LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BPH MIGAS TAHUN 2016 BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) Gedung BPH Migas Jalan Kapten Piere Tendean No. 28, Jakarta Telp: , Fax:

2 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja BPH Migas disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis, Pelaporan Kinerja dan reviu atas Laporan Kinerja, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (Good Governance,) juga sebagai pertanggungjawaban BPH Migas kepada stakeholders. Tujuan disusunnya Laporan Kinerja BPH Migas adalah untuk meningkatkan kinerja BPH Migas dalam pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2016 memiliki 5 Indikator Kinerja yaitu Pertama adalah Jumlah Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM dengan target sebanyak 3 Laporan dan realisasi sebanyak 3 Laporan atau 100%. Kedua adalah Jumlah Perencanaan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dengan target sebanyak 3 Laporan dan realisasi sebanyak 3 Laporan atau 100%. Ketiga adalah Jumlah Pelaksanaan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM dengan target sebanyak 6 Laporan dan realisasi sebanyak 6 Laporan atau 100%. Keempat adalah Jumlah Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 i

3 Pengelolaan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dengan target sebanyak 4 Laporan dan realisasi sebanyak 4 Laporan atau 100%. Kelima adalah Jumlah Pengelolaan Dukungan Manajemen Bidang BBM dengan target sebanyak 2 Laporan dan realisasi sebanyak 2 Laporan atau 100%. Total anggaran tahun 2016 pada Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 72,72%,. Realisasi anggaran sebesar 72,72% hal ini dikarenakan pada kegiatan dengan kode mata anggaran kegiatan yaitu Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM terdapat alokasi anggaran yang diblokir (Self Blocking) sebesar Rp ,- yang merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 dengan DIPA BPH Migas 2016 yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan pada tanggal 31 Oktober Jika dana self blocking tersebut tidak diperhitungkan pada pagu anggaran, maka realisasi anggaran Direktorat BBM secara keseluruhan adalah sebesar 98,90%. Direktorat Gas Bumi memiliki 6 Indikator Kinerja yaitu : SASARAN STRATEGIS Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) 1 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 2 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 3 Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi TARGET PAGU 2 SK SK Bulan Layanan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 ii

4 SASARAN STRATEGIS Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) 4 Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 5 Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 6 Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa TARGET PAGU 1 Tarif Harga Gas Laporan Adapun capaian kinerja tahun 2016 untuk Penetapan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 (satu) Badan Usaha yaitu PT Mitra Energi Gas Sumatera di Sumatera Selatan dan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 10 (sepuluh) Badan Usaha yaitu PT Bayu Buana Gemilang, PT Mutiara Energy, PT Berkah Usaha Energy, PT Gazcomm Energi, PT Pasundan Resources, PT Sinergi Patriot Bekasi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk, PT Sadikun Niagamas Raya dan PT Indogas Kriya Dwiguna. Untuk Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdapat 2 (dua) penetapan yaitu PT Kalimantan Jawa Gas dan PT Rabana Gasindo Usama. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 (satu) Badan Usaha yaitu PT Pertamina Gas dan untuk penyampaian laporan Akun Pengaturan Tahun Buku 2015 yang telah diverifikasi sebanyak 9 (sembulan) Badan Usaha yaitu PT Energasindo Heksa Karya, PT Pertamina Gas, PT PDPDE Gas, PT Majuko Utama Indonesia, PT Kalimantan Jawa Gas, PT Transportasi Gas Indonesia, PT Rabana Gasindo Usama, PT Gasindo Pratama Sejati dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk. Sedangkan Jaringan Gas Kota terdapat 13 (tiga belas) Kota/Kabupaten yang telah ditetapkan yaitu Kabupaten Bekasi, Bulungan, Ogan Ilir, Sidoarjo, Subang, Sorong, Kota Lhokseumawe, Pekanbaru, Sengkang, Lhoksukon, Prabumulih, Jambi dan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 iii

5 Tarakan. Realisasi Volume penjualan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2016 adalah ,2803 MMBTU dan Realisasi Volume Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2016 adalah ,7641 MSCF. Pengawasan Badan Usaha dilakukan terhadap 26 (dua puluh enam) Badan Usaha Niaga dan 11 (sebelas) Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Sampai dengan 31 Desember 2016 total akumulasi panjang pipa dalam pembangunan dan terpasang adalah sebesar ,98 KM (akumulasi panjang pipa sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar 9.169,49 KM). Untuk infrastruktur pipa transmisi Gas Bumi, ruas pipa BELAWAN - KIM - KEK, ruas pipa Porong-Grati, ruas pipa Muara Karang-Muara Tawar, ruas pipa Sungai Gelam (Jambi) telah selesai 100%. Pagu kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah Rp ,- atau 75,40% (dengan self blocking) atau Sekretariat BPH Migas memiliki 12 Indikator Kinerja yaitu Pertama, iuran badan usaha ditargetkan sebanyak Rp 900 Miliyar dengan realisasi sebanyak Rp Miliyar atau 120,33%. Kedua, layanan perencanaan ditargetkan sebanyak 12 bulan layanan dengan realisasi 100%. Ketiga, evaluasi kegiatan ditargetkan sebanyak 3 laporan dengan realisasi 4 laporan atau 133%. Keempat, laporan keuangan yang menargetkan 1 laporan dengan realisasi 4 laporan atau 400%. Kelima, regulasi bidang hilir migas ditargetkan 6 regulasi realisasi 17 regulasi atau mencapai 283%. Keenam, layanan pertimbangan hukum ditargetkan 12 bulan layanan dengan realisasi 100%. Ketujuh, layanan kehumasan ditargetkan 12 bulan layanan realisasi 100%. Kedelapan, Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kerumahtanggan dengan target 12 bulan layanan dan realisasi 100%. Kesembilan, Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi yang menargetkan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 iv

6

7 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN EKSEKUTIF.. i DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GRAFIK. x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas Gambaran Umum Kegiatan Hilir Migas Fungsi dan Tugas Pokok Struktur Organisasi Sumber Daya BPH Migas Peran BPH Migas Sebagai Regulator BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Visi Misi Tujuan Sasaran Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Eselon I Perjanjian Kinerja Eselon II Rencana Kinerja Tahunan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Evaluasi Ketetapan Indikator Kinerja Hasil Pengukuran Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak Direktorat Gas Bumi Sekretariat BAB IV PENUTUP. 174 LAMPIRAN Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 vi

8 DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Struktur Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. 2. Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat BPH Migas 3. Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat BBM BPH Migas 4. Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Gas Bumi BPH Migas 5. Gambar 5. Fasilitas Penyimpanan BBM per Provinsi 6. Gambar 6. Peta Sebaran Terminal BBM di Indonesia 7. Gambar 7. Peta Sebaran Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Indonesia 8. Gambar 8. Peta SPBU di Indonesia 9. Gambar 9. Peta SPBKB di Indonesia 10. Gambar 10. Peta SPDN di Indonesia 11. Gambar 11. Peta SPBN di Indonesia 12. Gambar 12. Peta APMS di Indonesia 13. Gambar 13. Homepage SIMPADU 14. Gambar 14. Konten BBM pada Website BPH Migas 15. Gambar 15. Published Perhitungan Harga BBM 16. Gambar 16. Published Daftar Harga BBM 17. Gambar 17. Published Data Kuota BBM 18. Gambar 18. Published Konsumsi BBM Nasional JBT, JBKP dan JBU dari Tahun Gambar 19. Fasilitas Pengangkutan BBM 20. Gambar 20. Fasilitas Penyimpanan BBM 21. Gambar 21. Fasilitas Penyalur BBM 22. Gambar 22. Simulasi Cadangan BBM 23. Gambar 23. Daftar Badan Usaha BBM Pemilik NRU BPH Migas 24. Gambar 24. Daftar Merek Dagang Badan Usaha 25. Gambar 25. Skematik pipa (diagram alir city gas) untuk Jargas Sidoarjo Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 vii

9 26. Gambar 26. Mekanisme pengaliran jaringan gas di Kabupaten Bekasi 27. Gambar 27. Rencana Jalur Pipa Gas Gresik - Semarang Area Timur 28. Gambar 28. Rencana Jalur Pipa Gas Gresik - Semarang Area Barat 29. Gambar 29. Peta Jalur Pipa Ruas Transmisi Gresik Semarang DAFTAR TABEL 1. Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPH Migas Tahun Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPH Migas Tahun Tabel 3. Pengukuran Pencapaian Sasaran 4. Tabel 4. Fasilitas Penyimpanan PT Pertamina (Persero) 5. Tabel 5. Stok BBM PT Pertamina (Persero) per 31 Desember 6. Tabel 6. Penugasan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu tahun Tabel 7. Perbandingan penugasan Kuota Penugasan JBT Badan Usaha tahun Tabel 8. Penugasan Badan Usaha Jenis BBM Tertentu tahun Tabel 9. Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun Tabel 10. Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun Tabel 11 Realisasi Vs Kuota JBKP Tabel 12. Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun Tabel 13. Lima besar Badan Usaha Non PSO Non PT.Pertamina (Persero) 14. Tabel 14. Realisasi Vs Kuota JBT Tabel 15. Kuota dan Realisasi Volume Rata-rata Penyaluran JBT Tahun Tabel 16. Volume Impor BBM per Jenis BBM 17. Tabel 17. Jumlah Penyalur JBT PT.Pertamina (Persero) di Daerah Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan untuk Tahun Tabel 18. Daftar Pemberian Keterangan Ahli Tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 viii

10 19. Tabel 19. Rekapitulasi Jumlah Badan Usaha yang Mendapatkan NRU 20. Tabel 20. Daftar Badan Usaha yang mendapatkan NRU di tahun Tabel 21. Usulan Anggaran dan Kegiatan Output Cadangan Direktorat Gas Bumi T.A Tabel 22. Revisi Kegiatan Direktorat Gas Bumi T.A Tabel 23. Rincian Revisi Kegiatan Direktorat Gas Bumi T.A Tabel 24. Realisasi Direktorat Gas Bumi T.A (1 Januari-31 Desember 2016) 25. Tabel 25. Data Panjang Pipa Transmisi dan Distribusi 26. Tabel 26. Ketetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 27. Tabel 27. Badan Usaha Yang Telah Dilakukan Verifikasi Akun Pengaturan 28. Tabel 28. SK Pengaturan Akses (Access Arrangement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi 29. Tabel 29. Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 30. Tabel 30. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun Tabel 31. Volume Niaga Gas Bumi Tahun Tabel 32. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 33. Tabel 33. Biaya O & M per bulan PT Pertagas Niaga 34. Tabel 34. Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 ix

11 DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 1. Status Kepegawaian BPH Migas per 31 Desember Grafik 2. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Usual Consumption Trend 3. Grafik 3. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan 20% Energy Mixed 4. Grafik 4. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario RDMP PT Pertamina 5. Grafik 5. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario Mandatory Reserve 30 days 6. Grafik 6. Persentase alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna 7. Grafik 7. Jumlah Badan Usaha yang Memiliki Volume Penjualan 8. Grafik 8. Volume Penjualan BBM Non PSO 9. Grafik 9. Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun Grafik 10. Volume Realisasi BBM Non PSO PT Pertamina (Persero) Tahun Grafik 11. Pie Chart Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2016 (Berdasarkan Jenis BBM) 12. Grafik 12. Realisasi Penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun Grafik 13. Rata-rata Harga Jual Eceran JBU Januari September Grafik 14. Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun Grafik 15. Badan Usaha yang Telah Mendapatkan NRU Tahun Grafik 16. Badan Usaha yang Melakukan Pendaftaran NRU Tahun Grafik 17. Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Periode (Berdasarkan Izin Usahanya) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 x

12 18. Grafik 18. Badan Usaha Pemilik NRU Per 31 Desember Grafik 19. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun Grafik 20. Prosentase Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun Grafik 21. Volume Niaga Gas Bumi 22. Grafik 22. Prosentase Volume Niaga Gas Bumi Tahun Grafik 23. Prosentase Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Grafik 24. Prosentase Penjualan Gas Bumi Melalui Pipa Grafik 25. Rencana dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran Grafik 26. Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha Bidang BBM dan Gas Bumi tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun 2016 xi

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4253); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Republik lndonesia Nomor 4996); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2006 tentang Besaran dan Penggunaan Iuran Badan Usaha Dalam Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4596); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30 Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2007 tanggal 5 Juni 2007 tentang Penggunaan Iuran untuk Pembiayaan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Badan Pengatur; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

14 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 60/KMK.02/2008 tanggal 25 Maret 2008 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagai Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Iuran Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Pengatur. 8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya mineral Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa Gambaran Umum Kegiatan Hilir Migas Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama peranan minyak dan Gas Bumi. Kebutuhan minyak dan Gas Bumi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dikarenakan peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi. Pada era perekonomian yang relatif terbuka seperti saat ini, kondisi global turut berdampak terhadap perkembangan nasional khususnya dalam bidang ekonomi. Beberapa perkembangan lingkungan global yang telah mempengaruhi kondisi nasional, antara lain: pergerakan harga minyak dunia, komoditi pangan dan tambang serta pergerakan nilai tukar rupiah. Terkait pengelolaan subsektor minyak dan Gas Bumi, pergerakan harga minyak dunia sangat dominan mempengaruhi kondisi nasional. Reformasi regulasi di bidang minyak dan Gas Bumi baik di bidang hulu maupun hilir migas, dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, di bidang hilir migas regulasi ini mengatur mengenai kegiatan usaha yang bertumpu pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan dan/atau niaga. Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagianbagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau Gas Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, Gas Bumi dan/atau hasil olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan termasuk pengangkutan Gas Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

15 Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan dan pengeluaran minyak bumi dan/atau Gas Bumi. Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi dan/atau hasil olahannya termasuk niaga Gas Bumi melalui pipa. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001, bahwa pemerintah memberikan prioritas terhadap pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri dan bertugas menyediakan strategis minyak bumi guna mendukung penyediaan BBM dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan pemerintah, pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan mengusai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum, pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai. Badan Pengatur Hilir Migas yang selanjutnya disebut BPH Migas terdiri atas Komite dan bidang, yang dimaksud bidang adalah Direktorat BBM, Direktorat Gas Bumi dan Sekretariat, secara sinergi telah melakukan kegiatan pengaturan dan pengawasan yang berupa penyiapan perangkat aturan pelaksanaan yang berupa pedoman, juklak/juknis, perencanaan supply demand BBM, monitoring serta evaluasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Badan Usaha, pembangunan sistem penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, verifikasi volume penjualan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, sosialisasi tentang pendistribusian jenis Bahan Bakar Minyak tertentu dengan kartu kendali pada daerah tertentu dan rapat koordinasi dengan instansi terkait. Disamping itu BPH Migas melakukan kerjasama dengan TNI Angkatan Laut untuk melakukan pengawasan, penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi di laut, sedangkan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) untuk melakukan penindakan atas dugaan adanya penyalahgunaan BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

16 bersubsidi melalui pengiriman saksi ahli sebagai pelaksanaan penegakan hukum sesuai ketentuan Pasal 50 jo Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 tahun Fungsi dan Tugas BPH Migas Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Undang Undang Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang fungsi dan tugas Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (BPH Migas), adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dalam suatu pengaturan agar ketersediaan dan distribusi BBM yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Sesuai dengan Pasal 46 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 BPH Migas mempunyai tugas sebagai berikut : - Ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak; - Cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional; - Pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan Bahan Bakar Minyak; - Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; - Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil; - Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi. Dari tugas sebagaimana tersebut diatas wewenang yang dimiliki oleh BPH Migas dalam keputusannya yang meliputi : a. Menetapkan kewajiban Badan Usaha yang akan atau telah melakukan penyediaan dan distribusi BBM di Indonesia untuk melakukan operasi di daerah yang mekanisme pasarnya belum berjalan dan daerah terpencil; b. Menetapkan volume alokasi cadangan BBM dari masing-masing Badan Usaha sesuai dengan Izin usaha untuk memenuhi cadangan nasional BBM yang ditetapkan pemerintah; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

17 c. Menetapkan pemanfaatan bersama atas fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnnya milik Badan Usaha dalam kondisi yang sangat diperlukan dan/atau untuk menunjang optimasi distribusi di daerah terpencil; d. Menetapkan tarif pengangkutan Gas Bumi melaui pipa sesuai dengan prinsip tekno-ekonomi; e. Menetapkan harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil dengan mempertimbangkan kemampuan dan daya beli masyarakat; f. Menetapkan dan memberlakukan Sistem Informasi pengusahaan dan akun pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; g. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; h. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan mengenai besaran iuran Badan Usaha yang mempunyai kegaiatan usaha di bidang penyediaan dan distribusi BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan menetapkan biaya hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; i. Memberikan hak khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas tertentu dari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi Gas Bumi melalui lelang berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Struktur Organisasi BPH Migas Struktur Organisasi BPH Migas mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. BPH Migas mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

18 A. Komite, terdiri dari 9 anggota dan 1 anggota merangkap sebagai Ketua Komite/Kepala BPH Migas. Berdasarkan Kepres Nomor 78/P Tahun 2011 disebutkan bahwa masa jabatan keanggotaan Komite BPH Migas adalah dari tahun Namun karena proses rekrutmen calon komite baru belum selesai, maka masa jabatan tersebut diperpanjang melalui surat nomor 9586/04/MEM.S/2016 tanggal 9 Desember Gambar 1. B. Sekretariat BPH Migas, terdiri dari : - Bagian Perencanaan dan Keuangan; - Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat; - Bagian Umum dan Kepegawaian; masing-masing Bagian membawahi 3 Sub Bagian; - Kelompok Jabatan Fungsional. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

19 Sekretariat BPH Migas mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan administrasi kepada BPH Migas, serta koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pelayanan administrasi di lingkungan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat BPH Migas menyelenggarakan fungsi: a. Pemberian dukungan administrasi kepada BPH Migas; b. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat BPH Migas dan Direktorat; c. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja; d. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, iuran Badan Usaha, barang milik Negara, dan urusan akuntansi; e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pengelolaan informasi dan dokumentasi hukum, serta urusan hubungan masyarakat; dan f. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga, kearsipan, keprotokolan, kepegawaian, organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan data dan informasi. Gambar 2. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

20 C. Direktorat Bahan Bakar Minyak, terdiri dari : - Subdirektorat Pengaturan Bahan Bakar Minyak; - Subdirektorat Pengawasan Bahan Bakar Minyak; - Subdirektorat Pemantauan Cadangan dan Pengelolaan Informasi Bahan Bakar Minyak; Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) seksi; - Kelompok Jabatan Fungsional. Direktorat Bahan Bakar Minyak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan ketersediaan dan distribusi, dan pemantauan cadangan Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah, serta pengelolaan informasi dan pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah. Direktorat Bahan Bakar Minyak menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan pengaturan dan pedoman ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; b. Pelaksanaan pengawasan, pemberian pertimbangan dan rekomendasi hasil pengawasan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; c. Pelaksanaan pemantauan cadangan Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah; dan d. Pengelolaan data dan informasi, registrasi Badan Usaha, serta penyelesaian perselisihan kegiatan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh Pemerintah. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

21 Gambar 3. D. Direktorat Gas Bumi, terdiri dari : - Subdirektorat Pengaturan pemanfaatan fasilitas pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; - Subdirektorat pengaturan akun, tariff dan harga Gas Bumi melalui pipa; - Subdirektorat pengawasan dan pengelolaan informasi Gas Bumi melalui pipa; Masing-masing Subdirektorat terdiri dari 2 (dua) seksi; - Kelompok Jabatan Fungsional. Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan hak khusus, pemanfaatan fasilitas pengangkutan, akun pengaturan, tariff, dan harga, serta pengawasan dan pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki jaringan distribusi. Direktorat Gas Bumi menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan pengaturan hak khusus dan pemanfaatan fasilitas pengangkutan pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

22 b. Penyiapan perumusan akun pengaturan dan tariff pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dan pengaturan harga Gas Bumi melalui pipa untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil; c. Pelaksanaan pengawasan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang yang memiliki fasilitas jaringan distribusi; dan d. Pengelolaan informasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan niaga Gas Bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi. Gambar Sumber Daya BPH Migas Sumber daya BPH Migas terdiri dari 9 orang anggota Komite, salah satu anggota komite merangkap Ketua Komite sekaligus sebagai Kepala BPH Migas serta dibantu oleh tenaga operasional sebanyak 155 PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang dipekerjakan dan PTT (Pegawai Tidak Tetap) sebanyak 135. Kekuatan PNS yang dipekerjakan tersebar di masing-masing unit kerja di lingkungan BPH Migas adalah sebagai berikut : a. Unit Kerja Sekretariat berjumlah 45 orang; b. Unit Kerja Direktorat BBM berjumlah 63 orang; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

23 c. Unit Kerja Direktorat Gas Bumi berjumlah 47 orang SLTA/D3 S1 S2 S3 Jumlah 1 Komite Sekretariat Direktorat BBM Direktorat Gas Bumi Grafik 1. Status Kepegawaian BPH Migas Per 31 Desember Peran BPH Migas Sebagai Regulator Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pembuat kebijakan pada bidang Hulu Hilir Migas dan Direktorat Jenderal Migas sebagai perangkat dibawahnya yang melaksanakan regulasi di bidang Hulu Migas dan sebagian Hilir Migas yaitu untuk Bahan Bakar Lain (BBL) dan Gas Bumi Non pipa. Sedangkan regulator di bidang Hilir Migas yang bertugas mengawasi pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas). Sebagai regulator di bidang Hilir Migas, BPH Migas berperan sebagai: Regulatory Body, membuat aturan main yang sehat, wajar dan transparan. Supervisory Body, mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha hilir migas. Dispute Resolution Body, menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam kegiatan hilir migas. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

24 BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Rencana Strategis dalam sistem akuntabilitas kinerja BPH Migas merupakan tahapan awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rencana strategis memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Visi Terwujudnya penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan meningkatnya pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri melalui persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Misi Melakukan pengaturan dan pengawasan secara independen atas pelaksanaan kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM dan peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri Tujuan 1) Mewujudkan organisasi BPH Migas yang handal, kredibel, dan kuat dalam melakukan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM dan mengoptimalkan sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri. 2) Mewujudkan BPH Migas yang good governance dan terwujudnya citra BPH Migas yang baik ditingkat nasional dan internasional. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

25 Sasaran 1) Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI; 2) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Terwujudnya bisnis hilir gas bumi yang efisien kompetitif, transparan dan sehat; Peningkatan pengembangan infrastruktur gas bumi; Peningkatan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri); 3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Eselon I Sasaran Strategis Uraian Satuan Output Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Prosentase Pengendalian Kuota Volume Jenis BBM Tertentu Yang Ditugaskan Kepada Badan Usaha Prosentase Peningkatan Volume Konsumsi BBM Non Subsidi Dalam Rangka Menuju Pasar Terbuka Yang Diatur Jumlah Hari Ketahanan Cadangan BBM Nasional dari Masing-masing Badan Usaha Jumlah Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Prosentase 100 Prosentase 2 Hari 21 Kilometer MSCF Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Indeks Kepuasan Pelayanan BPH Migas Kepada Badan Usaha Pembayar Iuran Nilai Mutu Layanan Puas Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

26 Perjanjian Kinerja Eselon II SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI Peraturan/ juklak/ juknis/ SOP bidang penyediaan dan pendistribusian BBM Perencanaan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan atas penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan data informasi dan sistem pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan dukungan manajemen bidang BBM Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 3 Laporan 3 Laporan 6 Laporan 4 Laporan 2 Laporan 2 SK 1 SK Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Iuran Badan Usaha Layanan Perencanaan Evaluasi Kegiatan Laporan Keuangan Regulasi bidang hilir migas Layanan Pertimbangan Hukum Layanan Kehumasan Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kerumahtanggan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Gedung/ Bangunan 12 Bulan Layanan 1 Tarif 2 Harga Gas 1 Laporan 900 Miliyar 12 Bulan Layanan 3 Laporan 1 Laporan 6 Regulasi 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 43 Unit 673,92 M2 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

27 2.3. Rencana Kinerja Tahunan BPH Migas Tahun 2016 Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPH Migas Tahun 2016 Sasaran Strategis (Outcome) Indikator Kinerja Target Alokasi Anggaran* (Miliyar Rupiah) Alokasi Anggaran** (Miliyar Rupiah) Peraturan/ juklak/ juknis/ SOP bidang penyediaan dan pendistribusian BBM 3 Laporan 5,39 12,03 Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM di Seluruh Wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Perencanaan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan atas penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan data informasi dan sistem pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan dukungan manajemen bidang BBM Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 3 Laporan 3,71 2,94 6 Laporan 10,06 9,75 4 Laporan 2,91 2,18 2 Laporan 2,93 1,16 2 SK 2,81 6,05 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

28 Sasaran Strategis (Outcome) Indikator Kinerja Target Alokasi Anggaran* (Miliyar Rupiah) Alokasi Anggaran** (Miliyar Rupiah) Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi 1 SK 1,96 1,66 12 Bulan Layanan 2,40 1,96 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 Tarif 1,39 1,27 Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 2 Harga Gas 0,75 0,59 Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa 1 Laporan 4,56 3,77 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Iuran Badan Usaha 900 Miliyar 4,77 4,31 Layanan Perencanaan 12 Bulan Layanan 1,14 0,75 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

29 Sasaran Strategis (Outcome) Indikator Kinerja Target Alokasi Anggaran* (Miliyar Rupiah) Alokasi Anggaran** (Miliyar Rupiah) Tugas Teknis BPH Migas Evaluasi Kegiatan 3 Laporan 0,70 0,45 Laporan Keuangan 1 Laporan 1,53 1,25 Regulasi bidang hilir migas 6 Regulasi 1,10 0,69 Layanan Pertimbangan Hukum Layanan Kehumasan Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kerumahtanggan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 2,79 1,73 1,73 1,00 3,47 2,51 1,16 0,89 Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 12 Bulan Layanan 59,20 58,55 43 Unit 0,26 0,08 Gedung/ Bangunan 673,92 M2 1,35 8,10 *) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA /2016 DIPA Awal tanggal 7 Desember 2015 (Belum termasuk Output Cadangan) ** ) Berdasarkan petikan Dipa BPH Migas Nomor SP DIPA /2016 Revisi ke 07 tanggal 8 Desember 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran. Sesuai dengan Rencana Kinerja BPH Migas tahun 2015 terdapat 1 program dan 3 kegiatan serta 3 Sasaran Strategis (Outcome). Secara ringkas sebagaian besar Sasaran Strategis (Outcome) yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat sebagian kecil Sasaran Strategis (Outcome) yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2015 ini. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, BPH Migas telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Pada dasarnya proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing unit kerja utama yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Selanjutnya informasi kinerja dari unit-unit kerja tersebut disampaikan kepada Sekretariat BPH Migas untuk dievaluasi lebih lanjut sebelum diteruskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sekretariat BPH Migas menghimpun data dan informasi kinerja dari Direktorat BBM dan Direktorat Gas Bumi yang merupakan satu kesatuan sebagai bahan utama untuk penyusunan Laporan Kinerja BPH Migas. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing unit Eselon II di lingkungan BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Setiap akhir tahun anggaran BPH Migas melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang ditandatangani Kepala BPH Migas dan Menteri Enegi dan Sumber Daya Mineral. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

31 Tabel 2. Pengukuran Kinerja BPH Migas Tahun 2016 Unit Organisasi : Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tahun Anggaran : 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA SI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI Peraturan/ juklak/ juknis/ SOP bidang penyediaan dan pendistribusian BBM 3 Laporan 3 Laporan 100% % , ,8 38% Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI Perencanaan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan atas penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan data informasi dan sistem pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM 3 Laporan 6 Laporan 4 Laporan 3 Laporan 6 Laporan 4 Laporan 100% 2.942, ,7 98% 100% 100% Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkut an Gas Bumi Melalui Pipa 9.750, , , ,5 99% 98% Pengelolaan dukungan manajemen bidang BBM 2 Laporan 2 Laporan 100% 1.160, ,6 98% Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 2 SK 11 Laporan 550% 6.052, ,2 39% Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

32 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA SI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 SK 2 Laporan 200% 1.663, ,1 99% Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi 12 Bulan Layanan 12 Layanan 100% 1.956, ,2 98% Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 Tarif 1 Tarif 100% 1.271, ,9 99% Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa 2 Harga Gas 1 Laporan 13 Laporan 1 Laporan 650% 100% Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkut an Gas Bumi Melalui Pipa 585,9 585,9 100% 3.773, ,8 99% Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Iuran Badan Usaha Layanan Perencanaan Evaluasi Kegiatan 900 Miliyar 12 Bulan Layanan 3 Laporan 1.083,18 Miliyar 12 Bulan Layanan 4 Laporan 120% , ,6 99% 753,2 723,7 96% 454,1 441,4 97% Laporan Keuangan 1 Laporan 4 Laporan , ,1 97% Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

33 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA SI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI Regulasi bidang hilir migas 6 Regulasi 17 Peraturan 283% % 690,5 678,8 98% Layanan Pertimbangan Hukum 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 1.731, ,0 99% Layanan Kehumasan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 1.002, ,1 99% Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kerumahtangga n Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 100% Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkut an Gas Bumi Melalui Pipa 2.513, ,3 96% 888,9 887,8 99% Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% , ,3 84% Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 43 Unit 8 Unit 18,6 % 79,2 79,2 100% Gedung/ Bangunan 673,92 M2 100% 8.104,4 38,8 0,48 % Jumlah Anggaran Tahun 2016 Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2016 : Rp. 123,70 Miliyar : Rp. 95,45 Miliyar 3.2. Evaluasi Indikator Kinerja BPH Migas secara keseluruhan terdapat 1 program dan 3 kegiatan serta 3 Sasaran Strategis (Outcome), beserta rangkaian Indikator Kinerja. Untuk mendapatkan manfaat dari proses pengukuran dan evaluasi kinerja maka terhadap ketepatan Indikator Kinerja telah dilakukan evaluasi sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang menunjukkan bahwa : A. IKU telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

34 B. IKU telah cukup untuk mengukur kinerja; C. Indikator kinerja yang digunakan (untuk mengukur pencapaian sasaran) relevan dengan sasarannya. Tabel 3. Pengukuran Pencapaian Sasaran SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) Tersedianya Pengaturan dan penetapan serta terlaksananya pengawasan penyediaan dan pendistribusia n BBM di seluruh wilayah NKRI Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa INDIKATOR KINERJA Peraturan/ juklak/ juknis/ SOP bidang penyediaan dan pendistribusian BBM Perencanaan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan atas penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan data informasi dan sistem pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM Pengelolaan dukungan manajemen bidang BBM Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa KRITERIA RELEV AN MEASUR- ABLE ORIEN- TASI HASIL Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

35 SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) KRITERIA INDIKATOR KINERJA RELEV MEASUR- ORIEN- AN ABLE TASI HASIL Iuran Badan Usaha Layanan Perencanaan Evaluasi Kegiatan Laporan Keuangan Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis BPH Migas Regulasi bidang hilir migas Layanan Pertimbangan Hukum Layanan Kehumasan Layanan Kepegawaian, Organisasi, Ketatalaksanaan, dan Kerumahtanggan Layanan Pengelolaan Sistem Data Informasi Layanan Perkantoran Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Gedung/ Bangunan 3.3. Hasil Pengukuran Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja Hasil pengukuran kinerja Direktorat BBM sangat berkaitan dengan fungsi BPH Migas yaitu melakukan regulasi, supervisi dan dispute resolusi, regulasi di bidang BBM yaitu : a. Pelaksanaan dan pengawasan sistem pendistribusian tertutup jenis minyak tanah bersubsidi untuk rumah tangga dan usaha kecil; b. Pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM penerbangan di Bandar Udara (Aviasi); c. Pedoman penetapan wilayah distribusi niaga Jenis BBM Tertentu; d. Penugasan Badan Usaha untuk penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

36 e. Kewajiban pendaftaran bagi Badan usaha yang melaksanakan kegiatan usaha bahan bakar minyak; f. Pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM; g. Pedoman pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM serta fasilitas penunjangnya milik Badan Usaha. Dalam melakukan pengukuran kinerja Direktorat BBM telah melaksanakan pola pengawasan, antara lain : A. Pengawasan melalui Pengaturan, meliputi : - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana telah diubah 2 (dua) kali, terakhir dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 30/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2016; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT Pertamina (Persero) Tahun 2016, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 31/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 03/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT AKR Corporindo Tbk Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 32/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2015 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2016 sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember 2016; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

37 - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Konsumen Pengguna Kapal Pelayaran Rakyat Tahun 2016; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 05/PSO/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Voume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal Berbendera Indonesia untuk Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember 2016; - Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 07/PSO/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2016 sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember B. Pelaksanaan Pengawasan oleh BPH Migas, meliputi : - Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM PSO (BBM Bersubsidi) yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Penugasan; - Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Non PSO; - Pengawasan supply-demand di rantai pasok BBM; - Pengawasan supply-demand BBM pada hari besar; - Pengawasan Terhadap Harga Jual Eceran BBM sesuai dengan Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM; - Monitoring dan inventarisasi wilayah penyediaan dan pendistribusian jenis BBM minyak tanah terkait dengan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG 3 kg. C. Kerjasama dengan pihak lain (Pemda/Polri/Kejaksaan/TNI-AL), meliputi : - Pengawasan penyalahgunaan pendistribusian BBM; - Pengawasan, penyelidikan, penyidikan dan keterangan ahli terhadap tindak pidana penyalahgunaan BBM. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

38 Direktorat Gas Bumi mempunyai program strategis yaitu melaksanakan pengaturan, penetapan dan pengawasan terhadap kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur jaringan pipa Gas Bumi dan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2016 terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Gas Bumi BPH Migas yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan iuran dari Badan Usaha, iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2016 penerimaan iuran dari Badan Usaha mengalami kenaikan dengan nilai yang sangat baik mencapai 169% dari target yang direncanakan. Rencana penerimaan iuran pada tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp. 900 miliyar dan realisasi penerimaan iuran tahun 2016 sebesar Rp Miliyar. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan kegiatan usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2016 serta hasil rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha. Penjelasan mengenai pengukuran kinerja masing-masing Direktorat dan Sekretariat yang ada di BPH Migas dijabarkan sebagai berikut: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

39 3.3.1 Direktorat Bahan Bakar Minyak Pencapaian kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja. Sesuai dengan Rencana Kinerja Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas tahun 2016 terdapat 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan serta 1 (satu) sasaran strategis. Secara umum sasaran strategis yang dijabarkan dalam indikator kinerja dapat dicapai, namun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan dari pencapaian target sasaran strategis ini. Terhadap sasaran strategis dalam indikator kinerja yang perlu disempurnakan, Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas akan melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan program di tahun berikutnya. Pada dasarnya proses monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Bahan Bakar Minyak BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. I. Jumlah Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM ANGGARAN (Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Jumlah Peraturan/ Juklak/ Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusi an BBM 3 Laporan 3 Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa ,80 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

40 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat terlihat bahwa realisasi laporan kegiatan untuk penyusunan Peraturan/ Juklak/ Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM telah memenuhi target dan mencapai 100%. Realisasi anggaran sebesar 37,80% dikarenakan pada kegiatan Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM terdapat alokasi anggaran yang diblokir (Self Blocking) sebesar Rp ,- yang merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 dengan DIPA BPH Migas 2016 yang diterbitkan oleh Kemenkeu pada tanggal 31 Oktober Jika dana self blocking tersebut tidak diperhitungkan pada pagu anggaran, maka realisasi kegiatan ini sebesar 98,85% dan realisasi Direktorat BBM secara keseluruhan adalah 98,90%. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan : a. Melakukan Penyusunan Peraturan yang terkait dengan Peraturan & Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM, dan b. Melakukan Evaluasi Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM c. Melakukan Persiapan Penerapan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak melalui Sub Penyalur d. Melakukan Penyiapan Pengaturan, Pengelolaan dan Pengawasan Cadangan BBM Nasional e. Melakukan Monitoring Cadangan Operasional Badan Usaha dalam Rangka Menjaga Ketahanan Stok BBM Untuk kegiatan melakukan Penyusunan Peraturan yang terkait dengan Peraturan & Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM maka telah dilakukan penyusunan Laporan kegiatan dan evaluasi Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM pada tahun 2016 dengan ringkasan keluaran sebagai berikut : 1. Penyusunan Perubahan Peraturan BPH Migas No. 5 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerbitan Surat Rekomendasi dari SKPD Untuk Pembelian Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

41 BBM Jenis Tertentu. Perubahan yang dilakukan terkait dengan perubahan pemberlakuan jenis BBM yang memerlukan rekomendasi SKPD serta pelimpahan wewenang penerbitan rekomendasi tersebut dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud UU RI No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. 2. Penyusunan perubahan Peraturan BPH Migas No. 6 Tahun 2015 Tentang Penyaluran Jenis BBM tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan di Wilayah Yang Belum Terdapat Penyalur (Sub Penyalur) dan Penyusunan SOP pelaksanaannya. Selain melakukan penyusunan Peraturan/ Juklak/ Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM, pada tahun 2016 telah dilakukan pula Koordinasi Persiapan Penerapan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak melalui Sub Penyalur. Kegiatan tersebut didasarkan pada Undang Undang 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 46 ayat (2), Fungsi Badan Pengatur melakukan pengaturan agar ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 06 Tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan pada Daerah yang belum Terdapat Penyalur (sub penyalur). Latar belakang penyusunan peraturan ini berawal dari tersebarnya masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan sedangkan jarak dengan titik serah berupa Penyalur yang jumlahnya terbatas dan sebagian besar berada di kota-kota besar (skala keekonomian) dan jaraknya cukup jauh menjangkau masyarakat yang bermukim di daerah pedalaman/pelosok yang juga memerlukan BBM untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Sehingga diperlukan unit/entitas yang menjembatani distribusi BBM dari Penyalur ke masyarakat di pedalaman tersebut. Ditengah kondisi tersebut, kegiatan penyaluran BBM terutama Jenis BBM Tertentu (JBT) telah dilakukan oleh sebagian masyarakat yang melakukan kegiatan jual-beli BBM sedangkan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Sub penyalur merupakan perwakilan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

42 konsumen sehingga dengan adanya perwakilan konsumen dapat membuat harga BBM menjadi terjangkau. Saat ini BPH Migas menjadikan Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai percontohan sub penyalur. Saat ini telah terbangun Sub Penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar yang memenuhi baik syarat teknis maupun syarat safety. Sub Penyalur yang menjadi percontohan ini telah diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dapat menjadi contoh Kabupaten/Kota yang ada di seluruh wilayah NKRI apabila ingin melakukan penunjukan sub penyalur. Dengan terbangunnya sub penyalur di Kabupaten Kepulauan Selayar, membuat banyak Pemerintah Kabupaten/Kota juga menginginkan agar di daerahnya terbangun sub penyalur dengan alasan masih sulit dan mahalnya BBM di wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Oleh karena itu pada tanggal 3 sd 4 November 2016 BPH Migas mengundang Pemerintah Kabupaten/Kota di 15 Provinsi dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai sub penyalur agar penunjukan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak menyimpang dari Peraturan yang berlaku. Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan menekan harga BBM di wilayah transmigrasi untuk konsumen pengguna usaha pertanian dan usaha perikanan, maka BPH Migas bekerjasama dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan melalui implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi pada tahun Pada tahap pertama, wilayah transmigrasi yang akan menjadi percontohan adalah wilayah transmigrasi di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat dan wilayah transmigrasi di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Dengan adanya implementasi sub penyalur di wilayah transmigrasi diharapkan dapat menjamin ketersediaan BBM di wilayah transmigrasi dengan harga yang wajar sehingga mendorong perekonomian di wilayah ini. Selain penyusunan peraturan dan penerapan Sub Penyalur, pada tahun 2016 BPH Migas juga melakukan monitoring cadangan operasional Badan Usaha dalam rangka menjaga ketahanan stok BBM. Untuk memudahkan Badan Pengatur dalam memonitoring cadangan operasional Badan Usaha maka setiap Badan Usaha pemegang izin usaha Penyimpanan dan pemegang izin usaha Niaga wajib Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

43 menyampaikan laporan kegiatannya kepada Badan Pengatur, hal ini sesuai dengan Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Penyimpanan wajib menyampaikan laporan kepada Menteri mengenai rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan usaha penyimpanan meliputi jenis, jumlah dan/atau mutu komoditas yang disimpan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu waktu diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur dan Pasal 45 Badan Usaha pemegang izin usaha niaga wajib menyampaikan laporan kepada Menteri mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Niaga setiap bulan sekali atau sewaktu waktu apabila diperlukan dengan tembusan kepada Badan Pengatur. Badan Pengatur melakukan pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan, penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak salah satunya meliputi menetapkan alokasi cadangan Bahan Bakar Minyak dari masing masing Badan Usaha sesuai dengan Izin Usaha untuk memenuhi cadangan Bahan Bakar Minyak Nasional. Dalam rangka menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasannya, BPH Migas belum memfokuskan pengawasan/monitoring mengenai cadangan operasional Badan Usaha. Kegiatan monitoring ini meliputi kegiatan inventarisasi data sekunder dan pengecekan faslilitas di lapangan mengenai data lokasi, jumlah, jenis BBM dan kapasitas penyimpanan secara sampling, dilakukan rapat koordinasi internal dan/atau dengan stakeholder terkait. Kemudian dilakukan evaluasi dan analisa dari terhadap ketahanan stock BBM Badan Usaha untuk dapat dijadikan informasi sebagai masukan/bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan agar dapat menjamin ketersediaan/ pasokan BBM apabila kondisi stok BBM dalam kondisi krisis maupun kritis. Output kegiatan selama periode pelaksanaan 1 Januari s.d 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

44 a. Monitoring fasilitas penyimpanan Badan Usaha Tabel 4. Fasilitas Penyimpanan PT Pertamina (Persero) Kabupaten/Kota Jml. Tangki Kapasitas (Liter) Sabang Lhokseumawe Simeuleu Aceh Barat Banda Aceh Total Medan Pematang Siantar Sibolga Gunung Sitoli Asahan Deli Serdang Total Dumai Indragiri Hilir Siak Pekanbaru Total Batam Tanjung Pinang Natuna Bintan Total Batam Padang Total Jambi Total Bengkulu Total Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

45 Kabupaten/Kota Jml. Tangki Kapasitas (Liter) Lubuk Linggau Lahat Palembang Ogan Komering Ulu Total Pangkal Pinang Belitung Total Bandar Lampung Total Bandar Lampung Total Cilegon Tangerang Total Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Selatan Total Karawang Indramayu Tasikmalaya Bandung Total Cilacap Tegal Boyolali Surakarta Semarang Total Sleman Total Madiun Surabaya Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

46 Kabupaten/Kota Jml. Tangki Kapasitas (Liter) Pamekasan Malang Banyuwangi Tuban Total Badung Karangasem Total Manggarai Bima Sumbawa Mataram Lombok Tengah Manggarai Barat Total Flores Timur Alor Sikka Sumba Timur Belu Kupang Ende Total Pontianak Sanggau Sintang Ketapang Total Banjarmasin Kotabaru Total Kotawaringin Barat Pulang Pisau Kotawaringin Timur Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

47 Kabupaten/Kota Jml. Tangki Kapasitas (Liter) Palangkaraya Total Balikpapan Berau Samarinda Total Tarakan Total Makassar Palopo Pare-Pare Total Banggai Donggala Morowali Parigi Moutong Poso Toli-Toli Palu Total Baubau Kendari Kolaka Muna Total Bitung Kepulauan Sangihe Manado Total Gorontalo Total Ambon Seram Timur Maluku Tengah Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

48 Kabupaten/Kota Jml. Tangki Kapasitas (Liter) Buru Maluku Tenggara Barat Tual Kepulauan Aru Total Halmahera Selatan Ternate Kepulauan Sula Halmahera Utara Total Merauke Jayapura Nabire Biak Numfor Timika Kepulauan Yapen Total Kaimana Fak-Fak Manokwari Sorong Total Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

49 b. Peta Sebaran Fasilitas Penyimpanan Badan Usaha c. Analisis Kondisi Stok Gambar 5. Fasilitas Penyimpanan BBM per Provinsi Kondisi Stok BBM PT Pertamina (persero) Pada tanggal 31 Desember 2016, kondisi normal (BBM jenis Premium: hari; Solar: hari; Pertamax: hari; Pertalite: 1.54 hari; Pertamina Dex: hari; Kerosene: hari; Avtur hari). Secara Umum/Nasional proses penyaluran BBM berjalan normal. Untuk secara lebih rinci stok BBM dapat disampaikan sebagai berikut : Tabel 5. Stok BBM PT Pertamina (Persero) per 31 Desember NO PRODUK STOCK DOT COVERAGE DAYS (KL) (KL) (HARI) 1 PREMIUM ,52 2 SOLAR ,25 3 PERTAMAX ,39 4 PERTALITE ,54 5 PERTAMAX TURBO ,30 6 PERTAMINA DEX ,76 7 KEROSENE ,14 8 AVTUR ,54 9 LPG *) ,70 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

50 Kondisi kritis menurut definisi PT Pertamina adalah coverage days dibawah 2 hari. Pada table diatas untuk jenis BBM Pertalite meskipun CD nya dibawah 2 hari, tidak termasuk ke dalam kondisi kritis dikarenakan jenis BBM Pertalite dapat diperoleh dengan cara blending antara Pertamax dan Premium sesuai kebutuhan. Selanjutnya, dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pengaturan, pengelolaan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional, Direktorat BBM juga telah membuat draft peraturan Cadangan BBM yang menjadi payung hukum pelaksanaan penyediaan Cadangan BBM Nasional oleh Pemerintah dan Badan Usaha. Pokokpokok bab di dalam peraturan tersebut sebagai berikut: BAB I Ketentuan Umum Berisi tentang definisi dan arti umum yang terkandung dalam draft Peraturan; BAB II Jenis dan Jumlah Cadangan BBM Nasional Berisi tentang pengaturan jumlah dan jenis cadangan BBM Nasional; BAB III Penugasan Penyediaan Cadangan BBM Nasional Berisi tentang pengaturan terhadap penyediaan Cadangan BBM Nasional; BAB IV Standar dan MUTU Berisi tentang standar dan mutu BBM yang akan disediakan dan adidistribusikan untuk keperluan CadanganBBM Nasional; BAB V Penentuan Alokasi Cadangan BBM Nasional Berisi tentang pengaturan terkait alokasi Cadangan BBM Nasional kepada masing-masing Badan Usaha; BAB VI Mekanisme Penugasan Badan Usaha Pelaksana Penyediaan Cadangan BBM Nasional Berisi tentang mekanisme penugasan terhadap masing-masing badan usaha penyediaan cadangan BBM Nasional; BAB VII Kelangkaan Bahan Bakar Minyak Berisi kriteria tentang kelangkaan bahan bakar minyak dan uraian terhadap indikasi terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

51 BAB VIII Penggunaan Cadangan BBM Nasional Berisi tentang pengaturan penggunaan Cadangan BBM Nasional; BAB IX Pembiayaan Cadangan BBM Nasional Berisi tentang ketentuan biaya yang dikenakan terhadap penyediaan cadangan BBM Nasional BAB X Pelaporan dan pengawasan Cadangan BBM Nasional Berisi tentang tata cara pelaporan dan pengawasan terhadap wpenyediaan dan pendistribusian cadangan BBM Nasional BAB XI Sanksi Berisi sanksi Badan Usaha terkait pelanggaran terhadap penyediaan dan pendistribusian Cadangan BBM Nasional. Berikut adalah proyeksi kebutuhan Cadangan BBM Nasional. 1. Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM Grafik 2 Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Usual Consumption Trend Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri berdasarkan trend pertumbuhan konsumsi BBM diperoleh informasi bahwa Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

52 kebutuhan konsumsi BBM (demand) sampai dengan tahun 2030 menunjukkan trend kenaikan yang signifikan sedangkan kebutuhan pasokan BBM (supply) yang merupakan produksi kilang dalam negeri relatif stabil/konstan sehingga permintaan kebutuhan BBM dalam negeri lebih tinggi daripada produksi dalam negeri maka terjadi selisih (GAP) yang cukup besar. Dengan asumsi tidak ada diversifikasi sampai dengan tahun 2030 dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 % per tahun maka untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri masih harus dilakukan impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM. Besarnya angka impor itu sendiri diakibatkan oleh terbatasnya kapasitas kilang dalam negeri. Grafik 3 Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan 20% Energy Mixed Dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 dan diperbaharui Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional telah dirumuskan mengenai bauran energi di tahun 2025 dan 2050 yang mengurangi konsumsi energi fosil dan menggantinya dengan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dalam skenario perhitungan kebutuhan Cadangan BBM dalam negeri dengan memperhatikan bauran energi final untuk sektor minyak bumi (BBM) ditargetkan menurun sampai dengan 25 % di tahun 2025 dan menjadi kurang dari 20 % di tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

53 Grafik 4 Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario RDMP PT Pertamina Perhitungan kebutuhan Cadangan BBM Nasional dengan mempertimbangkan Refinery Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero) ditargetkan produksi kilang dalam negeri di tahun 2025 meningkat menjadi 1.52 MBPD sehingga kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri dapat tercukupi meskipun masih diperlukan impor baik dalam bentuk Crude Oil maupun BBM untuk menutupi kekurangan produksi dan permintaan kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

54 Grafik 5 Proyeksi Kebutuhan Cadangan BBM s.d Tahun 2030 berdasarkan Skenario Mandatory Reserve 30 days Apabila terdapat Skenario Mandatory Reserves selama 30 hari maka besaran ini akan menambah total kebutuhan BBM. Melihat perkembangan tersebut, Direktorat BBM BPH Migas melakukan analisis kebutuhan tangki penyimpanan BBM di seluruh wilayah Indonesia dengan berdasarkan throughput yang ada di Badan Usaha. Data yang dihimpun diantaranya Data Penyaluran Harian (DOT) untuk jenis BBM Gasoline, Gas Oil, dan Avtur. Data kapasitas tangki diperoleh dari laporan Badan Usaha sampai dengan tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

55 II. Jumlah Perencanaan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Jumlah Perencanaan Pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM 3 Laporan 3 Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa ,84 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100 %, dimana kegiatan yang dilakukan terdiri dari: 1. Melakukan penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu Alokasi BBM per Provinsi Kabupaten/ Kota, yang telah dilaksanakan yaitu proses penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu; Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi diberikan wewenang untuk memberikan Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) dan Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (P3JBKP) kepada Badan Usaha melalui proses penunjukan langsung dan/atau seleksi. Untuk menindaklanjuti kewenangan tersebut, BPH Migas menerbitkan Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 09 tahun 2015 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

56 Dalam pelaksanaan proses seleksi Badan Usaha pelaksana Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) tahun 2017, BPH Migas telah melakukan jajak minat dan mengundang Badan Usaha sebanyak 29 (dua puluh sembilan) Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum yang memiliki Nomor Registrasi Usaha (NRU) dan memiliki fasilitas penyimpanan (status kepemilikan fasilitas milik sendiri) untuk melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen seleksi Badan Usaha P3JBT tahun Setelah melalui serangkaian proses seleksi, dari 29 Badan Usaha yang diundang untuk melakukan pendaftaran dan pengambilan Dokumen Seleksi Calon Badan Usaha P3JBT Tahun 2017, terdapat 11 Badan Usaha yang melakukan pendaftaran dan mengambil Dokumen Seleksi Penugasan, yaitu PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk, PT Yavindo Sumber Persada, PT Mega Green Technology, PT Barokah Bersaudara Perkasa, PT Astiku Sakti, PT Multi Trading Pratama, PT Usaha Catur Mitra, PT Tri Wahana Universal, PT Elnusa Petrofin, dan PT Petro Andalan Nusantara. Dari 11 (sebelas) Badan Usaha yang mengambil Dokumen Seleksi hanya 3 (tiga) Badan Usaha memasukkan Dokumen Penawaran dalam proses seleksi Calon Badan Usaha P3JBT Tahun 2017, yaitu PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk dan PT Tri Wahana Universal. Ketiga Badan Usaha tersebut selanjutnya dievaluasi yang meliputi evaluasi administrasi, teknis serta finansial komersial dan selanjutnya BPH Migas melalui Sidang Komite menetapkan 2 (dua) Badan Usaha P3JBT Tahun 2017, yakni PT Pertamina (Persero), dan PT AKR Corporindo Tbk. Sedangkan PT Tri Wahana Universal dinilai tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Penetapan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 23/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu tahun Adapun total besaran kuota volume Jenis BBM Tertentu untuk Badan Usaha pelaksana Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) tahun 2017 sebesar Kiloliter, dengan rincian untuk tiap Badan Usaha sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

57 1) PT Pertamina (Persero) sebesar Kiloliter, yang terdiri dari BBM jenis Minyak Tanah (kerosene) sebesar Kiloliter dan BBM jenis Minyak Solar (Gas Oil) sebesar Kiloliter; 2) PT AKR Corporindo Tbk sebesar Kiloliter untuk BBM jenis Minyak Solar (Gas Oil). Dalam melakukan Penugasan Penyediaan Dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (P3JBT) tahun 2017, PT Pertamina (Persero) dalam menyalurkan Jenis BBM Tertentu tersebut melalui penyalur dengan rincian penyalur eksisting dan 375 penyalur baru (on progress pembangunan). Sedangkan PT AKR Corporindo Tbk menyalurkan Jenis BBM Tertentu melalui 142 penyalur dengan rincian 137 penyalur eksisting dan 5 penyalur baru (on progress pembangunan). Sehingga total penyalur yang akan mendistribusikan Jenis BBM Tertentu tahun 2017 sejumlah penyalur. Dengan berpedoman pada kedua peraturan tersebut diatas maka untuk tahun 2016 BPH Migas telah memberikan penugasan kepada PT. Pertamina (Persero) dan PT. AKR Corporindo, Tbk sebagai Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian JBT Tahun 2016 melalui Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 30/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2015 sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 17/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016. Dalam penugasan tersebut, BPH Migas menunjuk PT. Pertamina (Persero) untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar sebesar KL dan Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Tanah (Kerosene) sebesar KL dan juga menunjuk PT.AKR Corporindo, Tbk untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar sebesar KL, sesuai dengan Kuota volume BBM Bersubsidi dalam APBN-P tahun dengan rincian volume penugasan sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

58 Jenis BBM Tertentu (JBT) Tabel 6. Penugasan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Tertentu tahun 2016 SK BPH Migas Penugasan JBT tahun 2016 Nomor 17/P3JBT/BPH Migas/KOM/2016 Kuota Volume PT. Pertamina (Persero) Kuota Volume PT. AKR Corporindo Tbk (KL/Tahun) (KL/Tahun) Minyak Tanah Minyak Solar TOTAL Penugasan tersebut dilakukan dalam rangka agar ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak terutama Jenis BBM Tertentu yang disubsidi Pemerintah dapat tersedia dan terdistribusi di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga ke wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Adapun total volume Jenis BBM Tertentu yang harus disalurkan oleh Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2016 adalah sebanyak KL, dimana PT Pertamina (Persero) ditugaskan untuk menyalurkan Jenis BBM Tertentu sebesar atau sebesar 98,23% dari kuota nasional JBT APBN-P 2016 sedangkan PT AKR Corporindo Tbk ditugaskan volume sebesar KL atau sebesar 1.77% dari kuota nasional dengan rincian sebagai berikut. Tabel 7. Perbandingan penugasan Kuota Penugasan JBT Badan Usaha tahun 2016 Jenis BBM Tertentu (JBT) Kuota Volume PT. Pertamina (Persero) SK BPH Migas Penugasan JBT tahun 2016 Nomor 17/P3JBT/BPH Migas/KOM/2016 Kuota Volume PT. AKR Corporindo Tbk KUOTA VOLUME JBT NASIONAL Kuota (KL) %kuota Kuota Kuota %kuota (KL) Nasional (KL) %kuota Minyak Tanah % - 0% % Minyak Solar ,15% ,85% % TOTAL ,23% ,77% % Sedangkan untuk penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu tahun 2017, maka dengan mengacu kepada kedua peraturan tersebut, maka BPH Migas melakukan seleksi terhadap Badan Usaha Pelaksana untuk melaksanakan Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Jenis Tertentu (JBT) untuk tahun Anggaran Proses Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

59 seleksi dimulai dengan jajak minat dan mengundang Badan Usaha untuk mengikuti proses seleksi P3JBT Tahun 2017 yaitu sebanyak 29 (dua puluh sembilan) Badan Usaha yang merupakan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum (BU PIUNU) yang telah memiliki Nomor Registrasi Usaha (NRU) dan memiliki fasilitas penyimpanan (status kepemilikan milik sendiri). Dari 29 (dua puluh sembilan) Badan Usaha yang diundang terdapat 11 (sebelas) Badan Usaha yang mengambil Dokumen Seleksi P3JBT Tahun Dari 11 (sebelas) Badan Usaha yang mengambil Dokumen Seleksi P3JBT Tahun 2017 terdapat 3 (tiga) Badan Usaha yang memasukkan Dokumen Penawaran yaitu PT. Pertamina (Persero), PT. AKR Corporindo Tbk dan PT. Tri Wahana Universal. Setelah menjalankan serangkaian proses penilaian, evaluasi, dan verifikasi terhadap tiga Badan Usaha yang memasukkan Dokumen Penawaran P3JBT tersebut, maka melalui Sidang Komite BPH Migas pada 27 Oktober 2016, akhirnya BPH Migas menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk sebagai Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2017, sedangkan PT Tri Wahana Universal dinyatakan gugur karena belum memenuhi persyaratan. Berdasarkan Surat Keputusan BPH Migas Nomor 23/P3JBT/BPH Migas/KOM/2016, maka total besaran kuota penugasan pelaksana penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu Tahun 2017 sebesar KL, yang ditugaskan kepada 2 (dua) Badan Usaha yaitu kepada PT Pertamina (Persero) sebesar KL (98,19%), yang terdiri atas Minyak Tanah (kerosene) sebesar KL dan Minyak Solar (Gas Oil) sebesar KL, serta kepada PT AKR Corporindo Tbk total sebesar KL (1,81%) BBM jenis Minyak Solar (Gas Oil). Adapun rincian penugasan tahun 2017 sebagai berikut : Tabel 8. Penugasan Badan Usaha Jenis BBM Tertentu tahun 2017 Jenis BBM Tertentu (JBT) Kuota Volume PT. Pertamina (Persero) SK BPH Migas Penugasan JBT tahun 2017 Nomor 23/P3JBT/BPH Migas/KOM/2016 Kuota Volume PT. AKR Corporindo Tbk KUOTA VOLUME JBT NASIONAL Kuota (KL) %kuota Kuota Kuota %kuota (KL) Nasional (KL) %kuota Minyak Tanah % - 0% % Minyak Solar ,13% ,87% % TOTAL ,19% ,81% % Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

60 Dalam mendistribusikan Jenis BBM Tertentu tersebut, PT Pertamina (Persero) menyalurkan melalui penyalur dengan rincian sebanyak penyalur eksisting (telah beroperasi) dan 375 penyalur baru (on progress pembangunan). Sedangkan PT AKR Corporindo Tbk menyalurkan Jenis BBM Tertentu melalui 142 penyalur dengan rincian 137 penyalur eksisting dan 5 penyalur baru (on progress). Sehingga total penyalur yang akan mendistribusikan Jenis BBM Tertentu tahun 2017 sejumlah penyalur. 2. Melakukan penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan Alokasi BBM per Provinsi Kabupaten/ Kota, yang telah dilaksanakan yaitu proses penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan; Pada tahun 2016 ini sesuai dengan peraturan presiden 191 tahun 2014 tentang Penyediaan dan Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana ditetapkan satu jenis BBM selain Jenis BBM Tertentu yaitu Jenis BBM Khusus Penugasan. Adapun definisi Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan yang selanjutnya disebut Jenis BBM Khusus Penugasan adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi) tertentu, yang didistribusikan di wilayah penugasan dan tidak diberikan subsidi. Jenis BBM Khusus Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan BBM jenis Bensin (Gasoline) RON minimum 88 untuk didistribusikan di wilayah penugasan. Wilayah penugasan JBKP meliputi seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kecuali di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Bali. Penyediaan dan pendistribusian atas volume kebutuhan tahunan Jenis BBM Khusus Penugasan dilaksanakan oleh Badan Usaha melalui penugasan oleh Badan Pengatur. Untuk tahun 2016, BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina ( Persero ) untuk menyediakan dan mendistribusikan Jenis BBM Khusus Penugasan jenis bensin premium ( Gasoline 88 ) pada wilayah penugasan yang ditetapkan melalui Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

61 Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 34/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2015 Tentang Penugasan PT. Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun BPH Migas menetapkan alokasi volume Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) pada tahun 2016 untuk PT. Pertamina (Persero) sebesar KL Tabel 9. Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2016 Jenis BBM SK Penugasan BPH Migas Nomor 34/P3JBKP/BPH Khusus MIGAS/KOM/2015 Penugasan Alokasi Volume PT. Pertamina (Persero) Tahun 2016 (JBKP) (KL/Tahun) Bensin (Gasoline) RON minimum 88 Selanjutnya sesuai prosedur dalam Peraturan BPH Migas Nomor 9 tahun 2015 maka setelah melalui evaluasi kemampuan teknis, finansial dan komersial akhirnya dipilih dan ditetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan untuk tahun 2017 yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Nomor 22/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2016 Tentang Penugasan PT. Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan Tahun 2017 dengan volume penugasan Bensin (Gasoline) RON minimal 88 sebesar KL (dua belas juta lima ratus ribu kiloliter). Tabel 10. Badan Usaha Pelaksana Jenis BBM Khusus Penugasan tahun 2017 Jenis BBM SK Penugasan BPH Migas Nomor 22/P3JBKP/BPH Khusus MIGAS/KOM/2016 Penugasan Alokasi Volume PT. Pertamina (Persero) tahun 2017 (JBKP) (KL/Tahun) Bensin (Gasoline) RON minimum 88 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

62 3. Koordinasi Pengumpulan Bahan dan Data di Kabupaten/ Kota untuk perhitungan BBM Nasional. Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian Dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, dimana Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi juga diberikan tugas dan wewenang untuk menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk setiap Kabupaten/Kota diseluruh NKRI termasuk untuk konsumen pengguna dan konsumen pengguna khusus. Dalam rangka menetapkan kuota volume Jenis BBM Tertentu per Kabupaten/Kota dan kuota volume JBT untuk tiap konsumen pengguna, telah dilakukan rapat koordinasi membahas kebutuhan Jenis BBM Tertentu dengan berbagai pihak terkait yaitu : Kementerian Agama untuk Konsumen Pengguna Pelayanan Umum; Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil untuk Konsumen Pengguna Usaha Mikro; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian untuk Konsumen Pengguna Usaha Pertanian; Direktorat Jenderal Kapal Perikanan dan Alat Tangkap Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan; Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Konsumen Pengguna Usaha Perikanan; Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal Berbendera Indonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk Konsumen Pengguna Transportasi Kapal Pelayaran Rakyat/Perintis dan Sarana Transportasi laut berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri berupa angkutan umum penumpang; PT KAI (Persero) untuk Konsumen Pengguna Kereta Api; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

63 PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal Berbendera Indonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan; PT Pelni (Persero) Transportasi Kapal Perintis dan Sarana Transportasi laut berupa kapal berbendera Indonesia dengan trayek dalam negeri berupa angkutan umum penumpang; PT Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan; PT AKR Corporindo Tbk. selaku Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu; Organisasi Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal Berbendera Indonesia Untuk Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan di beberapa wilayah antara lain yaitu Kota Surabaya, Kota Kupang, Kota Cilegon, Kab. Banyuwangi, Kab. Karangasem, Kab. Bulukumba, Kota Bau-bau, Kota Padang, Kota Batam, Kota Sorong, Kota Pontianak, dan Kota Bandung. Dari hasil analisis dan verifikasi data didapatkan volume kebutuhan Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan yang selanjutnya ditetapkan dalam SK Kepala BPH Migas sebagai berikut : 1. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana telah diubah 2 (dua) kali, terakhir dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 30/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2016; 2. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 02/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT Pertamina (Persero) Tahun 2016, Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

64 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 31/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016; 3. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 03/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Provinsi/Kabupaten/Kota oleh PT AKR Corporindo Tbk Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 32/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016; 4. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 35/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2015 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2016 sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember 2016; 5. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 21/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Konsumen Pengguna Kapal Pelayaran Rakyat Tahun 2016; 6. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 05/PSO/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Voume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Konsumen Pengguna Transportasi Angkutan Umum Berupa Kapal Berbendera Indonesia untuk Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember 2016; 7. Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor Nomor 07/PSO/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Alokasi Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tahun 2016 sebagaimana lampiran telah diubah melalui sidang Komite BPH Migas tanggal 19 Desember 2016; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

65 Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 01/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2016 tentang Kuota Volume Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Per Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana telah diubah 2 (dua) kali, terakhir dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 30/P3JBT/BPH MIGAS /KOM/2016, total alokasi volume Jenis BBM Tertentu secara nasional sebesar KL (enam belas juta seratus delapan puluh delapan ribu kilo liter) dengan rincian Minyak Tanah sebesar KL dan Minyak Solar sebesar KL. Adapun rincian alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna untuk tahun 2016 sebagai berikut: 1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Tanah untuk konsumen Pengguna Rumah Tangga, Usaha Mikro dan Perikanan sebesar KL; 2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Pelayanan Umum sebesar KL; 3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Mikro sebesar KL; 4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Pertanian KL; 5) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Usaha Perikanan sebesar KL; 6) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi sebesar KL Persentasi alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna tahun 2016 dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

66 Grafik 6. Persentase alokasi volume Jenis BBM Tertentu per konsumen pengguna Selain menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu per Kabupaten/Kota Tahun 2016 dan alokasi volume Jenis BBM Tertentu Konsumen pengguna sebagai bagian dalam Kabupaten/Kota, BPH Migas juga menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk Konsumen Pengguna Khusus yang merupakan bagian dari alokasi volume Konsumen Pengguna sesuai Peraturan Presiden nomor 191 tahun Adapun konsumen pengguna Khusus yang telah ditetapkan merupakan bagian dari alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk konsumen pengguna transportasi sebagai berikut: 1) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus PT. Kereta Api Indonesia sebesar KL; 2) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus PT. Pelayaran Nasional Indonesia sebesar KL; 3) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Angkutan Umum berupa Kapal Berbendera Indonesia untuk Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan sebesar KL dengan rincian kapal milik PT. ASDP Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

67 Indonesia Ferry (Persero) sebesar KL dan kapal milik Badan Usaha selain PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebesar KL ; 4) Alokasi volume kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar untuk konsumen Pengguna Transportasi khusus Kapal Pelayaran Rakyat sebesar KL dan dialokasikan sebesar KL sebagai kontijensi. III. Jumlah Pelaksanaan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI-SASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Jumlah Pelaksanaan Pengaturan dan Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 6 Laporan 6 Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusi an BBM dan Pengangkuta n Gas Bumi Melalui Pipa ,21 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100 %. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga BBM BPH Migas menugaskan PT Pertamina untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (Jenis Bensin RON 88) tahun 2016 dengan total kuota nasional tahun 2016 sebesar 13 juta KL. Kuota nasional Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) merupakan angka minimal yang harus didistribusikan selama tahun Tabel berikut ini menjelaskan rincian realisasi penyaluran JBKP tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

68 Tabel 11. Realisasi Vs Kuota JBKP 2016 Premium (JBKP) Kuota Nasional (KL) Realisasi s.d 31 Desember 2016*) % Real vs Kuota Nasional PT Pertamina ,11% TOTAL ,11% Keterangan *): Realisasi s/d Desember 2016 (Jan-Sep 2016 hasil verifikasi, Okt-Des 2016 laporan realisasi) Berdasarkan Tabel di atas realisasi penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yang dilakukan oleh PT.Pertamina (Persero) tidak mencapai angka 100% yaitu hanya 81,11% hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang beralih dari jenis Bensin RON 88 ke jenis Bensin RON 90 atau 92 dengan disparitas harga yang tidak berbeda signifikan. Terlaksananya kegiatan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM selain JBT juga dilaksanakan terhadap BBM Non PSO di tahun 2016 berupa verifikasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO meliputi realisasi volume penjualan per Jenis BBM di wilayah pemasaran masingmasing Badan Usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum, Niaga Terbatas dan Pengolahan yang menghasilkan Bahan Bakar Minyak dan melakukan kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM/atau niaga BBM sebagai kelanjutan kegiatan usaha pengolahannya. Sumber data yang digunakan adalah berkas/dokumen terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan BBM yang dilakukan oleh Badan Usaha, rekapitulasi realisasi volume penjualan BBM Non PSO dan total nilai penjualan per bulan, realisasi volume penjualan BBM Non PSO per Kabupaten/Kota dan per sektor pengguna per bulan, rekapitulasi penyediaan (pembelian) BBM Non PSO, data sarana fasilitas yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Usaha sesuai yang tercantum dalam surat undangan verifikasi. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPH Migas, pada tahun 2016 terdapat total sekitar 178 Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga. Dari 178 Badan Usaha (termasuk PT. Pertamina (Persero)) yang diundang untuk dilakukan verifikasi BBM Non PSO, yang melaporkan kegiatan usahanya sekitar 101 Badan Usaha. Dari Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

69 101 Badan Usaha yang melaporkan kegiatan usahanya, sebanyak 94 Badan Usaha yang memiliki volume penjualan selama periode Triwulan I s.d Triwulan III (*) : Data bulan Januari-September 2016 Grafik 7. Jumlah Badan Usaha yang Memiliki Volume Penjualan Grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 terdapat penurunan jumlah Badan Usaha yang memiliki nilai penjualan sekitar 5% dibandingkan jumlah Badan Usaha pemilik Izin Usaha Niaga yang memiliki nilai penjualan pada tahun Penurunan jumlah Badan Usaha tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara karena data yang digunakan untuk tahun 2016 hanya data penjualan periode Triwulan I (Januari, Februari, Maret) Triwulan III (Juli, Agustus, September) Berdasarkan tahun sebelumnya, banyak Badan Usaha yang menghadiri verifikasi pada triwulan terakhir (Oktober, November, Desember) sehingga memungkinkan jumlah Badan Usaha yang memiliki nilai penjualan BBM akan bertambah. Selain itu, biasanya terdapat tambahan Badan Usaha baru Pemiliki Izin Usaha Niaga ataupun yang berjualan kembali pada akhir tahun. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

70 (*) :Data bulan Januari-September 2016 Grafik 8. Volume Penjualan BBM Non PSO Dari Grafik di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM Non PSO Badan Usaha termasuk PT Pertamina (Persero) tahun 2016 lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pada tahun Hal ini dikarenakan data yang digunakan belum mencakup data realisasi triwulan IV Jika data realisasi triwulan IV 2016 sudah terhitung, maka realisasi 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding realisasi tahun Faktor utama Peningkatan tersebut karena BBM Ron 88 telah menjadi bagian NPSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali, sehingga akan menambah secara signifikan dari total penjualan BBM NPSO. Penyebab lainnya yaitu terkait disparitas harga selama tahun 2016 antara BBM PSO dengan BBM Non PSO tidak berbeda signifikan. Realisasi penjualan BBM Non-PSO Januari- September tahun 2016 mencapai 43,54 juta KL atau rata-rata sebesar 3,63 juta KL/bulan. Sebanyak ±85,66 % pendistribusian BBM Non-PSO dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), sedangkan sisanya dilakukan oleh Badan Usaha lainnya, dengan komposisi sebagai berikut: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

71 Tabel 12. Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2016 Data pada tabel diatas merupakan data yang telah diverifikasi namun belum mencakup data realisasi Triwulan IV Pada Grafik di bawah ini, dapat terlihat bahwa market share penjualan BBM Non Subsidi nasional selama tahun didominasi oleh PT Pertamina (Persero) dengan rata-rata sebesar 77%. (*) : Data bulan Januari - September 2016 Grafik 9. Komposisi Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan persentase penjualan untuk PT. Pertamina (Persero) sebanyak 4% dibandingkan dengan tahun 2015 hal ini terjadi karena peralihan RON 88 menjadi BBM Non PSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali. Adapun persentase penjualan untuk Badan Usaha selain PT.Pertamina (Persero) mengalami penurunan sebanyak ± 4% dibandingkan dengan tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

72 Namun persentase penjualan tersebut dimungkinkan masih mengalami perubahan mengingat data penjualan yang digunakan belum mencakup data triwulan IV BBM Non PSO PT Pertamina (Persero) Volume penjualan BBM NPSO sebagian besar berasal dari PT.Pertamina (Persero). Berikut adalah grafik volume realisasi penyaluran BBM Non PSO oleh PT. Pertamina (Persero) periode tahun 2013 s.d tahun Realisasi NPSO PT.Pertamina(Persero) Tahun 2013 s.d Tahun 2016 PT.Pertamina (Persero); 2015; 46,67 (dalam Juta KL) PT.Pertamina (Persero); 2016*; 37,29 PT.Pertamina (Persero); 2013; 18,96 PT.Pertamina (Persero); 2014; 18,45 (*) : Data Bulan Januari-September 2016 Grafik 10. Volume Realisasi BBM Non PSO PT Pertamina (Persero) Tahun Berdasarkan grafik diatas, volume penjualan BBM Non PSO PT.Pertamina (Persero) tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014, hal ini dikarenakan terjadi peralihan RON 88 menjadi BBM Non PSO untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali. Adapun data realisasi Tahun 2016 masih dapat meningkat dikarenakan data yang digunakan belum mencakup data realisasi triwulan IV Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

73 BBM Non PSO Badan Usaha (Non PT Pertamina (Persero)) Berdasarkan hasil verifikasi Triwulan I-III tahun 2016 diketahui peringkat 5 Besar realisasi volume penjualan BBM Non PSO Badan Usaha selain PT. Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut : Tabel 13. Lima besar Badan Usaha Non PSO Non PT.Pertamina (Persero) No Badan Usaha Persentase 1 PT. Pertamina Patra Niaga 3,83% 2 PT. AKR Corporindo, Tbk 3,28% 3 PT. Petromine Energy trading 1,32% 4 PT. Shell Indonesia 1,25% 5 PT. Jasatama Petroindo 0,63% Sementara untuk komposisi per jenis BBM berdasarkan realisasi volume Penjualan BBM Non PSO Badan Usaha (Non PT Pertamina) adalah sebagai berikut: Grafik 11. Pie Chart Realisasi Penjualan BBM Non PSO Tahun 2016 (Berdasarkan Jenis BBM) Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa realisasi volume penjualan BBM Non PSO (Non PT Pertamina) yang terbesar adalah jenis BBM Minyak Solar sebesar 88 % diikuti oleh Minyak Bakar/MFO (4%) dan Bensin (4%). Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

74 Pada saat verifikasi BBM Non PSO Triwulan I-III Tahun 2016, ditemukan hal-hal antara lain sebagai berikut : a. Terdapat Badan usaha yang dapat dihubungi namun alamat yang dicantumkan tidak sesuai. b. Terdapatnya Badan Usaha yang tidak dapat di hubungi karena pindah alamat atau kontak person yang berubah. c. Terdapat Badan Usaha yang dapat dihubungi namun tidak dapat menghadiri verifikasi. d. Terdapatnya Laporan Badan Usaha yang masih harus diperbaiki. e. Terdapat Badan Usaha yang belum melakukan kegiatan niaga. f. Terdapat laporan Badan Usaha yang masih harus diperbaiki. Terhadap pelaksanaan kegiatan Pengawasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum dan Izin Usaha Niaga Terbatas, diusulkan hal-hal sebagai berikut : a. Terkait ketidaksesuaian pelaporan penyediaan dan penjualan BBM Non PSO antar Badan Usaha, diusulkan untuk dilakukan uji petik. b. Pengawasan ke lapangan agar dilakukan lebih intensif sehingga data yang didapat menjadi lebih akurat (termasuk update data fasilitas). c. Terhadap Badan Usaha yang tidak hadir maka diusulkan untuk diberikan surat peringatan. d. Penyampaikan laporan realisasi volume penjualan BBM Badan Usaha diusulkan dilakukan setiap bulan melalui surat (hardcopy) dan (softcopy). e. Diusulkan perubahan metode verifikasi on desk dalam rangka efektifitas pelaksanaan verifikasi. 2. Verifikasi Volume Jenis BBM Tertentu a. Melakukan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu Dalam rangka pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu, BPH Migas melakukan kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu. Berikut adalah hasil kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

75 Tertentu tahun Pada tahun 2016, realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) tidak melebihi kuota APBN-P 2016 dengan rincian sebagai berikut : Jenis BBM Kuota APBN- P 2016 Tabel 14. Realisasi Vs Kuota JBT 2016 Realisasi Jan - 31 Des 2016 % Realisasi vs Kuota APBN-P2016 Volume Under / Over Kuota APBNP 2016 Under / Over Kuota APBNP 2016 KL KL % KL % Minyak Tanah , ,000 77,98% ,000 22,02% Minyak Solar , ,665 88,69% ,335 11,31% Total , ,665 88,24% ,335 11,76% Berikut grafik yang menunjukkan realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun 2016 *). Keterangan *): Jan-Des 2016 hasil verifikasi Dari Grafik 12. Realisasi Penyaluran Jenis BBM Tertentu Tahun 2016 *) grafik diatas, Realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2016 sebesar 14,284 juta KL atau 88,24% dari kuota APBN-P sebesar 16,188 juta KL, yang dirincikan oleh tabel 3.4 menyatakan bahwa realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu tahun 2016 untuk Kerosene (minyak tanah) berada di bawah kuota APBN-P sebesar 22,02%, dan realisasi penyaluran Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

76 Jenis BBM Tertentu tahun 2016 untuk Solar berada di bawah kuota APBN- P sebesar 11,31%. BPH Migas menugaskan PT Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk untuk melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Tertentu (Minyak Tanah, dan Minyak Solar) tahun PT Pertamina masih memegang peran terbesar dengan kuota sebesar 98,23% dari total kuota nasional APBN tahun 2016 sebesar 16,188 juta KL. Kuota volume Jenis BBM Tertentu sesuai dengan APBN-P Tahun 2016 dan Realisasi penjualan Jenis BBM Tertentu Periode Januari s.d Desember Tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 15. Kuota dan Realisasi Volume Rata-rata Penyaluran JBT Tahun 2016 Volume Berdasarkan Realisasi Tahun 2016*) Jenis BBM Tertentu Kuota APBN-P 2016 (Januari Desember)*) Rata-Rata Rata-Rata (Juta KL) (Juta KL) (Juta KL/Bulan) (Juta KL/Bulan) Minyak Tanah 0,688 0,057 0,536 0,045 Minyak Solar 15,500 1,292 13,747 1,146 Total 16,188 1,349 14,284 1,190 Keterangan *): Realisasi Tahun 2016 (Jan-Des 2016 hasil verifikasi) Berdasarkan di atas realisasi volume pendistribusian Jenis BBM Tertentu rata-rata perbulan mulai Januari sampai dengan Desember 2016 yaitu sebesar ± 1,190 juta KL/Bulan. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, maka terdapat penurunan sebesar 4,01%. Realisasi tahun 2016 tidak melewati kuota APBN-P 2016 yang ditetapkan karena adanya penurunan harga minyak secara global pada awal tahun 2016 yang menyebabkan disparitas harga antara Jenis BBM tertentu dengan Jenis BBM Umum tidak berbeda signifikan bahkan terdapat titik dimana harga Jenis BBM Umum lebih tinggi dibandingkan harga Jenis BBM Tertentu sehingga terdapat masyarakarat yang beralih ke Jenis BBM Umum atau non subsidi. Penyebab lainnya yaitu pelaksanaan Penyediaan dan Pendistribusian Jenis BBM Khusus Penugasan (Jenis Bensin RON 88) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

77 Sesuai dengan Perpres 191 Tahun 2015 tentang Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Harga Eceran. b. Melakukan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu Oleh Verifikator Independen Pada tahun 2016 kegiatan uji petik untuk kegiatan verifikasi tersebut dilakukan oleh verifikator Independen. Pelaksanaan verifikasi volume yang dilakukan oleh verifikasi independen ini didasarkan pada Pasal 5 ayat (3) Peraturan BPH Migas Nomor 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 yang menyebutkan bahwa dalam melaksanakan verifikasi terhadap laporan yang disampaikan oleh Badan Usaha, Badan Pengatur berwenang untuk menunjuk dan menggunakan jasa profesional auditor atau tenaga ahli lainnya. Verifikasi volume Jenis BBM Tertentu dilakukan oleh lembaga independen pihak ketiga, yaitu Verifikasi Independen dalam rangka untuk menegakkan kebijakan pemerintah tentang kuota Jenis BBM Tertentu agar lebih transparan dan akuntabilitas. Kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu untuk memastikan kuantitas volume yang didistribusikan melalui Penyalur kepada konsumen pengguna tertentu telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan Perpres Nomor 191 tahun 2014 melalui verifikasi kesesuaian dokumen dan transaksi penyaluran/penjualan. Kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu oleh Verifikasi Independen meliputi : 1) Verifikasi dalam bentuk uji petik lapangan di penyalur Jenis BBM Tertentu milik PT. Pertamina (Persero) dan Badan Usaha pendamping P3JBT oleh verifikasi independen di 16 (enam belas) Kabupaten/ Kota dengan total 60 penyalur setiap bulannya; 2) Pengolahan dan analisa data atas hasil tiap-tiap verifikasi dalam bentuk uji petik lapangan di penyalur untuk mendapat fakta/kondisi dan informasi dari penyaluran dan konsumsi pengguna Jenis BBM Tertentu oleh verifikasi independen; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

78 3) Penyusunan Laporan verifikasi yang terdiri dari laporan pendahuluan sebagai perencanaan (plan) pelaksanan verifkasi, laporan bulanan hasil verifikasi tiap-tiap bulan; 4) Penyampaian dan pembahasan hasil uji petik lapangan di penyalur Jenis BBM Tertentu milik PT. Pertamina (Persero) dan Badan Usaha pendamping P3JBT oleh verifikasi independen kepada tim verifikasi BPH Migas di kantor BPH Migas; 5) Verifikasi independen menyampaikan hasil verifikasi sesuai pembahasan dengan tim verifikasi BPH Migas kepada PPK Direktorat BBM dalam rangka pembayaran bulanan; 6) Verifikasi independen menyampaikan laporan akhir dan ringkasan eksekutif hasil verifikasi keseluruhan oleh verifikasi independen. Hasil kegiatan verifikasi volume Jenis BBM Tertentu oleh Verifikasi Independen adalah tersedianya laporan hasil verifikasi data/informasi volume Jenis BBM Tertentu untuk menjaga kebijakan Pemerintah dan memastikan transparansi serta menjamin akuntabilitas atas penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu untuk pertimbangan Badan Pengatur dalam penetapan, pengaturan dan pengawasan serta rekomendasi kepada Kemenkeu dan KESDM. 3. Mengkoordinasikan dan pengawasan terhadap penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran jenis tertentu, BBM khusus penugasan dan Jenis BBM Umum di seluruh wilayah NKRI. Grafik berikut diperoleh dari laporan Badan usaha yang telah mengikuti verifikasi pada saat periode TW I sampai TW III 2016 yang menjelaskan bahwa rata-rata harga jual eceran untuk Jenis BBM Umum secara keseluruhan dengan berbagai produk berkisaran pada harga Rp 5.000/liter Rp /liter. Harga jual eceran yang paling tinggi selama periode tersebut terdapat di Provinsi Bangka belitung sebesar Rp /liter kemudian Provinsi Lampung sebesar Rp /liter dan paling rendah terdapat di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Rp.5.380/liter. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

79 Grafik 13. Rata-rata Harga Jual Eceran JBU Januari September Mengkoordinasikan pemantauan dan klarifikasi terhadap laporan kegiatan Badan Usaha dalam penyediaan BBM dari produk impor dan kilang dalam negeri Untuk memenuhi permintaan BBM dalam Negeri yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, penyediaan Kilang dalam Negeri tidak cukup memenuhi permintaan tersebut sehingga Badan Usaha melakukan penyediaan Impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penyediaan impor diperoleh Badan Usaha dari Singapura, China, Korea dan lain-lain. Berikut data penyediaan Impor BBM Non PSO yang diperoleh dari hasil verifikasi Non PSO dari Triwulan I tahun 2016 hingga Triwulan III tahun 2016: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

80 Grafik 14. Penyediaan BBM Impor Badan Usaha Non PSO Tahun 2016 Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa Penyediaan Impor BBM jenis Gasoline Ron 88 lebih dominan dibandingkan jenis BBM lainnya dengan presentase 57% atau sebesar ,31 KL. Rincian volume impor BBM sebagai berikut : Tabel 16. Volume Impor BBM per Jenis BBM No Jenis BBM Volume (KL) 1 Gasoline Ron ,31 2 HSD ,71 3 Gasoline Ron ,76 4 Avtur ,67 5 MFO ,76 6 Gasoline Ron ,00 7 MGO ,58 8 IDO ,19 9 Avgas 2.060,02 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

81 5. Mengkoordinasikan dan Pengawasan terhadap kegiatan penyediaan dan pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus Penugasan pada daerah tertinggal, terluar dan perbatasan. Berikut adalah jumlah penyalur JBT PT.Pertamina (Persero) di daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 17. Jumlah Penyalur JBT PT.Pertamina (Persero) di Daerah Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan untuk Tahun 2016 No Provinsi Kabupaten Total 1 Banten Lebak 15 2 Banten Pandeglang 16 3 Bengkulu Seluma 3 4 Gorontalo Boalemo 2 5 Gorontalo Kab. Gorontalo Utara 4 6 Gorontalo Kab. Pohuwato 3 7 Jawa Timur Bangkalan 12 8 Jawa Timur Bondowoso 7 9 Jawa Timur Sampang Jawa Timur Situbondo Kalimantan Barat Bengkayang 7 12 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Kalimantan Barat Kayong Utara 3 14 Kalimantan Barat Ketapang Kalimantan Barat Landak 6 16 Kalimantan Barat Melawi 6 17 Kalimantan Barat Sambas Kalimantan Barat Sintang Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara Kalimantan Tengah Seruyan 6 21 Kalimantan Timur Mahakam Ulu 3 22 Kalimantan Utara Nunukan Lampung Lampung Barat 2 24 Lampung Pesisir Barat 3 25 Maluku KAB. BURU SELATAN 5 26 Maluku KAB. MALUKU BARAT DY 4 27 Maluku KAB. MALUKU TENGAH Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat 9 29 Maluku KAB.BURU 11 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

82 No Provinsi Kabupaten Total 30 Maluku KAB.KEPULAUAN ARU 7 31 Maluku KAB.SERAM BAGIAN BAR 8 32 Maluku KAB.SERAM BAGIAN TIM 4 33 Maluku Utara Kab. Halmahera Selatan 8 34 Maluku Utara Kab. Pulau Talibu 2 35 Maluku Utara KAB.HALMAHERA BARAT 6 36 Maluku Utara KAB.HALMAHERA SELATA 8 37 Maluku Utara KAB.HALMAHERA TIMUR 9 38 Maluku Utara KAB.KEPULAUAN SILA 4 39 Maluku Utara KOTA MOROTAI 3 40 Nanggroe Aceh Darussalam Aceh Singkil 4 41 Nusa Tenggara Barat Kab. Bima 6 42 Nusa Tenggara Barat Kab. Dompu 6 43 Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Kab. Sumbawa Barat 3 46 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat Nusa Tenggara Barat Lombok Utara 2 48 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Nusa Tenggara Timur Kab Sumba Barat Daya 3 50 Nusa Tenggara Timur Kab. Alor 5 51 Nusa Tenggara Timur Kab. Belu Nusa Tenggara Timur Kab. Ende 8 53 Nusa Tenggara Timur Kab. Kupang 8 54 Nusa Tenggara Timur Kab. Lembata 2 55 Nusa Tenggara Timur Kab. Malaka 8 56 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai 8 57 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Barat 8 58 Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Timur 4 59 Nusa Tenggara Timur Kab. Nagekeo 5 60 Nusa Tenggara Timur Kab. Ngada 5 61 Nusa Tenggara Timur Kab. Rote Ndao 3 62 Nusa Tenggara Timur Kab. Sabu Raijua 2 63 Nusa Tenggara Timur Kab. Sikka 9 64 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Barat 4 65 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Tengah 2 66 Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur 8 67 Nusa Tenggara Timur Kab. Tim Tgh Selatan Nusa Tenggara Timur Kab. Tim Tgh Utara 6 69 Papua Biak Numfor 5 70 Papua KAB. JAYAWIJAYA 6 71 Papua KAB. DEIYAI 2 72 Papua KAB. DOGIYAI 3 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

83 No Provinsi Kabupaten Total 73 Papua KAB. INTAN JAYA 1 74 Papua KAB. LANNY JAYA 1 75 Papua KAB. MAMBERAMO RAYA 1 76 Papua KAB. NABIRE Papua KAB. SUPIORI 2 78 Papua KAB.ASMAT Papua KAB.BIAK NUMFOR 5 80 Papua KAB.BOVEN DIGOEL 8 81 Papua KAB.KEEROM 3 82 Papua KAB.MAPPI Papua KAB.MERAUKE Papua KAB.PANIAI 3 85 Papua KAB.PEG. BINTANG 2 86 Papua KAB.PUNCAK JAYA 3 87 Papua KAB.SARMI 3 88 Papua KAB.WAROPEN 2 89 Papua KAB.YAHUKIMO 3 90 Papua Kepulauan Yapen 7 91 Papua Puncak Jaya 3 92 Papua Barat KAB. MAYBRAT 2 93 Papua Barat KAB.RAJA AMPAT 4 94 Papua Barat KAB.SORONG Papua Barat KAB.SORONG SELATAN 4 96 Papua Barat KAB.TAMBRAUW 2 97 Papua Barat KAB.TELUK BINTUNI 6 98 Papua Barat KAB.TELUK WONDAMA 3 99 Sulawesi Barat Kab. Mamuju Tengah Sulawesi Barat Kab. Polewali Sulawesi Selatan Jeneponto Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah Banggai Laut Sulawesi Tengah Buol Sulawesi Tengah Donggala Sulawesi Tengah Morowali Utara Sulawesi Tengah Parigi Moutong Sulawesi Tengah Sigi Sulawesi Tengah Tojo Una Una Sulawesi Tengah Toli-Toli Sulawesi Tenggara Kab. Bombana Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Sulawesi Tenggara Kab.Konawe Kepulauan Sumatera Barat Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Pasaman Barat Sumatera Barat Solok Selatan 4 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

84 No Provinsi Kabupaten Total 117 Sumatera Selatan Musi Rawas Sumatera Selatan Musi Rawas Utara Sumatera Utara Kab. Nias Sumatera Utara Kab. Nias Barat Sumatera Utara Kab. Nias Selatan Sumatera Utara Kab. Nias Utara 3 Grand Total Mengkoordinasikan dan memberikan rekomendasi hasil penyelidikan dan keterangan ahli pada kegiatan penanggulangan penyalahgunaan penyediaan dan pendistribusian BBM. Dalam rangka pengawasan penyalahgunaan pendistribusian Jenis BBM Tertentu, Direktorat Bahan Bakar Minyak telah melakukan pengiriman saksi ahli sebagai pelaksanaan penegakan hukum sesuai ketentuan Pasal 53,54 dan Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 tahun Pada periode Januari Desember tahun 2016 telah memberikan keterangan ahli (Saksi Ahli) sebanyak 381 Kasus dengan rincian Tahap penyidikan 0 (nol) kasus, Tahap Penuntutan 0 (nol) kasus dan Tahap Persidangan 0 (nol) kasus. Barang bukti yang disita untuk Negara dalam bentuk volume sebesar 2.306,3 Kilo Liter seperti pada Tabel 3.8 sebagai berikut: Tabel 18. Daftar Pemberian Keterangan Ahli Tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

85 IV. Jumlah Pengelolaan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Jumlah Pengelolaan Data Informasi dan Sistem Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM 4 Laporan 4 Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa ,03 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100 %. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan: 1. Melakukan monitoring dan updating data dan infrastruktur penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis IT Direktorat BBM telah melakukan monitoring dan updating data penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis IT. Monitoring dan updating data penyediaan dan pendistribusian BBM Jenis Tertentu dilakukan menggunakan Sistem Pelaporan Penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu. Sistem tersebut wajib disediakan oleh Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu berdasarkan Keputusan Kepala BPH Migas terkait penugasan Badan Usaha dalam melaksanakan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu (BBM Bersubsidi) tahun 2016, bahwa Badan Usaha wajib memberikan akses data on-line tentang tingkat persediaan dan realisasi penjualan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu kepada Badan Pengatur untuk keperluan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

86 Adapun sistem pelaporan penyaluran Badan Usaha penyalur Jenis BBM Tertentu yang digunakan pada tahun 2016 adalah : a. MySAP PT. Pertamina (Persero) Melalui sistem yang bernama MySAP, PT Pertamina (Persero) melaporkan realisasi penyaluran yang keluar dari Depot/TBBM ke penyalur. Sistem tersebut dapat diakses melalui jaringan VPN (Virtual Private Network) milik PT.Pertamina (Persero) menggunakan username dan password yang diberikan oleh PT.Pertamina (Persero). b. M-Files PT.AKR Corporindo, TBK PT AKR Corporindo Tbk telah menyiapkan sistem informasi pelaporan penyaluran BBM Jenis Tertentu dari penyalur ke konsumen akhir. Sistem informasi tersebut dapat diakses melalui jaringan internet menggunakan username dan password yang diberikan oleh PT.AKR Corporindo Tbk. Selanjutnya, kegiatan monitoring dan updating juga dilakukan terhadap infrastruktur penyimpanan BBM dengan cara melakukan rekapitulasi laporan yang diterima dari Badan Usaha serta data yang diperoleh dari kunjungan lapangan. Hasil update data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem GIS BPH Migas yang dapat diakses di dengan hasil infrastruktur BBM di setiap kategori infrastruktur sebagai berikut (Detil data dapat dilihat pada Lampiran 1) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

87 a. Peta Infrastruktur Penyimpanan BBM Berbasis IT Gambar 6. Peta Sebaran Terminal BBM di Indonesia Gambar. 7. Peta Sebaran Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Indonesia Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

88 b. Peta Infrastruktur Penyalur BBM Berbasis IT - Peta SPBU di Indonesia Gambar 8. Peta SPBU di Indonesia Gambar 9. Peta SPBKB di Indonesia Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

89 Gambar 10. Peta SPDN di Indonesia Gambar 11. Peta SPBN di Indonesia Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

90 Gambar 12. Peta APMS di Indonesia 2. Mengembangkan Sistem Pengawasan dan Pengaturan BBM Pengembangan sistem pengawasan dan pengaturan BBM bertujuan mempermudah BPH Migas dalam kegiatan monitoring BBM sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan tepat berdasarkan data - data yang diolah dengan cepat, dan bisa langsung ditampilkan dalam Dashboard SAP Business Object (BI) WAR ROOM BPH Migas. Fitur-fitur Sistem pengawasan dan pengaturan BBM antara lain memiliki Data Warehouse yang memuat Data penyaluran BBM dari tahun ke tahun serta data penyediaan BBM. 3. Mengembangkan Sistem Informasi Terpadu Pelaporan Badan Usaha Non PSO secara Online Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Pasal 45, Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha niaga kepada Menteri dan BPH Migas. Selanjutnya setiap 3 bulan BPH Migas akan melakukan verifikasi atas laporan penjualan BBM Non PSO Badan Usaha. Selama ini kegiatan verifikasi tersebut dilakukan secara manual sehingga dibutuhkan waktu Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

91 dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan aplikasi untuk mempermudah Badan Usaha dalam menyampaikan laporan dan membantu BPH Migas dalam melakukan verifikasi karena dilakukan secara online dan terpadu. Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terbangunnya Sistem Informasi Pelaporan BBM Non PSO secara terpadu. Pada saat laporan ini dibuat pembangunan Sistem Informasi Pelaporan BBM Non PSO secara Terpadu telah selesai dan sedang tahap uji coba dengan tampilan homepage sebagai berikut : Gambar 13. Homepage SIMPADU 4. Melakukan pemberian Nomor Registrasi Usaha dan Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPB) serta monitoring atas perselisihan Badan Usaha Kegiatan lain yang telah dilaksanakan adalah pelayanan registrasi Nomor Registrasi Usaha (NRU) secara Online dan pengawasan kegiatan Badan Usaha pemilik NRU. Pelaksanaan kegiatan registrasi NRU ini didasarkan pada Peraturan BPH Migas No. 08/P/BPH Migas/X/2005 tanggal 10 Oktober 2005 tentang kewajiban pendaftaran bagi Badan Usaha yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Bahan Bakar Minyak. Berdasarkan peraturan tersebut, setiap Badan Usaha yang akan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

92 melakukan kegiatan di bidang usaha hilir minyak dan gas bumi memiliki kewajiban mendaftarkan NRU kepada BPH Migas. Pengajuan pembuatan NRU oleh Badan Usaha sudah mulai dilaksanakan mulai tahun Pada tahun tersebut terdapat tujuh Badan Usaha yang mengajukan pembuatan NRU. Pada awalnya, pengurusan pembuatan NRU masih dilakukan secara manual dikarenakan belum tersedia sistem registrasi secara Online. Registrasi NRU dapat dilakukan secara Online setelah sistem registrasi berhasil dibuat pada tahun Setelah adanya sistem registrasi NRU secara Online, pengajuan registrasi NRU dapat dilakukan secara Online melalui alamat atau dengan terlebih dahulu mengakses web site BPH Migas dengan alamat kemudian pada bagian homepage web site tersebut akan ada link ke web site NRU. Sistem ini memiliki 3 fungsi utama, yaitu pendaftaran badan usaha untuk mendapatkan NRU, monitoring pendaftaran NRU dan pelaporan Badan Usaha. Sistem registrasi NRU yang dibangun sudah cukup baik karena dapat menghasilkan data dan informasi yang diperlukan oleh BPH Migas dalam melakukan pengaturan dan pengawasan. Berikut adalah grafik jumlah Badan Usaha yang telah mendapatkan NRU selama periode 2006 s.d Grafik 15. Badan Usaha yang Telah Mendapatkan NRU Tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

93 Seperti dapat dilihat pada grafik diatas, pada tahun 2016 terdapat 62 Badan Usaha yang mendapatkan NRU. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, jumlah Badan Usaha yang mendapatkan NRU pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 77,14%. Hal ini dapat disebabkan upaya sosialisasi NRU yang dilakukan oleh Direktorat Bahan Bakar Minyak berjalan optimal, dimana sosialisasi yang dilakukan berupa Surat Pemberitahuan kepada Badan Usaha untuk melakukan pendaftaran NRU dan juga undangan rapat sosialisasi bagi Badan Usaha yang belum melakukan pendaftaran NRU. Selain itu, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran Badan Usaha untuk melaksanakan salah satu kewajibannya setelah mendapatkan ijin untuk melakukan usaha di sektor hilir migas, yaitu mendaftarkan Badan Usahanya kepada BPH Migas untuk kemudian memperoleh NRU sehingga memudahkan BPH Migas dalam melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha tersebut. Adapun rincian jumlah Badan Usaha yang melakukan pendaftaran pada tahun 2016 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 16. Badan Usaha yang Melakukan Pendaftaran NRU Tahun 2016 Selain 62 Badan Usaha yang baru mendapatkan NRU, pada tahun 2016 terdapat pula 18 Badan Usaha yang melakukan perpanjangan/ perubahan data NRU. Berikut adalah rekapitulasi jumlah Badan Usaha yang mendapatkan NRU pada tahun 2016: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

94 Tabel 19. Rekapitulasi Jumlah Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Jenis NRU Jumlah NRU yang diterbitkan BARU PERPANJANGAN/ PERUBAHAN Pengolahan 0 0 Penyimpanan 5 0 Pengangkutan 22 5 Niaga Terbatas 2 0 Niaga Umum TOTAL Sistem aplikasi registrasi NRU yang ada saat ini dapat dimanfaatkan tidak hanya sebagai sarana pendaftaran Online namun fitur yang ada di dalamnya diupayakan untuk dapat dimanfaatkan dengan baik meskipun terdapat perubahan mekanisme pemberian NRU. Review terhadap sistem yang ada saat ini telah dilakukan agar sistem dapat menyesuaikan dengan mekanisme pemberian NRU yang baru sehingga proses pemberian NRU dan penyusunan database Badan Usaha dapat berjalan lebih tertib, efektif dan efisien. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

95 Grafik 17. Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Periode (Berdasarkan Izin Usahanya) Tabel 20. Daftar Badan Usaha yang mendapatkan NRU di tahun 2016 NO NAMA BADAN USAHA JENIS NRU NO. NRU TANGGAL NRU 1 PT. Alwaled Jaya Perkasa Niaga Umum 230/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Bahtera Selayar Pengangkutan 231/PG-BBM-IU/BPH Rizky MIGAS/ PT. Arnov Energi Niaga Umum 232/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Energi Coal Prima Niaga Umum 233/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Kemitraan Energi Niaga Umum 234/NU-BBM-IU/BPH Industri MIGAS/ Januari Januari Januari Januari Januari PT. Ekatama Raya Pengangkutan 235/PG-BBM-IU/BPH 29 Januari 2016 MIGAS/ PT. Bayu Sinergi Niaga Umum 236/NU-BBM-IU/BPH 29 Januari 2016 MIGAS/ PT. Best Oil Resources Niaga Umum 237/NU-BBM-IU/BPH 29 Januari 2016 MIGAS/ PT. Energi Nusantara Prima Niaga Umum 238/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Februari PT. Intim Putera Perkasa Niaga Umum 239/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Februari PT. Niaga Bumi Energi Niaga Umum 240/NU-BBM-IU/BPH 23 Maret 2016 MIGAS/ PT. Duta Bahari Menara Pengangkutan 241/PG-BBM-IU/BPH 31 Maret 2016 Line MIGAS/ PT. Mandiri Sukses Pengangkutan 242/PG-BBM-IU/BPH 31 Maret 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

96 NO NAMA BADAN USAHA JENIS NRU NO. NRU TANGGAL NRU Sentosa MIGAS/ PT. Selaras Makmur Mandiri Pengangkutan 243/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Petro Artha Indo Pengangkutan 244/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Mandiri Jaya Pengangkutan 245/PG-BBM-IU/BPH Perkasa Utama MIGAS/ PT. Pelita Berkah Pengangkutan 246/PG-BBM-IU/BPH Makmur MIGAS/ PT. Harapan Bahtera Pengangkutan 247/PG-BBM-IU/BPH Internusa MIGAS/ PT. Barokah Gemilang Pengangkutan 248/PG-BBM-IU/BPH Perkasa MIGAS/ PT. Cahaya Segara Pengangkutan 249/PG-BBM-IU/BPH Madu MIGAS/ PT. Pelayaran Nasional Pengangkutan 250/PG-BBM-IU/BPH Belitung Jaya Line MIGAS/ PT. Indah Tiga Saudara Pengangkutan 251/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Anggun Adi Pengangkutan 252/PG-BBM-IU/BPH Sentosa MIGAS/ PT. Taruna Bina Sarana Pengangkutan 253/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Bintang Agrino Sari Pengangkutan 254/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Adisentra Naksatra Pengangkutan 255/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Petro Artha Indo Penyimpanan 256/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Taruna Bina Sarana Penyimpanan 257/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Jakarta Tank Penyimpanan 258/PN-BBM-IU/BPH Terminal MIGAS/ PT. Nusa Yasa Abadi Penyimpanan 259/PN-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Abeta Cahaya Niaga Umum 260/NU-BBM-IU/BPH Gemilang MIGAS/ PT. Yosindo Jaya Raya Niaga Umum 261/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Yosindo Jaya Raya Pengangkutan 262/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Patra Buana Putra Niaga Umum 263/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Mecorin Olindo Niaga 264/NT-BBM-IU/BPH Raya Terbatas MIGAS/ PT. ExxonMobil Niaga Umum 265/NU-BBM-IU/BPH Lubricants Indonesia MIGAS/ PT. Sahassa Prima Niaga Niaga Umum 266/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret April Mei Mei 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

97 NO NAMA BADAN USAHA JENIS NRU NO. NRU TANGGAL NRU 38 PT. Jagad Nusantara Energi Niaga Umum 267/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Nusantara Energy Niaga Umum 268/NU-BBM-IU/BPH Plant Indonesia MIGAS/ PT. Fajar Putra Pengangkutan 269/PG-BBM-IU/BPH Galunggung MIGAS/ PT. Bayu Sinergi Pengangkutan 270/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Fajar Bintang Niaga Umum 271/NU-BBM-IU/BPH Mandiri MIGAS/ PT. Rizky Jaya Utama Pengangkutan 272/PG-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Teleindo Prakarsa Niaga Umum 273/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Intim Perkasa Niaga Umum 274/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Bahana Multi Niaga Umum 275/NU-BBM-IU/BPH Teknik MIGAS/ PT. Senjo Energi Niaga Umum 276/NU-BBM-IU/BPH Indonesia MIGAS/ PT. Utama Alam Energi Niaga Umum 277/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Andika Pradana Niaga Umum 278/NU-BBM-IU/BPH Jaya MIGAS/ PT. Dwi Andalan Niaga 279/NU-BBM-IU/BPH Nusantara Terbatas MIGAS/ PT. Penco Energi Niaga Umum 280/NU-BBM-IU/BPH Indonesia MIGAS/ PT. Wisan Petro Energi Niaga Umum 281/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Nusantara Prima Niaga Umum 282/NU-BBM-IU/BPH Sinergi MIGAS/ PT. Petro Perkasa Niaga Umum 283/NU-BBM-IU/BPH Indonesia MIGAS/ PT. Petro Perkasa Penyimpanan 284/PN-BBM-IU/BPH Indonesia MIGAS/ PT. Indo Lautan Energi Niaga Umum 285/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Berkah Prabu Niaga Umum 286/NU-BBM-IU/BPH Energi MIGAS/ PT. Laros Petroleum Niaga Umum 287/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Laros Petroleum Pengangkutan 288/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Patra Andalas Niaga Umum 289/NU-BBM-IU/BPH Sukses MIGAS/ PT. Mitra Utama Energi Niaga Umum 290/NU-BBM-IU/BPH MIGAS/ PT. Cahaya Ujung Niaga Umum 291/NU-BBM-IU/BPH Belingkar MIGAS/ Mei Mei Mei Juni Juni Juni Juli Juli Juli Juli Juli Juli Agustus Agustus September September September September Oktober November November November November Desember Desember 2017 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

98 Dengan demikian, total Badan Usaha yang mendapatkan Nomor Registrasi Usaha (NRU) periode Tahun adalah sebanyak 292 Badan Usaha. Grafik 18. Badan Usaha Pemilik NRU Per 31 Desember Publikasi Data BBM Melalui Website BPH Migas Data dan Informasi BBM dipublikasikan melalui website BPH Migas. Hal ini dilakukan dalam mempermudah Stakeholders dan Masyarakat dalam mendapatkan informasi yang up to date mengenai data dan informasi BBM khususnya dalam Bidang Hilir yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi BPH Migas. Untuk Mengakses data BBM pada website BPH Migas melalui alamat Adapun data-data yang dapat dipublikasi pada website BPH Migas adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

99 D A T A B B M BERITA APLIKASI POLA DISTRIBUSI BBM HARGA BBM STATISTIK BBM SARANA DAN FASILITAS BBM KOMODITAS BBM CADANGAN BBM PEMBAGIAN WILAYAH SKEMA ALOKASI PENGAWASAN BBM DAFTAR BADAN USAHA PEMILIK NRU Gambar 14. Konten BBM pada Website BPH Migas Gambar 15. Published Perhitungan Harga BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

100 Gambar 16. Published Daftar Harga BBM Gambar 17. Published Data Kuota BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

101 Gambar 18. Published Konsumsi BBM Nasional JBT, JBKP dan JBU dari Tahun Gambar 19. Fasilitas Pengangkutan BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

102 Gambar 20. Fasilitas Penyimpanan BBM Gambar 21. Fasilitas Penyalur BBM Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

103 Gambar 22. Simulasi Cadangan BBM Gambar 23. Daftar Badan Usaha BBM Pemilik NRU BPH Migas Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

104 Gambar 24. Daftar Merek Dagang Badan Usaha BBM V. Jumlah Pengelolaan Dukungan Manajemen Bidang BBM SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALISASI % Tersedianya Pengaturan dan Penetapan serta Terlaksananya Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusia n BBM di Seluruh Wilayah NKRI Jumlah Pengelolaan Dukungan Manajemen Bidang BBM 2 Laporan 2 Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa ,34 Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi terhadap target kinerja adalah sebesar 100 %. Pencapaian untuk kegiatan ini didukung dengan pelaksanaan kegiatan : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

105 1. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam rangka evaluasi penyediaan dan pendistribusian BBM Dalam kegiatan ini BPH Migas melakukan rapat koordinasi dengan Pemda, stakeholders dan beberapa instansi terkait dalam rangka evaluasi penyediaan dan pendistribusian BBM. Dalam rapat koordinasi tersebut diperoleh hasil, antara lain: a) bahwa BBM dikecualikan pengelolaannya pada peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Pasal 3). Sehingga Pemda melalui Dinas terkait dapat melakukan pengecualian terhadap limbah yang dihasilkan oleh BBM. b) Dengan adanya pengecualian B3 terhadap BBM maka Pemda melalui dinas terkait tidak perlu mengeluarkan surat rekomendasi untuk izin pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). c) Dalam rangka menjamin Peyediaan dan Pendistribusian BBM diperlukan Izin Angkutan Barang Khusus untuk kendaraan yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Badan Usaha yang memiliki Izin Usaha Pengangkutan BBM (komersial). 2. Membuat skema pengembangan pembentukan pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain Kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2016 terkait skema pengembangan pembentukan pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain antara lain pengumpulan informasi terkait penyusunan jadwal training untuk tahun 2016, pembahasan dan penyusunan dan jadwal training/diklat/kunjungan luar negeri dan penyusunan laporan triwulan I-IV TA Melakukan Dukungan Manajemen kegiatan Direktorat BBM Telah dilakukan dukungan manajemen kegiatan Direktorat BBM Dalam rangka melaksanakan kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Bidang Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

106 BBM, pada Tahun 2016 Direktotat BBM telah melakukan dukungan manajemen kegiatan direktorat BBM dengan melakukan satu kali konsinyering luar kota di Bogor dan pengawasan serta uji petik lapangan di beberapa Kabupaten/Kota. Realisasi Anggaran Anggaran kegiatan Direktorat Bahan Bakar Minyak tahun 2016 pagu awal adalah sebesar Rp ,- selanjutnya pada Bulan Desember Tahun 2016 terdapat Anggaran Belanja Tambahan menjadi sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 72,72%. Realisasi anggaran sebesar 72,72%, hal ini dikarenakan pada kegiatan dengan kode mata anggaran kegiatan yaitu Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan Pendistribusian BBM terdapat alokasi anggaran yang diblokir (Self Blocking) sebesar Rp ,- yang merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 dengan DIPA BPH Migas 2016 yang diterbitkan oleh Kemenkeu pada tanggal 31 Oktober Jika dana self blocking tersebut tidak diperhitungkan pada pagu anggaran, maka realisasi anggaran pada kegiatan dengan kode MAK sebesar 98,85% dan realisasi anggaran Direktorat BBM secara keseluruhan adalah sebesar 98,90%. Penjelasan lebih rinci sebagai berikut : KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 1929 Pengaturan, Penetapan dan Pelaksanaan Pengawasan ,72 Penyediaan dan Pendistribusian Bbm Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan ,80 Pendistribusian BBM Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang Penyediaan dan ,80 Pendistribusian BBM 051 Melakukan Penyusunan Peraturan Yang Terkait Dengan ,60 Peraturan & Pengawasan atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM 052 Melakukan Evaluasi Peraturan/Juklak/Juknis/SOP Bidang penyediaan dan Pendistribusian BBM 053 Melakukan Koordinasi persiapan penerapan ,79 pendistribusian Bahan Bakar Minyak melalui Sub Penyalur 054 Melakukan Koordinasi penyiapan pengaturan, ,52 pengelolaan dan pengawasan Cadangan BBM nasional 055 Melakukan monitoring Cadangan Operasional Badan usaha dalam rangka menjaka ketahanan Stok BBM ,00 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

107 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % Perencanaan Pelaksanaan Penyediaan dan ,84 Pendistribusian BBM Laporan Perencanaan Pelaksanaan Penyediaan dan ,84 Pendistribusian BBM 054 Melakukan Penunjukan Badan Usaha Pelaksana Jenis ,04 BBM Tertentu dan BBM Khusus Penugasan Alokasi BBM Per Propinsi Kabupaten/Kota 055 Koordinasi Pengumpulan Bahan dan Data di ,37 Kabupaten/Kota untuk Perhitungan BBM Nasional Pengaturan dan Pengawasan Atas Penyediaan dan ,21 Pendistribusian BBM Laporan Pelaksanaan Pengaturan dan Pengawasan atas ,21 Penyediaan dan Pendistribusian BBM 058 Melakukan koordinasi & memberikan rekomendasi hasil ,48 penyelidikan dan keterangan ahli pada kegiatan penanggulangan penyalahgunaan penyediaan dan pendistribusian BBM 059 Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap ,92 penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran jenis tertentu, BBM Khusus penugasan dan jenis BBM Umum di Seluruh wilayah NKRI 060 Melakukan koordinasi pemantauan dan klarifikasi ,93 terhadap laporan kegiatan badan usaha dalam penyediaan BBM dari produk impor dan kilang Dalam Negeri 061 Melakukan Koordinasi dan Pengawasan Terhadap ,95 Kegiatan Penyediaan dan Pendistribusian BBM JBT dan BBM Khusus Penugasan pada Daerah Tertinggal, Terluar dan Perbatasan 062 Melakukan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian ,30 Jenis BBM Umum dan Jenis BBM Khusus Penugasan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga BBM 063 Melakukan Verifikasi Volume Jenis BBM Tertentu oleh ,00 Verifikator Independen 064 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Penyediaan dan ,64 Pendistribusian BBM Dalam Rangka Mengamankan Pasokan BBM Menghadapi Natal dan Tahun Baru Layanan Data Informasi dan Sistem Pengawasan ,03 Penyediaan dan Pendistribusian BBM Pengelolaan Data Informasi dan Sistem Pengawasan ,03 Penyediaan dan Pendistribusian BBM 064 Melakukan monitoring dan updating data dan ,00 infrastruktur penyediaan dan pendistribusian BBM berbasis IT 065 Mengembangkan sistem pengawasan dan pengaturan ,00 BBM 066 Mengembangkan sistem informasi terpadu pelaporan ,00 Badan Usaha Non PSO secara On line 067 Melakukan pemberian Nomor Registrasi Usaha dan ,92 Nomor Registrasi Penyalur BBM Bersubsidi (NRPNB) serta monitoring atas perselisihan Antar Badan Usaha Layanan Dukungan Manajemen Bidang BBM , Pengelolaan Dukungan Manajemen Bidang BBM , Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam ,47 rangka evaluasi penyediaan dan pendistribusian BBM 069 Membuat skema pengembangan pembentukan ,00 pengaturan dan pelaksanaan pengawasan BPH Migas dengan komparasi dari Badan Pengatur/Kementerian Hilir Minyak dan Gas Bumi di negara lain 070 Melakukan Dukungan Manajemen kegiatan Direktorat ,00 BBM 071 Buffer Anggaran Operasional 4 Bulan Paska Pemotongan Anggaran pada Direktorat BBM ,75 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

108 3.3.2 Direktorat Gas Bumi Pengukuran kinerja Direktorat Gas Bumi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran. Sesuai dengan Rencana Kinerja Direktorat Gas Bumi BPH Migas tahun 2016 terdapat 1 program dan 1 kegiatan 1 sasaran strategis. Secara ringkas sebagaian besar sasaran strategis yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat sebagian kecil sasaran strategis yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2016 ini. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, Direktorat Gas Bumi BPH Migas telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Pada dasarnya proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Gas Bumi BPH Migas yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Melalui proses ini diharapkan adanya upayaupaya perbaikan kinerja masing-masing Subdirektorat di lingkungan Direktorat Gas Bumi BPH Migas, sehingga target kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Secara umum pengukuran capaian kinerja Direktorat Gas Bumi BPH Migas Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja terhadap masing-masing indikator kinerja. Namun untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun sebelumnya. Sebagian besar sasaran strategis yang ditargetkan dapat dicapai, namun terdapat beberapa sasaran strategis yang melebihi target pada tahun 2016 ini. Sebagaimana disebutkan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa Direktorat Gas Bumi mempunyai tugas dan wewenang antara lain : a. Melaksanakan pengaturan dan penetapan pengusahaan transmisi dan distribusi Gas Bumi; Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

109 b. Melaksanakan pengaturan dan penetapan Tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; c. Melaksanakan evaluasi dan penetapan Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil; d. Melaksanakan penetapan dan pemberlakuan Sistem Informasi Pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; e. Menyelesaikan perselisihan yang timbul terhadap pemegang Hak Khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dan/atau yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa; f. Memberikan Hak Khusus pengangkutan Gas Bumi melalui pipa pada ruas tertentu dari transmisi Gas Bumi dan pada wilayah tertentu dari jaringan distribusi Gas Bumi melalui lelang, berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional; g. Pengawasan pada Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa. Dalam Penetapan Kinerja Direktorat Gas Bumi Tahun 2016 terdapat 1 Sasaran Strategis yaitu Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. I. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 2 SK 11 SK 550 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , 82 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

110 Catatan : Dalam kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa terdapat Output Cadangan sebesar Rp sesuai surat Sekjen KESDM nomor 6949/82/SJN.K/2016 tanggal 7 September 2016 Hal ususlan Revisi Anggaran Penghematan Belanja Kementerian ESDM Dalam APBN-P TA 2016 Melalui Mekanisme Self Blocking. Apabila Output Cadangan terealisasi maka realisasi akan mencapai Rp atau 99.67%. Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2015 yaitu 900% (9 SK) dari target 1 SK terjadi penurunan pada tahun 2016 secara persentasi tapi ada peningkatan secara SK (ada 11 SK). Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu : A. Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Kegiatan pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa telah mencapai target 550%. Tahun 2016, BPH Migas telah memberikan 10 (sepuluh) Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebagai berikut : No Badan Usaha Wilayah Administrasi I 1 PT. Surya Cipta Internusa Jaringan Distribusi Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur Kabupaten Gresik, Jawa Timur Hak Khusus Nomor Tanggal 08/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 II 2 PT. Bayu Buana Gemilang Jaringan Distribusi Cikarang dan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 09/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 III 3 PT. Mutiara Energy SKG PT Mutiara Energy di Pondok Tengah sampai dengan MS PT Mulia Keramik Indah Raya, Kab Bekasi, Prov Jabar Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 10/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

111 IV 4 PT. Berkah Usaha Energy SKG PTPertamina Gas Bitung sampai dengan MS PT Berkah Usaha Energy, Kec Bitung, Kab Tangerang, Prov Banten Kabupaten Tangerang, Banten 11/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 V PT. Gazcomm Energi 5 MS PT Berkah Usaha Energy sampai dengan MRS PT Gazcomm Energi di Kawasan PT Torabika Eka Semesta, Kec Bitung, Kab Tangerang, Prov Banten Kabupaten Tangerang, Banten 12/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 VI 6 VII 7 PT. Pasundan Resources MS PT Sinergi Patriot Bekasi di Stasiun Kompresor Kel Jati Raden, Kec Jati Sampurna, Kota Bekasi sampai dengan MS PT Pasundan Resources di KP- 0 Kel Jati Karya, Kec Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jabar PT. Sinergi Patriot Bekasi Stasiun Pengumpul Jatinegara KecJati Sampurna, Kota Bekasi sampai dengan MS PT Sinergi Patriot Bekasi di Stasiun Kompresor Kel Jati Raden, Kec Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jabar Kota Bekasi, Jawa Barat 13/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 Kota Bekasi, Jawa Barat 14/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 VIII PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk 8 Jaringan Distribusi Lampung, Provinsi Lampung Provinsi Lampung 15/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 IX 9 PT. Sadikun Niagamas Raya GRE PT Pertamina Gas sampai demgan MRS PT Java Energi Semesta, Kabupaten Gresik, Provinsi Jatim Kabupaten Gresik, Jawa Timur 16/KD/BPH MIGAS/KOM/ Juni 2016 X 10 PT. Indogas Kriya Dwiguna TA#3 Lapindo Brantas Inc, Kalidawer ke Mother Station PT Baskara Asri Ghas, Gebang Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur 20/KD/BPH MIGAS/KOM/ Sep-16 Sedangkan untuk Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, BPH Migas telah menerbitkan 1 (satu) surat keputusan yaitu : No Badan Usaha Wilayah Administrasi Nomor Hak Khusus Tanggal I 1 PT Mitra Energi Gas Sumatera GN. Megang - Singa Station, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan Realisasi Anggaran Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 25/KT/BPH MIGAS/KOM/ Desember 2016 a. Anggaran kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan menetapkan hak khusus pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar % atau sebesar Rp (Sembilan Ratus Delapan Juta Delapan Ratus Delapan Ribu Seratus Sembilan Puluh Dua Rupiah) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

112 B. Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. BPH Migas dalam rangka melaksanakan pengawasan pelaksanaan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi berpedoman pada Peraturan BPH Migas Nomor 19/P/BPH Migas/XI/2010 tentang Pemberian Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa. Hasil dari pengawasan pelaksanaan Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi akan dijadikan bahan rekomendasi bagi BPH Migas dalam hal pemberian sanksi kepada Badan Usaha yang tidak mematuhi ketentuan dari peraturan yang berlaku. Sanksi yang akan diberikan dapat berupa teguran, denda, pencabutan Hak Khusus dan pengusulan pencabutan Izin Usaha kepada Pemerintah. Realisasi Anggaran a. Anggaran kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar Rp ,- (Tujuh Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Seratus Enam Puluh Ribu Rupiah); b. Realisasi kegiatan melaksanakan pengawasan hak khusus kegiatan usaha pengangkutan dan/atau niaga gas bumi melalui pipa adalah sebesar % atau sebesar Rp (Tujuh Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Tiga Ribu Seratus Delapan Puluh Delapan Rupiah). Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

113 C. Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi dengan Badan Regulator Gas Bumi di Luar Negeri Sampai dengan TW IV kegiatan belum dapat dilaksanakan terkait dengan instruksi penghematan anggaran APBN 2016 yang berdasarkan hasil rapat para Pimpinan Kementerian ESDM di Hotel 101 Suryakencana Bogor tanggal 30 Agustus 2016 dan menindaklanjuti Penghematan Anggaran Kementerian ESDM sesuai Inpres Nomor 8 Tahun 2016 serta surat Sekjen KESDM nomor 6949/82/SJN.K/2016 tanggal 7 September 2016 Hal usulan Revisi Anggaran Penghematan Belanja Kementerian ESDM Dalam APBN-P TA 2016 Melalui Mekanisme Self Blocking sehingga anggaran kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang dihapuskan untuk dilakukan penghematan tahap ketiga. Realisasi Anggaran Anggaran kegiatan Menyusun Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi dengan Badan Regulator Gas Bumi di Luar Negeri setelah dilakukan pemotongan dan penghematan adalah sebesar Rp (Tiga Ratus Empat Puluh Juta Enam Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah) yang merupakan anggaran untuk pembayaran honor selama sepuluh bulan. II. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 SK 2 SK 200 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , 94 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

114 Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2015 yaitu 100% (1 SK) dari target 1 SK terjadi peningkatan pada tahun 2016 menjadi 200% ( realisasi 2 SK). Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu : A. Menetapkan Pengaturan Akses (Access Arranngement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas mempunyai kewajiban untuk menerapkan open access terhadap fasilitas pengangkutan Gas Bumi yang dimilikinya dengan tujuan agar penggunaan fasilitas tersebut menjadi lebih optimal dengan memberikan spare capacity fasilitas yang belum dipakai sepenuhnya kepada pihak ketiga. Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa atau yang dikenal dengan Pengaturan Akses adalah suatu aturan yang memuat tentang hak dan kewajiban transporter dan penggunaan pipa. Dalam Pengaturan Akses tersebut juga menerangkan aturan yang menyangkut mekanisme bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik transporter dan aturan-aturan lainnya seperti aturan yang berkaitan dengan aspek teknis maupun legal. Mengingat bahwa fasilitas pengangkutan adalah milik Badan Usaha Transporter, maka Pengaturan Akses pada dasarnya dibuat oleh Badan Usaha Transporter, namun demikian agar suatu Pengaturan Akses memiliki jiwa etika bisnis yang wajar, sehat dan transparan, maka BPH Migas berwenang untuk memberikan masukanmasukan terhadap Pengaturan Akses yang dibuat oleh Badan Usaha Transporter. Secara ringkas dinyatakan bahwa Pengaturan Akses adalah aturan yang dibuat oleh Badan Usaha Transporter yang mana dalam mekanisme pembuatannya mengacu kepada petunjuk pelaksanaan pembuatan Pengaturan Akses yang dikeluarkan oleh BPH Migas. Suatu Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

115 Pengaturan Akses secara legal dapat digunakan apabila Pengaturan Akses tersebut telah disetujui dan ditetapkan oleh BPH Migas. A.1. Penetapan Access Arrangement PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) untuk ruas transmisi Kepodang Tambak Lorok 1) Proses Penetapan Access Arrangement PT KJG untuk ruas transmisi Kepodang Tambak Lorok telah dilakukan sejak Pada tahun 2016 dilakukan finalisasi draft Access Arrangement dan Rapat Komite serta Sidang Komite dalam rangka penetapan Access Arrangement tersebut. 2) Sidang Komite Penetapan Access Arrangement PT KJG dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2016, dengan hasil ditetapkannya Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor : 04/AA/BPH Migas/KOM/2016 tentang Persetujuan Access Arrangement PT Kalimantan Jawa Gas Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Kalimantan Jawa Tahap 1 (Kepodang Tambak Lorok). A.2. Penyampaian Access Arrangement PT Transportasi Gas Indonesia Ruas Transmisi Grissik - Duri Sehubungan belum diterimanya penyempurnaan Draft Access Arrangement (AA) ruas transmisi gas bumi Grissik-Duri, BPH Migas telah mengirimkan surat kembali kepada PT Transportasi Gas Indonesia (PT TGI) Nomor 02/07/DGB/BPH/2016 pada tanggal 4 Januari 2016terkait dengan dengan permintaaan draft pengaturan akses ruas transmisi gas bumi Grissik-Duri tersebut. Surat tersebut telah ditanggapi PT TGI melalui surat Nomor 008/EXT/TGI/PD/01.16 pada tanggal 29 Januari dengan Draft AA ruas transmisi gas bumi Grissik-Duri sebagai lampiran. Kemudian surat ditindaklanjuti dengan mengadakan Kick Off Meeting Pembahasan Draft AA ruas transmisi gas bumi Grissik-Duri pada tanggal 11 Februari 2016 di BPH Migas. BPH Migas akan melakukan evaluasi Draft AA tersebut lebih lanjut dengan Transporter. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

116 A.3. Penetapan Access Arrangement PT Rabana Gasindo Usama Ruas Transmisi SGK Tegalgede SG Citeureup Telah dilaksanakan Sidang Komite pada tanggal 15 Desember Sidang menetapkan Access Arrangement PT Rabana Gasindo Usama Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi SKG Tegal Gede SKG Citeureup dan melalui SK Nomor 24/AA/BPH MIGAS/KOM/2016 tanggal 15 Desember Kegiatan Penetapan Pengaturan Akses Kepada Badan Usaha oleh BPH Migas telah mencapai target 200% (dua ratus persen). Pada tahun 2016, BPH Migas telah menetapkan Pengaturan Akses Kepada Badan Usaha melalui pipa yaitu : NO BADAN USAHA SK ACCESS ARRANGEMENT TANGGAL RUAS TRANSMISI/AREA Kalimantan Jawa Tahap I (Kepodang - 1 PT Kalimantan Jawa Gas 04/AA/BPH MIGAS/KOM/ Maret 2016 Tambak Lorok) 2 PT Rabana Gasindo Usama 24/AA/BPH MIGAS/KOM/ Desember 2016 SKG Tegalgede - Stasiun Gas Citeureup B. Melaksanakan Pengaturan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. B.1. Pemanfaatan Pipa Jaringan Gas Kota dan SPBG untuk Niaga Gas Industri. B.2. Pemanfaatan Pipa Dedicated Hilir PT Perusahaan Gas Negara untuk Pengaliran Gas Petrochina International Jabung Ltd. B.3. Pemanfaatan Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Belawan-Hamparan Perak-Paya Pasir oleh PT PLN (Persero). B.4. Kemungkinan Penurunan Biaya Regasifikasi dan Toll Fee akibat Naiknya volume Pengaliran Gas pada Pipa Ruas Transmisi Arun Belawan B.5. Pemanfaatan Gas Bumi untuk Commissioning Plant Ammonia Urea II PT Petrokimia Gresik Latar belakang permasalahan adalah adanya kemungkinan pengaliran gas dari HCML untuk commissioning Plant Ammonia Urea Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

117 II PT Petrokimia Gresik yang mengalami keterlambatan hingga Mei 2018, untuk itu dilakukan rapat koordinasi pada tanggal 8 Maret 2016 dengan para stakeholder (notulen terlampir). PT Petrokimia Gresik menyampaikan bahwa kebutuhan commissioning Plant Ammonia Urea II adalah sebagai berikut: Mei-Juni 2017 (10 MMSCFD) Juli Agustus 2017 (14 MMSCFD) September November 2017 (71 MMSCFD) Desember 2017 (81 MMSCFD) untuk performance test dengan rate 100% Januari April 2018 (71 MMSCFD untuk operasi pada rate 85%) Mei 2018 dimulai pengaliran dari HCML Untuk pemanfaatan gas bumi untuk keperluan commissioning plant dilakukan inventarisasi kemungkinan pasokan dan alokasi gas, yaitu: Terdapat potensi gas make-up dari lapangan TSB (KEIL) yang belum terambil. PT Pertagas Niaga mengusulkan kepada KEIL untuk rencana penggunaan potensi untaken gas sebesar 30 BSCF. Terkait dengan pengambilan potensi untaken gas, KEIL menyetujui dengan mempertimbangkan kemampuan produksi lapangan serta persetujuan SKK Migas untuk amandemen jumlah kontrak harian. Untuk hal tersebut agar KEIL berkoordinasi dengan SKK Migas PT PLN (Persero) menyampaikan terdapat potensi surplus pasokan gas untuk Pusat Listrik Gresik sebesar BBTUD dengan catatan (a) Pasokan Gas dari PJU on stream pada tahun 2016, dan (b) Pasokan gas dari Santos sebesar 25 BBTUD belum dipindahkan ke Pusat Listrik Grati yang masih menunggu penyelesaian pembngunan pipa Pertagas Porong-Grati. Dimana pipa Porong-Grati sendiri target on-stream di Juni 2016, sedangkan sesuai dengan PPG dengan PT Petrokimia Gresik pipa looping Gresik-PKG selesai di Juli Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

118 Dalam upaya pemenuhan kebutuhan gas untuk commissioning plant Ammonia Urea II PT Petrokimia Gresik, agar PT Petrokimia Gresik dapat menyampaikan permohonan alokasi dan pemanfaatan gas kepada Menteri ESDM. B.6. Koordinasi Pembahasan Amandement GTA (Gas Transportation Agreement) Ruas Pipa Arun-Belawan dan GTA Belawan Paya Pasir. B.7. Koordinasi Penanganan Glycol pada pipa Ruas Transmisi Gas Bumi Kepodang Tambak Lorok C. Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa C.1. Rapat Penyusunan Perpres Tata Kelola Gas Bumi Terdapat 4 opsi mekanisme Badan Penyangga : 1. hanya ada satu Badan Penyangga Gas Bumi yang lingkupnya menyeluruh meliputi pasokan, transmisi dan distribusi, yang dapat disebutkan sebagai Badan Usaha Penyangga Pasokan, Transmisi dan Distribusi Gas Bumi (BUPPTDGB) 2. Terdapat dua Badan Penyangga yaitu Badan Usaha Penyangga pasokan dan Transmisi Gas Bumi (BUPPTGB) dan Badan Usaha Penyangga Distribusi Gas Bumi (BUPDGB) 3. Terdapat satu BUPPTDGB dan beberapa BUPDGB berdasarkan provinsi atau sejumlah provinsi. 4. Terdapat beberapa BUPPTDGB pada setiap provinsi atau sejumlah provinsi. C.2.Pengawasan Penerapan Pengaturan Akses (Access Arrangement) PT Kalimantan Jawa Gas Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Kalimantan Jawa Tahap 1 (Kepodang - Tambak Lorok). Pengaturan Akses (Access Arrangement) PT Kalimantan Jawa Gas Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Kalimantan Jawa Tahap 1 (Kepodang - Tambak Lorok) telah disetujui dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 04/AA/BPH MIGAS/KOM/2016 pada tanggal 7 Maret Pengawasan Penerapan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

119 Pengaturan Akses untuk ruas tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi terkait penerapan Access Arrangement dan kemajuan proses pengangkutan gas bumi yang telah dilaksanakan. C.3.Pelaksanaan Koordinasi dan Pengawasan terkait Penambahan Titik Serah (Delivery Point) pada ruas Pipa Arun-Belawan milik PT Pertamina Gas untuk penyaluran gas PT Pertagas Niaga kepada PT PGN (Persero) Tbk. C.4.Pembahasan Pengawasan Pipa Open Access Sumatera Utara Milik PT PGN (Persero) C.5.Rapat Koordinasi Penyusunan Peraturan Presiden tentang Tata Kelola Gas Bumi dan revisi Peraturan Menteri No. 19 Tahun Tujuan Kegiatan ini adalah untuk melakukan penyusunan konsep Peraturan Presiden RI tentang Sistem Tata Kelola Migas bidang Gas Bumi dan membahas masukan revisi Permen ESDM Nomor 19 Tahun poin-poin penting dari kegiatan ini adalah : BPH Migas menyampaikan paparan mengenai Pembentukan Distribusi System Operator (DSO) dan Transmision System Operator (TSO) dalam rangka penyeragaman harga gas Perusahaan Distribution System Operator (DSO) ditentukan berdasarkan perusahaan yang memiliki fasilitas yang paling besar atau BUMN Distribusi. Terkait Harga Gas Bumi, Pemerintah harus mengatur harga jual gas bumi di konsumen akhir, sehingga tercipta harga gas bumi yang seragam di konsumen akhir (perlu ada peraturan tentang harga gas bumi di hilir) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

120 III. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , 83 Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2015 yaitu 100% (7 Laporan) dengan 7 kegiatan dan pada tahun 2016 menjadi 100% ( 12 Bulan Layanan) dengan 2 kegiatan. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001, BPH Migas diberi amanat untuk meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Untuk menunjang pelaksanaaan tugas, tanggung Jawab dan wewenang dalam bidang Gas Bumi tersebut, maka Direktorat Gas Bumi BPH Migas memerlukan beberapa kegiatan yang mendukung Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi yaitu : A. Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi, instansi yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Unit Eselon I Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; B. Penyusunan Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi, instansi yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu Badan Pusat Statistik dan Bappenas. C. Buffer Anggaran Operasional 4 (empat) Bulan Paska Pemotongan Anggaran pada Direktorat Gas Bumi, Penghematan berdasarkan surat Sekjen KESDM Nomor 6949/82/SJN.K/2016 tanggal 7 September Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

121 A. Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : A.1. Anggaran dan Kegiatan Output Cadangan T.A Direktorat Gas Bumi telah mengusulkan kegiatan output cadangan T.A 2016 sebesar Rp ,- dari total output cadangan BPH Migas sebesar 52 Milyar, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 21. Usulan Anggaran dan Kegiatan Output Cadangan Direktorat Gas Bumi T.A Telah dilakukan revisi dalam rangka optimalisasi kegiatan Direktorat Gas Bumi tahun anggaran 2016, yaitu dengan menambah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota mak tanpa merubah pagu masing-masing output, dengan rincian sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

122 Tabel 22. Revisi Kegiatan Direktorat Gas Bumi T.A 2016 KODE URAIAN SEMULA MENJADI Pengaturan, Penetapan Dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan Dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa SK HAK KHUSUS PENGANGKUTAN DAN NIAGA GAS BUMI Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan Dan/Atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa KETERA NGAN Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Belanja Perjalanan Biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Menyusun Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi Dengan Badan Regulator Gas Bumi Di Luar Negeri Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkuutan Gas Bumi Melalui Pipa Tetap Tetap SK Persetujuan Pengaturan Akses Tetap 78 Menetapkan Pengaturan Akses (Access Arrangement) Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar kota Berubah 79 Melaksanakan Pengaturan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Berubah Belanja Bahan Berubah Belanja Jasa Profesi Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (Rapat di Luar Jam Kantor) Berubah Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Berubah 80 Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Berubah Belanja Perjalanan Biasa Berubah Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi Tetap Laporan Layanan Manajemen Tetap 81 Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi Tetap Belanja perjalanan biasa Berubah Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah 83 Penyusunan Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi Tetap Belanja perjalanan biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Tetap Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

123 KODE URAIAN SEMULA MENJADI KETERA NGAN Evaluasi Tarif Tetap 84 Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah Memiliki Hak Khusus Berubah Belanja perjalanan biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah 85 Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Berubah Belanja perjalanan biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Ketetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Evaluasi Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Mempersiapkan Penetapn Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Tetap Tetap Tetap Tetap Pengawasan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Tetap 87 Melaksanakan Verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha Berubah Belanja Perjalanan Biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota Berubah 88 Melaksanakan Verifikasi dan Evaluasi Pembangunan Ruas Tranmisi Gas Bumi Tetap Belanja perjalanan biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota Berubah 89 Melaksanakan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Berubah Belanja Perjalanan Biasa Berubah Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Berubah Telah dilakukan revisi anggaran Direktorat Gas Bumi dalam rangka penghematan anggaran TA 2016 sebesar Rp ,- melalui mekanisme selfblocking APBN-P sesuai dengan nota dinas Sekretaris BPH Migas nomor: 619/ND/Ses/BPH/2016 tanggal 16 September Selanjutnya, Direktorat Gas Bumi mendapat alokasi anggaran buffer 4 bulan untuk perjalanan Dinas Pimpinan sebesar Rp ,- (seratus juta rupiah). Berikut merupakan rincian penghematan anggaran Direktorat Gas Bumi: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

124 Tabel 23. Rincian Revisi Kegiatan Direktorat Gas Bumi T.A 2016 KODE URAIAN SEMULA MENJADI Pengaturan, Penetapan Dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan Dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa SK Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan Dan/Atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa* Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan Dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Menyusun Strategi Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi Dengan Badan Regulator Gas Bumi Di Luar Negeri Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkuutan Gas Bumi Melalui Pipa SK Persetujuan Pengaturan Akses Menetapkan Pengaturan Akses (Access Arrangement) Pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Milik Badan Usaha Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar kota 079 Melaksanakan Pengaturan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (Rapat di Luar Jam Kantor) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

125 KODE URAIAN SEMULA MENJADI Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Belanja Bahan Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi Laporan Layanan Manajemen Menyusun Perencanaan dan Mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi Belanja Jasa Profesi Belanja perjalanan biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Penyusunan Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Jasa Profesi Belanja perjalanan biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Buffer Anggaran Operasional 4 Bulan Paska Pemotongan Anggaran pada Direktorat Gas Bumi Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Evaluasi Tarif Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah Memiliki Hak Khusus Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja perjalanan biasa Perjalanan Dinas Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja perjalanan biasa Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

126 KODE URAIAN SEMULA MENJADI Perjalanan Dinas Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Ketetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Evaluasi Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Mempersiapkan Penetapn Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Pengawasan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melaksanakan Verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa pada Badan Usaha Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota Melaksanakan Verifikasi dan Evaluasi Pembangunan Ruas Tranmisi Gas Bumi Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja perjalanan biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota Melaksanakan Pengawasan Kegiatan Usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Belanja Bahan Belanja Honorarium Belanja Jasa Profesi Belanja Perjalanan Biasa Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

127 A.3. Rencana Anggaran dan Kegiatan T.A Direktorat Gas Bumi telah mengusulkan Kegiatan T.A dengan total anggaran sebesar Rp ,- lebih besar dari anggaran Tahun 2016 yang sebesar Rp ,-. Kenaikan anggaran ini dikarenakan pada tahun anggaran 2017 terdapat 5 (lima) tambahan kegiatan, 2 (dua) diantaranya termasuk dalam prioritas nasional. Pada Triwulan II dilakukan revisi dengan pemotongan anggaran sebesar Rp ,- sehingga pagu Sementara Direktorat Gas Bumi menjadi Rp ,- Pada Triwulan III dilakukan revisi pemotongan anggaran perjalanan dinas (MAK 524) sesuai dengan surat Irjen KESDM Nomor 235/07.02/IJN/2016 tanggal 20 September Direktur Gas Bumi telah menyampaikan nota dinas revisi TOR dan RAB hasil penghematan anggaran nomor : 764/ND/DGB/BPH/2016 tanggal 30 September Pagu Direktorat Gas Bumi menjadi Rp ,- Pada Triwulan IV dilakukan revisi anggaran Direktorat Gas Bumi sehingga pagu akhir menjadi Rp ,- A.4 Rencana Anggaran dan Kegiatan T.A Menindaklanjuti Surat Kepala Biro Perencanaan Nomor : 09310/04/SJR/2016 tanggal 30 September 2016 perihal permintaan usulan awal RKP TA 2018, Direktur Gas Bumi telah menyampaikan Renja-K/L TA 2018 s/d 2019 pada tanggal 9 Desember Rencana Anggaran TA 2018 adalah sebesar Rp ,-. A.5.Evaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi T.A Evaluasi kegiatan Direktorat Gas Bumi TA 2016 telah diinput dalam Aplikasi e-monev Bappenas dengan target capaian kinerja untuk tahun 2016 sebesar 100,00% dan target capaian anggaran sebesar 100,00%. Pada akhir 2016 status capaian kinerja Direktorat Gas Bumi Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

128 baik (berwarna hijau) dengan realisasi kinerja mencapai % (melebihi target), sedangkan untuk realisasi anggaran status capaian kinerjanya hati-hati (berwarna kuning) dengan realisasi anggaran mencapai 75.40% dengan output cadangan sebesar Rp.3,683,032,000 apabila terealisasi output cadangan maka realisasi anggaran menjadi 99,47% A.6 Realisasi Anggaran Direktorat Gas Bumi T.A Pagu kegiatan Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah Rp ,- atau 75,40 %; dengan rincian realisasi sebagai berikut : Tabel 24. Realisasi Direktorat Gas Bumi T.A (1 Januari-31 Desember 2016) KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % 1930 Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Melalui Pipa SK Hak Khusus Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi 074 Menetapkan Hak Khusus Pengangkutan dan/ atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa , , , , Melaksanakan Pengawasan Hak Khusus Kegiatan ,99 Usaha Pengangkutan dan/atau Niaga Gas Bumi Melalui Pipa 076 Menyusun Strategi Pengembangan Infrastruktur ,77 Gas Bumi dengan Badan Regulator Gas Bumi di Luar Negeri Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan ,94 Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa SK Persetujuan Pengaturan Akses , Menetapkan Pengaturan Akses (Access Arrengement) pada ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi Gas Bumi milik Badan Usaha 079 Melaksanakan Pengaturan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Mealui Pipa 080 Melaksanakan Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , , ,00 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

129 KODE PROGRAM / KEGIATAN / SUB KEGIATAN PAGU REALISASI SISA DANA % Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi , Laporan Layanan Manajemen , Menyusun Perencanaan dan mengevaluasi Kegiatan Direktorat Gas Bumi 083 Menyusun Data dan Informasi Pengusahaan Hilir Gas Bumi 084 Buffer Anggaran Operasional 4 Bulan Paska Pemotongan Anggaran pada Direktorat Gas Bumi , , , Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui ,39 Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Evaluasi Tarif , Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus 085 Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan (Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Evaluasi harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 086 Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa Pengawasan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi 087 Melaksanakan verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa pada Badan Usaha 088 Melaksanakan verifikasi dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi 089 Melaksanakan Pengawasan kegiatan usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa , , , , , , , , , ,94 B. Penyusunan data Dan Informasi Pengusahaan Hilir Hasil kegiatan penyusunan data dan informasi pengusahaan Gas Bumi melalui pipa adalah pelaksanaan rapat koordinasi serta rekapitulasi dan pengolahan data dan informasi dari kegiatan Direktorat Gas Bumi yaitu Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir, Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa, Penetapan Akun Pengaturan, Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa, Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, Verifikasi Volume Pengaliran dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa selama tahun Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

130 B.1. Rapat Koordinasi, antara lain: Rapat Pemutakhiran Data Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi dengan mengundang PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Pertamina, dan PT Pertagas Niaga yang dilaksanakan di Kantor BPH Migas pada tanggal Agustus PT PGN menyampaikan bahwa pada Tahun 2016 tidak ada penambahan panjang pipa transmisi sedangkan untuk pipa distribusi s.d Juli 2016 realisasinya sepanjang 4.242,60 Km. Tahun 2017, PT PGN akan membangun pipa transmisi sepanjang 82 Km dan pipa distribusi sepanjang 62,8 Km. - PT Pertamina menyampaikan bahwa pada tahun 2016 tidak ada pembangunan pipa distribusi. - PT Pertagas Niaga menyampaiakan bahwa data panjang pipa distribusi eksisting sepanjang 5,72 Km. Rapat Pemutakhiran Data Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi dengan mengundang Badan Usaha yang dilaksanakan di Kantor BPH Migas pada tanggal 14 November Sesuai dengan Surat DGB Nomor 841/ND/DGB/BPH/2016 Hal Rekapitulasi Pipa Transmisi dan Distribusi, berikut adalah hasil rekapitulasi: Tabel 25. Data Panjang Pipa Transmisi dan Distribusi Panjang Pipa (km) No Jenis Pipa Tahun Transmisi 4.789, , , , , ,50 2 Distribusi 4.380, , ,82* 7.864,39** 7.864,39** 7.864,39** Total 9.169, , , , , ,89 * termasuk 515,6 km pipa jargas dan SPBG ** belum termasuk pipa jargas dan SPBG B.2.Hak Khusus Hak Khusus adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

131 pada Ruas Transmisi dan/atau pada Wilayah Jaringan Distribusi berdasarkan lelang (Pasal 1 butir 14 PP No. 36/2004). Kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa dilaksanakan oleh Badan Usaha setelah mendapat Hak Khusus dari Badan Pengatur (Pasal 27 PP No. 36/2004). Badan Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa Dedicated Hilir wajib mendapatkan Hak Khusus dari Badan Pengatur (Pasal 11 butir 5 Permen ESDM No. 19/2009) Pada tahun 2016, ada 11 (sebelas) pemberian Hak Khusus dari BPH Migas untuk Badan Usaha Niaga Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 10 (sepuluh) dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa sebanyak 1 (satu) Hak Khusus Niaga Gas Bumi Melalui Pipa: B.3.Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, penetapan dan pengawasan Tarif dilakukan oleh Badan Pengatur dengan mempertimbangkan perhitungan keekonomian dari Badan Usaha, kepentingan pemakai dan konsumen (Pasal 34 PP No. 36/2004). Pada dasarnya Tarif dihitung berdasarkan metoda Cost of Service (COS), yaitu Tarif dihitung berdasarkan jumlah pendapatan yang harus diterima oleh pemilik jaringan pipa gas bumi (transporter) dari Tarif yang dibayarkan oleh para pengguna pipa (shippers), agar pendapatan tersebut dapat mengembalikan semua biaya yang telah dikeluarkan oleh transporter dalam rangka menjalankan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa serta dapat memberikan keuntungan yang wajar dari investasi yang telah dikeluarkan. Keuntungan yang wajar ditetapkan oleh Badan Pengatur (BPH Migas) dengan ketentuan IRR sama dengan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Dengan adanya Tarif pada ruas pipa transmisi dan jaringan distribusi gas bumi, maka ruas pipa transmisi dan jaringan distribusi tersebut dapat dimanfaatkan secara bersama oleh pihak ketiga (open access). Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

132 Pada Tahun 2016, terdapat 1 (satu) penetapan tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa oleh BPH Migas untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus, yaitu : Tabel 26. Ketetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa NO BADAN USAHA SK TARIF TANGGAL RUAS TRANSMISI TARIF KM 53 - SKG Bontang (16") USD 0,11 per MSCF KM 53 - SKG Bontang (20") USD 0,05 per MSCF Tj. Santan - SKG Bontang USD 0,15 per MSCF KHT - Cilamaya - Citarik - Dawuan USD 0,36 per MSCF Cilamaya ORF - Dawuan USD 0,08 per MSCF 1 PT Pertamina Gas 33/Tarif/BPH 19 Desember Cilamaya - Citarik - Tegal Gede - Nagrak - Bitung - Cilegon USD 0,30 per MSCF Migas/KOM/ Rambutan - Betung - Prabumulih - Cambai - Simpang Y - Pulau Layang - USD 0,72 per MSCF PUSRI Limau Timur - Prabumulih - Cambai - Simpang Y - Pulau Layang - PUSRI USD 0,54 per MSCF Point B - PIM USD 0,04 per MSCF Pagerungan - Porong - Gresik - PKG USD 0,50 per MSCF B.4. Akun Pengaturan Badan Pengatur menetapkan dan memberlakukan sistem informasi pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. (Pasal 9 huruf (e), PP No. 36/2004). Tujuan utama adanya regulasi Akun Pengaturan, adalah untuk memisahkan pembukuan (Accounting Unbundling) antara kegiatan pengangkutan dengan kegiatan niaga gas bumi. Dengan terpisahnya pembukuan kegiatan pengangkutan dari kegiatan niaga gas bumi, maka data pembukuan kegiatan pengangkutan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan/evaluasi Tarif pada kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Informasi/data pembukuan kegiatan pengangkutan Gas bumi melalui pipa yang disampaikan kepada Badan Pengatur oleh Badan Usaha sebagimana diatur di dalam pedoman Akun Pengaturan, bertujuan agar Badan Pengatur dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

133 memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian terhadap pendapatan dan pembiayaan antara kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan kegiatan usaha yang tidak terkait dengan pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi, dilakukan dengan tepat dan benar; sebagai bahan informasi yang dibutuhkan oleh Badan Pengatur khususnya untuk menetapkan dan meninjau kembali Tarif pengangkutan gas bumi melaui pipa, dan untuk melakukan penetapanpenetapan dan/atau keputusan-keputusan lainnya yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Pengatur; mengawasi biaya-biaya yang telah disetujui oleh Badan Pengatur pada penetapan Tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa sebelumnya; meningkatkan tingkat transparansi didalam proses pengaturan dan pengambilan keputusan oleh Badan Pengatur, melaui laporan kinerja Badan Usaha dalam bentuk laporan informasi akuntansi, yang dapat diperbandingkan diantara para Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa; secara umum merupakan implementasi dari Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Pedoman Akun Pengaturan telah ditetapkan oleh BPH Migas dalam Peraturan No. 21/2011 tentang Akun Pengaturan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Transmisi. Pada tahun 2016, Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa yang telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan dan telah diverifikasi oleh BPH Migas adalah : Tabel 27. Badan Usaha Yang Telah Dilakukan Verifikasi Akun Pengaturan No Badan Usaha Tanggal Verifikasi 1 Energasindo Hekasa Karya 25 Juli Pertamina Gas 6 September PDPDE Gas 6 September 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

134 No Badan Usaha Tanggal Verifikasi 4 Majuko Utama Indoenesia 8 September Kalimantan Jawa Gas 8 September Transportasi Gas Indonesia 14 September Rabana Gasindo Usaha 14 September Gasindo Pratama Sejati 14 September PGN (Persero) 21 September 2016 B.5. Pemanfaatan Bersama Fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Access Arrangement adalah dokumen acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan gas bumi melalui pipa (open access). Access Arrangement merupakan implementasi dari Peraturan BPH Migas No. 15/2008, yang mewajibkan transporter untuk membuat Access Arrangement guna mengatur mekanisme open acces pada jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi yang dimiliki atau dikuasainya. Access Arrangement memuat tentang hak dan kewajiban transporter dan shipper, serta menerangkan aturan yang menyangkut mekanisme bagaimana pihak ketiga dapat mengakses fasilitas perpipaan milik transporter yang mencakup aspek teknis, aspek komersial dan aspek legal. Pada tahun 2016, BPH Migas telah menetapkan 2 (dua) Pengaturan Akses (Access Arrangement) pada ruas transmisi dan/atau wilayah jaringan distribusi gas bumi melalui pipa milik badan usaha, yaitu: Tabel 28. SK Pengaturan Akses (Access Arrangement) pada Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi No Nama Badan Usaha 1 PT Kalimantan Jawa Gas 2. PT. Rabana Gasindo Usama Ruas Transmisi Kalimantan Jawa Tahap I (Kepodang- Tambak Lorok) Tegal Gede - Cikarang Listrindo Surat Keputusan 04/AA/BPH MIGAS/KOM/2016 tanggal 7 Maret /AA/BPHMIGAS/KOM/2016 tanggal 15 Desember 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

135 B.6. Harga Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis atas penyediaan Gas Bumi serta sesuai dengan kebijakan harga yang ditetapkan Pemerintah (Pasal 72 ayat (2) PP No. 36/2004). Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil diatur dalam Peraturan BPH Migas No. 22 Tahun Pada tahun 2016, BPH Migas telah menetapkan 13 (tiga belas) dan sedang memproses 2 (dua) Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil pada jargas kota. Tabel 29. Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil No Badan Usaha 1 PT Pertamina Gas Niaga 2 PT Perusahaan Gas Negara 3 PT. Pertagas Niaga Kota Peraturan BPH Tanggal Migas Kab Bekasi No 01 Tahun April 2016 Kab Bulungan No 02 Tahun April 2016 Kota Lhokseumawe No 03 Tahun April 2016 Kab Ogan Ilir No 04 Tahun April 2016 Kab Sidoarjo No 05 Tahun April 2016 Kab Subang No 06 Tahun April 2016 Kota Pekanbaru No 07 Tahun April 2016 Kota Sengkang No 08 Tahun April 2016 Kota Lhoksukon No 09 Tahun April 2016 Kota Prabumulih No 10 Tahun April 2016 Kota Jambi No 11 Tahun April 2016 Kota Tarakan No 12 Tahun April 2016 Kab Sorong No 13 Tahun April 2016 Kota Balikpapan No 16 Tahun Desember 2016 Kota Cilegon No 17 Tahun Desember 2016 Ket Dalam Proses Dalam Proses Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

136 B.7.Realisasi Volume Pengangkutan Gas Bumi Pada Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada tahun 2016, jumlah Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi melalui pipa adalah 11 (sebelas) Badan Usaha yang terdiri dari : 1. PT. Pertamina Gas 2. PT. PGN (Persero) Tbk 3. PT.Transportasi Gas Indonesia 4. PT. Energasindo Heksa Karya 5. PT. Majuko Utama Indonesia 6. PT. Rabana Gasindo Usama 7. PT. Rabana Gasindo Utama 8. PT. Gasindo Pratama Sejati 9. PT. PDPDE Gas 10. PT. Kalimantan Jawa Gas 11. PT. Mitra Energi Gas Sumatera Hasil verifikasi realisasi volume Triwulan I-III dan proyeksi volume Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I, II dan III) pengangkutan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun 2016 adalah sebesar ,81 MSCF dengan rincian sebagai berikut : Tabel 30. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2016 No Badan Usaha Realisasi Volume TW I (MSCF) 1 PT Pertamina Gas 2 PT Transportasi Gas Indonesia 3 PT Kalimantan Jawa Gas 4 PT Gasindo Pratama Sejati 5 PT PGN (Persero) Tbk Realisasi Volume TW II (MSCF) Realisasi Volume TW III (MSCF) Proyeksi Volume TW IV (MSCF) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun Total (MSCF) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,22 6 PT Rabana , , , , ,28

137 No Badan Usaha Realisasi Volume TW I (MSCF) Gasindo Usama 7 PT Majuko Utama Indonesia 8 PT Rabana Gasindo Utama 9 PT Energasindo Heksa Karya Realisasi Volume TW II (MSCF) Realisasi Volume TW III (MSCF) Proyeksi Volume TW IV (MSCF) Total (MSCF) , , , , , , , , , , , , , , ,67 10 PT PDPDE Gas , , , , ,42 Total , , , , , Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume Triwulan I-III dan proyeksi volume Triwulan IV (berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I, II dan III) pengangkutan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada tahun Realisasi Volume Pengangkutan TW I TW II TW III TW IV* * berdasarkan hasil proyeksi dari rata - rata volume pengangkutan Triwulan I, II dan III Grafik 19. Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2016 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

138 Prosentase Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Tahun ,03% 0,17% 0,13% 0,04% 1,39% 0,03% 2,38% PT PERTAMINA GAS 0,34% 17,30% PT PGN (Persero) Tbk PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 78,19% PT MAJUKO UTAMA INDONESIA PT RABANA GASINDO USAMA PT RABANA GASINDO UTAMA PT GASINDO PRATAMA SEJATI PT PDPDE GAS PT KALIMANTAN JAWA GAS Grafik 20. Prosentase Volume Pengangkutan Gas Bumi Tahun 2016 Grafik diatas merupakan prosentase volume pengangkutan Gas Bumi melalui pipa per Badan Usaha. Badan Usaha terbesar yang melakukan kegiatan Pengaliran Gas Bumi melalui pipa adalah PT Pertamina Gas sebesar 78.19%, kedua tersebar adalah PT Transportasi Gas Indonesia sebesar 17.30% dan ketiga terbesar adalah PT Kalimantan Jawa Gas sebesar 2.38%. B.8.Realisasi Volume Niaga Gas Bumi Pada Badan Usaha pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Untuk triwulan III tahun 2016, jumlah Badan Usaha niaga Gas Bumi melalui pipa dedicated hilir adalah 26 (dua puluh enam) Badan Usaha yang terdiri dari: a) PT Bayu Buana Gemilang b) PT Odira Energy Persada c) PT Mitra Energi Buana d) PT Pelangi Cakrawala Losarang Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

139 e) PT Krakatau Daya Listrik f) PT Banten Inti Gasindo g) PT Sadikun Niagamas Raya h) PT Energasindo Heksa Karya i) PT Pertamina Gas (untuk kegiatan niaga) j) PT PGN (Persero) Tbk. k) PT PDPDE Gas l) PT Indogas Kriya Dwiguna m) PT Gagas Energi n) PT Surya Cipta Internusa o) PT Intermega Sebaku Indonesia p) PT Mutiara Energy q) PT Inti Data Latu Prima r) PT Berkah Usaha Energy s) PT Gazcomm Energi t) PT Sarana Cepu Energy u) PT Pertagas Niaga v) PT Sumber Petrindo Perkasa w) PT Igas Utama x) PT PDPDE Sumsel y) PT Pasundan Resource z) PT Sinergi Patriot Bekasi Hasil verifikasi realisasi volume (Triwulan I-III) dan proyeksi volume (Triwulan IV) penjualan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi pada tahun 2016 adalah sebesar ,96 MMBTU dengan rincian sebagai berikut : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

140 N o Badan Usaha 1 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 2 PT Sumber Petrindo Perkasa 3 PT Bayu Buana Gemilang 4 PT Energasindo Heksa Karya 5 PT Surya Cipta Indonesia Tabel 31. Volume Niaga Gas Bumi Tahun 2016 Realisasi Volume TW I (MMBTU) Realisasi Volume TW II (MMBTU) Realisasi Volume TW III (MMBTU) Proyeksi Volume TW IV (MMBTU) Laporan Kinerja BPH Migas Tahun Total (MSCF) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,74 6 PT Gagas Energi , , , , ,20 7 PDPDE Gas , , , , ,13 8 PT Inti Data Latu , , , , ,69 Prima 9 PT Pertamina , , , , ,76 Gas 10 PT Krakatau , , , , ,69 Daya Listrik 11 PT Pelangi , , , , ,57 Cakrawala Losarang 12 PT Sadikun , , , , ,63 Niagamas Raya 13 PT Pertagas , , , , ,56 Niaga 14 PT Mitra Energi , , , , ,53 Buana 15 PDPDE Sumsel , , , , ,70 16 PT Odira Energi , , ,44 Persada *) 17 PT Banten Inti , , , , ,23 Gasindo 18 PT Indogas Kriya , , , , ,29 Dwiguna 19 PT Gazcomm , , , ,80 Energi *) 20 PT Sinergi , , , ,42 Patriot Bekasi 21 PT Berkah , , , ,52 Usaha Energy *) 22 PT Pasundan , , , ,35 Resources 23 PT Mutiara , , , , ,79 Energy 24 PT Igas Utama 5.065, , , , ,12 25 PT Intermega Sebaku Indonesia *) 26 PT Sarana Cepu

141 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA PT SUMBER PETRINDO PERKASA PT BAYU BUANA GEMILANG PT ENERGASINDO HEKSA KARYA PT SURYA CIPTA INDONESIA PT GAGAS ENERGI PT PDPDE GAS PT INTI DATA LATU PRIMA PT PERTAMINA GAS PT KRAKATAU DAYA LISTRIK PT PELANGI CAKRAWALA PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA PT PERTAGAS NIAGA PT MITRA ENERGI BUANA PT PDPDE Sumsel PT ODIRA ENERGI PERSADA PT BANTEN INTI GASINDO PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA PT GAZCOMM ENERGI PT SINERGI PATRIOT BEKASI PT BERKAH USAHA ENERGY PT PASUNDAN RESOURCES PT MUTIARA ENERGY PT IGAS UTAMA PT INTERMEGA SEBAKU PT SARANA CEPU ENERGI N o Badan Usaha Realisasi Volume TW I (MMBTU) Realisasi Volume TW II (MMBTU) Realisasi Volume TW III (MMBTU) Proyeksi Volume TW IV (MMBTU) Total (MSCF) Energi *) Total , , , , ,96 *) Terdapat 5 (lima) Badan Usaha yang tidak lagi mengalirkan Gas Bumi yaitu PT Odira Energi Persada, PT. Gazcomm Energi, PT Intermega Sebaku Indonesia, PT Berkas Usaha Energi dan PT Sarana Cepu Energi. Dibawah ini merupakan grafik verifikasi realisasi volume (Triwulan I-III) dan proyeksi volume (Triwulan IV) penjualan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi pada tahun 2016 adalah sebagai berikut. Realisasi Volume Niaga TW I TW II TW III TW IV* Grafik 21. Volume Niaga Gas Bumi Pada tahun 2016, penjualan Gas Bumi 5 (lima) terbesar adalah PT PGN (Persero) Tbk. sebesar 78,87% dari total, diikuti oleh PT PT Sumber Petrindo Perkasa sebesar 4,27% dari total. Ketiga terbesar adalah PT Bayu Buana Gemilang sebesar 3,48%, keempat adalah PT Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

142 Energasindo Heksa Karya sebesar 3,18% dan terbesar kelima adalah PT Surya Cipta Indonesia 2,67%. 0,06% 0,40% 0,35% 0,38% 0,64% 0,27% 0,21% 0,79% 1,97% 0,76% 3,48% 3,18% 2,67% 0,43% Prosentase Penjualan Gas Bumi Melalui Pipa Tahun 2016 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 0,09% 0,00% 0,08% 0,00% 0,15% 0,36% 0,01% 4,27% 0,31% 0,13% 0,14% 78,87% Grafik 22. Prosentase Volume Niaga Gas Bumi Tahun 2016 PT ENERGASINDO HEKSA KARYA PT BAYU BUANA GEMILANG PT SURYA CIPTA INDONESIA PT GAGAS ENERGI PT INTI DATA LATU PRIMA PT PDPDE Gas PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA PT PERTAMINA GAS PT ODIRA ENERGI PERSADA PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG PT MITRA ENERGI BUANA PT MUTIARA ENERGY PT BANTEN INTI GASINDO PT KRAKATAU DAYA LISTRIK PT PERTAGAS NIAGA PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA PT GAZCOMM ENERGI PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA PT BERKAH USAHA ENERGY PT SARANA CEPU ENERGI PT SUMBER PETRINDO PERKASA PT IGAS UTAMA PT PDPDE SUMSEL PT PASUNDAN RESOURCES PT SINERGI PATRIOT BEKASI C. Realisasi Anggaran Anggaran untuk kegiatan Layanan Manajemen Direktorat Gas Bumi adalah Rp ,- (satu milyar sembilan ratus lima puluh enam juta seratus empat belas ribu rupiah) dan realisasi anggaran yang telah digunakan sebesar Rp ,- (satu milyar sembilan ratus tiga puluh tiga juta dua ratus tujuh belas ribu lima ratus enam puluh lima rupiah) dengan persentasi sebesar 98,83%. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

143 IV. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI- SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI - SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkuta n Gas Bumi Melalui Pipa Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1 Tarif 1 Tarif 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa , 39 Pada tahun 2016 telah diterbitkan 1 SK Penetapan tarif sehingga realisasi terhadap target adalah 100% (target 1 SK). Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pelaporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu : A. Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus. Keluaran dari kegiatan Analisis Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Badan Usaha yang telah memiliki Hak Khusus adalah: - Terlaksananya Analisis, Evaluasi Perhitungan dan Penetapan tarif pengangkutan Gas Bumi melalui pipa milik Badan Usaha yang telah mendapatkan Hak Khusus dari BPH Migas. - Laporan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Hasil Dengar Pendapat (Public Hearing) BPH Migas dan Pihak-Pihak Terkait dalam Rangka Penetapan Regulasi dan Keputusan BPH Migas. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

144 Berdasarkan Tabel dibawah, kegiatan Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa telah mencapai target 100% (seratus persen) sesuai target yang direncanakan pada tahun BPH Migas telah menetapkan Tarif Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yaitu : Tabel 32. Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa NO BADAN USAHA SK TARIF TANGGAL RUAS TRANSMISI TARIF KM 53 - SKG Bontang (16") USD 0,11 per MSCF KM 53 - SKG Bontang (20") USD 0,05 per MSCF Tj. Santan - SKG Bontang USD 0,15 per MSCF KHT - Cilamaya - Citarik - Dawuan USD 0,36 per MSCF Cilamaya ORF - Dawuan USD 0,08 per MSCF 1 PT Pertamina Gas 33/Tarif/BPH Migas/KOM/ Desember 2016 Cilamaya - Citarik - Tegal Gede - Nagrak - Bitung - Cilegon Rambutan - Betung - Prabumulih - Cambai - Simpang Y - Pulau Layang - PUSRI Limau Timur - Prabumulih - Cambai - Simpang Y - Pulau Layang - PUSRI Point B - PIM Pagerungan - Porong - Gresik - PKG USD 0,30 per MSCF USD 0,72 per MSCF USD 0,54 per MSCF USD 0,04 per MSCF USD 0,50 per MSCF Realisasi Anggaran Kegiatan Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Analisa Perhitungan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Untuk Badan Usaha Yang Telah Memiliki Hak Khusus untuk Tahun 2016 sebesar Rp ,00. dengan realisasi sebesar Rp ,00. Atau sama dengan 97,19% B. Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan (Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan. Monitoring dan Evaluasi Pelaporan akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa di perlukan untuk memastikan bahwa pemisahan dan pengalokasian pendapatan serta pembiayaan antara kegiatan pengangkutan Gas Bumi dan kegiatan usaha yang tidak terkait dengan pengangkutan Gas Bumi dilakukan secara tepat. BPH Migas sesuai ketentuan Pasal 5, huruf (f), Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 dan Pasal 9, huruf (e), Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 mempunyai wewenang menetapkan dan memberlakukan sistem informasi pengusahaan dan Akun Pengaturan pada Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

145 Akun Pengaturan (Regulatory Account) pada kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa, didasari atas adanya kebijakan unbundling pada kegiatan usaha gas melalui pipa. Kebijakan unbundling mengatur pemisahan antara kegiatan usaha infrastruktur gas (pengangkutan gas melalui pipa) dengan kegiatan usaha komoditas gas (niaga gas melalui pipa). Di Indonesia, pemisahan tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun Melalui penerapan Akun Pengaturan (Regulatory Accounts). Keluaran dari kegiatan monitoring dan evaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah: - Data dan informasi yang terkait pendapatan, pembiayaan dan investasi kegiatan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transporter yang disusun dalam Laporan Akun Pengaturan Badan Usaha Pengangkutan Gas Bumi; - Laporan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. Hasil Melaksanakan monitoring dan mengevaluasi Laporan akun pengaturan (Regulatory Account) kegiatan usaha pengangkutan : B.1. Pemberitahuan Penyampaian Laporan Akun Pengaturan B.2. Sosialisasi Penyampaian Laporan Akun Pengaturan B.3. Monitoring Penyampaian Laporan Akun Pengaturan Monitoring penyampaian Laporan Akun Pengaturan dilakukan oleh BPH Migas untuk memastikan bahwa Badan Usaha menyampaikan Laporan Akun Pengaturan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan pada Peraturan BPH Migas Nomor 21/P/BPH MIGAS/III/2011. B.4. Penyampaian Laporan Akun Pengaturan Setelah dilakukan pemberitahuan, sosialisasi dan monitoring penyampaian Laporan Akun Pengaturan Badan Usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa, seluruh badan usaha telah menyampaikan Laporan Akun Pengaturan dengan waktu penyampaian sebagai berikut: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

146 Badan Usaha Terbit Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 Penyampaian Laporan Akun Pengaturan tahun buku 2015 Pertamina Gas 27-Feb Mei-16 PGN (Persero) 11-Mar Jul-16 Transportasi Gas Indonesia 13-Mei Jul-16 Energasindo Heksa Karya 29-Jan Mei-16 Majuko Utama Indonesia 28-Apr Jun-16 Rabana Gasindo Usama 18-Apr Agu-16 Gasindo Pratama Sejati 22-Apr Agu-16 PDPDE Gas 29-Jan Agu-16 Kalimantan Jawa Gas 28-Mar Jul-16 B.5. Verifikasi Laporan Akun Pengaturan Setelah Badan Usaha menyampaikan laporan Akun Pengaturan, dilakukan verifikasi kebenaran dan kesesuaian Laporan Pengaturan dengan sumber data. B.6. Analisis Laporan Akun Pengaturan Analisa Laporan Akun Pengaturan telah diakukan terhadap 9 Badan Usaha. B.7. Identifikasi Komponen Biaya Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Identifikasi komponen biaya kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa dilakukan sebagai bagian dari kegiatan evaluasi Laporan Akun Pengaturan. Identifikasi ini meliputi biaya aset dan biaya operasional dan pemeliharaan Badan Usaha. B.8. Realisasi Anggaran Kegiatan Pagu Anggaran Tim Melaksanakan Monitoring Dan Mengevaluasi Laporan Akun Pengaturan (Regulatory Account) Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa untuk Tahun 2016 sebesar Rp ,00. Dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sama dengan 100% Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

147 V. Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALI - SASI % PROGRAM ANGGARAN (Juta Rp) PAGU REALI- SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Ketetapan Harga Gas Bumi Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil 2 Harga Gas 13 Harga Gas 650 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2015 yaitu 300% (3 SK) dari target 1 SK terjadi peningkatan pada tahun 2016 menjadi 650% (13 SK Harga Gas) dari target 2 SK Harga Gas. Dan 2 kota dalam proses perhitungan yaitu Kota Balikpapan dan Kota Cilegon untuk Badan Usaha PT Pertagas Niaga. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001, Pasal 46 ayat (3) menyebutkan bahwa Badan Pengatur melaksanakan pengaturan dan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi, Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa Harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengatur dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis. Selanjutnya dalam pelaksanaan penetapannya maka dikeluarkan Peraturan BPH Migas No. 22/P/BPH Migas/VII/2011 tanggal 18 Juli 2011 tentang Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil. Harga Gas Bumi merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri, oleh karena itu perlu diatur agar tercipta harga yang adil, baik bagi badan usaha (badan pengelola) maupun konsumen. Hasil Laporan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas : Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

148 A. Kunjungan Lapangan Dalam Rangka Penyesuaian Harga Gas untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada Jaringan Gas Kabupaten Sidoarjo Gambar 25. Skematik pipa (diagram alir city gas) untuk Jargas Sidoarjo B. Kunjungan Lapangan Dalam Rangka Penyesuaian Harga Gas untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil Pada Jaringan Gas Kabupaten Bekasi Pada jaringan distibusi gas di Kabupaten Bekasi memiliki 1 (satu) unit MRS dan 11 (sebelas) unit RS yang digunakan untuk mengaliri SR. Sumber gas untuk wilayah jaringan gas Kabupaten Bekasi berasal dari PT Pertamina EP sebesar 0,2 MMSCFD. Mekanisme pengaliran jaringan gas di Kabupaten Bekasi terlihat pada gambar berikut: Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

149 Gambar 26. Mekanisme pengaliran jaringan gas di Kabupaten Bekasi Berikut rincian biaya O&M per bulan PT Pertagas Niaga untuk jargas Kabupaten Bekasi: Tabel 33. Biaya O & M per bulan PT Pertagas Niaga BIAYA OPERASIONAL 74,762,888 a. Biaya Tenaga Kerja 59,097,888 b. Biaya Utilitas (Listrik & Air termasuk MRS) 2,000,000 c. Biaya Telekomunikasi 1,000,000 d. Biaya Sewa Kantor 4,000,000 e. Biaya Transportasi 6,665,000 f. Biaya Perlengkapan HSE 1,000,000 g. Biaya Alat Tulis Kantor 1,000,000 BIAYA MAINTENANCE 29,602,833 a. Biaya Material Maintenance 5,000,000 b. c. Biaya Pemeliharaan & Perbaikkan MRS, RS, MRT Biaya Pemeliharaan & Perbaikkan Jaringan 8,004,167 5,000,000 d. Biaya Analisa Gas 5,500,000 e. Biaya Kalibrasi 6,098,667 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

150 BIAYA OPERASIONAL 74,762,888 BIAYA ASURANSI 3RD PARTY LIABILITIES FACILITIES COST SHARING/ INVESTMENT Total Biaya O&M + Asuransi 3rdPL + Facilities Cost Sharing/ Investment 4,054, ,419,888 C. Realisasi Anggaran Biaya kegiatan Mempersiapkan Penetapan Harga Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil pada Jaringan Kota Gas adalah sebesar Rp ,- (Lima Ratus Dua Puluh Enam Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah), berasal dari DIPA BPH Migas tahun Sedangkan realisasi penggunaan anggaran kegiatan sampai Triwulan IV adalah sebesar Rp ,- (Lima Ratus Dua Puluh Enam Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah) atau 100%. VI. Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Melalui Pipa SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % PROGRAM ANGGARAN (Miliyar Rupiah) PAGU REALI- SASI % Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengawasan Pengusahaan Transmisi dan Ditribusi Gas Bumi Melalui Pipa 1 (satui) Laporan 1 (satui) Laporan 100 Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa ,56 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

151 Dibandingkan dengan target realisasi tahun 2015 yaitu 100% (15 Laporan) dengan 15 kegiatan pada tahun 2016 menjadi 100% (1 Laporan) dengan 3 kegiatan. Pengusahaan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu : A. Melaksanakan verifikasi Volume dan Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa pada Badan Usaha A.1 Verifikasi Volume Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Pada tahun 2016 BPH Migas telah melaksanakan verifikasi volume pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa dengan mengundang Badan Usaha pemegang Hak Khusus sebanyak 4 (empat) triwulan dimana pada triwulan IV dilakukan dengan cara menghitung proyeksi. Badan Usaha pemegang Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi pada Ruas Transmisi Gas Bumi Tahun 2016 adalah sebanyak 11 (sebelas) Badan Usaha. Sedangkan Badan Usaha pemegang Izin Usaha dan Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi Tahun 2016 adalah sebanyak 26 Badan Usaha. Hasil verifikasi realisasi volume pengangkutan Badan Usaha Pemegang Hak Khusus pada Ruas Transmisi pada Tahun 2016 dengan proyeksi triwulan IV adalah sebesar 1,471,005, MSCF. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 1,498,999, MSCF terdapat penurunan yang dikarenakan penurunan sumber pasokan. NO Badan Usaha TOTAL 1 PT PERTAMINA GAS 1,138,396, PT PGN (Persero) Tbk 4,990, PT TRANSPORTASI GAS INDONESIA 251,940, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 508, PT MAJUKO UTAMA INDONESIA 1,847, PT RABANA GASINDO USAMA 2,491, PT RABANA GASINDO UTAMA 539, PT GASINDO PRATAMA SEJATI 20,266, PT PDPDE GAS 386, PT KALIMANTAN JAWA GAS 34,585, PT MITRA ENERGI GAS SUMATERA 15,051, TOTAL 1,471,005, Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

152 Grafik 23. Prosentase Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 2016 Badan Usaha yang mengangkut gas bumi melalui pipa dengan persentase terbesar yaitu PT Pertamina Gas (78,53%), PT Transportasi Gas Indonesia (17,11%), dan PT Kalimantan Jawa Gas (2,35%). Hasil verifikasi realisasi volume niaga Badan Usaha Pemegang Hak Khusus Niaga gas bumi melalui pipa pada wilayah jaringan distribusi pada Tahun 2016 dengan proyeksi triwulan IV adalah sebesar ,76 MMBTU. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 360,761, MMBTU terdapat penurunan yang dikarenakan penurunan sumber pasokan. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

153 NO Badan Usaha TOTAL 1 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk 272,705, PT ENERGASINDO HEKSA KARYA 12,564, PT BAYU BUANA GEMILANG 12,147, PT SURYA CIPTA INDONESIA 8,918, PT GAGAS ENERGI 6,926, PT INTI DATA LATU PRIMA 3,031, PT PDPDE Gas 2,685, PT SADIKUN NIAGAMAS RAYA 1,211, PT PERTAMINA GAS 2,251, PT ODIRA ENERGI PERSADA 735, PT PELANGI CAKRAWALA LOSARANG 1,299, PT MITRA ENERGI BUANA 1,233, PT MUTIARA ENERGY 148, PT BANTEN INTI GASINDO 1,157, PT KRAKATAU DAYA LISTRIK 1,410, PT PERTAGAS NIAGA 1,174, PT INDOGAS KRIYA DWIGUNA 545, PT GAZCOMM ENERGI 323, PT INTERMEGA SEBAKU INDONESIA - 20 PT BERKAH USAHA ENERGY 297, PT SARANA CEPU ENERGI - 22 PT SUMBER PETRINDO PERKASA 15,135, PT IGAS UTAMA 19, PT PDPDE SUMSEL 1,101, PT PASUNDAN RESOURCES 840, PT SINERGI PATRIOT BEKASI 846, TOTAL 348,710, Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

154 Grafik 24. Prosentase Penjualan Gas Bumi Melalui Pipa 2016 Badan Usaha Niaga Gas Bumi melalui pipa dengan persentase terbesar yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (78,20%), PT Sumber Petrindo Perkasa (4,27%), dan PT Bayu Buana Gemilang (3,48%). Untuk PT Intermega Sebaku Indonesia dan PT Sarana Cepu Energi belum melaksankan verifikasi volume pada tahun 2016, sedangkan PT Gazcomm Energi, PT Berkah Usaha Energy, dan PT Odira Energy Persada tidak melakukan kegiatan niaga gas bumi pada Triwulan IV A.2 Uji Petik Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi Badan Usaha yang telah dilakukan uji petik antara lain: PT PDPDE Sumsel, PT Sarana Cepu Energi (SCE), PT. KDL, PT. Sadikun Niagamas Raya, PT. PT Inti Daya Latu Prima, dan PT Gagas Energi Indonesia. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

155 B. Melaksanakan verifikasi dan Evaluasi Pembangunan Ruas Transmisi Gas Bumi B.1 Status Proyek Pembangunan Pipa Ruas Transmisi Gas Bumi Belawan KIM KEK - Pipa ruas Belawan KIM KEK merupakan pengembangan lanjutan pipa ruas Arun Belawan yang dibangun PT Pertagas untuk suplai gas di Sumatera Utara selain kepada PLN Belawan, ruas pipa ini akan menyalurkan gas untuk kawasan industri di Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangke Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. - Berdasarkan laporan PT Pertagas status 26 September 2016, progress fisik proyek pembangunan pipa Ruas Transmisi Belawan KIM KEK sudah mencapai 100% dan pipa sudah terisi initial gas linepack. - Gas in ke fasilitas Unilever masih terkendala amandemen PJBG. - Dinas PU meminta PT Pertagas untuk merelokasi 5 (lima) crossing pipa dengan jalur Tol Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi, dan membuat proteksi box culvert untuk 5 crossing lainnya. Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Belawan - KIM - KEK Belawan - KIM KIM-KEK Panjang Pipa 11,8 km 125 km Ukuran Pipa 16 inch 12 inch Kapasitas 89 MMSCFD 40 MMSCFD Tekanan Desain 680 psig Sumber Gas Regasifikasi Arun (PT Perta Arun Gas) Status Pipa Open Access B.2 Status Proyek Pembangunan Pipa Open Access Porong - Grati - Proyek pembangunan pipa open access Porong - Grati oleh PT Pertamina Gas dibagi menjadi 3 (tiga) segmen ruas, yaitu: i) Segmen I, melintasi kecamatan Beji, Rembang, Kraton, Bangil sampai Pohjentrek Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

156 ii) Segmen II, melintasi kecamatan Pohjentrek sampai kawasan Puslatpur Marinir di Grati iii) Segmen III, dari kawasan Puslatpur Marinir di Grati sampai Indonesia Power di Grati - Proyek pembangunan pipa open access Porong - Grati yang pembangunannya dimulai Juni 2014 semula ditargetkan selesai pada bulan Desember 2015, namun karena beberapa permasalahan di lapangan, maka diperkirakan selesai pada bulan Juli Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas actual cumulative progress pipa Porong - Grati per 18 September 2016 sebesar 96,28% dari rencana 100,00%. - Target gas-in mundur menjadi akhir September 2016 karena terkait perizinan pada pekerjaan konstruksi di Desa Kedungringin - Beji serta kurangnya tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan precommissioning. Data Spesifikasi Pipa Pipa Open Acess Porong - Grati Panjang Pipa 57 km Spesifikasi Pipa 18" OD API 5L X65 PSL 2, inch WT, 3LPE outer 2 mm Kapasitas Alir 100 MMSCFD Tekanan Desain 740 psig Tekanan Operasi 600 psig Tekanan di Grati 400 psig Starting Point ORF Porong PLTG Grati End Point Gas-In Juli 2016 Sumber Gas PT Santos, PT KEI, PT Husky Status Pipa Open Access B.3 Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar - Proyek pembangunan pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar merupakan fase I dari proyek pembangunan pipa Ruas Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

157 Transmisi Muara Karang - Muara Tawar - Tegalgede yang direncanakan memiliki total panjang pipa 75,5 km. Pipa dari Muara Karang - Muara Tawar direncanakan sepanjang 31 km. - Saat tim BPH Migas berkunjung ke lapangan pada tanggal 7 April 2016, telah terpasang pipa sepanjang 20,818 km dari 30 km total panjang pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar, sedangkan lahan yang belum bebas sepanjang ± 8 km yang dikarenakan pembebasan lahan masih dalam tahap negosiasi dengan pihak terkait (4 KM terkait lahan CMNP, 2 KM terkait lahan Ancol), sisanya sedang dalam proses konstruksi. - Proyek pembangunan pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar ditargetkan selesai pada Juli Berdasarkan laporan PT Pertagas actual cumulative progress per 18 September 2016 untuk pembangunan pipa sebesar 91,74% dari rencana 100,00%, sedangkan untuk pembangunan stasiun metering sebesar 90,35% dari rencana 100,00%. - Pada pembangunan pipa masih terdapat sisa pekerjaan pre commissioning untuk mainline, konstruksi SBV dan FC, serta pekerjaan hot tapping di Muara Tawar. - Pada pembangunan stasiun metering masih terdapat sisa pekerjaan SAT metering (dynamic test). Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Muara Karang - Muara Tawar Panjang Pipa 31 km Spesifikasi Pipa 24" OD API 5L X inch WT, 3LPE outer 2 mm Kapasitas Alir 270 MMSCFD Tekanan Desain 550 psig Tekanan Operasi 500 psig Starting Point Muara Karang Muara Tawar End Point Gas-In Juli 2016 Sumber Gas FSRU Nusantara Regas Status Pipa Open Access Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

158 B.4 Status Proyek Pembangunan Ruas Transmisi Gresik - Semarang - Pengerjaan pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang dibagi menjadi 2 (dua) area, yaitu area barat (area kerja ORF Semarang - Cepu) dan area timur ( area kerja Cepu - Gresik). - Pembangunan pipa sepanjang 267 km ini melewati 7 kota/kabupaten yaitu Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Blora, Grobogan, Demak, dan Semarang. - Saat tim BPH Migas berkunjung ke lapangan pada tanggal 15 Agustus 2016, progress keseluruhan proyek pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang telah mencapai 73,4627%. Pengerjaan pembangunan pipa di SegmenTimur yang telah tertanam baru di section 3 yang mencapai 9 km, sedangkan sisanya di Segmen Barat di section 8 sepanjang 7,5 km dan section 9 sepanjang 17,5 km, sehingga total panjang pipa tertanam hingga 15 Juli 2016 adalah sepanjang 34 km. - Kendala yang dihadapi dalam pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang adalah masalah pembebasan lahan milik warga, khususnya pada segmen timur. - Proyek Pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang ditargetkan selesai pada Mei Berdasarkan laporan dari PT Pertamina Gas, actual cumulative progress per 18 September 2016 sebesar 75,12% terlambat -0,63% dari rencana 75,75%. Data Spesifikasi Pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang Panjang Pipa 267 km Spesifikasi Pipa 28" Kapasitas Alir 400 MMSCFD Tekanan Desain 680 psig Tekanan Operasi 600 psig Starting Point Gresik Semarang End Point Gas-In Mei 2017 Sumber Gas Pertamina EP Cepu Status Pipa Open Access Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

159 Gambar 27. Rencana Jalur Pipa Gas Gresik - Semarang Area Timur Gambar 28. Rencana Jalur Pipa Gas Gresik - Semarang Area Barat B.5 Status Proyek Pembangunan Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang - Panjang pipa rencana awal adalah 45 km, namun sejak bulan Desember 2015 managemen PT. PGN (Persero) Tbk. merubah rencana untuk tidak membangunsampai ke Muara Karang mulai dari KP0 sampai KP2 tidak dikonstruksi karena PT. PGN (Persero) Tbk. tidak mendapat alokasi gas dari sumber FSRU PT Nusantara Regas yang berada di Teluk Jakarta. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

160 - Saat tim BPH Migas berkunjung ke lapangan pada tanggal 9-10 Juni 2016, telah terpasang pipa sepanjang 39,84 km dari 42,4 km total panjang pipa Ruas Transmisi Muara Bekasi - Muara Karang, dengan rincian wilayah DKI Jakarta telah terpasang pipa sepanjang ± 22,62 KM, sedangkan wilayah Bekasi telah terpasang pipa sepanjang ± 17,22 KM. - Kendala yang disampaikan oleh PT. PGN (Persero) dalam Proyek Pembangunan Pipa Muara Bekasi - Muara Karang ini antara lain kendala penolakan warga dan LSM Bekasi. - Proyek Pembangunan pipa Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang ditargetkan selesai pada bulan Oktober Berdasarkan laporan dari PT PGN Persero (Tbk), panjang pipa yang sudah terpasang sampai dengan tanggal 10 September 2016 sepanjang 42,216 km. Data Spesifikasi Pipa Ruas Distribusi Muara Bekasi - Muara Karang Panjang Pipa 42,4 km Diameter Pipa 24" Spesifikasi Pipa Carbon Steel APL 5L X-65 with 3LPE coating Kapasitas Alir 200 MMSCFD Tekanan Desain 720 psig Tekanan Operasi 536,64 psig Kapasitas Pipa Up to 150 MMscfd Gas-In Oktober 2016 B.6 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora dalam Rangka Pembangunan Pipa Gas Gresik - Semarang - Proyek Pembangunan Pipa Gas Bumi RuasTransmisi Gresik - Semarang dilakukan oleh PT Pertamina Gas dengan total panjang pipa dari 267 km. Proyek pembangunan pipa ini ditargetkan gas in pada bulan Mei Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

161 - Pengerjaan pembangunan pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang dibagi menjadi 2 (dua) area, yaitu area barat (area kerja ORF Semarang - Cepu) dan area timur ( area kerja Cepu - Gresik). - Data teknis pipa adalah sebagai berikut: Diameteri Pipa : 28" Kapasitas Alir : 500 MMSCFD Tekanan Operasi : 600 psig Tekanan Desain : 680 psig Status Pipa : Open Access - Pasokan Gas berasal dari Pertamina EP Cepu; - Tujuan dari Proyek Pembangunan Pipa Gas Bumi Ruas Transmisi Gresik - Semarang adalah untuk menghubungkan infrastruktur gas dari barat ke timur Pulau Jawa, sehingga menjadi energy hub yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dan mendistribusikan gas secara merata; - Peta Jalur Pipa Ruas Transmisi Gresik Semarang Gambar 29. Peta Jalur Pipa Ruas Transmisi Gresik Semarang - Kabupaten Bojonegoro di Jawa Timur merupakan salah satu kabupaten yang dilewati Pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang. Dengan adanya pipa ini diharapkan kepastian energi di Kabupaten Bojonegoro terjamin, sehingga menarik minat investor untuk Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

162 mengembangkan industri di Kabupaten Bojonegoro. Saat ini di Kabupaten Bojonegoro terdapat 8 (delapan) zona kawasan industri. Dari hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro diperoleh hasil industri yang berpotensi untuk menggunakan gas bumi sebagai sumber energinya antara lain industri petrokimia (PT Pupuk Kujang), industri makanan dan minuman (PT Realfood Winta Asia), industri rokok, dan industri pengeringan tembakau. - Pembangunan Pipa Ruas Transmisi Gresik - Semarang berjarak ± 36 KM dari Kabupaten Blora di Jawa Tengah. Hal ini menyebabkan industri-industri di Blora juga berpotensi untuk dapat menggunakan gas bumi dari pipa ruas transmisi Gresik - Semarang. Dari hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Blora diperoleh hasil industri yang berpotensi untuk menggunakan gas bumi sebagai sumber energinya antara lain industri semen. Untuk mengembangkan industri yang ada di Blora, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Blora mengajukan kerjasama dengan PT Pertagas Niaga, sebagai perusahaan niaga dan distribusi gas pada Ruas Transmisi Gresik Semarang, untuk menjual gas kepada BUMD Kabupaten Blora sebesar 5 MMSCFD. B.7 Realisasi Pembangunan Panjang Pipa Gas Bumi. Sampai dengan 31 Desember 2016 total akumulasi panjang pipa dalam pembangunan dan terpasang adalah sebesar ,98 KM dari target ,99 KM (akumulasi panjang pipa sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar 9.169,49 KM). Dengan tidak tercapainya realisasi pembangunan pipa disebabkan antara lain reroute pembangunan pipa dan batalnya perjanjian kontrak jual beli gas dengan konsumen. Penambahan panjang pipa selama tahun 2016 terdiri dari realisasi pipa transmisi sebesar 54,76 KM, realisasi pipa jaringan distribusi (pipa dedicated hilir) sebesar 540,83 KM dan realisasi jaringan pipa Gas Bumi (Jargas) sebesar 421,9 KM. Untuk infrastruktur pipa transmisi Gas Bumi, ruas pipa BELAWAN - KIM - KEK, ruas pipa Porong- Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

163 Grati, ruas pipa Muara Karang-Muara Tawar, ruas pipa Sungai Gelam (Jambi) telah selesai 100%. Adapun pembangunan infrastruktur pipa transmisi Gas Bumi yang masih dalam proses penyelesaian adalah sebagai berikut Gresik Semarang 78,19%; Muara Bekasi Muara Karang 96,10% dan ORF Semare (Jawa Timur) 70%. Dibawah ini disajikan akumulasi realisasi panjang pipa gas bumi: Tahun Transmisi Distribusi TOTAL , , , , , , Rincian realisasi panjang pipa per Badan Usaha sepanjang tahun 2016 : NO BADAN USAHA PANJANG PIPA (Km) Transmisi 1 PT Pertamina Gas PT Pertamina Gas PT Energasindo Heksa Karya PT MEGS Reroute Pembangunan Pipa Distribusi 1 PT PGN (Persero) Tbk PT SCI PT BBG PT ME PT Pasundan Resources PT Sinergi Patriot Bekasi PT PGN (WJD Lampung) PT Sadikun Niagamas Raya PT Gazcomm Energi TOTAL 1, C. Melaksanakan Pengawasan kegiatan usaha Pengangkutan dan Niaga Gas Bumi melalui Pipa C.1 Klarifikasi kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa oleh PT Rabana Gasindo Usama pada ruas pipa transmisi Tegalgede- Citereup, Bogor. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

164 C.2 Undangan PPNS Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menghadiri rapat pembahasan rancangan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Organisasi dan Tata Laksana Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Bogor yang dihadiri oleh Kepala Bagian Penelaahan Hukum, Biro Hukum Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sekretariat BPH Migas Salah satu tugas pokok dan fungsi Sekretariat BPH Migas adalah penarikan iuran dari Badan Usaha, iuran ini merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tahun anggaran 2016 penerimaan iuran dari Badan Usaha mengalami kenaikan seperti terlihat pada tabel dibawah ini : I. Iuran Badan Usaha ANGGARAN (Juta Rupiah) SASARAN INDIKATOR TARGET REALI % KEGIATAN PAGU REALI STRATEGIS KINERJA SASI SASI % Dukungan Jumlah ,18 120,35 1. Rekonsiliasi Iuran 2.611, ,88 99,56 manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BPH penarikan iuran dari Badan Usaha Miliyar Miliyar Triwulan dan Tahunan Kepada Badan Usaha 2. Melaksanakan Tugas Migas Optimalisasi Penerimaan 1.340, ,97 99,67 Negara (OPN) Sektor Hilir Migas 3. Melaksanakan Verifikasi dan Rekonsiliasi Iuran Triwulanan dan Tahunan Lanjutan dan Uji Petik Volume dan Penjualan BBM dan Niaga/ Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 361,67 336,79 93,12 Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

165 Anggaran BPH Migas sesuai DIPA Petikan T.A Nomor SP.DIPA /2016 Tanggal 7 Desember 2015 adalah sebesar Rp 170,7 Miliar dimana terdapat output cadangan sebesar Rp 52,7 Miliar sehingga anggaran efektif menjadi Rp 118 Miliar, namun adanya Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 maka BPH Migas melakukan penghematan anggaran sebesar Rp 27,7 Miliar yang merupakan anggaran self blocking. Pada akhir tahun 2016, dengan terealisasinya capaian target penerimaan iuran PNBP dari Badan Usaha, maka Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberikan apresiasi dengan menerbitkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) kepada BPH Migas sebesar Rp 5,7 Miliar sehingga anggaran final BPH Migas yang dapat digunakan di tahun 2016 menjadi Rp 96 Miliyar dari total anggaran sebesar Rp 123,6 Miliar dengan realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 94,9 Miliyar atau mencapai 76,76%. Adapun rincian pejelasan mengenai realisasi anggaran pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: a. Belanja Pegawai Dana yang dialokasikan dalam belanja pegawai sebesar Rp termasuk didalamnya dana blokir sebesar Rp dan realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp atau 91,88% (termasuk blokir) atau 99,66% (tanpa blokir) b. Belanja Barang Dana yang dialokasikan dalam belanja barang sebesar Rp termasuk didalamnya dana blokir sebesar Rp dan realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp atau 71,89% (termasuk blokir) atau 83,78% (tanpa blokir). c. Belanja Modal Dana yang dialokasikan dalam belanja modal sebesar Rp dan termasuk didalamnya dana blokir sebesar Rp dan realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp atau 7,36% (termasuk blokir) atau 100% (tanpa blokir). Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

166 Tabel 34. Pagu dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2016 (Dalam Rupiah) No BELANJA PAGU DANA BLOKIR REALISASI SISA PAGU % a. Belanja Pegawai ,88% b. Belanja Barang ,89% c. Belanja Modal ,36% Total ,76% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pagu Blokir Realisasi Sisa Pagu Grafik 25. Rencana dan Realisasi Belanja BPH Migas Tahun Anggaran 2016 Jumlah Iuran dari Badan Usaha yang disetorkan ke Kas Negara sama dengan jumlah penarikan Iuran dari Badan Usaha sebesar Rp 900 miliyar, sedangkan realisasi penerimaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 1.083,1 Miliar atau sebesar 120,35%. BPH Migas telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik yaitu mengatur dan mengawasi setiap iuran yang diberikan oleh Badan Usaha sehingga realisasi penerimaan iuran yang masuk di tahun 2016 seluruhnya telah disetorkan ke Kas Negara. Penerimaan iuran dari Badan Usaha Bahan Bakar Minyak maupun Gas Bumi, maka target penerimaan iuran telah tercapai bahkan melampaui rencana. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah Badan Usaha yang melaksanakan kegiatan Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

167 usaha hilir migas dan telah membayar iuran pada tahun 2016 serta hasil rekonsiliasi final tahun sebelumnya yang dibayar oleh Badan Usaha, namun BPH Migas harus tetap meningkatkan kinerja melalui para pelaksana maupun melakukan koordinasi dengan Badan Usaha secara intensif agar prestasi yang dicapai pada masa yang akan datang dapat lebih baik lagi. (Miliyar Rupiah) TARGET PNBP REALISASI PNBP 783,45 436,25 437,50 990,12 902, ,47 600,00 600, , ,19 750,00 900, *) GAS BUMI; 324,6 4 BBM; Realisasi iuran 758,5 PNBP per 31 Desem 5 TARGET REALISASI PERSENTASE BBM ,16% GAS BUMI ,42% TOTAL ,35% Grafik. 26 Rencana dan Realisasi Penerimaan Iuran PNBP Badan Usaha Bidang BBM dan Gas Bumi tahun Dari grafik diatas, realisasi penerimaan iuran Badan Usaha Bahan Bakar Minyak untuk tahun 2016 adalah Rp 758,55 miliyar dari rencana penerimaan iuran sebesar Rp 701,34 miliyar atau meningkat 108,16 %, sedangkan realisasi penerimaan iuran Badan Usaha Gas Bumi untuk tahun 2016 adalah Rp 324,64 miliyar dari rencana penerimaan iuran sebesar Rp 198,66 miliyar atau meningkat 163,42%. Laporan Kinerja BPH Migas Tahun

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BPH Migas 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM)

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM) FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM) No. FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DASAR FUNGSI 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAN DIREKTORAT PADA BADAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN

Lebih terperinci

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

2016, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta No.652, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH MIGAS. Gas Bumi. Harga Jual. Kabupaten Ogan Ilir. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No d. bahwa Badan Pengatur telah melakukan evaluasi terhadap usulan harga jual gas PT Pertagas Niaga melalui Surat President Director Nom

2016, No d. bahwa Badan Pengatur telah melakukan evaluasi terhadap usulan harga jual gas PT Pertagas Niaga melalui Surat President Director Nom No.650, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH MIGAS. Gas Bumi. Harga Jual. Kabupaten Bulungan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.655, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH MIGAS. Gas Bumi. Kota Pekanbaru. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI PIPA UNTUK

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP JENIS MINYAK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM UU No. 22/2001 PP 36 / 2004 Permen 0007/2005 PELAKSANAAN UU NO. 22 / 2001 Pemisahan yang jelas antara

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang telah

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

2017, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.109, 2017 BPH MIGAS. Harga Jual Gas Bumi. Kota Balikpapan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional harus diarahkan kepada

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM sumber gambar: republika.co.id I. PENDAHULUAN Energi mempunyai peran penting dan strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2016, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

2016, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta No.659, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH MIGAS. Gas Bumi. Harga Jual. Kota Jambi. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI PIPA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1404, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Listrik. Penyediaan. Penghitungan. Pembayaran. Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI PIPA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DAN

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.661, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH MIGAS. Gas Bumi. Harga Jual. Kabupaten Sorong. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral 1. Biro Kepegawaian Dan Organisasi Sekretariat Jenderal 1.1. Formasi CPNS KESDM yang telah ditetapkan 1.2. Penerimaan CPNS 1.3. Pengangkatan CPNS 1.4. Penempatan CPNS 1.5. Pelantikan Pejabat Struktural

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional harus diarahkan

Lebih terperinci

2017, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

2017, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta No.422, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPH Migas. Harga Jual Gas Bumi. Jaringan Pipa Distribusi Kota Tarakan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 26 TENTANG BESARAN DAN PENGGUNAAN IURAN BADAN USAHA DALAM KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional harus diarahkan

Lebih terperinci

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 3940 K/08/MEM/2017 TENTANG PROSES BISNIS LEVEL 0 DAN LEVEL 1 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meringankan beban

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 22 27/04/2008 11:59 AM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. No.223, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :13

1 of 6 18/12/ :13 1 of 6 18/12/2015 16:13 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 67 TAHUN 2002 (67/2002) TENTANG BADAN PENGATUR PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pembangunan nasional harus diarahkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional harus diarahkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.02/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.02/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BAHAN BAKAR

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2016 ENERGI. Darurat. Krisis. Penanggulangan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.836, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi.LPG Tabung 3 Kilogram. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci