BAB V PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility Bantuan Bagi Penderita Hydrocephalus Lorin Solo Hotel.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility Bantuan Bagi Penderita Hydrocephalus Lorin Solo Hotel."

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility Bantuan Bagi Penderita Hydrocephalus Lorin Solo Hotel. Lorin Solo Hotel sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa memiliki berbagai strategi untuk membentuk citra positif bagi perusahaan. Salah satu strategi yang di gunakan yakni dengan membentuk program Corporate Social Responsibiity. Melalui program Corporate Social Responsibility di harapkan perusahaan mampu menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, tidak hanya perusahaan saja yang di untungkan, namun khalayak sasaran juga dapat merasakan manfaat dari program ini, sehingga apabila program ini berjalan sukses sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan, akan bermuara pada citra positif bagi perusahaan. Program Corporate Social Responsibility dirancang oleh Public Relation Manager Lorin Solo Hotel setiap tahunnya, dimana dua tahun terakhir Lorin Solo Hotel menjalin kerjasama dengan salah satu stasiun televisi di kota Solo dengan nama program Dari Anda Lorin Berbagi. Selama satu tahun terakhir, periode April 2012 hingga April 2013, Lorin Solo Hotel telah bekerja sama dengan TATV untuk menyelesaikan 18 Program Corporate Social Responsibility dengan berbagai tema. Pemilihan khalayak dilakukan berdasarkan hari besar yang tercantum pada kalender ataupun melalui survei dari permohonan bantuan yang dikirimkan kepada perusahaan. Pemberian bantuan ini dilakukan hanya sekali, sesuai dengan kebutuhan khalayak. Karena pihak Lorin Solo Hotel tidak memberikan bantuan secara rutin, maka diharapkan melalui program acara Dari Anda Lorin Berbagi masyarakat terketuk untuk ikut membantu khalayak tersebut. 52

2 Akan tetapi, dari ke 18 program yang di laksanakan selama periode April 2012 hingga periode April 2013, peneliti tidak akan mengevaluasi keseluruhan program, hanya satu program saja yakni program bantuan bagi penderita Hydrocephalus, yang di laksanakan pada 26 Maret 2013 di Wonosari, Klaten. Menurut keterangan yang diberikan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel kepada peneliti, dari ke 18 program Corporate Social Responsibility yang telah dilaksanakan, program bantuan bagi penderita Hydrocephalus merupakan program yang mendapat perhatian paling besar dari masyarakat, meskipun perusahaan memberikan bantuan hanya satu kali, namun program ini membawa dampak positif bagi penderita Hydrocephalus dan perusahaan. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya masyarakat yang menelpon untuk ikut memberikan bantuan kepada keluarga penderita Hydrocephalus tersebut. Evaluasi merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi sebuah program. Dalam hal ini evaluasi berfungsi untuk melihat pencapaian tujuan dalam membangun citra perusahaan dari program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil evaluasi akan diketahui apakah program ini dapat dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan dengan berbagai penyempurnaan. Evaluasi memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau belum dan lain sebagainya. Evaluasi ini berfungsi untuk melihat sejauh mana program tersebut sudah terlaksana, apa yang terjadi dalam proses pelaksanaannya, hingga melihat bagaimana hasil akhir dari program tersebut. Oleh sebab itu untuk mengetahui efektifitas program Corporate Social Responsibility Bantuan Bagi penderita Hydrocephalus akan dilakukan evaluasi terhadap program tersebut. Dalam penelitian program bantuan bagi penderita Hydrocephalus, peneliti menggunakan metode evaluasi dari Stufflebeam yaitu evaluasi program model CIPP. Dari masing-masing konsep dan tahapan dalam program CSR akan dikelompokkan ke dalam context, input, process, dan 53

3 product. Evaluasi yang dilakukan adalah untuk mengukur efektivitas program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Public Relation Manager Lorin Solo Hotel untuk pembangunan citra. Hasil evaluasi akan dibahas pada subbab Program bantuan bagi penderita Hyrdocephalus Corporate Social responsibility merupakan salah satu unsur dalam menerapkan strategi pembentukan citra perusahaan. Program bantuan bagi penderita Hydrocephalus dilakukan sebagi bentuk kepedulian perusahaan terhadap kalangan menengah kebawah, sehingga diharapkan melalui program ini tujuan-tujuan yang di harapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Evaluasi terhadap program bantuan bagi penderita Hydrocephalus menggunakan metode analisis data CIPP akan di jelaskan dalam analisa sebagai berikut : a. Evaluasi Context Evaluasi context ini merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi program yang akan ataupun telah dijalankan. Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan tentang tujuan evaluasi Context yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki program. Evaluasi context adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program tersebut. Evaluasi context ini mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi obyektif yang dilaksanakan yang berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu. 1. Latar Belakang Lorin Solo Hotel merupakan salah satu hotel bintang 5 yang terdapat di kota Solo. Hotel ini memiliki beebrapa produk jasa, 54

4 diantaranya kamar atau tingkat hunian yang terbagi atas Moderate, Deluxe,Executive, Deluxe Suite, dan Bungalow. Selain itu terdapat pula beberapa elemen pendukung yang dihasikan oleh Health Club, Food and Baverage, dan Spa, untuk mendukung produk inti, sehingga Lorin Solo Hotel menjadi pilihan tepat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dengan positioning bintang 5 di kota Solo, memiliki citra positif di mata masyarakat menjadi hal yang penting, agar citra positif dapat terwujud, diperlukan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat. Public Relation yang dalam hal ini merupakan penghubung antara perusahaan dengan berbagai lapisan masyarakat sehingga perlu menerapkan berbagai strategi agar dapat mempertahankan citra positif bagi perusahaan. Salah satu strategi yang ditempuh yakni dengan menerapkan program Corporate Social Responsibility. Melalui program ini diharapkan perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, hal ini senada dengan keterangan yang diberikan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, kartika Oktavia pravitasari : Corporate Social Responsibility merupakan salah satu strategi dalam pembentukan citra perusahaan, melalui program ini diharapkan perusahaan dapat meraih simpati dari masyarakat, ketika simpati sudah didapat maka hubungan dengan siapapun akan lebih baik,selain itu citra yang ingin didapat meskipun hotel identik dengan kesan komersil namun tidak melupakan kalangan menengah kebawah (wawancara pada tanggal 15 Juni 2013). Dari keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, dapat di lihat bahwa khalayak sasaran program Corporate Social Responsibility merupakan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah, hal ini dilakukan agar program yang dilaksanakan tidak hanya menguntungkan bagi pihak perusahaan saja namun masyarakat kalangan menengah ke bawah juga dapat merasakan dampak positif dari program tersebut. Corporate Social Responsibily merupakan program yang banyak dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa, namun yang 55

5 membedakan program Corporate Social Responsibility yang dilakukan Lorin Solo Hotel dengan hotel-hotel lainnya, dapat dilihat dari strategi pelaksanaan programnya, pelaksaan program tidak memberikan bantuan secara rutin terhadap khalayak sasaran, namun dalam waktu satu bulan, Lorin Solo Hotel dapat melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility sebanyak dua kali. Hal ini di ungkapkan oleh Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari. Yang membedakan program CSR kami dengan hotel lain atau perusahaan lain, kami konsisten dalam melakukan program CSR, bahkan sebulan bisa dua kali melakukan kegiatan CSR dengan subyek yang berbeda-beda (Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013). Pemilihan subyek yang berbeda-beda di lakukan agar bantuan yang diberikan dapat merata, sehingga bantuan tidak hanya dirasakan oleh satu orang atau satu yayasan saja, namun bantuan dapat dirasakan oleh berbagai masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. 2. Analisa Tujuan Dalam evaluasi context ini perlu dilihat apa yang menjadi tujuan dari di adakannya program Corporate Social Responsibility. Selama periode bulan April 2012 hingga bulan April 2013 terdapat satu program yang menarik perhatian masyarakat yakni program bantuan bagi penderita Hydrocephalus yang dilaksanakan pada tanggal 26 maret Hal ini sesuai dengan pernyataan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari : Program bantuan bagi penderita Hydrocephaulus merupakan program yang banyak sekali mendapat animo dari para pemirsa TATV banyak yang menelpon untu ikut membantu, berarti kan acara itu bisa menyentuh ke hati masyarakat, jadi program kita mengena, membuat orang-orang tergugah untuk ikut membantu (wawancara, 30 Juni 2013). Penetapan tujuan utama Lorin Solo Hotel mengadakan program bantuan bantuan bagi penderita Hydrocephalus diperkuat dengan 56

6 keterangan yang diberikan oleh Public Relation manager, Kartika Oktavia Pravitasari : Tujuan dari diadakannya program bantuan bagi penderita Hydrocephaulus karena kita memang mengambil subyek-subyek yang kurang mampu, kalau kita lihat penyakit Hydrocephaulus merupakan penyakit langka yang belum bisa tersembuhkan, jadi paling tidak dengan kita membantu anak yang mengidap penyakit Hydrocephaulus kita bisa meringankan beban orang tuanya, apalagi rata-rata terdiri dari orang yang kurang mampu (wawancara, 30 Juli 2013). Berdasarkan keterangan yang diberikan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, tiga tujuan utama di adakannya program bantuan bagi penderita Hydrochepalus, yaitu : -Meringakan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus -Menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan. -Untuk meningkatkan citra positif bagi perusahaan. Dari ketiga tujuan tersebut, pada intinya program ini bertujuan untuk membuat hubungan dengan berbagai kalangan menjadi lebih baik. Hal ini senada dengan keterangan Kartika Oktavia Pravitasari Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Intinya program ini bertujuan selain membentuk citra positif dan membantu masyarakat yang kurang mampu, program ini bertujuan untuk menjalin hubungan dengan siapapun menjadi lebih baik (wawancara 30 Juli 2013). Dari ke tiga tujuan yang telah di tetapkan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam merancang sebuah program, Public Relation Manager telah menetapkan tujuan yang ingin di capai, dimana ke tiga tujuan ini saling terkait. Untuk mencapai citra positif bagi perusahaan maka dirancanglah program yang menguntungkan bagi berbagai pihak baik itu bagi perusahaan, khalayak sasaran maupun media, dengan terselenggaranya program tersebut maka akan menghasilkan hubungan yang baik dengan berbagai kalangan. Jadi kesimpulannya, tujuan di 57

7 adakannya program bantuan bagi penderita Hydrocephalus telah tersusun dengan jelas, sehingga dari ke tiga tujuan tersebut terfokus pada tujuan inti yakni membentuk citra positif di mata masyarakat, tujuan tersebut dapat terlaksana jika dalam pelaksanaannya, program ini memiliki sumber daya manusia dan sumber materi yang terprogram dengan baik. 3. Analisa Lingkungan Selain melihat tujuan, dalam evaluasi Context juga harus melihat situasi lingkungan. Analisa lingkungan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan program, selain itu dapat juga di gunakan untuk melihat peluang atau ancaman yang terdapat dalam program tersebut. Dalam analisa lingkungan ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT. Metoda analisa SWOT berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel pada tanggal 30 Juli 2013 di Lorin Solo Hotel situasi yang mempengaruhi program bantuan bagi penderita Hydrocephalus dapat diamati melalui analisis SWOT berikut ini : a. Strength (Kekuatan) Menurut keterangan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Lorin Solo Hotel, yang menjadi kekuatan dalam program ini dengan adanya kerjasama dengan media televisi sebagai media penyampaian pesan kepada khalayak, sehingga dapat membangun image positif bagi perusahaan. Kekuatan dari program CSR Lorin, melalui penggunaan televisi, efek publikasinya dan penyampaian pesan lebih luas, dengan di adakannya program ini dapat membangun image positif, segmennya Lorin kan untuk kalangan menengah ke atas, secara tidak langsung melalui kegiatan CSR menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kalangan menengah kebawah, 58

8 dan untuk masyarakat yang melihat melalui televisi akan timbul rasa ingin membantu, dan dengan menginap di Lorin maka secara tidak langsung juga ikut membantu kalangan menegah kebawah tersebut. (Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013). Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager, kekuatan program terletak pada penggunaan media televisi, yang mana penggunaan televisi belum di gunakan oleh perusahaan lain, namun berdasarkan analisa peneliti, kekuatan dari program ini terletak pada dukungan sumber daya material yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan Manager tidak terdapat kesulitan bagi Public Relation dalam mengelola keuangan,dana untuk kegiatan Corporate Social Responsibility telah disisihkan dari sebagian pendapatan perusahaan. Selain itu sarana dan prasarana yang mendukung program ini seperti dana atau kebutuhan khalayak sasaran juga mudah didapat, mekanisme pelaksanaan program ini tidak terlalu rumit karena peliputan kegiatan telah bekerjasama dengan TATV. b. Weakness (Kelemahan) Menurut Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, kelemahan dari program ini terletak pada efek negatif yang ditimbulkan dari program. Permintaan bantuan semakin banyak sedangkan tidak mungkin semua permintaan bantuan dapat diberikan oleh perusahaan. Sebetulnya kalau kelemahan dari program ini tidak ada hanya efek negatifnya terkadang banyak permintaan sumbangan ke perusahaan semakin banyak, sementara tidak mungkin kita membantu semua, jadi kadang ada beberapa orang yang memaksa meminta sumbangan. (Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara 30 Juli 2013) Berdasarkan analisa peneliti terhadap program Hydrocephalus, kelemahan program ini terletak pada kurangnya sumber daya manusia yang di miliki divisi Public Relation dalam menjalankan program. Dalam pelaksanaannya, baik dalam mengelola keuangan untuk program-program Public Relation, menyusun konsep program, hingga pelaksanaan program 59

9 sepenuhnya dilaksanakan oleh satu orang, yakin Public Relation Manager. Dengan terbatasnya sumber daya manusia yang terdapat pada lingungan internal perusahaan, membuat hasil akhir dari program kurang terpantau oleh Public Relation. c. Opportunity (Peluang) Penggunaan media televisi merupakan peluang bagi Lorin Solo Hotel, karena jangkauannya yang luas sehingga dapat menyetuh berbagai kalangan. Mereka mungkin bisa membuat program CSR yang sama tapi dengan media televisi mereka belum bekerja sama, nggak tau kedepannya tapi sejauh ini belum menggunakan media televisi jadi masih ditangani secara internal saja. Menurut saya sebagai pelaksana program CSR sejauh ini belum ada yang menyamai dengan penggunaan media televisi sebagai sarana penyampaian program (Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013) Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager diatas, peneliti dapat menganalisa bahwa peluang yang dimiliki oleh program ini adalah dengan adanya kerjasama perusahaan dengan stasiun televisi sebagai media penyampaian pesan. Penggunaan media televisi belum di gunakan oleh perusahaan lain, meskipun program ini hanya berlangsung sekali namun pesan yang disampaikan media televisi bersifat luas, dapat menjangkau berbagai wilayah, sehingga dapat memudahkan perusahaan untuk menyampaikan program, hal ini memberikan keuntungan bagi Lorin Solo Hotel maupun bagi khalayak sasaran. d. Threat (Ancaman) Ancaman program ini, apabila hotel lain atau perusahaan lain juga menggunakan media televisi untuk sarana publikasi. Kalau pihak lain bisa membuat program yang lebih bagus lagi atau dengan menggunakan media televisi juga untuk publikasi (Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara 30 Juli 2013). 60

10 Berdasarkan analisa peneliti terhadap program ini, yang menjadi faktor ancaman adalah dengan semakin meningkatnya persaingan di dunia perhotelan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan lain juga akan menggunakan media televisi, atau akan membuat program-program yang serupa untuk menaikan citra perusahaan. Program Corporate Social Responsibility memang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain, apabila dalam pelaksanaannya Public Relation Manager tidak melakukan perbaikan, maka tidak menutup kemungkinan program ini dapat tertinggal dengan program perusahaan lain. b. Evaluasi Input Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan. Dalam evaluasi input ini yang akan dievaluasi adalah sumber daya yang mendukung program ini yaitu sumber daya manusia, sumber daya material serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung program. Dalam program bantuan bagi penderita Hydrocephalus, sumber daya manusia dalam hal ini yaitu Public Relation Manager Lorin Solo Hotel sebagai pelaksana kegiatan, sumber daya material yaitu dana dan sarana prasarana yaitu kebutuhan bayi selain itu media dalam hal ini media televisi juga menjadi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam program bantuan bagi penderita Hydrocephalus. 1. Sumber daya Manusia Dalam pelaksanaan program bantuan bagi penderita Hydrocephalus, dirancang dan dilaksanakan langsung oleh Divisi Public Relation, dalam hal ini yang bertanggung jawab melaksanakan adalah Public Relation Manager. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Divisi Public Relation terdiri dari tiga anggota Public Relation Manager, Design Grafis dan e-commers namun untuk pelaksanaan 61

11 program CSR ditangani oleh saya sendiri selaku Public Relation Manager (30 Juli 2013). Berdasarkan analisa peneliti, dalam keseluruhan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Lorin Solo Hotel dirancang dan dilaksanakan sendiri oleh Public Relation Manager. Dalam sebuah program diperlukan adanya kerjasama antar tim agar program itu dapat terlaksana dengan baik, namun dalam program ini Public Relation Manager membuat rancangan program hingga pelaksanaannya dilakukan sendiri tanpa bantuan dari divisi lain. Secara keseluruhan program ini telah berjalan dengan baik, bahkan mendapat respon positif dari masyarakat. Namun kurangnya sumber daya manusia yang terdapat dalam divisi Public Relation membuat hasil akhir dari program ini kurang efektif, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pemantauan mengenai seberapa besar respon khalayak terhadap program ini. 2. Sumber Daya Material Selain Sumber Daya Manusia, yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program bantuan bagi penderita Hydrocephalus adalah sumber daya material atau dana. Dana menjadi Input yang sangat penting bagi berlangsungnya program ini,karena dana tersebut di gunakan untuk membeli kebutuhan yang diperlukan oleh khalayak sasaran. Dana dalam kegiatan Corporate Social Responsibility berasal dari pendapatan penjualan kamar, Hal ini senada dengan keterangan yang diberikan oleh Public Relation manager Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari. Sumber dana untuk kegiatan CSR didapat dari menyisihkan pendapatan penjualan kamar pertahun untuk kegiatan CSR disisihkan sebesar 200 juta pertahun (wawancara, 27 Agustus 2013). 62

12 Dari dana tersebut yang digunakan untuk program Bantuan bagi penderita Hydrocephaulus sebesar 2juta Rupiah, hal ini sesuai dengan keterangan Public Relation Manager Lorin SoloHotel Kartika Oktavia Pravitasari: Dana untuk kegiatan bantuan bagi penderita Hydrocephaulus sebesar 2juta Rupiah, dana tersebut kami alokasikan untuk pembelian susu bayi sebesar 1juta Rupiah dan, uang tunai sebesar 1 juta rupiah (wawancara, 27 Agustus 2013). Dengan dana 2 juta rupiah tersebut dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephaulus untuk biaya kontrol dan kebutuhan sehari-hari, hal ini sesuai dengan pernyataan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel Kartika Oktavia Pravitasari: Dana sebesar 2 juta Rupiah tersebut sudah sedikit membantu keluarga penderita Hydrocephaulus bisa untuk 2-3 kali kontrol dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari anak tersebut (wawancara, 27 Agustus 2013). Untuk pengelolaan sumber daya material dikelola langsung oleh Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, dan bantuan sepenuhnya berasal dari pemasukan perusahaan, tidak ada kerjasama dengan donatur, hal ini senada dengan keterangan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari, pada tanggal 27 Agustus 2013 : Pengelolaan dana kegiatan CSR merupakan tanggung jawab PR dan seluruh dana yang digunakan merupakan pemasukan dari perusahaan tidak ada kerjasama dengan donatur (wawancara, 27 Agustus 2013). Dana tidak menjadi hambatan bagi Public Relation dalam menjalankan program ini, sumber daya material yang tersedia memang telah mencukupi untuk pemberian bantuan, sejauh ini Public Relation Manager tidak menemui kendala dalam mengelola sumber daya material yang ada, namun menurut analisa peneliti, tidak adanya kerjasama dengan donatur 63

13 maupun perusahaan lain membuat jumlah bantuan yan diberikan terbatas, hanya sebatas Budget yang disediakan saja. Adanya kerjasama dengan donatur maupun perusahaan lain dapat memberikan keuntungan bagi pihak Lorin Solo Hotel maupun pihak lain, selain hubungan dengan donatur menjadi lebih baik, bantuan yang diberikan akan lebih besar. Untuk program berikutnya hal ini seharusnya dapat dilakukan, agar program Corporate Social Responsibility terus meningkat. 3. Sarana dan Prasarana : Selain Sumber daya Manusia dan Sumber Daya Material, sarana dan prasarana juga merupakan elemen penting untuk mendukung berlangsungnya program bantuan bagi penderita Hydrocephalus ini, adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan selain uang tunai adalah kebutuhan-kebutuhan bayi. Hal ini senada dengan ungkapan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Sarana prasarana yang dibutukan selain uang tunai, tentu kebutuhan-kebutuhan bayi seperti susu dan makanan bayi (wawancara, 30 Juli 2013). Selain kebutuhan bayi, yang menjadi sarana dan prasarana dalam program bantuan bagi penderita Hydrocephalus adalah media televisi, media televisi menjadi sarana bagi Public Relation Manager dalam mengkomunikasikan programnya kepada khalayak. Hal ini sesuai dengan ungkapan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Selain saya sebagai PR Manager yang menjadi pelaksana, media televisi dalam hal ini TATV juga turut menjadi alat publikasi bagi program CSR ini (30 Juli 2013). Tersedianya sarana prasarana yang mendukung kegiatan turut membantu terlaksananya program ini dengan baik, melalui survei Public Relation Manager dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan khalayak sasaran, 64

14 sehingga bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran. TATV menjadi media utama yang membantu Public Relation Manager dalam mengkomunikasikan programnya. Selain televisi, media cetak juga menjadi sarana dalam menyampaikan program-program Public Relation kepada khalayak. Karena program ini hanya dilakukan satu kali, diharapkan dalam mengkomunikasikan kepada masyarakat hendaknya Public Relation juga memberi info mengenai apa yang menjadi kebutuhan khalayak sasaran tersebut, sehingga bantuan yang diberikan untuk selanjutnya dapat tepat sasaran. Berdasarkan keterangan yang di berikan oleh Public Relation Manager menunjukkan bahwa sumber daya atau Input yang dimiliki Lorin Solo Hotel memiliki sumber daya material yang mencukupi untuk melaksanakan program ini. Dana yang tersedia cukup besar untuk melaksanakan program-program Corporate Social Responsibility, sehingga dalam mengelola tidak menemui kendala. Dari segi sumber daya manusia, program ini telah berjalan dengan baik dengan di tangani oleh satu orang saja yakni Public Relation Manager, namun pada akhir program, respon masyarakat terhadap program-program Corporate Social Responsibility kurang dapat terpantau oleh Public Relation Manager, hal ini dikarenakan banyaknya program Public Relation yang ditangani oleh Public Relation Manager sehingga tidak memungkinkan untuk memantau hasil akhir program tersebut, melihat bagaimana respon khalayak dan memantau khalayak-khalayak sasaran yang menerima bantuan. Sarana dan prasarana yang di gunakan untuk menunjang kegiatan Corporate Social Responsibility sejauh ini tidak menemui kendala karena telah terencana dan tersedia Berdasarkan pengamatan peneliti baik dari sumber daya material maupun sumber daya eksternal seperti sarana prasarana, media, maupun dari khalayak sasaran program ini tidak menemui kendala, hanya pada sumber daya internal, seharusnya program ini dapat dipantau oleh Public Relation, apabila memungkinkan dapat di bentuk tim khusus untuk membantu Public Relation Manager dalam melaksanakan program ini, sehingga tidak hanya pada saat 65

15 pelaksanaan saja namun setelah program ini terlaksana, program ini dapat terus dipantau agar untuk melaksanakan program selanjutnya Public Relation dapat mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki. c. Evaluasi Process Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Untuk menggambarkan evaluasi process, peneliti akan menguraikan proses awal gagasan program ini hingga tahap pelaksanaan program dapat berlangsung. Dalam sebuah perencanaan program diperlukan strategi agar program yang di buat dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti hotel perlu menerapkan strategi dalam mengemas program-programnya agar terlihat menarik dan mengena di hati mayarakat. Dalam perencanaan program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan oleh Public Relation akan dilihat strategi yang di gunakan dalam menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility. Dari hasil wawancara peneliti dengan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel, mengatakan : Untuk program ini kita mempunyai gagasan bahwa bagaimana kalau kita punya program CSR kan biasanya dipublikasikan di koran, kalau dikoran kan cuma dibaca orang dan orang bisa lupa tapi kalau orang melihat sendiri proses bagaimana kita menemukan subyek, bagaimana kehidupan subyek itu sehari-hari mungkin akan lebih menggugah masyarakat untuk ikut membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, sehingga bantuan dapat berkesinambungan, jadi bukan hanya kita yang membantu tapi masyarakat juga ikut membantu, kalau kita tayangkan di televisi kan orang jadi lihat lalu ingin membantu, mungkin bantuan yang diterima justru akan semakin banyak. Kita juga terinspirasi dari 66

16 acara-acara di televisi kan banyak yang seperti itu (wawancara, 30 Juli 2013). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa program ini merupakan agenda yang dimiliki Public Relation dalam menjalankan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Strategi yang diterapkan untuk mengemas program ini adalah dengan adanya kerjasama dengan media televisi sebagai media publikasi, pelaksanaan program dilakukan satu bulan dua kali dengan subyek yang berbeda-beda. Tujuan penerapan strategi ini agar program yang disampaikan oleh perusahaan dapat menyentuh hati masyarakat yang melihat tayangan Dari Anda Lorin Berbagi. Strategi pengemasan program merupakan hal yang penting karena Public Relation dapat melihat kelebihan, kelemhan, peluang dan ancaman dari program tersebut. Dalam menjalankan programnya, Public Relation terlebih dahulu melakukan survei kepada khalayak sasaran, hal ini di tujukan agar bantuan yang diberikan oleh perusahaan dapat tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan subyek tersebut. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation, Lorin Solo Hotel : Ketika kita bantu penderita Hydrocephaulus sebenarnya kita menindaklanjuti surat yang dikirimkan orang tuanya kesini, jadi orang tuanya mengirim surat ke sini (Lorin) untuk minta bantuan, setelah kita survei ternyata memang membutuhkan bantuan, disurat itu ditulis, dia butuh susu,butuh makanan, butuh biaya untuk pengobatan, dua minggu setelah kami terima surat dari orang tua penderita Hydrocephalus, kemudian kita survei, kita lihat kondisi anak tersebut dan orang tuanya, persiapannya tiga hari untuk mempersiapkan dana dan membeli kebutuhan-kebutuhan untuk bantuan, setelah itu kita jadwalkan kesana (Wawancara 30 Juli 2013). Dilihat dari rentang waktu antara surat permohonan bantuan dengan waktu pelaksanaan program, program ini bukan merupakan agenda yang sengaja di buat oleh Public Relation, program ini belum terencana sebelumnya, namun dalam pelaksanaan, Public Relation cukup bijak 67

17 dalam mempersiapkan program ini sehingga sumber daya yang tersedia dapat di gunakan secara efektif. Tahap berikutnya dalam pelaksanaan program, setelah Public Relation melakukan survei ke lokasi khalayak, tahap berikutnya adalah dengan melakukan pemberian bantuan kepada penderita Hydrocephalus pada tanggal 26 Maret Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel : Saat pelaksanaan kita Backup beberapa, kita beri susu, makanan dan uang tunai, sesuai dengan kebutuhan anak tersebut, tanggal 26 maret kita lakukan pemberian bantuan dengan diliput oleh TATV (wawancara, 30 Juli 2013) Selama kegiatan ini berlangsung, program bantuan bagi penderita Hydrocephaus sudah berjalan sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Public Relation Manager. Dalam pelaksanaan program, Public Relation Manager juga tidak menemukan kendala baik itu dari sumber daya manusia maupun sumber daya material. Sejauh ini sih kita tidak menemui kendala, baik itu sumber dana maupun teknis, proses pelaksanaan program juga sesuai dengan rencana. (Public Relation Manager, Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara 30 Juli 2013). Dalam program ini, perencanaan merupakan hal yang penting, mulai dari siapa yang melaksanakan program, apa yang akan dilaksanakan hingga bagaimana program itu dilaksanakan. Sejauh ini program bantuan bagi penderita Hydrocephalus telah berjalan sesuai dengan rencana, meskipun hanya diperlukan waktu kurang lebih dua minggu untuk mempersiapkan pelaksanaan program. Suksesnya acara ini tidak lepas dari peran Public Relation yang mempersiapkan programnya dengan matang, selain itu sumber daya material dan sarana dan prasarana yang tersedia juga mendukung terselenggaranya program ini dengan baik. Respon khalayak terhadap program yang di buat oleh Public Relation merupakan tolak ukur keberhasilan program-programnya. Bantuan yang diberikan oleh pihak Lorin Solo Hotel hanya dilakukan satu 68

18 kali. Menurut keterangan Public Relation Manager, respon paling besar terdapat pada program Hydrocephalus namun seberapa besar respon khalayak, Public Relation tidak memantau. Hal ini dinyatakan oleh Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel : Dari program-program CSR yang jelas mendapat respon program itu (Bantuan bagi penderita Hydrocephalus) kalau jumlah orang yang memberikan bantuan kita tidak memantau, hanya memberi info saja mengenai alamat orang tua penderita Hydrocephalus, karena Lorin membantu juga Insidental dengan harapan agar orang lain terketuk hatinya (wawancara, 20 September 2013). Tidak adanya Contol yang di lakukan oleh Public Relation terhadap program yang dijalankannya karena Lorin Solo Hotel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa bukan di bidang Sosial, sehingga Public Relation merasa tidak perlu membuat data mengenai respon masyarakat yang ingin ikut memeberikan bantuan. Hal ini di ungkapkan oleh Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari : Lorin kan bukan badan sosial, Cuma membantu insidental jadi masalah berapa yang ikut menyumbang kita tidak memantau, karna bantuan diserahkan langsung kepada subyek. Kita juga tidak membuat data orang-orang yang merespon program ini, repot juga kalau harus di buat data (wawancara 20 September 2013). Dari keterangan yang diberikan Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel, peneliti menganalisa bahwa program ini secara keseluruhan telah berjalan sesuai dengan rencana, hanya saja pada akhir program, Public Relation tidak melakukan pemantauan terhadap respon khalayak. Public Relation hanya sebatas mengetahui bahwa dari ke-18 program yang telah dijalankannya dari periode April 2012 hingga April 2013, program yang mendapat respon adalah program bantuan bagi penderita Hydrocephalus. Hasil akhir dari program ini tidak terpantau oleh Public Relation. Hal ini dapat disebabkan banyaknya program-program Public Relation yang harus dijalankan oleh Public Relation Manager, sehingga tidak memungkinkan untuk memantau masing-masing program. 69

19 Untuk kedepannya, diharapkan setiap program dapat dipantau hasil akhirnya, tidak hanya sebatas menjalankan saja, namun respon dari masyarakat harus tetap dipantau agar Public Relation dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengauhi keberhasilan atau tidak berhasilnya sebuah program. Sumber daya manusia juga menjadi hal yang penting dalam mendukung berlangsungnya program, jika memungkinkan kedepannya dapat di bentuk sebuah tim untuk membantu Public Relation Manager menjalankan program-program Corporate Social Responsibility. d. Evaluasi Product Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari kegiatan ini adalah perusahaan lebih dikenal khalayak dengan program-program sosialnya, hal ini terlihat dengan besarnya animo masyarakat terhadap program Corporate Social Responsibility yang dilakukan Lorin Solo Hotel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel : Jadi karena dibantu televisi sehingga banyak yang melihat acara ini, hal ini merupakan dampak positif karena melalui publikasi yang kita lakukan, orang akan melihat kita sebagai hotel yang peka terhadap nilai-nilai sosial, sejak ditayangkan program ini banyak orang yang bertanya untuk ikut membantu (wawancara, 30 Juli 2013). Besarnya respon masyarakat terhadap sebuah program dapat menjadi tolak ukur bahwa sejauh ini program-program yang di jalankan oleh Public Relation mendapat berhasil mencapai tujuan. Dengan adanya respon berarti program-rogram yang dijalankan mendapat perhatian dari masyarakat, paling tidak masyarakat mengetahui bahwa Lorin Solo Hotel menyelenggarakan program-program sosial. Dari tiga tujuan yang telah di tetapkan, tujuan pertama yakni meringankan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus telah 70

20 tercapai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel: Setidaknya dengan dana tersebut bisa sedikit meringankan beban ekonomi orang tua penderita Hydrocephaulus tersebut, karena bisa untuk biaya 2-3 kali kontrol, kalau membantu secara keseluruhan ya berat karena banyak program-program CSR lain. (wawancara 27 Agustus 2013) Dengan besarnya dana yang dimiliki perusahaan, tidak menghambat Public Relation Manager dalam mempersiapkan dana yang dipakai untuk kegiatan tersebut. Karena sifat bantuan yang diberikan tidak secara rutin, maka dengan dana tersebut telah meringankan beban ekonomi orang tua penderita Hydrocephalus. Sejauh ini perusahaan tidak pernah terlibat konflik baik itu dengan pihak internal perusahaan, maupun pihak eksternal perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil dalam membangun relasi yang baik dengan berbagai khalayak. Sesuai dengan tujuan ke dua yang telah di tetapkan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Sejauh ini, kami (Lorin Hotel Solo) tidak pernah terlibat konflik dengan berbagai pihak, karena program-program kita banyak melibatkan khalayak dengan berbagai kalangan, misalnya program CSR, sehingga hubungan dengan siapa saja menjadi lebih baik (wawancara, 30 Juli 2013). Tugas utama Public Relation adalah menjadi jembatan antara perusahaan dengan masyarakat. Melalui program ini dampak positif yang diterima perusahaan adalah hubungan yang baik dengan berbagai kalangan. Program ini secara tidak langsung menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kalangan menengah kebawah. Program-program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan oleh Lorin Solo Hotel, selain memberikan dampak positif, program ini mendapat respon yang baik dari masyarakat, sehingga program ini juga dapat menginspirasi perusahaan lain, dengan meniru program Corporate Social Responsibility Lorin Solo Hotel. 71

21 Respon masyarakat sendiri cukup baik ya. Mereka banyak yang ingin ikut membantu, selain itu program kita juga sudah banyak ditiru perusahaan lain, tapi sejauh ini belum sampai menggunakan media televisi (Kartika Oktavia Pravitasari, Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel, wawancara 30 Juli 2013). Bukti nyata keberhasilan program-program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan Lorin Solo Hotel adalah dengan diraihnya beberapa penghargaan. Melalui penghargaan, citra perusahaan dimata khalayak pun meningkat, indikator penilaian penghargaan selain kualitas pelayanan juga terdapat indikator aksi kepedulian sosial, selama tahun 2013 Lorin Solo Hotel telah meraih dua buah penghargaan. Melalui penghargaan tujuan ke tiga dari program ini yakni meningkatkan citra positif perusahaan telah tercapai. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel : Melalui program CSR Lorin Solo Hotel telah mendapat beberapa penghargaan, di Tahun 2013 telah meraih penghargaan Solo Best Brand Index kategori Hotel dengan merek terbaik, dan Asean Excecutive Award pada bulan Juli 2013, salah satu indikator penilaian dari segi kepedulian sosial (wawancara, 30 Juli 2013). Berdasarkan manfaat yang diterima oleh perusahaan maupun khalayak dapat dilihat bahwa program ini telah mencapai tujuan. Baik itu tujuan pertama, kedua, dan ketiga. Melihat bahwa program ini telah berjalan sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan, Public Relation Manager berencana untuk melanjutkan program Corporate Social Responsibility sesi ke tiga, program ini akan tetap bekerjasama dengan TATV dengan khalayak sasaran yang berbeda-beda. pernyataan ini sesuai dengan ungkapan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel : Program CSR yang dijalankan, khususnya program bantuan untuk penderita Hydrocephalus sejauh ini telah mencapai tujuan, jadi program ini akan kita lanjutkan ditahun ke tiga, dengan khalayak sasaran berbeda-beda (wawancara 30 Juli 2013). 72

22 Meskipun program ini terbilang sukses, namun Public Relation tidak ingin mengulang program ini dengan subyek yang sama, hal ini disebabkan masih banyak khalayak yang belum terjangkau oleh perusahaan, perusahaan ingin agar bantuan yang diterima dapat lebih merata. Hal ini di ungkapkan oleh Public Relation, Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari : Kita tidak akan mengulang program dengan subyek yang sama, masih banyak target lainnya yang belum terjangkau (wawancara,20 September 2013). Program bantuan bagi penderita Hydrocephalus hanya berlangsung sekali dan tidak secara rutin dilakukan, namun program-program Corporate Social Responsibility dirasa mampu memberikan efek besar bagi perusahaan, yakni dengan meningkatkan citra perusahaan. Program sosial dirasa cukup efektif dalam meningkatkan citra perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika Oktavia Pravitasari, selaku Public Relation Manager, Lorin Solo Hotel : Tentu program CSR mampu meningkatkan citra. Kalau orang lihat lalu bisa tersentuh, kita dapat penghargaan berkali-kali sebagai hotel terbaik berarti persepsi masyarakat bagus. Terukurnya citra perusahaan itu dari didapatkanya penghargaan. Dengan adanya CSR itu kan Image naik. Buktinya Lorin dapat penghargaan Best Brand yang itu didapat dari survei masyarakat. Kalau suruh analisa ke masyarakat sendiri ya nggak bisa, harus pakai lembaga khusus. Ukuran saya kalau sampai ke masyarakat bisa kenal Lorin itu Brand Awareness terangkat (wawancara, 20 September 2013). Berdasarkan analisa peneliti, bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, penghargaan merupakan hal penting yang harus di raih. Dengan adanya penghargaan, maka citra perusahaan akan semakin naik. Penghargaan di dapat melalui survei masyarakat, yang di dalamnya terdapat aspek-aspek sejauh mana perusahaan peduli dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itulah program Corporate Social Responsibility dikemas agar terlihat berbeda dengan program perusahaan lain. Pengemasan 73

23 program yang hanya dilakukan satu kali merupakan strategi agar bantuan yang diberikan dapat merata. Penggunaan media televisi merupakan sarana publikasi agar pesan yang disampaikan lebih mengena di hati masyarakat. Pada tahap kesimpulannya bahwa program ini haruslah tetap dilanjutkan dengan terus dikembangkan agar masyarakat yang menyaksikan tergerak untuk ambil bagian dalam program-program Lorin. Kerjasama dengan donatur maupun instansi lain perlu dilakukan agar selain hubungan dengan instansi lain menjadi lebih baik, bantuan yang di terima khalayak sasaran akan lebih besar. Perlunya di buat tim untuk membantu Public Relation Manager dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility juga harus dipertimbangkan, agar setelah program berjalan respon dari masyarakat dapat di pantau, sehingga Public Relation mengetahui seberapa besar respon khalayak terhadap program yang dijalankan, sehingga dapat dilihat kelebihan maupun kelemahan program untuk di jadikan evaluasi bagi program selanjutnya. Program bantuan bagi penderita Hydrocephalus Context 5.3 Matrik Evaluasi Program bantuan bagi penderita Hydrocephalus Data Lapangan Tabel.1 Tujuan diadakannya program bantuan bagi penderita Hydrocephalus adalah : 1. Meringankan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus. 2. Menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan. 3. Untuk membentuk citra positif bagi perusahaan. Hasil Analisis - Dalam merumuskan program, Public Relation telah menetapkan tujuan dengan jelas. Analisa Swot berdasarkan keterangan Public Relation Manager : -Kekuatan : Adanya kerjasama -Dukungan berupa sumber daya materi 74

24 dengan media televisi. merupakan kekuatan dari program ini. Input -Kelemahan : Efek negatif yang timbul berupa banyaknya permintaan bantuan kepada perusahaan. -Peluang: Penggunaan media televisi sebagai sarana publikasi. Ancaman:Perusahaanlain menggunakan media televisi sebagai sarana publikasi. Berdasarkan keterangan yang diberikan Public Relation Manager : 1. Sumber daya manusia : pelaksana program hanya satu orang Public Relation Manager. -Program ini hanya dijalankan oleh satu orang saja. -Penggunaan media televisi sebagai strategi pengemasan program sekaligus sebagai salah satu media penyampaian pesan dapat menjadi peluang bagi perusahaan. -Dengan terus berkembangnya programprogram perusahaan lain atau dengan program ini ditiru oleh perusahaan lain dapat menjadi ancaman. 1. Pelaksana program yang hanya dilaksanakan oleh satu orang. 2. Sumber daya material : satu juta uang tunai dan satu juta berupa susu bayi. 2. Dana yang digunakan mencukupi untuk melaksanakan program ini. Process 3.Sarana dan pra sarana : kebutuhan-kebutuhan bayi dan media televisi sebagai alat publikasi. -Program diberikan hanya satu kali, hal ini dikarenakan masih banyak khalayak yang harus dijangkau oleh perusahaan. 3. Adanya sarana dan pra sarana yang dibutuhkan untuk mendukung program ini. -Pemberian bantuan yang dilaksanakan hanya satu kali dan tidak rutin namun Public Relation terlebih dahulu melakukan survei sehingga bantuan disesuaikan dengan kebutuhan khalayak 75

25 Product -Sebelum melaksanakan program, Public Relation terlebih dahulu melakukan survei mengenai apa yang menjadi kebutuhan penderita Hydrocephalus tersebut. -Dalam pelaksanaannya, Public Relation Manager tidak menemui kendala, karena telah berjalan sesuai rencana. -Public Relation Manager tidak melakukan pemantauan terhadap khalayak yang ikut memberikan bantuan kepada penderita Hydrocephalus. -Hasil akhir dari program ini adalah dengan besarnya antusias masyarakat untuk ikut membantu keluarga penderita Hydrocephalus. -Melalui program ini perusahaan dapat sedikit membantu meringankan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus. -Melalui program CSR membuat hubungan perusahaan dengan berbagai kalangan menjadi lebih baik. tersebut. -Dalam pelaksanaan program, program ini telah berjalan sesuai dengan rencana. -Public Relation tidak memantau seberapa besar respon khalayak terhadap progam ini. -Dari ke 18 program CSR, program ini yang paling banyak mendapat respon dari khalayak. -Dengan bantuan yang diberikan perusahaan dapat membantu pengobatan penderita Hydrocephalus. -melalui media televisi banyak masyarakat yang ingin ikut membantu. Dengan adanya program ini maka hubungan perusahaan dengan masyarakat menjadi lebih baik. -Lorin Solo Hotel meraih beberapa penghargaan di tahun ini, salah satu faktor yang menyebabkan -Penghargaan yang diterima Lorin Solo Hotel merupakan wujud penghargaan terhadap aksi kepedulian yang dilakukan 76

26 perusahaan meraih penghargaan adalah dengan adanya programprogram Corporate Social Responsibility. perusahaan terhadap kalangan menengah kebawah. Namun yang menjadi faktor penentu di raihnya penghargaan tidak hanya terletak pada program Hydrocephalus saja. Dalam evaluasi Program bantuan bagi penderita Hydrocephalus, pada dasarnya memiliki tujuan yang jelas dalam perencanaan progamnya, namun pada analisis SWOT, Public Relation Manager kurang memahami kekuatan serta kelemahan program. Dalam keterangannya di sebutkan bahwa kekuatan program terletak pada penggunaan media televisi, kelemahan program terletak pada efek negatif yang timbul berupa banyaknya permintaan bantuan kepada perusahaan. Namun berdasarkan analisis peneliti, kekuatan program ini terletak pada tersedianya dana yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya progam, sedangkan kelemahan program terletak pada minimnya sumber daya manusia yang mejalankan program ini. Evaluasi Input berdasarkan keterangan Public Relation Manager, pelaksana program hanya terdiri Public Relation Manager saja. Secara keseluruhan, program ini dapat ditangani oleh Public Relation Manager saja namun minimnya sumber daya manusia yang menangani program ini membuat hasil akhir program tidak dipantau. Sumber daya lain yang dibutuhkan dalam program ini adalah sumber daya material berupa dana. Dana yang di perlukan untuk mendukung program ini sepenuhnya telah disediakan oleh perusahaan. Dana berasal dari sebagian pendapatan perusahaan. Sarana dan pra sarana yang diperlukan untuk mendukung program juga telah dipersiapkan dengan baik. Sejauh ini tidak ada kendala terkait dengan sarana dan pra sarana tersebut. Evaluasi Process, dalam tahap proses pelaksanaan program, Public Relation Manager terlebih dahulu melakukan survei untuk melihat kebutuhan apa yang diperlukan subyek tersebut, setelah melakukan survei kemudian berkoordinasi dengan pihak TATV untuk melakukan peliputan. Secara keseluruhan dari tahap persiapan hingga pelaksanaan program, dapat dikatakan program ini efektif karena telah sesuai dengan perencanaan. Namun pada hasil akhir program, seberapa banyak respon khalayak pada program ini, Public Relation Manager 77

27 tidak melakukan pemantauan, dalam sebuah program, evaluasi seharusnya dilakukan agar Public Relation mengetahui kekurangan yang terdapat pada program. Evaluasi Product. Hasil akhir dari program ini terlihat dari dampak positif yang ditimbulkan. Dari ke 18 program Corporate Social Responsibility, program bantuan bangi penderita Hydrocephalus merupakan program yang banyak mendapat respon dari khalayak. Hal ini tampak dari banyaknya masyarakat yang menelpon untuk ikut memberikan bantuan. Tujuan pertama dari program ini yakni ingin membantu meringankan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus telah tercapai, yakni dengan bantuan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari subyek. Tujuan kedua dari program ini, menjalin hubungan yang baik dengan berbagai kalangan. Corporate Social Responsibility secara keseluruhan mampu menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, khususnya kalangan menengah ke bawah. Tujuan ketiga, dari program ini adalah meningkatkan citra positif bagi perusahaan. Secara keseluruhan program Corporate Social Responsibility mampu meningkatkan citra bagi perushaan, karena perushaan akan dikenal sebagai hotel yang peka terhadap aspek-aspek sosial. 78

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel

LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel LAMPIRAN 1 Hasil Wawancara Terhadap Public Relation Manager di Lorin Solo Hotel Tanggal 15 Juni 2013 (Pra Penelitian) 1. Mengapa Public Relation memilih menggunggulkan program CSR? Jawab : Corporate Social

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA. : General Manager Divisi Promo PT MNC. : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No.

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA. : General Manager Divisi Promo PT MNC. : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No. L1 LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA Nama Jabatan Lokasi : Nanang Gani : General Manager Divisi Promo PT MNC : Kantor PT MNC, MNC Tower Lanatai 24, Jl. Kebon Sirih No.17-19 Jakarta Tanggal Tipe : Tanggal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations atau PR saat ini sudah banyak digunakan pada perusahaan besar. Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Membahas tentang reputasi tidak akan terlepas dari citra (image), karena citra

BAB 1 PENDAHULUAN. Membahas tentang reputasi tidak akan terlepas dari citra (image), karena citra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Membahas tentang reputasi tidak akan terlepas dari citra (image), karena citra dan reputasi dua hal yang berkaitan. Sebelum terbentuknya reputasi, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 SEJARAH LORIN BUSINESS RESORT & SPA SOLO Hotel berbintang lima ini dibangun dan didesain sendiri oleh Bill Bensley, seorang arsitek dan sekaligus landscape

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Komunikasi memainkan peran penting bagi manusia untuk dapat berinterkasi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bersifat jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang berdiri di tengah masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial yang besar terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, perusahaan mana pun tidak bisa mengabaikan brand. Sukses atau tidaknya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. akurat yang diperlukan, melakukan wawancara mendalam dengan key informan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. akurat yang diperlukan, melakukan wawancara mendalam dengan key informan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data data akurat yang diperlukan, melakukan wawancara mendalam dengan key informan serta observasi lapangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan stasiun televisi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin ketat. Setiap stasiun televisi memiliki cara tersendiri untuk tetap mempertahankan reputasi

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan

BAB 4. Hasil Penelitian Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan BAB 4 Hasil Penelitian 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan pada PT. Sinar Putih

Lebih terperinci

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social L1 Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social Responsibility (CSR) & Corporate Communication GlobalTV, yaitu Bapak Hendra Eteng. Menurut Anda, 1. Apa itu public

Lebih terperinci

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia pariwisata di kota Jakarta semakin berkembang pesat dan cukup menggembirakan. Predikat Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi magnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi. Media menggambarkan perusahaan dengan pemberitaan di media,

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Implementasi solusi bisnis berikut yang telah diperoleh dari solusi bisnis, akan diterapkan untuk wilayah Bandung, Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (humas) telah menjadi semacam kebutuhan dalam manajemen di Indonesia, dengan berbagai istilahnya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran seorang Public Relations (PR) dalam sebuah organisasi atau perusahaan menjadi semakin penting. Menurut Cutlip (2009:6), PR adalah fungsi

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Dalam sebuah penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya persaingan dalam merebut perhatian khalayaknya. Salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. munculnya persaingan dalam merebut perhatian khalayaknya. Salah satu upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha hotel yang semakin pesat mengakibatkan munculnya persaingan dalam merebut perhatian khalayaknya. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Community relations pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, komunitas dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Objek 4.1.1 Deskripsi Subjek Key informan dalam pembahasan ini adalah Ibu Sri Utami Selaku Director Of Communication dan Ayutia Evilia sebagai Manager Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan sudah menjadi hal yang tidak dapat ditawar lagi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, media

Lebih terperinci

YAYASAN PENYANTUN ANAK ASMA INDONESIA (YAPNAS) & YAYASAN ANTV PEDULI UNTUK NEGERI, MENGGELAR BAKTI SOSIAL UNTUK 1000 KAUM DHUAFA DI CILINCING

YAYASAN PENYANTUN ANAK ASMA INDONESIA (YAPNAS) & YAYASAN ANTV PEDULI UNTUK NEGERI, MENGGELAR BAKTI SOSIAL UNTUK 1000 KAUM DHUAFA DI CILINCING PRESS RELEASE YAYASAN PENYANTUN ANAK ASMA INDONESIA (YAPNAS) & YAYASAN ANTV PEDULI UNTUK NEGERI, MENGGELAR BAKTI SOSIAL UNTUK 1000 KAUM DHUAFA DI CILINCING JAKARTA Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia terutama di Indonesia itu sendiri. Persaingan untuk menjadi media yang paling diminati di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dieroleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanggapan responden terhadap strategi komunikasi public relations

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dianalis. Bab ini juga memberikan saran terkait dengan masalah yang diteliti untuk pengembangan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations dalam suatu perusahaan, karena Public Relations yang bertugas untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka

Lebih terperinci

Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa

Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa Hasil Wawancara Untuk mengetahui strategi humas Universitas Lampung dalam menarik minat calon mahasiswa baru, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang telah disebutkan diatas, dan hasilnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia menambah maraknya industri pertelevisian Indonesia dewasa ini. Saat ini tercatat sepuluh stasiun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas Marketing Public Relations (MPR) Dalam Mengkomunikasikan Brand Identity Sumitomo Pipe oleh PT. PARADISE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan berkembangnya ilmu kehumasan, dapat kita lihat. bersama tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan berkembangnya ilmu kehumasan, dapat kita lihat. bersama tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung bagaimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini dengan berkembangnya ilmu kehumasan, dapat kita lihat bersama tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung bagaimana sistem kerja Public Relations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. PT Trakindo Utama Merupakan perusahaan penyalur ( dealer) resmi alat-alat berat produk Caterpillar milik pribumi yang sudah memiliki 65 cabang yang tersebar

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh dari hasil analisis solusi bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. Public relations atau PR memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implemetasi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa terdapat tiga buah atribut yang dapat digunakan untuk mengedukasi mahasiswi mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut pendapat para ahli mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Sementara media televisi merupakan salah satu diantara media massa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan masyarakat yang menggunakanya, selain itu rumah sakit dalam

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan masyarakat yang menggunakanya, selain itu rumah sakit dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang langsung berhadapan dengan masyarakat yang menggunakanya, selain itu rumah sakit dalam seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang dikelola oleh unit Community Development Center (CDC) telah melaksanakan tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa negara. Pariwisata merupakan sektor yang potensial yang harus dikembangkan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Televisi adalah penemuan masal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjual produk / jasa yang berkualitas, pengiriman barang tercepat atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjual produk / jasa yang berkualitas, pengiriman barang tercepat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan dunia bisnis saat ini sebuah perusahaan tidak hanya cukup dengan menjual produk / jasa yang berkualitas, pengiriman barang tercepat atau pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dilepaskan dari aspek komunikasi. Saat ini komunikasi telah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dilepaskan dari aspek komunikasi. Saat ini komunikasi telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal dasar dalam segala aspek kehidupan manusia yang tidak dapat dilepaskan dari aspek komunikasi. Saat ini komunikasi telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberlangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari lingkungannya. Setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan berdampak nyata bagi kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif antara pelaksanaan iklan televisi dan promosi penjualan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya komunikasi di dalam kehidupan ini sangatlah penting. Dengan komunikasi kita bisa membentuk sebuah relasi dengan individu maupun kelompok lainnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) memegang peranan yang sangat penting dalam menjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya. Dalam hal ini Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, masyarakat tidak hanya menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa, namun juga bertanggung jawab kepada masyarakat secara sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang mempengaruhi intensitas persaingan pada industri perhotelan kelas

BAB V PENUTUP. yang mempengaruhi intensitas persaingan pada industri perhotelan kelas BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan penelitian mengenai kekuatankekuatan yang mempengaruhi intensitas persaingan pada industri perhotelan kelas bintang tiga dan empat di DIY, kemudian

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya tentang peran Public Relations sebagai pelaksana Program Sosial Bank Indonesia dalam mewujudkan Good

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perusahaan yang berkaitan dengan upaya memuaskan konsumen dari produk yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perusahaan yang berkaitan dengan upaya memuaskan konsumen dari produk yang 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Strategi komunikasi pemasaran adalah suatu proses dari suatu perencanaan, pengambil keputusan serta alat evaluasi terhadap kegiatan perusahaan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG

BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG Setelah data-data yang penulis butuhkan dapat terkumpul, maka selanjutnya akan peneliti lakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap dampak positif yang muncul dari event harus dapat dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap dampak positif yang muncul dari event harus dapat dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan berlomba lomba menyelenggarakan sebuah event yang baik. Event event yang diselenggarakan tersebut sangat beragam, mulai dari launching

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan informasi untuk masyarakat luas semakin diperlukan baik dalam segala sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab III telah dibahas mengenai metedologi penelitian yang dilakukan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab III telah dibahas mengenai metedologi penelitian yang dilakukan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab III telah dibahas mengenai metedologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu strategi public relations dalam membangun customer relationship management di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. 27 IV. PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi pada saat ini merupakan peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi pada saat ini merupakan peran yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada saat ini merupakan peran yang sangat penting dalam segala hal. Perkembangan dunia yang terus maju dan terus meningkat, membuat perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil observasi penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Di dalam perusahaan PT. Pertamina (Persero),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan perusahaan adalah orientasi pelanggan atau customer

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan perusahaan adalah orientasi pelanggan atau customer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan sebuah aktivitas bisnis, umumnya yang harus diperhatikan perusahaan adalah orientasi pelanggan atau customer orientation. Dan khususnya pada dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut sebagai elemen, fungsi atau alat (tool) yang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Era Globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam dan semakin berkembang. Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi atau media komunikasi yang sangat penting. Dalam. perkembangannya Public Relations memiliki berbagai macam definisi dan

BAB I PENDAHULUAN. promosi atau media komunikasi yang sangat penting. Dalam. perkembangannya Public Relations memiliki berbagai macam definisi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan masyarakat (Public Relations) merupakan salah satu media promosi atau media komunikasi yang sangat penting. Dalam perkembangannya Public Relations memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pulau Bali atau juga yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pulau Bali atau juga yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali atau juga yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini memiliki kekayaan alam yang indah. Pantai, persawahan dan pegunungan merupakan pemandangan alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam penyebaran informasi atau sebagai proses komunikasi massa yang bersifat komersil maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tercapai maka proses komunikasi yang anda lakukan berhasil.

BAB 1 PENDAHULUAN. tercapai maka proses komunikasi yang anda lakukan berhasil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi sangatlah penting, bukan hanya antara satu orang dengan lainnya tapi antara suatu perusahaan dengan khalayaknya. Setiap hari kita melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial, dengan menyediakan layanan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin BAB I PENDAHULUAN I.1 Belakang Masalah Hiburan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang utama pada saat ini. Hal ini disebabkan karena gaya hidup, tingkat stres yang tinggi dan masih banyak lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. Proses globalisasi lahir dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci