PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI"

Transkripsi

1 PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI Putu Lirishati Soethama SCHOOL OF POSTGRADUATE STUDIES TRANSLATION PROGRAM UNIVERSITY OF UDAYANA

2 1. Latar Belakang Bangunan megah, pintu yang besar dan memberi kesan monumental adalah kesan awal yang timbul dalam pikiran kita ketika memasuki sebuah gereja. Seperti yang sudah kita ketahui gereja merupakan tempat suci bagi agama Kristen untuk melakukan peribadatan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud diantaranya wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ini dibuktikan dengan adanya akulturasi budaya. Akulturasi budaya masuk ke Bali dengan mudah melalui pendekatan pendekatan secara damai. Akulturasi merupakan perpaduan dua buah kebudayaan berbeda yang tidak saling menghilangkan ciri khas satu sama lain. Gereja Katholik Paroki St. Yoseph Denpasar misalnya. Letaknya yang berada di pusat kota Denpasar dan dekat bangunan suci Pura Jagatnatha menuntut bangunan ini untuk menyesuaikan dengan karakteristik yang ada. Dimana karakteristik bangunan yang ada di sekitar Gereja menggunakan gaya tradisional dengan menonjolkan ornamen ornamen ukiran. Atas hal-hal seperti inilah gereja-gereja katholik lainnya seperti, Gereja Roh Kudus Babakan, Greja Hati Kudus Palasari, Gereja St Emma & St Theodore, Greja St theresia Tangeb, dan Greja Tritunggal Mahakudus Tuka secara fisik mengambil kebudayaan tradisional Bali. Tidak seperti gereja gereja pada umumnya yang menggunakan gaya 2

3 gothik dengan ciri khas klasik, monumental dan sangat megah. Disinilah akulturasi dua kebudayaan terjadi. Di satu sisi gereja dibangun dengan tetap memberi kesan monumental, memiliki fungsi sebagai tempat peribadatan umat Kristiani dan di sisi lain gereja dibuat sebagai suatu cerminan kebudayaan suatu daerah. Gaya tradisional yang digunakan pada gereja-gereja Katholik tersebut yang terdapat di Denpasar, Canggu hingga Jembrana memberi kesan bahwa gereja ini dibangun bukan untuk mempertinggi perbedaan tetapi justru untuk menekan perbedaan dan memberikan ciri pada daerah dimana gereja dibangun. Rumusan masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah: Bagaimanakah akulturasi budaya dari segi pandang arsitektur yang terjadi pada gereja Katolik di Bali? 2. Teori Akulturasi Budaya Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai tiga wujud diantaranya wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ini dibuktikan dengan adanya akulturasi budaya Konsep Tri Angga adalah sebuah konsep yang sering dipakai pada bangunan tradisional Bali. Dalam arsitektur tradisional Bali dikenal ada Tri Angganya, yaitu : 1. Nistama Angga (kaki) 2. Madya Angga (badan) 3

4 3. Utama Angga (kepala) Nistama Angga atau bagian kaki dalam sebuah bangunan adalah bagian batur. Madya Angga atau bagian badan dalam sebuah bangunan adalah bagian dinding dan saka. Utama Angga atau bagian kepala dalam sebuah bangunan adalah bagian atap. Akulturasi budaya adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu (asli) dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima, dikelola kebudayaan asli tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli tersebut. Rumawan (1985) menyebutkan bahwa Arsitektur Kristen lama merupakan perakitan arsitektur Romawi. Banyak bangunan didirikan berdasarkan sifat-sifat nilai kesombongan walaupun fungsinya tidak benar, demikian pula halnya dengan fasilitas. Terdapat altar, NAVE atau bagian khusus diperuntukkan bagi choir. Terdapat pula kesan agung dan suci yang berupa ornamen-ornamen pemuka agama. Arsitektur Gothik adalah arsitektur yang tumbuh dari arsitektur Romanika yang menyimpang dari aturan-aturan Yunani dan Romawi. Arsitektur ini hanya memiliki kelebihan dari segi skala, yakni di luar skala manusia. Serta Gothik menampilkan seni hias bangunan yang berlebihlebihan. Pada zaman Gothik masyarakat membentuk kelas berdasarkan kepentingan agama. Mereka inilah yang melahirkan karya arsitektur 4

5 Gothik. Contoh bangunan-bangunannya: Kathedral Notre Dame, Gereja St Elizabeth di Inggris, puri-puri, kastil, dan balai kota. Data yang dikumpulkan terbagi dalam dua macam: data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung, diantaranya bentuk bangunan, kondisi bangunan, serta bagaimana interior bangunan. Metode yang digunakan adalah dengan cara metode observasi / pengamatan langsung pada bangunan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh di lapangan atau merupakan data kedua, diantaranya data literatur mengenai metodologi riset. Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kepustakaan, yaitu merujuk pada sejumlah literatur yang memiliki kesesuaian dengan pembahasan. 3. Perpaduan Gaya Arsitektur Pada Gereja Katolik di Bali Gereja Khatolik Paroki St. Yoseph Denpasar, Gereja Roh Kudus Babakan, Gereja Hati Kudus Palasari, Gereja St Emma & St Theodore, Gereja St theresia Tangeb, dan Gereja Tritunggal Mahakudus Tuka merupakan gereja tua yang ada di Bali, tetapi memiliki kekhasan dalam tampilan arsitekturalnya. Gereja Katholik Paroki St. Yoseph Denpasr berlokasi di Jalan Kepundung no.1 Denpasar. Berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Denpasar. Hampir keseluruhan dari gereja-gereja tersebut dirancang oleh seorang berkebangsaan Belanda, dan mulai dibangun pada tahun

6 Arsitektur gereja-gereja ini merupakan arsitektur atas dasar pendekatan hermeneutic. Hermenetic merupakan hasil perkawinan, penyatuan, dari arsitektur barat yang bernuansa Romanika Itali Utara, Gothik Belanda/Belgia, dan arsitektur tradisional Bali sebagai arsitektur lokal. Unggulan dari ciri barat (Gothik) dan timur (tradisi) dijadikan satu sehingga menampilkan sosok arsitektur yang unik. Selain pendekatan hermeneutic, pengaruh arsitektur tradisional Bali pada dua gereja ini juga disebabkan adanya peraturan daerah No. 2, 3, dan 4 tahun 1974 tentang tampilan sebuah bangunan yang menampilkan citra Bali-nya. Penggunaan Konsep Tri Angga Konsep Tri Angga adalah sebuah konsep yang sering dipakai pada bangunan tradisional Bali. Konsep ini mengibaratkan sebuah bangunan seperti manusia yang terdiri dari bagian atas (kepala), badan dan bagian kaki. Bentuk keseluruhan dari gereja-gereja Katolik tersebut di atas telah memperlihatkan pembagian konsep tersebut dengan sangat jelas. Bagian atas ditunjukkan dengan bentuk meru yang terdapat salib diatasnya. Dinding dan pilar yang terdapat pada bagian depan merupakan badan dari gereja tersebut. Bagian kaki dari gereja ini ditunjukkan dengan 6

7 adanya penggunaan anak tangga Gereja St Yoseph, Denpasar sebelum memasuki gereja. Arsitektur Tradisional Bali pada Atap Gereja Atap Gereja Hati Kudus Palasari merupakan perpaduan antara Arsitektur Gothik dengan Arsitektur Tradisonal Bali. Perpaduan ini dapat dilihat dari bentuk atap bagian depan yang meruncing dengan bentuk segitiga, yang merupakan ciri khas atap Gothik. Ciri lainnya adalah atap yang tinggi diluar skala manusia. Bentuk dasar dari atap Gereja Santo Yoseph terlihat masih menggunakan gaya Gothik, tetapi Gereja Hati Kudus, Palasari secara detail atap Gereja St Yoseph memiliki kekhasan sendiri. Ini dapat dilihat dari penggunaan bentuk meru yang bertumpang pada bagian atas atap yang diberi tanda salib. Alang-alang merupakan bahan yang secara khusus dipergunakan pada tiap- tiap atap yang tertinggi dari menara (bentuk meru) yang bertumpang. Pemakaian ornamen pada gereja ini mempunyai bentuk, penempatan dan makna yang serupa dengan ornamen yang dipakai pada arsitektur Bali. Ornamen ornamen yang ada pada gereja ini telah mengalami perubahan sesuai dengan fungsinya. Pada gambar terlihat adanya 6 (enam) buah patung malaikat yang menggunakan baju kebaya. 7

8 Terdapat juga ornamen ornamen arsitektur tradisional Bali lainnya seperti ornamen karang gajah, namun hanya berupa kekupakan (konseptual saja). Pada bagian samping atap terdapat ornamen yang memiliki penyelesaian lebih detail (visual). Ornamen ini dibuat sepeti ornamen yang terdapat pada wayang khas tradisional bali. Arsitektur Tradisional Bali pada Dinding Gereja Sebagai suatu unsur perencanaan, sebuah dinding luar dapat diartikan sebagai "wajah" sebuah bangunan atau fasade pokok. Gereja ini memiliki keunikan yang khas dibandingkan dengan beberapa gereja lain yang ada di Bali. Dinding bagian luar dihiasi dengan ornamen ornamen tradisional bali. Ornamen ini berupa relief relief yang dapat menceritakan Gereja Tritunggal Mahakudus, Tuka sebuah kisah. Ini sama dengan ornamen yang umumnya digunakan pada tradisional bali.bahan yang digunakan merupakan bahan paras warna abu-abu. Ornamen yang memiliki makna dan bentuk yang berbeda adalah ornamen yang berada di atas pintu masuk menuju ke dalam gereja, dimana pada pintu masuk bangunan arsitektur Bali biasanya terdapat karang boma atau karang sae, dengan makna untuk mengusir segala pengaruh jahat agar tidak masuk ke dalam. Sedangkan pada Gereja Tritunggal Mahakudus Tuka ini, ornamen yang berada di atas pintu masuk merupakan ornamen yang mengisahkan sesuatu. Dalam ornamen Bali, 8

9 ornamen ini tidak memiliki makna yang setara dengan ornamen Bali, tetapi pada gereja ini ornamen ini tampil layaknya sebuah ornamen Bali. Pintu masuk pada gereja ini juga dihiasi dengan ornamen Bali. Dimana pintu ini diberi ukiran yang dapat menceritakan sesuatu. Pintu ini dibingkai dengan ornamen Bali seperti patra samblung yang terbuat dari bahan paras. Dinding bagian dalam menggunakan bahan batu batu yang kemudian dicat putih. Gereja St Yoseph, Denpasar Pada ruang altar Gereja Santo Yoseph, menggunakan batu bata ekspose. Pada ruang altar dinding dibuat melengkung. Setiap bagian lengkung diberi bingkai ornamen Bali dari bahan paras warna abu-abu. Ornamen ini berupa patra-patra, dan payung khas Bali. Tidak hanya pada ruang altar saja yang diberi ornamen Bali. Tiang-tiang yang terdapat di dalam bangunan utama pun diberi ornamen Bali. Sama seperti pada atap, bagian dinding gereja ini merupakan perpaduan Gothik dan Arsitektur Tradisional Bali. Hampir seluruh kaca jendela yang digunakan pada gereja bukan kaca transparan, melainkan kaca yang berwarna-warni. Arsitektur Tradisional Bali pada Bagian Kaki Gereja Penerapan arsitektur tradisional bali pada bagian hanya sebatas penggunaan tangga sebelum memasuki gereja. Dimana setiap anak tangga dilapisi keramik yang tahan terhadap cuaca. 9

10 Ornamen Tambahan pada Gereja Selain ornamen Bali yang terdapat pada bangunan gereja, terdapat juga ornamen Bali lainnya yang berfungsi sebagai pendukung tetapi menjadi satu kesatuan dengan bangunan gereja. Diantaranya bale kulkul pada sebelah Gereja St Theresia, Tangeb utara gereja, candi bentar dan kori pada bagian depan gereja. Bagian atas dari pada bale kulkul ini menggunakan genteng tanah liat yang sama persis dengan bale kulkul banjar-banjar di Bali. Untuk bagian bawahnya menggunakan kayu. Pada bagian bawah dari pada bale ini merupakan suatu ruangan. Ornamen yang ada merupakan ornamen Bali tetapi tidak mendetail hanya berupa kekupakan atau konseptualnya saja. Untuk candi bentar dan kori juga demikian. Ornamen yang ada baru dalam bentuk globalnya saja. Pada candi bentar ornamen patung (bedogol) diganti dengan patung malaikat yang memberi penghormatan. Patung ini diukir sedemikian sehingga mencerminkan ornamen Bali dari ukiran bentuk pakaian yang digunakan menyerupai pakaian Bali. Kori pada gereja sedikit berbeda dengan kori yang ada pada umumnya. Kori pada gereja tidak terdapat pintu masuk melainkan patung Yesus. Kesemua ornamen yang digunakan merupakan ornamen Bali yang masih dalam bentuk global. Salah satu hal yang menarik dari kori ini adalah adanya tulisan Bali pada bagian bawah kori. 10

11 Gereja St Emma & St Theodore 4. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, data-data yang telah didapat serta dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akulturasi budaya dari segi pandang arsitektur yang terjadi pada gereja Katolik di Bali bisa kita lihat pada sisi: Penggunaan konsep tri angga, Konsep ini mengibaratkan sebuah bangunan seperti manusia yang terdiri dari bagian atas (kepala), badan dan bagian kaki. Bentuk keseluruhan dari gereja-gereja Katolik tersebut di atas telah memperlihatkan pembagian konsep tersebut dengan sangat jelas. Arsitektur tradisional Bali pada atap gereja bagian depan yang meruncing dengan bentuk segitiga yang merupakan ciri khas gothik, berpadu dengan penggunaan bentuk meru yang bertumpang pada bagian atas atap dan diberi tanda salib. Alang-alang merupakan bahan yang secara khusus dipergunakan pada tiap- tiap atap yang tertinggi dari menara (bentuk meru) yang bertumpang. Arsitektur tradisional Bali pada dinding gereja dapat kita lihat pada dinding bagian luar dihiasi dengan ornamen ornamen tradisional bali.bahan yang digunakan merupakan bahan paras warna abu-abu. Penerapan arsitektur tradisional bali pada bagian kaki gereja hanya sebatas penggunaan tangga sebelum memasuki gereja. Dimana setiap anak tangga dilapisi keramik yang tahan terhadap cuaca. 11

12 Ornamen tambahan pada gereja berfungsi sebagai pendukung tetapi menjadi satu kesatuan dengan bangunan gereja. Diantaranya bale kulkul pada sebelah utara gereja, candi bentar dan kori pada bagian depan gereja. Bagian atas dari pada bale kulkul ini menggunakan genteng tanah liat yang sama persis dengan bale kulkul banjar-banjar di Bali. Sesuai dengan definisinya, akulturasi ini terjadi tanpa menghilangkan kebudayaan asli aripada gereja itu sendiri, yang telah terbentuk dari zaman Romanika. Dengan manis dan serasinya arsitektur gereja-gereja Katolik di Bali berbaur dengan arsitektur tradisional Bali. Hal ini tidak mengurangi makna dan fungsi dari bangunan-bangunan tersebut, melainkan menambah daya tarik dan juga nilai arsitektur mereka. Akulturasi ini tampak memiliki ikatan dengan peribahasa Indonesia Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. DAFTAR PUSTAKA Gelebet, Ir. I Nyoman. 1981/1982. Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Kagari, Haryu Balinese Traditional Architecture. Inuyama: Little World Museum of Man Salain, Putu Rumawan Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Tradisional Barat. Denpasar: Fakultas Teknik Universitas Undayana 12

