RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H"

Transkripsi

1 RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H \ DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H Menyetujui, September 2008 Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 13 Agustus 2008 Tanggal Lulus :

4 ABSTRAK Leo Nanda Triawan. H Risiko Portofolio dan Potensi Kerugian Pembiayaan Pada BPRS Amanah Ummah Dengan Metode Creditrisk+. Di bawah bimbingan Budi Purwanto Penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank merupakan kegiatan yang paling penting dalalm operasional suatu bank untuk memperoleh laba. Risiko kredit yang timbul dari penyaluran kredit bank merupakan faktor utama dalam menentukan kebijakan bank, berkaitan dengan ekspansi kredit dan pengelolaan risiko kredit suatu bank. Kemampuan bank dalam membuat kebijakan yang tepat berkaitan dengan risiko kredit menentukan tingkat kredibilitas dan tingkat kepercayaan masyarakat pada suatu bank sebagai lembaga intermediasi keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui portofolio pembiayaan optimal pada BPRS Amanah Ummah, (2) mengetahui potensi kerugian pembiayaan BPRS Amanah Ummah, dan (3) menentukan strategi mitigasi risiko BPRS Amanah Ummah.. Data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah annual report bank (time series), outstanding of debitur (laporan angsuran debitur). Alat analisis yang digunakan adalah analisis lagrange untuk optimal portofolio dan creditrisk+ untuk menghitung potensi kerugian. Penelitian ini dilakukan di PT BPRS Amanah Ummah pada bulan maret sampai juni Hasil dari analisis dan pengolahan data sekunder diperoleh optimal portofolio (asumsi ada enam jenis pembiayaan) didapat porsi pembiayaan optimal yaitu: 84,8% murabahah, 6,9% mudharabah, 5,6% musyarakah, 1,5% salam, 0,3% ijarah dan 1,0% qardh dengan tingkat expected return 23% dan tingkat risiko 5,56%. Sedangkan dengan analisis creditrisk+ diperoleh potensi kerugian Rp dan Economic Capital Rp Berdasarkan hasil informasi tersebut diharapkan bank mampu mengelola dan mengendalikan risiko pembiayaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan bank untuk menghadapi risiko atas pembiayaan adalah (1) melakukan ekspansi pembiayaan yang tepat, (2) melakukan penanganan atas pembiayaan bermasalah, dan (3) menentukan strategi mitigasi risiko yang tepat dan efektif.

5 RIWAYAT BHIDUP Leo Nanda Triawan, Dilahirkan di Palembang pada tanggal 7 Agustus 1985 dari pasangan Alm. H Thoyib Hasan dan Ningmas. Penulis merupakan putra ketiga dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar SDN Kubang Sepat II Cilegon pada tahun 1998, lalu melanjutkan kependidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Cilegon sampai kelas II dan pindah sekolah ke SLTP N 18 Jakarta hingga tamat SLTP pada tahun kemudian penulis melanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri 4 Jakarta dan masuk program IPA pada tahun Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Sharia Economic Student s- Club sebagai Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi tahun 2005/2006 dan Forum Mahasiswa dan Studi Islam Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai Sekretaris Umum FORMASI tahun 2006/2007. Selama Kuliah penulis juga aktif mengajar Les Private di Bogor dan Jakarta. Pada tahun 2006 penulis menerima beasiswa dari Yayasan SUPERSEMAR.

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan nikmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Risiko Portofolio dan Potensi Kerugian Pembiayaan pada PT BPRS Amanah Ummah dengan Metode Creditrisk+. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Banyak kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat dan karunia Allah SWT serta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu dan perhatiannya dalam memberikan petunjuk, pengarahan dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu H. Dra Siti Rahmawati, S Pd yang telah memberikan masukan dalam penulisan pada saat seminar skripsi. 3. Bapak Ali Mutasowifin, SE, M Ak. Dan Ibu Bea Trice Mantoroadi, SE, MM tim penguji sidang skripsi yang telah memberikan masukan untuk perbaikan hasil skripsi. 4. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen yang meng-qc skripsi penulis, terima kasih atas kesediaannya dan masukan dalam penulisan skripsi penulis. Serta dosen-dosen lainnya di FEM yang pernah memberikan kuliah kepada penulis. 5. Bapak M Abduh Khalid dan Mba Dian Muslihah serta seluruh pihak PT BPRS Amanah Ummah yang turut membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Alm. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas kasih sayang serta motivasi dan Do anya, sehingga penulis dapat mengatasi segala rintangan yang menghadang selama kuliah di IPB.

7 7. Drs Zainal Arifin (ka pin) dan Rahmawati (mb Ama) dan keluarga yang telah mengorbankan materi untuk membiayai kuliah penulis serta menjadi orang tua bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakandakakanda, seperti mb Eti beserta keluarga, mb Sari beserta keluaga, mb Susi beserta keluarga, ka Saini beserta keluarga, dan ka Fauzi beserta kelurga. Serta adikku Lia dan Ridwan kehadiran kalian merupakan semangat bagi penulis dalam menggapai cita-citanya. 8. Teman-teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi Anggi, Ika, Kiki Mimir, Teh Yani dan Shiera terima kasih atas segala informasi, bantuan dnn motivasinya. Pengalaman bersama kalian takkan terlupakan (Bermalammalaman dan Ngantri). 9. Teman-teman satu perjuangan dalam dakwah Akh Fahri, Ade, Annas, Dimas (bawon), Eko, Ritfan dan Roy. Bersama kalian imanku bertambah. Amin. 10. Teman-teman satu organisasi FORMASI dan SES-C ka Hendri, ka Rio, Andri, Duta, mb Tati, mb dian, Indah, Erna, Dian, Ebrinda, Amel dan lainnuya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Serta adik-adik penerus tongkat estafet keorganisasian, selamat berjuamg dan teruslah semgangat. 11. Teman-teman Departemen Manajemen 41 Aufiya, Irwan, Ade, Dhika, Teguh, Yodi, Indra, sidiq, Rizki, Putra dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu pers atu, terima atas segala bantuan, informasi serta pengalaman baru yang terekam dalam memori penulis. 12. Teman-teman TPB Zul, Afril, Dodi, Riki, Dudi, Anggit, Arif, Agung, Fadhil dan teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, bersama kalian kenangan indah tak terlupakan selama di TPB. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga menyelesaikan skripsi ini Bogor, September 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... Halaman DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Pengertian BPRS Tujuan dan Kegiatan Usaha BPRS Kegiatan dan Operasional BPRS Pembiayaan BPR Syariah Pengertian Pembiayaan Jenis Pembiayaan Prinsip Bagi-Hasil Prinsip Jual-Beli Prinsip Sewa-Menyewa Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jasa Portofolio Pembiayaan BPRS Pengertian Portofolio Pembiayaan Jenis-jenis Portofolio Pembiayaan pada BPRS Risiko Pembiayaan Manajemen Risiko Metode Manajemen Risiko Strategi Pengendalian dan Teknik Mitigasi risiko Strategi Penghindaran Pembiayaan Bermasalah Teknik Mitigasi Risiko III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data.. 23 iii iv

9 Tahap Pertama dengan Lagrange Perhitungan Portofolio Optimal dengan Lagrange Tahap Kedua dengan Metode Creditrisk Kelebihan dan Keterbatasan Metode Creditrisk Kriteria Penentuan Kolektiblitas Pembiayaan Analisis Creditrisk+. 28 Step 1.Pengelompokan Exposure dalam Band. 28 Step 2.Perhitungan Probability Default dan Expected Loss Step 3.Penghitungan Recovery Rate dan Riil Los. 31 Step 4.Penentuan Jumlah Debitur Macet Pada Tingkat Kepercayaan 96 persen. 31 Step 5.Penentuan Potensi Kerugian Debitur Berdasarkan Recovery Rate IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya PT BPRS Amanah Ummah Visi dan Misi Struktur Organisasi PT BPRS Amanah Ummah Perkembangan PT BPRS Amanah Ummah Portofolio Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Kajian Portofolio Pembiayaan Berdasarkan Skim Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Tingkat Pengembalian dan Risiko Jenis Pembiayaan Berdasarkan Skim Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Korelasi Antar Jenis Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Portofolio Optimum Analisis Risiko Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Perhitungan Nilai Potensi Risiko Pembiayaan Berdasarkan Metode Creditrisk Pengelompokan Baki Debet dalam Band Per Skim Pembiayaan Perhitungan Probability Default dan Expected Loss Penentuan Recovery Rate dan Riil Loss Penentuan Jumlah Debitur Macet pada Tingkat Kepercayaan 96 Persen Penentuan Potensi Kerugian Debitur Strategi Mitigasi Risiko Implikasi Manajerial V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 67 DAFTAR PUSTAKA.. 69 LAMPIRAN. 71

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Struktur PDB menurut lapangan usaha Pertumbuhan dan Peranan UMKM dalam perekonomian nasional Jenis-jenis risiko dan metode analisis Jumlah kekayaan perusahaan tahun Jumlah distribusi dan pertumbuhan pembiayaan (asumsi enam pembiayaan) Jumlah laba bersih dan pertumbuhannya Pembiayaan per-pangsa tahun (dalam ribuan) Pembiayaan per-sektor ekonomi tahun p. Pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan pada tahun Tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko jenis pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah (dalam persen) Korelasi antar jenis pembiayaan Portofolio pembiayaan optimal Jumlah debitur per-skem pembiayaan pada masing-masing band tahun Expected loss pada band Rp Expected loss pada band Rp Expected loss pada band Rp Expected loss pada band Rp Expected loss pada band Rp Rekapitulasi hasil pengolahan n-default dengan distribusi poisson ( = 4% ) Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah 61

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Skema pembiayaan mudharabah (sumber: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Skema pembiayaan musyarakah (sumber: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Skema pembiayaan murabahah (sumber: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Skema pembiayaan ijarah (sumber: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Skema pembiayaan qardh (sumber: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Hubungan faktor kinerja nasabah dengan risiko pembiayaan Manajemen risiko bank syariah dan bank konvensional Kerangka pemikiran penelitian Langkah-langkah proses metode creditrisk Skema pembiayaan murabahah PT BPRS Amanah Ummah Skema pembiayaan ijarah PT BPRS Amanah Ummah Skema pembiayaan qardh PT BPRS Amanah Ummah Skema pembiayaan musyarakah PT BPRS Amanah Ummah Skema pembiayaan mudharabah PT BPRS Amanah Ummah Grafik hubungan return dan tingkat risiko pembiayaan Jumlah nasabah per pembiayaan Kualitas pembiayaan murabahah Garfik jumlah debitur masing-masing band per skem... 52

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Struktur organisasi PT BPRS Amanah Ummah Jumlah kekayaan, alokasi dan pendapatan pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Tahun Perhitungan expected return, risiko dan koefisien variasi Perhitungan pembiayaan optimal dengan asumsi enam skem pembiayaan dan risiko protofolio Perhitungan expected loss pembiayaan BPRS Amanah Ummah Rekap hasil pengolahan n-default dengan distribusi poisson...103

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi ekonomi makro Indonesia selama tahun 2006 stabil seperti tercermin pada defisit fiskal yang terkendali, laju inflasi yang relatif rendah, maupun nilai tukar rupiah yang stabil, tapi tidak lebih baik dari kondisi tahun Pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2006 sebesar 5,5 persen, di bawah pertumbuhan dalam tahun 2005 sebesar 5,6 persen. Kondisi 2006 itu terutama karena rendahnya kegiatan di sektor riil, dan rendahnya daya beli masyarakat ( Sumber utama pertumbuhan ekonomi di tahun 2006 adalah ekspor yang tumbuh 4,1 persen, konsumsi rumah tangga 1,9 persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 0,7 persen, serta pengaruh impor yang tumbuh 2,8 persen ( Data mengenai perubahan Produk Domestik Bruto berdasarkan lapangan usahanya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Struktur PDB menurut lapangan usaha (dalam %) No LAPANGAN USAHA Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan 13,1 12,0 Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 11,1 10,6 3 Industri pengolahan 27,7 28,1 4 Listrik, Gas dan Air bersih 1,0 0,9 5 Konstruksi 7,0 7,5 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,4 14,9 7 Transportasi dan Komunikasi 6,5 6,9 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa perusahaan 8,3 8,1 9 Jasa lain-lain 9,9 10,1 Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 PDB Tanpa Gas dan Minyak Bumi 88,6 89,2 Sumber : BPS 2007 Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan sektor perekonomian yang memberikan sumbangan terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB), selain itu sektor UMKM mampu memberikan solusi bagi persoalan perekonomian negara dalam mengatasi masalah pengangguran yang semakin meningkat tiap

14 tahunnya. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan UMKM yang meningkat tajam dari tahun ke tahun sepanjang periode 2002 sampai penjelasan mengenai data pertumbuhan dan peranan UMKM dalam perekonomian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pertumbuhan dan peranan UMKM dalam perekonomian nasional Indikator Jumlah UMKM (juta unit) 40,8 42,4 43,2 44,7 48,90 Total UMKM/Total Usaha 99,9 99,9 99,9 99,90 99,98 (%) Tenaga Kerja( UMKM (juta 75,6 79,0 79,1 83,20 85,40 orang) TK UMKM/Total TK (%) 67,0 69,0 69, ,18 PDB UMKM (Rp Triliun) 885,5 1017,0 1135,9 988, ,7 PDB UMKM/Total PDB (%) 55,3 56,7 55,9 56,5 53,30 Sumber : BPS 2007 Perkembangan pesat yang dicapai oleh UMKM dan peranannya yang besar dalam pembangunan perekonomian nasional baik itu berupa sumbangan kepada PDB dan masalah pengangguran. Sehingga pemerintah sebagai pemegang kebijakan memberikan perhatian khusus dalam pembinaan dan pengembangan UMKM. Salah satu kebijakan yang diberikan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan UMKM adalah dengan menghimbau perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada UMKM. Menurut Indriyani (2007), komitmen perbankan dalam penyaluran kredit ke segmen UMKM mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006, akan tetapi dari komitmen kredit tahun 2006 hanya diserap oleh UMKM sekitar 80%. Komposisi terbesar kredit UMKM ditujukan bagi sektor usaha mikro yaitu sebesar Rp 31,18 triliun, diikuti usaha kecil sebesar Rp 27,75 triliun dan menengah sebesar Rp 28,68 triliun. Lembaga keuangan bank yang paling utama dalam penyediaan kredit usaha dan pengembangan UMKM adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Data dari BI menunjukan adanya peningkatan signifikan jumlah rekening nasabah di BPR dari 1,67 juta pada tahun 2000 menjadi sebesar 2,367 juta rekening nasabah pada tahun 2005 atau rata-rata pertumbuhan jumlah nasabahnya 0,1162 juta nasabah

15 tiap tahunnya. Jumlah kredit yang diberikan juga mengalami peningkatan rata-rata yang signifikan yaitu naik sebesar 18,03% per tahun. Jumlah penduduk Indonesia dengan mayoritas muslim mendorong peningkatan kesadaran akan penting dan wajibnya pelaksanaan syariat Islam baik dalam beribadah dan kehidupan sehari-hari tidak terkecuali dalam melaksanakan kegiatan ekonomi harus sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu dari jasa keuangan perlu adanya sebuah lembaga keuangan baik bank maupun non-bank yang memakai prinsip Islam dalam konsep dasarnya dan sistem kerjanya. Pemerintah dalam UU No 10 tahun 1998, menjelaskan ada dua jenis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu BPR yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan BPR yang berdasarkan prinsip syariah (BPRS). Fokus utama usaha BPRS pada pembentukan dan pengembangan UMKM dengan menyediakan modal untuk usaha (bukan untuk konsumsi), tidak memberikan kredit melainkan pembiayaan (permodalan), risiko usaha ditanggung bersama, bentuk usahanya berbentuk investasi bersama (partnership) dengan sistem bagi hasil dan bagi risiko, memiliki cara untuk meringankan calon nasabah dari keharusan memiliki jaminan kredit (collateral). BPRS Amanah Ummah sebagai BPRS pertama dan pelopor dalam munculnya BPRS lainnya di wilayah Bogor. Operasional BPRS Amanah Ummah meliputi dua aktivitas pokok, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka, dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran dana (pembiayaan) yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dikelompokan menjadi enam jenis skim atau akad, yaitu : a). Murabahah (MBA), b). Mudharabah (MDA), c). Musyarakah (MSA), d). Ijarah (IJR), e). Salam (SLM), dan e). Qardhul Hasan (QH) dan Qard (QR). Dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS Amanah Ummah untuk sektor ekonomi tercatat bahwa rata-rata lebih dari 50 persen didistribusikan pada sektor perdagangan (Laporan Tahunan periode ) Perumusan Masalah Kantor BPRS Amanah Ummah yang terletak di pasar Leuwiliang di pusat roda bisnis meciptakan karakteristik yang bervariasi sesuai dengan sektor usaha UMKM dalam penyaluran pembiayaaan (kredit usaha). Selain itu peranan wilayah

16 Bogor sebagai kota satelit (kota penyokong kota Jakarta) yang membuat banyaknya dan semakin heterogennya jenis usaha yang dilakukan oleh penduduk di wilayah Bogor. Sehingga pemilihan pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan bervariasi yang disesuaikan dengan jenis usaha UMKM yang ada di wilayah Bogor. Berdasarkan hal tersebut maka, portofolio pembiayaan menurut skim pembiayaan yang dikelola BPRS Amanah Ummah memiliki return dan tingkat risiko yang berbeda. BPRS Amanah Ummah sebagai penyedia dana (kreditur) bagi UMKM (debitur) memiliki risiko dalam setiap penyaluran pembiayaan (kredit usaha). BPRS Amanah Ummah sebagai lembaga penyaluran kredit usaha bagi UMKM perlu melakukan analisis risiko pembiayaan sesuai dengan sektor usaha UMKM untuk mengelola risiko yang timbul dari penyaluran kredit usaha. Permasalahan yang dihadapi pihak bank adalah bagaimana penyaluran dana untuk pembiayaan agar optimal serta mengukur risiko yang timbul agar bank mampu mengambil keputusan dalam hal terkait dengan kebijakan pembiayaan. Kebijakan mengenai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada bank BPRS Amanah Ummah dibentuk berdasarkan hasil dan evaluasi terhadap kualitas dari masing-masing aktiva produktif pada akhir tahun. Dalam menentukan jumlah PPAP, BPRS menggunakan PBI No. 6/19/PBI/2004 tanggal 1 Juli Aktiva Produktif Bank terdiri dari penempatan pada bank lain berupa tabungan dan deposito, piutang serta pembiayaan yang diberikan. Berdasarkan penjelasan di atas maka, rumusan masalah yang akan ditelaah dan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah portofolio pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah sudah optimal? 2. Bagaimana potensi kerugian portofolio pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah? 3. Apa strategi mitigasi risiko yang dapat melindungi BPRS Amanah Ummah dari kerugian?

17 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian disusun sebagai berikut : 1. Menganalisis portofolio pembiayaan Syariah untuk mengetahui model pembiayaan yang optimal pada BPRS Amanah Ummah. 2. Menghitung potensi kerugian pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah. 3. Menerapkan strategi mitigasi risiko pembiayaan kepada BPRS Amanah Ummah Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait, seperti : 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran yang positif bagi perusahaan dalam membuat proporsi pembiayaan usaha bagi UMKM, dapat mengetahui nilai potensi kerugian yang harus diantisipasi oleh BPRS Amanah Ummah. 2. Umum Bagi nasabah : sebagai bahan pertimbangan akan kemampuan perusahaan dalam memitigasi resiko. Sehingga nasabah percaya untuk menyimpan dananya ke BPRS Bagi pemerintah : mengetahui kesiapan BPRS sebagai mitra penyalur dana program pembiayaan UMKM 3. Penulis Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia nyata Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini ada dua aspek yang menjadi fokus penelitian. Pertama, penelitian ini memfokuskan untuk mengkaji model portofolio pembiayaan syariah pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah. Kedua, peneliti memfokuskan penelitian untuk mengukur potensi kerugian serta penanganan potensi kerugian yang telah diukur untuk dapat

18 mengelola risiko pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah. Data yang digunakan pada fokus penelitian yang pertama adalah data sekunder laporan keuangan (annual report) tahun 2002 sampai Sedangkan fokus penelitian yang kedua menggunakan data nasabah (outstanding of debitor) pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang di dalamnya berisi no. Rekening nasabah, waktu jatuh tempo, exposure, serta kolektibilitas pembiayaan nasabah. Data lain yang diperlukan adalah nilai probability default dan recovery rate yang dipakai oleh BPRS Amanah Ummah. Peneliti dalam penelitiannya, tidak melakukan penelitian mengenai hubungan antara sumber dana perusahaan dengan kemampuan pihak perusahaan dalam melakukan ekspansi pembiayaan, tidak meneliti mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dan kaitannya dalam risiko pembiayaan seperti, rescheduling dan restrukturisasi pembiayaan. Peneliti juga tidak meneliti risiko pasar dalam meneliti risiko kredit dengan metode creditrisk+ dengan kata lain pemakaian alat analisis dengan creditrisk+ dalam menganalisis risiko kredit tidak meneliti hubungan antara risiko kredit dengan risiko pasar.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Pengertian BPRS Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. BPRS yang kegiatannya bersentuhan langsung dengan rakyat mempunyai peranan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian dalam pengembangan sektor rill di golongan masyarakat kecil khususnya melayani kebutuhan transaksi perbankan baik dalam penghimpunan dana maupun dalam menyalurkan pembiayaan dengan menggunakan sistem syariah Tujuan dan Kegiatan Usaha BPRS Tujuan operasional BPR Syariah, yaitu pertama, meningkatkan ekonomi umat islam terutama ekonomi masyarakat lemah yang pada umumnya berada di pedesaan. Kedua, menambah lapangan pekerjaan. Ketiga, membina ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, usaha yang boleh dilakukan BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit 3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

20 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain. Sedangkan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya: 1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. 2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. 3. Melakukan penyertaan modal 4. Melakukan usaha perasuaransian 5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah disebut di atas Kegiatan Operasional BPRS Kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut (Sumitro dalam Kusafarida, 2003): 1. Mobilisasi dana masyarakat BPRS akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti simpanan wadiah, fasilitas tabungan dan deposito berjangka. a) Simpanan Amanah BPR syariah menerima titipan amanah berupa dana infak, zakat, dan sedekah. Akad penerimaan titipan ini adalah wadiah yaitu yang tidak mengandung resiko, BPRS akan memberi profit dari bagi hasil yang didapat melalui pembiayaan bagi masyarakat. b) Tabungan wadiah BPR Syariah menerima tabungan, baik pribadi maupun badan usaha dalam bentuk tabungan bebas dengan akad penerimaannya berdasarkan wadiah. Bank akan memberikan kadar profit kepada sejumlah tertentu dari bagi hasil yang diperoleh bank dalam pembiayaan kredit kepada nasabah, yang dihitung secara harian dan dibayar setiap bulan. Penabung akan mendapatkan buku tabungan untuk mencatat mutasi dan baki. c) Deposito wadiah atau deposito berjangka BPR Syariah menerima deposito berjangka baik pribadi atau lembaga. Akad berdasarkan wadiah atau mudharabah dimana bank menerima

21 dana masyarakat berjangka satu, tiga enam, dua belas bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada bank. Deposito yang akad depositonya wadiah mendapat nisbah bagi hasil yang ditetapkan bank dalam pembiayaan atau kredit nasabah, dibayar setiap bulan. 2. Penyaluran dana BPR Syariah akan menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk, seperti pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan bai u bithaman ajil, pembiayaan murabahah, dan pembiayaan qardhul hasan. Kusafarida (2003) dalam penelitiannya yang berjudul perbandingan Analisa Kinerja Keuangan antara BPR konvensional dengan BPR Syariah memaparkan bahwa BPRS relatif lebih efektif dalam penyaluran kredit, hal ini berdasar pada tanggapan nasabah, besarnya jumlah pinjaman dan jangkauan pelayanan. Dari hasil analisis ini juga disimpulkan bahwa BPR dengan sistem syariah memilki kemampuan yang lebih besar dalam memfasilitasi permodalan UMKM. Selain itu sistem bagi hasil yang diberlakukan pada sistem syariah terbukti mampu mempertahankan kinerja bank dalam kondisi stabil Pembiayaan BPR Syariah Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998). Tangkilisan (2003) ada dua istilah yang berbeda tapi mengandung prinsip yang sama yaitu kredit dan pembiayaan. Perbedaan antara kredit dan pembiayaan terletak pada bentuk kontrapretasinya yang akan diberikan nasabah peminjam dana (debitur) pada bank atas pemberian kredit atau pembiayaannya. Pada bank konvensional kontrapretasinya berupa bunga, sedangkan bank syariah kontrapretasinya dapat berupa imbalan atau bagi hasil sesuai dengan persetujuan atau kesepakatan bersama.

22 Jenis Pembiayaan Arifin (2006), kegiatan pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu memberikan fasilitas penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit, dan menurut sifat penggunaannya dibagi dua yaitu: a. Memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis dipakai untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. b. Memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut penggunaannya, pembiayaan produktif dapat dibagi dalam dua: (i) pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang diperlukan untuk peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. (ii) pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) beserta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan kegiatan investasi tersebut. Peraturan Bank Indonesia No 6/19/PBI/2004 menyatakam bahwa jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ada di BPRS adalah sebagai berikut: Prinsip Bagi Hasil 1. Mudharabah Mudharabah adalah perjanjian antara BPRS sebagai penyedia dana dengan nasabah sebagai pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung penyedia dana kecuali kerugian akibat kesalahan yang disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan yang dilakukan oleh pengelola dana. Berikut mekanisme pembiayaan berdasarkan akad mudharabah.

23 Keahlian Perjanjian bagi hasil Modal 100% Mudharib Proyek usaha Bank Syariah X% Y% Perjanjian bagi hasil Modal Gambar 1. Skema pembiayaan mudharabah Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah 2. Musyarakah Musyarakah adalah perjanjian antara BPRS sebagai penyedia dana dengan penyedia dana lainnya untuk membiayai usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara penyedia dana berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua penyedia dana berdasarkan porsi dana masing-masing pihak. Berikut mekanisme pembiayaan berdasarkan akad musyarakah. Nasabah (parsial) Proyek usaha Keuntungan Bank (parsial) Bagi hasil keuntungan sesuai dengan porsi kontribusi modal (*nisbah) Keterangan : * telah ditetapkan pada awal akad Gambar 2. Skema pembiayaan musyarakah Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

24 Prinsip Jual Beli 1. Murabahah Murabahah adalah perjanjian jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati antara BPRS sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang pembayarannya dilakukan secara tangguh. Berikut mekanisme pembiayaan berdasarkan akad murabahah. 2) Jual Barang Bank Syariah 1) Akad Murabahah 3) Bayar Cicilan Nasabah Gambar 3. Skema pembiayaan murabahah Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah 2. Salam Salam adalah perjanjian jual beli barang dengan pembayaran lunas dimuka oleh BPRS sebagai pembeli kepada nasabah sebagai penjual yang berkewajiban menyerahkan barang pesanan berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, dan barang tersebut akan dijual kembali oleh BPRS kepada pihak lain. 3. Istishna Istishna adalah perjanjian jual beli barang dengan pesanan berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, yang pembayarannya dilakukan secara tangguh oleh nasabah sebagai pembeli kepada BPRS sebagai penjual setelah barang pesanan diterima oleh nasabah.

25 Prinsip Sewa Menyewa Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang (aktiva ijarah atau uang ijarah) antara BPRS sebagai pihak yang menyewakan dengan nasabah sebagai pihak penyewa dalam jangka waktu tertentu. Aktiva ijarah adalah aktiva yang diperoleh atau dibeli BPRS untuk tujuan disewakan. Sedangkan uang ijarah adalah uang muka sewa yang dibayar oleh BPRS kepada pihak pemilik barang, selanjutnya barang tersebut disewakan kepada nasabah. Berikut mekanisme pembiayaan berdasarkan akad ijarah. 2) Menyewakan objek sewa Bank Syariah 1) Akad Ijarah 3) Bayar Cicilan Nasabah Gambar 4. Skema pembiayaan ijarah Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jasa Qardh adalah perjanjian pinjam meminjam dana antara BPRS sebagai pemberi pinjaman dengan nasabah sebagai pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pengembalian pokok pinjaman tanpa imbalan yang diperjanjikan di muka secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Berikut mekanisme pembiayaan berdasarkan akad qardh. Akad Qardh Nasabah Proyek usaha Bank Syariah 100% keuntungan Modal kembali Gambar 5. Skema pembiayaan Qardh Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

26 2.3. Portofolio Pembiayaan BPRS Pengertian Portofolio Pembiayaan Menurut Sartono (2004), yang dimaksud dengan portofolio adalah kombinasi dari berbagai aset, baik berupa aset keuangan atau sekuritas maupun aset rill. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi optimal yang memberikan tingkat keuntungan atau rates of return maksimal yang diharapkan perusahaan pada suatu tingkat risiko tertentu. Teori mengenai portofolio pertama kali dikemukakan oleh Markowitz pada tahun 1952 melalui artikelnya yang menjadi dasar munculnya teori tersebut. Prinsip dasar yang berkaitan dengan alokasi portofolio yang rasional sering ditampilkan dalam ungkapan don t put all your eggs in one basket. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menumbuhkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya, maka total risiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun ekspektasi tingkat pengembaliannya tetap sebesar rata-rata tertimbang dari ekspektasi tingkat pengembalian masing-masing aset yang ada di portofolio, sehingga portofolio berarti penempatan aset pada berbagai kombinasi yang optimal dari suatu investasi guna mengurangi risiko. Distribusi portofolio pembiayaan diantara berbagai segmen pasar perbankan dan sektor industri dicapai dengan menetapkan batasan bagi masing-masing segmen atau sektor. Diversifikasi pembiayaan dan portofolio mencakup segmen usaha atau sektor industri Jenis-jenis Portofolio Portofolio pembiayaan pada bank syariah umumnya dibagi atas tiga aspek yaitu portofolio berdasarkan akad (skim), portofolio pembiayaan berdasarkan pangsa, dan portofolio pembiyaan berdasarkan sektor ekonomi. 1. Portofolio berdasarkan akad (skim) dibagi menjadi tujuh jenis yaitu; a. Murabahah b. Musyarakah c. Mudharabah

27 d. Ijarah e. Ba I salam f. Al-qard g. Istishna ( Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) 2. Portofolio pembiyaan berdasarkan pangsa dibagi menjadi tiga jenis yaitu: a. Pembiayaan modal kerja b. Pembiayaan investasi c. Pembiayaan konsumsi (Sumber : BPS dan BI) 3. Portofolio pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi dibagi menjadi sembilan jenis yaitu: a. Pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan b. Industri pengolahan c. Jasa perusahaan, keuangan dan real estate d. Perdagangan, hotel dan restoran e. Konstruksi f. Pertambangan dan penggalian g. Transportasi dan komunikasi h. Listrik, gas dan air bersih i. Jasa lain-lain (Sumber : BPS dan BI) 2.4. Risiko Pembiayaan Pembiayaan merupakan bagian terbesar dari sumber penghasilan dan juga merupakan bagian terbesar dari seluruh harta suatu bank. Pelaksanaan penyaluran pembiayaan oleh bank diikuti dengan risiko yang ditimbulkan, yang disebut dengan risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan merupakan suatu masalah besar bagi dunia perbankan syariah dan lembaga keuangan pada umumnya Risiko pembiayaan adalah bahwa debitur secara kredit tidak dapat membayar hutang maupun angsuran serta memenuhi kewajibn seperti tertuang dalam kesepakatan, atau menurunkan kualitas debitur sehingga persepsi

28 tentang kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. Risiko pembiayaan dapat timbul baik dari kinerja nasabah maupun faktor dari luar nasabah. Kebangkrutan nasabah Kesulitan keuangan nasabah Gagal bayar Potensi gagal bayar Ambang batas kriteria kesehatan nasabah Penurunan kinerja nasabah Penurunan peringkat nasabah Pelanggaran kontrak Kelemahan kontrak pembiayaaan Potensi pelanggaran kontrak Gambar 6. Hubungan faktor kinerja nasabah dengan risiko pembiayaan 2.5. Manajemen Risiko Menurut Karim (2005), karakteristik-karakteristik dari manajemen risiko dalam bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Secara garis besar bertujuan memperkenalkan beberapa faktor-faktor yang risiko yang berbeda melekat pada bank syariah. Dengan kata lain perbedaan yang mendasar pada bank syariah dan konvensional dalam hal terminologi manajemen risiko yang digambarkan pada proses operasional dalam manajemen risiko yang terdiri dari: identifikasi risiko, analisis risiko, antisipasi risiko, dan pengawasan risiko.

29 Identifikasi risiko Bank Konvensional Risiko Bank Umum Bank Syariah Risiko Bank Umum Risiko pada Bank Syariah Analisis Risiko Analisis Risiko Analisis Risiko Antisipasi Risiko Antisipasi Risiko Respon Bank Umum Respon Bank Syariah Pengawasan Risiko Pengawasan Risiko Kegiatan Bank Umum Kegiatan Bank Syariah Gambar 7. Manajemen risiko bank syariah dan bank konvensional Menurut Khan dan Ahmed (2001), proses manajemen risiko dalam lembaga keuangan Islam adalah : 1. Pembuatan lingkungan risiko manajemen dan kebijakan prosedur yang tepat. 2. Pengukuran estimasi risiko dengan tepat, pengurangan risiko dan pemantauan risiko. 3. Pengawas internal Metode Manajemen Risiko Menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), pada dasarnya bank dihadapi oleh empat jenis risiko yang sangat mempengaruhi operasional perbankan, yaitu terdiri dari : 1. Risiko pasar 2. Risiko kredit 3. Risiko operasional 4. Risiko likuiditas

30 Untuk mengkaji dan mengukur seberapa besar risiko dari jenis-jenis risiko diatas digunakan alat analisis atau metode yang berbeda sesuai dengan aspek risiko diatas. Berikut jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh pihak bank serta alat atau metode analisisnya. Tabel 3 Tabel 3. Jenis-jenis risiko dan metode analisis Jenis risiko 1. Risiko pasar 2. Risiko kredit Metode analisis Jenis risiko Metode analisis Linier VaR 3. Risiko AMA Non linear VaR operasional Actuarialloss Cash flow mapping distribution Historical approach simulation Extrime Monte-carlo Value simulation Internal Rating Based (IRB) Advanced Credit Model Default mode Credit matrix Macro simulation Creditrisk+ 4. Risiko likuiditas Linier VaR Strategi Pengendalian dan Teknik Mitigasi Risiko Strategi Penghindaran Pembiayaan Bermasalah Strategi penghindaran pembiayaan bermasalah dilakukan pada proses pembentukan dan persetujuan akad antara pihak bank dengan calon debitur. Tindakan yang paling penting dari strategi penghindaran pembiayaan bermasalah adalah analisa pembiayaan. Analisa pembiayaan yang baik mengacu pada tiga faktor, yaitu : 1) Faktor internal, yaitu kemampuan tingkat keuangan bank dengan berpedoman pada rasio-rasio keuangan, seperti legal lending limit, limit to deposit ratio, likuiditas, proyeksi aliran keuangan dan target rasio rentabilitas. 2) Faktor koternal, yaitu faktor-faktor yang ada pada calon debitur (penerima dana bank) dengan mengacu pada teori analisis 5-C

31 (Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral) dan 5-P (Profile atau Party, Purpose, Payment, Profitability, dan Protection). 3)Faktor eksternal, yaitu faktor kecenderungan pasar tentang permintaan, jenis produk, kemasan, metode pemasaran, perubahan harga, competitor, kondisi ekonomi, serta faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi usaha Teknik Mitigasi Risiko Beberapa sistem standar yang relevan dengan manajemen risiko kredit perbankan Islam antara lain (Khan dan Ahmed, 2001) adalah : 1. Cadangan penghapus piutang Tingkat efektivitas dari cadangan penghapusan piutang tergantung dari kredibitas metode atau sistem dalam menghitung potensi kerugian dengan akurat. Hal ini dalam rangka penjagaan modal dari berbagai risiko atas kerugian karena kegagalan pembayaran hutang kredit. Beberapa model perhitungan risiko kredit yang memungkinkan dilakukan dalam menghitung cadangan penghapusan piutang, antara lain; creditmatrics, creditportofolio, creditrisk+, KMV, dan reduced form. 2. Jaminan dan penjamin Jaminan dapat juga mengantisipasi kerugian akibat risiko kredit, mengingat rahn diperkenankan dalam syariah. Berdasarkan prinsip keuangan Islam, nilai jaminan oleh pihak ketiga, komoditi atau apapun bentuknya dilindungi dalam hukum Islam sebagai aset yang dapat dijaminkan. Sedangkan penjamin merupakan instrumen yang dapat digunakan sebagai tambahan jaminan. 3. Membangun jaringan Membangun jaringan dengan institusi keuangan Islam lain yang tercantum dalam neraca untuk menyinergiskan kerjasama dalam

32 keuangan dan akutansi. Termasuk kerjasama dengan institusi asuransi syariah dalam upaya mengurangi risiko pembiayaan. 4. Model komputerisasi. Penggunaan model-model sistem perhitungan dengan basis komputer untuk memudahkan dalam manajemen risiko.

33 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan dan pertumbuhan UKM yang signifikan dan besarnya peranan dalam pembangunan perekonomian negara, baik sumbangannya dalam Gros Domestik Produk (GDP) maupun dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Sisi positif yang ditimbulkan oleh UKM tidak diikuti oleh ketersediaan akan modal usaha yang dapat membantu dalam menunjang operasional dan keberlangsungan UKM. Hal ini disebabkan karena pihak bank sebagai sumber dana segar untuk modal UKM bertindak sangat hati-hati dalam mendistribusikan dananya kepada debiturnya (UKM). Prinsip kehati-hatian bank sangat beralasan karena setiap pendistribusian dana bank untuk kredit (pembiayaan) usaha akan menimbulkan risiko. Oleh sebab itu pihak bank perlu melakukan langkah penanganan risiko dari pembiayaan yang dilakukan. Salah satu cara yang dapat untuk menangani risiko adalah dengan membentuk model pembiayaan yang memberikan profit bagi bank dan mengukur potensi kerugian tiap periode agar pihak bank melakukan tindakan penanganan yang relevan Analisis risiko pembiayaan ini menggunakan dua tahap pengolahan data. Tahap pertama, untuk mengetahui model pembiayaan yang optimal dalam operasional pembiayaan BPRS Amanah Ummah dengan menggunakan alat analisis lagrange. Tahap kedua, pengolahan data bertujuan untuk mengetahui potensi kerugian yang akan ditanggung oleh BPRS Amanah Ummah. Analisis dengan lagrange melihat proporsi yang optimal dalam alokasi pembiayaan terhadap marjin pendapatan pembiayaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah. Hasil analisis ini digunakan untuk membentuk model alokasi sektoral pembiayaan yang mengoptimalkan profit dan dapat menekan risiko portfolio pembiayaan. Pada tahap kedua alat analisis yang digunakan adalah Creditrisk+ yang bertujuan untuk mengukur potensi kerugian yang dialami oleh bank.

34 Annual Report BPRS Amanah Tahun T a h a p PT. BPRS Amanah Ummah Pembiayaan Usaha Portofolio Pembiayaan Manajemen Risiko pada BPRS P e r t a m a Return Pembiayaan Risiko Proporsi Dana Analisis Lagrange Korelasi Portofolio Optimal T a h a p K e d u a Model Pembiayaan Optimum Pengukuran Estimasi Risiko Pembiayaan Metode Creditrisk+ Analisis Risiko Pembiayaan Analisis Kuantitatif & Analisis Kualitatif Penentuan Potensi Kerugian Economic Capital Perusahaan Strategi Mitigasi Risiko Gambar 8. Kerangka Pemikiran Penelitian

35 3.2. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pada tahap pertama, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan (annual report) Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah mulai tahun 2002 sampai 2007, literatur buku dan data perusahaan Sedangkan pada tahap kedua data yang diguakan terdiri dari data primer dan data skunder untuk mengetahui potensi kerugian yang terjadi dalam operasional pembiayaan usaha oleh bank. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Kabid Marketing dan Officer Acount bagian pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah. Sedangkan data sekunder dipeoleh dari laporan perkembangan pembiayaan dan data debitur (nasabah pembiayaan) Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang dilakukan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan pengolahan statistik dengan Minitab versi Penggunaan model data menyesuaikan dengan karakteristik portofolio perusahaan, yang dikelompokan berdasarkan skim atau akad pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah. Microsoft Excel digunakan untuk melakukan tabulasi dan perhitungan awal berupa persentase perbandingan pendapatan pembiayaan dengan alokasinya selama enam tahun, yang didapat dari annual report periode tahun 2002 sampai kemudian data tersebut dimasukkan dalam analisis lagrange untuk membentuk portofolio optimal. Data pendapatan pembiayaan, alokasi pembiayaan dan perbandingannya dapat dilihat pada lampiran 2. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis lagrange untuk mengkaji portofolio pembiayaan yang optimal terhadap profit pembiayaan. Alat yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah SPSS versi 13 (Statistical Program for Sosisal Science) atau Minitab versi SPSS atau Minitab digunakan dalam tahap dua untuk mengestimasi perhitungan jumlah nasabah yang default yang dianalisis dengan menghitung poisson distribution. selain itu alat pendukung lainnya dalam pengolahan dan analisis data digunakan Microsoft Excel.

36 Tahap Pertama dengan Lagrange Perhitungan Portofolio Optimal Menggunakan Lagrange Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi jenis pembiayaan yang telah dilakukan PT. BPRS Amanah Ummah berdasarkan skim atau akad pembiayaan yang diperoleh dari annual report periode 2002 sampai Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko masing-masing jenis pembiayaan serta koefisien variasinya berdasarkan data persentase perbandingan pendapatan pembiayaan dengan alokasi pembiayaan selama enam tahun. A. Tingkat pengembalian yang diharapkan E(R i ) = Dimana : N j=1 N R ij E(R i ) : Tingkat pengembalian yang diharapkan dari pembiayaan i R ij N : Tingkat pengembalian pembiayaan ke i : Jumlah periode B. Risiko pembiayaan σ i 2 = N j= 1 Dimana: i 2 [ R ij E( R )] N i : Varians tingkat pengembalian 2 E(R i ) : Tingkat pengembalian yang diharapkandari pembiayaan i R ij N : Tingkat pengembalian pembiayaan ke i : Jumlah periode C. Koefisien variasi ( σ i ) Koefisien variasi = E( Ri ) 3. Menghitung kovarian dan koefisien korelasi antar jenis pembiayaan. Asumsi enam jenis pembiayaan yang ada di PT BPRS Amanah

37 Ummah maka kovarian dan koefisien korelasi yang terbentuk N ( N 1) 2 6 ( 5 ) 2 sebanyak = = 15 a. Murabahah dengan musyarakah b. Murabahah dengan mudharabah c. Murabahah dengan ijarah d. Murabahah dengan bai salam e. Murabahah dengan al-qard f. Musyarakah dengan mudharabah g. Musyarakah dengan ijarah h. Musyarakah dengan bai salam i. Musyarakah dengan al-qard j. Mudharabah dengan ijarah k. Mudharabah dengan bai salam l. Mudharabah dengan al-qard m.ijarah dengan bai salam n. Ijarah dengan al-qard o. Bai salam dengan al-qard A. Kovarian i j RA, i E( RA )][ R σ AB = N 1 yaitu : [ B, i E( R Dimana : AB : Kovarian antar pembiayaan A dan B R A,I : Tingkat pengembalian pembiayaan A pada saat i E(R A ) : Tingkat pengembalian yang diharapkan dari pembiayaan N A : Jumlah periode B. Koefisien korelasi σ AB ΓAB = σ σ Dimana : A B AB : Koefisien korelasi pembiayaan A dan B AB A : Kovarian antar pembiayaan A dan B : Deviasi standar pembiayaaan A B )]

38 B : Deviasi standar pembiayaan B 4. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko portofolio pembiayaan untuk melihat kinerja portofolionya. A. Tingkat pengembalian yang diharapkan N E(R p ) = WiE( Ri ) i= 1 Dimana : E(R p ) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio W i n : Bobot portofolio jenis pembiayaan ke i : Jumlah jenis investasi yang ada dalam portofolio. B. Risiko portofolio σ p = [ WiW j ρijσ iσ j 1 2 ] Dimana : p i j W i W j : Standar deviasi portofolio : Varians tingkat keuntungan jenis pembiayaan i : Varians tingkat keuntungan jenis pembiayaan j : Proporsi dana yang disalurkan pada jeneis pembiayaan i : Proporsi dana yang disalurkan pada jeneis pembiayaan j ρ ij : Korelasi antar tingkat keuntungan jenis pembiayaan I dengan jenis pembiayaan j 5. Menganalisis Portofolio Pembiayaan dengan menggunakan lagrange untuk mengetahui bagaimana pembentukan portofolio pembiayaan perusahaan yang optimal atau meminimumkan risiko terhadap penyaluran dana perusahaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan Tahap Kedua dengan Metode Creditrisk+ Creditrisk+ menganalisis kegagalan atas risiko default sebagai risiko yang harus dihadapi BPRS pada saat debitur berada pada kondisi sulit atau tidak mampu membayar hutangnya. Creditrisk+ merupakan distribusi dari risiko portofolio untuk mencari probabilitas jumlah debitur yang default dalam satu periode yang dinyatakan dengan poisson distribution.

39 Model ini menitik beratkan tingkat default sebagai variabel acak dan memasukkan variabelitas tingkat default untuk mengatasi ketidakpastian. Metode ini didasarkan pada pendekatan credit default model yang menggambarkan informasi jumlah dan batas waktu eksposure dan pengukuran risiko pembiayaan sistematis dan debitur Kelebihan dan Keterbatasan Metode Creditrisk+ Kelebihan metode ini adalah mudah diimplementasikan (Crouhy, 2000) dan kemudahan ketersediaan data. Creditrisk+ memfokuskan pada kondisi debitur tidak mampu membayar kewajiban yang dibutuhkan untuk mengestimasi potensi risiko. Model hanya membutuhkan data probability default, exposure (nilai ekonomis klaim kepada debitur pada saat debitur default) dan recovery rate. Keterbatasan metode creditrisk+ adalah sebagai berikut: a. Asumsi bahwa risiko kredit tidak berhubungan dengan risiko pasar. b. Besarnya exposure dari tiap debitur tetap dan tidak sensitif terhadap perubahan. c. Tidak memperhitungkan risiko mitigasi Kriteria Penentuan Kolektibilitas Pembiayaan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor menetapkan kriteria kolektibilitas pembiayaan pada setiap debitur sebagai berikut: 1. Pembiayaan Lancar, yaitu pembiayaan berjalan yang belum jatuh tempo dan pembayaran atau angsurannya sesuai dengan jadwal dan jumlah nominal yang ditetapkan 2. Pembiayaan Kurang Lancar, yaitu pembiayaan berjalan yang belum jatuh tempo dan pembayaran angsuran atau angsurannya dan besarnya pembayaran atau angsuran tidak sesuai dengan jadwal dan jumlah nominal yang ditetapkan 3. Pembiayaan Diragukan, yaitu pembiayaan yang sudah jatuh tempo tapi belum terlunasi dan pembayaran angsuran masih berjalan dan tidak sesuai dengan jadwal atau nominal yang telah ditetapkan

40 4. Pembiayaan Macet, yaitu pembiayaan yang telah jatuh tempo lebih dari tiga periode angsuran tapi belum terlunasi serta tidak pernah lagi ada pembayaran atau angsuran Analisis Creditrisk+ Urutan proses perhitungan creditrisk+ mengikuti kerangka pemikiran yang diuraikan dalam teknis perhitungan yang sistematis (Counhy, 2000). Untuk lebih jelasnya proses alur perhitungan dapat dilihat pada gambar. 9 INPUT OUTPUT Data Eksposure, Probability Default, Recovery Rate Output Data Potensi kerugian Step 1. Pembagian eksposure dalam Band Step 2. Penghitungan Probability Default dan Expected Losss Step 3. Penghitungan Recovery Rate Step 4. Penentuan n-default dengan poisson distribution Step 5. Penghitungan potensi kerugian Gambar 9. Langkah-langkah proses metode Step 1. Pengelompokan Eksposure dalam Band Besarnya pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPRS berbeda untuk setiap debitur berdasarkan kelayakan usahanya, sehingga penetapan angsuran setiap debitur juga berbeda-beda. Besarnya angsuran setiap debitur terdiri dari angsuran pokok dan angsuran marjin. Eksposure dinotasikan dengan Loss given Default (LGD),

41 merupakan proporsi kerugian kerena debitur default, dinyatakan nilai tunggakan angsuran pokok pembiayaan dari setiap debitur. Untuk debitur yang tunggakan pokok pembiayaannya sudah lunas namun masih menyisakan tunggakan angsuran marjin tidak dihitung sebagai debitur berpotensi menghasilkan risiko pembiayaan. Untuk mempermudah perhitungan, maka exposure dikelompokkan pada dalam band. Berdasarkan nilai exposure terendah sampai yang tertinggi, debitur dikelompokan kembali pada kelas-kelas berdasarkan pada range tertentu. Step 2. Perhitungan Probability Default dan Expected Loss Proses selanjutnya adalah jumlah debitur yang macet dihitung berdasarkan jenis atau karakteristik kolektibilitas dari masing-masing debitur. Data kolektibilitas dibuat berdasarkan data historis debitur dan kemampuan untuk membayar. Ketentuan kolektibilitas pembiayaan dan probability default dapat mengikuti ketentuan kementrian KUKM RI yang digunakan untuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP) konvensional atau mengikuti aturan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif bagi BPRS. Namun bisa juga memakai ketentuan kolektibilitas yang dibuat secara khusus oleh lembaga keuangan yang bersangkutan (BPRS Amanah Ummah). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (Meneg KUKM RI) tentang Petunjuk Pelaksana Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP), kolektibilitas pembiayaan dibagi menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Pembiayaan yang dikategorikan pembiayaan bermasalah adalah mulai dari kurang lancar sampai macet. Masing-masing kolektibilitas mempunyai probability default sebagai berikut: Kolektibilitas 1, Probability Default-nya : 0 persen Kolektibilitas 2, Probability Default-nya : 50 persen Kolektibilitas 3, Probability Default-nya : 75 persen Kolektibilitas 4, Probability Default-nya : 100 persen

42 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/18/PBI/2004 tanggal 1 juli 2004 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Perkreditan Rakyat Syariah, kolektibilitas pembiayaan dibagi menjadi Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Pembiayaan yang dikategorikan pembiayaan bermasalah adalah mulai dari kurang lancar sampai dengan macet. Masing-masing kolektibilitas mempunyai probability default sebagai berikut : Kolektibilitas 1, Probability Default-nya : 0,5 persen Kolektibilitas 2, Probability Default-nya: : 10 persen Kolektibilitas 3, Probability Default-nya : 50 persen Kolektibilitas 4, Probability Default-nya : 100 persen Jika telah menentukan LGD dan probability default, maka tentukan expected loss pada setiap kelas (j) di masing-masing band. expected loss merupakan hasil perkalian antara LGD dengan loss probability. Expected Loss = LGD x Probability Default Atau dapat diformulasikan juga dengan fungsi seperti berikut EL j = ijp ij...(2) Keterangan : EL j = Expected Loss debitur pada kelas ke-j LGD ij = Loss Given Default ke-i pada kelas ke-j P ij = Probabilty default debitur ke-i pada kelas ke-j m n = jumlah debitur di dalam setiap band = jumlah kelas di dalam setiap band penghitungan selanjutnya adalah menentukan expectedl loss individual dalam setiap kelas di masing-masing band, menunjukan tingkat kegagalan per debitur per satu rupiah: n j = keterangan : n j...(3) = Expected loss individual dalam kelas ke-j EL j = Expected loss pada kelas ke-j L j = Kelas ke-j

43 Step 3. Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss Riil Loss merupakan kewajiban debitur tak tertagih akibat kegagalan bayar yang tergantung dari status debitur yang bangkrut. Riil Loss dapat dihitung dengan mengurangi recovery rate yang dihitung melalui rumus 1-recovery rate. Nilai riil loss nilainya berkisar dari angka nol (terendah)-artinya tidak kerugian sama sekali (Recovery Rate = 100 persen)-sampai dengan satu, artinya kerugian portofolio mencapai 100 persen atau recovery rate sama dengan nol. Recovery rate merupakan hasil bagi jumlah kewajiban debitur yang dihapusbukukan di kelas tertentu dengan nilai kelas tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Nilai baki debet dari debitur yang dihapusbukukan dikelompokan didalam band dan kelas dengan perlakuan sama pada sub-bab berdasarkan pengelompokan tersebut didapat nilai yang dihapusbukukan pada kelas tertentu. Step 4. Penentuan Jumlah Debitur Macet Pada Tingkat Kepercayaan 96 persen Metode creditrisk+ menganalisis sejumlah kegagalan debitur terdistribusi poisson. Ada asumsi-asumsi yang menjadi dasar acuan dalam menentukan probability default seorang dengan menggunakan distribusi poisson antara lain: 1. Untuk sebuah pembiayaan, probability default dalam suatu periode tertentu, misalnya satu bulan, maka untuk bulan-bulan lain nilainya akan sama. 2. Untuk sejumlah debitur yang besar, probability default yang terjadi dalam satu periode tidak bergantung dari jumlah default yang terjadi pada periode lain. Rumus Poisson Distribution (Crouhy, 2000) untuk mencari jumlah debitur macet di setiap kelas, dinotasikan sebagai berikut: j =...(3) Keterangan : j = Nilai distribusi poisson pada kelas ke-j

44 e = Angka natural (e=2, ) m= =n j = Rata-rata jumlah debitur default setiap kelas pada setiap band dalam satu periode tertentu n = Jumlah ekspektasi debitur macet (minimum = 0) n! = n faktorial penentuan nilai distribusi poisson dilakukan dengan memasukkan nilai n= 0 hingga n=. Jika jumlah komulatif nilai distribusi poisson melebihi 96 persen, maka nilai n pada kondisi tersebut merupakan jumlah ekspektasi debitur macet. Asumsi dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 96 persen. Parameter tingkat pengukuran risiko bisa berubah dari level 95 persen hingga 99 persen. Step 5. Penentuan Potensi Kerugian Debitur Berdasarkan Recovery Rate Proses selanjutnya mencari potensi kerugian debitur macet di masing-masing band dengan terlebih dahulu menentukan potensi kerugian setiap kelas pada masing-masing band dengan rumus: PL j = j x n ( = 4%) j x RL j x nilai band k )..(4) Keterangan : PL j = Potensi kerugian kelas ke-j n ( =4%)j = Jumlah debitur yang diperkirakan macet berdasarkan distribusi poisson pada kelas ke-j RL j = (1-Recovery Rate) kelas ke-j nilai band k = Nilai band ke-k n = jumlah kelas = jumlah band Potensi kerugian setiap kelas di masing-masing band dijumlahkan untuk mendapatkan total potensi kerugian di masingmasing band. Penentuan total potensi kerugian dilakukan dengan menjumlahkan seluruh potensi kerugian di masing-masing band.

45 Total potensi kerugian debitur yang akan datang berdasarkan historis satu tahun adalah total dari potensi kerugian debitur masingmasing band. Berdasarkan hasil perhitungan potensi kerugian inilah maka pihak manajemen dapat menentukan strategi mitigasi risiko yang harus dipersiapkan sebagai antisipasi pembiayaan berisiko dengan manajemen yang terstruktur dan terencana.

46 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Berdirinya BPRS Amanah Ummah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat dengan BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu BPR Syariah yang tumbuh di Indonesia khususnya wilayah Kecamatan Bogor Barat yang beroperasi berdasarkan prinsip-pinsip Islam yang bertujuan diantaranya menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah Islam sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang nomor 10 tahun Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka kehadiran Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia adalah suatu kebutuhan sekaligus keharusan. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip dan operasionalnya sesuai dengan syariah Islamiyah serta adanya keyakinan ummat yang kuat bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang tidak hanya mengatur masalah aqidah dan akhlaq juga mengatur ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan sosial-ekonomi. Melihat dari realitas kehidupan masyarakatnya yang serba tertinggal baik dilihat dari sisi ekonomi maupun yang lainnya tidak mencerminkan nilainilai syariah. Keadaan ini menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan cendikiawan muslim Bogor, yaitu Bapak KH. Soleh Iskandar (Alm), yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat. Beliau mulai merintis pembentukan sebuah lembaga keuangan yang mampu menyentuh sekaligus menolong masyarakat muslim yang hidup dibawah garis kemiskinan. Pada tahun 1991 bentuk organisasi yang didirikan adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berupa gerakan simpan pinjam yang diberi nama Koperasi Ikhwanul Muslimi. Hal ini dikarenakan pada saat itu belum adanya peraturan resmi tentang lembaga keuangan Islam. Pada tanggal 18 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 2 Muharram 1413 H terbit izin operasional usaha Bank, akhirnya pada tanggal 11 Juli 1992 diadakan soft opening sekaligus mulai melakukan operasionalnya. Sedangkan peresmiannya dilaksanakan

47 pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. Dengan demikian BPR Syariah Amanah Ummah lahir dan beroperasi dengan semangat (ghirah) keagaman dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi umat Islam. Kantor pusat BPR Syariah Amanah Ummah berada di Jl. Raya Leuwiliang No. 01 Leuwiliang Bogor. Hingga sekarang BPRS Amanah Ummah memiliki 2 kantor kas yang berlokasi di Dramaga Bogor dan di Jl. KH. Soleh Iskandar, Kampus UIKA Bogor Visi dan Misi BPRS Amanah Ummah adalah lembaga keuangan yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan Indonesia khususnya masyarakat Bogor. BPRS Amanah Ummah sebagai lembaga keuangan syariah diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan landasan dan prinsip operasional yang sesuai dengan syariat Islamiyah. Adapun visi dan misi dari BPRS Amanah Ummah sebagai berikut: Visi : Menjadi BPR Syariah Pilihan Umat Menjadi BPR Syariah yang Amanah dan Profesional Misi : Membangun Kualitas Kehidupan Umat Melalui Perbankan Syariah BPR Syariah Amanah Ummah sebagai lembaga keuangan kredit bagi masyrakat sekitar memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang telah dituliskan dalam visi dan misi perusahaan. Program-program atau kegiatan perusahaan yang telah dilakukan dalam proses pencapaian dari yang telah dituliskan perusahaan dalam visi dan misi perusahaan. 1. Tata kelola perusahaan BPRS Amanah Ummah dalam praktek pelaksanaannya berusaha untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam setiap aktivitasnya. Hal ini dibuktikan dari pelaksanaan GCG pada industri perbankan yang dilandasi oleh lima prinsip dasar pada BPRS Amanah Ummah. Pertama, keterbukaan

48 (transparancy) dalam mengemukakan informasi dan relevan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsí dan pelaksanaan pertanggung jawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, independensi (independency) yaitu bank dikelola secara profesional tanpa pengaruh dari pihak manapun. Keempat, tanggung jawab (responsibility) yaitu kesesuian dalam pengelolaan bank terhadap peraturan perundang-undangan yang telah berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat serta terimplementasikannya social responsibility. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Manajemen risiko Sebagai institusi syariah yang bergerak pada bisnis perbankan, BPRS Amanah Ummah juga menghadapi risiko seperti yang dihadapi industri perbankan pada umumnya, dimana manajemen risiko yang diterapkan pada BPRS Amanah Ummah pada tahun 2007 ditingkatkan dan diprioritaskan pada aspek risiko pembiayaan dan operasional. Sebagai indikasi dari penerapan manajemen risiko yang telah dilakukan BPRS Amanah Ummah sebagai berikut. Pertama, adanya limit pembiayaan dan limit likuiditas, yang diharapkan dapat menekan risiko pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah. Kedua, melakukan monitoring dan evaluasi pembiayaan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Ketiga, terus melakukan sosialisasi dan internalisasi manajemen risiko, baik melalui seminar maupun pelatihan terkait manajemen risiko. 3. Pengembangan sumber daya insani BPRS Amanah Ummah dalam rangka pembinaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia SDM sebagai unsur utama dalam operasi perusahaan, BPRS Amanah Ummah secara berkesinambungan selalu mengadakan dan mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak internal maupun eksternal bank.

49 4. Penyaluran dana kebajikan-zakat dan kegiatan sosial Penyaluran dana kebajikan dan mengadakan kegiatan sosial merupakan bentuk dari kepedulian dan tanggung jawab BPRS Amanah Ummah kepada masyarakat, khususnya masyarakat Bogor Barat dimana bank beroperasi. Program CSR yang telah dilakukan hingga tahun 2007 adalah mengelola dan menyalurkan zakat dalam kegiatan ekonomi dan sosial, memberikan bantuan dan sumbangan kepada masyarakat sekitar, baik berupa beasiswa, santunan dan sumbangan untuk kegiatan hari-hari besar islam Struktur Organisasi PT BPRS Amanah Ummah Struktur organisasi pada PT. BPRS Amanah Ummah cukup sederhana dan berorientasi pada kebutuhan organisasi yang fokus pada pelayanan baik internal maupun eksternal. Struktur organisasi BPRS yang sederhana merupakan aspek yang paling menentukan untuk perkembangan perusahaan yang memperlihatkan kejelasan hubungan dan tugas-tugas bagian struktural. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berada di puncak organisasi. Dewan Pengawas Syariah (DPS) memilki wewenang untuk memberikan nasihat dan saran syariah khususnya yang berhubungan dengan produk-produk bank syariah. Dalam kegiatan operasional bank dikepalai oleh seorang direksi yang didampingi oleh asisten direksi. Dewan direksi membawahi tiga kepala bidang yaitu kepala bidang operasional, kepala bidang marketing dan kepala bidang umum dan personalia. Bagian dari struktur organisasi tersebut yang langsung bertanggung jawab pada pelaksanaan pembiayaan adalah semua bagian dibawah kabid marketing. Kabid marketing sendiri membawahi lima unit kerja antara lain: remedial, funding officer, account officer, legal officer, dan ADMP (administrasi pembiayaan). Penjelasan mengenai tugas kabid marketing serta unit kerja yang dibawahi oleh kabid marketing adalah sebagai berikut : Kabid Marketing Tugas utamanya adalah melakukan pembinaan, mengawasi, mengarahkan aktivitas kerja staf-staf yang berada dibawahnya, agar dapat memastikan

50 kualitas pembiayaan yang sehat serta meraih keuntungan yang maksimal dan sesuai dengan target yang diharapkan. Remedial Tugas utamanya adalah melakukan penjemputan atas setoran tabungan maupun angsuran pembiayaan dan menyetorkannya kepada teller dan memastikan angsuran yang ditagih telah sesuai dengan waktunya. Funding Officer Tugas utamanya adalah melakukan kegiatan pemasaran dalam rangka menghimpun dana masyarakat untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada nasabah dan target penghimpunan dana yang telah ditetapkan. Account Officer Kegiatannya adalah melakukan program pembiayaan yang meliputi analisa kelayakan usaha, pengajuan kepada komite pembiayaan, serta melakukan pengawasan agar dapat memastikan tercapainya target pembiayaan yang telah ditetapkan. Legal Officer Tugas utamanya adalah menerima permohonan, survei dan taksasi jaminan, memeriksa kelengkapan legalitas data jaminan nasabah, melakukan survei dan taksasi kelapangan kemudian menyampaikannya kepada account officer komite pembiayaan, melakukan perjanjian pembiayaan dan menyimpan dokumen pembiayaan dan jaminan asli nasabah dalam brangkas jaminan, serta mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada kabid marketing. ADMP Tugas utamanya adalah melakukan administrasi data nasabah, melakukan proses pencairan pembiayaan dan membukukan angsuran nasabah guna menjamin data dan angsuran yang teradministrasi secara lengkap dan akurat. Gambar struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran Perkembangan PT. BPRS Amanah Ummah PT. BPRS Amanah Ummah sebagai lembaga kredit perbankan yang berdasarkan pada prinsip islam baik itu azas kerjanya maupun operasionalnya, di masa mendatang masih akan berkembang. Hal ini ditunjukan dengan pertumbuhan usaha yang meningkat dilihat dari

51 pertambahan kekayaan perusahaan, jumlah pendistribusian pembiayaan serta jumlah laba bersih perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun. Sampai dengan tahun 2007, kekayaan perusahaan yang dikelompokan atas kas, piutang dan aktiva tetap mencapai Rp 34,613 milyar. Jumlah tersebut meningkat 23,19 persen dibandingkan tahun 2006 yang hanya sebesar Rp 28,096 milyar. Meningkatnya kekayaan yang diraih perusahaan disebabkan dari pergerakan positif dari tahun ke tahun pada laba operasional utama bank dalam penyaluran dana pinjaman sampai dengan tahun 2007 laba operasional mencapai Rp 5,045 milyar atau naik sekitar 13,13 persen dari laba operasional tahun Rincian jumlah kekayaan dan pertumbuhan dari tahun dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah kekayaan perusahaan tahun Tahun Jumlah Kekayaan Pertumbuhan 2002 Rp11,918,974, Rp15,543,940, % 2004 Rp20,916,556, % 2005 Rp23,681,835, % 2006 Rp28,096,774, % 2007 Rp34,613,797, % Sumber: Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah, diolah Jumlah distribusi pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS Amanah Ummah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, hal ini digambarkan dari meningkatnya jumlah nasabah yang menerima pinjaman dan jumlah nominal yang disalurkan BPRS Amanah Ummah. Pendistribusian pembiayaan sampai dengan tahun 2007 meliputi nasabah atau naik sekitar 16,26 persen dibandingkan tahun 2006 dengan jumlah nominal mencapai Rp 23,256 milyar atau meningkat 22,10 persen dibandingkan tahun Perincian pendistribusian pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Tabel 5.

52 Tabel 5. Jumlah distribusi dan pertumbuhan pembiayaan (enam jenis pembiayaan) Tahun Jumlah Pembiayaan Pertumbuhan 2002 Rp8,590,178, Rp11,977,564, % 2004 Rp16,303,248, % 2005 Rp17,694,217, % 2006 Rp19,046,542, % 2007 Rp23,256,506, % Sumber: Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah, diolah Kegiatan penyaluran dana oleh BPRS Amanah Ummah merupakan kegiatan operasional yang memberikan sumbangan terbesar bagi perolehan laba perusahaan dan pertambahan jumlah kekayaan perusahaan. Laba bersih perusahaan dari tahun ke tahun menunjukan pergerakan yang terus meningkat, walaupun pada tahun 2005 mengalami penurunan dalam perolehan laba bersih sebesar 1,36 persen setelah itu perolehan laba bersih perusahaan kembali menunjukan pergerakan yang positif. Sampai tahun 2007 laba bersih yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 807 juta atau meningkat 0,92 persen dibandingkan tahun Perincian laba bersih dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah laba bersih dan pertumbuhannya Tahun Laba bersih Pertumbuhan 2002 Rp440,106, Rp515,067, % 2004 Rp615,274, % 2005 Rp606,876, % 2006 Rp800,148, % 2007 Rp807,499, % Rata-rata % Sumber: Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah, diolah 4.2. Portofolio Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah PT. BPRS Amanah Ummah dalam penyaluran dana pinjaman kepada nasabah berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No 6/19/PBI/2004, jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ada di BPRS. Berdasarkan peraturan BI tersebut PT. BPRS Amanah Ummah menyelenggarakan pembiayaan

53 yang dikelompokan berdasarkan akad, pangsa dan sektor perekonomian. Berdasarkan akad BPRS Amanah Ummah membaginya menjadi enam jenis pembiayaan yaitu: murabahah, mudharabah, musyarakah, bai salam, ijarah dan qardh. Sedangkan untuk pangsa BPRS Amanah Ummah membaginya menjadi tiga jenis pembiayaan yaitu: modal kerja, investasi dan konsumtif. Kelompok sektor ekonomi dibagi menjadi lima jenis pembiayaan yaitu: perdagangan, jasa, pertanian, industri dan lain-lain. Data komposisi portofolio pembiayaan berdasarkan pangsa pada tahun 2007, sebagian besar dialokasikan kepada nasabah dalam bentuk modal kerja yaitu sebesar 57,76 persen dari jumlah portofolio pembiayan berdasarkan pangsa. Persentase pengalokasian dana pinjaman dari tahun 2006 ke 2007 menunjukan penurunan untuk modal kerja, namun dari besarnya dana dan pertambahan jumlah nasabah alokasi pada modal kerja mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan pada tahun Sedangkan komposisi untuk investasi dan konsumtif masing-masing sebesar 13,07 persen dan 29,17 persen. Data pembiayaan per-pangsa tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pembiayaan per-pangsa tahun (dalam ribuan) Alokasi Pembiayaan Nominal Persen NSB Nominal Persen NSB Modal Kerja Rp14,156, Rp11,266, Investasi Rp3,203, Rp3,268, Konsumtif Rp7,148, Rp4,511, Total Rp24,508, Rp19,046, Sumber : Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah Keterangan : NSB (Nasabah) Portofolio pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi yang diklasifikasikan menjadi lima sektor ekonomi, didominasi oleh sektor perdagangan untuk alokasi pembiayaannya yaitu sebesar Rp 12,275 milyar atau sekitar 50,09 persen dari total pembiayaan yang disalurkan pada tahun sedangkan untuk sektor lainnya adalah 30,08 persen (lain-lain), 14,09 persen (jasa), 3,25 persen (industri), dan 2,49 persen (pertanian). Data Alokasi pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat pada Tabel 8.

54 Tabel 8. Pembiayaan per-sektor ekonomi tahun 2007 Alokasi 2007 Pembiayaan Nominal (dalam ribu) Persen Nasabah Pertanian Rp610, Industri Rp796, Jasa Rp3,454, Perdagangan Rp12,275, Lain-lain Rp7,371, Total Rp24,508, Sumber: Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan berdasarkan skim atau akad pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah sebesar persen, namun skim murabahah telah mengalami penurunan dibandingkan posisi akhir tahun sedang komposisi pembiayaan lainnya adalah 0.06 persen (musyarakah), 0.02 persen (ijarah) dan 0.02 persen (qard). Sedangkan untuk skim mudharabah dan bai salam selama kurun waktu tidak dialokasikan, hal ini dikarenakan berisiko. Pada tahun 2007 BPRS Amanah Ummah juga mengalokasikan dana pembiayaan dengan akad rahn (gadai) sebesar RP Data alokasi pembiayaan berdasarkan skim dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan pada tahun 2007 Alokasi 2007 Pembiayaan Nominal (dalam ribu) Persen Nasabah Murabahah Rp22,113, Musyarakah Rp150, Mudharabah Rp Salam Rp Ijarah Rp497, Qard Rp496, Rahn Rp Total Rp24,508, Sumber: Laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah

55 Kajian Portofolio Pembiayaan Berdasarkan Skim Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah. Operasional PT BPRS Amanah Ummah dalam penyelenggaraan pembiayaan kepada debitur berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 6/19/PBI/2004 mengenai jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ada pada BPRS. Berdasarkan peraturan tersebut, jenis pembiayaan yang dapat diselenggarakan oleh BPRS berdasarkan skim atau bentuk pembiayaan antara lain; pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna), pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah) dan pembiayaan dengan prinsip jasa (qardh). Jenis pembiayaan yang diselenggarakan oleh PT BPRS Amanah Ummah mencakup seluruh prinsip pembiayaan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia, antara lain murabahah, musyarakah, mudharabah, ijarah, qardh dan salam. 1. Murabahah, penyaluran dana dalam bentuk skim pembiayaan murabahah tiap tahunnya selalu mendominasi. Pada tahun 2007 jumlah distribusi pembiayaan pada skim ini mencapai total Rp 22 milyar dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 23 milyar, hal ini dikarenakan karakteristik debitur yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang. Oleh karena itu sesuai dengan prinsipnya pembiayaan dengan skim murabahah cocok untuk digunakan sebagai akad dari kerjasama antara pihak bank sebagai kreditur dan para pedagang sebagai debitur. Mekanisme mengenai prosedur pemberian pembiayaan berdasarkan skim murabahah dapat dilihat pada Gambar Pengajuan dan melengkapi syarat Bank Syariah 5. Penyerahan nota & bayar cicilan 2. Akad wakalah (pembelian barang) atau akad murabahah. 4. Barang Suplier Nasabah 3. Beli barang Gambar 10. Skema pembiayaan murabahah PT BPRS Amanah Ummah

56 2. `1Ijarah, kegiatan penyaluran dana bank kepada nasabah berdasarkan prinsip sewa. Pembiayaan untuk skim ijarah ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan jumlahnya, sampai tahun 2006 jumlah pembiayaan untuk skim ijarah telah mencapai hampir Rp 600 juta dan pada tahun 2007 terjadi penurunan sekitar 16,67 persen menjadi Rp 497 juta. Mekanisme mengenai prosedur pemberian pembiayaan berdasarkan skim ijarah dapat dilihat pada Gambar 11. Penjual / Suplier Objek sewa Nasabah 3. Sewa beli 2. Beli objek sewa Bank Syariah 1. Butuh objek sewa Gambar 11. Skema pembiayaan ijarah PT BPRS Amanah Ummah 3. Al-Qardh, merupakan salah satu produk pinjaman bank syariah yang sumber dananya berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu pertama, bersumber dari dana infaq dan sadaqah. Kedua, bersumber dari laba bank dan modal bank. Jumlah pembiayaan pada skim qardh sampai tahun 2007 mencapai total RP 496 juta atau meningkat sekitar 43,77 persen. Hal ini menggambarkan dana yang tersedia baik itu bersumber pada infaq dan sadaqah maupun laba bank terus mengalami peningkatan. Mekanisme mengenai prosedur pemberian pembiayaan berdasarkan skim qardh dapat dilihat pada Gambar 12. Akad Qardh Nasabah Proyek usaha Bank Syariah 100% keuntungan Modal kembali Gambar 12. Skema pembiayaan qardh PT BPRS Amanah Ummah 4. Musyarakah, transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang berkerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki

57 secara bersama-sama. PT BPRS Amanah Ummah pada tahun 2007 mengalokasikan sebesar RP 150 juta untuk pembiayaan dengan skim musyarakah yang diberikan pada satu orang nasabah. Pembiayaan musyarakah pada tahun 2007 mengalami penurunan jika dibandingkan pada hun 2006 sebesar Rp 250 juta atau sekitar 40 persen. Mekanisme mengenai prosedur pemberian pembiayaan berdasarkan skim musyarakah dapat dilihat pada Gambar 13. Nasabah (parsial) Proyek usaha Keuntungan Bank (parsial) Bagi hasil keuntungan sesuai dengan porsi kontribusi modal (*nisbah) Keterangan : * telah ditetapkan pada awal akad Gambar 13. Skema pembiayaan musyarakah PT BPRS Amanah Ummah 5. Mudharabah dan Salam, merupakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil dan jual beli. Pada tahun 2007 PT BPRS Amanah Ummah tidak mengalokasikan dana pembiayaan untuk skim mudharabah dan salam karena beresiko. Pembiayaan untuk jenis ini biasanya bergerak pada sektor usaha pertanian yang memiliki risiko terhadap tingkat pengembalian dan keuntungan pembiayaan. Mekanisme mengenai prosedur pemberian pembiayaan berdasarkan skim musyarakah dapat dilihat pada Gambar 14. Mudharib Keahlian Perjanjian bagi hasil Proyek usaha Modal 100% Bank Syariah X% Y% Perjanjian bagi hasil Modal Gambar 14. Skema pembiayaan mudharabah PT BPRS Amanah Ummah

58 Tingkat Pengembalian dan Risiko Jenis Pembiayaan Berdasarkan Skim Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Perhitungan tingkat pengembalian dan risiko pembiayaan menggunakan data perbandingan pendapatan dan alokasi pembiayaan berdasarkan skim PT BPRS Amanah Ummah tahun Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dan risiko dari tiap jenis pembiayaan yang membentuk portafolio pembiayaan perusahaan mempunyai nilai yang bervariasi. diharapkan dan risiko dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil perhitungan tingkat pengembalian yang Tabel 10. Tingkat pengembalian dan risiko jenis pembiayaan MBA MDA MSA SLM IJR AQR Expected return[e(r)] Varians( 2 ) Standar deviasi( ) Koefisien variasi (Keterangan: MBA: Murabahah, MBA: Mudharabah, MSA: Musyarakah, SLM: Salam, IJR: Ijarah, dan AQR: qardh) Tingkat pengembalian jenis pembiayaan yang paling besar adalah pembiayaan musyarakah sebesar 33,958 persen dengan tingkat risiko sebesar 34,259 persen. Sementara itu jenis pembiayaan yang mempunyai tingkat pengembalian yang paling kecil adalah pembiayaan mudharabah sebesar 7, 844 persen dengan tingkat risikonya sebesar 16,208 persen. Berdasarka tingkat risiko yang dihadapi, jika perusahaan ingin meminimumkan risiko maka pilihan terbaik untuk mengalokasikan pembiayaan ada pada pembiayaan dengan skim murabahah dengan tingkat

59 risiko 2,124 persen pertahun dan tingkat pengembaliannya sebesar 23,644 persen. Sedangkan bila perusahaan ingin memaksimumkan keuntungan, maka pilihan terbaik untuk mengalokasikan pembiayaan ada pada pembiayaan dengan skim musyarakah dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 33,958 persen pertahun. Akan tetapi risiko yang ditanggung perusahaan lebih besar dari tingkat pengembaliannya sebesar 34,259 persen. Tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari pembiayaan yang disalurkan perusahaan merupakan pertimbangan awal apakah pembiayaan tersebut layak untuk dinasukkan dalam pembentukan portofolio pembiayaan perusahaan Korelasi Antar Jenis Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Koefisien korelasi merupakan satu ukuran statistik yang menunjukan pergerakan bersamaan relatif antara dua variabel. Dalam diversifikasi, koefisien korelasi akan menjelaskan sejauh mana tingkat pengembalian dari suatu aset terkait, satu dengan lainnya. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan koefisien korelasi dalam konsep diversifikasi (Tandelilin, 2003): 1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,00) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada dalam portofolio. 2. Penggabungan dua yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara significan. Semakin banyak sekuritas yang berkorelasi nol dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh. 3. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,00) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. 4. Kenyataan dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,00.0,- 1,00) Sangat jarang terjadi. Sekuritas biasanya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainnya, meskipun tidak sempurna. Oleh karena itu, bank tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan hanya mengurangi risiko.

60 Berdasarkan analisis korelasi menunjukan bahwa dua jenis pembiayaan yang memiliki kofisien korelasi dan kovarian positif menunjukan pergerakan tingkat pengembalian yang diharapkan dari jenis pembiayaan yang searah. Sebaliknya bila koefisien korelasi negatif, maka pergerakan tingkat pengembalian yang diharapkan kedua jenis pembiayaan berlawanan arah. Pembiayaan yang memiliki kofesien korelasi dan kovarian positif adalah pembiayaan murabahah dengan mudharabah, murabahah dengan salam, mudharabah dengan qardh, musyarakah dengan ijarah, musyarakah dengan qardh, dan ijarah dengan qardh. Risiko investasi dapat diturunkan dengan melakukan diversifikasi ke beberapa jenis pembiayaan. Diversifikasi pembiayaan berdasarkan pada nilai korelasi atau kovariannya. Dalam hal ini diversifikasi pembiayaaan akan dilakukan untuk jenis-jenis pembiayaan yang memilki koefisien korelasi dan kovarian negatif. Sehingga diharapkan jenis-jenis pembiayaan tersebut dapat saling menutupi kerugian yang dialami jenis-jenis pembiayaan lainnya. Data mengenai korelasi antar jenis pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Korelasi antar jenis pembiayaan MBA MDA MSA SLM IJR QRH MBA 1 MDA MSA SLM IJR QRH (Keterangan: MBA: Murabahah, MBA: Mudharabah, MSA: Musyarakah, SLM: Salam, IJR: Ijarah, dan AQR: qardh) Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pmbiayaan murabahah sangat baik untuk membentuk portofolio karena berkorelasi negatif dengan semua jenis pembiayaan, jika melihat komposisi pembiayaan yang membentuk portofolio pembiayaan pada tahun 2007, dimana pembiayaan mudharabah dan pembiayaan salam tidak disalurkan kepada nasabah. Sedangkan pembiayaan yang mempunyai korelasi positif jika dimasukkan ke dalam portofolio kurang memberikan kontribusi untuk menurunkan risiko portofolionya.

61 4.4. Portofolio Optimum Analisis porofolio pembiayaan dilakukan dengan perhitungan matemátika statistik. Hasil dari analisis menggunakan metode ini menunjukkan bahwa dengan komposisi pembiayaan yang ada pada portofolio pembiayaan berdasarkan skim di PT BPRS Amanah Ummah. Pembiayaan yang disalurkan perusahaan pada enam tahun terakhir dari tahun menunjukkan bahwa tingkat return yang diharapkan perusahaan sebesar 23 persen (hasil pembulatan). Analisis portafolio optimal dengan analisis lagrange yang menggunakan data portofolio pembiayaan tahun menunjukkan pada tingkat return yang diharapkan perusahaan sebesar 23 persen (hasil pembulatan), tingkat risiko portofolio yang dihadapi perusahaan sebesar 5,56 persen. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan lagrange, tingkat risiko yang dihadapi BPRS jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh BI sebesar 5 persen (batas toleransi NPF) masih cukup tinggi. Namun jika dibandingkan dengan tingkat NPF perbankan syariah yang mengalami penurunan dari 8,6 persen menjadi 7,9 persen, tingkat risiko yang dihadapi BPRS pada saat portofolio pembiayaan optimal lebih baik. Berdasarkan perhitungan dengan analisis lagrange proporsi pembiayaan yang membentuk portofolio optimal (asumsi: terdapat enam jenis pembiayaan dalam portafolio pmbiayaan) sebagai berikut, pembiayaan dengan akad murabahah mendominasi dalam penyaluran dana bank sebesar 84,8 persen, mudharabah 6,9 persen, musyarakah 5,6 persen, salam 1,5 persen, ijarah 0,3 persen dan qardh 1,0 persen. Data mengenai portofolio pembiayaan hasil perhitungan dengan metode lagrange dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Portofolio pembiayaan optimal PO Rn (%) Risiko (%) Porsi Kredit Total MBA MDA MSA SLM IJR AQR Porsi (Keterangan: MBA: Murabahah, MBA: Mudharabah, MSA: Musyarakah, SLM: Salam, IJR: Ijarah, dan AQR: qardh)

62 Dari hasil di atas terlihat bahwa peningkatan porsi pembiayaan pada skim murabahah akan menimbulkan penurunan risiko. Hal ini dipengaruhi oleh koefisien korelasi pembiayaan dengan akad murabahah yang berkorelasi negatif dengan pembiayaan yang lainnya, kecuali mudharabah yang memiliki koefisien korelasi 0,11 terhadap murabahah dan salam yang memiliki koefisien korelasi 0,33 terhadap pembiayaan murabahah. Berikut gambar grafik pergerakan return yang diharapkan atas pembiayaan perusahaan terhadap risiko portofolio pembiayaan pada Gambar 15. R e t u r n y a n g d i h a r a p k a n Grafik Hubungan Return dan Tingkat Risiko Pembiayaan Tingkat Risiko Gambar 15. Grafik hubumgam return dan tingkat risiko pembiayaan 4.5. Analisis Risiko Pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah Risiko pembiayaan yang dihadapi oleh BPRS Amanah Ummah dapat dianalisis berdasarkan dimensi risiko itu sendiri. Dimensi risiko yang terdapat pada operasional bank, dalam hal ini kegiatan penyaluran dana bank dalam bentuk pembiayaan usaha dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dimensi risiko yang dianalisis dari risiko kuantitas pembiayaan perusahaan dan risiko kualitas pembiayaan perusahaan Risiko kuantitas pembiayaan adalah analisis risiko pembiayaan yang diperoleh dari besarnya nominal pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan. Sedangkan risiko kualitas pembiayaan merupakan penilaian perusahan terhadap debitur penerima dana atas kewajiban kepada perusahaan. Risiko kualitas pada BPRS amanah Ummah di golongkan menjadi empat golongan, yang terdiri dari : 1) Debitur yang digolongkan pada pembiayan lancar, pembiayaan yang Belum jatuh tempo dan pembayaran atau angsurannya sesuai dengan jadwal dan jumlah nominal yang ditetapkan. 2) Debitur yang digolongkan pada pembiayan kurang lancar, pembiayaan berjalan yang Belum jatuh tempo dan pembayaran atau angsurannya dan besarnya angsuran tidak sesuai dengan jadwal dan jumlah nominal yang ditetapkan.

63 3) Debitur yang digolongkan pada pembiayan yang diragukan, pembiayaan yang sudah jatuh tempo tapi Belum terlunasi dan pembayaran angsuran masih berjalan dan tidak sesuai dengan jadwal dan nominal yang telah ditetapkan. 4) Debitur yang digolongkan pada pembiayan macet, pembiayaan yang telah jatuh tempo lebih dari tiga kali periode angsuran tapi belum terlunasi serta tidak pernah lagi ada pembayaran atau angsuran. Kualitas pembiayaan pada tahun 2007 yang terdiri dari nasabah murabahah, seorang nasabah musyarakah, 32 nasabah ijarah, dan 15 nasabah qardh. Pada pembiayaan murabahah kualitas pembiayaan lancar berjumlah 1168 nasabah (93,14%), pembiayaan kurang lancar 18 nasabah (1,44%) pembiayaan diragukan 23 nasabah (1,83%) dan pembiayaan macet 44 nasabah (3,51%). Lihat diagram diagram kualitas pembiayan pada tahun 2007 pada Gambar 16 dan 17 berikut. murabaah musyarakah ijarah qardh lancar kurang lancar diragukan macet Gambar 16. Jumlah nasabah per Gambar 17. Kualitas pembiayaan pembiayaan murabahah 4.6. Perhitungan Nilai Potensi Risiko Pembiayaan Berdasarkan Metode Creditrisk+ Perhitungan potensi kerugian dalam penelitian ini menggunakan asumsi probability default yang diapakai BPRS Amanah Ummah dalam penentuan presentase kerugian untuk masing-masing kualiatas pembaiyaan, anatara lain: pembaiayaan lancar memiliki probability default 0,5 persen, kurang lancar 10 persen, diragukan 50 persen dan macet 100 persen. Penentuan kemungkinan debitar macet menggunakan distribusi poisson dengan tingkat kepercayaan 96 persen. Asumsi-asumsi tersebut digunakan untuk mencari capital economic perusahaan yang nantinya dipakai untuk mengestimasi risiko pembiayaan pada pelaksanaan operasional pembiayaan perusahaan.

64 Pengelompokan Baki Debet dalam Band Per Skim Pembiayaan Sampai tahun 2007 jumlah nasabah yang menerima dana operasional pembiayaan BPRS Amanah Ummah orang nasabah yang terbagi kedalam empat skim pembiayaan. Masing-masing skim memiliki baki debet terkecil hingga terbesar yang berbeda-beda, untuk pembiayaan murabahah baki debet terkecil adalah Rp ,- dan nilai baki debet terbesar Rp ,-. Pembiayaan musyarakah baki debetnya Rp ,-. Pembiayaan ijarah memili baki debet terkecil Rp ,- dan nilai baki debet terbesar Rp ,-. Pembiayaan qardh memiliki nilai baki debet terkecil Rp ,- dan nilai baki debet terbesar Rp ,-. Berdasarkan nilai baki debet tersebut maka dikelompokkan ke dalam band Rp , Rp , Rp , Rp , dan Rp Data baki debet yang telah dikelompokkan dalam band diurut dari nilai terkecil hingga terbesar kemudian dibagi kembali dalam sepuluh kelas pada masing masing band. Jumlah debitur yang dikelompokkan pada masingmasing band dari tiap jenis pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 13. hasil penentuan jumlah debitar selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 5. Tabel 13. Jumlah debitur per skim pembiayaan pada band, Tahun 2007 Jumlah Jenis Debitur Pembiayaan 50, ,000 1,000,000 5,000,000 50,000,000 Murabahah Ijarah Al-Qardh Musyarakah Jumlah debitur masing-masing band per skim pembiayaan J u m l a h d e b i t u r Band Murabahah Ijarah Al-Qardh Musyarakah Gambar 18. Grafik Jumlah debitar masing-masing band per skim pembiayaan (I: band , 2:band , 3:band , 4:band , dan 5:band )

65 Data di atas menjelaskan, distribusi pembiayaan pada tahun 2007 didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah. Baki debet pada pembiayaan murabahah sebagian besar berada pada kisaran Rp sampai Rp sebanyak 1124 debitur (89,63%). Lainnya di bawah Rp sebanyak 36 debitur (2,87%) dan di atas Rp sebanyak 94 debitur (7,50%). Sama halnya pada pembiayaan murabahah, pada pembiayaan lainnya seperti ijarah dan qardh baki debet debiturnya sebagian besar berada pada kisaran Rp sampai Rp masing-masing sebanyak 29 dan 12 debitur Perhitungan Probability Default dan Expected Loss Probability default adalah peluang macet debitar yang nilainya ditentukan oleh lembaga tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Nilai probability default yang dipakai oleh perusahaan dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan kualitas pembiayaan yang ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan penentuan kualitas pembiayaan debitur, pembiayaan yang kualitas pembiayaaannya lancar memiliki probability default 0,5%, kurang lancar 10%, diragukan 50%, dan macet 100%. Perhitungan expected loss debitur merupakan hasil perkalian nilai LGD dengan peluang macet debitur. Tabel 14. Expected loss pada band Rp Kelas Jumlah Debitur Kol.1 Kol.2 Kol.3 Kol.4 Expected Loss(Rp) Distribusi Poisson ) ,265 0, ,569 1, ,739 0, ,268 1, ,500 0, ,438 2, ,601 0, ,250 0, ,555 0, ,902 0,05 Jumlah ,051,087 Keterangan : Kol.1= Lancar, Kol.2= Kurang lancar, Kol.3= Diragukan, dan Kol.4= Macet Sumber BPRS Amanah Ummah Pembiayaan Murabahah, diolah

66 Data baki debet, kelompok band Rp hanya terdapat pada pembiayaan murabahah. Hal ini dikarenakan nilai baki debet pada pembiayaan lainya lebih besar dari Rp Berdasarkan data di atas (Tabel 14), jumlah debitur pada pembiayaan murabahah yang ada pada band Rp sebanyak 36 debitur. Jumlah debitur yang masuk dalam debitur bermasalah sebanyak 7 debitur (19,44 persen) yang terdiri dari 2 debitur kurang lancar dan 5 debitur macet. Sedangkan debitur lancar berjumlah 29 debitur (80,55 persen). Besarnya expected loss pada band ini sebesar Rp Tabel 15. Expected loss pada band Rp jenis pembiayaan Jumlah Debitur Kol.1 Kol.2 Kol.3 Kol.4 Expected Loss (Rp) Murabahah ,233,477 Ijarah ,181 Al-Qardh ,473 Musyarakah Total ,253,131 Keterangan : Kol.1= Lancar, Kol.2= Kurang lancar, Kol.3= Diragukan, dan Kol.4= Macet Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan data debitur yang dikelompokkan dalam band Rp (Tabel 15), maka jumlah debitur yang termasuk ke dalam debitur bermasalah berjumlah 27 debitur (7,71 persen) yang terdiri dari 12 debitur kurang lancar, 5 debitur diragukan, dan 10 debitur macet yang semuanya merupakan debitur dari pembiayaan murabahah. Sedangkan debitur lancar berjumlah 323 debitur (92,29 persen) yang terdiri dari 2 debitur dari pembiayaan ijarah dan seorang debitur dari pembiayaan al-qardh, sisanya atau 320 debitur merupakan nasabah pembiayaan murabahah. Total expected loss pada band Rp sebesar Rp

67 Tabel 16. Expected loss pada band Rp jenis pembiayaan Jumlah Debitur Kol.1 Kol.2 Kol.3 Kol.4 Expected Loss (Rp) Murabahah ,345,648 Ijarah ,125 Al-Qardh ,738,355 Musyarakah Total ,703,128 Keterangan : Kol.1= Lancar, Kol.2= Kurang lancar, Kol.3= Diragukan, dan Kol.4= Macet Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan data debitur yang dikelompokkan dalam band Rp (Tabel 16), maka dari 487 debitur yang termasuk debitur bermasalah berjumlah berjumlah 18 debitur (3,70 persen) yang terdiri dari lima debitur kurang lancar, lima debitur diragukan, dan delapan debitur macet. Sedangkan debitur lancar sebanyak 469 debitur (96,30 persen). Total expected loss pada band Rp sebesar Rp Tabel 17. Expected loss pada band Rp jenis pembiayaan Jumlah Debitur Kol.1 Kol.2 Kol.3 Kol.4 Expected Loss (Rp) Murabahah ,512,703 Ijarah ,487 Al-Qardh ,750 Musyarakah Total ,212,940 Keterangan : Kol.1= Lancar, Kol.2= Kurang lancar, Kol.3= Diragukan, dan Kol.4= Macet Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan data debitur yang dikelompokkan dalam band Rp (Tabel 17), maka debitur yang termasuk kedalam debitur bermasalah berjumlah 23 debitur (7,01 persen) yang terdiri dari 13 debitur diragukan dan 20 debitur macet yang semuanya berasal dari debitur dengan akad murabahah. Sedangkan pembiayaan lainnya debiturnya lancar. Debitur yang termasuk dalam debitur lancar berjumlah 295 debitur (92,99 persen). Total expected loss pada band Rp sebesar

68 Tabel 18. Expected loss pada band Rp jenis pembiayaan Jumlah Debitur Kol.1 Kol.2 Kol.3 Kol.4 Expected Loss (Rp) Murabahah ,894,331 Ijarah ,500 Al-Qardh ,575,000 Musyarakah ,000 Total ,172,831 Keterangan : Kol.1= Lancar, Kol.2= Kurang lancar, Kol.3= Diragukan, dan Kol.4= Macet Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan data debitur yang dikelompokkan dalam band Rp (Tabel 18), maka debitur yang termasuk kedalam debitur bermasalah tidak ada. Sedangkan debitur yang termasuk dalam debitur lancar berjumlah 100 debitur (100 persen) dari jumlah debitur yang dikelompokkan dalam band Rp total expected loss pada band Rp sebesar Rp Hasil rekapitulasi perhitungan mengenai expected loss selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Penentuan Recovery Rate dan Reall Loss Riil loss nilainya berkisar antara nol (terendah) artinya tidak ada kerugian sama sekali hingga satu (tertinggi) artinya kerugian yang dihadapi perusahaan sebesar 100 persen atau recovery rate-nya nol. Bila bernilai antara nol dan satu maka ada nilai recovery rate dengan memperhitungkan faktor agunan (jaminan), nilai baki debet yang dihapusbukukan dan lain sebagainya. Pada PT BPRS Amanah Ummah, syarat persetujuan dalam memperoleh pinjaman adalah dengan melihat ada tidaknya agunan bagi debitur yang ingin meminjam. Nilai recovery rate pada BPRS Amanah Ummah dapat dilihat dari tingkat NPF perbankan yaitu persentase besarnya kegagalan debitur (pihak peminjam) melaksanakan kewajibannya kepada pihak bank. Pada tahun 2007 nilai NPF pada BPRS Amanah Ummah sebesar 4,3 persen dari total baki debet debitur yang memiliki kolektibilitas macet, dan perhitungan recovery rate juga bisa dilihat dari nilai penghapusbukukan piutang yang memiliki kolektibilitas macet dengan melakukakan penyitaan jaminan pembiayaan. Namun pihak perusahaan jarang menggunakan agunan

69 tersebut untuk mengurangi risiko pembiayaan. Debitur yang dihapusbukukan juga belum pernah terjadi. PT BPRS Amanah Ummah lebih mengutamakan penjadwalan ulang (rescheduling) angsuran, dan restrukturisasi daripada menghapusbukukan dan mengeksekusi agunan Penentuan Jumlah Debitur Macet Pada Tingkat Kepercayaan 96 persen Penentuan banyaknya jumlah debitur macet dalam metode creditrisk+ dipakai alat bantu analisis statistik dengan menggunakan distribusi poisson untuk menentukan berapa banyak debitur yang diperkirakan macet. Sebelum menentukan jumlah debitur macet, terlebih dahulu dihitung nilai m= =nj, dimana nj ( ) merupakan expected loss individual dalam band yang menunjukkan tingkat macet per debitur per satu rupiah dalam masing-masing band dengan tingkat kepercayaan 96 persen. Nilai nj pada masing-masing band di setiap kelas-nya dapat dilihat pada Lampiran 5. Dari pengolahan dengan distribusi poisson (Lampiran 6) dan rekap dari hasil distribuís poisson (Tabel) 19), diperoleh jumlah debitur yang berpeluang macet untuk periode berikutnya pada tingkat kepercayaan 96 persen berjumlah 135 debitur yang berasal dari pembiayaan murabahah atau 10,76 persen dari jumlah debitur yang berjumlah debitur dan 3 debitur dari pembiayaan al-qardh atau sebesar 20,00 persen dari total debitur yang berjumlah 15 debitur. Sedangkan pembiayaan ijarah dan musyarakah dengan tingkat kepercayaan yang sama, tidak memiliki n- debitur yang macet.

70 Tabel 19 Rekapitulasi hasil pengolahan n-default dengan distribusi poisson = 4 persen) Lj MBA AQR n Keterangan :1= band Rp , 2= band Rp , 3= band Rp , 4= band Rp , 5= band Rp MBA= Murabahah, dan AQR= Al-Qardh Sumber :BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Pada pembiayaan Murabahah 14 debitur berpeluang macet berada band Rp atau meningkat 100 persen dari tujuh debitur bermasalah yang termasuk dalam band ini. Jumlah debitur berpeluang macet pada band Rp sebanyak 37 debitur atau meningkat 37,04 persen dari 27 debitur bermasalah yang termasuk dalam band ini. Pada band Rp jumlah debitur yang berpeluang macet sebanyak 30 debitur atau meningkat 87,50 persen dari 16 debitur bermasalah yang termasuk dalam band ini. Sedangkan pada band Rp jumlah debitur yang berpeluang macet berjumlah 51 debitur atau meningkat 54,54 persen dari 33 debitur bermaslah yang termasuk dalam band ini. Pada kelompok band Rp pembiayaan murabahah jumlah debitur yang berpeluang macet sebanyak dua debitur pada periode berikutnya, sebelumnya pada band Rp tidak ada debitur yang tergolong kedalam debitur yang bermasalah.. pada pembiayaan al-qardh potensi berpeluang macet dengan tingkat kepercayaan 96 persen hanya terjadi pada band Rp sebanyak tiga debitur atau 75,00 persen dari empat debitur yang termasuk dalam band ini.

71 Penentuan Potensi Kerugian Debitur Penentuan potensi kerugian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya peluang kerugian yang akan dihadapi perusahaan pada periode berikutnya dalam nominal rupiah. Hasil penentuan jumlah debitur yang berpotensi macet digunakan untuk menghitung besarnya total potensi kerugian dari pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS Amanah Ummah. Besarnya potensi kerugian dari masing-masing band dapat diperoleh dari hasil perkalian antara Lj x Real Loss x n-default x nominal band. Tabel 20. Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Kelas Expected Real loss n-default Potensi (Lj) loss (%) nj ( ) = 4%) kerugian , , , , ,500, Jumlah 14 debitur 2,650,000 Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan perhitungan potensi kerugian di atas, pada band Rp jumlah deitur berpotensi macet sebanyak 14 debitur dengan besar potensi kerugian yang akan ditanggung perusahaan sebesar Rp atau dua kali lebih besar dari expected loss yang diperkirakan oleh perusahaan. Banyak debitur berpotensi macet terdapat pada kelas (Lj) enam sebanyak 5 debitur dan besarnya potensi kerugian Rp

72 Tabel 21. Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Kelas (Lj) Expected loss (%) nj ( ) Real loss n-default = 4%) Potensi kerugian ,000, ,750, ,000, ,750, ,500, ,250, ,000, ,250, ,000,000 Jumlah 37 debitur 54,500,000 Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Pada band Rp , jumlah debitur yang berpotensi macet berjumlah 37 debitur yang mengalami peningkatan sebanyak 10 debitur dari 17 debitur bermasalah yang besar nominalnya mencapai Rp besarnya potensi kerugian yang akan dihadapi perusahaan pada periode berikutnya lebih dari dua kali besar expected loss pada periode sebelumnya. Tabel 22. Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Kelas (Lj) Expected loss (%) nj ( ) Real loss n-default = 4%) Potensi kerugian ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 Jumlah 30 debitur 201,000,000 Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan debitur pembiayaan yang dikelompokkan dalam band Rp , jumlah debitur yang berpotensi macet untuk periode berikutnya pada pembiayaan murabahah sebanyak 30 debitur dengan jumlah nominal mencapai Rp atau lebih dari dua kali besar-nya expected loss

73 yang diperkirakan perusahaan sebelumya. Pada kelas (Lj) delapan, jumlah debitur macet mencapai tujuh debitur atau terbanyak pada band Rp Tabel 23. Potensi kerugian band Rp dalam pembiayaan murabahah Kelas (Lj) Expected loss (%) nj ( ) Real loss n-default = 4%) Potensi kerugian ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Jumlah 51 debitur 1,230,000,000 Sumber : BPRS Amanah Ummah Portofolio pembiayaan, diolah Berdasarkan debitur pembiayaan yang dikelompokkan dalam band Rp , jumlah debitur yang berpotensi mecet sebanyak 51 orang atau meningkat 18 debitur dari jumlah debitur yang bermasalah sebanyak 33 orang pada band ini. Jumlah potensi kerugian yang akan membebani BPRS Amanah Ummah sebesar Rp pada band Rp , jumlah debitur yang berpotensi macet ada dua debitur dengan jumlah nominalnya mencapai Rp berdasarkan hasil perhitungan pada masing-masing band diperoleh, total potensi kerugian yang dihadapi perusahaan untuk periode berikutnya sebesar Rp atau 7,41 persen dari total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp Pada pembiayaan al-qardh potensi kerugian hanya terdapat pada band Rp sebesar Rp dengan jumlah debitur yang berpotensi macet sebanyak tiga orang. Rasio dari potensi kerugian yang dihadapi oleh perusahaan dengan jumlah dana yang disalurkan untuk pembiayaan al-qardh sebesar Rp adalah 2,42 persen. Sedangkan pada pembiayaan untuk skim ijarah dan musyarakah, berdasarkan perhitungan dengan metode

74 creditrisk+ tidak menghasilkan potensi kerugian karena tidak terdapat debitur yang berpotensi macet Strategi Mitigasi Risiko Prinsip ekonomi syariah dalam pembagian keuntungan dan kerugian, pada dasarnya merupakan upaya untuk saling membagi keuntungan atau kerugian yang dialami sekaligus berbagi risiko. Kesedian menerima risiko bagi BPRS Amanah Ummah sebagai shahibul maal tidak dapat dihindarkan, tetapi harus melibatkan pengetahuan manajemen risiko dalam berinvestasi secara syariah. Risiko memang bukan sesuatu yang dapat dihilangkan tetapi dapat dikelola. BPRS Amanah Ummah dalam mengelola risiko, terutama yang berkaitan dengan operasional pembiayaan perusahaan melakukan hal-hal sebagai berikut ; Pertama, strategi penyaluran pembiayaan BPRS Amanah Ummah berdasarkan prinsip syariah dapat melakukan pembiayan diberbagai jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, namun pada tiga tahun terakhir jenis pembiayaan yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah hanya meliputi empat jenis pembiayaan yang terdiri dari: pembiayaan dengan skim murabahah, skim musyarakah, skim ijarah, dan skim al-qardh. Kebijakan perusahaan ini lebih dikarenakan tingkat risiko yang tinggi pada pembiayaan dengan skim mudharabah dan skim salam. Jika BPRS Amanah Ummah ingin melakukan tindakan ekspansi pembiayaan maka sebaiknya dialokasikan pada pembiayaan jenis murabahah, hal ini akan memberikan pengaruh positif bagi tingkat return portofolio dan mengurangi tingkat risiko portofolio pembiayaan. Ekspansi pembiayaan juga sebaiknya dilakukan pada nasabah yang pada periode sebelumnya memiliki kolektibilitas lancar dan belum mengalami penurunan kolektibilitas debitur. Kedua, penanganan portofolio pembiayaan bermasalah tidak hanya berdampak pada perubahan nilai non performing finance tetapi juga nilai potensi kerugian berdasarkan metode creditrisk+. Penanganan ditujukan agar pembiayaan bermasalah yang memiliki kolektibilitas diragukan dan macet tidak membebani neraca keuangan dan menyimpan potensi bagi BPRS Amanah Ummah atas total pembiayan yang disalurkan. Langkah penanganan yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah adalah dengan penjadwalan ulang atau rescheduling untuk pembiayaan yang memiliki kolektibilitas diragukan. Penjadwalan ulang yang

75 diterapkan oleh BPRS Amanah Ummah umumnya memiliki tempo waktu tiga bulan. Jika dalam tempo waktu tiga bulan tidak juga terlunasi maka kolektibilitas pembiayaan akan berubah menjadi pembiayaan macet. Langkah selanjutnya adalah pihak BPRS akan melakukan kebijakan restrukturisasi pembiayaan, dan jika langkah penjadwalan ulang dan restrukturisasi tidak juga menangani penurunan kolektibilitas maka bank akan melakukan penghapusan piutang. Hal ini dilakukan untuk menghindari tingkat non performing finance yang tinggi dan mencegah terjadinya penurunan kolektibilitas pembiayaan. Sedangkan pada debitur yang memiliki kolektibilitas macet dilakukan penghapusan piutang, sebagai gantinya dana yang dihapuskan diambil dari cadangan penghapusan piutang. Debitur yang telah dihapusbukukan piutangnya selanjutnya dilakukan langkah penagihan untuk menyelesaikan kewajibannya pada BPRS Amanah Ummah. Ketiga, pencadangan penghapusan piutang berdasarkan perhitungan potensi kerugian yang akan ditanggung oleh BMT sebesar Rp untuk pembiayaan murabahah dan Rp untuk pembiayaan al-qardh. teknik mitigasi risiko yang dapat dilakukan BPRS Amanah Ummah adalah membentuk cadangan penghapusan piutang untuk periode berikutnya sebesar Rp penyediaan cadangan penghapusan piutang memberikan kemampuan kepada BPRS Amanah Ummah untuk menutupi kerugian dari pembiayaan bermasalah sesuai dengan kemamapuan kas-nya. Keempat, modal ekonomi untuk risiko, merupakan ukuran risiko tak terduga yang ditanggung oleh BPRS Amanah Ummah akibat pembiayaan macet. Untuk menentukan besarnya economic capital pada BPRS Amanah Ummah digunakan selisih dari potensi kerugian yang ditanggung BPRS Amanah Ummah dengan nilai expected loss. Berdasarkan perhitungan dengan metode creditrisk+, economic capital yang harus disediakan pihak BPRS Amanah Ummah untuk menutupi risiko tak terduga pada periode berikutnya adalah sebesar Rp untuk pembiayaan murabahah, sedangkan untuk pembiayaan alqardh sebesar Rp Total dari economic capital yang harus disediakan BPRS Amanah Ummah untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga yang ditimbulkan dari pembiayaan yang macet.

76 Kelima, penggunaan metode penilaian dan analisis risiko. Pemanfaatan metode atau sistem yang dapat mengestimasi risiko yang akan terjadi di masa depan akan sangat membantu pihak BPRS Amanah Ummah dalam mengelola risiko. Baik itu tindakan yang bersifat penghindaran dan penanganan risiko. Creditrisk+ merupakan salah satu metode komputerisasi yang dapat digunakan pihak BPRS Amanah Ummah untuk menilai dan mengalisis risiko yang timbul dari pembiayaan sebagai salah satu pedoman untuk menentukan kebijakan manajemen risiko yang berkaitan dengan operasional BPRS Amanah Ummah Implikasi Manajerial Pengelolaan risiko pada perbankan yang berkaitan dengan risiko portofolio dan potensi kerugian pembiayaan merupakan kegiatan paling penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah lembaga bank. Pengelolaan risiko yang dilakukan oleh manajemen bertujuan untuk mengurangi dan menghindari terjadinya kredit macet dari penyaluran dana bank. Proses pengambilan keputusan pada lembaga bank yang berkaitan dengan penyaluran dana pembiayaan merupakan langkah pihak manajemen bank dalam mengelola risiko. Keputusan yang telah ditetapkan dan diimplementasikan memiliki implikasi secara manajerial. Implikasi manajerial perlu menjadi perhatian bagi perbankan agar kebijakan yang diputuskan atas hasil analisis risiko tersebut dapat meningkatkan laba perusahaan serta menentukan teknik mitigasi risiko yang tepat dan akurat. Beberapa implikasi manajerial tersebut diantaranya: 1. Berdasarkan analisis dengan menggunakan lagrange, dihasilkan portofolio pembiayaan optimal (asumsi dengan enam skim pembiayaan) tingkat return yang diperoleh perusahaan sebesar 23 % dan tingkat risiko portofolio sebesar 5,59 %. Jika melihat tingkat NPF pada industri sejenis sebesar 7, 90 %, maka diharapkan perusahaaan dapat merealisasikan kebijakan mengenai portofolio pembiayaaan yang dapat mengoptimalkan pembiayaan perusahaan. Hal ini dikarenakan portofolio pembiayaan pada saat sekarang memiliki tingkat risiko lebih besar yaitu 5,92 % pada tingkat return yang sama sebesar 23 %. 2. Berdasarkan analisis dengan metode creditrisk+ diperoleh potensi kerugian yang akan dihadaapi perusahaan sebesar Rp yang terdiri dari Rp merupakan potensi kerugian yang ditimbulkan dari skim

77 pembiayaan murabahah dan Rp merupakan potensi kerugian yang ditimbulkan dari skim pembiayaan qardh. Berdasarkan analisis tersebut diharapkan perusahaaan dapat mengelola risiko pembiayaan yang ditimbulkan akibat penyaluran pembiayaan. Terkait dengan pengelolaan risiko pembiayaan yang dilakukan perusahaan, sebaiknya perusahaan melakukan langkahlangkah mitigasi risiko untuk mengantisipasi apabila risiko pembiayaan benar terjadi.

78 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Portofolio pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah terdiri dari enam jenis pembiayaan yaitu : Pembiayaan dengan skim murabahah, pembiayaan dengan skim musyarakah, pembiayaan dengan skim mudharabah, pembiayaan dengan skim ijarah, pembiayaan dengan skim salam, dan pembiayaan dengan skim al-qardh. Namun pada periode 2005 sampai 2007 portofolio pembiayaan BPRS BPRS Amanah Ummah terdiri dari empat jenis pembiayaan antara lain; Pembiayaan dengan skim murabahah, pembiayaan dengan skim musyarakah, pembiayaan dengan skim ijarah, dan pembiayaan dengan skim al-qardh. Sektor pembiayaan dari tahun selalu didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah dalam pembentukan portofolio pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah. Sampai tahun 2007 porsi pembiayaan murabahah sebesar 95,08%, musyarakah 0,64%, ijarah 2,14% dan al-qard 2,14%. 2. Analisis Portofolio optimal dengan menggunakan metode lagrange berdasarkan analisis dengan asumsi portofolio pada BPRS Amanah Ummah terdiri dari enam jenis pembiayaan. Portafolio optimal dicapai ketika proporsi pembiayaan yang membentuk portofolio pembiayaan terdiri dari 84,76% pembiayaan murabahah dari total pembiayaan, 6,85% pembiayaan mudharabah dari total pembiayaan, 5,59% pembiayaan musyarakah, 1,53% pembiayaan salam, 0,29% pembiayaan ijarah, dan 1,00% pembiayaan al-qardh. Pembentukan portofolio diatas akan menghasilkan tingkat return yang diharapkan sebesar 23% dan tingkat risiko 5,56%. Sedangkan jika memakai komposisi portofolio pada tahun 2007 yang terdiri dari empat jenis pembiayaan yaitu murabahah, musyarakah, ijarah, dan al-qard maka porsi portofolio pembiayaan adalah sebagai berikut 77,72% pembiayaan musyarakah, 11,25% pembiayaan musyarakah, 21,04% pembiayaan ijarah, dan -10,01% pembiayaan al-

79 qardh yang menghasilkan tingkat risiko portofolio sebesar 5,92% dan tingkat return yang diharapkan dari portofolio sama sebesar 23%. 3. Berdasarkan analisis dengan metode creditrisk+ dengan menggunakan data laporan angsuran debitur, bahwa potensi kerugian yang akan ditanggung BPRS Amanah Ummah untuk periode berikutnya sebesar Rp atau 7,10% dari total dana pembiayaan yang disalurkan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 96%. Metode creditrisk+ juga memperkirakan jumlah debitur yang macet meningkat 100 persen dibanding periode sebelumnya dengan tingkat kepercayaan sama sebesar 96%. 4. Pengelolaan risiko dalam penyaluran dana pembiayaan mutlak dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah. Hal ini dikarenakan kecenderungan pihak BPRS melakukan ekspansi pembiayaan, oleh karena itu perlu adanya analisis yang dapat membantu BPRS dalam mengoptimalkan dananya untuk disalurkan pada jenis pembiayaan yang dapat memaksimalkan tingkat return yang diharapkan dan meminimumkan risiko. Berkaitan dengan pengelolaan risiko, tim manajemen risiko pada BPRS Amanah Ummah melakukan tindakan analisis pembiayaan dengan prinsip 5-C dan penanganan pembiayaan bermasalah dengan melakukan rescheduling, restrukturisasi, penghapusan piutang kredit dengan melakukan penyitaan jaminan dan pembentukan cadangan penghapusan piutang seperti PPAP Saran 1. Berkaitan dengan kebijakan dalam penyaluran dana pembiayaan bank, sebaiknya dilakukan analisis portofolio pembiayaan untuk mengetahui komposisi atau porsi portofoloio pembiayaan yang optimal. Hasil dari analisis tersebut bermanfaat bagi perbankan untuk mengetahui komposisi atau porsi pembiayaan yang dapat membentuk portofolio optimal berdasarkan skim pembiayaan, yaitu murabahah, musyarakah, mudharabah, salam, ijarah dan al-qardh (sesuai dengan skim pembiayaan yang ada pada perusahaan) 2. Berkaitan dengan potensi kerugian sebagai salah satu bentuk risiko yang timbul dari kegiatan penyaluran dana pembiayaan, sebaiknya pihak

80 perusahaan malakukan analisis risiko pembiayaan dengan menggunakan alat analisis yang telah ada. Tujuan dari analisis risiko pembiayaan adalah untuk mengetahui nominal potensi kerugian yang akan dihadapi oleh perusahaan dan dari besar nominal potensi kerugian yang akan ditanggung pihak perusahaan dapat dijadikan referensi perusahaan untuk menentukan strategi mitigasi risiko yang akurat dan efektif. 3. Penentuan strategi mitigasi risiko, terutama dalam pembentukan cadangan penghapusan piutang, sebaiknya dilakukan analisis sisi positif dan negatifnya karena dalam penentuan cadangan penghapusan piutang terdapat risiko. Saran bagi perusahaan sebaiknya dana cadangan penghapusan piutang disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito pada bank syariah yang lebih besar dan baik. 4. Saran untuk penelitian berikutnya, sebaiknya dilakukan penelitian sejenis dan dapat juga menggunakan alat analisis lain untuk menganalisis potensi kerugian pada saat komposisi portfolio optimal. Untuk mengetahui hubungan porsi pembiayaan pada portfolio dengan potensi kerugian pembiayaan.

81 DAFTAR PUSTAKA Anonim Laporan Tahunan (Annual Report) BPR Syariah Amanah Ummah BPR Syariah Amanah Ummah, Bogor. Anonim. Data Pertumbuhan dan Peranan UMKM dalam Perekonomian Nasional Tahun 2002 sampai [ Desember 2007] Anonim. Data Portofolio Penyaluran Kredit pada Bank Syariah. Data Bank Indonesia Desember 2007] Anonim. Internal Approach Credit : Metode Anlisis Kredit. Modul Utama irms. Januari 2008] Anonim. Pertumbuhan Ekonomi pada Tahun 2006 yang Menurun Akibat Lemahnya Kegiatan Sektor Rill dan Rendahnya Daya Beli Masyarakat. [ Desember 2007] Arifin, Z Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi. Pustaka Alvabel. Jakarta. Crouhy Risk Management McGraw-Hill.. Indriyani, Y Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM pada BPR Syariah Amanah Ummah. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Karim, A. A Islamic Banking:Fiqh and Financial Analysis. Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Khan dan Ahmad Risk Management Analysis of Issues in Islamic Financial Industry. Jeddah, Arab Saudi. Kusafarida, W BPR Konvensional dan BPR Syariah: Perbandingan Analisis Kinerja Keuangan dan Efektifitas Penyaluran Kredit (studi Kasus pada PT. BPR Bali Dayaupaya Mandiri, Kec. Ciawi dan PT. BPR Syariah Amanah Ummah, Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Nadratuzzaman, M Buku Saku Perbankan Syariah: Mekanisme dan Sistem Operasi Bank Syariah. Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Jakarta.

82 Sartono, A Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. BPFE, Yogyakarta Tangkilisan, H. N. S Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance: Manajemen Keuangan Bagi Analisis Kredit Perbankan. Balairung dan Co, Yogyakarta.

83 KA. Kantor Kas Teller Kabid Operasonal. Kabag SIM Custumer Service Direktur Operasional & Umum Operasional Admistrasi & Keuangan Deposito Dewan Pengawas Syariah STRUKTUR ORGANISASI PT BPRS AMANAH UMMAH Kabid Umum/Operasional SIM Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kabid Marketing Skretariat Inventaris & Gadai Remedial Funding Personalia Officer Pembukuan Cleaning Service Dewan Komisaris Direktur Utama Satpam Sopir Direktur Marketing Account Officer Legal Officer 73 Lampiran 1. Gambar struktur organisasi 71 PT BPRS Amanah Ummah ADMP

RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H

RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H RISIKO PORTOFOLIO DAN POTENSI KERUGIAN PEMBIAYAAN PADA BPRS AMANAH UMMAH DENGAN METODE CREDITRISK+ Oleh : LEO NANDA TRIAWAN H24104037 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam karya akhir ini pengukuran risiko yang ditunjukan terhadap pembiayaan murabahah pada BNI Syariah dengan menggunakan Metode CreditRisk +, Dalam penerapan metode pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengantar Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada sub bab 1.2, yaitu besarnya Capital Charge yang harus disediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan syariah dan konvensional. Perbankan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diperkokoh dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis sangat penting bagi pendorong kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

SYSTEM PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH

SYSTEM PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH Paper di bawah ini sama sekali tidak menghubungkan isi materi kuliah Hukum Ekonomi yang telah diberikan dosen ke dalam pembahasan hukum perbankan syariah. Yang dibahas dalam paper ini adalah sistem pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pelaku ekonomi yang melakukan kegiatannya melalui jasa perbankan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus pada Jabatan Account Officer PT. BPRS Amanah Ummah, Bogor) Oleh : ADE SURYADY H24104087 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Asuransi Bumiputera sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, yang keberadaannya masih berada di tingkat tertinggi dalam dunia perasuransian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary artinya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang berhubungan dengan sistem screening nasabah pembiayaan yaitu Skripsi oleh Maulana Syam Idris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT Bank Syariah X PT Bank Syariah X merupakan salah satu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan anak perusahaan dari salah satu bank konvensional terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu kegiatan operasional perbankan syariah adalah memberikan pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa bank-bank syariah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Risiko bisnis, bencana alam, perampokan, pencurian, serta kebangkrutan menjadi risiko yang sering terjadi pada banyak perusahaan, khususnya perbankan. Masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, sistem keuangan dinegara kita telah mengalami kemajuan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia bisnis. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori Penelitian 2.2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonsia dalam kurun waktu dua windu terakhir telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dibuktikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan 1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran dan potensi usaha kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini merupakan sendi utama perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan lembaga kuangan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana yang optimal dengan cost of money yang wajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang pesat pada dekade terakhir serta telah menjadi tren yang sangat penting dalam dunia keuangan. Menurut ketentuan yang tercantum di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PENGARUH NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH ( Studi Kasus pada PT.Bank Syariah Mandiri tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H24104025 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, (Kamaen dan Antonio, 1992:1). Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

Lebih terperinci

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008. A. Pengertian Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. 19 Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, memfasilitasi pertumbuhan ekonomi suatu negara untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, memfasilitasi pertumbuhan ekonomi suatu negara untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian, memfasilitasi pertumbuhan ekonomi suatu negara untuk memenuhi tantangan dunia usaha dan industri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan memasuki fase konsolidasi sehubungan dengan belum rampungnya langkah-langkah untuk menurunkan defisit transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia ekonomi. Aspek dunia ekonomi yang dikenal saat ini sangat luas. Namun yang sering digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi interpretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia.Undang-undang

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci