[Tindak Tutur dalam novel 728 hati Karya Djono W. OesmanMusrifa Laila]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "[Tindak Tutur dalam novel 728 hati Karya Djono W. OesmanMusrifa Laila]"

Transkripsi

1 TINDAK TUTUR DALAM NOVEL 728 HATI KARYA DJONO W. OESMAN MUSRIFA LAILA ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur yang terdapat dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Teknik pengumupulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik baca catat. Adapun analisis datanya menggunakan analisis pragmatic. Berdasarkan hasil penelitian yang berdasarkan teori Searle dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman, tindak tutur yang terdapat dalam novel 728 hari terdiri atas lima tindak tutur, yaitu 1) tindak arsertif yaitu tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya. Misalnya memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan, 2) tindak direktif yaitu tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misanya memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasehatkan, 3) tindak komisif yaitu tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya, menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan (doa), 4) tindak ekspresif yaitu tindak tutur yang mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan, mengampuni, menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa dan sebagainya, 5) tindak deklaratif yaitu ilokusi yang bila performasinya berhasil akan menyebabkan korespondensi yang baik antara isi proposisional dengan realitas. Contoh menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membaptis, memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk, menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya. Kata Kunci: Tindak, Tutur, Novel PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam interaksi sosial. Dalam interaksi tersebut tampak adanya upaya penyampaian gagasan dan pertukaran gagasan. Dapat dipastikan bahwa dalam aktivitas komunikasi tersebut senantiasa terjadi kegiatan bertutur. Dalam kaitannya dengan kegiatan bertutur sebagai aktivitas komunikasi, kegiatan bertutur adalah suatu tindakan. Jika kegiatan bertutur dianggap sebagai tindakan, berarti dalam setiap kegiatan bertutur terjadi tindak tutur. Hakikat tindak tutur itu adalah unit terkecil aktivitas bertutur yang mempunyai fungsi. Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

2 Tuturan mempunyai tujuan dan maksud tertentu yang terdapat dalam komunikasi. Tujuan merupakan salah satu aspek yang harus hadir di dalam suatu tuturan. Yang dimaksud dalam tujuan tuturan yakni upaya untuk mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh penutur kepada mitra tutur. Tujuannya yaitu untuk menyampaikan informasi, menyampaikan berita, membujuk, menyarankan, memerintah dan sebagainya. Dalam hal ini seorang penutur harus mampu menyakinkan mitra tuturnya atas maksud tuturannya. Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya, melainkan mempunyai fungsi, mengandung maksud, dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur. Orang yang tidak memiliki kemampuan dalam menuturkan suatu pembicaraan akan mengalami kesulitan,yakni tidak tersampainya pesan yang ingin disampaikan. Teori tindak tutur digunakan untuk mengenali berbagai bentuk tuturan yang menyatakan tindak tutur secara eksplisit (yang menggunakan kata-kata bermakna literal) dan berbagai bentuk tuturan yang menyatakan tindak tutur dengan memfungsikan kalimat deklaratif, interogatif, atau imperatif (baik langsung atau tidak langsung). Hal itu penting dilakukan untuk mengetahui karakteristik bentuk penyampaian tindak tutur. Tindak tutur termasuk pada kajian pragmatik. Dalam hal ini, kajian pragmatik menyangkut makna dalam hubungannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan situasi tutur. Pragmatic mempunyai bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan situasi dan konteksnya dalam kalimat. Situasi tertentu akan menimbulkan penggunaan bahasa yang berbeda dengan situasi lain. Demikian pula konteks tertentu akan menyebabkan penggunaan bahasa yang berbeda dengan konteks yang lain. Tindak tutur mempunyai fungsi yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh, akibat pada lingkungan para penyimak dan para pembicara. Jika dikaitkan antara penutur dan lawan bicara akan terbentuk suatu tindak tutur dan peristiwa tutur. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut merupakan isi tuturan. Kesepahaman antara penutur dan petutur mengidentifikasi keberhasilan sebuah komunikasi yang berkaitan dengan kebutuhan manusia dalam berkomunikasi terutama dalam penguasaan bahasa sebagai alat tranforamasi ilmu, maka diperlukan makna tuturan. Dengan menelaah makna tersebut maka sesuatu yang dimaksudkan akan jelas. Penelaahan makna dapat dilakukan melalui media, salah satunya melalui novel, karena dalam novel itulah kita dapat mengetahui rangkaian sebuah cerita sehingga maknanya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Novel merupakan salah satu media karya sastra dalam bentuk fiksi yang di dalamnya terdapat tuturan dan tindak tutur. Meskipun tuturan itu berupa lisan maupun tulisan tetapi yang dituturkan oleh penyimak untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan oleh si penutur. Novel 728 hari karya Djono W. Oesman bercerita tentang seorang gadis bernama Eva Meliana Santi yang divonis oleh Dokter mengidap penyakit Lupus dan Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

3 usianya sisa 728 hari lagi. Dalam tulisan ini penulis memilih Novel 728 hari karya Djono W. Oesman sebagai objek penelitian yang mengacu pada tindak tutur ilokusi dalam novel tersebut. Mengapa novel sebagai objek kajian penulis? Karena penulis ingin menghasilkan suatu penulisan di bidang kajian pragmatik yang berobjek pada karya fiksi. Penulis ingin mencari tahu bagaimana tuturan yang digunakan dalam karya fiksi tersebut. Berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman sangat berkaitan langsung dengan gambaran kehidupan masyarakat yang ditampilkan secara langsung oleh pengarang dalam menggerakkan ide ceritanya. Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa kajian penelitian ini cukup relevan dengan kondisi keseharian masyarakat sehingga menjadikan analisis ini sebagai objek penelitian. Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu Tindak Tutur apa sajakah yang terdapat dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan Tindak Tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman. Ruang lingkup Dalam penelitian ini peneliti fokus untuk menganalisis tindak tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oeman berdasarkan teori Searle yaitu tindak tutur arsertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisf, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Karena teori ini terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), teori tindak tutur itu baru berkembang secara mantap setelah teori yang dikemukan oleh Searle. Teori tindak tutur yang dikembangkan Searle dipandang lebih konkret oleh beberapa ahli. Bagi Searle (l969:16), semua komunikasi bahasa melibatkan tindak tutur. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan bagi pengajar dan pembelajar dalam kaitannya dengan pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam mengkaji tindak tutur dalam novel. 2. Penelitian ini sebagai bahan informasi kepada pembaca mengenai tindak tutur dalam novel 728 hari. 3. Memberikan motivasi kepada pembaca untuk senantiasa aktif membaca dan memahami tindak tutur dalam novel 728 hari. Definisi Operasional 1. Pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya. 2. Tindak tutur adalah aktivitas mengujarkan tuturan dengan maksud tertentu. Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

4 3. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kata novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga tahapa penyelesaiannya. KAJIAN PUSTAKA Pengertian dan fungsi bahasa Pengertian bahasa Chaer (2003: 32) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Sedangkan Bolinger (Chaer, 2003: 43) menjelaskan bahwa hakikat bahasa adalah bunyi, atau bahasa lisan, dapat kita saksikan sampai kini banyak sekali bahasa di dunia ini, termasuk di Indonesia, yang hanya punya bahasa lisan, tidak punya bahasa tulisan, karena bahasa-bahasa tersebut tidak atau belum mengenal aksara. Dari kedua pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi atau bahasa lisan yang dapat kita saksikan sampai kini banyak sekali bahasa di dunia. Bahasa juga digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi. Fungsi Bahasa Bahasa sudah menjadi bagian dari sistem aksi sosial, sebagai alat komunikasi. Teorinnya tentang enam funsi bahasa, yang menrupakan perkembangan tiga fungsi bahasa dari Buhler, membawa kita pada gagasan semiotis (bahasa dilihat sebagai sistem tanda). Ia mengemukakan bahwa dalam komunikasi kebahasaan kita dapat menggunakan bahasa dengan enam fungsi, yakni fungsi ekspresif, konatif, fatik, referensial, metalinguistik, dan puitik. Teori tentang fungsi-fungsi bahasa ini berasal dari Buhler (dalam Hoed 2008: 30) yang membedakan hanya tiga fungsi, yakni emotif, konatif, dan referensial. Fungsi emotif berorientasi pada pengirim, yakni untuk menonjolkan pikiran atau perasaan pengirim. Fungsi konatif berorientasi pada penerima, yakni untuk menonjolkan tujuan pengirim yang mengingatkan terjadinya pikiran, sikap, atau perilaku tertentu pada penerima. Fungsi referensial memeberikan tekanan pada hal yang dibicarakan dalam pesan. Ada dua macam istilah untuk mendeskripsikan fungsi utama bahasa. Pertama, yakni fungsi bahasa yang sifatnya untuk menyatakan isi kalimat saja, fungsi ini disebut fungsi transaksional. Kedua, yakni fungsi bahasa yang melibatkan hubungan sosial dan sikap individu yang dilukiskan sebagai funsi interaksional (Wahab 1998: 54). Pengertian Pragmatik Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk-bentuk itu. Menurut leech 1993 dan wijaya 1996 (dalam Syahrul R, 2008: 37) menjelaskan bahwa prgamatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Dalam Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

5 hal ini, kajian pragmatik menyangkut makna dalam hubungannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan situasi tutur. Menurut Leech (1993:19) menjelaskan bahwa pragmatik adalah imu yang mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi ujar. Menurut Yule (dalam Trisno 2008: 63) pragmatik berhubungan dengan kajian makna yang dikomunikasikan oleh pembicara (atau penulis) dan diinterprestasikan oleh pendengar (atau pembaca). Pragmatik lebih banyak merupakan analisis dari apa yang dimaksudkan seseorang dengan ujaran-ujarannya daripada apa makna dari kata atau frase yang terdapat dalam ujaran tersebut. Jadi, peragmatik adalah kajian tentang makna yang disampaikan pembicara. Tindak Tutur Pengertian Tindak Tutur Menurut Syahrul R (2008: 47) menjelaskan bahwa tindak tutur merupakan salah satu dasar kajian prgamatik. Dalam teori tindak tutur dinyatakan bahwa kegiatan berbahasa ditampilkan dalam bentuk tindak, misalnya bertanya, memberi perintah, dan sebagainya. Tindak tutur adalah sepenggal tutur yang dihasilkan sebagai bagian dari interaksi sosial (Sumarsono, 2014: 323). Leech (1993: 27) berpendapat bahwa sebuah tindak tutur yaitu mencakupi: (1) penutur dan mitra tutur; (2) konteks tutur; (3) tujuan tuturan; (4) tindak tutur sebagai bentuk tindak atau aktivitas dan (5) tuturan sebagai produk tindak verbal. Mujiman Rus Andianto (2013: 25) mengemukakan bahwa tindak tutur mempunyai fungsi yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh, akibat pada lingkungan para penyimak dan para pembicara. Menurut Yule (2014: 81) tindak tutur adalah tindak tutur merupakan tindakan yang dilakukan melalui ujaran atau kegiatan melakukan tindakan mengujarkan tuturan. Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah aktivitas tindakan dengan menuturkan sesuatu. Misalnya, tindakan mengusir dapat dilakukan dengan tuturan Maaf mas, sekarang sudah jam sepuluh Maksud tuturan ini adalah tindakan mengusir bukan menunjukkan waktu. Bentuk Tindak Tutur Austin (dalam Andianto, 2013: 27) membagi tindak tutur dalam beberapa tindakan yang berhubungan dengan ujaran. Yakni daya lukusioner, daya ilokusioner, dan daya perlokusioner, yang para linguis Indonesia masing-masing biasa disingkat lokusi, ilokusi dan perlokusi. 1. Tindak Tutur Lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti bermakna atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Misalnya, ibu guru berkata kepada saya agar saya membantunya. 2. Tindak Tutur Ilokusi adalah tindak tutur yang berkaitan dengan perbuatan dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Searle (dalam Rani 2004:161) membagi tindak tutur dalam lima kategori yaitu tindak tutur ilokusi : Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

6 1. Asertif, yaitu tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya. Misalnya memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan. 2. Direktif, yaitu tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misanya memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan. 3. Komisif, yaitu tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya, menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan (doa). 4. Ekspresif, yaitu tindak tutur yang mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan, mengampuni, menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa dan sebagainya. 5. Deklaratif, yaitu ilokusi yang bila performasinya berhasil akan menyebabkan korespondensi yang baik antara isi proposisional dengan realitas. Contoh menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membaptis, memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk, menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya. 3. Tindak Tutur Perlokusi adalah tindak tutur yang menimbulkan efek atau akibat karena adanya suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Selain tindak tutur tersebut. Wijaya (1996: 4) (dalam Kurniawan 2008) menjelaskan bahwa tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur langsung dan tindak tutur tindak langsung, tindak tutur literal dan tidak literal. 1. Tindak tutur langsung dan Tindak tutur tidak langsung Secara formal kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif), kalimat Tanya (interrogative) dan kalimat perintah (imperative). Secara konvensional kalimat berita (deklaratif) digunakan untuk memberitahukan sesuatu (informasi); kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan atau permohonan. Apabila kalimat berita difungsikan secara konvensional untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya dan kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, memohon dan sebagainya, maka akan terbentuk tindak tutur langsung (direct speech). Sebagai contoh: Mira memiliki dua adik. Di mana rumahmu? Ambilkan tas saya! Ketiga kalimat tersebut merupakan tindak tutur langsung berupaka kalimat berita, tanya dan perintah. Tindak tutur tidak langsung (indirect speech act) ialah tindak tutur untuk memerintah seseorang melakukan sesuatu secara tidak langsung. Tindakan ini dilakukan dengan memanfaatkan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa dirinya diperintah. Misalnya seorang ibu menyuruh anaknya mengambilsapu, diungkapkan dengan upik, sapunya di mana? kalimat tersebut selain bertanya sekaligus memerintah anaknya untuk mengambilkan sapu. 2. Tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal Tindak tutur literal (literal speech act) adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata menyusunnya. Sedangkan tindak tutur tak literal Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

7 (nonliteral speech act) adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan kata-kata yang menyusunnya. Sebagai contoh dapat dilihat dari kalimat berikut: 1. Penyanyi itu suaranya bagus. 2. Suaramu bagus, tapi kamu tidak yusah menyanyi. Kalimat (1) jika diutarakan dengan maksud untuk memuji atau mengagumi suara penyanyi yang dibicarakan, maka kalimat itu merupakan tindak tutur literal. Sedangkan kalimat (2) penutur bermaksud mengatakan bahwa suara lawan tuturnya jelek, yaitu dangan mengatakan Tak usah menyanyi. Tindak tutur pada kalimat (2) merupakan tindak tutur tak literal. Apabila tindak tutur langsung dan tidak langsung diinteraksikan dengan tindak tutur literal dan tidak literal, maka akan tercipta tindak tutur sebagai berikut: 1. Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act) Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraanya. Maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah, memberikan dengan kalimat berita, dan menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya. Misalnya: Ambilkan buku itu!, Citra gadis yang cantik, Berapa saudaramu, Mad? 2. Tindak tutur tidak langsung literal (indirect literal speech act) Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud penuturnya, tetapi makna kata-kata yang menyusunya sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Misalnya: Lantainya kotor. Kalimat itu jika diucapkan seorang ayah kepada anaknya bukan saj menginformasikan, tetapi sekaligus menyuruh untuk membersihkannya. 3. Tindak tutur langsung tidak literal (direct non literal speech) Tindak tutur langsung tak literal adalah tindak tutur yang utarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud dan tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya. Misalnya: sepedamu bagus, kok. Penuturnya sebenarnya ingin mengatakan bahwa sepeda lawan tuturnya jelek. 4. Tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect non literal speech act) Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan. Untuk menyuruh seorang pembantu menyapu lantai kotor, seorang majikan dapat saja mengutarakannya dengan kalimat, Lantainya bersih sekali, Mbok. Klasifikasi Tindak Tutur Searle Teori tindak tutur yang yang dikembangkan Searle dipandang lebih konkret oleh beberapa ahli. Searle menggunakan ide-ide Austin sebagai dasar mengembangkan teori tindak tuturnya. Bagi Searle (l969:16), semua komunikasi bahasa melibatkan tindak. Unit komunikasi bahasa bukan hanya didukung oleh simbol, kata atau kalimat, tetapi produksi simbol, kata, atau kalimat dalam Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

8 mewujudkan tindak tutur. Produksi kalimat yang berada pada kondisi-kondisi tertentu merupakan tindak tutur, dan tuturan merupakan unit-unit minimal komunikasi bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut, pada awalnya Searle membagi tindak tutur menjadi empat jenis, yakni (a) tindak ujaran (utterance act), yaitu kegiatan menuturkan kata-kata sehingga unsur yang dituturkan berupa kata atau morfem; (b) tindak proposisional (propositional act), yaitu tindak menuturkan kalimat; (c) tindak ilokusi (Ilocutionary act), yaitu tindak menuturkan kalimat, tetapi sudah disertai disertai tanggung jawab penutur untuk melakukan suatu tindakan; dan (d) tindakan perlokusi(perlocutionary act), yaitu tindak tutur yang menuntut mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam perkembangannya, Searle mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tutur tersebut berdasarkan pada tujuan tindak tutur, dari pandangan penutur. Tindak tutur yang pertama-tama dikemukakan oleh Austin (1956) yang merupakan teori yang dihasilkan dari studinya dan kemudian dibukukan oleh J.O. Urmson (1965) dengan judul How to Do Thing with Words? Kemudian teori ini dikembangkan oleh Searle (1969) dengan menerbitkan sebuah buku Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan sekadar lambang, kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau ahsil dari lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur (teh performance of speech acts). Teori Austin kemudian mendapat kritik dari muridnya sendiri yaitu Searle (1969). Menurut Searle teori yang diajukan Austin terdapat hal yang membingungkan antara verba dan tindakan, terlalu banyak tumpang tindih dalam teori, terlalu banyak heterogenitas dalam kategori dan yang paling penting tidak adanya Klasifikasi yang konsisten. Dari beberapa teori tentang bentuk tindak tutur yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti menggunakan teori Searle dalam menganalisis data penelitian. Pengertian Novel Novel (inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; inggris; short story) merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Dengan demikian, pengertian fiksi seperti dikemukakan di atas, berlaku juga untuk novel. Sebutan novel dalam bahasa Inggris- dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesiaberasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa jerman: novella). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2013: 11). Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008 :141), novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kata novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh hingga tahapa penyelesaiannya. Nurgiyantoro (2013: 4) mengemukakan bahwa novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

9 imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti peristiwa, plot, alut, dan tokoh, dan sudung padang yang kesemuanya bersifat imajinatif. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti peristiwa, plot, alut, dan tokoh, dan sudung padang yang kesemuanya bersifat imajinatif. Novel juga diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan cara mengungkapkan kebenaran yang objektif yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah data yang yang diperoleh. Dalam penelitian ini, data yang dikaji dideskripsikan sedemikain rupa sehingga diperoleh gambaran yang utuh mengenai tindak tutur dalam novel yang dijadikan objek penelitian. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan. Dikatakan penelitian kepustakaan karena penelitian ini didukung oleh referensi baik yang berupa novel maupun sumber buku penunjang lainnya tang relevan dalam penelitian ini. Data dan sumber Data Data dalam penelitian ini adalah berupa kata, kalimat, paragraf yang mengandung tindak tutur dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel 728 Hari karya Djono W. Oesman (Penerbit PT. Melvana Media Indonesia, Depok, Jawa Barat, November 2015, tebal: 336 halaman. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca-catat, karena data-datanya berupa teks. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah membaca novel 728 Hari secara berulang-ulang, dan mencatat kalimat-kalimat yang merupakan penggambaran dari tindak tutur. Korpus Data No Data Tuturan Konteks Tuturan Jenis tuturan 1. Badarudin usul. Baiknya kita titipkan kiki ke ibu-ibu pengajian, sebelum Nenek Tuturan Badarudin kepada sugiarti dalam novel 728 hari. Badarudin menyarankan kepada Tindak arsertif Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

10 datang, katanya. Sugiarti agar kiki dititipkan ke ibu-ibu pengajian, sebelum Nenek datang. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis pragmatis yaitu analisis bahasa berdasarkan pada sudut pandang pragmatik (Rustono, 1999:18). Analisis ini untuk menemukan maksud penutur baik diekspresi secara tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat dibalik tuturan. Adapun metode yang digunakan yaitu metode identifikasi. Metode tersebut adalah metode yang dilakukan dengan cara menetapkan suatu jenis tindak tutur. Tindak tutur yang mempunyai kesamaan karakteristik diklasifikasi ke dalam satu jenis tindak tutur, sedangkan tindak tutur yang memiliki perbedaan karakteristik diklasifikasi ke dalam satu jenis tindak tutur yang berbeda. Atas dasar pengujian jenis tindak tutur berdasarkan kriteria pengujian jenis tindak tutur, kriteria tersebut adalah menyatakan perintah, evaluasi, berjanji, pernyataan status atau hal yang baru. Adapun langkah-langka dalam menganalisis sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman, 2) Mengklasifikasi jenis jenis tindak tutur terdapat dalam novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, 3) Menginterpretasi tindak tutur dalam Novel 728 Hari karya Djono W. Oesman, 4) Menyimpulkan hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tindak Tutur Arsertif Tindak arsertif yaitu tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya. Misalnya memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan. Dalam kutipan di bawah ini Eva memberitahu dan menjelaskan kepada Ryan tentang lagu yang ingin dia nyanyikan. Berikut kutipannya di bawah ini: Gue mau nyanyiin lagu ini, nih. Coba dipelajari, kata Eva, menyodorkan kaset kepada Ryan. Lagu yang mana, Va? tanya Ryan. The Final Countdown. Jujur, gue belom kenal. Coba kita dengerin. Itu band hard rock Swedia. The Final Countdown album ketiga mereka, dirilis Album itu laku sepuluh juta copy. Akhirnya Europe mendunia, tutur Eva. (Oesman 2015: 138). Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

11 Pada kutipan di atas termasuk tindak arsertif memberitahukan sekaligus menjelaskan. Adapun konteks tuturannya yaitu Tuturan Eva kepada Ryan dalam novel 728 hari. Eva memberitahu dan menjelaskan kepada Ryan tentang lagu yang ingin dia nyanyikan. Tindak Tutur Direktif Tindak direktif yaitu tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misanya memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan. Dalam kutipan di bawah ini Kepala Sekolah meminta kepada Eva untuk mengikutinya. Berikut kutipannya di bawah ini: Saya Eva Meliana Santi kelas satu satu. Ibu saya kemarin menghadap bapak kepala sekolah, minta dispensasi. Saya baru sembuh dari rumah sakit. Kata dokter, saya dilarang kena matahari. Sakitmu apa, Eva Meliana Santi? Lupus, Pak. Ikut saya. Kemudian, Eva mengikuti Kepala sekolah (Oesman 2015: 120). Pada kutipan di atas termasuk tindak direktif karena tindak tutur yang mendorong pendengarnya melakukan sesuatu. Dalam kutipan tersebut terbukti pada kata ikut saya yang di tuturkan oleh kepala sekolah kepada Eva berarti meminta Eva agar mengikutinya. Kata kepala sekolah tersebut mempengaruhi Eva, kemudian Eva mengikutinya. Tindak Tutur Komisif Tindak komisif yaitu tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya, menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan (doa). Dalam kutipan di bawah ini Ibu Sugiarti memanjatkan doa untuk anaknya eva. Berikut kutipannya di bawah ini: Apakah Eva bisa sembuh Tidak. Kata dokter Usianya baru dua belas Ya Allah ampuni dosaku. Izinkan aku menanggung beban sakitnya, Ya Rabb (Oesman 2015: 48). kutipan di atas termasuk tindak komisif memanjatkan doa karena tindak tutur komisif yaitu tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu. Dalam kutipan tersebut penutur melakukan sesuatu ketika mendengar ucapan dokter yang mengatakan eva tidak dapat sembuh. Tindak Tutur Ekspresif Tindak ekspresif yaitu tindak tutur yang mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memaafkan, mengampuni, menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa dan sebagainya. Beriku kutipannya di bawah ini: Hahaha lucu amat. Sakit apaan itu? Kayak nama bintang film. Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

12 Tanggapan: astagfiiir kejutan bagai menampar wajah sugiarti. Kejutan melegakan. Dia mulai berani mengangkat wajah. (Oesman 2015: 53). Pada kutipan di atas termasuk ekspresif karena Tuturan eva kepada ibunya Sugiarti dalam novel 728 hari. Eva mengatakan Hahaha lucu amat. Sakit apaan itu? Kayak nama bintang film kemudian Sugiarti menanggapi dengan mengespresikan atau mengungkapkan perasaannya tentang apa yang dikatakan eva dengan mengatakan astagfiiir kejutan bagai menampar wajah sugiarti. Kejutan melegakan. Dia mulai berani mengangkat wajah. Tindak Tutur Deklaratif Tindak deklaratif yaitu ilokusi yang bila performasinya berhasil akan menyebabkan korespondensi yang baik antara isi proposisional dengan realitas. Contoh menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membaptis, memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk, menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya. Berikut kutipannya di bawah ini: Eva cepat ngetop. Gadis payung merah katanya seorang calon siswa, diikuti tawa lainnya. (Oesman 2015: 126). Pada kutipan di atas termasuk deklaratif mengucikan. Adapun konteks tuturannya yaitu Tuturan seorang calon siswa kepada Eva dalam novel 728 hari. Calon siswa lain mengejek eva denga berikan julukan baru gadis paying merah. Pembahasan Berdasarkan temuan penelitian yang dipaparkan pada bagian 4.1 tentang tindak tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman berdasarkan teori Searle terdapat (1) tindak tutur arsertif, (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur komisif, (4) tindak tutur ekspresif, dan (5) tindak tutur deklaratif. Tindak tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman pada dasarnya digunakan untuk mengetahui bentuk tuturan yang terdapat dalam novel. Tindak arsertif yaitu yaitu tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya. Misalnya memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan. Tindak direktif yaitu tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misanya memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan. Tindak komisif yaitu tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya, menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan (doa). Tindak ekspresif yaitu tindak tutur yang mempunyai fungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang pembicara menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi. Tindak deklaratif yaitu ilokusi yang bila performasinya berhasil akan menyebabkan korespondensi yang baik antara isi proposisional dengan realitas. Contoh menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membaptis, memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk, menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya. Kelima tindak tutur tersebut merupakan teori Searle pada pengklisifikasian pada tindak ilokusi. Tindak tutur ilokusi (illocutionary act) yaitu, tindak tutur yang didefinisikan tindak tutur ilokusi sebagai sebuah tuturan selain berfungsi untuk Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

13 mengatakan atau mengimformasikan sesuatu dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, tindak tutur yang dilakukan oleh penutur berkaitan dengan perbuatan hubungan dengan menyatakan sesuatu. Tindak tutur ilokusi berkaitan dengan nilai yang ada dalam proposisinya. Pada umumnya novel dikembangkan dalam bentuk narasi dan dialog untuk membuat novel lebih hidup. Percakapan di dalam novel juga merupakan tindak tutur. Denga demikian, melalui tuturan yang dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman kita dapat mengetahui tema dan amanat dalam novel tersebut. Tema adalah gagasan pokok yang mendasari suatu cerita sedangkan amanat adalah sesuatu yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Tema dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman yaitu Tentang perjuangan hidup seorang wanita yang tak pernah menyerah melawan penyakit Lupus. Sedangkan amanat dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman yaitu jangan pernah menyerah walaupun itu dalam keadaan sesulit apapun. Relevansi Hasil Penelitian dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di sekolah Tindak Tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman relevan dengan Pembelajaran berbicara karena itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia. Dalam proses pembelajaran, hasil penelitian dapat digunakan untuk membatu pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga tuturan dapat diterapkan untuk mempermudah interaksi belajar mengajar. Dengan adanya penelitian tentang tindak tutur ini, guru bahasa Indonesia mengetahui tentang bidang kajian pragmatik yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam keterampilan berbicara. Hasil penelitian ini bagi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dapat dijadikan sebagai wawasan serta pemahaman mengenai tindak tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman. Tindak tutur merupakan aktivitas mengujarkan sesuatu dengan maksud tertentu. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman antara penutur yang dikarenakan maksud tuturan tidak tersampaikan. Berkaitan dengan pembelajaran bahasa khususnya pragmatik, hasil penelitian ini digunakan sebagai materi ajar pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan para siswa atau mahasiswa dapat memahami tentang bentuk dan fungsi tindak tutur. Agar penelitian ini dapat menyatu dan relevan secara tepat dalam kehidupan khususnya bagi siswa sekolah, harusnya para guru baha Indonesia yang selalu berhadapan dengan peserta didik harus memahami benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahas adalah agar para peserta didik terampil berbahasa. Salah satu aspek keterampilan bahasa yang sangat penting peranannya dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas melalui sebuah tuturan yang disesuaikan dengan konteks dan situasi dimana penutur sedang berbicara. Salah satu upaya untuk meningkatkan semua keterampilan tersebut adalah dengan menghadapkan peserta didik secara langsung pada bentuk-bentuk karya sastra, dalam hal ini novel. Upaya tersebut akan menumbuhkan sikap menghargai hasil karya sastra Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

14 sehingga akan membawa peserta didik menuju ke tingkat kemampuan apresiasi sekaligus pemahaman pemakaian bahasa yang memadai. Novel merupakan salah satu karya narasi yang mempunyai banyak fungsi, selain sebagai bentuk hiburan, novel juga merupakan media komunikasi untuk menyampaikan pesan dari penulis kepada pembacanya. Tentulah sebuah novel mengandung percakapan-percakapan untuk mentransformasikan sebuah cerita secara utuh. Percakapan-percakapan antartokoh yang terdapat dalam novel terlahir dan terinspirasi dari fenomena-fenomena pembicaraan di lingkungan sebenarnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada IV mengenai tindak tutur dalam novel 728 hari karya Djono W. Oesman berdasarkan teori Searle terdapat lima tindak tutur yaitu tindak arsertif, tindak direktif, tindak komisif, tindak ekspresif, tindak deklaratif. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dan panduan bagi para penulis untuk menulis suatu karya sastra novel agar dapat menggunakan bahasa dengan baik sehingga para pembaca dapat menikmati isi dari cerita secara baik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia khusus untuk bidang kajian pragmatik dan semoga hasil penelitian ini juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, dan dapat menjadi acuan atau bandingan untuk penelitian yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Andianto, Mujian Rus Pragmatik Direktif dan Kesantunan Berbahasa. Yogyakarta: Gress Publishing. Chaniago, Sam Mukhtar, dkk Pragmatik. Jakarta: Universitas terbuka. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hoed, Benny H Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitass Bambu. Kurniawan Jurnal Tindak Tutur: nt= Diakses Kamis tanggal 15 Desember. Leech, Geoffrey Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Oesman, Djono W Hari: Ibu Jembatanmu Menuju Surga. Jawa Barat: PT Melvana Media Indonesia. Rani, Abdul, dkk Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing. Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

15 Rustono Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Press. Searle Speech Acts An Essay in The Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press. Siswanto, Wahyudi Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. Sumarsono Sosiolingustik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syahrul R Pragmatik Kesantunan Berbahasa. Padang: Universitas Negeri Padang Press. Trisno, Edi Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra: Prinsip Kerja Sama Dalam Percakapan Mahasiswa. Wahab, Abdul Butir-Butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press. Yule, George Pragmatik. Yogyakarta: Oxford University Press. Jurnal Bastra Volume 3 Nomor 3 Desember

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita.karena bahasamerupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan saling terhubung. Berkomunikasi pada umumnya melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB Putri Suristyaning Pratiwi Fathiaty Murtadho Sam Mukhtar Chan 110 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perwujudan ilokusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi manusia pasti menggunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa dalam komunikasi itu digunakan manusia dalam bentuk ujaran atau tuturan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pragmatik adalah salah satu bagian dari ilmu linguistik. Pragmatik adalah kajian mengenai arti dalam hubungannya dengan situasi pada saat tuturan diucapkan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO SELOKA 4 (2) (2015) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO Yuliarti,

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS KARYA N. RIANTIARNO, RELEVANSI PENELITIAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDESKRIPSIKAN PERILAKU MANUSIA MELALUI DIALOG NASKAH DRAMA, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) Sri Sundari 1, Wahyudi Rahmat 2, Ria Satini 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU Siska Indri Febriana * Imam Suyitno Widodo Hs. E-mail: fchizka@gmail.com Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Dari sekian banyak mahasiswa yang

Lebih terperinci