PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RS PANTI WALUYO SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: CH. Tri Andar Utami NIM. ST PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

2

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas perkenanannyalah penulis dapat menelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Developmental care pada Bayi Berat lahir Rendah di Ruang perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta Skripsi ini di susun untuk memenuhi gelar sarjana keperawatan program transfer Stikes Kusuma Husada Surakarta. Penulis berharap hasil penelitian yang terangkum dalam skripsi ini dapat memberikan kemajuan dalam pelayanan, penelitian dan pendidikan keperawatan Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana atas bimbingan, bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S. Kep,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan dan masukan untuk kesempurnaan penelitian dan skripsi ini

5 iv 4. Ibu Anissa Cindy Nurul Afni, S.kep, Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan dan masukan untuk kesempurnaan penelitian dan skripsi ini 5. Ibu Atiek Murhayati, S. Kep, Ns.,M. Kep selaku penguji yanh telah memberikan arahan dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini 6. Dr. T. Soebroto, M. Kes selaku direktur RS Panti Waluyo yang telah memberikan ijin penelitian 7. Bp. Bambang Kamiwarno, S. Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RS Panti Waluyo yang memberi masukan dalam penelitian ini 8. Kepala Diklat RS Panti Waluyo beserta staf yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk penelitian 9. Kepala Instalasi Rawat Inap RS Panti Waluyo yang telah memberikan ijin untuk penelitian 10. Seluruh staf ruang perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta yang telah bekerjasama dalam penelitian ini 11. Bapak dan Ibu orang tua responden yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data dalam penelitian ini 12. Seluruh Staf Akademik dan Non akademik Stikes kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan fasilitas dan dukungannya dalam penelitian ini 13. Suami saya Abdon Wahyu Bimo Wilutono, Anak anak saya Gracia dan Kenzie, Bapak, Ibu dan seluruh Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa yang tidak pernah putus sehingga penelitian ini berjalan baik

6 v 14. Semua sahabat, teman yang senantiasa mendukung, memotivasi sehingga penelitian ini selesai tepat pada waktunya Surakarta, 21 Agustus 2015 Penulis

7 vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv vi ix x xi xii xiii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Keaslian Penelitian Kerangka Teori Kerangka Konsep... 21

8 vii 2.5 Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Variabel, Definisi Operasional, Skala Pengukuran Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisa Data Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Stres fisiologis sebelum developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Stres Fisiologis sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Beda stres fisiologis sebelum dan sesudah developmental care pada kelompok perlakuan Beda stres fisiologis sebelum dan sesudah developmental care pada kelompok kontrol Beda stres fisiologis sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan... 44

9 viii BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Gambaran stres fisiologis sebelum developmental care perlakuan Gambaran stres Fisiologis sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Beda stres fisiologis sebelum dan sesudah developmental care pada kelompok perlakuan Beda stres fisiologis sebelum dan sesudah developmental care pada kelompok kontrol Beda stres fisiologis sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 ix DAFTAR TABEL Nomor Tabel Judul Tabel Halaman 2.1 Keaslian Penelitian Variabel penelitian, definisi operasional Karakteristik responden Distribusi responden anemia Distribusi Responden stres fisiologis sebelum 40 Developmental care 4.4 Distribusi Responden stres fisiologis sesudah 41 Developmental care 4.5 Perbedaan rerata stres fisiologis sesudah 42 developmental care pada kelompok perlakuan 4.6 Perbedaan rerata stres fisiologis sesudah 43 developmental care pada kelompok kontrol 4.7 Perbedaan rerata stres fisiologis sesudah 47 developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

11 x DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Judul Gambar Halaman 1 Kerangka Teori 20 2 Kerangka Konsep 21 3 Jenis dan rancangan 22

12 xi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Keterangan 1 Permohonan Studi Pendahuluan Penelitian 2 Surat balasan Studi pandahuluan 3 Permohonan Ijin Penelitian 4 Surat balasan Ijin Penelitian 5 Permohonan menjadi Responden Surat Persetujuan menjadi Responden Lembar observasi developmental care Hasil Uji Analisa statistik Lembar konsultasi Jadwal Penelitian

13 xii PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA CH. Tri Andar Utami Pengaruh penerapan Developmental care terhadap Stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta Abstrak 2015 BBLR seringkali mengalami kesulitan saat adaptasi dari intruterin ke ekstrauterin karena imaturitas organ. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh developmental care terhadap stres fisiologis (saturasi oksigen dan denyut nadi) pada BBLR. Rancangan penelitian ini menggunakan Quasy Experimental dengan Non Equivalent control group design. Sampel penelitian 47 BBLR yang dirawat di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo dipilih dengan teknik Purposive sampling. Hasil analisa menggunakan Mann-whitney test menunjukkan bahwa ada perbedaan stres fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p= 0,000). Developmental care dapat memfasilitasi BBLR dalam beradaptasi dengan lingkungan perawatan melalui keteraturan fungsi fisiologis yaitu saturasi oksigen dan denyut nadi Kata kunci :Developmental care, stres fisiologis, BBLR Daftar Pustaka: 48( )

14 xiii BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015 CH. Tri Andar Utami Effect of Developmental Care Application on Physiological Stress of Low Birth Weight Infants at Perinatology Department of Panti Waluyo Hospital of Surakarta ABSTRACT A low birth weight infant usually has a difficulty to adapt from intrauterine to extra-uterine due to the organ immaturity. The objective of this research is to investigate the effect of the developmental care on the physiological stress (oxygen saturation and pulse) of the low birth weight infants. The research used the quasi experimental method with the non-equivalent control group design. The samples of the research consisted of 47 low birth weight infants at Perinatology Department of Panti Waluyo Hospital of Surakarta. They were taken by using the purposive sampling technique. The result of Mann-Whitney s Test shows that there were physiological stress differences between the experimental group and the control group following the application of the developmental care as indicated by the p-value Thus, the developmental care could facilitate the low birth weight infants to adapt to the care environment through the regularity of physiological functions i.e. oxygen saturation and pulse. Keywords: Developmental care, physiological stress, low birth weight infants References: 48 ( )

15 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan umur 28 hari, dimana terjadi perubahan sangat besar dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Masa perubahan paling besar terjadi pada jam ke 24 sampai 72 jam pertama, bayi terus beradaptasi namun kondisi ini lebih sulit pada bayi dengan resiko tinggi seperti bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi khususnya BBLR memerlukan stimulus yang adekuat dari lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Kenyataannya perawatan intensif menyebabkan stimulus yang berlebihan sehingga mengakibatkan stres pada bayi dan dapat mengganggu keseimbangan fungsi fisiologis. BBLR seringkali mengalami beberapa masalah pada periode segera setelah lahir sebagai akibat karakteristik organ yang belum matang. Karakteristik organ yang belum matang ini misalnya masalah gangguan pernafasan karena faktor surfaktan yang belum terbentuk, kurangnya otot polos pembuluh darah dan rendahnya kadar oksigen darah yang mengakibatkan terjadinya trauma susunan saraf pusat dan keterlambatan penutupan duktus arteriosus serta ketidakmampuan meregulasi stimulus yang datang mengakibatkan bayi cenderung mengalami stres (Bobak, Lodermilk & Jensen, 2005; Maguire et al, 2008; Kosim et al, 2010). Keadaan ini akan

16 2 menjadi lebih buruk apabila berat lahir semakin rendah (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005). Kondisi stres yang dialami BBLR dalam perawatan yang demikian dapat terlihat dari perilaku yang nampak pada bayi, termasuk perubahan fisiologis, kewaspadaan atau perhatian dan aktivitas motorik (Hockenberry & Wilson, 2007). Perilaku BBLR sebagai respon terhadap stimulus yang berlebihan seperti kebisingan, pencahayaan dan berbagai prosedur pengobatan dan perawatan dapat diamati dari perubahan kondisi tubuh. Perubahan kondisi tubuh diantaranya hipoksemia, apnea (Meguire et al, 2008) selain itu perubahan kondisi tubuh BBLR dapat diamati melalui peningkatan denyut nadi dan penurunan saturasi oksigen (Ais et al, 1986, dalam symington & Pinelli, 2006). BBLR membutuhkan perawatan intensif, cermat dan tepat. Perawatan yang diberikan dirancang untuk mendukung kelangsungan hidup bayi berat lahir rendah. Kenyataan bahwa perawatan intensif yang diberikan, juga menjadi sumber stres karena stimulasi yang berlebihan sebagai contoh kebisingan alarm inkubator, ventilator, patient monitor, prosedur invasif, perpisahan dengan orang tua (Westrup; Symington & Pinelli, 2006 ; Lissauer & Fanaroff, 2009). Strategi pengelolaan lingkungan perawatan intensif untuk meminimalkan pengaruh lingkungan perawatan yang memberikan stimulus yang berlebihan sangat dibutuhkan. Strategi tersebut dapat tercapai melalui asuhan perkembangan yang disebut developmental care yaitu asuhan yang

17 3 memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan yang adekuat yang akan meningkatkan stabilisasi fisiologi dan penurunan stres bayi (Byers, 2006; Rick, 2006). Pengelolaan lingkungan dalam developmental care tersebut diantaranya meliputi pemberian penutup inkubator untuk meminimalkan pencahayaan, pemberian nesting atau sarang untuk menampung pergerakan yang berlebihan dan memberi bayi tempat yang nyaman, pengaturan posisi fleksi untuk mempertahankan normalitas batang tubuh dan mendukung regulasi (Kenner & Mc Grath, 2004). Selain itu beberapa bentuk intervensi dari developmental care lainnya dalam bentuk meminimalisir membuka ataupun menutup inkubator atau minimal handling untuk hal yang tidak perlu, clustered care atau memusatkan beberapa tindakan dalam jam jam tertentu atau pengadaan jam tenang, Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau skin to skin contact (Klauss & Fanaroff, 2009). Salah satu tujuan dari Milenium Development Goals (MDG s) adalah menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2006 menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 49 per 1000 kelahiran. Di Indonesia menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB sebesar 32 / 1000 kelahiran hidup. Prevalensi BBLR menurut WHO tahun 2011 diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran di dunia. Secara statistik menunjukkan 90 % kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5 % masih diatas angka rata - rata Thailand 9,6 % Vietnam 5,2 %. Di Jawa

18 4 Tengah pada tahun 2009 sebesar 2,81% meningkat bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,08% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, pada tahun 2013 angka kejadian BBLR adalah 100 bayi, dengan jumlah kelahiran 621, yang berarti 16,10 % sedangkan angka kematian bayi baru lahir pada tahun 2013 sebanyak 16 bayi dengan jumlah kelahiran 621 yaitu sekitar 2,65 %. Angka kematian disebabkan karena BBLR sebesar 31,25 %. Perawatan BBLR di Rumah Sakit Panti waluyo belum menggunakan developmental care karena belum tersedianya peralatan yang dibutuhkan untuk developmental care. 1.2 RUMUSAN MASALAH Perawatan yang intensif menyebabkan stimulus yang berlebihan bagi BBLR. BBLR belum memilik kemampuan yang baik untuk beradaptasi dengan lingkungan karena imaturitas organnya sehingga diperlukan strategi pengelolaan lingkungan melalui developmental care. Developmental care yaitu asuhan yang memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan yang adekuat Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian, bagaimana pengaruh developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR?

19 5 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh penerapan developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden. b. Mengidentifikasi stres fisiologis sebelum dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. c. Mengidentifikasi stres fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. d. Menganalisis beda stres fisiologis sebelum dan sesudah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan. e. Menganalisis beda stres fisiologis sebelum dan sesudah dilakukan developmental care pada kelompok kontrol. f. Menganalisis beda stres fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada BBLR di unit Perinatologi.

20 Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pngembangan ilmu pengetahuan dan bahan pembelajaran di bidang keperawatan Peneliti Lain Hasil penelitaian ini di harapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti berikutnya yang berhubungan dengan developmental care pada BBLR Peneliti Hasil penelitian ini di harapkan dapat memotivasi peneliti untuk mengembangkan pengetahuan dan inovasi dalam pererapan developmental Care bagi BBLR di unit perinatologi.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori Bayi Berat Lahir Rendah 1. Pengertian BBLR adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram (Arif, 2009). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang ketika dilahirkan mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram (Yulifah & Yuswanto, 2009). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Hal ini berarti bahwa berat lahir tersebut dapat sesuai masa kehamilan atau kecil masa kehamilan yaitu apabila berat lahir kurang dari normal menurut usia kehamilan tersebut (Saifuddin et al, 2006). Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan (Arief, 2009): a. Prematuritas murni Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKB _ SMK).

22 8 b. Dismaturitas Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term. Dismatur ini dapat disebut juga Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Mas Kehamilan (NKB KMK), Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan (NCB KMK), Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa Kehamilan (NLB KMK). 2. Etiologi Menurut Arief dan Kristiyanasari (2009) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor : 1) Faktor Ibu: a) Penyakit Penyakit langsung yang berhubungan dengan kehamilan misalnya : perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum dan nefritis akut. b) Usia Ibu Angka kejadiantertinggi adalah pada usia, 20 tahun dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. c) Keadaan sosial ekonomi Kejadian tertinggi terdapat pada tingkat sosial ekonomi rendah, hal ini disebabkan karena keadaan gizi yang kuarang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

23 9 d) Faktor Lain ibu perokok, ibu peminum alkohol, pecandu obat narkotik. 2) Faktor Janin Hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. 3) Faktor Lingkungan Tempat tinggal didataran tinggi, radiasi dan zat zat racun. 3. Karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah Pada kelahiran dengan berat lahir rendah proses adaptasi yang dilalui sangat sulit karena ketidakmatangan (imaturitas) sistem organ (Bobak, Lowdemilk & Jensen, 2005). Beberapa contoh karaktristik organ yang belum matang pada bayi BBLR adalah kekurangan surfaktan, alveoli yang berfungsi sedikit jumlahnya sehingga bayi mengalami distres pernafasan, penyakit membran hialin, selain itu struktur kulit tipis dan transparan, cadangan lemak bawah kulit sedikit mengakibatkan bayi mudah kehilangan panas yang ditandai dengan hipotermi. Tanda dan Gejala bayi Berat Lahir Rendah menurut Maryunani dan Nurhayati (2009) menyatakan tanda tanda BBLR: a) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram. b) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 45 cm. c) Lingkar kepala kurang dari 33 cm. d) Lingkar dada kurang dari 30 cm. e) Letak kuping menurun.

24 10 f) Pembesaran dari salah satu atau dua ginjal. g) Masalah dalam pemberian makanan (refleks menghisap dan menelan berkurang). h) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan). 4. Masalah yang terjadi pada BBLR Menurut Damanik (dalam Buku ajar Neonatologi, 2010) masalah yang lebih sering di jumpai pada bayi BBLR: 1) Ketidakstabilan suhu BKB dan BBLR memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat : a. Peningkatan hilangnya panas. b. Kurangnya lemak sub kutan. c. Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar. d. Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidakmampuan untuk menggigil. 2) Kesulitan pernafsan a) Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke PMH (Penyakit Membran Hialin). b) Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks menghisap dan refleks menelan. c) Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang lemah. d) Pernafasan yang periodik dan apnea.

25 11 3) Kelainan gastrointestinal dan nutrisi a) Refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu. b) Motilitas usus yang menurun. c) Pengosongan lambung yang tertunda. d) Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak kurang. e) Defisiensi enzim laktase pada brush border usus. f) Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh. g) Meningkatnya resiko EKN (Entero Kolititis Nekrotikans) Stress Fisiologis Als et al (1986 dalam Symington & Pinelli,2006) menyebutkan bahwa parameter stress yang dapat diamati pada BBLR sebagai akibat stimulus yang berlebihan dari lingkungan perawatan adalah perubahan fungsi fisiologis tubuh berupa penurunan saturasi oksigen dan peningkatan denyut nadi. Diskripsi dari penilaian fungsi fisiologis saturasi oksigen dan denyut nadi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Saturasi oksigen Saturasi oksigen didefinisikan sebagai prosentase jumlah hamoglobin yang teroksigenasi dalam darah (Brooker, 2005; Hockenberry & Wilson, 2007). Saturasi oksigen juga merpakan

26 12 gambaran aliran oksigen dalam tubuh yang sangat penting bagi optimalnya fungsi jantung dan organ tubuh lainnya karena oksigen merupakan bahan bakar metabolisme. Sekitar 97 % oksigen yang ditransportasikan kedalam aliran darah berkaitan dengan haemoglobin di dalam sel darah merah dan 3 % lainnya larut dalam plasma. Haemoglobin yang mengikat jumlah maksimum oksigen dalam setiap molekulnya disebut kondisi tersaturasi (Walsh, 2006). Nilai normal saturasi oksigen dalam rentang antara % (Kattwinkle et al, 2006). Berikut beberapa kondisi yang mempengaruhi saturasi oksigen (Berman et al, 2009) : a. Kadar haemoglobin Kadar haemoglobin rendah pada Anemia akan menyebabkan nilai saturasi oksigen menjadi rendah karena okigen tidak dapat diikat oleh haemoglobin sel darah merah dalam jumlah yang mencukupi. b. Sirkulasi Sistem sirkulasi berperan dalam transportasi darah dan oksigen sehinnga pada kondisi dimana sirkulasi mengalami gangguan seperti pada penyakit jantung, perdarahan. penyakit paru paru akan berpengaruh pada ikatan oksigen dan haemoglobin dalam darah.

27 13 2. Denyut Nadi Denyut nadi merypakan gambaran dari setiap denyut jantung yang memompakan darah ke arteri (Walsh, 2006). Rentang nilai normal denyut jantung bayi, termasuk bayi BBLR adalah berada antara kali setiap menitnya (Saefuddin, 2006). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi denyut nadi seperti latihan fisik, berada pada wilayah pada kondisi tekanan atmosfir yang rendah, kondisi emosional, penyakit jantung dan demam (Gill & O Brien, 2003). Alat yang dapat digunakan untuk mengukur saturasi oksigen adalah pulse oxymetri. Pulse oxymetri merupakan alat ukur non ivasif untuk mengukur kadar saturasi oksigen darah arteri (Berman, 2009). Sensor pulse oxymetri terdiri atas : a) Dua dioda pemancar cahaya (dioda merah dan inframerah) yang mentranmisikan cahaya melalui kuku, darah vena, darah arteri, dan jaringan. b) Fotodetektor yang dilelakkan langsung di depan dioda Haemoglobin yang tersaturasi akan lebih bayak mengabsorbsi cahaya inframerah. Sedangkan haemoglobin yang tidak tersaturasi lebih bayak mengabsorbsi cahaya merah. Jumlah akumulasi cahaya merah dan inframerah oleh haemoglobin yang tersaturasi dan haemoglobin yang tidak tersaturasi dalam arteri

28 14 akan diukur oleh fotodetektor dan dilaporkan sebagai prosentase saturasi oksigen (Slota, 2006; Berman et al, 2009 ) Developmental care Bayi khususnya BBLR membutuhkan stimulus yang adekuat dari lingkungan untuk tumbuh dan berkembang (Symington & Pinelli, 2006; Lissauer & Fanaroff, 2009; Maguire et al, 2009). Tetapi lingkungan yang inensif memberikan stimulus yang berlebihan. Strategi penelolaan lingkungan yang dapat dilakukan untuk menurunkan stres akibat stimulus yang berlebihan ini disebut dengan asuhan perkembangan atau developmental care. Developmental care merupakan asuhan yang memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan lingkungan perawatan dan observasi perilaku sehingga bayi mendapatkan stimulus lingkungan yang adekuat (Symington & Pinelli, 2006; Lissauer & Fanaroff, 2009; Maguire et al, 2009). Stimulus lingkungan yang adekuat menyebabkan terjadinya stabilisasi fisiologis tubuh dan penurunan stress (McGrath et al, 2011; Byers, 2006). Lissauer dan Fanaroff (2009) mengatakan bahwa perilaku bayi tidak hanya sebagai bentuk komunikasi melainkan juga sebagai cerminan kesiapan seorang bayi untuk menjalankan tugas perkembangan yang merupakan hasil atau respon terhadap pengaruh stimulus lingkungan. Stimulus lingkungan bukan merupakan satu

29 15 satunya faktor yang mempengaruhi perilaku bayi. Usia gestasi yaitu usia kehamilan saat bayi dilahirkan dan kematangan saraf pusat merupakan faktor lain yang mempengaruhi bagaimana bayi berperilaku (Bobak, Lodemilk & Jensen, 2005) Skin to skin contact Pengelolaan lingkungan perawatan yang dilakukan dalam developmental care ini meliputi stimulasi perkembangan kemampuan visual melalui gambar dan warna, stimulasi taktil dan oral, pemberian terapi non farmakologis seperti pembedongan,sentuhan, fasilitas ikatan atau interaksi orang tua dan anak dapat berupa kunjungan orang tua atau skin to skin contact atau yang dikenal dengan perawatan metode kanguru, dimana sangat penting untuk proses adaptasi bayi dan orang tua terhadap kehadiran dan penerimaan satu sama lain (Sizun & Westrup, 2004; Maguire et al, 2008; Wong et al, 2009; Kanner & McGrath, 2009). Ludington pada tahun 1990 mengamati efek skin to skin contact pada bayi prematur terhadap level aktivitas dan periode tidur tenang. Hasil penelitian meyebutkan bahwa terjadi penurunan level aktivitas dan disertai peningkatan periode tidur selama skin to skin contact. Gray et al (2000) mengemukakan bahwa skin to skin contact antara ibu dan bayi selama menit terbukti menurunkan intensitas menangis dan menstabilkan denyut jantung.

30 Minimal Handling Pengelolaan lingkungan perawatan intensif lainya yang dapat dilakukan dalam developmental care adalah minimal handling. Minimal handling dilakukan untuk memberikan waktu istirahat dan tidur bagi bayi tanpa adnya gangguan aktivitas pengobatan, perawatan dan pemeriksaan lainnya dengan cara sedikit mungkin memberikan penanganan pada bayi atau memungkinkan penanganan bayi untuk beberapa tindakan dalam satu waktu. Contoh tindakan minimal handling adalah meberlakukan jam tenang, meminimalkan membuka menutup inkubator utuk hal yang tidak perlu (Sizun & Westrup, 2004; Maguire et al, 2008; Wong et al, 2009) Nesting Pemasangan Nesting atau sarang yang mengelilingi bayi dan posisi fleksi juga merupakan bentuk dari pengelolaan lingkungan dalam developmental care. Nesting dapat menopang tubuh bayi dan memberikan tempat yang nyaman (Lissauer & Fanaroff, 2009). Posisi fleksi sendiri merupakan posisi terapeutik karena posisi ini bermanfaat dalam mempertahankan normalitas batang tubuh (Kenner & McGrath, 2004) dan mendukung regulasi diri karena melalui posisi ini bayi difasilitasi untuk meningkatkan aktivitas tangan ke mulut dan tangan menggenggam (Kenner & McGrath, 2004; Wong et al, 2009). Dalam Bobak, Lowdemilk dan Jensen (2005) disebutkan pula bahwa posisi fleksi bayi baru lahir di duga berfungsi sebagai sistem pengamanan

31 17 untuk mencegah kehilangan panas karena sikap ini mengurangi pemajanan permukaan tubuh pada suhu lingkungan Intensitas suara American Academy of Pediatrics (AAP) (dalam Kenner &McGrath,2004) merekomedasikan bahwa pengelolaan lingkungan intensif dengan pengendaliaan intensitas suara di ruang perawatan tidak boleh melebihi 48 desibel (db). Kebisingan lingkungan perawatan berkontribusi terhadap peningkatan level hormon stress pada bayi BBLR sehingga penerapan developmental care untuk menurunkan level hormon stress yang dipengaruhi oleh kebisingan dengan menggunakan penutup telinga bagi bayi BBLR, mendorong petugas kesehatan untuk berbicara dengan tenang selama di ruang perawatan (Sizun & Wistrup, 2004; Maguire et al,2008; Wong et al, 2009) Penutup Inkubator Pengaturan pencahayaan menjadi bagian penting dalam pengelolaan lingkungan pada developmental care. Pencahayaan untuk melakukan prosedur medis dan perawatan direkomendasikan sebesar 60 footcandles (ftc) (AAP, 1997 dalam Kenner & McGrath, 2004),White (dalam Kenner & McGrath,2004) juga merekomendasikan tentang intensitas pencahayaan sebesar ftc sebagai pencahayaan yang adekuat dalam lingkungan perawatan bayi. Penggunaan penutup inkubator untuk menurunkan intensitas pencahayaan dalam pengelolaan lingkungan pada penerapan developmental care.

32 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Keaslian Penelitian N Nama o peneliti 1 Antarini Indriansari Judul penelitian Metode Hasil Penelitian Pengaruh developmental care terhadap fungsi fisiologis dan perilaku tidur terjaga bayi BBLR di RS Fatmawati Jakarta Metode penelitian ini menggunakan quasy eksperimental dengan self controlled study design. Sample penelitian 15 BBLR yang dirawat di ruang perinatologi dipilih menggunakan tekhnik purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan penerapan developmental care terhadap perilaku terjaga dan tidur tenang (p=0,002) dan penurunan tidur aktif (p=0,003) serta penurunan denyut nadi(p=0,20) namun tidak signifikan terhadap saturai oksigen (p= 0,234) 2 Lia Herliana Pengaruh developmental care terhadap respon nyeri akut pada bayi prematur yang dilakukan prosedur invasif di RSU Tasikmalaya dan RSU Ciamis Metode penelitian menggunakan quasy experimental non equivalent control group before and after design. Dengan jumlah sample 42 bayi prematur. Terdiri dari 21 kelompok kontrol dan 21 responden sebagai kelompok intervensi Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dari respon nyeri akut sebelum dan sesudah developmental care (p=0,000)

33 19 3 Sandie Bredemeyer, Shelley Reid, Jan polverino dan Crista wocadlo Implementation anf Evaluation of an Individualized developmental care program in a Neonatal Intensive care Unit Metode penelitian ini menggunakan study cohort. Sample penelitian yang diambil adalah bayi sangat prematur atau usia gestasi kurang dari 32 minggu dengan jumlah responden 110 bayi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara tingkat cemas bayi dan orang tua

34 Kerangka Teori BBLR Imaturitas organ BBLR Perawatan Intensif (stimulus yang berlebihan) Stres Fisiologis BBLR Stres BBLR menurun yang dapat diamati melalui stabilisasi nilai HR, SpO2 DEVELOPMENTAL CARE a. Stimulus visual, taktil, oral b. Skin to skin contact c. Minimal handling d. Clustered care e. Penutup inkubator f. Bicara perlahan g. Nesting Gambar 2.1 Kerangka Teori

35 Kerangka Konsep BBLR Developmental care Stres fisiologis Gambar 2.2 Kerangka Konsep 2.5 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian ( Nursalam, 2003 ). Hipotesis terbagi dalam 2 tipe : a. Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh pemberian developmental care terhadap stress fisiologis pada BBLR. b. Hipotesis alternative (Ha/H1): Ada pengaruh developmental care terhadap stress fisiologis pada BBLR.

36 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental. Quasy Experimental adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan kelompok kontrol namun tidak sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi penelitian (Sugiyono,2008). Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam quasy experimental dengan menggunakan Non Equivalent Control group design yaitu metode penelitian yang memberikan perlakuan dan terdiri dua tau lebih kelompok subjek. Before and After design karena penelitian ini membandingkan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tetapi tidak perlu kelompok kontrol yang benar benar sama. Bentuk rancangan dapat di gambarkan sebagai berikut : Pretest perlakuan post test x Kelompok Intervensi Q1 Q3 Kelompok Kontrol Q2 Q4 Keterangan : Q1 Q3 : Kelompok intervensi sebelum diberikan perlakuan : Kelompok Intervensi setelah diberikan perlakuan

37 23 Q2 Q4 X : Kelompok Kontrol sebelum diberikan perlakuan : kelompok Kontrol setelah diberikan perlakuan : perlakuan, yaitu developmental care 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian adalah sejumlah subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah bayi BBLR yang dirawat di ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Sampel Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroamoro & Ismael, 2010). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2013) berupa kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sampel sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: Bayi dirawat di inkubator tidak menggunakan ventilator mekanik. Kriteria eksklusi adalah kondisi yang menyebabkan subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian.

38 24 (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Bayi yang mengalami perdarahan intraventrikuler. 2. Bayi yang mengalami distres pernafasan. 3. Bayi yang dengan riwayat penyakit kardiovaskuler atau PJB (Penyakit Jantung Bawaan). 4. Bayi yang mengalami demam atau sepsis. Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menurut Notoatmojo (2010) sebagai berikut : Keterangan : N n : Jumlah populasi : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan = 0,01 n = (0,1) 2 n= 46,8 Berdasarkan rumus diatas penelitian ini membutuhkan sampel 47 responden.

39 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang prinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. RS Panti Waluyo merupakan rumah sakit tipe C yang belum menerapkan developmental care Waktu Penelitian Waktu pengumpulan data penelitian dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan yang dimulai pada Februari sampai dengan Februari sampai dengan Mei Variabel penelitian, Definisi Operasional dan Skala pengukuran Tabel 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala pengukuran Variabel Independen No Variabel Definisi 1 Variabel Independen : developmen tal care Operasional Pemberian developmental care pada BBLR selama menjalani perawatan di ruang perinatologi RS Panti Waluyo meliputi : pemberian nesting, minimal handling, clustered care, penutup inkubator, skin to skin contact Alat ukur Alat Ukur : lembar observasi Cara Ukur: memberikan intervensi developmental care pada BBLR di Ruang perinatologi RS Panti Waluyo Indikator penilaian 1 : tidak, bila bayi BBLR tidak mendapat intervensi developmen tal care artinya responden pada fase tanpa developmen tal care 2 : Ya, bila bayi BBLR mendapat intervensi developmen tal care Skala Nominal

40 26 artinya responden pada fase developmen tal care Variabel dependen No Variabel Definisi 1 Fungsi fisiologis : saturasi oksigen 2 Fungsi fisiologis : denyut nadi (HR) operasional Pengukuran aliran oksigen tubuh BBLR bayi Frekuensi denyut nadi BBLR dalam 1 menit Alat Ukur Alat ukur : alat monitoring saturasi oksigen (pulse Oxymetri) dan lembar observasi Cara ukur : melakukan pencatatan nilai saturasi yang tertera dalam alat pulse Oxymetri. Pembacaan dilakukan tepat pada tiap 2 menit dalam rentang wwaktu 20 menit. Pada masing masing fase yaitu fase tanpa developmental care dan fase developmental care Alat ukur : alat monitoring denyut nadi (patient monitor) dan lembar observasi Indikator penelitian Nilai saturasi dalam angka (prosentase) Nilai denyut nadi dalam angka skala Interval Interval

41 27 Cara ukur : melakukan pencatatan nilai HR yang tertera dalam alat patient monitor Pembacaan dilakukan tepat pada tiap 2 menit dalam rentang waktu 20 menit. Pada masing masing fase yaitu fase tanpa developmental care dan fase developmental care Variabel lainnya : Karakteristik responden 3 Usia Gestasi 4 Usia saat penelitian Usia kehamilan saat bayi dilahirkan Usia bayi BBLR saat pengambilan data penelitian dilakukan yang dihitung dari tanggal kelahiran bayi Alat ukur : lembar observasi Cara ukur: melihat catatan usia gestasi bayi BBLR yang tercatat di Rekam Medis Alat ukur : lembar observasi Cara ukur : Menghitung usia bayi BBLR sejak bayi dilahirkan sampai pengambilan data penelitian dilakukan. Tanggal Usia gestasi dalam minggu hari Interval Rasio

42 28 5 Berat badan lahir 6 Berat badan saat penelitian Berat badan lahir bayi Berat badan bayi saat pengambilan data penelitian dilakukan 7 Anemia Diagnose atau adanya riwayat anemia saat dilakukan pengambilan data kelahiran dalam rekam medis bayi Alat ukur : lembar observasi Cara ukur : Melihat data berat badan bayi BBLR dalam catatan rekam medis bayi Alat ukur : lembar observasi Cara ukur : Melihat data berat badan bayi BBLR dalam catatan harian perawat Alat ukur ; lembar observasi Cara ukur : melihat hasil pemeriksaan kadar Hb bayi BBLR terakhir di catatan rekam medis bayi. Apabila Hb < 13 gr% maka bayi dikategorikan mengalami anemia Berat badan dalam gram Berat badan dalam gram 1: tidak, bila bayi BBLR mempunyai kadar Hb 13 gr% saat dilakukan pengambilan data penelitian atau tidak adanya riwayat anemia saat sebelum penelitian 2: ya, bila bayi BBLR memiliki kadar Hb 13 gr % saat dilakukan pengambilan data penelitian Interval Interval Nominal

43 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Alat penelitian Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kondisi fisiologis bayi, yang memuat informasi mengenai karakteristik responden meliputi usia gestasi, usia bayi saat penelitian, berat badan lahir bayi, berat badan bayi saat penelitian, anemia dan fungsi fisiologis: saturasi oksigen, denyut nadi. Alat untuk mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oxymetri dan alat untuk mengukur denyut nadi menggunakan patient monitor. Validitas alat dilakukan dengan cara kalibrasi sebelum penelitian. Pencatatan hasil observasi terhadap fungsi fisiologis: saturasi dan denyut nadi dilakukan bersamaan yaitu tiap 2 menit dalam waktu 20 menit untuk tiap tiap fase, fase tanpa developmental care atau pada kelompok kontrol dan fase dengan developmental care pada kelompok perlakuan Cara Pengumpulan Data 1. Persiapan Persiapan penelitian meliputi : a. Peneliti mengajukan permohonan ijin ke Stikes Kusuma Husada. b. Peneliti menyampaikan ijin Penelitian dari Direktur RS Panti Waluyo ke Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo.

44 30 2. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini meliputi : a) Peneliti menyampaikan sosialisasi mengenai intervensi developmental care kepada kepala Ruang perinatologi, Ketua Tim dan seluruh pelaksana Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo. b) Peneliti bekerjasama dengan perawat ruang Perinatologi untuk menentukan responden. c) Peneliti menetapkan responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. d) Peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat serta prosedur dan hak- hak responden kepada orang tua responden. e) Penelitian dilakukan setelah orang tua responden memberikan ijin dengan menandatangani informed concent. f) Peneliti mulai melakukan pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. g) Peneliti melakukan pengumpulan data melalui alur prosedur dengan membagi responden menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol:

45 31 1) Touching time, yaitu bayi mendapatkan perawatan seperti ganti popok, asupan oral, perawatan tali pusat prosedur atau tindakan perawatan lain setelah itu bayi dipasang nesting. 2) Periode stabilisasi, yaitu setelah touching time bayi diberikan waktu istirahat sekitar 20 menit sebelum pengukuran nadi dan saturasi tanpa developmental care. 3) Fase tanpa developmental care yaitu bayi kemudian setelah stabilisasi dilakukan pengukuran fungsi fisiologis : nadi dan saturasi tanpa ada intervensi developmental care tiap 2 menit selama 20 menit. 4) Setelah selesai pengukuran pada kelompok kontrol bayi tetap di beri nesting. Pengukuran fungsi fisiologis tanpa developmental care dilakukan selama 10 hari. Pada kelompok perlakuan: 1) Touching time (1), yaitu bayi mendapatkan perawatan atau tindakan keperawatan seperti ganti popok, asupan oral dalam satu waktu agar bayi tidak mendapatkan penanganan berulang 2) Fase dengan developmental care yaitu bayi mendapatkan intervensi developmental care : pemasangan nesting, penutup inkubator, clustered care, pengaturan intensitas suara dan skin to skin contact

46 32 3) Periode stabilisasi sekitar 20 menit. 4) Dilakukan pengukuran fungsi nadi dan saturasi tiap 2 menit selama 20 menit. 5) Setelah pengukuran fungsi fisiologis bayi di biarkan istirahat 6) Touching time (2) bayi mendapatkan prosedur perawatan ganti popok, atau tindakan perawatan lain. 7) Skin to skin contact atau perawatan metode kanguru dengan ibu bayi jika kondisi ibu memungkinkan. Tetapi jika tidak bisa digantikan oleh ayah atau keluarga lain minimal 1 jam. 8) Periode stabilisasi selama 20 menit. 9) Pengukuran nadi dan saturasi setiap 2 menit sekali selama 20 menit. Pengukuran fungsi fisiologis dengan developmental care dilakukan selama 10 hari. 3.6 Teknik pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan sebagai langkah awal sebelum analisis data. Pengolahan data ada beberapa tahapan (Setiadi, 2013) : a. Editing / memeriksa Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap :

47 33 a) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabnnya, meskipun jawabannya hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. b) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau pengolah data salah membaca. c) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya. b. Coding / memberi tanda Adalah mengklasifikasikan jawaban jawaban daripada responden kedalam bentuk angka / bilangan. Coding data berdasarkan rencana hail ukur yang telah disusun dalam definisi operasional. Seperti memberikan kode 1 untuk fase kontrol, kode 2 untuk fase intervensi atau untuk karakteristik Anemia, kode 1 untuk karakteristik responden yang tidak mengalami anemia dan kode 2 untuk karakteristik responden yang mengalami anemia. c. Processing Adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dapat dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuisoner ke paket program komputer. d. Cleaning Pembersihan data, lihat variabel apakah sudah benar atau belum. Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry data ke komputer.

48 34 Analisa data adalah langkah setelah dilakukan pengolahan data. Analisa data bertujuan : 1) Untuk mengetahui komponen komponen yang mempunyai sifat menonjol dan mempunyai nilai yang ekstim. 2) Membandingkan antara komponen dengan menggunakan nilai rasio. 3) Memperbandingkan antara komponen dengan keseluruhan menggunakan nilai proporsi (prosentase) kemudian menyimpulkannya. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : 1. Analisa Univariat Merupakan analisa yang menjelaskan karakteristik dari masing masing variabel yang diteliti (Hastono,2007). Karakteristik variabel yang dianalisa dalam penelitian ini adalah usia gestasi, berat badan lahir, berat badan saat penelitian, anemia, saturasi oksigen, denyut nadi. Variabel anemia dijelaskan menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase karena merpakan data kategorik. Variabel data numerik yaitu usia gestasi, berat badan lahir, berat menggunakan distribusi frekuensi dan prosentase karena merpakan data kategorik. Variabel data numerik yaitu usia gestasi, berat badan lahir, berat badan saat penelitian, saturasi oksigen, denyut nadi dianalisa menggunakan varians data. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan antara dua variabel atau lebih (Hastono,2007) adapun analisa bivariat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

49 35 Untuk mengetahui beda stres fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan uji independent t- tes. b) Uji paired t test dilakukan untuk mengetahui perbedaan stres fisiologis sebelum dan sesudah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan untuk mengetahui beda stres fisiologis sebelum dan sesudah tanpa developmental care pada kelompok kontrol. c) Sebelum melakukan analisis bivariat harus dilakukan uji normalitas. Data dikatakan normal apabila hasil uji dengan Shapiro-Wilk > 0, Uji alternatif Jika dengan uji independent t- test ditemukan distribusi data yang tidak normal maka dilakukan uji non parametrik dengan Mann-Whitney dan untuk distribusi data yang abnormal pada Uji paired t-tes dilakukan uji non parametric dengan Wilcoxon. 3.7 Etika penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip prinsip etik yang bertujuan untuk melindungi subjel penelitian. American Nurses Associations (2001) dalam Labiondo Wood dan Haber (2006) menyebutkan terdapat lima petunjuk prinsip prinsip etik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

50 36 a) Right to self determination Dalam hal ini peneliti meminta kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian melalui persetujuan orang tua responden (informed consent) terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang tujuan, manfaat, prosedur penelitian. b) Right to privacy and dignity Peneliti menjaga privasi dan martabat responden dalam hal ini bayi BBLR dengan menyapa, memberikan salam dan mengucapkan terima kasih setelah dilakukan pengambilan data. c) Right to anonymity and confidentiality Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden yang terlibat dalam penelitian ini dengan tidak mencatumkan nama responden tetapi inisial responden. d) Right to fair treatment Dalam penelitian ini responden tetap mendapatkan intervensi developmental care. Intervensi developmental care diberikan pada responden setelah selesai pengambilan data pada fase tanpa developmental care. e) Right to protection from discomfort and harm Kenyamanan dan resiko yang mungkin muncul karena intervensi tetap di perhatikan dalam penelitian ini. Intervensi tidak dipaksakan kepada responden ketika responden dalam pemeriksaan atau tindakan lain untuk kepentingan responden.

51 37 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Variabel dengan data numerik yaitu usia gestasi, usia saat penelitian, berat badan lahir, berat badan saat penelitian disajikan dengan menggunakan nilai rerata, minimum, maksimum, standar deviasi atau simpangan baku. Dan variabel kategorik anemi disajikan dengan distribusi frekuensi dan prosentase Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia gestasi, umur bayi saat penelitian, berat badan lahir, berat badan saat penelitian di RS Panti Waluyo Surakarta Februari Mei 2015 (n=47) Variabel Minimum Maksimum Mean Std. deviation usia gestasi (minggu) usia bayi saat penelitian (hari) berat badan lahir (gram) berat badan saat penelitian (gram) Tabel 4.1 menunjukkan rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan usia gestasi 33,48 minggu dengan nilai simpangan baku 2.32 minggu.

52 38 Rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan usia saat penelitian adalah 0.17 hari dengan nilai simpangan baku 0.43 hari. Rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan berat badan lahir sebesar gram dengan simpangan baku gram. Rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan berat badan saat penelitian sebesar gram dengan simpangan baku gram. Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Anemia saat penelitian di RS Panti Waluyo Surakarta Februari Mei 2015 (n=47) Variabel Frekuensi Percent (%) Tidak anemia Anemi total Tabel tentang distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan Anemia di dapatkan hasil bahwa bayi yang tidak mengalami anemia paling banyak yaitu sejumlah 40 atau 85.1 % dan bayi yang mengalami anemia sebanyak 7 (14,9%). 4.2 Stres fisiologis sebelum developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Stres fisiologis saturasi oksigen dan denyut nadi pada fase sebelum developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah sebagai berikut:

53 39 Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan saturasi oksigen dan denyut nadi sebelum developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan saat penelitian di RS Panti Waluyo Surakarta Februari Mei 2015 (n=47) Variabel kelompok Minimal Maksimal Mean Std. Deviasi SpO2 pre test Kontrol Perlakuan Denyut Nadi Kontrol pretest Perlakuan Tabel 4.2 menunjukkan rerata SpO2 sebelum developmental care pada kelompok kontrol adalah % dengan simpangan baku 1,91 dan rerata SpO2 sebelum developmental care pada kelompok perlakuan adalah 92% dengan simpangan baku rerata Denyut Nadi sebelum developmental care pada kelompok kontrol adalah 119 x/menit dengan simpangan baku 9.10 dan rerata Denyut Nadi sebelum developmental care pada kelompok perlakuan adalah 115 x/menit dengan simpangan baku Stres fisiologis sesudah developmental care Pada kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Stres fisiologis saturasi oksigen dan denyut nadi pada fase sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah sebagai berikut:

54 40 Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan saturasi oksigen dan denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan saat penelitian di RS Panti Waluyo Surakarta Februari Mei 2015 (n=47) Std. Variabel kelompok Minimal Maksimal Mean Deviasi Kontrol SpO2 post test Perlakuan Kontrol Denyut Nadi Perlakuan post test 6 Tabel 4.3 menunjukkan rerata SpO2 sesudah developmental care pada kelompok kontrol adalah % dengan simpangan baku 2.05 dan rerata SpO2 sesudah developmental care pada kelompok perlakuan adalah 93% dengan simpangan baku Rerata denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok kontrol adalah 157 x/menit dengan simpangan baku dan rerata denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok perlakuan adalah 148 x/menit dengan simpangan baku Beda stres fisiologis sebelum dan sesudah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan Perbedaan rerata stres fisiologis saturasi oksigen dan denyut nadi sebelum dan sesudah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan responden adalah sebagai berikut:

Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak

Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta CH. Tri Andar Utami 1), Happy Indri Hapsari 2), Anissa Cindy Nurul Afni 2) Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menggariskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Badan Lahir Rendah 2.1.1 Pengertian Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Berat

Lebih terperinci

PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS

PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DEVELOPMENTAL CARE TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS DAN PERILAKU TIDUR-TERJAGA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TESIS ANTARINI IDRIANSARI 0906574764 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental (Setiadi,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental (Setiadi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Sustainable Development Goals salah satunya yaitu menurunkan angka kematian bayi (0-11 bulan) yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitative dengan metode quasy experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- Post Test Design yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu intervensi

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH. Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar

INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH. Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar INOVASI KEPERAWATAN NESTING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH A. Pengertian Nesting Nesting berasal dari kata nest yang berarti sarang. Filosofi ini diambil dari sangkar burung yang dipersiapkan induk burung

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab III menguraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional. A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, instrument

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, instrument BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian yang digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, instrument pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control group, dengan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

*Armi

*Armi PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU DENGAN INKUBATOR TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR) YANG TERPASANG ALAT MEDIS DI RUANG PERINA A DAN NICU RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2015 *Armi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah angka kematian bayi pada suatu negara, akan menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat negara itu. Data statistik bisa menampilkan secara jelas tentang banyaknya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 34 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan mengenai kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi operasional dari variabel yang diteliti. A. Kerangka Konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experiment rancangan penelitian one group pre test-pasca test desain. One group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini terdiri dari rancangan penelitian dan metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO i PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : ENDHAH SULISTYOWATI NIM.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post test with control group design, dimana pada kelompok pertama diberikan perlakuan terapi musik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non equivalent control group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pre dan post control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Psikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang ada, tidak semua variabel akan diteliti, tetapi peneliti memilih variabel yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen Design dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Two Group Pre Test and Post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply BAB I PENDAHULUAN Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius. Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian quasy experimental dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui hemoglobin pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan tipe pendekatan model quasi eksperimental yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang penting di seluruh dunia khususnya pada negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Selatan serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control group design. Quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen semu (quasy experiment) pretest-posttest control group design,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen semu (quasy experiment) pretest-posttest control group design, 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan eksperimen semu (quasy experiment) pretest-posttest control group design, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group design.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alatalat tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi eksperiment research) dengan rancangan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu sebagai kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan pendekatan dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pasien kritis yang terpasang ventilator Mobilisasi Progresif Level I: - Head Of Bed - Continous Lateral Rotation Therapy Resiko dekubitus: skala braden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini kebalikan dari penelitian kohort

Lebih terperinci

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif analitik, yang bertujuan memberikan gambaran kepada pembaca dan menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan rancangan penelitian pre-test and post-test with control group. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan time series.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan time series. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan time series. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan afirmasi positif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post test design. Memberikan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini adalah berdasarkan konsep tipe diagnosa keperawatan (Carpenito, 1997) dan Nursalam (2001).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP dr. Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan quasy experimental study with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen (intervensi) kepada responden berupa pemberian konseling gizi, yang kemudian diukur akibat atau pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost test

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment melalui rancangan Non-random Control Group Pretest-

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan KHARUZA FIKRIYA NIM: R1115052

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013 Zakiah 1, Norhajati Bt. Zulbachri Noor 2, Erni Setiawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test post test with control group design. Penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kebidanan dan Kandungan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA/sederajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Skema 3.1 Kerangka Konsep Gangguan pernafasan/oksigenasi 1. Usia 2. Jenis Kelamin pasien terpasang ventilasi mekanik Nyeri Painfull procedur (Penghisapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci