SOP Pelayanan Kedukaan Tradisi Veda (Vaisnava)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOP Pelayanan Kedukaan Tradisi Veda (Vaisnava)"

Transkripsi

1 Jl. Pondok Bambu Batas No 14 RT 001 RW 012 Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pitra2014@yahoo.com Website : SOP Pelayanan Kedukaan Tradisi Veda Oleh: TIM Ashram Vaisnava Indonesia PROSEDUR STANDAR (SOP: Starndard Operating Procedure) PELAYANANKEDUKAAN TRADISI WEDA (VAISNAVA)

2 A. PROSES SAAT TERJADI KEDUKAAN 1 Formalin Jika harus menginap lebih dari 1 (satu) hari, atau tergantung kepada kondisi jenasah 2 Persetujuan Keluarga Pihak keluarga menyetujui penggunaan SOP palayanan kedukaan tradisi Veda. Jika memungkinkan, pihak keluarga menandatangani Form Persetujuan, tetapi jika kondisi belum memungkinkan bisa secara lisan terlebih dahulu 3 Mandi Bersih Setelah mandi bersih jenazah menggunakan pakaian sembahyang yang rapi dan bersih, sedapat mungkin menggunakan pakaian yang masih baru Petugas formalin dari rumah sakit/partner Yayasan Pitra Untuk persetujuan lisan, follow-up tandatangan Form persetujuan akan dilakukan di point 6 Petugas Kamar Jenazah dirumah sakit/rumah duka Pakaian disiapkan oleh keluarga 4 Persemayaman Jenazah 5 Kirtan atau Pesantian Bhagavad Gita Persemayaman Jenazah ditentukan oleh pihak keluarga (rumah pribadi/rumah duka) Tim kirtan atau Tim pesantian Bhagavad Gita dapat hadir memberikan doa dan membacakan sloka-sloka Bhagavad Gita, agar perjalanan rohani sang roh menjadi lebih lancardan keluarga pun mendapat pencerahan, dan ihklas melepas kepergian almarhum Petugas ambulance/rumah duka yang dipilih oleh keluarga dan keluarga 6 Koordinasi untuk Prosesi Kremasi 7 Penyiapan Prasarana Upacara 8 Penyiapan Sarana Upacara, koordinasi dengan dan Tim Doa 9 Penyiapan dokumen Administrasi Kematian untuk Proses Kremasi Pembahasan hari, jam dan tempat pelaksanaan serta hal-hal lain yang dikehendaki oleh keluarga (Pembahasan run down prosesi kedukaan) 1. Tempat Upacara 2. Peti jenazah jika belum diberikan dirumah sakit 3. Ambulance 1. Sarana Upacara sesuai dengan ketentuan sesuai dengan Tradisi Veda Tim doa/kirtan bersama dengan perlengkapannya (alat musik dan sound system) 1. Surart keterangan kematian dari dokter (rumah sakit/puskesmas) 2. Surat kematian dari RT/RW 3. Surat Pencatatan Kematian dan surat permohonan Pengabuan dari Kelurahan, dan Keluarga. Pihak keluarga menandatangai Form Persetujuan SOP pelayanan kedukaan tradisi Veda Keluarga dan dibantu oleh Jika memungkinkan, setelah dimandikan, jenazah laki-laki menggunakan dhoti, dan jenazah wanita menggunakan sari

3 B. PROSES PADA SAAT KREMASI 1 Pemberangkatan Jadwal sesuai kesiapan keluarga, Petugas Keluarga, Petugas jenazah Yayasan Pitra dan Yayasan Pitra dan 2 Penyiapan Prasarana Tempat Kremasi 3 Pengecekan dan Penataan Sarana Upacara 4 Memandikan Jenazah 5 Prosesi upacara kremasi: a. Persiapan b. Pitra Puja* c. Memasukkan Jenazah ke Perabuan 6 Dharma Wacana Makna dan Filosofi Upacara Pitra 7 Pengemasan abu dan prosesdianyut/dilar ung/disimpan yang sudah disepakati saat koordinasi Tempat Upacara dan tempat kremasi (kayu/oven) Sarana prosesi upacara kremasi, sarana pengemasan abu (yang dianyut/dilarung/disimpan) Semua keluarga wajib ikut dan dibantu oleh dipandu oleh yang sudah ditunjuk saat koordinasi awal SOP pelayanan kedukaan tradisi Veda Pada saat perabuan bisa diisi pencerahan philosofi Upacara kepada keluarga dan kerabat yang datang SOP pelayanan tradisi Veda dan Team Penyedia Tempat yang menjadi pilihan keluarga Keluarga dan Pemimpin Upacara /yang ditunjuk oleh 8 Penutup Keluarga memberikan ucapan terima Keluarga kasih kepada 1. (termasuk pemimpin Upacara) akan berkumpul di satu tempat (temple), dan akan dijemput oleh team Yayasan Pitra sesuai dengan waktu yang disepakati untuk menghindari hal-hal yang terjadi di perjalanan. Atau dapat mengelola transportasi sendiri, dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan Pitra (dengan catatan, besarannya masih dianggap wajar) 2. Penyediaan prasadam dapat dibantu oleh Yayasan Pitra dan (biaya akan ditanggung oleh kelaurga) sehingga harus punya tim penyediaan prasadam. 3. Pitra Puja*: Pitra Puja standar yang telah ditetapkan oleh Parisada Indonesia (terlampir)

4 C. PROSES SRADHA KRIYA 1 Koordinasi antara keluarga dan Yayasan Pitra Setelah ada permintaan dari keluarga,yayasan Pitra langsung koordinasi dengan 2 Koordinasi dengan dan Tim Doa/Kirtan 3 Penyiapan sarana dan prasarana upacara Sradha Kriya 4 Prosesi Sradha Kriya akan menghubungi dan Tim Doa/Kirtan, akan memberikan alternatif hari yang baik untuk Proses Sradha Kriya dan keluarga akan menyesuaikan karena mungkin ada keluarga diluar kota, pulau atau negara Indonesia. SOP pelayanan kedukaan Tradisi Veda SOP pelayanan kedukaan Tradisi Veda. Dharma wacana makna dan filosifi upacara Sradha Kriya dan dan keluarga 5 Penutup Keluarga memberikan ucapan terima Keluarga kasih pada 1. (termasuk pemimpin Upacara) akan berkumpul di satu tempat (temple), dan akan dijemput oleh team Yayasan Pitra sesuai dengan waktu yang disepakati untuk menghindari hal-hal yang terjadi di perjalanan. Atau Tim ashram dapat mengelola transportasi sendiri, dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan Pitra (dengan catatan, besarannya masih dianggap wajar) 2. Penyediaan prasadam dapat dibantu oleh Yayasan Pitra dan (biaya akan ditanggung oleh kelaurga) sehingga harus punya tim penyediaan prasadam D. BIAYA-BIAYA 1. Yayasan Pitra, dan pihak keluarga akan selalu berkoordinasi terkait biaya yang dikeluarkan untuk semua proses 2. Semua biaya tersebut akan diambil dari santunan kedukaan 3. Jika biaya yang dikeluarkan melebihi dari santunan kedukaan maka kelebihan biaya tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan pihak keluarga

5 MANTRA PITRA PUJA (Doa bersama saat menghadiri acara kematian) 1. Asana : Om prasada sthiti sarira siva suci nirmalaya namah svaha 2. Pranayama : Om ang namah, Om ung namah, Om mang namah 3. Karasodhana : Tangan Kanan ( Om suddhamam svaha), tangan Kiri ( Om ati suddhamam svaha) 4. Pitra Puja (ucapkan bersama-sama yang hadir 3x): i. Om Svargantu pitaro devah, Svargantu pitara ganam, Svargantu pitarah sarvaya, ( Om Hyang Widhi semoga atmanya mendapat tempat di surga, semoga semua atma suci mendapat tempat di surga, sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widhi dan hormat hamba kepada semua atma suci. ) ii. Om Moksantu pitaro devah, Moksantu pitara ganam, Moksantu pitarah sarvaya, ( Om Hyang Widhi semoga atmanya mencapai moksa, semoga semua atma suci mencapai moksa, sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widhi dan hormat hamba kepada semua atma suci. ) iii. Om Sunyantu pitaro devah, Sunyantu pitara ganam, Sunyantu pitarah sarvaya, ( Om Hyang Widhi semoga atmanya mendapat ketenangan, semoga semua atma suci mendapat ketenangan, sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widhi dan hormat hamba kepada semua atma suci. ) iv. Om Bhagyantu pitaro devah, Bhagyantu pitara ganam, Bhagyantu pitarah sarvaya, ( Om Hyang Widhi semoga atmanya mendapat kebahagiaan sejati, semoga semua atma suci dianugrahi kebahagiaan yang sejati, sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widhi dan hormat hamba kepada semua atma suci. ) v. Om Ksamantu pitaro devah, Ksamantu pitara ganam, Ksamantu pitarah sarvaya, ( Om Hyang Widhi semoga atmanya mendapat pengampunan, semoga semua atma suci dibebaskan segala dosanya, sembah hamba hanyalah kepada Hyang Widhi dan hormat hamba kepada semua atma suci. ) 5. Hening sejenak (Mohon semua berdoa dalam hati agar atma yang meninggal tersebut segera menyatu kepada Hyang Widhi dan dibebaskan dari karma buruknya). 6. Parama Santi: Om Santih Santih Santih Om. Ditetapkan berdasarkan surat PHDI Pusat Nomo: 0198/Parisada-P/XI/2004 tanggal 5 Nopember 2004 dan Surat Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Nomor: DJ. V/Dt.V.II/5/BA.03.1/1718/2004 tanggal 10 Nopember 2004)

SURAT EDARAN TENTANG DONATUR Nomor : 01/YPI/ADM/I/2018

SURAT EDARAN TENTANG DONATUR Nomor : 01/YPI/ADM/I/2018 SURAT EDARAN TENTANG DONATUR Nomor : 01/YPI/ADM/I/2018 Berdasarkan hasil evaluasi pendaftaran donatur yang umumnya berusia diatas 60 tahun dan pelayanan Yayasan Pitra Yadnya Indonesia tahun 2017 yang berdampak

Lebih terperinci

SOSIALISASI YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA

SOSIALISASI YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA SOSIALISASI YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA Jl. M. Khafhi I/99 Rt 07/02 Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan Email : pitra2014@yahoo.com dan Website : www.pitrayadnya.com MAKSUD DAN TUJUAN 1. Memperkenalkan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUN 2015 YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA

LAPORAN TAHUN 2015 YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA LAPORAN TAHUN 2015 YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA Jl. M. Khafhi I/99 Rt 07/02 Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan Email : pitra2014@yahoo.com dan Website : www.pitrayadnya.com LATAR BELAKANG YAYASAN PITRA

Lebih terperinci

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU No. PM

PROSEDUR MUTU No. PM Halaman 1 / O 1. Tujuan Prosedur ini adalah pedoman bagi pelaksanaan upacara penghormatan jenazah di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. 2. Ruang Lingkup Prosedur upacara penghormatan jenazah ini berupa

Lebih terperinci

DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU

DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan baik dengan puja Trisandya maupun Panca Sembah didahului dengan penyucian badan dan sarana persembahyangan. Urutannya sebagai

Lebih terperinci

GAYATRI MANTRAM FUNGSI DAN BERKAHNYA BAGI YANG MENGUCAPKAN

GAYATRI MANTRAM FUNGSI DAN BERKAHNYA BAGI YANG MENGUCAPKAN GAYATRI MANTRAM FUNGSI DAN BERKAHNYA BAGI YANG MENGUCAPKAN OM AWIGHNAM ASTU NAMO SIDDHAM Sudah banyak diantara umat Hindu yang mengenal dan hafal mantra Gayatri, namun belum semua diantara yang hafal dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

DRAFT MATERI SANGKEP 11 JUNI 2017

DRAFT MATERI SANGKEP 11 JUNI 2017 DRAFT MATERI SANGKEP 11 JUNI 2017 I. EVALUASI PROGRAM BANJAR YG SUDAH BERJALAN 1.1. KEGIATAN YANG SDH DILAKSANAKAN 18-19 Maret 2017 : Serasehan dengan Bimas Hindu Kanwil Depag Jabar 19 Maret 2017 : Baksos

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. observasi angket, dan wawancara, yang diperoleh dari responden. Adapun

BAB III PENYAJIAN DATA. observasi angket, dan wawancara, yang diperoleh dari responden. Adapun 29 BAB III PENYAJIAN DATA Dalam pembahasan ini penulis akan menyajikan data hasil observasi angket, dan wawancara, yang diperoleh dari responden. Adapun data yang berhasil diperoleh melalui observasi,

Lebih terperinci

Pedoman Upacara Pitra Yadnya Ngaben dan Atma Wadana. Yayasan Pitra Yadnya Indonesia

Pedoman Upacara Pitra Yadnya Ngaben dan Atma Wadana. Yayasan Pitra Yadnya Indonesia Pedoman Upacara Pitra Yadnya Ngaben dan Atma Wadana Oleh Ida Rsi Agung Jambe Dharmakerti Kenaka. Trikona, hukum absolut TYME Lahir, hidup dan mati merupakan hukum alam, hukum absolut Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus 2010

Susunan Acara Upacara Deklarasi DJP Maju, PasRI! 18 Agustus 2010 Lampiran 1 Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus 2010 No. Waktu Kegiatan Keterangan 1 07.30-07.40 2 07.40-07.50 3 07.50-08.00 Persiapan barisan Pengenalan dan latihan yel-yel "DJP

Lebih terperinci

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus No. Waktu Kegiatan Keterangan

Susunan Acara Upacara Deklarasi DJP Maju, PasRI! 18 Agustus No. Waktu Kegiatan Keterangan Lampiran 1 Surat Edaran Nomor : SE- /PJ/2010 Tanggal : Agustus 2010 Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus 2010 No. Waktu Kegiatan Keterangan 1 07.30- Persiapan barisan Peserta dibagi

Lebih terperinci

NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN

NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN 2011 1 CINTA KASIH ( Oleh: PUTU NOPA GUNAWAN)** Om Swastyastu Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku bangsa atau kelompok etnik dan ras yang tersebar diseluruh bagian penjuru Indonesia. Banyaknya suku bangsa

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Hindu adalah agama yang telah menciptakan kebudayaan yang sangat kompleks di bidang astronomi, ilmu pengetahuan, filsafat dan lain-lain sehingga timbul

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga BAB IV ANALISIS DATA A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga Persembahyangan hari tiem ini bersifat wajib bagi umat Hindu karena merupakan hari suci.bulan tilem berasal dari dua suku kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa Indonesia bukan berarti untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1009, 2014 KEMENPAN RB. Keprotokolan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

Lebih terperinci

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. H DISUSUN OLEH: I WAYAN AGUS PUJAYANA ORANG SUCI Orang suci adalah

Lebih terperinci

9. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis-Jenis Pakaian Sipil sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1992;

9. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis-Jenis Pakaian Sipil sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1992; 9. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis-Jenis Pakaian Sipil sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1992; 10. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN AGAMA HINDU Kurikulum 2004 PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SD PENDIDIKAN AGAMA HINDU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA

LAPORAN PERKEMBANGAN YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN YAYASAN PITRA YADNYA INDONESIA Jl. M. Khafhi I/99 Rt 07/02 Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan Email : pitra2014@yahoo.com dan Website : www.pitrayadnya.com MAKSUD DAN TUJUAN 1. Melaporkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. Secara geografis lokasi penelitian ini berada di Jl. Ketintang Wiyata

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. Secara geografis lokasi penelitian ini berada di Jl. Ketintang Wiyata BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Lokasi Secara geografis lokasi penelitian ini berada di Jl. Ketintang Wiyata Selatan No. 200 i Kelurahan Ketintang Kota Surabaya, dengan luas wilayah 297 Ha. Ketinggian

Lebih terperinci

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2007 TENTANG UPACARA PELANTIKAN WALIKOTAMADYA/WAKIL WALIKOTAMADYA, BUPATI/WAKIL BUPATI, CAMAT/WAKIL CAMAT, DAN LURAH/WAKIL LURAH

Lebih terperinci

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERAUKE, Menimbang : a. bahwa Negara Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM MONITORING AREA KAMAR MAYAT DAN POST MORTEM

PROGRAM MONITORING AREA KAMAR MAYAT DAN POST MORTEM PROGRAM MONITORING AREA KAMAR MAYAT DAN POST MORTEM RUMAH SAKIT UMUM MATERNA Jl.. Teuku Umar No.11 TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392 MEDAN INDONESIA PROGRAM MONITORING AREA KAMAR MAYAT DAN POST MORTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Setiap manusia tidak akan mengetahui kapan seseorang akan meninggal, dan setiap

Lebih terperinci

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi III. METODA KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi Abadi dengan lokasi Jl. Langgar Raya No. 7 RT. 12, Rw. 05 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2014 Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UPACARA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G TAMAN PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G TAMAN PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G TAMAN PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Tolitoli dengan

Lebih terperinci

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Dewa Ayu Putu Warsiniasih Institut Hindu Dharma

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : Raja Grafindo Persada.2007.

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : Raja Grafindo Persada.2007. DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : Raja Grafindo Persada.2007. Kasiran, Moh. 2010. Metodologi Penelitian, Malang: UIN Maliki Press. Sugiono.2011.

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

INFORMASI PRA KEGIATAN PELATIHAN PEKERTI DAN AA

INFORMASI PRA KEGIATAN PELATIHAN PEKERTI DAN AA INFORMASI PRA KEGIATAN PELATIHAN PEKERTI DAN AA Contact Person : Matari 085230063681 Agung 085259128331 Santi 082132313221 PELAKSANA KEGIATAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH VII

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

L P P RADIO REPUBLIK INDONESIA UPACARA PENYULUTAN OBOR TRI PRASETYA RRI

L P P RADIO REPUBLIK INDONESIA UPACARA PENYULUTAN OBOR TRI PRASETYA RRI PANDUAN UPACARA PENYULUTAN OBOR TRI PRASETYA RRI PERINGATAN KE-68 HARI RADIO TAHUN2013 L P P RADIO REPUBLIK INDONESIA 11 September 2013 UPACARA PENYULUTAN OBOR TRI PRASETYA RRI PERINGATAN KE 68 HARI RADIO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Ajaran Agama Hindu tentang Penghormatan kepada Lembu Dalam pandangan agama Hindu binatang lembu merupakan binatang yang dihormati dan diagungkan. Lembu merupakan binatang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal

BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kehidupan, setiap manusia tidak lepas dari kematian. Ada kelahiran dan ada juga kematian. Seseorang yang lahir menandakan sebuah babak awal yang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam 40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG

BABI PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG 1.1 LATARBELAKANG BABI PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai suku bangsa atau kelompok etnis yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Banyaknya suku bangsa ini membuat Indonesia

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi Fujian adalah salah satu suku yang paling banyak berimigrasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka akan menjabarkan beberapa studi yang sudah pernah dulakukan terlebih dahulu sebelum pembuatan aplikasi doa sehari-hari ini.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN/ATAU WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a. Bahwa setiap manusia berhak memperoleh penghormatan

Lebih terperinci

Mahapuja Satyabuddha

Mahapuja Satyabuddha Mahapuja Satyabuddha Seorang sadhaka Tantrayana, setiap kali bersadhana, harus memberikan persembahan. Dalam Catur Prayoga, merupakan Persembahan Mandala. Saya pernah berkata, Manusia di dunia ini, kalau

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI DI GEREJA BETHANY NGINDEN SURABAYA. A. Gambaran Umum Gereja Bethany Nginden Surabaya

PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI DI GEREJA BETHANY NGINDEN SURABAYA. A. Gambaran Umum Gereja Bethany Nginden Surabaya BAB III PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI DI GEREJA BETHANY NGINDEN SURABAYA A. Gambaran Umum Gereja Bethany Nginden Surabaya Letak yang menjadi tempat penelitian skripsi ini tepatnya ialah di Gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sebagai salah satu pulau di Indonesia, Bali memiliki daya tarik yang luar biasa. Keindahan alam dan budayanya menjadikan pulau ini terkenal dan banyak

Lebih terperinci

Keywords: Pitara Puja Tradition, Ancestor, Manunggaling Kawula Gusti, Moksha.

Keywords: Pitara Puja Tradition, Ancestor, Manunggaling Kawula Gusti, Moksha. TRADISI PUJA PITARA DALAM RITUAL KEMATIAN BAGI UMAT HINDU DI DESA SIDOREJO KECAMATAN PURWOHARJO KABUPATEN BANYUWANGI Oleh Susanti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstract Puja Pitara Tradition is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar UPACARA NILAPATI BAGI WARGA MAHA GOTRA PASEK SANAK SAPTA RSI DI BANJAR ROBAN DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut

Lebih terperinci

KONSEP KURBAN DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM DAN HINDU (Sebuah Studi Perbandingan) SKRIPSI

KONSEP KURBAN DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM DAN HINDU (Sebuah Studi Perbandingan) SKRIPSI KONSEP KURBAN DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM DAN HINDU (Sebuah Studi Perbandingan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) pada Program Studi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2014 BNPB.Bantuan. Duka. Cita.Besaran. Pemberian Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN DAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU PEMBELAJARAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA iketutsudarsana@ihdn.ac.id www.iketutsudarsana.com Secara etimologi agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata a dan gam. a berarti tidak dan gam berarti

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #10

KONTRAK BELAJAR PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #10 KONTRAK BELAJAR PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #10 Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Tempat, Tanggal Lahir : Institusi : Alamat : Nomor HP/Alamat Email : Dengan ini menyatakan bersedia mematuhi

Lebih terperinci

46 47 48 49 50 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Bapak Albert Taguh (Domang Kabupaten Lamandau) 1. Apakah yang dimaksud dengan upacara Tewah? 2. Apa tujuan utama upacara Tewah dilaksanakan? 3. Siapa yang

Lebih terperinci

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah 1. Pengertian Atman adalah. a. Percikan terkecil dari Sang Hyang Widhi Wasa b. Tidak terlukai oleh api c. Tidak terlukai oleh senjata d. Tidak bergerak e. Subha Karma Wasa 2. Fungsi Atman dalam mahluk

Lebih terperinci

Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah pracodayat

Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah pracodayat MANTRAM GAYATRI Taukah kalian begitu dasyatnya Mantram Gayatri!!!! Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah pracodayat Artinya : Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, sumber

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN TEMPAT IBADAH (PURA)

BAGAIMANA MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN TEMPAT IBADAH (PURA) BAGAIMANA MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN TEMPAT IBADAH (PURA) Pura, di samping sebagai tempat untuk beribadah juga merupakan tempat berkumpul banyak orang sehingga pura juga

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE 1 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE ( SOP ) LABORATORIUM Kuarter / Stratigrafi KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN, FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI 2 TUJUAN

Lebih terperinci

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Perayaan kemenangan dharma melawan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NUFA FIK UI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NUFA FIK UI NUFA FIK UI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Perekrutan Anggota NUFA FIK UI 2015 Tahap I adalah pengisian form pendaftaran online. o Setiap calon anggota NUFA FIK UI 2015 wajib mengisi form pendaftaran online

Lebih terperinci

IBADAH KRISTEN CATATAN SISWA. No. Tanggal Kirim. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara. Alamat. Kota. Umur Laki-laki/perempuan.

IBADAH KRISTEN CATATAN SISWA. No. Tanggal Kirim. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara. Alamat. Kota. Umur Laki-laki/perempuan. IBADAH KRISTEN CATATAN SISWA No. Tanggal Kirim. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara. Alamat. Kota. Propinsi 1 Umur Laki-laki/perempuan. Pekerjaan..... Pendidikan. Apakah saudara sudah

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008 UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008 DI ISTANA NEGARA, JAKARTA 8 AGUSTUS 2008 Assalaamu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI DAN PELANTIKAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut

Lebih terperinci

JUKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN TAHUN 2016

JUKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN TAHUN 2016 JUKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN TAHUN 2016 A. Jadwal Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Tahun 2016 dilaksanakan pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-3 Maret 2016,

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN MUSRENBANG 2017 REMBUK RW

PEDOMAN MUSRENBANG 2017 REMBUK RW COVER ` PEDOMAN MUSRENBANG 2017 REMBUK RW TUGAS-TUGAS KETUA RW Courtesy of: https://masyarakat11.files.wordpress.com/2010/02/imgp01423.jpg 0 PEDOMAN PELAKSANAAN REMBUK RW TAHUN 2017 UNTUK KETUA RW A. Prolog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

KELUARGA MAHASISWA HINDU & BUDHA SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (KMHB-STAN) PROGRAM KERJA

KELUARGA MAHASISWA HINDU & BUDHA SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (KMHB-STAN) PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA KELUARGA MAHASISWA HINDU DAN BUDHA 2008-2009 (ditetapkan dalam rapat anggota KMHB tanggal 5 Desember 2008) Seksi Kerohanian Pesantian KMHB Meningkatkan pemahaman tentang Agama Hindu Pemberian

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1645, 2014 KEMENRISTEK. Keprotokolan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET

Lebih terperinci

BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT Menimbang : BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT Nomor : 3/Bhisama /Sabba Pandita Parisada Pusat/X/2002 Tentang PENGAMALAN CATUR WARNA Atas Asung Kertha Wara Nugraha Hyang Widhi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : IX/Sembilan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Semester : I Standar : Sradha 1. Memahami Awatara, Dewata 1.1 Menguraikan pengertian Awatara, Dewa 1.2 Menguraikan

Lebih terperinci

Tata Upacara Pernikahan Sipil

Tata Upacara Pernikahan Sipil Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : Tri Parartha Pertemuan ke- : 1, 2, 3, 4 dan 5 Alokasi Waktu :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : Tri Parartha Pertemuan ke- : 1, 2, 3, 4 dan 5 Alokasi Waktu : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kelas/Semester : III / 1 (Ganjil) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Topik : Tri Parartha Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA. 1. Gambaran Umum Pura Krematorium Jala Pralaya. terhitung baru beroperasi bagi warga Sidoarjo dan Surabaya, yakni sejak

BAB IV PENYAJIAN DATA. 1. Gambaran Umum Pura Krematorium Jala Pralaya. terhitung baru beroperasi bagi warga Sidoarjo dan Surabaya, yakni sejak BAB IV PENYAJIAN DATA A. Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Pura Krematorium Jala Pralaya Pura krematorium Jala Pralaya adalah di bawah naungan perkumpulan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jatim

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi

2015, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Komisi No.1726, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNASHAM. Keprotokolan. Pedoman. PERATURAN KETUA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 001/KOMNAS HAM/I/2015 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasta merupakan suatu sistem pembagian atau pengelompokan masyarakat berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang tersebut bekerja

Lebih terperinci

SOP STUDENT DAY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

SOP STUDENT DAY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 SOP STUDENT DAY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 1. Segala bentuk pelaksanaan kegiatan Student Day FKH 2017 diatur dalam Rundown dan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu: PROSESI PERKAWINAN ADAT SASAK 1 Oleh : I Gusti Ngurah Jayanti 2. PENDAHULUAN Perkawinan merupakan sebuah fenomena budaya yang hampir terdapat di semua komunitas budaya, khususnya di Indonesia. Perkawinan

Lebih terperinci

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

DISIAPKAN MENJADI SAKSI Tata Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga GKI Soka Salatiga Kamis, 25 Mei 2017 Pukul 08.30 WIB DISIAPKAN MENJADI SAKSI KETERANGAN: Ptgs. 1 : Seorang Bapak Ptgs. 2 : Seorang Ibu Ptgs. 3 : Seorang Pemuda

Lebih terperinci