BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN EXECUTIVE GAME CENTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN EXECUTIVE GAME CENTER"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN EXECUTIVE GAME CENTER 4.1. Gagasan Perencanaan Fungsi dan Peranan Executive Game Center 1. Fungsi Executive Game Center memiliki fungsi antara lain: a. Sebagai pusat tempat olahraga kalangan atas atau eksekutif yang dimana biasanya harus menggunakan lahan yang luas dan lebar kini dibuat lebih simpel dan sederhana menjadi permainan olahraga yang dapat dilakukan dalam sebuah gedung. b. Sebagai tempat berlatih dan berkumpul. 2. Peranan Keberadaan Executive Game Center mempunyai peranan sebagai berikut: a. Sebagai tempat bermain olahraga dan merelaksasikan tubuh dan pikiran dari kepenatan pekerjaan. b. Memberikan kemajuan Kota baik dari segi olahraga, pariwisata dan ekonomi Sasaran dan Lingkup Pelayanan Executive Game Center Sasaran Executive Game Center adalah Masyarakat kalangan atas atau golongan eksekutif di Surakarta secara khususnya dan masyarakat kalangan atas yang berkunjung di Surakarta serta tidak menutup kemungkinan semua golongan yang ingin menikmatinya Pelaku Kegiatan Executive Game Center Secara garis besar pelaku kegiatan di Executive Game Center dapat dikelompokkan sebagi berikut : a. Pengelola 1. Direktur 2. Manager 3. Divisi administrasi 118

2 4. Divisi Golf Virtual 5. Divisi Softball Virtual 6. Divisi Bowling Virtual 7. Divisi Billiard 8. Divisi Futsal 9. Divisi Fitness 10. Divisi Tennis Virtual 11. Divisi Tennis Squash 12. Divisi Shooting Virtual 13. Divisi Boxing Virtual 14. Divisi Balap Virtual 15. Divisi Fishing Virtual 16. Divisi Dancing Virtual 17. Divisi Downhill Virtual 18. Divisi Percussion Virtual 19. Divisi Nascar Racing Virtual 20. Divisi Motocycle Virtual 21. Divisi Star Wars Trilogy 22. Divisi Blazzing Angel Squadrons 23. Divisi Harley Davidson 24. Divisi Top Skaters Virtual 25. Divisi Rockband Virtual 26. Divisi Guitar Hero 27. Divisi Foosball 28. Divisi SPA 29. Divisi Sport Station 30. Divisi Cafetaria 31. Divisi Food Court 32. Divisi Gramedia 33. Divisi Family Karaoke c. Masyarakat kalangan atas / eksekutif 119

3 d. Maintenance gedung 4.2. Lokasi Gedung Analisa Lokasi Executive Game Center adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat sarana olahraga dan kebugaran yang menjadi sasaran utama adalah masyarakat kalangan atas, maka pemilihan site harus berada dikawasan pusat bisnis kota atau wilayah yang dapat terjangkau dan relatif dekat dengan pusat kota. Pemilihan site juga harus mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: terdapat sarana dan prasarana yang baik disekitar lokasi site, kemudahan akses menuju site sehingga aktivitas Executive Game Center dapat erwadahi secara optimal. Lokasi yang dipilih untuk dibangun sarana Executive Game Center adalah: a. Alternatif 1 Area yang terletak di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo, sebelah barat Luwes, dengan kondisi eksisting site : 1. Termasuk area pusat pelayanan kota I dan II yang mengacu pada fungsi pariwisata budaya, perdagangan dan jasa, olahraga dan industri kreatif. 2. Luas lahan ± 1,08 Ha. 3. Berada di pusat kota. 4. Tanah milik perusahaaan. 5. Tanah tidak berkontur. 120

4 Gambar 4.1. Batas Lokasi Alternatif 1 Sumber: , ,333m/data=!3m1!1e3!4!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014 Batas-batas lokasi Utara Timur : Jl. Slamet Riyadi dan Hotel Novotel : LUWES Selatan : Graha Farma Barat b. Alternatif 2 : Solo Mio Galleria Area yang terletak di Jl. Ronggo Warsito no. 123, Banjarsari, Solo, dengan kondisi eksisting site : 1. Termasuk area pusat pelayanan kota II dan III yang mengacu pada fungsi pariwisata, olahraga, industri kreatif, permukiman, perdagangan dan jasa. 2. Luas lahan ± 0,6 Ha. 3. Berada di pusat kota. 4. Tanah milik perusahaaan. 5. Tanah tidak berkontur. 121

