PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA KALIMENENG KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

Transkripsi

1 PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA KALIMENENG KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DESA KALIMENENG KECAMATAN KEMIRI NOMOR : 01/Pan/IX/2012 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA, DESA KALIMENENG Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban jalannya Pemilihan Kepala Desa, Desa Kalimeneng perlu diatur dengan peraturan tata tertib Pemilihan Kepala Desa ; b. bahwa untuk keperluan tersebut pada point a, perlu dituangkan dalam Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa, Desa Kalimeneng Kecamatan Kemiri Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587 ); 3. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 2); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 3); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2006 Nomor 4 ); 6. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun Memperhatikan : Hasil Rapat Panitia Pemilihan Kepala Desa, Desa Kalimeneng dengan Badan Permusyawaratan Desa, Desa Kalimeneng pada tanggal 12 September 2012 di Balai Desa Kalimeneng.

2 MEMUTUSKAN Menetapkan : Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa, Desa Kalimeneng tentang Peraturan Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Purworejo. 2. Pejabat yang berwenang adalah Bupati Purworejo. 3. Camat adalah Camat Kemiri 4. Desa adalah Desa Kalimeneng 5. Kepala Desa adalah Kepala Desa Kalimeneng 6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 7. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. 8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Panitia Pemilihan adalah Panitia Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa di Desa Kalimeneng 10. Tim Pengawas adalah Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kecamatan Kemiri yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa. 11. Tim Monitoring adalah Tim Monitoring Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten. 12. Putra Desa adalah mereka yang lahir dari orang tua yang terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan, dan pernah terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan. 13. Bakal Calon adalah pelamar yang mengajukan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku oleh Panitia. 14. Calon adalah Bakal Calon Kepala Desa yang telah lulus seleksi penyaringan dan oleh BPD telah ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih. 15. Calon Terpilih adalah Calon Kepala Desa dalam Pemilihan Kepala Desa yang sah dan memperoleh dukungan suara terbanyak. 16. Penjabat (Pj.) Kepala Desa adalah Perangkat Desa atau Pejabat lain yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu. 17. Pemilih adalah penduduk Desa Kalimeneng dan telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Kepala Desa dan terdaftar dalam daftar pemilih tetap. 18. Hak memilih adalah hak yang dimiliki Pemilih untuk menentukan pilihannya dalam pemilihan Kepala Desa. 19. Bila Balon hanya satu atau tunggal, kursinya tetap dua.

3 20. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk mendapatkan Bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi syarat. 21. Penyaringan adalah seleksi administrasi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan terhadap Bakal Calon, baik segi administrasi maupun identitas Bakal Calon, berdasarkan persyaratan yang ditentukan. 22. Kampanye adalah suatu kegiatan penyampaian program kerja yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa untuk menarik simpati dan dukungan pemilih. 23. Saksi adalah pemilih yang diberikan kewenangan oleh Calon atau Panitia Pemilihan untuk menyaksikan jalannya pemungutan dan penghitungan suara serta menandatangani berita acara pemilihan. BAB II YANG BERHAK MEMILIH Pasal 2 Yang dapat memilih Kepala Desa adalah penduduk Desa Kalimeneng yang : a. terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah yang dibuktikan dengan KTP dan / atau KK ; b. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau telah / pernah menikah; c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; d. tidak sedang menjalani hukuman pidana atau kurungan berdasarkan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; dan e. terdaftar dalam daftar pemilih tetap. Pasal 3 Pemilih dalam menggunakan hak pilihnya tidak boleh mewakilkan kepada siapapun dan dengan alasan apapun. BAB III PENDAFTARAN PEMILIH DAN DAFTAR PEMILIH Pasal 4 (1) Pendaftaran Pemilih dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah Panitia terbentuk. (2) Hasil dari pendaftaran pemilihan dapat disusun berdasarkan pengelompokan menurut jenis kelamin yang masing-masing dimulai dari nomor urut 1. (3) Untuk memudahkan pelaksanaan pengelompokan dalam pemungutan suara di tempat pemungutan suara, Daftar Pemilih pria dipisahkan dengan Daftar Pemilih wanita. (4) Jika pada saat pendaftaran pemilih ditemukan lebih dari satu pembuktian yang sah mengenai usia pemilih, maka yang dijadikan dasar penentuan usia pemilih adalah bukti sah yang kedudukannya lebih tinggi. (5) Berdasarkan hasil pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Panitia menyusun dan menetapkan daftar pemilih sementara. (6) Daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diumumkan di papan pengumuman atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh panitia. (7) Cara lain sebagaimana dimaksud ayat (6) dapat berupa: a. disampaikan kepada para Bakal calon, Ketua RT, Ketua RW atau Kepala Dusun untuk mendapat tanggapan;

4 b. dibacakan di Balai Desa oleh Panitia Pemilihan dalam forum yang dihadiri warga desa; c. cara lain yang disepakati sesuai situasi dan kondisi setempat. (8) Panitia mengumumkan Daftar pemilih sementara selama 7 (tujuh) hari sejak tanggal penetapan daftar pemilih sementara untuk mendapat tanggapan masyarakat berupa saran, usul, masukan dan /atau perbaikan. (9) Dalam jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud ayat (8) pemilih yang belum terdaftar dalam daftar pemilih sementara dapat didaftar atau mendaftarkan diri untuk dimasukkan dalam daftar pemilih tambahan. (10) Pemilih tambahan sebagaimana dimaksud ayat (9) dicantumkan dalam nomor urut kelanjutan daftar pemilih sementara. (11) Penduduk desa yang telah terdaftar dalam daftar pemilih namun telah pindah tempat tinggal secara resmi yang dibuktikan dengan surat pindah, harus melaporkan kepindahannya kepada Panitia untuk dilakukan pencoretan dalam daftar pemilih. (12) Saran, usul, masukan dan /atau perbaikan terhadap daftar pemilih sementara yang disampaikan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2), tidak dapat diterima dan tidak mempengaruhi sahnya proses pemilihan Kepala Desa. (13) Daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tambahan ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap dalam rapat panitia pemilihan dan dituangkan di Berita Acara Penetapan daftar pemilih tetap. (14) Setelah diteliti dan diperbaiki, Daftar Pemilih Sementara ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap yang dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Daftar Pemilih Tetap yang di tanda tangani oleh Ketua Panitia, diketahui oleh Kepala Desa / Pj. Kepala Desa dan disahkan BPD. Pengesahan oleh BPD diwujudkan dengan pembubuhan tanda tangan pengesahan oleh Ketua BPD. Pasal 5 (1) Bukti KTP dan / atau KK sebagaimana dimaksud Pasal 2 huruf a Tata Tertib ini adalah KTP dan /atau KK yang masih berlaku. (2) Dalam hal KTP dan KK sudah tidak berlaku atau hilang, maka status kependudukannya harus dibuktikan dengan surat keterangan domisili dari Kepala Desa yang ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi dan diketahui oleh Ketua RT, Ketua RW dan Kepala Dusun. (3) Dalam hal calon pemilih telah mencapai usia 17 tahun namun belum memiliki KTP maka umurnya dibuktikan dengan Kartu KK dan akte kelahiran. (4) Usia pemilih sebagaimana dimaksud Pasal 2 huruf b Tata Tertib ini dihitung sampai dengan tanggal Penetapan Daftar Pemilih Tetap, 20 Oktober Pasal 6 (1) Penduduk desa yang masih terdaftar dalam KK atau mempunyai KTP yang masih berlaku saat pendaftaran, namun tidak berada di desa tersebut karena bekerja, sekolah atau alasan lainnya maka dalam pendaftaran pemilih keikutsertaannya ditentukan oleh kepala keluarga atau penanggung jawab keluarga yang diperkuat dengan surat pernyataan bermaterai Rp ,- (enam ribu rupiah). (2) Apabila surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipenuhi, maka penduduk desa yang bersangkutan tidak didaftar sebagai calon pemilih. BAB IV YANG BERHAK DIPILIH Pasal 7

5 (1) Yang berhak dipilih sebagai Kepala Desa sebagaimana ketentuan yang terdapat dalam Perda Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa Pasal 8. (2) Bagi Calon Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil / TNI / POLRI, atau Perangkat Desa yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa juga harus memiliki Surat Keterangan Persetujuan dari Atasan atau pejabat yang mempunyai kewenangan untuk itu. Pasal 8 (1) Pencalonan Kepala Desa diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui Ketua Panitia Pemilihan dengan dilengkapi persyaratan : a. surat pernyataan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar Negara dan Undang-undang Dasar 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah ; c. surat pernyataan kesediaan menjadi Bakal Calon dan tidak akan mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai Calon ; d. surat pernyataan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua kali masa jabatan secara berturut-turut maupun tidak ; e. surat keterangan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun dari Pengadilan Negeri setempat ; f. surat keterangan tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ; g. surat keterangan berbadan sehat yang dikeluarkan oleh dokter pemerintah ; h. surat keterangan catatan kepolisian ; i. surat keterangan terdaftar dan bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan secara sah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir yang dibuktikan dengan KTP dan KK kecuali putra desa ; j. surat keterangan Putra Desa yang dikeluarkan oleh Desa yang bersangkutan bagi Bakal Calon dari Putra Desa ; k. daftar Riwayat Hidup ; l. foto copy ijazah pendidikan terakhir yang dilegalisir ; m. foto copy akte kelahiran yang dilegalisir ; n. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilegalisir ; o. foto copy Surat Nikah yang dilegalisir, bagi yang telah menikah ; p. surat Ijin Tertulis dari Atasan yang berwenang bagi Bakal Calon yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil / TNI / POLRI, atau Perangkat Desa; q. pas photo berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 (empat) lembar ; dan r. persyaratan lain yang ditentukan Panitia Pemilihan. (2) Bagi Putra Desa, persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, e, f, h, dan n dibuat oleh instansi dari daerah tempat tinggal yang bersangkutan. (3) Panitia Pemilihan meneliti kelengkapan berkas lamaran para Bakal Calon paling lama 3 (tiga) hari sejak penutupan pendaftaran. (4) Dalam hal lamaran Bakal Calon masih ada yang kurang, maka kepada yang bersangkutan diberi kesempatan melengkapi paling lama 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan secara tertulis. (5) Apabila Bakal Calon yang tidak dapat memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka dinyatakan gugur dan surat permohonan dikembalikan kepada yang bersangkutan dengan tanda terima. Pasal 9 (1) Panitia Pemilihan melaporkan Bakal Calon yang berhak mengikuti penyaringan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan penyaringan.

6 (2) Panitia Pemilihan melaksanakan penyaringan bagi Bakal Calon dan melaporkan hasilnya kepada BPD. (3) Penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah seleksi administrasi yang meliputi penelitian persyaratan administrasi, identitas dan terhadap Bakal Calon yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Calon yang berhak dipilih. (4) BPD menetapkan Calon yang berhak dipilih berdasarkan hasil penyaringan yang akan diumumkan kepada masyarakat (5) Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat (4) tidak dapat mengundurkan diri, dan apabila mengundurkan diri dikenakan sangsi administrasi sebesar Rp ,00. (6) Calon Kepala Desa harus berada ditempat pada saat proses pemungutan suara. BAB V WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN BAKAL CALON Pasal 10 (1) Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa dibuka pada tanggal 17 s/d 20 September 2012 (2) Apabila batas waktu penutupan pendaftaran belum ada pelamar, maka pendaftaran akan diperpanjang dari tanggal 21 s/d 27 September (3) Apabila sampai batas waktu perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap belum ada pelamar, maka pendaftaran akan diperpanjang sekali lagi dari tanggal 28 September s/d 4 Oktober Pasal 11 Tempat pendaftaran di Sekretariat Panitia, Kantor Desa Kalimeneng. BAB VI BIAYA PEMILIHAN KEPLALA DESA Pasal 12 (1) Biaya pemilihan Kepala Desa bersumber dari : a. APBDesa; dan b. Bantuan APBD (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berasal dari pembentukan dana cadangan pemilihan Kepala Desa. (3) Besaran dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan hasil rapat BPD dengan Pemerintah Desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, hibah dari kelompok masyarakat, organisasi, perusahaan dan / atau perorangan serta sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat. (4) Besaran Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada pasal (3) sebesar Rp ,- ( Dua belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah ) yang berasal dari sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat. BAB VII SAKSI Pasal 13 Paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Calon sudah menyerahkan nama-nama saksi secara tertulis kepada Ketua Panitia.

7 BAB VIII TATA CARA, ALAT, WAKTU DAN TEMPAT KAMPANYE Pasal 14 (1) Untuk memperoleh dukungan suara sebanyak-banyaknya, Calon dapat melakukan kampanye di desa Kalimeneng. (2) Kampanye hanya dapat dilaksanakan 2 (dua) hari sebelum pemilihan. (3) Kampanye lewat acara selapanan RT diperbolehkan bila ada kesepakatan Balon dengan Panitia, jika tidak ada maka tidak diperbolehkan (4) Tatacara Kampanye hanya dilakukan dengan cara : a. Penyampaian program kerja (Visi, Misi) oleh Calon, dengan kegiatan seperti : pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog atau debat terbuka antar calon/debat publik. b. pemasangan atribut atau tanda gambar dalam bentuk penyebaran bahan kampanye pemasangan atribut atau tanda gambar calon dengan memperhatikan pertimbangan etika, estetika, kebersihan dan keindahan kawasan setempat sesuai ketentuan yang berlaku, pemasangan atribut atau tanda gambar calon kampanye pada tempat-tempat yang menjadi milik perseorangan atau badan swasta harus mendapatkan ijin dari pemilik tempat tersebut, pemasangan atribut dan tanda gambar dalam kampanye pemilihan Kepala Desa hanya boleh dilakukan di wilayah desa setempat c. sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat yang disepakati bersama, yaitu kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan sesuai kondisi sosial budaya setempat yang telah disepakati bersama. (5) Larangan kampanye : a. mempersoalkan Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar 1945, SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan); b. memfitnah, melakukan kekerasan, mengintimidasi, menghina dan menyinggung kehormatan calon lain, pemerintah dan pejabatnya, peranan organisasi sosial politik; c. mengganggu keamanan dan ketertiban umum; d. melibatkan Panitia Pemilihan, Perangkat Desa dan BPD; e. melakukan kegiatan yang dapat merugikan calon lain; f. menggunakan tempat-tempat ibadah dan sarana pendidikan; dan g. menyebarkan brosur, selebaran yang bersifat menghasut yang dapat meretakkan persatuan dan kesatuan masyarakat serta stabilitas pemerintahan desa; h. dalam bentuk penghamburan uang dan adu domba serta dilarang memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada pemilih dengan dalih apapun; i. dalam bentuk pawai Pasal 15 (1) Kampanye sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) dilaksanakan oleh calon atau tim kampanye yang dibentuk oleh calon dari penduduk desa yang bersangkutan (yang mempunyai hak pilih). (2) Apabila kampanye dilaksanakan oleh tim maka daftar nama tim harus dilaporkan oleh calon secara tertulis kepada panitia. (3) Calon bertanggungjawab atas pelaksanaan kampanye. Pasal 16 Gambar untuk Calon dapat berupa gambar Calon atau gambar lain yang tidak berkonotasi SARA, lambang partai politik, Lambang Negara dan Daerah serta bukan lambang gerakan yang dilarang pemerintah

8 Pasal 17 (1) Penyampaian materi kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib dan bersifat edukatif. (2) Waktu pelaksanaan kampanye : a. Hari pertama dimulai sejak pengumuman calon yang berhak dipilih sampai dengan pukul WIB. b. Hari kedua mulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Pasal 18 (1) Pemerintah Desa memberikan kesempatan yang sama kepada calon untuk menggunakan fasilitas umum seperti : lapangan desa, balai pertemuan dll. (2) Panitia berkoordinasi dengan pemerintah desa dan Tim Pengawas untuk menetapkan tempat yang diperbolehkan atau dilarang untuk lokasi kampanye dan pemasangan atribut atau tanda gambar calon. (3) Pemasangan tanda gambar Calon paling dekat radius 100 m dari Tempat Pemungutan Suara. BAB IX SIFAT PEMILIHAN Pasal 19 Pemilihan bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan demokratis. BAB X WAKTU DAN TEMPAT PEMILIHAN KEPALA DESA Pasal 20 Pemilihan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012 tempat di Balai Desa Kalimeneng. BAB XI SURAT SUARA Pasal 21 (1) Surat suara yang dinyatakan sah adalah : a. menggunakan Surat Suara yang ditentukan Panitia Pemilihan; b. surat suara ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dibubuhi stempel Panitia Pemilihan; dan c. terdapat 1 (satu) lubang tusukan dalam 1 (satu) tanda gambar di dalam bingkai luar (tebal) serta tidak ada lubang atau kerusakan pada tanda gambar yang lain. d. Tusukan ditengah garis bingkai surat suara. (2) Surat-surat suara dianggap tidak sah apabila : a. Surat suara tidak ditandatangani Ketua Panitia Pemilihan dan / atau tidak dibubuhi stempel Panitia Pemilihan. b. Surat suara tidak ditusuk (pemilih tidak memberikan suara). c. Surat suara yang tusukannya berada di luar garis batas / garis tebal bingkai tanda gambar. d. Surat suara yang ditusuk / dilubangi dengan benda lain selain alat penusuk yang telah disediakan (api rokok, disobek dll). e. Surat yang ditusuk lebih dari satu tanda gambarnya. f. Tidak dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan sehingga mengakibatkan kerusakan / timbul lubang pada tanda gambar lain / tempat lain pada surat suara.

9 BAB XII TATA CARA PENGGUNAAN HAK SUARA Pasal 22 (1) Penduduk Desa yang namanya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap, diberi surat undangan pemilihan yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemilihan dan kepada penerima undangan tersebut dimintakan tanda terima. (2) Bagi Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap, tetapi belum mendapatkan surat undangan pemilihan, dapat meminta undangan tersebut kepada Panitia sebelum yang bersangkutan memberikan suara dalam pemungutan suara. (3) Surat undangan tersebut dibubuhi tanda tangan dan cap / stempel panitia memuat antara lain : a. nomor urut daftar pemilih tetap; b. nama dan alamat yang bersangkutan; c. hari dan tanggal pelaksanaan; d. jam mulai dan berakhirnya rapat pemungutan suara; e. tempat/lokasi pemilihan. Pasal 23 (1) Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) jam sebelum pemungutan suara melakukan kegiatan : a. mengadakan penelitian terakhir baik mengenai tempat, surat suara dan persiapan lainnya yang dapat menjamin pelaksanaan pemilihan dapat berjalan tertib, aman dan teratur; b. mengumumkan hal-hal yang dipandang perlu sebelum pemilihan dilaksanakan. (2) Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut ayat (1), Panitia Pemilihan, Tim Pengawas dan Tim Monitoring tidak melayani pengaduan dan pernyataan keberatan mengenai Daftar Nama Pemilih maupun Calon. Pasal 24 Rapat pemilihan Kepala Desa diselenggarakan di tempat yang menjamin keamanan, ketertiban, kelancaran, kebebasan dan kerahasiaan jalannya pemungutan suara. Pasal 25 (1) Pada pukul Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa membuka rapat pemilihan Kepala Desa. Dalam pembukaan rapat Pemilihan Kepala Desa tersebut diumumkan kepada peserta rapat tentang : a. Tata cara dan sahnya pemilihan. b. Nama calon Kepala Desa dengan penegasan bahwa calon tersebut telah memenuhi syarat. c. Tanda gambar untuk para calon Kepala Desa. (2) Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa memperlihatkan kepada para peserta rapat pemilihan Kepala Desa, bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, selanjutnya mengunci dan menyegel kotak suara dengan menggunakan kertas yang telah dibubuhi cap / stempel panitia. (3) Selama proses pemungutan suara berlangsung, anak kunci kotak suara dipegang oleh Ketua Panitia atau yang ditunjuk. (4) Pemungutan suara dimulai dari antrian terdepan pemilih yang telah duduk di tempat duduk pemilih, dan diatur sedemikian rupa oleh panitia pemilihan sehingga pemilih dapat menggunakan hak pilihnya secara tertib dan teratur.

10 (5) Panitia Pemilihan memberikan surat suara kepada pemilih dalam keadaan terlipat, dengan terlebih dahulu meminta dan meneliti apakah surat undangan yang dibawa pemilih telah cocok dengan daftar pemilih tetap. (6) Surat suara dianggap sah apabila di bagian luar terdapat tanda tangan Ketua Panitia Pemilihan dan dibubuhi stempel Panitia Pemilihan. (7) Pemilih yang telah menerima surat suara dari Panitia pemilihan menuju bilik pemberian suara untuk memberikan hak suaranya. (8) Terhadap surat suara yang rusak atau salah tusuk, pemilih dapat meminta ganti kepada panitia 1 (satu) kali. (9) Dalam memberikan hak suaranya, pemilih harus datang sendiri dan tidak boleh mewakilkan. Apabila terdapat pemilih yang keadaan fisiknya tidak memungkinkan untuk memberikan suara, pemilih yang bersangkutan dapat dibantu oleh 2 (dua) orang anggota Panitia untuk memberikan suara ditempat pemungutan suara yang telah ditentukan (10) Setelah pemilih memberikan suaranya dalam bilik suara, pemilih menuju tempat kotak suara yang telah disediakan dengan membawa surat suara dalam keadaan terlipat seperti semula dan menunjukan lipatan surat suara tersebut kepada panitia pemilihan. (11) Setelah Panitia Pemilihan menyaksikan bahwa pada surat suara tersebut terdapat tanda tangan Ketua Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (6), Panitia mempersilakan pemilih untuk memasukkan surat suaranya ke dalam kotak suara. (12) Pemilih yang telah memberikan suaranya harus segera keluar dari ruangan pemilihan. (13) Susunan ruangan pemungutan suara, cara memberikan suara, cara memasukan surat suara kedalam kotak suara dan segala sesuatu yang menjamin kebebasan pemberian suara dan ketenangan dalam pelaksanaan pemungutan suara diatur terlebih dahulu dengan seteliti mungkin oleh Panitia Pemilihan dengan berpedoman pada contoh gambar / denah terlampir. (14) Apabila sampai dengan pukul WIB rapat pemungutan suara belum selesai, maka rapat pemungutan suara terus dilanjutkan namun hanya dilakukan terhadap pemilih yang saat itu sudah berada di ruang pemilihan menunggu giliran untuk memberikan suara. (15) Dalam hal semua pemilih telah selesai menggunakan hak pilihnya sebelum pukul WIB, maka Ketua Panitia Pemilihan dapat menutup pemungutan suara setelah menawarkan penutupan pemungutan suara lebih awal dan tawaran tersebut disetujui oleh para pemilih dan Calon Kepala Desa yang dituangkan dalam Berita Acara. Pasal 26 (1) Pemungutan suara dalam Pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila jumlah pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya sekurang-kurangnya ½ ( satu per dua ) ditambah 1 ( satu ) dari jumlah pemilih tetap. (2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, maka pemilihan kepala Desa dinyatakan batal dan Panitia Pemilihan mengadakan pemilihan ulang selambat-lambatnya 7 (tujuh)hari setelah pemilihan pertama. (3) Apabila dalam pemilihan ulang jumlah yang hadir dan menggunakan hak pilihnya kurang dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal dan selanjutnya dilakukan pendaftaran ulang. Pasal 27

11 (1) Calon yang dinyatakan terpilih adalah calon yang memperoleh dukungan suara terbanyak dari jumlah pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya, kecuali calon tunggal. (2) Apabila suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicapai oleh lebih dari satu calon dengan jumlah Perolehan suara yang sama, maka diadakan pemilihan ulang hanya terhadap calon-calon yang memperoleh suara terbanyak yang sama. (3) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan selambatlambatnya 15 ( lima belas ) hari sejak penandatanganan berita acara pemilihan. (4) Dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hasilnya tetap sama, maka pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal, dan selanjutnya dilakukan pendaftaran ulang. Pasal 28 (1) Dalam hal calon tunggal, maka calon tersebut baru dinyatakan terpilih apabila mendapat dukungan suara sekurang-kurangnya ½ ( satu per dua ) ditambah 1 (satu) dari jumlah pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya. (2) Apabila Calon Tunggal tersebut mendapat Perolehan suara kurang dari ½ ( satu per dua ) ditambah 1 (satu) dari jumlah pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal serta diberlakukan pendaftaran ulang. BAB XIII PELAKSANAAN PENGHITUNGAN SUARA Pasal 29 (1) Sebelum pelaksanaan penghitungan suara, Panitia Pemilihan terlebih dahulu menutup pelaksanaan pemungutan suara. (2) Panitia Pemilihan membuat berita acara jalannya pemungutan suara yang ditandatangani oleh para Calon, saksi serta Ketua Panitia Pemilihan dan dibacakan oleh Ketua Panitia Pemilihan. (3) Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk disaksikan oleh para saksi dan pemilih kemudian mencatatnya di papan tulis yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua pemilih yang hadir. (4) Apabila saksi tidak hadir, maka panitia berwenang menunjuk saksi yang berasal dari pemilih. (5) Panitia Pemilihan mengumumkan perolehan suara yang diperoleh masing-masing Calon pada saat itu. BAB XIV SAHNYA PEMILIHAN Pasal 30 (1) Setelah penghitungan suara selesai, Panitia Pemilihan menyusun, membuat dan membacakan Berita Acara Penghitungan Suara. (2) Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani para saksi, Ketua Panitia Pemilihan dan diketahui Ketua BPD pada saat itu juga. (3) Ketua Panitia Pemilihan mengumumkan hasil Pemilihan Kepala Desa dan menyatakan sahnya pemilihan.

12 Pasal 31 (1) Calon Terpilih ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia Pemilihan. (2) BPD mengusulkan pengangkatan Calon Terpilih kepada Bupati melalui Camat. BAB XV MEKANISME PENGADUAN Pasal 32 (1) Apabila terjadi pelanggaran pada setiap tahapan pemilihan Kepala Desa, masyarakat desa setempat atau Calon melaporkan kepada Tim Pengawas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis yang berisi : a. nama dan alamat pelapor ; b. waktu dan tempat kejadian perkara ; c. nama dan alamat pelanggar ; d. nama dan alamat saksi-saksi ; dan e. uraian kejadian. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya pelanggaran. BAB XVI NETRALITAS PANITIA Pasal 33 (1) Panitia harus bersifat netral; (2) Netral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah, dalam menjalankan tugasnya tidak memihak kepada salah satu calon; (3) Panitia harus memberikan pelayanan yang sama kepada semua calon. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 (1) Hal-hal yang belum tercantum dalam aturan ini, di selaraskan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, Keputusan Bupati Purworejo Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa beserta Juknisnya. (2) Apabila dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan / hambatan / permasalahan maka penyelesaiannya agar dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan Tim Pengawas / Tim Monitoring. Ditetapkan di Kalimeneng pada tanggal : 13 September 2012 Mengetahui, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Ketua Panitia H. RINO HADISUKAMTO H. ALI MUKSON