AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BOLU KUKUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH
|
|
- Verawati Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BOLU KUKUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis ) DAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA ( Hibiscus sabdariffa) PADA KONSENTRASI BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh : SHINTA DEVI AMIELIA A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
2 1
3 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BOLU KUKUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis ) DAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA ( Hibiscus sabdariffa) PADA KONSENTRASI BERBEDA Shinta Devi Amielia, A , Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 102 halaman. ABSTRAK Kluwih (Artocarpus communis) mudah ditemukan di Indonesia. Biji kluwih memiliki keseimbangan nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, dan mineral yang baik bagi tubuh. Kandungan karbohidrat yang masih cukup tinggi dalam biji kluwih dapat diolah menjadi tepung. Tepung biji kluwih dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi tepung terigu dan dapat diolah menjadi beberapa produk pangan, salah satunya bolu kukus. Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan tanaman yang dapat diaplikasikan dalam pengolahan pangan. Rosella mengandung vitamin C dan antosianin, yang berfungsi sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda terhadap aktvitas antioksidan dan uji organoleptik bolu kukus biji kluwih. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pola rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor I adalah penambahan tepung biji kluwih yang terdiri dari kontrol 0% (K0), biji kluwih 25% (K1), biji kluwih 50% (K2), biji kluwih 75% (K3), dan faktor II adalah penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi yang berbeda yang tertiri dari kontrol 0 ml (R0), ekstrak rosella 10g/100 ml (R1), ekstrak rosella 20g/100 ml (R2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan bolu kukus. Aktivitas antioksidan bolu kukus tertinggi terdapat pada perlakuan tepung terigu 25% dengan penambahan tepung biji kluwih 75% dan penambahan ekstrak rosella 20g/100mL (K3R2) sebesar 13,62%, sedangkan aktivitas antioksidan bolu kukus terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 11,43%. Hasil uji organoleptik terbaik terdapat pada perlakuan tepung terigu 50% dengan penambahan tepung biji kluwih 50% dan penambahan ekstrak rosella 10g/100 ml (K2R1) dengan warna cokelat, rasa agak enak, aroma agak khas bolu dan tekstur agak lembut. Kata Kunci: tepung biji kluwih, ekstrak rosella, bolu kukus. 2
4 ANTIOXIDANT ACTIVITY OF STEAMED SPONGE WITH THE ADDITION OF KLUWIH SEEDS (Artocarpus communis) AND ROSELLA EXTRACT (Hibiscus sabdariffa) IN DIFFERENT CONCENTRATION Shinta Devi Amielia, A , Biology Education Program, Faculty of Teacher Training, Muhammadiyah University of Surakarta, 2014, 102 Sheet. ABSTRACT Kluwih (Artocarpus communis) easily found in Indonesia. Kluwih seeds have a balance of nutrients include carbohydrates, fats, proteins, and minerals that are good for the body. Carbohydrate content that still quite high in the kluwih seeds could be produced into flour. Kluwih seeds flour can be used as a flour substitute and processed into several food products, one of which is steamed sponge. Roselle (Hibiscus sabdariffa) is a plant that can be applied in food processing. As a natural pigmen Roselle contains vitamin C and anthocyanins, which serves as antioxidants. The aim of this study was to determine the effect of kluwih seeds flour substitution and the addition of roselle extracts in different concentrations of the kluwih seeds into steamed sponge antioxidant activity and organoleptic test. This study use a Completely Randomized Design (CRD) and factorial design pattern which consisting of two factors: the first factor was the addition of kluwih seed flour comprised 0% of the control (K0), kluwih seed 25% (K1), kluwih seed 50% (K2 ), kluwih seed 75% (K3), and the second factor was the addition of roselle extracts with different concentrations of the control 0 ml (R0), roselle extract 10g/100 ml (R1), roselle extract 20g/100 ml (R2). The results showed that the addition of kluwih seed flour and the addition of roselle extracts with different concentrations affect the antioxidant activity of steamed sponge. The highest steamed sponge antioxidant activity was in the treatment flour 25% with the addition of kluwih seed flour 75% and the addition of roselle extract 20g/100mL (K3R2) by 13.62%, while the lowest steamed sponge antioxidant activity is in the control treatment by 11.43%. The best organoleptic test results was in the treatment of 50% wheat flour with the addition of kluwih seed flour 50% and the addition of roselle extract 10g/100 ml (K2R1) with brown, rather tasty, the rather typical sponge flavour and rather soft texture. Keywords: seed flour kluwih, roselle extract, steamed sponge. 3
5 Pendahuluan Peningkatan kebutuhan pangan di Indonesia yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi pangan mendorong untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber pangan lokal yang belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumber daya alam hayati Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah tanaman kluwih. Kluwih (Artocarpus communis) merupakan tanaman tahunan yang mudah ditemukan di Indonesia dan mudah beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang kurang menguntungkan. Buah kluwih mirip sukun, bedanya kluwih berkulit kasar dan memiliki biji. Sementara sukun berkulit lebih halus dan tidak berbiji (Novary, 1999). Biji kluwih memiliki keseimbangan nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, dan mineral yang baik bagi tubuh. Biji kluwih mengandung lemak sebesar 5,599 %, serat sebesar 8,197 %, abu sebesar 1,499 %, fenol sebesar 0,061 % dan karbohidrat sebesar 64,965 % (Sukatiningsih, 2005). Kandungan karbohidrat yang masih cukup tinggi dalam biji kluwih merupakan salah satu komponen utama dalam pengolahannya menjadi tepung. Tepung biji kluwih mengandung komponen kimia yang cukup lengkap dan berpotensi untuk digunakan pada produk tertentu yang berbasis karbohidrat sehingga dapat membantu mengurangi konsumsi tepung terigu di Indonesia. Salah satu produk pangan yang bisa dibuat dari tepung biji kluwih dan mempunyai nilai gizi adalah bolu kukus. Bolu kukus merupakan produk olahan yang telah lama dikenal oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan mudah dalam proses pengolahannya. Komponen lemak yang terdapat dalam bolu kukus menyebabkan bolu kukus mudah sekali mengalami oksidasi. Kerusakan oksidatif pada bahan makanan yang mengandung lemak merupakan masalah penting karena dapat menurunkan kualitas organoleptik dan nilai gizinya. Kerusakan ini dapat dicegah dengan dilakukan menambahakan bahan yang berperan sebagai antioksidan. 4
6 Antioksidan merupakan komponen dengan berat molekul kecil yang dapat menghambat atau menekan terjadinya proses oksidasi pada bahan yang mudah teroksidasi. Aktivitas antioksidan disebabkan adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya (Cooper, 2001). Sumber antioksidan dapat berupa antioksidan sintetis maupun alami. Penggunaan antioksidan sintetis seperti BHT (Butylated Hydroxy Toluene) sangat efektif untuk menghambat minyak atau lemak agar tidak teroksidasi, tetapi penggunaan BHT menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan, terutama kanker (Hernani dan Rahardjo, 2005). Oleh karena itu, perlu dicari sumber antioksidan alami yang aman bagi kesehatan. Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan sumber pigmen antosianin yang belum banyak dimanfaatkan. Berdasarkan hasil penelitian Isnaini (2010), menyatakan bahwa rosella mengandung vitamin C dan antosianin. Antosianin merupakan pigmen warna alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga rosella dan bersifat antioksidan. Menurut Winarti dan Firdaus (2010), kelopak rosella dapat digunakan untuk pewarna dan perasa dalam membuat anggur rosella, jeli, sirup, gelatin, minuman segar, puding dan cake. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berinisiatif untuk membuat bolu kukus dengan penambahan tepung biji kluwih sebagai substitusi tepung terigu sebagai bahan dasarnya dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi yang berbeda. Biji kluwih mengandung komponen kimia dan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga dapat dibuat menjadi tepung dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pembuatan bolu kukus. Selain itu, dilakukan penambahan ekstrak rosella pada pembuatan bolu kukus karena ekstrak rosella mengandung antosianin yang bermanfaat sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi oksidasi yang terjadi karena kandungan lemak yang ada pada bolu kukus. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Aktivitas Antioksidan Bolu Kukus dengan penambahan Tepung Biji Kluwih (Artocarpus communis) dan Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) pada Konsentrasi Berbeda. 5
7 Metode Penelitian Pada penelitian ini, pembuatan bolu kukus dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi FKIP Biologi UMS, sedangkan uji aktivitas antioksidan bolu kukus dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UMS. Penelitian dilaksanakan pada bulan Jnuari Penelitian pembuatan bolu kukus dengan penambahan tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda merupakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan pola rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor I adalah penambahan tepung biji kluwih yang terdiri dari kontrol 0% (K0), biji kluwih 25% (K1), biji kluwih 50% (K2), biji kluwih 75% (K3), dan faktor II adalah penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi yang berbeda yang terdiri dari kontrol 0 ml (R0), ekstrak rosella 10g/100 ml (R1), ekstrak rosella 20g/100 ml (R2) sehingga ada 12 perlakuan kombinasi antara perlakuan penambahan tepung biji kluwih dan perlakuan penambahan ekstrak rosella dengan melakukan 2 kali ulangan. Untuk memperoleh data pada penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan cara melakukan perlakuan percobaan langsung yaitu membuat bolu kukus dari tepung terigu yang ditambah dengan tepung biji kluwih dan ekstrak rosella dengan konsentrasi yang berbeda. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari referensi dari buku literatur, jurnal ilmiah, internet, maupun penelitian terdahulu untuk mendukung teori dalam penelitian. Metode uji aktivitas antioksidan digunakan untuk memperoleh data berupa kadar aktivitas antioksidan masing-masing sampel. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH. Sampel bolu kukus biji kluwih direaksikan dengan larutan DPPH kemudian ditera menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515 nm. Metode uji organoleptik dilakukan melalui penginderaan yang meliputi penglihatan, pengecap, perasa, penciuman. Uji oerganoleptik dilakukan untuk memperoleh data berupa penilain terhadap kualitas bolu kukus biji kluwih yang meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur. 6
8 Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk pengujian aktifitas antioksidan, sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menguji kualitas bolu kukus yang meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur. Analisis pengujian data kuantitatif menggunakan uji analisis varian dua jalur (Two Way Anova) dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan (DMRT). Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terhadap bolu kukus dengan penambahan tepung biji kluwih dan ekstrak rosella pada konsentrasi berbeda, diperoleh hasil uji aktivitas antioksidan yang hasilnya disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Uji Aktivitas Antioksidan Bolu Kukus dengan Penambahan Tepung biji Kluwih dan Ekstrak Rosella pada Konsentrasi Berbeda Perlakuan Aktivitas Antioksidan (%) Jumlah Ulangan 1 Ulangan 2 (%) Rata-rata (%) K0R0 11,38 11,47 22,85 11,43* K0R1 11,72 11,75 23,47 11,74 K0R2 12,24 12,30 24,54 12,27 K1R0 11,55 11,56 23,12 11,56 K1R1 12,16 12,40 24,55 12,28 K1R2 12,93 12,95 25,88 12,94 K2R0 11,64 11,66 23,29 11,65 K2R1 11,98 12,03 24,01 12,00 K2R2 13,02 13,04 26,06 13,03 K3R0 11,64 11,66 23,29 11,65 K3R1 12,33 12,30 24,63 12,32 K3R2 13,45 13,78 27,23 13,62** Keterangan : *) : Aktivitas antioksidan terendah **) : Aktivitas antioksidan tertinggi K0 : 0 g tepung biji kluwih K1 : 25 g tepung biji kluwih K2 : 50 g tepung biji kluwih K3 : 75 g tepung biji kluwih R0 : Tanpa penambahan ekstrak rosella R1 : Ekstrak rosella 10 g/ 100 ml R2 : Ekstrak rosella 20 g/ 100 ml 7
9 Berdasarkan hasil penelitian terhadap bolu kukus dengan penambahan tepung biji kluwih dan ekstrak rosella pada konsentrasi berbeda, diperoleh hasil uji organoleptik yang hasilnya disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Organoleptik Bolu Kukus dengan Penambahan Tepung biji Kluwih dan Ekstrak Rosella pada Konsentrasi Berbeda Perlakuan Organoleptik Warna Rasa Aroma Tekstur Daya Terima K0R0 Putih Enak Khas Bolu Lembut Suka K0R1 Merah muda Enak Khas Bolu Lembut Suka Merah muda Agak Khas Bolu Lembut Agak Suka K0R2 Enak Cokelat Enak Agak khas Agak lembut Suka K1R0 bolu Cokelat Agak Agak khas Agak lembut Agak Suka K1R1 Enak bolu Cokelat Agak Kurang Agak lembut Agak Suka K1R2 Enak khas bolu Cokelat Agak Agak khas Agak lembut Agak Suka K2R0 Enak bolu Cokelat Agak Agak khas Agak lembut Agak Suka K2R1 Enak bolu Cokelat Agak Agak khas Agak lembut Agak Suka K2R2 Enak bolu K3R0 Cokelat Agak Enak Kurang khas bolu Kurang Lembut Kurang Suka Merah Agak Agak khas Kurang Agak Suka K3R1 K3R2 Keterangan : kecokelatan Merah kecokelatan Enak Kurang Enak bolu Kurang khas bolu lembut Kurang Lembut Kurang Suka K0 K1 K2 K3 R0 R1 R2 : 0 g tepung biji kluwih : 25 g tepung biji kluwih : 50 g tepung biji kluwih : 75 g tepung biji kluwih : Tanpa penambahan ekstrak rosella : Ekstrak rosella 10 g/ 100 ml : Ekstrak rosella 20 g/ 100 Ml Pembahasan Aktivitas Antioksidan Bedasarkan hasil uji aktivitas antioksidan pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa setiap sampel menghasilkan aktivitas antioksidan yang berbeda-beda. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada perlakuan 8
10 K3R2 (substitusi tepung biji kluwih 75% dengan penambahan ekstrak rosella 20 g/ 100 ml dengan aktivitas antioksidan sebesar 13,62%, sedangkan aktivitas terendah pada perlakuan K0R0 (tanpa substitusi tepung biji kluwih dan tanpa penambahan ekstrak rosella) dengan aktivitas antioksidan sebesar 11,42%. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas antioksidan pada setiap penambahan ekstrak rosella. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan tanpa ekstrak rosella (K0R0, K1R0, K2R0, K3R0) mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih rendah dari pada perlakuan dengan penambahan ekstrak rosella R1 (10 g/ 100 ml) maupun R2 (20 g/ 100 ml). Penambahan ekstrak rosella berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas antioksidan bolu kukus karena dalam kelopak bunga rosella terdapat kandunngan penting berupa pigmen antosianin yang termasuk ke dalam golongan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan (Mardiah, 2009). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak rosella, maka akan semakin pekat warna dan semakin tinggi kandungan antosianinnya seingga aktivitas antioksidan yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Namun, aktivitas antioksidan rosella akan berkurang apabila mengalami penanasan atau pengeringan (dengan oven), sehingga pada penelitian ini aktivitas antioksidan rosella mengalami penurunan setelah diolah menjadi bolu kukus, karena terjadi pemanasan saat bolu dikukus. Selain penambahan ekstrak rosella, penambahan tepung biji kluwih juga berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan bolu kukus. Hal ini terlihat pada perlakuan K0, K1, K2 dan K3 yang berbeda, substitusi tepung biji kluwih yang menghasilkan aktivitas antioksidan bolu kukus tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan 75% tepung biji kluwih dan 25% tepung terigu. Penambahan tepung biji kluwih berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan bolu kukus karena berdasarkan penelitian Sukatiningsih (2005), menyatakan bahwa biji kluwih mengandung senyawa fenol sebesar 0,06%. Senyawa fenol merupakan salah satu 9
11 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan dalam menetralisir radikal bebas dengan menyumbangkan elektron sehingga membuatnya stabil, sehingga menyebabkan penambahan tepung biji kluwih dapat meningkatkan aktivitas antioksidan bolu kukus. Uji Organoleptik Berdasarkan hasil uji organoleptik yang diakukan oleh 20 panelis agak terlatih terhadap warna, rasa, aroma, tekstur dan daya terima bolu kukus sebagai berikut : Warna Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa bolu kukus pada perlakuan tepung terigu 100% tanpa penambahan tepung biji kluwih dan tanpa penambahan ekstrak rosella (K0R0) menghasilkan warna putih, yang merupakan warna asli dari tepung terigu dan tidak tercampur dengan pigmen warna lainnya. Pada perlakuan K0R1 dan K0R2 menghasilkan warna merah muda karena pada perlakuan ini telah ditambahkan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda, yaitu masingmasing 10 g/ 100 ml dan 20 g/ 100 ml. Berdasarkan penelitian Isnaini (2010), menyatakan bahwa perbandingan rasio rosella:air yang semakin meningkat akan menurunkan derajat kemerahan. Pada perlakuan substitusi tepung biji kluwih 25% (K1), substitusi tepung biji kluwih 50% (K2), substitusi tepung biji kluwih 75% (K3) menghasilkan warna cokelat, kecuali pada perlakuan K3R2 yang menghasilkan warna merah kecokelatan. Penambahan tepung biji kluwih ke dalam adonan bolu kukus menghasilkan bolu kukus yang berwarna cokelat karena adanya senyawa fenol yang terkandung dalam biji kluwih, adanya senyawa fenol ini berpengaruh terhadap warna tepung dan warna pati biji kluwih. Berdasarkan penelitian Sukatiningsih (2005), menyatakan bahwa biji kluwih mengandung senyawa fenol sebesar 0,061% yang dapat menyebabkan pencokelatan enzimatis yang 10
12 mengakibatkan warna gelap bila biji disimpan atau dibuat tepung. Rasa Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rasa bolu kukus dihasilkan dari masing-masing perlakuan bervariasi mulai dari kurang enak, agak enak hingga enak. Perlakuan yang menghasilkan rasa enak yaitu pada pelakuan K0R0, K0R1 dan K1R0. Pada uji organoleptik ini rasa bolu kukus yang paling banyak dihasilkan adalah agak enak. Rasa agak enak dihasilkan pada perlakuan K0R2, K1R1, K1R2, K2R0, K2R1, K2R2, K3R0, K3R1. Rasa kurang enak terdapat pada perlakuan substitusi tepung biji kluwih 75% dengan penambahan ekstrak rosella 20 g/ 100 ml (K3R2). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella berpengaruh terhadap rasa bolu kukus. Berdasarkan hasil penelitian Sukatiningsih (2005), menyatakan bahwa kandungan lemak yang terdapat pada biji kluwih dapat mempengaruhi rasa dan aroma biji kluwih bila dimasak. Rasa bolu kukus juga dipengaruhi oleh adanya rasa asam yang dihasilkan oleh ekstrak rosella. Semakin pekat ekstrak rosella maka rasanya akan semakin asam. Aroma Aroma bolu kukus yang dihasilkan pada penelitian ini adalah enak, agak enak dan kurang enak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan aroma khas bolu yaitu pada semua perlakuan tanpa substitusi tepung biji kluwih (K0) yaitu pada perlakuan K0R0, K0R1, K0R2. Pada perlakuan K1R0, K1R1, K1R2, K2R0, K2R1, K2R2, K3R0, K3R1 menghasilkan aroma agak khas bolu. Sedangkan perlakuan yang menghasilkan aroma kurang khas bolu yaitu pada perlakuan K3R2. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa penambahan tepung biji kluwih mempengaruhi aroma bolu kukus. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sukatiningsih (2005), yang menyatakan bahwa lemak yang terkandung dalam biji kluwih mempengaruhi rasa dan aroma biji kluwih bila dimasak. 11
13 Tekstur Tekstur yang dihasilkan pada bolu kukus adalah lembut, agak lembut dan kurang lembut. Tekstur lembut terdapat pada perlakuan tepung terigu 100% tanpa substitusi tepung biji kluwih (K0), sedangkan tekstur agak lembut terdapat pada perlakuan tepung terigu 75% dengan substitusi tepung biji kluwih 25% (K1) dan pada perlakuan tepung terigu 50% dengan substitusi tepung biji kluwih 50% (K2). Pada perlakuan tepung terigu 25% dengan substitusi tepung biji kluwih 75% menghasilkan tekstur yang kurang lembut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit substitusi tepung biji kluwih maka tekstur yang dihasilkan akan semakin mendekati tekstur yang diinginkan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan bolu memiliki pengaruh pengikat dan pengeras yang berbeda-beda terhadap adonan bolu (Rakhmah, 2012). Penggunaan tepung terigu yang berlebihan menghasilkan tekstur bolu yang lebih lunak dan lebih beremah, sedangkan penggunaan tepung biji kluwih menghasilkan tekstur bolu yang lebih keras dan kasar. Tepung biji kluwih terdiri atas fraksi amilosa dan amilopektin, yang masing-masing berpengaruh terhadap sifat gel tepung yang dihasilkan, sifat tersebut akan berpengaruh juga terhadap tekstur produk yang menggunakan tepung tersebut (Sukatiningsih, 2005). Daya Terima Tabel 4.2 menunjukkan bahwa bolu kukus yang paling disukai oleh panelis adalah pada perlakuan tepung terigu 50% substitusi tepung biji kluwih 50% dengan penambahan ekstrak rosella 10 g/ 100 ml (K2R1) yang memiliki warna cokelat, rasa agak enak, aroma agak khas bolu dan tekstur agak lembut. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 12
14 1. Substitusi tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan bolu kukus biji kluwih, dan yang tertinggi pada perlakuan K3R2. 2. Substitusi tepung biji kluwih dan penambahan ekstrak rosella dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap uji organoleptik bolu kukus biji kluwih, dan yang paling disukai adalah pada perlakuan K2R1(warna cokelat, rasa agak enak, aroma agak khas bolu, tekstur agak lembut). DAFTAR PUSTAKA Cooper, H. Keneth Sehat Tanpa Obat 4 Langkah Revolusi Antioksidan. Bandung: Kaita. Isnaini, Lailatul Ekstraksi Pewarna Merah Cair Alami Berantioksidan dari Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) dan Aplikasinya pada Produk Pangan. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Mardiah, dkk Budidaya dan Pengolahan Rosella Si Merah Segudang Manfaat. Jakarta: Agromedia Pustaka. Novary, E.W Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta: Penebar Swadaya. Raharjo, M., dkk Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Suradaya. Rakhmah, Yaumil Studi Pembuatan Bolu Gulung dari Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batats L.). Skripsi. Makasar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudin. Sukatiningsih Sifat Fisikokimia dan Fungsional Pati Biji Kluwih (Actocarpus communis G.Forst). Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 6 No. 3. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Winarti, Sri dan Adurrozaq Firdaus Stabilitas Warna Merah Ekstrak Bunga Rosella untuk Pewarna Makanan dan Minuman. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 2. Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Industri Uiversitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya. 13
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh :
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BOLU KUKUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis ) DAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA ( Hibiscus sabdariffa) PADA KONSENTRASI BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan komoditas pangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A
PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI
Lebih terperinciKANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI
KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciKUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)
KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst) Quality of Noodle with Substitution of Kluwih (Artocarpus communis G. Forst) Seed Flour Agustina Arsiawati Alfa Putri
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA
UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS
PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan bahan pangan namun tidak semua dari sumber daya tersebut dipergunakan secara maksimal. Masih banyak
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
SUBSTITUSI TEPUNG KULIT SINGKONG (Manihot utillisima) DALAM PEMBUATAN MIE DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa Linn.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI JURNAL PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciKADAR BETAKAROTEN DAN ORGANOLEPTIK CAKE TEPUNG LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH SEBAGAI PEWARNA ALAMI
KADAR BETAKAROTEN DAN ORGANOLEPTIK CAKE TEPUNG LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH SEBAGAI PEWARNA ALAMI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciKADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI
KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NUR AINI ERNA ROSTIAMINASIH J 310 090 008 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI
PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI Oleh : INDARTY WIJIANTI 0533010013 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM DENGANN PEWARNA ALAMI KUNYIT (Curcuma domestica)
PEMANFAATAN BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM DENGANN PEWARNA ALAMI KUNYIT (Curcuma domestica) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk konsumtif yang memerlukan makanan, pakaian, dan fasilitas lainnya untuk bertahan hidup. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A
ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciOLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA
KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA (6103006001)
Lebih terperinciKECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA
KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan salah satu minuman berbahan dasar tumbuhan alami yang berkhasiat bagi tubuh. Minuman herbal dibuat dengan dasar rempahrempah, akar, batang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati tinggi. Hal ini dapat diketahui dari biodiversititumbuhan Indonesia. Berbagai tanaman dapat tumbuh
Lebih terperinciDAN DAYA SIMPAN SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH SKRIPSI
KADAR KALSIUM DAN DAYA SIMPAN SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciPadang, Maret Putri Lina Oktaviani
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Substitusi Tepung Keluwih (Artocarpus camansi)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah berkembang dengan cepat. Pangan fungsional yang merupakan konvergensi antara industri, farmasi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN
ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma Gizi
Lebih terperinciKUALITAS DAN KADAR PROTEIN NATA BIJI KLUWIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK MARKISA DAN SUMBER NUTRISI YANG BERBEDA SKRIPSI
KUALITAS DAN KADAR PROTEIN NATA BIJI KLUWIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK MARKISA DAN SUMBER NUTRISI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
IDENTIFIKASI POTENSI ANTIOKSIDAN MINUMAN COKELAT DARI KAKAO LINDAK (THEOBROMA CACAO L.) DENGAN BERBAGAI CARA PREPARASI: METODE RADIKAL BEBAS 1,1 DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZIL (DPPH) SKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK ES KRIM BEKATUL BERAS PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL SEBAGAI PEWARNA ALAMI
UJI ORGANOLEPTIK ES KRIM BEKATUL BERAS PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL SEBAGAI PEWARNA ALAMI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN
KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN Bambang Sigit A 1), Windi Atmaka 1), Tina Apriliyanti 2) 1) Program Studi Ilmu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (BIXA ORELLANA) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU
PEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (BIXA ORELLANA) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU 1) 2) Oleh; Mingle A Pistanty 1), Rahmawati 2), Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi,
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :
KADAR VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SOYGURT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MARKISA KUNING (Passiflora edulis var. flavicarpa) DAN DAUN PANDAN SEBAGAI PEWANGI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi
KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Program studi pendidikan biologi Disusun oleh: Arif Rachmad Hakim A420100085 PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman yang dimiliki oleh negara ini berupa flora dan fauna. Salah
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI ORGANOLEPTIK TEH CELUP BATANG DAN BUNGA KECOMBRANG PADA VARIASI SUHU PENGERINGAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN UJI ORGANOLEPTIK TEH CELUP BATANG DAN BUNGA KECOMBRANG PADA VARIASI SUHU PENGERINGAN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI
KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini menyebabkan konsumsi beras di Indonesia sangat tinggi dengan
Lebih terperinciSIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK TEH HITAM DARI BERBAGAI WAKTU PENYEDUHAN DAN KONSENTRASI SEDUHAN SKRIPSI
SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK TEH HITAM DARI BERBAGAI WAKTU PENYEDUHAN DAN KONSENTRASI SEDUHAN SKRIPSI OLEH : YOHANA OKTAVIANI 6103008054 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permen adalah produk makanan selingan yang terbuat dari gula/ pemanis, air, dan bahan tambahan makanan (pewarna dan flavoring agent). Permen banyak digunakan sebagai
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO GORENG BASRENG IKAN LELE (Clarias batrachus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L) DAN TEPUNG TAPIOKA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciPEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI Oleh: RIRIS MARITO SIMATUPANG 100305017/ILMU DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI
PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT
Hardiyanti, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016) : 123-128 123 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES Hardiyanti¹), Kadirman²), Muh. Rais 3 ) 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras
Lebih terperinciKANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI
KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WIDYA AGUSTINA A 420 100 076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciKADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BAKSO BERBAHAN DASAR KOMPOSISI DAGING SAPI DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG BERBEDA
KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BAKSO BERBAHAN DASAR KOMPOSISI DAGING SAPI DAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciPEMANFAATAN UMBI GANYONG DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) JURNAL PUBLIKASI
PEMANFAATAN UMBI GANYONG DALAM PEMBUATAN YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EMY PRIYANA A 420 100 079 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE
NASKAH PUBLIKASI KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE Disusun oleh: Florencia Grace Ferdiana NPM : 120801253 UNIVERSITAS ATMA JAYA
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG TERHADAP KUALITAS CAKE GANYONG WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusunoleh : ULFAH WIDIA FITRIANI A 420 090 004 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI
SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...
iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI... x ABSTRACK... xi I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara kaya beragam pangan. Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah seluruhnya 5.193.252 km², yang terdiri dari daratan dan lautan. Indonesia
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER
TUGAS AKHIR EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER (Extraction of Rosela Petals Powder for Colour Content Test using Spectrophotometer)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa
Lebih terperinciKADAR SERAT PANGAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Antocarpus communis ) DAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI
KADAR SERAT PANGAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Antocarpus communis ) DAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (Bixa orellana) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU DARI BERBAGAI MACAM TEPUNG
PEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (Bixa orellana) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU DARI BERBAGAI MACAM TEPUNG NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS
PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: VANDA FIKOERITRINA WIDYA PRIMERIKA
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair
Karina Novita Dewi. 1211205027. 2017. Pengaruh Konsentrasi H 2 SO 4 dan Waktu Hidrolisis terhadap Karakteristik Gula Cair dari Ampas Padat Produk Brem di Perusahaan Fa. Udiyana di bawah bimbingan Dr. Ir.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN PENGGUNAAN TEPUNG TERIGU, PATI SINGKONG DAN PATI JAGUNG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KRUPUK PEPAYA
ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN PENGGUNAAN TEPUNG TERIGU, PATI SINGKONG DAN PATI JAGUNG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA KRUPUK PEPAYA Artikel Ilmiah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:
PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG Oleh: Angga Wijaya 1),Sukirno Mus 2),Suparmi 2) E-mail: wijayaangga28@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN Disusun Oleh: FERAWATI I 8311017 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Segala
Lebih terperinciUntuk. Disusun oleh : A
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI STARTER DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS DAN TOTAL KEASAMAN YOGHURT SARI BIJI SIRSAK DENGAN PEWARNA ALAMI SARI KULIT BUAH MANGGIS NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permen atau kembang gula merupakan produk pangan yang banyak digemari. Menurut SII (Standar Industri Indonesia), kembang gula adalah jenis makanan selingan berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim merupakan merupakan salah satu produk olahan susu berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan dan dibuat melalui proses pembekuan dan
Lebih terperinciPEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID
PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI OLEH : BOSVIN ABDALLA TAMBUNAN 100305047 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN JENIS PENSTABIL DALAM PEMBUATAN COOKIES UBI JALAR
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN JENIS PENSTABIL DALAM PEMBUATAN COOKIES UBI JALAR SKRIPSI Oleh : FERDINAND 050305039 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
Lebih terperinciDisusun Oleh : J
PENGARUH PENGGUNAANN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbhitamoschata)PADA PEMBUATAN ROTI TAWAR DITINJAU DARI TINGKATPENGEMBANGAN DAN DAYAA TERIMA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : EFFA NURMADIANI J300120025
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_
PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_ 6103007037 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciUJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS
UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS Acceptability test and nutrient compositon of rice with the addition of pumpkin and sweet corn Hadiah Kurnia Putri
Lebih terperinciSKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM
SKRIPSI SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM Oleh : Nurimah 11081202918 PROGRAM STUDIPETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR
UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG DITAMBAHKAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : EKA
Lebih terperinciAGUSTIN WULANDARI A
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA DAUN KOPI (Coffea arabica) DENGAN VARIASI LAMA WAKTU FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUSTIN WULANDARI A 420 100 020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GAYAM DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA
UJI ORGANOLEPTIK KUE STIK DARI KOMBINASI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GAYAM DENGAN PERBANDINGAN BERBEDA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciYUWIDA KUSUMAWATI A
PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus) SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM PEMBUATAN KECAP DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK NANAS DAN EKSTRAK PEPAYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya kesejahteraan dan perubahan gaya hidup masyarakat telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada kesehatan seperti
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PEMANFAATAN TEPUNG PISANG (KEPOK PUTIH, RAJA ULI, DAN TANDUK) DALAM POUND CAKE : EVALUASI SIFAT FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS USE OF BANANA FLOUR (KEPOK PUTIH, RAJA ULI AND TANDUK) IN POUND CAKE : EVALUATION
Lebih terperinciPEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)
PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lahan pertanian mengakibatkan impor beras semakin tinggi, atau bahkan krisis
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan yang semakin meningkat dan menyempitnya lahan pertanian mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea
Lebih terperinciDiajukan Oleh : DEBBY WIJAYANTI A
KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO GORENG BASRENG IKAN LELE (Clarias batrachus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L) DAN TEPUNG TAPIOKA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh
Lebih terperinciUJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI
UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa) Rita Hayati, Nurhayati, dan Nova Annisa
PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa) Effect of Drying Temperature on Quality of Dried Rosella (Hibiscus sabdariffa) Rita Hayati, Nurhayati, dan Nova Annisa Prodi
Lebih terperinciKADAR SERAT PANGAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Antocarpus communis) DAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI
KADAR SERAT PANGAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK COOKIES DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI KLUWIH (Antocarpus communis) DAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Sukun (Arthocarpus altilis) atau Breadfruit merupakan tanaman pangan alternatif di Indonesia yang bersifat musiman. Kandungan karbohidrat sukun sangat tinggi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN NUGGET TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN
KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN NUGGET TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN Disusun Oleh : DWI ITA SARI J.9.7 PROGRAM STUDI GIZI D FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciUJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI MUNGGUR (Pithecolobium saman) DAN UBI UNGU (Ipomoea batatas) NASKAH PUBLIKASI
UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BIJI MUNGGUR (Pithecolobium saman) DAN UBI UNGU (Ipomoea batatas) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: INA ISTIQOMAH A 420 090 095 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI
PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI Oleh : I MADE DWI CAHYADI PUTRA NIM : 1011105030 JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinci