BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Boyolali Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Pusat administrasi berada di Kecamatan Boyolali, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota Surakarta. Kabupaten Boyolali termasuk kawasan Solo Raya. Wilayah Boyolali terletak antara 7 o 36 LS 7 o 71 LS dan 110 o 22 BT 110 o 50 BT dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan meter dari permukaan laut. Sebagai salah satu wilayah Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut. - Sebelah utara : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan. - Sebelah timur : Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo. - Sebelah selatan : Kabupaten Klaten dan Propinsi DIY. - Sebelah barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 kecamatan yang terbagi lagi menjadi 263 desa dan 4 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Boyolali kurang lebih ,1955 ha atau sekitar 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah.

2 digilib.uns.ac.id Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Pembentukan Organisasi Disbudpar Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di kebudayaan dan kepariwisataan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali secara umum mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan kepariwisataan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebudayaan dan kepariwisataan; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan kepariwisataan; dan d. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

3 digilib.uns.ac.id Visi dan Misi Visi: Boyolali sebagai daerah tujuan wisata yang berbudaya dan kondusif bagi iklim investasi. Misi: a. Menciptakan iklim pariwisata yang kondusif bagi investasi; b. Menciptakan iklim budaya yang kondusif bagi peningkatan kualitas dan jati diri bangsa Susunan Organisasi Susunan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari: 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan. c. Bidang Kebudayaan, terdiri dari: 1. Seksi Kesenian, Bahasa, dan Film; dan 2. Seksi Sejarah, Nilai Budaya, dan Kepurbakalaan. d. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari: 1. Seksi Promosi dan Kemitraan Pariwisata; dan 2. Seksi Sumber Daya Manusia. e. Bidang Pengembangan Pariwisata, terdiri dari:

4 digilib.uns.ac.id Seksi Sarana dan Prasarana Objek Wisata; dan 2. Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata. f. Kelompok Jabatan Fungsional. g. UPTD Tugas Pokok Masing-Masing Jabatan Sesuai dengan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, tugas pokok masing-masing jabatan dalam struktur organisasi Disbudpar Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut. 1. Kepala Dinas Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. 2. Sekretaris Tugas pokok: Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan suratmenyurat, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, pengelolaan barang, urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, dan pelaporan. 3. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Tugas pokok:

5 digilib.uns.ac.id 55 Memimpin penyelenggaraan pengelolaan dan pengolahan administrasi umum meliputi surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, administrasi kepegawaian, dan pengelolaan barang. 4. Kepala Subbagian Keuangan Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan pertanggungjawaban administrasi keuangan. 5. Kepala Subbagian Perencanaan dan Pelaporan Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan pengumpulan data penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti dan menilai serta menyusun laporan. 6. Kepala Bidang Kebudayaan Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pengelolaan kebudayaan. 7. Kepala Seksi Kesenian, Bahasa, dan Film Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan dan pengumpulan bahan, kegiatan, pembinaan, pengembangan, pelestarian, pengelolaan, dan pemantauan kesenian, commit bahasa to user dan film.

6 digilib.uns.ac.id Kepala Seksi Sejarah, Nilai Budaya, dan Kepurbakalaan Tugas pokok: Memimpin pengumpulan data penyusunan bahan dan kegiatan pembinaan, pengembangan, pelestarian, pengelolaan, dan pemantauan sejarah, nilai budaya dan kepurbakalaan. 9. Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Tugas pokok: Memimpin penyiapan bahan pembinaan, pengembangan, pemantauan, dan pemasaran pariwisata. 10. Kepala Seksi Promosi dan Kemitraan Pariwisata Tugas pokok: Memimpin pengumpulan dan penyusunan bahan pembinaan, pelaporan, dan pemantauan kegiatan promosi, informasi, kemitraan dalam rangka pengembangan pariwisata. 11. Kepala Seksi Sumber Daya Pariwisata Tugas pokok: Memimpin pengkoordinasian dan pelaksanaan urusan di bidang peningkatan peran serta masyarakat dan sumber daya pariwisata. 12. Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Tugas pokok: Memimpin penyiapan bahan pembinaan, pendataan dan pendaftaran usaha pariwisata, pengembangan, pemantauan,

7 digilib.uns.ac.id 57 pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan sarana prasarana dan obyek wisata serta usaha pariwisata. 13. Kepala Seksi Sarana Prasarana Obyek Wisata Tugas pokok: Memimpin pengumpulan dan penyusunan bahan perencanaan, pengembangan, laporan, dan kegiatan pembanguan serta pemeliharaan sarana prasarana wisata dan obyek wisata. 14. Kepala Seksi Pengelolaan Usaha Pariwisata Tugas pokok: Memimpin pengumpulan dan penyusunan bahan perencanaan, pembinaan, pengembangan, rekomendasi perizinan dan pemantauan laporan, dan kegiatan pengelolaan sarana prasarana wisata, rumah makan restoran, hotel/penginapan, biro perjalanan, dan jasa lainnya. 15. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya dan dalam melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. 16. Kepala UPTD Kawasan Wisata Pengging Tugas pokok: Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dalam urusan pengelolaan Kawasan Wisata Pengging.

8 digilib.uns.ac.id Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Kawasan Wisata Pengging Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan urusan rumah tangga, kepegawaian, keuangan, umum, pengelolaan barang, perencanaan, dan pelaporan. 18. Kepala UPTD Kawasan Argo Merapi Merbabu Tugas pokok: Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dalam urusan pengelolaan Kawasan Argo Merapi Merbabu. 19. Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Kawasan Argo Merapi Merbabu Tugas pokok: Memimpin pelaksanaan urusan rumah tangga, kepegawaian, keuangan, umum, pengelolaan barang, perencanaan, dan pelaporan. 20. Kepala UPTD Kawasan Wisata Tlatar Tugas pokok: Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dalam urusan pengelolaan Kawasan Wisata Tlatar. 21. Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Kawasan Wisata Tlatar Tugas pokok:

9 digilib.uns.ac.id 59 Memimpin pelaksanaan urusan rumah tangga, kepegawaian, keuangan, umum, pengelolaan barang, perencanaan, dan pelaporan Kepegawaian Disbudpar Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi 38 orang pegawai, terdiri dari 36 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 PT. Pembagian dan jumlah pegawai Disbudpar Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 No Gol Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 IV/C IV/B IV/A III/D III/C III/B III/A II/D II/B II/A I/D I/C 1-1 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa PNS lingkungan Disbudpar terdiri dari 23 (+2 PTT) pegawai laki-laki dan 13 pegawai perempuan.

10 digilib.uns.ac.id 60 Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Menurut Golongan dan Bidang Tahun 2013 Golongan No Bidang IV /C IV /B IV /A III /D III /C III /B III /A II /D II /B II /A I /D I /C Jumlah Sekretariat Kebudayaan Pemasaran pariwisata Pengembangan pariwisata PTT Jumlah 38 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali 4.3. Gambaran Umum Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW)/destinasi wisata yang berasal dari modal alam, Bila Kawasan Arga Merapi Merbabu memiliki daya tarik berupa alam pegunungan, maka Pemandian Umbul Tlatar memiliki daya tarik dari alam berupa umbul atau mata air alami yang kemudian keduanya sama-sama dikembangkan dan disertai dengan fasilitas-fasilitas wisata yang merupakan hasil buatan manusia sebagai penambah daya tarik/atraksi wisata Kawasan Arga Merapi Merbabu Menurut Perda No.9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun pada pasal 44 ayat 2 disebutkan bahwa kawasan Wisata Arga Merapi commit Merbabu to user merupakan kawasan wisata alam

11 digilib.uns.ac.id 61 yang meliputi Kecamatan Selo; Kecamatan Ampel; Kecamatan Cepogo; dan Kecamatan Musuk. Kawasan Wisata Arga Merapi Merbabu atau Selo Tourism Object terletak 25 km dari Kota Boyolali ke arah barat. Kawasan tersebut merupakan daya tarik wisata Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia dan Gunung Merbabu, dengan pemandangan alam yang sangat indah serta panorama alam yang masih asli. Lereng kedua gunung tersebut dapat ditempuh melalui jalur pendakian yang berada di Desa Lencoh, Desa Samiran, dan Desa Selo, Kecamatan Selo Pemandian Umbul Tlatar Pemandian Umbul Tlatar juga tercantum dalam Perda No.9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun sebagai kawasan peruntukan wisata dalam kategori kawasan wisata alam. Pemandian Umbul Tlatar atau Tlatar Reservoir terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebonbimo Kecamatan Boyolali, dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang budaya desa dan air yang melimpah. Pemandian di Kawasan Wisata Tlatar adalah pemandian untuk keluarga. Selain menyediakan pemandian alami, wahana wisata keluarga tersebut juga memiliki dua sumber air alami yang diberi nama Umbul Pengilon dan Umbul Asem.

12 digilib.uns.ac.id Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali dalam Mengelola Kawasan Arga Merapi-Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Inti dari konsep pengelolaan Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Boyolali. Artinya bahwa diharapkan dengan pengelolaan yang optimal akan dapat mendatangkan banyak wisatawan, yang kemudian akan berpengaruh terhadap perputaran ekonomi di Kabupaten Boyolali secara umum. Sebab, dengan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi dua daya tarik wisata andalan Boyolali tersebut, maka akan memberi peluang usaha bagi masyarakat sekitar sebagai pelaku usaha seperti menjadi penjual souvenir, makanan, tour guide, dan sebagainya. Pada akhirnya, dengan terbukanya banyak kesempatan usaha bagi masyarakat di dua daya tarik wisata tersebut, otomatis akan dapat meningkatkan pendapatan mereka. Tak dilupakan pula bahwa dengan semakin banyak wisatawan yang datang maka akan semakin meningkat pula jumlah uang yang beredar di masyarakat, sebab para wisatawan membelanjakan uang mereka baik di dua daya tarik wisata tersebut maupun segala aktivitas wisatanya seperti terkait dengan akomodasi. Oleh karenanya, maka dengan semakin banyaknya wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata tersebut, akan semakin meningkat pula pendapatan dari sektor pajak dan retribusi. Sebab, sekali lagi ditekankan bahwa pariwisata bukan hanya

13 digilib.uns.ac.id 63 sekedar mengunjungi suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Artinya bahwa seorang wisatawan tidak mungkin hanya datang ke Pemandian Umbul Tlatar dan Kawasan Arga Merapi Merbabu untuk melihat-lihat saja. Namun, pasti juga tertarik untuk membeli souvenir, kuliner, mencoba berbagai wahana yang ada, dan sebagainya, yang semuanya memiliki nilai ekonomi. Walhasil, meningkatnya pajak dan retribusi akibat aktivitas wisatawan di dua daya tarik wisata tersebut akan berdampak pula pada meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Informan A menyatakan: Semua obyek wisata memang harus dikelola seoptimal mungkin, sehingga pada akhirnya potensi dari pariwisata itu dapat menyumbang ke pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat, perputaran uang di masyarakat juga meningkat, lha akhirnya PAD pun juga meningkat. (Wawancara tanggal 10 Januari 2014) Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pada dasarnya tujuan pengelolaan daya tarik wisata di Kabupaten Boyolali pada umumnya dan Kawasan Arga Merapi-Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar pada khususnya salah satunya adalah berkaitan dengan faktor ekonomi. Oleh karenanya, diperlukan pengelolaan yang tepat, sebab tanpa pengelolaan yang baik dan dengan strategi yang tidak tepat justru hanya akan memundurkan imej pariwisata Boyolali, serta tentu tidak akan berhasil pula untuk berkontribusi terhadap PAD. Informan B menyatakan bahwa terkait dengan keberhasilan pengelolaan daya tarik wisata dapat dilihat dari wisatawan dan jumlah pendapatan retribusinya. ya dari jumlah wisatawan yang meningkat atau tidak, pendapatan retibusi meningkat atau tidak (Wawancara tanggal 22 Januari 2014). Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab II, peranan Disbudpar Kabupaten Boyolali dalam pengelolaan Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian

14 digilib.uns.ac.id 64 Umbul Tlatar akan dikaji dalam empat aspek, yaitu pembenahan sarana prasarana dan fasilitas wisata; pemasaran daya tarik wisata; peningkatan peran serta masyarakat terhadap sumber daya pariwisata; dan pelaksanaan penarikan jenis pungutan daya tarik wisata. Disbudpar Kabupaten Boyolali bukan sepenuhnya merupakan pihak tunggal dalam melakukan pengelolaan tersebut, sebab terdapat stakeholders lainnya yang berkaitan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan A: Pada dasarnya setiap obyek wisata, ya gak cuma Tlatar sama Arga Merapi Merbabu stakeholdernya sama, yaitu ada Pemkab Boyolali melalui visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati yang ditindaklanjuti Disbudpar Kabupaten Boyolali, yang kedua ada pelaku wisata seperti biro jasa perjalanan yang menyediakan paket wisata. Ketiga ada usaha pariwisata contohnya warung, hotel, dan sebagainya, dan ada juga pengisi atraksi contoh reog, dangdut, kebudayaan lokal, dan sebagainya (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Upaya pengelolaan yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali di beberapa daya tarik wisata adalah untuk menarik para pengunjung atau wisatawan, baik yang berasal dari Boyolali maupun dari luar daerah Boyolali. Dalam melaksanakan pengelolaan Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar serta daya tarik wisata lainnya di Boyolali, Disbudpar menggunakan anggaran yang telah dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya, baik dalam anggaran murni maupun dalam anggaran perubahan ketika dirasa perlu adanya perbaikan atau penambahan produk wisata maupun sarana dan prasarana, sehingga disesuaikan dengan realita. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan A: Semua anggaran untuk pengelolaan, pengembangan semua obyek wisata di Boyolali itu dari APBD, bisa anggaran murni maupun anggaran perubahan kalau ada perlu perbaikan atau penambahan, seperti pembangunan jalan ke Selo, dan sebagainya (Wawancara tanggal commit 10 Januari to user 2014).

15 digilib.uns.ac.id 65 Berikut ini uraian mengenai peranan Disbupar Kabupaten Boyolali dalam mengelola Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar Pembenahan Sarana Prasarana dan Fasilitas Wisata Pembenahan sarana prasarana dan fasilitas terdiri dari pembangunan dan peningkatan sarana prasarana serta fasilitas wisata di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar. Sarana dan prasarana di suatu daya tarik wisata sangat vital oleh karena berkaitan langsung dengan kebutuhan para wisatawan. Sarana prasarana dan fasilitas bersama dengan modal atau sumber daya pariwisata yang dalam hal ini adalah alam pegunungan dan mata air, menjadi bentuk penawaran wisata dalam kategori sumber alam dan hasil karya buatan manusia. Sarana dan prasarana melengkapi atraksi wisata yang sudah ada atau yang utama menjadi daya tarik, seperti dalam hal ini adalah berupa pemandangan alam gunung di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan umbul/mata air di Pemandian Umbul Tlatar, di mana telah menjadi atraksi utama yang telah ada dengan sendirinya. Terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Boyolali melakukan perencanaan terkait dengan sarana dan prasarana apa saja yang perlu untuk diadakan di kedua daya tarik wisata unggulan tersebut sesuai dengan permintaan wisata atau menyesuaikan antara penawaran wisata dengan permintaan wisata. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh informan C: Jadi untuk pengadaan sarana dan prasarana di obyek wisata, di Arga Merapi Merbabu dan Tlatar juga obyek wisata lainnya, kita lihat apa yang diperlukan di suatu obyek wisata, misal perlu penambahan toilet, kan penting toilet itu. Orang

16 digilib.uns.ac.id 66 kalau ke wisata mesti mencari toilet, mushola, tempat informasi, tempat parkir, gedung-gedung diklat, lapangan, paling itu yang kita adakan. Kalau terminal, transportasi juga sarana prasarana wisatawan juga, cuma bukan kita yang apa istilahnya menyediakan, merencanakan tapi Pemda bersama-sama (Wawancara tanggal 7 Januari 2014). Pernyataan informan C tersebut nampaknya senada dengan pendapat seorang wisatawan yang sedang berkunjung di Pemandian Umbul Tlatar (informan G) dari Solo, ketika penulis menanyakan sarana prasarana apa yang penting dan harus ada serta kondisinya di daya tarik wisata tersebut, ia menjawab: Toilet, mushola ya mbak ya, cuma disini toilet sama musholanya kurang bersih, mesti tutup hidung kalau masuk toilet. Mushola juga kotor mbak, banyak daundaun, padahal tempat buat ibadah, harusnya bersihlah. (Wawancara tanggal 16 Februari 2014). Demikian pula seorang wisatawan asal Banyudono (informan H) yang sedang berkunjung di New Selo ketika ditanya hal yang sama, ia menjawab: Yang penting toilet mbak kalau saya, soalnya di tempat dingin-dingin begini, tapi lumayan bau toiletnya, airnya juga sedikit, malah ada yang tidak bisa dipakai juga, kadang tidak ada airnya, toiletnya rusak (Wawancara tanggal 9 Februari 2014). Di samping itu, aksesibilitas juga merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa aksesibilitas yang memadai maka wisatawan tak akan sampai ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang dituju. Ketika seorang wisatawan hendak berwisata, namun kemudian mengetahui bahwa akses ke DTW sulit karena masalah jalan yang rusak, sempit untuk dilalui transportasi, dan sebagainya, tentunya si wisatawan akan berpikir ulang untuk berwisata ke DTW yang hendak dituju atau bahkan membatalkannya.

17 digilib.uns.ac.id 67 Aksesibilitas terkait erat dengan kondisi jalan menuju DTW dan transportasi yang dapat dipergunakan untuk dapat sampai ke DTW. Terkait dengan hal ini, informan A menyatakan: Bisa dilalui (kendaraan) sampai di jalur pendakian di Selo. Cukup (jalan) tapi belum bagus (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Jalan yang dilalui menuju Kawasan Arga Merapi Merbabu memang agak ekstrim karena jalan yang harus dilalui naik turun dan banyak belokan tajam. Sedangkan jalan menuju Pemandian Umbul Tlatar bisa dibilang sangat mudah tanpa ada jalan yang ekstrim yang harus dilalui. Akan tetapi, jalan di dekat atau menuju pintu masuk Pemandian Umbul Tlatar justru beberapa rusak atau berlubang, terutama di area jembatan, sehingga mengganggu kenyamanan berkendara. Sementara itu, terkait dengan sarana transportasi di kedua daya tarik wisata sama-sama dapat dilalui dengan model transportasi seperti mobil, motor maupun bus. Di samping itu bisa juga menggunakan sarana transportasi umum, seperti untuk menuju Pemandian Umbul Tlatar dapat menggunakan sarana angkutan kota dan bus hingga sampai di sana. Sedangkan untuk sarana transportasi menuju Kawasan Arga Merapi Merbabu terdapat angkot dan busbus mikro hingga sampai di jalur pendakian di Desa Selo yang terletak di pelana Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Aksesibilitas juga terkait dengan petunjuk arah menuju tempat wisata. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan A: Aksesibilitas penting sekali, tanpa akses yang baik kan sulit untuk bisa sampai ke daerah tujuan wisata. Maka jalan-jalan itu harus selalu diperbaiki, ya kita yang memantau apalagi kalau jalan-jalan ke tempat wisata kan harus bagus kalau bisa, tapi kan bukan Disbudpar yang memperbaiki sendiri. Terus juga pemasangan

18 digilib.uns.ac.id 68 penunjuk arah ke tempat-tempat wisata. Jadi, wisatawan yang dari jauh jadi tahu nanti arahnya kemana (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Seorang wisatawan asal Kartasura (informan I) menyatakan untuk sampai ke Pemandian Umbul Tlatar akses jalan yang ia lalui tidak terlalu sulit, karena pada dasarnya ia telah mengetahui jalan yang harus dilalui. Tidak sulit, soalnya sudah pernah. Kalau saya dari rumah bagus (jalannya), tapi itu jalan jembatan Tlatar itu malah rusak (Wawancara tanggal 16 Februari 2014). Sementara itu, seorang wisatawan (informan J) ketika ditanya mengenai akses menuju Kawasan Arga Merapi Merbabu mengatakan: Lihat papan arah itu sama tanya-tanya sih mbak, dulu udah pernah tapi dulu sama teman, sayanya tidak hafal soalnya ini sama keluarga (Wawancara tanggal 9 Februari 2014). Dengan demikian, faktor aksesibilitas terkait dengan jalan yang dilalui dan sarana transportasi yang dapat digunakan menuju ke dua daya tarik wisata unggulan tersebut termasuk pada kategori yang cukup mudah meskipun tetap harus ekstra hati-hati utamanya untuk jalan menuju Kawasan Arga Merapi Merbabu, serta penunjuk arah menjadi hal sangat penting pula bagi wisatawan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Disbudpar merencanakan pengadaan sarana prasarana dan fasilitas di Kawasan Arga Merapi Merbabu, Pemandian Umbul Tlatar dan daya tarik wisata lainnya di Boyolali, sedangkan pengadaannya diserahkan kepada pihak ketiga yang ditunjuk sebagai mitra sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan/ Jasa. Namun, pihak Disbudpar tidak bersedia memberikan informasi mengenai siapa pihak ketiga yang dimaksud dengan alasan bahwa hal tersebut tidak pantas. Berikut ini salah satu kutipan pernyataan informan C:

19 digilib.uns.ac.id 69 Pihak ketiganya siapa ya pokoknya ada, tapi itu kurang pas ya kalau ditulis (pihak ketiga) (Wawancara tanggal 7 Januari 2014). Fasilitas menjadi hal yang sangat penting sebab ia juga dapat menjadi atraksi wisata. Fasilitas di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Fasilitas Pendukung di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar Daya Tarik Wisata Fasilitas Kawasan Arga Merapi Merbabu - Unit Pengamatan Gunung Api (UGA) - TIC (Tourism Information Centre); - Joglo Merapi I; - Joglo Merapi II; - Lapangan tenis; serta - Akomodasi: a. Gedung diklat; b. Bungalow Tersenyum; c. Home Stay; d. Warung makan / makanan khas Selo. Pemandian Umbul Tlatar - Rumah makan lesehan (traditional restaurants); - Pemancingan (fishing sites); - Kios cinderamata (souvenir store); - Kolam renang anak dan dewasa (two bathing sites for kids and matures); - Ekowisata Taman Air (Etasia); - Gedung pertemuan; - Lapangan woodball (woodball courts); dan - Panggung hiburan setiap menjelang puasa Ramadhan. Sumber: pariwisataboyolali.com dan booklet Pesona Pariwisata Boyolali Terkait dengan fasilitas pendukung di Kawasan Arga Merapi Merbabu, terfokus pada peningkatan jalur pendakian dan konsentrasi pada pelaku wisata terkait dengan penambahan guide. Terkait dengan hal ini informan A menyatakan: Untuk saat ini lebih pada pemeliharaan fasilitas yang sudah ada dan konsentrasi ke peningkatan jalur pendakian lebih ditambah keamanannya atau peningkatan aksesibilitaslah. Sebab penting tanpa aksesibilitas yang memadai kan tidak mungkin bisa sampai ke puncak, jadi juga jalan-jalan menuju ke sana kita perbaiki, karena memang aksesnya susah dan agak berbahaya. Kemudian juga penambahan guide soalnya banyak wisatawan dari luar negeri juga dan alamnya

20 digilib.uns.ac.id 70 yang sangat luas jadi guide itu penting sekali untuk peningkatan pelayanan wisatawan (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Dengan demikian berdasarkan pernyataan informan A tersebut, fokus Kawasan Arga Merapi Merbabu untuk saat ini lebih ditujukan pada pemeliharaan fasilitas yang telah ada dan peningkatan layanan untuk wisatawan. Namun, juga terdapat rencana untuk memunculkan atraksi baru yaitu outbond. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan C: Ada rencana untuk penambahan atraksi outbond tapi perlu investor. Sedangkan yang utama untuk saat ini mungkin lebih ke promosi supaya makin dikenal lagi (Wawancara tanggal 7 Januari 2014). Disbudpar Kabupaten Boyolali melakukan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas daya tarik wisata di Kawasan Arga Merapi Merbabu seperti: 1. Joglo Merapi I Volkano Theatre merupakan salah satu fasilitas yang menyediakan pemutaran film dokumenter tentang Gunung Merapi dan adat budaya masyarakat setempat. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati hasil kerajinan dan mengetahui informasi kewisataan di tempat show room, serta terdapat tempat untuk bermain anak-anak.

21 digilib.uns.ac.id 71 Gambar 4.1 Joglo Merapi I 2. Joglo Merapi II / New Selo Joglo Merapi II adalah basecamp pendakian ke puncak Merapi. Di tempat tersebut juga terdapat gardu pandang untuk menikmati keindahan Gunung Merbabu dan sekitarnya. Tempat ini lebih dikenal dengan sebutan Bukit New Selo, dikarenakan dari kejauhan tampak tulisan yang terpampang dengan ukuran yang sangat besar yaitu NEW SELO, seperti halnya tulisan HOLLYWOOD di sebuah bukit di California, Amerika.

22 digilib.uns.ac.id 72 Gambar 4.2 Joglo Merapi II/New Selo 3. Bungalow Bungalow merupakan gedung yang dibuat oleh pemerintah daerah Kabupaten Boyolali melalui Disbudpar Kabupaten Boyolali sebagai Unit Pelaksana Terpadu Gunung Merapi Merbabu serta sebagai pusat informasi kepariwisataan. Bungalow menyediakan fasilitas berupa: o Homestay; dan o Gedung Pendidikan dan Pelatihan.

23 digilib.uns.ac.id 73 Gambar 4.3 Bungalow Sumber: Disbudpar Kabupaten Boyolali Sementara itu, Pemandian Umbul Tlatar terus melakukan pembenahan dengan pembangunan fasilitas. Informan A menyatakan: Di Tlatar selain ada kolam renang juga terdapat lokasi permainan air untuk anak, perahu untuk anak dan lapangan olahraga woodball. Direncanakan ada outbond untuk anak, lapangan tenis, waterboom, dan penanaman pohon untuk lahan hijau tapi tentu tidak instan (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Sementara itu, daya tarik wisata Pemandian Umbul Tlatar juga mempunyai proyek pengembangan wisata yang telah dilakukan antara lain dalam pembangunan dan pemeliharaan fasilitas: a. Kolam Renang Kolam renang yang diadakan oleh Disbudpar Kabupaten Boyolali adalah kolam renang standar nasional dan kolam renang biasa. Sebagai salah satu tempat sumber commit dan wisata to user air, Pemandian Umbul Tlatar dapat

24 digilib.uns.ac.id 74 menjadi tempat yang tepat dan strategis dalam penyediaan sarana kolam renang bagi para atlet renang. Sehingga, para atlet renang selain bisa latihan, juga sekaligus dapat menikmati keindahan alam pemandangan dan mata air alami di Pemandian Umbul Tlatar. Disbudpar telah membangun Kolam Renang Standar Nasional. Informan C dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan: Jadi kita ada pembangunan kolam renang yang udah standar nasional tahun , dengan dana sepertinya sekitar 900 juta (APBD). Jadi untuk atlet-atlet renang dan masyarakat juga bisa latihan di sana dengan kolam yang sudah bestandar nasional (Wawancara tanggal 7 Januari 2014) Kolam tersebut telah mendapat rekomendasi dari persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jawa Tengah dan telah mulai beroperasi sejak tahun 2009 silam. Kolam Renang Standar Nasional adalah satu-satunya kolam yang berstandar nasional di kota Boyolali dengan kedalaman meter dan model kedalamannya seperti huruf V, serta telah diselenggarakan berbagai even renang di tempat tersebut. Selain berstandar nasional kelebihannya adalah air yang ada dikolam merupakan air murni dari mata air yaitu Umbul Pengilon tanpa adanya bahan kimia seperti kaporit, sehingga tidak akan mengganggu kesehatan. Sementara itu terkait dengan pengelolaan tidak dilakukan sendiri oleh Disbudpar Kabupaten Boyolali, akan tetapi diserahkan kepada pihak kedua yaitu Bapak Yanto. Dengan demikian, Disbudpar selain sebagai pihak yang mengadakan Kolam Renang Standar Nasional atau pihak kesatu, juga berperan dalam mengawasi, memonitor, membina, dan

25 digilib.uns.ac.id 75 mengevaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pihak kedua tersebut sesuai dengan surat perjanjian kerjasama di antara kedua pihak. Gambar 4.4 Kolam Renang Standar Nasional Sementara itu, Kolam renang anak dan dewasa Fasilitas kolam renang bagi anak-anak dan orang dewasa ada yang merupakan fasilitas di Etasia milik Bapak Drs.Moh.Sahid, tapi ada juga yang diadakan oleh Disbudpar untuk melengkapi berbagai wisata air di Pemandian Umbul Tlatar, seperti halnya kolam renang standar nasional. Di samping itu terdapat pula waterboom untuk anak-anak di area yang sama dengan Kolam Renang Standar Nasional, namun menurut peneliti masih terlalu sederhana dan kurang menarik.

26 digilib.uns.ac.id 76 Gambar 4.5 Kolam Renang Anak dan Dewasa b. Jalan lingkar Disbudpar Kabupaten Boyolali melakukan pembangunan jalan lingkar di bagian timur Pemandian Umbul Tlatar pada tahun 2012 lalu. Jalan lingkar tersebut menggunakan dana APBD Perubahan sebesar 400 juta rupiah. Pembangunan jalan lingkar menggunakan permukaan paving block. Pembangunan jalan tersebut ditujukan untuk mendorong kemajuan potensi pemancingan di bagian selatan, sebab sebelumnya pemancingan di bagian tersebut belum terlalu commit terekspos to user oleh karena wisatawan cenderung

27 digilib.uns.ac.id 77 lebih suka pada tempat pemancingan yang njujug maupun yang sudah terkenal seperti pemancingan di Etasia. Adanya jalan lingkar tersebut juga memberi kemudahan akses bagi warga sekitar Pemandian Umbul Tlatar yaitu warga kampung di sebelah timur Pemandian Umbul Tlatar. Informan A menyatakan: "(Pembangunan jalan lingkar) selain untuk mendongkrak kemajuan pemancingan di bagian selatan juga membantu akses jalan warga Wates (Kebonbimo, Kecamatan Boyolali) dan terpenting adalah perbaikan aksesibilitas dalam rangka kenyamanan wisatawan (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Dengan demikian, pada dasarnya pembangunan jalan lingkar tersebut juga untuk kemudahan aksesibilitas atau perbaikan aksesibilitas yang tidak hanya untuk wisatawan namun juga untuk warga sekitar dalam rangka membina hubungan baik dengan masyarakat. Gambar 4.6 Jalan Lingkar

28 digilib.uns.ac.id 78 c. Kios-kios Disbudpar Kabupaten Boyolali telah melakukan pengadaan kios yang diperuntukkan bagi para pedagang. Kebanyakan pedagang yang menggunakan kios adalah pedagang makanan minuman. Sedikitnya ada 20 kios di Pemandian Umbul Tlatar dan 17 diantaranya telah dipergunakan oleh warga sekitar. Dari pengadaan kios-kios tersebut diperoleh pendapatan yang masuk pada kategori jasa kios. Dalam pengelolaannya kini telah diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu Bapak Suryono, SH. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan E: Ada jasa kios dari kios-kios di Tlatar itu yang diadakan Disbudpar, tapi sekarang sudah di pihak ketiga pengelolanya di Pak Suryono (Wawancara tanggal 24 Februari 2014).

29 digilib.uns.ac.id 79 Gambar 4.7 Kios-Kios di Pemandian Umbul Tlatar Seperti halnya kerjasama antara Disbdupar Kabupaten Boyolali dengan Bapak Suyanto dalam pengelolaan kolam renang standar nasional, dalam kerjasama pengelolaan kios-kios tersebut pihak Disbudpar sebagai pihak kesatu yang berperan dalam mengawasi, memonitor, membina, dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Bapak Suryono, SH sebagai pihak kedua. Kerjasama yang dilaksanakan adalah dalam bentuk sewa dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama satu tahun.

30 digilib.uns.ac.id 80 d. Toilet dan mushola Disbudpar Kabupaten Boyolali melakukan pengadaan toilet umum dan mushola sebagai sarana prasarana bagi wisatawan maupun bagi pelaku wisata di Pemandian Umbul Tlatar. Pengelolaan toilet dan mushola tersebut diserahkan kepada pihak kedua yaitu Bapak Parno. Sehingga, Disbudpar sebatas berperan dalam mengawasi, memonitor, membina, dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan oleh Bapak Parno selaku pihak kedua. Akan tetapi, dalam realitanya kondisi kedua sarana prasarana tersebut kurang bersih terutama untuk toilet di area kios-kios dan mushola, sehingga tentu akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan yang hendak menggunakan toilet dan beribadah. Ini artinya pengawasan yang dilakukan oleh Disbudpar terhadap pihak kedua masih kurang. Gambar 4.8 Toilet Umum

31 digilib.uns.ac.id 81 Gambar 4.9 Mushola e. Panggung hiburan Panggung hiburan yang ada di Pemandian Umbul Tlatar biasa digunakan untuk pertunjukan seni seperti dangdutan pada acara tertentu maupun rutin saat datangnya tradisi padusan. Panggung hiburan tersebut hingga saat ini tampak masih sederhana, kurang menarik, dan tidak terlalu besar. Di samping itu, berdasarkan pantauan peneliti kondisi panggung

32 digilib.uns.ac.id 82 hiburan tersebut cenderung kurang terawat dan kotor. Menurut informasi, terdapat rencana untuk penambahan satu panggung hiburan lagi, namun hingga kini masih belum terealisasi. Gambar 4.10 Panggung Hiburan f. Pengembangan areal olahraga woodball Olahraga woodball termasuk jenis olahraga pada taraf yang baru dikembangkan di wilayah Boyolali, meski telah diperkenalkan sejak tahun 2007 silam. Informan A menyatakan:

33 digilib.uns.ac.id 83 Olahraga woodball diperkenalkan dan dimainkan di Boyolali sejak 2007 kalau tidak salah. Seperti halnya golf, woodball bukan semata olahraga tetapi juga dijadikan sarana menarik investor untuk bisnis di Boyolali. Sudah ada even-even seperti Kejuaraan Dunia tahun 2007 dan Juni 2008, juga Kejurnas Woodball tahun Kita juga berusaha untuk mempromosikan woodball supaya semakin banyak peminatnya (Wawancara pada tanggal 10 Januari 2014). Sepintas woodball tampak hanya terbatas untuk kalangan atas semata namun kenyataannya tidak. Wisatawan domestik, termasuk pelajar dapat memainkan olahraga tersebut. Namun demikian, hingga saat ini woodball masih sedikit peminta. Meski arena lapangan Woodball merupakan bagian dari Kawasan Ekowisata Taman Air (Etasia) yang merupakan milik Bapak Drs.Moh.Sahid, namun pihak Disbudpar ikut berperan dalam pengembangan olahraga woodball agar semakin dikenal, sehingga akan semakin banyak wisatawan yang datang, melalui promosi untuk semakin memperkenalkan Pemandian Umbul Tlatar yang dilakukan oleh Disbudpar sendiri melalui berbagai media. Hal ini merupakan salah satu bentuk kemitraan yang dilakukan oleh Disbudpar dengan pihak ketiga atau sekaligus investor yaitu Bapak Drs.Moh.Sahid selaku pemilik Etasia. Sebab, dengan adanya Etasia maka menambah keragaman atraksi wisata di Pemandian Umbul Tlatar yang akan semakin menarik wisatawan.

34 digilib.uns.ac.id 84 Gambar 4.11 Lapangan Woodball Etasia Sementara itu, terdapat pula rencana pengembangan seperti direncanakan akan dilengkapi dengan fasilitas lapangan tenis, outbond, waterboom, menanam lahan hijau, dan penambahan panggung hiburan. Seorang wisatawan asal Solo (informan K) ketika ditanya mengenai konsep/tema wisata Pemandian Umbul Tlatar ia mengatakan: Lebih bagus daripada Pengging saya lebih suka disini karena ada pemancingan, kolam renang, taman air, woodball (Wawancara tanggal 16 Februari 2014).

35 digilib.uns.ac.id 85 Senada dengan informan K, wisatawan (informan L) asal Kartasura juga menjawab hampir sama ketika ditanya pertanyaan yang sama pula. Informan L mengatakan: Bagus karena suka dengan wisata air, karena bisa kuliner, renang, berfoto outbond juga. Dibanding wisata air yang lain, lebih sering kesini. Tapi akan lebih menarik kalau ditambah dengan waterboom yang besar (Wawancara tanggal 16 Februari 2014). Selanjutnya terkait dengan pembenahan sarana prasarana dan fasilitas yang sudah dijelaskan di atas, juga tak lepas juga dengan konservasi apalagi kedua daya tarik wisata sama-sama menyuguhkan pemandangan alam dan juga bertema ekowisata yang lekat dengan konservasi. Terkait dengan konservasi ini, pihak Disbudpar tidak terlibat dalam upaya konservasi di Kawasan Arga Merapi Merbabu. Informan A menyatakan: Disbudpar bukan pada konservasi, tapi itu tugasnya Balai Taman Nasional, untuk Gunung Merapi ada di Jalan Cepogo, kalau Gunung Merbabu di Sleman. Kita kaitan dengan wisatanya, di seluruh obyek wisata terkait dengan Merapi Merbabu, bukan pada pengelolaan fauna flora atau konservasi, itu oleh Balai Taman Nasional (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Dengan demikian terkait dengan Kawasan Arga Merapi Merbabu, Disbudpar tidak ikut berperan dalam upaya konservasi di daya tarik wisata tersebut, namun lebih pada pemeliharaan fasilitas wisata seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sementara itu untuk Pemandian Umbul Tlatar, Disbudpar berperan dalam konservasi air, sebab wisata air merupakan daya tarik utama, sehingga harus dijaga kejernihan dan kemurniannya. Untuk pengelolaan sumber air dan sirkulasinya, diterapkan inovasi dengan penggunaan obat untuk menjernihkan air serta filter yang fungsinya menyedot lumut. Inovasi tersebut dianggap lebih praktis dan menghemat air karena commit terbuksi to lebih user efisien daripada menguras secara

36 digilib.uns.ac.id 86 manual. Sumber air untuk kolam diambil dari Umbul Pengilon yang merupakan mata air alami, dengan sudah mengantongi ijin, sehingga tidak ada masalah apapun dengan pemanfaatan air. Pada dasarnya terkait dengan pembenahan sarana prasarana dan fasilitas seperti yang sudah dijelaskan di atas, Disbudpar berperan dalam pembangunan, penataan, dan pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan A: Kalau terkait dengan pembangunan yaitu yang tidak ada menjadi ada, pemeliharaan yaitu yang sudah ada dijaga, dan penataan yaitu kalau realita di lapangan tidak bagus kemudian dirapikan, contohnya jalan diaspal (Wawancara tanggal 10 Januari 2014). Dengan demikian pembangunan terdiri dari pembangunan sarana prasarana seperti toilet, mushola, dan sebagainya, serta pembangunan fasilitas seperti kolam renang, homestay, dan sebagainya yang ada di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar dengan tujuan untuk semakin melengkapi atraksi wisata utama yang telah ada secara alami, yaitu pemandangan alam berupa gunung serta flora dan fauna, dan mata air alami. Pemeliharaan terwujud melalui upaya konservasi terhadap sumber daya wisata yang alami seperti yang sudah dijabarkan di atas, serta pemeliharaan terhadap sarana prasarana dan fasilitas wisata yang sudah ada. Sedangkan penataan terwujud pada peningkatan aksesibilitas seperti peningkatan jalur pendakian di Kawasan Arga Merapi Merbabu maupun perbaikan jalan menuju kawasan tersebut. Semua hal tersebut dilakukan berdasar pada hasil atau evaluasi pemantauan yang dilakukan oleh Disbudpar sendiri, yang tidak dilakukan hanya saat di awal atau akhir tahun, namun secara berkelanjutan atau kontinyu. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan D:

37 digilib.uns.ac.id 87 Untuk evaluasi pemeliharaan maksudnya pemantauan kita pantau terus secara kontinyu, jadi kalau ada yang rusak bisa langsung tahu dan kita perbaiki. Ada yang bertugas untuk itu, gantian pasti ada yang ke lapangan, dan dari situ jadi tahu kondisinya seperti apa. Jadi tidak harus ditarget berapa waktu sekali baru dilihat (Wawancara tanggal 29 Januari 2014). Selanjutnya, mengenai pembenahan sarana dan prasarana adalah didasarkan pada permintaan konsumen atau wisatawan, dalam rangka memperbaiki maupun mengikuti perkembangan selera masyarakat seperti dalam pembangunan Kolam Renang Standar Nasional. Begitu pula seperti dalam pula rencana pembangunan outbond dan waterboom di Pemandian Umbul Tlatar dengan melihat perkembangan wisata yang sejenis di tempat lain, serta pembangunan fasilitas seperti Joglo Merapi I dan II, dan lainnya serta peningkatan jalur pendakian di Kawasan Arga Merapi Merbabu, pada dasarnya adalah berusaha untuk memberikan atraksi wisata yang dapat memenuhi kecenderungan keinginan masyarakat atau wisatawan yang selalu berubah-ubah. Pariwisata merupakan aspek yang dinamis artinya harus selalu ada terobosan yang baru dengan meningkatkan ataupun menyediakan produk atau atraksi wisata yang baru, agar wisatawan tidak beralih ke tempat lain yang dirasa memiliki daya tarik lebih tinggi atau dalam rangka menghadapi persaingan dengan wisata yang sejenis. Informan D menanggapi pertanyaan mengenai persaingan obyek wisata menyatakan: Tentunya harus selalu ada yang baru. Pariwisata itu harus selalu dinamis tidak cuma diam di tempat, puas dengan yang sudah ada. Sebab, nanti konsumen bisa lari ke tempat lain. Seperti di Tlatar itu, sudah ada air, kuliner, alam juga ada bisa ditambahi waterboom. Jadi harus selalu update selera konsumen itu sekarang maunya apa (Wawancara tanggal 29 Januari 2014).

38 digilib.uns.ac.id 88 Di samping itu, dapat dikatakan pula bahwa dalam pembenahan sarana prasarana dan fasilitas di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar adalah dalam rangka antisipasi masa depan. Oleh karena selera masyarakat yang berubah-ubah, sehingga perlu dilakukan inovasi produk wisata agar wisatawan tidak bosan dan beralih ke daya tarik wisata lain yang sejenis namun memiliki lebih banyak atraksi wisata. Pada akhirnya, Disbudpar berperan dalam perencanaan, pengorganisasian (pembangunan, pemeliharaan, penataan) dengan pihak kedua/ketiga, dan pengawasan terkait dengan aspek pembenahan sarana prasarana dan fasilitas di Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar berdasar pada penjabaran di atas Pemasaran Daya Tarik Wisata Seorang wisatawan tidak akan begitu saja berkunjung ke Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar, sehingga diperlukan usaha untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung, yaitu dengan kegiatan pemasaran. Pemasaran wisata bertujuan untuk memasarkan produk wisata kepada wisatawan dengan cara menghimbau dan merayu wisatawan sebagai upaya untuk memberitahukan produk wisata kepada wisatawan. Dalam melakukan tugas pemasaran tersebut, Disbudpar memperoleh anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), seperti yang diuangkapkan informan D: Dalam melakukan semua kegiatan pemasaran menggunakan dana dari APBD setiap tahunnya dianggarkan. Berbeda-beda tergantung dari kebutuhan pemasaran sendiri (Wawancara tanggal 29 Januari 2014).

39 digilib.uns.ac.id 89 Terkait dengan kegiatan pemasaran Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar, tidak ada pemasaran khusus yang dilaksanakan oleh Disbudpar Kabupaten Boyolali. Namun, semua daya tarik wisata di Kabupaten Boyolali diperkenalkan kepada masyarakat luas dengan pemasaran yang sama. Hal ini sesuai pernyataan informan D: Tidak ada pemasaran khusus (untuk kedua obyek wisata), semua wisata yang ada di Boyolali berusaha untuk dipasarkan secara optimal. Jadi, masyarakat tidak cuma tahunya wisata Tlatar, Merapi-Merbabu, Pengging, tapi juga semuanya. Pemasaran pada dasarnya semua sama, intinya untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada di Boyolali (Wawancara tanggal 29 Januari 2014). Dengan demikian, uraian kegiatan pemasaran yang akan peneliti jabarkan adalah kegiatan pemasaran yang tidak hanya merupakan pemasaran untuk Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar, namun juga untuk semua daya tarik wisata. Oleh karena seperti yang diungkapkan oleh informan D bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan pada dasarnya untuk memperkenalkan semua potensi wisata yang ada di Boyolali. A. Perumusan Pasar Fungsi ini berkaitan dengan perumusan pasar yang potensial bagi pemasaran daya tarik wisata di Boyolali khususnya Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar. Informan D menyatakan: Semua potensial (daerah) tinggal bagaimana mengoptimalkan pemasaran supaya tidak cuma Subosukawonosraten (Sukoharjo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten) tetapi seluruh daerah-daerah di Jawa Tengah, bahkan Jawa Barat, Jawa Timur atau bahkan pulau lain juga bisa tahu ada wisata-wisata menarik di Boyolali. Tapi yang banyak dikenal untuk tataran internasional Merapi Merbabu, kalau Tlatar lebih ke lokal, tapi karena ada Woodball juga jadi bisa masuk internasional juga (Wawancara tanggal 29 Januari 2014).

40 digilib.uns.ac.id 90 Dengan demikian daya tarik wisata di Boyolali berusaha untuk dipasarkan di daerah baik di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah juga menembus pasaran nasional dan internasional, sebab semua daerah dipandang sebagai daerah yang potensial untuk dilakukannya pemasaran. Kawasan Arga Merapi Merbabu mempunyai pasaran yang lebih luas dibanding dengan Pemandian Umbul Tlatar, meski wisata Tlatar juga telah menembus pasaran internasional lewat woodball, namun Arga Merapi Merbabu tetaplah lebih dikenal oleh masyarakat luas baik di dalam daerah, nasional maupun internasional. Dalam perumusan pasar potensial, dilakukan segmentasi pasar untuk mengenali wisatawan. Pengenalan terhadap wisatawan dipandang penting agar kegiatan pemasaran benar-benar mencapai sasaran dengan tepat. Tanpa mengenal wisatawan, maka kegiatan pemasaran akan terasa sulit sebab tidak jelas siapa sasaran yang dituju dan tentunya tidak akan optimal. Dengan dilakukan pengenalan terhadap calon wisatawan juga diharapkan akan dapat diketahui kebutuhan untuk penyesuaian produk wisata sesuai dengan permintaan. Informan D menyatakan: Dengan pengenalan terhadap wisatawan juga dapat menjadi dasar dalam menjangkau wisatawan yang lebih luas (Wawancara tanggal 29 Januari 2014). Dalam melakukan pengenalan wisatawan, Disbudpar Kabupaten Boyolali bekerja sama dengan biro/agen perjalanan, oleh karena mereka memiliki informasi yang cukup mengenai hal tersebut. Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Boyolali

41 digilib.uns.ac.id 91 adalah wisatawan dari daerah Jawa Tengah, namun ketika masa liburan banyak pula wisatawan dari luar Jawa Tengah, serta khusus untuk Kawasan Arga Merapi Merbabu ada pula wisatawan mancanegar seperti dari Asia dan Eropa. Berdasarkan pernyataan pihak Disbudpar, secara keseluruhan baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Boyolali memberikan penilaian positif bahwa kondisi kawasan wisata di Boyolali utamanya wisata alam adalah bagus dan menarik. Dengan demikian, image/citra yang tercipta di benak para wisatawan tersebut harus terus ditingkatkan, agar wisatawan tidak mengubah citra menurut pandangan mereka. Sebagian besar tujuan wisata para wisatawan adalah untuk berlibur dan merilekskan pikiran dari kepenatan pekerjaan dan suasana kota yang ruwet, sehingga mereka tertarik dengan wisata alam seperti wisata di Kawasan Arga Merapi Merbabu maupun wisata air seperti Pemandian Umbul Tlatar. B. Komunikasi Fungsi komunikasi ini terkait erat dengan kegiatan promosi yang pada dasarnya merupakan kegiatan memikat atau merayu calon wisatawan agar mau berkunjung ke suatu daya tarik wisata. Promosi pariwisata selain sebagai cara memperkenalkan daya tarik wisata, juga sebagai sarana untuk mempertahankan pasar yang sangat tergantung pada seberapa jauh wisatawan sudah dikenal. Kegiatan promosi yang dilakukan Disbudpar Kabupaten Boyolali adalah dengan memperkenalkan citra daya tarik wisata. Kegiatan

42 digilib.uns.ac.id 92 promosi dilakukan dengan secara bertahap. Seperti yang dikemukakan oleh informan B: Promosi dilaksanakan dengan diawali tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam mempersiapkan promosi. Pelaksanaannya sesuai dengan waktu yang tepat, sedangkan evaluasi dilaksanakan selanjutnya untuk melihat keefektifan promosi yang dilakukan. (Wawancara tanggal 27 Januari 2014). Dengan demikian, promosi diawali dengan perencanaan promosi, di mana yang pertama dan utama adalah pengenalan wisatawan seperti yang sudah dijabarkan pada aspek fungsi perumusan pasar di atas, dan selanjutnya dilakukan dengan: 1. Perumusan pesan dan tema promosi Informasi yang disampaikan dalam promosi Disbudpar merupakan fakta yang ada dan tidak dibuat-buat atau mengandung unsur kebohongan dengan tujuan agar wisatawan tertarik dan berkunjung. Namun, ketika wisatawan telah berkunjung ke tempat wisata yang dipromosikan, akibat kebohongan promosi yang mengagung-agungkan tempat wisata tersebut, maka justru wisatawan akan kecewa karena atraksi yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang ia saksikan sendiri dan pasti berencana untuk tidak akan kembali lagi ke tempat wisata tersebut. Akhirnya, image/citra tempat wisata tersebut pun akan menjadi buruk. Padahal, promosi sendiri tidak hanya untuk menarik wisatawan, namun juga sebagai upaya agar wisatawan yang sudah datang mau utnuk berkunjung kembali. Hal ini sesuai commit dengan to user pernyataan informan B:

43 digilib.uns.ac.id 93 Promosi itu harus jujur, artinya bahwa yang disampaikan, ditawarkan ke masyarakat itu jelas dan benar adanya, bukan dibuat-buat supaya kelihatan bagus dan lengkap atraksi fasilitasnya. Karena apa, promosi tidak hanya wisatawan mau datang, tertarik, tetapi juga bagaimana agar wisatawan yang sudah datang itu mau kembali lagi. Makanya, harus apa adanya tapi dirangkai dengan kalimat yang bagus yang membuat wisatawan itu penasaran dan tertarik (Wawancara tanggal 27 Januari 2014). Dalam merumuskan pesan promosi yang hendak disampaikan kepada calon wisatawan, Disbudpar Kabupaten Boyolali menentukan tema dan isi promosinya dalam upaya memberitahu, mengajak, dan mempengaruhi calon wisatawan untuk datang berkunjung ke Boyolali (Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar). Adapun pesan promosi yang telah dirumuskan diantaranya dirangkum dalam booklet dan leaflet yang berisi tentang informasi mengenai daya tarik wisata, lokasi dan atraksinya, kebudayaan masyarakat, fasilitas dan sarana prasarana yang ada, dan kuliner yang tersedia. 2. Seleksi penggunaan media promosi Terkait dengan seleksi penggunaan media promosi, Disbudpar Kabupaten Boyolali melakukan penggunaan media: - Media komunikasi langsung Bentuk komunikasi melalui promosi dengan mengadakan sosialisasi dalam bentuk hubungan masyarakat, demonstrasi, dan pemasangan papan penunjuk. - Media komunikasi dengan media

44 digilib.uns.ac.id 94 Bentuk komunikasi yang dipakai adalah media cetak dan media elektronik. Pemilihan penggunaan media ini disesuaikan dengan jangkauan media dan besarnya jumlah anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten. 3. Pembiayaan promosi Penetapan anggaran promosi disesuaikan dengan perkiraan jumlah kebutuhan dan kemampuan, tidak semata-mata melihat jumlah kebutuhan. Perencanaan anggaran untuk promosi sangat penting agar dapat diketahui sebesar apa dana yang dibutuhkan. Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran yang berasal dari APBD Kabupaten Boyolali. Namun demikian tidak ada standar yang tetap mengenai berapa besarnya alokasi anggaran untuk pembiayaan promosi, akan tetapi lebih tergantung pada perencanaan yang telah ditetapkan, seperti berdasar pada apa yang dipromosikan, sejauh mana wisatawan yang menjadi sasaran, dan pemilihan media. Hal ini dipertegas oleh pernyataan informan B: Untuk anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran untuk pemasaran yang berasal dari APBD. Tidak bisa distandarkan berapa anggaran yang harus dikeluarkan setiap tahun baik untuk pemasaran maupun untuk promosi secara khusus, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan promosi juga ketersediaan atau besarnya anggaran (Wawancara tanggal 22 Januari 2014). 4. Penyiapan bahan promosi Bahan promosi yang dipersiapkan dalam pelaksanaan promosi disesuaikan dengan bentuk dan media promosi yang

45 digilib.uns.ac.id 95 digunakan seperti pembuatan bahan cetakan booklet dan leaflet maupun lainnya dalam promosi langsung dan dengan media. Disbudpar Kabupaten Boyolali sebagai instansi pemerintah berusaha untuk mempromosikan daya tarik wisata yang ada di Boyolali, agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dan kemudian diminati oleh para wisatawan. Untuk lebih memperkenalkan daya tarik wisata di Boyolali, maka perlu dilakukan promosi yang dianggap sebagai langkah yang paling efektif dalam memberikan informasi kepada calon wisatawan, dengan tujuan agar calon wisatawan tertarik untuk mengunjungi daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Boyolali. Setelah dilaksanakan perencanaan promosi seperti uraian di atas, selanjutnya pelaksanaan kegiatan promosi oleh Disbudpar Kabupaten Boyolali berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti, dilakukan melalui: 1. Media elektronik, cetak, dan internet Media elektronik menjadi salah satu media promosi dari Disbudpar Boyolali dalam rangka menyebarluaskan informasi wisata khususnya Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar. Media elektronik yang dipergunakan adalah media televisi, radio, dan cyberworld (internet). Promosi melalui media elektronik dilakukan melalui stasiun TV, yaitu TVRI dan Cakra TV Semarang dalam bentuk liputan tentang daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Boyolali. Sedangkan dengan media radio adalah melalui Radio Kharisma dan RSPD yang keduanya merupakan stasiun radio di

46 digilib.uns.ac.id 96 Kabupaten Boyolali. Promosi melalui media radio adalah dalam bentuk dialog interaktif. Promosi melalui media-media tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam publikasi media massa. Selanjutnya promosi melalui media cetak dilakukan dengan menerbitkan booklet, leaflet, dan kalender, serta pembenahan baliho mengenai tempat-tempat wisata di Boyolali. Hal ini dipertegas oleh pernyataan informan D: Disbudpar ada kerjasama dengan Cakra TV Semarang, TVRI juga pernah, terus di radio ada kerjasama dengan radio RSPD, Kharisma Boyolali dalam dialog interaktif. Melalui booklet, leaflet, kalender juga, dan pembenahan baliho. (Wawancara tanggal 29 Januari 2014). Berikut ini gambar booklet dan leaflet mengenai daya tarik wisata dan kuliner di Boyolali. Gambar 4.12 Booklet Pesona Wisata Kabupaten Boyolali

47 digilib.uns.ac.id 97 Gambar 4.13 Leaflet Pesona Wisata Kuliner Booklet yang dikeluarkan Disbudpar tersebut berisi jadwal even di Kabupaten Boyolali; uraian singkat mengenai daya tarik wisata di Boyolali beserta gambarnya mulai dari wisata air, wisata pegunungan, wisata ziarah, pagelaran budaya, agro wisata; berbagai kerajinan di Boyolali; atraksi kesenian, uraian mengenai makanan khas, daftar dan alamat beberapa restoran/rumah makan, hotel, homestay, dan biro perjalanan di Boyolali; dan peta wisata Kabupaten Boyolali. Sedangkan leaflet di atas berisi beberapa kuliner yang terkenal di Boyolali; daftar dan alamat beberapa restoran/rumah makan di Boyolali; dan peta wisata Kabupaten Boyolali. Booklet dan leaflet tersebut cukup menarik, akan tetapi khusus untuk gambaran mengenai Kawasan Arga Merapi Merbabu gambar yang dicantumkan masih kurang. Sebab, fasilitas seperti Joglo I dan II, home theater, UGA, commit dan lainnya to user tidak disertakan gambar sehingga

48 digilib.uns.ac.id 98 menjadi kurang menarik dan kurang informatif. Di samping itu gambar yang dicantumkan seperti di informasi Pemandian Umbul Tlatar tidak diberi keterangan nama fasilitas di bawah atau di atas gambar, namun hanya sekedar menampilkan beberapa gambar fasilitas di daya tarik wisata tersebut, sehingga kurang menarik, kurang lengkap, dan kurang informatif. Promosi melalui booklet dan leaflet merupakan bentuk promosi langsung. Sementara itu, promosi melalui media internet bila menurut pandangan peneliti juga masuk dalam publikasi media massa, sebab konsumen atau sasarannya sangat luas dan tidak ditentukan. Promosi tersebut dilakukan dengan pembuatan website yang mengupas mengenai daya tarik wisata, kuliner, kesenian, dan kerajinan yang ada di Kabupaten Boyolali. Informasi tersebut tersedia dan dapat diakses dalam situs boyolalikab.go.id atau disbudpar.boyolalikab.go.id dan pariwisataboyolali.com yang dapat diakses dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

49 digilib.uns.ac.id 99 Gambar 4.14 Tampilan situs pariwisataboyolali.com Akan tetapi pada realitanya website tersebut kurang update dan kurang lengkap karena tidak semua tempat wisata di Boyolali diinformasikan di kedua website tersebut. Namun, hanya daya tarik wisata yang banyak dikenal dan sudah terkenal saja. Apalagi di situs disbudpar.boyolalikab.go.id sangat sedikit informasinya dan hampir mirip dengan pariwisataboyolali.com. Dengan demikian, potensi pariwisata lainnya seperti daya tarik wisata yang kurang populer, akan semakin tidak populer dan tidak dikenal masyarakat. Sedangkan untuk informasi mengenai Kawasan Arga Merapi Merbabu dan Pemandian Umbul Tlatar pun masih minim dan gambar yang disertakan pun juga kurang banyak. Padahal, gambar adalah sesuatu yang langsung dapat menarik mata calon wisatawan terlebih dahulu dibanding dengan informasinya. Di samping melalui website yang disediakan oleh Disbudpar, promosi melalui internet juga dilakukan dalam bentuk

50 digilib.uns.ac.id 100 kemitraan, yaitu melalui javapromo.com yang dapat diakses dalam beberapa bahasa. JAVAPROMO merupakan brand name dari sebuah kolaborasi kerjasama promosi pariwisata dari 16 kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta yang berada di sekitar area Candi Borobudur Jawa Tengah, Indonesia. Gambar 4.15 Tampilan situs javapromo.com Promosi maupun publikasi dengan menggunakan media merupakan cara yang praktis dan jangkauannya yang luas. Keuntungannya terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media massa, apalagi di jaman seperti sekarang ini di mana sebagian besar masyarakat memiliki televisi, radio maupun akses internet. Adapun alasan pemilihan penggunaan media televisi, radio, dan internet menurut informan D adalah karena jangkauannya yang lebih luas serta lebih praktis. Akan tetapi, seperti diketahui terdapat media televisi untuk commit mempromosikan to user wisata melalui liputan daya

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Pariwisata adalah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR Oleh : TEGAR PRAMUDYAN DEWANTORO L2D 004 356 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN P ELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT 1 WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai pesisir dan lautan yang sangat luas, dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan 17.480 pulau (Idris, 2007). Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIW ISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam. Keberagaman potensi alam, flora, fauna serta berbagai macam budaya, adat istiadat,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR Oleh : ADAM MUAKHOR L2D 004 291 JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 54 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-X TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH 19 NOPEMBER 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten yang menjadi bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini merupakan kabupaten terbesar di Daerah Istimewa

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 55 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Y TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 55 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Y TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 55 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Y TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D

IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D 301 542 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004 ABSTRAKSI Kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI. A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali

BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI. A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali 14 BAB II GAMBARAN UMUM EKOWISATA TAMAN AIR TLATAR BOYOLALI A. Gambaran Umum Kabupaten Boyolali 1. Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten atau kota

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 14 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 14 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 14 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) A. Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia, merupakan negara yang berbentuk kepulauan yang memiliki garis pantai sangat panjang. Dan dari garis pantai yang sangat panjang itulah terdapat banyak sekali

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG QANUN KABUPATEN ACEH BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH BARAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAKA KUASA BUPATI ACEH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 24 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci