HUBUNGAN PENGUNAAN INTERNET TERHADAP GAYA BERPACARAN REMAJA DI DESA SENDANGHARJO KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN. Sugiarto*, Amirul Amalia**

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGUNAAN INTERNET TERHADAP GAYA BERPACARAN REMAJA DI DESA SENDANGHARJO KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN Sugiarto*, Amirul Amalia** ABSTRAK Berpacaran merupakan salah satu bentuk hal yang sangat kita khawatirkan bersama saat ini, bentuk pacaran dari remaja saat ini telah mengalami suatu perubahan orientasi dalam tujuanya berpacaran. Beberapa factor yang menyebabkan penyimpangan gaya berpacaran diantaranya adalah peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengunaan ilmu teknologi (internet) terhadap gaya berpacaran remaja di Desa. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Analitic Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanya 103 responden. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup kemudian dilakukan editing, scoring, cording, dan tabulation, dan dianalisis mengunakan uji koefisien kontingensi dengan bantuan SPSS for windows versi Hasil penelitian di dapatkan hampir sebagian responden dalam pengunaan ilmu teknologi (internet) dalam kategori tidak pernah yakni sebesar 25 (30.1 %) responden. Lebih dari sebagian responden gaya berpacarannya dalam kategori sehat yakni sebesar 43 (51.8 %) responden. Berdasarkan uji koefisien kontingensi dimana nilai sig (p)= 0,001 < 0.05 maka H1 diterima. Artinya Terdapat Hubungan Pengunaan Ilmu Teknologi (internet) Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Di Desa. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan pengunaan ilmu teknologi (internet) terhadap gaya berpacaran remaja. Semakin jarang remaja dalam menggunakan ilmu teknologi (internet) maka semakin sehat gaya berpacaran remaja begitu dengan sebaliknya. Kata kunci : Ilmu Pengetahuan dan Tteknologi (IPTEK), Gaya Berpacaran Remaja PENDAHULUAN... Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia, sekitar 900 juta berada di negara berkembang. Hal ini memerlukan perhatian yang sangat penting pada kelompok ini. Masa remaja yang sedang dalam masa transisi dalam kehidupanya mengalami berbagai perubahan. Diantaranya secara fisik, terjadi perkembangan yang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangya kapasitas reproduksinya. Hal ini menonjolkan remaja sangat dekat dengan permasalahn seputar seksual. Berpacaran merupakan salah satu bentuk hal yang sangat kita khawatirkan bersama saat ini, bentuk pacaran dari remaja saat ini telah mengalami suatu perubahan orientasi dalam tujuanya berpacaran. Dulu remaja berpacaran untuk mencari calon pasangan suami istri. Akan tetapi sekarang SURYA 9 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

2 ini justru merupakan awal dari kehidupan yang rawan menimbulkan berbagai konflik dan ujung-ujungnya dapat menimbulkan ketidakbahagiaan bagi remja itu sendiri. Kini berpacaran bagi kalangan remaja sudah bukan hal asing lagi. Bahkan banyak remaja memiliki angapan bahwa kalau masa remaja adalah masa berpacaran, jadi remaja yang tidak berpacaran justru diangap sebagai remaja yang kuno, kolot, tidak mengikuti perubahan zaman dan diangap kuper atau kurang pergaulan. (Imran, Irawati. 2000). Menurut Howard, (2002) kebanyakan remaja ingin mengetahui perihal hubungan antar pribadi dengan sesamanya, dimulai dengan ingin mengenal lawan jenis dan terjadi persahabatan khusus kemudian hubungan ini berlanjut menjadi lebih bermakna. Adapun gaya pacaran remaja saat ini dimulai dari 1) senyum dan pandangan bersahabat, 2) berpegangan tanggan, 3) memeluk, 4) mencium, 5) meraba bagian atas, 6) meraba bagian pinggang dan 7) bersebadan Menurut penelitian komisi nasional (komnas) anak pada 2008 menemukan 93,7 persen pelajar SMP dan SMA yang berpacaran melakukan ciuman, rabaan alat kelamin dan oral seks, kemudian sekitar 62,7 persen pelajar SMP dan SMA tidak perawan lagi, dan 21,2 remaja pernah melakukan aborsi. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Desa Sendangharjo Brondong Lamongan pada tanggal Januari 2014 didapatkan jumlah keseluruhan penduduk Desa Sendangharjo tahun 2013 sebanyak 4014 yang remajanya berjumlah sebanyak 102. Dan lainya terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. Hasil wawancara 10 remaja di Desa Sendangharjo didapatkan data sebagai berikut: 2 orang (20%) sudah mempunyai pacar dengan gaya berpacaranya sehat yaitu berinteraksi saja melalui tanpa melakukan ketemuan dan lain sebagainya, 8 orang (80%) gaya berpacaranya tidak sehat yaitu gaya berpacaran yang sudah mengarah kehubungan seksual. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya remaja yang gaya berpacaranya tidak sehat di Desa Sendangharjo Brondong Lamongan. Dampak penyimpangan perilaku seksual remaja dapat mengarah pada prilaku seks bebas yang secara medis memiliki banyak konsekuensi diantaranya Penyakit Menular Seksual (PMS), infeksi, infertilitas, dan kanker, juga semakin meningkatkan kasusu kehamilan pranikah yang akhirnya menyebabkan peningkatan jumlah pengguguran kandungan (aborsi). Apabila hal tersebut dibiarakan akan berdampak pada hilangnya masa depan remaja itu sendiri, rusaknya kesakralan pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh dari sendi-sendi agama (Kartono, 2008). Upaya untuk menurunkan penyimpangan perilaku seksual diantaranya adalah mengendalikan remaja pada saat menggunakan media internet. Hal ini memerlukan pengetahuan yang cukup dari orang tua. Disamping hal tersebut pendidikan seks secara holistic dan terpadu perlu diberikan kepada anak sedini mungkin juga kepada orang tua dan konselor, perlu adanya perubahan pemahaman masyarakat terhadap seksualitas yaitu dari pemahaman yang kaku menjadi fleksibel, serta perlunya kepedulian masyarakat terhadap seks yang aman dan sehat perlu ditingkatkan (Soetjiningsih, 2004:137). Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan internet terhadap gaya pacaran remaja di Desa SURYA 10 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

3 Sendangharjo Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini desain penelitian menggunakan Analitik dengan pendekatan Cross Sectional yakni penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel independen dan dependen sekaligus pada satu saat (Soekidjo, Notoatmodjo, 2005; 145). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh remaja di Desa Sendangharjo Brondong Lamongan. Sampel penelitian ini adalah sebagian remaja di Desa Sendangharjo Brondong Lamongan. Sebagai tahap awal peneliti mengajukan surat permohonan ijin melakukan survei awal kepada ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan. Ketua STIKES membuat surat izin yang dapat digunakan melakukan survey awal. Surat langsung dikirim ke tempat tujuan penelitian yaitu di Desa Sendangharjo Brondong Lamongan, dengan tujuan untuk mendapatkan surat ijin dari Kepala Desa untuk melakukan survey awal. Dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya dengan melakukan pengumpulan data. Kuesioner yang telah lengkap terisi kemudian diproses lebih lanjut denga tahap pengolahan data sebagai berikut: Editing, Coding, Skoring, Tabulating dan kemudian dianalisa dengan menggunakan Uji Koefisien Kontingensi dengan bantuan SPSS For Windows versi Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Desa Sendangharjo Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Tahun 2014 Umur Jumlah Persen ( % ) Berdasarkan tabel 1 dapat diuraikan bahwa hampir sebagian responden berada dalam kelompok umur tahun yaitu 39 dan sebagian kecil responden berada dalam kelompok umur tahun yaitu 14. 2) Jenis Kelamin Responden Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Sendangharjo Kecamatan Tahun 2014 Jenis Kelamin Jumlah Persen ( % ) Laki-laki Perempuan Berdasarkan tabel 2 dapat diuraikan bahwa lebih dari sebagian responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 50 dan hampir sebagian responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 33. HASIL.PENELITIAN A. DATA UMUM 1) Karakteristik Responden berdasarkan umur SURYA 11 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

4 B. DATA KHUSUS 1. Distribusi Pengunaan Internet Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengunaan Internet Di Desa Sendangharjo Kecamatan Tahun Pengunaan Jumlah Persen (%) Internet Tidak Pernah Jarang Sekali Kadang kadang Sering Berdasarkan tabel 3 dapat diuraikan bahwa hampir sebagian responden dalam pengunaan internet tidak pernah dengan jumlah 25 dan sebagian kecil responden dalam pengunaan internet sering dengan jumlah Tabulasi silang pengunaan Internet dan gaya berpacaran remaja. Tabel 5 Tabulasi Silang Pengunaan Intenet Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Di Desa Sendangharjo Kecamatan Tahun Pengunaan Internet Gaya Berpacaran Remaja Sehat Tidak sehat Total % % % Tidak Pernah Jarang Sekali Kadang Kadang Sering Total C=0,413 dan P=0, Distribusi Gaya Berpacaran Remaja Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Berpacaran Remaja Di Desa Sendangharjo Kecamatan Tahun Gaya Berpacaran Remaja Jumlah Persen (%) Sehat Tidak Sehat Berdasarkan tabel 4 dapat diuraikan bahwa lebih dari sebagian responden gaya berpacaranya sehat dengan jumlah 43 dan hampir sebagian responden gaya berpacaranya tidak sehat dengan jumlah 40. Berdasarkan tabel 5 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang dalam pengunaan internet dengan kategori tidak pernah lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 17 dan pengunaan internet dengan kategori jarang sekali lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 13 serta pengunaan internet dengan kategori kadangkadang lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 12 dan pengunaan internet dengan kategori sering hampir selurunya melakukan gaya berpacaran tidak sehat dengan hasil 15. Hasil pengumpulan data dianalisa dengan uji koefisien kontingensi dengan hasil C=0,413 dan P=0,001, berdasarkan data dari tabel (lampiran) hasil perhitungan dengan SPSS yang dilakukan dengan mengunakan uji koefisien kontingensi mengunakan P=0,05 didapatkan nilai signifikan dimana C=0,413 dan P=0,001 hal ini berarti P< 0,05 SURYA 12 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

5 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat hubungan pengunaan internet terhadap gaya berpacaran remaja. Dengan demikian remaja yang dalam pengunaan internet dengan kategoti tidak pernah, jarang sekali dan kadang-kadang gaya berpacaran mereka sehat dan remaja yang dalam pengunaan internet dengan kategoti sering gaya pacaran mereka tidak sehat. PEMBAHASAN.. 1. Pengunaan Internet Hasil penelitian sebagaimana tercantum pada tabel 3 menunjukan bahwa hampir sebagian responden dalam pengunaan internet dalam kategori tidak pernah 25 dikarenakan media yang berada di desa sangat terbatas di lain sisi alat komunikasi lain (handphone) masih banyak yang belum bisa di buat untuk mengakses berita atau wacana dari internet sehingga para remaja dalam pengunaan alat komunikasi (internet) ini masih minim. Internet (intercomennected Network) merupakan jaringan tingkat global yang menghubungkan antara satu computer dengan computer lainya yang berada di seluruh dunia. Dunia internet disebut juga cyberspace, merupakan media teknologi informasi dan komunikasi dunia maya tanpa batas karena dengan adanya internet seluruh aspek hampir ada didalamnya dan mengambarkan seluruh aspek kehidupan nyata. Dengan adanya internet maka akan memudahkan untuk megakses segala informasi meskipun itu tergolong penyimpangan. (Rudi H,- Nana J,-Deden S, Jilid 2, 2006:1). 2. Gaya Berpacaran Remaja. Berdasarkan data 4 menunjukan bahwa dari hasil penelitian lebih dari sebagian responden gaya berpacaranya sehat dengan hasil 43 dengan gaya berpacaran mereka tidak mengarah ke hal yang berbau seksualitas akan tetapi gaya berpacaran mereka lebih mengarah ke suatu hal yang positif antar dua belah pihak di karenakan hampir sebagian dari mereka dalam pengunaan ilmu teknologi (internet) masih dalam kategori tidak pernah sedangkan salah satu factor yang mendukung orang berpacaran adalah ilmu teknologi sehingga gaya berpacaran mereka cenderung sehat dan hampir sebagian responden gaya berpacarannya tidak sehat dengan hasil 40 dengan gaya berpacaran mereka sudah mengarah ke hal seksualitas. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (Growth Spurt), timbul cirri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. (soetjiningsih, 2004). Beberapa macam gaya berpacaran remaja menurut Howard, (2002) a. Senyum dan Pandangan Bersahabat Ini artinya bahwa seseorang yang mengalami jatuh cinta maka dia akan senyum- senyum sendiri tanpa tidak tau penyebabnya sedangakan pandangan bersahabat ini diartikan sebagai saling berpandangan mata, ini akan meyebabkan timbulnya getaran-getaran cinta diantara mereka. b. Kissing Istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan ciuman baik di wajah dan di leher. Sedangkan berciuman dengan bibir dan mulut terbuka dan termasuk menggunakan lidah disebut French Kiss. c. Necking Necking adalah istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih dalam SURYA 13 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

6 tidak terbatas biasanya pada leher tapi bisa juga sampai ke telingga. d. Petting Adalah menyentuh dan memijat daerah rangsangan dengan berpakaian (rabaan), biasanya ini di lakukan pada daerahdaerah yang penuh dengan rangsangan. Melakukan hubungan seksual dengan atau tanpa pakaian tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina, ini juga merupakan petting. e. Intercourse Merupakan hubungan yang lebih intim, bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan setelah pasangan pria dan wanita menikah. 3. Hubungan Pengunaan Internet Terhadap Gaya Berpacaran Remaja Di Desa Sendangharjo Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Berdasarkan hasil dari tabel 5 diatas didapatkan dari 83 responden yaitu responden yang dalam pengunaan internet dengan kategori tidak pernah lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 17 dan pengunaan internet dengan kategori jarang lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 13 serta pengunaan internet dengan kategori kadang-kadang lebih dari sebagian melakukan gaya berpacaran sehat dengan hasil 12 dan pengunaan internet dengan kategori sering hampir seluruhnya melakukan gaya berpacaran tidak sehat dengan hasil 15. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tidak pernah dalam pengunaan internet maka semakin sehat gaya berpacaran remaja begitu pula dengan kebalikan semakin sering responden dalam pengunaan ilmu internet semakin tidak sehat pula gaya berpacaran remaja. PENUTUP 1. Kesimpulan Setelah peneliti menganalisa data dan melihat hasil analisa maka peniliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pada pengunaan internet didapatkan hampir sebagian responden dalam pengunaanya dalam kategori tidak pernah. 2) Sedangkan pada gaya berpacaran remaja didapatkan lebih dari sebagian responden dalam gaya berpacaran sehat. 3) Terdapat hubungan pengunaan internet terhadap gaya berpacaran remaja. 2. Saran 1) Bagi Akademik Sebagai bahan masukan guna menambah wawasan sekaligus baha bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan tentang pengunaan internet terhadap gaya berpacaran remaja Di Desa Sendangharjo Kecamatan. 2) Praktisi 1. Bagi Responden Sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang pengunaan internet terhadap gaya berpacaran remaja. 2. Bagi profesi.. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang internet terhadap gaya berpacaran remaja. 3. Bagi peneliti yang akan datang Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengunaan internet terhadap gaya berpacaran remaja dengan mempertimbangkan keseragaman sampel, umur, jenis kelamin, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi gaya berpacaran remaja. SURYA 14 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

7 DAFTAR PUSTAKA Howard, T. (2002). Parent Adolescent Relation : Current Direction in Psychological Science. American Enterprise. Imran, Irawati. (2000). Modul Dua Perkembangan Seksualitas Remaja. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Rudi, H Nana, J. Deden, H (2006). Teknologi Informasi dan Komunikasi : jilid 2 : Buku Ajar KTSP Mata Pelajaran Teknologi Informasi Kelas 2 SMA. Jakarta : Erlangga. Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Bina Pustaka. Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian; cetakan ke 3. Jakarta: Rhineka Cipta. SURYA 15 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014