BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Mimika dengan ibukota Timika merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Papua dan berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) wilayah Kabupaten Mimika terletak antara 4 o 60 5 o 18 Lintang Selatan dan 134 o o 31 Bujur Timur dengan luas km 2 atau 4,75% dari luas wilayah provinsi Papua. Berdasarkan data BPS tahun 2012, terdapat 12 Distrik/Kecamatan di wilayah Kabupaten Mimika, yaitu Distrik Mimika Barat, Mimika Barat Jauh, Mimika Barat Tengah, Mimika Timur, Mimika Timur Tengah, Mimika Timur Jauh, Mimika Baru, Kuala Kencana, Tembagapura, Agimuga, Jila, dan Jita. Dari 12 distrik di Kabupaten Mimika, Distrik Mimika Barat memiliki wilayah terluas yaitu 14,87% dan Distrik Kuala Kencana sebagai distrik yang terkecil wilayahnya, yaitu hanya 2,61% dari keseluruhan wilayah Kabupaten Mimika. Sedangkan luas wilayah Distrik Mimika Baru, yaitu 11,31% dari luas wilayah Kabupaten Mimika dan menempati urutan ketiga wilayah terluas di Kabupaten Mimika. Wilayah Kabupaten Mimika memiliki topografi dataran tinggi dan dataran rendah. Distrik yang

2 bertopografi dataran tinggi adalah Tembagapura, Agimuga, dan Jila. Sedangkan Distrik Mimika Barat, Mimika Barat Jauh, Mimika Barat Tengah, Mimika Timur, Mimika Timur Tengah, Mimika Timur Jauh, Mimika Baru, Kuala Kencana, dan Jita adalah distrikdistrik yang bertopografi rendah. Distrik Mimika Baru, Kuala Kencana, Tembagapura, dan Jila adalah distrik yang tidak memiliki pantai, sedangkan enam distrik lainnya sebagian wilayah-wilayahnya berbatasan dengan laut, sehingga distrik-distrik ini memiliki pantai. Berikut ini gambar wilayah Kabupaten Mimika. Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Mimika

3 4.2. Profil Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika Sebaran Pendidikan Formal dan Non Formal Pada pendidikan formal, terkhusus pada tingkat pendidikan dasar, akses layanan pendidikan dapat dilihat dalam data penyebaran pendidikan sebagai berikut : Tabel 4.1. Data Penyebaran Pendidikan Dasar Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Mimika Tahun 2013 Jenis dan Jenjang No Distrik/ Kecamatan SD Pendidikan SMP N S N S 1 Mimika Barat Jauh Mimika Barat Tengah Mimika Barat Mimika Timur Tengah Mimika Timur Mimika Timur Jauh Mimika Baru Kuala Kencana Tembagapura Jila Agimuga Jita Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, 2013 Ket : S = Swasta, N = Negeri Ket

4 Berdasarkan data penyebaran pendidikan dasar menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Mimika pada tahun 2013, untuk jenjang Sekolah Dasar, seluruh distrik memiliki SD dengan jumlah yang bervariasi. Distrik yang memiliki jumlah SD paling sedikit yaitu Distrik Mimika Barat, Jila, disusul Distrik Mimika Timur Jauh, Agimuga dan Jita yaitu sebanyak 4 SD. Bertolak pada tabel di atas, Distrik Mimika Baru memiliki jumlah SD terbanyak bila dibandingkan dengan beberapa distrik lainnya, yaitu 48 SD yang terdiri dari 21 SD negeri dan 27 SD swasta. Begitu pula dengan jumlah sekolah untuk jenjang SMP. Pada jenjang SMP, Distrik Mimika Baru memiliki 28 SMP yang terdiri dari 10 SMP negeri dan 18 SMP swasta. Data tersebut menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar di Kabupaten Mimika tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga oleh pihak swasta. Dengan adanya peran pihak swasta dengan yayasannya masing-masing telah cukup membantu pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak di kampung-kampung pedalaman yang belum tersentuh oleh sekolah dasar inpres milik pemerintah. Sedangkan data pendidikan non formal yang tersebar di daerah Kabupaten Mimika, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

5 Tabel 4.2. Banyaknya Jenis Pendidikan Non Formal Dirinci Menurut Distrik PAUD PKBM Kejar Keaksa SPS Pake Distrik Kelompok raan Kur SK Ruma t Bermain Fungsio sus B h A,B, nal Pintar C Mimika Barat Mimika Barat Tengah Mimika Barat Jauh Mimika Timur Mimika Timur Tengah Mimika Timur Jauh Mimika Baru Kuala Kencana Tembagapura Agimuga Jila Jita Jumlah Sumber: Data Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, 2013 Dari data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa selama kurun waktu atau tiga tahun

6 terakhir upaya perluasaan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan sudah dilaksanakan dengan indikator adanya peningkatan jumlah satuan pendidikan baik formal maupun non formal dari tahun ke tahun. Namun upaya ini tentu belum maksimal karena masih terpusat pada distrik Mimika Baru yang berada di wilayah perkotaan Rasio Siswa Salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur pencapaian kinerja dalam rangka perluasan dan pemerataan akses layanan pendidikan adalah dengan melihat ratio perbandingan antara jumlah siswa pada suatu jenjang pendidikan dengan jumlah guru dan sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Tabel ratio siswa terhadap guru dan sekolah pada tingkat pendidikan dasar disajikan di bawah ini : Tabel 4.3. Rasio Siswa (S) Terhadap Guru (G) dan Sekolah (S) Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2013 Wilayah Siswa Sekolah Guru Ratio (S) (S) (G) S-S S-G S-G SD ,3 6,9 SMP ,6 10,5 Sumber : Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, 2013

7 Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Salah satu aspek yang mendukung peningkatan mutu pendidikan adalah mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Pada tahun 2013 jumlah guru pada tingkat pendidikan dasar di Kabupaten Mimika berjumlah sebanyak 1238 orang dengan kualifikasi pendidikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Jumlah Guru Menurut Kualifikasi Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar Tahun 2013 Kualifikasi Pendidikan Jenjang Pendidikan SMA/ D II S I S Total SMK II SD SMP Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, 2013 Ket : x = tidak terdata Tabel jumlah guru menurut kualifikasi pendidikan untuk tingkat pendidikan dasar menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terdapat 753 guru SD dengan kualifikasi pendidikan yang terdiri dari 450 orang lulusan SMA/SMK, 91 orang tamatan D II, dan 212 orang guru lulusan sarjana S I. Sedangkan jumlah guru pada jenjang SMP ialah sebanyak 485 orang yang terdiri dari 125 orang lulusan SMA/SMK, 15 orang guru lulusan D II, 327 guru lulusan S I dan 18 orang dengan pendidikan terakhir S II. Namun ternyata di antara sejumlah guru pada tingkat pendidikan dasar seperti disebutkan dalam data di

8 atas, 575 guru pendidikan dasar di Kabupaten Mimika ialah guru dengan pendidikan terakhir SMA/SMK. Sementara itu guru yang sudah mendapatkan pengakuan sebagai guru professional atau guru yang sudah bersertifikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5. Data Sertifikasi Guru per Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Jumlah Guru Tersertifikasi Total SD SMP Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika Guru yang telah tersertifikasi pada tingkat pendidikan dasar di Kabupaten Mimika sejak tahun 2010 sampai 2013 berjumlah 1013 guru, yang terdiri dari 177 guru SD dan 836 guru SMP Sarana Prasarana Salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan pendidikan adalah ketersediaan sarana prasarana yang memadai dan kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Perkembangan prasarana fisik pendidikan dasar di Kabupaten Mimika dapat dilihat pada tabel berikut ini :

9 Tabel 4.6. Kondisi Gedung Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Status Kondisi No Sekolah Negeri Swasta Jumlah Baik Rusak 1. SD SMP Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika, 2013 Tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa dari total 834 ruang sekolah pada tingkat pendidikan dasar, yakni dari SD sampai dengan SMP, jumlah ruang sekolah swasta relative lebih banyak yaitu 376 ruang. Sementara itu dari 834 ruang sekolah terdapat 118 ruang dalam kondisi rusak. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat demi proses belajar mengajar yang lebih nyaman dan memenuhi standar pelayanan pendidikan. Kondisi ruang sekolah yang kurang memadai diwakili dalam gambar dari dua sekolah SD yang peneliti temui berikut ini.

10 Gambar 4.2. Kondisi Gedung Sekolah SD Negeri Inauga Sempan Sumber : Hasil observasi penelitian, 2014 Gambar 4.3. Kondisi Gedung Sekolah SD Negeri 5 Mimika Sumber : Hasil observasi penelitian, 2014

11 Kedua gambar tersebut menunjukkan kondisi gedung sekolah yang cukup memprihatinkan. Selama penelitian berlangsung, didapati bahwa gedung sekolah SD Negeri Inauga Sempan yang terletak di Distrik Mimika Baru menggunakan gedung bekas kantor kelurahan Inauga dengan ruang belajar yang terbatas dan banyak meja kursi belajar yang rusak. Sementara gedung SD Negeri 5 Mimika yang terletak di distrik Kuala Kencana menggunakan gedung bekas perusahaan kayu untuk dijadikan sekolah bagi anakanak usia sekolah yang ada di daerah sekitar Pembiayaan Sekolah Layanan pendidikan formal di Kabupaten Mimika saat ini telah terbagi menjadi pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pendidikan Dasar terdiri dari jenjang taman kanak-kanak (TK) sampai sekolah menengah pertama (SMP). Sedangkan pendidikan menengah terdiri dari sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar nasional pendidikan ialah menyangkut standar pembiayaan sekolah. Standar pembiayaan sekolah terbagi menjadi tiga bagian yaitu, biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal. Biaya personal para siswa ialah ditanggung oleh orang tua/wali. Sementara dalam pembiayaan operasional sekolah di Kabupaten Mimika, terkhusus pada pendidikan dasar dibiayai dari

12 BOS Pusat, BOS Provinsi dan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Kabupaten Mimika Data Hasil Penelitian Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Penetapan Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) telah ditetapkan sejak tahun Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, awalnya nama kebijakan disebut Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Pada tahun 2012, nama kebijakan diganti menjadi Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Kabupaten Mimika. Adapun sumber dana BOPDA ialah berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mimika. Dalam penetapan kebijakan, Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Kabupaten Mimika, Papua oleh pemerintah daerah dibuat dengan maksud untuk mengurangi beban pembiayaan pendidikan yang ditanggung oleh para orang tua siswa. Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika menjelaskan bahwa : Latar belakang adanya bantuan operasional pendidikan daerah Kabupaten Mimika ini bahwa pada UUD 1945 sudah tersirat pendidikan itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memberikan kebebasan pada semua warga negara untuk mendapatkan pengajaran, lalu kemudian penuntasan wajib belajar sembilan tahun.

13 Dengan penuntasan wajib belajar sembilan tahun salah satu konsekuensinya adalah pembiayaan. Omong kosong jika dalam suatu jenjang pendidikan tidak dibiayai. Untuk itulah pemerintah melihat hal itu, teristimewa BOS Daerah dimana anak-anak Papua banyak yang berlatarbelakang ekonomi lemah padahal dalam UUD dikatakan bahwa pendidikan merupakan hak semua warga negara. Dengan begitu pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati membuat kebijakan untuk menetapkan BOS Daerah, sehingga anak-anak Papua secara khusus bisa mengenyam pendidikan, lalu anakanak non-papua yang miskin juga bisa mengenyam pendidikan 1. Pernyataan Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar mengisyaratkan bahwa dalam penetapan kebijakan, BOPDA merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh seorang Bupati Kabupaten Mimika dengan dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa sebagian anakanak Papua di Kabupaten Mimika adalah anak-anak yang berasal dari latar belakang ekonomi lemah. Oleh karena itu, kebijakan BOPDA dibuat oleh seorang kepala daerah sebagai upaya membantu meringkan beban pembiayaan pendidikan bagi anak-anak Papua maupun non Papua yang berlatarbelakang belakang ekonomi miskin. Pernyataan itu juga didukung oleh Wakil Ketua DPRD Komisi C yang membidangi pendidikan yang menuturkan bahwa, kebijakan BOPDA adalah kebijakan yang dibuat oleh Bupati Kabupaten Mimika, yaitu Bpk. Klemen Tinal untuk membantu 1 Hasil wawancara bersama sekertaris Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika pada hari Selasa, 11 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

14 meringankan biaya pendidikan yang dibayar oleh para orang tua, terutama bagi anak-anak Papua 2. Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika juga menuturkan hal yang sama bahwa : Kebijakan BOPDA merupakan salah satu kebijakan yang dibuat oleh Bupati Kabupaten Mimika terdahulu yaitu Bpk.Klemen Tinal, SE. MM sesuai visi misi bupati saat itu yakni untuk mengurangi beban orang tua menyangkut pembiayaan pendidikan dalam bentuk pembebasaan SPP. Hal lainnya adalah bahwa dengan adanya kebijakan ini, semua kalangan dapat memperoleh atau menikmati pendidikan 3. Ketiga pernyataan yang ada juga didukung oleh pendapat kedua para kepala sekolah terkait latar belakang adanya kebijakan BOPDA. Menurut kepala SMP Negeri 5 Mimika, kebijakan BOPDA merupakan kebijakan yang dibuat oleh Bupati Kabupaten Mimika. Kebijakan ini berlangsung ketika pemerintah daerah, dalam hal ini bupati, ingin supaya biaya pendidikan digratiskan, artinya biaya pendidikan oleh orang tua untuk biaya operasional sekolah (SPP) 4. Sementara itu, seorang kepala sekolah lainnya berkomentar bahwa latar belakang kebijakan BOPDA ini dibuat bupati 2 Hasil wawancara dengan Wakil Ketua DPRD Komisi C- Bidang Pendidikan pada hari Kamis, 06 Februari 2014, Pukul WIT. 3 Hasil wawancara bersama Kabag Keuangan Daerah Kabupaten Mimika pada hari Senin 27 Januari 2014, Pukul WIT WIT. 4 Hasil wawancara bersama kepala SMP Negeri 5 Mimika, pada hari Senin, 20 Januari 2014, Pkl WIT Pkl WIT.

15 sebenarnya untuk mengurangi beban biaya pendidikan yang ditanggung orang tua/wali siswa 5. Ketiga pernyataan tersebut menunjukkan bahwa BOPDA merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati Kabupaten Mimika. BOPDA dibuat karena didasari pada kenyataan bahwa sebagian anak-anak Papua maupun non Papua dalam kategori usia sekolah yang ada di Kabupaten Mimika, berasal dari latar belakang ekonomi miskin. Oleh karena itu, kebijakan BOPDA ditetapkan oleh Bupati Kabupaten Mimika untuk membantu meringankan beban pembiayaan pendidikan agar setiap anggota masyarakat usia sekolah dapat menikmati layanan pendidikan. Dalam proses perencanaan kebijakan, Kepala Keuangan Daerah Kabupaten Mimika menuturkan, BOPDA dibuat berdasarkan visi dan misi bupati yang kemudian disusun membentuk suatu kerangka regulasi berkaitan dengan pemberian dana BOPDA dan dalam hal ini dibuat surat keputusan (SK) Bupati 6. SK Bupati yang telah dibuat, dikirimkan ke Dinas Pendidikan untuk dilaksanakan oleh dinas terkait. Ketika SK Bupati tentang BOPDA diterima oleh Dinas Pendidikan, dinas lalu melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah, dalam hal ini diadakan pertemuan bersama para kepala sekolah, tentang adanya 5 Hasil wawancara bersama Kepala SMP Negeri 3 Mimika, pada hari Sabtu, 24 Januari 2014, Pkl WIT-Pkl WIT. 6 Meskipun dalam hasil wawancara dikatakan ada SK BOPDA, tetapi data tentang SK BOPDA tidak dapat ditemukan.

16 pemberian dana bantuan operasional pendidikan daerah (BOPDA) oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika. Dalam temuan yang diperoleh selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan bahwa sekalipun kebijakan BOPDA telah ditetapkan sejak tahun 2008, namun peraturan Bupati sebagai landasan dasar hukum bagi pelaksanaan BOPDA baru dikeluarkan pada tahun 2012 dalam Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 tentang Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) untuk Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal itu diakui pula oleh Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika yang menuturkan bahwa peraturan bupati tentang BOPDA baru dikeluarkan pada tahun 2012, yaitu Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 tentang Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) untuk Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Peraturan Bupati disebutkan bahwa pemberian BOPDA merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam mendukung program wajib belajar. Ketika kebijakan BOSDA/BOPDA ditetapkan, awalnya Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika diberi tanggung jawab untuk mengelola dana BOSDA ke sekolah-sekolah. Namun pada tahun 2010, pengelolaan BOSDA ke sekolah-sekolah ditangani langsung oleh

17 Bendahara Daerah, yaitu Bagian Keuangan Daerah atas perintah Bupati Kabupaten Mimika. Dalam wawancara bersama Kepala Bagian Pembukuan Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, beliau menuturkan bahwa : Terkait pengelolaan BOPDA, awalnya dikelola oleh Dinas Pendidikan. Namun pada tahun 2010, pengelolaan BOPDA dialihkan ke bagian keuangan atas perintah Bupati karena berdasarkan temuan dari BPK, dana BOPDA sebesar dua puluh tujuh miliar tidak dilaporkan oleh Dinas Pendidikan 7. Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang anggota bagian pembukuan keuangan daerah Kabupaten Mimika bahwa BOPDA awalnya dikelola oleh Dinas Pendidikan. Tapi pada tahun 2010, dialihkan ke bagian keuangan karena ada dana BOPDA yang tidak dilaporkan oleh Dinas Pendidikan 8. Kedua pernyataan yang ada menunjukkan bahwa pengalihan pengelolaan dana BOPDA dari Dinas Pendidikan ke Bendahara Daerah, yaitu Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika ialah disebabkan karena tidak dilaporkannya dana BOSDA/BOPDA sebesar dua puluh tujuh miliar rupiah berdasarkan temuan dari BPK (Badan Pemberantas Korupsi). Terkait dengan pemberian bantuan dana BOPDA, menurut Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 tentang 7 Hasil wawancara singkat bersama Kepala Bagian Pembukuan Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, pada hari 13 Januari 2014, Pukul WIT-Pukul WIT. 8 Hasil wawancara bersama salah seorang anggota Bagian Pembukuan Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, pada hari Senin, 10 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

18 pemberian Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) untuk Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pasal 2 menyebutkan bahwa tujuan pemberian BOPDA adalah bantuan pembiayaan operasional sekolah dalam rangka membebaskan biaya operasional pendidikan untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang ditanggung oleh orang tua murid untuk menjamin standar pelayanan minimal pendidikan. Adapun sasaran pemberian BOPDA dalam Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 bab VI ayat 1 ialah TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Dalam wawancara bersama para informan, didapati bahwa BOPDA diberikan kepada semua sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) adalah bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah daerah Kabupaten Mimika, Papua dalam bentuk dana (uang) pendidikan kepada sekolah-sekolah yang ada di daerah setempat. Pada Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 bab VI ayat 4, BOPDA dipergunakan untuk membiayai kebutuhan operasional sekolah, yaitu : 1. Kegiatan belajar mengajar; 2. Kegiatan kesiswaan; 3. Kewajiban rutin sekolah; dan 4. Managemen sekolah.

19 Sementara pada ayatnya yang ke-5 menyebutkan bahwa dana BOPDA tidak boleh dimanfaatkan untuk : 1. Tunjangan lain-lain dalam bentuk apapun (tambahan gaji, upah bagi PNS) 2. Kegiatan fisik sekolah dalam bentuk apapun dan penambahan barang/jasa yang menambah asset; dan 3. Perjalanan dinas, transportasi dan akomodasi. Sedangkan dari segi mekanisme penyaluran dana, ditetapkan dalam Peraturan Bupati No.3 Tahun 2012 pasal 7 ayat 6 bahwa BOPDA untuk jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA dan SMK diberikan setiap 3 (tiga) bulan/per triwulan dan bantuan stimulan untuk tingkat Taman Kanak-Kanak diberikan setiap 6 (enam) bulan per semester. Dengan adanya pemberian dana BOPDA, diharapkan sekolah tidak lagi mengadakan pungutan kepada orang tua/wali murid karena segala beban pembiayaan operasional pendidikan di sekolah telah dibebankan selain kepada pemerintah pusat dan provinsi, juga pemerintah kabupaten, dalam hal ini Kabupaten Mimika. Dengan demikian dari segi penetapan kebijakan, BOPDA merupakan suatu kebijakan Bupati Kabupaten Mimika yang dilatarbelakangi pada kenyataan sebagian warga masyarakat Papua maupun non Papua di daerah setempat berlatarbelakang ekonomi lemah. Oleh karena itu, BOPDA ditetapkan dalam rangka membantu meringankan beban para orang tua dalam

20 pembiayaan pendidikan, dalam bentuk pembebasan biaya operasional pendidikan yang selama ini ditanggung para orang tua. BOPDA diberlakukan untuk semua sekolah, baik negeri maupun swasta pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. BOPDA digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional sekolah Proses Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan (BOPDA) Dalam proses pelaksanaan, pemberian dana BOPDA diberlakukan sesuai isi peraturan yakni untuk semua sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah ; TK, SD, SMP, SMA dan SMK, baik swasta maupun negeri yang ada di Kabupaten Mimika, Papua. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, BOPDA ialah bantuan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika dalam bentuk dana (uang) kepada semua sekolah di daerah setempat. Besaran anggaran dana BOPDA yang diterima oleh setiap sekolah pun berbeda-beda disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan jumlah siswa di setiap sekolah (lihat lampiran 1-3). Menurut Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, untuk tingkat SMA/SMK jumlah dana BOPDA yang diterima lebih besar nilainya dibanding TK, SD dan SMP. Bertolak pada hasil wawancara, pembedaan jumlah dana BOPDA yang diterima disebabkan oleh karena adanya BOS Pusat untuk tingkat SD dan SMP, dan tidak diberlakukan untuk sekolah-sekolah pada tingkat SMA/SMK,

21 sehingga dana BOPDA yang diberikan kepada SMA/SMK lebih besar jumlahnya dibanding untuk TK, SD, dan SMP. Berdasarkan daftar rekapan alokasi anggaran Bantuan Operasional Pendidikan Daerah Pendidikan Dasar Tahun Anggaran 2013 untuk tahun ajaran 2012/2013 (terlampir) jumlah alokasi dana BOPDA yang diterima sekolah-sekolah negeri pada tahun 2013 di tingkat pendidikan dasar Distrik Mimika Baru bervariasi. Pada jenjang pendidikan SD, dana BOPDA yang diterima sekolah yakni berkisar antara Rp Rp (seratus enam juta rupiah sampai dengan tujuh ratus sembilan puluh satu juta rupiah). Sedangkan pada jenjang pendidikan SMP, berjumlah antara Rp Rp (empat puluh lima juta rupiah sampai dengan lima ratus sembilan puluh lima juta rupiah). Menurut daftar tersebut jumlah anggaran per siswa per bulan untuk tiap jenjang pun berbeda-beda. Untuk jenjang SD tiap siswa mendapatkan dana sebesar Rp /bulan (empat puluh sembilan ribu tujuh ratus lima puluh sembilan rupiah per bulan) dan pada jenjang SMP yakni sebesar Rp /anak/bulan (empat puluh sembilan ribu tujuh ratus lima puluh rupiah per anak per bulan). Di distrik Mimika Baru, SD Negeri yang mendapat anggaran dana BOPDA terkecil ialah SD Negeri Sentra Pendidikan dan yang terbesar adalah SD Inpres Koperapoka II dengan jumlah siswa sebanyak 1326 anak. Sedangkan pada jenjang SMP, SMP Negeri di Distrik Mimika Baru yang mendapat anggaran dana

22 BOPDA terkecil ialah SMP Negeri 12 Mimika dan terbesar adalah SMP Negeri 2 Mimika. Data rekapan anggaran dana BOPDA tahun anggaran 2013 jika dibandingkan dengan hasil penelitian di lapangan, ditemukan ada kesenjangan pada beberapa sekolah yang ditemui sebagai objek penelitian. Ada perbedaan jumlah dana antara yang tertulis dalam data rekapan tersebut dengan yang diterima sekolah. Alokasi dana tahun 2013 pada jenjang sekolah dasar untuk SD Negeri V Mimika mendapat dana BOPDA sebesar Rp , SD Inpres Kwamki II Mimika Baru sebesar Rp , dan SD Negeri Inauga Sempan sebesar Rp Sedangkan pada jenjang SMP, SMP Negeri 3 Mimika mendapat dana BOPDA sebesar Rp dan SMP Negeri 5 Mimika sebesar Rp Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah-sekolah tersebut, ternyata alokasi dana pada tahun 2013 yang diterima sekolah-sekolah tidak sejumlah yang tertera pada data rekapan yang ada. Dalam wawancara bersama kepala sekolah dan bendahara SD Negeri Inauga Sempan, pada tahun 2013 SD Negeri Inauga Sempan hanya mendapat dana sebesar Rp (delapan puluh empat juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) dengan jumlah siswa sebanyak 524 anak. Sementara menurut Kepala SD Inpres Kwamki II Mimika Baru menerima dana BOPDA sebesar Rp

23 (seratus enam puluh tujuh juta delapan ratus tiga puluh dua ribu rupiah) dengan jumlah siswa sebanyak 1036 siswa. Sedangkan pada tingkat SMP, kepala SMP Negeri 3 Mimika menuturkan bahwa pada tahun 2013 sekolahnya hanya mendapat dana BOPDA sebesar Rp (enam puluh delapan juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah) dengan jumlah siswa pada tahun ajaran 2012/2013 yakni terdiri dari 205 siswa. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan pegawai bagian keuangan daerah, diakui bahwa jumlah dana BOPDA yang diterima sekolah pada tahun 2013 mengalami penurunan dari yang semestinya diterima. Hal tersebut disebabkan terutama karena disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Jumlah dana BOPDA yang seharusnya diterima setiap siswa dalam satu bulan untuk jenjang SD sebesar Rp dan SMP sebesar Rp mengalami penurunan menjadi Rp pada jenjang SD dan Rp pada jenjang SMP. Akibatnya jumlah dana BOPDA yang diterima sekolah mengalami penurunan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Dalam proses pelaksanaan, tidak ada juklak maupun juknis khusus penggunaan dana BOPDA di sekolah. Kepala Keuangan Daerah Kabupaten Mimika menuturkan, juklak dan juknis BOPDA belum ada. Selama ini kami hanya mengacu pada juknis BOS

24 Pusat 9. Hal ini diakui pula oleh Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika yang menyatakan bahwa juklak dan juknis BOPDA memang belum ada. Untuk sementara kami gunakan juknis BOS Pusat. Tetapi juknis BOS Pusat juga tidak sesuai dengan kondisi di daerah 10. Para kepala sekolah yang diwawancarai juga mengakui bahwa BOPDA tidak mempunyai juklak maupun juknis penggunaan dana. Pedoman penggunaan dana BOPDA hanya mengacu pada Peraturan Bupati No.3 Tahun Namun dalam wawancara bersama beberapa kepala sekolah, mereka mengaku kesulitan dalam membuat perincian penggunaan dana karena tidak dijelaskan dalam perbup. Dalam Peraturan Bupati, dana BOPDA digunakan untuk empat item yaitu kegiatan belajar mengajar, kegiatan kesiswaan, kewajiban rutin sekolah, dan managemen sekolah. Sedangkan dalam Juknis BOS Pusat tahun 2013 yang dijadikan acuan sebagai juknis penggunaan BOPDA, dana BOS digunakan untuk beberapa komponen pembiayaan yaitu pengembangan perpustakaan, kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian bahan-bahan habis pakai, langganan daya 9 Hasil wawancara bersama Kepala Keuangan Daerah Kabupaten Mimika pada hari Senin 27 Januari 2014, Pkl WIT WIT. 10 Hasil wawancara bersama Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika pada hari Selasa, 11 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

25 dan jasa, perawatan sekolah, pembayaran honorarium bulanan, pengembangan profesi guru, membantu siswa miskin, pembiayaan pengelolaan BOS, pembelian perangkat komputer, dan biaya lainnya jika seluruh komponen 1 sampai dengan 12 terpenuhi pendanaannya dari BOS. Dari segi mekanisme penyaluran dana, dalam Peraturan Bupati disebutkan bahwa dana BOPDA untuk jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA dan SMK diberikan setiap 3 (tiga) bulan/per triwulan dan bantuan stimulan untuk tingkat Taman Kanak-Kanak diberikan setiap 6 (enam) bulan per semester. Namun pada pelaksanaannya, pemberian dana BOPDA dilakukan per semester atau setiap 6 bulan sekali untuk semua jenjang pendidikan, yaitu periode Januari-Juni dan Juli-Desember. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika bahwa penyaluran dana BOPDA dilakukan per semester 11. Secara administratif, dalam hal penyaluran dana sekolah-sekolah harus memenuhi beberapa prosedur persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika untuk menerima dana BOPDA. Prosedur yang perlu dilaporkan sekolah adalah menyangkut data jumlah siswa selama satu tahun ajaran dan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA periode sebelumnya serta salinan RAPBS/RKAS selama 1 semester dan materai enam 11 Ibid...

26 ribu. Sekolah-sekolah pada tingkat pendidikan dasar di Kabupaten Mimika berurusan langsung dengan Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika. Rekapan data jumlah siswa yang dilaporkan sekolah-sekolah pada tingkat pendidikan dasar ke Dinas Pendidikan Dasar kemudian akan dilaporkan ke bagian keuangan daerah Kabupaten Mimika untuk disusun penganggaran dana BOPDA ke sekolah masing-masing. Penyaluran dana BOPDA ditransfer ke rekening masing-masing sekolah oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika. Sebelum dana dicairkan, sekolah harus mengurus rekomendasi dan meminta kwitansi pembayaran serta surat pernyataan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika bahwa : Untuk pencairan dana, sekolah harus mengurus rekomendasi ke Dinas Pendidikan yang kemudian diserahkan ke bagian keuangan daerah untuk dikeluarkan kwitansi penerimaan dana BOPDA, barulah kepala sekolah dan bendahara sekolah melakukan pencairan dana di bank 12. Pernyataan Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika ditambahkan pula oleh anggota bidang pembukuan keuangan daerah bahwa : Dalam mekanisme pencairan dana BOPDA, sekolah perlu mengurus rekomendasi dan surat pernyataan dari Dinas Pendidikan. Setelah itu, sekolah mengurus berita 12 Hasil wawancara bersama Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, pada hari Senin, 27 Januari 2014, Pkl WIT WIT.

27 acara serah terima dana dan kwitansi pembayaran dari sekertaris daerah (Setda) 13. Pendapat di atas didukung pula oleh Sekertaris Dinas Pendidikan Dasar bahwa : Dinas Pendidikan hanya mengurusi hal-hal yang bersifat administratif saja dalam penyaluran dana. Kalau tentang penganggaran dan pencairan dana BOPDA dilakukan oleh bagian keuangan daerah. Ketika dana BOPDA akan dicairkan, pihak sekolah yaitu kepala sekolah meminta rekomendasi dan surat pernyataan dari Dinas Pendidikan. Selanjutnya sekolah berurusan dengan bagian keuangan daerah untuk mendapatkan kwitansi penerimaan dan berita acara serah terima dana BOPDA. Bertolak pada beberapa pernyataan tersebut, maka dalam mekanisme penyaluran dana, sekolahsekolah pada tingkat pendidikan dasar harus memenuhi beberapa prosedur persyaratan, yakni memasukkan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana, RAPBS/RKAS sekolah, laporan data siswa, dan juga mengurus hal-hal administratif lainnya seperti surat pernyataan, rekomendasi, dan surat perjanjian pemberian bantuan di Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika serta berita acara penyerahan uang dan kwitansi pembayaran bagi pengambilan dana BOPDA di bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika. Setelah semua urusan administratif tersebut dipenuhi, barulah sekolah, dalam hal ini kepala sekolah dan bendahara dapat melakukan pencairan dana BOPDA di bank. 13 Hasil wawancara bersama anggota bagian pembukuan keuangan daerah Kabupaten Mimika, pada hari Senin, 10 Februari 2013, Pukul WIT WIT.

28 Dalam alokasi waktu penyaluran dana BOPDA oleh pemerintah daerah ditemukan seringkali tidak tepat waktu. Terkadang dana BOPDA baru diberikan pada pertengahan semester, tapi ada pula dana BOPDA yang diberikan setelah akhir semester. Sebagai contoh berdasarkan temuan di lapangan, pemberian dana BOPDA tahun 2013 untuk periode kedua baru diterima sekolah-sekolah pada bulan Desember Sementara pada saat yang sama, diakui oleh beberapa kepala sekolah yang diwawancarai bahwa sekolah diminta untuk melaporkan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA untuk periode Juli-Desember. Menurut salah seorang anggota bagian pembukuan keuangan daerah Kabupaten Mimika, ada sekolah yang sudah memasukkan LPJ penggunaan dana BOPDA periode tersebut, tetapi ada juga yang belum. Penyaluran dana BOPDA yang seringkali tidak tepat waktu sangat mempengaruhi pembiayaan operasional sekolah. Kebanyakan sekolah mengutang belanja barang-barang kebutuhan untuk operasional sekolah ketika terjadi keterlambatan pencairan dana. Setelah dana dicairkan, barulah utang-utang sekolah dibayar. Menurut Kepala SMP Negeri 3 Mimika : Ketika dana BOPDA terlambat dicairkan, memang kami kesulitan dalam membiayai operasional sekolah. Biasanya kami menggunakan skala prioritas dalam membiayai operasional sekolah. Kegiatan atau keperluan mana yang mendesak dan tidak dapat ditunda itulah yang kami biayai terlebih dulu. Tentunya sumber pendapatan sekolah ada tiga, yaitu BOS Pusat, BOS Provinsi, dan BOS Daerah. Ketiga sumber dana ini

29 tidak disalurkan dalam waktu yang bersamaan, sehingga dana BOS mana yang lebih dulu kami terima itulah yang kami pakai untuk membiayai operasional sekolah 14. Sedangkan Kepala SD Negeri V Mimika menyatakan bahwa, biasanya sekolah meminjam dana dari kantin sekolah untuk membiayai kegiatan sekolah jika dana BOPDA belum diterima. Setelah dana BOPDA kami terima, kami gunakan sebagian untuk membayar utang-utang sekolah 15. Sering terjadinya keterlambatan pencairan dana BOPDA oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika sempat menimbulkan aksi demo yang dilakukan oleh para guru di daerah setempat. Aksi demo dilakukan pada tahun 2012 dengan maksud menuntut dana BOPDA tahun 2011 yang tidak diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika. Salah seorang anggota DPRD Komisi C bagian pendidikan menegaskan bahwa BOPDA tahun 2011 bermasalah disebabkan karena adanya masalah pertanggungjawaban dari kepala sekolah, sehingga dana tersebut dikembalikan ke kas daerah dan menjadi silva. Hal tersebut juga dibenarkan oleh wakil ketua DPRD Komisi C bagian pendidikan bahwa : Penyaluran dana 2011 yang bermasalah dan mengakibatkan demo adalah disebabkan karena ada beberapa sekolah yang tidak melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA di sekolah, sehingga hal tersebut mempengaruhi yang 14 Hasil wawancara bersama Kepala SMP Negeri 3 Mimika pada hari Sabtu, 24 Januari 2014, Pkl WIT WIT. 15 Hasil wawancara bersama Kepala SD Negeri V Mimika pada hari Senin, 10 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

30 lain. Satu atau dua sekolah saja yang tidak melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA, akan menghambat pencairan dana BOPDA untuk semua sekolah, baik yang sudah melaporkan pertanggungjawabannya maupun yang belum 16. Keterlambatan pencairan dana BOPDA diakui oleh Kepala Bagian Keuangan Daerah Kabupaten Mimika adalah disebabkan juga karena adanya keterlambatan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA oleh kepala-kepala sekolah. Sementara itu, salah seorang anggota bagian pembukuan keuangan mengaku bahwa penyaluran dana BOPDA yang terlambat disalurkan ke rekening sekolah bukan hanya tergantung pada laporan pertanggungjawaban sekolah tetapi juga karena menunggu persetujuan dari bupati 17. Hal lainnya yang juga peneliti temui terkait dengan keterlambatan distribusi dana ialah komunikasi dengan pihak DPRD Kabupaten Mimika yang tidak terjalin dengan baik. Terkait dengan dana BOPDA tahun 2011, dalam salah satu surat kabar online, Kepala Keuangan Daerah menjelaskan bahwa "kami masih menunggu jawaban dari DPRD apakah dewan menyetujui untuk menyalurkan dana BOPDA mendahului penetapan APBD-Perubahan Kalau DPRD setuju maka akan segera kita salurkan," ( Sementara menurut Ketua Komisi C DPRD Mimika, hingga saat ini, sejumlah anggota DPRD Mimika, 16 Hasil wawancara bersama Wakil Ketua DPRD Komisi C Bidang Pendidikan Kabupaten Mimika pada hari Kamis, 06 Februari 2014, Pkl WIT WIT. 17 Hasil wawancara bersama salah seorang anggota Bagian Pembukuan Keuangan Daerah Kabupaten Mimika, pada hari Senin, 10 Februari 2014, Pkl WIT WIT.

31 mengaku belum melihat surat yang disampaikan oleh Pemda Mimika ke Dewan terkait dengan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) ( Beberapa pernyataan tersebut menggambarkan bahwa penyaluran dana BOPDA ke sekolah-sekolah tergantung pada laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA yang telah dilaporkan sekolah, persetujuan bupati, dan komunikasi dengan pihak DPRD Kabupaten Mimika. Sementara dana BOPDA tahun 2011 yang tidak diberikan ke sekolahsekolah disebabkan oleh karena laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA tidak dilaporkan oleh beberapa sekolah yang pada gilirannya turut mempengaruhi penyaluran dana BOPDA ke semua sekolah. Selanjutnya menyangkut sasaran dana BOPDA sesuai isi peraturan bupati ialah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, kegiatan kesiswaan, kewajiban rutin sekolah, dan manajemen sekolah. Pada pelaksanaannya, menurut hasil wawancara bersama para kepala sekolah diakui bahwa ada kesulitan yang ditemui dalam merincikan penggunaan dana BOPDA karena tidak adanya petunjuk penggunaan dana yang diatur dalam juklak maupun juknis oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika. Sekolah berusaha menafsirkan rincian penggunaan dana BOPDA berdasarkan juknis BOS Pusat. Berikut ini adalah

32 salah satu contoh garis besar rincian penggunaan dana BOPDA oleh SMP Negeri 3 Mimika. Tabel 4.7. Rincian Penggunaan Dana BOPDA SMP Negeri 3 Mimika Tahun Ajaran 2012/2013(Diolah) No. Penggunaan Pembelanjaan Rincian Penggunaan Pembelanjaan 1. Kegiatan Belajar Mengajar 2. Belanja Barang Habis Pakai Pelaksanaan ujian semester Pembuatan Rapor Siswa Pembuatan Kartu Pelajar ATK (Alat Tulis Kantor) 3. Biaya Honorer Guru dan Pegawai Tidak Tetap Lomba-Lomba : Pertandingan sepakbola Olimpiade Sains 4. Kegiatan Kesiswaan Kegiatan hari-hari besar nasional Pembinaan Keagamaan : Perayaan natal bersama Halal bi Halal 5. Kelengkapan Sarana Belanja Pemeliharaan Prasana 6. Biaya Listrik - 7. Pengembangan Kurikulum Penyusunan program sekolah Penyusunan perangkat pembelajaran Pengembangan model inovasi pembelajaran

33 Sumber : Laporan Surat Pertanggungjawaban Keuangan Penggunaan Dana BOPDA, SMP Negeri 3 Mimika, 2012/2013 Dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan pengunaan dana BOPDA oleh SMP Negeri 3 Mimika menunjukkan dana BOPDA telah digunakan untuk membiayai kegiatan proses belajar mengajar, belanja pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan kurikulum, kegiatan kesiswaan, bayar tenaga honor baik guru maupun pegawai tidak tetap (GTT dan PTT), belanja barang habis pakai seperti alat tulis kantor (ATK), dan membayar listrik. Belanja pemeliharaan ditujukan untuk biaya pemeliharaan taman sekolah. Sementara kelengkapan sarana prasarana yang dibelanjakan diantaranya meliputi belanja papan data siswa, pengeras suara, 2 buah printer untuk administrasi sekolah dan cetak lembar kerja siswa, gitar untuk pembelajaran seni budaya. Lain halnya dengan SMP Negeri 3 Mimika, di SD Inpres Kwamki II dan SD Negeri V Mimika, sekolah menggunakan sebagian dana BOPDA tahun 2012 untuk menambah sarana dan prasarana sekolah. Berikut ini penuturan Kepala SD Negeri V Mimika. Dana BOPDA yang diterima sekolah, juga kami gunakan untuk membeli meja dan kursi belajar untuk anak-anak. Sebenarnya hal itu tidak boleh kami beli dengan menggunakan dana BOPDA karena dilarang, tetapi harus dilakukan karena sarana belajar anakanak di kelas untuk bangku dan meja tulis tidak ada. Sebagai ganti pelaporannya, kami menggunakan nota

34 lainnya sebagai keterangan untuk menutupi dana yang kami keluarkan untuk belanja sarana dan prasana sekolah 18. Sedangkan Kepala SD Inpres Kwamki II menuturkan : Waktu itu kami tidak dapat juknis, jadi kami tidak tahu barang-barang apa yang boleh dibeli dengan menggunakan dana BOPDA dan mana yang tidak boleh. Sempat kami membeli mesin fotocopy untuk keperluan sekolah dan setelah badan inspektorat memeriksa, baru kami tahu bahwa tidak boleh menggunakan dana BOPDA untuk beli mesin fotocopy 19. Lebih lanjut Kepala SD Inpres Kwamki II menerangkan, semasa kepala sekolah menjabat, beliau belum menerima petunjuk penggunaan dana BOPDA dalam peraturan bupati. Akibatnya, sekolah menggunakan sebagian dana BOPDA untuk berbelanja kebutuhan sekolah yang dalam peraturan bupati adalah hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu dengan membeli mesin fotocopy. Dalam hasil wawancara, dituturkan oleh kepala sekolah bahwa belanja mesin fotocopy tidak boleh dilakukan oleh karena menurut bagian inspektorat hal itu bersifat menambah asset sekolah. Dengan demikian penggunaan dana BOPDA di SD Negeri V Mimika dan SD Inpres Kwamki II menunjukkan adanya kesalahan dimana sebagian dana BOPDA oleh pihak sekolah digunakan untuk membeli barang kebutuhan sarana dan prasarana sekolah. 18 Hasil wawancara dengan Kepala SD Negeri V Mimika pada hari Senin, 10 Februari 2014, Pukul WIT WIT 19 Hasil wawancara bersama Kepala SD Inpres Kwamki II Mimika Baru pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

35 Sedangkan Kepala SMP Negeri 5 Mimika mengaku bahwa dana BOPDA juga ia gunakan untuk biaya transportasi dalam pengurusan administrasi BOPDA di Dinas Pendidikan dan Bagian Keuangan Daerah 20. Dengan demikian dari segi implementasi kebijakan, dana BOPDA yang diberikan ke sekolahsekolah di Kabupaten Mimika disesuaikan dengan keuangan daerah. Sementara dalam proses implementasi kebijakan, tidak ada petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis khusus penggunaan dana BOPDA. Distribusi dana BOPDA juga seringkali terlambat didistribusikan karena dipengaruhi oleh laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOPDA dari sekolah, persetujuan bupati, dan koordinasi antara pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Mimika yang tidak terjalin baik. Sementara dalam penggunaan dana BOPDA, ada terjadi beberapa kesalahan yang dilakukan sekolah, dimana sekolah menggunakan sebagian dana BOPDA untuk menambah asset sekolah dan perjalanan transportasi untuk pengurusan administratif dana BOPDA. 20 Hasil wawancara bersama Kepala SMP Negeri 5 Mimika pada Senin, 24 Februari 2014, Pukul WIT WIT.

36 Hasil Implementasi Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) Pendidikan Dasar Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika Papua Adanya kebijakan BOPDA di Kabupaten Mimika, sekolah-sekolah dilarang untuk menarik pungutan biaya SPP dari para orang tua yang selama ini ditanggung oleh para orang tua/wali murid. Berdasarkan hasil penelitian di beberapa sekolah negeri pada tingkat pendidikan dasar di Distrik Mimika Baru, sekolah-sekolah sudah tidak lagi memungut biaya SPP sesuai petunjuk kebijakan yang ada. Hanya saja ada pungutan lain yang masih dipungut sekolah dari para orang tua/wali murid. Berikut ini adalah penuturan beberapa kepala sekolah menyangkut pungutanpungutan yang masih ditarik sekolah dari para orang tua/wali. Kepala SD Negeri V Mimika menuturkan bahwa sekolah tidak lagi memungut uang SPP, tetapi untuk mendaftar sebagai peserta didik di SD Negeri V, setiap anak dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp (tiga ratus ribu rupiah) 21. Sedangkan di SD Negeri Inauga Sempan, menurut kepala sekolah di SD tersebut menyatakan : Dengan adanya BOPDA, sekolah dilarang memungut SPP. Kami tidak lagi memungut SPP sejak tahun Hanya ada biaya daftar ulang pada saat pengembalian raport yang kami pungut dari orang tua siswa sebesar 21 Hasil wawancara dengan kepala SD Negeri V Mimika, pada hari Senin, 10 Februari 2014, Pkl WIT WIT.

37 sepuluh ribu rupiah per anak. Untuk uang pakaian, setiap anak dikenakan biaya seratus enam puluh ribu 22. Sama dengan kedua sekolah tersebut, Kepala SD Inpres Kwamki Baru menjelaskan bahwa kami tidak lagi memungut SPP dari orang tua/wali siswa karena itu sudah dilarang oleh pemerintah daerah. Hanya memang pada saat awal masuk sekolah, kami adakan pungutan kepada tiap orang tua siswa untuk uang pengembangan sekolah 23. Kondisi sekolah dimana tidak lagi memungut SPP dari orang tua/wali murid juga dilakukan pada jenjang SMP. Pada SMP Negeri 3 Mimika dan SMP Negeri 5 Mimika yang penulis temui juga sudah tidak lagi melakukan pungutan biaya SPP. Realita tersebut didukung pula oleh pendapat beberapa orang tua siswa di sekolah-sekolah yang dijadikan sebagai objek penelitian bahwa untuk pembayaran SPP diakui para orang tua, sekolah sudah tidak lagi memungut. Hanya saja ada pungutan-pungutan tertentu yang harus dibayar oleh para orang tua, seperti biaya pengembangan sekolah, biaya daftar ulang dan biaya pengayaan untuk ujian nasional maupun ujian sekolah, try out, biaya untuk ujian praktek pada tingkat SMP yang telah disepakati bersama guru, komite sekolah, dan para orang tua/wali peserta didik. 22 Hasil wawancara bersama Kepala Sekolah SD Negeri Inauga Sempan pada hari Senin, 17 Februari 2014, Pkl WIT WIT. 23 Hasil wawancara bersama Kepala SD Inpres Kwamki II pada hari Jumat, 14 Februari 2014, Pkl WIT Pkl WIT.

38 Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa pungutan SPP pada tingkat pendidikan dasar, baik SD maupun SMP sudah tidak lagi dilakukan oleh sekolah sesuai harapan dan amanat yang telah diberikan oleh pemerintah daerah dengan adanya dana BOPDA. Beban pembiayaan operasional pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah daerah setempat telah membuka kesempatan bagi setiap anak-anak usia sekolah, terkhusus dari latar belakang ekonomi lemah, baik anak-anak Papua maupun non Papua, untuk memperoleh pendidikan. Berdasarkan data jumlah siswa pada beberapa sekolah yang ditemui, terjadi peningkatan jumlah siswa sejak tahun 2008 ketika BOPDA ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Mimika. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. No Tabel 4.8. Perkembangan Jumlah Siswa Pendidikan Dasar Negeri Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika-Papua Sekolah SD Inpres Kwamki Baru SD Negeri Inauga Sempan SMP Negeri 3 Mimika SMP Negeri 5 Mimika Jumlah Siswa

39 Data perkembangan jumlah siswa menunjukkan bahwa keadaan jumlah siswa tiap tahunnya berubah dan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Pada tingkat pendidikan dasar negeri untuk jenjang sekolah dasar (SD) di Distrik Mimika Baru, SD Inpres Kwamki Baru merupakan salah satu SD di Kabupaten Mimika memiliki jumlah siswa terbanyak dari tahun Menurut salah seorang guru SD Inpres Kwamki II penurunan jumlah siswa mulai tahun 2010 disebabkan oleh karena adanya pemekaran wilayah distrik Kwamki Baru, sehingga sebagian anakanak usia sekolah yang berdomisili di daerah pemekaran disekolahkan para orang tua mereka di SD terdekat. Sedangkan pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), dari kedua SMP yang ditemui, SMP Negeri 5 Mimika memiliki jumlah siswa yang cukup banyak dan terus meningkat dari tahun 2008 sampai dengan Sementara itu jumlah siswa Papua di beberapa sekolah pada tingkat pendidikan dasar negeri Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika-Papua dapat dikatakan tidak lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah anak-anak usia sekolah yang non Papua. Berikut ini data perbandingan jumlah siswa Papua dan non Papua yang diwakili dari dua sekolah.

40 Tabel 4.9. Data Jumlah Siswa Papua Pendidikan Dasar Negeri Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika-Papua Tahun N o 1 2 Sekolah SD Inpres Kwamki II SMP Negeri 3 Mimika Tahun Tabel Data Jumlah Siswa Non Papua Pendidikan Dasar Negeri Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika-Papua Tahun N o Sekolah SD Inpres Kwamki II SMP Negeri 3 Mimika Tahun Kedua data dalam tabel di atas menunjukkan jumlah siswa Papua dan non Papua di kedua sekolah negeri pada tingkat pendidikan dasar Distrik Mimika Baru terus meningkat tiap tahunnya. Akan tetapi, jumlah siswa Papua yang berada di kedua sekolah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah siswa non Papua. Sedangkan dari segi data putus sekolah, kehadiran BOPDA terkhusus untuk beberapa sekolah di Distrik Mimika Baru cukup berkurang. Berikut tabel data putus sekolah di empat sekolah pada tingkat pendidikan dasar negeri.

41 Tabel Data Putus Sekolah Pendidikan Dasar Negeri Distrik Mimika Baru Tahun N o Sekolah SD Inpres Kwamki Baru SD Negeri Inauga Sempan SMP Negeri 3 Mimika SMP Negeri 5 Mimika Tahun Tabel data putus sekolah pendidikan dasar negeri yang diwakili oleh empat sekolah di Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika-Papua menunjukkan adanya perbedaan jumlah putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar untuk tiap jenjang pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh pada jenjang SD, untuk SD Inpres Kwamki Baru pada tahun 2008 ada 6 anak yang putus sekolah karena alasan perang suku. Hal yang sama juga terjadi pada SD Negeri Inauga Sempan. Menurut kepala sekolah SD Negeri Inauga Sempan, ada 14 anak pada tahun 2009 yang putus sekolah karena faktor lingkungan dimana terjadi perang suku, sehingga anak seringkali tidak hadir di kelas. Anak-anak yang putus sekolah karena faktor lingkungan tersebut adalah anak-anak suku asli Kabupaten Mimika. Akibat perang suku, anak-anak ditarik pulang oleh orang tua ke kampung halaman

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA Tanggal :... SEKRETARIAT DAERAH Kas Pos Nomor :... Kode Rek :... KWITANSI (TANDA PEMBAYARAN) Rp... yaitu untuk :...

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA Tanggal :... SEKRETARIAT DAERAH Kas Pos Nomor :... Kode Rek :... KWITANSI (TANDA PEMBAYARAN) Rp... yaitu untuk :... Lampiran XI Kesatu/Kedua/Ketiga PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA Tanggal :... SEKRETARIAT DAERAH Kas Pos Nomor :... Kode Rek :... SUDAH TERIMA DARI : BANYAKNYA : KWITANSI (TANDA PEMBAYARAN) Rp... yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang unggul hanya tercipta melalui suatu proses pendidikan. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SWASTA DI KOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH NEGERI DAN SEKOLAH SWASTA KOTA BOGOR

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN BIAYA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN RUTIN, BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun 2016 Bahan Kajian 2 SUMBER BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEND DASAR PEND MENENGAH PEND DASAR DAN MENENGAH Pemerintah/

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015 PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, SATUAN PENDIDIKAN DASAR, DAN SATUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 38 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DANA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR, BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2009 WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUTIN, BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Tanggal Terbit : 01 Februari 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Tanggal Terbit : 01 Februari 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Perihal : PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) OLEH BENDAHARAWAN ATAU PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN PENGGUNAAN DANA BOS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2016 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH SWASTA UNTUK SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang :

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN KEPALA MADRASAH SWASTA INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2016 RESPONDEN NAMA :... NIP :... JABATAN :... MADRASAH :... ALAMAT MADRASAH :... KECAMATAN :... KANTOR

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PERAWATAN DAN FASILITAS KEPADA SEKOLAH SWASTA DAN MADRASAH NEGERI / SWASTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SWASTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.184, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bantuan Operasional. Sekolah. Daerah Terpencil. Pedoman Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.07/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN afd20 Mei 2009=hasil hukum PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KHUSUS SISWA MISKIN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI/SWASTA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

SE-02/PJ./2006 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA

SE-02/PJ./2006 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA SE-02/PJ./2006 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA Contributed by Administrator Wednesday, 01 February 2006 Pusat Peraturan Pajak Online PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF GURU/PEGAWAI TIDAK TETAP DAN GURU/ PEGAWAI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN RUTIN, DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDAMPING, DAN DANA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA DEPOK YANG BERASAL DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2017... TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS UNTUK PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANJAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN

Lebih terperinci

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DENGAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 5.1 TAHUN

Lebih terperinci

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 23 TAHUN No. 23, 2017 TENTANG

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 23 TAHUN No. 23, 2017 TENTANG - 1 - SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMENUHAN BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN KHUSUS DI PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA S A L I N A N BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 16 (ENAM BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN HONORARIUM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BAGI GURU TIDAK TETAP DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI KABUPATEN BLORA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU [ GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN SEKOLAH BAGI SISWA KURANG MAMPU PADA SMA, MA, SMALB DAN SMK SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS ~ 1 ~ SALINAN Menimbang BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BUPATI KEPULAUAN YAPEN RAFT 4 RANPERDA final BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 1. Biaya Operasional, Biaya Investasi, dan Biaya Personal Sekolah

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN. 1. Biaya Operasional, Biaya Investasi, dan Biaya Personal Sekolah BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan 1. Biaya Operasional, Biaya Investasi, dan Biaya Personal Sekolah Dasar (SD) di Jawa Barat a. Biaya Operasional Sekolah Dasar Kebutuhan pembiayaan SD di Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN 2014 PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN SATUAN PENDIDIKAN MENENGAH YANG

Lebih terperinci

ALIKOTA YO GYAKARTYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2017

ALIKOTA YO GYAKARTYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2017 ALIKOTA YO GYAKARTYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH SWASTA UNTUK SATUAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI/SWASTA, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI/SWASTA DAN MADRASAH ALIYAH

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang :

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK,

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PENDAMPINGAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH TAHAP 2 TAHUN ANGGARAN 2015

INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH TAHAP 2 TAHUN ANGGARAN 2015 RESPONDEN TIM BOS KABUPATEN/KOTA INSTRUMEN PEMANTAUAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA MADRASAH TAHAP 2 TAHUN ANGGARAN 2015 RESPONDEN NAMA :... NIP :... JABATAN :... KAB/KOTA :... KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA) SEKOLAH DASAR (SD) SWASTA, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1373, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Bantuan Operasional Sekolah. Alokasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.07/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BERKEMBANG TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Dalam

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SALINAN Lampiran 1 Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu Nomor : 421.2 / 1080 /IV.DISDIK Tanggal : 22 Juni 2017 Tentang : Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru di Lingkungan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) GRATIS TAHUN 2008 WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG HONORARIUM PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN HONORER SEKOLAH NEGERI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASER

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; /b PERATURAN GUBISBNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBLfKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG =================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 16 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun 2011 Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011 1 Pokok Bahasan A B Sekilas Program BOS Kebijakan Perubahan Mekanisme Penyaluran Dana BOS Tahun

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI/SWASTA DAN MADRASAH

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN

Lebih terperinci

Indonesia T a h u n Nomor 5, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 4355);

Indonesia T a h u n Nomor 5, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 4355); B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R T A H U N 2 0 1 5 T E N T A N G P E D O M A N P E N G E L O L A A N A N G G A R A N P E N D A P

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGALOKASIAN DAN PEMBAGIAN ALOKASI DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BATASAN JUMLAH UANG PERSEDIAAN DAN GANTI UANG PERSEDIAAN UNTUK DIKELOLA BENDAHARA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI UMUM DESA BERSUMBER DARI BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 29 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 29 TAHUN 2015 T E N T A N G jui oleh : WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 29 TAHUN 2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN (BOP)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5... 1 SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5... PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BANTUAN PROGRAM DAN BANTUAN APARATUR PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci