BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai representasi ketidakadilan gender dalam kumpulan cerpen Saia karya Djenar Maesa Ayu (analisis wacana kritis Sara Mills). Analisis wacana feminis menggunakan teori wacana Sara Mills dan representasi ketidakadilan gender menurut teori M. Fakih. Sara Mills melihat ketidakadilan gender melalui posisi subjek terhadap objek dan posisi pembaca terhadap penulis. Kemudian representasi ketidakadilan gender akan dimunculkan secara utuh melalui teori M. Fakih beserta klasifikasinya. Berikut pembahasan hasil penelitian selengkapnya. 9. Posisi Subjek Terhadap Objek Pada pengaruh posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Pertama, tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) terhadap pihak yang didefinisikan dan digambarkan kehadirannya oleh pihak lain. Pada sebagian besar cerpen, tokoh utama muncul sebagai subjek yang bercerita hadir sekaligus sebagai objek yang diceritakan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (6) Akan kita apakan calon bayi ini? Kita masih terlalu muda, kata ayahnya. Saya akan menjaganya. (PSTO/A/01) 38

2 Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan muda yang memiliki janin di luar pernikahan menceritakan sendiri apa yang dialami melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh ayahnya atau ayah dari anak yang dikandung tokoh saya, posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan oleh tokoh ayahnya yang tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. (7)Angka yang menyala di dinding elevator mengingatkan Nayla akan usia laki-laki yang diperkenalkan kedua orangtuanya. Masih muda tapi sudah siap menikah. Dari keluarga baik-baik dan terhormat pula, begitu kata mereka. (PSTO/NDL/01) Kemudian data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul Nol-Dream Land. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang diperkenalkan kepada laki-laki pilihan keluarganya, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh orangtuanya atau orangtua dari Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat aktif ketika mendeskripsikan laki-laki yang dijodohkan dengan tokoh 39

3 Nayla. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh tokoh orangtuanya yang memaksakan pernikahan dengan laki-laki yang tidak dicintai tokoh Nayla. (8)Ia cuman bisa menangis. Saat laki-laki yang dicintainya menelanjangi dengan paksa. Melakukan hal yang sama sekali Nayla tak suka atas tubuhnya. (PSTO/FD/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang diperkosa oleh kekasihnya sendiri, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh laki-laki yang dicintai oleh tokoh Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh tokoh laki-laki yang dicintainya dan melakukan pemerkosaan. (9)Saya malas ketemu Ibu dan Ayah. Setiap bersama, selalu saja mereka saling melempar amarah. Dan kalau pertengkaran mereka tak selesai, selalu saja ada tindakan saya yang dianggap salah. (PSTO/Sa/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang anak perempuan yang menjadi korban kekerasan oleh kedua orangtuanya sebagai pelampiasan atas kemarahan mereka, melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga 40

4 menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh Ibu dan Ayah yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang mendapat kekerasan maupun psikologis oleh kedua orangtuanya. (10)Saya sudah hafal semuanya luar kepala tanpa perlu membaca naskah lagi. Tapi bagaimana caranya menjelaskan jika saking ingin terlihat sempurna, akhirnya saya mengonsumsi teh herbal malam tadi? (PSTO/QI/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen kedelapan berjudul Qurban Iklan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang menjadi korban penyalahgunaan obat herbal diet yang berakibat sakit pada pencernaannya. Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Posisi tokoh saya sebagai subjek yang bercerita sekaligus objek yang diceritakan menghadirkan kisah permpuan yang mengalami penipuan oleh iklan kecantikan diet dengan teh herbal yang disebabkan tuntutan penampilan fisik yang seringkali diinginkan oleh pihak laki-laki. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang pada akhirnya mengalami ganguan pencernaan akibat penyalahgunaan obat herbal diet. (11)Nayla sama sekali tak memikat.tapi bocah laki-laki di sekitar gang itu menginginkannya dengan teramat sangat. (PSTO/GKA/02) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) 41

5 sekaligus sebagai objek yang diceritakan, tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan muda yang menjadi menjadi pekerja seks komersial sedari usia muda dan mampu memikat anak laki-laki di sekitar lokalisasi tersebut, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh Nayla yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh anak laki-laki yang terpikat oleh tokoh Nayla yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan oleh anak laki-laki yang melakukan pelecehan seksual dengan mengeksploitasinya. (12)Di ruang tunggu Klinik Dokter Kandungan, ia termenung sendirian. (PSTO/AMH/01) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen sebelas berjudul Air Mata Hujan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya merupakan perempuan yang mengalami kehamilan di luar pernikahan tanpa tanggung jawab pihak lakilaki, melalui sudut pandang penceritaan orang ketiga (dia). Tokoh dia yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berdasarkan narasi latar tempat dan suasana yang terdapat temuan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh dia menjadi subjek yang menceritakan dan objek yang diceritakan oleh pengarang. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang tidak mendapat pertanggungjawaban dari pihak laki-laki atas kehamilannya. 42

6 (13)Saya mulai sedikit paham. Ketika suami tidak mengatakan apa pun tapi tidak pulang hingga bermalam-malam. (PSTO/DS/02) Data selanjutnya merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Tokoh yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) sekaligus sebagai objek yang diceritakan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang mulai memahami bahwa suaminya menunjukan tanda-tanda melakukan perselingkuhan, melalui sudut pandang penceritaan orang pertama (aku). Tokoh saya yang selain menduduki posisi subjek juga menduduki posisi objek yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Berbeda dengan tokoh suami yang posisinya disamarkan dan diuntungkan dengan penggunaan kalimat pasif. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang mendapat peminggiran dalam keluarga berbentuk tindakan perselingkuhan oleh tokoh suami. Pengaruh selanjutnya pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Kedua, posisi yang mampu mendefinisikan dirinya sendiri dan mendefinisikan pihak lain dalam sudut pandangnya sendiri terhadap posisi yang tidak bisa menampilkan dirinya dalam teks. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masingmasing. 43

7 (14)Entahlah, ia sinis pada nasibnya, atau pada kami, para lelaki yang memandangnya penuh berahi. (PSTO/MT/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh saya yang merupakan seorang laki-laki bersama sekumpulan laki-laki lain yang sedang memandang penuh birahi kepada seorang perempuan. Tokoh saya atau kami pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Tokoh dia yang tanggapannya dinarasikan tokoh saya menggambarkan respon sinis atas ketidakadilan gender yang dialami akibat kekuasaan laki-laki yang memandangnya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia sebagai perempuan oleh sekumpulan laki-laki yang memandangnya penuh berahi. (15)Dan juga masih ingat betul semua kejadian di dalam rumah Lalu yang terletak di kawasan mentereng. Di tingkat rumah gedongan itu ada sebuah tempat khusus untuk menjemur pakaian berlantai seng. Ibu Lalu senang menghukumnya di sana. Lalu disuruh berdiri seharian tanpa ada yang mengalasi kakinya. (PSTO/DL/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Dan yang merupakan seorang laki-laki yang memiliki sahabat seorang perempuan bernama Lalu yang mengalami kekerasan dalam keluarganya. Tokoh Dan pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya 44

8 tokoh Lalu yang tampak memiliki kehidupan yang baik namun sebenarnya mendapatkan kekerasan dalam keluarga. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Lalu sebagai anak perempuan yang mendapat kekerasan secara fisik maupun psikologis oleh ibunya. (16) Namanya Nayla, tapi orang-orang menjulukinya Gadis Korek Api. Pun bukan karena ia mampu menghadirkan imajinasi yang diinginkan setiap kali menyalakan korek api seperti tokoh Gadis Penjual Korek Api. Tapi justru karena ia mampu membuat para bocah laki-laki berimajinasi. (PSTO/GKA/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan muda yang sudah diperkerjakan sebagai pekerja seks komersial menggunakan media korek api dengan banyak bocah laki-laki yang menginginkannya. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya pada tokoh Nayla yang tidak berdaya dengan pekerjaan sebagai pekerja seks komersial di usianya yang masih belia. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang mendapat pelecehan seksual akibat eksploitasinya sebagai pekerja seks komersial. (17)Sehari-hari Nayla menghabiskan waktu dengan pembantu. Pergi dan pulang ke sekolah dengan sopir yang di pertengahan jalan sering mengajaknya main dadu. Jika Nayla benar menebak angka dadu, ia diperbolehkan melumat permen loli di balik celana sopirnya. Jika Nayla salah menebak angka dadu, ia harus memperbolehkan permen 45

9 loli si sopir dicelupkan ke dalam cokelat di balik celananya. (PSTO/Se/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Nayla yang tanpa sadar menjadi korban pelecahan seksual dari supirnya akibat kurang mendapat perhatian kedua orangtuanya. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek). posisi tokoh Nayla dihadirkan untuk memunculkan perspektif atau sudut pandang pencerita yang dibangun oleh pengarang sebagai seorang anak perempuan yang kurang mendapat perhatian kedua orangtua dan sering ditinggal bersama pembantu dan supir, hingga pada akhirnya menjadi korban pelecehan seksual oleh sang supir. Dikaitkan dengan kehidupan nyata dalam masyarakat modern saat ini, banyak terjadi orang tua yang sama-sama memiliki pekerjaan seringkali lalai akan kewajibannya memperhatikan dan mendidik anak hingga berpotensi terjadinya pelecehan seksual terhadap sang anak. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang mendapat pelecehan seksual akibat kelalaian orangtuanya. (18)Nayla tak pernah mengenal ayah, ia cuma mengenal Ibu. Ibu yang mengerjakan satu demi satu perintah Bapak dan Ibu Pram dengan patuh. Ibu yang tak pernah mengeluh, tak terkecuali saat Bapak Pram di atas tubuhnya mengaduh. (PSTO/KA/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Kulihat Awan. Tokoh pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun pihak lain (posisi objek), yaitu tokoh Ibu yang merupakan pembantu rumah 46

10 tangga hidup menumpang di rumah majikannya bersama sang anak. Tokoh Ibu digambarkan sebagai seorang pembantu rumah tangga yang selalu patuh terhadap majikannya dalam hal pekerjaan maupun diluar pekerjaan, seperti dijelaskan pada kalimat ketiga. Pengarang melalui tokoh Nayla pada posisi subjek mampu mendefinisikan diri sendiri maupun posisi tokoh Ibu dalam ketiga kalimat pasif tersebut hadir dengan narasi melalui kehidupan tokoh Nayla. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Ibu sebagai perempuan yang mendapat pelecehan seksual oleh majikannya. Kemudian pengaruh selanjutnya pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Ketiga, posisi yang menentukan semua pihak yang mempunyai kekuasaan penuh dalam mengabsahkan penyampaian peristiwa kepada pembaca terhadap pihak yang termarjinalisasi oleh kelompok lain yang mempunyai posisi lebih tinggi dengan bias dan prasangkanya. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (19)Saat tak ada satu pun keluarga yang sudi menengok apalagi merawat. Saat berbagai penyakit mulai sering kumat, setelah divonis positif mengidap HIV/AIDS yang menandakan dirinya sedang sekarat. (PSTO/Se/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang 47

11 mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan termarjinalkan oleh masyarakat bahkan keluarganya sendiri. Posisi tokoh Nayla pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Sudut pandang orang ketiga serba tahu bertujuan untuk menggambarkan ideologi atau pandangan hidup tokoh yang mengalami ketidakadilan gender. Seperti halnya tokoh orang tua digambarkan memiliki kecenderungan sikap tidak memiliki kepedulian dan meminggirkan posisi tokoh Nayla dalam keluarga akibat penyakitnya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS yang mengakibatkan marginalisasi. (20)Biar semuanya berakhir, pada saat dicerai mantan suami yang kecewa setelah mengetahui jika ia sudah tak perawan lagi. (PSTO/I/01) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh dia yang merupakan seorang perempuan yang mengalami perceraian setelah mantan suaminya mengetahui dirinya sudah tidak perawan. Posisi tokoh dia pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Posisi tokoh dia dengan gaya sudut pandang orang ketiga serba tahu dalam cerita mampu mendefinisikan keadaannya dirinya yang mengalami marginalisasi dalam keluarga oleh suaminya setelah belum lama menikah karena alasan seksual. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender 48

12 pada tokoh dia sebagai perempuan yang menjadi korban pemerkosaan sebelum menikah dan mengalami marginalisasi oleh suaminya setelah menikah hingga berakibat perceraian. (21)Dewi yang satu ini memang sialan! Ia membuat hati saya tertekan. Meski saya tahu tak bisa melawan, saya akan tetap bertahan. (PSTO/DS/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh saya yang merupakan seorang perempuan yang termarginalkan dalam keluarganya oleh suaminya karena adanya dewi sialan. Posisi tokoh saya pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Posisi tokoh saya dengan gaya sudut pandang orang pertama dalam cerita, mampu mendefinisikan keadaannya dirinya yang hanya mampu bertahan ketika suaminya mulai tergoda dengan dewi sialan atau pekerja seks komersial. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai istri yang termarginalkan oleh suaminya karena hadirnya perempuan pujaan lain. (22)Pernikahan megah yang sangat diinginkan kedua orangtuanya. Nayla tinggalkan belahan hati sesungguhnya. (PSTO/NDL/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul Nol- Dream Land. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh Nayla yang merupakan seorang perempuan yang dinikahkan secara paksa oleh kedua orangtuanya. Pandangan semacam ini sejalan dengan pandangan keliru yang 49

13 menganggap bahwa anak perempuan harus menuruti segala perintah kedua orangtuanya, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan keinginan sang anak. Posisi tokoh Nayla pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokohtokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh Nayla sebagai anak perempuan yang termarginalkan dengan adanya perjodohan oleh orangtuanya. (23) Bapaknya aja gak pernah dateng ke sekolah, pasti piaraan! Mending dipiara, paling habis dipake langsung ditinggal! Iya, makanya janinnya dijadiin. Ngarep dikawinin! (PSTO/FD/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Tokoh pada posisi subjek memiliki kekuasaan penuh yang mengakibatkan posisi objek termarjinalkan, yaitu tokoh dia yang merupakan perempuan yang sedang dibicarakan oleh perempuan-perempuan lain dengan pandangan merendahkan. Posisi tokoh dia pada posisi objek mengalami marginalisasi oleh tokoh-tokoh lain yang pengarang munculkan (posisi subjek). Tokoh dia dalam ketiga kalimat tersebut mengalami marginalisasi yang dilakukan oleh kelompok perempuan-perempuan lain dalam kelompok kontra feminis dengan anggapan kelompoknya memiliki posisi yang lebih tinggi daripada tokoh dia. Alasan kelompok kontra feminis melalukan tindakan tersebut yaitu anggapan bahwa perempuan yang mengurus anak tanpa didampingi pasangan merupakan sesuatu yang buruk. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia sebagai perempuan yang harus menghidupi diri dan anaknya dengan marginalisasi oleh masyarakat. 50

14 Pengaruh terakhir pada posisi subjek terhadap posisi objek ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Keempat, posisinya diuntungkan dengan teks yang ditampilkan terhadap posisi perempuan menjadi objek yang dipandang dan direpresentasikan secara buruk. Pada beberapa cerpen, tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (24)Kadang saya juga ingin melayang jauh ke masa lampau. Tidak bertemu dengan ayahnya yang begitu saja lepas tangan. (PSTO/A/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh saya merupakan perempuan yang harus bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri bersama anaknya tanpa laki-laki. Tokoh saya pada posisi objek dipandang dan direpresentasikan buruk oleh pengarang melalui tokoh lain. Posisi tokoh saya dalam cerita yang harus bertanggungjawab sendirian atas anak yang dikandungnya setelah laki-laki yang menghamilinya lepas tangan atau tidak mau bertanggungjawab. Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Air dapat dikategorikan dalam posisi objek yang dirugikan dengan peristiwa ketidakadilan gender yang dialaminya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh saya sebagai perempuan yang harus membesarkan anaknya tanpa tanggungjawab laki-laki. 51

15 (25)Ibu Lalu dipersunting pada usia muda. Itu pun sebagai istri ketiga. Kisah klasik tentang kesulitan ekonomi yang membuat kedua orangtuanya dililit utang. Tak punya pilihan, direlakannyalah sang anak semata wayang. (PSTO/DL/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh Ibu Lalu yang dipandang dan direpresentasikan buruk karena melakukan kekerasan kepada anaknya, tetapi hal ini terjadi akibat dirinya mendapat pemaksaan dalam pernikahannya. Posisi tokoh ibu Lalu merupakan seorang perempuan yang terpaksa menikah untuk melunasi hutang kedua orangtuanya, yang kemudian melampiaskan kemarahannya pada anaknya. Tokoh Lalu yang mendapat kekerasan dari ibunya pada akhirnya pun menjadi perempuan yang dipandang dan direpresentasikan buruk dengan merusak dirinya sendiri sebagai wujud kemarahannya kepada ibunya. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender baik pada tokoh Ibu Lalu maupun tokoh Lalu yang terjadi akibat kawin paksa yang dialami Ibu Lalu. (26)Biar semua itu berakhir pada saat ia berusaha masuk ke dalam rumah sehabis pulang sekolah namun massa menahan dan memerkosanya bergantian tepat di depan rumahnya sendiri. (PSTO/I/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Tokoh pada posisi objek dirugikan dengan dipandang dan direpresentasikan buruk, yaitu tokoh dia yang merupakan seorang perempuan yang menjadi korban permerkosaan di usia mudanya. Posisi tokoh dia dihadirkan untuk memunculkan perspektif atau sudut pandang pencerita yang dibangun oleh pengarang sebagai seorang perempuan yang menceritakan 52

16 peristiwa masa lalunya sebagai korban kekerasan seksual dalam bentuk pemerkosaan. Hal ini tentu ada banyak terjadi dalam kehidupan nyata dalam lingkungan masyarakat saat ini. Media massa seringkali memberitakan kasuskasus pemerkosaan tanpa mengangkat pesan untuk melindungi masa depan korban pemerkosaan yang akan kesulitan baik dalam keluarga maupun masyarakat, seperti halnya dalam cerita tesebut. Hal ini memunculkan ketidakadilan gender pada tokoh dia yang direpresentasikan buruk akibat pemerkosaan yang dialami di usia muda. 2. Posisi Pembaca Terhadap Penulis Pada pengaruh posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Pertama, penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks. Maksudnya, pembaca menempatkan diri melalui keseluruhan jalinan teks yang penulis buat. Hal ini dapat dilihat pada temuantemuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. (27)Saya harus segera menghayati peran. Ingin menelepon tapi sutradara memberi instruksi jika ponsel mutlak dimatikan. (PPTPn/A/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut 53

17 mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berjuang sendirian menghidupi diri dan anaknya tanpa pasangan yang bertanggungjawab. Melalui tokoh saya dalam kedua kalimat tersebut muncul wacana perjuangan perempuan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap perjuangan perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan perjuangan tersebut sebagai bentuk marginalisasi terhadap perempuan karena kurangnya toleransi dalam pekerjaan yang dilakukan. (28)Padahal Nayla tahu orang-orang yang kerap obral moral di pelbagai media itu pelaku dan pengguna juga. Mereka yakin jika dirinya lebih baik dari orang kebanyakan. Mereka pun memperlakukan orang dengan HIV/AIDS seperti Nayla tanpa perasaan. (PPTPn/NDL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berpandangan sinis terhadap masyarakat yang memandang redah dirinya yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Melalui tokoh Nayla dalam tiga kalimat tersebut memunculkan fenomena peminggiran masyarakat terhadap korban penyalahgunaan narkoba. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan 54

18 peristiwa tersebut sebagai bentuk subordinasi terhadap perempuan oleh masyarakat. (29)Ia cuman bisa menangis. Saat laki-laki yang dicintainya menelanjangi dengan paksa. Melakukan hal yang sama sekali Nayla tak suka atas tubunya. (PPTPn/FD/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keenam berjudul Fantasi Dunia. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolaholah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang diperkosa oleh kekasih yang dicintainya. Melalui tokoh Nayla dalam data tersebut muncul wacana kekerasan secara seksual terhadap perempuan dengan serangan seksual dari laki-laki. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan posisi perempuan dibandingkan dengan posisi laki-laki atau subordinasi terhadap perempuan. (30)Bergantian melemparkan caci makian. Bersamaan melayangkan tamparan demi tamparan. Juga tonjokan. Tak terkecuali tendangan. Mereka tak peduli walau saya sudah menangis minta ampun dan merintih kesakitan. (PPTPn/Sa/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang anak 55

19 perempuan yang mengalami kekerasan oleh kedua orangtuanya. Melalui tokoh saya dalam beberapa kalimat tersebut memunculkan fenomena kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak akibat pertengkaran kedua orang tua. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan anak perempuan terhadap kekerasan oleh orangtuanya. (31) Nambah, bayar! hardik Mami. Antrean Gadis Korek Api di areal prostitusi terkenal yang semula hanya untuk penambah saja, tak dinyana, menjadi salah satu penghasilan utama. (PPTPn/GKA/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kesepuluh berjudul Gadis Korek Api. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh dia (Gadis Korek Api) dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang anak perempuan yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial di usia belia. Melalui tokoh dia dalam dua kalimat tersebut memunculkan fenomena eksploitasi anak untuk kepentingan seksual. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. (32)Jangan bayangkan dewi yang satu ini dengan penggambaran dewi-dewi yang menetap di kahyangan. 56

20 Sungguh, jika kalian membayangkan seperti apa yang saya baru tuliskan, itu adalah kesalahan. (PPTPn/I/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Penulis melalui teks menempatkan dan memposisikan pembaca dalam subjek tertentu dalam keseluruhan jalinan teks melalui peristiwa yang dialami tokoh. Tokoh saya dalam cerita tersebut menempatkan pembaca seolah-olah turut mengalami peristiwa yang terjadi pada dirinya, yaitu menjadi seorang perempuan yang berpandangan sinis terhadap dewi malam atau pekerja seks komersial yang mengganggu rumah tangganya. Melalui tokoh Nayla dalam tiga kalimat tersebut memunculkan fenomena perselingkuhan yang dilakukan dengan perantara pekerja seks komersial. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa tersebut sebagai bentuk subordinasi dalam rumah tangga oleh suami terhadap istri. Kemudian pengaruh selanjutnya pada posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Kedua, dalam novel atau cerpen dibangun dengan serangkaian karakter dan plot yang dirangkai penulis untuk mempengaruhi pembaca. Maksudnya, pembaca dipengaruhi penulis berdasarkan karakter dan plot cerita. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masing-masing. 57

21 (33)Tak pernah ada yang menanyakan nama kepadaku selain nomor booking-an. Di sini perempuan hanyalah angka. (PPTPn/MT/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh aku dalam cerita tersebut merupakan perempuan pekerja seks komersial yang seringkali diperlakukan seperti barang dengan identitas nomor. Karakter pada tokoh aku digambarkan sebagai perempuan yang kuat menerima keadaan dan pantang menyerah dalam menekuni pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial. Plot cerita yang mengisahkan perjuangan perempuan yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial dan mendapat peminggiran dalam masyarakat. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami kehidupan pekerja seks komersial. (34) Tak ada yang lebih kelam daripada dendam seorang anak pada orangtuanya. Tapi tak ada yang lebih kejam daripada dendam seorang anak kepada orangtuanya yang dilampiaskan kepada keturunannya. (PPTPn/DL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh anak dan ibu (penggunaan sudut pandang orang ketiga) dalam cerita merupakan perempuan yang harus menanggung beban orangtuanya sebagai bentuk pembalasan dendam atas apa yang terjadi kepadanya. Karakter pada kedua 58

22 tokoh yang hadir dalam data tersebut sama-sama digambarkan lemah dan tak berdaya sebagai perempuan dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya kepada pihak lain. Kutipan menggambarkan ketidakadilan gender yang dialami tokoh Lalu yang mendapat kekerasan oleh ibunya sendiri. Plot cerita yang mengisahkan peristiwa kawin paksa yang tidak disertai tanggung jawab oleh pihak laki-laki menjadi penyebab perempuan lemah di mata hukum dan berpengaruh besar terhadap psikologis. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami kerugian pada kawin paksa terhadap perempuan. (35) Mas, gimana ini, mas?!anak kita kesurupan! teriak Ibu. Tenang, Sayang. Kita mesti sama-sama berdoa. Ibu Pram mendengarkan semuanya dari luar dengan hati meradang. Ia menyesal telah pulang. (PPTPn/KA/02) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Kulihat Awan. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh Ibu dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang patuh kepada majikannya hingga memiliki seorang anak hasil hubungannya dengan sang majikan tanpa sepengetahuan istri sang majikan. Karakter pada tokoh Ibu digambarkan sebagai perempuan yang lemah dan cenderung pasrah terhadap majikannya hingga tanpa sepengetahuan Ibu Pram memiliki anak hasil hubungannya dengan Bapak Pram. Plot cerita yang mengisahkan peristiwa hubungan terlarang antara pembantu dengan majikannya tanpa sepengetahuan istri majikannya, anak dari hubungan 59

23 terlarang tersebut menjadi anak yang begitu membenci sosok ayah atau lakilaki. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami fenomena hubungan gelap antara pembantu dan majikan. (36)Kalau dari pria, biasanya tentang istrinya yang tak pernah bisa memuaskan berahi suaminya. Istri yang tidak lagi menjaga penampilan karena sibuk mengurus anak dan rumah tangga. Istri yang cuma dinikahi karena permintaan orang tua. Istri yang hanya menikahi untuk harta. Istri yang tak setia. Istri yang durjana. Kalau dari perempuan, biasanya tentang betapa beratnya beban menanggung nafkah demi keluarga. Mau meneruskan kuliah namun tak ada biaya. Ditinggalkan suami begitu saja. Menjajal peruntungan nasib di Ibu Kota agar terpenuhi kebutuhan hidup anak semata wayang di desa. (PPTPn/DS/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketigabelas berjudul Dewi Sialan. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh dia yang merupakan narasi dari pengarang dalam cerita tersebut menempatkan pembaca dalam beberapa posisi baik sebagai permpuan maupun laki-laki, yaitu menjadi perempuan dan laki-laki yang memilik menjadi pekerja seks komersial dengan berbagai alasan. Karakter pada setiap tokoh dia (perempuan maupun laki-laki) digambarkan lemah dalam menghadapi permasalahan keuangan hingga memutuskan menjadi pekerja seks komersial. Melalui tokoh dia dalam beberapa kalimat tersebut memunculkan berbagai alasan yang membenaran tindakan pekerja seks komersial. Hal ini tentu menjadikan pembaca dapat memberi makna dan tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi pada perempuan tersebut, misalnya mengelompokkan peristiwa 60

24 tersebut sebagai bentuk ketidakberdayaan beberapa perempuan pekerja seks komersial melalui pembenaran yang salah. (37)Dan juga masih ingat betul semua kejadian di dalam rumah Lalu yang terletak di kawasan mentereng. Di tingkat rumah gedongan itu ada sebuah tempat khusus untuk menjemur pakaian berlantai seng. Ibu Lalu senang menghukumnya di sana. Lalu disuruh berdiri seharian tanpa ada yang mengalasi kakinya. (PPTPn/DL/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kedua berjudul Dan Lalu. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Berdasarkan kutipan kalimat di atas, penulis melalui tokoh Dan menarasikan tindakan kekerasan yang dialami tokoh Lalu oleh ibunya. Karakter pada kedua tokoh cenderung lemah dan tidak berdaya menghadapi permasalahan hidupnya, hingga keduanya melampiaskan kemarahannya terhadap ketidakmampuannya dengan cara yang salah. Plot cerita mengisahkan kawin paksa yang terjadi pada Ibu Lalu dengan laki-laki yang tidak bertanggungjawab menyebabkan dirinya melampiaskan kekecewaan atas apa yang dialami kepada anak perempuannya, hingga akhirnya Lalu melampiaskan kemarahannya dengan merusak hidupnya sendiri. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami kawin paksa tanpa tanggungjawab dari pihak laki-laki. (38)Angka yang menyala di dinding elevator mengingatkan Nayla akan usianya saat diperkenalkan oleh laki-laki pilihan kedua orangtuanya. (PPTPn/NDL/04) 61

25 Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketiga berjudul Nol- Dream Land. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh Nayla dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang dijodohkan dengan lakilaki pilihan kedua orangtuanya. Karakter pada tokoh Nayla digambarkan sebagai perempuan yang lemah dan pasrah menerima pernihkahan yang dipaksakan terhadapnya. Plot cerita mengisahkan keterpaksaan perempuan menerima pernihakan dengan laki-laki pilihan orangtuanya yang tidak dicintainya, dan pada akhirnya tokoh Nayla memutuskan untuk bunuh diri setelah tidak mampu lagi menahan segala beban hidupnya. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami kawin paksa. (39) Lembaga pendidikan kami dengan tegas menolak seks bebas, demikian alasan yang mereka kemukakan. Ingin sekali ia tanyakan, bagaimana dengan anak-anak korban pemerkosaan? (PPTPn/FD/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Fantasi Dunia. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang membesarkan seorang anak setelah mengalami pemerkosaan. Karakter pada tokoh Nayla digambarkan sebagai perempuan yang kuat dan bertanggungjawab dalam menghadapi kehidupannya. Plot cerita mengisahkan diskriminasi lembaga pendidikan di 62

26 negeri ini yang memberi keputusan yang tidak adil bagi anak hasil hubungan pemerkosaan. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan perempuan yang mengalami pemerkosaan dan memutuskan untuk membesarkan anak dari hasil pemerkosaan tersebut. (40) Saya malas ketemu Ibu dan Ayah. Setiap bersama, selalu saja mereka saling melempar amarah. Dan kalau pertengkaran mereka tak selesai, selalu saja ada tindakan saya yang dianggap salah. (PPTPn/Sa/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen ketujuh berjudul Saia. Pembaca dipengaruhi oleh penulis dengan serangkaian karakter dan plot dalam novel atau cerpen, yaitu hadirnya karakter-karakter tokoh dan alur cerita (plot) menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Tokoh saya dalam cerita tersebut merupakan anak perempuan mengalami kekerasan dalam rumah tangga oleh orangtuanya. Karakter pada tokoh saya digambarkan sebagai perempuan yang kuat dalam menghadapi kehidupannya. Plot cerita mengisahkan kehidupan pasangan suami istri yang seringkali berselisih paham dan melampiaskan kemarahan masing-masing kepada anak mereka. Seperti dalam kutipan data tersebut, penulis memunculkan kebenaran bahwa banyak orang tua pada usia muda dengan tingkat emosional yang kurang stabil memilih melakukan kekerasan terhadap anaknya sebagai pelampiasan atas emosi yang dimiliki. Hal ini tentu menjadikan pembaca terpengaruh untuk memahami ketidakadilan gender dalam kehidupan anak perempuan yang mengalami kekerasan oleh kedua orangtuanya. 63

27 Pengaruh selanjutnya posisi pembaca terhadap posisi penulis ditemukan beberapa kategori yang menguatkan munculnya wacana ketidakadilan gender pada setiap cerpen. Kategori ini berdasarkan panduan klasifikasi data penelitian pada intrumen penelitian sederhana. Ketiga, pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat. Maksudnya, pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Hal ini dapat dilihat pada temuan-temuan data berikut disertai pembahasannya masingmasing. (41) Saat tak ada satu pun keluarga yang sudi menengok apalagi merawat. Saat berbagai penyakit mulai sering kumat, setelah divonis positif mengidap HIV/AIDS yang menandakan dirinya sedang sekarat. (PPTPn/Se/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempat berjudul Sementara. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender dialami tokoh dia yang mengalami peminggiran dalam masyarakat akibat penyakit yang dimiliki yaitu HIV/AIDS. Pandangan negatif masyarakat muncul dengan anggapan bahwa penderita penyakit HIV/AIDS adalah penganut seks bebas dan pengguna 64

28 narkoba. Pandangan masyarakat tersebut muncul tanpa pengertian terhadap alasan dibalik penggunaan narkoba atau perilaku seks bebas tersebut. Pembinaan tanpa pengucilan tentu lebih menjadikan korban selamat atau bahkan sembuh. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan korban penderita HIV/AIDS. (42)Saat itu sebenarnya ia ingin mengambil kuliah jurusan Sastra. Tapi tak disetujui orangtua. Kata mereka. Orangtua susah-susah banting tulang buat sekolah kok maunya jadi penulis? (PPTPn/NDL/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen kelima berjudul Nol- Dream Land. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang tidak diperbolehkan melanjutkan pendidikan pada jurusan Sastra karena dianggap bukan jurusan yang baik oleh kedua orangtuanya. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Orang tua seringkali beranggapan bahwa anak-anak mereka harus mematuhi apa yang diperintahkan sebagai wujud balas budi atas segala sesuatu yang orang tua berikan selama hidup sang anak. Hal ini menjadikan orang tua terkadang mengabaikan keinginan anak dan memaksakan kehendak diri, khususnya anak perempuan. Masyarakat pada umumnya dan orang tua khususnya memiliki anggapan bahwa anak perempuan tidak perlu mengejar pendidikan 65

29 tinggi karena pada akhirnya tugas utamanya adalah melayani suami. Jurusan tertentu dalam jenjang pendidikan tinggi juga dianggap tidak memiliki timbal balik yang sesuai dalam meraih kehidupan yang mapan. Pada temuan data di atas jurusan tersebut adalah Sastra yang tidak disetujui orang tua tokoh dia. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan yang tidak memiliki ruang untuk berpendapat terhadap pilihan menentukan jenjang pendidikan tinggi. (43)Biar semua itu berakhir pada saat ia berusaha masuk ke dalam rumah sehabis pulang sekolah namun massa menahan dan memerkosanya bergantian tepat di depan rumahnya sendiri. Biar semuanya berakhir, pada saat dicerai mantan suami yang kecewa setelah mengetahui jika ia sudah tak perawan lagi. (PPTPn/I/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keduabelas berjudul Insomnia. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh dia dalam cerita tersebut merupakan perempuan yang mengalami kekerasan seksual oleh sekelompok laki-laki dan ditinggalkan oleh suami dengan alasan persoalan seksual. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender terjadi dalam keluarga yaitu adanya ketimpangan dalam posisi suami dan istri. Tokoh dia sebagai istri mendapat peminggiran posisinya oleh tokoh suami karena kondisi seksual yang tidak perawan lagi. Kondisi tersebut terjadi akibat peristiwa masa lalu yang dialami tokoh dia, yaitu pemerkosaan. 66

30 Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan yang mengalami perceraian akibat kondisi seksualnya yang tidak perawan akibat pemerkosaan di masa lalu. (44)Urusan bisnis yang rumit, selesaikan saja dengan perempuan. Itu yang membuat aku selalu kemari, menjamu para pejabat yang sering dengan bermacam alasan menunda proyek yang sebenarnya bisa cepat beres. (PPTPn/MT/03) Data di atas merupakan temuan pada cerpen keempatbelas berjudul Mata Telanjang. Pemosisian pembaca seperti keinginan penulis yang pada akhirnya melestarikan bias gender yang ada dalam masyarakat, yaitu pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan. Tokoh aku dalam cerita tersebut merupakan laki-laki yang memandang perempuan sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan urusan bisnis. Bias gender dalam masyarakat seringkali muncul karena sistem yang dianut seperti adat istiadat, agama, hukum, dsb; yang pada hakikatnya timpang namun terus dilestarikan. Pada temuan data tersebut bias gender terjadi pada tindakan segelintir lakilaki yang memandang rendah perempuan sebagai barang yang diperlukan pada saat-saat tertentu. Berdasarkan temuan data tersebut pembaca memposisikan diri sesuai bias gender yang penulis hadirkan yaitu perempuan mengalami peminggiran posisinya oleh laki-laki. 3. Representasi Ketidakadilan Gender Temuan pada representasi ketidakadilan gender meliputi marginalisasi, subordinasi, stereotipe, dan kekerasan. Marginalisasi yang 67

31 merupakan peminggiran perempuan yang berakibat pada pemiskinan ditemukan pada cerpen Air. Subordinasi yang merupakan anggapan bahwa perempuan tidak mampu mengambil keputusan dan tampil memimpin, hadir pada cerpen Nol-Dream Land, Kulihat Awan, Fantasi Dunia, Dewi Sialan, Urbandit dan Air Mata Hujan. Stereotipe yang merupakan pelabelan atau penandaan terhadap perempuan dengan akibat kerugian dan ketidakadilan, muncul pada cerpen Sementara, Qurban Iklan, dan Mata Telanjang. Kekerasan terhadap perempuan yang merupakan serangan fisik dan integritas psikologis hadir dalam cerpen Dan Lalu, Saia, dan Gadis Korek Api. Temuan data berserta pembahasan pada masing-masing representasi ketidakadilan gender tersebut adalah sebagai berikut. a. Marginalisasi Temuan data pada gender dan marginalisasi perempuan terdapat dalam cerpen Air pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (45) Kami mengerti, tapi perutmu sudah kelihatan tambah besar. Kami tidak bisa mempekerjakan SPG yang kelihatan sedang hamil, kata supervisor saya. (KG/A/04) Data di atas merupakan temuan pada cerpen pertama berjudul Air. Data tersebut termasuk representasi ketidakadilan gender yang mengarah pada tindakan marginalisasi terhadap perempuan berdasarkan dua kriteria pada panduan klasifikasi data penelitian. Pertama, peminggiran perempuan dalam bidang pekerjaan, yaitu tokoh saya mendapat peminggiran dalam bentuk pemberhentian pekerjaan karena kondisinya yang sedang mengandung dianggap sudah tidak pantas sebagai SPG (Seles Promotion 68

32 Girl). Keputusan tersebut mungkin dibenarkan untuk alasan kesehatan, mengingat usia kandungan yang semakin besar pada perempuan membutuhkan istirahat lebih bagi ibu maupun anak yang dikandung. Namun demikian, kondisi tokoh saya yang harus menghidupi diri dan anaknya tentu akan kesulitan ketika mendapat pemberhentian kerja. Perusahaan seharusnya lebih mementingkan kinerja dibanding penampilan pekerja dan mempertimbangkan untuk pemindahan atau solusi lain untuk perempuan hamil dengan alasan-alasan tertentu. Kedua, anggapan bahwa perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, yaitu anggapan perempuan hanya sebagai pencari nafkah tambahan juga menjadi salah satu faktor pemberhentian tokoh saya dalam pekerjaannya. Pihak perusahaan bisa jadi beranggapan bahwa perempuan yang sedang mengandunng tentu memiliki suami dan tidak perlu ragu untuk memberhentikannya karena alasan kehamilan. Anggapan semacam ini tentu akan merugikan perempuan yang mengalami hal serupa dengan tokoh saya yang menggunakan pekerjaan sebagai penghasilan utama kehidupannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, tokoh saya dalam cerpen Air mendapatkan perlakuan marginalisasi akibat pemberhentiannya dari pekerjaan dengan alasan kehamilan. b. Subordinasi Temuan data pada gender dan subordinasi perempuan hadir dalam cerpen Nol-Dream Land, Kulihat Awan, fantasi Dunia, dan Dewi Sialan pada kumpulan Saia karya Djenar Maesa Ayu. (46)Melakukan pekerjaan yang tak disukainya. Menikah dengan laki-laki yang tak dicintainya. Dipoligami setelah positif 69

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

Perempuan Bercahaya. Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan Penerbit Pustaka Pelajar. Rina Ratih

Perempuan Bercahaya. Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan Penerbit Pustaka Pelajar. Rina Ratih Perempuan Bercahaya Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan Penerbit Pustaka Pelajar i Perempuan Bercahaya Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019

SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019 SUAMI IBU, SUAMI SAYA FIKSI PATRIARKIS DJENAR MAESA AYU OLEH: MARIA ULFAH NIM: A1B102019 PENDAHULUAN Wanita adalah salah satu fenomena hidup di mana mereka diciptakan dengan segala kekompleksitasan yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009 86 BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap citra tokoh anak yang ditampilkan dalam tujuh cerpen yang dimuat dalam jurnal Prosa edisi Yang Jelita yang Cerita, didapat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012 DOAKAN PARA IBU Bagi para ibu yang tinggal di lokasi yang kurang aman, dalam kemiskinan atau tanpa pertolongan dari pasangan yang penuh kasih, tanggungjawab terasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

SUSI RACHMAWATI F

SUSI RACHMAWATI F HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.

Lebih terperinci

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak FEBRUARI 2016 Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN TOPIK. Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

MATA KULIAH. Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN TOPIK. Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes MATA KULIAH WAKTU DOSEN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes TOPIK dalam Perspektif Gender dalam Perspektif Gender 1 SUB TOPIK Diskriminasi Gender Setelah perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang: 1. Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisik, tetapi juga perubahan emosional, baik remaja laki-laki maupun perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisik, tetapi juga perubahan emosional, baik remaja laki-laki maupun perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan hormon pada fase remaja tidak saja menyebabkan perubahan fisik, tetapi juga perubahan emosional, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan terhadap perempuan dalam tahun 2008 meningkat lebih dari 200% (persen) dari tahun sebelumnya. Kasus kekerasan yang dialami perempuan, sebagian besar

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

TRILOGI NOVEL MARITO

TRILOGI NOVEL MARITO TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pekerja Seks Komersial Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi (Departemen

Lebih terperinci

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Sr. Bundanita mensharingkan pengalamannya bagaimana ia pernah mempunyai anak mas waktu mengajar di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP POLIGAMI A-2 DATA KASAR KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Data Kasar SIKAP TERHADAP POLIGAMI LAMPIRAN A-2 Data Kasar KESADARAN KESETARAAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran

Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Oleh: Wagiran (Anggota Pokja Gender bidang Pendidikan Provinsi DIY, Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta), maswa_giran@yahoo.com GENDER BERMASALAH? salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan dari cerpen Indonesia pengarang perempuan dekade 1970-2000-an beberapa hal berikut. Struktur

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 242 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap persoalan representasi perempuan Tionghoa dalam novel Kancing yang Terlepas

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 3 pasangan, adapun yang menjadi karakteristik utama dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis besar menjabarkannya sebagai berikut. Menurut isi dari novel Sembazuru, keluarga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah pengkhianatan terhadap komitmen yang telah diikrarkan dan berdampak serius terhadap individu dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran

Lebih terperinci

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat Perempuan bekerja bukan lagi pemandangan langka. Ada yang bergaji tinggi sebagaimana karyawan kantoran yang berbekal titel, ada pula pegawai rendahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN 1 Hensa KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN NAMANYA INDRA Bagaimana Sari?, suara Indra memecah keheningan. Kutatap lelaki ganteng yang duduk tepat di depanku ini. Sari,

Lebih terperinci

PERLUKAH PERJANJIAN PRANIKAH?

PERLUKAH PERJANJIAN PRANIKAH? PERLUKAH PERJANJIAN PRANIKAH? Oleh: Mike Rini Dikutip dari Danareksa.com Will You Say I do to Prenuptial Agreement Dengan semakin bertambahnya angka perceraian di Indonesia, keinginan orang untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah sekelompok orang yang terhubungkan oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. 1. Kepribadian tokoh perempuan dalam novel. seorang gundik.ibunda Sanikem berkepribadian cantik, pandai merawat diri

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. 1. Kepribadian tokoh perempuan dalam novel. seorang gundik.ibunda Sanikem berkepribadian cantik, pandai merawat diri digilib.uns.ac.id 125 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil lima simpulan. 1. Kepribadian tokoh perempuan dalam novel Nyai Ontosoroh memiliki kepribadian

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS Di dunia ini Laki-laki dan perempuan memiliki peran dan status sosial yang berbeda dalam masyarakat mereka, dan Komisi diharuskan untuk memahami bagaimana hal ini berpengaruh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk

BAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk 116 BAB VI KESIMPULAN Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain sehingga mewujudkan sebuah dunia di dalamnya. Novel Mahar Cinta Gandoriah

Lebih terperinci

Pikiran untuk menderita

Pikiran untuk menderita Ketika saya bertanya ke teman saya yang bekerja di divisi HRD sebuah bank terkenal tentang bagaimana bank tersebut mengelola karyawannya. Ia menjawab bahwa cara berpikir karyawan adalah menghindari penderitaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta dan seksual merupakan salah satu permasalahan yang terpenting yang dialami oleh remaja saat ini. Perasaan bersalah, depresi, marah pada gadis yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dalam bab dua dan analisis yang telah dilakukan dalam bab tiga, maka kesimpulan dari skripsi yang berjudul Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi laki-laki sebagai pemilik otoritas lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMAKSAAN PERJODOHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAIN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMAKSAAN PERJODOHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAIN 74 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMAKSAAN PERJODOHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAIN A. Pemaksaan Perjodohan di Desa Murbatah, Kec. Banyuates, Sampang Perjodohan, atau dalam bahasa sederhana penulis;

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini BAB V KESIMPULAN Pada Kumpulan Cerpen Memotret Perempuan karya Hapie Joseph Aloysia terdapat kecenderungan permasalahan yang selaras dengan kritik sastra feminis, yaitu kritik sastra feminis sosialis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan. BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan anak, dan perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak terhadap mereka dan perilaku mereka.

Lebih terperinci

SAAT TERJADI KONFLIK

SAAT TERJADI KONFLIK SAAT TERJADI KONFLIK Dalam berumah tangga, tak dapat dihindari yang namanya konflik atau permasalahan. Ibarat sendok dan garpu pasti ada gesekan walaupun kadang tidak disadari. Karena sekali lagi, perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati Tulisan Joshua Harris ini sangat menarik karena menyingkirkan semua pemikiran yang keliru dalam benak para jomblo pada umumnya. Prinsip-prinsip yang dituliskan ini akan membuat para jomblo pria maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini peneliti memaparkan beberapa kesimpulan mengenai analisis nilai patriarkal dan ketidaksetaraan gender dalam roman L Enfant de sable karya Tahar Ben Jelloun

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membuat perubahan hidup positif adalah sebuah proses multi tahapan yang dapat menjadi kompleks dan menantang. Pengalaman emosi marah, benci, dan kesedihan yang terjadi

Lebih terperinci