PENGARUH PEMBERIAN INFUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
|
|
- Handoko Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMBERIAN INFUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran OLEH : FITRA ZULFIKAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016
2 THE EFFECT OF MORINGA (Moringa oleifera) INFUSION ON SMALL INTESTINE HISTOPATOLOGY OF WHITE RATS (Rattus norvegicus) A Scientific Paper Submitted in Partial Fulfillment Of Requirements for the Medical Scholar Degree in Medical Faculty Islamic University of Indonesia Fitra Zulfikar MEDICAL FACULTY ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA YOGYAKARTA 2016
3 PENGARUH INFUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Fitra zulfikar¹, Zainuri Sabta Nugraha², Kuswati² ¹Mahaiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia ²Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia INTISARI Latar Belakang: Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Kekurangan gizi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Indonesia terkenal dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Banyak tanaman yang tumbuh dan dibudidayakan karena memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah tanaman kelor (Moringa oleifera) yang didalamnya terkandung zat-zat yang dapat memicu terjadinya proliferasi sel. Terutama sel-sel organ pencernaan, khususnya usus halus karena disana terdapat vili-vili yang berfungsi untuk menyerap sebagian besar nutrisi yang kita konsumsi sehari-hari agar dapat masuk kedalam sel-sel tubuh kita. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh paparan infusan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap gambaran histopatologi usus halus pada tikus putih (Rattus norvegicus). Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan berbasis rancangan post test only group design. Subjek penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek berjumlah 10 ekor tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok 5 ekor kelompok kontrol dengan pemberian aquades dan 5 ekor kelompok perlakuan dengan pemberian infusa daun kelor 400 mg/kgbb/hari selama 60 hari. Organ yang diamati adalah usus halus dengan pengecatan H.E. Gambaran mikroskopis berupa panjang dan lebar vili usus halus yang terlihat kemudian di ukur dan di bandingkan dengan analisis statistik independent t-test. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol (panjang vili P = 0,838 dan lebar vili P = 0,928). Kesimpulan: Pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) tidak berpengaruh terhadap perubahan histopatologi usus halus tikus putih (Rattus norvegicus). Kata Kunci: Infusan daun kelor, Moringa oliefera, Usus halus
4 THE EFFECT OF MORINGA (Moringa oleifera) INFUSION ON SMALL INTESTINE HISTOPATOLOGY OF WHITE RATS (Rattus norvegicus) Fitra Zulfikar¹, Zainuri Sabta Nugraha², Kuswati² ¹Student of Medical Faculty, Islamic University of Indonesia ²Department of Anatomy, Medical Faculty, Islamic University of Indonesia ABSTRACT Background: Malnutrition is one of the health problems that exist in Indonesia. Nutritional deficiencies can be caused by several factors, such as, the quantity and quality of the food we consume daily. Indonesia is famous country with it biodiversity. Many plants are grown and cultivated because it has many benefits. One of them are moringa (Moringa oleifera), were contain substances that can trigger cell proliferation. Especially digestive organs like small intestine, because it has many of vili which an ability to absorb most of nutrient that we consume daily to cells in our body. Objective: To determine the effect of moringa (Moringa oleifera) infusion against histopathological picture of the small intestine in white rats (rattus norvegicus). Methods: This study was an experimental used post-test with control group design. The subjects were white rats (Rattus norvegicus) with inclusion criteria. 10 white rats divided into 2 groups wich 5 rats entered to the control group with administration of aquades and 5 others given treated with administration of Moringa leaf infusion of 400 mg/kgbb/day for 60 days. The observed organs tissue is small instestine with H.E. staining. Microscopic picture of the vili of small intestine in length and width form were observed get measured and compared using independent t-test statistical analysis. Results: There s no significant differences in the treatment group than the control group (vili length P=0.838 and width P=0.928). Conclusions: Administration of moringa (Moringa oleifera) infusion has not been affecting the small intestine tissue in white rats (Rattus norvegicus). Keywords: Moringa leaf infusion, Moringa oliefera, Small instestine
5 PENDAHULUAN Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih ada di Indonesia. Sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal 1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan gizi. Pertama yaitu, kualitas organ pencernaan. Agar gizi yang ada pada makanan tersebut terserap dengan baik maka organ pencernaan kita harus berfungsi dengan baik. Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk-bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi, untuk selanjutnya dibawa oleh darah atau limfe ke sel sel tubuh. Perubahan perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses pencernaan di dalam saluran cerna. Salah satu organ yang sangat berperan dalam absorbsi nutrisi atau gizi tersebut adalah usus halus, dimana terdapat vili-vili yang berfungsi untuk menyerap molekulmolekul gizi tersebut agar dapat masuk ke dalam sel 2. Faktor kedua yaitu, kuantitas dan kualitas makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Sumbersumber gizi ini dapat kita peroleh dari berbagai jenis makanan baik hewani maupun nabati, Sumber makanan nabati ini terutama sangat berlimpah di Indonesia. Banyak tanaman yang tumbuh dan dibudidayakan karena memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat, terutama para petani dan peternak. Salah satu tanaman yang memiliki manfaat ganda, baik sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi dan juga memiliki khasiat sebagai obat adalah tanaman kelor (Moringa oleifera) 3. Sebagai pakan ternak, kelor kaya akan nutrisi yang penting. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan daun Kelor sebagai pakan ternak meningkatkan berat badan hingga 32% dan produksi susu hingga 43-65% 4. Bila produksi susu di negara-negara berkembang dapat ditingkatkan dengan cara ini, dapat membantu banyak orang yang mengalami defisiensi protein 5. Daun Moringa mengandung asam amino lengkap yang berperan
6 dalam merangsang sintesis protein dan mencegah defisiensi protein. Daun Moringa mempunyai kandungan Zeatin yang merupakan hormon pertumbuhan dalam tanaman. Daun kelor terbukti meningkatkan pertumbuhan dan produksi tomat ketika tanaman tomat disemprotkan ekstrak Moringa 6. Hal ini menunjukan bahwa kandungan zeatin dalam daun Moringa mempunyai efek yang mirip dengan hormon pertumbuhan. Penelitian lain yang menggunakan ekstrak metanol daun kelor, didapatkan bahwa pemberian daun kelor dengan dosis yang relatif tinggi pada tikus menunjukkan penurunan berat badan, meskipun tidak signifikan. Hasil yang sama juga ditemukan penurunan berat badan tikus yang diberikan ekstrak air daun kelor dibandingkan dengan grup kontrol yang diberikan distilled water 7. Hal tersebut bertentangan dengan teori-teori sebelumnya di atas, oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu perhatian peneliti untuk melakukan studi ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan berbasis rancangan posttest only group design. Pengamatan preparat dilakukan oleh 1 orang pembaca untuk masing-masing preparat, dengan menggunakan mikroskop cahaya Olympus CX 21. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dan telah mendapatkan persetujuan Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Nomor: 29/Ka.Kom.Et/70/KE/I/2016. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague- Dawley yang dikembangkan oleh Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Islam Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah tikus yang sehat dan tidak cacat, berumur 1 bulan dan memiliki berat gram. Kriteria eksklusi mencakup tikus mati dalam penelitian dan tikus sakit dalam penelitian. Jumlah sampel menurut World Health Organization adalah minimal 5 ekor tiap kelompok. Pada penelitian ini digunakan 10 ekor tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok,
7 yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan masingmasing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Pembuatan Infusa Daun Kelor Proses pembuatan infusa daun kelor dilakukan dengan metode infundasi. Keuntungan dari proses ini agar bahan aktif di dalam sel cepat larut karena sel akan mengalami lisis sehingga bahan aktif di dalamnya keluar. Cara pembuatan infusa daun kelor adalah: 1. Serbuk daun kelor yang telah di timbang dengan berat tertentu di campur air dalam panci sesuai konsenterasi yang diinginkan. 2. Kemudian dipanaskan dengan pemanas air selam 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci 90 o C sambil sesekali diaduk. 3. Infusa disaring selagi panas dengan kain fannel. 4. Untuk mencukupi kekeurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya sehingga diperoleh infusa yang dikehendaki. Adaptasi Hewan Coba Tikus uji diadaptasi dengan cara memasukkan tikus kedalam kandang selama 7 hari tanpa adanya pemberian infusan daun kelor. Perlakuan pada Hewan Coba Pemberian infusan dilakukan pada kelompok perlakuan dengan dosis 400mg/kgBB/hari secara oral sebagai pengganti air minum pada pukul sampai esok pagi pukul sebanyak 50 cc dan dilakukan pengecekan. Jika didapatkan sisa dihitung volumenya dan dicatat. Pemberian minum infusa dilakukan setiap hari selama 60 hari. Dekapitasi dan Pengambilan Jaringan Usus Halus Sampel diambil dari tikus putih pada hari ke-60 dengan cara pengambilan jaringan usus halus tikus dengan teknik perfusi transkardial. Sebelumnya tikus dibius menggunakan inhalasi eter. Perfusi dilakukan dengan menggunakan 0,2% paraformaldehid dalam phosphate buffer (PB) 0,1 M dengan ph 7,4 pada suhu 37 0 C, dengan kecepatan antara ml/menit sebagai pre-rinse, dilanjutkan dengan
8 larutan fiksatif 2% paraformaldehid dalam PB 0,1 M, ph 7,4 dengan suhu 4 0 C selama 20 menit dengan kecepatan yang sama. Perfusi transkardial dilakukan dengan membuka rongga dada dengan melakukan insisi linea mediana pada dinding abdomen, dilanjutkan insisi sepanjang linea axilaris sampai dinding thoraks terbuka dan jantung terlihat. Ventrikel kiri jantung diinsisi kemudian kanula dimasukkan hingga mencapai aorta ascenden. Kanula difiksasi dengan penjepit ateri. Dilakukan insisi atrium kanan untuk mengeluarkan darah. Cairan perfusi PBS dialirkan melalui kanula. Agar usus halusmendapatkan perfusi sepenuhnya maka dilakukan jepitan pada aorta descendens. Perfusi PBS dilanjutkan sampai darah yang keluar melalui atrium kanan tampak jernih dan arteri mamaria interna disekitar sternum tampak putih karena terisi cairan jernih. Kemudian dimasukkan cairan fiksatif selama 20 menit. Fiksasi yang baik dapat diamati melalui tanda-tanda dimana ekstremitas superior tampak kaku, arteri mamaria interna tampak jernih dan terjadi perubahan warna pada bola mata yang sebelumnya tampak merah menjadi putih. Setelah perfusi transkardial sempurna maka dilakukan dekapitasi, kemudian pengambilan jaringan usus halus tikus. Jaringan usus halus tersebut diambil secara hari-hati dan difiksasi dengan larutan 2% paraformaldehid dalam PB 0,1 M dengan ph 7,4 pada suhu 4 0 C selama 24 jam. Metode Analisis Data Data yang diperoleh berupa angka pengukuran panjang dan lebar vili usus halus yang di hitung oleh peneliti untuk membandingkan hasil pengukuran antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan menggunakan analisa statistik independent t-test.
9 HASIL PENELITIAN Berikut adalah rangkuman hasil pengukuran panjang dan lebar vili usus halus selama penelitian dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel 1. Kenaikan berat badan subjek penelitian Kelompok Kontrol Perlakuan Subj ek Kenaikan Berat Badan (gram) K1 83 K2 92 K3 77 K4 31 K5 52 P1 92 P2 94 P3 79 P4 94 P5 93 Gambar 1. Panjang vili usus halus tikus P1 Gambar 2. Lebar vili usus halus tikus P1 Tabel 2. Rerata kenaikan berat badan subjek penelitian Tabel 3. Hasil Pengamatan Usus Halus KODE Panjang Vili (µm) Lebar Vili Atas (µm) K1 213,9 66,7 K2 313,5 128,2 K3 253,8 101,0 K4 166,5 41,2 K5 178,1 78,0 P1 275,0 82,3 P2 - - P3 184,2 68,2 P4 199,5 55,3 P5 179,0 86,3 Gambar 3. Panjang vili usus halus tikus K1 Gambar 4. Lebar vili usus halus tikus K1
10 PEMBAHASAN Pada pengamatan secara mikroskopis terdapat sedikit perbedaan panjang dan lebar vili antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, namun hal ini tidak bermakna, karena secara statistik tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antar kelompok, dengan nilai P masing-masing, panjang vili P = 0,838 dan lebar vili P = 0,928. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, pertama: Tidak dapat terbacanya preparat P2 sehingga kelompok yang dibandingkan berkurang. Dan yang kedua: Diperlukan perhitungan ulang dosis yang tepat untuk pembuatan infusa daun kelor (Moringa oleifera) dikarenakan kenaikan berat badan tikus putih (Rattus norvegicus) belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan peneliti. Dalam beberapa penelitian lain juga didapatkan hasil yang berbeda-beda terkait efek dari pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada tikus putih (Rattus norvegicus). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa dari minggu pertama pemberian ekstrak etanol daun kelor pada hewan untuk empat minggu, ditemukan ada perubahan signifikan dalam berat badan hewan kelompok I (kontrol) dibandingkan dengan kelompok II, III dan IV 8. Pada penelitian lain tidak ditemukan perbedaan signifikan secara statistik (p 0,05) pada berat badan dengan hewan sepanjang percobaan dilaksanakan 9. Dalam penelitian ini juga didapatkan kenaikan berat badan tikus, namun secara statistik tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Selama pengamatan dalam penelitian ini, pada minggu pertama pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) mengalami penurunan asupan makanan. Namun, asupan makanan hewan coba perlahan meningkat sehingga pada akhirnya tidak tampak pengurangan berat badan hewan coba. Kenaikan berat badan tersebut dapat dikarenakan kandungan nutrisi yang ada pada daun kelor seperti yang telah dilaporkan dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa semua Moringa oleifera dapat berfungsi sebagai suplemen makanan. Moringa oleifera
11 juga telah dilaporkan mengandung profil mineral penting dan merupakan sumber protein, vitamin, B-carotene dan asam amino 10. ekstrak air daun kelor relatif aman digunakan pada dosis 1500 mg/kgbb ke bawah, akan tetapi lama pengunaan harus tetap di perhatikan. Hal ini dikarenakan adanya temuan kenaikan kadar ureum dan kreatinin hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kelompok kontrol 9. dengan adanya data-data penelitin yang masih bertentangan maka diperlukan penelitian lanjutan terkait daun kelor ini. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitan ini 1. Tidak dapat terbacanya preparat P2 sehingga kelompok yang dibandingkan berkurang. 2. Diperlukan perhitungan ulang dosis yang tepat untuk pembuatan infusa daun kelor (Moringa oleifera) dikarenakan kenaikan berat badan tikus putih (Rattus norvegicus) belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan peneliti. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) terhadap usus halus tikus (Rattus norvegicus), maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Tidak terdapat perubahan gambaran histopatologi usus halus tikus putih (Rattus norvegicus) setelah pemberian infusa daun kelor (Moringa oleifera) Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran kerusakan seluler yang terjadi pada usus halus ketika pemberian infusa daun kelor. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis aman Infusa daun kelor yang diberikan secara sonde. DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization, (1997). WHO Global Database On Child Growth and Malnutrision. Geneva. 2. Sherwood, Lauralee. (2007) Fisiologi Manusia; dari sel ke sistem, edisi ke-6. Jakarta: EGC.
12 3. Kurniasih,, Khasiat dan Manfaat Daun Kelor. Batul, Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 4. Mathur, B., 2006, Moringa for Cattle Fodder and Plant Growth, Kansas: Tree of Life. 5. Foidl N., Makkar H., Becker K., In The Miracle Tree: The Multiple Uses of Moringa: Wageningen, Netherlands. pp Culver, M., et al.,2012, Effect of Moringa Extract on Growth and Yield of Tomato, Greener Journal of Agricultural Sciences,Vol. 2 (5): Adedapo, A. A., Mogbojuri, O. M., Emikpe, B. O Safety evaluations of the aqueous extract of the leaves of Moringa oleifera in rats. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 3(8), pp , 1 Agustus Ekudina V. o., Ebeye O. A., Oladele A. A., Osham G. O., Hepatotoxic and nephrotoxic Effect of Moringa Oleifera Leaves. Journal of Natural Sciences Research. Vol. 5, No.3, Awodele, Olufunsho., Oreagba, Ibrahim Adekunle., Odoma, Saidi., Teixeira da Silva, Jaime A., Osunkalu, Vincent Oluseye. 2012, Toxicologial evaluation of the aqueous leaf extract of Moringa oleifra Lam. (Moringacea), Journal of Ethano pharmacology, 139 (2012) Anwar F., Latir S., Ashraf M., Gilan A., Moringa oleifera a food plant with multiple medicinal uses. Phytotherapy Research. 21:
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih ada di Indonesia. Sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel
57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, posttest only control group design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada korteks
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam.) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCL 4 Andre Setiawan Iwan, 2009. Pembimbing I : Hana
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Ivanna Valentina, 2012; Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M. Kes. Pembimbing II
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera, Lam.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA. TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA
PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera, Lam.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciEFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI
ABSTRAK EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM-1 DAN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) TERHADAP UREUM DAN KREATININ TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest control group design. Postest untuk menganalisis perubahan ukuran miokardium. B. Populasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang
Lebih terperinciRINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).
RINGKASAN Dodik Prasetyo. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Di bawah bimbingan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER Niken Tania Wijaya, 2014. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) DALAM MENGURANGI NEKROSIS HEPATOSIT TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCl 4 Gregorius Enrico, 2009 Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
52 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memberikan
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET Elsa Patricia Anisah, 2014 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat,
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK
ABSTRAK PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK Nathania Gracia H., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Hendra Subroto, dr., SpPK.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE PLASMA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) Adiatma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. EVALUASI EFEK TEH JATI CINA (Cassia angustifolia Vahl.) TERHADAP KADAR ALBUMIN PLASMA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) OBES
KARYA TULIS ILMIAH EVALUASI EFEK TEH JATI CINA (Cassia angustifolia Vahl.) TERHADAP KADAR ALBUMIN PLASMA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) OBES Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan post-test only control group design. Pemilihan hewan uji sebagai
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(Vernonia amygdalina Del), TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DI INDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Elton Fredy Kalvari, 2015 ;Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA Penyusun : Grady Kharisma Pribadi, 2016 Pembimbing I : Sylvia Soeng,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group
Lebih terperinciEFEK SUBKRONIS PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI
ABSTRAK EFEK SUBKRONIS PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI (Glycine max L.merr) VARIETAS DETAM-1 DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) TERHADAP FUNGSI HATI DENGAN PARAMETER SGPT PADA TIKUS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA
ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA Entin Hartini, 2011, Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA Kadek Devi Aninditha Intaran, 2016 Pembimbing I : Hartini Tiono, dr.,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur
Lebih terperinciPenelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.
53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinci: Minyak Buah Merah, Panjang Badan Janin, Mencit
ABSTRAK MINYAK BUAH MERAH ( Pandanus conoideus Lam. ) TERHADAP PENURUNAN PANJANG JANIN MENCIT Balb/C Febriana Kurniasari, 2011. Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., Mkes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test controlled group design terhadap hewan uji. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciSARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)
SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAlI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Jumal Saintek Perikanan Vol. 8. No.1, 2012: 1-6 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAlI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) The Effect of Gracilaria verrucosa Extract
Lebih terperinciANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100
ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK SAMPING EKSTRAK ETANOL KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM I, DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIK JEJUNUM TIKUS WISTAR JANTAN DENGAN
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.
ABSTRAK EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn. Var. rubrum) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ULKUS GASTER PADA MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ASETOSAL Stefany C.K,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah
19 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan prepost test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TERHADAP KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) PLASMA PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG TERPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciKata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL TIKUS WISTAR JANTAN Ester Farida Manalu, 2014: Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di Laboratorium MIPA UNNES dan dilakukan pemberian warfarin LD
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Anatomi, Patologi Anatomi dan Bedah Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciKata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELAKAI (Stenochlaena palustris) TERHADAP BERAT BADAN, PANJANG BADAN, DAN PANJANG KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN TIKUS WISTAR Yosep A Tarong, 2016, Pembimbing I : Heddy
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA DURASI WAKTU PEMBEKUAN TERHADAP TERJADINYA PEMBUSUKAN JARINGAN HEPAR PADA KELINCI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBANDINGAN ANTARA DURASI WAKTU PEMBEKUAN TERHADAP TERJADINYA PEMBUSUKAN JARINGAN HEPAR PADA KELINCI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyarat guna mencapai gelar sarjana
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED (Linum usitatissimum L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Ghaluh Ajeng Retno Pramesty,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Dinar Sarayini Utami P., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Lusiana Darsono dr., M.Kes. :
Lebih terperinci