2. penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris"

Transkripsi

1 BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA (YDBA) 6.1 Cara Pandang YDBA terhadap Pemberdayaan Masyarakat Konsep pengembangan masyarakat menurut Astra mengacu pada falsafah Berikan kail bukan ikan. Dengan falsafah ini diharapkan masyarakat yang dibina oleh YDBA tidak terus menggantungkan diri pada bantuan atau hibah dari perusahaan. Sepaham dengan falsafah tersebut, konsep pengembangan masyarakat menurut YDBA adalah menciptakan masyarakat yang bebas dari budaya memintaminta karena tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Kalau pengemis itu kan selalu tergantung, kalau butuh modal minta. Tapi pebisnis kalau butuh modal dia akan pinjam karena punya harga diri, bukan cuma minta-minta (Bapak M. Iqbal, Senior Manager YDBA). Berdasarkan falsafah dan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yang diyakini, YDBA mengimplementasikannya dalam setiap program pembinaan yang dilakukannya kepada sekitar 5300 UMKM binaannya. Kegiatan pembinaan ini ditujukan untuk menjadikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan YDBA mandiri, baik dalam produksi maupun dalam bidang pembiayaan. 6.2 Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Pembinaan UMKM Kegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA dapat diidentifikasi penerapan konsep pemberdayaan masyarakatnya dengan menggunakan delapan instrumen pemberdayaan masyarakat Verhagen. Skor faktual dihitung dari jumlah maksimum yang disesuaikan dengan skor jawaban dari setiap pertanyaan di dalam kuesioner mengenai delapan instrumen pemberdayaan Verhagen.Kedelapan instrumen tersebut adalah: 1. identifikasi kelompok sasaran 2. penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris

2 3. pendidikan dan pelatihan timbal balik 4. mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang 5. konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan 6. pengembangan gerakan dan perluasan proses 7. pengembangan jaringan dengan pihak ketiga 8. evaluasi terus-menerus sebagai upaya menciptakan mekanisme umpan balik. Tabel. 4 Perbandingan Aspek Pemberdayaan dari Hasil Identifikasi dengan Kriteria Ideal Pemberdayaan No Aspek Pemberdayaan 1 Identifikasi kelompok sasaran Skor yang Diperoleh Sesuai Kriteria yang Diamati Kriteria calon mitra UMKM ditetapkan oleh YDBA. Skor Maksimum Berdasarkan Kriteria Ideal Kriteria calon mitra UMKM ditetapkan oleh YDBA dan UMKM dengan melakukan diskusi sebelumnya. Keikutsertaan UMKM sebagai binaan merupakan usaha dari UMKM yang bersangkutan, walaupun masih terdapat campur tangan beberapa pihak contohnya rekomendasi dari Grup Astra pada UMKM calon binaan. Keikutsertaan UMKM sebagai binaan merupakan usaha dari UMKM yang bersangkutan Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihan ditentukan oleh UMKM yang bersangkutan. Skor: 40 Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihan ditentukan oleh UMKM yang bersangkutan. Skor: 40 Jumlah Skor Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris Identifikasi masalah UMKM dilakukan oleh UMKM dengan adanya masukan dari YDBA. Identifikasi masalah UMKM dilakukan oleh UMKM dengan didampingi YDBA.

3 Penetapan masalah UMKM ditentukan bersama dengan YDBA pada awal keanggotaan. YDBA lebih dominan. Diskusi mengenai permasalahan dilakukan oleh UMKM dan YDBA, namun sebelumnya UMKM telah melakukan identifikasi masalah. Diskusi bersifat umum dan dilakukan pada awal keanggotaan. Alternatif pemecahan masalah dilakukan oleh UMKM dan YDBA, tetapi YDBA lebih dominan Jumlah Skor Pendidikan dan pelatihan timbal balik Materi Pelatihan disediakan oleh YDBA dan UMKM dapat merekomendasikan jenis pelatihan tertentu namun pada tahap pelaksanannya terdapat kuota peserta yang ditetapkan YDBA. Adanya proses tanya jawab selama pelatihan. Skor: 50 Adanya transfer pengetahuan dan keterampilan selama pelatihan, walaupun porsinya tidak seimbang antara peserta dengan pelatih. Jumlah Skor Penetapan masalah UMKM ditentukan bersama oleh UMKM yang bersangkutan dan YDBA pada awal keanggotaan Diskusi mengenai permasalahan dilakukan oleh UMKM dan YDBA secara mendetail dan dapat dilakukan selama kegiatan tersebut diperlukan. Alternatif pemecahan masalah dilakukan bersamasama antara UMKM dan YDBA. Materi Pelatihan disediakan oleh YDBA dan UMKM dapat merekomendasikan jenis pelatihan tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Adanya proses tanya jawab selama pelatihan Skor: 50 Adanya kegiatan transfer pengetahuan dan keterampilan yang diusahakan seimbang selama pelatihan antara pelatih dengan peserta pelatihan

4 4 Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang Penilaian potensi UMKM dilakukan oleh UMKM dan YDBA, YDBA dominan. Penilaian potensi ini dilakukan pada saat YDBA melaksanakan kunjungan pada UMKM yang mengajukan surat atau proposal pembinaan. Penilaian potensi UMKM dilakukan bersama-sama oleh UMKM dan YDBA. YDBA memberikan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan sumberdaya YDBA memberikan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan sumberdaya UMKM dapat mencukupi kebutuhan sumberdayanya sendiri walaupun kadangkadang masih bergantung pada YDBA. Skor: 35 UMKM dapat mencukupi kebutuhan sumberdayanya sendiri. Skor: 40 Jumlah Skor Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan YDBA dan UMKM melakukan diskusi tentang manajemen dan pembukuan secara menyeluruh dan dilakukan pada awal kegiatan pembinaan. YDBA dan UMKM melakukan diskusi tentang manajemen dan pembukuan secara detail dan kontinu. Skor: 50 YDBA memberikan pelatihan dan keterampilan pembukuan pada awal kegiatan pembinaan tanpa melakukan pendampingan dan pengawasan. YDBA memberikan pelatihan dan keterampilan pembukuan serta mengadakan pendampingan serta pengawasan. Skor: 50 Jumlah Skor

5 6 Pengembangan gerakan dan perluasan proses Informasi program pembinaan UMKM masih terbatas hanya pada website dan melalui rekomendasi Grup Astra. Skor: 35 Pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar dan atau UMKM lainnya tidak bisa selalu dilakukan oleh UMKM karena beberapa kendala. YDBA memberikan informasi program pembinaan kepada UMKM melalui berbagai pihak tanpa memerlemah keswadayaan UMKM. Skor: 50 YDBA melatih dan meningkatkan kesadaran UMKM binaannya untuk dapat melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar dan atau UMKM lainnya. Skor: 50 Jumlah Skor Pengembangan jaringan dengan pihak ketiga YDBA bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pembinaan dan pelatihan, misalnya Grup Astra dan lembaga-lembaga keuangan. Skor: 40 YDBA bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pembinaan dan pelatihan. Skor: 40 YDBA memberikan rekomendasi pihak ketiga oleh untuk memperluasan usaha misalnya adanya fasilitasi peminjaman modal kepada lembaga-lembaga keuangan. YDBA memberikan rekomendasi pihak ketiga oleh untuk memperluasan usaha tanpa memperlemah keswadayaan UMKM. UMKM dapat merluasan usaha melalui kerjasama dengan pihak ketiga terutama yang direkomendasikan YDBA. UMKM dapat merluasan usaha melalui kerjasama dengan pihak ketiga baik yang direkomendasikan YDBA maupun hasil usaha UMKM sendiri. Jumlah Skor

6 8 Evaluasi terusmenerus sebagai upaya menciptakan mekanisme umpan balik YDBA melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap UMKM binaannya secara menyeluruh. YDBA melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap UMKM binaannya secara mendetail. YDBA melakukan evaluasi terhadap UMKM binaannya secara menyeluruh. YDBA melakukan evaluasi terhadap UMKM binaannya secara mendetail. YDBA dan UMKM mendiskusikan hasil pemantauan dan hasil evaluasi, namun belum kontinu dan sifatnya menyeluruh. Jumlah Skor Total Skor YDBA dan UMKM mendiskusikan hasil pemantauan dan hasil evaluasi namun secara kontinu dan mendetail Skor: Identifikasi Kelompok Sasaran Identifikasi kelompok sasaran merupakan upaya untuk menemukan calon sasaran program pembinaan yang sesuai. Identifikasi kelompok sasaran adalah mekanisme pemilihan sasaran dan lokasi yang meliputi alasan, kriteria, dan proses pemilihan sasaran. UMKM yang sekarang ini menjadi UMKM binaan YDBA terlebih dahulu mengajukan surat atau proposal pembinaan. Informasi mengenai program pembinaan tersebut diperoleh dari website YDBA, media massa, dan Grup Astra. Selain sumber perolehan informasi pembinaan tersebut, peran aktif dari UMKM calon binaan juga sangat diperlukan agar UMKM tersebut dapat dibina oleh YDBA. Kriteria dan persyaratan bagi UMKM sebelumnya telah ditentukan oleh YDBA. Persyaratan untuk menjadi UMKM binaan YDBA antara lain adalah sudah berbadan hukum (misalnya CV dan PT), usaha yang dijalankan termasuk dalam kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UMKM, merupakan komunitas yang potensial untuk dikembangkan baik yang terkait bisnis Astra

7 maupun tidak, memiliki produk yang diminati pasar, serta bersedia untuk dibina oleh Astra. Setelah UMKM tersebut dinilai dan dinyatakan memenuhi persyaratan, YDBA akan mengundang UMKM untuk mengikuti pelatihan Basic Mentality (Mentalitas Dasar) dengan tujuan menanamkan budaya kerja Astra kepada UMKM binaan. UMKM tersebut juga dimasukkan ke dalam database YDBA. Seperti halnya yang diungkapkan oleh informan berikut ini. Sebenarnya tidak harus proposal, surat permohonan saja bisa ko. Nanti akan kami tinjau, benar atau tidak UMKM itu ada, sesuai tidak dengan persyaratan kita. Baru kalau sudah sesuai nanti kita undang untuk pelatihan awal. Yang diundang pelatihan biasanya sudah otomatis menjadi anggota binaan YDBA (Bapak M. Iqbal, Senior Manager YDBA). Keikutsertaan anggota UMKM dalam pelatihan yang dilaksanakan YDBA adalah kewenangan penuh dari UMKM binaan. Artinya, anggota UMKM binaan yang akan mengikuti pelatihan dipilih oleh UMKM yang bersangkutan, YDBA tidak menunjuk orangnya. Pemilihan peserta pelatihan harus mempertimbangkan kesesuaian peserta dengan jenis pelatihannya Penelitian dan Perencanaan Partisipatoris Penelitian dan perencanaan usaha secara partisipatoris adalah mekanisme identifikasi masalah serta pembuatan alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bersama-sama oleh UMKM dan YDBA. Identifikasi masalah yang ada pada UMKM dilakukan secara bersama-sama antara UMKM dan YDBA. Namun pada kenyataannya, UMKM terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan, setelah itu baru UMKM dan YDBA mendiskusikan permasalahan tersebut. Sebagai tindak lanjut, UMKM dan YDBA bersama-sama mencari solusi untuk memecahkan masalah. Pada proses pemecahan masalah ini, YDBA mempunyai peran besar. YDBA memberikan solusi-solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Diskusi permasalahan tersebut biasanya dilakukan pada saat YDBA melakukan kunjungan. Umumnya, permasalahan yang dialami UMKM adalah permasalahan modal dan keterampilan. Untuk permasalahan permodalan, biasanya YDBA

8 memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan pinjaman yang berasal dari Astra Mitra Ventura maupun perbankan lainnya. Hal ini dinyatakan oleh informan dalam pernyataan berikut: YDBA tidak pernah memberikan modal, tapi kami hanya memfasilitasi UMKM dengan lembaga yang bisa memberikan bantuan modal. Entah itu Astra Mitra Ventura atau bank-bank lainnya. YDBA juga bukan jaminan peminjaman (Bapak M. Kosasih, Senior Manager YDBA). Apabila permasalahan yang muncul adalah permasalahan teknis, YDBA akan membantu dengan mengadakan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM serta jenis usahanya Pendidikan dan Pelatihan Timbal Balik Pendidikan dan pelatihan timbal balik adalah proses pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara UMKM binaan dan YDBA. Pelatihan merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan YDBA. YDBA mempunyai beberapa materi pelatihan yang nantinya akan diberikan kepada UMKM binaannya. Materi tersebut adalah materi umum dan beberapa materi khusus yang disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing UMKM binaannya. Materi umum meliputi materi manajemen dan pembukuan serta beberapa materi lainnya yang dapat diterima oleh UMKM binaannya tanpa terkecuali. UMKM juga mempunyai kebebasan untuk mengajukan pelatihan kepada YDBA, namun untuk merealisasikannya YDBA perlu memperhatikan beberapa hal salah satunya adalah kuota peserta pelatihan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari beberapa informan berikut ini: Kita bisa minta YDBA memberikan pelatihan sesuai dengan yang kita butuhkan, tapi semuanya tergantung sama pihak YDBA. Pesertanya ada atau tidak. Biasanya kita bikin rencana pelatihan apa saja yang dibutuhkan untuk satu tahun. Kalau kebetulan YDBA mengadakan ya kita ikut. Tapi kalau enggak ya kita cari pelatihan lain atau bisa juga buat pelatihan sendiri untuk para karyawan disini. Tapi YDBA selalu memberi tahu pelatihan-pelatihan yang diadakan, terutama pelatihan yang cocok dengan jenis usaha kita (Ibu Sumarsih, Staff HRD PT. XYZ).

9 Bisa juga UKM mengajukan usul pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang mereka hadapi. Tapi kita juga menyesuaikan dengan kuota peserta dan waktunya. Termasuk mencocokkan pelatihan tersebut dengan para trainer. Biasanya setiap pelatihan diikuti oleh 25 orang dan dilaksanakan selama dua hari sampai dua minggu (Bapak M. Kosasih, Senior Manager YDBA). Kriteria calon peserta pelatihan umumnya disesuaikan dengan jenis pelatihan. Calon peserta pelatihan juga dipilih oleh masing-masing UMKM, sesuai dengan jenis pelatihannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan UMKM mempunyai kewenangan untuk menentukan anggotanya yang akan mengikuti pelatihan. Pada saat pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi pelatihan. Pertanyaan dapat juga berasal dari kondisi dan permasalahan yang dialami langsung oleh peserta pelatihan pada saat bekerja. Untuk pelatihan-pelatihan tertentu disertai pula dengan praktek. Yang ngasih materi sih pasti ngasih kesempatan untuk tanya. Biasanya awal pelatihan ditanya dulu masalahnya apa aja. Pas ngasih materi juga ada sesi tanya jawabnya (Bapak Spy, peserta Pelatihan Teknologi Press Dies II). Pada saat pelatihan tersebut, terdapat proses transfer pengetahuan antara pemberi materi dan peserta walaupun belum seimbang. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya pengetahuan dan keterampilan yang berasal dari para pemberi materi kepada peserta dibanding dari peserta ke pemberi materi Mobilisasi dan Pemberian Sumberdaya Mobilisasi dan pemberian sumberdaya secara seimbang adalah proses penggerakan UMKM binaan dengan memberikan dukungan berupa kegiatan pendidikan dan pelatihan serta kemudahan akses terhadap sumberdaya yang penting. Mobilisasi dan pemberian sumberdaya dalam konteks pemberdayaan mengarah pada keseimbangan antara keduanya, di mana pemberian sumberdaya kepada UMKM tidak memperlemah swadaya dan kemandirian kelompok.

10 Untuk mempermudah pemberian sumberdaya kepada UMKM binaan, perlu adanya penilaian potensi UMKM. YBDA memberikan kewenangan kepada UMKM binaannya untuk menilai potensi yang ada dan setelah itu mendiskusikannya YDBA. Selanjutnya, YDBA akan menilai kembali potensipotensi UMKM tersebut. Proses penilaian ini dilakukan bersamaan dengan proses identifikasi masalah dan penetapan masalah. Adanya penilaian potensi dan identifikasi masalah tersebut akan mempermudah YDBA untuk memberikan bantuan atau penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi UMKM. Pada kasus PT. XYZ, YDBA memberikan kemudahan dalam penyediaan sumberdaya pelatih pada pelatihan yang diselenggarakannya. Selama menjadi binaan YDBA, PT. XYZ mendapatkan pelatihan-pelatihan dari tingkat operator hingga pimpinan perusahaan, dari sisi manajerial hingga pelatihan teknik. PT. XYZ juga mempunyai kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak lain baik yang bekerjasama dengan YDBA atau pun tidak. Di lain kesempatan, PT. XYZ juga pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di luar negeri. Selain mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak lain, PT. XYZ juga seringkali mengundang trainer dari luar untuk memberikan pelatihan bagi karyawannya. Trainer pelatihan juga dapat berasal dari PT. XYZ jika pelatihan tersebut diadakan sendiri oleh PT. XYZ. Keikutsertaan PT. XYZ dalam pelatihanpelatihan lain selain yang diselenggarakan YDBA adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan karyawan yang nantinya akan bermanfaat bagi kemajuan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pelatihan. Ada yang dari YDBA, ada yang dari luar YDBA, dan kadang juga menyelenggarakan sendiri pelatihan tersebut. Kalau pelatihan yang diadakan YDBA dan luar YDBA otomatis trainernya dari mereka, tapi untuk pelatihan yang diadakan sendiri oleh PT. XYZ trainernya berasal dari luar dan dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya untuk motivasi, pengisinya ya dari manager atau pemilik PT. XYZ (Bapak Hry, General Manager PT. XYZ). Dilain pihak, YDBA juga berperan sebagai fasilitator dalam penyediaan dana. Peran YDBA adalah memperkenalkan UMKM dengan lembaga-lembaga keuangan. Sebagai anggota binaan, UMKM yang merasa membutuhkan tambahan modal akan

11 dikenalkan dengan lembaga-lembaga keuangan. Adanya bantuan tersebut diharapkan dapat membantu UMKM untuk lebih berkembang dan maju Konsultasi Manajemen Konsultasi manajemen dan administrasi atau pembukuan merupakan diskusi dan pelatihan dalam hal teknis manajemen, administrasi termasuk di dalamnya adalah proses pembukuan usaha. Hal ini sangat berguna bagi kelangsungan usaha karena dapat membantu UMKM dalam menggunakan sumberdaya secara efisien. Konsultasi manajemen dan pembukuan hanya dilakukan pada awal masuknya UMKM menjadi binaan YDBA. Selain konsultasi manajemen dan administrasi, YDBA juga selalu memberikan pelatihan manajemen dan administrasi kepada seluruh UMKM binaannya. Sebagai salah satu UMKM binaan YDBA, PT. XYZ juga pernah melakukan konsultasi manajemen dan pembukuan. YDBA juga pernah mengundang PT. XYZ untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan manajemen dan administrasi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Hry yang mengatakan bahwa YDBA memberikan pelatihan manajemen dan administrasi, keuangan bahkan perpajakan. Adanya laporan administrasi dan manajemen yang baik diharapkan dapat mempermudah proses pengawasan dan pengembangan usaha baik yang dilakukan oleh YDBA ataupun yang dilakukan oleh UMKM itu sendiri. YDBA memang selalu melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan kegiatan UMKM tersebut secara rutin. Namun pemantauan dan pengawasan tersebut bersifat menyeluruh pada kegiatan usaha Pengembangan Gerakan dan Perluasan Proses Pengembangan gerakan dan perluasan proses adalah upaya mengembangkan proses kegiatan dan perluasan sasaran. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperluas wilayah pembinaan. Informasi tentang kegiatan pembinaan menjadi salah satu faktor yang dapat membantu proses pengembanngan gerakan dan perluasan sasaran. Untuk memperluas sasaran pembinaan, YDBA

12 menginformasikan program pembinaan melalui website dan rekomendasi yang diberikan oleh Grup Astra. UMKM harus berperan aktif untuk memperoleh informasi pembinaan yang dilakukan oleh YDBA. Selain melakukan pembinaan UMKM, pada beberapa kasus, YDBA mengadakan pelatihan yang khusus ditujukan bagi masyarakat, salah satunya adalah pelatihan bagi pemuda-pemuda putus sekolah. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memberikan keterampilan kepada pemuda-pemuda agar dapat mandiri dengan merintis usaha di bidang bengkel motor atau menjadi tenaga mekanik. Untuk memperluas jaringan pembinaan UMKM di daerah, YDBA mendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). Lembaga ini juga bisa dikatakan perpanjangan tangan YDBA di daerah. Sebagai tenaga pelaksana (fasilitator) LPB, YDBA merekrut para pemuda putera-puteri daerah setempat, misalnya para pemuda/pemudi Dayak untuk LPB di Kutai Barat, Kalimantan Timur, begitu juga untuk daerah lainnya. Personil LPB tersebut sebelumnya diberi pelatihan (TOT) oleh YDBA mengenai pembinaan UMKM. Sampai akhir tahun 2009 sudah didirikan sembilan LPB yang tersebar di Aceh Utara, Jakarta, Sidoarjo, Tegal, Gianyar, Mataram, Balangan, Yogyakarta, dan Kutai Barat. Selain LPB, YDBA juga memiliki Lembaga Keuangan Mikro (LKM). LKM ini dibentuk untuk membantu mengatasi masalah pembiayaan/ modal yang seringkali dialami oleh UMKM. Sistem pinjaman tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu konvensional (sistem bunga) dan syariah (bagi hasil). Sampai dengan 2009 sudah tujuh LKM yang didirikan YDBA yaitu di Tabalong, Balangan, dan Tapin (Kalsel), Barito Timur dan Barito Selatan (Kalteng), Mamuju Utara dan Mamuju (Sulbar). Proses pengembangan gerakan juga diharapkan dilakukan oleh UMKM binaan YDBA. Namun, hal ini belum bisa dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki oleh UMKM binaan tersebut. Salah satu contoh adalah ketidaksesuaian jenis usaha yang dijalankan oleh UMKM dengan masyarakat sekitar.

13 6.2.7 Pengembangan dengan Pihak Ketiga Upaya pengembangan jaringan dengan pihak ketiga dilakukan dalam rangka memperluas lingkup pemberdayaan dengan melibatkan pihak-pihak yang dapat mendukung upaya pemberdayaan tersebut. Program pembinaan yang dilakukan oleh YDBA telah mengikutsertakan pihak ketiga di dalamnya. YDBA melakukan kerjasama dengan beberapa pihak seperti Group Astra, perbankan, BUMN, serta BUMS dalam kegiatan pembinaan. Pada program pelatihan, YDBA melakukan kerjasama dengan Group Astra terutama pelatihan bagi UMKM yang mempunyai usaha yang terkait dengan usaha Astra. Contoh kerjasama yang telah dilakukan YDBA dalam pembinaan kepada UMKM Subkon otomotif adalah kerjasama dengan PT Astra Honda Motor (AHM), PT Toyota Astra Motor/PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TAM/TMMIN), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), PT Pantja Motor (PM/sekarang PT Isuzu Astra Motor Indonesia/IAMI), dan PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI) serta Grup Astra Otopart (AOP). Sedangkan kepada UKM Subkon alat berat YDBA bekerjasama dengan United Tractors Pandu Engineering (UTPE) dan Komatsu Indonesia (KI). Di bidang jasa perbengkelan Roda-2 YDBA bekerjasama dengan PT ASKI (Astra Komponen Indonesia) mengembangkan Bengkel Mitra Aspira. PT ASKI memberikan bantuan interior, eksterior bengkel dan ketersediaan spare parts, sedangkan YDBA memberikan pelatihan baik teknis maupun manajemen. Bengkel-bengkel ini juga merupakan outlet suku cadang Aspira. Dalam rangka memperkuat kerjasama sesama bengkel binaan, dibentuk Koperasi Bengkel Binaan YDBA (KOBBA). Disamping itu YDBA juga bekerjasama dengan AHM mengembangkan Bengkel Mitra Binaan. YDBA bekerjasama dengan lembaga keuangan seperti Astra Mitra Venturan dan beberapa bank untuk memberikan modal bagi UMKM. Untuk mengembangkan program pembinaan, pihak YDBA melakukan kunjungan ke beberapa negara seperti Korea Selatan, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Kunjungan tersebut juga diikuti pula oleh beberapa perwakilan UMKM binaan. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah bertukar pengalaman dengan lembaga terkait dari

14 masing-masing negara yang diharapkan dapat menciptakan alternatif kegiatan pembinaan UMKM. Sebagai bentuk perluasan pasar, YDBA juga mengikutsertakan UMKM binaannya pada pameran-pameran termasuk pameran yang berskala internasional. Contohnya adalah PT. XYZ yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Pameran Indonesian Motor Show yang dilaksanakan setiap tahun. Selama menjadi UKM binaan YDBA, PT. XYZ pernah mengikuti beberapa pameran baik yang diselenggarakan atas kerja sama YDBA dengan Kementrian Koperasi dan UMKM maupun dengan pihak lain. YDBA juga berperan merekomendasikan PT. XYZ dan UMKM binaan lainnya kepada calon customers. Hal ini diperkuat dengan pernyataan seorang responden berikut. YDBA sering mengajak PT. XYZ untuk ikut pameran-pameran. Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut juga bisa menjadi cara untuk mendapatkan pasar baru karena kita seringkali bertemu dengan calon customers. Tapi ya kita emang harus aktif juga mencari pembeli baru untuk memperluas pasar (Bapak Hry, General Manager PT. XYZ). Selain itu, UMKM juga mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan produknya sekaligus mencari peluang kerjasama bisnis di luar negeri saat mengikuti kunjungan YDBA ke beberapa negara seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. YDBA juga mendirikan Galeri UMKM-YDBA untuk membantu mempromosikan produk-produk UMKM serta sebagai media edukasi bagi masyarakat luas. Galeri ini berada di kantor YDBA, Sunter, Jakarta Utara, berisi produk-produk UMKM binaan terkait bisnis Astra seperti komponen otomotif roda-2 dan roda-4, komponen alat berat, produk olahan kelapa sawit, dan prototipe bengkel sepeda motor, serta tidak terkait seperti kerajinan, batik dan furnitur. Galeri UMKM ini didirikan juga sebagai ruang pamer produk UMKM binaan. Produk-produk yang dipamerkan merupakan produk yang telah memenuhi standar Quality, Cost dan Delivery (QCD), artinya mempunyai kualitas yang baik (Q), memiliki harga yang bersaing (C), serta pengirimannya tepat waktu termasuk jangka waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan (D).

15 6.2.8 Pemantauan dan Evaluasi Terus Menerus Pemantauan merupakan bagian dari pembinaan untuk menilai kesesuaian rencana dan efisiensinya. YDBA melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala pada UMKM binaannya. Kegiatan pemantauan tersebut meliputi pemantauan perkembangan bisnis UMKM binaannya, termasuk kinerja. Pemantauan tersebut juga bertujuan mengetahui kekuatan dan kelemahan dari UMKM. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan UMKM sesegera mungkin serta dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengembangkan usaha. Monitoring dilakukan setiap enam bulan sekali dan hanya bersifat general atau menyeluruh meliputi kinerja, sumberdaya manusia, produk, dan keuangan. Hasil pemantauan tersebut dipertanggungjawabkan pada manajemen Astra dan didiskusikan pula dengan UMKM binaan yang bersangkutan, walaupun tidak secara detail. YDBA juga melakukan evaluasi pada LPB-LPB yang telah dibentuk. Setiap tahun YDBA melakukan Rapat Kerja (Raker) LPB sekaligus mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama satu tahun, rancangan kegiatan di tahun mendatang, serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam proses pengembangan. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh YDBA adalah keikutsertaan YDBA dalam proses evaluasi terhadap perkembangan PT. XYZ. Biasanya, audit regular dilakukan oleh pihak Astra Internasional maupun oleh masing-masing UKM yang kemudian dilaporkan kepada YDBA (Bapak Hry, General Manager PT. XYZ). Evaluasi juga dilaksanakan YDBA pada setiap kegiatan pelatihan. Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan lembar evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan seputar pelatihan yang diberikan pada akhir pelatihan. Hasil dari tes tersebut nantinya akan dibagikan kepada para peserta pelatihan beserta sertifikat pelatihan. Selain evaluasi yang dilakukan oleh YDBA, PT. XYZ juga melakukan evaluasi kepada karyawan yang mengikuti pelatihan. Evaluasi yang dilakukan oleh PT. XYZ melalui Departemen HRD diberikan tiga bulan setelah pelatihan berlangsung. Evaluasi tersebut dilakukan dengan memberikan form

16 penilaian kepada atasan karyawan tersebut untuk menilai kerja mereka sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Hasil evaluasi tersebut akan diserahkan kembali ke Departemen HRD.

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA merupakan salah satu program unggulan PT. Astra Internasional Tbk. dalam mengembangkan masyarakat. Program pembinaan UMKM

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Profil Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Profil Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) 4.1.1 Profil Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Pada Tanggal 2 Mei 1980 PT. Astra Nasional Tbk. mendirikan Yayasan Dharma Bhakti

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. yaitu: otomotif, jasa, keuangan, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur, dan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. yaitu: otomotif, jasa, keuangan, agribisnis, teknologi informasi, infrastruktur, dan BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Internasional, Tbk berdiri pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan. Seiring dengan perjalanan waktu, Astra membentuk kerja sama dengan sejumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra

GAMBARAN UMUM. Gambaran Yayasan Dharma Bhakti Astra 29 GAMBARAN UMUM Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), sejarah YDBA, visi dan misi YDBA, pelayanan YDBA, struktur organisasi YDBA periode 1 September 2012, YDBA dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Seiring dengan perjalanan waktu, PT. Astra Internasional, Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Seiring dengan perjalanan waktu, PT. Astra Internasional, Tbk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Internasional, Tbk berdiri pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan. Seiring dengan perjalanan waktu, PT. Astra Internasional, Tbk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kerangka sampling penerima pelayanan tanggungjawab sosial Yayasan Dharma Bhakti Astra

Lampiran 1 Kerangka sampling penerima pelayanan tanggungjawab sosial Yayasan Dharma Bhakti Astra 95 Lampiran 1 Kerangka sampling penerima pelayanan tanggungjawab sosial Yayasan Dharma Bhakti Astra No. Nama Usia Jenis kelamin Nama bengkel 1 DS 54 Laki-laki Uki Motor 2 AC 63 Laki-laki Karya Putra 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran, penjualan, promosi, dan lain sebagainya. Lembaga Pengembangan Bisnis Yayasan Dharma Bhakti Astra (LPB-

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran, penjualan, promosi, dan lain sebagainya. Lembaga Pengembangan Bisnis Yayasan Dharma Bhakti Astra (LPB- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang kini sangat pesat sudah menyentuh berbagai lini kehidupan. Mulai dari sosial, budaya, hiburan, keuangan, hingga bisnis. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Seiring dengan berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN, membawa dampak yang nyata terhadap keberlangsungan kegiatan ekonomi, baik skala regional

Lebih terperinci

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN f Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.07/2017

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN 43 PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Penilaian terhadap Pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra Penilaian terhadap pelayanan Yayasan Dharma Bhakti Astra,

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian METODE KAJIAN Tipe Dan Aras Kajian Tipe Kajian Tipe kajian dalam kajian ini adalah tipe evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999, pinjaman penerusan yang dananya berasal

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL 5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah proses berkelanjutan dan

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Koperasi merupakan badah usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota, dengan demikian proses bisnis utamanya adalah memfasilitasi kebutuhan para anggota.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Dokumen RUP. Pemerintah Daerah Kota Padang Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah. PA/KPA Yunisman,SE,MM

Dokumen RUP. Pemerintah Daerah Kota Padang Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah. PA/KPA Yunisman,SE,MM Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi memberikan berbagai kemudahan pada berbagai badan usaha. Dari segi yuridis, badan hukum dapat terbagi menjadi tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK KONSUMEN DAN/ATAU

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di Bab IV, maka penulis menyimpulkan bahwa : Faktor Harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, diukur dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman dana untuk mengembangkan keuangan agar memperoleh keuntungan di masa depan. 1 Investasi menjadi salah satu kebutuhan utama untuk berwirausaha

Lebih terperinci

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD Latar Belakang Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan menengah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PETANIAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap

Lebih terperinci

2 2015, No.1326 Tahun 2013; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5444); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kemen

2 2015, No.1326 Tahun 2013; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5444); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kemen No.1326, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Pelaksana. Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda. Fungsi. Tugas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0945

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH I. UMUM Pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. dari sekian banyak koperasi yang terdapat dipropinsi Riau.Koperasi ini bergerak

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. dari sekian banyak koperasi yang terdapat dipropinsi Riau.Koperasi ini bergerak 41 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Singkat koperasi Koperasi serba usaha (KSU) sumber rezeki merupakan salah satu koperasi dari sekian banyak koperasi yang terdapat dipropinsi Riau.Koperasi ini

Lebih terperinci

Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan)

Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan) Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan) Program Pemberdayaan Buruh Migran Perempuan dan Keluarganya di Daerah Asal Kerjasama: Badan Nasional Penempatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA LEMBAGA PERMODALAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP)

BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) 6.1 Proses Pemberdayaan Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan : Pertama, proses pemberdayaan menekankan pada proses

Lebih terperinci

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN Irawati, Nurdeana C, dan Heni Purwaningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Email : irawibiwin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM 4.1 Organisasi Pelaksana Kegiatan Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD) di FK UNEJ dikelola oleh satu tim yang dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan, termasuk manajemen pemasaran. Promosi. menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Haryono:2012).

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan, termasuk manajemen pemasaran. Promosi. menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Haryono:2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan faktor penting dalam dunia bisnis, hal ini tidak terlepas dari semakin banyak persaingan antar perusahaan. Keberhasilan mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 Oleh : Ir. Braman Setyo, M.Si Deputi Bidang Pembiayaan Bali,

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP)

BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) 5.1 Strategi Pemberdayaan Program Small and Medium Enterprie Promotion (SMEP) yang dilakukan oleh Swisscontact kepada para

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor PT. Indomobil Suzuki Internasional (ISI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri produksi, perakitan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

Perencanaan Aktifitas Pembinaan dan Pembimbingan Usaha

Perencanaan Aktifitas Pembinaan dan Pembimbingan Usaha Sesi Pertama Perencanaan Aktifitas Pembinaan dan Pembimbingan Usaha Handout Apakah Pembinaan dan Pembimbingan? Pembinaan dan pembimbingan adalah proses yang membantu individu atau organisasi memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN, DAN PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO,

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) 28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan sudah tidak asing lagi ditelinga penduduk Indonesia, banyak hal terlintas ketika mendengar produk perbankan salah satunya adalah pinjaman atau kredit.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini yang merupakan bagian penutup dari laporan penelitian memuat kesimpulan berupa hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan demi keberhasilan proses

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM 4.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan, IPB memiliki visi dan misi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN TSP merupakan suatu komitmen dari dunia usaha untuk bertidak secara etis dengan memberi kontribusi bagi pengembangan masyarakat di sekitar operasionalisasi perusahaan. Dalam

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 204 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan :. 5 Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Organisasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05/PERMEN/M/2007 TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk BAB 4 PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional terhadap pelaksanaan program kemitraan dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk mencakup pelaksanaan dari unit Program

Lebih terperinci

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perekonomian meliputi koperasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG POLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 24 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 29 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 24 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 29 TAHUN 2007 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 24 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 29 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan

BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan 51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA LEMBAGA PERMODALAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN OLEH BANK UMUM DAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian 25 METODE Penelitian ini dilakukan menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang didukung dengan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian secara sensus dengan

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP

KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP LAMPIRAN : KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III DELI SERDANG 2 SEI KARANG, GALANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. keras mencoba menggapai bintang bintang. Kata ASTRA diambil dari nama

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. keras mencoba menggapai bintang bintang. Kata ASTRA diambil dari nama BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Astra International, Inc didirikan pada tanggal 20 febuari 1957 dengan semboyan PAR ASPERA AD ASTRA yang artinya dengan bekerja keras mencoba

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM Analisis mengenai tingkat partisipasi peserta dalam implementasi program pelatihan montir sepeda motor dan pelatihan membatik limbah kertas semen akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan PEMBAHASAN Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan pemimpin kelompok sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam memotivasi

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangsa pasar merupakan faktor kritis dari kesuksesan suatu bisnis. Pangsa pasar berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 89 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. maupun non fisik, sumberdaya alam juga sumberdaya manusianya dapat 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Potensi adalah sesuatu yang berguna apabila didayagunakan, oleh karena itu agar potensi yang dimiliki Bangsa Indonesia baik dari segi fisik maupun non fisik, sumberdaya

Lebih terperinci

Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti

Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti Sesi Keenam Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti Handout Data harus berdasarkan negara KEKUASAAN, TUGAS-TUGAS, DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA, PEJABAT, DAN STAF KOPERASI Pada sesi ini, pelatih wajib

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

Open Application. UnLtdSupportProgram

Open Application. UnLtdSupportProgram Open Application UnLtdSupportProgram UnLtd Indonesia adalah organisasi yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial. UnLtd Indonesia menyediakan bantuan teknis dan bantuan keuangan bagi wirausaha sosial

Lebih terperinci

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PANDUAN PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 0 1 2 KATA PENGANTAR Pembiayaan UMi merupakan penyediaan dana yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA BERGULIR UNTUK PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA BLITAR

Lebih terperinci

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin.

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin. Contoh Proposal Usaha Bengkel Motor Proposal usaha bengkel motor dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membuka bisnis rumahan. Usaha bengkel motor dan mobil akan dapat sukses jika diawali dengan perencanaan

Lebih terperinci