13 Wikipedia Ekletisme Available from URL : id.wikipedia.org/wiki/ekletisme 13

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data lapangan, hasil pembahasan, dan penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1)

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari data yang telah diperoleh dan analisis bab IV yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perwujudan unsur budaya lokal (genius loci) pada gereja Palasari

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

Adaptasi Arsitektur Tradisional Bali pada Gereja St. Yoseph di Denpasar. Adaptation of Bali Traditional Architecture on St. Yoseph Church in Denpasar

Adaptasi Arsitektur Tradisional Bali pada Gereja St. Yoseph di Denpasar. Adaptation of Bali Traditional Architecture on St. Yoseph Church in Denpasar Adaptasi Arsitektur Tradisional Bali pada Gereja St. Yoseph di Denpasar Adaptation of Bali Traditional Architecture on St. Yoseph Church in Denpasar KOMANG WAHYU SUKAYASA * Jurusan Desain Interior, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ARSITEKTUR TRADISIONAL NURYANTO, S.Pd., M.T.Ars. ARSITEKTUR VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 1 0 RUMAH DALAM

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

Oleh. Ni Made Ari Yuliantari, (NIM ) ( Nengah Bawa Atmadja*)

Oleh. Ni Made Ari Yuliantari, (NIM ) (  Nengah Bawa Atmadja*) GEREJA KATOLIK PAROKI ROH KUDUS BABAKAN, CANGGU (PERSPEKTIF SEJARAH, ARSITEKTUR DAN FUNGSINYA SEBAGAI MEDIA PENUMBUHKEMBANGAN KERUKUNAN HUBUNGAN ANTARAGAMA) Oleh Ni Made Ari Yuliantari, (NIM 0814021010)

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan kompleks Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran di Kabupaten Bantul, DIY adalah sebagai

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA Desak Made Sukma Widiyani Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra E-mail : sukmawidiyani@gmail.com Abstrak Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan arsitektur diberbagai belahan dunia semakin hari semakin maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkembangan arsitektur

Lebih terperinci

I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc. Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa

I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc. Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa TELAAH ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA ARTIKEL: THE BALINESE CHRISTIAN SETTLEMENT AND CHURCH ARCHITECTURE AS A MODEL OF INCULTURATION (Penulis: Salmon Priaji Martana Universitas Kristen Indonesia) I Kadek Merta

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC SEJARAH ARSITEKTUR KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini di mana teknologi sudah semakin maju kearah yang lebih modern berdampak pada kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang

Lebih terperinci

Membaca Pola Geometri pada Gereja Katolik Palasari

Membaca Pola Geometri pada Gereja Katolik Palasari Membaca Pola Geometri pada Gereja Katolik Palasari Aminah Inoue Sjaharia 1, Chairil Budiarto Amiuza 2, Bambang Yatnawijaya S. 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ADAPTASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA BALAI PERTEMUAN DPRD RENON, BALI

ADAPTASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA BALAI PERTEMUAN DPRD RENON, BALI ADAPTASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA BALAI PERTEMUAN DPRD RENON, BALI Made Chryselia Dwiantari 1), Tri Anggraini Prajnawrdhi 2) 1) Mahasiswa Program Magister Arsitektur, Fak.Teknik, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI

BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI 118 BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap Pura Maospait maka dapat diketahui bahwa ada hal-hal yang berbeda dengan pura-pura kuna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI

PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI PENGKAJIAN Salma Prihati 131 1889 023 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting

Lebih terperinci

Peninggalan Islam.

Peninggalan Islam. Peninggalan Islam Seni Pahat Seni pahat (seni patung) yang sangat berkembang pada masa Hindu-Budha tidak berlanjut pada masa Islam, karena ada larangan untuk melukiskan makhluk hidup. Seni ukir berkembang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal yang paling penting bagi sebuah agama adalah tempat ibadah. Dan tempat ibadah tersebut dapat berupa gedung ataupun bangunan yang lain. Sebuah

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI. L. Edhi Prasetya

AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI. L. Edhi Prasetya AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI ABSTRAK Desa Pegayaman di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Singaraja, Bali, adalah sebuah desa muslim di Bali. Desa dengan penduduk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah

Lebih terperinci

Gambar 2.12 Tata letak Pura dengan sistem zoning tri mandala Sumber: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana.

Gambar 2.12 Tata letak Pura dengan sistem zoning tri mandala Sumber: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana. ARSITEKTUR BALI Mata Kuliah ARSITEKTUR PRA MODERN pertemuan ke 5 Dosen: Dr. Salmon Martana, M.T. Masyarakat Bali sangat percaya bahwa mereka hadir di dunia membawa misi hidup, yaitu berbuat kebaikan. Kesempurnaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota Solo menggunakan langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 149 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN GEREJA EMMANUEL DI KOTA KEDIRI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU PENDAHULUAN PROFIL Kota palu secara geografis berada di wilayah kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Terletak di sebelah garis khatulistiwa pada astronomis 0,36º LU- 0,56º LU dan 199,45º BT- 120,01º

Lebih terperinci

WUJUD AKULTURASI ARSITEKTUR PADA ASPEK FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA BANGUNAN GEREJA KRISTEN PNIEL BLIMBINGSARI DI BALI

WUJUD AKULTURASI ARSITEKTUR PADA ASPEK FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA BANGUNAN GEREJA KRISTEN PNIEL BLIMBINGSARI DI BALI WUJUD AKULTURASI ARSITEKTUR PADA ASPEK FUNGSI, BENTUK, DAN MAKNA BANGUNAN GEREJA KRISTEN PNIEL BLIMBINGSARI DI BALI Stephanie Arvina Yusuf Magister Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Kesimpulan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya (pada bab 1) sehingga akan didapatkan pemahaman mengenai konsep ruang

Lebih terperinci

KESATUAN DAN WARNA PADA RUANGAN SERTA ELEMEN INTERIOR DI GEREJA KATOLIK ROH KUDUS KATEDRAL DENPASAR

KESATUAN DAN WARNA PADA RUANGAN SERTA ELEMEN INTERIOR DI GEREJA KATOLIK ROH KUDUS KATEDRAL DENPASAR 1 TESIS KESATUAN DAN WARNA PADA RUANGAN SERTA ELEMEN INTERIOR DI GEREJA KATOLIK ROH KUDUS KATEDRAL DENPASAR WAYAN EKA JAYA PUTRA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 2 KESATUAN DAN

Lebih terperinci

Kerukunan Rumah Ibadah di. Mylapore

Kerukunan Rumah Ibadah di. Mylapore Langlang Kerukunan Rumah Ibadah di Mylapore Menyusuri sudut-sudut kota Mylapore, sambil menjelajahi berbagai simbol keagamaan, mendatangkan kekaguman tersendiri terhadap pluralisme India. Penulis & Fotografer:

Lebih terperinci

PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI. Salma Prihati

PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI. Salma Prihati 1 PENERAPAN UNSUR BUDAYA LOKAL PADA INTERIOR GEREJA PALASARI DI BALI DAN GEREJA PUH SARANG DI KEDIRI Salma Prihati salmaprihati@gmail.com Yulyta Kodrat P., M.T. yulytakodrat@gmail.com Abstract Indonesia

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Karakter Visual Fasade Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun (Pipiet Gayatri Sukarno, Antariksa, Noviani Suryasari) KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang sudah dilakukan adalah gereja memiliki dua kebutuhan utama dalam hal akustik, yaitu musik dan speech. Kedua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai dua aspek kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi oleh setiap pribadinya, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan. 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman perwujudan bangunan

Lebih terperinci

87 Universitas Indonesia

87 Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Kepurbakalaan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa merupakan perpaduan dari kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal atau kebudayaan lama yaitu kebudayaan Hindu-Buddha. Perpaduan dua

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013 DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH...iii DAFTAR ISI...iv ABSTRAK / ABSTRACT...v 1. PENDAHULUAN...1 2. NEO-GOTIK...2 3. GEREJA

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008 Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA M. Sahid Indraswara ABSTRAKSI Gaya Arsitektur mediterania

Lebih terperinci

Kesatuan dan Warna Pada Elemen Interior Gaya Gotik dan Arsitektur Bali Pada Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar

Kesatuan dan Warna Pada Elemen Interior Gaya Gotik dan Arsitektur Bali Pada Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar ISSN 1412-0380 Volume 21, Nomor 2 Desember 217 58-67 Kesatuan dan Warna Pada Elemen Interior Gaya Gotik dan Arsitektur Bali Pada Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar WAYAN EKA JAYA PUTRA, I NYOMAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia,

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia, BAB Il TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Lokasi : Sentul City (Bogor) Site : Jalan Alam Sentosa, Kav. C12 Tema : Arsitektur Simbolik Pemilik / Pendanaan : Swasta Sifat Proyek : Fiktif Luas Lahan

Lebih terperinci

Karakter Visual Pura Mandaragiri Semeru Agung di Lumajang

Karakter Visual Pura Mandaragiri Semeru Agung di Lumajang Karakter Visual Pura Mandaragiri Semeru Agung di Lumajang Winda Astutiningsih 1, Ema Yunita Titisari 2, Haru Agus Razziati 3 1Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 23Dosen

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah

Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah Pelestarian Bangunan Masjid Al Aqsa Manarat Qudus (Masjid Menara Kudus) Jawa Tengah Rohadatul Aisy 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Perancangan bangunan tempat ibadah pada masa sekarang sudah banyak berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa dahulu. Dulu bangunan tempat

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Hampir setiap negara memiliki komunitas Muslim, dan dimana komunitas

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya

BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya 57 BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO A. Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3)

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3) A. Ornamen Ornamen berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Yang dimaksud menghias di sini adalah mengisi sesuatu yang semula kosong menjadi terisi hiasan,

Lebih terperinci

Perkembangan Arsitektur 1

Perkembangan Arsitektur 1 Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun

Lebih terperinci

Gendro Keling Balai Arkeologi Denpasar Jln. Raya Sesetan 80 Denpasar

Gendro Keling Balai Arkeologi Denpasar Jln. Raya Sesetan 80 Denpasar GEREJA KATHOLIK HATI KUDUS YESUS PALASARI KABUPATEN JEMBRANA: SEBUAH AKULTURASI BUDAYA Hati Kudus Yesus Palasari Catholic Church of Jembrana Regency: A Cultural Acculturation Gendro Keling Balai Arkeologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Ranggih Semeru 20308032 Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban Bangunan masjid muncul sebagai bangunan religi yang merupakan perpaduan dari fungsi bangunan sebagai unsur arsitektur islam

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Candi Di Jawa Timur Bentuk bangunan ramping Atapnya merupakan perpaduan tingkatan Puncaknya berbentuk kubus Tidak ada makara dan pintu relung hanya ambang dan atasnya saja yang diberi kepala

Lebih terperinci

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung Andita Aprilina Nugraheni anditaprilina2804@gmail.com Mahasiswa Program Sarjana, Prodi Arsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya Maulidinda Nabila maulidnda@gmail.com A rsitektur Islam, Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci