyawak. Sedangkan desa dengan jumlah kepadatan penduduk yang paling sedikit yakni Desa Jatiraga.

69 60 No Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk per Desa di Kecamatan Jatitujuh Desa Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km 2 ) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 1 Biyawak , Pasindangan , Panongan , Panyingkiran , Randegan Kulon , Randegan Wetan , Putridalem , Jatitengah , Jatitujuh , Babajurang 888 1, Pilangsari , Jatiraga , Sumber Kulon , Sumber Wetan , Pangkalanpari , Jumlah , Sumber: Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 b. Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk berdasarakan usia digunakan untuk mengathui keadaan penduduk disuatu wilayah dan memprediksikan pertumbuhannya di masa depan. Selain itu, komposisi penduduk berdasarakan usia sangat penting untuk mengetahui jumlah angkatan kerja pada suatu daerah, seperti mengetahui jumlah usia produktif dan tidak produktif. Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin di Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 62. Berdasarkan data dari profil Kecamatan Jatitujuh tahun 2013, jumlah penduduk di Kecamatan Jatitujuh mencapai jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

70 61 No Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa) > Jumlah Sumber : Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Jatitujuh paling banyak terdapat pada usia tahun, kemudian posisi kedua pada usia Dari tabel 4.5 maka dapat disimpulkan bahwa penduduk terbanyak di Kecamatan Jatitujuh berada pada usia tidak produktif. Sedangakn jumlah penduduk paling sedikit pada usia tahun yakni sebesar 576 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Jatitujuh yang digolongkan berdasarkan usia produktif dan tidak produktif bisa dilihat pada tabel 4.6

71 62 Tabel 4.6 Penduduk Usia Belum Produktif, Produktif dan Tidak Produktif No Golongan Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%) , ,1 3 > ,5 Jumlah Sumber : Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 Berdasarkan tabel 4.6 dapat disusun gambar 4.3 mengenai penduduk usia belum produktif, produktif dan tidak produktif di Kecamatan Jatitujuh >65 Gambar 4.3 Penduduk Usia Belum Produktif, Produktif dan Tidak Produktif Dari tabel 4.6 dan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk di usia produktif berjumlah jiwa atau sekitar 65,1 % dari total jumlah penduduk di Kecamatan Jatitujuh. Sementara untuk penduduk non produktif di usia 0 14 tahun sebanyak jiwa atau 26,4 % dan pendudu non produktif di atas usia 65 tahun sebanyak jiwa atau sekitar 8,5 % dari total penduduk di Kecamatan Jatitujuh. Dan untuk mengetahui angka beban ketergantungan (dependency ratio) penduduk di Kecamatan Jatitujuh dihitung dengan perhitungan sebagai berikut : DR = P o 14+P >64 P x 100% DR = DR = x 100% x 100%

72 63 DR = 53,7 DR = 54 Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa angka ketergantungan penduduk di Kecamatan Jatiujuh tiap 100 orang produktif terdapat 54 orang non produktif, artinya tiap 100 orang produktif harus menanggung 54 orang non produktif. Angka beban ketergantungan ini dapat menjadi indikator keadaan ekonomi penduduk. Semakin sedikit angka beban ketergantungan, maka semakin baik kondisi ekonominya. Komposisi penduduk di Kecamatan Jatitujuh juga dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Jatitujuh adalah jiwa atau sekitar 50,3 % dan jumlah penduduk perempuan adalah jiwa atau sekitar 49,7 %. Berdasarkan data tersebut dapat di hitung sex rationya atau perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. SR = P l P p x 100 SR = x 100 SR = x 100 SR = 101,5 SR = 102 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh angka sex-rationya adalah 102, ini berarti penduduk dikecamatan Jatitujuh dari 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Petumbuhan ekonomi suatu daerah sudah seharusnya ikut untuk memberikan sumbangsihnya pada bidang pendidikan. Semakin tinggi pendidikan maka akan meningkatkan kualitas penduduk pada suatu wilayah tersebut. Pendidikan akan memberikan keterampilan untuk memanfaatkan sumber daya alam pada suatu wilayah sehingga akan mendongkrak perekonomian penduduk di wilayah tersebut. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Jatitujuh bisa dilihat pada tabel 4.7

73 64 Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kecamatan Jatitujuh No Desa Pendidikan SD SLTA SLTP PT Jumlah 1 Biyawak Pasindangan Panongan Panyingkiran Randegan Kulon Randegan Wetan Putridalem Jatitengah Jatitujuh Babajurang Pilangsari Jatiraga Sumber Kulon Sumber Wetan Pangkalanpari Jumlah Sumber: Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 Berdasarkan tabel 4.7 dapat disusun gambar 4.4 sebagai berikut SD SLTA SLTP PT Gambar 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Kecamatan Jatitujuh

74 65 d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan aspek dari sosial ekonomi. Mata pencaharian dipengaruhi oleh kondisi alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Komposisi penduduk Kecamatan Jatitujuh berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase 1 Petani ,6 % 2 Buruh tani ,0 % 3 Pengrajin 58 0,1 % 4 Pedagang ,4 % 5 Peternak 657 2,1 % 6 Montir 81 0,3 % 7 Buruh jasa ,0 % 8 Dokter 3 0,0 % 9 PNS (TNI-POLRI) 616 2,0 % Jumlah ,0 % Sumber: Profil Kecamatan Jatitujuh 2013 Berdasarkan tabel 4.8 dapat disusun gambar 4.5 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Gambar 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

75 66 Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.5 tentang mata pencaharian penduduk dapat diketahui bahwa sektor pertanian merupakan mata pencaharian yang paling banyak di pilih oleh penduduk Kecamatan Jatitujuh, sesuai dengan lahan pertanian di Kecamatan Jatitujuh yang sangat luas. Penduduk yang bermata pencaharian buruh tani sebesar atau sekitar 27 %, petani sebesar atau sekitar 25,6 % dan buruh jasa sebesar atau sekitar 20%. Penduduk yang bekerja pada sektor buruh tani dan buruh jasa cukup besar hal ini karena di Kecamatan Jatitujuh terdapat industri Pabrik Gula, yang mana industri ini cukup banyak mempekerjakan penduduk sekitar dalam proses penebangan tebunya atau disebut dengan pekerja buruh tani. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu mendeskripsikan keadaan data dari setiap variabel yang diukur. Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Tujuannya agar karya tulis ini dapat dimengerti dengan lebih mudah oleh peneliti dan pembaca. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan teknik statistik deskripsi. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu data mengenai CSR PG Rajawali II Jatitujuh (X) yang terbagi menjadi enam komponen yakni cause promotions, cause related marketing, corporate philantropy, corporate societal marketing, communty volunteering dan socially responsible bussiness practice. Dan data tentang sosial ekonomi (Y) yang terbagi juga menjadi tiga komponen, yakni pendidikan, pendapatan dan kesehatan. 1. Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh (X) Data mengenai program CSR diperoleh dari hasil angket/kuesioner, responden yang mendapatkan angket/kuesioner adalah PG Rajawali II Jatitujuh. Program CSR dibagi menjadi enam komponen, tiap komponen memiliki beberapa butir pertanyaan. Total butir pertanyaan mengenai CSR adalah 46 soal. Tiap soal

76 67 pertanyaan memiliki lima item/opsi jawaban dengan skor terendah satu dan skor tertinggi lima. a. Promosi kegiatan sosial (Cause promotion) Pada program ini, perusahaan harus memberikan sumbangan baik berupa dana atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran terhadap suatu kegiatan sosial atau mendukung pengumpulan dana. Pertanyaan untuk menjaring cause promotion berjumlah delapan butir soal. Berdasarkan pertanyaan yang telah diajukan, jawaban yang diberikan oleh PG Rajawali II Jatitujuh cukup bervariasi. Adapun data hasil dari angket/kuesiner dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Cause Promotion No Kegiatan Pelakansaan 1 Memberikan penyuluhan pendidikan Setahun sekali 2 Memberikan penyuluhan kewirausahaan Setahun sekali 3 Memberikan penyuluhan kesehatan Setahun sekali 4 Memberikan penyuluhan kelingkungan Sebulan sekali 5 Memberikan pelatihan keterampilan Setahun sekali 6 Penyuluhan/pelatihan dilaksanakan di Desa terdekat dengan perusahaan 7 Sosialisasi pentingnya melek media Setiap enam bulan sekali 8 Fasilitator untuk kegiatan sosial Per desa Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa penyuluhan-penyuluhan yang diberikan PG Rajawali II Jatitujuh terlaksana setahun sekali atau bisa dikatakan cukup jarang. Adapun penyuluhan dilaksanakan hanya didaerah yang dekat dengan lokasi perusahaan. Kegiatan sosial lainnya seperti sosialisasi pentingnya mengakses internet dan media untuk mengikuti isu-isu sosial, ekonomi, budaya dan politik dilakukan setengah tahun sekali.

77 68 b. Pemasaran terkait kegiatan sosial (Cause Related Marketing) Pada kegiatan ini, perusahaan haru memberikan beberapa presentase hasil keuntungannya untuk kegiatan sosial berdasarkan jumlah produk yang telah terjual. Data hasil dari angket/kuesioner mengenai cause related marketing dapat dilihat pada tabel 4.10 No Program/Kegiatan CSR Tabel 4.10 Cause Related Marketing Pelakansaan 1 Periode sumbangan Seminggu sekali 2 Sasaran yang memperoleh sumbangan Desa terdekat dengan perusahaan 3 Bentuk sumbangan yang diberikan Sembako 4 Bantuan yang diberikan ke lembaga pendidikan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Pembuatan bangunan fisik dan beasiswa Berdasarkan tabel 4.10 menyajikan mengenai program CSR PG Rajawali II Jatitujuh pada bidang pemasaran terkait kegiatan sosial. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan memberikan sumbangan kepada masyarakat sekitar seminggu sekali dan sasarannya adalah desa-desa terdekat dengan perusahaan. Perusahaan juga memberikan bantuan kepada beberapa sekolah di Kecamatan Jatitujuh diantaranya dalam bentuk beasiswa dan sumbangan untuk pembuatan bangunan fisik sekolah. c. Pemasaran kemasyarakatan korporat (Corporate Societal Marketing) Pada kegiatan ini, perusahaan melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup. Pertanyaan untuk menjaring corporate societal marketing berjumlah enam butir soal. Data hasil dari angket/kuesiner mengenai corporate societal marketing dapat dilihat pada tabel 4.11 halaman 69.

78 69 No Program/Kegiatan CSR Tabel 4.11 Corporate Societal Marketing Pelakansaan 1 Sosialisasi bahaya penggunaan obat terlarang Setahun sekali 2 Bantuan keamanan yang diberikan Setiap ada kegiatan 3 Pengobatan gratis untuk masyarakat Lebih dari setahun sekali 4 Kegiatan donor darah Lebih dari setahun sekali 5 Perbaikan fasilitas umum Lebih dari setahun sekali Sasaran yang mendapatkan bantuan Desa terdekat dengan 6 perbaikan perusahaan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Tabel 4.11 menyajikan data mengenai Corporate Societal Marketing. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa periode kegiatan seperti donor darah, perbaikan fasilitas umum, pengobatan gratis dan sosialiasi bahaya penggunaan obat-obatan terlarang dilaksanakan hampir lebih dari setahun sekali. Adapun sasaran untuk dilaksnakankannya kegiatan tersebut hanya berlokasi di desa-desa yang dekat dengan perusahaan. d. Kegiatan filantropi perusahaan (Corporate Philanthropy) Pada kegiatan ini, perusahaan langsung memberikan bantuan berupa derma untuk masyarakat. Bantuan tersebut dapat berupa uang tunai, paket bantuan atau pelayanan yang tidak dipungut biaya. Berikut adalah data hasil dari angket/kuesioner mengenai corporate philanthropy yang digambarkan dalam bentuk tabel 4.12 pada halaman 70. Tabel 4.12 menyajikan data dari program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dalam bidang Corporate Philanthropy atau kegiatan kedermawanan perusahaan. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk periode kegiatan sumbangan atau bantuan uang tunai dan kebutuhan bahan pokok dilaksanakan seminggu sekali dan enam bulan sekali. Sasaran yang mendapatkan sumbangan ialah desa-desa yang berlokasi dekat dengan perusahaan. Selain itu perusahaan juga memberikan sumbangan air bersih kepada seluruh masyarakat kecamatan Jatitujuh yang membutuhkan secara gratis.

79 70 Tabel 4.12 Corporate Philanthropy No Program/Kegiatan CSR Pelakansaan 1 Memberikan uang tunai pada fakir miskin Seminggu sekali 2 Memberikan bantuan sarana ibadah Desa terdekat dengan perusahaan Sasaran bantuan untuk lembaga Sekolah terdekat dengan 3 pendidikan perusahaan 4 Sasaran penyuluhan kewirausahaan Desa terdekat dengan perusahaan 5 Sasaran yang mendapatkan sumbangan sembako Setengah dari seluruh desa di Kecamatan Jatitujuh 6 Periode pemberian sumbangan sembako Setiap enam bulan sekali 7 Bantuan uang tunai untuk pengobatan Lebih dari tiga juta rupiah 8 Memberikan bantuan air bersih Desa terdekat dengan perusahaan 9 Periode pemberian air bersih Setiap ada yang meminta 10 Bantuan air bersih diberikan secara Gratis 11 Menyediakan fasilitas perusahaan untuk melatih keterampilan Gratis untuk semua orang 13 Memberikan kursus keterampilan Kepada yang meminta 14 Menawarkan penggunaan peralatan Kepada yang meminta Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 e. Pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (Community Volunteering) Pada kegiatan ini, perusahaan meningkatkan kesadaran para pekerja, mitra usaha dan para stakeholder untuk menyisihkan waktunya secara sukarela untuk membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal. Pertanyaan untuk menjaring community volunteering hanya berjumlah tiga butir soal. Namun dari ketiga pertanyaan yang diajukan tidak satupun jawaban yang diisi. Oleh karena itu peneliti dalam hal ini menyimpulkan bahwa perusahaan tidak melaksanakan program CSR mengenai community volunteering.

80 71 f. Praktika bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial (Socially Responsible Business Practice) Pada kegiatan ini, perusahaan menjalankan kegiatan operasi bisnis melebihi kegiatan operasi yang telah ditetapkan oleh hukum dan perusahaan ikut serta dalam memberikan investasi untuk kegiatan sosial dengan tujuan mensejahterakan komunitas dan ikut melestarikan lingkungan hidup. Data hasil dari angket/kuesioner mengenai socially responsible business practice dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Socially Responsible Business Practice No Program/Kegiatan CSR Pelaksanaan 1 Jumlah jam kerja karyawan Delapan jam 2 Tempat pembuangan limbah Tempat khusus limbah 3 Masyarakat yang bekerja Bebas untuk semua orang 4 Pupuk yang digunakan Campuran organik dan anorganik Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Tabel 4.13 menyajikan data program CSR PG Rajawali II Jatitujuh mengenai Socially Responsible Business Practice. Tabel tersebut menginformasikan kegiatan operasional perusahaan, jumlah jam kerja perusahaan tidak lebih dari delapan jam, limbah perusahaan dibuang pada tempat khusus pembuangan limbah dan pupuk yang digunakan perusahaan campuran antara organik dan anorganik. 2. Sosial Ekonomi Mengenai data sosial ekonomi didapatkan dari hasil angket/kuesioner yang disebarkan kepada empat desa yang ada di Kecamatan Jatitujuh, responden yang mendapatkan angket/kuesioner adalah seluruh masyarkat Kecamatan Jatitujuh khususnya yang berlokasi cukup dekat dengan perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh. Usia responden dalam penelitian ini bervariatif, diatas umur 50 tahun terdapat sembilan orang, antara umur tahun 15 orang, antara umur tahun sebanyak 11 orang dan sisanya berumur tahun, bila dirata-ratakan umur

81 72 responden dalam penelitian ini adalah 33 tahun. Dalam penelitian ini yang menjadi responden laki-laki sebanyak 55 sedangkan perempuan sebanyak 28 orang. Sosial ekonomi dibagi menjadi tiga aspek, yakni pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Tiap aspek memiliki beberapa butir pertanyaan yang berbeda. Pertanyaan didesain dengan jawaban berbentuk pilihan ganda a, b, c, d dan e. Dengan nilai 1-5 artinya a memiliki nilai 1, b memiliki nilai 2 dan seterusnya. a. Pendidikan Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia. Data mengenai pendidikan diperoleh dari hasil angket/kuesioner yang disebarkan pada 83 responden di empat desa yang ada di Kecamatan Jatitujuh. Jumlah pertanyaan untuk menjaring data mengenai pendidikan adalah 17 butir soal. Sebaran data pendidikan dapat diperhatikan pada tabel 4.14 No Kegiatan Tabel 4.14 Bantuan Pendidikan Jumlah A B C D E f % f % f % f % f % f % 1 Bentuk bantuan pendidikan Bantuan yang diperoleh Pinjaman fasilitas perusahaan Sasaran yang memperoleh Transportasi gratis pelajar Penyuluhan pendidikan Pelatihan keterampilan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.14 dapat disusun gambar 4.6 frekuensi pendidikan pada halaman 74. Seperti terlihat dalam tabel 4.14 dan gambar 4.6 diketahui bahwa terdapat tujuh pertanyaan yang diajukan, total pertanyaan untuk menyaring data mengenai pendidikan sebenarnya adalah 13 pertanyaan. Berdasarkan tabel dan

82 73 gambar tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban terbanyak pada opsi jawaban A (%) A (%) B (%) C (%) D (%) E Gambar 4.6 Frekuensi Bantuan Pendidikan (Hasil Pengolahan Data 2014) Data dalam tabel 4.14 menggambarkan bahwa bantuan pendidikan dari program CSR PG Rajawali II Jatitujuh yang dirasakan masyarakat cukup bervariasi namun bila dirata-ratakan frekuensi opsi jawaban A memiliki frekuensi terbanyak dibandingkan dengan opsi jawaban yang lainnya. Selain data dari tabel tersebut dapat diketahui pula dari hasil angket yang peneliti peroleh didapatkan bahwa pendidikan responden mulai dari SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi hampir seimbang. Pendidikan responden pada jenjang perguruan tinggi memiliki jumlah terbanyak yakni sebesar 22,9 % sedangkan pada jenjang pendidikan dasar sebanyak 21,7% dan sisanya adalah berada pada pendidikan menengah. Pendidikan yang dibutuhkan dalam pekerjaan responden cukup bervariasi namun yang paling dibutuhkan adalah lulusan perguruan tinggi. b. Pendapatan Data mengenai pendapatan diperoleh dari hasil angket/kuesioner yang disebarkan pada 83 responden di empat desa yang ada di Kecamatan Jatitujuh. Desa yang dijadikan sampel adalah Desa Pilangsari, Desa Jatitengah, Desa Jatiraga dan Desa Sumber Kulon. Sebaran data pendapatan yang diperoleh berdasarkan angket

83 74 No yang telah disebarkan pada empat desa di Kecamata Jatitujuh dapat diperhatikan pada tabel 4.15 halaman 75. Kegiatan Tabel 4.15 Bantuan Ekonomi (Pendapatan) Jumlah A B C D E f % f % f % f % f % f % 1 Periode sumbangan Bentuk bantuan Sasaran sumbangan Jumlah jam kerja Penghasilan kdari PG Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.15, dapat disusun gambar 4.7 distribusi frekuensi pendapatan sebagai berikut A B C D E (%) Gambar 4.7 Frekuensi Bantuan Pendapatan (Hasil Pengolahan Data 2014) Seperti terlihat dalam tabel 4.15 dan gambar 4.7 diketahui bahwa terdapat lima pertanyaan yang diajukan, total pertanyaan untuk menyaring data mengenai

84 75 pendidikan sebenarnya adalah 10 pertanyaan. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban terbanyak pada opsi jawaban B. Data dalam tabel 4.15 menggambarkan bahwa bantuan pada sektor ekonomi dari program CSR PG Rajawali II Jatitujuh yang dirasakan masyarakat cukup bervariasi namun bila dirata-ratakan frekuensi opsi jawaban B memiliki frekuensi terbanyak dibandingkan dengan opsi jawaban yang lainnya. Secara keseluruhan pendapatan responden terbanyak berada pada satu sampai dua juta rupiah atau sebesar 43% dari 83 responden. Sekitar 66% atau lebih dari setengahnya pendapatan responden lebih dari satu juta rupiah. Sedangkan untuk pengeluaran sebesar 43% responden kurang dari satu juta. Dari 83 responden 21 diantaranya adalah pekerja formal pada PG Rajawali II Jatitujuh. c. Kesehatan Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Data mengenai kesehatan diperoleh dari hasil angket/kuesioner yang disebarkan pada 83 responden di empat desa yang ada di Kecamatan Jatitujuh. Sebaran data pada bidang kesehatan dari hasil angket/kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.16 No Kegiatan Tabel 4.16 Bantuan Kesehatan Jumlah A B C D E f % f % f % f % f % f % 1 Penyuluhan kesehatan Penyuluhan obat terlarang Sasaran bantuan air bersih Periode bantuan air bersih Bantuan kelingkungan Periode bantuan kelingkungan Uang untuk pengobatan Kelengkapan fasilitas kesehatan

85 76 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.16, dapat disusun gambar 4.8 distribusi frekuensi kesehatan sebagai berikut (%) A (%) B (%) C (%) D (%) E Gambar 4.8 Frekuensi Bantuan Kesehatan (Hasil Pengolahan Data 2014) Seperti terlihat dalam tabel 4.16 dan gambar 4.8 diketahui terdapat delapan pertanyaan yang diajukan, total pertanyaan untuk menyaring data mengenai pendidikan sebenarnya adalah 11 pertanyaan. Berdasarkan tabel dan gambar tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban terbanyak pada opsi jawaban A. Data dalam tabel 4.16 menggambarkan bahwa bantuan kesehatan dari program CSR PG Rajawali II Jatitujuh yang dirasakan masyarakat cukup bervariasi namun bila dirata-ratakan frekuensi opsi jawaban A memiliki frekuensi terbanyak dibandingkan dengan opsi jawaban yang lainnya. C. Analisis Data Tujuan analisi data yaitu untuk memproses hipotesis atau melakukan pengujian pada hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Riduwan (2012) mengungkapkan bahwa pengolahan data merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh peneliti, karena mustahil peneliti mendapatkan kesimpulan yang

86 77 berarti tanpa didahului pengolahan data. Pengujian dilakukan melalui dua pendekatan, yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan karena analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sehingga distribusi datanya harus normal. Sedangkan uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokkan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. 1. Uji Normalitas Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, dengan taraf signifikansi yang digunakan sebagai aturan untuk menerima atau menolak pengujian normalitas atau ada tidaknya suatu distribusi data adalah α = 0,05. Analisis hipotesisnya adalah sebagai berikut Ho : Populasi berdistribusi normal Ha : Populasi tidak berdistribusi normal Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah berdasarkan probabilitas berikut a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima b. Jika nilai probabilitas <= 0,05 maka Ho ditolak Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan software SPPS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17. Hasil uji normalitas yang dihasilkan oleh SPSS bisa dilihat dalam tabel 4.17 dan tabel 4.18 halaman 79. Tabel 4.17 Uji Normalitas Descriptive Statistics Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Pendidikan Pendapatan Kesehatan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

87 78 Tabel 4.18 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pendidikan Pendapatan Kesehatan N Normal Parameters a,,b Mean Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.18 pada kolom signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) pendidikan(y1) memiliki nila 0.174, pada kolom signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) pendapatan (Y2) nilainya adalah dan pada pada kolom signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) kesehatan (Y3) bernilai Dari ketiga variabel data diatas dapat dilihat bahwa nilai keseluruhan lebih dari 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan pada data yang telah didapatkan dari 83 responden di empat desa Kecamatan Jatitujuh. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Berikut adalah dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

88 79 Proses pengujian dibantu dengan menggunan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17. Uji homogenitas yang dihasilkan oleh SPSS dapat dilihat pada tabel 4.19 dan tabel 4.20 Tabel 4.19 Uji Homogenitas Variances Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Tabel 4.20 Uji Homogenitas ANOVA ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai Sig. lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari populasi yang homogen. Oleh karena itu data memenuhi syarat untuk proses pengujian atau analisis selanjutnya. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui mengenai hipotesis yang dijadikan rujukan apakah dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu harus uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan untuk pengujian selanjutnya. Pada penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diajukan antara lain adalah sebagai berikut

89 80 Hipotesis pertama : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendidikan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ha : r 0 dan Ho : r = 0 Hipotesis kedua : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapatan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut Ha : r 0 dan Ho : r = 0 Hipotesis ketiga : Terdapat hubungan yang positif antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan kesehatan di Kecamatan Jatitujuh. Hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ha : r 0 dan Ho : r = 0 a. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendidikan di Kecamatan Jatitujuh. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana (regreresion). Hasil perhitungan analisis regresi sederhana mengenai hubungan antara program CSR dengan pendidikan diperoleh nilai konstanta a = 8,81 dan koefisien b = 0,79 sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = a b.x = 8,81 0,79.(X). Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dan linearitasnya maka dilakukan uji keberartian dan linearitasnya dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 4.21 halaman 82.

90 81 Sumber Variasi Tabel 4.21 Ringkasan ANOVA Variabel Y atas X Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) F hitung F tabel Total N Y² Fh Ft Regresi (a) , ,08 Regresi (a b) , ,24 83,54 ** 3,98 Residu ,67 13,17 Tuna Cocok (TC) 14-22,92-1,64 Kesalahan (Error) ,59 16,26-0,10 1,85 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan ** : Uji signifikansi ls : Uji Linearitas Regresi Seperti diperlihatkan dalam tabel 4.21 dapat diketahui bahwa untuk uji signifikansi diperoleh Fh 83,54 dan Ft 3,98 pada α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dbres penyebut 81. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka terdapat hubungan yang signifikan antara Y1 dan X. Sedangkan pada uji lineritas diperoleh Fh -0,10 < Ft 1,85 pada α = 0,05 dengan db pembilang 14 dan db penyebut 67. Dengan demikian metode regresi brpola linear. Pada uji hipotesis hubungan antara dua variabel diketahui bahwa harga r hitung = 0,637 dan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 83 diperoleh r tabel sebesar 0,220% dan untuk 1% diperoleh r = 0,286%. Karena harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 1% ataupun 5%, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,637 antara program CSR dengan tingkat pendidikan. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama yaitu Y= 8,81 0,79 (X). Hal ini berarti setiap penambahan nilai atau harga dari CSR PG Rajawali II Jatiujuh (X) maka akan diikuti oleh peningkatan pendidikan (Y) sebesar 0,79. Selanjutnya agar diketahui seberapa besar kontribusi dari program

91 82 CSR terhadap pendidikan di Kecamatan Jatitujuh maka perlu dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi ditentukan dengan cara mengkuadratkan nilai hubungan antara dua variabel dan dikalikan dengan 100% untuk mengetahui persantase sumbangannya. Dari perhitungan diperoleh koefisien dteterminasi r 2 = 0,637 2 = 0,4057. Hal ini berarti bahwa kontribusi program CSR terhadap pendidikan sebesar 40,57%. Jadi hipotesis pertama dapat diterima. b. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapatan di Kecamatan Jatitujuh. Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil perhitungan analisis regresi sederhana mengenai hubungan antara program CSR dengan pendapatan diperoleh nilai konstanta a = 8,64 dan koefisien b = 0,81 sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah Ŷ = a b.x = 8,64 0,81 (X). Kemudian untuk mengetahui keberartian dan linearitasnya maka dilakukan uji keberartian dan linearitasnya dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 4.22 Sumber Variasi Tabel 4.22 Ringkasan ANOVA Variabel Y atas X Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) F hitung F tabel Total N Y² Fh Ft Regresi (a) , ,77 Regresi (a b) , ,70 83,54 ** 3,98 Residu ,53 13,12 Tuna Cocok (TC) 14-12,65-0,84 Kesalahan (Error) ,18 16,29-0,05 ls 1,86 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan ** : Uji signifikansi

92 83 ls : Uji Linearitas Seperti diperlihatkan dalam tabel 4.21 dapat diketahui bahwa untuk uji signifikansi diperoleh Fh 83,54 > Ft 3,98 pada α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dbres penyebut 81. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa regresi signifikan. Pada uji lineritas berdasarkan tabel 4.22 diperoleh Fh - 0,05 < Ft 1,86 pada α = 0,05 dengan db pembilang 14 dan db penyebut 67. Karena F hitung lebih kecil dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa regresi berpola linear. Sedangkan pada uji hipotesis hubungan antara dua variabel diketahui bahwa harga r hitung = 0,658 dan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 83 diperoleh r tabel sebesar 0,220% dan untuk 1% diperoleh r = 0,286%. Karena harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% ataupun 1%, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,658 antara program CSR dengan tingkat pendapatan. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama yaitu Ŷ = a b.x = 8,64 0,81(X). Hal ini berarti setiap penambahan nilai atau harga dari CSR PG Rajawali II Jatiujuh (X) maka akan diikuti oleh peningkatan pendidikan (Y) sebesar 0,81. Selanjutnya agar diketahui seberapa besar kontribusi dari program CSR terhadap pendidikan di Kecamatan Jatitujuh maka perlu dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi ditentukan dengan cara mengkuadratkan nilai hubungan antara dua variabel dan dikalikan dengan 100% untuk mengetahui persantase sumbangannya. Dari perhitungan diperoleh koefisien dteterminasi r 2 = 0,658 2 = 0,4248. Hal ini berarti bahwa kontribusi program CSR terhadap pendidikan sebesar 42,48%. Jadi hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapat di Kecamatan Jatitujuh dapat diterima. c. Hipotesis Ketiga Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapatan di Kecamatan Jatitujuh. Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil

93 84 perhitungan analisis regresi sederhana mengenai hubungan antara program CSR dengan pendapatan diperoleh nilai konstanta a = 3,16 dan koefisien b = 0,67 sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah Ŷ = a + b.x = 3,16 + 0,67 (X). Kemudian untuk mengetahui keberartian dan linearitasnya maka dilakukan uji keberartian dan linieritas dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 4.23 Sumber Variasi Tabel 4.23 Ringkasan ANOVA Variabel Y atas X Derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) F hitung F tabel Total n Y² Fh Ft Regresi (a) , ,37 Regresi (a b) 1 375,46 375, ** 3,98 Residu ,17 2,38 Tuna Cocok (TC) 14-72,49-9,06 Kesalahan (Error) ,66 3,64-2,49 ls 2,05 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan ** : Uji signifikansi ls : Uji Linearitas Seperti diperlihatkan dalam tabel 4.23 dapat diketahui bahwa untuk uji signifikansi diperoleh Fh 75,08 > Ft 3,98 pada α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dbres penyebut 81. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa regresi signifikan. Pada uji lineritas berdasarkan tabel 4.23 diperoleh Fh - 2,49 < Ft 2,05 pada α = 0,05 dengan db pembilang 8 dan db penyebut 73. Karena F hitung lebih kecil dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa regresi berpola linear. Sedangkan pada uji hipotesis hubungan antara dua variabel diketahui bahwa harga r hitung = 0,667 dan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 83 diperoleh r tabel sebesar 0,220% dan untuk 1% diperoleh r = 0,286%. Karena harga

94 85 r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% ataupun 1%, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,667 antara program CSR dengan tingkat kesehatan. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama yaitu Ŷ = -9,7 0,68 (X). Hal ini berarti setiap penambahan nilai atau harga dari CSR PG Rajawali II Jatiujuh (X) maka akan diikuti oleh peningkatan pendidikan (Y) sebesar 0,81. Selanjutnya agar diketahui seberapa besar kontribusi dari program CSR terhadap pendidikan di Kecamatan Jatitujuh maka perlu dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi ditentukan dengan cara mengkuadratkan nilai hubungan antara dua variabel dan dikalikan dengan 100% untuk mengetahui persantase sumbangannya. Dari perhitungan diperoleh koefisien dteterminasi r 2 = 0,667 2 = 0,4448. Hal ini berarti bahwa kontribusi program CSR terhadap pendidikan sebesar 44,48%. Jadi hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan kesehatan di Kecamatan Jatitujuh dapat diterima. D. Pembahasan PG Rajawali II Jatitujuh merupakan perusahaan di Kecamatan Jatitujuh yang cukup besar, luas lahannya mencapai hektar dan sekitar 40% lokasi lahannya berada di Kecamatan Jatitujuh. Keberadaan suatu industri atau perusahaan yang berskala cukup besar akan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi industri atau perusahaan tersebut. Industri merupakan salah satu aset untuk mengembangkan sektor perekonomian. Sebagaiamana dikemukakan oleh Sartika (2008, hlm. 91) yaitu supaya mampu bersaing dan menjadi motor penggerak perekonomian dimasa depan, maka sektor industri harus memiliki daya saing yang tinggi. Sudah seharusnya masyarakat sekitar lokasi perusahaan mendapatkan efek yang baik dari industri atau perusahaan tersebut. Akan tetapi akhir-akhir ini kerapkali terjadi musibah menimpa masyarakat yang dekat dengan lokasi perusahaan atau industri, seperti limbah hasil pembunagan perusahaan yang mencemari lingkungan, sarana transportasi umum yang rusak karena sering dilaluinya kendaraan. Belakangan ini, tanggung jawab sosial atau CSR perusahaan

95 86 mulai diperhatikan. Sesuai UU Dasar Republik Indonesia Melalui UU No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UU No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM), setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Dan diperkuat oleh Peraturan MENTERI BUMN No. 4 tahun 2007 bahwa setiap BUMN wajib membentuk unit kerja khusus mengenai CSR. CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat, bentuk bantuan tersebut diantaranya dapat berupa bantuan kesehatan, pendidikan, pelatihan, pelestarian alam dan lain-lain. PG Rajawali II Jatitujuh merupakan perusahaan atau indsutri yang berskala besar dan juga perusahaan BUMN sehingga diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Sesuai dengan prinsip prioritas korporat CSR yang dikemukakan oleh Nor Hadi (2011) bahwa CSR merupakan prioritas tertinggi yang diakui perusahaan, sehingga semua aktivitas perusahaan tidak terlepas dari tanggung jawab. Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengetahui program dan peranan mengenai CSR dari PG Rajawali II Jatitujuh terhadap masyarakat di Kecataman Jatitujuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara program CSR dengan pendidikan, pendapatan dan kesehatan di Kecamatan Jatitujuh. Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis, baik hipotesis pertama yang menyatakan terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendidikan di Kecamatan Jatitujuh, hipotesis kedua yang berbunyi terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendapatan di Kecamatan Jatitujuh dan hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat hubungan antara program CSR PG Rajawali II Jatitujuh dengan pendidikan di Kecamatan Jatitujuh, dari ketiga hipotesis yang diajukan tersebut dapat diterima. Peneliti mengidentifikasi program CSR di PG Rajawali II Jatitujuh berdasarkan enam kategori aktivitas CSR menurut Kotler dan Lee ( dalam Kartini 2005). Keenam kategori tersebut yakni promosi kegiatan sosisal (cause promotions), pemasaran terkait kegiatan marketing (cause related marketing),

96 87 pemasaran kemasyarakatan korporasai (corporate societal marketing), kegiatan filantropi perusahaan (corporate philantropy), pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (communty volunteering) dan praktika bisnis yang memiliki tanggung jawab (socially responsible bussiness practice). Pada kategori cause promotion atau promosi kegiatan sosial perusahaan semestinya menyediakan dana atau sumber daya lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kegiatan sosial. Sesuai dengan prinsip CSR yang dikemukakan oleh Nor Hadi (2011) bahwa perusahaa seharusnya memberikan sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesedaran masyarakat. Fokus utama dari kategori cause promotion atau promosi kegiatan sosial adalah menciptakan kesadaran tentang isu sosial diantaranya dengan komunikasi persuasif. Program pada kategori ini diantaranya membujuk masyarakat untuk memperoleh informasi lebih banyak mengenai isu sosial dengan aktif mengakses media internet. Banyak keuntungan yang akan didapat oleh perusahaan dengan melaksanakan program CSR ini diantaranya akan memperkuat posisi merk perusahaan, loyalitas konsumen terhadap perusahaan akan semakin meningkat, kepedulian sosial pegawai perusahaan akan meningkat karena mereka ikut terlibat dalam kegiatan sosial dan meningkatkan citra perusahaan dimata publik. Adapun bentuk program yang dilakukan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh terkait kategori cause promotion atau promosi kegiatan sosial diantaranya mengadakan beberapa penyuluhan seperti penyuluhan pendidikan, kewirausahaan dan kesehatan yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Adapun perusahaan mengadakan kegiatan hanya pada beberapa desa di Kecamatan Jatitujuh yang berlokasi dekat dengan perusahaan. Tanggung jawab sosial kategori cause related marketing atau pemasaran terkait kegiatan sosial, pada kategori ini perusahaan semestinya memiliki tekad dan niatan yang bulat untuk menyumbangkan persentase tertentu dari keuntungannya untuk kegiatan sosial berdasarkan besarnya produk yang telah terjual. Contoh aktivitas kegiatanya ialah perusahaan BMUN menyisihkan dari beberapa keuntungannya untuk kegiatan bina lingkungan dan program keimtraan. Terdapat

97 88 beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan ketika melaksanakan kegiatan CSR ini diantaranya perusahaan dapat mendatangkan pelanggan baru, dapat menjangkau relung pasar artinya perusahaan dapat menarik konsumen dari berbagai segmen dan dapat membangun brand identity yang positif. Bentuk program cause related marketing yang dilakukan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh diantaranya dengan memberikan sumbangan dan bantuan kepada pihak yang membutuhkan seperti fakir miskin, yatim piatu dan sekolah. Untuk fakir miskin dan anak yatim piatu perusahaan memberikan sumbangan sembako sedangkan untuk lembaga pendidikan seperti sekolah perusahaan menyisihkan beberapa persen dari keuntungannya untuk menyumbang pembuatan gedung dan memberikan beasiswa. Adapun yang mendapatkan sumbangan perusahaan hanya masyarakat yang berlokasi dekat dengan perusahaan, begitu pula lembaga pendidikan atau sekolah. Program CSR kategori corporate social marketing atau pemasaran kemasyarakatan korporat, pada kategori ini perusahaan diharuskan memiliki andil untuk mengembangkan dan mengubah perilaku masyarakat agar peduli terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan konsep Social Responsibility yang dikemukakan Post (dalam Nor Hadi 2011) bahwa perusahaan harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama ikut bersama menjaga dan melestarikan lingkungan. Fokus utama pelaksanaan CSR ini ialah untuk meningkatkan perilaku yang sadar akan isuisu kesehatan sosial, isu-isu perlindungan terhadap kecelakaan, isu-isu mengenai lingkungan dan keterlibatan masyarakat. Bentuk kegiatan pada kategori misalnya mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan, mengubah perilaku masyarakat yang memiliki dampak untuk kesehatan seperti mengajak untuk menghindari narkotika, seks bebas dan lain-lain. Bentuk program perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh terkait kategori aktivitas CSR diantaranya dengan mensosialisasikan bahaya penggunaan obat-obatan terlarang, mengadakan check up kesehatan dan perbaikan sarana atau fasilitas umum kegiatan tersebut diadakan perusahaan tidak menentu lebih dari setahun sekali. Adapun sasaran yang mendapatkan kegiatan tersebut ialah masyarakat yang hanya berada dekat dengan lokasi perusahaan.

98 89 Pada kategori corporate philanthropy atau kegiatan filantropi perusahaan, perusahaan semestinya memberikan bantuan atau sumbangan langsung kepada masyarakat tertentu dalam bentuk derma. Bentuk kegiatan pada kategori ini seperti, perusahaan mengijinkan penggunaan fasilitas dan saluran distribusi perusahaan untuk digunakan kegiatan masyarakat dan perusahaan menawarkan penggunaan peralatan perusahaan untuk kegiatan sosial masyarakat. Keuntungan yang dperoleh perusahaan yang melaksanakan kategori aktivitas CSR ini adalah nama baik perusahaan akan meningkat dapat memperkuat bisnis dimasa depan dan memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal. Program yang dilakukan perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh, diantaranya memberikan uang tunai kepada fakir miskin dan anak yatim piatu yang dilakukan setiap seminggu sekali, memberikan bantuan sarana ibadah, memberikan bantuan uang tunai untuk pengobatan, memberikan qurban hewan ternak rutin setia hari raya idul adha ke setiap desa yang dekat dengan lokasi perusahaan, memberi bantuan air bersih kepada setiap masyarakat yang membutuhkan secara gratis, memberikan kursus atau pelatihan keterampilan oleh karyawan perusahaan untuk masyarakat yang ingin belajar menggunakan mesin-mesin perusahaan, mengadakan pelatihan dan menciptakan koperasi untuk mengelola hewan ternak. Adapun yang mendapatkan bantuan dari perusahaan ialah terbatas untuk masyarakat atau desa-desa yang dekat dengan lokasi perusahaan. Pada kategori community volunteering perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh tidak memiliki program-program untuk direalisasikan. Kategori CSR socially responsible business practice atau praktika bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial, perusahaan diharuskan untuk melaksanakan kegiatan operasional atau praktika bisnis perusahaan yang sesuai dengan peraturan. Sesuai dengan konsep Legal Responsibility yang dikemukakan oleh Post (dalam Nor Hadi 2011) bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk tidak melanggar dan mematuhi undang-undang yang berlaku. Termasuk ketika perusahaan sedang melaksanakan kegiatan operasional, perusahaan harus mampu untuk mempertanggungjawabkan secara hukum dan perundangan. Bentuk investasi yang dilakukan perusahaan harus mendukung kegiatan sosial seperti peningkatan kesejahteraan dan ikut serta dalam menjaga lingkungan. Bentuk aktivitas pada

99 90 kategori CSR ini misalnya perusahaan membuat fasilitas yang sesuai dengan standar keamanan bahkan kalau bisa melebihi tingkat kemanan dan keselamatan semestinya, perusahaan memilih bahan baku yang berdasarkan kriteria yang memenuhi aspek sustainable development dan mengembangkan beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keuntungan yang diperoleh jika perusahaan melaksanakan aktivitas CSR ini diantaranya perusahaan dapat menghemat biaya operasional produksi karena menggunakan bahan yang ramah, kesan baik masyarakat terhadap perusahaan akan meningkat. Pada kategori CSR ini PG Rajawali II Jatitujuh telah memenuhi syarat dalam durasi atau jam kerja karyawan yang tidak lebih dari delapan jam, fasilitas perusahaan pun telah memenuhi standar keamanan, limbah yang dihasilkan perusahaan dibuang pada tempat khusus pembuangan limbah dan pupuk yang digunakan perusahaan ialah tidak hanya pupuk organik melainkan pupuk anorganik juga. Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh cukup banyak, sasaran yang mendapatkan program hanya masayarakat yang berlokasi dekat dengan perusahaan. Tidak semua masyarakat di Kecamatan Jatitujuh merasakan langsung program CSR PG Rajawali II Jatitujuh. Periode pelaksanaan program pun masih banyak yang tidak menentu dan lebih dari satu tahun sekali, seharusnya perusahaan dapat lebih intensif untuk melaksanakan program CSR nya. Sasaran program CSR pun seharusnya bisa diperluas di seluruh Kecamatan Jatitujuh jangan hanya penduduk atau masyarakat yang dekat dengan lokasi perusahaan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan.. Sebagaimana dikemukakan oleh Somarya dan Nuryani (2010, hlm. 26) manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia.. Apabila kualitas dan peranan pendidikan di suatu daerah sudah terlaksana dengan baik maka akan diikuti oleh kualitas sumber daya manusia pada daerah tersebut yang akan semakin baik pula. Untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas baik diperlukan berbagai kerjasama semua pihak, dalam hal ini PG Rajawali II Jatitujuh yang merupakan suatu organisasi perusahaan yang besar seharusnya bisa memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kecamatan

100 91 Jatitujuh. Sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial yang mana dalam hal ini ialah tanggung jawab untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di.kecamatan Jatitujuh. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara dua variabel didapatkan angka sebesar 40,57% CSR PG Rajawali II Jatitujuh berkontribusi untuk pendidikan di Kecamatan Jatitujuh. Bentuk program CSR yang yang diberikan diantaranya bantuan sarana prasarana tempat pendidikan, seperti pembuatan bangunan sekolah, memberikan alat-alat keperluan belajar mengajar, memberikan beasiswa kepada murid berprestasi dan kurang mampu, menyediakan sarana transportasi anak-anak sekolah dan pelatihan keterampilan, memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan, meminjamkan fasilitas perusahaan untuk digunakan masyarkat apabila ingin untuk belajar menggunakannya. Sasaran yang mendapatkan program CSR pun hanya masyarakat yang berlokasi dekat dengan perusahaan dan kenyataannya bahwa tidak semua masyarakat dekat perusahaan yang merasakan program CSR yang dilaksanakan perusahaan. Arsyad (dalam Tsabitah, 2004) mengungkapkan bahwa pendapatan merupakan parameter penting untuk menentukan suatu kesejahteraan. PG Rajawali II Jatitujuh merupakan perusahaan atau organisasi besar yang orientasinya adalah bisnis. Sudah sepantasnya masyarakat yang berlokasi dekat dengan perusahaan bisa merasakan langsung peningkatan kesejahteraan karena kehadiran dari perusahaan tersebut. Pendapatan yang tinggi akan meningkatkan kualitas hidup yang semakin baik. Diharapkan dengan hadir PG Rajawali II Jatitujuh masyarakat yang kurang mampu dan tidak memiliki pendapatan yang tinggi disekitar lokasi perusahaan dapat terbantu. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara dua variabel didapatkan angka sebesar 42,48% CSR PG Rajawali II Jatitujuh berkontribusi untuk sektor ekonomi di Kecamatan Jatitujuh. Bentuk program CSR terkait peningkatan kesejahteraan atau pendapatan diantaranya adalah memberikan bantuan dan sumbangan sembako kepada masyarakat yang kurang mampu, melatih keterampilan dan menciptakan koperasi yang bergerak dalam bidang hewan ternak,

101 92 meringankan beban orang tua siswa yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa pendidikan. Namun sasaran yang mendapatkan bantuan ialah hanya masyarakat yang berlokasi dekat dengan perusahaan. Sehat adalah idaman semua orang, untuk melakukan berbagai aktivitas memerlukan kondisi kesehatan yang baik. Berdasarkan keputusan Menteri kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 indikator kesehatan diantaranya adalah keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara dua variabel didapatkan angka sebesar 44,48% CSR PG Rajawali II Jatitujuh berkontribusi untuk bidang kesehata di Kecamatan Jatitujuh. Program terkait kesehatan yang dilaksanakan PG Rajawali II Jatitujuh diantaranya bantuan pengobatan kepada masyarakat yang kurang mampu, pemberian air bersih untuk desa-desa yang pasokan air bersihnya kurang, pelestarian lingkungan dan penyuluhan kelingkungan. Bantuan yang masyarakat cukup rasakan adalah apabila bekerja secara formal pada perusahaan tersebut karena perusahaan telah menyediakan tenaga ahli dan poliklinik di lokasi perusahaan.

102 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan CSR PG Rajawali II Jatitujuh dibagi kedalam enam jenis program, yakni promosi kegiatan sosisal (cause promotions), pemasaran terkait kegiatan marketing (cause related marketing), pemasaran kemasyarakatan korporasai (corporate societal marketing), kegiatan filantropi perusahaan (corporate philantropy), pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela (communty volunteering) dan praktika bisnis yang memiliki tanggung jawab (socially responsible bussiness practice). Berdasarkan hasil analisis, program CSR pada kategori communty volunteering atau pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela tidak dilaksanakan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh. Namun pada kategori lainnya perusahaan akui sudah melaksanakan. Dari setiap kategori CSR terdapat bentuk program untuk meningkatkan pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Program CSR yang dilaksanakan diantaranya dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan terkait pendidikan, beasiswa, pelatihan keterampilan dan kewirausahaan, memberikan sumbangan sembako kepada masyarakat yang kurang mampu, bantuan pengobatan kepada masyarakat miskin, memberikan bantuan sumbangan air bersih, penyuluhan kelingkungan, kesehatan dan lain-lain. Program CSR PG Rajawali II Jatitujuh berperan terhadap pendidikan masyarakat di Kecamatan Jatitujuh. Beberapa bentuk program CSR diantaranya berupa sumbangan dana pendidikan, bantuan perbaikan gedung-gedung pendidikan, penyuluhan kewirausahaan dan lain-lain. Pada bidang pendapatan program CSR PG Rajawali II Jatitujuh berperan terhadap sektor ekonomi masyarakat di Kecamatan Jatitujuh, beberapa program perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan diantaranya pelatihan keterampilan mengenai pengelolaan hewan ternak dan sumbangan berupa bantuan sembako. Pada bidang kesehatan program CSR PG Rajawali II Jatitujuh cukup berperan, beberapa program CSR yang cukup sering dirasakan masyarakat ialah bantuan air bersih dan perbaikan lingkungan, seperti sanitasi dan irigasi. 93

103 94 B. Saran Berdasarkan simpulan, peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran yang bisa dipertimbangkan. Berikut adalah saran yang peneliti ajukan: 1. Bagi perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh sebaiknya program CSR lebih ditingkatkan dan dilakukan secara rutin. Program CSR pada bidang kesehatan sudah cukup baik oleh karena itu sebaiknya dipertahankan bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan. Sementara pada bidang pendidikan kontribusi program CSR perusahaan sangat sedikit oleh sebab itu sebaiknya perusahaan meningkatkan atau memperbanyak bentuk program yang terkait dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Dalam pelaksanaan program CSR sebaiknya perusahaan menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat dan langsung melibatkan masyarakat agar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh suatu masyarakat bisa diketahui dan dibantu oleh perusahaan. Sasaran yang mendapatkan program CSR sebaiknya diperluas ke desa-desa yang cukup jauh namun masih berada di Kecamatan Jatitujuh agar semua masyarakat Kecamatan Jatitujuh bisa merasakan program CSR PG Rajawali II Jatitujuh. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait agar lebih memperhatikan dan mengawasi setiap praktika bisnis suatu industri. Dan meningkatkan kepedulian tentang tanggung jawab sosial suatu industri. 3. Bagi pemerintah Kecamatan Jatitujuh hendaknya lebih aktif sebagai penghubung antara PG Rajawali II Jatitujuh dengan masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan dan keharmonisan antara industri, lingkungan dan masyarakat. 4. Bagi penduduk setempat, agar lebih berperan aktif dalam melaksanakan, mengawasi dan menjaga CSR atau tanggung jawab sosial suatu industri atau perusahaan. 5. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti mengenai peranan CSR suatu industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan dapat dikembangkan lebih luas lagi.

104 DAFTAR PUSTAKA Abdurachmat, I dan Maryani, E. (1997) Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung Arndt, H. (1992) Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LP3ES Budiman, A. (2000) Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Daud, S. (2009) Klasifikasi Industri. [Online]. Tersedia di: [Diakses 24 November 2013] Djamari (1975) Beberapa Aspek Geografi dan Industri. Bandung: IKIP Bandung Forbes, D. (1986) Geografi Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES Hadi, N. (2011) Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu Kamil Pasya, G. (2006) Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara Kartini, D. (2013) Corporate Social Responsibility. Bandung: Reflika Aditama Koentjaraningrat (1980) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Pabundu, T. (2005) Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara Rafi i, S. (1995) Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa Rahman, R. (2009) Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Yogyakarta: Media Pressindo Riduwan (2012) Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta Sartika (2008) Ekonomi Industri. Bandung Silalahi, U. (2012) Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama Somarya, D. dkk. (2010) Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung Sugiyono (2003) Satistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharto, E (2009) Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta Bandung 95

105 96 Tsabitah, N. (2010) Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan Industri di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Wirartha, I. (2006) Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Denpasar: Andi Yogyakarta Sumber Dokumen/Lembaga Pemerintahan: Badan Pusat Statistik (2013). Profil Kecamatan Jatitujuh Pemerintah Kabupaten Majalengka. Majalengka: BPS Keppres 41 Tahun (1996) Terminologi Kawasan Industri Keppmen 1202 (2003) Indikator Kesehatan Millenium Development Goals (2012) Tingkat Pendidikan. Polewali Mandar: MDG Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun (2003) Tentang Pendidikan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun (2007) Tentang Persereoan Terbatas Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun (1984) Tentang Perindustrian Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun (1960) Pokok Kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun (2009) Tentang Kesehatan Sumber Internet: Anonymous. (2010) Wahana Komunitas Geografi SMA. [Online]. Tersedia di: [Diakses 24 November 2013] Octalia, P. (2008) Dinamika Industri Di Indonesia. [Online]. Tersedia di: [Diakses 24 November 2013]

106 LAMPIRAN 97

107 Lampiran 1 98

108 Lampiran 2 99

109 DOKUMENTASI PRIBADI 100

110 101 Lampiran 4 INSTRUMEN PENELITIAN RESPONDEN PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA I. Identitas Responden No. Responden : Hari/Tanggal : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pekerjaan : Alamat : Daerah Asal : (Silakan nyatakan jawaban saudara dengan memberi tsaudara silang (x) pada jawaban yang telah disediakan) A. Pendidikan b. Tidak pernah 1. Jika saudara sudah bekerja, 4. Jika pernah, bantuan didapatkan pendidikan apa yang dibutuhkan pada jenjang: dalam pekerjaan saudara: a. TK a. Tidak ada b. SD b. SD c. SLTP c. SLTP d. SLTA d. SLTA e. Perguruan Tinggi e. Perguruan tinggi 5. Bentuk bantuan yang saudara 2. Pendidikan formal terakhir saudara: dapatkan berupa: a. Transportasi a. SD b. Alat tulis dan transportasi b. SLTP c. Sumbangan biaya pendidikan c. SLTA dan alat tulis d. Perguruan Tinggi e.... Nama dan alamat sekolah:... d. Sumbangan biaya pendidikan, alat tulis dan transportasi e. Sumbangan biaya pendidikan 3. Apakah saudara pernah sampai tamat sekolah, alat tulis mendapatkan bantuan pendidikan dan transportasi dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Ya, pernah

111 Bantuan yang diterima di tempat anggota keluarga saudara bersekolah: a. Beasiswa saja b. Bantuan alat tulis dan dan beasiswa c. Pembuatan bangunan fisik dan beasiswa untuk beberapa siswa sekolah d. Pembangunan fisik dan beasiswa untuk seluruh siswa sekolah e Perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh menyediakan fasilitas/alat perusahaan yang digunakan untuk melatih keterampilan: a. Disewakan/bayar seluruhnya b. Disewakan, tapi diberikan subsidi / keringanan hanya untuk orang yang tidak mampu c. Disewakan, tapi diberikan subsidi / keringanan untuk semua orang d. Hanya digratiskan untuk orang tidak mampu e. Gratis untuk semua orang 8. Perusahaan menawarkan penggunaan peralatan perusahaan secara gratis untuk kegiatan sosial: a. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan b. Setengahnya dari seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh c. Hanya kepada yang datang meminta bantuan d. Untuk seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh e Perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh memberikan pinjaman gratis fasilitas perusahaan: a. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan b. Setengahnya dari seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh c. Hanya kepada yang datang meminta bantuan pinjaman d. Seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh e Perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh menyediakan transportasi gratis untuk keperluan pendidikan: a. Setahun lima sampai dua belas kali b. Sebulan tiga sampai lima kali c. Seminggu dua sampai tiga kali d. Setiap hari e Penyuluhan pendidikan yang saudara peroleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setahun sekali b. Enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Pelatihan keterampilan (pengelolaan sampah, kursus,

112 103 wirausaha) yang saudara peroleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setahun sekali b. Enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Sosialisasi pentingnya mengakses internet atau media elektronik yang saudara peroleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh untuk mendapatkan informasi penting mengenai isu sosial baik dalam negeri ataupun luar negeri: a. Setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Saudara mendapatkan penyuluhan kesehatan dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Saudara mendapatkan penyuluhan bahaya penggunaan obat-obatan terlarang dan menghindari seks bebas: a. Lebih dari setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Penyuluhan kelingkungan yang saudara peroleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Bantuan keamanan yang diperoleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setahun sekali b. Enam bulan sekali c. Setiap kali ada yang meminta d. Setiap kali ada kegiatan yang memerlukan pengamanan e.... B. Pendapatan 18. Berapa rata-rata penghasilan saudara perbulan: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp Berapa rata-rata pengeluaran perbulan: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp Apakah pekerjaan saudara berkaitan dengan perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Ya b. Tidak

113 Jika ya, berapa jumlah jam kerja saudara di perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. > 22 jam b jam c jam d jam e. < 8 jam 22. Berapa rata-rata penghasilan perbulan yang saudara peroleh dari bekerja di perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp Berapa lama saudara sudah bekerja di perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. > 45 tahun b tahun c tahun d tahun e. < 5 tahun 24. Berapa kali perusahaan menyarankan karyawan untuk menjadi relawan dalam kegiatan sosial: a. Setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Setahun sekali d. Seminggu sekali e Apakah perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh rutin memberikan bantuan seperti sembako, fasilitas transportasi gratis dan lain-lain: a. Ya, rutin b. Tidak rutin 26. Jika ya, pemberian bantuan dilakukan setiap periode: a. Setahun sekali b. Setiap enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e Bantuan yang saudara peroleh berupa: a. Sembako b. Fasilitas transportasi c. Fasilitas rekreasi, fasilitas transportasi d. Barang, fasilitas rekreasi, fasilitas transportasi e. Uang, barang, fasilitas rekreasi, fasilitas transportasi 28. Sasaran yang memperoleh sumbangan: a. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan b. Kurang setengahnya dari seluruh masyarakat desa di kecamatan c. Setengahnya dari seluruh masyarakat desa di kecamatan d. Merata di kecamatan Jatitujuh e.... C. Kesehatan 29. Apakah saudara mendapatkan bantuan air bersih dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh :

114 105 a. Ya b. Tidak 30. Jika ya, siapa saja yang mendapatkan bantuan air tersebut: a. Hanya kepada RT/RW yang dekat dengan lokasi perusahaan b. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan c. Hanya kepada yang datang meminta bantuan d. Seluruh desa di kecamatan Jatitujuh e Bantuan air bersih yang saudara dapatkan dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Tiga sampai dua bulan sekali b. Sebulan sekali c. Seminggu sekali d. Setiap hari e Air yang didapatkan dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh digunakan untuk: a. Irigasi pertanian b. Cuci pakaian dan irigasi pertanian c. Memasak, cuci pakaian dan irigasi pertanian d. Mandi, memasak, cuci pakaian dan irigasi pertanian e. Air minum, mandi, memasak, cuci pakaian dan irigasi pertanian 33. Apakah perusahaan memberikan bantuan untuk menjaga lingkungan disekitar rumah saudara: a. Ya b. Tidak 34. Jika ya, bantuan yang diperoleh oleh berupa: a. Penghijaun b. Penyedia tempat sampah dan penghijaun c. Perbaikan selokan, penyedia tempat sampah dan penghijaun d. Perbaikan jalan, selokan, penyedia tempat sampah dan penghijaun e. Perbaikan sanitasi, jalan, selokan, penyedia tempat sampah, dan penghijaun 35. Bantuan dilaksanakan setiap: a. Satu tahun sekali b. Enam bulan sekali c. Tiga bulan sekali d. Sebulan sekali e Apakah saudara mendapatakn bantuan pengobatan dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Ya b. Tidak 37. Jika ya, bantuan pengobatan yang dilaksanakan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh setiap: a. Satu tahun sekali b. Enam bulan sekali c. Sebulan sekali d. Seminggu sekali e....

115 Bantuan uang tunai yang diperoleh dari perusahaan untuk pengobatan keluarga saudara: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp Fasilitas kesehatan yang disediakan oleh perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Klinik b. Klinik, apotek c. Rumah sakit, klinik, apotek d. Puskesmas, rumah sakit, klinik, apotek e. Dokter, puskesmas, rumah sakit, klinik, apotek

116 107 Lampiran 5 INSTRUMEN PENELITIAN PERUSAHAAN PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA I. Identitas Perusahaan Hari/Tanggal : Nama Perusahaan : Alamat : Lama Beroperasi : II. CSR A. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotion) 1. Memberikan penyuluhan pendidikan kepada masyarakat sekitar perusahaan: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Setahun sekali e Memberikan penyuluhan kewirausahaan kepada masyarakat sekitar perusahaan: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Setahun sekali e Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sekitar perusahaan: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Setahun sekali e Penyuluhan kelingkungan kepada masyarakat sekitar perusahaan: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Enam bulan sekali d. Setahun sekali e Memberikan pelatihan keterampilan (pengelolaan sampah, kursus, wirausaha) yang anda peroleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Enam bulan sekali d. Setahun sekali e Penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan di: a. Per RT disetiap desa b. Per desa c. Hanya desa yang dekat dengan lokasi perusahaan d. Per kecamatan e Sosialisasi pentingnya mengakses internet atau media elektronik untuk mendapatkan informasi penting mengenai isu sosial baik dalam negeri ataupun luar negeri: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Setahun sekali e....

117 Mewadahi bantuan dari masyarakat untuk kegiatan sosial seperti bantuan untuk kebencanaan, menyantuni masyarakat tidak mampu, dll: a. Per desa b. Hanya desa yang dekat dengan lokasi perusahaan c. Per kecamatan d. Per kabupaten/kota e.... B. Pemasaran Terkait Kegiatan Marketing (Corporate Social Marketing) 9. Dari total produk yang terjual, berapa jumlah produk yang disumbangkan untuk kegiatan sosial: a. 10% dari total produk yang terjual b. 6% - 10% dari total produk yang terjual c. 3% - 6% dari total produk yang terjual d. < 3 % dari total produk yang terjual e Dari keuntungan yang didapat, berapa persentase yang disumbangkan untuk kegiatan sosial: a. 10% b. 6% - 10% c. 3% - 6% d. < 3 % e Pemberian sumbangan dilakukan setiap periode: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Setahun sekali e Sasaran yang memperoleh bantuan: a. Merata di kecamatan Jatitujuh b. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan c. Kurang setengahnya dari seluruh desa di kecamatan d. Hanya desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e Sumbangan yang diberikan perusahaan berupa: a. Perumahan b. Rekreasi c. Transportasi/kendaraan d. Sembako e Bantuan yang diberikan kepada sekolah: a. Pembangunan fisik dan beasiswa untuk seluruh siswa sekolah b. Pembuatan bangunan fisik dan beasiswa untuk beberapa siswa sekolah c. Bantuan alat tulis dan dan beasiswa d. Beasiswa saja e.... C. Pemasaran Kemasyarakatan Korporat (Corporate Social Marketing) 15. Mensosialisasikan bahaya penggunaan obat-obatan terlarang dan menghindari seks bebas: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Lebih dari setahun sekali e Bantuan keamanan yang diperoleh dari perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh: a. Setiap kali ada kegiatan yang memerlukan pengamanan b. Setiap kali ada yang meminta c. Enam bulan sekali d. Setahun sekali e. Tidak ada

118 Mengadakan check up kesehatan dan pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar perusahaan: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Lebih dari setahun sekali e Mengadakan kegiatan donor darah di desadesa kecamatan Jatitujuh: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Lebih dari setahun sekali e Perbaikan sarana / fasilitas umum seperti jalan, jembatan di kecamatan Jatitujuh: a. Setiap ada fasilitas yang rusak b. Setiap tiga bulan sekali c. Setiap setahun sekali d. Lebih dari setahun sekali e Memberikan bantuan sarana prasarana kesehatan seperti memperbaiki sanitasi, saluran air, MCK dan lain-lain: a. Seluruh desa di kecamatan Jatitujuh b. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan c. Kurang dari setengahnya seluruh desa di kecamatan d. Hanya desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e.... D. Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philantropy) 21. Memberikan uang tunai kepada masyarakat sekitar perusahaan yang membutuhkan seperti anak yatim, fakir miskin dan lainlain: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Hanya pada hari-hari tertentu (hari keagamaan) d. Lebih dari setahun sekali e Sumbangan uang tunai yang diberikan kepada masyarakat sekitar perusahaan: a. > Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. < Rp Memberikan bantuan sarana ibadah: a. Seluruh desa di kecamatan Jatitujuh b. Hanya kepada yang datang meminta bantuan c. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan d. Kurang dari setengahnya seluruh desa di kecamatan e Perusahaan memberikan bantuan untuk sekolah di sekitar perusahaan : a. Semua sekolah yang ada b. Lebih dari setengahnya dari sekolah yang ada c. Setengahnya dari sekolah yang ada d. Kurang dari setengahnya e Memberikan pelatihan pendidikan dan kewirausahaan: a. Seluruh desa di kecamatan Jatitujuh b. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan c. Kurang dari setengahnya seluruh desa di kecamatan d. Hanya desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e Memberikan paket sembako:

119 110 a. Seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh b. Hanya kepada yang datang meminta bantuan c. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan d. Kurang dari setengahnya seluruh desa di kecamatan e Periode pemberian bantuan paket sembako: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Enam bulan sekali d. Setahun sekali e Bantuan uang tunai yang diberikan perusahaan untuk pengobatan masyarakat sekitar perusahaan: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp Memberikan bantuan air bersih: a. Seluruh desa di kecamatan Jatitujuh b. Hanya kepada yang datang meminta bantuan c. Setengahnya dari seluruh desa di kecamatan d. Kurang dari setengahnya seluruh desa di kecamatan e Periode pemberian bantuan air bersih: a. Rutin setiap hari b. Setiap ada yang meminta c. Seminggu sekali d. Sebulan sekali e Bantuan air bersih dilakukan secara: a. Gratis b. Diberi subsidi c. Menyediakan sarana prasarana (MCK) d. Beli/bayar seluruhnya, tanpa subsidi e Perusahaan menyediakan fasilitas/alat perusahaan yang digunakan untuk melatih keterampilan: a. Gratis untuk semua orang b. Hanya digratiskan untuk orang tidak mampu c. Disewakan, tapi diberikan subsidi/keringanan untuk semua orang d. Disewakan,tapi diberikan subsidi/keringanan hanya untuk orang yang tidak mampu e. Disewakan/bayar seluruhnya 33. Perusahaan menyediakan keahlian teknis oleh karyawannya untuk memberikan bantuan secara gratis seperti kursus keterampilan: a. Untuk seluruh masyarakat b. Kepada yang datang meminta bantuan c. Beberapa dari seluruh masyarakat di kecamatan Jatitujuh d. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e Perusahaan menawarkan penggunaan peralatan perusahaan secara gratis untuk kegiatan sosial: a. Untuk seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh b. Hanya kepada yang datang meminta bantuan pinjaman c. Sebagian dari seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh d. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e....

120 Perusahaan menyediakan transportasi gratis untuk keperluan pendidikan: a. Setiap hari b. Setiap minggu c. Sebulan sekali d. Dua bulan sekali e Memberikan bantuan untuk sekolah di sekitar lingkungan Perusahaan: a. Semua sekolah yang ada b. Lebih dari setengahnya dari sekolah yang ada c. Setengahnya dari sekolah yang ada d. Kurang dari setengahnya e Menyediakan fasilitas/alat perusahaan yang digunakan untuk melatih keterampilan masyarakat: a. Disewakan/bayar seluruhnya b. Disewakan,tapi diberikan subsidi/keringanan hanya untuk orang yang tidak mampu c. Disewakan, tapi diberikan subsidi/keringanan untuk semua orang d. Hanya digratiskan untuk orang tidak mampu e. Gratis untuk semua orang E. Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela (Community Volunteering) 38. Perusahaan menyarankan karyawan untuk menjadi relawan dalam kegiatan sosial seperti pelatihan keterampilan, membantu yang terkena musibah dan lain-lain: a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali c. Setiap enam bulan sekali d. Lebih dari setahun sekali e Sasaran perusahaan untuk diberikan informasi mengenai kegiatan sosial sebagai relawan: a. Seluruh karyawan perusahaan b. Setengahnya dari seluruh karyawan perusahaan c. Kurang dari setengahnya d. Hanya kepala staf/bidang e Hadiah atau penghargaan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat/karyawan menjadi relawan: a. Uang, penghargaan dan promosi jabatan b. Penghargaan dan promosi jabatan c. Penghargaan berupa plakat, pin dan lain-lain d. Hanya ucapan terimakasih e....

121 112 F. Praktika Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial (Corporate Philanthropy) 41. Jumlah jam kerja karyawan perhari: a. > 8 jam b jam c jam d jam e. < 22 jam 42. Tempat pembungan limbah perusahaan: a. Tempat khusus penampung limbah b. Rawa-rawa disekitar perusahaan c. Selokan d. Sungai e. Pemukiman warga 43. Berapa kali penghijauan/penanaman bibit pohon oleh perusahaan : a. Sebulan sekali b. Tiga bulan sekali c. Enam bulan sekali d. Satu tahun sekali e Apakah proses penanaman dan pemupukan melibatkan masyarakat: a. Ya b. Tidak 45. Jika ya, masyarakat yang dilibatkan adalah: a. Seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh b. Hanya kepada masyarakat yang datang menawarkan untuk terlibat c. Sebagian dari seluruh masyarakat desa di kecamatan Jatitujuh d. Hanya masyarakat desa yang dekat dengan lokasi perusahaan e Pupuk yang digunakan untuk tanaman tebu: a. Organik b. Campuran, tapi lebih banyak organiknya c. Campuran, seimbang antara organik dan an organiknya d. Campuran, tapi lebih banyak an organiknya e. An-organik

122 113 Lampiran 6 A. Analisis Regresi Sederhana 1. Hipotesis Pertama a. Membuat Persamaan Regresi 1) Menghitung rumus b b = n. XY X. Y n X² ( X) ² = 83. (18820) (974). (1510) (83). (12806) (974)² = = 0,79 2) Menghitung rumus a Y b. X a = = n 1510 (0,79). (974) 83 3) Persamaan regresi sederhana Ῡ = a + bx = 8,81 + 0,79. (X) b. Membuat garis persamaan regresi 1) Menghitung rata-rata X X = X n = = 11,73 2) Menghitung rata-rata Y Ῡ = Y n = = 18,19 c. Menguji signifikansi = 731, ) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(a) ] JK Reg(a) = ( Y)² n = (1510)² 83 = 27471,08 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(b a) ] = 8,81 X. Y (974). (1150) JK Reg(b a) = b. ( XY ) = 0,79. (18820 ) n 83 = 1100,24 3) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Res ] JK Res = Y 2 JK Reg(b a) JK Reg(a) = , ,08 = 1066,6

123 114 4) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (a) [RJK (a) ] RJK Reg(a) = JK Reg(a) = 27471,08 5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b a) [RJK (b a) ] RJK Reg(b a) = JK Reg(b a) = 1100,24 6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu [RJK Res ] RJK Res = JK Res n = 1066,7 = 13, ) Menguji signifikansi Fhitung F hitung = RJK Reg(a b) RJK Res = 1170,70 13,17 = 83,55 d. Menguji Linearitas 1) Menghitung jumlah kuadrat error (JK E ) JK E = { Y 2 k ( Y) n } = 1089,59 2) Menghitnung jumlah kuadrat tuna cocok (JK TC ) JK TC = JK Res JK E = 1066, ,59 = 22,29 3) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) RJK TC = JK TC k 2 = 12,65 = 1, ) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E ) RJK E = JK E n k = 1075,18 = 16, ) Mencari nilai Fhitung F hitung = 0,84 16,29 = 0,10 2. Hipotesis Pertama e. Membuat Persamaan Regresi 4) Menghitung rumus b b = n. XY X. Y n X² ( X) ² = 83. (18820) (974). (1510) (83). (12806) (974)² = = 0,79

124 115 5) Menghitung rumus a Y b. X a = = n 1510 (0,79). (974) 83 6) Persamaan regresi sederhana Ῡ = a + bx = 8,81 + 0,79. (X) f. Membuat garis persamaan regresi 3) Menghitung rata-rata X X = X n = = 11,73 4) Menghitung rata-rata Y Ῡ = Y n = = 18,19 g. Menguji signifikansi = 731, ) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(a) ] JK Reg(a) = ( Y)² n = (1510)² 83 = 27471,08 9) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(b a) ] = 8,81 X. Y (974). (1150) JK Reg(b a) = b. ( XY ) = 0,79. (18820 ) n 83 = 1170,70 10) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Res ] JK Res = Y 2 JK Reg(b a) JK Reg(a) = , ,08 = 1062,5 11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (a) [RJK (a) ] RJK Reg(a) = JK Reg(a) = 27471,08 12) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b a) [RJK (b a) ] RJK Reg(b a) = JK Reg(b a) = 1170,70 13) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu [RJK Res ]

125 116 RJK Res = JK Res n = 1066,7 = 13, ) Menguji signifikansi Fhitung F hitung = RJK Reg(a b) RJK Res = 1170,70 13,17 = 83,55 h. Menguji Linearitas 6) Menghitung jumlah kuadrat error (JK E ) JK E = { Y 2 k ( Y) n } = 1075,18 7) Menghitnung jumlah kuadrat tuna cocok (JK TC ) JK TC = JK Res JK E = 1062, ,18 = 12,65 8) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) RJK TC = JK TC k 2 = 12,65 = 0, ) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E ) RJK E = JK E n k = 1075,18 = 16, ) Mencari nilai Fhitung F hitung = 0,84 16,29 = 0,05 3. Hipotesis Ketiga a. Membuat Persamaan Regresi 7) Menghitung rumus b b = n. XY X. Y n X² ( X) ² = 83. (4708) (561). (641) (83). (4349) (561)² = = 0,67 8) Menghitung rumus a Y b. X a = = n 641 (0,67). (561) 83 9) Persamaan regresi sederhana Ῡ = a + bx = 3,16 + 0,67. (X) = 262,96 83 = 3,16

126 117 b. Membuat garis persamaan regresi 5) Menghitung rata-rata X X = X n = = 6,75 6) Menghitung rata-rata Y Ῡ = Y n = = 7,72 c. Menguji signifikansi 15) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(a) ] JK Reg(a) = ( Y)² n = (641)² 83 = 4950,37 16) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Reg(b a) ] X. Y (561). (641) JK Reg(b a) = b. ( XY ) = 0,67. (4708 ) = 375,46 n 83 17) Menghitung jumlah kuadrat regresi [JK Res ] JK Res = Y 2 JK Reg(b a) JK Reg(a) = , ,37 = 193,17 18) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (a) [RJK (a) ] RJK Reg(a) = JK Reg(a) = 4950,37 19) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b a) [RJK (b a) ] RJK Reg(b a) = JK Reg(b a) = 375,46 20) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu [RJK Res ] RJK Res = JK Res n = 193,17 = 2, ) Menguji signifikansi Fhitung F hitung = RJK Reg(a b) RJK Res = 375,46 2,38 = 157,44 d. Menguji Linearitas 11) Menghitung jumlah kuadrat error (JK E )

127 118 JK E = { Y 2 k ( Y) n } = 265,66 12) Menghitnung jumlah kuadrat tuna cocok (JK TC ) JK TC = JK Res JK E = 193,17 265,66 = 72,49 13) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) RJK TC = JK TC k 2 = 72,49 = 9, ) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E ) RJK E = JK E n k = 265,66 = 3, ) Mencari nilai Fhitung F hitung = 0,84 16,29 = 2,49

128 119 RIWAYAT HIDUP Machrip Aziz lahir di Desa Pilangsari Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka pada tanggal 24 Januari tahun 1991 dari pasangan Bapak Ucup dan Ibu Uminah, merupakan putra kedua dari dua bersaudara. Riwayat pendidikan penulis di mulai dari Sekolah Dasar Negeri Pilangsari I dan tamat pada tahun Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatitujuh dan tamat pada tahun Selanjutnya pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Majalengka dan tamat pada tahun Pada tahun 2010 peneliti diterima sebagai mahasaiswa pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia.

2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA

2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya yang tersebar luas hendaknya dikelola dan dimanfaatkan sebaikbaiknya. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal akan berdampak pada

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan di Indonesia saat ini sangat penting diperhatikan oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) dengan 3P yaitu profit, people dan planet, pengertian ini karena bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Karena keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Pada bab sebelumnya telah diuraikan gambaran umum Kabupaten Kebumen sebagai hasil pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun periode yang lalu. Dari kondisi yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bijih besi merupakan salah satu jenis cadangan sumber daya alam dan sekaligus komoditas alternatif bagi Pemerintah Kabupaten Kulon progo yang dapat memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menganalisis dampak dari injeksi pengeluaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor komunikasi terhadap perekonomian secara agregat melalui sektor-sektor

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN TAHUN 1. Perlunya memajukan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan)

Lebih terperinci

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN PENGELOLAAN HASIL LAUT ( STUDI PADA PELAKSANAAN CSR PT.PETROKIMIA GRESIK DI KELURAHAN LUMPUR, KECAMATAN GRESIK, KABUPATEN GRESIK) Oleh, Nurin Fajrina

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak DPR dan pemerintah sepakat memasukan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai suatu kewajiban dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan dominasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun dalam menjalankan perusahaannya diperlukan sebuah tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial atau yang biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan lingkungan sudah menjadi persoalan yang menarik dan menjadi isu sentral bagi negara-negara di dunia. Semenjak tahun 1980-1990, wacana CSR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

INDONESIA GREEN AWARDS 2015

INDONESIA GREEN AWARDS 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PENGANUGERAHAN INDONESIA GREEN AWARDS 2015 Yang saya hormati, 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Menteri Kelautan dan Perikanan; 3. Chairman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional yang merupakan daerah tujuan pariwisata Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan

Lebih terperinci

Moch Yanwar MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DESAIN SKRIPSI

Moch Yanwar MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DESAIN SKRIPSI Moch Yanwar MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DESAIN SKRIPSI DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : PEMBIMBING I Dra.Hj.Sunarsih,M.Pd NIP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk. dan bau, tanah yang subur menjadi tanah yang humus.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk. dan bau, tanah yang subur menjadi tanah yang humus. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat (Almilia dan Wijayanto, 2007). Perusahaan memberikan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perindustrian tidak hanya ditopang oleh adanya sumber daya manusia saja, melainkan juga sumber daya alam. Hal itu dikarenakan, bahan baku yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan dari proses produksinya. Selain proses produksi yang digunakan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI Oleh : RUDYANSAH 0511010187 / FE / IE Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perusahaan merupakan lembaga yang paling berpengaruh dan yang paling diharapkan bagi masyarakat luas seperti memberikan lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi isu global yang fenomenal di dunia usaha atau bisnis, bahkan saat ini pengambilan keputusan ekonomi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap insan. Namun kenyataannya, manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai macam kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, hal itu juga berdampak pada perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan

Lebih terperinci

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB VI LANGKAH KE DEPAN BAB VI LANGKAH KE DEPAN Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion 343 344 Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion LANGKAH LANGKAH KEDEPAN Seperti yang dibahas dalam buku ini, tatkala Indonesia memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement). Isu pengungkapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pemilihan lokasi usaha oleh suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko (risk) dan keuntungan (profit) perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kondisi ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Bandung, September 2014 Yang membuat pernyataan, Wahyu Purnama NIM

PERNYATAAN. Bandung, September 2014 Yang membuat pernyataan, Wahyu Purnama NIM PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul PERBEDAAN PARTISIPASI SISWA PUTRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD,SMP DAN SMA NEGERI SE-KECAMATAN UJUNGBERUNG ini beserta seluruh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci