BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Transkripsi

1 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARGA Bab ini berisi tentang waktu, lokasi, dan bagaimana kunjungan dilakukan, dan mengulas kendala dalam pelaksanaan serta hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan kunjungan keluarga dampingan berisi tentang waktu, lokasi, dan bagaimana kunjungan dilakukan Waktu Pelaksanaan Waktu yang digunakan untuk kegiatan kunjungan KK dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa, yaitu minimal 15 kali dalam sebulan atau setara dengan 90 jam kegiatan. Dalam hal ini, penulis melakukan kunjungan sebanyak total 17 kali dengan jumlah kunjungan seminggu yaitu 3 sampai 4 kali. Kunjungan biasanya dilakukan selama 4 sampai 5 jam, pada pukul Wita sampai dengan Wita. Kunjungan pertama dilakukan dengan fokus untuk perkenalan diri serta pendekatan, serta kunjungan terakhir dilakukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan. Detail waktu kunjungan kepada keluarga dampingan sesuai dengan yang tercantum pada Bab III Tabel Lokasi Pelaksanaan Lokasi pelaksanaan kunjungan KK dampingan yaitu di Banjar Buangga, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Lokasi keluarga dampingan mudah diakses dan dicapai, sehingga janji waktu yang dilakukan pada hari sebelumnya tidak pernah teringkari. Lokasi keluarga dampingan juga dekat dengan posko KKN PPM Desa

2 Getasan, dengan waktu tempuh sekitar 3 menit. Selain itu, berkaitan dengan hubungan lokasi KK dampingan dengan rumah penduduk, lokasi keluarga dampingan yang dekat dengan rumah warga lainnya menyebabkan KK Dampingan tidak pernah kesulitan dalam mendapatkan kebutuhan dadakan, seperti mendapatkan pertolongan kesehatan saat sakit Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pendampingan keluarga dilakukan dengan tatap muka dua arah, bukan melalui hubungan tidak langsung seperti telepon. Berkaitan dengan cara mendapatkan data, wawancara terhadap Ni Nyoman Kiken serta keluarganya merupakan cara untuk mendapatkan informasi terkait dengan profil keluarga dampingan dan masalah yang dialami. Komunikasi terapeutik diterapkan untuk menciptakan suasana keterbukaan dan kenyamanan KK dampingan dalam berkomunikasi dengan penulis. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Bali Kapara. Selain itu, penulis juga menerapkan metode mendengarkan aktif dan mengikuti alur yang diinginkan Ni Nyoman Kiken terutama ketika bercerita dan mengungkapkan masalahnya. Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa telah tercipta kedekatan dan rasa percaya Ni Nyoman Kiken terhadap penulis pada hari pertama kunjungan serta ditunjukkannya sikap membutuhkan melalui pengungkapan Ni Nyoman Kiken bahwa beliau ingin penulis untuk tetap mengunjunginya di hari berikutnya. 4.2 Hasil Pendampingan Keluarga Hasil kegiatan didapatkan dari evaluasi yang dilakukan pada hari terakhir kunjungan ke keluarga dampingan. Hasil kegiatan dievaluasi dari masalah yang dialami oleh Ni Nyoman Kiken, di antaranya masalah kesehatan fisik, kesehatan psikologis, dan masalah ekonomi. Adapun hasil dari kegiatan pendampingan keluarga yang dilakukan oleh penulis, antara lain:

3 4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan Fisik Masalah kesehatan fisik yang dialami oleh Ni Nyoman Kiken adalah adanya nyeri pinggang menjalar hingga kaki yang dirasakan sebagai akibat dari kejadian jatuh yang dialami beberapa bulan lalu. Setelah dilakukan 4 kali pengurutan dengan minyak urut dalam 4 minggu, didapatkan hasil bahwa skala nyeri yang dirasakan Ni Nyoman Kiken. Ni Nyoman Kiken menyatakan bahwa tepat setelah dilakukan pengurutan, efek hangat yang ditimbulkan menyebabkan nyeri berkurang. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan Ni Nyoman Kiken dapat mengubah posisi kaki dari posisi lurus menjadi posisi menggantung ke bawah dengan sesekali berjalan ke arah dapur dibantu dengan tongkat. Gambar. Penulis memijat (massage) ekstremitas atas dan bawah Ni Nyoman Kiken Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan Psikologis Masalah psikologis yang dialami oleh Ni Nyoman KIiken adalah kesepian yang dirasakan. Meskipun di satu pekarangan rumah terdapat 2 KK lainnya serta terdapat menantu yang tinggal bersamanya, akan tetapi kesibukan masing-masing menyebabkan jarangnya komunikasi yang dilakukan kepada Ni Nyoman Kiken. Cara menangani kesepian yang dirasakan oleh Ni Nyoman dilakukan dengan cara mengobrol dan menemani serta mendengarkan cerita yang diutarakan oleh Ni Nyoman

4 Kiken. Selain itu, penulis juga mengajak Ni Nyoman Kiken untuk menonton video tari Bali karena Ni Nyoman Kiken sempat menyebutkan bahwa senang dan bisa menari Bali. Hasil yang didapatkan dari penatalaksanaan kesepian yang dirasakan oleh Ni Nyoman Kiken yaitu Ni Nyoman Kiken dapat merasakan kesepiannya berkurang. Hal tersebut dinyatakan sendiri oleh Ni Nyoman Kiken. Selain itu, Ni Nyoman Kiken juga selalu meminta kepada penulis untuk datang kembali dan menemani Ni Nyoman Kiken, sehingga beliau tidak merasa sendiri. Gambar. Penulis membantu Ni Nyoman Kiken mengenakan pakaian Gambar. Foto bersama penulis dengan Ni Nyoman Kiken untuk menghibur Ni Nyoman Kiken

5 4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi Masalah ekonomi muncul karena tulang punggung keluarga yang awalnya terdapat pada anak laki-laki di Ni Nyoman Kiken kini berpindah kepada menantu Ni Nyoman Kiken, sepeninggal anak lakilakinya. Hal tersebut menyebabkan biaya kebutuhan sehari-hari yang tidak berubah dibarengi dengan pemasukan keuangan keluarga yang berkurang pada akhirnya mengakibatkan tidak adanya tabungan yang bisa dilakukan untuk kebutuhan mendadak seperti kebutuhan terhadap biaya kesehatan. Dalan hal ini, penulis menyarankan agar uang yang disimpan diusahakan jangan berasal dari pendapatan sehari-hari, akan tetapi dari kiriman uang yang dilakukan oleh anak cucunya di luar Desa Getasan. Hasil yang didapatkan dari pemberian solusi terkait masalah ini yaitu Ni Nyoman Kiken dan menantunya menyatakan setuju terhadap saran penulis. Namun, menantu juga ikut memberi saran bahwa apabila memang terdapat uang lebih dari pendapatan sehari-hari, maka akan dilakukan penabungan. Gambar. Pemberian Sembako, Pakaian, dan Album Foto sebagai Bantuan Ekonomi dan Kenang-Kenangan

6 Gambar. Penulis Menemani Ni Nyoman Kiken Sambil Membawakan dan Menyuapi Bubur 4.3 Kendala Pendampingan Keluarga Pada saat melakukan kunjungan pertama hingga terakhir, kesulitan yang dirasakan oleh penulis pada awalnya adalah saat melakukan komunikasi dengan Ni Nyoman Kiken. Hal tersebut diakibatkan oleh gangguan pendengaran yang menyebabkan penulis harus mengulang-ulang pembicaraan serta meningkatkan volume suara agar terdengar jelas oleh Ni Nyoman Kiken. Namun, pada hari selanjutnya, penulis dapat menemukan solusi dalam mengatasi kendala tersebut. Cara yang dilakukan yaitu dengan berbicara di sebelah telinga Ni Nyoman Kiken sambil memberikan gerakan-gerakan sederhana yang menggambarkan topik yang sedang dibicarakan. Hal tersebut menyebabkan Ni Nyoman Kiken mengerti yang dikatakan oleh penulis. Indikator keberhasilan dinilai melalui wawancara dengan Ni Nyoman Kiken yang mengatakan bahwa baru kali ini ada mahasiswa yang bisa berbicara dengannya. Selain itu, Ni Nyoman Kiken juga mengatakan bahwa merasa penulis tidak membatasi diri dengan Ni Nyoman Kiken, apalagi merasa tidak nyaman saat berbincang-bincang dalam jarak dekat dengan Ni Nyoman Kiken.