Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Ilmiah Kebidanan STIKes Medika Cikarang Volume 9 No. 1 Juli 2014"

Transkripsi

1 PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI BERPERILAKU MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA BIDAN DI RSUD KABUPATEN BEKASI TAHUN 014 Rofi Mardini, S.SiT, M.Kes Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada bidan di RSUD Kabupaten Bekasi tahun 014. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh dengan cara pengisian angket. Populasi penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja/bertugas di RSUD Kabupaten Bekasi tahun 014, menggunakan teknik total populasi, didapat sampel sebesar 54 orang. Analisis data berupa analisis univariat dan bivariat, dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada pengaruh sikap terhadap intensi berperilaku menggunakan APD (r = 0,-35 ; p = 0,087). Tidak ada pengaruh norma subjektif terhadap intensi berperilaku menggunakan APD (r = 0,136 ; p = 0,334). Ada pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku menggunakan APD. Kesimpulannya sikap dan norma subjektif tidak berpengaruh terhadap intensi berperilaku menggunakan APD, tetapi kontrol perilaku berpengaruh terhadap intensi berperilaku menggunakan APD. Disarankan dalam upaya meningkatkan tindakan pencegahan infeksi dikalangan tenaga kesehatan perlu diadakan pelatihan Pencegahan Infeksi secara berkala, selain itu perlu juga dilakukan penelitian serupa lebih lanjut lagi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi upaya Pencegahan Infeksi (PI). Kata Kunci : Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku dan Intensi 1

2 INFLUENCE OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, AND BEHAVIORAL CONTROL ON BEHAVIOR INTENTION OF USING PPE IN MIDWIFES ON RSUD KABUPATEN BEKASI 014 ABSTRACT The purpose of this study was to determine the influence of attitude, subjective norms, behavioral control on behavior intention of using PPE (Personal Protective Equipment) in midwives on RSUD Kabupaten Bekasi 014. Design of this study is a descriptive analytic research with cross sectional approach. The data used are primary data, obtained by filling the questionnaire. The study population was all midwives who working in RSUD Kabupaten Bekasi in 014, using the sampling technique of total population, the sample obtained by 54 people. Analysis of the data consist of univariate and bivariate analysis, using the Pearson Product Moment correlation test. Results of this study showed there is no influence of attitude to behavior intention to use PPE (r = 0, -35, p = 0.087). There is no influence of subjective norms to behavior intention to use PPE (r = 0.136, p = 0.334). There is a influence of behavioral control to behavior intention to use PPE. The conclusion is the attitude and subjective norm have no effect on behavior intention to use PPE, but control behaviors affect behavior intention to use PPE. Suggested to the institution, to hold an effort to improve infection prevention measures among health professionals, by held regularly Infection Prevention training, but it should also be done similar research more about the factors that influence efforts Infection Prevention. Keywords: Attitude, Subjective Norm, Behavioral Control and Intention

3 Pendahuluan Perilaku adalah semua kegiatan manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), sedangkan perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 007:114). 1 Sikap adalah bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu dalam interaksi dengan orang lain. Sikap menentukan perilaku seseorang, sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan (Azwar, 011). Kesehatan kerja menurut WHO/ILO (1995) bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat dari faktor yang menyebabkan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologis dan psikologisnya (DepKes-RI, 006). 3 Tenaga kesehatan beresiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat mengancam keselamatan saat bekerja. WHO mencatat kasus infeksi nasokomial di dunia berupa penularan penyakit Hepatitis B sebanyak kasus, Hepatitis C kasus, dan 1000 kasus penularan HIV (WHO, 004). Selain itu, telah diperkirakan terjadinya penularan penyakit Hepatitis B (39%), Hepatitis C (40%), dan HIV (5%) pada tenaga kesehatan diseluruh dunia (Maja, 009). 4 Prevalensi infeksi nasakomial di Indonesia pada tahun 004 menunjukan angka 9,1% dengan variasi 6,1-16% (DepKes RI, 010). 5 Kejadian infeksi nasakomial yang tinggi merupakan indikator pentingnya suatu usaha pengendalian infeksi dengan menerapkan standar kewaspadaan infeksi (standar precaution). WHO telah menetapkan tentang pentingnya penerapan standar precaution pada tenaga kesehatan dalam segala tindakan untuk mencegah peningkatan infeksi nasokomial (WHO, 004). 6 Penerapan standar precaution meliputi beberapa macam prosedur salah satunya dengan menerapkan prosedur penggunaan Alat Pelindung Diri. APD sangat penting digunakan pada saat melakukan tindakan (OSHAS, 009). APD meliputi penggunaan sarung tangan, kaca mata pelindung, masker, apron, gaun, sepatu dan penutup kepala (WHO, 004). Penggunaann APD merupkan salah satu usaha menyedikan lingkungan yang bebas dari infeksi sekaligus sebagai upaya perlindungan diri dan pasein terhadap penularan penyakit (Potter, 005). 7 Penerapan APD dalam standar precaution belum sepenuhnya dijalankan dengan baik oleh tenaga kesehatan. Haryati (009) dalam penelitianya di RSUD Salatiga mengidentifikasi 40% bidan yang bersikap bertanggungjwab dengan baik terhadap penggunaan APD. 8 Salah satu tenaga kerja sektor formal yang berpotensi terhadap keadaan kesehatan kerjanya adalah bidan. Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau memiliki surat izin yang sah untuk melakukan praktek bidan dan dapat ditempatkan pada unit-unit kerja pemerintah bidang kesehatan. (DepKes RI, 007). 9 Salah satu bentuk pelayanan utama yang diberikan bidan adalah Asuhan Persalinan Normal (APN). APN merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan dalam pertolongan persalinan secara sehat dan normal yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang steril, serta 3

4 penata laksanaan komplikasi. APN dapat dijadikan sebagai standar persalinan normal yang ada di rumah sakit umum dan Puskesmas. (DepKes RI, 007). 9 Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan khususnya pada bidan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau trauma akibat lingkungan kerja dan faktor manusianya. Salah satu diantaranya penggunaan Alat Pelindung Diri (Suma mur, 009). 10 Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung tidak menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya (Suma mur, 009). 10 Demikian juga dengan profesi bidan yang tidak terlepas dari kecelakaan kerja yang mengakibatkan gangguan kesehatan dan trauma bagi mereka dalam bekerja wajib menggunakan alat-alat perlindungan diri, seperti sarung tangan, baju khusus bagi bekerja di ruang operasi, penggunaan sepatu, dan alat pelindung diri lainnya (Hasyim, 005). 11 Persalinan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan) yang menimbulkan risiko tinggi untuk tertular penyakit HIV/AIDS maupun Hepatitis karena berhubungan dengan berbagai cairan tubuh pasien seperti darah, air ketuban. Untuk itu bidan dalam melakukan pertolongan persalinan harus menerapkan kewaspadaan universal (Spiritia, 010). 1 Hasil penelitian Anwar dan Perwitasari (006) tentang tingkat risiko pemakaian APD dan Hygieni petugas Laboratorium klinik RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, ditemukaan bahwa berdasarkan penggunaan APD, dari empat laboratorium yang ada di RSUPN Ciptomangunkusumo, ternyata lebih dari 40 % petugas di tiga laboratorium (IGD, Hematologi, dan anak) berisiko tinggi terinfeksi penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS. Adapun alasan petugas tidak menggunakan APD ketika bekerja, pada umumnya (5%) karena ditempat kerjanya tidak tersedia APD. Tidak tersedianya APD disebagian besar laboratorium yang diteliti kemungkinan disebabkan karena kurangnya perhatian dari Kepala labratorium dalam penyediaan APD atau anggaran Rumah Sakit yang terbatas sehingga dana untuk pengadaan APD juga menjadi terbatas. Alasan lain petugas tidak menggunakan APD adalah malas, lupa, tidak terbiasa, dan repot. Pelayanan APN yang dilakukan oleh bidan juga mempunyai risiko besar terhadap kecelakan kerja dan akhirnya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi mereka, apalagi tidak menggunakan alat pelindung diri (Anwar dan Perwitasari, 006). 13 Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk membahas tentang sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan intensi yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku terhadap Intensi Berperilaku Menggunakan APD pada Bidan di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 014. Kerangka konsep penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku sedangkan variabel dependen adalah intensi berperilaku pengunaan APD. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku menggunaan APD pada bidan pada saat pelaksanan tindakan pertolongan persalinan di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 014. Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mengungkap hubungan korelasi antar 4

5 variabel. Penelitian dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang sudah ada (Nursalam, 008). 14 Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel bebas dan variable terikat yang terjadi pada objek diukur satu kali saat pengamatan dan dikumpulkan secara simultan dalam waktu yang bersamaan (Hidayat, 007). 15 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 007). 15 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 014. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Hidayat, 007). 15 Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi melalui metode sampling. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi kriteria yaitu, kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat menjadi sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 014. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah bidan yang tidak bersedia menjadi responden. Penulis menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu Total Populasi dimana seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 54 responden. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Bekasi tanggal 4 Mei 014 s/d 9 Mei 014. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner, sehingga alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya (Arikunto, 006). 17 Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut, peneliti mengajukan izin penelitian ke RSUD Kabupaten Bekasi pada tanggal 4 Mei 014. Setelah diberikan izin, peneliti mengidentifikasi calon responden dan menetapkan sasaran penelitian. Peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk memberikan penjelasan dan membuat kesepakatan bahwa calon responden bersedia menjadi responden. Responden bersedia mengisi kuesioner sesuai format pertanyaan. Kepada responden diminta dan diarahkan untuk mengisi semua pertanyaan dan setelah selesai responden diminta mengembalikan kepada peneliti dan disimpan dalam file tertutup. Penelitian akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan ijin kepada tempat penelitian dan setelah mendapat persetujuan baru melaksanakan penelitian. Kuesioner diberikan kepada responden dengan menekankan masalah etik yang meliputi, informed consent (lembar persetujuan menjadi responden). Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, calon responden diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Apabila calon responden bersedia untuk diteliti maka calon responden harus mendatangani lembar persetujuan tersebut, dan jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya. Jika di tengah pengisian kuesioner responden ingin mengundurkan diri maka diperbolehkan mengundurkan diri, dan kuesioner yang telah diisi tidak akan diikutkan dalam pengolahan data. Anonymity (Tanpa nama) untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak 5

6 mencantumkan nama responden dalam pengolahan data penelitian. Peneliti akan menggunakan nomor atau kode responden. Confidentiality (Kerahasiaan) informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hasil kuesioner setelah selesai digunakan akan dimusnahkan dengan cara dibakar (Hidayat, 007). 15 Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap sebagai berikut, editing, pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden. Coding, peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk memudahkan pengelompokan dan klasifikasi. Setiap item jawaban pada lembar kuesioner diberi kode sesuai dengan karakter masing-masing. Entry Data, proses memasukkan data ke dalam komputer melalui program SPSS. Sebelum dilakukan analisa dengan komputer pengecekan ulang terhadap data. Tabulating, kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel, kemudian diolah dengan bantuan komputer di mana tabel tersebut sudah terlampir. Cleansing, merupakan proses pemeriksaan data yang telah dimasukkan apakah sudah benar atau lengkap. Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari analisa univariat dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel penelitian secara individu. Pada penelitian ini, analisis univariat akan menghasilkan nilai mean, standar deviasi dan nilai min-max tiap variabel. Analisis bivariat adalah analisi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti. Sedangkan dalam penelitian ini, analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku dengan intense/niat berperilaku menggunakan APD pada saat pertolongan persalinan di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 014. Penggambaran mengenai pengaruh tersebut dilakukan dengan mentabulasi data secara cross sectional dan menggunakan uji korelasi. Peneliti menggunakan uji ini ingin mengetahui hubungan antara dua variabel Numerik. Korelasi disamping dapat mengetahui derajat/keeratan hubungan, kolerasi dapat juga mengetahui arah hubungan dua variabel numerik. Penelitian kolerasi adalah penelitian yang melihat hubungan antara variable. Dua atau lebih variable diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa coba merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabelvariabel lain. Teknik statistik yang digunakan dalam menganalisa data aadalah Pearson Product Moment Correlation atau disingkat Pearson r. Pearson r digunakan apabila variabel-variabel yang dianalisis terukur dalam skala interval/rasio (Arikunto, 006). 17 Untuk mengetahuai secara lebih tepat besar/derajat hubungandua variable digunakan kooefisien Korelasi Pearson Product Moment, dimana koofisiensi korelasi disimpulkan dengan r (huruf kecil) yang mempunyai formula (Arikunto, 006). 17 xy x y N x x y y N N Nilai korelasi ( r ) berkisar 0 s/d 1 atau bila dengan arahnya nilainya antara -1 s/d 1. r = 0 artinya tidak ada hubungan. r = -1 artinya hubungan linear negative sempurna. r = +1 artinya hubungan linear positif sempurna. Hubungan dua variable dapat berpola positif maupun negatif. Hubungan positif terjadi bila kenaikan satu diikuti kenaikan variabel yang lain, misal semakin bertambah berat badan (gemuk) semakin 6

7 tinggi tekanan darahnya. Sedangkan hubungan negatif terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti penurunan variabel yang lain, misalnya semakin bertambah umurnya (semakin tua) semakin rendah kadar HB nya. Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam 4 area yaitu, r = 0,000-0,5 yang artinya tidak ada hubungan/hubungan lemah. r = 0,5-0,50 yang berarti hubungan sedang. r = 0, yang artinya hubungan kuat. r = 0,76-1,00 berarti hubungan sangat/sempurna (Arikunto, 006). 17 Hasil Tabel 1 Analisis Univariat Variabel Mean Std. Deviasi Min- Max Intensi 1,57,610 7,00-17,00 Sikap 0,61 3,036 15,00-5,00 Norma Subjektif Kontrol Perilaku 19,4 3,548 14,00-5,00 8,87 1,716 5,00-15,00 Dari tabel 1hasil analisis didapat skor rata-rata untuk variabel intensi responden adalah 1,57 dengan 95% CI (11,86 13,8), median 1, dan standar deviasi,610. Skor paling rendah 7 dan paling tinggi 17. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata-rata skor intensi responden adalah diantara 11,86 13,8. Hasil analisis didapat skor rata-rata sikap adalah 0,61 dengan 95% CI (19,78 1,44), median 0, dan standar deviasi 3,036. Skor paling rendah 15 dan paling tinggi 5. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata-rata skor sikap responden adalah diantara 19,78 1,44 Hasil analisis didapat skor rata-rata norma subjektif responden adalah 19,4 dengan 95% CI (18,45 0,39), median 19,5, dan standar deviasi 3,548. Skor paling rendah 14 dan paling tinggi 5. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata-rata skor norma subjektif responden adalah diantara 18,45 0,39. Hasil analisis didapat skor rata-rata kontrol perilaku responden adalah 8,87, dengan 95% CI (8,40 9,33 ), median 9, dan standar deviasi 1,716. Skor paling rendah 5 dan paling tinggi 15. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 % diyakini bahwa rata-rata skor kontrol perilaku responden adalah diantara 8,40 9,33. 7

8 Tabel Analisis Bivariat Variabel Nilai r P Value Sikap 0,61 3,036 Norma Subjektif Kontrol Perilaku 19,4 3,548 8,87 1,716 Dari tabel, terlihat hasil analisis korelasi antara sikap responden dengan intensi responden, diperoleh bahwa nilai r = 0,-35 dan nilai p value 0,087 sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh antara sikap dengan intensi berperilaku Pada hasil analisis korelasi antara norma subjektif responden dengan intensi responden, diperoleh bahwa nilai r = 0,136 dan nilai p value 0,033 sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh antara norma subjektif dengan intensi berperilaku Pada hasil analisis korelasi antara kontrol perilaku dengan intensi responden, diperoleh bahwa nilai r = 0,361 dan nilai p value 0,007 sehingga dapat disimpulkan pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku menunjukan pengaruh yang sedang (r = 0,361) dan berpola positif, artinya semakin baik kontrol perilaku responden maka semakin baik intensi berperilaku responden. Hasil uji statisitik di dapat nilai p value = 0,007 maka dapat disimpulkan ada pengaruh antara kontrol perilaku responden dengan intensi berperilaku. Diskusi Pengaruh Sikap Terhadap Intensi Berperilaku Pada hasil analisis korelasi pengaruh sikap terhadap intensi berperilaku diperoleh bahwa nilai r = 0,-35 dan nilai p value 0,087 sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh antara sikap dengan intensi berperilaku. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa teori yang dikemukakan seperti Allport (dalam Azwar, 011) mendefinisikan sikap sebagai semacam kesiapan individu untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap juga suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau tidak mendukung. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek (Notoatmodjo, 007). 1 Ada 3 (tiga) komponen pokok dalam sikap yaitu kepercayaan (keyakinan) ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak. 1 Fishbein & Ajzen (1975) 18 memberi pengertian bahwa attitude atau sikap sebagai suatu faktor predisposisi atau faktor yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari untuk memberikan respon dengan cara yang konsisten, yaitu suka atau tidak suka pada penilaian terhadap suatu objek yang diberikan. Pendapat lain tentang sikap dikemukan oleh Eagly (1993), 19 yang menyatakan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan psikologis yang ditunjukkan dalam bentuk penilaian terhadap suatu bentuk tertentu yang terdiri dari beberapa tingkatan suka atau tidak suka. Kecenderungan psikologis ini adalah suatu bentuk internal yang ada dalam diri seseorang; berupa evaluasi yang meliputi seluruh jenis atau kelas penilaian, baik yang tampak (overt) dan tidak tampak (covert) atau dalam bentuk kognitif, afektif, dan perilaku. 19 Untuk melakukan sesuatu yang penting, biasanya seseorang mempertimbangkan apa harapan orang lain (orang-orang terdekat, masyarakat) terhadap dirinya. Namun, harapan orangorang lain tersebut tidak sama pengaruhnya. Ada yang berpengaruh sangat kuat dan ada yang cenderung diabaikan. 19 Pengaruh Norma Subjektif Terhadap Intensi Berperilaku 8

9 Pada hasil analisis korelasi norma subjektif terhadap intensi berperilaku diperoleh bahwa nilai r = 0,136 dan nilai p value 0,336 dapat disimpulkan tidak ada pengaruh norma subjektif terhadap intensi berprilaku. Komponen lain dari rumusan intensi terhadap perilaku adalah norma subjektif. Norma subjektif adalah pihak-pihak yang dianggap berperan dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan pada orang tersebut, dan sejauh mana keinginan untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subjektif yang dimaksud oleh Ajzen (1975) adalah keyakinan seseorang mengenai apa yang harus dilakukannya menurut pikiran orang lain, beserta kekuatan motivasinya untuk memenuhi harapan tersebut. 18 Untuk melakukan sesuatu yang penting, biasanya seseorang mempertimbangkan apa harapan orang lain (orang-orang terdekat, masyarakat) terhadap dirinya. Namun, harapan orangorang lain tersebut tidak sama pengaruhnya. Ada yang berpengaruh sangat kuat dan ada yang cenderung diabaikan. Dengan hasil peneliti ini, maka peneliti berasumsi bahwa harapan dari orang lain yang berpengaruh lebih kuat, lebih memotivasi orang yang bersangkutan untuk memenuhi harapan tersebut, akan lebih menyokong kemungkinan seseorang bertingkah laku sesuai dengan harapan tersebut. Pengaruh Kontrol Perilaku Terhadap Intensi Berperilaku Pada hasil analisis korelasi pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku diperoleh bahwa nilai r = 0,361 dan nilai p value 0,007 sehingga dapat disimpulkan pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berperilaku menunjukan pengaruh yang sedang (r = 0,361) dan berpola positif, artinya semakin baik kontrol perilaku responden maka semakin baik intensi berperilaku responden. Hasil uji statisitik didapat nilai p value = 0,007 maka dapat disimpulkan ada pengaruh terhadap kontrol perilaku responden terhadap intensi berperilaku. Ajzen (1988) 0 menjelaskan bahwa berdasarkan kontrol-kontrol yang ada pada diri seseorang, maka perceived behavioral control turut berperan dalam Teori Planned Behavioral dalam dua cara; yaitu secara langsung dan tidak langsung. Perceived behavioral control berperan secara tidak langsung mempengaruhi perilaku yaitu melalui intensi terhadap perilaku, dan secara tidak langsung mempengaruhi perilaku tersebut. Ajzen (1988) 0 mengemukakan adanya dua faktor bahwa semakin besar control perilaku individu terhadap kedua factor tersebut. maka akan semakin besar pada kemungkinan berhasilnya individu untuk menampilkan perilaku yang telah diniatkan. Kedua jenis kontrol terhadap perilaku yang dikemukakan oleh ajzen diatas dapat dialokasikan untuk memahami intense berperilaku menggunakan APD dalam upaya pencegahan infeksi nasakomial dengan menerapkan struktur kewaspadaan universal. Kontrol perilaku yang dirasakan adalah faktor yang sangat berperan dalam memprediksi tingkah laku yang tidak berada di bawah kontrol penuh individu tersebut. Kontrol perilaku yang dirasakan berperan dalam meningkatkan terwujudnya niat ke dalam tingkah laku pada saat yang tepat. Individu bisa saja memiliki sikap yang positif dan persepsi bahwa orang lain akan sangat mendukung tindakannya tersebut, namun ia mungkin saja tidak dapat melakukannya karena ia terhambat oleh faktor seperti perasaan tidak mampu untuk melakukannya. Hal tersebut menunjukan bahwa walaupun individu memiliki sikap, dan norma subjektif yang mendukungnya untuk melaksanakan suatu tingkah laku, namun eksekusi tingkah laku itu sendiri masih bergantung pada faktor kontrol perilaku yang dirasakan yang ia miliki. Penulis belum menemukan penelitian sebelumnya. Sehingga penulis belum bisa memaparkan perbandingan yang signifikan 9

10 antara penlitian penulis dengan penelitian sebelumnya. Daftar Pustaka 1 Notoatmodjo, S. Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 007 Azwar, S. Sikap Manusia : Teori dan Mengukurannya nd ed. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit (K3IFRS). Jakarta Maja, TMM. Precantion Use by Occupational Health Nursing Students During Clinical Placement. Adelaide : Tswane University of Tecnology Depkes RI. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta WHO. Practical Guidelines for Infection Control in Health Care Facility. India : WHO Regional Office South East Asia Potter, P. A. & Perry, A.G. Fundamental Of Nursing Haryanti, A. Gambaran Universal Precaution di Rumah Sakit Umum Salatiga. Skripsi. Surakarta: Universitas Sahid Surakarta Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta Suma mur, P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : P.T Toko Gunung Agung Hasyim. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 08/No.0/Juni DitJen PPM & Pl DepKes RI. Statistic Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Yayasan spiritia Paerwitasari, SH. Gambaran Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. 08vlnl 04.Pdf Nursalam. Statistik dan Aplikasi untuk Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : CV. Trans Info Media Hidayat, A. Prosedur Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Fishbein, Martin & Icek Ajzen. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Massachusetts : Addison Wesley Publishing Co Eagly, Alice H. & Shelly Chaiken. The Psychology of Attitude. Orlando: Harcourt Brace Jovanovich College Publisher Ajzen, Icek. Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes : Open University Press

11 11

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MAHASISWA PRODI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes BTH TASIKMALAYA Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P JURNAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DASAR (HANDSCOON DAN MASKER) DI RUMAH SAKIT GRHA HUSADA GRESIK Oleh EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif korelasi, merupakan suatu penelitian yang menguji hubungan dua variabel kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi ) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang dapat mengancam keselamatannya saat bekerja. Menurut catatan World Health Organization (WHO) tahun 2004 didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

Yogi Andhi Lestari 1* Sujianti 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

Yogi Andhi Lestari 1* Sujianti 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223 KEPATUHAN BIDAN DALAM TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA SAAT MENOLONG PERSALINAN The Compliance Of Midwives In The Infection Prevention Measures And The Use Of Personal

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian studi survei analitik yaitu meneliti hal yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kategori explanatory research karena penelitian ini menganalisa hubungan antara variabel, penelitian ini bersifat diskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik yaitu sutau penelitian yang berusaha mencari hubungan variabel tertentu terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penlitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, pendidikan, sarana, dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang. Refi Lindawati*

Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang. Refi Lindawati* Faletehan Health Journal - Vol. 4 nomor 2, Maret 2017 Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Pertolongan Persalinan di RSUD Serang Refi Lindawati* Abstrak Bidan memiliki peranan besar dalam pertolongan persalinan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menjelaskan masalah penelitian gambaran perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 52 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah descriptive corelational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran vareabel independen (bebas)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan desain studi korelasional yang meneliti tentang hubungan antara variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif analitik, yang bertujuan memberikan gambaran kepada pembaca dan menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci