BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL"

Transkripsi

1 BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN METODE PELAKSANAAN DIAPHRAGM WALL 7.1. Axial Loading Test Umum Pengujian pada pondasi Bored Pile dilakukan untuk memastikan Bored Pile yang sudah dikerjakan menurut desain dan tidak mengalami failure (kegagalan). Pengujian ini juga menjadi tolak ukur apabila nanti desain ingin dirubah. Pada proyek The Hundred dilakukan beberapa pengujian, namun yang akan dibahas pada tinjauan khusus kerja praktik ini adalah tentang pengujian Axial Loading Test Pengujian Bored Pile (Axial Loading Test) Pengujian Axial Loading Test dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar kapasitas ijin tiang. Pengujian pembebanan ini dilakukan dengan memilih tiang pondasi pile group secara random/acak. Pada pengujian loading test proyek The Hundred ada 2 titik yaitu : 1) Titik Bored Pile BP. 150 (Ø 1000 mm) dengan kapasitas percobaan 1240 ton (200 % x beban rencana), pelaksanaan percobaan dimulai pada tanggal 19 November sampai dengan tanggal 21 November ) Titik Bored Pile BP. 389 (Ø 800 mm) dengan kapasitas percobaan 980 ton (200 % x beban rencana), pelaksanaan percobaan dimulai pada tanggal 17 Oktober sampai dengan tanggal 19 Oktober Achmad Sukoco ( ) VII - 1

2 Percobaan yang digunakan menggunakan Kentledge System dan sesuai dengan spesifikasi ASTM D dengan prosedur pembacaan dan pembebanan siklik (Cyclic Loading Procedure) Data Teknis Data teknis yang digunakan pada pengujian Bored Pile pada saat pengamatan dengan 2 jenis Bored Pile yang berbeda ukuran diameternya (1000 mm dan 800 mm) yaitu sebagai berikut : 1) Jenis Pondasi : Bored Pile 2) Kedalaman : 46,4 dan 43,8 m 3) Diameter : 1000 mm dan 800 mm 4) Mutu Beton : fc 25 Mpa dan fc 30 MPa 5) Beban Rencana : 620 Ton dan 490 Ton 6) Beban Pengujian : 2x beban rencana (1240 Ton dan 980 Ton) 7) Pile Test No. : BP. 150 dan BP ) Metode Pembebanan : Pembebanan aksial tekan dengan pembebanan langsung (Kentledge System) 9) Sistem pengeccoran : Tremie method menggunakan kawat Ayam dan plastik serta pipa tremie dengan diameter 27 cm. 10) Sistem pengeboran : Rotary drilling menggunakan Soilmec RT 3 ST. 11) Prosedur Pembebanan : Slow Maintained Loading 12) Standar Prosedur : ASTM D Achmad Sukoco ( ) VII - 2

3 Metode Percobaan Pembebanan 1) Pelaksanaan percobaan dilakukan dengan menggunakan sistem kentledge dan sesuai dengan spesifikasi ASTM D dengan prosedur pembacaan dan pembebanan siklik (cyclic loading procedure). 2) Percobaan ini menggunakan concrete block dengan berat total 772,8 Ton dengan perincian 227 buah concrete block dengan berat 2,4 Ton/block ditambah dengan 58 Pcs Counterweight dengan berat total 228 Ton yang berfungsi sebagai beban dan 1 buah tiang bored pile yang akan di test 3) Hydraulic Jack diletakkan tepat di tengah-tengah test pile. Sewaktu jack bekerja maka jack akan menekan test beam ke atas sehingga akan ada reaksi tekan ke tiang percobaan. Penyaluran beban test beam di tahan oleh cross beam yang dipasang melintang dengan test beam, dan penyaluran beban cross beam ditahan oleh concrete block yang terpasang diatas cross beam. 4) Penurunan dari pondasi tiang percobaan diukur oleh 4 (empat) buah extentiometer (dial gauge) yang dihubungkan dengan profil. 5) Baja kanal sebagai reference beam dan 2 buah dial gauge untuk pembacaan pergeseran lateral tiang. 6) Reference beam yang dipasang dengan kokoh dan di bracing. Hasil penurunan untuk tiang percobaan dalam percobaan ini dapat dilihat pada grafik dan hasil pembacaan loading test Alat-Alat yang Digunakan 1) Concrete Block Concrete block ini memiliki berat total 544,8 Ton dengan perincian 227 buah concrete block dengan berat 2,4 Ton/block. Achmad Sukoco ( ) VII - 3

4 Gambar 7.1 Concrete Block 2) Counterweight Counterweight yang digunakan pada pengujian ini memiliki berat sekitar 3 Ton/counterweight dan 6 Ton/counterweight. Gambar 7.2 Counterweight 3) Hydraulic Jack Hydraulic Jack yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. No. Of Unit = 2 (dua) unit b. Kapasitas = 1000 ton c. Diameter of Piston = 431,8 mm Achmad Sukoco ( ) VII - 4

5 d. Jack Diameter = 560 mm e. Height = 540 mm f. Travel Piston Max = 152,4 mm g. Brand = ENERPAC h. Type = CLS 1006 Gambar 7.3 Hydraulic Jack 4) Pompa (Electric Pump) Pompa (Electric Pump) yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Jumlah = 1 (satu) buah b. Height = 246,2 mm c. Length = 585 mm d. Width = 585 mm e. Max. Pressure = Psi f. Merk = ENERPAC g. Type = P 462 Achmad Sukoco ( ) VII - 5

6 Gambar 7.4 Pompa (Elctric Pump) 5) Extentiometer (Dial Gauge) Extentiometer (Dial Gauge) yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Jumlah = 4 (empat) buah b. Diameter = 75 mm c. Kapasitas = 50 mm d. Ketelitian = 0,01 mm e. Merk = MITUTOYA f. Type = 3058S 19 Gambar 7.5 Extentiometer (Dial Gauge) Achmad Sukoco ( ) VII - 6

7 6) Manometer Manometer yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Jumlah = 1 (satu) buah b. Kapasitas = Psi c. Graduation = Psi d. Merk = ENERPAC Gambar 7.6 Manometer Prosedur Pembacaan Beban penurunan dan waktu akan dicatat saat penambahan dan pengurangan beban. Pencatatan untuk beban tekan adalah sebagai berikut: 1) Selama penambahan beban pada masing-masing beban akan dicatat setiap 10 menit yaitu, menit. 2) Selama pengurangan beban pada masing-masing beban akan dicatat dengan interval 10 menit selama 1 jam. 3) Untuk beban puncak 200% dari design load (1000 ton untuk bored pile diameter 1000 mm dan 640 ton untuk bored pile diameter 800 ton), pembebanan harus Achmad Sukoco ( ) VII - 7

8 ditahan selama 12 jam atau maksimal 24 jam dan kecepatan penurunan tidak lebih dari 0,25 mm/jam. 4) Rebound akan dicatat setelah beban 0 ton, selama 12 jam Data Axial Loading Test 1) Bored pile diameter 1000 mm dengan data sebagai berikut : a. Beban rencana = 620 ton b. Beban maksimal 200% = 1240 ton Tabel 7.1 Prosedur Pembacaan Loading Test Kapasitas 1240 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 8

9 Grafik Siklus Pembebanan Bored Pile diameter 1000 mm dengan load test capacity 1240 ton (200%) Gambar 7.7 Grafik Hubungan Beban dan Waktu Load Test Capacity 1240 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 9

10 Gambar 7.8 Grafik Hubungan Waktu dan Penurunan Load Test Capacity 1240 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 10

11 Tabel 7.2 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 11

12 Tabel 7.3 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 12

13 Tabel 7.4 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 13

14 Tabel 7.5 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 14

15 2) Bored pile diameter 800 mm a. Beban rencana = 490 ton b. Beban makasimal 200% = 980 ton Tabel 7.6 Prosedur Pembacaan Loading Test Kapasitas 980 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 15

16 Grafik Siklus Pembebanan Bored Pile diameter 800 mm dengan load test capacity 980 ton (200%). Gambar 7.9 Grafik Hubungan Beban dan Waktu Load Test Capacity 980 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 16

17 Gambar 7.10 Grafik Hubungan Waktu dan Penurunan Load Test Capacity 980 ton (200%) Achmad Sukoco ( ) VII - 17

18 Tabel 7.7 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 18

19 Tabel 7.8 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 19

20 Tabel 7.9 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 20

21 Tabel 7.10 Pembacaan Penurunan Tiang Pembebanan Achmad Sukoco ( ) VII - 21

22 Hasil Percobaan 1) Bored Pile diameter 1000 mm (BP. 150) Tabel hasil percobaan Axial Loading Test Bored Pile diameter 1000 mm (lihat lampiran). 2) Bored Pile diameter 800 mm (BP. 389) Tabel hasil percobaan Axial Loading Test Bored Pile diameter 800 mm (lihat lampiran) Metode Pelaksanaan Diaphragm Wall Panel Latar Belakang Perencanaan Pelaksanaan Sistem dinding yang sering digunakan di proyek gedung bertingkat untuk pembuatan basement umumnya menggunkan dinding penahan tanah (retaining wall). Pada proyek The Hundred ini dinding penahan yang digunakan adalah Diaphragm Wall. Hal ini dikarenkan dinding penahan tanah ini memungkinkan untuk digunakan di daerah tersebut. Berdasarkan perhitungan yang telah dihitung oleh pihak konsultan perencana dan hasil penyelidikan tanah pada proyek The Hundred ini tebal Diaphragm Wall yang digunakan adalah 60 cm dengan kedalaman sekitar ± 14 m dari elevasi cutoff level (Col) sekitar ± 8 m. Maka hal ini yang menjadikan alasan perencana untuk memakai dinding penahan Diaphragm Wall untuk struktur bawahnya, karena kedalaman galian crane grab dapat divariasikan sesuai dengan beban dan tekanan tanah dari sampingnya yang akan dipikul oleh dinding penahan. Selain itu Diaphragm Wall mempunyai daya dukung beban tidak hanya pada ujung penampang, tetapi dari sisinya yang di bantu dengan Ground Anchor. Untuk denah panel yang direncanakan bisa dilihat pada lampiran. Achmad Sukoco ( ) VII - 22

23 Gambar 7.11 Denah Diaphragm Wall Konsep Perencanaan Perencanaan dimensi dan kedalaman Diaphragm Wall dilakukan untuk mengetahui daya dukung yang dihasilkan dari Ground Anchor tersebut agar mampu menahan beban yang akan diterima dari tanah disampingnya agar tidak terjadi keruntuhan pada dinding tanah. Untuk menjamin keamanan pada basement dan gedung yang sedang dikerjakan, perlu dilakukan perhitungan yang akurat, dengan memperhitungkan atau mempertimbangkan faktor keamanan suatu dinding agar mampu menahan beban yang akan diterimanya oleh tanah dan tidak terjadi pergeseran yang dapat mengakibatkan kelongsoran pada lereng tanah besmen tersebut. Berikut yang perlu diperhatikan dan dihitung dalam pembuatan Diaphragm Wall adalah : 1) Beban yang akan diterima oleh dinding 2) Jenis tanah dan daya dukung tanah pada proyek yang akan dibuat suatu bangunan dan basement 3) Daya dukung ujung dinding Achmad Sukoco ( ) VII - 23

24 4) Daya dukung selimut dinding 5) Alat berat dan lokasi kerja yang tersedia 6) Waktu dan biaya pekerjaan Kedalaman suatu titik dinding Diaphragm Wall haruslah mencapai tanah keras, hal ini dapat diketahui melalui pengujian tanah terlebihdahulu sebelum perencanaan, dengan cara pengeboran dan penyondiran pada titik tanah yang akan dijadikan sebagai dinding Diaphragm Wall, lalu sampel tanah diambil dan diuji di laboratorium Pengertian Diaphragm Wall Diaphragm Wall adalah dinding penahan tanah (Retaining Wall) sekaligus digunakan untuk dinding lantai basement pada struktur bangunan yang memiliki lantai bawah tanah, pengerjaanya dilakukan sebelum melakukan pekerjaan galian tanah dengan cara melakukan pengeboran, pemasangan besi kemudian diakhiri dengan pengecoran. setelah struktur Diaphragm Wall mencukupi umur serta kekuatanya maka bisa dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah. Metode ini merupakan alternatif pengganti pekerjaan dinding yang digunakan untuk menahan tanah seperti tiang pancang, turap, trucuk bambu, dan lain-lain. Pertimbangan menggunakan dinding penahan tanah dengan metode seperti ini adalah apakah menggunakan metode ini bisa lebih murah, lebih cepat, serta terutama kuat. Struktur dinding Diaphragm Wall menggunakan beton dengan mutu K-450 dengan pemesanan beton ready mix setiap truk mixer melewati proses slump test dengan ketentuan lolos 20 ± 2,5 cm dan juga dibuat 5 benda uji untuk setiap 1 lubang galian atau 10 jika lebih dari 50 m 3 yang nantinya 2 akan di test di supplier, 2 di laboratorium yang diperintahkan kontraktor dan 1 sebagai sisa bila ada benda uji yang tidak masuk spek. Tulangan yang digunakan adalah tulangan berulir dengan diameter yang digunakan antara lain diameter 13 cm, 16 cm, dan 25 cm. Achmad Sukoco ( ) VII - 24

25 Data Teknis Diaphragm Wall (Panel 70) Dalam setiap pekerjaan diperlukan teknik atau metode pelaksanaan yang baik, efisien, dan juga memenuhi ketetapan yang sudah ditentukan oleh setiap peraturanperaturan. Tahapan-tahapan dalam melakukan pekerjaan pembangunan Diaphragm Wall untuk kasus panel 70. Berikut data dan lokasi panel yang di tinjau : Galian lubang panel a. Level guide wall : m b. Tipe Panel : Closing c. Dasar galian (desain) : m (aktual) : m d. Panjang panel : m e. Kedalaman dri top GW : m f. Luas galian : 3.24 m 2 g. Jenis Grab : GB 46 Darto Pembesian a. No gambar : IPR SD TH DW b. (GW + 10 cm) ke COL : m c. Kedalaman : m d. Observasi : Instrumen VWSG Pengecoran a. COL ke Guide Wall : m b. COL : m c. Supplier Beton : Pionir Beton d. Volume Aktual : 85.0 m 3 e. Volume Toritis : m 3 Achmad Sukoco ( ) VII - 25

26 f. Overbreak : 0.88 % g. Kode Sample Beton : P 70 Lokasi Panel Gambar 7.12 Denah Panel Metode Pelaksanaan 1) Pekerjaan Persiapan Tahapan awal suatu pekerjaan adalah pekerjaan persiapan yang di dalamnya adalah mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dan penggunaan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi para pekerja. Tujuannya melindungi dan meminimalisir resiko kecelakaan pada pekerja. Selain itu juga pemahaman gambar shop drawing juga penting, sebelum dilaksanakan pihak kontraktor terlebih dahulu memperlihatkan gambar dan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pihak dari Konsultan MK, setelah gambar disetujui dan telah sesuai, gambar ditandatangani oleh pihak Konsultan MK untuk diberi stempel TERKENDALI dan siap untuk dilaksanakan oleh kontraktor. Selain pemahaman shop drawing dan persiapan alat, pada pekerjaan ini juga menyangkut pekerjaan pengukuran, ini dilakukan untuk menentukan letak posisi penggalian yang dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan alat theodolit. Berikut Achmad Sukoco ( ) VII - 26

27 ini adalah data koordinat aktual untuk panel 70 yang berada diantara joint 70 dan joint 69 : a. Joint 69 : X = Y = b. Joint 70 : X = Y = Setelah memahami shop drawing, Surveyor membidikan theodolite pada area dalam panel akan ditinjau. Lalu memberi titik dari hasil bidikan tersebut, kemudian surveyor menandai dengan cara dipatok dan memberi label titik serta keterangan lainnya. Kemudian perlu ditentukan juga apakah bentonite yang akan dipakai untuk mencegah keruntuhan tanah, pada proyek The Hundred ini dipilih polimer. Selain itu setiap pagi sebelum pekerjaan dimulai dilakukan terlebih dahulu toolbox meeting yaitu rapat seluruh kru yang bekerja yang dipimpin oleh project manager sendiri untuk menyampaikan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan juga hal-hal lainnya seperti mengingatkan kembali tentang keamanan dan keselamatan kerja. Gambar 7.13 Penentuan Titik Koordinat Panel oleh Surveyor 1) Pembuatan Guide Wall Setelah titik ditentukan selanjutnya dibuatlah dinding pengarah atau Guide Wall, Guide Wall adalah sebagai landasan dan pedoman dalam pengeboran agar pengeboran tersebut tidak miring atau sesuai dengan yang direncanakan. Guide Wall dibangun Achmad Sukoco ( ) VII - 27

28 dengan cara menggali sekeliling titik untuk galian kemudian titik untuk galian diberi semacam bekisting lalu dipasangi besi kemudian diberi campuran beton diatas tanah agar patokan tersebut tidak hilang atau runtuh, lebar untuk Guide Wall sendiri yaitu 600 mm dengan panjang sepanjang Diaphragm Wall. Gambar 7.14 Proses Pembuatan Guide Wall 2) Proses Penggalian Setelah titik ditentukan maka dilakukan penggalian sampai kedalaman yang sudah direncanakan dengan bantuan alat crane grab dan juga sambil memasukan cairan bentonite agar tanah tersebut tidak roboh atau runtuh. Untuk penggalian sendiri bisa berpindah-pindah atau tidak perlu berurutan agar tidak terjadi keruntuhan pada tanah. Untuk panjang panel yang melebihi 2,7 meter dilakukan beberapa kali penggalian atau bite (panjang hidrolik grab bor 2,7 m). Gambar 7.15 Hidrolik Grab ukuran 2,7 x 0,6 m Achmad Sukoco ( ) VII - 28

29 CWS Joint With Waterstop Suspension bars Concrete First bite of Primary Panel Second bite of Primary Panel Third bite of Primary Panel Install CWS Joint & Reinforcement Cage Concreting The Pane 7 Gambar 7.16 Skema Proses Penggalian Panel Berdasarkan pemantauan proses penggalian dengan mesin grab ini melakukkan penggalian pada tanggal 15 September Mesin grab beroperasi untuk menggali dari pukul WIB sampai pukul WIB. Dengan durasi pekerjaan galian yaitu 6 jam dengan waktu break penggalian selama 2 jam dari pukul WIB sampai WIB. First Bite of Adjoining Successive Panel (After hardening of concrete) Second Bite of Adjoining Successive Panel Remove CWS Joint After recycling, Install CWS and Reinf.Cage Diaphragm Wall Construction Gambar 7.17 Proses Penggalian Lubang Diaphragm Wall Pada proses penggalian dilakukan juga pengambilan sampel tanah setiap penggalian sedalam 2 meter. Berikut data sampel keadaan tanah pada setiap kedalaman lubang panel yang sudah diperiksa oleh enginner yang ahli pada bidangnya. a. Kedalaman 2 m sampai kedalaman 10 m didapat jenis tanah Silty Clay, Reddish Brown to Brown, High Plastic, Soft to Hard. b. Kedalaman 10 m sampai 12 m didapat jenis tanah Silt Brown, Hard. Achmad Sukoco ( ) VII - 29

30 c. Kedalaman 12 m sampai 14 m didapat jenis tanah Silty Clay, Hard. d. Kedalaman 14 m sampai 18 m didapat jenis tanah Silty Clay, Yellowish Brown. e. Kedalaman 18 m sampai 22 m didapat jenis tanah Silty Clay, Brownish Grey, Very Stiff. f. Kedalaman 22 m sampai 24 m didapat jenis tanah Clay Silt, Grey. g. Kedalaman 24 m sampai 26.5 m didapat jenis tanah Silty Clay, Grey, Hard. 3) Pemasangan CWS (Control Water Stoper) Setelah penggalian selesai selanjutnya CWS (Control Water Stoper) dimasukan dan ditahan dengan 2 besi yang dilas ke CWS tersebut agar tidak bergoyang. CWS berfungsi sebagai penahan agar campuran beton tidak masuk ke titik atau panel yang lain. Sebelum dimasukan CWS dipasangi karet di lubang tengahnya, karet ini berfungsi sebagai penyatu dengan panel yang lain. CWS ini dibawa dengan bantuan alat service crane yang mampu membawa beban ton. Pemasangan CWS ini juga ditentukan dari tipe panel itu sendiri apa Primary, Successive, atau Closing. Primary yaitu penggalian pertama atau tidak ada galian pada panel disampingnya dengan syarat panjangnya harus 6 m. Succesive yaitu penggalian terusan atau ada 1 galian pada panel di salah satu sampingnya. Closing yaitu penggalian dimana terdapat galian pada panel di kedua sisinya. Gambar 7.18 Macam-Macam Type Panel Achmad Sukoco ( ) VII - 30

31 P1 S1 S3 C P2 S2 S4 PANEL SQUENCE Gambar 7.19 Tempat Perletakan Panel Gambar 7.20 Pemasangan Karet pada CWS 4) Proses Pembersihan Dasar Lubang (Cleaning) Setelah tanah selesai digali dan dipasangi CWS, selanjutnya dilakukan proses cleaning yaitu pembersihan lubang galian dengan cara mengambil endapan dari tanah yang runtuh. Kemudian tanah yang sudah digali tadi dibersihkan atau dibuang dengan menggunakan dump truck. Gambar 7.21 Proses Cleaning Galian Setelah selesai proses penggalian maka selanjutnya proses cleaning atau pembersihan dasar lubang panel pada keesokan harinya pada tanggal 16 September 2015 dari pukul WIB sampai pukul WIB dengan durasi sekitar 15 menit. Achmad Sukoco ( ) VII - 31

32 5) Pabrikasi Keranjang Tulangan Bar Bending Schedule ( BBS ) adalah spesifikasi dan dimensi gambar tulangan yang dipakai dalam pelaksanaan, hasil perhitungan BBS adalah panjang tulangan yang dipotong untuk digunakan dan sudut tulangan yang harus dibengkokkan. Untuk melihat lebih jelas BBS bisa dilihat pada lampiran data record panel 70. Sebelum melakukan pabrikasi dan perakitan tulangan harus memahami terlebih dahulu BBS tujuannya agar mempermudah pekerjaan pemotongan dan pemasangan tulangan yang akan digunakan. Pekerjaaan pabrikasi meliputi pekerjaan pengukuran tulangan, pembengkokan dan pemotongan. Setelah melihat BBS, panjang tulangan yang akan digunakan diukur terlebih dahulu, kemudian di potong, pekerjaan pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan bar cutter sedangkan untuk pekerjaan pembengkokan dilakukan dengan menggunakan bar bending. Gambar 7.22 Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Tulangan yang dipakai untuk pembuatan Diaphragm Wall ini antara lain: 25 untuk tulangan utama dan bracing, 16 untuk sengkang, dan 13 untuk kait. Untuk mengetahui komponen lengkap tulangan panel 70 bisa dilihat pada lampiran Bar Bending Schedule (BBS). Setelah dipotong dan dibengkokan kemudian tulangan disusun dan diikat dengan kawat. Panjang tulangan lebih dari 20 m maka selain diikat pada bagian ujung besi tulangan juga dilas agar besi tulangan tadi tersambung dengan kuat dengan besi selanjutnya. Setelah selesai pada bagian atas diberi pipa paralon yang lubang tengahnya diisi sterofoam dan ditutup dengan kayu untuk tempat pembuatan Ground Anchor nanti setelah penggalian. Achmad Sukoco ( ) VII - 32

33 Gambar 7.23 Pembuatan Tulangan Panel 6) Pemasangan Tulangan Proses memasukan tanah kedalam lubang galian ini adalah yang tersulit karena dengan tinggi 20 meter lebih dibutuhkan 2 crane yang salah satunya diberi Spider agar bisa mengikat bagian atas tulangan dengan lebih banyak ikatan dan memakai 2 crane agar tulangan bisa berdiri tegak. Setelah berdiri tegak maka tulangan dibawa ke lubang galian dengan 1 crane yang ada spider tersebut. Saat penurunan dipasang dak beton atau beton tahu agar tulangan tersebut tidak bergoyang atau tidak kendor dengan diikat oleh kawat. Gambar 7.24 Detail Pembesian Achmad Sukoco ( ) VII - 33

34 Gambar 7.25 Pemasangan Tulangan pada Spider Pada beberapa bagian pula ada besi yang dipotong dengan menggunakan las yaitu besi stifftener yang berada pada jalur masuk tremi, besi yang dipotong itu sebenarnya hanya bagian agar tulangan tetap tegak saat diberdirikan. Setelah besi Stifftener yang menghalangi jalur tremie di potong semua maka selanjutnya pada bagian atas tulangan di sambung gantungan dengan cara di las, gantungan ini berfungsi agar ketinggian tulangan sesuai perencanaan. Proses pemasangan tulangan dengan bantuan 2 Crawler Crane dan Spider untuk mengangkat keranjang tulangan ke dalam lubang panel dilakukan pada pukul WIB sampai pukul WIB dengan durasi selama 60 menit. Gambar 7.26 Instalasi Keranjang Tulangan 7) Pemasukan Pipa Tremie dan Corong Setelah keranjang tulangan dimasukan maka pipa tremie dimasukan bersama dengan corong di atasnya. Ketinggian pipa tremie disesuaikan dengan kedalaman galian Achmad Sukoco ( ) VII - 34

35 tanah akan tetapi saat pengecoran dipotong sampai minimal pipa tremie melebihi 3 m dari kedalaman yang telah dicor karena agar beton tersebut tidak terpotong. Pipa tremie memiliki panjang 0,5 m, 1 m, 2 m, dan 3 m dengan diameternya 27 cm. Corongnya mempunyai saringan untuk menahan benda-benda besar seperti batu atau kayu agar saluran pipa tremie tidak tersendat saat pengecoran berlangsung. Gambar 7.27 Pemasangan Pipa Tremie pada Galian Panel Pemasangan pipa tremie dan corong dari mulai penyusunan hingga masuk ke dalam lubang panel pada pukul WIB sampai pukul WIB dengan durasi selama 30 menit. 8) Proses Pengecoran Setelah keranjang tulangan masuk maka selanjutnya dilakukan pengecoran beton ready mix dengan mutu K 450 yang telah lolos uji slump test 20 ± 2,5 cm. Beton ready mix adalah beton segar yang belum mengalami proses pengikatan dan perkerasan yang diproduksi di batching plant. Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dilakukan slump test, hal ini dilakukan agar beton yang dicor sesuai dengan rencana. Gambar 7.28 Pembuatan Sampel Beton Achmad Sukoco ( ) VII - 35

36 Gambar 7.29 Uji Slump Test Pada lubang galian juga harus terdapat bentonite agar selama pengecoran tanah tidak runtuh dan dipasang alat penyedot bentonite agar menyedot cairan tersebut yang meluap saat pengecoran dilaksanakan. Sebelum pengecoran terlebih dahulu dimasukan bola sterofoam dan kawat ayam ke dalam pipa tremie agar memisahkan tumpahan pertama perkerasan beton dengan bentonite di dalam pipa tremie. Setelah semua truck mixer dislump kemudian dilakukan proses pengecoran, proses pengecoran ini bisa dilakukan dengan 2 truck mixer sekaligus karena mempunyai 2 tempat untuk jalur masuknya pipa tremie dan saat pengecoran lubang galian harus terisi dengan bentonite agar tanah tidak runtuh pada saat pengecoran dimulai. Dalam kondisi apapun pengecoran harus tetap dilanjutkan sampai selesai. Gambar 7.30 Sterofoam dan Kawat Ayam pada Corong Achmad Sukoco ( ) VII - 36

37 Plastik dan sterofoam digunakan pada pekerjaan mass concrete pada tahap perawatan (curing), setelah pelaksanaan berlangsung. Plastik dan sterofoam berfungsi untuk menurunkan suhu pada beton setelah pengecoran berlangsung. Kawat ayam digunakan sebagai stop cor, kawat ayam ini membagi bagian-bagian tersebut guna memudahkan pelaksanaan pengecoran mass concrete pada panel Selain itu, pemasangan kawat ayam juga berfungsi sebagai penahan kecepatan pengecoran, agar berlangsungnya pengecoran dapat dikendalikan. Gambar 7.31 Proses Pengecoran Proses pengecoran dengan boton ready mix dilakukan pada pukul WIB sampai pukul WIB dengan durasi sekitar 60 menit. Pengecoran di catat oleh ceker dengan laporan pengecoran dengan mencatat dari waktu kedatangan truck mixer hingga beton ready mix ditumpahkan ke dalam lubang panel. Untuk melihat laporan pengecoran pada lubang panel 70 bisa dilihat pada lembar lampiran. 9) Cisel Atau Pencabutan CWS Setelah 6-12 jam proses pengecoran maka selanjutnya CWS tersebut bisa dilepas dengan cara menarik CWS dengan dibantu satu lagi alat yang membantu menarik CWS yang bernama Cisel. Alat tersebut berguna untuk mengikis beton pada sisi CWS sehingga CWS bisa dicabut. Pada saat pencabutan CWS, karet yang berada pada CWS akan tertinggal di dalam karena sudah melekat dengan beton akibat dicor, karet ini nantinya berfungsi sebagai pengikat atau penyatu antar panel. Achmad Sukoco ( ) VII - 37

38 Gambar 7.32 Proses Persiapan Cisel Proses pencabutan CWS dilakukan setelah proses pengecoran sudah lebih minimal 6 jam. Dari data pengecoran, proses tersebut berakhir pada pukul WIB. Sehingga pencabutan CWS bisa dilakukan sekitar pukul WIB. Proses pencabutan CWS dilakukan pada pukul WIB sampai keesokan harinya pada pukul WIB. Proses pencabutan CWS ini sebenarnya terlambat dari waktu pencabutan yang biasa dilakukan pada pencabutan CWS panel-panel lainnya yang hanya memerlukan waktu sekitar 60 menit untuk mengeluarkan CWS dari cetakan beton pada lubang panel. Proses pencabutan panel 70 ini sangat sukar dilepas dan akhirnya dilanjutkan pada keesokan harinya pada pagi hari sampai tercabutnya CWS. Semua pekerjaan dari pekerjaan penggalian sampai cisel direcord atau dicatat oleh para ceker dilapangan untuk bahan pemahaman proses metode pelaksanaan Diaphragm Wall. Sehingga mendapatkan catatan atau rekapan untuk dilaporkan ke kantor pusat terkait progres yang terjadi di proyek The Hundred ini. Untuk contoh record pekerjaan Diaphragm Wall panel 70 bisa dilihat pada lampiran. Achmad Sukoco ( ) VII - 38

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Pondasi Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan,

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER

BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER 7.1 Axial Loading Test Pengujian pada pondasi Bored Pile dilakukan untuk memastikan Bored Pile yang sudah dikerjakan menurut desain

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Wilayah Penelitian. Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu pada Jalan Tol Cinere Jagorawi berada di Depok, provinsi Jawa Barat. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall) LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall) Kawasan Ciledug Kota Tangerang Disusun Oleh: Dicky Devara (41113010068) Muhammad Luthfi siddik (41113010082)

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile) BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1. Umum Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Umum Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN PEKERJAAN RAFT FOUNDATION PADA PROYEK CINERE TERRACE SUITES Dosen Pembimbing Ika Sari Damayanthi S, ST, MT Disusun Oleh: Siti Ratna Sari 41113010028 Triaz Saputra 41113010066

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. UMUM 5.1.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan di bagian ini meliputi: 1. Penentuan batas dan lokasi posisi diaphragm wall di lapangan sesuai dengan gambar rencana, termasuk

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada 5.1. URAIAN UMUM BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Laporan Kerja Praktek Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT DENGAN SISTEM TOP DOWN PADA PROYEK SUDIRMAN SUITES OFFICE & APARTMENT JAKARTA, INDONESIA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

Lebih terperinci

EVALUASI TES BEBAN PONDASI BORE PILE GEDUNG IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 2 MCI

EVALUASI TES BEBAN PONDASI BORE PILE GEDUNG IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 2 MCI EVALUASI TES BEBAN PONDASI BORE PILE GEDUNG IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 2 MCI Hasriyasti Saptowati, Kukuh Prayogo, Hyundianto Arif Gunawan Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Gedung 71 Kawasan PUSPIPTEK,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT LAPORAN KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT Disusun oleh : AJENG NURJAYANTI (41113010027) AHMAD BAHTIAR.R (41113010081) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL 4-1 BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL 4.1 Data Teknis Gambar 4.1 Rencana Gedung Wisma Asia II a. Nama Proyek : Gedung Wisma Asia II b. Lokasi Proyek : Jl. Tali Raya, Slipi Jakarta Barat 4-2 Gambar 4.2 Peta

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) Disusun Oleh : Ama Muttahizi Ahadan Auhan Hasan Fastajii Bulloh TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Bab V Pelaksanaan Pekerjaan V.1 Pelaksanaan Di Lapangan Pada pelaksanaan proyek di lapangan, pelaksana tidak langsung membawahi para tukang akan tetapi menunjuk kepala tukang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti : BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Pagar Sementara Pagar sementara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Papan Nama Proyek (Multy Plek) Gambar

Lebih terperinci

PENGUJIAN BORED PILE

PENGUJIAN BORED PILE BAB VII PENGUJIAN BORED PILE 7.1 Umum Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam Pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Pembahasan Masalah Secara umum setiap proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencanaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah : BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Core Lift Core Lift/ Shear Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat. BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Pondasi Tiang Bor Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi tiang adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud

Lebih terperinci

Pelaksanaan pembuatan "guide wall" dapat dilihat pada gambar 5.1.

Pelaksanaan pembuatan guide wall dapat dilihat pada gambar 5.1. BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN Pemilihan pelaksanaan pekerjaan "basement" dengan metode dinding diafragma pada proyek Menara Merdeka Jakarta adalah dengan pertimbangan sempitnya areal yang tersedia. Secara

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT 1 Wowo Afif Fathurohman 2 Asri Wulan, ST., MT 3 Tri Handayani, ST., MT 1 Afief_fathuroman@rocketmail.com 2 Asr_wulan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT Wowo Afif Fathurohman 1 Asri Wulan 2 Tri Handayani 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP

BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP BAB VII ANALISA PERMASALAHAN PEKERJAAN MASS CONCRETE PADA PONDASI PILE CAP 7.1 Pembahasan Masalah Pada umumnya semua proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencenaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

2. Penentuan Elevasi dan Making

2. Penentuan Elevasi dan Making 2. Penentuan Elevasi dan Making Menentukan titik ground anchor dan posisi waller beam layer satu dengan elevasi 2m pada shop drawing, dan berada pada jarak 3,6 m yang bertumpu pada bentonit. 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci