KURANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (STUDI KASUS PADA DESA MANIKLIYU KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI)
|
|
- Ivan Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KURANGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (STUDI KASUS PADA DESA MANIKLIYU KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI) I Wayan Adi Suarnata 1, Anantawikrama Tungga Atmaja 2, Ni Luh Gede Erni Sulindawati 3 Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {suarnataadi@yahoo.com, anantawikramatunggaatmaja@gmail.com, Abstrak Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kurangnya partisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Untuk mengetahui penyebab kurangnya partisipasi masyarakat, kendala yang di hadapi dan cara mengatasinya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi guna memperoleh data mengenai penyebab kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai ADD kepada masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat, kesibukan masyarakat dan politik. Selain ada penyebab juga ada kendala yang di hadapi seperti sumber daya manusia yang kurang, kurangnya pembinaan dalam mengelola ADD, koordinasi yang kurang baik, dan keadaan alam di desa. dan ada pula cara mengatasi penyebab kurangnya partisipasi masyarakat adalah dengan cara sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), diterapkannya sanksi atau denda. Kata Kunci: kurangnya partisipasi, alokasi dana desa Abstract The purpose of this research was to know the lack of participation in the management of village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency. This research also aimed at knowing the cause of the lack of community participation, the constraints faced and how to overcome them. The research method used was qualitative method. The data source was done by conducting interview, observation, and documentation to obtain data about the causes of the lack of community participation in the management of village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency. The result of the research showed that the lack of community participation in the management of the village fund allocation in Manikliyu Village, Kintamani Subdistrict, Bangli Regency was caused by the lack of socialization of the village fund budget to the community, the lack of community awareness, the business of the community and politics. In addition, there were also other obstacles faced such as the lack of human resources, the lack of
2 guidance in managing the village fund budget, the poor coordination, and the natural circumstances in the village. There were also ways to overcome the causes of the lack of community participation by socialization, technical guidance, application of sanction or fine. Key words: lack of participation, village fund allocation PENDAHULUAN Keberadaan desa secara hukum diakui dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini, desa diberi pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dihormati dalam setiap pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa memiliki peran yang strategis dan penting dalam membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pembangunan. Kegagalan berbagai program pembangunan pedesaan di masa lalu disebabkan antara lain karena penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program-program pembangunan tidak melibatkan masyarakat. Pembangunan dilakukan dengan tidak aspiratif dan parsipatif. Proses kebijakan pembangunan lebih mengedepankan paradigma politik sentralistis dan dominannya peranan Negara pada arus utara kehidupan yang tidak aspiratif dan kurang parsipatif tersebut, membuat hasil perencanaan dan proses pembangunan terutama di tingkat desa menjadi tidak berkelanjutan. Alokasi dana desa merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membantu daerah pedesaan agar lebih mandiri dalam pembangunan, baik fisik maupun pemberdayaan masyarakatnya. Penerimaan alokasi dana desa tidaklah sama, hal ini dikarenakan telah adanya peraturan khusus yang telah dikeluarkan oleh pemerintah bahwa besarnya dana desa yang diterima oleh desa berdasarkan jumlah penduduk, wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis. Pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) yang ditandai dengan terbitnya peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun Pelaksanaan ADD diatur pemerintah dalam peraturan pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Peraturan mengenai alokasi dana desa ditindak lanjuti melalui surat Edaran Dalam Negeri Nomor 104/604/SJ Tentang Pedoman Alokasi Dana Desa. Selanjutnya direvisi dalam peraturan pemerintah No 60 Tahun 2014 Bab V Pasal 19 Tentang Penggunaan Dana Desa (ADD) yang diterima pemerintah desa dipergunakan untuk biaya operasional penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat desa. Dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, aparat desa memiliki peranan penting agar dana dapat digunakan secara efektif. Namun selain aparat desa, partisipasi masyarakat juga memiliki peranan penting dalam pengelolaan alokasi dana desa guna membangun desa. Menurut Slamet (dalam Suryono 2001:124) partisipasi masyarakat diartikan sebagai ikut sertanya
3 masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan memanfaatkan, serta menikmati hasilhasil pembangunan. Menurut Yabbar dan Hamzah (2015:125) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu Desa Membangun dan Membangun Desa yang diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan desa. Sebagai konsekuensinya, desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Dokumen rencana Pembangunan desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APB Desa). Perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa. Musyawarah perencanaan Pembangunan desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang di danai oleh APB Desa, swadaya masyarakat Desa, dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa. Pembangunan desa dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa. Desa Manikliyu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.. Berkaitan dengan bantuan Alokasi Dana Desa, desa Manikliyu mendapatkan dana bantuan tersebut dari tahun 2009 meskipun aturan tentang alokasi dana desa sudah sejak Pelaksanaan kegiatan alokasi dana desa di desa Manikliyu selama ini telah banyak menunjukkan peningkatan pada berbagai aspek, namun tidak dapat di pungkiri bahwa dalam peningkatan tersebut belum dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat desa, karena masih kurangnya partisipasi masyarakat akibat kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat setempat. Untuk mencapai cita-cita yang dimaksud diperlukan dukungan, kerja sama dan partisipasi semua pihak baik pemerintah daerah maupun dari pihak masyarakat sehingga alokasi dana desa terealisasi dengan tepat. Alasan peneliti memilih partisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa sebagai bahan penelitian dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa yang berpengaruh besar dalam pembangunan di desa, dibandingkan dengan sumber-sumber dana pendapatan desa yang lain. Apabila masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa dengan baik dan jujur maka bukan tidak mungkin program ini akan meningkatkan pelayanan publik pedesaan, dan tentu saja akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat desa. Berkaitan dengan hal tersebut, adapan permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu (1) Apa saja penyebab kurangnya partisispasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu; (2) Apa saja kendala yang dihadapi sehingga masyarakat belum berpartisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu; dan (3) Bagaimanakah cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu. Dari rumusan masalah
4 tersebut adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Untuk mengetahui penyebab kurangnya partisispasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu, Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi sehingga masyarakat belum berpartisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu, dan Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau menerangkan keadaan atau fenomena di lapangan berdasarkan data yang telah terkumpul yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisahkan-dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang dijadikan untuk memperoleh kebenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari responden melalui Interview maupun Observasi dan data Sekunder yaitu data pendukung yang di peroleh dari dokumen-dokumen, buku-buku, serta hasil-hasil penelitian lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini. Dalam penelitian informan ditunjuk secara purposive sampling. Penunjukan ini di tentukan berdasarkan pertimbangan sejauh mana mereka memahami masalah yang di kaji dalam masalah penelitian. Data di kumpulkan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisi data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan. PEMBAHASAN Struktur Organisasi Kantor Kepala Desa Manikliyu Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hierarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Pembagian tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasi memadukan keterampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan suatu keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan dari organisasi. Adapun struktur organisasi di Desa Manikliyu adalah (1) kepala desa yang tugasnya menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan; (2) sekretaris desa tugasnya membantu kepala desa dalam pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah desa dan masyarakat; dan (3) pelaksana teknis berada dibawah Kepala Desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Penyebab Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa Manikliyu Desa Manikliyu mendapatkan bantuan alokasi dana desa pada tahun 2009 meskipun aturan tentang alokasi dana desa sudah sejak Dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, aparat desa memiliki
5 peranan penting agar dana dapat digunakan secara efektif. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau mengatakan: Yang ikut mengelola alokasi dana desa yaitu saya sendiri selaku kepala desa sebagai kuasa keuangan desa, selain itu saya juga dibantu oleh sekretaris desa sebagai koordinator, bendahara desa, pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD) terdiri dari pemerintahan desa, pembangunan desa, kesejatraan masyarakat Alokasi dana desa di Desa Manikliyu di gunakan untuk pembangunan desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa manikliyu, beliau menyatakan bahwa: Alokasi dana desa salurkan untuk membiayai pelatihan perbekel dan perangkat desa lainnya selain itu alokasi dana desa juga di salurkan untuk sarana dan prasarana bidang pembangunan desa, untuk operasional kantor desa, untuk pembinaan dan pemeliharaan desa dan juga untuk pemberdayaan masyarakat desa. Dari kutipan wawancara diatas, diketahui bahwa alokasi dana desa di Desa Manikliyu disalurkan untuk membiayai pelatihan perbekel dan perangkat desa selain itu alokasi dana desa juga di salurkan untuk sarana dan prasarana bidang pembangunan desa, untuk operasional kantor desa, untuk pembinaan dan pemeliharaan desa dan juga untuk pemberdayaan masyarakat desa. Meskipun di Desa Manilkliyu sudah mendapat bantuan alokasi dana desa sejak tahun 2009 namun masih ada masyarakat yang belum mengetahui kemana saja alokasi dana desa itu di salurkan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak I Ketut Garis, selaku kepada Desa Manikliyu, beliau mengatakan bahwa: Masyarakat di Desa Manikliyu masih ada yang belum mengetahui kemena saja alokasi dana desa ini di salurkan, itu karena pada saat diadakannya sangkep di desa masih ada masyarakat yang berhalangan hadir sehingga mereka tidak mendapat informasi. Dari hasil wawancara diatas, dijelaskan bahwa masih ada masyarakat Desa Manikliyu yang belum tau mengenai alokasi dana desa karena pada saat diadakan pertemuan ada masyarakat yang tidak hadir atau berhalangan hadir. Selain aparat desa, masyarakat di desa juga seharusnya mengetahui apa itu alokasi dana desa. Partisipasi masyarakat juga memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan alokasi dana desa. Namun kenyataannya di Desa Manilkiyu pengelolaan alokasi dana desa belum berjalan dengan baik karena kurangnya partisipasi dari masyarakat. Adapaun penyebab kurangnya partisipasi masyarakat di Desa Manikliyu adalah. Kurangnya sosialisasi mengenai Alokasi Dana Desa Di desa Manikliyu sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di ikuti oleh perwakilan dari masingmasing pure dadia. Karena yang menghadiri sosialisasi tentang alokasi dana desa hanya perwakilan saja maka masyarakat yang lain tidak
6 begitu mengetahui tentang alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa: Dalam sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di hadiri oleh lima perwakilan pura dadia itu yang menyebabkan masyarakat yang lain tidak mengetahui Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa dalam sosialisasi mengenai alokasi dana desa hanya di hadiri oleh perwakilan saja yaitu perwakilan dari masingmasing dadia, sehingga masyarakat desa yang lain tidak begitu mengetahui tentang alokasi dana desa. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Di desa Manikliyu kesadaran masyarakatnya dalam keikutsertaan mengelola alokasi dana desa masih kurang. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa: Ada sedikit masyarakat di sini yang tidak mau peduli meskipun mereka sudah melihat masyarakat yang lain sedang melakukan gotong royong di desa, mereka mementingkan pekerjaan sendiri. Berdasarkan hasil wawancara diatas, sebagian besar masyarakat di Desa Manikliyu lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri seperti bekerja atau berkebun untuk memenuhi kehidupan mereka dari pada ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Kesibukan Masyarakat Di desa Manikliyu yang masyarakatnya kebanyakan sebagai karyawan dan buruh tani di luar desa maka mereka tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa yang di lakukan di pagi hari. Masyarakat lebih memilih bekerja dibandingkan ikut berpartisipasi di desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa: Karena masyarakat di sini banyak yang bekerja di luar desa dan jarang pulang ke desa, meskipun mereka pulang pas tidak ada kegiatan di desa yang melibatkan masyarakat banyak sekalipun membutuhkan masyarakat itu pun hanya perwakilannya saja Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat di Desa Manikliyu yang lebih memilih bekerja di luar desa dari pada di desa. Itu menyebabkan banyak masyarakat yang tidak bisa ikut hadir dalam kegiatan di masyarakat. Meskipun mereka pulang ke rumah itu karena di rumahnya sedang ada cara dan di saat mereka pulang di desa sedang tidak ada kegiatan. Kesibukan masyarakat tersebut menyebabkan mereka tidak ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Politik Politik sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu contoh politik dalam masyarakat adalah dengan adanya pemilihan perbekel. Setiap calon perbekel di dukung oleh sebagian masyarakat desa Manikliyu. Bila pihak yang di dukungannya kalah maka para pendukung dari pihak yang kalah tersebut tidak akan peduli dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pihak pemenang. Hal tersebut
7 menyebabkan perpecahan di masyarakat Desa Manikliyu. Karena adanya perpecahan tersebut masyarakat tidak mau bekerja sama dalam membangun desa. Hal ini memicu kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau menyatakan bahwa: Seperti pengalaman saya waktu saya mencalonkan diri sebagai kepala desa ada pendukung dari lawan saya yang tidak perah hadir pada saat saya mengadakan kegiatan. Di situlah kelihatan politik bisa memecah belah masyarakat Berdasarkan beberapa hasil wawancara diatas, politik memiliki pengaruh yang penting dalam pembangunan desa. Karena politik dapat menyebabkan perpecahan di dalam masyarakat sehingga masyarakat tidak mau bekerja sama dalam pembangunan desa. Oleh sebab itu politik bisa menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa. Kendala yang Dihadapi Sehingga Masyarakat Belum Berpartisipasi dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Manikliyu Dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Manikliyu masyarakat mengalami beberapa kendala sehingga masyarakat kurang ikut berpartisispasi. Sumber Daya Manusia Kualitas sumber daya manusia di Desa Manikliyu masih rendah, dilihat dari jenjang pendidikan yang di tempuh oleh perangkat desa masih sebatas lulusan SMP dan SMA. Selain itu masyarakat di Desa Manikliyu juga masih banyak yang hanya lulusan SD, SMP dan SMA. Ini menyebabkan kurangnya pengetahuan dari masyarakat tentang pengelolaan alokasi dana desa sehingga mereka belum maksimal untuk dapat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Dan selain lulusan SD, SMP, SMA di Desa Manikliyu juga tidak sedikit masyarakat yang menempuh jenjang pendidikan S1 dan S2. Namun, masyarakat tersebut lebih memilih bekerja di luar desa di bandingkan bekerja di desa. sehingga mereka tidak ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau mengatakan: Di desa, kebanyakan masyarakat pendidikannya masih rendah. Hanya sebatas lulusan SMP atau SMA bahkan ada masyarakat di desa yang hanya lulusan SD, meskipun juga ada beberapa masyarakat desa yang sudah menempuh pendidikan sampai ke S1 atau S2. Karena rendahnya jenjang pendidikan masyarakat maka pengetahuan dari masyarakat desa tentang pembangunan desa masih rendah, mereka masih banyak yang belum paham bagaimana cara-cara untuk ikut membangun desa. Sedangkan untuk masyarakat yang pendidikannya sudah bisa sampai mencapai S1 atau S2, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar desa. Karena mereka memilih untuk bekerja diluar daerah maka mereka juga tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan di desa. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia
8 di Desa Manikliyu masih rendah. Ini dikarenakan masih banyak masyarakat di Desa Manikliyu yang pendidikannya masih rendah, sehingga pengetahuan mereka tentang pengelolaan alokasi dana desa juga masih belum maksimal. Masyarakat desa yang sudah menempuh pendidikan tinggi lebih memilih untuk bekerja di luar desa, itu menyebabkan mereka tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Beberapa penyebab di atas, mengakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa. Kurangnya Pembinaan dalam Mengelola Alokasi Dana Desa Desa Manikliyu masih ada beberapa yang belum mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) karena tempat pelaksanaan Bimtek jauh dan kesibukan dari salah satu aparat desa. Kurangnya bimbingan teknis (bintek) yang di ikuti oleh aparat desa mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan alokasi dana desa. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan dari Bapak I Ketut Garis, selaku kepala desa Manikliyu, beliau mengatakan: Pas pelaksanaan Bimtek ada beberapa rekan yang tidak bisa ikut karena ada acara yang tidak bisa di tinggalkan. Jadi, rekan saya itu tidak bisa mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dibicarakan pada saat pelatihan. Ketidak ikut sertaan aparat desa dalam kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek) menyebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh aparat desa. sehingga, aparat desa tidak bisa menggerakan masyarakat untuk ikut dalam kegiatan pembangunan desa dengan baik. Hal tersebut menjadikan masyarakat kurang berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Koordinasi Yang kurang Baik Di Desa Manikliyu aparatur desa kurang melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Kurangnya koordinasi tersebut dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan dari aparatur desa dalam bidang keuangan maupun membangun desa menggunakan alokasi dana desa. Hal ini dapat di perkuat dengan pernyataan dari Bapak Kepala Desa, beliau menyatakan: kami sebagai aparat desa menyadari bahwa kami kurang melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kabupaten ini disebabkan karena pihak dari Kecamatan maupun Kabupaten jarang berkunjung ke desa untuk mengawasi maupun memberi pengetahuan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa aparat desa kurang melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan maupun kabupaten. Karena dari pihak kecamatan maupun kabupaten jarang datang ke desa untuk mengawasi maupun memberi bimbingan. Hal ini menyebabkan aparat desa kurang mendapatkan pengetahuan mengenai pembangunan desa menggunakan alokasi dana desa. Keadaan Alam Desa Desa Manikliyu yang berhawa sejuk dengan curah hujan rata-rata mm/tahun temperatur antara 25 C-32 o C. Dalam satu tahun, jumlah hari dengan curah hujan yang banyak adalah sebanyak 120 hari. Dengan cuaca yang cukup dingin dan curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat kurang mau ikut dalam kegiatan di desa. Di
9 Desa Manikliyu mengadakan gotong royong pada saat pagi hari dan setiap hari minggu. Berdasarkan hasil wawancara dari kepala desa, belau mengatakan: Di sini gotong royong selalu diadakan pada pagi hari, karena di sini pagi hari selalu dingin dan kadang hujan jadi masyarakat itu malas untuk menghadiri kegiatan gotong royong. Dari kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa keadaan alam Desa Manikliyu bisa menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa dan kegiatan lain di desa. di Desa Manikliyu memiliki suhu yang cukup dingin dan curah hujan yang cukup tinggi. Karena kegiatan yang diadakan di desa selalu dilaksanakan pada pagi hari, keadaan alam Desa Manikliyu tersebut menyebabkan masyarakat malas mengikuti kegiatan yang diadakan desa. Cara Mengatasi Kendala yang Terjadi Agar Masyarakat Ikut Berpartisipasi dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa Manikliyu Sosialisasi Mengadakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa lebih sering kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui alokasi dana desa dan kegunaan alokasi dana desa agar masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa. Dari hasil wawancara dengan kepala desa, belau mengatakan: Caranya yaitu saya akan lebih sering mengadakan sosialisasi tentang alokasi dana desa selain itu saya akan usahakan agar yang ikut dalam sosialisasi bukan hanya perwakilan saja tetapi seluruh masyarakat desa agar masyarakat lebih memahami dan ikut berpartisipasi dan juga pada saat sangkep di desa saya usahakan membahas mengenai alokasi dana desa. Berdasarkan hasil wawancara diatas, sosialisasi mengenai alokasi dana desa harus dilakukan lebih sering dan semua warga desa dilibatkan sehingga semua masyarakat di Desa Manikliyu dapat mengetahui apa itu alokasi dana desa dan mau berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa. Bimbingan Teknis (Bimtek) Bimbingan teknis (bimtek) sangat penting di hadiri oleh perangkat desa agar perangkat desa bisa lebih mengetahui bagaimana caranya membangun desa dengan baik. Bila ada Bimtek yang sedang di selenggarakan seharusnya di hadiri. Bila yang mendapat tugas menghadiri bimtek sedang dalam halangan hadir maka sebaiknya di wakili oleh rekan yang lain.. Dari hasil wawancara dengan kepala desa, belau mengatakan: Waktu kemarin ada pelatihan ada beberapa rekan saya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut karena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Bila nanti selanjutnya ada pelatihan kembali maka saya akan usahakan agar semua bisa hadir. Dan jika ada yang berhalangan hadir maka saya akan menunjuk perwakilan lain yang berada di kantor kepala desa. Penjelasan Kepala Desa diatas mencerminkan bahwa orang yang di tugaskan untuk menghadiri Bimbingan teknis harus mengikuti dengan baik supaya materi yang didapatkan bisa di
10 terapkan dengan baik dalam pembangunan desa. Apabila petugas yang tidak bisa hadir harus di wakili oleh rekan yang lain. Sangsi atau denda Tujuan di berlakukannya sangsi atau denda agar masyarakat semua mau mengikuti acara di desa seperti gotong royong, pertemuan di desa, kegiatan di pura dan bila ada kematian. Di Desa Manikliyu sudah menerapkan sangsi atau denda kepada masyarakat desa yang tidak mau ikut berpartisipasi di desa. Di sini sudah kami berlakukannya sangsi kepada masyarakat desa yang tidak hadir. Sekali mereka tidak hadir akan di kenakan denda berupa uang sebesar Rp ,00 dan apa bila masyarakat sudah tidak hadir lebih dari 3 kali maka mereka tidak akan mendapatkan pelayanan dari desa, pelayanan yang tidak akan di berikan oleh desa berupa segala keperluan administrasi di desa. Berdasarkan pernyataan dari Bapak Kepala Desa dan juga Tokoh Masyarakat. Dapat di ketahui bahwa di Desa Manikliyu sudah menerapkan sistem sanksi atau denda bagi masyarakat. Tujuan diadakannya sangsi atau denda tersebut agar masyarakat di Desa mau ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan yang diadakan di desa. Setiap warga yang tidak hadir dalam kegiatan di desa akan di kenakan sangsi atau denda berupa uang sebesar Rp ,00 dan apa bila masyarakat desa tidak ikut dalam kegiatan desa lebih dari pada 3 kali maka masyarakat tersebut akan tidak mendapatkan pelayanan di desa. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli sebagai berikut (1) penyebab Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Desa Manikliyu adalah 1) kurangnya sosialisasi mengenai alokasi dana desa (ADD); 2) kurangnya kesadaran masyarakat; 3) kesibukan masyarakat; dan 4) politik; (2) kendala yang dihadapi sehingga masyarakat belum berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu adalah 1) sumber daya manusia; 2) kurangnya pembinaan dalam mengelola alokasi dana desa (ADD); 3) koordinasi yang kurang baik; dan 4) keadaan alam desa; dan (3) cara mengatasi kendala yang terjadi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu adalah 1) sosialisasi; 2) bimbingan teknis (bimtek); dan 3) sanksi atau denda. Saran Berdasarkan simpulan penelitian mengenai kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) di Desa Manikliyu, maka saran yang diberikan adalah: Bagi aparat desa Manikliyu disarankan untuk melakukan sosialisasi lebih sering dan melibatkan semua masyarakat. Untuk masyarakat di desa Manikliyu disarankan untuk lebih sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di desa dan juga jangan terpecah belah karena hal politik yang dapat merugikan desa.
11 Agar nantinya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa (ADD) meningkat. Daftar Pustaka Menteri Dalam Negeri Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ Tentang Pedoman Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa. Online Permendagri No 66 Tentang Pemerdayaan Masyarakat Desa. Online. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tentang Alokasi Dana Desa. Online. Suryono, Agus Teori dan Isu Pembangunan. Jakarta: UM Press. Yabar, Rahmah dan Ardi Hamzah Tata Kelola Pemerintahan Desa. Surabaya: Penerbit Pustaka.
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Serta Laporan Keuangan Desa Untuk Pertanggungjawaban Dan Pelaporan Perangkat Desa Pada Desa Di Kecamatan Busungbiu Ni Luh Gede Erni
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Muh. Rifai Sahempa irahmidar@yahoo.com (Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana
Lebih terperinciBUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG
. BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG
Lebih terperinciMOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG
MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG MOTIVATION OF CITIZENS WHO RUN FOR VILLAGE CHIEF IN THE VILLAGE OF RANDUAGUNG, SUBDISTRICT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN BULELENG Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Lebih terperincipenduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN, SERTA PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 77 Peraturan
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN veteran Jawa Timur
PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus Pada Desa Sukoharjo Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi syarat
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN
Lebih terperinciPERANAN BUPATI BADUNG SEBAGAI PENGAWAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PERANAN BUPATI BADUNG SEBAGAI PENGAWAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Oleh Putu Ayu Mas Sugihandari Putu Gede Arya Sumerthayasa Nengah Suharta Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR
PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2017 2023 DESA KALIJAGA TIMUR KECAMATAN AIKMEL KAB. LOMBOK TIMUR KEPALA DESA KALIJAGA TIMUR KABUPATEN
Lebih terperinciKEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
KEPALA DESA CIBITUNG KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA CIBITUNG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2015-2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Lebih terperinciPERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS
PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SE-KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan
Lebih terperinciBUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA, Menimbang
Lebih terperinciPengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa Edisi Desember 2016 PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Lebih terperinciPengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN
Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Buku Bantu
Lebih terperinciKEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017
KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) DESA RARANG SELATAN TAHUN
Lebih terperinci2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN DESA SEPAHAT
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS KEPALA DESA SEPAHAT Jalan Sultan Syarif Kasim KECAMATAN BUKIT BATU PERATURAN DESA SEPAHAT KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2008 Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA
SALINAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tidaklah mudah untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, melainkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 737 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan
Lebih terperinciPERATURAN DESA MALLASORO NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (RKPDes)
PERATURAN DESA MALLASORO NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA (RKPDes) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA MALLASORO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang undang Nomor
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI
W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciSURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010
BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DESA SURYA ADI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2015
PERATURAN DESA SURYA ADI KECAMATAN MESUJI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJMDES ) TAHUN 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI UMUM DESA BERSUMBER DARI BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia saat ini di dasarkan pada Undang-Undang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah di Indonesia saat ini di dasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah di revisi menjadi UU Nomor 12 tahun
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciHimpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)
PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju
PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOVEN DIGOEL, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Lebih terperinciKEPALA DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI
KEPALA DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BENGKAK NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM Desa) DESA BENGKAK TAHUN 2015-2020
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)
Lebih terperinciMENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN DESA DENGAN
Lebih terperinciB U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,
PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJM-DESA ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata
No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 dan secara resmi mulai di implementasikan di tahun 2015. Undang-undang ini menghadirkan
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:
PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA BINUANG KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Farhanuddin Jamanie Dosen Program Magister Ilmu
Lebih terperinciTransformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA DESA BERDASARKAN PERATURAN BUPATI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,
PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan Pemerintahan, pelaksanaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015
PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SINDANGLAYA,
Lebih terperinciBUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan
Lebih terperinci