FGD ANALISIS & EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA 19 SEPTEMBER 2016 PUSANAEV_BPHN Direktorat Jenderal Imigrasi File Divim

Transkripsi

1 FGD ANALISIS & EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA 19 SEPTEMBER 2016 Direktorat Jenderal Imigrasi File Divim

2 PENGERTIAN KEDAULATAN Kata kedaulatan => bahasa Inggris = souvereignty => kata Latin superanus = yang teratas. Bila negara itu berdaulat => negara mempunyai kekuasaan tertinggi. Ruang berlaku kekuasaan tertinggi dibatasi oleh batas wilayah. negara => artinya suatu negara memiliki kekuasaan tertinggi di dalam batas wilayahnya.

3 Global situation

4

5 DASAR HUKUM ~ UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN ~ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 6/2011 ~ PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG INTELIJEN KEIMIGRASIAN

6 DEFINISI Keimigrasian adalah: hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara. (Pasal 1 angka 1 UU 6/2011) Fungsi Keimigrasian adalah: bagian dari urusan pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat. (Pasal 1 angka 3 UU 6/2011)

7 Fungsi Imigrasi Fungsi Pelayanan Keimigrasian; Fungsi Penegakan Hukum; Fungsi Keamanan Negara; Fungsi Fasilitator Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat. M. Alvi Syahrin

8

9 DAMPAK KEBERADAAN IMIGRAN POLITIK EKON GANGGUAN STABILITAS KUM & KAM SOSBUD 9

10 HAKEKAT KEIMIGRASIAN Undang-undang No. 6 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat (1): Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara Luar Negeri ENTRY WNI atau WNA: mencari pekerjaan, kegiatan pemerintah, kunjungan sosial, ibadah, belajar, pelatihan, wisata, dll. MASUK DAN KELUAR WIL. RI - BAB III UU NO.6/2011 Trifungsi Imigrasi: * Pelayanan Masyarakat, * Penegakan Hukum Dan Keamanan Negara, * Fasilitator Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat TUMPANGAN KEPENTINGAN 1.Kegiatan yg bahayakan kamtib dan tdk hormati Perat. Per-UU (ikut demo, provokator, overstay) 2. Illegal entry dan exit, termasuk kegiatan TOC people smuggling dan trafficking in persons. 3. pelanggaran di area transit: tukar paspor atau boarding pass 4. Penyalahgunaan ijin tinggal, misal: (visa kunjungan digun. u/ bekerja, Illegal Logging, Fishing, Mining, peredaran narkoba) 5. Transit untuk menuju ke negara lain Luar Negeri EXIT WNI atau WNA: mencari pekerjaan, kegiatan pemerintah, kunjungan sosial, ibadah, belajar, pelatihan, wisata, Mencari kehidupan, dll.

11 TUMPANGAN KEPENTINGAN KEJAHATAN 1. Transnational Crimes. 2. Terorism. 3. Trafficking in Person (Woman & Children). 4. People Smuggling. 5. Illegal Logging, fishing, mining dll. 6. Narkoba dll. PELANGGARAN 1. Manfaatkan transit. 2. Pelanggaran. keimigrasian (tinggal melebihi waktu yang diijinkan, pemalsuan dokumen keimigrasian, penyalahgunaan izin keimigrasian 3. Pelanggaran HAM (TKI) 4. Pencurian data keimigrasian 5. Mengaku sebagai pencari suaka, pengungsi, dll.

12 Isu Keimigrasian Kejahatan Transnasional yang terorganisir (Transnational Organized Crime). Perdagangan Orang (Human Trafficking) Penyelundupan manusia (People Smuggling especially Women and Children) Terorisme Internasional (International Terrorism). Pencucian Uang (Money Laundering) Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Pemalsuan Dokumen (Document Fraudulent) Pelintas Batas Gelap (Illegal Border Entry) Narkotik (drug) M. Alvi Syahrin

13 kebijakan selektif (selective policy) TERHADAP ORANG ASING (OA) 1. Hanya OA yang bermanfaat DAN tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum yang diperbolehkan masuk dan berada di Wilayah Indonesia. 2. Setiap OA harus mematuhi peraturan hukum di Indonesia. 3. Setiap OA yang masuk dan berada di wilayah Indonesia harus sesuai dengan maksud dan tujuannya.

14 BANDA ACEH NAD TPI SUTAN ISKANDAR MUDA ACEH TPI MAIMUN SALEH ACEH MEDAN SUMUT PADANG PEKAN BARU SUMBAR TPI FATMAWATI SOEKARNO - BENGKULU TPI SULTAN MAHMUD BADARUDIN II - SUMSEL RIAU JAMBI JAMBI BENGKULU BENGKULU TPI SOEKARNO HATTA - JAKARTA TPI HALIM PERDANA KUSUMA JAKARTA TPI HUSEIN SASTRANEGARA - JABAR TPI BINAKA (SIBOLGA) SUMUT TPI POLONIA SUMUT TPI MINANGKABAU SUMBAR TPI KIJANG (TJ. PINANG) RIAU TPI SULTAN SYARIF KASIM II RIAU TPI HANG NADIM (BATAM) KEPPRI PALEMBANG SUMSEL LAMPUNG KEPRI PROPINSI BANTEN Bd.LAMPUNG SERANG TPI BELITUNG BANGKA TPI PANGKAL PINANG BANGKA TPI SUPADIO KALBAR DKI JAYA BANDUNG JABAR SMG YKA PONTIANAK JATENG D.I.Y KALBAR PALANGKARAYA KALTENG SURABAYA JATIM KALSEL BANJAR MASIN KALTIM BALI BALIKPAPAN NTB SULSEL TPI SEPINGGAN KALTIM TPI TARAKAN KALTIM TPI SAM HASSANUDIN SULSEL TPI SAM RATULANGI SULUT TPI PATTIMURA MALUKU TPI JEFFMAN SORONG TPI TEMBAGA PURA FRANS KASIEPO - BIAK PROPINSI GORONTALO SULTENG SULTRA SULUT PROPINSI NTT TPI NGURAH RAI BALI TPI JUANDA JATIM TPI ADI SUMARMO (SURAKARTA) - JATENG TPI ADI ADI SUCIPTO - JOGJAKARTA TPI AHMAD YANI (SEMARANG) - JATENG MALUKU MALUKU UTARA TPI SELAPARANG (MATARAM) NTB TPI MOPAH - MERAUKE TPI SENTANI PAPUA TPI EL TARI (KUPANG) NTT PAPUA TIMIKA JAYAPURA

15 28 PLB Laut di Wilayah RIAU dan KEPULAUAN RIAU Kuala Enok, Sungai Guntung, Kuala Gaung, Selat Baru, Sungai Pakning, Panipahan, Sinaboi, Tanjung Medang, Tanjung Samak, Teluk Belitung, Serapung, Bintan Utara, Teluk Bintan, Mapur, Sedanau, Sekunyam, Serasan, Midai, Belakangpadang, Bulang, Moro, Tanjung Batu, Meral, Tarempa, Tambelan, Letung, Senayang, Daek. BANDA ACEH NAD MEDAN SUMUT PEKAN BARU PADANG RIAU JAMBI SUMBAR JAMBI PALEMBANG BENGKULU SUMSEL BENGKULU KEPRI LAMPUNG 17 PLB di Wilayah KALIMANTAN BARAT Nanga Badau, Merakai Panjang, Jasa, Nanga Bayan, Semarah, Langau, Jagoi Babang, Siding, Saparan, Entikong, Segumon, Banten, Guntembawang, Aruk, Paloh/Liku, Temajuk, Sajingan. KALBAR PONTIANAK Bd.LAMPUNG DKI JAYA JATENG SMG SERANG PROPINSI BANDUNG BANTEN YKA JABAR D.I.Y KALTENG PALANGKARAYA JATIM KALSEL BANJAR MASIN DENPASAR KALTIM BALIKPAPAN BALI SURABAYA NTB 12 PLB di Wilayah KALIMANTAN TIMUR Long Midang/Krayan, Long Nawang, Long Ayu, Apau Ping, Lasan Truyan, Tarakan, Nunukan, Sungai Pancang, Labang/Lumbis, Semanggaris, Tau Lumbis, Sungai Bolong Inhutani. SULSEL PHILIPINA LAUT SULAWESI PROPINSI GORONTALO SULTENG SULTRA SULUT PROPINSI NTT TIMOR LOROSAE 10 PLB di Wilayah NUSA TENGGARA TIMUR Oepoli, Motaain, Metamauk, Napan, Haumusu/Wini, Haumeniana, Builalo, Laktulus, Turiskain, Lakmaras 2 PLB di Wilayah SULAWESI UTARA Marore, Miangas MALUKU UTARA MALUKU 18 PLB di Wilayah PAPUA Wembi, Senggi, Skouw, Kiwirok, Waris, Yeti, Yuruf, Batong, Okyop, Iwur, Ubruk, Hamadi, Sota, Erambu, Bupul, Mindiptana, Waropko, Kondo LAUT ARAFURA AUSTRALIA PAPUA TIMIKA JAYAPURA

16 SEBARAN IMIGRASI I. KANTOR IMIGRASI = 128 SATKER KELAS I KHUSUS: 7 KELAS I : 38 KELAS II : 60 KELAS III : 23 II. RUDENIM = 13 SATKER III. TPI (TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI) = TPI UDARA : 33 TPI LAUT : 91 TPI DARAT : 7 PLB LAUT : 35 PLB DARAT : UNIT

17 BANDA ACEH NAD TPI SUTAN ISKANDAR MUDA ACEH TPI MAIMUN SALEH ACEH MEDAN SUMUT PADANG PEKAN BARU SUMBAR TPI FATMAWATI SOEKARNO - BENGKULU TPI SULTAN MAHMUD BADARUDIN II - SUMSEL RIAU JAMBI JAMBI BENGKULU BENGKULU TPI SOEKARNO HATTA - JAKARTA TPI HALIM PERDANA KUSUMA JAKARTA TPI HUSEIN SASTRANEGARA - JABAR TPI BINAKA (SIBOLGA) SUMUT TPI POLONIA SUMUT TPI MINANGKABAU SUMBAR TPI KIJANG (TJ. PINANG) RIAU TPI SULTAN SYARIF KASIM II RIAU TPI HANG NADIM (BATAM) KEPPRI PALEMBANG SUMSEL LAMPUNG KEPRI PROPINSI BANTEN Bd.LAMPUNG SERANG TPI BELITUNG BANGKA TPI PANGKAL PINANG BANGKA TPI SUPADIO KALBAR DKI JAYA BANDUNG JABAR SMG YKA PONTIANAK JATENG D.I.Y KALBAR PALANGKARAYA KALTENG SURABAYA JATIM KALSEL BANJAR MASIN KALTIM BALI BALIKPAPAN NTB SULSEL TPI SEPINGGAN KALTIM TPI TARAKAN KALTIM TPI SAM HASSANUDIN SULSEL TPI SAM RATULANGI SULUT TPI PATTIMURA MALUKU TPI JEFFMAN SORONG TPI TEMBAGA PURA FRANS KASIEPO - BIAK PROPINSI GORONTALO SULTENG SULTRA SULUT PROPINSI NTT TPI NGURAH RAI BALI TPI JUANDA JATIM TPI ADI SUMARMO (SURAKARTA) - JATENG TPI ADI ADI SUCIPTO - JOGJAKARTA TPI AHMAD YANI (SEMARANG) - JATENG MALUKU MALUKU UTARA TPI SELAPARANG (MATARAM) NTB TPI MOPAH - MERAUKE TPI SENTANI PAPUA TPI EL TARI (KUPANG) NTT PAPUA TIMIKA JAYAPURA

18 28 PLB Laut di Wilayah RIAU dan KEPULAUAN RIAU Kuala Enok, Sungai Guntung, Kuala Gaung, Selat Baru, Sungai Pakning, Panipahan, Sinaboi, Tanjung Medang, Tanjung Samak, Teluk Belitung, Serapung, Bintan Utara, Teluk Bintan, Mapur, Sedanau, Sekunyam, Serasan, Midai, Belakangpadang, Bulang, Moro, Tanjung Batu, Meral, Tarempa, Tambelan, Letung, Senayang, Daek. BANDA ACEH NAD MEDAN SUMUT PEKAN BARU PADANG RIAU JAMBI SUMBAR JAMBI PALEMBANG BENGKULU SUMSEL BENGKULU KEPRI LAMPUNG 17 PLB di Wilayah KALIMANTAN BARAT Nanga Badau, Merakai Panjang, Jasa, Nanga Bayan, Semarah, Langau, Jagoi Babang, Siding, Saparan, Entikong, Segumon, Banten, Guntembawang, Aruk, Paloh/Liku, Temajuk, Sajingan. KALBAR PONTIANAK Bd.LAMPUNG DKI JAYA JATENG SMG SERANG PROPINSI BANDUNG BANTEN YKA JABAR D.I.Y KALTENG PALANGKARAYA JATIM KALSEL BANJAR MASIN DENPASAR KALTIM BALIKPAPAN BALI SURABAYA NTB 12 PLB di Wilayah KALIMANTAN TIMUR Long Midang/Krayan, Long Nawang, Long Ayu, Apau Ping, Lasan Truyan, Tarakan, Nunukan, Sungai Pancang, Labang/Lumbis, Semanggaris, Tau Lumbis, Sungai Bolong Inhutani. SULSEL PHILIPINA LAUT SULAWESI PROPINSI GORONTALO SULTENG SULTRA SULUT PROPINSI NTT TIMOR LOROSAE 10 PLB di Wilayah NUSA TENGGARA TIMUR Oepoli, Motaain, Metamauk, Napan, Haumusu/Wini, Haumeniana, Builalo, Laktulus, Turiskain, Lakmaras 2 PLB di Wilayah SULAWESI UTARA Marore, Miangas MALUKU UTARA MALUKU 18 PLB di Wilayah PAPUA Wembi, Senggi, Skouw, Kiwirok, Waris, Yeti, Yuruf, Batong, Okyop, Iwur, Ubruk, Hamadi, Sota, Erambu, Bupul, Mindiptana, Waropko, Kondo LAUT ARAFURA AUSTRALIA PAPUA TIMIKA JAYAPURA

19 Fungsi Penegakan Hukum satu dari Fungsi Imigrasi adalah fungsi penegakan hukum. Dalam pelaksanaan tugas keimigrasian, keseluruhan aturan hukum keimigrasian ditegakkan kepada setiap orang yang berada di dalam wilayah hukum negara RI, baik itu WNI atau Orang Asing. Upaya penegakan hukum diwujudkan antara lain dalam kegiatan pengawasan keimigrasian

20 Implementasi kebijakan selektif saat orang asing masuk/keluar wilayah indonesia PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI Pejabat Imigrasi atau Pejabat yang ditunjuk dapat menolak permohonan Visa yang diajukan oleh Orang Asing TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI Pejabat Imigrasi dapat melakukan denied entry atau memberikan TAK terhadap Orang Asing

21 PERANAN INTELIJEN KEIMIGRASIAN Pejim Melakukan Fungsi : INTELIJEN KEIMIGRASIAN (Pasal 74) FUNGSI PENYELIDIKAN FUNGSI PENGAMANAN (KONTRA INTELIJEN) FUNGSI PENGGALANGAN A. Mendapatkan informasi yang akurat tentang suatu masalah yang menonjol untuk disampaikan kepada Pimpinan guna dilakukan langkan-langkah lebih lanjut. B. Memberikan masukan kepada fungsi terkait dalam mengungkap : 1. Jaringan pelaku. 2. Kejahatan terorganisir. 3. Kejahatan berkadar ancaman tinggi. 4. Latar belakang. 5. Modus Operandi. 6. Motivasi C. Mencegah terjadinya gangguan terhadap kegiatan pelaksanaan tugas khususnya dibidang Keimigrasian dan kejahatan yang bersifat Nasional maupun Internasional Direktorat Intelijen Keimigrasian

22 FUNGSI INTELIJEN KEIMIGRASIAN Pejabat Imigrasi melakukan penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan Keimigrasian serta berwenang : mendapatkan keterangan dari masyarakat atau instansi pemerintah; mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan kegiatan Orang Asing; melakukan operasi Intelijen Keimigrasian; atau melakukan pengamanan terhadap data dan informasi Keimigrasian serta pengamanan pelaksanaan tugas Keimigrasian. Fungsi penyelidikan dalam Intelijen Keimigrasian sesuai Pasal 74 ayat (2) dalam penjelasan UU No. 6/2011 tentang Keimigrasian yaitu yang dimaksud dengan penyelidikan Keimigrasian adalah kegiatan atau tindakan Pejabat Imigrasi untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana Keimigrasian.

23 MANFAAT KERJA SAMA INTELIJEN Mengapa kerjasama intelijen antara Ditjen Imigrasi dengan instansi terkait lainnya seperti TNI, Polri, Kejaksaan ataupun Pemda menjadi sangat penting, karena dengan adanya sinergitas antar instansi diharapkan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara optimal, terpadu dan tepat sasaran.

24 Hakekat pengawasan terhadap orang asing * Pengawasan keimigrasian merupakan awal sekaligus modal dasar pelaksanaan fungsi penegakan hukum *Menjamin terlaksananya kebijakan keimigrasian dan penegakan hukum keimigrasian bertujuan untuk: 1. Memastikan hanya Orang Asing yang bermanfaat 2. Hanya Orang Asing yang tidak berbahaya bagi keamanan dan ketertiban 3.Hanya Orang Asing yang mematuhi peraturan keimigrasian yang masuk dan berada di indonesia

25 PENGAWASAN KEIMIGRASIAN terhadap orang asing dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait 1. Pertimbangan letak geografis dan luas wilayah Indonesia, khususnya terkait dengan Indonesia sebagai Negara Kepulauan 2. Terdapat banyak instansi atau Kementerian/Lembaga yang menerbitkan dokumen atau perizinan bagi Orang Asing di Indonesia 3. Adanya keterkaitan antara pelanggaran keimigrasian dengan tindak pidana lain di luar Tindak Pidana Keimigrasian 4. Terbatasnya jumlah personel Petugas Imigrasi

26 Tim pengawasan orang asing Pasal 69 UU 6/2011 (1) Untuk melakukan pengawasan Keimigrasian terhadap kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri membentuk tim pengawasan Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah. (2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak selaku ketua tim pengawasan Orang Asing. Penjelasan Pasal 69 ayat (1) UU 6/2011 Yang dimaksud dengan badan atau instansi pemerintah terkait misalnya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

27 PEMBENTUKAN TIM PENGAWASAN ORANG ASING TIM PENGAWASAN ORANG ASING (Pasal 194 PP 31/2013) Pusat Keputusan Menteri Provinsi Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM RI Kabupaten/Kota Keputusan Kepala Kantor Imigrasi Kecamatan Keputusan Kepala Kantor Imigrasi Pasal 197 Ayat 1 Pasal 198 Ayat 1 Pasal 199 Ayat 1 Pasal 199 Ayat 1

28 TUGAS TIM PENGAWASAN ORANG ASING (Pasal 200 PP 31/2013) 1. Tim pengawasan Orang Asing bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada instansi dan/atau lembaga pemerintahan terkait, mengenai hal yang berkaitan dengan pengawasan Orang Asing. 2. Selain bertugas memberikan saran dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tim pengawasan Orang Asing juga dapat melakukan operasi gabungan jika diperlukan. 3. Operasi gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa: a.operasi gabungan yang bersifat khusus; atau b.operasi gabungan yang bersifat insidental. 4. Operasi gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan berdasarkan rencana operasi. 5. Dalam hal tim pengawasan Orang Asing menemukan tindak pidana dalam operasi gabungan maka diserahkan kepada badan atau instansi Pemerintah terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing.

29 MENJAGA EFEKTIVITAS TIM PENGAWASAN ORANG ASING 1. Membangun pola koordinasi antar instansi dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) secara terus menerus dan operasi pengawasan orang asing di wilayah kerjanya secara berkesinambungan dan terarah; 2. Kantor Imigrasi perlu membangun mekanisme pelaporan keberadaan OA oleh pemilik/pengurus tempat penginapan secara online setiap keberadaan orang asing dapat terpantau keberadaannya pada kesempatan pertama; 3. Imigrasi sebagai leading sector dalam Tim PORA harus aktif melakukan pengawasan administratif dan bersama dengan instansi terkait dalam Tim PORA berkoordinasi dalam pengawasan lapangan dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

30 Ruang Lingkup Pengawasan Keimigrasian Dilakukan terhadap WNI yang memohon Paspor RI, saat keluar/masuk Wilayah Indonesia, dan saat berada di luar Wilayah Indonesia Dilakukan terhadap OA pada saat memohon Visa, masuk/keluar Wilayah Indonesia, pemberian izin tinggal, berada, dan melakukan kegiatan di Wilayah Indonesia Dilakukan terhadap Penjamin Bentuk Pengawasan Administratif Pengawasan Lapangan Terbuka Tertutup

31 PERSPEKTIP INTELIJEN KEIMIGRASIAN Pasal 74 UU 6/2011 (1)Pejabat Imigrasi melakukan fungsi Intelijen Keimigrasian (2)Dalam rangka melaksanakan fungsi intelijen Keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan keimigrasian serta berwenang : a. Mendapatkan keterangan dari masyarakat atau instansi pemerintah; b. Mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan kegiatan orang asing; c. Melakukan operasi intelijen keimigrasian; atau d. Melakukan pengamanan terhadap data dan informasi keimigrasian serta pengamanan pelaksanaan tugas keimigrasian.

32 Fungsi Intelijen (UU No. 17/2011 tentang Intelijen Negara psl 6) PENYELIDIKAN PENGAMANAN PENGGALANGAN Terdiri atas, upaya, pekerjaan, kegiatan dan tindakan (UPKT) yang dilakukan secara terencana dan terarah untuk mencari, mememukan, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi intelijen, serta menyajikannya sebagai bahan masukan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terarah untuk mencegah dan/atau melawan upaya, pekerjaan, kegiatan Intelijen, dan/atau Pihak Lawan yang merugikan kepentingan dan keamanan nasional. Terdiri atas serangkaian upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang dilakukan secara terencana dan terarah untuk memengaruhi Sasaran agar menguntungkan kepentingan dan keamanan nasional.

33 Hakekat Intelijen Negara Merupakan lini pertama dalam sistem keamanan nasional. Intelijen Negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan untuk deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan terhadap setiap hakekat ancaman yang mungkin timbul dan mengancam kepentingan nasional dan keamanan nasional (UU No 17 Tahun 2011 Ttg Intelijen Negara)

34 Hakekat Ancaman Ancaman adalah setiap upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kepentingan nasional di berbagai aspek, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Lawan adalah pihak dari dalam dan luar negeri yang melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan, serta

35 TERBITNYA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN TERJADI DISHARMONISASI DENGAN PASAL 43 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PASAL 43 AYAT (2) HURUF A MENYATAKAN ORANG ASING YANG DIBEBASKAN DARI VISA ADALAH WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG DITETAPKAN BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN DENGAN MEMPERHATIKAN ASAS TIMBAL BALIK DAN ASAS MANFAAT FAKTA DILAPANGAN DENGAN ADANYA PERPRES NO 21 TAHUN 2016 TERJADI BANYAK SEKALI TINDAK PELANGGARAN DI BIDANG KEIMIGRASIAN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG ASING DI WILAYAH NKRI

36 UPAYA DITJEN. IMIGRASI DALAM MENCEGAH WNI TERGABUNG DENGAN ISIS DIRJENIM menggunakan Sistem Aplikasi Penerbitan SPRI yang berbasis data bimetrik (fingerprint & face recognation), WNI yang terindikasi kuat akan bergabung sebagai ISIS, DITJENIM akan menolak permohonan Paspornya. Ditjenim telah memiliki SIMKIM yang telah terhubung keseluruh kantor imigrasi dan sejumlah Perwakilan RI di Luar Negeri sehingga dengan sistem ini imigrasi dapat mendeteksi sejumalha orang yang diduga terkait dengan kelompok teror maupun yang melakukan pelanggaran keimigrasian lainnya.

37 UPAYA DITJEN. IMIGRASI DALAM MENCEGAH WNI TERGABUNG DENGAN ISIS (lanjutan) Terkait dengan pengawasan lalulintas WNI di pemeriksaan imigrasi. Saat ini Ditjen Imigrasi telah menerapkan Sistem Border Control Management (BCM) yang terintegrasi hampir diseluruh Tempat pemeriksaan Imigrasi, terkoneksi dengan Sistem Pencegahan dan Penangkalan (CEKAL) sehingga bagi WNI maupun WNA yang masuk dalam daftar Cekal Imigrasi dapat melakukan penundaan keberangkatan yang bersangkutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, Direktorat Jenderal Imigrasi berharap agar BNPT, Densus 88, Polri,BIN maupun BAIS dapat mendukung Imigrasi melalui penyampaian data-data maupun informasi up-to-date terkait dengan terorisme agar tindakan pencegahan dapat berjalan maksimal.

38 PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DAN PENYELUNDUPAN MANUSIA UU No. 6 Tahun 2011 tidak mengatur tentang pengungsi dan pencari suaka Pengaturan terbatas hanya pada korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia Korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia yang berada di Wilayah Indonesia ditempatkan di dalam Rumah Detensi Imigrasi atau di tempat lain yang ditentukan. Perlakuan khusus yang berbeda dengan Deteni pada umumnya.

39 Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Perspektif Hukum Keimigrasian Indonesia M. Alvi Syahrin

40 Pengawasan Keimigrasian terhadap WNI dilakukan pada saat : 1. permohonan Dokumen Perjalanan RI; 2. keluar atau masuk Wilayah Indonesia; 3. berada di luar Wilayah Indonesia.

41 PENGAWASAN KEIMIGRASIAN PENGAWASAN KEIMIGRASIAN WNI WNA Wilayah Indonesia Luar Wilayah Indonesia Dokumen Perjalanan Masuk / Keluar Wil. RI Dokumen Perjalanan Masuk Wil. Indonesia Keluar Wilayah Indonesia Keberadaan Kegiatan

42 Upaya Preventif dan Represif Pasal 89 UU No. 6 Tahun 2011 Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan upaya preventif dan represif dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dan Penyelundupan Manusia. M. Alvi Syahrin

43 Upaya Preventif Pasal 89 ayat (2) UU No. 6 Tahun 2011 Pertukaran informasi dengan negara lain dan instansi terkait di dalam negeri, meliputi modus operandi, pengawasan dan pengamanan Dokumen Perjalanan, serta legitimasi dan validitas dokumen; Kerja sama teknis dan pelatihan dengan negara lain meliputi perlakuan yang berdasarkan perikemanusiaan terhadap korban, pengamanan dan kualitas Dokumen Perjalanan, deteksi dokumen palsu, pertukaran informasi, serta pemantauan dan deteksi Penyelundupan Manusia dengan cara konvensional dan nonkonvensional; Memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat bahwa perbuatan perdagangan orang dan Penyelundupan Manusia merupakan tindak pidana agar orang tidak menjadi korban; Menjamin bahwa Dokumen Perjalanan atau identitas yang dikeluarkan berkualitas sehingga dokumen tersebut tidak mudah disalahgunakan, dipalsukan, diubah, ditiru, atau diterbitkan secara melawan hukum; dan Memastikan bahwa integritas dan pengamanan Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh atau atas nama negara untuk mencegah pembuatan dokumen tersebut secara melawan hukum dalam hal penerbitan dan penggunaannya. M. Alvi Syahrin

44 Upaya Represif Pasal 89 ayat (3) UU No. 6 Tahun 2011 Penyidikan Keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang dan Penyelundupan Manusia; Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang dan Penyelundupan Manusia; dan Kerja sama dalam bidang penyidikan dengan instansi penegak hukum lainnya. M. Alvi Syahrin

45 TPPO dalam Tindak Pidana Keimigrasian Pasal 113 UU No. 6 Tahun 2011: Masuk atau keluar wilayah Indonesia tidak melalui pemeriksaan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi; Pasal 119 UU No. 6 Tahun 2011: Orang asing masuk dan/atau keluar wilayah Indonesia, tapi tidak memiliki atau memalsukan dokumen perjalanan dan visa; Pasal 121 UU No. 6 Tahun 2011: Pemalsuan Visa atau Tanda Masuk atau Izin Tinggal; Pasal 126 huruf (a) UU No. 6 Tahun 2011: WNI masuk dan/atau keluar wilayah Indonesia, tapi tidak memiliki atau memalsukan Dokumen Perjalanan RI; Pasal 126 huruf (b) s/d (e), Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal 130, Pasal 131 UU No. 6 Tahun 2011: Pemalsuan, pemberian data tidak benar, dan melakukan perbuatan melawan hukum dalam kepemilikan atau penerbitan Dokumen Perjalanan RI M. Alvi Syahrin

46 PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DAN PENYELUNDUPAN MANUSIA UU No. 6 Tahun 2011 tidak mengatur tentang pengungsi dan pencari suaka Pengaturan terbatas hanya pada korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia Korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia yang berada di Wilayah Indonesia ditempatkan di dalam Rumah Detensi Imigrasi atau di tempat lain yang ditentukan. Perlakuan khusus yang berbeda dengan Deteni pada umumnya.

47 WAWANCARA Pejabat Imigrasi harus melakukan pemeriksaan lebih mendalam di TPI sebagaimana yang diamanatkan pasal 9 ayat (3) UU No. 6/2011 tentang Keimigrasian; Dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang, Pejabat Imigrasi berwenang untuk melakukan penggeledahan terhadap badan dan barang bawaan dan dapat dilanjutkan dengan proses penyelidikan Keimigrasian

48 PENGAWASAN FUNGSI KEIMIGRASIAN Pengendalian, pengawasan dan asistensi CONTROL ROOM, Pusat pengendalian, pengawasan operasional kesisteman serta pemberian bantuan dalam menghadapi kendala operasional yang berkaitan dengan penerapan kebijakan.

49 PENARIKAN PASPOR PALSU, CAP PALSU dan DATA YANG DIPALSUKAN

50 PASPOR PALSU

51 CAP PALSU

52 CAP PALSU

53

54

55 DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI TERIMA KASIH