Keywords: Culture, Purposive Sampling, Birth Ceremony.
|
|
- Susanto Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ETNOBOTANI DALAM UPACARA ADAT DI KENAGARIAN AIA GADANG KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Sri Wahyuni Sofyan 1, Rizki 2, Elza Safitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat sriwahyunisofyan17@gmail.com ABSTRACT Aia Gadang village, Pasaman district of Pasaman Barat regency has three cultures are custom minang, mandailing and Javanese custom, in the implementation of the birth ceremony every custom still utilize plants in each culture. Utilization of plants is only knew by the headman of each culture. This research conduted on June 2017 at Aia Gadang village, Pasaman district of Pasaman Barat which as the instruments used observation, interview and taking sample of plants. In choosing the informant, it used purposive sampling technique where the informat who is known well about birth traditional ceremony would be chosen. The result showed that there are 30 species and classified into 20 families that used as the material in birth traditional ceremony at Aia Gadang village, Pasaman district of Pasaman Barat. The highest use value comes to Cocos nucifera L. species with 0.5. The meaning and use of plants species in each birth traditional ceremony have similarities and differences of each ceremonial procession in each culture, the use of plants that is in the state of direct andcooked. All parts of plants used such as stem, fruit, seed, leaves,root and flower. Keywords: Culture, Purposive Sampling, Birth Ceremony. PENDAHULUAN Indonesia merupakan daerah tropika memiliki iklim yang stabil sepanjang tahun menyebabkan terbentuknya habitat yang lebih banyak dan dapat menunjang kehidupan flora, fauna dan mikroba yang beranekaragam (Indrawan, 2007). Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya (Triyono, 2013). Keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, seperti untuk bahan pangan, sandang, dan pengobatan, selain itu keanekaragaman jenis tumbuhan juga dimanfaatkan untuk bahan upacara adat.
2 Masyarakat umumnya dalam pelaksanaan upacara adat kelahiran masih memanfaatkan tumbuhtumbuhan.pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat secara tradisional dikaji dalam kajian etnobotani. Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisioal, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk menunjang kehidupannya, seperti untuk kepentingan makanan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan pewarna dan lainnya. Semua kelompok masyarakat sesuai karakter wilayah dan adatnya memiliki ketergantungan pada berbagai tumbuhan. Dalam kehidupan modern telah dikenal lebih dari seratus jenis tumbuhan untuk sumber makanan, tetapi sebenarnya telah dipergunakan ribuan jenis tumbuhan di berbagai belahan bumi oleh berbagai etnik (Suryadarma, 2008). Kenagarian Aia Gadang merupakan suatu kenagarian yang terdapat di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, merupakan salah satu kenagarian yang masyarakat di kenagarian tersebut masih memanfaatkan tumbuhan untuk pelaksanaan upacara adat kelahiran. Masyarakat di kenagarian Aia Gadang selain memanfaatkan tumbuhan untuk upacara adat, tumbuhan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan seharihari seperti untuk bahan pangan, hiasan, obatobatan, papan, kayu bakar dan lainlain. Masyarakat kenagarian Aia Gadang yang terdiri dari tiga kebudayaan dalam melaksanakan upacara adat kelahiran memiliki rangkaianrangkaian acara yang berbeda di setiap kebudayaan, dari setiap rangkaian acara masih memanfaatkan tumbuhan baik dalam keadaan langsung ataupun dalam bentuk dimasak atau olahan. Masyarakat di Kenagarian Aia Gadang dalam pemanfaatan tumbuhan yang digunakan untuk upacara adat kelahiran umumnya hanya diketahui oleh tetua adat yang ada pada masyarakat setempat, dan jarang diketahui oleh kalangan remaja yang sudah mulai tidak begitu peduli tentang upacara adat serta
3 tidak mengetahui makna dan cara penggunaan dari pemanfaataan masingmasing tumbuhan yang digunakan, yang mengetahui pemanfaatan tumbuhan dalam upacara adat hanya diketahui oleh tetua adat dari kalangan masyarakat itu saja. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survey dengan observasi, wawancara dan koleksi tumbuhan dilapangan, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan dilapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan menggunakan kusioner terbuka, penetapan responden pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan apabila sampel yang akan diambil mempunyai pertimbangan tertentu (Fachrul, 2007). Pertimbangan dalam pemilihan sampel yaitu orang yang dianggap paling tahu tentang pelaksanaan upacara adat kelahiran yang ada di kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat. Kegiatan dilapangan yaitu dilakukan pengklasifikasian upacara adat pada masingmasing kebudayaan, kemudian dilakukan wawancara kepada responden yang telah ditetapkan. Setelah data terkumpul dari responden maka dilakukan pengkoleksian sampel tumbuhan dilapangan dengan cara mengambil foto dari tumbuhan yang sudah diketahui jenisnya dan dibuat herbarium untuk tumbuhan yang belum diketahui dengan jelas jenis dari tumbuhan tersebut. Setelah dilakukan pengoleksian sampel dilapangan dilakukan indentifikasi sampel dengan menggunakan beberapa buku dan situs indentifikasi online dan dilakukan analisis data untuk menghitung nilai manfaat pada setiap jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kelahiran dengan menggunakan rumus: U vis = Uis Nis (Chunningham, 2001) Keterangan : U vis : nilai guna suatu species dalam upacara adat
4 U is :penggunanaa suatu species tumbuhan pada rangkaian acara dalam prosesi upacara adat N is : total rangkaian acara dalam prosesi upacara adat HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada upacara adat kelahiran Di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat didapatkan 30 species tumbuhan yang tergolong kedalam 20 familia yang digunakan pada upacara adat kelahiran yang dilakukan Di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Tumbuhan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Species tumbuhan yang digunakan pada upacara kelahiran di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat. No Familia Species Nama lokal Penggunaan Mn Md Jw 1 2 Acanthaceae Anacardiaceae Araceae Arecaceae Athyariaceae Bromiliaceae Crassulaceae Cucurbitaceae Graminiae liliaceae Malvaceae Musaceae Myrtaceae Nygtaginaceae Oleaceae Piperaceae Rosaceae Rubiaceae Solanaceae Zingiberaceae Justicia gendurussa Burm. f. Spondias lutea L. Mangifera indica L. Acorus calamus L. Areca cathecu L. Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Cocos nucifera L. Diplazium esculentum(retz). Sw. Ananas comosus (L.) Merr. Kalanchoe laciniata(l.) Dc. Cucumis sativus L. Pacharyzus erosus (L.) Urb. Arachis hypogeae L. Oryza sativa L. Oryza sativa L. var glutinosa. Allium sativum L. Hibiscus rosa sinensis L. Musa balbisiana Colla. Eugenia aqueae Burm.f Bougainnvilleaspectabillis willd. Jasminum sp. Piper betlel. Piper nigrum L. Rosa moschata Mill. Rosa sp. Ixora cocsinia L. Unciria gambir (Hunt.) Roxb. Costus speciosa (Koeing) Smith. Zingiber purpureum Roxb Curcuma longa L. Keterangan : Mn : Adat Minang, Md : Adat Mandailing, Jw : Adat Jawa Tabel 1 dapat dilihat terdapat 30 species terdiri dari 20 familia tumbuhan yang digunakan pada upacara kelahiran yang Sugisugi Kedondong Mangga Jighangau Pinang Anau Kiambia Paku aia Naneh Sidingin Mantimun Bengkoang Kacang tanah Padi Sipuluik Dasun tongga Bungo gayo Pisang batu Jambu aia Bunga kertas Bunga melati Sighiah Lado kaciak Mawar putih Mawar merah Bunga asoka Gambia Sitawa Kunik bolai Kunik dilakukan di kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahirah
5 di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat memiliki nilai manfaat pada masingmasing tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.Nilai manfaat (use value) tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran yang dilakukan di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat. No Species Nilai manfaat (use value) Piper betle L. Areca cathecu L. Unciria gambir (Hunt.) Roxb. Cocos nucifera L. Cucumis sativus L. Arachis hypogeae L. Oryza sativa L. Curcuma longa L. Oryza sativa L. var glutinosa. Musa balbisiana Colla. Costus speciosa (Koeing) Smith. Kalanchoe laciniata (L.) DC Allium sativum L. Piper nigrum L. Acorus calamus L. Zingiber purpureum Roxb Diplazium esculentum (Retz) Justicia gendarussa Burm.f. Spondias lutea L. Eugenia aquea Burm.f. Mangifera indica L. Ananas comosus (L.) Merr Rosa moschata Mill. Rosa sp. Bougainvillea spectabilis Wild. Jasminum sp. Hibiscus rosasinensis L. Ixora cocsinia L. Arenga pinnata (Wurmb) Merr Pachyrhizus erosus (L.) Urb. 0,5 0,375 Tabel 2 dapat dilihat bahwa tumbuhan yang memiliki nilai manfaat (Use Value) yang tertinggi yaitu terdapat pada pada Cocos nucifera L. yaitu dengan nilai manfaat (Use Value) 0,5. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran memanfaatkan bagianbagian tumbuhan dalam pelaksanaan prosesi upacara kelahiran. Bagian tumbuhan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Bagian tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat. No Bagian yang digunakan Jumlah Batang Daun Bunga Biji Buah Umbi
6 Tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 30 species tumbuhan yang terdiri dari 20 familia.tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran yang dilakukan di Kenagarian Aia Gadang berdasarkan penelitian yang telah dilakukan masyarakat memanfaatkan tumbuhan budidaya dan ada juga tumbuhan liar yang dimanfaatkan dalam pelaksanaan upacara adat, karena pemanfaatan tumbuhan yang di budidayakan saja tidak cukup untuk memenuhi kelengkapan dari suatu pelaksanaan upacara kelahiran, hal ini berarti tumbuhan budidaya saja tidak dapat memenuhi kebutuhan oleh masyarakat sehingga masyarakat juga memanfaatkan tumbuhan liar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999, pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar bertujuan agar jenis tumbuhan dan satwa liar dapat didayagunakan secara lestari untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Tumbuhan yang dimanfaatkan dari setiap adat dalam pelaksanaan upacara kelahiran memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan tumbuhan yang digunakan, hal ini karena berbedanya kebudayaan yang dipakai dalam pelaksanaan upacara adat pada masingmasing adat tersebut. Menurut Attamimi (1997) keragaman suatu kebudayaan amat dipengaruhi oleh keragamannya, keadaan tersebut akan mengkondisikan masyarakat pada pemanfaatan sumber daya alam pada lingkungan dimana mereka tempati. Total jumlah species tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran yang dilakukan di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat adalah sebanyak 30 species tumbuhan. Penggunaan tumbuhan berbeda dengan adat mandailing yang hanya sedikit memanfaatkan tumbuhan dalam setiap prosesi pelaksanaan upacara adat yang dilakukan.species yang digunakan dalam upacara adat di kenagarian Aia Gadang memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada setiap
7 adatnya. Menurut Suswita (2013) kesamaandan perbedaan penggunaan jenis tumbuhan dibeberapa wilayah tersebut, berkaitan dengan asal usul budaya setempat. Makna dari tumbuhan yang digunakan tergantung dari masingmasing prosesi yang dilaksanakan, walaupun ada tumbuhan yang samadigunakan pada satu upacara kelahiran namun bisa memiliki makna yang berbeda pada tahapan prosesi yang dilakukan pada setiap adatnya. Makna yang terdapat pada tumbuhan yang digunakan yaitu berupa makna yang melambangkan adat istiadat, makna yang mengandung do a, makna tentang sosial, makna kekeluargaan dan makna keindahan. Menurut Sheil (2004) bahwa biasanya masyarakat menggunakan berbagai jenis tumbuhan tertentu yang memiliki makna tersendiri bagi acara mereka dan merupakan aspek yang sangat penting didalamnya. Cara penggunaan tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat yaitu dimanfaatkan dalam keadaan langsung dan dimasak atau olahan. Tumbuhan yang dimanfaatkan dalam keadaan langsung bagian yang digunakan dapat berupa daun, batang, bunga, buah, umbi,dan biji. Tumbuhan yang digunakan dalam pelaksanaan upacara adat memiliki nilai manfaat pada setiap pemanfaatannya. Tumbuhan yang memiliki nilai manfaat paling tinggi yaitu terdapat pada species Cocos nucifera L. yaitu dengan nilai manfaat (Use Value) 0,5, tingginya nilai manfaat (Use Value) pada species Cocos nucifera L.karena species ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pelaksanaan upacara kelahiran di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya. Menurut Pakasi (2013) bahwa tanaman kelapa yang disebut dengan sebagai pohon kehidupan, memiliki manfaat yang berasal dari semua bagian tanaman, dari akar, batang, daun, lidi dan buah semuanya dimanfaatkan bahkan bahkan buah kelapa yang terdiri dari sabut, tempurung, daging dan air
8 kelapa semuanya dapat dimanfaatkan. Nilai manfaat (Use Value) terendah yaitu, yaitu dengan total penggunaan sebanyak satu kali dari total rangkaian upacara kelahiran yang dilakukan. Nilai penting tumbuhan dalam budaya merupakan dorongan moril untuk tetap melestarikan berbagai tumbuhan tersebut sehingga adatistiadat budaya yang telah tertanam sejak dahulu dapat dilestarikan dan dapat diwariskan pada generasi yang akan datang (Sumantera, 2004). Tumbuhan dalam pelaksanaan upacara adat memiliki arti yang sangat penting, karena pada beberapa dalam rangkaian prosesi upacara adat harus ada tumbuhan tertentu agar bisa dilangsungkan upacara adat tersebut dan akan tidak berjalan suatu upacara adat jika tumbuhan tersebut tidak ada, jadi keberadaan tumbuhan sangat lah penting dalam pelaksanaan upacara adat. Sesuai dengan Suryadarma (2008) keberadaan tumbuhan bahan pangan, bahan pakaian, obatobatan dan upacara adat istiadat merupakan elemen penunjang dasar kehidupan dan kebudayaan manusia mulai awal sejarahnya. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Species tumbuhan yang digunakan dalam pelaksanaan upacara kelahiran di kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 30 species tumbuhan yang tergolong ke dalam 20 familia tumbuhan. Tumbuhan yang memiliki nilai manfaat (Use Value) tertinggi yaitu pada species Cocos nucifera L. dengan nilai manfaat (Use Value) 0,5 2. Bagian dari species tumbuhan yang digunakan dalam upacara kelahiran di kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yaitu secara langsung dan dimasak atau olahan yang dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk akar, batang, daun, bunga, biji dan buah.
9 3. Makna tumbuhan pada upacara kelahiran yaitu makna yang melambangkan adatistiadat, makna yang mengandung do a, makna tentang sosial, makna kekeluargaan dan makna keindahan. 4. Cara penggunaan dari tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat di Kenagarian Aia Gadang Pasaman Barat yaitu secara langsung dan dimasak atau olahan, yang dimanfaatkan secara langsung cara penggunaannya yaitu untuk bawaan, untuk hiasan, di oleskan, dikalungkan, disiramkan, dibungkus, diletakkan diatas wadah dan disematkan. DAFTAR PUSTAKA Attamimi, F Pengetahuan Masyarakat Suku Mooi Tentang Pemanfaatan Sumber Daya Nabati Di Dusun Maibo Desa Aimas Kabupaten Sorong. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Cendrawasih. Manokwari. Backer, C.A dan R.C. Bakhuizen Van Den Brink Jr Flora Of Java Vol. I, II, III. N.V.P Noordhoof. Groningen. The Netherlands. Chunningham, A.B Applied Ethnobotany (People, Wild Plant Use And Conservation). Earthscan. London Fachrul, M. F Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta. Indrawan M, R. B. Primack dan J. Supriatna Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. Irwan, Z. D PrinsipPrinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan Dan Pelestariannya. Bumi Aksara: Jakarta. Pakasi, C. B. D Pengembangan Kelapa Sebagai Komoditi Unggulan Daerah Sulawesi Utara Dengan Pendekatan Klaster Industri. Skripsi. Madura: Universitas Trunojoyo Madura. Sheil, D Mengekplorasi Keanekaragaman Hayati, Lingkungan Dan Pandangan Masyarakat Lokal Mengenai Berbagai Lansekap Hutan. CIFOR: Bogor. Sumantera, I. W Potensi Hutan Bukit Tapak Sebagai Sarana Upacara Adat, Pendidikan dan Konservasi Lingkungan. Jurnal Biodervisitas 51:8184. Suryadarma, IGP Diktat Kuliah Etnobotani. Universitas Negeri Yogyakarta.
10 Suswita, D, Syamsuardidan A. Arbain Studi Etnobotani Dan Bentuk Upaya Pelestarian Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Upacara Adat Kendurisko Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Kerinci, Jambi. Tesis. Program Pasca sarjana FMIPA. Universitas Andalas Padang. Triyono, K Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan. Jurnal Inovasi PertanianVol. 11, No. 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Liar. 27 Januari Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15. Jakarta.
Studi Etnobotani pada Tradisi Balimau di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Ethnobotany Studies of Balimau Tradition in Pariaman, West Sumatera
Studi Etnobotani pada Tradisi Balimau di Kota Pariaman, Sumatera Barat Ethnobotany Studies of Balimau Tradition in Pariaman, West Sumatera Rahmi Hulyati 1)*), Syamsuardi 1) dan Ardinis Arbain 2) 1) Herbarium
Lebih terperinciMasyarakat Pantura Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan. Studi Pendahuluan. Menentukan Informan Kunci. Mengurus Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 1. Skema kerja Masyarakat Pantura Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan Studi Pendahuluan Menentukan Informan Kunci Mengurus Surat Izin Pengambilan Data BAK Fakultas Sain dan Teknologi BAPEPDA
Lebih terperinciSTUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
STUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis sangat beragam, yaitu terdiri atas 300 kelompok etnis. Setiap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki etnis sangat beragam, yaitu terdiri atas 300 kelompok etnis. Setiap kelompok masyarakat ini memanfaatkan tumbuhan untuk kehidupan mereka, seperti untuk
Lebih terperinciPERBANDINGAN ETNOBOTANI UPACARA ADAT BATAGAK PANGHULU MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT OLEH WAHYUNI SRI SUNDARI B.P.
PERBANDINGAN ETNOBOTANI UPACARA ADAT BATAGAK PANGHULU MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT OLEH WAHYUNI SRI SUNDARI B.P. 07133041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILIA ZINGIBERACEAE YANG BERKHASIAT OBAT DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh
STUDI PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILIA ZINGIBERACEAE YANG BERKHASIAT OBAT DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh Oki Fernando, Nursyahra, Rizki Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Lebih terperinciETNOBOTANI DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT MINANG KABAU DI KANAGARIAN SONTANG CUBADAK KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN
ETNOBOTANI DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT MINANG KABAU DI KANAGARIAN SONTANG CUBADAK KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN Hidayati 1), Des M 2) Rizki 1), 1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 BAB I. TINJAUAN PUSTAKA 6 1.1. Pengobatan tradisional (Etnomedisin) 6.. 1.2. Etnofarmasi
Lebih terperinciPedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur I. TINGKAT PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT A.
Lebih terperinciPengelompokan Tanaman berdasarkan manfaatnya bagi Manusia: Apa manfaatnya bagi Manusia?
Pengelompokan Tanaman berdasarkan manfaatnya bagi Manusia: a. Grain (biji-bijian) Tanaman yang menghasilkan biji yang keras, kering dan berukuran kecil (dengan atau tanpa lapisan buah), dengan tanaman
Lebih terperinciETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI MANCON WILANGAN KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI UPAYA AWAL KONSERVASI EX-SITU SKRIPSI
ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI MANCON WILANGAN KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI UPAYA AWAL KONSERVASI EX-SITU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17 persen dari jumlah seluruh spesies burung dunia, 381 spesies diantaranya merupakan spesies endemik (Sujatnika, Joseph, Soehartono,
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG
Menimbang : MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG LEMBAGA KONSERVASI TUMBUHAN DAN SATWA LIAR MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK
KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK (Diversity Of Pitcher Plants ( Nepenthes Spp ) Forest
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kawasan yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi di dalamnya. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
Lebih terperinciPEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN
1 PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBioScience Volume 1 No.2 Oktober 2017 DOI: https://doi.org/ /bsc.v1i2.8084
DOI: https://doi.org/10.24036/bsc.1i2.8084 STUDI ETNOBOTANI PADA HUTAN MANGROVE DI KOTA PADANG DAN KOTA PARIAMAN Irma Leilani 1), Rizki 2), Tuti M Sari 2), Dian M. Sari 2) 1) Biology Dept Uniersitas Negeri
Lebih terperinciEksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah Fitmawati, Anggi Suwita, Nery Sofiyanti, Herman Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara terluas ke 7 di dunia dengan luas wilayah mencapai 5.193.250 km², luas tersebut sudah mencakup satu pertiga luas daratan dan dua pertiga
Lebih terperinciKeputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar
Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : a. bahwa jenis tumbuhan dan satwa liar
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK DEMAM BERDARAH DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG
KEANEKARAGAMAN PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK DEMAM BERDARAH DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG Agung Prasetyo 1), Emantis Rosa 2) dan Yulianty 2) 1) Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara megadiversity yang kaya keanekaragaman hayati. Di dunia terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tinggi, dan lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan antara botani (tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di berbagai belahan bumi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman industri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan mega-center keragaman hayati dunia, dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazilia. Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan
I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki banyak hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan tropis Indonesia adalah
Lebih terperinciEKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA
EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA 07112032 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK EKSPLORASI
Lebih terperinciTOPIK II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
TOPIK II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KONSEP Pengertian keanekaragaman hayati Tujuan klasifikasi Dasar klasifikasi Beberapa model klasifikasi Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus Binomial Nomenclatur Sistem
Lebih terperinciLEMBAR WAWANCARA ETNOBOTANI TUMBUHAN BAHAN KERAJINAN DI SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI
78 Lampiran 1. Pedoman Wawancara LEMBAR WAWANCARA ETNOBOTANI TUMBUHAN BAHAN KERAJINAN DI SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden : 2. Umur : thn 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
Lebih terperinciSMP NEGERI 3 MENGGALA
SMP NEGERI 3 MENGGALA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Untuk Kalangan Sendiri
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia terletak di daerah katulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropika yang dikenal cukup unik dan merupakan salah satu komunitas yang kaya akan keanekaragaman jenis
Lebih terperinciINVENTARISASI TUMBUHAN GULMA YANG BERKHASIAT SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI BANTARAN SUNGAI BRANTAS SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI SKRIPSI
INVENTARISASI TUMBUHAN GULMA YANG BERKHASIAT SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI BANTARAN SUNGAI BRANTAS SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Buah-buahan lokal merupakan buah yang varietas tanamannya asli dari Indonesia dan ditanam oleh petani Indonesia terlepas dari nama dan varietasnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara megabiodiversitas, karena memiliki kekayaan flora, fauna dan mikroorganisme yang sangat banyak. Ada Sekitar 30.000 spesies tumbuhan,
Lebih terperinciHARAPAN RAINFOREST RESTORASI EKOSISTEM DI HARAPAN RAINFOREST SEBUAH MODEL DALAM UPAYA PENGURANGAN LAJU DEFORESTASI DI INDONESIA
HARAPAN RAINFOREST RESTORASI EKOSISTEM DI HARAPAN RAINFOREST SEBUAH MODEL DALAM UPAYA PENGURANGAN LAJU DEFORESTASI DI INDONESIA YUSUP CAHYADIN Harapan Rainforest IUPHHK Restorasi Ekosistem Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kawasan Konservasi Kawasan konservasi dalam arti yang luas, yaitu kawasan konservasi sumber daya alam hayati dilakukan. Di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercayakan Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk
Lebih terperinciDISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI
PERAN EKOSISTEM HUTAN BAGI IKLIM, LOKAL, GLOBAL DAN KEHIDUPAN MANUSIA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan berasal dari kata tahu yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2008, artinya mengerti setelah melihat suatu fenomena alam. Berdasarkan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anacardiaceae
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai tidak kurang 17000 pulau, baik yang besar maupun yang kecil. Dengan sendirinya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso merupakan Taman Hutan Raya yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Adapun metode yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Adapun metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara semi-terstruktur
Lebih terperinciSTUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR
STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) DI KAWASAN KONSERVASI RUMAH PELANGI DUSUN GUNUNG BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Diversity Study of Kantong Semar Plants (Nepenthes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN ZINGIBERACEAE SEBAGAI KONTEN MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA PANDEGLANG.
KEANEKARAGAMAN ZINGIBERACEAE SEBAGAI KONTEN MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA PANDEGLANG Muhamad Nikmatullah 1, Suroso Mukti Leksono 2, Pipit Marianingsih 3 1,3 Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas
Lebih terperinciNOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah Negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat banyak. Salah satunya adalah keanekaragaman jenis satwanya. Dari sekian banyak keanekaragaman
Lebih terperinciPemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Kosmetik Oleh Suku Melayu Di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah
Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Kosmetik Oleh Suku Melayu Di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah Wahyu Styawan 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciSTRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Yefri Oktiva, Rizki, Novi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Lebih terperinciPEMANFAATAN TRADISIONAL TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM GUNUNG TILU, JAWA BARAT LINDA MARISA OKTAVIANA
PEMANFAATAN TRADISIONAL TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM GUNUNG TILU, JAWA BARAT LINDA MARISA OKTAVIANA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia menduduki peringkat kelima besar di dunia, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Studi etnobotani tidak hanya pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etnobotani merupakan ilmuyang membahas mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Studi etnobotani tidak hanya pada taksonomis tumbuhan, tetapi
Lebih terperinciLampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi
I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 ETNOBOTANI DAN IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT BAGI IBU PASCA MELAHIRKAN DI DESA KRUENG KLUET KECAMATAN KLUET UTARA ACEH SELATAN Tuti Marjan Fuadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
Lebih terperinciTumbuhan Sebagai Sumber Bahan Baku Obat
Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Baku Obat Fakultas Biologi Universitas Nasional Keanekaragaman Hayati Indonesia: Mega Biodiversity 10% of world s flowering plant species 12% of world s mammal species 16%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selai merupakan salah satu produk makanan yang berupa semi padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi untuk biskuit. Selai umumnya terbuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan, tumbuhan telah memiliki peranan yang sangat
3 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan, tumbuhan telah memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan budaya manusia. Suku-suku bangsa telah mengembangkan sendiri tumbuh-tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan kekayaan alam tropis yang tak ternilai harganya dan dipandang di dunia internasional. Tidak sedikit dari wilayahnya ditetapkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Lokasi a. Letak dan Luas Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike secara administratif berada di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Liana Liana merupakan tumbuhan yang berakar pada tanah, tetapi batangnya membutuhkan penopang dari tumbuhan lain agar dapat menjulang dan daunnya memperoleh cahaya
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuhan dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan- Nya. Manusia diberi kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena makhluk hidup sangat dianjurkan. Kita semua dianjurkan untuk menjaga kelestarian yang telah diciptakan
Lebih terperinciSTUDI ETNOBOTANI PADA PROSES RITUAL ADAT MASYARAKAT SUKU SALUAN DI DESA PASOKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA
Biocelebes, Juni 2017, hlm 46-60 ISSN-p: 1978-6417 Vol 11 No 1 STUDI ETNOBOTANI PADA PROSES RITUAL ADAT MASYARAKAT SUKU SALUAN DI DESA PASOKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA Purwanti 1), Miswan 1), dan Ramadhanil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dihuni oleh kurang lebih suku tumbuhan yang meliputi 25-30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi. Menurut Maijer (1974) dalam Soekarman (1992) diperkirakan hutan Indonesia dihuni oleh
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbesar di dunia yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Maksud dari Negara kepulauan adalah Indonesia terdiri dari banyak
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beranekaragam contohnya adalah tumbuhan, tumbuhan yang memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki
Lebih terperinci:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012
ISSN : 2337-5329 :!,1G():5kr'W:5 JURnAl EKOlOGI DAn SAlns PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP a SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 ISSN : 2337-5329 POTENSI FLORA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Hutan Raya Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli,
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA SEKITAR TAHURA KABUPATEN KARO
INVENTARISASI DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA SEKITAR TAHURA KABUPATEN KARO Studi Kasus : Di Desa Sembahe, Sibolangit dan Tongkoh Kabupaten Karo Bukit Barisan SKRIPSI OLEH NURMALA SARI 051202037 Budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada garis 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada garis 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercaya Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Syzygium merupakan marga dari suku Myrtaceae (jambu-jambuan) yang memiliki jumlah spesies yang sangat banyak. Tercatat kurang lebih 1200 spesies Syzygium yang tumbuh
Lebih terperincimendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa
Lebih terperinciWISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN. KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6)
WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI SD dan Sederajat (Kelas 4,5 dan 6) 1 2012 Kebun Raya Eka Karya Bali LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191 Telp. (0368) 2033170, Fax: (0368)
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi
BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi salah satu sarana pengembangan i1mu dan budaya yang penting. Sejak semula lembaga ini selalu bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan berbunga yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode survey dengan teknik wawancara terstruktur (Structured Interview) dan
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif-eksploratif dengan menggunakan metode survey dengan teknik wawancara terstruktur (Structured Interview) dan semi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang mempunyai luas 1,3% dari luas permukaan bumi, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan
Lebih terperinciAGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri
AGROFORESTRI Ellyn K. Damayanti, Ph.D.Agr. M.K. Ekoteknologi Konservasi Tumbuhan Bogor, 19 Maret 2013 PENDAHULUAN Apa itu Agroforestri? Agro/agriculture; forestry Nama bagi sistem-sistem dan teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,
Lebih terperinciPemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang
Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang Apriyono Rahadiantoro, Rodliyati Azrianingsih, Brian Rahardi Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang the_reddishsky@yahoo.co.id
Lebih terperinciSTUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
STUDI KERAGAMAN TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciStudi Pendahuluan. Menentukan Lokasi. Menentukan Informan Kunci (key informan) Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA) Wawancara
128 Lampiran 1. Diagram Langkah Kerja Penelitian Studi Pendahuluan Menentukan Lokasi Menentukan Informan Kunci (key informan) Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA) Wawancara Wawancara Terstruktur
Lebih terperinciPENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara tropika yang memiliki kawasan hutan yang luas. Berdasarkan luasnya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ketiga setelah Negara Brasil dan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Talas (Colocasia sp) merupakan tanaman pangan dari umbi-umbian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berwatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan metode survei
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan metode survei teknik wawancara semi-terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan anugerah Tuhan yang memiliki dan fungsi yang sangat besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat menjaga kesegaran udara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia di tinjau dari
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia di tinjau dari biodiversitas tumbuhan setelah negara brazil yang mempunyai hutan terluas di dunia. Diperkirakan diseluruh
Lebih terperinci