ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) (Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu) RINGKASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) (Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu) RINGKASAN"

Transkripsi

1 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) (Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu) RINGKASAN Oleh: MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS MALANG 2012

2 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) (Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu) Oleh: MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH MINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI MALANG 2012

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, Juli 2012 Mohammad Shoimus Sholeh Nim

4 LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Nama Mahasiswa : Mohammad Shoimus Sholeh NIM : Program Studi : Agribisnis Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian Menyetujui : Dosen Pembimbing Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS NIP Rosihan Asmara, SE. MP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Dr. Ir. Syafrial, MS NIP Tanggal Persetujuan :

5 LEMBAR PENGESAHAN Mengesahkan MAJELIS PENGUJI Penguji I Penguji II Dr. Ir. Syafrial, MS NIP Nur Baladina, SP, MP NIP Penguji III Penguji IV Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS NIP Rosihan Asmara, SE. MP NIP Tanggal Lulus :

6 Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Orang Yang Paling Berharga Dalam Kisah Hidupku Yang Mengisi Cerita Dengan Cinta Kasih Dan Sayang Abiku Mohammad Amin dan Umiku Syahriyah Dengan Doa Di Setiap Sujudnya Dan Semangat Di Setiap Untaian Katanya Untuk Kesuksesanku Adikku Tersayang Yang Selalu Tersenyum Untuk Menghiburku Kakek Dan Nenekku Yang Selalu Memberi Cerita Klasik Dan Masa lalu Yang Membuatku Mengerti Indahnya dan Arti Dari Hidup Dan Kehidupan Keluarga Besar Dari Nenekku Yang Selalu Memberi Dukungan dan Motivasi Di Setiap Langkah Dalam Menuntut Ilmu Teman-Temanku Mulai Dari Aku Kecil, TK, SD, SMP, SMA Sampai Sekarang Ini Yang Tak Mungkinn Lepas Dari Kenangan Manis Dan Pahit Dalam Proses Menuju Impian Teman Seperjuangan Agribis 2008 Dengan Berjuta Kisah Yang Tak Mungkin Terulang Lagi Terima Kasih Allah, telah mengirim mereka dalam hidupku Thank You Allah h... Thanks to all... Tersenyumlah pada semua orang meskipun sebenarnya kau menangis Karena pada akhirnya mereka akan menangis melihat kita saat kita tersenyum untuk yang terakhir kalinya

7 i RINGKASAN Mohammad Shoimus Sholeh ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) DI KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU. Di bawah bimbingan, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS. dan Rosihan Asmara, SE. MP. Wortel merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Wortel banyak diminati petani karena mudah perawatannya dan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usahatani terjangkau dari kalangan bawah ke atas. Kota Batu merupakan salah satu daerah di Jawa Timur dan memiliki potensi di bidang pertanian khususnya tanaman wortel. Pada tahun 2007, Kota Batu menduduki peringkat ketiga produksi wortel terbesar setelah Pasuruan dan Malang dengan produksi sebesar 6900 ton. Wortel sangat cocok dibudidayakan pada dataran tinggi atau perbukitan dengan kondisi tanah yang gembur dan subur, yang mana sesuai dengan keadaan lahan pertanian di Kecamatan Bumiaji yang berada pada dataran tinggi dan subur yaitu m dpl dan sesuai dengan karakteristik tempat untuk budidaya tanaman sayur terutama wortel yaitu m dpl. Kecamatan Bumiaji merupakan sentra penghasil wortel di Kota Batu karena memiliki produksi dan luas lahan terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya dengan luas lahan 444,8 ha, produksi mencapai 6.733,5 ton dan produktivitas sebesar 15 ton/ha. Tanaman wortel yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara ton/ha (Hanum,2008). Maka dari itu petani masih dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel dengan penggunaan segala faktor produksi yang efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Permasalahan petani dalam usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji yaitu tidak efisiennya dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Penggunaan faktor-faktor produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang besar dengan pengalokasian faktor produksi yang besar pula, sedangkan petani yang keterbatasan modal akan cenderung meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak efisien. Menurut Soekartawi (2002), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Tujuan penelitian yaitu: (1) untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi wortel, (2) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani, dan (3) menganalisis pendapatan usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Faktor-faktor produksi yang dianalisis yaitu benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Analisis yang digunakan yaitu fungsi produksi Coob-Douglas dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda. Analisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada produksi

8 ii wortel secara parsial dilihat dari nilai t hitung atau besaran signifikansinya dengan uji t. Untuk mengetahui efisiensi alokatif dengan melihat nilai produk marginal (NPM). Sedangkan untuk mengetahui pendapatan petani menggunakan analisis pendapatan. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani wortel adalah benih, pestisida dan tenaga kerja dimana nilai t hitung benih 1,72, pestisida 2,514 dan tenaga kerja 5,353 > t tabel 1,67. Sementara itu, faktor penggunaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi wortel karena nilai t hitung 0,746 < t tabel 1, Dari hasil analisis diketahui bahwa NPMx/Px untuk penggunaan benih > 1 yaitu 3,94, sehingga alokasi penggunaan benih di daerah penelitian belum efisien. NPMx/Px untuk alokasi penggunaan pestisida < 1 yaitu sebesar 0,94, sehingga penggunaan pestisida di daerah penelitian tidak efisien. NPMx/Px untuk penggunaan tenaga kerja > 1 yaitu 2,17, sehingga alokasi penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian belum efisien. 3. Rata-rata total penerimaan petani wortel di daerah penelitian sebesar Rp ,- dan rata-rata total biaya sebesar Rp ,-, sehingga diperoleh pendapatan usahatani wortel sebesar Rp ,- per hektar dalam satu musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan. Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian adalah (1) untuk mengatasi belum optimalnya penggunaan benih dan tenaga kerja, maka petani dapat menambah penggunaannya. Dengan menghitung NPMx/Px, penggunaan benih dalam luasan 1 hektar sebesar 35 kg dan tenaga kerja sebesar 607,19 HOK. Penggunaan faktor produksi di atas akan efisien secara alokatif dengan syarat produksi dan harga wortel, serta harga faktor-faktor produksi tidak berubah. (2) Dengan menggunakan pestisida nabati maka dapat mengurangi biaya produksi, tidak membasmi predator dan tidak merusak lingkungan, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tanaman sebagai pestisida nabati yang bisa dimanfaatkan antara lain Tembakau, sirsak, bawang putih, cabai merah, kemangi, nimba, cengkeh, biji srikaya dan sebagainya. Kata kunci: Wortel, Usahatani, Faktor Produksi, Efisiensi, Nilai Produk Marginal

9 iii SUMMARY Mohammad Shoimus Sholeh ANALYSIS ALLOCATIVE EFFICIENCY OF PRODUCTION FACTORS USAGE IN CARROT FARMING (Daucus carota L) AT BUMIAJI SUB DISTRICT, BATU CITY. Supervised by Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS and Rosihan Asmara, SE. MP Carrots are vegetables that have high economic value. Carrot much interested by the farmers because of its easy maintenance and cost needed to start farming affordable from the bottom to the top. Batu is one of the areas in East Java and has the potential of agricultural crops, especially carrots. In 2007, Batu was ranked the third largest carrot production after Pasuruan and Malang with production of 6900 tons. Carrots are very suitable cultivated in the highlands or hills with loose soil conditions and fertile, which is appropriate with the state of agricultural land in the District of Bumiaji located on the fertile plateau and m above sea level and in accordance with the characteristics of a place for the cultivation of vegetable crops, especially carrot is m above sea level. District of Bumiaji is producer of carrots in the center Batu because it has the largest area of production and compared to other districts with total area of ha, production reached tons and productivity as much as 15 tons / ha. A good crop of carrots and maintained intensively can produce bulbs between tones / ha (Hanum, 2008). Thus the farmers are still able to increase production and productivity of carrot plants with the use of all factors of production efficiently, so it can increase farmers' income. The problem of farmers in carrot farming in the District of Bumiaji is the inefficient in the use of production factors in the cultivation of carrots ranging from land preparation, planting, and maintenance until harvest. The use of factors of production between farmers is different. Farmers who have capital will try to get a big carrot production with a large allocation of production factors as well; while farmers are limited capital will tend to minimize the use of factors of production to reduce costs. This indicates that the use of production factors is inefficient. According to Soekartawi (2002), the science of farming is defined as the science of allocating resources effectively and efficiently for the purpose of obtaining high profits at a particular time. Research goals are: (1) to analyze the factors affecting the production of carrot production, (2) analyze the efficiency of farming production factors, and (3) analyze the carrot farm income in the District of Bumiaji Batu, which is expected to increase production and farmers' income. Factors of production are analyzed, namely seed, fertilizer, pesticides and labor. The analysis used is Coob-Douglas production function using Multiple Linear Regression analysis. Analysis of the factors which significantly affect production in carrot production is partially visible from t count value or amount of significance with t test. To find out the allocate efficiency is by looking at the value of marginal product (NPM). While to know the income of farmers is using the income analysis. The results obtained are:

10 iv 1. Production factors that significantly influenced the production of carrot farming are seed, pesticide and labor in which the value t count seed is 1.72, pesticide is and labor is 5.353> 1.67 T Table. Meanwhile, the factors do not significantly affect the use of fertilizers on the production of carrot because t count value <1.67 T Table. 2. From the analysis is known that NPMx / Px for the use of seed is> 1 is 3.94, so the allocation of seeds in the study area has not been efficient. NPMx / Px for the allocation of the use of pesticide is <1 is equal to 0.94, so the use of pesticides in the study area is inefficient. NPMx / Px for the use of labor> 1 is 2.17, so the allocation of labor in the study area has not been efficient. 3. The average total revenue carrot farmers in the study area is Rp. 58,197,350, - and the average total cost amounted to Rp. 25,434,007, -, in order to obtain a carrot farm income amounted to Rp. 32,763,343, - per hectare in one cropping season. This indicates that average of carrot farming in the District of Bumiaji Batu is profitable. Advice that can be given from the results of the study were (1) to overcome the non optimal use of seeds and labor, the farmers can increase their use. By calculating NPMx / Px, the use of seeds in an area of 1 hectare is 35 kg and HOK of employment. The use of production factors above will be locative efficiency in terms of production and the price of carrots, as well as the price of factors of production unchanged. (2) By using a pesticide plant then it can reduce production costs, not eradicate predators and do not damage the environment, thus increasing production and incomes of farmers. Vegetable crops as a pesticide that can be used include Tobacco, soursop, garlic, red pepper, basil, neem, clove, Sugar-apple seeds and so on. Keywords: Carrot, Farming, Factor of Production, Efficiency, Value of Marginal Product

11 v KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor- Faktor Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) Studi Kasus di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. laporan skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan jenjang S-1 di Program Studi Agribisnis Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan baik berupa pendapat, saran, dukungan moril dan do a, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR, MS selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi. 2. Bapak Rosihan, SP. MP selaku dosen pembimbing ke-ii yang telah memberi masukan dan arahan kepada penulis untuk penyususnan hasil skripsi dan memberi bimbingan selama kegiatan proses pembuatan skripsi. 3. Seluruh karyawan dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah mendidik dan memberikan ilmu untuk keberlangsungan pencapaian yang baik. 4. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan baik melalui do a, materi dan semangat atas kelancaran selama proses perkuliahaan mulai dari awal kuliah sampai dalam proses penyususnan skripsi. 5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skrispi. Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan informasi, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan agar laporan skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga apa yang tertulis dalam laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Malang, Juli 2012 Penulis

12 vi RIWAYAT HIDUP Penulis di lahirkan di Desa Tambung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Sebagai anak ke dua dari empat bersaudara dan anak dari Bapak Mohammad Amin dan Ibu Syahriyah. Penulis mempunyai hobi membuat cerpen, kata-kata humoris, puisi dan catatan-catatan motivasi, serta membuat video. Sekolah di SDN Tambung pada tahun , kemudian melanjutkan ke SMPN 5 Pamekasan pada tahun Selanjutnya meneruskan di SMAN 2 Pamekasan pada tahun Penulis menjadi mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis, pada tahun Selama menjadi mahasiswa Universitas Brawijaya, penulis sering aktif di organisasi dan kegiatan-kegiatan kampus. Organisasi yang di ikuti yaitu Forum Studi Islam Insan Kamil (FORSIKA) tahun dan pada tahun , menjadi ketua Kesektariatan di FORSIKA. Kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang pernah diikuti yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Brawijaya ( ) sebagai penerima dana usaha. Lomba catur di Universitas Brawijaya sebagai perwakilan dari Fakultas Pertanian tahun

13 vii DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... SUMMARY... iii KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 7 II. KERANGKA TEORITIS Kerangka Pemikiran Hipotesis Batasan Masalah Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel III. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Sampel Teknik Pengumpulan Data Teknis Analisi Data Analisis Deskripsi Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Uji Asumsi Klasik Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Wortel Analisi Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani Wortel IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis Penggunaan Lahan Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Karakteristik Petani Responden Usia Petani Responden Tingkat Pendidikan Petani Responden Luas Lahan Petani Responden Status Kepemilikan Lahan i v

14 viii Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerjaan Sampingan Analisis Fungsi Produksi Usahatani Wortel Uji Normalitas Uji Heteroskedasitas Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Pengujian Terhadap Model Regresi Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Biaya Usahatani Wortel Penerimaan Usahatani Wortel Pendapatan Usahatani Wortel V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 53

15 ix DAFTAR TABEL Tabel Teks Halaman 1. Luas Area Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Wortel di Jawa Timur Tahun Luas Area Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas di Kota Batu Tahun Jumlah Petani Wortel di Dusun Jurangkwali, Desa Sumber Brantas dan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Golongan Usia di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun Hasil Uji Heteroskedasitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Regresi Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu... 43

16 23. Rata-Rata Biaya Variabel Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu x

17 xi DAFTAR GAMBAR Gambar Teks Halaman 1. Kerangka Pemikiran Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Penentuan Sampel... 16

18 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Teks Halaman 1. Peta Kecamatan Bumiaji Quisioner Untuk Responden Karakteristik Responden Peralatan Usahatani Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Produksi Usahatani dalam Satu Musim Tanam Biaya Tetap Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Biaya Variabel Untuk Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Total Biaya Variabel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Total Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Petani Wortel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Analisis Usahatani Wortel Per Hektar Dalam Satu Musim Tanam Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Uji Asumsi Klasik Uji Regresi Hasil Perhitungan Efisiensi Alokatif Dokumentasi... 83

19 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Sektor pertanian sangat berpengaruh terhadap berkembangnya sektor lain (non-pertanian), sehingga memiliki peranan penting bagi perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan capital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan (Kementrian Pertanian, 2009). Di samping penyedia lapangan kerja, sektor pertanian juga penghasil non migas dan bahan baku bagi industri. Peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani. Wortel merupakan salah satu sayuran yang banyak di budidaya di Indonesia. Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B, C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia (Hanum, 2008). Tanaman wortel membentuk daun roset dan akar tunggang lumbung besar berdaging. Daun yang muncul dari batang memiliki tangkai daun panjang yang membesar. Lembar daunnya terbagi secara berulang dengan segmen lembar daun kecil, sempit dan sangat terbelah. Akar tunggang, awalnya panjang, ramping, tumbuh vertikal, mulai memanjang dengan cepat dan mencapai panjang potensialnya dalam hari setelah berkecambah. Produksi dan produktivitas wortel di Jawa Timur fluktuatif. Produksi dan produktivitas terendah pada tahun 2002 dengan luas panen ha menghasilkan produksi sebesar ton dengan produktivitas 85,04 ku/ha. Pertumbuhan produksi dan produktivitas terbesar pada tahun 2010 yaitu dengan luas panen ha menghasilkan produksi ton dengan produktivitas 149,6 ku/ha, hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas tanaman wortel semakin meningkat. Luas area tanam panen, produksi dan produktivitas wortel di Jawa Timur pada tahun dapat dilihat pada Tabel 1.

20 2 Tabel 1. Luas Area Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas Wortel di Jawa Timur Tahun Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ku/ha) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2011) Kota Batu merupakan salah satu daerah yang berada di Jawa Timur dan memiliki potensi di bidang pertanian khususnya tanaman wortel. Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Timur (2011), pada tahun 2007, Kota Batu menduduki peringkat ketiga luas panen dan produksi terbesar setelah Pasuruan dan Malang dengan luas panen 452 ha dan produksi sebesar ton, serta memliki produktivitas terbesar ketiga yaitu sebesar 15,26 ton/ha setelah Mojokerto dengan produkstivitas sebesar 22,18 ton/ha dan ponorogo dengan produkstivitas 18,13 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Batu memiliki potensi dalam usahatani wortel dan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel dengan penggunaan faktor produksi yang efisien. Kecamatan Bumiaji merupakan sentra penghasil wortel di Kota Batu karena memiliki produksi dan luas lahan terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Batu dengan luas lahan 444,8 ha, produksi mencapai 6.733,5 ton dan produktivitas sebesar 15 ton/ha. Luas tanam di Kecamatan Batu hanya 13,05 ha dengan produksi 138,591 ton dan produktivitas sebesar 10,62 ton/ha, sedangkan di Kecamatan Junrejo tidak membudidayakan wortel. Hal ini mencerminkan bahwa usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji memiliki potensi yang bagus dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Batu. Luas area tanam, panen, produksi dan produktivitas di tiap-tiap kecamatan di Kota Batu tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.

21 3 Tabel 2. Luas Area Tanam, Panen, Produksi Dan Produktivitas di Kota Batu Tahun 2010 No Kecamatan Luas Tanam Luas Produksi Produktivitas (Ha) Panen (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 1 Bumiaji 444,80 444, ,50 15,00 2 Batu 13,05 13,05 138,59 10,62 3 Junrejo Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu (2011) Pada Tabel 2, produktivitas wortel di Kecamatan Bumiaji paling tinggi di bandingkan dengan kecamatan. Tanaman wortel yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara ton/ha (Hanum,2008). Makadari itu petani masih dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman wortel dengan penggunaan segala faktor produksi yang efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Penduduk di Kecamatan Bumiaji rata-rata bermata pencaharian sebagai petani dan salah satu tanaman yang banyak di budidaya yaitu tanaman sayur. Wortel sangat cocok dibudidayakan pada dataran tinggi atau perbukitan dengan kondisi tanah yang gembur dan subur, yang mana sesuai dengan keadaan lahan pertanian Kecamatan Bumiaji yang berada pada dataran tinggi dan subur. Wortel merupakan salah satu tanaman sayuran yang diminati oleh petani. Wortel merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman wortel tergolong tanaman yang perawatannya cukup mudah. Resiko kegagalan bertanam wortel umumnya sangat kecil bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Skala usahatani wortel sangat bervariasi, mulai dari luas lahan yang digunakan, pengolahan dan perlakuan lahan, perawatan sampai dengan obat-obatan yang digunakan. Wortel banyak diminati petani karena mudah perawatannya dan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usahatani terjangkau dari kalangan bawah ke atas. Panen wortel biasanya umur 3,5 4 bulan, akan tetapi di daerah penelitian umur panen bisa mencapai umur 5 bulan, hal ini terjadi karena petani ingin mencapai harga yang tinggi. Jika pada saat umur 3,5 4 bulan harga wortel rendah, maka petani tidak memanen wortel. Petani membiarkan wortel sampai umur 5 bulan untuk mendapatkan harga yang maksimal. Upaya peningkatan produksi wortel bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Petani dihadapkan suatu masalah yaitu tidak

22 4 efisiennya dalam penggunaan segala faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Perlakuan dalam penggunaan segala faktor produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang banyak dengan penggunaan faktor produksi yang besar, sedangkan petani yang mempunyai keterbatasan modal cenderung meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi tidak efisien, sehingga berdampak menurunnya output dan pendapatan yang diperoleh petani. Oleh karena itu, diambil judul penelitian Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel Di Kecamatan Bumiaji Batu, agar diketahui faktor-faktor produksi yang sangat berpengaruh terhadap produksi wortel, serta berapa penggunaan faktor produksi yang optimal untuk mencapai tefisiensi alokatif, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 1.2 Rumusan Masalah Potensi pertanian terutama sayuran di Kecamatan Bumiaji Kota Batu sangat bagus sesuai tempatnya yang berada di dataran tinggi yaitu m dpl dan sesuai dengan karakteristik tempat untuk budidaya tanaman sayur terutama wortel yaitu m dpl. Penggunaan faktor produksi yang tepat akan menghasilkan produksi dari usahatani yang maksimal, sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima petani. Produksi tanaman wortel tergolong bagus, akan tetapi hal tersebut di dorong dengan penggunaan faktor produksi yang banyak, sehingga mempengaruhi hasil pendapatan yang diterima petani. Begitu juga sebaliknya, penggunaan faktor produksi yang kecil mengakibatkan hasil produksi wortel yang sedikit atau kurang maksimal. Pendapatan petani didasarkan pada biaya yang dikeluarkan dan produksi usahatani yang dihasilkan dalam satu musim tanam. Untuk meningkatkan produksi dan pendapatan, penggunaan faktor-faktor produksi harus efisien dan efektif. Efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya dan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2002).

23 5 Akan tetapi dalam fenomena yang ada, petani tidak efisien dalam penggunaan segala faktor produksi. Salah satu contoh penggunaan bahan pestisida yang intensif dan tidak sesuai dosis mengakibatkan menambahnya biaya sarana produksi dan secara berkelanjutan mengakibatkan menurunnya hasil produksi karena akan rentan terhadap hama dan penyakit. Pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit, sehingga produksi wortel yang dihasilkan bagus. Makadari itu petani intensif melakukan penyemprotan agar tanaman wortel tidak rusak. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan faktor produksi tidak maksimal. Petani melakukan penyemprotan secara intensif agar menghasilkan produksi wortel yang bagus, sehingga menambah biaya yang dikeluarkan untuk penyemprotan dan biaya tenaga kerja. Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan pestisida tidak efisien dan pendapatan petani dari usahatani wortel semakin berkurang. Pupuk sebagai penunjang dalam pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk akan mempengaruhi hasil usahatani. Pupuk yang digunakan oleh petani yaitu pupuk kandang, urea SP36 atau TSP, KCL, NPK dan ZA. Dalam penerapannya, jenis dan dosis penggunaan pupuk antar petani berbeda-beda meskipun dalam luasan yang sama, tergantung pengalaman dan ekonomi petani. Selisih penggunaan benih cukup besar antar petani meskipun dalam luasan lahan yang sama. Petani yang memiliki modal dalam pengunaan pupuk cenderung lebih besar dan sebaliknya, bagi petani yang memiliki modal sedikit cenderung menimimalkan penggunaan pupuk untuk mengurangi biaya variabel yang dikeluarkan. Benih yang digunakan merupakan hasil dari budidaya petani setempat atau lokal. Dalam penanaman, benih di sebar di lahan yang telah di olah. Rata-rata penggunaan benih di Kecamatan Bumiaji dalam luasan satu hektar menggunakan 55,6 kobok atau 8,9 kg/ha. Menurut Hanum (2008), kebutuhan benih wortel adalah g/10 m2 atau kg/ha. Petani meminimalkan penggunaan benih karena nantinya pada proses produksi dilakukan penjarangan dimana sebagian tanaman wortel akan dicabut. Pada proses penjarangan dimana wortel yang pertumbuhannya tidak bagus akan dicabut dan agar tidak terjadi persaingan antar tanaman wortel, sehingga apabila banyak tanaman wortel yang terkana hama

24 6 penyakit atau pertumbuhannya tidak maksimal, maka tanaman wortel yang tersisa di lahan semakin sedikit dan berdampak pada menurunnya produksi dan pendapatan yang diteima oleh petani wortel. Hal ini menggambarkan bahwa penggunaan benih belum efisien. Selain itu, faktor pengalaman petani atau tenaga kerja dalam mengelola usahatani mulai dari pengolahan lahan sampai panen juga menjadi permasalahan bagi petani. Faktor produksi tidak hanya dilihat dari segi jumlah atau ketesediaan dalam waktu yang tepat. Akan tetapi juga dilihat dari segi efisiensi penggunaannya. Faktor penting dalam pengolahan usahatani yaitu tanah atau lahan, tenaga kerja dan modal (Mubyarto, 1989). Ketiga faktor tersebut saling membutuhkan dan berkaitan dalam menunjang hasil dari usahatani. Menurut Soekardono (2005), dilihat dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Rendahnya produksi usahatani salah satunya disebabkan tidak efisiensinya penggunaan faktor produksi. Hal itu akan berpengaruh pada produksi dan pendapatan yang diperoleh petani. Pentingnya konsep efisiensi yaitu untuk mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi agar mendapatkan produksi wortel yang maksimal dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani wortel. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, timbul beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-faktor produksi apa yang berpengaruh terhadap produksi wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu? 2. Bagaimana tingkat efisiensi faktor-faktor produksi terhadap produksi wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu? 3. Berapa pendapatan yang diterima petani dari hasil usahatani di Kecamatan Bumiaji Kota Batu? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 2. Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

25 7 3. Menganalisis pendapatan usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi para instansi yang terkait untukmeningkatkan produksi dan produktivitas wortel di Kecamatan Bumiaji Batu. 2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan yang berguna bagi para petani dalam peningkatkan efisiensi yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari usahatani wortel. 3. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan bagi penelitian pada bidang yang sama.

26 8 II. KERANGKA TEORITIS 2.1 Kerangka Pemikiran Kecamatan Bumiaji merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Batu yang mempunyai potensi dalam bidang hasil pertanian terutama tanaman sayuran wortel. Luas lahan dan produktivitasnya lebih besar di bandingkan kecamatan lainnya Tanahnya sangat cocok untuk tanaman wortel dan tempatnya yang berada di dataran tinggi m dpl sesuai dengan karakteristik tempat untuk budidaya tanaman sayur terutama wortel yaitu m dpl. Produktivitas dipengaruhi oleh besar kecilnya input yang digunakan dalam usahatani. Penggunaan faktor produksi yang minimal akan menyebabkan menurunnya jumlah produksi begitu juga sebaliknya, penggunaan faktor produksi yang berlebih menyebabkan penggunaannya menjadi tidak efisien. Penggunaan faktor produksi diperlukan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal yang berpengaruh terhadap pendapatan petani wortel. Permasalahan petani dalam usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji yaitu tidak efisiennya dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan wortel mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Penggunaan faktor-faktor produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha mendapatkan produksi wortel yang besar dengan pengalokasian faktor produksi yang besar pula, sedangkan petani yang keterbatasan modal akan cenderung meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak efisien. Menurut Soekartawi (2002), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dalam produksi pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi yaitu tanah atau lahan, modal dan tenaga kerja (Mubyarto, 1989). Faktor modal bisa meliputi uang atau barang seperti benih, pupuk dan pestisida yang digunakan. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan menunjang dalam proses produksi usahatani, serta mempengaruhi produktivitas sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya. Produktivitas tanaman merupakan perbandingan antara penerimaan (output) dan pengeluaran yang

27 9 digunakan dalam usahatani (input). Produktivitas tersebut akan mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh petani. Faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi wortel di daerah penelitian yaitu tenaga kerja dan modal yang meliputi biaya untuk pembelian benih, pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja sebagai penunjang dalam pelaksanaan usahatani. Kebutuhan jumlah tenaga kerja tergantung dengan luasan lahan yang dikelola dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan proses produksi usahatani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga lebih cenderung produktif dalam mengelola usahataninya dibandingkan dengan tenaga kerja luar karena hasil produksi sepenuhnya di rasakan oleh petani yang mengelola dan memiliki usahataninya, sedangkan tenaga kerja luar hanya berorientasi terhadap upah. Benih merupakan sarana produksi yang digunakan oleh petani, rata-rata benih berasal dari petani di daerah tersebut. Mayoritas petani mengetahui cara membudidayakan wortel yang digunakan untuk memproduksi benih wortel. Lahan yang digunakan untuk budidaya benih wortel merupakan lahan pertanian yang sudah digunakan budidaya sayuran, sedangkan kandungan residunya sangat tinggi, sehingga kualitas benih yang dihasilkan rendah. Kualitas dan kapasitas benih yang digunakan akan mempengaruhi produksi wortel. Pupuk digunakan untuk penunjang pertumbuhan tanaman. Volume dan jenis penggunaan pupuk akan mempengaruhi produktivitas tanaman wortel. Produksi wortel akan meningkat apabila penggunaan pupuk tepat dan sesuai dengan dosis. Pupuk yang digunakan dalam usahatani wortel yaitu urea, KCL, NPK, ZA, TSP atau SP36 dan pupuk kandang Pestisida digunakan untuk mengendalikan atau membasmi hama penyakit. Hama dan penyakit dapat merusak tanaman yang akan menurunkan produksi wortel. Penggunaan pestisida bertujuan untuk mencegah atau membasmi hama dan penyakit, sehingga hasil produksi wortel bagus, akan tetapi penggunaan yang berlebih akan merusak atau mencemari lingkungan sekitar, dan dalam jangka panjang dapat menurunkan produksi wortel. Metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi wortel yaitu dengan menggunakan analisis fungsi

28 10 produksi Cobb-Douglas. Alat yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda dengan melihat nilai t hitung dapat diketahui faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi wortel. Penelitian terdahulu tentang analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani padi sawah di Desa Bulu, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk yang dilakukan oleh Romauli (2008) dengan menggunakan metode analisis fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh hasil bahwa benih, urea, ponska dan tenaga kerja berpengaru nyata terhadap produksi padi sawah. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan oleh Wiwit (2010) dengan menggunakan fungsi produksi Cobb- Douglass diperoleh hasil bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi produksi kedelai yaitu variabel luas lahan, pupuk kandang, pestisida padat. Selanjutnya dilakukan analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi wortel untuk mengetahui apakah usahatani tersebut sudah efisien. Dengan melihat nilai produk marginal (NPM) dapat diketahui sudah efisien atau tidak penggunaan faktor-faktor produksinya. Apabila NPMx sama dengan Px, maka penggunaan faktor produksi tersebut efisien. Menurut Soekardono (2005), untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi, tetapi ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga inputoutput. Agar keuntungan mencapai maksimum maka turunan pertama fungsi tersebut harus sama dengan nol, sehingga diperoleh nilai produk marginal (NPM) dari faktor produksi yang digunakan harus sama dengan harga satuan faktor produksi itu (Px). Kemudian dilakukan analisis pendapatan usahatani wortel untuk mengetahui berapa pendapatan yang diterima oleh petani dengan menghitung selisish antara penerimaan atau output yang di peroleh petani dengan semua biaya yang dikeluarkan atau input yang digunakan dalam satu kali musim tanam. Dengan penggunaan faktor produksi yang efisien, maka akan meningkatkan pendapatan petani wortel. Kerangka penelitian disajikan Gambar 1.

29 11 Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Permasalahan: Kurang maksimalnya penggunaan faktor-faktor produksi, sehingga penggunaannya tidak efisien dan berdampak pada produksi wortel dan pendapatan petani Potensi: 1. Luas lahan dan produktivitas wortel di Kecamatan Bumiaji lebih besar dibandingkan dengan kecamatan yang lain di Kota Batu 2. Tempatnya sesuai dengan karakteristik budidaya tanaman wortel Analisis Fungsi Produksi Coob- Couglas Analisis Regresi Linier Berganda Input (variabel bebas) Output (variabel terikat) Kombinasi Faktor- Faktor Produksi: 1. Tenaga Benih Kerja 2. Modal Pupuk (benih, pupuk dan 3. Pestisida pestisida) 4. Tenaga Kerja Produksi Usahatani Wortel Analisis Efisiensi Alokatif (NPMx/Px = 1) Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Peningkatan Pendapatan Usahatani Wortel Keterangan : garis analisis garis kerangka Gambar 1. Kerangka Pemikiran Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji

30 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dapat ditarik hipotesis yaitu: 1. Diduga faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi pada usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu adalah benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. 2. Diduga penggunaan faktor produksi usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu tidak efisien. 3. Diduga usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Batu menguntungkan. 2.3 Batasan Masalah 1. Yang dimasukkan dalam variabel bebas yaitu sarana produksi dan tenaga kerja, sedangkan lahan tidak dimasukkan dalam variabel karena sifatnya tetap atau termasuk biaya tetap. 2. Tempat penelitian di Kecamatan Bumaji Batu, khususnya Desa Sumber Brantas dan Desa Tulungrejo. 3. Responden adalah petani yang menanam tanaman wortel pada tahun Yang diteliti adalah tentang pengaruh faktor produksi (tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida) terhadap produksi wortel, tingkat pendapatan atau keuntungan dan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani wortel. 2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel yang diamati yaitu informasi mengenai usahatani wortel yang diusahakan oleh petani. Variabel tersebut didefinisikan terlebih dahulu untuk memudahkan pengumpulan data yaitu: 1. Efisisensi alokatif adalah efisiensi yang dicapai apabila nilai produk marginal (NPM) dari faktor produksi yang digunakan harus sama dengan harga satuan faktor produksi itu (Px). 2. Luas lahan adalah sebidang tanah yang digunakan untuk usahatani wortel dalam satu kali musim tanam dan dalam satuan hektar (ha). 3. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam proses usahatani wortel dalam satu kali musim tanam mulai dari pengolahan lahan, penanaman,

31 13 pemupukan, pemeliharaan sampai dengan panen baik berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga petani yang dihitung dalam HOK (Hari Orang Kerja). 4. Benih adalah total benih wortel yang digunakan petani dalam usahatani setiap satu kali musim tanam dalam luasan lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan kilogram per hetar dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam). 5. Pupuk adalah penggunaan pupuk sebagai penunjang dalam usahatani wortel setiap satu kali musim tanam yaitu pupuk kandang, urea, TSP atau SP36, KCL, NPK, ZA yang diukur dalam kilogram per hektar dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam). 6. Pestisida adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengendalikan atau membasmi hama atau penyakit yang diukur dalam satuan kilogram per hektar dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam). 7. Produksi adalah hasil tanaman wortel yang dihasilkan dalam satu musim tanam dengan satuan kilogram per hektar dalam satu musim tanam (kg/ha/musim tanam). 8. Harga jual adalah harga jual wortel yang diterima petani yang diukur dengan satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). 9. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani wortel yang besar kecilnya tidak dipengaruhi dengan besar kecilnya output yang diperoleh yang meliputi biaya pajak lahan dan penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam yang diukur dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam). 10. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani wortel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan yang meliputi biaya pembelian benih, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida, serta upah tenaga kerja dalam satu kali musim tanam yang diukur dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam). 11. Total biaya adalah semua pengeluaran yang meliputi biaya tetap dan variabel dalam usahatani wortel tiap satu musim tanam yang diukur dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).

32 Total penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produksi wortel dengan harga jual dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam). 13. Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani wortel per satu kali musim tanam dengan satuan rupiah per hektar dalam satu musim tanam (Rp/ha/musim tanam).

33 15 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Bumiaji Batu Propinsi Jawa Timur. Teknik purposive dilakukan dengan dasar pertimbangan yakni Kecamatan Bumiaji merupakan Kecamatan di Kota Batu yang wilayahnya berada pada hulu DAS Brantas yang memiliki banyak sumbermata air dan berpotensi sebagai lahan pertanian khususnya tanaman sayuran wortel, dimana luas lahan, produksi dan produktivitasnya paling besar dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Batu (lihat Tabel 2). 3.2 Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani wortel di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan sampel menggunakan metode sampel gugus bertahap. Metode sampel gugus bertahap merupakan metode dimana pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap berdasarkan wilayah-wilayah yang ada (Singarimbun dan Effendi, 2008). Populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat pertama, kemudian gugus tingkat pertama dapat pula dibagi dalam gugus tingkat kedua, dan seterusnya. Demikian juga sampel satu dari populasi sampling pertama dijadikan populasi sampling kedua untuk menentukan sampel dua dan begitu seterusnya sampai ditentukan sampel sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Tahap pertama yaitu menetapkan desa sampel yaitu dari 9 desa wilayah di Kecamatan Bumiaji dipilih 2 desa sebagai sampel. Pemilihan dilakukan secara sengaja atau purposive dipilih dua desa yaitu Desa Sumber Brantas dan Desa Tulungrejo dengan pertimbangan kedua desa tersebut memiliki potensi untuk usahatani wortel dan petani yang banyak membudidayakan wortel. Tahap Kedua, dengan terpilihnya 2 desa sampel tersebut, selanjutnya tiap desa dipilih satu dusun sebagai sampel. Pemilihan dusun berdasarkan jumlah petani yang banyak membudidayakan wortel. Desa Sumber Brantas memiliki 3 dusun dan di Desa Tulungrejo terdapat 5 dusun.

34 16 Tabel 3. Jumlah Petani Wortel di Dusun Jurangkwali, Desa Sumber Brantas dan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Desa Dusun Petani Wortel (Orang) 1 Sumber Brantas Jurangkwali Tulungrejo Junggo 379 Sumber : Data primer (2012) Dari Tabel 3 diketahui jumlah petani wortel di Dusun Jurangkwali Desa Sumber Brantas sebanyak 249 petani dan di Dusun Junggo Desa Tulungrejo sebanyak 379 petani. Tidak semua petani tersebut akan dijadikan responden, tetapi akan ditarik lagi sampel tahap ketiga secara random dan berimbang. Menurut Arikunto (1998), apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10% 15% atau 20% 25% atau lebih dari jumlah populasi. Pada tahap ketiga peneliti mengambil sampel 10% dari jumlah petani wortel di lokasi penelitian dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Jumlah petani dari masing-masing dusun yaitu: Dusun Jurangkwali Desa Sumber Brantas Dusun Junggo Desa Tulungrejo : 25 petani sayur : 38 petani sayur Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah petani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 petani. Untuk mendapatkan sampel yang menggambarkan populasi, dapat dilihat pada Gambar 2. Tahap I Tahap II Tahap III Sumber Brantas Tulungrejo Jurangkwali Krajan 10% Petani Wortel Punten Lemahpuith Kecamatan Bumiaji Sumbergongo Gunugsari Bulukerto Bumiaji Wonorejo Junggo Gerdu 10% Petani Wortel Pandanrejo Kekep Giripurno Gondang Gambar 2. Penentuan Sampel

35 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Metode pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara: a. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan tanya jawab langsung kepada petani wortel. Wawancara dilaksanakan dengan dilengkapi kuisioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang berhubungan dengan judul penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Data yang diambil yaitu mengenai karakteristik responden, luas lahan, faktor-faktor produksi yang digunakan serta biayanya dan produksi yang dihasilkan dalam satu musim tanam. b. Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan mengenai fenomena yang ada baik merupakan aktivitas sehari-hari maupun kegiatan yang berhubungan penelitian. Dalam kegiatan penelitian data yang diambil yaitu mengenai faktor-faktor produksi dan kuantitasnya yang digunakan dalam usahatani wortel. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pustaka, peneliti terdahulu dan lembaga atau instansi terkait yang yang digunakan sebagai data pelengkap dan pendukung dari hasil lapang yang diperoleh atau data primer. Data sekunder diperoleh dengan bertanya dan mengambil langsung dari kantor Desa Sumber Brantas, Desa Tulungrejo dan Dinas Pertanian. Data yang digunakan yaitu luas lahan, produksi wortel dan jumlah penduduk. 3.4 Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang tidak bisa dijelaskan secara kuantitatif serta untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan atau menjelaskan data yang diperoleh. Analisis ini meliputi keadaan usahatani wortel

36 18 di lokasi penelitian, karakteristik petani, keadaan penduduk dan letak geografis daerah penelitian Analisis Fungsi Produksi Cobb_Douglas Model fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Y= b0 X1 b1 X2 b2 X3 b3 X4 b4 e u Keterangan : b0 = intersep/konstanta b1..,b4 = elastisitas produksi dari X1,...,X4 Y = produksi (kg) X1 = benih (koboan) X2 = pupuk (kg) X3 = pestisida (kg) X4 = tenaga kerja (HOK) e = bilangan natural u = galat Untuk mempermudah pendugaan hasil fungsi, fungsi Cobb-Douglas diturunkan menjadi bentuk linier sebagai berikut : LnY = β0 + β1lnx1 + β2lnx2 + β3lnx3 + β4lnx4 + u Pertimbangan yang digunakan dalam menganalisis fungsi produksi Cobb- Douglas yaitu umum digunakan dalam penelitian empiris di bidang pertanian, memiliki penyelesaian relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi produksi lain dan dapat ditransfer ke dalam bentuk linier Uji Asumsi Klasik Persamaan regresi yang dihasilkan melalui proses perhitungan tidak selalu merupakan model yang baik untuk melakukan estimasi terhadap variabel independennya. Model regresi yang baik harus bebas dari penyimpangan asumsi klasik, yang terdiri dari asumsi kenormalan, multikolinearitas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. 1. Uji Normalitas Gujarati (2010) mengemukakan bahwa regresi linear membutuhkan asumsi kenormalan data dengan beberapa alasan sebagai berikut : a. Data berdistribusi normal akan menghasilkan model prediksi yang tidak bias serta memiliki varians yang minimum.

37 19 b. Data berdistribusi normal akan menghasilkan model yang konsisten yaitu dengan meningkatnya jumlah sampel ke jumlah yang tidak terbatas, maka penaksir mengarah ke nilai populasi yang sebenarnya. Salah satu pengujian normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Penerapan pada Uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Jika signifikansi di atas 0,05, maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data yang uji normal. 2. Heteroskedastisitas Hetersoskedasitas terjadi apabila variasi ut tidak konstan atau berubah ubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen (Gujarati, 2010). Uji statistik yang digunakan yaitu Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Apabila menghasilkan signifikansi >0,05, maka variabel pada model regresi yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedasitas. 3. Multikolinearitas Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti di antara satu atau lebih variabel independen dalam model.dalam kasus terdapat multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model.untuk mendeteksi apakah terjadi masalah multikol maka dapat melihat nila VIF (variance inflation factor). Jika nilai VIF di atas 10, maka terjadi masalah multikolinieritas, sebaliknya nilai VIF di bawah 10, berarti variabel tidak mengalami masalah multikolinieritas. 4. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin Waston. Jika du < d < 4 du, maka Ho ditolak yang berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

38 20 Jika syarat asumsi telah terpenuhi terhadap persamaan regresi, maka melihat nilai koefisien determinasi (R 2 ), nilai statistik F, dan uji T untuk menguji ketepatan regresi. a. Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar keseluruhan model dalam menerangkan nilai variabel terikat. Dalam penelitian ini, ingin diketahui seberapa besar persentase faktor-faktor produksi (X) dalam mempengaruhi hasil produksi (Y). b. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara keseluruhan terhadap variabel terikat (Y). Jadi, digunakan untuk melihat apakah semua faktor produksi (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) berpengaruh terhadap produksi wortel. Jika F hitung >F tabel, maka tolah Ho terima Ha, artinya semua variabel bebas (X) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y) Jika F hitung <F tabel, maka terima Ho tolak Ha, artinya semua variabel bebas (X) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y) c. Uji T Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Jadi, setiap faktor-faktor produksi diuji t untuk mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap produksi wortel. Jika t hitung >t tabel, maka tolah Ho terima Ha, artinya variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika t hitung <t tabel, maka terima Ho tolak Ha, artinya variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Analisis Efisiensi Penggunan Faktor Produksi Usahatani Wortel Usahatani wortel dapat dikatakan efisien apabila nilai produk marginal (NPM) suatu faktor produksi sama dengan harganya. Untuk mengetahui tingkat efisiensi alokatif dari usahatani ditunjukkan dengan nilai rasio NPMxi dengan Pxi dari masing-masing faktor produksi.

39 21 Ep = / =. /. ( ) = ( ) π=tr TC πmaxtercapai pada saat π =0 dy.py dx dy.py dx = dx.px dx =Px MPP.Py = Px NPMx = Px, Jadi NPMxi Pxi =1 Keterangan : NPMxi Py Epi Y Xi = nilai produk marginal (Rp) = harga produk persatuan (Rp) = elastisitas produk ke-i = produksi (kg) = faktor produksi ke i Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani Wortel 1. Analisis Biaya Usahatani Wortel Biaya usahatani merupakan total biaya tetap yang meliputi penyusutan peralatan dan sewa lahan, serta biaya variabel seperti biaya benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja per hektar dalam satu kali musim tanam yang digunakan dalam usahatani wortel. Besarnya biaya produksi dapat dihitung sebagai berikut : TC = FC + VC Keterangan : TC = Biaya Total (Rp) FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp) 2. Analisis Penerimaan Usahatani Wortel Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi wortel yang dihasilkan per hektar dalam satu kali musim tanam dengan harga jualnya per produksi. Besar penerimaan yang diterima dipengaruhi oleh besarnya produksi

40 22 usahatani serta harga jual per produk. Penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : TR Py Y TR = Y.Py = Total Penerimaan (Rp) = Harga per satuan produksi (Rp) = Jumlah produksi (Rp) 3. Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan yang di dapat dengan total biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani berlangsung dalam satu musim tanam. Besarnya pendapatan usahatani dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : π = TR TC Keterangan : π = Pendapatan (Rp)

41 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis Kecamatan Bumiaji secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kota Batu, Jawa Timur dan merupakan wilayah terluas di Kota Batu yaitu 12,797,89 Ha atau ± 64,28 % dari seluruh wilayah Kota Batu. Kecamatan Bumiaji memiliki 9 desa yaitu Desa Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumbergondo, Punten, Bulukerto, Gunungsari, Bumiaji, Pandanrejo dan Giripurno. Adapun batas-batas administratif Kecamatan Bumiaji Kota Batu adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Malang dan Mojokerto Sebelah Selatan : Kecamatan Batu Sebelah Barat : Kabupaten Malang Sebelah Timur : Kabupaten Malang Gambar peta Kecamatan Bumiaji dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam penelitian ini diambil dua sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Tulungrejo dan Desa Sumber Brantas. Berikut kondisi geografis Desa Tulungrejo dan Desa Sumber Brantas. a. Desa Tulungrejo Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bumiaji. Luas Wilayah Desa Tulungrejo yaitu 80,701Km 2. Jarak antara Desa Tulungrejo dengan Kecamatan Bumiaji yaitu 1,5 Km, dengan Pemerintahan Kota 6 km dan dengan Pemerintahan Provensi 133 km. Desa Tulungrejo memiliki lima dusun yaitu Dusun Gondang, Dusun Kekep, Dusun Gerdu, Dusun junggo dan Dusun Wonorejo. Adapun batas-batas Desa Tulungrejo adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Sumberbrantas. Sebelah Selatan : Desa Punten. Sebelah Barat : Kehutanan. Sebelah Timur : Desa Sumbergondo.

42 24 b. Desa Sumber Brantas Desa Sumber Brantas sebelumnya secara administratif ikut pemerintahan Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Akan tetapi, mulai tahun 2005 dipisah dari Desa Tulungrejo yang sebelumnya bernama Dusun Sumber Brantas menjadi Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Desa Sumber Brantas memiliki luas 541,1364 Ha. Jarak antara pusat pemerintahan Kota Batu dengan Desa Sumber Brantas yaitu 18 km. Suhu rata-rata 12 c - 22 c dengan curah hujan yang tinggi dan ketinggian dari permukaan laut dpa. Desa Sumber Brantas terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Lemah Putih dan Dusun Jurang Kuali. Sebelah Utara Adapun batas-batas Desa Sumber Brantas adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur Penggunaan Lahan : Hutan dan Kabupaten Mojokerto : Dusun Wonorejo dan Desa Tulungrejo : Hutan dan Gunung Anjasmoro : Hutan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang Sebagian besar wilayah Kecamatan Bumiaji berupa hutan dengan luas ha atau 23,59%, sedangkan sisanya digunakan untuk ladang, sawah dan lainnya. Mengenai jenis lahan yang ada di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan Tanah di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Penggunaan Luas (ha) Persentase (%) 1. Sawah Pekarangan Ladang/Tegalan Perkebunan Padang Rumput/Gembalaan Hutan Perikanan Darat/Air Tawar Pemukiman Lain lain J u m l a h ,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, Berdasarkan Tabel 4 penggunaan tanah di Desa Sukolilo mayoritas adalah hutan 23,59%, kemudian ladang 23,59% dan sawah 14,22%. Dari data dapat

43 25 diketahui bahwa ketergantungan penduduk pada pertanian cukup besar, sehingga tidak sedikit penduduk yang terjun di bidang pertanian khususnya dalam usahatani sayuran, salah satunya yaitu budidaya wortel. a. Desa Tulungrejo Sebagian besar penggunaan lahan di Desa Tulungrejo adalah untuk lahan pertanian. Hal ini karena lahannya cukup subur sehingga berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian. Berikut di bawah persentase luas lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan di Desa Tulungrejo yang disajikan ada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%) 1. Sawah ,99 2. Ladang/Tegalan ,34 3. Pemukiman ,68 4. Lain lain ,99 J u m l a h ,00 Sumber: Kantor Desa Tulungrejo, Dari Tabel 5, jenis penggunaan tanah di Desa Tulungrejo 69,34%. adalah ladang. Dari data dapat diketahui bahwa penduduk Desa Tulungrejo tidak sedikit yang terjun di dunia pertanian. Tanahnya cocok untuk tanaman sayur khususnya budidaya tanaman wortel dan kentang serta tanaman tahunan yaitu apel. b. Desa Sumber Brantas Desa Sumber Brantas berdasarkan penggunaan atas lahan memiliki luas sebesar 541,1364 Ha. Berikut penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase Luas Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%) 1 Pemukiman 94, ,48 2 Pekarangan 51,6320 9,54 3 Pertanian 358, ,22 4 Lain-lain 36,6100 6,76 Jumlah 541, ,00 Sumber: Kantor Desa Sumber Brantas, 2011.

44 26 Dari Tabel 6, penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas terbesar adalah lahan pertanian dengan luas 358,3234 Ha atau 66,22 %. Sebagian besar lahan pertanian ditanami tanaman sayuran seperti kentang, wortel, kubis dan sawi. Karena tanaman sayuran tersebut cocok dibudidayakan di Desa Sumber Brantas Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk di Kecamatan Bumiaji Kota Batu adalah petani. Komposisi penduduk Kecamatan Bumiaji berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat di Tabel 7. Tabel 7. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase(%) 1 Petani Pekerja Disektor Jasa/Perdagangan Pekerja Disektor Industri Mengurus Rumah Tangga Pelajar / Mahasiswa Lain-lain Jumlah ,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, Berdasarkan Tabel 7, mayoritas penduduk di Kecamatan Bumiaji bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak penduduk atau 43,21% dari total penduduk berdasarkan mata pencaharian, sisanya sebagai pekerja disektor jasa, industri, buruh tani dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian di dominasi oleh sektor pertanian, sehingga tidak sedikit penduduk yang berusahatani wortel khususnya tanaman wortel. a. Desa Tulungrejo Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Tulungrejo adalah sebagai petani. Hal ini dikarenakan lahan yang subur sehingga sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Persentase jumlah penduduk Desa Tulungrejo berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 8.

45 27 Tabel 8. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011 No Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Petani ,7 2. Pekerja disektor jasa/perdagangan 185 8,7 3. Pekerja disektor industry ,6 Jumlah ,0 Sumber: Kantor Desa Tulungrejo, Dari data pada Tabel 8 di atas, mayoritas penduduk Desa Tulungrejo bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak penduduk atau 77,7% dari total penduduk berdasarkan mata pencaharian. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian di dominasi oleh sektor pertanian, sehingga penduduk mengandalkan kegiatan usahatani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. b. Desa Sumber Brantas Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Tulungrejo adalah sebagai petani. Hal ini dikarenakan lahan yang subur sehingga sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Persentase jumlah penduduk Desa Tulungrejo berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2011 No Keterangan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Petani ,4 2. Pekerja disektor jasa/perdagangan ,6 3. Buruh ,0 Jumlah ,0 Sumber: Kantor Desa Sumber Brantas, Berdasarkan pada Tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa persentase jumlah penduduk Desa Sumber Brantas yang paling besar bermatapencaharian sebagai petani yaitu 58,74%. Sisanya bermatapencaharian sebagai buruh 29% dan pekerja disektor jasa/perdagangan 12,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian di Desa Sumber Brantas, sehingga bertani merupakan pekerjaan utama sebagai sumber pendapatan.

46 Usia Petani Responden 4.2 Karakteristik Petani Responden Faktor usia berkaitan dengan mudahnya atau cepatnya petani dalam menerima informasi atau mengadopsi inovasi, serta dalam melakukan proses produksi usahatani wortel. Distribusi petani responden berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Golongan Usia di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) , , , , ,70 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, Persentase terbesar usia petani responden berada pada kisaran umur tahun yaitu 34,92% dan terendah pada kisaran umur tahun yaitu 7,94%. Umur petani responden mulai dari umur tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada umur tersebut petani masih produktif dalam berusahatani wortel Tingkat Pendidikan Petani Responden Sumber daya manusia yang diukur dari tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam mengakomodasi teknologi maupun ketrampilan dalam usahatani wortel. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan atau informasi tentang usahatani wortel semakin besar, sehingga akan berpengaruh terhadap manajemen usahataninya. Berikut ini merupakan Tabel karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan. Tabel 11. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Tidak tamat SD 5 7,94 2 Tamat SD 28 44,44 3 Tamat SMP 13 20,63 4 Tamat SLTA 15 23,81 5 D1, D2, D3 atau S1 2 3,18 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, 2012.

47 29 Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa persentase terbanyak petani responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu 44,44% dan terendah dengan pendidikan D1, D2, D3 atau S1 sebesar 3,18%. Sedangkan tingkat pendidikan SMP dan SMA masing-masing sebesar 20,63% dan 23,81%. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan diantara petani responden dapat memberikan dampak pada proses produksi usahatani yang dilakukan yang akan mempengaruhi hasil produksi usahatani wortel Luas Lahan Petani Responden Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap produksi usahatani wortel. Luas lahan juga dapat berdampak terhadap petani dalam mengelola usahatani untuk lebih produktif. Berikut merupakan Tabel distribusi luas lahan yang digunakan petani dalam usahatani wortel. Tabel 12. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Luas lahan (ha) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 <0, ,43 2 0, ,40 3 1,1 1,5 2 3,17 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa luas lahan yang digunakan untuk usahatani wortel terbanyak di Kecamatan Bumiaji yaitu 71,43%. Sedangkan jumlah petani yang memiliki luas lahan antara 0,51-1 ha sebesar 3,17% dan luas lahan 1,1-1,5 sebesar 3,17%. Faktor luasan lahan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan Status Kepemilikan Lahan Pemilik lahan mempunyai kebebasan dalam mengolah lahan dan mempunyai kepuasan penuh atas hasil produksi yang didapat, jika sewa lahan akan menambah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi. Sedangkan sistem bagi hasil akan berdampak tingkat produktif petani. Bagi hasil yang menguntungkan untuk penggarap akan meningkatkan kinerja petani dan sebaliknya. Berikut merupakan Tabel distribusi jumlah responden berdasarkan status kepemilikan luas lahan yang digunakan petani untuk usahatani wortel.

48 30 Tabel 13. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Status Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Milik 50 79,36 2 Sewa 13 20,64 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, Berdasarkan Tabel 13, mayoritas status kepemilikan lahan di Kecamatan Bumiaji yaitu milik sendiri sebesar 79,36%. Sedangkan petani yang menyewa sebesar 20,64%. Banyaknya petani yang memiliki lahan sendiri, menggambarkan bahwa mereka mempunyai hak penuh dalam mengolah lahannya guna untuk meningkatkan produksi wortel dan pendapatan mereka lebih besar dibandingkan dengan petani yang menyewa lahan karena tidak harus membayar biaya sewa lahan dan seluruh hasil produksi adalah miliknya Jumlah Tanggungan Keluarga Profil keluarga petani sampel merupakan penduduk asli dan pendatang yang telah lama tinggal di Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan pada umummya sudah mempunyai keluarga yang telah menikah dan tercatat sebagai pemilik lahan wortel. Petani sampel umumnya mempunyai tanggungan keluarga. Semakin banyak tanggungan keluarga maka semakin besar pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk kelangsungan hidupnya. Dari segi positif, banyaknya jumlah keluarga dapat membantu dalam usahatani wortel, sehingga dapat mengurangi biaya tenaga kerja dalam proses produksi usahatani. Jumlah tanggungan keluarga petani dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) , , , , ,35 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, 2012.

49 31 Tabel 14, jumlah tanggungan keluarga petani wortel antara 1-5 orang dalam satu keluarga. Petani wortel responden rata-rata memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3 dengan persentase 42,86%. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Pekerjaan Sampingan Selain bekerja sebagai petani dalam mengelola usahatani wortel, petani responden juga melakukan pekerjaan sampingan, seperti buruh tani, pedagang dan lain-lain. Mereka sepenuhnya tidak bergantung pada usahataninya, dikarenakan pada musim kemarau sebagian petani tidak melakukan proses produksi usahatani. Air merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan tanaman, jika faktor tersebut tidak dipenuhi akan berdampak pada pertumbuhan tanaman wortel. Data pekerjaan sampingan petani sampel usahatani wortel dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Tahun 2011 No Pekerjaan Sampingan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Tidak ada 44 69,84 2 Pedagang 12 19,05 3 Buruh tani 5 7,94 4 Dan lain-lain 2 3,17 Jumlah ,00 Sumber : Data primer yang diolah, Rata-rata petani responden tidak memiliki pekerjaan sampingan dengan persentase 69,84%. Sedangkan yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang dan buruh tani sebesar 19,05% dan 7,94%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani wortel berperan penting dalam memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup petani. 4.3 Analisis Fungsi Produksi Usahatani Wortel Fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb-douglas yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usahatani wortel. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS17.

50 32 Pengujian statistik dengan menggunakan model regresi berganda metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least Squares), akan menghasilkan sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) (Gujarati, 2010). Serangkaian uji dapat dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan BLUE ini, yaitu uji normalitas data, uji gejala multikolinearitas, uji gejala heteroskedasitas, dan uji gejala autokorelasi Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Salah satu pengujian normalitas pada model regresi dapat menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Pada penelitian ini, didapat hasil Asymtotic Significance sebesar 0,935 yang lebih besar daripada 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Hasil pengujian terhadap gejala heteroskedasitas dengan menggunakan Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Uji Heteroskedasitas Model Koefisien Sig t (Constant) -0,008 0,978 Benih 0,018 0,583 Pupuk 0,008 0,263 Pestisida -0,032 0,137 Tenaga Kerja -0,002 0,958 Sumber : Data primer yang diolah, Berdasarkan Tabel 16, nilai Significance pada masing-masing variabel independen > 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pada model regresi yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedasitas. Hasil uji heteroskedstistas melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran 14.

51 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan antar variabel independen dengan variabel independen lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan antar variabel independennya. Apabila terjadi hubungan, maka terjadi masalah multikolinearitas. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10, maka tidak adanya gejala multikolinearitas pada model regresi dan sebaliknya. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas Model Tolerance VIF Benih 0,867 1,154 Pupuk 0,952 1,051 Pestisida 0,678 1,475 Tenaga Kerja 0,614 1,629 Sumber : Data primer yang di olah, Berdasarkan Uji Multikolinearitas, nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel benih, pestisida, tenaga kerja dan pupuk lebih kecil dari 10 tetapi pada variabel lahan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 berarti mengalami gejala multikolinearitas, jadi terjadi korelasi antara variabel lahan dengan variabel bebas yang lain. Hasil uji multikolenieritas melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan kesalahan sebelumnya. Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin Watson. Jika du < d < 4 du, berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. Nilai du pada penelitian ini yaitu 1,7296. Berdasarkan Uji Autokorelasi, pengujian terhadap model regresi yang digunakan menghasilkan nilai DW lebih besar dari du dan kurang dari 4 - du, yaitu 1,7296 < 2,054 > 2,2704, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji Autokorelasi melalui SPSS dapat dilihat pada Lampiran 14.

52 Pengujian Terhadap Model Regresi Setelah data diuji asumsi klasik, selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usahatani wortel dilakukan Uji Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t. Hasil analisis regresi dengan menggunakan empat variabel independen (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) dan variabel dependen yaitu produksi usahatani wortel dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil Uji Regresi Model B T Sig. Constant 7,061 14,830 0,000 Benih 0,094 1,720 0,091 Pupuk 0,008 0,746 0,459 Pestisida 0,089 2,514 0,015 Tenaga Kerja 0,313 5,353 0,000 R 2 = 0,609 F hitung = 22,543. F tabel =3,66 (tingkat kesalahan 1%) t tabel = 1,67 (tingkat kesalahan 10%) Sumber : Data primer yang diolah, berikut: Berdasarkan hasil uji regresi, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai LNY = 7, ,094 lnx1 + 0,008 lnx2 + 0,089 lnx3 + 0,313 lnx4 + u Dimana : X1 = benih (kg) X2 = pupuk (kg) X3 = pestisida (kg) X4 = tenaga kerja (HOK) 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Dalam penelitian ini, nilai R 2 sebesar atau 60,9%, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan variabel bebas dalam memberikan informasi terhadap variabel terikat cukup tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas seperti benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja mempunyai pengaruh sebesar 60,9% terhadap peningkatan atau penurunan produksi usahatani wortel, sedangkan sisanya 39,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model karena tidak dapat di ukur secara kuantitatif. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Lampiran 15.

53 35 2. Analisis Uji Keragaman (Uji F) Uji F merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui keberartian nilai R2. Dari uji F melalui pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai F hitung sebesar 22,543 dan nilai signifikansinya 0,000. Nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan 99% (α = 0,01) untuk df N1 = 4 dan df N2 = 58 sebesar 3,66. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai F hitung (22,543) > F tabel (3,36), sehingga seluruh variabel bebas yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produksi usahatani wortel. Hasil dari uji F dapat dilihat pada Lampiran Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel, dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0.1) dan degree of freedom (df) dengan rumus n-1 sebesar 62, diperoleh nilai t tabel sebesar 1,67. Hasil analisis regresi variabel bebas yang berpengaruh terhadap produksi usahatani wortel dapat dilihat pada Tabel 19. a. Benih Nilai koefisien regresi pada benih mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 0,094 dan nilai t hitung 1,720. Nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu 1,720 > 1,67. Secara statistik faktor benih berpengaruh nyata terhadap produksi wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan semakin banyak benih yang digunakan untuk usahatani wortel, maka produksi yang dihasilkan semakin besar. Dalam proses penjarangan tanaman wortel yang pertumbuhannya kurang maksimal, seperti daun yang layu, terkena hama dan penyakit atau tanamannya kerdil akan dicabut, sehingga semakin banyak benih yang digunakan, maka sisa tanaman wortel di lahan semakin banyak juga, sehingga dapat meningkatkan produksi wortel. Nilai koefisien regresi sebesar 0,094 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan bibit sebesar 1% akan menaikkan produksi sebesar 0,094%, demikian juga pengurangan penggunaan benih sebesar 1% akan menurunkan produksi sebesar 0,094%.

54 36 b. Pupuk Nilai koefisien regresi pada pupuk mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 0,008 dan nilai t hitung 0,746. Nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel yaitu 0,746 < 1,67. Secara statistik faktor pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk dalam jumlah yang berbeda kemungkinan besar memiliki hasil produksi wortel dalam jumlah yang sama dan penggunaan alokasi pupuk yang besar belum tentu menghasilkan produksi yang tinggi. Hal tersebut terjadi di karenakan petani responden dalam pemberian pupuk melebihi dosis anjuran dan jenis penggunannya tidak sesuai, sehingga berdampak pada produksi wortel dan ada juga sebagian yang menekan biaya untuk pupuk, sehingga lebih irit dalam penggunaannya. Menurut Suwalan et al (2004) dalam Sahara dan Idris (2010) respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat apabila pupuk yang digunakan tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian. Sedangkan menurut Susila (2006), pupuk yang digunakan dalam usahatani wortel yaitu pupuk kandang kg/ha, pupuk urea 100 kg/ha, SP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Di daerah penelitian, jenis pupuk yang digunakan antar petani berbeda-beda jenis dan dosisnya, rata-rata pupuk yang digunakan yaitu NPK 378 kg/ha, ZA 53,1 kg/ha, KCL 4,9 kg/ha, SP 69,1 kg/ha, urea 149,8 kg/ha dan jarang yang menggunakan pupuk kandang, hal ini tergantung dengan pengalaman petani dalam berusahatani wortel. Penambahan penggunaan pupuk tidak akan meningkatkan produksi wortel karena nilai elastisitasnya nol atau mencapai titik produksi maksimal. c. Pestisida Nilai koefisien regresi pada pestisida mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 0,089 dan nilai t hitung Nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu > 1,67. Secara statistik faktor pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi wortel di daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pestisida bertujuan untuk mencegah atau membasmi hama penyakit yang mengganggu tanaman wortel. Jika petani tidak melalukan penyemprotan pestisida, maka produksi wortel akan rendah karena terserang oleh hama atau penyakit,

55 37 sehingga petani intensif melakukan penyemprotan agar tanamannya tidak rusak atau gagal panen. Menurut Djojosumarto (2008), pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan salah satunya untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian. Oleh sebab itu, petani di daerah penelitian intensif menggunakan pestisida untuk mendapatkan hasil produksi wortel yang bagus, sehingga penggunaan pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi wortel. Nilai koefisien regresi sebesar 0,053 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan pestisida sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,053%, demikian juga pengurangan penggunaan pestisida sebesar 1% akan menurunkan produksi wortel sebesar 0,053%. d. Tenaga kerja Nilai koefisien regresi pada tenaga kerja mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 0,313 dan nilai t hitung 5,353. Nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu 5,353 > 1,67. Secara statistik faktor tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi wortel di daerah penelitian. Tenaga kerja digunakan mulai dari pengolahan, penanaman, pemupukan, penjarangan dan penyiangan, penyemprotan sampai dengan panen, dimana hal itu akan berpengaruh terhadap produksi wortel. Kurangnya tenaga membuat proses produksi usahatani menjadi terhambat atau tidak maksimal, sehingga berdampak pada menurunnya produksi wortel. Sebagai contoh, kegiatan penjarangan bertujuan untuk mencabut tanaman wortel yang pertumbuhannya tidak maksimal seperti daunnya layu, terkena hama dan penyakit serta mencegah terjadinya persaingan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Untuk lahan 1 hektar rata-rata membutuhkan tenaga kerja sebanyak 123,3 HOK. Jika tenaga kerja yang digunakan kurang dari 123,3 HOK maka proses penjarangan yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak maksimal, dalam kata lain, mereka hanya mencabut tanaman wortel tanpa melihat kondisi tanaman wortel yang cocok untuk dicabut. Maka dari itu penggunaan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi wortel.

56 38 Nilai koefisien regresi sebesar 0,313 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,313%, demikian juga pengurangan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan menurunkan produksi wortel sebesar 0,313%. 4.4 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel Efisiensi faktor produksi pada usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu dapat diketahui dengan menghitung rasio NPM suatu faktor produksi dengan harga masing-masing faktor produksi NPMx/Px. perhitungan yang digunakan untuk analisis efisiensi alokatif faktor-faktor produksi mencantumkan nilai koefisien regresi yang berasal dari fungsi produksi Cobb- Douglas. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas, diketahui bahwa tidak semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara nyata terhadap produksi wortel, hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi wortel yaitu faktor benih, pestisida dan tenaga kerja. Hasil perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Variabel bix Y PY x Px PMx NPMx NPMx/Px Benih 0, , , , ,06 3,94 Pestisida 0, , , , ,01 0,94 Tk 0, , , , ,65 2,17 Sumber : Data primer yang telah diolah, Efisiensi Alokatif Benih Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan benih sebesar 3,94 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian belum efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan benih sebanyak 8,89 kg/ha di daerah penelitian belum efisien. Mahalnya benih wortel membuat petani menggunakan benih wortel seminimal mungkin agar biaya sarana produksi yang dikeluarkan sedikit. Pengetahuan petani tentang budidaya wortel terutama dalam penggunaan benih mengakibatkan penggunaan benih belum efisien, mengingat rata-rata pendidikan petani responden lulusan SD. Agar

57 39 penggunaan benih dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan penggunaan benih untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Dari penambahan tersebut penggunaan benih optimal mencapai 35 kg. 2. Efisiensi Alokatif Pestisida Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan pestisida sebesar 0,93 dimana angka tersebut lebih kecil dari 1, sehingga penggunaan pestisida di daerah penelitian tidak efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sebesar 42,6 kg dalam 1 hektar di daerah penelitian tidak efisien. Penggunaan pestisida di daerah penelitian sangat intensif dan tidak sesuai takaran atau dosis. Dalam 1 musim tanam penyemprotan dilakukan antar 6-12 kali. Petani berkeyakinan bahwa jika tidak dilakukan penyemprotan pestisida hasil produksi wortel tidak bagus, apalagi pada musim penghujan. Ditinjau dari penggunaan pestisida yang intensif dan tidak sesuai dengan takaran, mengakibatkan penggunaan pestisida di daerah penelitian tidak efisien. Agar penggunaan pestisida dapat optimal maka perlu dilakukan pengurangan penggunaan pestisida, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani wortel. Dari pengurangan penggunaan pestisida optimal mencapai 39,84 kg. 3. Efisiensi Alokatif Tenaga Kerja Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan tenaga kerja sebesar 2,17 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian belum efisien. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja sebanyak 280,27 HOK dalam proses produksi usahatani mulai dari pengolahan lahan sampai panen dengan luasan lahan 1 hektar di daerah penelitian belum efisien. Agar penggunaan tenaga kerja dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan penggunaan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani wortel. Di daerah penelititan yang membutuhkan tenaga kerja paling banyak yaitu pada proses penjarangan dan penyaingan. Banyak lahan yang tanaman wortelnya sangat dekat, sehingga pertumbuhannya kurang maksimal karena terjadi persaingan antar tanaman wortel dalam perebutan unsur hara. Sebagian lahan ada tanaman rumput, sehingga pertumbuhan wortel tidak terganggu, akibatnya produksi wortel yang dihasilkan tidak bagus. Dari penambahan tersebut penggunaan tenaga kerja optimal mencapai 607,19 HOK.

58 40 Hasil perhitungan analisis efisiensi alokatif faktor produksi pestisida dan tenaga kerja untuk usahatani wortel dapat dilihat pada lampiran Biaya Usahatani Wortel 4.5 Analisis Pendapatan Usahatani Wortel Biaya merupakan modal yang dikeluarkan untuk menjalankan proses produksi usahatani wortel, mulai dari pengadaan faktor-faktor produksi yang meliputi biaya sarana produksi untuk pembelian benih, pupuk dan pestisida sampai dengan biaya tenaga kerja untuk proses pengolahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen. Biaya dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung oleh besarnya faktor produksi yang digunakan untuk usahatani wortel yaitu sarana produksi dan tenaga kerja. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh besarnya output yang dihasilkan yaitu penyusutan peralatan dan sewa lahan. Berikut merupakan komponen biaya dalam usahatani wortel yang dilakukan oleh petani responden: 1. Komponen Biaya Tetap Pada usahatani wortel, yang termasuk biaya tetap adalah biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan peralatan. Sewa lahan untuk lahan 1 hektar per tahun sebesar Rp ,-. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk usahatani wortel rata-rata menggunakan cangkul, sabit, disel dan selang. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani responden di daerah penelitian yaitu sewa lahan per hektar permusim tanam ditambah dengan penyusutan peralatan usahatani. Rata-rata biaya tetap di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Komponen Biaya Tetap Biaya (Rp) Persentase (%) Sewa Lahan ,85 Penyusutan Peralatan ,15 Jumlah ,00 Sumber: Data primer yang diolah, 2012.

59 41 1) Sewa lahan Sewa lahan adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk menyewa lahan yang digunakan untuk budidaya wortel selama satu kali musim tanam. Rata-rata biaya sewa lahan seluas 1 hektar sebesar Rp / musim tanam dan persentase terhadap total biaya tetap sebesar 98,85%. 2) Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani tergantung pada jumlah peralatan yang dimiliki oleh petani dan digunakan dalam proses produksi usahatani wortel. Rata-rata biaya penyusutan sebesar Rp ,- dan persentase terhadap total biaya tetap sebesar 1,15 %. Peralatan yang rata-rata dimiliki oleh petani yaitu cangkul, sabit, disel dan selang. Dari kedua komponen biaya tetap, yang mempunyai nilai persentase teringgi dalam pengeluaran biaya untuk usahatani wortel dalam satu musim tanam yaitu biaya sewa lahan. Biaya sewa lahan dan penyusutan peralatan masingmasing petani responden dapat dilihat pada Lampiran Komponen Biaya Variabel Biaya variabel dalam usahatani wortel meliputi biaya sarana produksi yaitu pembelian bibit, pupuk, dan pestisida, biaya upah tenaga kerja mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen serta biaya lain-lain seperti uang angkot transportasi. Komponen biaya variabel usahatani wortel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 21 dan 22. Tabel 21. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Komponen Penggunaan Biaya Variabel (Rp) Persentase (%) Benih (kg) 8, ,51 Pupuk Urea (kg) 149, ,62 Pupuk TSP / SP36 (kg) 69, ,94 Pupuk KCl (kg) 4, ,06 Pupuk NPK (kg) 377, ,17 Pupuk Kandang (sak) 2619, ,10 Pestisida (kg) 42, ,88 ZA (kg) 53, ,72 Total Biaya Sarana Produksi ,00 Sumber: Data primer yang diolah, 2012.

60 42 1) Biaya sarana produksi Biaya sarana produksi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani responden untuk penggunaan bahan yang digunakan untuk budidaya wortel. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan sebagai berikut: a) Biaya untuk pembelian benih Benih yang digunakan untuk budidaya wortel merupakan hasil dari budidaya petani setempat atau lokal. Penggunaan benih dalam luasan 1 hektar rata-rata 8,89 kg tiap musim tanam dengan biaya rata-rata sebesar Rp ,-. Diketahui bahwa rata-rata pembelian benih wortel adalah sebesar Rp ,-. Persentase biaya untuk penggunaan benih sebesar 13,51% dari total biaya sarana produksi. b) Biaya untuk pembelian pupuk. Pupuk kimia yang digunakan oleh petani responden untuk menunjang pertumbuhan wortel adalah pupuk urea rata-rata penggunaan 149,81 kg dengan biaya sebesar Rp ,-, TSP 69,05 kg dengan biaya sebesar Rp ,-, KCL 4,96 kg dengan biaya sebesar Rp ,-, NPK 377,93 kg dengan biaya sebesar Rp ,-, pupuk kandang 2619,6 kg dengan biaya sebesar Rp ,- dan pupuk ZA 53,09 kg dengan biaya sebesar Rp ,-. Persentase biaya untuk penggunaan pupuk terbesar pada pupuk NPK yaitu sebesar 23,17% dari total biaya sarana produksi. c) Biaya untuk pembelian pestisida Diketahui bahwa rata-rata pembelian pestisida adalah sebesar Rp ,- dalam satu musim tanam. Persentase biaya untuk penggunaan pestisida sebesar 53,88% dari total biaya sarana produksi. Persentase biaya sarana produksi terbesar terletak pada penggunaan pestisida yaitu 31,16% dari total biaya variabel. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan petani terhadap pestisida masih tinggi, sehingga petani di daerah penelitian intensif dalam melakukan penyemprotan menggunakan pestisida. Biaya untuk pembelian benih, pupuk dan pestisida masing-masing petani responden dapat dilihat pada Lampiran 9.

61 43 Tabel 22. Rata-Rata Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Komponen HOK Biaya Variabel (Rp) Persentase (%) TK Pengolahan Laki-laki 92, ,06 Perempuan 0 TK Pananaman Laki-laki 19, ,36 Perempuan 4,37 TK Pemupukan Laki-laki 13, ,55 Perempuan 2,78 TK penyiangan & Laki-laki 2, ,82 Penjarangan Perempuan 120,43 TK Penyemprotan Laki-laki 44, ,95 Perempuan 0 TK pengairan Laki-laki 0, ,26 Perempuan 0,02 Total Biaya Tenaga Kerja ,00 Sumber: Data primer yang diolah, ) Biaya tenaga kerja Biaya rata-rata tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani wortel per hektar dalam satu musim tanam dihitung berdasarkan Hari Orang Kerja (HOK) dengan jam kerja efektif selama 7 jam dalam satu hari dan mulai jam kerja rata-rata 06:00-12:30. Jadi, 1 HOK sama dengan jam kerja. Rata-rata penggunaan biaya tenaga kerja pada usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai berikut: a) Pengolahan lahan Pengolahan lahan untuk usahatani wortel dikerjakan oleh tenaga kerja lakilaki dengan upah sebesar Rp ,- per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, di perlukan sebanyak 92,68 HOK untuk proses pengolahan lahan. Ratarata biaya yang dikeluarkan untuk pengloahan lahan sebesar Rp ,-. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 33,06% dari total biaya tenaga kerja. b) Penanaman Penanaman wortel dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan laki-laki dengan upah sebesar Rp ,- untuk laki-laki dan Rp ,- untuk perempuan per HOK. Untuk lahan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga kerja untuk penanaman wortel adalah sebesar Rp ,- dengan rata-rata jumlah tenaga

62 44 kerja laki-laki 19,75 HOK dan perempuan 4,37 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 8,36% dari total biaya tenaga kerja. c) Pemupukan Pemupukan wortel dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan laki-laki dengan upah sebesar Rp ,- untuk laki-laki dan Rp ,- untuk perempuan per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga kerja sebesar Rp ,- dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 13,24 HOK dan perempuan 2,8 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 5,55% dari total biaya tenaga kerja. d) Penjarangan dan penyiangan Penjarangan merupakan perlakuan dengan mencabut sebagian tanaman wortel yang pertumbuhannya kurang baik seperti daunnya layu atau tanamannya kerdil yang bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan memperoleh sinar matahari, sehingga pertumbuhannya bisa maksimal. Penjarangan dan penyiangan wortel biasanya di kerjakan oleh tenaga kerja wanita, akan tetapi jika tenaga kerja wanita tidak tercukupi maka akan menggunakan tenaga kerja laki-laki. Penjarangan dan penyiangan dikerjakan oleh tenaga kerja wanita dan laki-laki dengan upah sebesar Rp ,- untuk laki-laki dan Rp ,- untuk perempuan per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, ratarata biaya tenaga kerja untuk penjarangan wortel adalah sebesar Rp ,- dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 2,82 HOK dan perempuan 120,43 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk penjarangan dan penyiangan sebesar 36,82% dari total biaya tenaga kerja. e) Penyemprotan Penyemprotan dilakukan untuk mengendalikan atau membasmi hama dan penyakit. Penyemprotan dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki dengan upah sebesar Rp ,- per HOK. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga kerja untuk penyemprotan wortel adalah sebesar Rp ,- dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 44,71 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 15,95% dari total biaya tenaga kerja.

63 45 f) Pengairan Pengairan jarang dilakukan oleh petani karena lahan tipe tadah hujan, tetapi sebagian petani ada yang melakukan pengairan pada waktu musim kemarau untuk memperoleh produksi wortel yang bagus. Pengairan wortel dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki. Untuk lahan dengan luasan 1 hektar, rata-rata biaya tenaga kerja untuk pengairan wortel adalah sebesar Rp ,- dengan rata-rata jumlah tenaga kerja laki-laki 0,71 HOK dan perempuan 0,02 HOK. Persentase biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan sebesar 0,26% dari total biaya tenaga kerja. Persentase biaya tenaga kerja terbesar terletak pada biaya untuk penjarangan dan penyiangan yaitu sebesar 36,82% dari total biaya variabel. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penjarangan sangat penting agar mendapatkan produksi wortel yang bagus. Biaya tenaga kerja mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penjarangan dan penyemprotan pestisida pada masingmasing petani responden dapat dilihat pada Lampiran 10. Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani wortel di daerah penelitian merupakan jumlah dari biaya sarana produksi ditambah dengan biaya untuk tenaga kerja. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Rata-Rata Biaya Variabel Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Komponen Biaya (Rp) Persentase (%) Sarana Produksi ,99 Tenaga Kerja ,01 Total Biaya Variabel ,00 Sumber: Data primer yang diolah, Jadi total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani wortel di daerah penelitian sebesar Rp ,- dengan luasan 1 hektar dalam satu musim tanam. Persentase biaya variabel terbesar yaitu pada penggunaan sarana produksi yaitu 54,99%. Total biaya variabel untuk masing-masing petani responden dapat dilihat pada Lampiran Total Biaya Usahatani Wortel Total biaya usahatani wortel yang dikeluarkan meliputi jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel. Rata-rata total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani wortel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 24.

64 46 Tabel 24. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Komponen Biaya (Rp) Persentase (%) Biaya Tetap ,52 Biaya Variabel ,48 Total Biaya ,00 Sumber: Data primer yang diolah, Dari dua komponen biaya tersebut terlihat bahwa proporsi biaya variabel lebih besar dari pada biaya tetapnya yaitu masing-masing Rp ,- untuk biaya variabel dan Rp ,- untuk biaya tetap. Jadi total biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani wortel sebesar Rp ,-. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani wortel dipengaruhi biaya variabel yaitu dengan persentase 73,48% dari total biaya. Total biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing petani responden dapat dilihat pada Lampiran Penerimaan Usahatani Wortel Penerimaan usahatani wortel merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi wortel per hektar dalam satu musim tanam dengan harga wortel. Besarnya penerimaan berarti dipengaruhi dari hasil produksi dan harga di pasar. Rata-rata produksi usahatani wortel sebesar ,94 kg. Rata-rata harga jual wortel sebesar Rp ,-/kg. Dengan demikian dapat diketahui bahwa rata-rata penerimaan petani responden dari hasil usahatani wortel adalah sebesar Rp ,- per kektar dalam satu musim tanam. Besarnya penerimaan yang diperoleh untuk masing-masing petani responden dapat dilihat di Lampiran Pendapatan Usahatani Wortel Pendapatan usahatani wortel merupakan selisih antara penerimaan dari hasil produksi usahatani wortel dengan total biaya yang dikeluarkan per hektar dalam satu musim tanam. Rata-rata pendapatan usahatani wortel dengan luasan 1 hektar di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 25.

65 47 Tabel 25. Rata-Rata Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar dalam 1 Musim Tanam di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Komponen Biaya (Rp) Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Penerimaan Pendapatan Sumber: Data primer yang diolah, Pendapatan yang diterima oleh petani wortel di daerah penelitian rata-rata sebesar Rp ,- per hektar dalam satu musim tanam, sehingga usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan. Besarnya pendapatan yang diperoleh untuk masing-masing petani responden dapat dilihat di Lampiran 12.

66 48 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani wortel adalah benih, pestisida dan tenaga kerja dimana nilai t hitung 1,72 benih, 2,514 untuk pestisida dan 5,353 untuk tenaga kerja > t tabel 1,67. Sementara itu, faktor penggunaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi wortel karena nilai t hitung 0,746 < t tabel 1,67. Nilai koefisien regresi benih sebesar 0,094 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan benih sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,094% dan sebaliknya. Nilai koefisien regresi pestisida sebesar 0,053 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan pestisida sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,053% dan sebaliknya. Nilai koefisien regresi tenaga kerja sebesar 0,313 menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan produksi wortel sebesar 0,313% dan sebaliknya. 2. Dari hasil analisis diketahui bahwa NPMx/Px untuk penggunaan benih > 1 yaitu sebesar 3,94, sehingga penggunaan benih belum efisien. Agar penggunaan benih dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan. NPMx/Px untuk penggunaan pestisida < 1 yaitu sebesar 0,94, sehingga penggunaan pestisida tidak efisien. Agar penggunaan pestisida dapat optimal maka perlu dilakukan pengurangan. NPMx/Px untuk penggunaan tenaga kerja > 1 yaitu 2,17 sehingga penggunaan tenaga kerja belum efisien. Agar penggunaan tenaga kerja dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan. 3. Rata-rata total penerimaan petani wortel di daerah penelitian sebesar Rp ,- dan rata-rata total biaya sebesar Rp ,-, sehingga diperoleh pendapatan usahatani wortel sebesar Rp ,- per hektar dalam satu musim tanam. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata usahatani wortel di Kecamatan Bumiaji Kota Batu menguntungkan.

67 Saran Beberapa saran yang diajukan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengatasi belum optimalnya penggunaan benih, maka petani dapat menambah penggunaan benih. Dengan menghitung NPMx/Px, penggunaan benih dalam luasan 1 hektar maksimal sebesar 35 kg. Sedangkan penggunaan tenaga kerja perlu ditambah terutama untuk proses penjarangan dan penyiangan. Proses tersebut merupakan pencabutan wortel yang pertumbuhannya kurang maksimal dan pencabutan rumput agar pertumbuhan wortel tidak terganggu, sehingga produksi wortel yang dihasilkan bagus dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Penggunaan tenaga kerja dalam luasan 1 hektar maksimal sebesar 607,19 HOK. Penggunaan faktor produksi di atas akan efisien secara alokatif dengan syarat produksi dan harga wortel, serta harga faktor-faktor produksi tidak berubah. 2. Perlu adanya penyuluhan pertanian terkait budidaya tanaman wortel dari dinas pertanian mengingat penggunaan faktor produksi yang berbeda antar petani meskipun dalam luasan yang sama agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani wortel. Kemudian di daerah penelitian penggunaan pestisida intensif dilakukan. Optimalnya penggunaan pestisida per hektar dalam satu musim tanam sebesar 39,84 kg. Dalam jangka pendek penggunaan pestisida yang intensif dapat menekan serangan hama penyakit, sehingga produksi wortel yang dihasilkan bagus, tetapi dalam jangka panjang residu pestisida dalam tanah semakin tinggi, sehingga tanah menjadi asam dan beracun dan resisten terhadap organisme pengganggu, akibatnya produksi wortel akan menurun. Dengan menggunakan pestisida nabati maka dapat mengurangi biaya produksi, tidak membasmi predator dan tidak merusak lingkungan, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tanaman sebagai pestisida nabati yang bisa dimanfaatkan antara lain Tembakau, sirsak, bawang putih, cabai merah, kemangi, nimba, cengkeh, biji srikaya dan sebagainya.

68 50 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu Rekapitulasi Data Dasar Pertanian Kecamatan Batu. Kota Batu. Dinas Pertanian Jawa Timur Luas Areal Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas Dan Harga Tanaman Sayuran Dan Buah-Buahan Semusim Di Jawa Timur Tahun tanam_panen_produksi_produktivitas_dan_harga_tanaman_sayuran_dan _buah_semusim_wortel_2007.pdf. Di unduh pada tanggal 5 Februari Gujarati, Damodar Dasar-Dasar Ekonometrika. Salemba Empat. Jakarta. Djojosumarto. P Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hanum, Chairani Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Indroyono Analisis Efisiensi Alokatif Input Usahatani Jagung (Zea mays). Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Jogiyanto Metodologi Penelitian Bisnis. BFE. Yogyakarta. Kementrian Pertanian Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun Jakarta %20lengkap.pdf. Di unduh tanggal 26 Maret Kementrian Pertanian Republik Indonesia Di unduh tanggal 6 Februari Makeham J.P dan Malcolm R.L Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Bogor. Mubyarto Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Nicholson, Walter Teori Ekonomi Mikro. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

69 51 Nurul, Diyah, S Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi yang Mempengaruhi Usahatani Padi. Ringkasan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Olivia, Yessy, H Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Lettuce Romaine Organik. Ringkasan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Pratita, Ananda Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih. Ringkasa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Rahayu, Wiwit dan Wida, Erlyna, R Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Negeri Solo. Solo. Rubatzky, Vincent E. Dan Yamaguchi Mas Sayuran Dunia 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Romauli, Natal, D Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dalam Usahatani Padi Sawah. Ringkasa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Sahara, D., Idris Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Available at Di unduh tanggal 23 Februari Salvatore, Dominick Teori Mikroekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Shinta, Agustina Diklat Ilmu Usahatani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Singarimbun, M dan Sofyan, Effendi Metode Penelitian Survai. LP3ES. Yogyakarta. Soekardono, dkk Teori Ekonomi Makro Pendekatan Grafis dan Matematis. Pondok Edukasi. Malang. Soekartawi Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Soekartawi Analisis Usaha tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

70 52 Sudarsono Pengantar Ekonomi Mikro. PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Susila, A.D Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

71 53 Lampiran 1. Peta Kecamatan Bumiaji LAMPIRAN

72 54 Lampiran 2. Quisioner Untuk Responden DAFTAR ISIAN PENGGALIAN DATA PRIMER PENELITIAN Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Wortel (Daucus carota L) Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Nama Responden :... Desa :... Kecamatan :... Kabupaten :... Nama Enumerator :... Tanggal :... FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

73 55 No. 1 Nama KARAKTERISTIK RESPONDEN Hubungan Dalam Keluarga Pendidikan Tertinggi Ditamatkan Usia (Th) Utama Pekerjaan Sampingan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Keterangan : Kolom (2) = 1. KK; 2. Isteri; 3. Anak; 4. Orang tua; 5. Saudara 6. Lainnya Kolom (3) = 1. Tidak punya ijazah; 2. SD sederajat; 3. SMP sederajat; 4. SMU sederajat; 5. D1; 7. D3; 8. D4; 9.S1; 10. S2; 11. S3. 6. D2; Kolom (5) & (6) = 0. Lainnya 1. Pertanian 2. Pertambanagan dan penggalian 3. Industri kerajinan 4. Listrik, gas dan air 5. Konstruksi/ bangunan 6. Perdagangan 7. Angkutan dan komunikasi 8. Keungan 9. Jasa 10. Tidak bekerja 11. Sekolah - Tidak ada

74 56 ANALISIS USAHATANI SEMUSIM Lahan : Lahan 1 Luas Lahan : Ha Pengusaan lahan : milik/sewa/gadai Satuan Harga per Tanaman Wortel Uraian satua n (Rp) Satuan Fisik Sarana Produksi Satuan Rp a. Benih/bibit b. Pupuk urea c. Pupuk TSP/ SP36 d. Pupuk KCl e. Pupuk NPK f. Pupuk kandang g. Pestisida 1) h. Biaya irigasi Tenaga Kerja Dalam Keluarga a. Pengolhn lhn b. Penanaman c. Pemupukan d. Penyiangan e. Penyemp. pesti. f. Pengairan g. Panen h. (Satuan Hari Kerja Setara Pria) Pria =.. jam Wanita = jam Upah Wanita = Rp.. Upah Pria = Rp.. Tenaga Kerja Luar Keluarga a. Pengolhn lhn b. Penanaman c. Pemupukan d. Penyiangan e. Penyemp. pesti. f. Pengairan g. Panen h....

75 57 ANALISIS USAHATANI SEMUSIM Lahan : Lahan 1 Luas Lahan : Ha Pengusaan lahan : milik/sewa/gadai Satuan Harga per Tanaman Wortel Uraian satua n (Rp) Satuan Fisik Produksi Satuan Rp Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4 Panen 5 Panen 6 Biaya lain lain pada total produksi Biaya lain Sewa Lahan Biaya Angkut Penanganan pasca panen Pengkemasan No Nama Alat/Mesin 1 Cangkul 2 Bajak 3 Garu 4 Sekop 5 Sabit 6 Ganco 7 Traktor 8 Diesel utk pompa air, dll 9 Lainnya Jumlah (unit) PERALATAN USAHATANI Harga awal /Unit (Rp) Estimasi Umur Ekonomis (Lama Pemakaian) Jika sewa, nilai Sewa (Rp)

76 58 Lampiran 3. Karakteristik Responden NO NAMA JUMLAH ANGGOTA PEKERJAAN PEKERJAAN PENDIDIKAN USIA KELUARGA UTAMA SAMPINGAN 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukono Joko Santoso Daseri Agus w Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji saniman Mujiran Agus didik sulianto Hartoyo Andrea S Sugiri Sugeng Noto Utomo H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul Hamid Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto

77 59 Lampiran 4. Peralatan Usahatani No Nama Jumlah Peralatan Cangkul Bajak Garu Sekop Sabit Ganco Traktor Diesel Selang 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko S Daseri Agus W Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji Saniman Mujiran Agus Didik S Hartoyo Andrea S Sugiri Sugeng Noto U H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul H Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto

78 60 Lampiran 5. Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam NO NAMA SARANA PRODUKSI Benih (gram) UREA (kg) TSP / SP36 (kg) KCl (kg) NPK (Kg) Kandang (kg) Pestisida (kg) ZA (kg) 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko Santoso Daseri , Agus Wahyudi Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno Sudarmaji

79 61 Lanjutan lampiran 5 NO NAMA SARANA PRODUKSI Benih (gram) UREA (kg) TSP / SP36 (kg) KCl (kg) NPK (Kg) Kandang (kg) Pestisida (kg) ZA (kg) 33 Saniman Mujiran Agus Didik sulianto Hartoyo Andrea supari Sugiri Sugeng Noto Utomo H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul Hamid Iwan Setiawan Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto Rata-rata ,81 69,05 4,96 377, ,60 42,60 53,09

80 62 Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam Pengolahan (HOK) Pananaman (HOK) Pemupukan (HOK) Penyiangan & Penjarangan (HOK) Penyemprotan (HOK) Pengairan (HOK) Total TK (HOK) NO NAMA L P L P L P L P L P L P L P 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko Santoso Daseri Agus W Sutrisno Suwandi Anto Sarni

81 63 Lanjutan lampiran 6 Pengolahan (HOK) Pananaman (HOK) Pemupukan (HOK) Penyiangan & Penjarangan (HOK) Penyemprotan (HOK) Pengairan (HOK) Total TK (HOK) NO NAMA L P L P L P L P L P L P L P 24 Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji Saniman Mujiran Agus didik sulianto Hartoyo andrea supari Sugiri Sugeng Noto Utomo H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto

82 64 Lanjutan lampiran 6 Pengolahan (HOK) Pananaman (HOK) Pemupukan (HOK) Penyiangan & Penjarangan (HOK) Penyemprotan (HOK) Pengairan (HOK) Total TK (HOK) NO NAMA L P L P L P L P L P L P L P 47 Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul Hamid Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto

83 65 Lampiran 7. Produksi Usahatani dalam Satu Musim Tanam NO NAMA Produksi Per hektar (Kg) NO NAMA Produksi Per hektar (Kg) 1 Kusmono Sugiri Pujiono Sugeng Sujono Noto Utomo Suliono H Bakar Sulianto Marjito Suradi Supriyono Misgiarno Nasrokim Suwardi Budianto Syamsul Kasil Ahmad Jamil Sama'un Ismanto Sandi Sunardi Narko Bunawas Saidi Suliono Suliono B Bawon S Sukoco Purnomo Joko S Sulianto B Daseri Sulianto A Agus W Abdul Hamid Sutrisno Iwan S Suwandi Miskad Anto Sumardi Sarni Supeno Miati Sariyono Misnan Nurianto Masudi Rata-rata 23278,94 27 Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno Sudarmaji Saniman Mujiran Agus Didik S Hartoyo Andrea S Sugiri 21875

84 66 Lampiran 8. Biaya Tetap Per Hektar dalam Satu Musim Tanam No Nama Total Penyusutan Sewa Lahan Total Biaya tetap 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono (Pak Tua) Sukoco Joko Santoso Daseri Agus Wahyudi Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno Sudarmaji Saniman Mujiran Agus didik sulianto Hartoyo andrea supari Sugiri

85 67 Lanjutan lampiran 8 No Nama Total Penyusutan Sewa Lahan Total Biaya tetap 40 Sugeng Noto Utomo H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon Sutrisno Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul Hamid Iwan Setiawan Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto Rata-rata

86 68 Lampiran 9. Biaya Variabel Untuk Sarana Produksi Per Hektar dalam Satu Musim Tanam SARANA PRODUKSI NO NAMA Benih UREA TSP / SP36 KCl NPK Kandang (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Pestisida (Rp) ZA (Rp) Total Biaya sarana produksi (Rp) 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko S Daseri Agus W Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati

87 69 Lanjutan lampiran 9 NO NAMA Benih (Rp) UREA (Rp) TSP / SP36 (Rp) SARANA PRODUKSI KCl NPK (Rp) (Rp) Kandang (Rp) Pestisida (Rp) ZA (Rp) Total Biaya Sarana produksi (Rp) 25 Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji Saniman Mujiran Agus Didik S Hartoyo Andrea S Sugiri Sugeng Noto U H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil

88 70 Lanjutan lampiran 9 NO NAMA Benih (Rp) UREA (Rp) TSP / SP36 (Rp) SARANA PRODUKSI KCl NPK (Rp) (Rp) Kandang (Rp) Pestisida (Rp) ZA (Rp) Total Biaya Sarana Produksi (Rp) 49 Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul H Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto Rata-Rata

89 71 NO Lampiran 10. Biaya Variabel Untuk Tenaga Kerja Per Hektar dalam Satu Musim Tanam NAMA Pengolahan (Rp) Pananaman (Rp) Pemupukan (Rp) TK penyiangan & Penjarangan (Rp) Penyemprotan (Rp) Pengairan (Rp) Total TK (Rp) L P L P L P L P L P L P L P Total Biaya TK (Rp) 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko S Daseri Agus W Sutrisno Suwandi Anto Sarni

90 72 NO Lanjutan lamipran 10 NAMA Pengolahan (Rp) Pananaman (Rp) Pemupukan (Rp) TK penyiangan & Penjarangan (Rp) Penyemprotan (Rp) Pengairan (Rp) Total TK (Rp) L P L P L P L P L P L P L P Total Biaya TK (Rp) 24 Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno Sudarmaji Saniman mujiran Agus Didik S Hartoyo Andrea S Sugiri Sugeng Noto U H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil

91 73 NO Lanjutan lampiran 10 NAMA Pengolahan (Rp) Pananaman (Rp) Pemupukan (Rp) TK penyiangan & Penjarangan (Rp) Penyemprotan (Rp) Pengairan (Rp) Total TK L P L P L P L P L P L P L P Total Biaya TK (Rp) 48 Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon S Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul H Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto

92 74 Lampiran 11. Total Biaya Variabel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam NO NAMA Biaya Sarana Biaya Total Produksi Tenaga Kerja Biaya Variabel 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono (Pak Tua) Sukoco Joko Santoso Daseri Agus Wahyudi Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji Saniman Mujiran Agus didik sulianto Hartoyo andrea supari Sugiri

93 75 Lanjutan lampiran 11 NO NAMA Biaya Sarana Biaya Total Produksi Tenaga Kerja Biaya Variabel 40 Sugeng Noto Utomo H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon Sutrisno Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul Hamid Iwan Setiawan Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto Rata-rata

94 76 Lampiran 12. Total Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Petani Wortel Per Hektar dalam Satu Musim Tanam NO NAMA Total Biaya tetap (Rp) Total Biaya variabel (Rp) Total Biaya (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Kusmono Pujiono Sujono Suliono Sulianto Suradi Misgiarno Suwardi Syamsul Ahmad Sama'un Sandi Narko Saidi Suliono B Sukoco Joko S Daseri Agus W Sutrisno Suwandi Anto Sarni Miati Misnan Masudi Suwandi Sugianto Musiran Sudarmanto Suyitno sudarmaji Saniman Mujiran Agus Didik S Hartoyo andrea S

95 77 Lanjutan Lampiran 12 NO NAMA Total Biaya tetap (Rp) Total Biaya variabel (Rp) Total Biaya (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) 39 Sugiri Sugeng Noto U H Bakar Marjito Supriyono Nasrokim Budianto Kasil Jamil Ismanto Sunardi Bunawas Suliono Bawon Purnomo Sulianto B Sulianto A Abdul H Iwan S Miskad Sumardi Supeno Sariyono Nurianto Rata-rata

96 78 Lampiran 13. Analisis Usahatani Wortel Per Hektar Dalam Satu Musim Tanam Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu Sewa Lahan Analsis Usahatani Wortel Rp Penyusutan Peralatan Rp Total Biaya tetap Rp Benih 8,89 (kg) Rp Pupuk UREA 149,81(kg) Rp Pupuk TSP / SP36 69,05 (kg) Rp Pupuk KCl 4,96 (kg) Rp Pupuk NPK 377,93(kg) Rp Pupuk Kandang 2619,6 (kg) Rp Pestisida 42,6 (kg) Rp ZA 53,09 (kg) Rp Total Biaya Sarana Produksi Rp TK Pengolahan TK Pananaman TK Pemupukan TK penyiangan & Penjarangan TK Penyemprotan TK pengairan Laki-laki 92,68 (HOK) Perempuan 0 Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki 19,75 (HOK) 4,37 (HOK) 13,24 (HOK) 2,78 (HOK) 2,82 (HOK) 120,43 (HOK) 44,71 (HOK) Perempuan 0 Rp Rp Rp Rp Rp Laki-laki 0,71 (HOK) Perempuan 0,02 (HOK) Rp Total Biaya Tenaga kerja Rp Total Biaya Variabel Rp Penerimaan 23278,94 (kg) Rp Pendapatan Rp

97 79 Lampiran 14. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 63 Normal Parameters a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.068 Positive.046 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.538 Asymp. Sig. (2-tailed).935 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji Heteroskedasitas Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) Benih Pupuk Pestisida TK a. Dependent Variable: ABSRES Uji Multikolenieritas Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) t Sig. Collinearity Statistics Benih Pupuk Pestisida TK a. Dependent Variable: LN5 Uji Autokorelasi Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3 b. Dependent Variable: LN5

98 80 Lampiran 15. Uji Regresi Determinasi Koefisien (R2) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3 b. Dependent Variable: LN5 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), LN4, LN2, LN1, LN3 b. Dependent Variable: LN5 Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Benih Pupuk Pestisida TK a. Dependent Variable: LN5

99 81 Lampiran 16. Hasil Perhitungan Efisiensi Alokatif PMx 1 =. 1 NPMx 1 = PMx 1. Py, Benih (X1) X1 efisien jika = 1 Rata-rat produksi wortel (Y ) = 23278,94 Kg Harga produksi wortel (Py) = Rp ,- Rata-rata penggunaan benih ( X3 ) = 8,89 kg Rata-rata harga input benih = Rp ,- Koefisien regresi bi = 0,094 PMx 1 =,., = 246,14, NPMx 1 = 246, = ,06 Efisiensi, = 3,94,.. Optimal = = 35 kg Pestisida (X3) Rata-rata penggunaan pestisidia ( X3 ) = 42,6 kg Rata-rata harga input pestisida = Rp Koefisien regresi bi = 0,089 PMx 1 =,., = 48,63, NPMx 1 = 48, = ,01 Efisiensi, = 0,94,.. Optimal = = 39,84 kg

100 82 Tenaga Kerja (X4) Rata-rata penggunaan tenaga kerja ( X4 ) = 280,27 HOK Rata-rata harga input tenaga kerja = Rp Koefisien regresi bi = 0,313 PMx 1 = = 26 NPMx 1 = ,., = 64993,65, Efisiensi, = 2,17,.. Optimal = = 607,19 HOK

101 83 Lampiran 17. Dokumentasi Foto-foto Kegiatan Wawancara Petani Ikut Petani ke lahan Diesel Untuk Alat Semprot Tempat Pencampuran Obat-Obatan

102 84 Budidaya Benih Wortel Benih Wortel yang Baru di Panen Penyimpan Benih Wortel Benih Wortel Siap Tanam Lahan Wortel

NASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH

NASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH NASKAH PUBLIKASI JURNAL ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU ANALYSIS ALLOCATIVE EFFICIENCY OF PRODUCTION FACTORS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU AGRISE Volume XIII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU (ALLOCATIVE EFFICIENCY

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU AGRISE Volume XIII No. 3 Bulan Agustus 2013 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU (ANALYSIS OF TECHNICAL AND ALLOCATIVE

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Oleh : YULIANA PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT AGRISE Volume XIII No. 1 Bulan Januari 2013 ISSN: 1412-1425 HUBUNGAN TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) (Kasus Kecamatan Bumiaji,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Oleh: ISTIANA F0108156 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Jurnal

Naskah Publikasi Jurnal Naskah Publikasi Jurnal HUBUNGAN TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea L.) (STUDI KASUS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU) THE RELATIONSHIP

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh Fitria Ika Puspita Sari NIM

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh Fitria Ika Puspita Sari NIM ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI DI INDONESIA SKRIPSI Oleh Fitria Ika Puspita Sari NIM. 051510201086 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2010 ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI JURNAL

NASKAH PUBLIKASI JURNAL NASKAH PUBLIKASI JURNAL ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF DAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea L.) (Kasus Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) ANALYSIS OF ALOCATIVE EFFICIENCY

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU Gibson F. Ginting, Hiras M.L. Tobing dan Thomson Sebayang 085372067505, franseda19@rocketmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU. Mohammad Shoimus Sholeh

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU. Mohammad Shoimus Sholeh 1 PENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Mohammad Shoimus Sholeh Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. *

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. * Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 1 (2018): 10-18 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI DI KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TESIS

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI DI KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TESIS 1 ANALISIS USAHATANI UBI KAYU MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI DI KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister Agribisnis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Muzalifah, Nana Danapriatna, Is Zunaini Nursinah Abstract This study aims to determine the factors that affect the amount of production

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD DANAR ISYARIANSYAH PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN BOJONEGORO DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DIAJUKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo 1 Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo (Analysis Of Onion Farming in Village Sumberkledung Tegalsiwalan Sub-District District Probolinggo )

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH TESIS

ANALISIS USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH TESIS ANALISIS USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Agribisnis Minat Ekonomi Pertanian Disusun oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH di DESA SUMBER TANI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA: SUATU PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH di DESA SUMBER TANI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA: SUATU PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH di DESA SUMBER TANI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA: SUATU PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER TESIS Oleh Veny Betsy Saragih 137039016/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) Joan Octrani Siallagan, Diana Chalil, M. Jufri Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah masalah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI POLA TANAM SATU TAHUN PADA SISTEM IRIGASI TEKNIS DI DESA GUDO KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG

ANALISIS USAHATANI POLA TANAM SATU TAHUN PADA SISTEM IRIGASI TEKNIS DI DESA GUDO KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG ANALISIS USAHATANI POLA TANAM SATU TAHUN PADA SISTEM IRIGASI TEKNIS DI DESA GUDO KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI Oleh: Siswo Agus Widodo NIM. 051510201124 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU 1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Moh. Ramly (1) ; Mohammad Shoimus Sholeh (2) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam

Lebih terperinci

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG 44 BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG (Its Outgrows Chili Contribution Outgrow( Capsicum annum L ) To Rice Farmer Income

Lebih terperinci

21111`211``1 PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST TERHADAP PRODUKSI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

21111`211``1 PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST TERHADAP PRODUKSI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI 21111`211``1 PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST TERHADAP PRODUKSI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: Putri Aditia Novaleta NIM. 061510201021 J U R U S A N S O S I A L E K O N

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS USAHATANI JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT) DI KOTA PADANG

TESIS ANALISIS USAHATANI JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT) DI KOTA PADANG TESIS ANALISIS USAHATANI JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT) DI KOTA PADANG OLEH AHMAD HOSEN, SE 1121225004 Pembimbing I : Mahdi, SP. M.Si. Ph. D Pembimbing II : Dr. Ir. Nofialdi, M.Si PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan) ZIKRINA, MOZART B. DARUS, DIANA CHALIL Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI JAMUR TIRAM PADA DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Oleh: Lucky Yoga Adhiyana H0812104 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)

ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) ANALISIS DAYA SAING BUAH STROBERI DI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH (Studi Kasus di Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 PENGARUH TINGKAT PENERAPAN USAHATANI KONSERVASI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU THE IMPACT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA ISSN: 0852-9124 Vol. 4 No.1, Juli 2013 ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Production Analysis and Field-Rice Productivity in North Aceh District Zuriani 1 1 Program

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR DI DESA BATURITI KECAMATAN BATURITI TABANAN

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR DI DESA BATURITI KECAMATAN BATURITI TABANAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR DI DESA BATURITI KECAMATAN BATURITI TABANAN SKRIPSI Oleh I GEDE WEGANANDA FAJAR SANGURJANA KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM

Lebih terperinci

Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan

Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar di Desa Baturiti Kecamatan Baturiti Tabanan I GEDE WEGANANDA FAJAR SANGURJANA, I WAYAN WIDYANTARA, IDA AYU LISTIA DEWI Program

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L) di DESA HULA AN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Diajukan Oleh: HERA MULYONO 14220004 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Studi Kasus: Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deli Serdang) Amanda Rizka Nabilla *), Rahmanta Ginting **) dan Sinar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. By :

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. By : ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU By : Reni Ismawati, Cepriadi, Roza Yulida Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER 1 Indra Nofita dan 2 Syamsul Hadi 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (2) : 185-191, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Input Efficiency Analysis

Lebih terperinci

TESIS. Oleh MUHAMMAD SAMIN /MAG

TESIS. Oleh MUHAMMAD SAMIN /MAG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PETERNAK SAPI POTONG INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KECAMATAN PANTAI CERMIN DAN KECAMATAN SERBA JADI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MUHAMMAD

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsiccum Annum L.) DENGAN CABAI RAWIT (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun) Agri Mandasari

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KOMODITI NANAS PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR TESIS

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KOMODITI NANAS PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR TESIS ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KOMODITI NANAS PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY AGRIC Vol.26, No. 1 & No.2, Juli - Desember 2014: 12-19 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY Umi Barokah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam kegiatan operasional perusahaan, penggunaan biaya sangat berperan penting untuk kegiatan tersebut. Tanpa adanya biaya tersebut, maka perusahaan akan sangat sulit menjalankan usahanya. Salah

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN Noris Puja Kusuma 1), Edison 2) dan Ernawati 2 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI Meidianta Ginting*), Thomson Sebayang**), Iskandarini**) *)Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong Efisiensi Ekonomi Faktor Produksi pada Usahatani Brokoli...(JulianaMandei dan Christy Tuwongkesong) EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN Juliana R. Mandei Christy

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN 72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI NILAM (Pogostemon cablin) PADA GAPOKTAN NILAM DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI NILAM (Pogostemon cablin) PADA GAPOKTAN NILAM DI KABUPATEN PASAMAN BARAT OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI NILAM (Pogostemon cablin) PADA GAPOKTAN NILAM DI KABUPATEN PASAMAN BARAT OLEH MIARNIS 07 114 012 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012 OPTIMALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Lebih terperinci

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (5) : 533-538, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO Wiwit Rahayu dan Erlyna Wida Riptanti Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agrobinis FP UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO 1 Erryka Aprilia Putri, 2 Anik Suwandari & 2 Julian Adam Ridjal 1 Mahasiswa,Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS OF RICE FARMING PRODUCTION FACTORS IN KARANGANYAR REGENCY) Respikasari* ),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik 291 PENDAPATAN USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Cowpea Farming Income (Vigna sinensis L)

Lebih terperinci

Keyword : Analyzed, Affected, Production, Capital, Fertilizer, Seed, Labour

Keyword : Analyzed, Affected, Production, Capital, Fertilizer, Seed, Labour Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Bawang Merah Di Desa Lam Manyang Kecamatan Peukan Bada (Analysis of Factors Affecting the Production of Farm Shallots In the village of Lam Manyang

Lebih terperinci

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN 52 FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS USAHATANI TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KONAWE Oleh: Salahuddin 1) ABSTRACT Paddy sub-sector is one of the most important food crop in Southeast Sulawesi Province. Konawe

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU 30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BENIH MENTIMUN LOKAL PADA PROGAM KEMITRAAN DENGAN PT. EAST WEST SEED INDONESIA (Kasus Di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Musim Tanam 2005)

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI DESA GOMBENGSARI KECAMATAN KALIPURO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: NUR AINI FITRI NIM.

ANALISIS USAHATANI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI DESA GOMBENGSARI KECAMATAN KALIPURO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh: NUR AINI FITRI NIM. ANALISIS USAHATANI PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI DESA GOMBENGSARI KECAMATAN KALIPURO KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: NUR AINI FITRI NIM. 061510291002 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci