: Dinas Perpustakaan Kota Makassar : Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": Dinas Perpustakaan Kota Makassar : Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card"

Transkripsi

1 PROFIL INOVASI SMART LIBRARY CARD PROFIL INOVASI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA MAKASSAR Unit Kerja Nama Inovasi : Dinas Perpustakaan Kota Makassar : Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card A. GAMBARAN UMUM 1. Kondisi Geografis Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0-5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 15 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea, Biringkanaya dan Sangkarrang. Dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut Sebelah Utara : Kabupaten Maros Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa dan kabupaten Takalar Sebelah Timur : Kabupaten Gowa dan Maros Sebelah Barat : Selat Makassar 2. Kondisi Penduduk Makassar merupakan kota multi etnis penduduk makassar kebanyakan dari sukumakassar dan suku bugis sisanya berasal dari suku Toraja, Mandar,Buton, tionghoa, Jawa dan Sebagainya. 1

2 Kecamatan Populasi Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Mariso ,93 Mamajang ,50 Tamalate ,12 Rappocini ,37 Makassar ,56 Ujung Pandang ,90 Wajo ,82 Bontoala ,65 Ujung Tanah ,83 Tallo ,54 Panakkukang ,68 Manggala ,80 Biringkanaya ,13 Tamalanrea ,34 Jumlah ,50 Sumber : Potret Kota Makassar 2016 Tabel 1 Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Kota Makassar Berdasarkan data tersebut jumlah penduduk terbesar yang dirinci menurut Kecamatan terdapat di Kecamatan Biringkanaya sejumlah jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 3,13 sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Ujung Pandang sejumlah dengan laju pertumbuhan (0,90). Kode Kepadatan Kecamatan Persentasi Wilayah Penduduk 10 Mariso 4, Mamajang 4, Tamalate 13, Rappocini 11, Makassar 5, Ujung Pandang 1, Wajo 2, Bontoala 3, Ujung Tanah 3, Tallo 9, Panakkukang 10,

3 101 Manggala 9, Biringkanaya 13, Tamalanrea 7, Kota Makassar Sumber : Potret Kota Makassar 2016 Tabel 2 Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Kota Makassar Berdasarkan tabel 2.9, persentase penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Biringkanaya yaitu sebesar 13,57% dengan tingkat kepadatan penduduk sementara kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan UjungPandang dengan persentase penduduk 1,95%. Hal ini memberi gambaran bahwa distribusi penduduk yang terjadi di Kota Makassar tidak merata, dimana luas wilayah tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk, dalam artian bahwa luas wilayah yang besar tidak harus mempunyai jumlah penduduk yang besar demikian pula sebaliknya luas wilayah yang kecil tidak harus mempunyai jumlah penduduk yang kecil. Sumber: Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar Kondisi Perekonomian Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentinya akan menjadi lebih efisien menjadikan sebagai home base pengelolaan produk produk draft kawasan timur indonesia membuat makassar punya peluang untuk berkembang secara optimal dan otomatis akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan indonesia timur dan percepatan pembangunan. Dengan demikian dilihat dari sisi letak dan kondisi geografis, makassar memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain di kawasan timur indonesia. Saat ini kota makassar di jadikan inti pengembangan wilayah terpadu mamminasata. Kota ini menjadi kota menjadi kota metropolitan sebagai pusat pelayanan KTI, kota makassar berperan sebagai pusat perdagangan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegoatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, lsut maupun udara dan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Perekonomian suatu wilayah juga dapat dilihat dari laju inflasi di wilayah tersebut. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya 3

4 ini. likuiditas di pasar yang memicu konsumsi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu, hal ini bila berlebihan dapat berdampak penurunan daya beli masyarakat. Analisis inflasi Kota Makassar mulai tahun dapat dilihat pada tabel dibawah Tahun Uraian Inflasi (%) 2,87 4,57 6, ,18 Sumber : BPS Kota Makassar, Tahun 2016 Tabel 3 Inflasi Rata-Rata Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar 4. Kondisi Sarana dan Prasarana Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek kemantapan adalah merupakan kinerja gabungan dari aspek kondisi dan aspek pemanfaatan/kapasitas. Kinerja jaringan jalan dinyatakan sebagai Mantap Sempurna, Mantap Marginal dan Tidak Mantap, dimana hal tersebut lebih merupakan definisi secara kualitatif. Untuk keperluan teknis operasional diperlukan suatu definisi atau batasan/kriteria teknis ("engineering criteria ) yang lebih jelas dan bersifat kuantitatif. Kinerja jaringan jalan berdasarkan kemantapan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : Mantap Sempurna, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik dan lebarnya memenuhi ketentuan lebar minimum perkerasan (berdasarkan LHR yang ada), atau semua ruas jalan yang mantap baik dari aspek kondisi maupun aspek pemanfaatan/kapasitas. Mantap Marginal, adalah semua ruas jalan dengan kondisi sedang sampai baik tetapi lebarnya kurang dari ketentuan berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau sebaliknya yaitu jalan dengan lebar yang cukup tetapi kondisi rusak sampai rusak berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas jalan yang mantap dari aspek kondisi tetapi tidak mantap dari aspek pemanfaatan/kapasitas atau sebaliknya. Tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi maupun kapasitas tidak mantap. No Kondisi Jalan Panjang Jalan (km) Kondisi Baik 727,69 627,39 722,46 764,64 813,94 2 Kondisi Sedang Rusak 264,04 423,46 356,36 364,47 366,66 3 Kondisi Rusak 283,15 304,15 335,50 314,12 293,83 4 Kondisi Rusak Berat 318,58 238,50 179,14 152,41 119,03 5 Jalan secara keseluruhan 1593, , ,46 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, 2016 Tabel 4 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar 4

5 5. Kondisi sosial dan Budaya Tempat ibadah adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan masing-masing untuk menjamin kebebasan beribadah semua pemeluk agama. Diantara bangunan tempat ibadah yang terdapat di Kota Makassar mesjidlah yang terbanyak terbangun yakni terdapat unit pada tahun 2014, hal ini sejalan dengan penduduk yang memeluk agama Islam adalah yang mayoritas di kota ini yakni sekitar 84,8% dari jumlah penduduk Kota Makassar. Dari data ini diketahui bahwa rasio mesjid terhadap penduduk Kota Makassar adalah 1.092, yang berarti rata-rata 1 unit mesjid untuk melayani orang. Bangunan tempat ibadah di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini No Bangunan tempat Tahun Ibadah Mesjid Gereja Pura Vihara Kelenteng Jumlah Sumber : Bagian Kesra, Sekretariat Kota Kata Makassar, 2016 Tabel 5 Jumlah Tempat Ibadah Tahun Kota Makassar B. DESKRIPSI BENTUK INOVASI DAERAH 1. Latar Belakang Inovasi Daerah Inovasi bagi sebuah Pemerintahan Daerah merupakan suatu keharusan dalam upaya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat dan daerahnya. Telah begitu banyak contoh yang dapat kita lihat mengenai inovasi program yang terbukti mampu membawa kemajuan bagi sebuah daerah yang sebelumnya tingkat minat baca rendah menjadi daerah yang maju secara nyata dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya dari pengalaman inovasi di kota Makassar di mana yang melakukan inovasi program yang terbukti mampu mengubah minat baca yang sebelumnya rendah secara nyata menjadi sebuah daerah yang sukses. Adapun masalah yang dihadapi tingkat kunjungan perpustakaan masih rendah. Persentase budaya baca masih dibawah rata-rata. mengalami penurunan setiap tahunnya di beberapa toko buku. Penurunan daya beli buku 5

6 Tentu saja inovasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Makssar Khususnya Dinas Perpustakaan tersebut tidak begitu saja terjadi, melainkan melalui sebuah proses dan tahapan pelaksanaan yang cukup panjang serta didasarkan atas sejumlah filosofi dasar dan strategi program yang dirancang dengan baik. Merujuk kepada pengalaman tersebut dan kerangka teori yang ada, sebuah inovasi adalah merupakan proses yang dimulai dengan keinginan untuk menjadi lebih baik yang kemudian dilanjutkan dengan usaha untuk mewujudkannya dan membuatnya berjalan dengan baik. Inovasi sangat terkait dengan penemuan (invention),dimana secara umum inovasi muncul dari sebuah proses trial and error dan bukan dari sebuah perencanaan besar (Tabor, 2002). Untuk kasus Indonesia, selama kurun waktu tiga tahun terakhir semenjak diberlakukannya UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, telah banyak dilakukan oleh sejumlah Pemerintahan Daerah. Sebut saja inovasi program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Perpustakaan Smart Library Card, melalui Pembentukan pembentukan sebagai Upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan perpustakaan serta melalui Pengembangan Kerjasama dengan beberapa stakeholder, beberapa penerbit dan toko toko buku melalui sejumlah inovasi programnya yang secara khusus menjadi obyek. Dari sejumlah inovasi program yang saat ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar khususnya Dinas Perpustakaan Kota makssar, terdapat sejumlah pertanyaan mendasar terkait dengan pelaksanaan inovasi program tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkisar kepada pertanyaan seputar detail informasi mengenai inovasi program yang dilakukan serta sejauhmana inovasi program tersebut adalah benar-benar dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi yang telah memenuhi sejumlah kriteria (indikator) tertentu dan menjadi best practices yang dapat menjadi pelajaran (lessons learned) dan contoh bagi Pemerintah Daerah lainnya 2. Pemasalahan Adanya/ Dilakukan Inovasi Daerah Sejak terbentuknya beberapa taman baca samapai tahun 2010 kartu anggota perpustakaan diterbitkan masing-masing perpustakaan/taman baca di Kecamatan dan Kelurahan. Jika ada masyarakat yang ingin meminjam buku maka ia dapat meminjam buku di perpustakaan dimana ia memperoleh kartu. Untuk memperoleh akses yang luas mereka harus mendaftar dan memperoleh kartu diberbagai perpustakaan sehingga bisa saja mereka memiliki kartu lebih dari satu hanya untuk mengakses informasi di wilayah Kota Makassar. Dengan kondisi tersebut maka bisa saja masyarakat menjadi 6

7 bosan dengan keterbatasan akses dan berdampak kepada layanan perpustakaan itu sendiri. Berikut berbagai permasalahan yang dihadapi sebelumnya antara lain : a. Tingkat kunjungan masyarakat di Perpustakaan Umum dan Taman Baca masih rendah khususnya masyarakat yang meminjam buku. Pengunjung Perpustakaan Umum di Tahun 2008 hanya mencapai orang dan pengunjung Taman Baca yang tersebar di 14 Kecamatan hanya orang hal itu terjadi karena keterbatasan akses masyarakat memanfaatkan perpustakaan dan meminjam buku di perpustakaan-perpustakaan umum karena masalah keanggotaan perpustakaan. b. Berdasarkan survey Independen Tri Tunggal Sejaya tahun 2010 khususnya di Kota Makassar Presentasi budaya baca masih berada di angka 21,07 %. Hasil survey tersebut menjelaskan bahwa belanja buku per tahun masyarakat di Kota Makassar masih sangat rendah. Belanja buku antara 500 ribu hingga 1 juta dan diatas 1 juta masing-masing hanya 1 %, antara 150 hingga 500 ribu hanya 13 % dan kurang dari 150 ribu sebanyak 32 % dan yang paling mengejutkan sebanyak 54 % responden tidak pernah membeli buku. Selain itu masyarakat masih enggan mengoleksi buku dibanding kendaraan atau perabot rumah tangga lainnya. Masih berdasarkan survey tersebut sebanyak 55 % masyarakat di Kota Makassar tidak memiliki koleksi buku dirumahnya. c. Daya beli buku disejumlah toko buku mengalami penurunan setiap tahun. Toko Buku Graha Media M Tos dan Toko buku lainnya mengalami penurunan omzet penjualan berkisar % per tahun. 3. Landasan Atau Dasar Peraturan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan 2. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Perpustakaan Desa/Kelurahan Menteri Dalam Negeri dan Otonmi Daerah 3. Peraturan kepala perpustakaan nasional RI no 10 tahun 2016 tentang pedoman nomenklatur Dinas Perpustakaan daerah 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Terima Karya Cetak dan Karya Rekam 7

8 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan serah simpan dan pengelolaan karya rekam film cerita atau film Dokumenter 7. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Peneririmaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Pperpustakaan Nasional Republik Indonesia 8. KEPPRES 50/1997 Tentang: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 9. KEPPRES 67/2000 Tentang: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 4. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai ari inovasi Smart Library Card adalah sebagai berikut: 1. Maksud dari inovasi yang ingin dicapai secara penuh sehingga inovasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dan masyarakat secara umum, secara rinci maksud yang ingin dicapai akan di jelaskan dibawah ini: a. Koordinasi dengan pengelola Taman Baca binaan di 14 Kecamatan tentang kebijakan penggunaan kartu anggota perpustakaan Smart Library Card seragam diseluruh perpustakaan dan taman baca di Kota Makassar. b. Peningkatan komitmen seluruh jejaring perpustakaan dan taman baca yang tersebar di 14 Kecamatan Kota Makassar; c. Penguatan input rencana kegiatan yang terintegrasi dengan syarat-syarat keanggotaan yang berlaku sama se-kota Makassar; d. Penguatan proses yakni melalui fasilitasi koordinasi pelaksanaan kebijakan kartu perpustakaan Smart Library Card ; e. Pengendalian pelaksanaan kegiatan kartu perpustakaan Smart Library Card, yakni diarea kelembagaan (verifikasi data dan pembuatan kartu), evaluasi dan monitoring kegiatan, sistem manajemen informasi (data anggota perpustakaan), pendampingan (kepanitiaan) dan kemitraan. f. Memfasilitasi masyarakat termasuk pelajar untuk memperoleh Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card tanpa dipungut biaya. g. Bekerjasama dengan penerbit dan toko buku yang ada di Kota Makassar untuk memberikan fasilitas diskon harga buku bagi anggota perpustakaan Smart Library Card kota Makassar. Bentuk kerjasama dilakukan dengan penandatanganan bersama (MoU). 8

9 2. Tujuan Inovasi Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan program kartu perpustakaan Smart Library Card adalah mempermudah akses bahan bacaan kepada seluruh masyarakat, meningkatkan kegemaran minat membaca dan daya beli buku. Berikut ini keluaran kongrit tujuan program kartu perpustakaan Smart Library Card : a. Peningkatan Jumlah anggota perpustakaan atau keanggotaan Smart Library Card b. Peningkatan Jumlah Kunjungan Perpustakaan c. Peningkatan Presentasi budaya baca di Kota Makassar d. Peningkatan Daya beli buku di Toko Buku dan Penerbit di Kota Makassar mulai bergairah walaupun pengaruh teknologi dengan keberadaan buku elektronik (ebook) tidak dapat dipungkiri. Namun setidaknya keberadaan toko buku dan penerbit masih tetap terjaga eksistensinya. 5. Waktu Penyelenggaraan Program yang rancang oleh Perpustakaan Kota Makassar ini berawal dari usulan Kepala Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengolahan Data Kota Makassar pada tahun 2007 yang menginginkan penyeragaman penggunaan kartu perpustakaan di Perpustakaan Umum dan Taman Baca Kecamatan dan Kelurahan dalam wilayah Kota Makassar. Usulan tersebut selanjutnya disosialisaikan dalam pertemuan pengelola taman baca se-kota Makassar dan akhirnya dimasukkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tahun 2008 dalam kegiatan Kartu Anggota Gratis. Setelah berjalan 2 tahun maka pada tahun 2010 atas usulan Pustakawan maka Smart Library Card ditambahkan fasilitas diskon dibeberapa toko buku dan penerbit melalui perjanjian kerjasama (MoU). Sampai saat ini, toko buku dan penerbit yang berpartisipasi memberikan diskon telah mencapai 14 toko buku dan penerbit. Pada tahun 2017 sesuai dengan Perda Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah maka dibentuklah Dinas Perpustakaan yang mengambil alih tugas pembuatan kartu perpustakaan. 6. Indikator Keberhasilan Sebelum pelaksanaan inovasi ini, kunjungan masyarakat di perpustakaan dan Taman Baca yang tersebar di 14 Kecamatan hanya Selain itu presentasi budaya baca di Kota Makassar berdasarkan survey Independen Tri Tunggal Sejaya pada tahun 9

10 2010 baru berada di angka 21,07 % dan daya beli buku disejumlah toko buku di Kota Makassar mengalami penurunan omset setiap tahun rata-rata %. SEBELUM SMART CARD LIBRARY Indikator Rata Rata/Thn Kunjungan Perpustakaan Budaya Baca 20,12% 20,79% 21,07% 0,47% Daya Beli 31% 34% 35% 1,5% Sumber : Survey CV. Tri Tunggal Sejaya Tabel 6 Persentase Keberhasilan Sebelum SCL Pertumbuhan SETELAH SMART CARD LIBRARY Indikator Rata Rata Pertahun Kunjungan Perpustakaan Budaya Baca 21,53% 22,38% 23,41 24,80% 28,34% 39,49% 18,42% Daya Beli 38% 40% 42% 45% 47% 54% 3,16% Sumber : Survey CV. Tri Tunggal Sejaya Tabel 7 Persentase Keberhasilan setelah SCL Untuk menggugah kesadaran masyarakat gemar membaca dan gemar berkunjung ke perpustakaan serta mendorong daya beli buku maka Pemerintah Kota makassar melalui Dinas Perpustakaan Kota Makassar pada tahun 2008 mengeluarkan Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card. Kartu cerdas ini selain dapat diperoleh secara gratis juga dapat mengakses seluruh perpustakaan umum baik yang berada di Kecamatan atau Kelurahan di Kota Makassar dan dilengkapi fasilitas diskon dibeberapa toko buku dan penerbit. Hasilnya pada tahun 2016, jumlah pengunjung meningkat dan telah mencapai orang/tahun. Angka budaya baca juga bertambah dari angka 28,34 % pada tahun 2015 menjadi 39,49% pada tahun Selain itu daya beli buku masyarakat di Toko Buku dan Penerbit di Kota Makassar mulai bergairah dan setidaknya keberadaan toko buku dan penerbit masih tetap terjaga eksistensinya. Program kartu anggota perpustakaan Smart Library Card diupayakan dapat menjadi salah satu usaha percepatan pembudayaan kegemaran membaca menuju masyarakat 10

11 cerdas dan sejahtera. Satu kartu untuk semua merupakan implementasi mendekatkan peran perpustakaan dan memfasilitasi masyarakat memperoleh informasi yang seluasluasnya. Selain dapat menimjam buku diseluruh Perpustakaan dan Taman Baca, kartu anggota perpustakaan Smart Library Card dapat dipergunakan sebagai potongan diskon dibeberapa toko buku dan penerbit yang telah bekerjasama dengan perpustakaan. Program ini sekaligus dapat mengantarkan kota Makassar menggapai mimpinya yakni menjadi Makassar Smart City, Makassar Dua Kali tambah Baik. 11

12 C. ANALISIS KRITERIA PENILAIAN 1. Mengandung Pembaharuan seluruh atau Sebagian Dari Unsur Inovasi Program kartu anggota perpustakaan Smart Library Card sangat berbeda dengan keanggotaan perpustakaan lain yang ada di Indonesia. Biasanya kartu anggota perpustakaan diberbagai jenis perpustakaan dipungut biaya pembuatan kartu atau harus membayar uang jaminan tetapi kartu anggota perpustakaan kota Makassar Smart Library Card selain memperolehnya gratis juga dapat digunakan meminjam buku diseluruh jaringan perpustakaan dan taman baca yang telah bekerjasama dengan perpustakaan kota Makassar. Yang lebih istimewa dan membedakan dengan kartu anggota perpustakaan lainnya adalah kartu anggota perpustakaan Smart Library Card kota Makassar dapat digunakan sebagai potongan harga diskon jika berbelanja buku atau ATK di beberapa toko buku dan penerbit yang telah bekerjasama dengan perpustakaan kota Makassar. 2. Memberi Manfaat Bagi Daerah dan/atau Masyarakat Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan kartu perpustakaan Smart Library Card adalah bersinerginya seluruh perpustakaan dan taman baca serta mitra dari penerbit dan toko buku untuk mendukung peningkatan minat baca masyarakat dan daya beli buku. Jalinan layanan bersama yang terintegrasi ini melalui kartu perpustakaan Smart Library Card sebagai modal awal untuk melakukan jejaring kerjasama antar perpustakaan sebagai amanah Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan mewujudkan perpustakaan untuk semua. Selanjutnya kehadiran kartu perpustakaan Smart Library Card dapat mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi/ bahan pustaka di perpustakaan dan taman baca dimana saja di Kota Makassar sehingga dapat meringankan beban kebutuhan hidup mereka karena pada prinsipnya layanan perpustakaan umum adalah layanan untuk semua yang dapat dinikmati seluruh masyarakat. 3. Tidak Mengakibatkan Pembebanan dan/atau pembatasan pada masyarakat yang di larang oleh Peraturan Perundang Undangan. Kartu perpustakaan Smart Library Card dengan berbagai manfaat yang dihasilkan merupakan salah satu layanan unggulan perpustakaan dalam mendorong peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan dan budaya baca di Kota Makassar. Selain itu sebagai salah satu upaya menyediakan buku murah dan bermutu yang diamanahkan oleh 12

13 Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan melalui pemberian potongan harga/ diskon pembelian buku di toko buku dan penerbit bagi pemegang kartu perpustakaan Smart Library Card. 4. Merupakan Urusan Pemerintah dan Merupakan Kewenangan Daerah Kegiatan yang dirintis sejak tahun 2010 ini terus berlanjut dengan dimasukkan kegiatan kartu perpustakaan gratis Smart Library Card setiap tahun di DPA Dinas perpustakaan dan menjadi kegiatan unggulan di RENSTRA Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Kegiatan ini telah mendapat apresiasi dari Perpustakaan Nasional RI, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Selatan dan berbagai Perpustakaan Umum Daerah Kab/ Kota di Indonesia yang berkunjung di Perpustakaan Kota Makassar. 5. Dapat Direplikasi Agar manfaat layanan kartu perpustakaan Smart Library Card dapat digunakan diseluruh taman baca maka Dinas Perpustakaan Kota Makassar harus memastikan seluruh unit Perpustakaan dan Taman Baca yang ada di Kota Makassar telah siap untuk menjalankan kebijakan tersebut. Selanjutnya masyarakat diberikan petunjuk baik melalui lisan atau media promosi termasuk brosur untuk mengetahui lokasi-lokasi taman baca dan tempat jaringan menggunakan kartu anggota perpustakaan Smart Library Card. Selain itu, memastikan juga ke pihak toko buku dan penerbit yang telah bekerjasama dengan perpustakaan untuk bersedia memberikan potonganharga bagi anggota perpustakaan Smart Library Card. Program kartu perpustakaan Smart Library Card dikelola secara terintegrasi yang berlaku sama di seluruh perpustakaan dan taman baca yang ada di Kota Makassar. Berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program ini antara lain Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Tim/ Panitia pelaksana kartu perpustakaan Smart Library Card, pengelola perpustakaan dan taman baca binaan yang tersebar di 14 Kecamatan serta Toko Buku dan Penerbit yang telah bekerjasama (MoU) dengan Perpustakaan Kota Makassar Strategi layanan kartu perpustakaan Smart Library Card dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat yang mudah dan murah. Layanan kartu anggota perpustakaan Smart Library Card terjamin setiap saat dengan melibatkan seluruh tenaga perpustakaan, bahan dan alat cetak. Setiap tahun perpustakaan wajib menetapkan target perolehan kartu anggota perpustakaan Smart 13

14 Library Card yang dijabarkan melalui target tersebut setiap bulan. Untuk mempermudah masyarakat memperoleh kartu perpustakaan Smart Library Card, tenaga perpustakaan menyebarkan formulir kesekolah-sekolah dan instansi/ unit kerja termasuk di Taman Baca, dan Perpustakaan Kelurahan. Kegiatan kartu perpustakaan Smart Library Card diupayakan dapat meningkatkan budaya baca dan daya beli buku masyarakat di Kota Makassar. Pemberian nilai tambah di fasilitas kartu perpustakaan multi fungsi dapat mempermudah akses masyarakat memperoleh informasi seluas-luasnya dan dapat mendapatkan buku-buku murah di berbagai toko buku atau penerbit terdekat yang ada di Kota Makassar. Berbagai pembelajaran yang didapat di kegiatan ini antara lain : 1. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, seluruh pengelola perpustakaan dan taman baca yang terlibat didalamnya mampu menumbuhkan semangat kebersamaan dan kerjasama tim/ panitia. 2. Kerjasama dengan penerbit dan toko buku merupakan upaya untuk menjalin kemitraan dalam mengembangkan layanan perpustakaan. Layanan kartu perpustakaan Smart Library Card diharapkan dapat meningkatkan jumlah anggota perpustakaan di Kota Makassar dapat dengan mudah di replikasi dan bermuara pada peningkatan kunjungan perpustakaan dan daya beli buku masyarakat untuk mendorong tumbuhnya pembudayaan kegemaran. D. PENUTUP Sebelum pelaksanaan inovasi banyak beredar kartu perpustakaandi Kota Makassar yang dikeluarkan oleh masing-masing perpustakaan dan taman baca yang tersebar di 14 Kecamatan di Kota Makassar sehingga masyarakat terbatas memanfaatkan layanan perpustakaan dan harus mengeluarkan biaya untuk memperoleh kartu anggota perpustakaan. Padahal Perpustakaan dan taman baca masih dibawah binaan Perpustakaan Kota Makassar. Setelah dilakukan inovasi kartu perpustakaan Smart Library Card dan penyeragaman satu kartu untuk akses ke semua perpustakaan maka masyarakat dapat memanfaatkan layanan perpustakaan di seluruh perpustakaan dan taman baca di Kota Makassar dengan mudah. Selanjutnya sebelum pelaksanaan inovasi masyarakat masih malas membeli buku di Toko Buku dan Penerbit dan setelah pelaksanaan inovasi masyarakat tertarik menjadi anggota perpustakaan Smart Library Card dan bergairah untuk membeli buku di penerbit dan toko buku yang ada di Kota Makassar. 14

15 E. LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Dokumentasi (foto-foto Inovasi Daerah yg di usulkan) a. Formulir kartu perpustakaan b. Pencetakan Kartu perpustakaan Gambar Formulir Perpustakaan Gambar Pencetakan kartu perpustakaan 15

16 c. Kartu Perpustakaan PROFIL INOVASI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA MAKASSAR Gambar :Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card d. Spanduk media promosi Gambar :Contoh spanduk/ media promosi yang dipublikasikan ke masyarakat e. Serah terima kartu kepada anggota perpustakaan baru Gambar :Penyerahan Kartu Perpustakaan 16

17 Gambar : Penandatanganan Perpanjangan MoU antara Perpustakaan Kota Makassar dengan 14 Penerbit dan Toko Buku disaksikan oleh Wakil Walikota Makassar. Dengan kerjasama ini, anggota perpustakaan memperoleh potongan harga/ diskon di beberapa Penerbit/ Toko Buku. (27/8/15) 2. Perda atau Perkada atau Peraturan Lainnya o Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah o Peraturan Walikota Nomor 105 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serata tata Kerja Dinas Perpustakaan 3. Struktur Organisasi Pelaksana Inovasi Daerah 17

18 Gambar : Struktur Organisasi Pelaksana Invoasi Daerah. 18

19 4. Rekapitulasi Pembiayaan atau Sumber Pendanaan Pelaksanaan program layanan kartu perpustakaan Smart Library Card dilakukan untuk meningkatkan layanan perpustakaan dalam rangka menumbuhkan budaya baca masyarakat dan daya beli buku. Sumber daya keuangan program ini setiap tahun dibiayai oleh Anggaran Pembiayaan Belanja Daerah (APBD) melalui kegiatan Kartu Anggota Perpustakaan pada DPA Badan Arsip, Perpustakaan dan Pengolahan Data Kota Makassar yang kini nomenklaturnya telah berubah menjadi Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Gambar :DPA Dinas Perpustakaan Smart Library Card 19

20 Gambar :DPA Dinas Perpustakaan Smart Library Card 5. Ringkasan Profil (Bahan untuk Dipresentasikan) Kartu anggota Perpustakaan Smart Library Card dikeluarkan oleh Badan Arsip, Perpustakaan dan Pengolahan Data Kota Makassar yang sekarang berubah nama Dinas Perpustakaan Kota Makassar dapat diperoleh secara gratis dengan mengisi formulir pendaftaran di Perpustakaan Khusus Balaikota, Perpustakaan Umum Kota Makassar dan seluruh taman baca binaan yang tersebar di 14 kecamatan di Kota Makassar. Selain sebagai identitas keanggotaan kartu ini sebagai alat yang sah untuk meminjam buku di perpustakaan khusus balaikota, perpustakaan umum dan seluruh taman baca yang tersebar di 14 kecamatan dengan jumlah Taman baca binaan sebanyak 40 buah taman baca. 20

21 Kartu anggota perpustakaan Smart Library Card kota Makassar memiliki spesifikasi sebagai berikut : Gambar :Kartu Anggota Perpustakaan Smart Library Card tampak depan dan belakang a. Ukuran Kartu - Lebar : 8,55 cm - Panjang : 5,4 cm b. Bahan : VVC c. Keterangan Kartu - Warna Dasar Kartu : Orange - Halaman depan : Menerangkan Identitas anggota meliputi Foto Pemegang Kartu, Nomor Keanggotaan, nama anggota, masa berlaku dan klasifikasi pemegang kartu. - Halaman Belakang : Berisi keterangan peringatan bagi pemegang kartu. - Bagian Khusus : Halaman depan dilengkapi dengan Barcode untuk proses sirkulasi otomatis di Perpustakaan. 21

22 d. ID Number/ Nomor Anggota kartu lama dan kartu baru : - Kode otomatis (autoincrement) dari sistem informasi perpustakaan (Integrated Library Sistem) e. Masa Keanggotaan. Semua kartu anggota memiliki masa berlaku kartu yang tertera di halaman depan atau halaman identitas anggota. Masa berlaku kartu selama 1 tahun untuk kartu baru yang dapat diperpanjang kembali setelah mengisi formulir keanggotaan seperti pada waktu pendaftaran pertama. Jika masa keanggotaan habis, anggota tidak memiliki hak meminjam buku dan fasilitas lain yang ada pada kartu anggota perpustakaan Smart Library Card. SKEMA TATA KELOLA KARTU PERPUSTAKAAN SMART LIBRARY CARD Proses PendaftaranAnggota : Masyarakat - Berdomisili di Kota Makassar - Usia minimal 7 tahun Mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi persyaratan - Dinas Perpustakaan - Perpustakaan Umum - Taman Baca (40 titik) - Perpustakaan Keliling Proses Penginputan anggota Perpustakaan di Dinas Perpustakaan Penyerahan Kartu Perpustakaan Smart Library Card 22

23 Proses Pemanfaatan Kartu Perpustakaan Smart Library Card : - Dinas Perpustakaan Masyarakat Yang sudah memiliki Kartu Perpustakaan Multi Fungsi Meminjam Buku Membeli Buku (memperoleh Diskon) - Perpustakaan Umum - Taman Baca (40 titik) - Perpustakaan Keliling - Toko Buku - Penerbit - Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program kartu perpustakaan Smart Library Card adalah mempermudah akses bacaan kepada seluruh masyarakat, meningkatkan kegemaran membaca dan daya beli buku. Berikut ini keluaran kongrit keberhasilan program kartu perpustakaan Smart Library Card : 1. Jumlah anggota perpustakaan atau keanggotaan Smart Library Card meningkat. Pada tahun 2008 jumlah anggota hanya 518 orang kemudian pada tahun 2010 bertambah orang dan pada tahun 2016 jumlah anggota telah mencapai orang sehingga Jumlah pengunjung perpustakaan pun bertambah. Jika pada tahun 2009 pungunjung perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan umum, perpustakaan khusus balaikota, taman baca dan perpustakaan keliling hanya orang/ tahun maka tahun 2016 ini jumlah pengunjung telah mencapai orang/ per tahun. Berikut grafik jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2009 sampai tahun

24 JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN PENGUNJUNG Tahun Pengunjung Tahun Pengunjung Presentasi budaya baca di Kota Makassar meningkat (Berdasarkan survey independen Tri Tunggal Sejaya Makassar). Berdasarkan survey Independen Tri Tunggal Sejaya angka budaya baca di Kota Makassar pada tahun 2015 berada di angka 28,34 % sedangkan pada tahun 2016 setelah adanya program ini bertambah menjadi 39,49 %. 3. Daya beli buku di Toko Buku dan Penerbit di Kota Makassar mulai bergairah walaupun pengaruh teknologi dengan keberadaan buku elektronik (e-book) tidak dapat dipungkiri. Namun setidaknya keberadaan toko buku dan penerbit masih tetap terjaga eksistensinya. Gambar :Contoh spanduk/ media promosi yang dipublikasikan ke masyarakat. 24

25 - Sistem Apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan Pengawasan, pemantauan dan evaluasi program kartu perpustakaan Smart Library Card dilaksanakan oleh Tim/ Panitia Pengelolaan Kartu Perpustakaan Smart Library Card yang dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi ditujukan untuk memastikan seluruh komponen input, proses, output dan outcome dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bentuk-bentukkegiatan pengawasan yang dilakukan adalah : - Memastikan formulir pendaftaran kartu perpustakaan Smart Library Card tersedia di seluruh perpustakaan/ taman baca yang tersebar di 14 Kecamatan se- Kota Makassar. - Memastikan bahan dan perlengkapan pembuatan kartu perpustakaan Smart Library Card tersedia di bagian penginputan (pangkalan data) - Memastikan seluruh perpustakaan dan taman baca binaan melayanai anggota perpustakaan dengan jaringan kartu anggota perpustakaan bersama Smart Library Card. - Memastikan toko buku dan penerbit menjalankan prosedur pemberian diskon buku kepada seluruh anggota perpustakaan gratis sesuai dengan klausal perjanjian kerjasama (MoU) yang telah disepakati kedua belah pihak. - Melakukan koordinasi dan perpanjangan kerjasama (MoU) kepada toko buku dan penerbit jika kerjasama sudah berakhir. Gambar : Penandatanganan Perpanjangan MoU antara Perpustakaan Kota Makassar dengan 14 Penerbit dan Toko Buku disaksikan oleh Wakil Walikota Makassar. Dengan kerjasama ini, anggota perpustakaan memperoleh potongan harga/ diskon di beberapa Penerbit/ Toko Buku.(27/8/15) 25

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai PROPOSAL Dongkel With Mobile Library Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Monday, 18 January 2016 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung kepada masyarakat RINGKASAN PROPOSAL Perpustakaan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 42 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Makassar terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan pada koordinat 119 18 30.18 sampai 119 32 31.03 BT dan 5 00 30.18 sampai 5 14

Lebih terperinci

Pemetaan Minat Baca Masyarakat

Pemetaan Minat Baca Masyarakat LAPORAN PENELITIAN Pemetaan Minat Baca Masyarakat Di Tiga Provinsi: Sulawesi Selatan, Riau dan Kalimantan Selatan Program Sinergi Departemen Pendidikan Nasional dengan Perpustakaan Nasional Departemen

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kota Makassar, yang kadang dieja Macassar atau Mangkasar; dari

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kota Makassar, yang kadang dieja Macassar atau Mangkasar; dari BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kota Makassar, yang kadang dieja Macassar atau Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI. Kota Makassar terletak antara bujur Timur dan

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI. Kota Makassar terletak antara bujur Timur dan BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI A. Gambaran Umum Kota Makassar 1. Letak Geografis dan Topografi Kota Makassar terletak antara 119 0 24 17 38 bujur Timur dan 5 0 8 6 19 Lintang Selatan yang berbatasan sebelah

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk membina dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN Johny Montolalu Joorie M. Ruru RINGKASAN Undang-undang Nomor 33

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA A. Topografi Kota Jepara Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 5 o 43 20,67 sampai 6 o 47 25,83 lintang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geografis dan Demografis Kota Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geografis dan Demografis Kota Makassar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Makassar 4.1.1 Geografis dan Demografis Kota Makassar Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

12-5. Gambar 1.4 Volume Lalu Lintas Jalan-Jalan Utama. Studi Sektoral (12) TRANSPORTASI DARAT

12-5. Gambar 1.4 Volume Lalu Lintas Jalan-Jalan Utama. Studi Sektoral (12) TRANSPORTASI DARAT 3) Standar Desain Standar desain jalan (1997) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga 2 dan Pedoman Kapasitas Jalan Raya Indonesia (Versi Bahasa Inggris berjudul Indonesian Highway Capacity Manual,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 90 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL Menimbang : Mengingat : BUPATI BANTUL, bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted.

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAPPEDA KOTA MAKASSAR. Jakarta, 5 September 2017

BAPPEDA KOTA MAKASSAR. Jakarta, 5 September 2017 STRATEGI PERCEPATAN PENANGAN PERMUKIMAN KUMUH KOTA MAKASSAR BAPPEDA KOTA MAKASSAR Jakarta, 5 September 2017 PROFIL KOTA MAKASSAR LETAK GEOGRAFIS -Pantai Barat Pulau Sulawesi (Selat Makassar) -Koordinat

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut merupakan bagian tidak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena laut merupakan perekat persatuan dari ribuan kepulauan nusantara yang

Lebih terperinci

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Target Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN PENOMORAN BANGUNAN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN

Lebih terperinci

b. merumuskan kebijakan di bidang kearsipan dan perpustakaan berdasarkan Rencana Strategis Dinas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c.

b. merumuskan kebijakan di bidang kearsipan dan perpustakaan berdasarkan Rencana Strategis Dinas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K No.31, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Geospasial. Informasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang Mengingat GUBERNUR SULAWESI UTARA; : bahwa

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI PROVINSI

Lebih terperinci

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL UPL) RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. diberdayakan, antara lain menyangkut Sumber Daya Air, Sumber Daya Alam dan

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. diberdayakan, antara lain menyangkut Sumber Daya Air, Sumber Daya Alam dan BAB III OBYEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat Letak Geografis Provinsi Jawa Barat salah satu provinsi si Indonesia yang memiliki alan dan pemandangan yang indah serta memiliki berbagai

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita (PATTASA KI)

Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita (PATTASA KI) Profil Inovasi Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita (PATTASA KI) Innovative Government Award (IGA), Tahun 2017 Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, Republik Indonesia 1 DAFTAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)

Lebih terperinci

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI (Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita) Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Jum at, 01 Mei 2015 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PENYUSUNAN PROFIL PEMBANGUNAN AIR MINUM DI JAWA TIMUR I. URAIAN PENDAHULUAN 1. Latar Belakang a. Dasar Hukum Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan salah satu fungsi negara yang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2005 NOMOR : 28 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2005 NOMOR : 28 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG KAB. CIAMIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2005 NOMOR : 28 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang: a. bahwa dalam rangka untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR Nomor 7 Tahun 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR Nomor 7 Tahun 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR Nomor 7 Tahun 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Layanan Perpustakaan, membawahkan: 1. Sub Bidang Layanan Sirkulasi da

2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Layanan Perpustakaan, membawahkan: 1. Sub Bidang Layanan Sirkulasi da BAB XXX BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 594 Susunan Organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, sebagai berikut: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan:

Lebih terperinci

VISI KOTA SURAKARTA. Terwujudnya Kota Solo sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga.

VISI KOTA SURAKARTA. Terwujudnya Kota Solo sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga. Oleh : PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Sidoarjo, 16 Juni 2015 VISI KOTA SURAKARTA Terwujudnya Kota Solo sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Jalan Sutan Syahrir Nomor. 15 Pangkalan Bun 74112 Telp. [0532] 27934 Fax. [0532] 27963 Email

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA KECAMATAN DI

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota dan sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 Tanggal

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kedudukan Propinsi DKI Jakarta adalah sangat strategis dan juga menguntungkan, karena DKI Jakarta disamping sebagai ibukota negara, juga sebagai pusat

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 72 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Anggaran Menurut Mardiasmo ( 2002:61) : Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3. bahwa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah 7 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Tujuan Penataan Ruang Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kota Makassar, maka tujuan penataan ruang wilayah kota Makassar adalah untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN TAKSI DAN ANGKUTAN SEWA KHUSUS MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP SEMARANG

RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP SEMARANG RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP. 024-3584077 SEMARANG PERATURAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Pada saat ini Pemrintah Daerah diberikan kewenangan untuk menyusun sendiri

1.1 Latar Belakang Pada saat ini Pemrintah Daerah diberikan kewenangan untuk menyusun sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Pemrintah Daerah diberikan kewenangan untuk menyusun sendiri rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, rencana tersebut biasanya dituangkan dalam Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci