BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung yang bertempat di Jl. Kopo Sayati No. 337 Margahayu Bandung Pemilihan lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung berdasarkan pertimbangan karena peneliti melihat fenomena yang berhubungan dengan interaksi sosial terhadap kemandirian peserta didik yaitu terdapat perbedaan antara kemandirian peserta didik yang sering berinteraksi dengan semua temanteman kelasnya dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan temanteman di kelasnya yaitu beberapa peserta didik populer dapat lebih percaya diri saat tampil di depan kelas dan percaya diri saat berdiskusi didalam kelompok, dapat lebih bertanggung jawab atas semua pilihannya dan tidak selalu mengandalkan orang tua saat memiliki masalah dibandingkan dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya. Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya (Sudjana, 2002: 6). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pemilihan populasi terhadap Kelas VIII berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Peserta didik Kelas VIII SMP berada pada rentang usia tahun, dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada masa ini individu memasuki masa remaja awal. Pada masa remaja awal terdapat penyesuaian-penyesuaian baru yang terjadi pada peserta didik ketika telah melalui masa akhir anakanak. 2. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum pada masa ini tingkat konformitas dengan teman sebaya sangat tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.

2 3. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum sedang mengembangkan jati diri dan melalui proses pencarian identitas diri. Sehubungan dengan itu pula rasa tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses perkembangan. 4. Belum ada yang meneliti mengenai kontribusi interaksi sosial teman sebaya terhadap kemandirian di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian sensus. Jumlah populasi dan sampel penelitian ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi dan Sampel Penelitian Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung No. Kelas Anggota Populasi 1. VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E 36 Total 177 B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2011: 7). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur pencapaian interaksi sosial teman sebaya siswa dan kemandirian peserta didik. Data dari hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses melalui pengolahan statistik selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian siswa

3 kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 melalui metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 2007: 64). Melalui metode ini diharapkan diperoleh gambaran interaksi sosial teman sebaya siswa dan kemandirian peserta didik. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik korelasi yaitu ukuran statistik yang menunjukkan arah dan besarnya hubungan antara dua variabel (Subino, 1982: 65). Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi interaksi sosial teman sebaya siswa terhadap kemandirian peserta didik. Serta menyatakan besarkecilnya derajat hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan kemandirian peserta didik. Gambar 3.1 Desain Penelitian Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Tahap I: Persiapan Tahap II: Pengumpulan Data Tahap IV: Penyelesaian Tahap III: Pengolahan Data Tahap I adalah tahap persiapan, meliputi: (a) penyusunan proposal skripsi; (b) penyusunan skripsi; dan (c) pembuatan surat izin penelitian yang bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Tahap II adalah tahap pengumpulan data, meliputi: (a) penyusunan dan pengembangan instrumen berupa angket interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian kepada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung; (b) judgment instrumen oleh para ahli sebelum instrumen disebar ke

4 lapangan; (c) penyebaran angket ke lapangan. Tahap III adalah tahap pengolahan data, meliputi: (a) verifikasi data; (b) penyekoran data; (c) pengelompokkan data dan (d) analisis data. Tahap IV adalah tahap penyelesaian, meliputi penyusunan hasil-hasil pengolahan data dan menyelesaikan penulisan skripsi. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial teman sebaya dengan kemandirian. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut. 1. Interaksi Sosial Teman Sebaya Dalam penelitian ini, interaksi sosial teman sebaya merujuk pada konsep interaksi sosial yang dikemukakan Osears, et al. (1991: 207) dan Setiadi dan Kolip (2011: 64). Osears, et al (1991: 207) mengemukakan bahwa social interaction occurs when two or more people influence each other- verbally, physically, or emotionally. Setiadi dan Kolip (2011: 64) mengungkapkan bahwa interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian. Interaksi sosial adalah hubungan dinamis peserta didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 antara peserta didik dan peserta didik, antara peserta didik dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok yang dapat saling mempengaruhi, merubah atau memperbaiki peserta didik yang lainnya atau sebaliknya secara verbal, fisik maupun secara emosional dalam bentuk inklusi, kontrol serta afeksi yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat sehingga terjalin interaksi sosial yang baik di lingkungan sekolah. Sub aspek interaksi sosial yang diungkap mengacu pada teori Schutz (Sarwono, 2010) yaitu teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubungan-hubungan Antar Pribadi). Pola hubungan antar individu dapat dijelaskan dalam kaitan dengan tiga kebutuhan

5 dasar pada individu sehubungan dengan ketertarikan individu untuk masuk ke dalam sebuah kelompok yaitu sebagai berikut: a. Inklusi (keikutsertaan) Tahap inklusi yaitu tahap awal dimana peserta didik dapat memulai interaksi dan memiliki rasa untuk ikut saling memiliki dalam situasi kelompok. Hubungan yang mendasari adalah hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Aspek pada tahap ini meliputi: menjalin hubungan yang hangat dengan teman, bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya, ikut terlibat dalam aktivitas kelompok, dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok. b. Kontrol Tahap kontrol yaitu aspek pembuatan keputusan dalam hubungan antar pribadi. Pada tahap ini kebutuhan yang mendasarinya adalah keinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam kaitannya dengan wewenang dan kekuasaan. Aspek pada tahap ini meliputi: memberi pengarahan kepada teman, menjadi pemimpin kelompok, mendapat pengarahan dari teman, mematuhi peraturan di dalam kelompok. c. Afeksi (keterlibatan emosional) Tahap afeksi adalah tahap mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain. Kebutuhan dasar pada tahap ini yaitu keinginan untuk disukai dan dicintai. Aspek pada tahap ini meliputi: kemampuan berempati, keinginan diperhatikan oleh teman, memberikan pujian atas kelebihan yang dimiliki teman. 2. Kemandirian Dalam penelitian ini, kemandirian merujuk pada konsep yang dicetuskan oleh Steinberg (1993: 289) mengungkapkan individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri (self governing person). Kemandirian adalah kemampuan berperilaku peserta didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan peserta didik dalam mengelola diri meliputi emosi, perilaku dan nilai.

6 Kemandirian emosi ditandai de-idealized, parent as people, non-dependency dan individuation, kemandirian perilaku ditandai kemampuan pengambilan keputusan, tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain dan perubahan rasa percaya diri, kemandirian nilai ditandai abstrack belief, principal belief dan independent belief. Sub aspek kemandirian yang diungkap adalah: a. Kemandirian emosi adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional individu terutama orang tua. Kemandirian emosi ditandai dengan empat aspek, yaitu: 1) De-idealized, yaitu tidak menganggap orang tuanya sebagai sosok yang sempurna. 2) Parent as people, yaitu mampu melihat orang tuanya seperti orang lain pada umumnya. 3) Non-dependency, yaitu kemampuan untuk tidak bergantung kepada orang tua dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil 4) Individuation, yaitu remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang tuanya dan remaja menjaga privasi b. Kemandirian perilaku adalah kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas dan menindaklanjutinya atau melaksanakannya tanpa terlalu bergantung kepada bimbingan orang lain. Kemandirian perilaku ditandai tiga aspek yaitu: 1) Kemampuan mengambil keputusan, yaitu dengan mampu menemukan akar masalah, sadar akan resiko yang akan diterima, dan merubah keputusan yang akan diambil berdasarkan informasi baru. 2) Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain, yaitu memiliki ketegasan diri dan tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas. 3) Perubahan dalam rasa percaya diri, yaitu remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki.

7 c. Kemandirian nilai adalah kemampuan untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, apa yang penting dan tidak penting. Kemandirian nilai ditandai dengan tiga aspek, yaitu: 1) Abstrack belief, yaitu remaja dapat memaknai seperangkat prinsip tentang benar- salah dan keyakinan terhadap nilai keagamaan. 2) Principal belief, yaitu remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggung jawabkan dalam bidang nilai. 3) Independent belief, yaitu keyakinan- keyakinan remaja menjadi semakin bertambah tinggi sesuai keyakinan pada nilai sendiri. D. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang terdiri dari angket interaksi sosial teman sebaya untuk mengungkap tingkat interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian untuk mengungkap tingkat kemandirian peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang menggambarkan keadaan nyata yang dirasakan peserta didik mengenai interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian. Peserta didik diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda checklist ( ). Setiap jawaban diberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden

8 (Riduwan, 2011: 38). Pilihan jawaban setiap item pernyataan memiliki gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan alternatif jawaban pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Rentang Skala Likert Interaksi Sosial Teman Sebaya dan Kemandirian Pemberian Skor Alternatif Jawaban (+) (-) Sangat Sesuai (SS) 5 1 Sesuai (S) 4 2 Kurang Sesuai (KS) 3 3 Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5 E. Proses Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri atas dua macam angket yaitu interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel interaksi sosial dikembangkan oleh peneliti dari teori Schutz yaitu teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubunganhubungan Antar Pribadi) serta modifikasi pengembangan indikator beserta item pernyataan dari Sukaesih (2010). Adapun perubahan dan penambahan indikator yang dilakukan sebagai bentuk pengembangan yaitu pada aspek inklusi ditambah indikator yaitu dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok dan penambahan item pernyataan, pada aspek kontrol ditambah satu indikator yaitu mematuhi peraturan di dalam kelompok serta penambahan item pernyataan dan pada aspek afeksi, indikator memberi perhatian kepada orang lain menjadi bagian dari indikator kemampuan berempati dan penambahan satu indikator yaitu keinginan diperhatikan oleh

9 teman serta penambahan item pernyataan. Perumusan kisi-kisi instrumen ditampilkan dalam tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Sebelum Uji Coba) No Aspek Indikator 1. Inklusi 1. Menjalin hubungan yang hangat dengan teman 2. Bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya Nomor Item (+) (-) 1,2,3,6 4,5,7 7 8,11,13 9,10, Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,18,20 15,16,17, dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok 21,24,26,27 22,23, Kontrol 1. Memberi pengarahan kepada teman 30,31,32,33 28,29, Menjadi pemimpin kelompok 37,39,40,41 35,36, Mendapat pengarahan dari teman 44,45 42,43,46, Mematuhi peraturan di dalam kelompok 49,50,51,53 48,52, Afeksi 1. Kemampuan Berempati 56,57,59 54,55,58, Keinginan diperhatikan oleh teman 61,62,64,66, 63, Memberikan pujian atas kelebihan yang 69,71,72,73 68,70,74 7 dimiliki teman Jumlah 75 b) Uji Kelayakan Instrumen Instrumen interaksi sosial yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan angket dari segi isi, konstruk, maupun bahasa dari setiap item pernyataan. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan

10 bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut. Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) yaitu Dr. Hj. Nani.M Sugandhi, M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., Hasil judgment angket interaksi sosial teman sebaya yaitu ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Hasil Judgment Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Kesimpulan Nomor Item Jumlah Memadai 1,2,3,4,6,7,8,9,12,14,16,17,20,22,23,24,25,26,27,28, 31,32,33,34,36,37,39,43,45,46,47,48,50,52,53,54,56, 57,58,59,60,62,63,64,69,72 46 Revisi 5,10,11,13,15,18,19,21,29,30,35,38,40,41,42,44,51,55 27,61,65,66,67,68,70,71,73,75 Buang 49,74 2 c) Uji Keterbacaan Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen interaksi sosial teman sebaya dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh peserta didik kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. d) Uji Validitas Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267).

11 Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Versi Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman s rho. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan setelah validasi. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Signifikansi No.Item Jumlah Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21, 69 22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,36,37,39,40,4 1,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,63,64,65,68,69,70,71,72,73 Tidak Valid 35,62,66,67 4 Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 73 item pernyataan dari angket interaksi sosial teman sebaya terdapat 69 item pernyataan yang valid dan 4 item pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir). e) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for windows versi Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut: 0,00 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 0,799 derajat keterandalan tinggi

12 0,80 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach s Alpha 0,900 yang berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen interaksi sosial teman sebaya dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumul data mengenai interaksi sosial teman sebaya. Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi instrumen interkasi sosial teman sebaya mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.7 berikut ini. Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Setelah Uji Coba) Nomor No Aspek Indikator Nomor Item Valid Baru 1. Inklusi 1. Menjalin hubungan yang hangat dengan 1,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6 7 teman,7 2. Bersikap terbuka dan menerima orang 8,9,10,11, 8,9,10, 6 lain apa adanya 12,13 11,12,13 3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,15,16,17, 18,19,20 14,15,16, 17,18,19, 20 7

13 Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Setelah Uji Coba) Nomor No Aspek Indikator Nomor Item Valid Baru 1. Inklusi 3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,15,16,17, 18,19,20 14,15,16, 17,18,19, 7 4. dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok 21,22,23,24, 25,26,27 2. Kontrol 1. Memberi pengarahan kepada teman 28,29,30,31, 32,33,34 2. Menjadi pemimpin kelompok 36,37,38,39, 40,41 3. Mendapat pengarahan dari teman 42,43,44,45, 46,47 4. Mematuhi peraturan di dalam kelompok 48,49,50,51, 52,53 3. Afeksi 1. Kemampuan Berempati 54,55,56,57, 58,59, ,22,23, 24,25,26,27 28,29,30, 31,32, ,36,37, 38,39,40 41,42, 43,44,45, 46 47,48, 49,50,51, 52 53,54,55, 56,57,58, Keinginan diperhatikan oleh teman 61,63,64,65 60,61,62, Memberikan pujian atas kelebihan yang 68,69,70,71, 64,65,66, 7 dimiliki teman 72,73 67,68,69 Jumlah Instrumen Kemandirian a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket yang telah dikembangkan oleh Iklima (2012) baik secara konsep, konstruk maupun pengukurannya dengan merujuk pada konsep kemandirian yang dikemukakan Steinberg (1993). Perumusan kisi-kisi instrumen ditampilkan dalam tabel 3.8 berikut ini.

14 Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Sebelum Uji Coba) No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Item (+) (-) 1. Kemandirian Emosi 1. De-idealized a. Remaja memandang orang tua bukan orang tua yang sempurna 3,4 1,2, Kemandirian Perilaku 2. Parent as people 3.Nondependency a. Remaja mampu melihat orang tua seperti orang lain pada umumnya a. Remaja mampu membuat keputusan untuk menyelesaikan masalahnya tanpa mengandalkan bantuan orang tua b. Remaja mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri 4. Individuation a. Remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang tuanya 1. Kemampuan mengambil keputusan 2. Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain b. Remaja menjaga privasi a. Remaja mampu menemukan akar permasalahan b. Remaja sadar akan resiko yang diterima c. Remaja mempertimbangkan informasi baru dan masukan dari orang lain, media massa dalam mengambil keputusan a. Remaja memiliki ketegasan diri b. Remaja tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas 6,8, ,13 11, , ,20 18,21, ,25,26, ,29,32 30, ,35,37 33, ,39,40,41, ,46,47 4

15 Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Sebelum Uji Coba) No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Item (+) (-) 2. Kemandirian Perilaku 3. Perubahan dalam rasa percaya diri a. Remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki 50,51 48, Kemandirian Nilai 1. Abstrack belief a. Remaja mampu membedakan yang benar dan yang salah b. Remaja memiliki keyakinan terhadap 2. Principal belief 3. Independent belief nilai keagamaan a. Remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang nilai a. Remaja bertindak sesuai dengan keyakinan dalam nilainya sendiri 52,53,54, , ,62 60, ,66 63,65 Jumlah 66 b) Uji Validitas Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267). Pengujian validitas instrumren pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Versi Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman s rho. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan setelah validasi.

16 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kemandirian Signifikansi No.Item Jumlah Valid 3,5,8,9,10,11,12,13,14,15,17,20,23,24,25,26,27,29,30, 54 32,33,34,35,36,37,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,5 0,51,52,53,54,55,56,57,58, 59,60,61,63,63,64,65,66 Tidak Valid 1,2,4,6,7,16,18,19,21,22,28,31 12 Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 66 item pernyataan dari angket kemandirian terdapat 54 item pernyataan yang valid dan 12 item pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir). c) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for windows versi Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut: 0,00 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut.

17 Tabel 3.10 Tingkat reliabilitas instrumen Kemandirian Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach s Alpha 0,838 yang berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen kemandirian dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumul data mengenai kemandirian. Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi instrumen kemnadirian mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.11 berikut ini. Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Setelah Uji Coba) No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Valid Nomor Item Baru 1. Kemandirian Emosi 1. De-idealized a. Remaja memandang orang tua bukan orang tua yang sempurna 2. Parent as people 3.Nondependency a. Remaja mampu melihat orang tua seperti orang lain pada umumnya d. Remaja mampu membuat keputusan untuk menyelesaikan masalahnya tanpa mengandalkan bantuan orang tua e. Remaja mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri 4. Individuation a. Remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda 3,5 1,2 2 8,9 3,4 2 10,11,12,13 5,6,7,8 4

18 Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Setelah Uji Coba) No. Aspek Subaspek Indikator Nomor Valid Nomor Item Baru 1. Kemandirian Emosi 2. Kemandirian Perilaku 3. Kemandirian Nilai 4. Individuation dengan orang tuanya b. Remaja menjaga privasi Kemampuan a. Remaja mampu 23,24,25,26,27 13,14,15,16,17 5 mengambil menemukan akar keputusan permasalahan b. Remaja sadar akan 29, 30,32 18,19,20 3 resiko yang diterima f. Remaja 33,34,35,36,37 21,22,23,24,25 5 mempertimbangkan informasi baru dan masukan dari orang lain, media massa dalam mengambil keputusan 2. Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain 3. Perubahan dalam rasa percaya diri 4. Abstrack belief 5. Principal belief 6. Independent belief a. Remaja memiliki ketegasan diri b. Remaja tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas a. Remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki c. Remaja mampu membedakan yang benar dan yang salah d. Remaja memiliki keyakinan terhadap nilai keagamaan b. Remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggungjawabka n dalam bidang nilai b. Remaja bertindak sesuai dengan keyakinan dalam nilainya sendiri 38,39,40,41, 26,27,28,29,30, ,43 44, 45,46,47 32,33,34, ,49,50,51 36,37,38, ,53,54,55 40,41,42, ,57, 58 44,45, , 60,61,62 47,48,49, ,64,65,66 51,52,53,54 4 Jumlah 54

19 F. Pengolahan Data 1. Verifikasi Data Verifikasi data yaitu suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Adapun tahapan verifikasi data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengecekan jumlah angket yang sudah terkumpul. b. Memberikan nomor urut pada setiap angket untuk menghindari kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data. c. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan. d. Melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. 2. Pengelompokkan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengelompokkan lima kategori tersebut dilakukan dengan mengkoversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas lulus ideal dengan cara menjumlahkan jawaban setiap peserta didik kemudian mencari rata-rata (μ) dan standar deviasi (σ) untuk memberikan makna diagnostik terhadap skor. Berdasarkan langkahlangkah tersebut, kemudian didapatkan rumusan kategorisasi sebagai berikut: Tabel 3.12 Konversi Skor Mentah Menjadi Matang dengan Batas Lulus Ideal Kategori Rentang Skor Sangat Tinggi X > (μ + 1,5 σ) Tinggi (μ + 0,5 σ) X < (μ + 1,5 σ) Sedang ( µ - 0,5 σ < x < ( µ + 0,5 σ ) Rendah (μ - 1,5 σ) X < (μ - 0,5 σ) Sangat Rendah X < (μ - 1,5 σ)

20 Keterangan: X = skor subjek μ = rata-rata baku σ = deviasi standar baku Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, maka dapat dilakukan penentuan kategorisasi interaksi sosial teman sebaya yang ditampilkan pada tabel 3.13 berikut ini. Tabel 3.13 Kategorisasi Interaksi Sosial Teman Sebaya No Interval Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Adapun untuk penentuan kategorisasi kemandirian peserta didik berdasarkan konversi skor mentah menjadi matang dengan batas lulus ideal yaitu sebagai berikut. Tabel 3.14 Kategorisasi Kemandirian Peserta Didik No Interval Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Hasil perhitungan diatas menunjukkan kategorisasi untuk menggambarkan interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik secara umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator dari interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik, dihitung seperti rumus yang telah dikemukakan.

21 Tabel 3.15 Kualifikasi Interaksi Sosial Teman Sebaya Rentang Skor Kategori Kualifikasi 310 Sangat tinggi Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik mencapai interaksi sosial pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain. Pada kategori tinggi berarti peserta didik Tinggi mencapai tingkat interaksi sosial pada hampir setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain hampir dalam setiap keadaan. Pada kategori sedang berarti peserta didik mencapai tingkat interaksi sosial yang sedang pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi Sedang kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain pada beberapa keadaan Rendah Pada kategori rendah berarti peserta didik kurang mencapai tingkat interaksi sosial pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi peserta didik kurang mampu untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik kurang memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik kurang berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang, serta peserta didik kurang dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan

22 103 Sangat Rendah orang lain. Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik mencapai tingkat interaksi sosial yang sangat rendah pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi peserta didik tidak dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik tidak memiliki kemampuan untuk saling memiliki dalam situasi kelompok, tidak adanya keinginan peserta didik untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik tidak dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain. Adapun kualifikasi kemandirian peserta didik berdasarkan rentang skor dan kategori yaitu sebagai berikut. Tabel 3.16 Kualifikasi Kemandirian Peserta Didik Rentang Skor Kategori Kualifikasi 243 Sangat tinggi Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai Tinggi Pada kategori tinggi berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian pada hampir setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai hampir dalam setiap keadaan Sedang Pada kategori sedang berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian yang sedang pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai pada beberapa keadaan Rendah Pada kategori rendah berarti peserta didik kurang mencapai tingkat kemandirian pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dengan kurangnya kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai.

23 81 Sangat Rendah Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian yang sangat rendah pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dengan tidak adanya kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai. G. Uji Korelasi Penelitian ini merupakan penelitian sensus artinya penelitian yang menggunakan populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka perhitungan selanjutnya dapat langsung dilakukan analisis korelasi terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan variabel kemandirian peserta didik. Data dalam penelitian ini merupakan data ordinal maka analisis korelasi terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian menggunakan rumus Spearman Rank Order Correlation (rho), Riduwan (2012: 135) mengemukakan yaitu sebagai berikut. ρ = 1- Keterangan: ρ = Nilai Korelasi Spearman Rank d² = Total kuadrat selisih antar ranking n = Jumlah sampel penelitian Untuk menentukan nilai kontribusi antara interaksi sosial teman sebaya terhadap kemandirian peserta didik, dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD), menurut Sarwono (2007: 29) menggunakan rumus sebagai berikut. KD = r 2 x 100%

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini SMP Negeri 10 Bandung yang terletak di jl. Dewi Sartika, belakang Kebon Kalapa ITC. 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, untuk selanjutnya dideskripsikan agar mendapatkan gambaran keterampilan penyesuaian sosial peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian mengambil lokasi di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut yaitu sekolah bernuansa islami yang berlokasi di Jl. Mayor Syamsu No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7 Baleendah Kab. Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan ilmiah yang dirancang untuk menjawab pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No. 299

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ilmiah didisain untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif didasari oleh filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jl. Sumatra No. 40 Bandung. Sekolah Menengah Pertama () 5 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl.Cipadung No. 57 Cibiru. Alasan pemilihan lokasi yaitu belum tersedianya suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl.Cipadung No. 57 Cibiru. Alasan pemilihan lokasi yaitu belum tersedianya suatu 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di MAN 2 Kota Bandung yang terletak di Jl.Cipadung No. 57 Cibiru. Alasan pemilihan lokasi yaitu belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung yang berlokasi di Jalan. Dr. Setiabudi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan analisis statistik untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan 71 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia, merupakan perusahaan industri pesawat terbang di Indonesia. Terletak di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan suatu obyek yang diteliti sebagai sumber data, yang mana objek disesuaikan dengan masalah-masalah yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri se-kota Bandung. Pertimbangan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri se-kota Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di STM Negeri Tasikmalaya berdiri pada tanggal 20 September 1961 yang beralamat di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu di MA Negeri 1 Bandung yang beralamat di Jln. H. Alpi Cijerah Bandung. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian 62 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Pendekatan Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengenai program bimbingan melalui strategi kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, mulai dari lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik penelitian, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan Sukagalih No. 80 Bandung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan metode kuantitatif menurut Sugiyono (2008:14), adalah metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang beralamat di jln. Cisirung Km. 2 (Cangkuang Wetan) Moh. Toha Km 6.5

Lebih terperinci

BAB II ORIENTASI TUJUAN DAN NILAI TUGAS

BAB II ORIENTASI TUJUAN DAN NILAI TUGAS DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang di dalamnya menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandung yang beralamat di Jalan H. Alpi Cijerah No.40 Kota Bandung. Populasi penelitian adalah peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 7 Bandung yang berlokasi di Jl. Lengkong Kecil No. 53 Bandung, dengan subjek penelitian siswa kelas XI (laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kota Bandung pada tahun pelajaran 2012/2013. Subjek populasi atau sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jalan Semar No.5 Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu untuk memperolehnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, pengembangan data dan instrumen penelitian, uji coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung yang beralamat di Jalan Belitung No. 8 Kota Bandung. Populasi penelitian adalah siswa berbakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2011), korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Garut yang beralamatkan di Jalan Raya Bayongbong Km.07 Desa Panembong Tlp. (0262) 4772522 Garut. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi No.229 Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2005) penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (008:14) Pendekatan kuantitatif adalah: Sebuah pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasional. Penelitian rancangan korelasional yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional 60 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: desain penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang memiliki kejelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara religiusitas dengan sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitaian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantatif. Kuantitatif merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantatif. Kuantitatif merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukan 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantatif. Kuantitatif merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di salah satu Bank swasta nasional di Kota Jakarta. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam

Lebih terperinci