5 Gambar 4.2. Batas Lokasi Alternatif 2 Sumber: , ,333m/data=!3m1!1e3!4!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014 c. Alternatif 3 Area yang terletak di Jl. Dr. Radjiman no. 312, Laweyan, Solo, dengan kondisi eksisting site : 1. Termasuk area pusat pelayanan kota I dan II yang mengacu pada fungsi pariwisata budaya, perdagangan dan jasa, olahraga dan industri kreatif. 2. Luas lahan ± 2,5 Ha. 3. Berada di dekat pusat kota 4. Tanah milik pemerintah. 5. Tanah tidak berkontur. 122

6 Gambar 4.3. Batas Lokasi Alternatif 3 Sumber: , ,333m/data=!3m1!1e3!4!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815 :0xdb05ffcadccb6115, Analisa Pemilihan Site Kriteria Pemilihan Site Kriteria-kriteria yang dijadikan pedoman menganalisa pemilihan site untuk Executive Game Center sebagai berikut : a. Fungsi lahan (Land use) Kesesuaian fungsi kawasan menurut ketentuan RURTK Kota Surakarta b. Ketersediaan lahan Ketersediaan lahan yang cukup luas dan cukup menampung berbagai ruang dan aktifitas yang menunjang fungsi-fungsi di dalamnya. c. Ketersediaan infrastruktur 123

7 Site terletak pada daerah yang sudah mempunyai fasilitas sarana prasarana penunjang serta fasilitas kebutuhan pokok bangunan umum seperti saluran air bersih, listrik, telepon, dan saluran pembuangan air kotor. d. Pencapaian Site terletak pada daerah yang strategis sehingga memungkinkan dapat di akses dari berbagai arah serta memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota. e. Kondisi tanah Kondisi tanah yang tidak berkontur dan kualitas yang baik sehingga langsung dibangun. f. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan yang mendukung aktifitas di dalam bangunan Tabel 4.1 Skala prioritas kriteria pemilihan site No. Kriteria Bobot 1. Fungsi kawasan 4 2. Kondisi lingkungan 3 3. Pencapaian 4 4. Ketersediaan Infrastruktur 3 5. Ketersediaan lahan 3 6. Kondisi tanah 2 Sumber : Analisa penulis, 2014 Keterangan bobot kriteria : Sangat mendukung = 4 Mendukung = 3 Cukup mendukung = 2 Kurang mendukung = 1 124

8 Penentuan Lokasi Bebrapa alternaif site yang sudah di pilih yaitu alternatif 1 terletak di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo (sebelah selatan Luwes), alternatif 2 terletak di Jl. Ronggo Warsito no. 123, Banjarsari, Solo, dan alternatif 3 terletak di Jl. Dr. Radjiman no. 312, Laweyan, Solo. Penentuan lokasi site dilakukan dengan penilaian berdasarkan potensi lokasi dan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil yang dipilih merupakan potensi site yang lebih memadahi dan potensial untuk perencanaan Executive Game Center di Kota Surakarta. Berikut ni adalah tabel penilaian untuk menentukan lokasi site. Tabel 4.2. Skala prioritas kriteria pemilihan site Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Kriteria Skala Range Hasil Skala Range Hasil Skala Range Hasil Prioritas Hasil Prioritas Hasil Prioritas Hasil Fungsi Kawasan Kondisi Lingkungan Pencapaian Ketrsediaan Infrastruktur Ketresediaan Lahan Kondisi Tanah Jumlah Sumber : analisa penulis, 2014 Keterangan bobot kriteria 4 = Sangat baik 3 =Baik 2 = Cukup 1 = Kurang Berdasarkan hasil analisa penilaian di atas, maka site yang paling tepat untuk dibangun sebagai Executive Game Center terletak di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo (sebelah selatan Luwes). 125

9 4.4. Analisa Pengolahan Site Kondisi Eksisting Site Site berada di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo, merupakan lahan kosong milik Perusahaan, batas-batas site yaitu : Utara : Jl. Slamet Riyadi dan Hotel Novotel Timur : Luwes Selatan : Graha Farma Barat : Solo Mio Galleria Gambar 4.4. Kondisi Eksisting Site Sumber: Analisa Penulis,

10 Gambar 4.5. Luas Site Area Sumber: , ,333m/data=!3m1!1e3!4!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014 Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site, a. Site ada di sebelah Jl. Slamet Riyadi merupakan sekunder b. Topografi relatif data c. Koefisien Dasar Bangunan = 60% d. Koefisien garis Sempadan bangunan = 15-20m Tabel 4.3. Ketinggian dan koefisien bangunan Nama Luas kapling Tinngi bangunan KDB KLB KDH Jalan (m²) (lapis) Jl. Slamet <500 4 lps (20m) >5 Riyadi 500-< l ps (20-40m) > < lps (44-70m) < lps (72-104m) < lps ( ) >5000 Max 30 lps (124m) 60 Max Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Surakarta

11 Analisa dan Konsep Pencapaian Tujuan dari analisa pencapaian ini adalah untuk menentukan letak pintu masuk utama (Main Entrance) dan untuk pintu kegiatan service (Side Entrance), dasar pertimbanganya adalah : Kriteria : a. Main Entrance (ME) 1. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi dan mudah di kenali dari jalur utama. 2. Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas, potensi jalan dan kegiatan disekitar lingkungan. 3. Jauh dari titik kemacetan dan menghadap langsung ke jalur utama b. Side Entrance (SE) 1. Tidak menggangu main entrance (ME). 2. Letak side entrance tidak diharuskan melalui jalur utama karena berfungsi sebagai sirkulasi servis dan karyawan. Analisa : a. Jl. Slamet Riyadi merupakan jalan utama dengan dua jalur sebagai penghubung jalur ke dalam dan keluar kota. b. Kedua sisi Jl. Slamet Riyadi terdapat jalur Pedestrian. Jalan Utama kota Jalur Lambat ME Pedestrian SE U Jalan ke arah Solo Baru Gambar 4.6. Analisa Jalan Sumber: Analisa Penulis,

12 Konsep : a. Merespon dari Site Lokasi,ME di sebelah barat dan SE berada disebelah timur. ME SE Gambar 4.7. Analisa Letak SE dan ME Sumber: Analisa Penulis, Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal, sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan. Kriteria : a. Orientasi dimaksudkan sebagai pengarah atau penunjuk terhadap kegiatan yang ada pada bangunan. b. Letak ME dan SE. c. Memanfaatkan kondisi iklim. Analisa : Berdasarkan letak site terhadap lingkungan sekitar, orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Slamet Riyadi. 129

13 Orientasi ke arah Jl. Slamet Riyadi Gambar 4.8. Analisa Orientasi Bangunan Sumber: Analisa Penulis, 2014 Konsep : a. Secara garis besar, orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan utama kota. b. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yaitu dengan menghadapkan bangunan ke arah utara dan selatan untuk menghindari intensitas sinar matahari yang berlebihan dari arah barat dan timur Analisa dan Konsep View Tujuan dari analisa view adalah untuk mendapatkan arah pandang yang terbaik, baik dari dalam ke luar site atau pun sebaliknya sehingga menjadikan point of interest. Kriteria : a. View dari dalam site. b. View dari luar site. c. Situasi lingkungan sekitar. Analisa : a. View dari luar site berasal dari Jl. Slamet Riyadi. b. View dari dalam site berpotensi ke arah Jl. Slamet Riyadi. 130

14 View to & from Site Konsep : Gambar 4.9. Analisa View To dan From Site Sumber: Analisa Penulis, 2014 a. View di arahkan keluar bangunan untuk merespon tuntutan dari analisa konsep yaitu ke arah jalan arteri sehingga diharapkan nilai ekspos bangunan dapat menarik perhatian Analisa dan Konsep Kebisingan (Noise) Tujuan dari analisa kebisingan ini adalah untuk mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan di dalam bangunan, dasar pertimbnganya adalah : Kriteria: a. Sumber bunyi berasal dari luar site. b. Intergritas terhadap konsep view. c. Kenyamanan pengunjung. Analisa : a. Sumber kebisingan berasal dari Jl. Slamet Riyadi 131

15 Sumber kebisingan Bising Sedang Tenang Gambar Analisa Kebisingan Sumber: Analisa Penulis, 2014 Konsep : a. Penggunaan pagar pembatas dan vegetasi yang berdaun lebat, berfungsi mereduksi bangunan. b. Masalah kebisingan juga dapat diatasi dengan sistem zoning, fasilitas yang tidak membutuhkan keterangan yang serta fasilitas penunjang diletakkan berdekatan dengan zona bising sehingga dapat befungsi sebagai barier terhadap fasilitas yang membutuhkan privasi tinggi. Vegetasi Gambar Analisa Kebisingan Sumber: Analisa Penulis,

16 Analisa dan Konsep Iklim Tujuan dari analisa klimatologi adalah bagaimana memanfaatkan potensi alam (iklim) guna menunjang aktifitas di dalam banguan, dasar pertimbanganya adalah : Kriteria : a. Arah datang sinar matahari. b. Arah angin. c. Memanfaatkan kondisi iklim. Matahari siang : panas, tidak menyilaukan, tidak menyehatkan Matahari siang : panas, tidak menyilaukan, tidak menyehatkan Matahari pagi : panas, tidak menyilaukan, menyehatkan Konsep : Gambar Analisa Iklim Sumber: Analisa Penulis, 2014 a. Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan b. Penggunaan over hang pada bangunan tengan tujuan mengurangi tampias air hujan, selokan berfungsi mengalirkan air hujan ke riol kota. 133

17 c. Penggunaan vegetasi sebagai upaya membelokkan arah angin dengan tujuan mengurangi beban angin pada bangunan dan juga sebagai upaya memberikan kenyamanan. d. Menggunakan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih ke dalam ruangan. Gambar Respon Matahari Sumber: Analisa Penulis, 2014 Gambar Respon Hujan Sumber: Analisa Penulis,

18 Gambar Respon Angin Sumber: Analisa Penulis, Analisa dan Konsep Zonifikasi Tujuan dari analisa zonifikasi adalah untuk menata urutan tata ruang yang sesuai tingkat privasinya, dasar pertimbanganya adalah : Kriteria : a. Karakter kegiatan yang beraneka ragam. b. Kebutuhan kenyamanan dalam kegiatan. c. Tingkat kebisingan pada lingkungan sekitar tapak. Analisa : a. Site terletak di jalan raya merupakan jalan penghubung antar kota. b. Aktifitas sekitar site sedang karena merupakan daerah permukiman, perdaganagn dan pelayanan jasa. Konsep : a. Pemisahan atara zona publik, semi publik, privat kedalam bentuk penzoningan vertikal dan horizontal. b. Zona publik diletakkan di site bagian luar dekat jalan raya dan pintu masuk karena zona publik merupakan zona yang berhubungan dengan orang banyak (publik) sehingga harus mudah di capai. c. Zona semi publik diletakkan di site bagaian dalam karena zona ini tidak berhubungan langsung dengan publik. d. Zona privat merupakan zona yang digunakan untuk fungsi kegiatan penunjang. 135

19 Publik Semi Privat Publik Analisa dan Konsep Sirkulasi Gambar Analisa Zoning Sumber: Analisa Penulis, 2014 Tujuan dari analisa sirkulasi ini adalah untuk memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingngkan bagi pengguna serta tidak terjadi crossing antar jalur sirkulasi pengunjung, dasar pertimbanganya adalah : Kriteria : a. Kelancaran, kenyamanan, dan keamanan. b. Pemisahan jalur sirkulasi. c. Zonifikasi. Analisa : a. Sirkulasi pengunjung berupa pedestrian, jalur kendaraan. b. Area parkir berada di basement. c. Pemisahan sirkulasi antara penjalan kaki dan kendaraan bermotor. 136

20 IN OUT Gambar Analisa Sirkulasi Sumber: Analisa Penulis,

21 ESKALATOR TANGGA SE MOTOR ME MOTO R ME MOBIL ME PEJALAN KAKI SE MOBIL Gambar Analisa Keseluruhan Sumber: Analisa Penulis,

22 Analisa Kebutuhan Ruang Pengguna Pengunjung Pengelola Karyawan Aktifitas Kebutuhan Ruang v v v Area Parkir Datang & parkir Loading Dock v Kerja Direktur R. Direktur v Kerja Manager R. Manager v Mendampingi pimpinan R. Sekretaris v Membantu keuangan R. Bendahara v Mengurus bidang R. Seksi bidang v Menerima tamu R. Tamu v Mengadakan rapat R. rapat Kelompok Ruang Kelompok Pengelola v v v Solat Musolla v v v MCK KM/WC v Menertibkan keamanan R. Scurity v v Mendaftar R. Informasi v v v Bersantai R. Lobby v Membersihkan, Masak, Cuci R. Pantry /OB v Memperbaiki kerusakan R. Maintenance Kelompok v Menampung air bersih Groundtank Servis v Mendeteksi kelistrikan R. Panel R. Travo R. Genset v Menaruh barang Gudang v v v Merokok R. Smooking Area v v v Bermain Golf R. Golf Kelompok 139

23 v v v Bermain Softball R. Softball Pengunjung v v v Bermain Bowling R. Bowling v v v Bermain Billiard R. Billiard v v v Bermain Futsal Lapangan Futsal v v v Bermain Fitness R. Fitness v v v Merelaksasikan tubuh R. SPA v v v Berbelanja Sport Station v v v Makan, nongkrong Cafetaria v Mengarahkan permainan R. Operator v v v Bermain Tennis R. Tennis v v v Bermain Tennis Squash R. Tennis Squash v v v Bermain Tembak R. Shooting v v v Bermain Balap R. Balap v v v Bermain memancing R. Fishing v v v Bermain Dansa R. Dancing v v v Bermain Sepeda R. Downhill v v v Bermain Perkusi R. Percussion v v v Bermain Nascar R. Nascar Racing v v v Bermain Balap motor R. Motocycle v v v Bermain Perang R. Star Wars Kelompok v v v Bermain Pesawat R. Squadron Pengunjung v v v Bermain Motor Gedhe R. Harley Davidson v v v Bermain Skateboard R. Skaters v v v Bermain Alat musik R. Rock Band v v v Bermain Musik R. Guitar Hero v v v Bermain Fossball R. Foosball v v v Makan R. Food Court v v v Membaca R. Gramedia 140

24 Analisa Hubungan Ruang 141

25 Analisa Besaran Ruang Besaran ruang ditebtukan berdasarkan persyaratan kuantitatif suatu ruang yang meliputi volume aktifitas, besaran, serta flow dalam ruang. Luasan standart diperoleh dari : NAD A S : Neufert Ernest, Architect Data : Asumsi : Studi Banding Kelompok Pengelola Ruang Standart Jumlah Sumber Luas R. Direktur 30 1 NAD 30 R. Manager 30 1 NAD 30 R. Sekretaris 10 2 NAD 20 R. Bendahara 10 1 NAD 20 R. Seksi Bidang A 300 R. Tamu 15 / 5 1 A 15 orang R. Rapat 50/15oran 1 A 50 g KM/WC 1.65 x NAD 13,36 Jumlah 478,36 95,67 574,03 Kelompok Servis Ruang Standart Jumlah Sumber Luas R. Scurity 30 1 A 30 R. Lobby A 150 R. Informasi 25 1 A 25 R. Musolla 0, orang NAD 85 R. Wudhu 0,85 25 A 21,25 R. Pantri 25 1 A 25 R. Dapur 20 1 A 20 R. Maintenance 50 1 A 50 R. Grountank 25 1 A 25 R. Panel 20 1 A 20 R. Travo 15 1 A 15 R. Genset 25 1 A 25 R. Gudang A 400 R. Pompa 20 1 A 20 R. Smooking Area 25 2 A 50 Jumlah 961,25 192,25 142

26 1153,5 Kelompok Pengunjung Ruang Standart Jumlah Sumber Luas 1. Golf R. Golf 16x26x10 15 S 6240 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 50 1 A 50 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Ganti 0,85 25 NAD 21,85 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A KM 1.65 x NAD 44,54 20 NAD 17 Jumlah 7681,39 998,4 8679,79 2. Softball R. Softball 15x5x10 15 S 1125 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 50 1 A 30 R. Peralatan 25 1 A 25 R. Ganti 0,85 15 NAD 12,75 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A KM 1.65 x NAD 22,27 15 NAD 12,75 Jumlah 1462,77 292, ,32 3. Bowling R. Bowling 9,75 25 NAD 243,75 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 50 1 A 50 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Ganti 0,85 20 NAD 17 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A 48,75 243,75 KM 1.65 x NAD 44,55 15 NAD 12,75 143

27 Jumlah 476,8 95,36 572,16 4. Billiard R. Billiard 2,7x1,35 50 NAD 182,24 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Ganti 0,85 15 NAD 12,75 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A 36,44 182,24 KM 1.65 x NAD 44,55 15 NAD 12,75 Jumlah 373,73 74,74 448,47 5. Futsal Lapangan Futsal 25x15 4 NAD 1500 R. Loket 10 2 A 20 R. Peralatan 25 2 A 50 R. Ganti 0,85 20 NAD 17 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A KM 1.65 x NAD 33,41 15 NAD 12,75 Jumlah 2083,16 416, ,79 6. Fitness R. Fitness NAD 400 R. Loket 10 2 A 20 R. Operator 25 2 A 50 R. Peralatan 50 2 A 100 R. Ganti 0,85 15 NAD 12,75 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 400 A 80 KM 1.65 x NAD 33,41 10 NAD 8,5 Jumlah 704,66 140,93 144

28 845,59 7. SPA R. SPA kolam 80 1 A 80 R. SPA scrub tubuh 50 2 A 100 R. SPA luluran 50 2 A 100 R. SPA pijat 50 2 A 100 R. Loket 10 1 A 10 Karyawan 25 2 A 50 R. Ganti 0,85 2 dari 10 NAD 8,5 orang R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 380 A 76 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 555,27 111,05 666,32 8. Sport Station Sport Station A 500 R. Karyawan 25 1 A 25 R. Ganti 0,85 10 NAD 12,75 KM 1.65 x NAD 13,36 Gudang 25 1 A 25 Jumlah 576,11 115,22 691,33 9. Cafetaria R. Masak 25 1 A 25 R. Cuci 10 1 A 10 T. Menu 20 1 A 20 T. Makan dan nobar A 500 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 585,77 117,15 702, Tennis R. Tennis A 375 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 25 1 A 25 R. Ganti 0,85 15 NAD 12,75 145

29 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 375 A 75 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 553,52 110,70 664, Tennis Squash R. Tennis Squash 6,4x9,8 20 S 1254, 4 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 20 1 A 20 R. Ganti 0,85 10 NAD 8,5 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari A 250, ,4 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8, 5 Jumlah 1599,55 319, , Shooting R. Shooting A 375 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 25 1 A 25 R. Ganti 0,85 10 NAD 8,5 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 375 A 75 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 549,27 109,85 659, Boxing R. Boxing 1x2 50 S 100 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 100 A 20 KM 1.65 x NAD 22,27 146

30 10 NAD 8,5 Jumlah 235,77 47,15 282, Gokart R. Gokart 3x1 25 S 75 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 75 A 15 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 205,77 41,15 246, Fishing R. Fishing A 500 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 500 A 100 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 715,77 143,15 858, Danching R. Danching A 375 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 375 A 75 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 565,77 113,15 678, Downhill 147

31 R. Downhill A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Percussion R. Percussion A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Nascar Racing R. Nascar Racing A 300 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 300 A 60 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 475,77 95,15 570, Motocycle R. Motocycle A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 148

32 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Star Wars R. Star Wars A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Squadrons R. Squadons A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Harley Davidson R. Fishing A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Top Skaters 149

33 R. Fishing A 250 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 250 A 50 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 415,77 83,15 498, Rockband R. Rockband 10x10 8 S 800 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 800 A 160 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 1075,77 215, , Guitar Hero R. Guitar Hero A 200 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 50 1 A 50 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 200 A 40 KM 1.65 x NAD 13,36 5 NAD 4,25 Jumlah 342,61 68, , Foosball R. Foosball 1,2 x 0,61 25 S 18,3 R. Loket 10 1 A 10 R. Operator 25 1 A 25 R. Peralatan 15 1 A 15 R. Tunggu/santai 0,85 20% dari 18,3 A 3,66 150

34 KM 1.65 x NAD 8,91 4 NAD 3,4 Jumlah 84,27 16,85 101, Gramedia R. Gramedia A 500 R. Loket 10 1 A 10 Gudang 50 1 A 50 R. Baca 0,85 20% dari 500 A 100 KM 1.65 x NAD 13,36 4 NAD 3,4 Jumlah 676,76 135,35 812, Food Court R. penjual A 375 R. makan A 1000 KM 1.65 x NAD 22,27 10 NAD 8,5 Jumlah 1405,77 281, ,92 Keseluruhan Pengunjung ,38 Kelompok Servis Parkir Ruang Standart Jumlah Sumber Luas Parkir motor 2,25x0, NAD 845 Parkir mobil 2,5x5 100 NAD 1250 Loading dock 60 1 A 60 Jumlah 2155 Flow 75% 1616, ,25 Rekapan semua keutuhan ruang Kelompok ruang Besaran total Kelompok Pengelola 574,03 Kelompok Servis 1153,5 Kelompok pengunjung ,38 151

35 32.265,91 Berdasarkan RUTRK Kota Surakarta tentang peraturan pembangunan, maka jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut : Building Coverage : 60 % Luas Site : Luas total ruang : ,91 Site yang bisa dibangun ( KLB) : 0,6 x : 6.483,6 Jumlah lantai : ,91 / 6.483,6 : 6,3 lantai Sisa Site untuk RTH : ,6 : 4.322, Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur Bentuk dasar bangunan ini adalah Minimalis Kontemporer. Gambar Bangunan Minimalis Kontemporer Sumber: Konsep 1 : 152

36 1. Tampak depan bangunan terkesan terbuka namun masih terlihat elegan dengan tampilan yang sederhana simpel tidak banyak ornamen sesuai dengan konsepnya minimalis kontemporer yang lebih mementingkan keterbukaan, kesederhanaan dan memanfaatkan ruang. Gambar Bangunan Minimalis Kontemporer Sumber: Konsep 2 : 1. Bentuk bangunan yang hanya persegi panjang dengan bukaan didepan menggunakan material kaca dan bangunan seperti melayang karena tumpuan dibawahnya lebih menjorok ke dalam, dengan demikian bangunan tersebut walaupun sederhana dengan bentuk persegi mampu membuat kesan yang enak dilihat dan elegan. 153

37 Gambar Bangunan Minimalis Kontemporer Sumber: Konsep 3: 1. Sisi sebelah bangunan ditempatkan sebuah tempat fift atau tangga dengan konsep seluruhnya dinding dari kaca agar transparan dan terlihat dari luar bangunan guna memperlihatkan struktur bangunan yang sederhana simpel namun terlihat bersih terawat dan nyaman dinikmati dari dalam keluar maupun dari dalam keluar bangunan Analisa dan Konsep Interior a. Lobby Gambar Interior lobby Sumber:

38 Untuk area lobby akan terlihat hangat dan nyaman akan dipadukan unsur lantai parquet dan unsur kayu di dalam balutan dinding nya, dengan interior berkonsep minimalis yang tanpa ornamen tambahan maka ruangan akan semakin terlihat luas. b. Sport Station Gambar Interior toko olahraga Sumber: Dengan memadukan arena lapangan olahraga sebagai estetika interior didalamnya maka akan dapat lebih terlihat selaras dengan tampilannya sebagaimana toko olahraga. c. Futsal Gambar Interior Futsal 155

39 Sumber: Meskipun bentang lebar atap plafond lapangan futsal dapat terlihat rapi dan elegan jika dipadukan dengan atap plafond minimalis. d. Spa Gambar Interior SPA Sumber: Dengan interior minimalais ruangan pijat SPA dapat terlihat lebih luas karena tanpa aksen-aksen tambahan didalamnya Analisa dan Konsep Struktur 1. Rangka Bangunan Gambar Rangka bangunan Sumber: Dokumen Penulis,

40 a. Pondasi Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang, namun karena keberadaannya di sekeliling bangunan lainnya maka untuk pemancangan menggunakan alat berat Jack In Pile 120 Ton, yang dimana alat berat ini sangat cocok digunakan karena rendah polusi udara, kebisingan yang rendah dan tanpa adanya getaran karena menggunakansistem hydroulic. Gambar Alat berat Jack In Pile 120 Ton Sumber: b. Atap Rangka Dak beton Rangka baja Gambar Rangka Atap bangunan Sumber: Dokumen Penulis,

41 Untuk rangka atap yang akan digunakan adalah menggunakan 2 jenis, yang pertama adalah rangka atap dak cor beton dan yang kedua adalah rangka atap baja untuk area atap gedung futsal Analisa Utilitas g. Instalasi air bersih Gambar Instalasi air bersih Sumber: Dokumen Penulis, 2014 Kebutuhan air bersih yang utama pada bangunan bersumber pada PDAM dan sumur artesis digunakan sebagai sumber cadangan air bersih. Pendistribusian air bersih menggunakan sistem down feed yaitu air bersih dari sumber air yang ditampung. Gambar Down Feed System Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan 158

42 h. Instalasi air kotor Air kotor atau air buangan pada bangunan inti pada dasarny ada tiga macam yaitu: 1. Black water, yaitu dari kloset 2. Grey water, yaitu dari bak mandi, dapur, dan cucui 3. Air hujan, yaitu air dari atap atau halaman Gambar Sistem drainase Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan Pembuangan air kotor menggunakan pipa ganda, yaitu pembuangan air kotor dibagi menjadi dua buah pipa sehingga terjadi pemisahan air buangan. Pembuangan air kotor yang berasal dari air hujan dan grey water disalurkan melalui saluran tertutup ke saluran pembuangan kota, sedangkan black water disalurkan ke dalam septitank lalu ke sumur resapan. i. Sistem proteksikebakaran Jenis Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran 1. Detektor: ionisasi, fotoelektrik, detektor api dan panas Gambar Sistem Proteksi Kebakaran Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan 159

43 2. Sistem air: hidran bangunan, hidran halaman/siamese dan hidran kota dan sprinkler Gambar Springkler Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan 3. Portable/alat pemadam api ringan Gambar Pemadam api Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan j. Sistem transportasi vertikal Transportasi vertikal adalah sarana pergerakan manusia dan barang dari lantai bawah ke lantai atasnya. Dalam desainnya harus aman dan dapat menampung beban dengan kuat. Sistem transportasi vertikal yang diterapkan pada bangunan antara lain : 1. Tangga, adalah sistem transportasi vertikal pada bangunan yang mempunyai pijakan dan ketinggian yang digunakan untuk mencapai ketinggian tertentu. 2. Ramp, adalah jenis jalan melintas miring (6º - 7º) untuk gerak manusia pada bangunnan kurang dari 5 lantai, yang memudahkan jarak horisontal dan vertikal. Digunakan untuk mempermudah 160

44 gerakan melintas pada bangunan umum agar mudah dalam aksesibilitas. 3. Eskalator, adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. 161

EXECUTIVE GAME CENTER

EXECUTIVE GAME CENTER BAB I PENDAHULUAN EXECUTIVE GAME CENTER 1.1. Pengertian Judul Executive: Seseorang yang sudah bisa dikatakan sukses dalam berkarir, baik sebagai pegawai maupun sebagai wirausahawan yang memiliki omset

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya yang telah dijelaskan, sebuah hasil yang menjawab permasalahan dalam suatu perancangan melalui

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.. Penerapan Konsep Pada Rancangan 6... Konsep Rancangan Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu penyedia fasilitas yang mampu menampung kegiatan MICE

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR Museum kereta api merupakan bangunan yang mewadahi aktivitas memajang / memamerkan lokomotif, dan menampung pengunjung museum dan aktivitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci