BAB IV ANALISA. perpustakaan dewasa, pengunjung perpustakaan anak-anak dan staff perpustakaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA. perpustakaan dewasa, pengunjung perpustakaan anak-anak dan staff perpustakaan."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK MANUSIA IV.1.1. Pelaku, Jenis dan Urutan Kegiatan Pelaku kegiatan di dalam perpustakaan ada 3 macam yaitu pengunjung perpustakaan dewasa, pengunjung perpustakaan anak-anak dan staff perpustakaan. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pengunjung adalah membaca dan meminjam buku. Sedangkan yang dilakukan oleh staff adalah masing-masing bekerja menjalankan tugasnya untuk keberlangsungan perpustakaan itu sendiri. Analisa Kegiatan Pengunjung Dewasa Membaca dan Meminjam Buku QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. Gambar 15 : kegiatan pengunjung dewasa 81

2 Analisa Kegiatan Pengunjung Anak dan Remaja Membaca dan Meminjam Buku QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. Gambar 16 : kegiatan pengunjung anak Analisa Kegiatan Pengunjung Anak dan Remaja Membaca dan Meminjam Buku Gambar 17 : kegiatan pengelola 82

3 Analisa Kegiatan Staff Perpustakaan QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. Gambar 18 : kegiatan staff perpustakaan IV.1.2. Kegiatan, Pengguna, Sifat dan Kebutuhan Ruang Kebutuan Ruang Unit Pelayanan Pengunjung Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang pusat informasi bangunan, Staff dan Publik, berisik, ramai. Hall / Lobby ruang tunggu dan sirkulasi pengunjung. manusia. ruang perantara menuju ke Staff dan Publik, ramai. Foyer ruang koleksi dan ruang baca. pengunjung. penitipan barang-barang yang Staff Publik, mudah di Ruang penitipan tidak diperbolehan masuk. akses. barang meminjam dan mengembalikan Staff dan Terbuka, mudah Ruang peminjaman buku untuk dalam perpustakaan pengunjung diakses. 83

4 informasi mengenai lokasi dan Pengunjung Terbuka, mudah di Ruang katalog jenis koleksi yang dicari dalam akses, pencarian digital format komputer. cepat. penyimpanan buku-buku khusus Staff dan Tertutup, tenang, Ruang rak khusus pengunjung privat. penyimpanan buku-buku Staff dan Terbuka, tenang, Ruang rak buku dengan sistem robotic pengunjung nyaman, publik. umum tempat membaca privat Pengunjung dewasa Tertutup, tenang, nyaman, Ruang baca, ruang terbuka menyenangkan Tempat menyimpan buku anak Pengunjung anak Tertutup, tenang, Ruang baca, dan ruang baca anak nyaman, menyenangkan Akses komputer dan internet Pengunjung anak Tertutup, tenang, Ruang komputer anak-anak nyaman, menyenangkan membaca buku, mengerjakan Pengunjung Terbuka, nyaman, Ruang baca terbuka tugas dan berdiskusi. sedikit berisik. menyimpan koleksi surat kabar dan majalah. Pengunjung Semi terbuka. Ruang surat kabar dan majalah membaca surat kabar, majalah Pengunjung Semi terbuka, Ruang baca surat dan koleksi baru nyaman, santai. kabar dan majalah Pemakaian komputer yang dapat Staff dan Tertutup, tenang, Ruang komputer digunakan pengunjung untuk pengunjung nyaman. mengerjakan tugas dan internet peminjaman tablet komputer Staff dan Tertutup, informatif Ruang peminjaman pengunjung tablet 84

5 tempat menyimpan koleksi Staff dan Tertutup, tenang. Ruang koleksi film dalam bentuk audio visual. pengunjung (CD & DVD) menyimpan microfilm. Staff dan Tertutup, privat, Ruang Mikrofilm pengunjung tenang. pemutaran audio dan video. Staff dan Tertutup, tenang, Ruang Audio / pengunjung nyaman. Video peminjaman data dalam bentuk Staff dan Tertutup, tenang. Ruang slide. pengunjung penyimpanan slide membuang air besar dan air Pengunjung. Tertutup, service. Toilet kecil. Tabel 7 : Kebutuhan ruang unit pelayanan pengunjung 85

6 Kebutuan Ruang Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang Sebagai tempat untuk seminar dan Staff, pengunjung, Luas, nyaman, tata Auditorium acara-acara yang memerlukan umum. ruang dan akustik yang ruang cukup besar. baik. Sebagai tempat melakukan Staff dan Aman, terlihat. Ruang pameran pameran. pengunjung. Sebagai tempat menjual dan Staff dan Mudah terlihat, aman. Toko buku membeli buku. pengunjung. Sebagai tempat fotocopi. Staff dan pengunjung Terbuka. Copy centre Sebagai tempat beristirahat, Staff dan Nyaman, santai, semi Cafe atau restaurant makan dan berkumpul. pengunjung. terbuka, fleksibel. Sebagai tempat berjualan yang Staff dan Mudah Terlihat, aman, Kios dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. berisik. pelanggan di luar perpustakaan. Sebagai tempat beribadah bagi Staff dan Sholat Mushola pemeluk agama Islam. Pengunjung. Sebagai tempat membuang air Pengunjung. Tertutup, service. Toilet besar dan air kecil. Tabel 8 : Kebutuhan ruang unit penunjang pelayanan pengunjung 86

7 Kebutuhan Ruang Unit Service Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang penyimpanan buku-buku baru. Staff Tertutup dan privat. Gudang buku sementara penyimpanan buku-buku yang Staff Tertutu, privasi dan Gudang buku telah disortir dan akan aman. dimasukkan ke rak buku. penyimpanan sementara untuk Staff Akses khusus, privat, Bongkar muat perbaikan apabila terdapat perabot berisik. perpustakaan yang rusak. perawatan buku-buku yang rusak. Staff Tertutup, privat, aman. Ruang Perawatan istirahat para staff. Staff Nyaman dan tenang. Ruang Istirahat menyiapkan makanan dan Staff Tertutup, perlu Pantry minuman. penghawaan yang baik. Katalogisasi dan digitalisasi buku Staff Tertutup, perlu Data Entry Room penghawaan yang baik. Data center dan ruang Staff Tertutup, perlu Server pengelolaan IT penghawaan yang baik. Tabel 9 : Kebutuhan ruang unit servis 87

8 Kebutuhan Ruang Unit Staff Pengelola Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staff yang bertugas mengelola nyaman. Bidang Pengadaan buku buku-buku perpustakaan. bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staff yang bertugas merencanakan nyaman. Bidang Perencanaan tata ruang dan letak pada perpustakaan. Bekerja dan membeerikan Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola informasi tentang bahan dan nyaman. Bidang IT teknologi yang digunakan dalam perpustakaan bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staff yang bertugas untuk nyaman. Bidang Kerjasama merencanakan dan menjalankan (Humas) kersajama dengan perpustakaan atau institusi lain. bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staff yang bertugas untuk nyaman. Bidang Keuangan mengelola keuangan perpustakaan. bekerja dan beraktifitasnya staf- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staf yang bertugas untuk nyaman. Bidang Administrasi mengelola admistrasi perpustakaan. bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola 88

9 staff yang bertugas mengelola nyaman. Bidang Multimedia fasilitas yang berhubungan dengan format multimedia. bekerja dan beraktifitasnya staff- Staff Fungsional, tenang dan Ruang Pengelola staff yang bertugas memelihara nyaman. Bidang Bangunan dan memperhatikan semua hal (Building yang berhubungan dengan Management) bangunan perpustakaan. rapat dan diskusi mengenai semua Staff Fungsional, tertutup, Ruang Rapat hal yang berhubungan dengan tenang dan nyaman. Pengelola perpustakaan. membuang air besar dan air kecil. Staff Tertutup, servis. Toilet Tabel 10 : Kebutuhan ruang unit staff pengelola IV.1.3. Kebutuhan dan Dimensi Ruang e) Koleksi Buku Jumlah Populasi yang dilayani - Jumlah Penduduk Jakarta yang dilayani : orang ( - Tingkat Pertumbuhan Jakarta 20 tahun mendatang : 1.49 ( - Jumlah Penduduk Jakarta 20 Tahun Mendatang : orang X 1.49 = orang ~ orang Jumlah Koleksi yang harus diadakan - Standard jumlah koleksi berdasarkan Populasi layanan untuk layanan diatas penduduk : 0.75 koleksi per kapita (Wheeler &Goldhox, 1962) 89

10 - Jumlah Total koleksi yang disediakan hingga 20 tahun mendatang : 0.75 x orang = koleksi Klasifikasi koleksi: - Buku : 80.2 % : buah Buku anak : 35.5% X = buah Buku Remaja dan Dewasa = buah - Audio video : 10.8 % : buah - Elektronik : 3 % : buah - Lain-lain : 6% (microfilm, dan lainnya) : buah (Sumber: Studi banding beberapa Perpustakaan) Jumlah Komputer yang harus disediakan berdasarkan populasi - Standard : 1 komputer per 1325 jumlah penduduk - Maka : orang / 1325 : 1764 komputer Perkiraan Komputer Desktop dan Portabel - Asumsi Komputer desktop yang digunakan sebanyak 1/3 total. - Maka : 1764 Komputer X 1/3 = 588 komputer Desktop = 1176 komputer Portabel Luas lantai - Standart : 10 m 2 untuk setiap 1000 eksemplar - Maka : 10 x ( /1000) = m 2 (Sumber: Studi banding beberapa Perpustakaan) 90

11 f) Koleksi Non Buku Perbandingan koleksi buku dengan non buku - Perbandingan = 1: ½ - Maka kebutuhan ruang : ½ x m 2 = m 2 (Sumber: Studi banding beberapa Perpustakaan) b) Koleksi non buku: - Ruang Audio 20% : m 2 - Ruang Visual 20% : m 2 - Ruang Slide 15% : m 2 - Ruang Mikrofilm 15% : m 2 - Sirkulasi 30 % : 3507 m 2 (Sumber: Studi banding beberapa Perpustakaan) 3) Kapasitas Pengunjung Perkiraan Kapasitas Pengunjung yang disediakan - Standard perbandingan pengunjung yang harus disediakan dan populasi layanan perpustakaan : 0.75 pengunjung per 1000 populasi layanan. (Wheeler &Goldhox, 1962) - Jumlah Perkiraan Kapasitas yang harus ditampung : orangx 0.75 / 1000 = orang - Kapasitas Pengunjung anak = X 35.5 % = Kapasitas Pengunjung Dewasa =

12 4) Dimensi Kebutuhan Ruang Dimensi Ruang Unit Pelayanan Pengunjung Ruang Standar Sumber Kapasitas Perhitungan Luas 0,8 m2 / Hall org NAD 250 0,8 x m2 Ruang Informasi R. Penitipan 2,75 m2 / kom 0,2 m2 / Allan Konya 250 2,75 x m2 Barang org NAD ,2 x m2 R. Peminjaman 15 m2 = Studi 15 / 1000 Tablet 1000 tablet Banding 1200 * m2 R. Koleksi 10 m2 = Studi 10 x / Umum 1000 eks Banding , m2 R. Baca Koleksi 2,7 m2 / Umum org TSS ,7 x , m2 R. Koleksi 15 m2 = studi 10 x / umum anak 1000 eks banding , m2 R. Baca Koleksi Anak 3 m2 / org TSS 623 2,7 x 623 1, m2 R. Komputer Dewasa R. Komputer Anak 2,75 m2 / kom 2,75 m2 / kom Allan Konya 399 2,75 x 399 1, m2 Allan Konya 201 2,75 x m2 Ruang 10 m2 = Studi x 7794 / 7.79 m2 92

13 koleksi film (CD & DVD) Ruang keping Banding Godfrey Mikrofilm 15% Ruang Audio Visual 20% F % x , m2 Godfrey F % x , m2 Godfrey Ruang Slide 15% 1,5 m2 / F % x , m2 Studi Toilet unit Banding 40 unit 1,5 x m2 SUB TOTAL 26, m2 Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Ruang Standar Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Allan Auditorium VIP Room Ruang 2 m2 / org 5 m2 / orang Konya x750 1, m2 Studi Banding 5 org 5 x m2 pameran 1 m2 / org NAD x m2 10 m2 = Studi 10 x Toko buku 1000 eks Banding bk / m2 5 m2 / Godfrey Copy centre Cafe mesin 70% pengunjung 1m2 orang F 20 5 x m2 Allan Konya x 70% 1, m2 Dapur 40% luas m2 93

14 dapur Kios Mushola Toilet 15 m2 / unit 1 m2 / org 1,5 m2 / unit Studi Banding x m2 Studi Banding x m2 Studi Banding 20 1,5 x m2 SUB TOTAL 4, m2 Unit Servis Ruang Standar Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Gudang buku Studi 6 x (10000 / sementara 6 m2 / vol Banding ) 100 m2 Studi 6 x (10000 / Gudang 6 m2 / vol Banding ) 100 m2 R. Bongkar 6 x (20000 / muat buku 6 m2 / vol NAD ) 200 m2 R. Utilitas AC & AHU 300 m2 Ruang IT (server) Studi Banding 100 m2 Ruang Studi 6 x (1000 / Perawatan 6 m2 / vol Banding ) 100 m2 Ruang Studi 2 x Istirahat 2 m2 / org Banding 20 org % sirk 48 m2 Studi Loading Dock Banding 120 m2 Pantry 1,5 m2 / Studi 50 1,5 x m2 94

15 unit Banding SUB TOTAL 1143 m2 Unit Staff Pengelola Ruang Standar Sumber Kapasitas Perhitungan Luas 0,8 m2 / Hall org NAD 50 0,8 x m2 R. Kepala Perpustakaan R. Wakil Perputakaan 15 m2 / orang 9 m2 / org Studi Banding 1 org 1 x m2 Studi banding 1 org 1 x m2 R. Staff 2 m2 / org Studi Banding x % sirk 960 m2 R. Rapat 2 m2 / org NAD x m2 Toilet 1,5 m2 / unit Studi Banding 15 1,5 x m2 SUB TOTAL m2 TOTAL 33, m2 Sirkulasi 20% m2 Total 40, m2 Tabel 11 : Kebutuhan besaran ruang Luas total dimensi kebutuhan ruang m 2 ~ m 2 Perkiraan Tinggi Bangunan: Luas Tapak : m 2 KDB 60 % : 8400 m 2 Luas Bangunan : m 2 95

16 Maka, perkiraan jumlah lapis banguanan adalah: Perkiraan luas / lantai : 6000 m 2 Maka : / 6000 = 7.2 ~ 8 lantai Kebutuhan Parkir Perpustakaan: Berdasarkan standart jumlah parkir, perpustakaan digolongkan dalam bangunan perguruan tinggi yaitu 1 unit mobil untuk setiap 200 m 2 lantai bruto, maka: - Parkir Mobil m 2 / 200 m 2 = 219 unit mobil Luas Parkir: 15 m 2 x 219 unit = m 2 - Parkir Motor Perbandingan parkir mobil : motor = 1:3 219 x 3 = 656 unit motor Luas Parkir: 2 m 2 x 656 = m 2 Maka luas kebutuhan lahan untuk parkir adalah: m 2 untuk 219 unit mobil m 2 untuk 656 unit mobil (Sumber: Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta, 2004) IV.1.4. Pengelompokkan program ruang Berdasarkan analisa pelaku kegiatan, sifat kegiatan, dan kebutuhan ruang, maka kegiatan dalam perpustakaan umum daerah Jakarta Barat ini dikelompokkan menjadi : 1. Kegiatan Parkir dan Servis : berisikan kegiatan parkir dan sirkulasinya beserta ruang-ruang servis seperti ruang utilitas. 96

17 2. Kegiatan Anak-anak : berisikan ruang-ruang yang berhubungan dengan kegiatan anak-anak seperti 3. Kegiatan googling (pencarian) : berisikan kegiatan-kegiatan yang berisikan pencarian baik itu bahan pustaka atau informasi bangunan. 4. Kegiatan Penyerapan informasi : tempat dimana kegiatan membaca, melihat, mendengar, dan merasakan informasi dilakukan. 5. Kegiatan penunjang : tempat dimana kita melakukan kegiatan lain seperti ruang pertemuan, ruang audio visual, dan lain sebagainya. 6. Kegiatan pelengkap : berisikan kegiatan-kegiatan pelengkap seperti membeli suvenir, restauran, dan lain sebagainya. 7. Kegiatan campur : tempat dimana kita bisa melakukan penyerapan informasi bersamaan dengan aktifitas lain, seperti berdiskusi, berbelanja, bermain di taman, dan lain sebagainya. 8. Kegiatan pengelola : tempat dimana pengelola melakukan kegiatannya. untuk Kelompok Ruang Ruang Parkir dan servis Besaran 5,364 m2 campur Ruang Googling 1, m2 Ruang anak-anak ruang simpan 7,228 m2 10,535 m2 ruang penyerapan informasi 7,268 5,815 m2 ruang penunjang 2,425 1,940 m2 ruang pelengkap 2,442 1,953 m2 ruang campur ruang pengelola 2,656 m2 1,253 m2 97

18 Total 37,659 m2 Total dengan sirkulasi 20% 45,191 Tabel 12 : kelompok program ruang IV.3 ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.3.1. Potensi Sekitar Tapak 1) Sekolah Di sekitar tapak, seperti Tarsisius II, dan sekolah negri laiinya yang berada di sekitar tapak, karena kebutuhan informasi dari para pelajar akan meningkatkan tingkat pengunjung dari pelajar TK hingga SMA. Hal lainnya adalah, para penunggu yang mungkin akan menghabiskan waktu mereka di perpustakaan sembari menjemput anak mereka pulang sekolah. 2) Kampus Bina Nusantara, dari kalangan mahasiswa, akan selalu membutuhkan informasi yang berbeda dengan pelajar pada umumnya, juga dengan adanya kampus, maka tersebar kos-kos atau tempat tinggal para mahasiswa yang berasal dari daerah, sehingga mereka yang tinggal di area sekitar tapak, akan memiliki daerah atau tempat baru untuk menghabiskan waktu senjang mereka. 3) Toko bunga / pasar bunga Rawa belong. Jalur Jalan Rawa Belong adalah jalur tradisional yang sudah terbentuk dari dulu, sehinga karakter daerah ini sebenarnya adalah tempat penjualan bunga dan tanaman hias. IV.3.2. Keterkaitan Tapak dan Lingkungan Berdasarkan pengembangan tapak, agar tebentuk menjadi kawasan pendidikan dan perumahan, serta perdagangan yang menarik, potensi tapak dengan lingkungan sekitar harus memiliki hubungan timbal balik, baik secara aksesibilitas, maupun secara konteks perkotaan. 98

19 ada beberapa macam bangunan yang terdapat di sekitar tapak untuk acuan dalam mendesain bangunan perpustakaan ini nantinya No Tipe Bangunan Lokasi Gaya Ciri-ciri 1. Perumahan Daerah antara barat hingga utara tapak Macammacam -beratap genteng -bermaterial beton 2 Kampus Anggrek Bina Jalan raya modern -tinggi Nusantara rawa -memiliki warna khas belong binus -beratap lengkung dan datar 3 Ruko dan kios kecil Tersebar sepanjang beragam -terbuka langsung ke luar jalan raya Memiliki dagangan aneka 4 Sekolah Tarsisius Jalan raya rawa belong Modern -Memiliki shading matahari - 99

20 Tabel 13 : analisa bangunan sekitar tapak IV.3.1. Analisa Pencapaian Dan Sirkulasi Dalam Tapak Terdapat dua kriteria pencapaian berdasarkan kegiatan, yaitu : A. Kriteria Pencapaian pengelola dan servis a) Tidak menggangu sirkulasi pengunjung b) Mempunyai pintu masuk khusus c) Terlindung dari aktifitas pengunjung B. Kriteria pencapaian pengunjung Perpustakaan d) Mudah terlihat e) Orientasi menghadap jalan utama f) Tidak memotong arus lalu lintas Pertimbangan sirkulasi dalam tapak, adalah kemudahan, kenyamanan dan keamana pejalan kaki dan sirkulasi mobil. Dimana terdapat penyelesaian sirkulasi yang baik terhadapa para pejalan kaki, sehingga tidak memotong arus lalu lintas kendaraan bermotor. Kriteria pengembangan sistem sirkulasi 1. Kejelasan alur sirkulasi 2. Tidak terjadi crossing 3. Efesiensi lahan 4. Memiliki pusat orientasi terhadap tapak 100

21 Alternatif pola sirkulasi memasuki tapak 1. Pola jalan masuk tunggal a. Tidak terdapat pembedaan jalur masuk pengunjung, pengelola, dan servis b. Pejalan kaki dan pengguna kendaraan memasuki tapak dengan jalur yang sama. 2. Pola jalan masuk ganda a. Ada pembedaan jalur masuk pengunjung dan pengelola b. Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki dapat dipisahkan. Dari dua alternatif diatas, pola sirkulasi ganda dipilih karena memisahkan jalur pejalan kaki dan kendaraan bermotor sehingga tidak terjadi crossing sehingga para pejalan kaki tidak merasa terganggu dengan arus kendaraan ketika berjalan, dan juga adanya pemisahan antara sirkulasi pengunjung dan sirkulasi pengelola, sehingga tidak terjadi bentrok aktifitas masingmasing kegiatan. No Gambar Keterangan 1. Sirkulasi Pintu Masuk Kendaraan menjelaskan pintu masuk kendaraan pengunjung yang berwarna merah diletakkan untuk menghindari antrian panjang sehingga diletakkan di batas site yang terjauh dari tikungan / pertigaan rawa belong dan jalan raya kebon jeruk. Sedangkan sirkulasi pengelola dan servis 101

22 ditempatkan pada jalan kecil untuk tidak menggangu sirkulasi utama 2. Sirkulasi Pintu Masuk Pejalan kaki Arus sirkulasi pejalan kaki dibuat sebebas mungkin dari ganngguan aktifitas kendaraan sehingga tidak terjadi crossing. Aktifitas pejalan aki dibuat juga disepanajang tepi jalan untuk menghubungkan arah sirkulasi dari jalan ke dua buah jalan besar. Juga dibuatnya jalan pedestrian baru, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan halaman perputakaan sebagai taman terbuka hijau. Tabel 14 : analisa sirkulasi tapak IV.3.3. Analisa Orientasi Tapak Tujuan : Untuk menentukan arah bagi perpustakaan agar mudah terlihat dengan pertimbangan pencapaian dan peraturan kawasan agar mendukung aktifitas dan fungsi perpustakaan itu sendiri, terutama sesuai dengan topik dan tema. Kriteria-kriteria pemilihan yang mempengaruhi orientasi : 1. View yang menarik 2. Interaksi kegiatan di dalam dan diluar tapak 102

23 3. Pertimbangan terhadap perancangan kota yang membuat bangunan ini menjadi penanda bagi lingkungan sekitar QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. gambar 19 : analisa untuk orientasi bangunan IV.3.4. Analisa Penataan Ruang Luar Tujuan penataan ruang luar adalah untuk mewujudkan suatu suasana atau kesan yang mendukung kegiatan dan kebutuhan yang ada dalam bangunan, penataan ruang luar ini terbagi atas dua, yaitu : A. Ruang Luar Aktif Merupakan ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan aktif manusia didalamnya, antara lain tempat duduk, pedestrian, sirkulasi kendaraan, plaza dengan aktifitas tertentu. Dalam perencanaany, ruang luar yang ada dimanfaatkan untuk : 1. Parkir, jalur sirkulasi kendaraan, pedestrian, plaza, dan taman 2. Untuk mencukupi kebutuhan parkir, maka dibuat basement, dengan sistem parkir 90 0 dengan pertimbangan sebagai berikut : 3. Plaza dan pedestrian digunakan untuk kenyamanan sirkulasi pejalan kaki, yang ingin mendapat ruang dalam dan luar atau sebaliknya dab harus 103

24 dibuat senyaman mungkin. Sebagai ruang transisi antara ruang luar bangunan, juga dapat digunakan sebagai ruang duduk-duduk. 4. Taman dibuat sebagai penghijauan, sebagian juga dpaat digunakan untuk mereduksi bising baik dari sirkulasi sekitar tapak maupun kebisingan dari sekeliling tapak. 5. Sculpture digunakan untuk memberikan suasana estetik terhadap bangunan tersebut. 6. Adanya taman yang akan digunakan sebagai ruang baca alternatif yang menyenangkan. B. Ruang luar Pasif Ruang hijau terbuka merupakan ruang luar terbuka yang tidak mengandung kegiatnan manusia, yang memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Membatasi elemen visual yang tidak diinginkan 2. Penyaring polusi udara dan suara yang ditimbulkan lalu lintas kendaraan. 3. Pendukung penampilan bangunan disamping memelihara lingkungan yang bisa dipandang berguna untuk pengalihan pemandangan terhadap aktifitas perpustakaan yang mungkin membosankan. 4. Area penghijauan dan penyerapan air hujan. Penataan yang dilakukan pada ruang luar pasif pada perpustakaan umum ini bisa dilakukan dengan cara: 1. Elemen keras. Pemakaian material berupa perkerasan, atau penambahan ornamen 2. Elemen lunak. Penambahan vegetasi pada tapak, selain sebagai pendukung penampilan bangunan seperti penggunaan : 104

25 i. Pohon-pohon besar sebagai buffer dan pengarah ii. Rumput untuk menutup tanah iii. Tanaman hias sebagai pendukung penampilan landscape. IV.3.1. Zoning Dalam Tapak Zoning dalam tapak ditentukan oleh : 1. sirkulasi dan pencapaian dalam tapak 2. arah orientasi bangunan 3. sifat kegiatan yang ditentukan berdasarkan kebisingan. QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. gambar 20 : zoning tapak Pertimbangan: 1. Publik berada dibagian depan dan sekitar area bangunan untuk memberiakn akses bagi pengunjung untuk menikmati area publik serta menyumbangkan ruang terbuka untuk kota daerah utara tapak digunaka sebagai akses yang bisa menghubungkan sekitar tapak. 2. Semi publik Berisikan ruang-ruang dengan kegiatan khusus agar memiliki akses langsung ke jalan besar 3. Privat 105

26 Diletakkan agak masuk ke dalam tapak dan jauh dari jalan raya untuk mengurangi kebisingan, karena berisikan pelayanan pengunjung seperti ruang baca Diletakkan dibagian belakang, agar mudah dalam pengelolaan dan hubungannya dengan servis. 4. servis diletakkan dibagian belakang, agar langsung berhubungan dengan side enterance atau servis enterance. Diletakkan bagian belakang, karena untuk tidak menutupi dan menggangu tampak dari bangunan utama. IV.2. ANALISA ASPEK BANGUNAN IV.2.1. Sistem Massa Bangunan 1) Analisa Bentuk Massa Bangunan A) Analisa Jenis Massa Bangunan Penerapan jenis massa bangunan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis massa bangunan tunggal dan jenis massa bangunan majemuk. Dan dalam menentukan jenis masa bangunan terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu : 2) Pertimbangan terhadap fungsi bangunan dan tuntunan aktifitas 3) Pertimbangan terhadap kesan visual yang ingin ditampilkan dalam bangunan 4) Pertimbangan terhadap hubungan antar kegiatan. 5) Pertimbangan terhadap konsep dan tema perancangan kota pada bangunan perpustakaan umum di jakarta barat. 106

27 Jenis massa Keuntungan Kerugian Pola massa bangunan tunggal 1. Efesiensi lahan 2. Sirkulasi pencapaian menjadi mudah 3. Pengawasan dan pemeliharaan mudah 4. sifat bangunan terpusat 1. masing-masing 1. Perlu penyelesaian faktor cahaya 2. Perlunya Pemanfaaatan ruang luar yang optimal 1. membutuhkan aktifitas berdiri sendiri 2. membentuk ruang lahan relatif luas yang terbuka yang saling berinteraksi dengan tata 2. kegiatannya menyebar Pola massa bangunan majemuk letak masa. sirkulasi relatif 3. baik untuk faktor lebih luas pengudaraan dan pencahayaan alami 3. mahal dalam perawatan. Tabel 15 : pola masa bangunan Pada perancangan perpustakaan ini dipilih jenis massa bangunan tunggal karena beberapa pertimbangan sebagai berikut: - Memudahkan dalam mengawasi peminjaman buku - Aktivitas yang terpusat pada aktifitas penyerapan informasi/pustaka - Memudahkan dalam pengawasan sirkulasi buku dan pengunjung serta hubungan antar ruang yang baik 107

28 - Mengoptimalkan lahan terbuka hijau dan area publik. B) Analisa Bentuk Dasar Bangunan Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga, yaitu segitiga, segiempat dan lingkaran. Masing-masing bentuk memiliki keunggulan dan kekurangan yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan kesesuaian dan fungsi suatu bangunan, Namun dengan seiring waktu, bentuk dasar bangunan bisa tercipta oleh dalam bentuk yang iregular Terdapat beberapa kriteria dalama menentukan masa bangunan Perpustakan Umum di Jakarta Barat, yaitu : 1. Sesuai dengan topik dan tema: Perpustakaan sebagai bangunan Landmark informasi kota. 2. Kemudahan dan kelancaran sirkulasi 3. Efektif dalam mewadahi koleksi pustaka 4. Efesien dalam pembagian ruang 5. Memiliki kesesuian tapak 6. Menunjukkan karakteristik bangunan publik yang berfungsi sebagai pusat informasi. No Kriteria Alt1 Alt2 Alt3 Alt4 Keterangan 1 Kesesuaian dengan bentuk tapak Alt 4 karena bisa menyesuaikan bnetuk tapak 2 Kesesuaian fungsi Alt 2 Karena ruang didalamnya penyimpanan yang 108

29 modular 3 Orientasi bangunan Alt.4 karena bentuk terhadap lingkungan bisa mengikuti orientasi tapak 4 Mendukung topik dan tema Alt.4 karena akan menimbulkan kekontrasan dengan bangunan laiinya 5 Mendukung fungsi ruang luar dan kegiatan dalam ruang 6 Menunjukkan karakteristik bangunan Alt. 4 karena bisa menyesuaikan dengan ruang luar Alt.4 karena menunjukkan bangunan yang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi nilai Tabel 16 : bentuk dasar bangunan 109

30 C) Analisa Bentuk Masa Bangunan gambar 21 : besar volume grup ruang gambar 22 :perkiraan dasar volume bangunan vertikal Dengan membuat suatu perkiraan dasar grup ruang yang memiliki sifat peruntukan yang sejenis, maka kita bisa meletakkann hubungan-hubungan yang ada, dan memperkirakan volume bangunan secara kasar. D) Analisa Orientasi Masa gambar 23 : penghubung kawasan perumahan gambar 24 : optimalisasi pedestrian perlunya membuat area penghubung kawasan perumahan yang berinteraksi dengan perpustakaan dan tapak. Penghubung pedestrian yang sudah ada sebelumnya, sehingga perlu adanya optimalisasi pedestrian ini. 110

31 gambar 25: orientasi ke dua kampus gambar 26 : jalan utama dan view sebagai orientasi utama adanya 2 kampus besar di kawasan ini sehingga bangunan ini nantinya akan berorientasi ke arah mereka agar mudah terlihat. Jalan utama yang berada di rawabelong serta bentuk tapak yang sudut sebagai orientasi utama bangunan, dan tidak lupa view yang menarik ke arah kota juga menghadap ke arah timur. gambar 27 : perkiraan bentuk dasar bangunan E) Analisa Penampilan bangunan 111

32 gambar 28 : hasil garis yang menghubungkan titik terluar ruang gambar 29 : kulit yang terbentuk bentuk kulit bangunan, diambil dari bentuk dasar bangunan yang berasal dari perletakan dasar kelompok program ruang serta hubungannya. Diambil dari titik titik terluar dari masing masing ruang, kemudian membentuk kulit luar seperti plastik yang membungkus bangunan. Pola Masif dan transparan pada kulit bangunan gambar 30 :kulit yang bisa dijadikan transparant sebagai sumber cahaya gambar 31: kulit masif sebagai penutup bangunan nantinya bangunan ini akan menggunakan kulit yang masif dan transparan tergantung dari jenis ruang dan kebutuhannya terhadap sinar matahari. 112

33 IV.2.2. Analisa Tata Ruang Dalam Terdapat 2 jenis sirkulasi di dalam bangunan, yaitu sirkulasi horizontal dan seirkulasi vertikal. A) Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan Ditinjau dari pelaku kegiatan, ada beberapa analisa : 1. sirkulasi pengunjung, diutamakan dalam ruang penyimpanan koleksi pustaka dan alur peminjaman koleksi pustaka. a. Memperhatikan kejelasan arah b. Sirkulasi mengalir, sehingga ketika orang mencari penomeran dan rak buku menjadi mudah c. Memperhatikan besaran koridor sehingga menjamin kenyaman gerak. d. Sirkulasi antar ruang yang jelas, sehingga pengunjung tau harus mencari ruang yang diinginkan dengan baik 2. Sirkulasi Pengelola. a. Dibuat untuk tidak menggangu sirkulasi pengunjung ketika melakukan kegiatan sesuai pekerjaannya. b. Memudahkan dalam pelayanan terhadap pengunjug, ketika diminta untuk membantu dibagian yang diinginkan pengunjung. Analisa Sirkulasi Horizontal Sirkulasi horizontal dapat dibedakan mejadi 2 tipe yaitu sirkulasi linier dan sikulasi radial. Masing-masing jenis sirkulasi memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu: Sistem Sirkulasi Kriteria 113

34 Sistem linear 1. fleksibel dapat bereaksi dengan bermacam keadan 2. Menunjukkan suatu arah 3. menggambarkan gerak 4.. menghubungkan ruang secara kontinu Sistem Radial 1. Memiliki titik awal dan akhir pertemuan 2. Merupakan sirkulasi linear yang berkembang dari pusat 3. bersifat ekstrovert dan menuju banyak arah Sistem Network 1. memperkuat kesan sudut 2. merupakan jalan pintas untuk mempermudah pencapaian Sistem spiral 1. Bersifat menerus dan tidak berhenti 2. mempunyai titik pusat 3. mempunyai tujuan yang keluar Sistem grid 1. membutuhkan tingkat pelayanan yang tinggi Sistem loop (komposisi) gabungan 1. awal dan akhir pergerakan berada di satu titik 2. bersifat menerus membentuk ruang pusat berbentuk lingkaran 114

35 Tabel 17: Jenis sirkulasi horizontal Berdasarkan analisa di atas, pola sirkulasi yang akan dipakai dalam perancangan perpustakaan ini adalah pola linier menerus dan linear spiral, karena memang sesuai untuk fungsi sebuah bangunan perpustakaan dimana di dalamnya terdapat jajaran rak buku, meja dan kursi yang semuanya harus tertata dengan baik sehingga menghasilkan sirkulai yang optimal. Berikut adalah contoh perpustakaan yang menggunakan pola sirkulasi linear spiral : gambar 32 : Jenis sirkulasi linear spiral (oma) Analisa Sirkulasi Vertikal Teradapat 2 tipe sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan menggunakan lift dan tangga. Kedua sirkulasi tersebut akan di gunakan dalam perancangan perpustakaan ini, berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: A) Lift: - Perkiraan jumlah lantai adalah 8 lantai. - Diperlukan untuk sirkulasi servis yaitu membawa buku-buku baru ke perpustakaan. 115

36 - Sebagai sirkulasi untuk orang-orang cacat, dan memudahkan pencapaian menuju lantai koleksi yang ingin dicapai secara cepat. Lift merupakan sebuah mesin yang bekerja secara vertikal yang bertujuan sebagai alat penghubung antar lantai dalam sebuah bangunan. Lift biasa digunakan pada bangunan di atas 5 lantai karena lebih efektif dalam waktu tempuh apabila dibandingkan dengan sirkulasi lain seperti tangga dan eskalator. Umumnya lift dibedakan menjadi 2 jenis yaitu lift penumpang dan lift barang. Penghitungan perkiraan kebutuhan lift: Diketahui: h = 3,8 m s = 3 m / detik n = 8 lantai m = 20 orang RT = (2h + 4s) (h 1) + s (3m + 4) s = (2. 3, ) (3.8 1) + 3 ( ) 3 = N = L netto x n 0,04 x RT WT = RT 300 x PB x m N = 5469 x 4 x 0,04 x 107,2 = 107,2 300 x 4 x 20 6 = 5,4 ~ 6 lift =

37 Maka kebuthan lift adalah sebanyak 6 unit, ditambah 2 lift barang untuk keperluan area servis. Total adalah 8 lift. Gambar 33 : Tata letak lift B) Tangga: - Sebagai sirkulasi pendukung ketika sirkulasi utama (lift) tidak bekerja. - Sebagai sirkulasi antar lantai, tidak perlu menunggu lift. - Sebagai sirkulasi darurat (tangga darurat). Untuk bangunan kantor dan pusat perbelanjaan (disaumsikan termasuk perpustakaan) yang jumlah lantainya kurang dari enam lantai, penggunaan eskalator untuk naik turun orang sangat dianjurkan. - Sepasang eskalator beralur tunggal cocok untuk luas lantai m 2 - Sepasang eskalator beralur ganda cocok untuk luas lantai m 2 117

38 Gambar 34: Tata letak eskalator Dari beberapa alternatif di atas, yang akan diaplikasikan ke dalam perancangan perpustakaan ini adalah alternatif kedua (tata letak sejajar/alur berputar) karena lebih terarah dan tidak menghabiskan banyak ruang. C) Analisa Sirkulasi Darurat Pendekatan bagi sistem tangga kebakaran pada dasarnya sama, yaitu memberi kemudahan bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat selamat keluar dari bangunan yang terkena musibah. Berikut ini adalah persyaratan tangga kebakaran, khususnya yang terkait dengan kemiringan tangga, jarak pintu dengan anak tangga, tinggi pegangan tangga, dan lebar serta ketinggian anak tangga: Tipikal Tangga Kebakaran 118

39 Gambar 35: Tipikal tangga kebakaran (Sumber: Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta, 2004) D) Analisa Sirkulasi Buku dan Penyimpanannya Dengan Kemajuan teknologi, media pustaka seperti buku, bisa disimpan dalam rak otomatis yang disimpan dan ditata oleh komputer dan robot. Dengan penggunaan metode ini, pengambilan buku oleh pengunjung bisa lebih cepat, dan pengunjung tidak harus mencari ke rak-rak tempat pemyimpanan buku 119

40 QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. Gambar 36 : Diagram sekuensial pengambilan buku otomatis 1. Buku di cari dan dipesan lewat komputer 2. Buku diambil dan ditransfer dengan alat pengirim otomatis 3. Buku diambil oleh pengunjung atau oleh petugas 4. Hal yang sama berlaku untuk mengembalikannya 120

41 IV.2.3. Hubungan Skematik Hubungan Skematik Program Ruang Secara Umum Unit Servis Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Unit Staff Pengelola Unit Pelayanan Pengunjung Hall / Lobby Side Entrance Side Entrance Main Entrance Gambar 37 : hubungan skematik program secara umum Hubungan Skematik Unit Pelayanan Pengunjung 121

42 Servis Toilet R. Slide R. Video R. Microfilm R. Audio R. Koleksi Film R. Baca Terbuka R. Baca Tertutup R. Koleksi Umum R. Koleksi Khusus R. Komputer / Multimedia Katalog R. Koran & Majalah R. Internet / Digital Library R. Peminjaman R. Baca Koran & Majalah R. Kontrol Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Hall / Lobby Unit Staff Pengelola Main Entrance Gambar 38 : hubungan skematik program pengunjung Hubungan Skematik Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung 122

43 Mushola Copy Centre Unit Servis Kios Toko Buku Unit Pelayanan Pengunjung Side Entrance Hall / Lobby Auditorium R. Pameran Hall / Lobby Unit Staff Pengelola Main Entrance Gambar 39 : hubungan skematik pelayanan pengunjung 123

44 Hubungan Skematik Unit Staff Pengelola Unit Servis Toilet Unit Pelayanan Pengunjung R. Staff / Divisi R. Rapat R. Wakil Perpustakaan Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Hall / Lobby R. Kepala Perpustakaan Main Entrance Side Entrance Gambar 40 : hubungan skematik pengelola 124

45 Hubungan Skematik Unit Staff Pengelola Ruang Istirahat Ruang Perawatan Pantry Bongkar Muat Unit Pelayanan Pengunjung Gudang Buku Gudang Buku Sementara Unit Penunjang Pelayanan Pengunjung Hall / Lobby Unit Staff Pengelola Main Entrance Side Entrance Gambar 41 : hubungan skematik staff pengelola 125

46 IV.2.4. Zoning dalam bangunan A) Zoning Kelompok Ruang Besaran Ruang Parkir dan servis 5,364 m2 Ruang Googling 1, m2 Ruang anak-anak ruang simpan 7,228 m2 10,535 m2 ruang penyerapan informasi 7,268 5,815 m2 ruang penunjang 2,425 1,940 m2 ruang pelengkap 2,442 1,953 m2 ruang campur ruang pengelola Total 2,656 m2 1,253 m2 37,659 m2 Total dengan sirkulasi 20% 45,191 Tabel 18 : Pembagian kelompok ruang Gambar 42 : zoning vertikal bangunan 126

47 Zoning menurut kelompok ruang. Dapat terlihat, bahwa pembagian pembagian kelompok ruang dapat terbagi menurut zoning vertikal dah horizontal. Ruang-ruang yang berada diantara zoning tersebut, nantinya akan dipakai sebagai area baca, dan area campur. IV.2.5. Struktur Bangunan A) Struktur Bawah Usulan pondasi untuk bangunan ini adalah : alt Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan 1 Pondasi dangkal: 1. Pondasi lajur 2. Pondasi Setempat - pelaksanaanya mudah -tidak membutuhkan peralatan khusus -tidak menimbulkan getaran -hanya untuk bangunan sampai bertingkat 4 2 Pondasi tiang pancang -Pekerjannya cepat -Kemampuan dalam menahan gaya vertikal -banyak terjadi sambungan, sehingga berbahaya bila Pondasi bored pile -tidak menimbulkan getaran -diameternya lebih besar, sehingga daya dukung tiap tiang jauh lebihh besar sambungan tidak dikerjakan secara teliti -bunyi pekerjaan yang bising -pekerjaannya lama -biaya yang lebih besar -perlu diperhatikan bila air tanah tinggi, karena 127

48 -cocok untuk segala jenis tanah berbahaya ketika Pondasi rakit -memiliki kelebihan dalam menahan gempa -ruang pada pondasi bisa dibuat sebagai basement -pelaksanaan tidak bising Tabel 19 : Jenis-jenis pondasi pengecoran -boros dalam pemakaian bahan -pelaksaan sulit -pemakaian bahan boros. Dari perbandingan diatas, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang, karena kemampuannya menahan gaya vertikal. B) Struktur Atas Bangunan perpustakaan daerah jakarta barat ini adalah bangunan bermasa tunggal dengan bentuk organik, dalam kategorinya termasuk bangunan tingkat menengah. Oleh karena itu sistem struktur yang mungkin dipakai adalah supesturktur yang terdiri dari rangka baja dan diisi dengan rangka kolom dan balok untuk memikul plat lantai dengan modul 9 x 12 m. Rangka mullion akan membungkus kulit bangunan dipegang dengan sebuah sambungan yang akan di ikat ke plat atau balok bangunan kemudian ditutup dengan kaca, panel surya, dan cladding sekaligus akan menopang berat dari beban struktur didalamnya. Panel dan modul bentuk baja akan membentuk satu motif yang menandakan kekhasan Jakarta barat sehingga menjadi bentuk yang unik sebagai landmark di jakarta barat. 128

49 Gambar 43 : contoh pemakaian rangka baja sbagai kulit bangunan (herzog & de meuron) IV.2.6. Material A) Material Struktur a. Material struktur kulit bangunan adalah mullion dengan pelapis anti kebakaran, sehingga dapat menopang beban lantai dan lebih ringan. b. Struktur untuk menahan lantai dibantu oleh kolom dan plat bondeks cor beton yang menggunakan bahan beton bertulang. B) Material Lainnya: a. Untuk mendukung fungsi bangunan sebagai perpustakaan maka, sebagian besar bangunan ditutup dengan mesh glass untuk meredam panas dan cahaya terik di area ruang baca. 129

50 Gambar 44 : contoh pemakaian mesh glass untuk meredam panas matahari b. Sebagai bangunan yang menyediakan informasi bagi masyarkat, maka beberapa bagian dari tampak bangunan akan ditutup dengan led sehingga bangunan nantinya juga bisa menjadi media informasi. Gambar 45 : Contoh pemakaian led sehingga kulit bangunan bisa menjadi Media informasi. c. Solar Panel, akan tersebar di kulit bangunan, sehingga bisa menjad penghasil energi, melihat potensi tapak yang terkena sinar matahari cukup lama sepanjang tahun. Solar panel ini akan berseling dengan kaca sehingga terlihat sebagai satu kesatuan pattern/motif di fasade bangunan. 130

51 IV.2.7. Sistem Utilitas Utilitas bangunan merupakan salah satu faktor keamanan dan kenyamanan dalam kelangsungan kegiatan di dalam bangunan. Oleh karena itu harus memperhatikan beberapa pertimbangan, yaitu adanya kenyamanan pada pengguna atas temperatur suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan akan bahaya kebakaran serta kriminalitas. Yang juga harus diperhatikan adalah kemudahan pemasangan dan pemeliharaan utilitas tersebut. Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan jalur distribusi jaringan utilitas, baik pada arah vertikal yang berdampak pada rancangan denah bangunan, maupun pada arah horizontal yang berdampak pada potongan bangunan. Berikut ini adalah alternatif jalur sirkulasi utilitas bangunan: Gambar 46 : Jalur sirkulasi utilitas Dari alternatif jalur sirkulasi di atas, yang akan digunakan dalam perancangan perpustakaan ini adalah pada jalur sirkulasi secara horizontal dan pada inti bangunan secara vertikal. hal tersebut dikarenakan saluran utilitas menjadi terpusat sehingga mudah perawatannnya. A) Air 131

52 a. Sistem distribusi air bersih keterangan sumber - PDAM Jakarta - Sumur bor (cadangan) - Recycling water Penyimpanan - Tangki utama (Reservoir bawah) - Tangki sekunder (Reservoir atas) Penyaluran - mengggunakan jaringan pipa keseluruh bangunan - letak pemipaan : vertikal : disalurkan lewat shaft plumbing Horizontal : melalui plafon Pemakaian Untuk ruang-ruang servis seperti toilet, dapur, tempat wudhu, dan lain sebagainya Tabel 20 : sistem distribusi air Sistem penyalurannya dinamakan Down Feed Distribution dimana keuntungannya adalah: hanya perlu satu pompa bila reservoir atas kosong, dan bila listrik mati, air keran tetap dapat mengalir karena tekanan gravitasi. Gambar 46 : Diagram air bersih 132

53 b. Sistem pembuangan air kotor Pembuangan air kotor menyangkut pembuangan air kotor padat dan air kotor cair. Air kotor yang terbuang akan masuk kedalam tempat penglahan limbah, dan kemudian akan dipakai kembali. Hal ini dilakukan guna menningkatkan efesiensi penggunaan air dalam bangunan. Air kotor dari air hujan, juga sebisa mungkin ditampung agar bisa diolah dan digunakan kembali ke dalam bangunan. Gambar 47 : Diagram air kotor B) Listrik Sumber daya listrik berasal dari PLN dengan penurunan tegangan di trafo dan didistribusikan melalui panel utama dan sub panel. Tersedia sarana genset untuk pengganti tenaga listrik dalam keadaan darurat. Gambar 48 : Diagram Listrik 133

54 C) Pencahayaan Standar Pencahayaan menurut Suwana, 2006 adalah : 1. Area Baca (majalah dan surat kabar) : lux 2. Meja Baca (ruang baca umum) : 300 lux 3. Meja Baca (ruang baca rujukan) : 700 lux 4. Area Sirkulasi : lux 5. Area Pengolahan : 400 lux 6. Areal Closed Access : 100 lux 7. Area Koleksi Buku : lux 8. Area Kerja : lux 9. Area Pandang Dengar : 100 lux 10. R. Boiler : 200 lux 11. R. Genset : 200 lux 12. R. AHU : 100 lux 13. R. Pompa : 100 lux 14. R. Operator PABX : 200 lux 15. Gudang : 50 lux 16. Tanda pintu darurat / keluar : 50 lux Pencahayaan dalam bangunan perpustakaan ada dua macam menurut sumbernya, yaitu : 1) Pencahayaan alami Lokasi yang berada di daerah beriklim tropis dengan mendapat sinar matahari yang sangat baik sudah seharusnya dimanfaatkan untuk penghematan energi. Pada siang hari sinar matahari diupayakan sebisa mungkin masuk ke seluruh ruangan dengan tetap 134

55 memperhatikan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan sehingga tidak merusak koleksi perpustakaan akibat cahaya yang berlebihan. Mengoptimalkan bukaan terutama dari arah timur, dan mengcover area-area yang tidak memerlukan pencahayaan dengan penyelesaian secara arsitektural. 2) Pencahayaan buatan (artifisial) Pencahayaan buatan merupakan salah satu upaya untuk memberikan cahaya masuk ke dalam mata melalui pantulan sehingga manusia dapat melakukan aktivitasnya. Sumber daya untuk penerangan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari PLN padam. Dari data diatas, maka kegiatan-kegiatan dalam ruang yang bisa mendapatkan sinar matahari bisa dikategorikan sebagai berikut : Ruang Cahaya Alami Cahaya Buatan Hall / Lobby Foyer Ruang penitipan barang Ruang peminjaman Ruang katalog digital Ruang Koleksi Umum Ruang Baca Umum Ruang Koleksi Khusus Ruang Baca Khusus Ruang koran dan majalah Ruang baca koran & majalah Ruang komputer Ruang Internet 135

56 Ruang koleksi film (CD & DVD) Ruang Mikrofilm Ruang Audio / Video Ruang penyimpanan slide Toilet Auditorium Ruang pameran Toko buku Copy centre Cafe Kios MusholaToilet Toilet Gudang buku sementara Gudang buku Bongkar muat Ruang Perawatan Ruang Istirahat Pantry R. Pengelola Bid. Pengadaan R. Pengelola Bid. Perencanaan R. Pengelola Bid. Pengolahan R. Pengelola Bid. Kerjasama R. Pengelola Bid. Keuangan R. Pengelola Bid. Administrasi R. Pengelola Bid. Multimedia 136

57 R. Pengelola Bid. Bangunan Ruang Rapat Pengelola Tabel 21 : Pencahayaan dalam ruang PERHITUNGAN DAYA LISTRIK tower 30 watt x luas lantai x jumlah lantai watt KW basement 30 watt x luas lantai x jumlah lantai watt 756 KW AC 1.12 KW x total TR KW Alarm 5 watt per m watt KW Pompa daya pompa ; Ht = 1.3 * h * n m c (daya dukung pompa) 2 Q (kapasitas air per hari) waktu guna air 480 menit n 0.65 Qh maks

58 P (0.613x1.2xqh maks*ht)/n KW Total Energi bangunan KW Tabel 22 : Energi Listrik yang dikeluarkan D) Penghawaan 3) Analisa Sistem Penghawaan Terbagi menjadi dua macam sistem penghawaan yaitu alami dan buatan. Fungsi dari tata udara sendiri adalah untuk mempertahankan suhu dan kelembapan dalam ruangan dan kemudian terciptanya kenyamanan di dalam bangunan. Penghawaan atau tata udara alami mengharuskan bangunan banyak memberikan bukaan sehingga udara dapat mengalir dengan baik, dengan konsekuensi ruang dalam bangunan cepat kotor akibat debu yang ikut masuk. Sedangkan penghawaan atau tata udara buatan adalah mempertahankan suhu dan kelembapan di dalam ruangan dengan cara menyerap panas yang ada di dalam ruangan tersebut menggantinya dengan udara dengan suhu yang memberikan kenyamanan. 138

59 Dua macam sistem penghawaan, yaitu: No Jenis Penghawaan Keterangan 1 Penghawaan Alami Pemanfaatan udara alami yang ada di luar. Dengan memberikan bukaan yang cukup sehingga udara luar bisa masuk, maka udara di dalam yang kotor bisa tergantikan secara terus menerus. Dengan sistem void, udara mengalir dari tiap-tiap ruang menuju ke satu sirkulasi utama yang berada di void utama. 2 Penghawaan buatan bangunan ini tidak bisa sepenuhnya bergantung pada udara alami. Diperlukan penghawaan buatan untuk tetap menjaga tempratur udara di dalam bangunan sehingga tercipta kenyaman bagi pengunjung dan keamanan bagi koleksi karena dengan penghawaan udara yang tepat maka keawetan koleksi akan terjaga dengan baik. Tabel 23 : Skema pertukaran udara 139

60 Dari skema diatas dapat disimpulkan bahwa tetap diperlukan ventilasi alami untuk memasukkan udara segar agar proses penghawaan buatan dapat berjalan dengan baik. Penghawaan buatan sendiri terdiri dari berbagai jenis, di Indonesia yang beriklim tropis menggunakan mesin pendingin atau yang biasa disebut Air conditioner (AC). Saat ini terdapat 3 jenis AC yang umum digunakan di dalam bangunan, yaitu: No Jenis AC Keterangan 1 AC Split Untuk jenis AC Split dengan kapasitas yang besar, unit dalam ruang dapat terdiri lebih dari satu unit (multi split) sedang unit ruang luarnya tetap satu. Unit dalam ruang mempunyai berbagai alternatif pemasangan: di dinding, langit-langit, dan lantai, ada pula yang dipasang pada langit-langit di tengah ruangan. 2 Package Unit Berbeda dengan AC Split, package unit hanya bisa di letakkan di salah satu sisi atau sudut ruangan yang terkadang dihubungkan dengan saluran udara (duckting). Sistem ini juga terkadang mempunyai dua unit terpisah (seperti model AC Split). Unit luar terdiri dari kondensor, kompresor, dan kipas udara. Sedangkan unit dalam terdiri dari kumparan pendingin (Evaporator), saringan udara, filter dan panel kontrol. 140

61 3 AC Central Berbeda dengan kedua sistem di atas yang merupakan sistem tata udara langsung, dalam sistem ini refrigeran yang digunakan bukan freon tetapi air es (chiller) dengan suhu sekitar 5 o C. Air es dihasilkan dalam chiller. Sistem ini dikenal sebagai sistem tata udara terpusat (Central Air Conditioner System). Sistem ini biasa digunakan pada bangunan umum seperti kantor dan pusat perbelanjaan. Terdiri dari satu mesin utama yang kemudian disalurkan ke setiap ruangan melalui saluran udara (duckting) dengan tingkat suhu udara yang diatur dari pusat. Tabel 24 : jenis jenis penghawaan buatan Dengan sistem penghawaan buatan, kita dapat mengatur sendiri seberapa besar temperatur yang kita perlukan, daerah nyaman thermal bagi manusia dapat dilihat pada temperatur tertentu, yaitu: - Rentang temperatur antara 24 o C 28 o C - Kelembapan (RH) antara 40 o C 60 o C - Aliran Udara (Air Velacity) : 0 0,20 m/dtk. Tingkat pengkondisian ruangan yang diinginkan dalam bangunan perpustakaan guna menjaga kualitas koleksi adalah sebagai berikut: 1. Temperatur 22 o C 24 o C untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja. 2. Temperatur 20 o C untuk ruang komputer. 3. Kelembapan % 141

62 (Sumber: Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Aerlangga, Jakarta, 2004) (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi edisi ke 3,Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta 2004) Berikut ini adalah tabel pengelompokkan program yang menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan. Ruang Penghawaan Alami Penghawaan Buatan Hall / Lobby Foyer Ruang penitipan barang Ruang peminjaman Ruang katalog digital Ruang Koleksi Umum Ruang Koleksi Khusus Ruang Baca Umum Ruang Baca Khusus Ruang koran dan majalah Ruang baca koran & majalah Ruang komputer Ruang Internet Ruang koleksi film (CD & DVD) Ruang Mikrofilm Ruang Audio / Video Ruang penyimpanan slide 142

63 Toilet Auditorium Ruang pameran Toko buku Copy centre Cafe Kios MusholaToilet Toilet Gudang buku sementara Gudang buku Bongkar muat Ruang Perawatan Ruang Istirahat Pantry R. Pengelola Bid. Pengadaan R. Pengelola Bid. Perencanaan R. Pengelola Bid. Pengolahan R. Pengelola Bid. Kerjasama R. Pengelola Bid. Keuangan R. Pengelola Bid. Administrasi R. Pengelola Bid. Multimedia 143

64 R. Pengelola Bid. Bangunan Ruang Rapat Pengelola Tabel 25 : Pengelompokkan pencahayaan pada program ruang TATA UDARA Luas ruangan Yang membutuhkan AC L. lantai tipikal x jmlh lantai tangga darurat volume ruangan L. lantai tipikal x tinggi ruang kebutuhan AC untuk 100 m2 per 2 TR (2 TR X volume ruang) / BTU ( TR x 12000) Total Seluruh Bangunan BTU x jumlah lantai Tabel 26 : Kebutuhan tata udara E) Keamanan Berdasarkan keamanannya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamankan sebuah bangunan perpustakaan : A. Pengamanan Terhadap Pencuri 144

65 Untuk menghindari pencuri, maka pintu-pintu masuk yan terbatas dan mudah dikontrol, display khusus untuk koleksi pustaka langka, penggunaan CCTV untuk mengontrol aktifitas pengunjung, dan sistem alarm, sistem electronic ID untuk ruangruang pengelola. B. Pengamanan Terhadap Pengrusakan Untuk menghindari pengrusakan maka diciptakan penataan landscape dengan pemagaran, dan lampu-lampu, pembentukan zona-zona tertutup, terbatas, dan terbuka. C. Pengamanan Terhadap Kebakaran Dalam mengamankan dari bahaya kebakaran, terdapat dua cara yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Pencegahan aktif : No Alat Luas Pelayanan Keterangan 1. Fire Hydrant Jarak max 30 m. Luas layanan 800 Ditempatkan pada koridor dan tempat yang mudah dicapai m 2 2 Fire Estinguisher Jarak max 25 m. Luas layanan 200 m 2 3 Sprinkler Jarak max 6-9 m. Layanan 25 m 2 Ditempatkan di daerah umum seperti dapur, bengkel, dan laboratorium Digunakan pada penanggulangan kebakaran pada tingkat awal yang bekerja otomatis pada suhu

66 160 0 F 4 Heat dan Smoke Detector Luas layanan 75 m 2 Digunakan dengan alarm untuk mendeteksi sendiri adanya kebakaran 5 Pylar Hydrant Jarak max 30 m Ditempatkan pada halaman yang mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran. 6 Fire Alarm dan Cell Box Diletakkan pada tempat yang strategis, jelas, mudah dicapai umum untuk memberitahuakan kepada petugas bila sewaktu waktu terjadi kebakaran Tabel 27 : Pencegahan kebakaran aktif 2. Pencegahan Pasif : No Alat Keterangan 1 Tangga Kebakaran Jarak dari tiap titik max 25 m, dilengkapi dengan blower, lebar tangga minimal 1.2 m. Dilengkapi pula dengan pintu tahan api selama 2 jam dengan lebar 90 cm 2 Koridor Lebar minimal koridor 1,8 m 146

67 3 Sumber Listrik Cadangan Bekerja secara otomatis pada saat sumber listrik mati, melayani lampu-lampu darurat dan pompa hidrant 4 Pintu tahan Api Pintu-pintu ditempatkan pada ruangan-ruangan beresiko tinggi sehingga ruangan tersebut dapat terisolasi bila ada kebakaran. 5 Penerangan Darurat Lampu petunjuk pada pintu darurat, tangga kebakaran, koridor dan arah jalur evakuasi darurat. Tabel 28 : pencegahan kebakaran pasif Tangga dan Lift Kebakaran Gambar 47 : Tangga dan lift kebakaran Jarak Aman Hidran Halaman 147

68 Gambar 48 : Jarak aman hidrant halaman Kebakaran merupakan salah satu musibah yang sering terjadi pada sebuah bangunan, biasa terjadi akibat kelalaian manusia maupun kesalahan teknis. Proteksi kebakaran pada bangunan perpustakaan berbeda dengan bangunan umum lainnya, karena di dalamnya menyimpan ribuan buku yang akan rusak bila terkena air dari sprinkler apabila kebakaran terjadi. Oleh karena itu pada area-area khusus menggunakan gas khusus (Holon) untuk mematikan api pada saat kebakaran Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai dan atap untuk dapat menahan api di dalam bangunan atau kompartemen. Dengan demikian, setiap komponen bangunan, dinding, lantai kolom dan balok harus dapat tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun bangunan dalam keadaan terbakar. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menjadikan baja tahan terhadap api: 148

69 Gambar 49 : Tahapan baja tahan api HIDRAN Tower n hidran = (2 X luas tipikal )/ buah jumlah keseluruhan buah Basement n hidran = (2 X luas tipikal )/ buah jumlah keseluruhan 63 buah buah SPRINKLER Tower L denah Tipikal / buah keseluruhan lantai Basement L denah tipikal / buah 149

70 Keseluruhan Lantai buah Tabel 29 : Jumlah Hidran dan sprinkler yang dibutuhkan D. Pengamanan terhadap Koleksi pustaka Pengamanan terhadap koleksi pustaka dirasa penting, sehingga koleksi pustaka ini harus dijaga keawetannya dengan cara: a. membungkus koleksi dengan hardcover atau penutup lain yang juga bisa digunakan sesuai modul penyimpanan rak robotic b. Memberikan setiap koleksi dengan anti theft alarm system sehingga ketika koleksi yang belum terdaftar pinjam akan mengaktifasi alarm di dalam bangunan ketika dibawa keluar. Gambar 50 : Labeling koleksi pustaka dengan sensor anti maling 150

71 Gambar 51 : Metode sensor Anti maling dalam perpustakaan E. Pengamanan terhadap Petir Penangkal petir adalah penghantar-penghantar di atas atap berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar. Tiang-tiang dari logam dan logam lainnya dapat dimanfaatkan sebagai penangkal petir. Penangkal petir biasanya terdiri dari tiang pendek (finial) dan kepala penangkap petir (air termination). Filial adalah penangkap petir batang pendek yang biasa dipasang pada bangunan atap datar yang menggunakan instalasi penangkal petir sistem kurungan Faraday. 151

72 Gambar 52 : Pusat menara penangkal petir Ada dua jenis penangkal petir yang umum digunakan yaitu a. Penangkal Petir Sistem Thomas Sistem Thomas mempunyai jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya. b. Penangkal Petir Sistem Prevectron Mirip dengan Sistem Thomas, dengan areal perlindungan yang berbentuk paraboloid. Dari analisa sistem penangkal petir di atas, yang akan diterapkan pada perancangan perpustakaan ini adalah Sistem Thomas, karena sistem ini memiliki jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas. 152

73 F) Telekomunikasi Jenis Telekomunikasi 1. Komunikasi dari luar bangunan (ekstern) Telepon jaringan perumahan Telepon umum Keterangan 2. Telex, PABX, dan Internet Untuk internet dan hubungan dengan keperluan faksimili dan internet 3. Intercon Untuk komunikasi antar ruangg bisa dalam bentuk telepon antar ruang 4. Loudspeaker Berfungsi sebagai pemberitahuan kepada umum Tabel 30 : Jenis telekomunikasi dalam bangunan IV.2.8. Teknologi a) Jaringan Otomasi dan komputer Perpustakaan sekarang harus mengantisipasi perubahan teknologi terhadap bahan media pustaka yang nantinya akan disimpan, dan bagaimana perpustakaan dapat mengantisipasinya. Untuk menjawab kebutuhan ini maka, perpustakan ini nantinya harus menyediakan sebuah jaringan wifi yang bisa diakses secara bebas untuk para pengunjung, baik untuk mengakses koleksi digital ataupun internet. Sehingga bangunan perpustakaan dibentuk dalam network atau jaringan komputer secara keseluruhan. 153

74 Gambar 53 : Konfigurasi jaringan komputerisasi dalam bangunan b) Tablet Reader Keamanan dan keawetan koleksi juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, salah satu penyelesaiannya adalah dengan meinjamkan setiap pengunjung sebuah komputer tablet yang bisa mengakses internet dan mengakses data digital di perpustakaan. Dengan seiring merangkak naiknya jumlah data digital, maka sebuah tablet yang terhubung dengan fitur yang terbatas diharapkan bisa mengnatisipasi penyalahgunaan data oleh pengunjung, karena menyangkut hak cipta data. Untuk mengkases data publik yang bisa di ambil, maka pengunjung ditawarkan untuk mengakses jaringan dengan komputer pribadi atau dengan komputer publik yang disediakan perpustakaan. 154

BAB V KONSEP. perencanaan Perpustakaan Umum Daerah di Jakarta Barat adalah :

BAB V KONSEP. perencanaan Perpustakaan Umum Daerah di Jakarta Barat adalah : BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengn permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Perpustakaan Umum Daerah di Jakarta Barat adalah : membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730 Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit Jumlah Kios = 90 bh (rata-rata memiliki karyawan 2 orang) Jumlah Los (grosir) = 230 bh (rata-rata memiliki karyawan 1 orang) Total = (90x3) + (230x2) = 730 orang Prosentase

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

A. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan. Ditinjau dari perilaku kegiatan, ada beberapa analisa : gerbang menuju ke ruang kamar tidur penghuni

A. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan. Ditinjau dari perilaku kegiatan, ada beberapa analisa : gerbang menuju ke ruang kamar tidur penghuni IV.3.2. Analisa Tata Ruang Dalam vertikal Terdapat 2 jenis sirkulasi di dalam bangunan, yaitu sirkulasi horizontal dan sirkulasi A. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan Ditinjau dari perilaku kegiatan, ada

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA. Analisa sirkulasi pengguna sebagai pengguna layanan dan fasilitas ditempat :

BAB IV. ANALISA. Analisa sirkulasi pengguna sebagai pengguna layanan dan fasilitas ditempat : BAB IV. ANALISA IV.1. Analisis Aspek Manusia IV.1.1. Pelaku Kegiatan dan Urutan Kegiatan Analisa sirkulasi pengguna sebagai pengguna layanan dan fasilitas ditempat : IN OUT RESEPSIONIS PENITIPAN BARANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci