BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perempuan dan segala permasalahannya,
|
|
- Verawati Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penenelitian Objek penelitian ini adalah perempuan dan segala permasalahannya, baik dari segi kontribusi perempuan itu sendiri dalam mewujudkan pembangunan dan karakter bangsa maupun dari segi permasalahan perempuan dalam konteks ketertindasan dalam politik kaum laki-laki. Dewasa ini permaslahan perempuan di Indonesia dalam hal hak pendidikan, ekonomi, pekerjaan hingga masalah yang membelenggu perempuan dan intimidasi sosial dalam hal perdagangan anak-anak dan eksploitasi seksual yang menempatkan perempuan dalam posisi teropresikan. Penelitian ini dilakukan di Jakarta yakni, di tempat kantor sekaligus rumah tinggal aktivis perempuan Ratna Sarumpaet di daerah Kampung Melayu Kecil Jakarta Paradigma Penelitian Menurut Bogdan dan Biklen paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan menurut Capra paradigma didefinisikan sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya 78
2 (Moleong, 2006: 49). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis, sebagaimana dinyatakan oleh Verdiansyah (2005: 61-62) bahwa teori kritis pada hakikatnya sebagai cara pandang terhadap realitas dengan berorientasi pada ideologi tertentu, teori kritis dapat dimaknai sebagai suatu konsep kritis dengan latar ideologi tertentu dalam mengkaji suatu fenomena sosial. Habermas menilai, sikap bebas nilai bukan pendirian ilmiah, tetapi lebih merupakan sikap ideologis. Ideologis dipahami sebagai kepercayaan, norma atau nilai yang dianut, sekaligus sudut pandang dalam memahami realitas sosial. Tolak ukur kebenaran interaksi dan berkomunikasi antarsubjek dalam penelitian sosial ialah dengan interpretasi, interpretasi yang mmenimbulkan intersubjektivitas. Ontologis teori kritis melihat objek melekat pada subjeknya dan karenanya harus dipandang secara kritis. Epistimologis teori ini mengakui hubungan antara subjjek dan objek yang tidak dapat dipisahkan, maka pemisahan antar keduanya merupakan hal yang dibuatbuat (kuantitatif), dalam artian bahwa teori kritis menghendaki pemikiran, perasaan, dan persepsi orang yang menganalisis (peneliti). Kajian aksiologis teori kritis ialah bukan sesuatu yang netral, teori ini menekankan pada keberpihakan pada keadaan, kelompok, atau individu tertentu sesuai yang disukai oleh penggagasnya. (Verdiansyah, 2005: 62-63). Sesuai paparan tentang paradigma di atas yang memusatkan perhatian pada pesan atau teks, atau kata lain peranan teks dalam 79
3 kebudayaan, maka penelitian ini menggunakan paradigma kritis, dimana yang menjadi pusat perhatian atau penekanan penelitian ini adalah teks baik dialog naskah (skenario) maupun visualisasinya. Media dipergunakan oleh kelompok dominan untuk kepentingan memproduksi ideologi. Oleh karena itu teks audio visual yang dimuat dalam media film merupakan cerminan dari kekuatan dominan. Hall (1986), dalam Barker, (2007: 28). Lebih lanjut menjelaskan bahwa media pada dasarnya tidak memproduksi, tetapi menentukan realitas melalui pemakaian teks yang dipilih. Tentunya pertarungan dalam pemaknaan akan dimenangkan oleh kelompok yang dominan dan menguasai media. Patton (1980) menyatakan bahwa Paradigma kualitatif menekankan pada pendekatan humanistic untuk memahami realitas sosial, memberikan tekanan pada pandangan terbuka terhadap kehidupan. Paradigma kualitatif mengasumsikan bahwa realitas itu bersifat ganda atau kompleks antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan sehingga merupakan kesatuan yang bulat dan bersifat holistik (Handayani dan Sugiarti, 2008: 48) Metode Penelitian Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2006:4) metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode ini diarahkan 80
4 pada latar dan individu tersebut secara utuh. Dengan demikian, tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Miller (2005: 54) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Pada komponen tutur menguatkan pernyataan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik terhadap objek penelitiannya yaitu teks (wicara), baik dialog maupun audio-visual film. Tidak seperti analisis isi konvensional yang secara tipikal difokuskan pada muatan isi teks film yang manifest, analisis semiotik menekankan perhatian mengenai lambang-lambang atau tanda yang digunakan dari semua isi pesan (teks), termasuk cara pengambilan gambar (frame), pencahayaan, tata artistik, tata suara, skenario maupun istilah-istilah yang digunakannya dalam produksi film, serta ketelibatan ideologi sang komunikator dimana dalam berkesenian film, sutradara ialah orang yang bertanggungjawab terhadap kualitas film. Sesuai pernyataan Sudibyo, Hamad, Qodari (2001) dalam Sobur (2006: 117) bahwa pada dasarnya, analisis semiotik memang merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca atau mendengar suatu naskah atau narasi. Analisisnya bersifat paradigmatik, dalam arti berupaya 81
5 menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks. Sesuai pemikiran van Zoest (1991) dalam Sobur (2006: 121), analisis semiotik lebih menekankan perhatian mengenai apa yang disebut lambanglambang yang mengalami retak teks. Maksud retak teks disini adalah bagian (kata, istilah, kalimat, paragraph) dari teks yang ingin dipertanyakan lebih lanjut dicari tahu artinya atau maknanya. Fiske dalam Sobur (2006: 122) menyatakan bahwa semiotik tidak dipusatkan pada transmisi pesan, melainkan pada penurunan dan pertukaran makna. Penekanan disini bukan pada tahapan proses, melainkan teks dan interaksinya dalam memproduksi dan menerima suatu kultur atau budaya; difokuskan pada peran komunikasi dalam memantapkan dan memelihara nilai-nilai dan bagaimana nilai-nilai tersebut memungkinkan komunikasi memiliki makna. Pendapat Fiske dalam Sobur (2006: 122) tentang penggunaan metode semiotik pada penelitian yang berkaitan dengan pesan media massa sebenarnya tidaklah berlebihan. Pada masyarakat modern yang salah satunya diindikasikan pada masyarakat industri, fenomena media massa sebagai sarana komunikasi sekaligus ciri masyarakat tersebut menjadi hal yang tidak terelakkan. Setiap hari masyarakat selalu dijejali pesan-pesan media. Metode semiosis yang dipergunakan dalam riset ini adalah metode semiotika dari Roland Barthes. Lewat metode ini peneliti akan melihat 82
6 lambang-lambang atau tanda yang digunakan dari isi skenario (naskah). Ada tiga unsur menurut yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks secara komprhensif, yakni meliputi penanda, petanda dan tanda yang termanifestasikan lewat keberadaan ganda penanda yang merupakan makna yang sekaligus bentuk menghasilkan tiga jenis pembacaan, diantaranya: Pemfokusan yang dilakukan oleh pemebentuk mitos bersifat sinis. Dalam penelitian ini pembentukan yang dilakukan oleh perempuan sebagai suatu konsep dan mencari forma untuk konsep itu. Sebagai analisis, semiotika ialah sebagai pendekatan dalam metode penelitian interpretatif. Secara garis besar kajian semiotika komunikasi yakni mengkaji tanda atau signal dalam konteks komunikasi yang lebih luas, yaitu yang melibatkan berbagai elemen komunikasi. Pierce melihat tanda (representamen) sebagai bagian tidak terpisahkan dari objek referensninya. Selanjutnya, Pierce menjelaskah bahwa; model triadik yang meliputi (representamen + objek + interpretan = tanda), baginya tanda adalah proses semiosis tak terbatas (unlimited semiosis) (Piliang, 2008: 266). Pemfokusan yang dilakukan oleh ahli mitologi bersifat demistifikasi. Dalam penelitian ini menguraikan mitos dan dia memahami adanya distorsi, aplikasinya ialah bahwa teori tentang mitos dan konsep perempuan masih perlu kritik untuk menemukan formasi yang baru. Pemfokusan bersifat dinamis, ia mengkonsumsi mitos menurut tujuan yang dibangun ke dalam 83
7 strukturnya, pembaca menghidupkan mitos sebagai suatu cerita yang nyata sekaligus tidak nyata. Tujuan utama dari semiotika media adalah bagaimana media massa menciptakan atau mendaur ulang tanda untuk tujuannya sendiri. Dengan pertanyaan apa yang dimaksudkan atau direpresentasikan oleh sesuatu, bagaimana makna itu digambarkan, mengapa ia memiliki makna sebagaimana ia tampil (Danesi, 2010: 40). Selanjutnya Danesi (2010: 139) menyatakan bahwa bentuk surialisme pada seni film ialah suatu bentuk representasi yang masuk citra aneh untuk menggambarkann suasana alamiah yang kelam dan menakutkan pada realitas sehari-hari. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Telaah tentang semiotika media dalam metode penelitian Barthes ialah bagaimana penelitian bisa menampilkan makna-makna implicit yang tertanan didalamnya. Dalam melakukan analisis ialah bagaimana menunjukan sistem tanda secara menyeluruh yang tertanam dalam tanda untuk tujuan komersial. Tujuan utama semiotika media ialah membuat katalog dan melakukan analisis pada struktur-struktur ketika hal tersebut menampilkan dirinya di dalam produkproduk media. Terdapat tiga pertanyaan mendasar untuk menganalisa hal tersebut: apakah yang dimaksudkan oleh struktur tertentu (teks, genre, dan lain-lain), bagaimana cara merepresentasikan apa yang dimaksudkanya, mengapa ia bermakna seperti itu? (Danesi, 2010: 28). 84
8 Secara khusus metode penelitian ini pada dasarnya ialah bagaimana secara sistem struktur dalam media film dilakukan analisis sebagai berikut: 1. Teks denotasi dan konotasinya, teks diartikan sebagai teks secara tulisan, dalam struktur film teks yang dimaksudkan ialah bagaimana menganalisis skenario film (Jamila dan Sang Presiden) yang memuat bentuk tulisan deskripsi dan dialog-dialog secara keseluruhan. Dalam analisis ini ditekankan pada denotasi, konotasi, lingkungan secara kebahasaan (luingistik) yang mencakup langue dan parole, signifiant dan signifie, sintagma dan sistem, denotasi dan konotasinya. 2. Teknis Gambar (Tata Kamera) dalam terminologi semiotika, gambar dikalsifikasikan sebagai penanda visual, yang dalam analisisnya ialah bagaimana gagasan tata kamera tersebut dilihat dari hasil produksinya berdasarkan denotasi dan konotasi kandungan tandanya. 3. Teknis pencahayaan (Tata Cahaya) ialah bagaimana ia (pencahayaan) merepresentasikan makna dan makna tersebut sebagai analogi pikiran berdasarkan denotasi dan konotasinya. 4. Editing (Narasi) narasi yang dicirikan dengan beberapa aspek tertentu. plot sebagai petanda naratif yang mencakup urutan peristiwa dan peristiwa tersebut dilihat dari denotasi dan konotasinya. 5. Artistik (Tata Artistik) yang memuat segala macam benda (property), tempat kejadian (setting tempat) waktu kejadian (setting waktu) serta 85
9 unsur lain, termasuk juga costum (pakaian) dilihat dari tanda denotasi dan konotasinya. 6. Tata Audio (Suara) yang memuat segala macam bunyi-bunyian, seperti intonasi suara, sound effect (ilustrasi musik), soundtrack (lagu) berdasarkan denotasi dan konotasi tanda. Kesembilan sistem struktur tanda yang mendukung film tersebut dianalisis secara komprehensif adapun hal yang mendukung tersebut ialah ikon, indeks, simbol, teks, kode, narasi dan mitos Teknik Pengumpulan Data Sudibyo, dkk (2000: 90) mengatakan, bahwa sebuah media yang sadar akan misi yang diusungnya akan sangat piawai memilih fakta-fakta dan menyusunnya berdasarkan fungsinya masing-masing tersebut, sesuai citra yang hendak dikembangkannya. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan media ialah meliputi audio dan visual, media dalam pengertian penulis ialah media masa yang terdiri dari beragam jenis baik yang memuat karya kreativitas jurnalistik ataupun artistik. Objek dalam penelitian ini ialah film Jamila dan Sang Presiden dalam bentuk dokumentasi karya yang telah diproduksi oleh Satu Merah Panggung Production bekerja sama dengan MVP Production disutradarai oleh Ratna Sarumpaet. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini ialah hasil tertulis dari proses wawancara dengan narasumber-narasumber yang terlibat dalam 86
10 produksi film tersebut serta teori feminimse sosialis dan teori lain yang relevan. Artinya, data primer dalam penelitian ini ialah film Jamila dan Sang Presiden yang diangkat dari panggung teater dengan judul Pelacur dan Sang Presiden. Sedangkan data skunder penelitian ini ialah data-data yang dapat mendukung penelitian, seperti: skenario, kata-kata hasil wawancara dengan pihak utama yang terlibat dalam produksi film (sutradara), dan literature lain yang berkaitan dengan pola analisisnya Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah level teks media. Menurut Graddol sebagaimana yang dikutip Eriyanto (2003: 9) yang dimaksud dengan teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua bentuk ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Jadi teks bukan hanya apa yang tercetak di atas kertas sehingga bisa dibaca, tapi semua bentuk bahasa yang bisa dipahami dan dimaknai oleh orang lain adalah teks juga. Analisis teks kualitatif, dilakukan pada setiap aspek film yang menjadi obyek penelitian, yaitu aspek skenario, tata kamera, tata artistik, tata lighting dan audio, produser (penyandang dana) dan sutradara. Kata-kata, kalimat, gambar, benda, suara, warna cahaya, dana keproduksian, dan lain-lain yang menunjukkan ke arah penekanan representasi dan wacana perempuan. 87
11 3.6. Teknik Analisa Data Analisis data untuk teks menggunakan analisis teks/wicara berdasar Model Barthes, seluruh isi film akan ditonton dan ditentukan bagian/uraian yang sesuai dengan elemen Semiotika Barthes. Jika dijelaskan dalam matriks berikut ini : Matriks. 2 Teknik Analisa Semiotika Barthes Semiotika Barthes Definisi Tanda (Signifier dan Signified) Frist Order (Depolitisasi) Second Order (Deformasi) Denotasi dan Konotasi dalam Lima Kode Barthes Myth Uraian Bagaimana tanda Denotasi dan Konotasi perempuan dilihat dalam film Jamila dan Sang Presiden Mengurai tanda-tanda dalam film sebagai tatanan pertama pemaknaan perempuan Mengurai tanda-tanda dalam film sebagai tatanan kedua pemaknaan perempuan Tanda yang terjalin dari kelima kode dalam lima kode. Analisis terhadap frist order dan second order berdasarkan teori feminis sosialis Rangkaian analisa data meliputi analisa teks/wicara dan analisis sosial budaya setting-nya. Jika menurut Miles dan Huberman (1997:18) model alir bisa juga digunakan, meliputi proses reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis juga dilakukan pada penggabungan. Format sajian yang digunakan adalah matrik, hal ini dilatar belakangi karena teks/wicara yang diteliti bersifat narasi flashback, merentang dalam banyak scene, sehingga terpenggal-penggal bukan terpadu. Miles dan Huberman 88
12 (1992: ) dalam penelitian kualitatif, model penyajian yang khas adalah dalam bentuk teks naratif. Prosesnya, teks bisa muncul dalam bentuk catatan, lalu dikelompokan oleh penganalisis dengan pengutip penggalanpenggalan berkode dan menarik kesimpulan. 89
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out Indonesia menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis akan mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika. Penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis
Lebih terperinci13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi
semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menetapkan paradigmanya sebagai paradigma kritis. Paradigma ini pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistimologi
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari
Lebih terperinci40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon ( dalam Moleong, 2004: 49 ), Paradigma adalah cara mendasar untuk persepsi berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Barthesian. Definisi metode kualitatif menurut Strauss and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang
Lebih terperincidalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal
63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun
Lebih terperinci12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.
semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari berbagai objek maupun peristiwaperistiwa yang dapat berupa tanda. Tidak terlepas dari kebudayaan, berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek/Subyek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah adegan atau content yang dimuat dari video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media tersebut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.
93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk megeidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian interpretatif dengan pendekatan kualitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, kita menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang diambil dari pendapat orang-orang serta perilakunya yang menghasilkan
Lebih terperinciREPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI
REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.
BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan
25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka seorang peneliti harus dapat memahami dan menggunakan cara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu
BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu dengan proses penyeleksian atas tanda-tanda yang ada dengan menggaris bawahi hal-hal tertentu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa komunikasi. Hanya dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan dan maksud sebagai bagian dari tujuannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut (Sugiyono,2005:6),metode penelitian kualitatif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian. Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman.
BAB III Metode Penelitian 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, paradigma kritis adalah paradigma yang berusaha melakukan analisa secara tajam dan teliti terhadap realitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut Phillips, pendekatan atau sering pula disebut paradigma ialah seperangkat asumsi, baik tersurat maupun tersirat, yang menjadi landasan bagi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penggunaan tipe penelitian ini adalah untuk menganalisis lapisan makna yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan representasi diskriminasi agama Islam di balik teks media yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penggunaan tipe penelitian ini adalah untuk menganalisis lapisan makna yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Data-data serta argumentasi yang dibangun dalam penelitian ini, menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Dorongan
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta
Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014) Sebastian Dimas Triasmoro - Drs. Josep J. Darmawan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara alamiah untuk memperoleh data dengan keguaan dan tujuan tertentu. Setiap penelitian yang dilakukan itu memiliki kegunaan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti
3.1. Paradigma Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Peneliti memakai paradigma konstruksionis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti
Lebih terperinci