PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014"

Transkripsi

1 f PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014

2 KATA PENGANTAR Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam mukadimahnya senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) merupakan unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas membina kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan (PTK), yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, serta tenaga kependidikan lainnya, telah melakukan berbagai program yang kreatif dan inovatif bagi peningkatan kompetensi PTK yang dilakukan dengan efektif dan efisien berbasis TIK, diantaranya Uji Kompetensi Guru (UKG) online, dan Evaluasi Diri Sekolah. Berbagai sistem informasipun dikembangkan untuk memberikan layanan yang transparan dan akuntabel, serta memberikan waktu tunggu bagi penggunanya untuk memperbaiki informasinya secara langsung, seperti aplikasi penetapan peserta Sertifikasi Guru dan UKG online, peserta diklat implementasi kurikulum 2013 dan perencanaan gaji guru PNS. BPSDMPK-PMP menyakini penggunaan TIK dan pengintegrasian sistem informasi dapat mempermudah PTK dalam memperoleh informasi di era global ini. Setelah melakukan integrasi sistem NUPTK/PegID dengan EDS di tahun 2013 lalu, maka di tahun 2014 BPSDMPK-PMP akan mengintegrasikan NUPTK/PegID, EDS, PK Guru dan PK KS, serta memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah. Pengembangan integrasi inipun sedang diproses pengintegrasiannya dengan NRG, NUKS dan diklat-diklat bagi PTK. BPSDMPK-PMP berharap semua proses integrasi sistem informasi yang ada di semua eselon II dan UPTnya dapat diselesaikan pada tahun 2014 sehingga dapat membantu unit utama lainnya di Kemdikbud dan Kementerian lainnya, seperti memberikan informasi penerima tunjangan sertifikasi, masukan PK Guru untuk Penilaian Angka Kredit bagi guru dengan pangkat IV/b sampai dengan IV/e dan sebagainya. Akhir kata tak ada gading yang tak retak, tetapi peningkatan mutu pendidikan harus terus lakukan bagi penerus bangsa sehingga cita-cita bangsa pada tahun 2045 dapat terpenuhi. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi penggunanya. Kepala BPSDMPK-PMP, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHAULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. DASAR HUKUM... 3 C. TUJUAN... 4 D. SASARAN... 4 BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK/PegID, EDS, DAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH... 6 A. MEKANISME PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN NUPTK Evaluasi Diri Sekolah(EDS) Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) Tata Kelola Pengawas... 9 B. ALUR PROSES PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN Alur Proses Pelaksanaan NUPTK Alur Proses Pelaksanaan EDS Alur Proses Pelaksanaan PK Guru Alur Proses Pelaksanaan PK KS Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja Alur Proses Tata Kelola Pengawas C. INTEGRASI SISTEM NUPTK, PELAKSANAAN EDS, PELAKSANAAN PK GURU DAN PELAKSANAAN PK KS BAB III STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN A. MEKANISME PELAKSANAAN B. ORGANISASI PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN C. KRITERIA SUMBERDAYA MANUSIA BAB IV PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN BAB V PENUTUP ii

4 LAMPIRAN iii

5 f PEDOMAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2014 i

6 KATA PENGANTAR Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam mukadimahnya senantiasa dilakukan secara terus menerus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) merupakan unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas membina kompetensi Pendidik dan tenaga Kependidikan (PTK), yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, serta tenaga kependidikan lainnya, telah melakukan berbagai program yang kreatif dan inovatif bagi peningkatan kompetensi PTK yang dilakukan dengan efektif dan efisien berbasis TIK, diantaranya Uji Kompetensi Guru (UKG) online, dan Evaluasi Diri Sekolah. Berbagai sistem informasipun dikembangkan untuk memberikan layanan yang transparan dan akuntabel, serta memberikan waktu tunggu bagi penggunanya untuk memperbaiki informasinya secara langsung, seperti aplikasi penetapan peserta Sertifikasi Guru dan UKG online, peserta diklat implementasi kurikulum 2013 dan perencanaan gaji guru PNS. BPSDMPK-PMP menyakini penggunaan TIK dan pengintegrasian sistem informasi dapat mempermudah PTK dalam memperoleh informasi di era global ini. Setelah melakukan integrasi sistem NUPTK/PegID dengan EDS di tahun 2013 lalu, maka di tahun 2014 BPSDMPK-PMP akan mengintegrasikan NUPTK/PegID, EDS, PK Guru dan PK KS, serta memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah. Pengembangan integrasi inipun sedang diproses pengintegrasiannya dengan NRG, NUKS dan diklat-diklat bagi PTK. BPSDMPK-PMP berharap semua proses integrasi sistem informasi yang ada di semua eselon II dan UPTnya dapat diselesaikan pada tahun 2014 sehingga dapat membantu unit utama lainnya di Kemdikbud dan Kementerian lainnya, seperti memberikan informasi penerima tunjangan sertifikasi, masukan PK Guru untuk Penilaian Angka Kredit bagi guru dengan pangkat IV/b sampai dengan IV/e dan sebagainya. Akhir kata tak ada gading yang tak retak, tetapi peningkatan mutu pendidikan harus terus lakukan bagi penerus bangsa sehingga cita-cita bangsa pada tahun 2045 dapat terpenuhi. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi penggunanya. Kepala BPSDMPK-PMP, TTD Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP i

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHAULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. DASAR HUKUM... 3 C. TUJUAN... 4 D. SASARAN... 4 BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK/PegID, EDS, DAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH... 6 A. MEKANISME PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN NUPTK Evaluasi Diri Sekolah(EDS) Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) Tata Kelola Pengawas... 9 B. ALUR PROSES PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN Alur Proses Pelaksanaan NUPTK Alur Proses Pelaksanaan EDS Alur Proses Pelaksanaan PK Guru Alur Proses Pelaksanaan PK KS Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja Alur Proses Tata Kelola Pengawas C. INTEGRASI SISTEM NUPTK, PELAKSANAAN EDS, PELAKSANAAN PK GURU DAN PELAKSANAAN PK KS BAB III STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN A. MEKANISME PELAKSANAAN B. ORGANISASI PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN C. KRITERIA SUMBERDAYA MANUSIA BAB IV PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN BAB V PENUTUP ii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (3), pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Dalam hal ini penjaminan mutu dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 2 ayat 1 menyebutkan tentang lingkup standar nasional meliputi:standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sementara ayat 2 menyatakan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Salah satu alat untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan tersebut adalah evaluasi diri sekolah (EDS). Sedangkan dalam pasal 92 ayat 8 PP 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Sejalan dengan diterbitkannya Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), sejak tahun 2010 Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mengupayakan tercipta budaya mutu pendidikan dengan mendorong terlaksananya proses penjaminan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberikan peningkatan kapasitas untuk dapat melakukan EDS secara mandiri dan meningkatkan 1

9 kualitas layanan pendidikan dengan mengacu kepada hasil EDS tersebut. Hasil integrasi verifikasi dan validasi/pemutahiran NUPTK dengan EDS secara online yang dilakukan pada tahun 2013, telah memberikan informasi pemetaan mutu pendidikan, pada Standar Nasional Pendidikan, yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan. Hasil Pemetaan mutu pendidikan tahun 2013 telah didistribusikan ke dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota melalui LPMP di setiap Propinsi. Merujuk hasil integrasi NUPTK dengan EDS, maka tahun 2014 ini pemetaan mutu pendidikan akan mengerucut pada Penilaian Kinerja (PK) Guru oleh Kepala Sekolah/Guru Senior dan Penilaian Kinerja (PK) kepala sekolah oleh Pengawas Sekolah. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, peraturan bersama menteri pendidikan nasional dan kepala badan kepegawaian negara nomor : 03/v/pb/2010 nomor : 14 tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 35 tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pelaksanaan Penilaian Kinerja dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya PK Guru dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Menemukan secara tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus membantu pengembangan karir guru sebagai tenaga profesional. Sebagaimana diketahui bersama, Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai 2

10 dengan aturan yang berlaku. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) diharapkan dapat menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan. Sehingga akan diproses peta penjaminan mutu pendidikan pada standar pendidik dan tenaga kependidikan yang lebih rinci. Pelaksanaan pemetaan tahun 2014 ini melibatkan banyak instansi yang terkait seperti Sekretariat BPSDMPK-PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Sekolah, serta Ditjen Pendidikan Islam, Mapenda, dan sekolah pada kementerian agama. Besarnya jumlah satuan pendidikan yang menjadi sasaran pemetaan mutu dan banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mendorong BPSDMPK-PMP untuk mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada. Salah satu bentuk optimalisasi adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta mengintegrasikan proses pemetaan ini dengan proses pemutahiran NUPTK yang saat ini menjadi sala satu media yang sangat penting dalam menjamin memberikan identitas baku bagi para pendidik dan sekaligus sebagai acuan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan guru. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diintegrasikan antara data yang ada dalam NUPTK dengan pelaksanaan EDS, Serta Penilaian Kinerja Guru. Dengan demikian sangat diperlukan suatu panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan dalam rangka mengintegrasikan verifikasi dan validasi/pemutahiran NUPTK dengan EDS, serta PK Guru oleh Kepala Sekolah dan PK Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah. B. Dasar Hukum Dasar hukum Pemetaan Mutu Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. 5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 6. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Standar Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS 3

11 8. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 1 tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja PNS 9. Surat Edaran Menteri PAN-RB nomor 2 tahun 2013 tertanggal 15 Februari 2013 tentang pelaksanaan Penilaian Prestasi kerja PNS 10. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 11. Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 12. Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor : 03/v/pb/2010 nomor : 14 tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya 13. Permeneg PAN dan RB No. 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional guru dan Angka Kreditnya 14. Permeneg PAN dan RB No. 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas sekolah 15. Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang tugas tambahan Guru sebagai Kepala Sekolah 16. Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 17. Permendiknas No. 44 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun Permendiknas Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional, dan diperbaharui Permendikbud No.1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 19. Permendikbud No. 37 dan 38 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan 20. Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelyanan Minimal Pendidikan Dasar. C. Tujuan Tujuan penyusunan panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan untuk memberikan informasi kepada semua stakeholder dalam melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, sehingga dihasilkan peta mutu yang valid, akuntabel dan berkesinambungan. D. Sasaran 4

12 Panduan pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan ditujukan kepada : 1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan Nasional; 2. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan tingkat Provinsi; 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai panduan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan tingkat Kabupaten/Kota; 4. Sekolah sebagai acuan teknis dalam melakukan evaluasi diri sekolah dan aktivasi NUPTK dan PegID. 5

13 BAB II PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI INTEGRASI SISTEM NUPTK, EDS, PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH A. Mekanisme Pemetaan Mutu Pendidikan Pemetaan Mutu Pendidikan merupakan agenda rutin Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Pada tahun 2014, agenda Pemetaan Mutu Pendidikan akan dilaksanakan melalui 5 mekanisme, yakni : (1) NUPTK, (2) EDS, (3) PK Guru, (4) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan (5) Tata Kelola Pengawas. 1. NUPTK Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) merupakan kode identitas unik yang diberikan kepada seluruh Pendidik (Guru) dan Tenaga Kependidikan (Staf) di seluruh satuan pendidikan (Sekolah) di Indonesia. NUPTK dibangun oleh Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas tahun Seiring dengan program Reformasi Birokrasi, sejak tahun 2011 NUPTK dikelola oleh Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perkembangannya, NUPTK menjadi syarat utama yang harus dimiliki oleh seluruh PTK se-indonesia untuk dapat mengikuti program-program Kementerian lainnya, antara lain: Sertifikasi PTK, Uji Kompetensi PTK, Diklat Kurikulum PTK, aneka Tunjangan bagi PTK dan program-program lainnya. NUPTK diberikan kepada PTK yang telah memiliki PTK Registrasi ID (Peg ID) dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 2. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Penjaminan mutu pendidikan merupakan upaya bagi peningkatan mutu pendidikan yang berkesinambungan. Proses penjaminan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 6

14 pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) telah merintis berbagai upaya penjaminan mutu pendidikan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan mendorong pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai bagian penjaminan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan sebagai dasar dan landasan dalam menyusun strategi dan perencanaan peningkatan mutu pendidikan. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) telah dilaksanakan sejak tahun 2010 oleh Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) BPSDMPK-PMP. Program EDS dilaksanakan secara periodik setiap tahun dengan mendistribusikan instrumen kuisoner-kuesioner kepada responden di setiap sekolah. Hasil dari pengisian instrumen kuisoner kuesioner tersebut menjadi dasar dari proses analisa mutu pendidikan mulai dari tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Pelaksanaan EDS pada tahun 2014 merupakan lanjutan dari program tahun lalu yang memetakan mutu pendidikan seluruh sekolah di Indonesia sebagai baseline data pemenuhan mutu sesuai 6 Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan. Dengan tersedianya data-data tersebut, semua pemangku kepentingan diharapkan memiliki landasan yang sama di dalam melakukan analisis kondisi mutu pendidikan serta menyusun rencana peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. 3. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) Penilaian Kinerja Guru merupakan salah satu mekanisme pemetaan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 dalam bentuk pilot project di beberapa Kab/Kota di Indonesia, bekerja sama dengan world bank melalui Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading). Mekanisme tersebut merupakan tindak lanjut pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2010 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/v/pb/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 7

15 Penilaian Kinerja Guru dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama. Penilaian kinerja Guru dilakukan oleh Kepala Sekolah dan atau guru senior yang diberi kewenangan untuk melakukan penilaian sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun hasil PK Guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan sebagai dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Permeneg PAN dan RB nomor 16 tahun Oleh karena itu PK Guru harus dilaksanakan dengan baik dan obyektif, untuk menghasilkan guru yang profesional. Untuk mengefektifkan PK Guru tersebut, maka pelaksanaannya dilakukan secara online dan masif kepada semua guru dan kepala sekolah. PK Guru disesuaikan dengan Alur Pembinaan Guru Profesional. Adapun Alur Pembinaan Guru Profesional secara skematik dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 2.1. Alur Pembinaan Guru Profesional 4. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PK KS) 8

16 Penilaian Kinerja Kepala Sekolah merupakan salah satu mekanisme pemetaan mutu pendidikan yang baru dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 bekerja sama dengan Ausaid, Australia melalui Program ProDEP (Professional Development fir Education Personnel) dalam bentuk hibah, yang dilakukan di beberapa Kab/Kota di Indonesia sebagai pilot project. PK KS dilakukan oleh Pengawas Sekolah untuk meningkatkan kompetensi Kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang tugas tambahan Guru sebagai Kepala Sekolah, dengan melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PK KS ini akan mencoba untuk memetakan mutu pendidikan, khususnya standar PTK, yaitu Kepala Sekolah sehingga akan diperoleh Kepala Sekolah yang berkompetensi dan mampu meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikannya. 5. Tata Kelola Pengawas Tata kelola Pengawas Sekolah dilaksanakan berdasarkan Permeneg PAN dan RB nomor 21 tahun 2010, yang mengatur ketentuan-ketentuan tentang Pengawas sebagai berikut : Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawas Sekolah adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Guru yang berstatus sebagai PNS. Adapun beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam perminggu di dalamnya termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan. Sasaran Satuan Pendidikan dan/atau Guru yang dibina oleh Pengawas Sekolah adalah : 1. Taman Kanak-Kanak/Raudathul Athfal dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) Guru; 2. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; 3. Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru; dan 4. Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh) Guru Bimbingan dan Konseling. 9

17 Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolahnya paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain. Jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut : 1. Pengawas Sekolah Muda memiliki pangkat Penata, golongan ruang III/c s.d Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru; 2. Pengawas Sekolah Madya memiliki pangkat Pembina, golongan ruang IV/a s.d Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah. 3. Pengawas Sekolah Utama memiliki pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d s.d Pembina Utama, golongan ruang IV/e, dengan salah satu rincian kegiatan Pengawas Sekolah melaksanakan pembinaan Guru dan Kepala Sekolah. B. Alur Proses Pemetaan Mutu Pendidikan 1. Alur Proses Pelaksanaan NUPTK a. PTK Registrasi ID (pegid) PTK Registrasi ID (Peg ID) merupakan Kode Identitas Unik yang diberikan kepada PTK yang telah melakukan registrasi identitas dirinya sehingga terdaftar resmi di database BPSDMPK- PMP, Kemdikbud. Peg ID digunakan sebagai prasyarat dan kode referensi pada programprogram yang dilaksanakan oleh BPSDMPK-PMP Kemdikbud. PegID juga berfungsi sebagai akun login ke layanan Aplikasi NUPTK dan sebagai syarat untuk memproses pengajuan NUPTK. b. Keaktifan PTK 2014 Sebagai pelaksanaan agenda kegiatan Pemetaan Mutu Pendidikan hingga 31 Desember 2014, maka setiap PTK berkewajiban melaporkan status keaktifan NUPTK/PegID masing-masing secara online di Layanan PADAMU NEGERI menggunakan akun masing-masing mulai 18 Agustus Sebagai bukti keaktifan NUPTK/PegID setiap PTK akan diberikan Kartu 10

18 Identitas yang masa berlaku aktifnya setiap semester mulai Tahun Ajaran 2014/2015. Kartu Identitas PTK dimaksud dapat dicetak secara mandiri oleh setiap PTK melalui akun login masing-masing di Layanan PADAMU NEGERI. 1) Tahapan Persiapan Merupakan kelanjutan dari tahapan verifikasi validasi Tahun 2013 lalu yang menghasilkan output berupa akun sekolah yang sudah terdistribusi, Status PTK yang sudah ber- NUPTK/PegID bintang empat, Akun Dinas pendidikan kab/kota dan akun LPMP. Sehingga Tahapan tersebut jika belum dilalui harus dilewati terlebih dahulu. Adapun persiapan di tahun 2014 berupa: a) Bagi sekolah yang belum mempunyai akun SIAP Padamu Negeri agar mengajukan terlebih dahulu dengan prosedur sebagai berikut: Satuan pendidikan mengajukan akun ke dinas pendidikan kabupaten/kota, menggunakan formulir A07 pengajuan akun satuan pendidikan, dengan syarat satuan pendidikan tersebut telah memiliki NPSN yang dapat diakses pada website Dinas pendidikan kabupaten/kota akan menginput informasinya pada menu pengajuan akun satuan pendidikan baru, dan mengarsipkan formulir A07, surat tugas sebagai kepala sekolah/madrasah oleh dinas/yayasan, sertifikat NPSN yang sudah dilegalisir, print out Identitas Satuan Pendidikan/Lembaga dan Dokumen dan Perijinan (sumber : LPMP akan memeriksa keabsahan informasi pada formulir pengajuan dengan memanfaatkan website Bila informasinya sesuai, maka LPMP akan menyetujuinya LPMP akan menerbitkan akun satuan pendidikan Pengecualian dapat dilakukan kepada satuan pendidikan yang belum memiliki NPSN yang dapat diakses pada website tetapi memiliki guru yang sudah disertifikasi. Maka dapat diusulkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota ke LPMP untuk mendapatkan akun satuan pendidikan, dengan menyertakan surat permohonan dispensasi dari satuan pendidikan tersebut. 11

19 b) Bagi sekolah yang belum mempunyai akun SIAP Padamu Negeri agar mengajukan terlebih dahulu dengan prosedur sebagai berikut: Sekolah mengajukan ke dinas pendidikan kabupaten/kota, menggunakan formulir pengajuan akun sekolah. Dinas pendidikan kabupaten/kota akan merekap daftar pengajuan sekolah, ditandatangani oleh Penanggung Jawab Pendataan Padamu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan distempel untuk kemudian diserahkan ke LPMP LPMP akan memeriksa kebenaran isi data pada formulir pengajuandengan memanfaatkan website LPMP akan menerbitkan akun sekolah. c) Bagi PTK yang belum memiliki PegID dan berbintang 4 harus melakukan registrasi PTK sehingga mendapatkan PegID kemudian menyelesaikannya sampai status registrasi bintang 4. 2) Tahapan Pelaksanaan Adapun mekanisme keaktifan NUPTK/PegID pada tahun 2014 dengan menyelesaikan proses sebagai berikut : a) Guru Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; Mengisi survey kurikulum 2013 bagi PTK yang telah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013; Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). b) Kepala Sekolah Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; Prasyarat : semua gurunya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014, 30 siswa telah mengisi EDS (untuk sekolah yang memiliki siswa kurang dari 30 siswa, silahkan mengajukan permohonan dispensasi kepada Dinas di kab/kota setempat untuk disetujui oleh LPMP); 12

20 Mengisi survey kurikulum 2013 bagi PTK yang telah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013; Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru kepada semua guru di sekolahnya; Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). c) Pengawas Mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS) 2014; Mengisi survey kurikulum bagi PTK yang telah mengikuti diklat kurikulum 2013; Prasyarat : (1) Pengawas Akademik (Pengawas yang membina Guru) : memastikan semua guru binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014 dan memastikan guru-guru binaannya telah selesai dinilai Kinerjanya oleh kepala sekolah (PK Guru). (2) Pengawas Manajerial (Pengawas yang membina Kepala Sekolah) : memastikan semua kepala sekolah binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014 dan Melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah binaannya; (3) Pengawas Gabungan (Pengawas yang membina Guru dan Kepala Sekolah) : memastikan semua guru dan kepala sekolah binaannya sudah melakukan aktivasi PTK untuk tahun 2014, memastikan guru-guru binaannya telah selesai dinilai Kinerjanya oleh kepala sekolah (PK Guru) dan Melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah binaannya. Melakukan pengecekan Portofolio, yaitu mengunggah photo dan edit data rinci; Mencetak kartu identitas PTK (kartu digital). c. Pengajuan NUPTK Baru Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang belum memiliki NUPTK dapat memperoleh NUPTK dengan persyaratan sebagai berikut : 1) PTK berstatus PNS : Memiliki PegID Aktif Memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal S1/D4 Memiliki SK ketetapan CPNS (SK CPNS hanya untuk PegID) Memiliki SK ketetapan PNS 13

21 Memiliki SK setiap kenaikkan pangkatnya Memiliki SK ketetapan PNS terakhir 2) PTK berstatus Non PNS a) Bagi PTK dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah negeri memenuhi syarat sebagai berikut: Memiliki PegID Aktif Memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal S1/D4 SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota sebagai Guru, dan menyatakan bahwa pembayaran Gaji berasal dari APBD atau SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai PTK yang masih berlaku (Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). b) Bagi PTK dengan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di sekolah swasta memenuhi syarat sebagai berikut : Memiliki PegID Aktif Memiliki Kualifikasi Pendidikan S1/D4 Berstatus sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY) SK Pengangkatan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebagai Guru atau Kepala Sekolah minimal selama 4 (empat) tahun berturut-turut terhitung mulai tanggal terbit SK awal sebelum tanggal 1 Agustus 2010 (pada sekolah yang sama atau berbeda) yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan dan tidak berlaku surut (contoh SK tertanggal tahun 2014 menjelaskan masa kerja tahun 2010). Pemberian NUPTK baru bagi PTK akan dilakukan apabila PTK telah mendapatkan surat penetapan PegID. Untuk pengajuan NUPTK yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan, hanya dapat diajukan kembali pada periode penerbitan NUPTK tahun berikutnya setelah memenuhi persyaratan. PTK harus memastikan memenuhi persyaratan sebelum mengajukan NUPTK. Kondisi tertentu dimana PTK belum berkualifikasi pendidikan S1/D4 dapat mengajukan pengecualian dengan mengirimkan permohonan pengajuan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten yang mencantumkan nama PTK yang diajukan NUPTK nya 14

22 serta alasan permintaan pengecualian. Surat permohonan ini kemudian dikirim ke LPMP Provinsi dan ke Sekretariat BPSDMPK-PMP. Bagi PTK yang telah mempunyai PegID dan memenuhi syarat mengajukan NUPTK mencetak surat Pengajuan NUPTK Baru dengan melampirkan dokumen fisik. Surat pengajuan NUPTK telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah beserta dokumen fisik diserahkan kepada admin kabupaten/kota untuk dilakukan pemeriksaan. Admin kabupaten/kota akan mengeluarkan surat bukti pemeriksaan fisik dan akan menyerahkannya kepada LPMP beserta surat pengajuan NUPTK dan dokumen fisik. LPMP akan melakukan pemeriksaan dokumen serta mengeluarkan Surat Bukti Penerbitan NUPTK. 15

23 16

24 Gambar 2.2. Alur pengajuan NUPTK Baru d. Mutasi PTK Yang dimaksud mutasi adalah jika PTK yang sudah selesai mengikuti verval atau sudah berbintang empat berpindah sekolah induknya ke sekolah lain baik itu dalam satu kabupaten/kota, berbeda kabupaten/kota atau berbeda provinsi. Persyaratan Umum dari mutasi adalah SK penempatan di sekolah yang baru atau sekolah tujuan. Proses transaksional mutasi di sistem padamu dimulai dari login PTK dengan mengajukan mutasi dengan mencetak format ajuan mutasi untuk diserahkan ke Admin Dinas Kabupaten/Kota asal untuk ditindaklanjuti setelah format tersebut dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel sekolah asal. Untuk PTK yang mutasi ke sekolah dengan Kabupaten/kota yang berbeda wajib membawa format cetak persetujuan mutasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wilayah sekolah asal terlebih dahulu sebelum menyerahkannya ke Dinas Kabupaten/Kota wilayah sekolah tujuan. Hal yang sama juga berlaku untuk mutasi dengan binaan yang berbeda seperti dari sekolah dibawah Kemenag mutasi ke sekolah di bawah Kemdikbud. PTK harus memperoleh cetak ajuan dari Mapenda terlebih dahulu sebelum menyerahkan format tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Jenis-jenis mutasi terdiri dari: 1. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 2. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 3. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag dalam Kabupaten/Kota; 4. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 5. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 6. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag dalam kabupaten/kota; 17

25 7. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta naungan Kemdikbud/kemenag dalam kabupaten/kota; 8. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 9. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud dalam kabupaten/kota; 10. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 11. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya dalam kabupaten/kota; 12. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 13. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag dalam kabupaten/kota; 14. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 15. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 16. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud/Kemenag antar Kabupaten/Kota; 17. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 18. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 19. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah negeri ke sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 20. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta naungan Kemdikbud/Kemenag antar kabupaten/kota; 21. Mutasi PTK PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya antar kabupaten/kota; 22. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud antar kabupaten/kota; 18

26 23. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri dari naungan Kemdikbud ke naungan Kemenag antar kabupaten/kota; 24. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki PEGID antar/dari/ke sekolah negeri/swasta dari naungan Kemenag ke naungan Kemdikbud atau sebaliknya antar kabupaten/kota; 25. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK antar sekolah negeri naungan Kemenag antar kabupaten/kota; 26. Mutasi PTK Non-PNS yang memiliki NUPTK dari sekolah swasta ke sekolah negeri naungan Kemenag antar kabupaten/kota. 27. Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 28. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota 29. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 30. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah negeri ke sekolah swasta dalam Kabupaten/Kota 31. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID dari sekolah swasta ke sekolah negeri dalam Kabupaten/Kota 32. Mutasi PTK PNS Yang memiliki NUPTK antar sekolah swasta antar Kabupaten/Kota 33. Mutasi PTK PNS Yang memiliki PEGID antar Kabupaten/Kota Adapun persyaratan umum mutasi PTK adalah dengan menyertakan SK penugasan di Sekolah baru. Dan menyertai persyaratan tambahan sebagai berikut : (1) SK PNS; (2) SK Bupati; (3) SK Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota; dan (4) SK Ketua Yayasan. Serta melengkapi format dari sistem SM01 dan SM02 (untuk mutasi antar Kabupaten/Kota), ketentuan persyaratan terlampir. e. Alih Fungsi PTK Yang dimaksud alih fungsi PTK adalah jika seorang PTK berpindah jabatannya, misalnya seorang staf diangkat menjadi guru ataupun sebaliknya. Alih fungsi juga bisa berupa perubahan status kepegawaian dari PTK Non PNS menjadi PTK PNS atau sebaliknya. Proses transaksi alih fungsi juga dimulai dari login PTK. PTK mencetak format alih fungsi yang kemudian diserahkan ke admin dinas kab/kota setelah format tersebut dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel sekolah asal. Adapun persyaratan dari alih fungsi adalah SK tugas atau jabatannya saat ini ataupun SK PNS untuk yang beralih fungsi menjadi guru PNS. 19

27 2. Alur Proses Pelaksanaan EDS Pelaksanaan implementasi EDS tahun 2014 diprioritaskan pada pemetaan seluruh sekolah di Indonesia sebagai baseline data pemenuhan mutu sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Badan PSDMPK-PMP penyesuaian dalam tahapan pelaksanaan EDS untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Pelaksanaan EDS dibagi menjadi 5 tahapan yang meliputi: persiapan pelaksanaan, distribusi instrumen, pelaksanaan pemetaan di sekolah, kompilasi & pengiriman data, pengolahan & analisis data seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Tahapan Pelaksanaan EDS 2014 a. Tahapan persiapan pelaksanaan meliputi : persiapan instrumen, penyusunan panduan, dan persiapan sistem informasi. b. Sosialisasi meliputi : sosialisasi melalui web, pengiriman surat kepada pemerintah daerah, sosialisasi LPMP kepada Pemerintah kabupaten/kota, dan Pemerintah kabupaten/kota kepada satuan pendidikan, c. Pelaksanaan EDS meliputi: pengisian instrumen EDS oleh Guru, siswa/orangtua/wali dan Kepala Sekolah, d. Pengolahan & analisis EDS meliputi: Cleansing EDS, dan pengembangan OLAP/dashboard. Sama dengan tahun 2013, pelaksanaan EDS 2014 dilakukan dengan pendekatan transaksi real time berbasis internet. Pengisian instrumen dilakukan saat responden terkoneksi dengan situs Proses pelaksanaan EDS online dilakukan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya dengan asumsi semakin banyaknya jumlah satuan pendidikan yang telah memiliki fasilitas TIK (komputer, laptop, dan internet) serta semakin berkembangnya dan stabilnya jaringan komunikasi data di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan pula dengan disediakannya fasilitas internet oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Jaringan Pendidikan Nasional dan dilaksanakannya Uji Kompetensi Guru (UKG) dengan menggunakan teknologi online. Mekanisme pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar

28 Gambar 2.4 Alur Proses Pelaksanaan EDS Online Alur Proses Pelaksanaan PK Guru a. Tahapan Pelaksanaan PK Guru PK Guru dilaksanakan dalam beberapa tahapan, sebagaimana terlihat pada skema berikut. Gambar 2.5 Tahapan Pelaksanaan PK Guru 21

29 Secara rinci keenam langkah pelaksanaan PK Guru adalah sebagai berikut: Langkah Pertama : Wawancara Sebelum Pengamatan Sebelum dilakukan pengamatan dan pemantauan, perlu diadakan wawancara antara penilai dan guru yang akan dinilai. Tujuannya adalah: 1) Memastikan bahwa guru memahami jalannya proses penilaian; 2) Memeriksa dokumen-dokumen yang perlu untuk wawancara diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, daftar hadir siswa dan jurnal guru; 3) Mengumpulkan bukti sesuai dengan indikator yang terkait dan memastikan bahwa semua prosedur dalam petunjuk pelaksanaan PK Guru diikut; 4) Memastikan bahwa guru memiliki cukup bukti untuk mengetahui bahwa guru telah mengumpulkan dan menggunakan informasi terkait peserta didik dalam merancang pembelajaran; 5) Memberikan kesempatan kepada guru untuk menjelaskan, mendiskusikan dan mengungkapkan hal-hal yang dianggapnya penting dalam proses pembelajaran; 6) Membuat kesepakatan rentang waktu untuk pelaksanaan pengamatan/observasi (bukan tanggal dan hari, tapi diantara rentang waktu 10 hari setelah wawancara). Langkah Kedua: Pengamatan dan Pemantauan Tidak ada batasan mengenai jumlah pelaksanaan pengamatan atau pemantauan 1. Yang terpenting adalah: 1) Pengamatan dan pemantauan dapat dilakukan lebih dari satu kali sepanjang rentang waktu yang disepakati; 1 Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan, pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan. Sedangkan pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang dinilai, dan atau wawancara dengan warga sekolah. 22

30 2) Tujuan pengulangan pengamatan dan pemantauan adalah agar penilai dapat mengumpulkan bukti/data yang cukup untuk dapat memberikan skor masing-masing butir indikator secara adil dan transparan; 3) Jika penilai belum mendapatkan bukti/data dalam satu kali pertemuan, maka penilai dapat melakukan pengamatan ulang sampai cukup bukti/data untuk menentukan skor penilaian; 4) Kegiatan mengajar guru harus diamati sedikitnya satu kali pertemuan utuh (minimal 2 jam pelajaran); 5) Kegiatan pemantauan dapat dilaksanakan kapan saja setelah penilai menerima penugasan; 6) Persentase waktu untuk pengamatan dan pemantauan tergantung dari jenis guru. Untuk guru kelas dan mapel persentase pengamatan lebih banyak dari pemantauan, tetapi untuk guru bimbingan konseling (BK) persentase pemantauan lebih banyak. Langkah Ketiga: Perbandingan dan Pemberian Skor Sebelum pertemuan persetujuan, penilai harus membandingkan bukti dengan indikator/butir indikator dan memberikan skor sesuai dengan data yang telah dikumpulkan melalui proses penilaian. Langkah Keempat: Pertemuan Persetujuan Setelah pengamatan dan pemantauan selesai dilaksanakan, penilai dan guru menyepakati waktu pertemuan persetujuan. Hal penting dalam pertemuan persetujuan adalah: 1) Penilai harus menjelaskan skor yang diberikan untuk setiap indikator dan butir indikator; 2) Penilai harus meminta kesepakatan dari guru tentang skor yang diberikan dan jika perlu menjelaskan alasannya terkait dengan data yang dikumpulkan; 3) Penilai harus memberi kesempatan kepada guru untuk menyampaikan umpan balik tentang skor yang diberikan. Penilai hanya perlu mencatat penjelasan guru sebagai bukti baru dan tidak perlu mengomentarinya. Langkah Kelima: Mediasi Penyelesaian Masalah (Bila diperlukan) Langkah kelima dilaksanakan bila terjadi ketidaksepakatan antara penilai dan guru yang dinilai. Hal penting dalam mediasi adalah: 23

31 1) Jika penilai dan guru tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai hasil akhir dari penilaian, maka hal ini harus dicatat dalam format yang disediakan dan penilai melaporkan kepada kepala sekolah/madrasah; 2) Kepala sekolah/madrasah harus merespon laporan tersebut dengan cara, 1) kepala sekolah/madrasah sendiri berhak menetapkan skor indikator yang belum disepakati sesuai dengan bukti yang dapat dipercaya, 2) kepala sekolah/madrasah dapat menunjuk penilai lain untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap indikator yang tidak disepakati, 3) dalam hal kepala sekolah tidak dapat memutuskan skor indikator yang tidak disepakati, kepala sekolah/madrasah menyampaikan hal tersebut kepada Kepala UPT/Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi untuk menunjuk penilai lain untuk melakukan penilaian ulang. Langkah Keenam: Konversi Hasil PK Guru Skor hasil PK Guru perlu dikonversikan ke skala nilai menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya sebagai nilai kinerja guru. Hasil konversi ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan sebutan hasil PK Guru dan persentase perolehan angka kredit sesuai pangkat dan jabatan fungsional guru. Penetapan hasil konversi PK Guru ke angka redit adalah tugas Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat. Kepala sekolah dapat mengkonversi hasil perhitungan PK Guru ke dalam angka kredit, tetapi hanya berupa usulan/estimasi untuk keperluan perolehan angka kredit guru. Usulan angka kredit (estimasi) berdasarkan hasil perhitungan PK Guru dicatat dalam format penghitungan angka kredit yang ditandatangani oleh penilai PK Guru, guru yang dinilai dan diketahui oleh kepala sekolah. Selanjutnya Tim Penilai Angka Kredit (tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pusat) akan menghitung Angka Kredit unsur pembelajaran bersama dengan angka kredit dari unsur utama lainnya (pengembangan diri, publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif) dan unsur penunjang dan merekapnya di dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) untuk proses penetapan angka kredit dan kenaikan jabatan fungsional guru. 24

32 Sebelum melakukan penetapan hasil konversi PK Guru ke angka kredit, Tim Penilai Angka Kredit harus melakukan verifikasi terhadap hasil PK Guru apabila hasil PK Guru dianggap kurang valid. Kegiatan verifikasi ini dilaksanakan dengan menggunakan berbagai dokumen (hasil PK Guru yang direkapitulasi dalam format laporan hasil PK Guru, catatan hasil pengamatan, studi dokumen, wawancara, dan sebagainya yang ditulis dalam format kumpulan data beserta dokumen pendukungnya) yang disampaikan oleh sekolah untuk pengusulan penetapan angka kredit. Jika ternyata ada ketidaksesuaian terhadap hasil yang disampaikan oleh sekolah, maka Tim Penilai Angka Kredit dapat meminta penjelasan/ klarifikasi dari kepala sekolah. Jika hasil penjelasan/ klarifikasi oleh kepala sekolah belum dapat menyakinkan Tim Penilai Angka Kredit, maka Tim Penilai Angka Kredit tersebut berhak mengunjungi sekolah untuk memastikan kesesuaian antara hasil PK Guru dan kinerja guru yang dinilai. Hal ini hanya dilakukan terhadap kasus tertentu yang terkait dengan data penilaian yang tidak sesuai. b. Pelaporan Hasil PK Guru Kepala Sekolah wajib melaporkan hasil PK Guru seluruh guru di sekolahnya secara online melalui sistem Padamu Negeri menggunakan login individu Kepala Sekolah. Hal ini merupakan salah satu syarat dari aktivasi NUPTK/PegID. Kepala Sekolah juga wajib melaporkan PK Guru dengan tugas tambahan untuk guru bertugas: a) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Akademik b) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Kesiswaan c) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Sarpras d) Menjadi Wakil Kepala Sekolah/Madrasah Bidang Humas e) Menjadi Ketua Program Keahlian/Studi, atau sejenisnya f) Menjadi Kepala Perpustakaan g) Menjadi Kepala Laboratorium, Bengkel, Unit Produksi, atau sejenisnya 25

33 c. Prosedur Pelaksanaan Pelaporan Online PKG 2014: 1. Kepala Sekolah membentuk Tim Penilai PKG 2. Tim Penilai melaksanakan proses penilaian instrumen PKG secara manual (pengamatan, wawancara, survei, dst) dan melaporkan hasilnya ke Kepala Sekolah. 3. Kepala Sekolah entri hasil penilaian instrumen manual ke modul PKG di Padamu Negeri menggunakan akun Kepala Sekolah. 4. Kepala Sekolah mencetak dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) dari Padamu Negeri. 5. Kepala Sekolah, Tim Penilai dan Guru menandatangani cetak dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) serta diberi stempel resmi. 6. Kepala Sekolah memindai (scan) dokumen PKG (S22a Lampiran A dan B) yang telah ditandatangan dan distempel tersebut untuk diunggah (upload) di Padamu Negeri. 7. Kepala Sekolah mencetak Surat Ajuan Persetujuan Pelaporan PKG (S22A) sebagai surat pengantar resmi Dokumen PKG (S22a Lampiran A da B) untuk diserahkan ke Dinas/Mapenda setempat (termasuk melengkapi lembar berkas instrumen hasil penilaian manual pada S22a Lampiran A). 8. Pihak Dinas/Mapenda menerima, memverifikasi dan memvalidasi Dokumen PKG (S22A, S22a LAMPIRAN A dan B serta lembar berkas instrumen hasil penilaian manual). Selanjutnya mencetak Tanda Bukti Persetujuan Laporan PKG (S23A) untuk diserahkan ke Kepala Sekolah. d. Persyaratan bagi Guru agar dapat diproses Penilaian Kinerjanya 1. Telah melakukan ajuan pemutakhiran data portofolio (S12) khususnya riwayat mengajar semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 hingga permanen disetujui Dinas (S13) 2. Telah mencetak Kartu Identitias PTK periode semester 1 Tahun Pelajaran 2014/

34 27

35 28

36 Gambar 2.6 Alur Proses Pelaksanaan PK Guru Online Alur Proses Pelaksanaan PK Kepala Sekolah Pelaksanaan PK KS oleh Pengawas Sekolah pada prinsipnya sama dengan PK Guru, tetapi komponen penilaiannya saja yang berbeda. Komponen penilaiannya meliputi : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Hal ini sejalan dengan permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/madrasah. Pengawas sekolah bertanggung jawab untuk melaporkan hasil seluruh PK Kepala Sekolah binaannya secara online ke dalam sistem Padamu Negeri menggunakan login individu Pengawas. Pengawas Sekolah berkewajiban secara aktif memonitor proses pelaporan PK Guru oleh Kepala Sekolah ke dalam sistem Padamu sebagai salah satu syarat Pengawas Sekolah mengaktifkan NUPTK nya. Pengawas dapat melakukan aktifasi NUPTK nya setelah semua kepala sekolah binaannya selesai melakukan PK Guru seluruh Guru di sekolahnya. Adapun alur proses pelaporan hasil PK Kepalas sekolah adalah sebagai berikut: 29

37 Gambar 2.7 Alur Proses Pelaksanaan PK KS Online Alur Proses Penilaian Prestasi Kerja a. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, didefinisikan sebagai suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Proses penilaian ini dilakukan dengan tolok ukur yang objektif terhadap tingkat capaian sasaran kerja dan perilaku kerja seorang PNS oleh atasannya (pejabat penilai). Penekanan Penilaian Prestasi Kerja adalah penilaian capaian sasaran kerja yang pada dasarnya telah disusun dan disepakati bersama antara guru yang diberi tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dengan atasannya langsungnya (pejabat penilai) ditambah dengan penilaian perilaku keseharian dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Penilaian 30

38 Prestasi Kerja meliputi penilaian ketercapaian SKP dan penilaian perilakunya, oleh karena itu, ketercapaian sasaran kerja dan perilaku kerja mempengaruhi prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Sebagai proses evaluasi terhadap kinerja dan perilaku kerja, Penilaian Prestasi Kerja dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk menjamin obyektivitas pembinaan profesi yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan karier. Secara administratif, sekolah dapat menjadikan Penilaian Prestasi Kerja sebagai acuan atau standar dalam membuat keputusan pemberian tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah kepada guru. Sementara itu, dalam konteks pengembangan sekolah, Penilaian Prestasi Kerja bermanfaat untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, pemberian konseling, dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan profesi berkelanjutan untuk kepentingan peningkatan kemampuan dan keahlian guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada sekolah. Bagi individu guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, hasil Penilaian Prestasi Kerja dapat mengetahui bagaimana proses dan capaian prestasi kerja mereka dinilai oleh atasannya, yang hasilnya digunakan untuk membuat rencana kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan kariernya. Tingkat prestasi kerja yang tinggi dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, misalnya untuk penetapan indeks pemberian tunjangan selain gaji, memperluas kesempatan untuk dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan, serta membuat mereka semakin ahli dan berpengalaman dalam bidang pekerjaannya. Sebaliknya, tingkat prestasi kerja yang rendah menunjukkan tidak kompetennya guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam melaksanakan pekerjaannya dan berakibat sukarnya bagi mereka untuk dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi atau memperoleh tugas lainnya, memperbesar kemungkinan untuk didemosikan, dan pada akhirnya dapat juga menyebabkan pemberian sanksi bahkan pemutusan hubungan kerja. 31

39 Sedangkan bagi sekolah, hasil Penilaian Prestasi Kerja sangat penting dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier, antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan keprofesian berkelanjutan, promosi, sistem insentif dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hasil Penilaian Prestasi Kerja dapat menunjukkan apakah sumberdaya sekolah sudah memenuhi target atau sasaran yang dikehendaki baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana perilaku guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dalam melakukan pekerjaannya. b. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Penilaian Prestasi Kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru yang mendapatkan tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah tersebut yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. c. Alur Penilaian Prestasi Kerja Alur Penilaian Prestasi Kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel, ketua program keahlian, dan pembimbing khusus) dapat digambarkan sebagai berikut ini. 32

40 Desember (Mgg 4) - Januari Jan - Des Desember Januari (Mgg 1) Gambar: 2.1: Alur Penilaian Prestasi Kerja Keterangan: 1) Penilaian Prestasi Kerja diawali dengan penyusunan SKP oleh guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilaksanakan awal tahun (selanjutnya disebut SKP). Selanjutnya hasil penyusunan SKP dikonsultasikan dengan atasan langsung (pejabat penilai) untuk memperoleh persetujuan. Catatan: dalam penyusunan SKP harus mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah, Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lainnya yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, serta Program Tahunan Guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lainnya yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, khusus untuk kepala sekolah perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 33

41 2) Jika disetujui, maka SKP langsung ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak kerja untuk tahun berjalan. Jika tidak disetujui oleh pejabat penilai, maka SKP ditetapkan/diputuskan oleh atasan pejabat penilai dan putusan atasan pejabat penilai bersifat final. SKP yang sudah ditetapkan memuat target kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang) sebagai guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, nilai angka kredit pada tiap uraian kegiatan, serta target dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya (bagi kepala sekolah). 3) Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja meliputi: a) Penilaian SKP yang mencakup penilaian realisasi uraian kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur penunjang) yang diukur dengan ketercapaian kegiatan dalam 4 (empat) aspek penilaian yaitu kualitas, kuantitas, waktu dan biaya); dan b) Penilaian perilaku kerja meliputi aspek penilaian orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan (bagi kepala sekolah) berdasarkan rekaman perilaku kerja dalam buku catatan. 4) Perhitungan nilai Penilaian Prestasi Kerja diperoleh dari penjumlahan nilai unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%. 5) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja disetujui oleh yang dinilai, maka pejabat penilai menetapkan hasil Penilaian Prestasi Kerja dan rekomendasinya. 6) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak disetujui yang dinilai, maka yang bersangkutan dapat menyatakan keberatan atas hasil Penilaian Prestasi Kerja kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam periode waktu 14 (empat belas) hari setelah proses penilaian. 6. Alur Proses Tata Kelola Pengawas Admin Dinas mempunyai hak untuk melakukan manajeman data Pengawas yang ada pada Dinas kabupaten / kota. Admin Dinas melakukan beberapa manajemen data Pengawas sekolah seperti menambah atau menghapus pengawas serta beberapa fitur lainnya. Admin Dinas diberikan tanggung jawab sepenuhnya untuk menerapkan aturan dan syarat yang berlaku bagi Pengawas Sekolah sesuai ketetapan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor: 21 Tahun Tata pengelola pengawas meliputi: a. Pengelolaan jenis Pengawas sekolah yang terdiri dari tiga yaitu pengawas Manajerial, Pengawas Mata Pelajaran dan Pengawas Gabungan 34

42 b. Pengelolaan Binaan Pengawas Sekolah yang meliputi Sekolah binaan, guru binaan dan gabungan keduanya berdasarkan Surat Keputusan atau Surat Tugas dari kepala dinas pendidikan kab/kota. c. Pengelolaan daftar pengawas sekolah meliputi fitur untuk melihat daftar pengawas, melihat detil pengawas, melihat daftar sekolah binaan atau Guru binaan pengawas dan reset password akun pengawas. C. Integrasi Sistem NUPTK, Pelaksanaan EDS dan Pelaksanaan PK Guru dan Pelaksanaan PK Kepala Sekolah Integrasi pelaksanaan NUPTK dilaksanakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pemutakhiran NUPTK dan Pemetaan Mutu Pendidikan, sekaligus meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya. Integrasi yang dilakukan mencakup dua hal yaitu: 1. Integrasi Sistem Informasi 2. Integrasi Pelaksanaan dan 3. Integrasi Sumber daya Wujud integrasi sistem NUPTK, EDS dan PK Guru tergabung dalam sebuah sistem yang disebut PADAMU NEGERI. PADAMU NEGERI merupakan Layanan Sistem Informasi Terpadu Online yang dibangun oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan - Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) untuk mendukung program Pemetaan Mutu Pendidikan sejak tahun Melalui Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI ini Program Pemetaan Mutu Pendidikan mencakup Aktivasi NUPTK/PegID, Pengisian Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah secara terpadu dan online. Melalui Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI ini, BPSDMPK- PMP berupaya mendorong terwujudnya program - program pembangunan untuk meningkatkan Mutu Pendidikan Nasional baik di tingkat pusat dan daerah dengan terpadu yang berbasis pada datadata yang faktual, transparan, obyektif, akurat, akuntabel dan berkesinambungan. Berikut Alur Integrasi Sistem NUPTK, Pelaksanaan EDS, Pelaksanaan PK Guru dan Pelaksanaan PK Kepala Sekolah : 35

43 Gambar 2.8 Integrasi Pelaksanaan NUPTK, EDS, PK Guru dan PK KS 36

44 BAB III STRATEGI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN A. Mekanisme Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan tahun 2014 yang meliputi Aktivasi NUPTK/PegID, Pengisian Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Pengisian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang dilaksanakan secara terpadu dan online melalui Layanan Sistem Informasi berbasis web dengan domain Mekanisme tersebut digambarkan pada diagram di bawah ini: Gambar 3.1 Mekanisme Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pedidikan tahun 2014 Diagram tersebut menjelaskan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan tahun 2014 melibatkan unsur BPSDMPK-PMP yang meliputi : Sekretariat BPSDMPK-PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, dan Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan. Peran di daerah melibatkan LPMP, Dinas Pendidikan kabupaten/kota, satuan pendidikan dan PTK. Keterlibatan masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. BPSDMPK-PMP 37

45 a. Mengembangkan instrumen pemetaan mutu pendidikan. b. Mengembangkan aplikasi transaksional NUPTK/PegID, EDS, Penilaian Kinerja Guru dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang terintegrasi dengan Layanan Sistem Informasi PADAMU NEGERI berbasis online. c. Menyiapkan desain analisis hasil pemetaan mutu pendidikan berbasis online. d. Menyusun panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan. 2. LPMP a. Menyiapkan petugas pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota melalui kegiatan Pembekalan Admin Pemetaan Mutu Pendidikan untuk tingkat kabupaten/kota. b. Memfasilitasi kegiatan kesekretariatan dan pendampingan dalam rangka Pemetaan Mutu Pendidikan. c. Melakukan Supervisi, Asistensi dan Audit pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan di kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. d. Melakukan analisis hasil evaluasi diri sekolah dan hasil PK Guru seluruh satuan pendidikan, serta analisis hasil PK Kepala Sekolah di wilayah kerjanya. e. Menyusun profil PTK yang ada di wilayahnya. f. Menyusun profil pemetaan mutu pendidikan yang ada di wilayahnya. 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota a. Mensosialisasikan program pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan PTK yang berada di wilayahnya. b. Mengusulkan koordinator dan admin pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota pada LPMP untuk dibuatkan Surat Keputusan Kepala LPMP. c. Memastikan bahwa kegiatan pemetaan mutu pendidikan melalui Aktivasi NUPTK/PegID dari seluruh satuan pendidikan dan PTK yang ada di wilayahnya sudah masuk ke database melalui sistem informasi PADAMU NEGERI. d. Memastikan Instrumen Evaluasi Diri Sekolah, Instrumen Penilaian Kinerja Guru, dan Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah terinput ke database melalui sistem informasi PADAMU NEGERI. 4. Pengawas 38

46 a. Melakukan pengawasan perkembangan program pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan/atau PTK binaannya. b. Mengisi instrumen pemetaan mutu pendidikan dengan ketentuan: 1) Pengawas Akademik a) Wajib mendaftar guru binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan, termasuk pengisian instrumen oleh PTK binaan tersebut. 2) Pengawas Manajerial a) Wajib mendaftarkan sekolah binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah binaan, termasuk pengisian instrumen oleh seluruh responden di sekolah binaan tersebut dan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah binaannya. 3) Pengawas Gabungan a) Wajib mendaftar guru dan sekolah binaannya b) bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan, termasuk pengisian instrumen oleh PTK binaan tersebut dan bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah binaan, termasuk pengisian instrumen oleh seluruh responden di sekolah binaan tersebut dan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah binaannya. c. Pengawas bisa melakukan aktifasi NUPTK jika seluruh proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah dan/atau PTK binaannya telah selesai, sesuai dengan jabatan fungsionalnya. 5. Satuan Pendidikan a. Mempersiapkan responden dari unsur kepala sekolah, guru, siswa, komite sekolah dan mempersiapkan satu orang operator sekolah. b. Memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan pemetaan mutu pendidikan c. Mengisi instrumen pemetaan dengan ketentuan: 1. Kepala Sekolah dan Pendidik Bertanggung jawab pada keseluruhan proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah termasuk pengisian instrumen oleh keseluruhan responden di sekolah tersebut. 39

47 Pengisian instrumen pemetaan mutu pendidikan untuk kepala sekolah dan pendidik dilakukan bersamaan dengan proses aktivasi NUPTK. NUPTK kepala sekolah akan dinyatakan aktif jika seluruh proses pemetaan mutu pendidikan di sekolah tersebut telah selesai. 2. Siswa Instrumen pemetaan mutu pendidikan untuk siswa diisi secara online dengan menggunakan akun login yang diberikan oleh admin sekolah. 3. Admin Sekolah Mendistribusikan akun siswa responden EDS. B. Organisasi Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 1. Tingkat Pusat a. Pengarah 1) Kepala BPSDMPK-PMP 2) Sekretaris BPSDMPK-PMP 3) Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, BPSDMPK-PMP 4) Kepala Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, BPSDMPK-PMP 5) Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, BPSDMPK-PMP b. Penanggung jawab 1) Kepala Bagian Perencanaan, Sekretariat BPSDMPK-PMP 2) Kepala Bidang Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik, Pusbang Tendik 3) Kepala Bidang pengembangan profesi pendidik pendidikan dasar 4) Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar PPMP c. Pengelola 1) Kepala Seksi Data dan Informasi, Bagren Set. BPSDMPK-PMP 2) Kepala Sub Bidang Program pada Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik 3) Kepala Sub Bidang Evaluasi pada Bidang Pengembang Tenaga Teknis dan Fungsional non Pendidik 40

48 4) Kepala Sub Bidang Peningkatan kompetensi pendidikan dasar, bidang pengembangan profesi pendidik pendidikan dasar 5) Kepala Sub Bidang Pemetaan Mutu Bidang PM Dikdas PPMP 6) Kepala Sub Bidang Sistem Informasi Bidang PM Dikdas PPMP d. Pelaksana 1) Admin BPSDMPK-PMP, Kemdikbud 2) Help desk pusat 2. Tingkat Propinsi a. Penanggung Jawab: Kepala LPMP b. Pengelola 1) Kepala Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi 2) Kepala Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan 3) Kepala Seksi Sistem Informasi c. Pelaksana 1) Admin LPMP 2) Help desk propinsi 3. Tingkat Kabupaten/Kota a. Koordinator Kabupaten/Kota b. Admin Kabupaten/Kota c. Help desk kabupaten/kota d. Admin Sekolah C. Kriteria SDM Pemetaan Optimalisasi hasil pelaksanaan kegiatan pemetaan mutu pendidikan mensyaratkan adanya ketersediaan sumberdaya manusia yang memenuhi kriteria sebagai berikut : NO SDM PEMETAAN KRITERIA 1. Admin LPMP 1. PNS di LPMP 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 41

49 NO SDM PEMETAAN KRITERIA 2. Tim Layanan Konsultasi (Help desk) Propinsi 3. Admin Dinas Kabupaten/Kota 4. Admin Sekolah 1. Guru/Staf TU Sekolah 2. Menguasai TIK 1. PNS di LPMP 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 1. PNS Kabupaten/Kota yang diusulkan 2. Menguasai TIK 3. Menguasai substansi sistem informasi Pemetaan Mutu Pendidikan (basis NUPTK/PegID, EDS, PK Guru, dan PK KS) 42

50 1. Peta Peran Tahap Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN BPSDMPK-PMP LPMP ADMIN KAB/KOTA ADMIN SEKOLAH Mengembangkan instrumen pemetaan mutu pendidikan (EDS, PK Guru & PK Kepala Sekolah) dan menyusun panduannya Mengembangkan aplikasi pemetaan mutu pendidikan dan menyusun panduannya Menyusun panduan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan Memberikan akun kepada Admin Kabupaten/kota bagi satuan pendidikan yang belum terdaftar di sistem berdasarkan laporan Mendownload pedoman-pedoman pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan Menetapkan Koordinator dan admin Kabupaten/kota Melaporkan satuan pendidikan yang belum terdaftar di sistem kepada LPMP untuk mendapatkan akun. Memperbaiki tata kelola kepala sekolah dan pengawas sekolah di wilayah kerjanya Membantu menonaktifkan guru yang akan menjadi dosen dan alasan lainnya Memastikan semua PTKnya sudah terdaftar di satuan pendidikannya dengan benar Mendisitibusikan akun siswa responden EDS Memastikan profile satuan pendidikannya sudah benar Menyediakan basis data awal NUPTK / PegID untuk referensi aktivasi. Mengembangkan Instrumen Audit dan menyusun panduannya Menetapkan Tim Help Desk Substansi dan IT BPSDMPK-PMP Menetapkan admin LPMP Membuat Materi Sosialisasi Menetapkan Tim Help Desk Substansi dan IT LPMP Penetapan admin LPMP Melakukan mutasi antar sekolah ataupun ke luar dan masuk ke wilayah kerjanya Memastikan semua satuan pendidikannya sudah memiliki akun dan semua ptknya telah memiliki NUPTK/PegID di wilayah kerjanya 43

51 2. Peta Peran Tahap Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan TAHAPAN BPSDMPK-PMP LPMP ADMIN KAB/KOTA ADMIN SEKOLAH KEGIATAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU Memastikan aplikasi pemetaan mutu pendidikan siap dipergunakan Memonitor pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID skala provinsi. Memonitor proses aktivasi akun di seluruh sekolah dan aktivasi NUPTK/PegID para ptk di wilayah kerjanya. Memandu dan mengarahkan para PTK untuk melaksanakan proses aktivasi NUPTK/PegID. PENDIDIKAN Memastikan Instrumen pemetaan mutu pendidikan siap dipergunakan Memberi bantuan dan dukungan teknis secara online Memberi bantuan dan dukungan teknis secara online / tatap muka Memberi bantuan dan dukungan teknis secara tatap muka Menjamin ketersediaan dan kehandalan Menelusuri dan memberi persetujuan Melayani proses pengajuan NUPTK Baru Memastikan bahwa setiap PTK di sekolah sistem. terhadap pengajuan NUPTK baru. bagi PTK yang belum memiliki sebelumnya. telah melengkapi Data Rinci dan upload Melaksanakan fungsi help desk bagi admin LPMP Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Melaksanakan fungsi help desk bagi admin Kabupaten/Kota Melaksanakan Audit Data photo pada sistem. Melakukan pengarsipan semua dokumen para PTK yang melakukan proses pemetaan mutupendidikan di sekolah. Memastikan kepala sekolah telah melakukan PK Guru 3. Peta Peran Tahap Pengolahan dan Analisis Data TAHAPAN KEGIATAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS HASIL PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN BPSDMPK-PMP LPMP ADMIN KAB/KOTA ADMIN SEKOLAH Memberikan informasi PK Guru (bagi guru dengan pangkat IV/b s.d IV/e) sebagai bahan Penilaian Angka Kredit bagi Guru Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan nasional Mengembangkan aplikasi OLAP/BI Menyelenggarakan workshop pengolahan dan analisis data hasil pemetaan Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan tingkat provinsi Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS tingkat Propinsi Menyusun dan mempublikasikan peta mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota Memberikan informasi PK Guru (bagi guru dengan pangkat III/a s.d IV/b) sebagai bahan Penilaian Angka Kredit bagi Guru Menyusun dan mempublikasikan hasil PK Guru dan PK KS tingkat Kabupaten/Kota Mengetahui peta mutu pendidikan tingkat Satuan Pendidikan Mengetahui hasil PK Guru tingkat Satuan Pendidikan 44

52 BAB IV PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN Pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan pada Satuan Pendidikan dilakukan secara terintegrasi dengan pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID, Pelaksanaan EDS, dan Pelaksanaan PK Guru di satuan pendidikan, serta Pelaksanaan PK KS. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara transaksi real time berbasis internet. Seluruh responden, harus mengisi data dan menjawab pertanyaan pada aplikasi yang disediakan pada web dengan alamat Dengan demikian seluruh responden harus mempunyai akses terhadap internet, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: A. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan di tahun 2014, BPSDMPK-PMP akan menyusun dan memperbaiki instrumen EDS, PK Guru dan PK KS, serta Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan. Persiapan aplikasi, kemudahan akses dan jaringan, serta perbaikkan infrastruktur dilakukan untuk menunjang kelancaran pemetaan mutu pendidikan. Pengelolaan dan perawatan yang dilakukan secara berkesinambunganpun perlu dilakukan selama pemetaan mutu pendidikan ini dilaksanakan. Admin LPMP, help desk propinsi, admin pemetaan mutu pendidikan maupun help desk kabupaten/kota diharapkan mampu berperan aktif mencarikan solusi dari permasalahan yang terjadi di lapangan. B. Tahap Pelaksanaan 1. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah melakukan aktivasi NUPTK/PegID melalui akun PTK nya masing-masing; 2. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas wajib mengupload photonya masing-masing; 3. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang sudah mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013 wajib mengisi Survey terkait Implementasi Kurikulum 2013; 4. Semua Guru wajib mengisi Instrumen EDS kecuali Guru jenjang TK; 45

53 5. Semua Kepala Sekolah wajib melakukan Penilaian Kinerja Guru kepada semua guru yang ada di sekolahnya. Penilaian dilakukan secara manual/offline, kemudian akan diinput secara online ke sistem PADAMU NEGERI; 6. Semua Pengawas manajerial/gabungan wajib melakukan Penilaian Kinerja kepada Kepala Sekolah Penilaian dilakukan secara manual/offline, kemudian akan diinput secara online ke dalam sistem; 7. Admin sekolah membuat akun untuk seluruh responden EDS bagi siswa/orangtua/wali. 8. Instrumen EDS untuk siswa diisi secara online dengan menggunakan akun yang diberikan oleh admin sekolah. Dalam hal siswa yang tidak dapat akses internet, dapat diwakili oleh orang tua atau walinya atau operator sekolah. 9. Kepala sekolah melalui Admin Sekolah/Tata Usaha mengarsipkan seluruh dokumen pendukung yang terkait dengan Pemetaan Mutu Pendidikan. C. Tahap Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Setelah pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan selesai, satuan pendidikan harus menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil peta mutu pendidikannya, yang dapat diakses oleh Admin Sekolah dari situs Rencana tindak lanjut ini dapat berupa penyusunan RKS/RKAS atau perbaikan RKS/RKAS yang hasilnya dapat memperbaiki mutu pendidikan pada satuan pendidikan tersebut, sesuai 8 Standar Nasional Pendidikan. Selama pemetaan mutu pendidikan dilaksanakan Admin Pemetaan, koordinator kabupaten/kota dan LPMP harus dapat memastikan bahwa Instrumen EDS, Instrumen PK Guru dan Instrumen PK KS terinput, serta aktivasi NUPTK/PegID sudah dilakukan oleh semua PTK. LPMP, koordinator kabupaten/kota dan Admin pemetaan mutu pendidikan tingkat kabupaten/kota diharapkan melakukan asistensi dan bimbingan teknis kepada satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat juga dilakukan oleh tim help desk LPMP dan tim help desk kabupaten/kota. Jika memungkinkan, asistensi dan bimbingan teknis dapat dilakukan secara tatap muka baik di satuan pendidikan maupun tempat lain yang disepakati. Informasi terkait kendala, hambatan, dan kesulitan merupakan faktor penentu kesuksesan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan. Oleh karenanya BPSDMPK-PMP - LPMP melakukan pemantauan dan evaluasi secara online maupun onsite. Pemantauan onsite dilaksanakan secara sampling dan dilakukan melalui analisis terhadap informasi yang tersedia 46

54 sebagai hasil dari pemantauan online diikuti dengan verifikasi dokumen pendukung dan interview dengan satuan pendidikan. Pemantauan onsite dilakukan secara terpadu oleh BPSDMPK-PMP, LPMP, dan tim koordinasi kabupaten/kota. Panduan pelaksanaan dan instrumen pemantauan akan disusun dalam buku terpisah. 47

55 BAB V PENUTUP Hal-hal yang telah tertuang dalam pedoman pemetaan mutu pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara konsisten oleh penyelenggara yang terlibat, sehingga dapat mendukung pelaksanaan aktivasi NUPTK/PegID, pelaksanaan EDS, Pelaksanaan PK Guru dan PK KS secara efektif, efisien, dan akuntabel. Pedoman ini merupakan acuan bagi pihak pelaksana, khususnya yang ada di daerah seperti LPMP, dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta sekolah. BPSDMPK-PMP akan melakukan penyempurnaan secara berkala apabila dianggap perlu. 48

56 Lampiran 1.a. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Guru LAMPIRAN Lampiran 1.b. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Kepala Sekolah Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 1

57 Lampiran 1.c. Aktivasi NUPTK/PegID bagi Pengawas Sekolah Lampiran 2. Alur Registrasi PTK Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 2

58 Lampiran 3. Alur Pengajuan NUPTK Baru Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 3

59 Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 4

60 Panduan Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 5

PANDUAN PENGGUNA. Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PADAMU NEGERI

PANDUAN PENGGUNA. Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PANDUAN PENGGUNA Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi Admin Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Dokumen ini diperuntukkan bagi LPMP di Tingkat Provinsi

Dokumen ini diperuntukkan bagi LPMP di Tingkat Provinsi Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia PANDUAN PENGGUNA Dokumen ini diperuntukkan bagi LPMP di Tingkat Provinsi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK (Pendidik & Tenaga Kependidikan) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dokumen ini diperuntukkan bagi UPTD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL dan

Lebih terperinci

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP

TAGOR ALAMSYAH HARAHAP TAGOR ALAMSYAH HARAHAP ENTITAS DESAIN TATA KELOLA GTK DAPODIK Cek Data Guru setiap saat WEBSITE TUNJANGAN P2tk.dikdas.kemdikbud.go.id SIKLUS PENGIRIMAN DATA DARI SEKOLAH KE SERVER DAPODIK PUSAT Feedback

Lebih terperinci

SERVICE DELIVERY. NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan Pelayanan

SERVICE DELIVERY. NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan Pelayanan STANDAR PELAYANAN PENILAIAN, PENETAPAN ANGKA KREDIT, DAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL GURU BAGI GURU MADYA PANGKAT PEMBINA TK I GOLONGAN RUANG IV/b KE ATAS SERVICE DELIVERY NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU Oleh : Muh.Abduh Makka Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan A. Latar Belakang Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas,

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2013 PANDUAN PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2013

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Draft Peraturan Menteri PAN Tgl. 4 Maret 2008 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya RANCANGAN PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU

Lebih terperinci

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN

PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU, KEPALA SEKOLAH, DAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Diterbitkan oleh : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU PENGELOLAAN TUGAS POKOK DAN ETIKA PENGAWAS BIMBINGAN TEKNIS CALON MENTOR PENGAWAS SELEKSI CALON PENGAWAS 2016 Peta konsep KUALIFIKASI PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1 PENGAWAS KUALIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017 Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017 Tujuan Peserta dapat menjelaskan tentang konsep, prosedur pelaksanaan,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com KATA PENGANTAR Kepala

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P No.1877, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pejabat Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa. Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 BAHAN INFORMASI DAN PUBLIKASI SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI CALON PENGAWAS SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap dunia pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk terus

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009

PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan pada Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Makassar,

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH 1 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG 1 BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KRITERIA PENERIMA DAN MEKANISME PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI

KRITERIA PENERIMA DAN MEKANISME PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN KHUSUS, DAN TAMBAHAN PENGHASILAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA

Lebih terperinci

SIMPATIKA Periode 2017/2018

SIMPATIKA Periode 2017/2018 SIMPATIKA Periode 2017/2018 Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenag PROGRAM SERTIFIKASI GURU MADRASAH KEMENAG 2017 Program GTK Basis Simpatika 2017 Tunjangan UKG PKG Sertifikasi Guru

Lebih terperinci

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN riaumandiri.co I. PENDAHULUAN Tujuan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

REKAP PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADAMU NEGERI

REKAP PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADAMU NEGERI REKAP PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADAMU NEGERI NO PERMASALAHAN SOLUSI 1. Jika tanggal lahir 29 Februari, Verval 2 tidak bisa cetak Dicek kembali ke data kelahiran PTK yang bersangkutan 2. Untuk PTK yang Verval

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

Program Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (Inpassing) Jenjang Dikdas

Program Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (Inpassing) Jenjang Dikdas Program Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (Inpassing) Jenjang Dikdas A. Pengertian Pemberian kesetaraan jabatan dan pangkat bagi Guru bukan Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PEDOMAN ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten PROGRAM BETTER EDUCATION TROUGH REFORMED MANAJEMEN TEACHER UPGRADING (BERMUTU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011 PEDOMAN

Lebih terperinci

Dasar Hukum. Tambahan Lembaran Negara RI No 4496); 1. UU No 20 Th 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Th 2003 No 78,

Dasar Hukum. Tambahan Lembaran Negara RI No 4496); 1. UU No 20 Th 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Th 2003 No 78, INPASSING GURU BUKAN PNS KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DANTENAGA KEPENDIDIKAN 2011 Dasar Hukum 1. UU No 20 Th 2003 ttg Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI SINGARAJA, 23 / 10 / 2012 MANAJEMEN PNS Diarahkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMAA KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

KEMENTERIAN AGAMAA KANTOR WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT A Nomor Lampiran Perihal : Kw.10.2/2/PP.00/2713/2015 Bandung, 18 Mei 2015 : 1 (satu) lembar : Prosedur Penerbitann NRG Guru Madrasah Kepada Yth : Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Se Jawa

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ` PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki peran besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PAKET SIMULASI UNTUK PENJELASAN PROSES PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA GURU

PAKET SIMULASI UNTUK PENJELASAN PROSES PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA GURU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PAKET SIMULASI UNTUK PENJELASAN PROSES PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENILAIAN KINERJA GURU KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Oleh sebab itu, guru sebagai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon Laman : kemdikbud.go.id

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon Laman : kemdikbud.go.id KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA 10270 Telepon 5711144 Laman : kemdikbud.go.id Nomor : 9950/A4.1/HK/2018 26 Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Penyampaian

Lebih terperinci

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGAA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEJABAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne No.265, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Penilaian Prestasi Kerja. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN LABORAN SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ` PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa salah satu syarat

Lebih terperinci