BAB I. PENDAHULUAN. Nasional Penurunan Emisi gas Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk memenuhi

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Presiden (Perpres) No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi gas Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk memenuhi komitmen pemerintah RI dalam menurunkan emisi gas gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri atau mencapai 41% dengan bantuan internasional pada tahun Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas pada atmosfer yang teremisi gas secara alami maupun antropogenik, menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah dan menyebabkan efek rumah kaca. GRK terdiri dari atas karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), nitrogen oksida (N 2 O), dan 3 gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF 6 ). Efek GRK akan meningkatkan suhu permukaan bumi yang bisa menyebabkan pemanasan global. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi gas Gas Rumah Kaca merupakan dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan nasional. Dalam Perpres Nomor 61 Tahun 2011 ini terdapat penjabaran target dan strategi penurunan emisi gas gas rumah kaca pada 5 sektor utama yang meliputi pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industry, dan pengelolaan limbah. Industri semen adalah salah satu penyumbang GRK terbesar, dan sudah tentu mempunyai tanggung jawab dalam ikut mensukseskan rencana aksi 1

2 penurunan GRK. Upaya industri semen dalam rencana aksi tersebut antara lain penerapan modifikasi proses dan teknologi, penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO), dan kegiatan penanaman atau penghutanan kembali lahan-lahan kosong atau bekas penambangan bahan baku semen. Keberadaan pohon atau hutan sangat penting dan bermanfaat terhadap penyerapan gas karbon. Hal ini terjadi karena proses kimiawi dalam aktivitas fotosintesis tumbuhan yang menyerap CO 2 dari atmosfer dan air dari tanah menghasilkan oksigen dan karbohidrat yang selanjutnya akan berakumulasi antara lain mejadi selulosa dan lignin sebagai cadangan karbon. Dalam konteks pengurangan emisi gas, kemampuan hutan dalam menyerap dan menyimpan karbon tidak sama baik di hutan alam, hutan tanaman, hutan payau, hutan rawa maupun di hutan rakyat tergantung pada jenis pohon, tipe tanah dan topografi. Oleh karena itu, informasi mengenai cadangan karbon dari berbagai tipe hutan, jenis pohon, jenis tanah menjadi sangat penting. Jumlah cadangan karbon tersimpan ini perlu diukur sebagai upaya untuk mengetahui besarnya cadangan karbon pada saat tertentu dan perubahannya apabila terjadi kegiatan yang manambah atau mengurangi besar cadangan. Dengan mengukur, dapat diketahui berapa hasil perolehan cadangan karbon yang terserap dan dapat dilakukan sebagai dasar jual beli cadangan karbon. Negara maju atau industri mempunyai kewajiban untuk memberi kompensasi kepada negara atau siapapun yang dapat mengurangi emisi gas atau meningkatkan serapan. 2

3 1.2 Perumusan Masalah Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa industri besar yang beroperasi dan salah satunya adalah pabrik semen Tonasa yang terletak di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Sekitar 6 km dari lokasi tersebut terdapat hutan Pendidikan Tabo-Tabo yang adalah hutan dengan tujuan pengelolaan khusus yang mempunyai fungsi sebagai hutan lindung. Sebagai salah satu bagian hutan di Sulawesi Selatan, Hutan Pendidikan Tabo-Tabo tentu memiliki peran sebagai carbon sink (penyerap/penyimpan karbon). Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan penyimpanan serta penyerapan gas karbon hutan diklat Tabo-Tabo, maka dalam penelitian ini ada beberapa pertanyaan masalah yang hendak dijawab. Berikut adalah beberapa pertanyaan masalah dalam penelitian ini: 1. Berapa penyerapan gas CO 2 pada tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah yang ada di Hutan Pendidikan Tabo-Tabo.? 2. Berapa penyerapan gas CO 2 pada tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah pada areal reklamasi PT. Semen Tonasa.? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui berapa jumlah karbon per tahun pada tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah yang ada di Hutan Pendidikan Tabo-Tabo dan pada areal reklamasi PT. Semen Tonasa. 3

4 2. Untuk mengetahui berapa potensi penyerapan gas CO 2 per tahun pada Hutan Pendidikan Tabo-Tabo dan areal reklamasi PT. Semen Tonasa. 3. Untuk mengetahui kontribusi Hutan Pendidikan Tabo-Tabo terhadap penyerapan gas emisi gas CO 2 pabrik semen PT. Semen Tonasa. 4. Untuk mengetahui kebutuhan luas lahan yang diperlukan untuk menyerap emisi gas CO 2 dari pabrik semen PT. Semen Tonasa. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian tentang poroduksi karbon pada tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah ini diharapkan dapat memberi manfaat baik dari aspek akademis maupun manfaat terhadap lingkungan. Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah : 1. tersedianya informasi jumlah karbon pada tegakan, tumbuhan bawah, dan serasah di Hutan Pendidikan Tabo-Tabo dan areal reklamasi PT. Semen Tonasa sebagai kontribusi dalam penyerapan gas emisi gas CO 2 yang dihasilkan oleh pabrik PT. Semen Tonasa. 2. tersedianya informasi simpanan karbon pada tiap jenis tanaman di Hutan Pendidikan Tabo-Tabo dan di areal reklamasi PT. Semen Tonasa. 3. tersedianya informasi kebutuhan luas lahan bagi PT. Semen Tonasa untuk membangun tegakan tanaman dalam rangka penyerapan emisi gas CO 2 yang dihasilkan oleh pabrik PT. Semen Tonasa 4

5 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Hutan Pendidikan Tabo-Tabo dan pada areal reklamasi PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Penaksiran tentang nilai biomassa dan produksi karbon hutan sangat penting untuk panduan manajemen hutan secara ilmiah dan juga untuk merespon adanya isu global tentang perubahan iklim (global climate change). Penelitian ini adalah tentang menghitung potensi biomassa dan serapan karbon. Beberapa penelitian yang menjadi referensi penulis terkait dengan tema penelitian adalah seperti tabel 1 di bawah ini : 5

6 Tabel 1. Penelitian yang terkait dengan tema penelitian penulis No Nama Judul Penelitian Metode Obyek Hasil Sudirman Dg. Massiri (2010) 2. Lusia Sulo Marimpan (2010) 3. Martin Lukito (2010) Biomassa dan Karbon pada Kondisi Mature Building dan Gap di Hutan Hutan Tropis Inventore Hutan Alam Jenis Ampupu (Eucalyptus urophylla) dalam Menghasilkan Volume Kayu Batang, Biomassa dan Karbon Hutan Inventarisasi Hutan Tanaman Kayu Putih (Mellaleuca cajuputi sub sp cajuputi Powell) dalam Menghasilkan Biomassa dan tanaman dihitung dengan metode destructive sampling. Kandungan karbon diketahui melalui pendekatan biomasa total x 50 % tanaman kayu putih dihitung dengan metode destructive sampling. Dan pengukuran karbon dengan karbonasi/ pengarangan terhadap pohon sampel tanaman kayu putih dihitung dengan metode destructive sampling dan nondestructive sampling untuk Petak ukur 1 ha dibagi menjadi 16 plot dan dibagi menjadi 400 anak plot di hutan hujan tropis areal hutan pendidikan Universitas Tadulako Pohon Eucalyptus urophylladi hutan alam denga sampel sebanyak 9 pohon Tanaman Kayu putih Umur 3 tahun di BKPH Sukun KPH Madiun - Biomassa fase mature 519,37 ton/ha, fase building 111,12 ton/ha dan fase Gap 16,97 ton/ha - Biomassa total pada areal 1 ha 351,70 ton/ha - Jumlah karbon fase mature 259,69 ton/ha, fase building 55,56 ton/ha dan fase Gap 8,49 ton/ha - Karbon total pada areal 1 ha 175,85 ton/ha - Potensi biomassa 420,02 ton/ha - Potensi kandungan karbon 125,04 ton/ha - Persamaan allometrik VP = 0, D 2,551 Biomassa WT = 0,126 D 2,558 Karbon CT = 0,042D 2,532 - Biomassa rata rata sebesar ton per ha - Karbon rata-rata sebesar 7,61 ton/ha - Potensi serapan CO2 6

7 4. Haryo Pambudi (2011) 5. Fitriyanti Kaliky (2011) Karbon Hutan (kasus di Hutan Tanaman Kayu Putih, BKPH Sukun, KPH Madiun PERUM PERHUTANI Unit II Jawa Timur). Pengukuran Biomassa dan Karbon Hutan Tanaman Jati (Tectona grandis L.f) di KPH Randublatung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Analisis Biomassa dan Karbon Tanaman Mahoni (Swietenia macrophylla King) serta Hubungannya dengan Potensi Kayu di KPH Randublatung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah menyusun persamaan allometrik, uji C-organik Black dengan titrasi, Teknik sampling dengan purposive sampling allometrik, uji C-organik Black dengan titrasi, Teknik sampling dengan purposive sampling allometrik, Uji C-Organik Black. Teknik sampling dengan purposive sampling Tegakan Jati sebanyak 18 pohon berumur 6, 16, 30, 36, 58 dan 85 tahun dengan kisaran DBH 5,5-42 cm Tanaman Jati di RPH Jatikusumo BKPH Kedungjambu BH Ngliron KPH Randublatung 27,94ton/ha - Persamaan Alometrik Vol btg = 454,881 D 1,360 Biomassa = 3.287,405 U 0,284 Karbon = 10,546 2, ,177 Dtbbc 2 Karbon = 2,082U 0,285 Potensi penyerapan gas CO2 = 7,541U 0,282 - Persamaan allometrik Wt = 0,133DBH 2,394 (R 2 =0,974) dan Ct = 0,088DBH 2,39 (R 2 =0,977) - BEF untuk umur 6, 16, 20, 36 tahun adalah 0,54; 0,50; 0,45; dan 0,41 - Potensi Biomassa 64,562 ton/ha, potensi karbon 42,172 ton/ha, dan potensi serapan CO2 154,631 ton/ha - Persamaan Allometrik Btot = 0,100 dbh 2,483,R 2 = 0,98 - Persamaan Allometrik Btot = 407,577 Vol Pohon 0,899,R 2 = 0,97 - Persamaan Allometrik Ktot = 0.44 dbh 2,541, R 2 = 0,97 - Persamaan Allometrik Ktot = 218,513 Vol Pohon 0,923, R 2 = 7

8 6. Baroroh Wista Anggraeni (2011) 7. Untung Satrio (2012) Model Pendugaan Biomassa dan karbon Hutan Tropis Basah di PT. Sari Bumi Kusuma, Kaliamntan Tengah Inventarisasi Biomasa dan Karbon Batang, Cabang, Daun dan Tumbuhan Bawah di Hutan Tanaman Jati KPH Kebonharjo, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Menguji penerapan beberapa model pendugaaan biomassa yang sudah ada, allometrik, Uji C- Organik Black. allometrik, Uji C- Organik Black. Hutan Alam Areal PT. Sari Bumi Kusuma Provinsi Kalimantan Tengah 0,97 - Nilai BEF 1,46 dan R/S adalah 0,31 - Penyerapan gas CO2 tegakan Mahoni adalah ,768 ton dan penyerapan gas CO2 per hektar adalah 243,389 ton/ha - Persamaan Allometrik Ik di PT SBK adalah Ln = Ln a + b Ln X, untuk biomassa dan karbon daun adalah Ln Y = Ln a + b Ln X1+ c Ln X2 - Model BEF biomassa total adalah 1,82 dan 219 Hutan Tanaman - Persamaan Allometrik Jati Wilayah KPH Biomassa Jati di atas Tanah Kebonharjo, Perum Wag = 0,075.DBH 2,627 Perhutani Unit I (adjusted R 2 = 0,991, SEE = Jawa Tengah 0,126) dan kandungan Karbon Jati di Atas Tanah Cag = 0,033.DBH 2,635 (adjusted R 2 = 0,990, SEE = 0,132) - Nilai Rata-rata (BEFag)= 1,27 - Kandungan Biomassa dan karbon tegakan Jati adalah 8

9 8. Ramawati (2013) 9. Abdul Sakti (2013) Inventarisasi Biomassa dan Karbon Jati (Tectona grandis) di Hutan Rakyat dan Peluangnya dalam Perdagangan Karbon Produksi Biomassa dan Karbon Bambu Apus (Gigantochloa apus kurrz) di Hutan Rakyat dan Peluangnya dalam Penerapan REDD+ di Indonesia (Studi Kasus Hutan Rakyat Dusun Ngandong, Ds. Girikerto, Sleman, Yogyakarta) allometrik, Uji C- Organik Black. Teknik sampling dengan purposive Produksi Biomassa dihitung dengan summation method, Miami Model dan Thornthwaite Memorial Model Hutan Rakyat di kelurahan Labuhan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Tunggak Bambu Apus sebanyak 5 tunggak diambil secara random serta seresah dengan litter trap dengan ukuran 1 x 1m ,12 ton dan ,41 ton/ha - Kandungan Biomassa dan karbon Tumbuhan Bawah adalah ,59 ton dan ,44 ton - Persamaan Allometrik biomassa jati di atas permukaan tanah Wag = 0,075(dbh) 2,531 (R 2 =0,989 dan SEE=0,158) - Potensi rata-rata Penyerapan gas Biomassa 149,79 ton/ha - Biomassa bambu apus 466,0375 ton/ha, karbon bambu apus 311,8052 ton/ha - Produksi hutan bambu apus dengan summation method sebesar 62,86 ton/ha/th, menggunakan Miami model sebesar 60,66 ton/ha/th 9