Bab 1. Pendahuluan. pertengahan abad ke-19 adalah bukan negara yang sama seperti saat ini yang maju. budaya mereka mau terus bekerja dan berusaha.
|
|
- Agus Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki masyarakat yang tangguh dalam membangun kemakmuran dan kesejahteraan kehidupan di masa sekarang dan di masa depan. Jepang terbukti, di saat pertengahan abad ke-19 adalah bukan negara yang sama seperti saat ini yang maju dalam ekonomi. Hal ini tidak menyurutkan optimisme orang Jepang, dengan menganut budaya mereka mau terus bekerja dan berusaha. Menurut Commodore Perry (1992) rasa ingin tahu mereka untuk mempelajari hasil kemajuan bangsa lain. Kesediaan mereka dalam menerima hasil-hasil tersebut untuk kepentingan sendiri. Dengan kebijakan pemerintahannya yang eksklusif, meningkatkan mereka pada suatu tingkat bersama negara-negara paling maju. Bangsa Jepang adalah bangsa yang belajar dari pengalaman, di mana masyarakatnya pada saat itu belajar dari kesengsaraan yang mereka alami. Setiap perusahaan di Jepang, orang Jepang dapat menghasilkan kemampuan kerja (workmanship) yang tidak saja meliputi jam-kerja panjang, tetapi juga kualitas atau mutu kerja yang tinggi, Oleh karena itu dengan semangat bekerja yang tinggi ekonomi Jepang semakin hari semakin maju dan kuat sehingga pada abad kedua puluh satu akan menjadi abad Jepang dimana akan memimpin Asia dalam membuat kawasan Asia Pasifik menjadi pusat perekonomian dunia (Yoshihara,1992:26). Pada saat ini, Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai pengaruh besar dalam perekonomian Asia maupun Dunia. Takafusa (1985) mengatakan, Jepang 1
2 bertanggung jawab untuk 8,8 persen dari seluruh ekspor dunia dan 7,3 persen dari seluruh impor dunia atas dasar nilai (1983), dan kebijakan perdagangan Jepang mempengaruhi ekonomi internasional yang sangat berarti. Sejarah ekonomi Jepang mencatat peristiwa-peristiwa yang sangat mempengaruhi perekonomian Jepang saat ini, di mana ada masa-masa yang membuat Jepang mulai diperhitungkan keberadaannya oleh negara-negara maju seperti Amerika, Jerman dan Inggris. Masa emas terjadi pada tahun an, ketika itu Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negaranya yang meningkat pesat ( 高度経済成長 ), ditandai dengan kesuksesan membangun dan memajukan negaranya, yang dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jepang pada tahun mencapai rata-rata 10,9% bahkan sesudah tahun 1965 naik lagi menjadi rata-rata 11,8% hingga tahun 1970 (Suryohadiprojo,1987:84). Pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat dirasakan oleh hampir keseluruhan masyarakat Jepang. Kebutuhan hidup mereka dari primer, sekunder dan tersier mulai dapat mereka penuhi karena masyarakat Jepang dan perekonomiannya tidak hanya bersandar secara berat sebelah kepada perusahaan besar, bearti oto-aktivitas masyarakat dalam bidang ekonomi cukup besar dan juga menjadi sebab mengapa dalam masyarakat Jepang lebih dari 90 persen rakyatnya merasa dirinya berada dalam golongan menengah (Suryohadiprojo,1987:90). Terjadinya Perang Timur Tengah yang ke empat mengakibatkan perekonomian dunia pun menjadi terhambat yang dikarenakan perebutan minyak bumi oleh beberapa Negara. Krisis minyak dimana harga minyak bumi yang rendah menjadi tinggi, sehingga 2
3 Jepang yang hampir tidak memiliki minyak bumi ikut terpukul akibat kenaikan harga minyak bumi yang drastis. Terlihat dari Produk Nasional Bruto menunjukan tingkat pertumbuhan yang negatif (minus 1,3%) dalam tahun 1974 (Yoshihara,1992:23). Setelah Perang Timur Tengah berakhir, perekonomian Jepang kembali normal cenderung naik dan terus naik, yang dapat dilihat dari hasil pertanian, perikanan, maupun industri dikarenakan kemampuan mengubah struktur industrinya. Setelah mengalami pasang surut perekonomian nasional, pada tahun 1980-an sejarah ekonomi Jepang mencatat peristiwa penting lainnya yaitu Bubble Economy atau dalam Bahasa Jepang disebut baburu keizai ( バブル経済 ). Menurut Lim Hua Sing (2001) dalam Peranan Jepang di Asia mengatakan, Jepang mengalami Baburu Keizai dikarenakan ada dua hal. Yang pertama, pada bulan September 1985 dalam kesepakatan Plaza ( プラザ合意 ), bangsa-bangsa barat yang dipimpin oleh Amerika, mengadakan pertemuan dengan Jepang dengan tujuan menekan Jepang agar membiarkan yen mengalami apresiasi sehingga nilai yen menjadi turun drastis atau yang disebut dengan yendaka, dari harga 242 yen per satu dolar Amerika menjadi 100 yen per satu dolar Amerika. Akibatnya, nilai-nilai aset (saham dan properti) meningkat secara substansial namun tidak normal dari paruh kedua dasawarsa tahun 1980-an menjelang akhir tahun 1990, indeks Nikkei melonjak tiga kali lipat dari sekitar pada bulan Januari 1986 menjadi hampir menjelang akhir tahun With higher stock prices, new equity issues skyrocketed, becoming a significant source of finace for corporations. Bank found a new outlet for funds in real estate development. In turn, corporations attempted to maximize the productivity of their assets using real estate holding as a collateral for stock market speculation. The ensuing speculative resulted in bubble economy in 3
4 which land prices doubled and stock market rose 2,9 times (Kondasha International,2002:66). Terjemahan: Harga saham dibursa saham serta saham perusahaan yang semakin meningkat menjadi sumber keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Seiring dengan perkembangan real estate, bank menemukan tempat untuk menyimpan uangnya. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk memaksimalkan produktivitas aset mereka dengan menggunakan kepemilikan real estate sebagai jaminan dalam spekulasi pasar saham. Akibat dari spekulasi dari sekitar tahun mengakibatkan harga tanah meningkat sebesar 2 kalinya dan harga saham meningkat 2,9 kali sehingga disebut Bubble Economy. Yang ke dua oleh pemerintah Jepang sendiri dimana, pemerintah tidak dapat memainkan peran aktif apa pun karena pemerintah juga mengalami kendala-kendala pengeluaran fiskal dan sedang terdesak oleh kebutuhan untuk menutupi defisit-defisit yang ditimbulkan oleh berbagai departemen pemerintahan. Bertahun-tahun peserta pasar optimis dengan membeli aset secara berlebihan kemudian dijual kepada peserta yang lebih berani berspekulasi dengan harga yang lebih tinggi, dan ini akan selalu berlanjut bila peserta tersebut menemukan orang yang lebih berani membeli dengan harga yang lebih tinggi lagi dan akan berhenti apabila tidak ada lagi pembeli berani membeli dengan harga yang lebih tinggi lagi dalam waktu jangka panjang. Masyarakat menjadi optimis terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan adanya spekulasi terhadap harga saham atau tanah untuk investasi sehingga harga menjadi semakin tinggi (Ryuichiro,1993:200). Komiya (1990) mengatakan, ditahun total pinjaman dari bank untuk semua industri naik 4
5 sebanyak 120%, sementara itu pinjaman untuk real estate meningkat hampir lebih dari 300%. Secara otomatis, harga-harga barang dipasaran pun melonjak tinggi. Keadaan ini terus berlanjut sampai harga yen jatuh ketika perputaran uang di pasaran terlalu tinggi sehingga mengakibatkan inflasi, dimana harga barang semakin naik, tetapi uang masih banyak beredar di pasaran dengan demikian membuat nilai uang semakin turun. Kondisi inflasi ini sebenarnya dapat diatasi beberapa saat dengan cara mengorbankan keuntungan perusahaan, karena dengan permintaan yang menurun dan biaya yang lebih tinggi yang menggambarkan kenaikan upah dan harga bahan baku dan bahan bakar yang membubung tinggi, marjin keuntungan menurun (Nakamura,1985:104). Dan ketika para kreditor tidak bisa mengembalikan pinjaman kepada bank karena inflasi, harga tanah dan saham menurun mengakibatkan kerugian yang signifikan dirasakan oleh pihak bank dan pihak kreditor. Kerugian yang terjadi mengakibatkan kebangkrutan sehingga bank tidak bisa menerima pengembalian modal dari peminjam yang berbentuk tanah atau saham dikarenakan harganya yang terus merosot, tidak cukup untuk menutupi jumlah hutang yang dipinjam. Menurut Watkins dalam The Bubble Economy of Japan (2007), contoh kasus yang terjadi pada pendukung politik yang membeli rumah tinggal mantan Perdana Menteri Kiichi Miyazawa seharga 13.2 milliar yen pada tahun 1989 dengan meminjam kepada 7 bank, lalu akibat runtuhnya Baburu Keizai pada tahun 1991 harga rumah tersebut hanya diperkirakan seharga 2.7 milliar yen. Seperti gelembung yang akan pecah, besar hutang yang tidak bisa dibayar oleh para kreditor mengakibatkan kredit macet sehingga keruntuhan Baburu Keizai terjadi. 5
6 Akibat dari runtuhnya Baburu Keizai tersebut banyak perusahaan mengurangi karyawan baru dan merumahkan sebagian pegawai, maka membawa masalah baru dalam sistem kerja Jepang. Ravianto (1988) mengatakan, keadaan bisnis yang buruk dapat memberikan dampak besar terhadap kepegawaian seumur hidup shushinkoyouseido ( 終身雇用制度 ) dan sistem gaji berlandaskan senioritas nenkojoretsuseido ( 年功序列制度 ) dimana kedua aspek itu merupakan karateristik yang menonjol daripada manajemen Jepang. Tidak hanya merumahkan karyawan senior akibatnya juga dirasakan oleh mereka yang akan mencari pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi atau lulusan sekolah menengah ke atas. Dengan sistem kerja Jepang yang berprinsip bekerja seumur hidup dan tanpa maksud untuk memberhentikan karyawannya dan untuk mempertahankan perusahaan agar tidak bangkrut maka, banyak perusahaan memberlakukan suatu sistem kerja paruh waktu. Mereka mendapati kesulitan dengan semakin ketatnya persaingan di antara mereka untuk menjadi karyawan tetap. Hal ini meyebabkan mereka yang kalah bersaing, mencari alternatif lain seperti bekerja paruh waktu atau yang dalam bahasa Jepang disebut furiitaa. Keberadaan furiitaa dalam masyarakat Jepang sebenarnya bukan suatu hal yang baru, dikarenakan orang Jepang terutama anak muda yang masih sekolah ataupun wanita yang sudah berkeluarga berkerja paruh waktu dengan sebutan arubaito. Akibat dari keruntuhan Baburu Keizai, meningkatkan jumlah furiitaa di Jepang mengalami peningkatan untuk kaum laki-laki muda Jepang 2,4 % naik tiga kali lipatnya 6
7 pada tahun 1997 menjadi 6,4%. Sedangkan untuk kaum perempuannya 7,3% pada tahun 1982 menjadi 16,3% pada tahun 1997 (Dwianto,2006:244). Furiitaa mendominasi tempat-tempat kerja seperti restoran, departemen store, convenience store. Pertumbuhan furiita yang pesat membawa fenomena dan masalah baru bagi pemerintah Jepang dan furiitaa itu sendiri karena, dampaknya bisa mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Jepang pada waktu mendatang. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis merumuskan peningkatan jumlah furiitaa akibat baburu keizai houkai dilihat dari perubahan sistem kepegawaian. Permasalahan inilah yang akan dibahas dalam skripsi ini. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup dalam permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang keruntuhan Baburu Keizai. 2. Peningkatan kerja paruh waktu akibat Baburu Keizai Houkai. 3. Alasan manajemen perusahaan membuka lapangan kerja paruh waktu sehubungan dengan Baburu Keizai Houkai. 1.4 Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memberikan referensi mengenai kondisi masyarakat Jepang khususnya dalam bidang lapangan kerja setelah Jepang mengalami keruntuhan Baburu keizai. 7
8 Dengan demikian penulis berharap skripsi bermanfaat untuk memberikan pemahaman tentang peningkatan furiitaa dari segi perubahan sistem kepegawaian. 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode penilitian studi literature atau kepustakaan melalui data didapatkan berasal dari buku-buku, koran dan internet termasuk data statistik. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Berisikan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta sistematika penulisan sebagai permulaan dalam skripsi ini. Bab 2 Landasan Teori Penulis menjelaskan strategi dan kebijakan manajemen perusahaan Jepang menyediakan lapangan kerja paruh waktu sebagai antipasi dari kondisi pasca keruntuhan Baburu Keizai. Bab 3 Analisis Data Penulis menjelaskan data-data mengenai peningkatan kerja paruh waktu sebagai akibat dari keruntuhan Baburu Keizai. 8
9 Bab 4 Simpulan dan Saran Penulis meyimpulkan keseluruhan hasil analisa dalam skripsi ini. Bab 5 Ringkasan Penulis merangkum keseluruhan isi skripsi ini dengan lebih padat dengan demikian dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca. 9
Bab 5. Ringkasan. an, ketika itu Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negaranya yang meningkat pesat
Bab 5 Ringkasan Sejarah ekonomi Jepang mencatat tiga peristiwa yang sangat mempengaruhi perekonomian Jepang saat ini. Yang pertama, masa emas terjadi pada tahun 1955-1970- an, ketika itu Jepang mengalami
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci: Baburu keizai dan Furiitaa. iii
Abstraksi Pada tahun 1989, Jepang mengalami sejarah ekonomi yang dikenal baburu keizai dimana harga-harga dipasaran melonjak drastis, terutama pada sektor saham dan real estate. Tahun 1991 keadaan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, merupakan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan Jepang menjadi salah satu negara industri maju dikarenakan Jepang tetap mempertahankan tradisinya dalam perusahaan seperti shuushin koyou, nenkojyoretsu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat menjadi awal terjadinya krisis ekonomi global. Krisis tersebut menjadi penyebab ambruknya pasar modal Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan kemampuan atau sumber daya yang terbatas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Akhir tahun 1950-an sampai awal tahun 1970-an mengantarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paska Perang Dunia II, negara Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akhir tahun 1950-an sampai awal tahun 1970-an mengantarkan Jepang pada puncak kesuksesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang penelitian Berbagai macam sektor yang menggerakkan roda perekonomian, salah satunya adalah sektor properti. Investasi dalam bentuk properti masih menjadi alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian di suatu Negara, pasar modal merupakan sebuah indicator kemajuan perekonomian Negara serta menunjang ekonomi Negara yang bersangkutan. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan primer makhluk hidup adalah papan selain sandang dan pangan. Sandang dan pangan merupakan penunjang yang membuat manusia untuk dapat tetap hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan kian pesat dan menjadi perekonomian terbuka. Perusahaan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah
BABI PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan adalah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Hal ini membuat setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan manejemen yang baik agar perusahaan yang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and accountreceivable) maupun jangka panjang (property,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal didefinisikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan industri industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia tidaklah dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat ( 2007 ), salah satu indikator ekonomi makro yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinciTingginya permintaan pada sektor property residensial di tahun 2010 juga diiringi dengan peningkatan penjualan pada sektor tersebut.
BAB I PENDAHULUAN Industri pada sektor real estate dan property di Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan ini terjadi akibat pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Global adalah peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Globalisasi yang tengah menjadi fenomena kehidupan masyarakat dunia, telah membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap pola hubungan ekonomi antar negara. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan seiring dengan perubahan yang semakin cepat pada perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (analisis perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba (keuntungan) dalam waktu tertentu. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan di Amerika Serikat (AS) yang terjadi di tahun 2008 sangat menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah serius. Krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik
BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik maupun global.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia didukung oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam sistem perekonomian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA 2.1 Seasoned Equity Offerings (SEO) Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal,
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA E K O N O M I PROGRAM STUDI IPS PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekuatan struktur modal perusahaan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang terkait
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan
Lebih terperinciBAB II ISI. masyarakat indonesia harus bisa mempertahankan nilai uang negara kita yaitu Rupiah. A. PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN A. ABSTRAK Pelemahan nilai mata Rupiah terhadap Dollar Amerika serikat ini membuat masyarakat kebingungan. Terutama masalah perekonomian. Para spekulan mengatakan bahwa nilai Rupiah akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IHSG yang mencatat pergerakan saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga mencerminkan pasar modal yang tengah mengalami peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas peredaran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu Indonesia harus giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Tujuan utama pembangunan adalah tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaaan merupakan salah satu tolok ukur bagi investor dalam melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir sempat mengalami keterpurukan. Hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi dibeberapa negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lesunya perekonomian global dan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah tidak hanya terhadap dollar AS tetapi juga dampak terhadap dollar Singapura, Australia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga minyak yang mengakibatkan peneriman negara merosot Rp90
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir ini pemerintah Indonesia disibukkan dengan penerapan kebijakan baru di bidang ekonomi. Kebijakan tersebut adalah kebijakan tax amnesty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia
90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung unsur ketidakpastian didalamnya, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada awal krisis moneter, Bank Syariah merupakan bank yang belum begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kekayaan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dalam suatu negara adalah salah satu faktor yang penting bagi kemajuan negara tersebut. Adanya persaingan dalam suatu perusahaan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dunia.
Lebih terperinci