BAB III HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara,"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan narasumber guna mendapatkan keterangan secara langsung. 1. Modal Politik Yang Digunakan Calon Kepala Desa Pada Pemilihan Kepala Desa a. Analisis Kewibawaan Untuk menganalisa kewibawaan kepala desa dalam hasil penelitian ini maka penulis menyampaikan sebagai berikut: 1. Legitimate Power Legitimate berarti pengangkatan, jadi Legitimate Power adalah perolehan kekuasaan melalui pengangkatan. Sebagai contoh menurut UU No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, Kepala Wilayah tidak dipilih tetapi diangkat kecuali kepala wilayah dalam jabatan Bupati dan Gubernur yang masing-masing merangkap sebagai Kepala Daerah Tingat II dan I, masing-masing dipilih oleh DPRD tigkat II dan I. jadi bagaimanapun lemahnya pribadi seorang Camat, apabila Surat Keputusan (SK) telah diterbitkan untuk pengangkatan dirinya maka yang bersangkutan memiliki kekuasaan di wilayah kecamatannya. 51

2 Legitimate power adalah tingkat keabsahan jadi pentingnya, kepala desa memiliki keabsahan dari hasil penelitian penulis peroleh sebagai berikut : Tabel 3.1 Pentingnya SK dalam Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 9 35% 2 Perlu 16 62% 3 Biasa Saja 1 4% 4 Kurang Perlu Tidak Perlu Sama Sekali % Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016 Dari tabel 3.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa respon masyarakat yang tertinggi adalah perlu yaitu sebesar 62% karena kepala desa perlu mulai berwibawa setelah adanya surat keputusan. Tabel 3.2 Pentingnya Pemilihan pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 8 31% 2 Perlu 9 35% 3 Biasa Saja 2 8% 4 Kurang Perlu 6 23% 52

3 5 Tidak Perlu Sama Sekali 1 4% % Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016 Tabel 3.2 tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam memilih kepala desa ada responden yang mengatakan kurang perlu yaitu 6 orang (23%). 2. Coersive Power Coercive berarti kekerasan, jadi Coersive power adalah perolehan melalui cara kekerasan bahkan mungkin bersifat perebutan atau perampasan bersenjata, yang sudah menjadi barang tentu di luar jalur konstitusional. No Tabel 3.3 Pentingnya Memperlihatkan Marah Fisik pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 1 4% 2 Perlu 4 15% 3 Biasa Saja 2 8% 4 Kurang Perlu 11 42% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 8 31% % 53

4 Tabel 3.3 tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam menentukan kewibawaan sangat perlu keberadaan surat keputusan sebagai legitimasi yaitu 42% yang mengatakan kurang perlu. Tabel 3.4 Pentingnya Marah Mental pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu - 0% 3 Biasa Saja 5 19% 4 Kurang Perlu 12 46% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 9 35% % Dari tabel 3.4 tersebut di atas menunjukkan bahwa 35% tidak perlu sama sekali untuk menunjukkan marah mental di dalam proses pemilihan kepala desa. 3. Expert Power Expert Power adalah perolehan kekuasaan melalui keahlian seseorang, maksudnya pihak yang mengambil kekuasaan memang memiliki kekuasaan seperti ini berlaku di negara demokrasi karena sistem personalianya dalam memilih karyawan memakai merit sistem. 54

5 Tabel 3.5 Pentingnya Memiliki Ilmu pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 6 23% 2 Perlu 14 54% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 3 12% 5 Tidak Perlu Sama Sekali - 0% % Tabel 3.5 berikut ini menunjukkan bahwa ada 12% responden menganggap bahwa kurang perlu, padahal kita tahu bahwa agama sekalipun tanpa ilmu berakibat lumpuh. No Tabel 3.6 Pentingnya Memiliki Budi Pekerti Agama pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 9 35% 2 Perlu 14 54% 3 Biasa Saja - 0% 4 Kurang Perlu 3 12% 5 Tidak Perlu Sama Sekali - 0% % 55

6 Dan pada tabel 3.6 dijelasjkan bahwa ada 12% responden yang mengatakan kurang perlu. Padahal kita telah mengetahui bahwa ilmu sekalipun tanpa agama akan berakibat sesat. Seperti korupsi yang telah banyak dilakukan di Indonesia adalah akibat lemahnya agama. Karena agama bukan hanya menyuruh untuk sholat tetapi juga melarang korupsi. 4. Reward Power Reward Power adalah perolehan kekuasaan melalui suatu pemberian atau karena berbagai pemberian. Tabel 3.7 Pentingnya Memiliki Uang pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu - 0% 3 Biasa Saja 2 8% 4 Kurang Perlu 12 46% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 12 46% % Tabel 3.7 tersebut di atas menunjukkan bahwa 46% mengatakan kurang perlu uang untuk menjadi kepala desa bahkan 46% lagi mengatakan tidak perlu sama sekali. Tentu gunanya uang adalah untuk promosi kampanye, biaya transportasi dan keperluan lain-lain. 56

7 Tabel 3.8 Pentingnya Memiliki Barang pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu - 0% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 7 27% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 16 62% % Selanjutnya pada tabel 3.8 diatas menunjukkan bahwa 62% responden mengatakan tidak pelu sama sekali memilki barang. 5. Reverent Power Reverent power adalah perolehan kekuasaan melalui daya tarik seseorang. Tabel 3.9 Pentingnya Fisik pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 1 4% 2 Perlu 3 12% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 11 42% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 8 31% 57

8 26 100% Sumber: Hasil Penelitian tahun 2016 Berikut ini merupakan penjelasan dari tabel 3.9 yang menunjukkan bahwa terdapat 42% responden mengatakan kurang perlu bahkan 31% mengatakan tidak perlu sama sekali memiliki fisik yang besar dan tinggi tegap. Padahal seorang kepala desa dalam menanggulangi keberadaan kemasyarakatan, pembangunan dan pemerintahan memerlukan fisik yang kokoh karena, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang akan memilihnya. Tabel 3.10 Pentingnya Pangkat pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 9 35% 2 Perlu 12 46% 3 Biasa Saja 4 15% 4 Kurang Perlu - 0% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 1 4% % Dalam tabel 3.10 tersebut di atas menunjukkan bahwa ada 4% yang mengatakan bahwa pangkat tidak perlu sama sekali digunakan dalam urusan kedinasannya. Padahal sebenarnya ketika melakukan urusan terkait kedinasannya kepala desa harus menggunakan tanda jabatan agar dapat dibedakan. 58

9 b. Analisis Kekuasaan 1. Be Strong Approach Be Strong Approach adalah suatu pendekatan di mana untuk memotivasi bawahan dan massyarakaat yang dipergunakan cara paksa dengan keras. Tabel 3.11 Pentingnya Memiliki Suara Keras pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 1 4% 2 Perlu 2 8% 3 Biasa Saja 2 8% 4 Kurang Perlu 14 54% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 7 27% % Pada tabel 3.11 akan dijelaskan bahwa terdapat 54% responden yang menyatakan kurang perlu dan 27% tidak perlu sama sekali. Tabel 3.12 Pentingnya Lokasi Fisik pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 59

10 2 Perlu 3 12% 3 Biasa Saja 7 27% 4 Kurang Perlu 9 35% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 7 27% % Pada tabel 3.12 telah dijelaskan bahwa terdapat 35% responden menyatakan kurang perlu dan 27% tidak perlu sama sekali. Padahal ketika sesorang menduduki jabatan sebagai kepala desa harus menempatkan posisi yang strategis artinya ketika ada suatu forum dan lainnya terlihat oleh bawahannya atau masyarakat banyak. 2. Be Good Approach Be Good Approach adalag suatu pendekatan dimana untuk memotivasi bawahan masyarakat dipergunakan cara pemanjaan. Tabel 3.13 Pentingnya Memiliki Sifat Lemah Lembut pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 4 15% 2 Perlu 8 31% 3 Biasa Saja 5 19% 4 Kurang Perlu 9 35% 5 Tidak Perlu Sama Sekali - 0% % 60

11 Pada tabel 3.13 dapat disimpulkan sebanyak 31 % responden menyatakan bahwa seorang kepala desa perlu memiliki sifat lemah lembut. Karena Jogjakarta dikenal sebagai daerah yang sudah maju, berbeda dengan provinsi Papua contohnya disana diperlukan sifat yang keras untuk memimpin masyarakat. Tabel 3.14 Pentingnya Tegas dengan Prinsip Kebenaran pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 6 23% 2 Perlu 16 62% 3 Biasa Saja - 0% 4 Kurang Perlu 3 12% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 1 4% % Selanjutnya pada tabel 3.14 dijelaskan bahwa seorang kepala desa harus tegas dengan prinsip kebenarannya. Terdapat 62% responden mengatakan hal itu perlu karena hal ini sesuai dengan teori ilmu pemerintahan bahwa pemimpin harus mempunyai prinsip dalam kebenaran. 3. Competition Competition adalah suatu pendekatan di mana untuk memotivasi bawahan dan masyarakat diperlukan usaha mengadu 61

12 mereka dalam berbagai jenis perlombaan, baik perlombaan antar individu, group, ataupun perlombaan dengan organisasi lain (negara lain) di luar organisasi (negara) yang dimiliki. Tabel 3.15 Pentingnya Memiliki Kerapihan Surat Menyurat pada Pilkades di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 4 15% 2 Perlu 14 54% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 5 19% 5 Tidak Perlu Sama Sekali - 0% % Selanjutnya pada tabel 3.15 akan dijelaskan terdapat 54% responden mengatakan hal itu perlu karena dengan rapinya surat menyurat dapat mempermudah untuk mengambil keputusan. No Tabel 3.16 Pentingnya Memiliki Ruang Kantor yang Harum dan Rapi di Desa Ngeposari Tahun 2015 Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu 5 19% 3 Biasa Saja 7 27% 62

13 4 Kurang Perlu 8 31% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 6 23% % 4. Internalized Motivation Internalized Motivation adalah suatu pendekatan dimana untuk memotivasi bawahan dan masyarakat diperlukan penenaman kesadaran kerja kepada mereka. Tabel 3.17 Pentingnya Menjanjikan Kenaikan Pangkat pada Staf di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu 1 4% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 10 38% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 12 46% % Selanjutnya pada tabel 3.17 dapat dilihat terdapat 46% responden mengatakan tidak perlu sama sekali. Sebenarnya menjanjikan kenaikan pangkat itu adalah merupakan salah satu Reward dan Punishment yang di berikan oleh kepala desa kepada stafnya. 63

14 Tabel 3.18 Pentingnya Pujian pada Staf di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu - 0% 3 Biasa Saja 3 12% 4 Kurang Perlu 15 58% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 8 31% % Selanjutnya pada tabel 3.18 dapat dilihat terdapat 58% responden mengatakan kurang perlu dan 31 % tidak perlu sama sekali seorang kepala desa memberikan pujian terhadap bawahannya. Pada kenyataannya seorang kepala desa perlu memberikan pujian terhadap bawahannya sebagai Reward dan Punishment. 5. Implicit Bargaining Implicit Bargaining adalah suatu pendekatan dimana untuk memotivasi bawahan dan masyarakat diperlukan perjanjian. Tabel 3.19 Pentingnya Memberikan Penghargaan pada Staf di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu - 0% 2 Perlu - 0% 64

15 3 Biasa Saja 4 15% 4 Kurang Perlu 10 38% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 12 46% % Selanjutnya pada tabel 3.19 dapat dilihat terdapat 38% responden mengatakan kurang perlu dan 46% tidak perlu sama sekali memberikan penghargaan kepada bawahannya. Tabel 3.20 Pentingnya Memberikan Janji pada Staf di Desa Ngeposari Tahun 2015 No Alternatif Jawaban 1 Sangat Perlu 2 8% 2 Perlu 7 27% 3 Biasa Saja 4 15% 4 Kurang Perlu 12 46% 5 Tidak Perlu Sama Sekali 1 4% % Selanjutnya pada tabel 3.20 dapat dilihat terdapat 4% responden mengatakan tidak perlu sama sekali memberikan janji. Karena mungkin responden tersebut berpendapat bahwa dengan memberikan janji itu tidak perlu yang diperlukan adalah memberikan bukti-bukti nyata. Dari tabel-tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa banyak halhal penting yang perlu dilakukan baik sebagai calon kepala desa maupun 65

16 sesudah menjadi kepala desa Ngeposari sebagai modal politik yaitu antara lain : 1. Kepala desa mulai berwibawa setelah adanya surat keputusan 2. Kepala desa memerlukan pemilihan terlebih dahulu 3. Kepala desa perlu memperlihatkan kemarahan secara fisik 4. Kepala desa memerlukan sindiran 5. Kepala desa perlu memiliki keilmuan yang mumpuni (hebat) 6. Kepala desa perlu memiliki budi pekerti agama yang luhur 7. Kepala desa perlu mempunyai uang yang cukup untuk dibagi pada masyarakat 8. Kepala desa perlu mempunyai barang yang dijanjikan 9. Kepala desa memerlukan fisik yang tinggi, besar dan tegap 10. Kepala desa harus memakai tanda jabatan setiap urusan dinasnya 11. Kepala desa memerlukan suara yang berwibawa 12. Kepala desa memerlukan tempat duduk yang khusus 13. Kepala desa perlu bersifat lemah-lembut untuk memunculkan kewibawaan 14. Kepala desa perlu tegas dengan prinsip kebenarannya 15. Kepala desa perlu memperlihatkan kerapihan surat menyurat 16. Kepala desa perlu memiliki ruang kantor yang harum dan rapi 17. Kepala desa perlu menjanjikan kenaikan pangkat dan status pada staf 18. Kepala desa perlu memberikan pujian pada bawahan 66

17 19. Kepala desa perlu memeberikan jani hadiah 20. Kepala desa perlu memberikan janji perubahan Dari kedua analisis kewibawaan dan kekuasaan data hasil penelitian diatas yang didapatkan dilapangan mengenai modal-modal politik yang dimiliki oleh kepala desa terpilih dapat dihubungkan bahwa modal politik yang dimiliki tidak selalu tentang uang. Ternyata, modal politik non finasial seperti modal sosial dan budaya jauh lebih berperan dalam memperoleh dukungan. Karena, hal itu juga bisa mempengaruhi konstituen untuk menjatuhkan pilihannya dengan pertimbangan yang lebih matang. Seperti pengalaman yang berkaitan dengan psikologi yang dilahirkan dari modal tersebut sehingga dapat membawa pemilih kearah yang lebih objektif namun tetap terkesan dengan modal politik yang ia punya kemudian berangsur menjadikan itu sebagai kekuatannya sendiri. Berbicara masalah kewibawaan berdasarkan data hasil penelitian lapangan sebanyak 62% menyatakan bahwa hal tersebut perlu untuk dimiliki sedangkan, sebanyak 35% menyatakan sangat perlu dan sisanya menganggap hal tersebut biasa saja. Namun, dari kecenderungan ini kita dapat melihat bahwa modal politik kewibawaan yang dimiliki oleh kepala desa terpilih memiliki pengaruh dalam proses pemilihannya sebagai kepala desa. Didalam memunculkan wibawa banyak hal yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara menunjukkan kemarahan secara fisik namun data yang muncul dari lapangan mengenai hal ini sangat bervariatif, dan 67

18 dapat diambil kesimpulan dari persentase paling tinggi yang yaitu 42% menyatakan bahwa hal tersebut kurang perlu dilakukan, 31% menyatakan bahwa hal tersebut sangat tidak perlu untuk dilakukan dan sisanya memilih hal tersebut biasa saja dengan kata lain boleh dilakukan atau pun juga tidak. Selain dengan memunculkan kemarahan ada banyak hal yang dapat membentuk wibawa seorang diantaranya yaitu: pertama, dengan menyindir hal tersebut dianggap sangat tidak perlu dilakukan karena terlihat dari hasil responden yang menunjukkan persentase cukup tinggi yaitu 75%. Dan selebihnya di dalam kuesioner menyatakan pilihan biasa saja. Yang kedua, yaitu memiliki keilmuan atau nilai intelektual untuk memunculkan kewibawaan tenyata hasil tersebut didapat berbeda dari hasil penelitian bahwa memiliki intelektualitas cukup dipandang dapat memunculkan kewibawaan seseorang seperti hasil dari kuesioner yang menunjukkan persentase yang sangat tinggi mengenai hal tersebut yaitu 73% dan 12% menunjukkan hal tersebut biasa saja dan 12% lagi menyatakan kurang perlu. Maka dari itu, kita bisa menarik kesimpulan bahwa memiliki kecerdasan dapat mendongkrak kewibawaan seseorang. Yang ketiga, yaitu memiliki sifat agamis. Ternyata memiliki sikap agamis juga dapat memunculkan wibawa sesorang dalam berinteraksi sosial yang pada akhirnya, dapat mempengaruhi masyarakat secara emosional sekaligus religius dapat menjatuhkan pilihannya kepada kandidat di dalam pemilihan kepala desa. Hal ini terbukti dari persentase yang menunjukkan 68

19 angka sebesar 54% yang menyatakan hal tersebut perlu, sebesar 35% menyatakan sangat perlu, dan sisanya menganggap itu kurang perlu. Yang keempat yaitu, mempunyai uang kemudian dibagikan kepada masyarakat agar muncul kewibawaan, setelah dilakukan penelitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa hal tersebut salah atau tidak perlu sama sekali dilakukan terbukti dari munculnya 46% responden menyetujui hal itu, sebesar 46% menyatakan kurang perlu dan sisanya sebesar 8% menganggap hal tersebut biasa saja. Yang kelima, mempunyai barang yang dijanjikan dibagikan kepada masyarakat agar memperoleh kewibawaan, tak berbeda jauh dengan hal sebelumnya yang menyatakan bahwa hal ini tidak perlu sama sekali dilakukan oleh kandidat calon kepala desa terlihat persentase paling tinggi yang berada di angka 62% kemudian sisanya memilih hal tersebut kurang perlu dilakukan, dari dua cara untuk memperoleh kewibawaan diatas ternyata sampai disini kita kembali dapat menarik satu kesimpulan bahwa modal politik yang dimiliki oleh kandidat harus bervariatif dan tidak hanya berbentuk material karena masyarakat di Desa Ngeposari pada khususnya mulai menyadari bahwa selain materi ada hal lain yang lebih penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Yang keenam, untuk memunculkan kewibawaan bisa juga dengan cara mempunyai fisik yang tinggi dan besar serta tegap atau dengan kata lain menarik. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap ketertarikan pemilih dalam menentukan pilihannya terhadap kandidat para calon kepala desa terlihat dari hasil penelitian 69

20 lapangan yang menunjukkan data sebesar 42% kurang perlu, 31% menyatakan hal tersebut tidak perlu sama sekali, 12% biasa saja, 12% perlu dan 4% sangat perlu. Yang ketujuh, kewibawaan dapat muncul lewat penampilan fisik dan tingkah dalam menjalani kegiatan kedinasan selama menjabat sebagai kepala desa seperti memakai tanda jabatan, memiliki suara yang keras, mempunyai tempat duduk yang khusus, bersifat lemahlembut, kerapihan di ruang kantor, bersikap tegas dan memuji terhadap bawahan. Semuanya itu menunjukkan hasil responden yang sangat bervariatif ada yang menganggap hal tersebut biasa saja perlu dilakukan sampai tidak perlu sama sekali dilakukan seperti hasil persentase berikut ini sangat perlu 12%, perlu sebanyak 27%, biasa saja sebanyak 15%, kurang perlu sebanyak 28% dan tidak perlu sama sekali sebanyak 16%. Bisa dilihat perbandingan persentase angka antara variabel satu dengan yang lain tidak terpaut jauh berarti responden sekaligus pemilih memiliki pandangan berbeda tentang hal tersebut hal ini juga tidak begitu bisa mempengaruhi perolehan suara pada saat pertarungan pemilihan kepala desa. Karena hal ini semua bersifat sangat berlebihan. Yang kedelapan, membentuk kewibawaan dapat juga dilakukan dengan cara mengumbar janji agar mendapat wibawa seperti menjanjikan untuk perubahan menjanjikan baik jabatan terhadap anak buah dilihat dari rata-rata persentase dapat disimpulkan bahwa hal tersebut kurang perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan dan 25% menyatakan bahwa hal tersebut tidak perlu sama sekali. 70

21 Dari semua penjabaran hasil penelitian di atas tentunya kita memiliki pandangan sendiri atas modal politik yang dimiliki oleh kandidat calon kepala dengan Ngeposari namun penulis menyimpulkan bahwa modal politik yang paling dominan yang dimiliki oleh kepala desa terpilih desa Ngeposari yaitu modal sosial baik itu seperti kewibawaan maupun budaya dibandingakan dengan modal ekonomi, masyarakat menganggap hal itu kurang perlu karena untuk menjadi seorang kepala desa juga membutuhkan kedekatan kepada masyarakat banyak. Selain itu, menurut penulis pendekatan secara kulural itu juga bisa mempengaruhi seorang untuk menjatuhkan pilihannya kepada kandidat yang bersangkutan. 2. Strategi Kepala Desa Mempengaruhi Masyarakat Untuk Mengerjekan Perintah-Perintahnya a. Pembahasan Menurut pendapat bapak Ciptadi saat diwawancarai adalah untuk menjadi seorang kepala desa merupakan suatu tantangan karena di era saat ini. Karena, untuk berdemokrasi saat ini biaya politik yang dibutuhkan sangatlah mahal. Untuk itu pendekatan yang dilakukan dengan masyarakat bukan pendekatan dengan uang karena ia merasa secara ekonomis keluarganya tergolong ekonomi yang tidak mampu. Karena sadar dengan hal itu, maka pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pendekatan sosial. Beliau meyakinkan pada masyarakat bahwa ia mampu untuk membawa desa Ngeposari ini menjadi desa yang lebih maju. 71

22 Kemudian tidak semudah itu masyarakat menerima sosialisasi darinya, tetapi beliau tidak pantang menyerah dan tetap terus dilakukan. Karena untuk biaya-biaya politik kalau misalnya ada money politic dan sebagainya ia tidak bisa apa-apa. Karena yang terpenting masyarakat desa di Desa Ngeposari ini betul-betul masih mempunyai jiwa demokasi yang tinggi. Artinya tanpa membeli suara, mereka ternyata percaya apa yang telah disampaikan kepada masyarakat bahwa bapak Ciptadi mampu untuk memimpin Ngeposari ini ke arah yang lebih baik. Motivasi bapak ciptadi ingin menjadi kepala desa yaitu dia merasa mempunyai andil dalam membangun desanya sendiri. Selain itu, beliau mempunyai keinginan untuk memajukan desanya karena beliau tidak mau desanya tertinggal dari desa-desa yang lain. Dari hasil wawancara bersama bapak ciptadi menjelaskan : Karena saya terjun langsung kemasyarakat saya mengenalkan diri secara langsung supaya masyarakat mengenal saya mengenal program-program, visi dan misi disampaikan seperti apa saja dan Ngeposari kedepannya harus seperti apa. Ini terus saya lakukan langsung ke masyarakat yang paling bawah jadi mereka tau mereka percaya saya mampu dan akhirnnya ketika pilkades tanpa uang saya ternyata diberikan kepercayaan oleh masyarakat. Bapak ini juga turun langsung ke masyarakat jadi perintahnya disampaikan kepada warga masyarakat bahwa mengurus surat ke desa itu gratis. Kalau masyarakat ditarik biaya silahkan melaporkan akan tindak tegas perangkatnya dan itu ternyata bisa berjalan dengan baik aparatnya 72

23 menerima dan masyarakat juga menerima dan masyarakat juga merespon dengan baik. Kondisi masyarakat saat itu ternyata setelah beliau memimpin menjadi kepala desa sekarang dibuktikan dengan apa yang sudah dijanjikan. Bahwa akan dibawanya pemerintah desa Ngeposari ini menjadi pemerintah yang bersih dan berwibawa. Contohnya sebelum presiden jokowi membuat saberpungli (Sapu Bersih Pungutan Liar) beliau sudah duluan karena setelah dilantik pada tanggal 17 desember 2015 awal januari sudah melakukan gebrakan kepada aparatnya yang melaksanakan pungutan-pungutan tanpa payung hukum itu sudah dilarang untuk memungut pungutan-pungutan yang tidak ada payung hukumnya. Inilah demokrasi yang semestinya bisa dituru oleh para elit-elit politik Jakarta karena sebenarnya untuk menduduki posisi jabatan sekecil apapun itu tanpa harus dengan biaya yang mahal bisa, yang terpenting dalam hal ini adalah masyarakat itu percaya setelah terpilih tidak mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Maka ini sebenarnya hal yang demikian bisa dikembangkan ternyata tergantung bagaimana figure itu bisa dipercaya apa tidak. Diakuinya dalam wawancara terkait proses pencalonan Kepala desa apakah ada masyarakat yang meminta bantuan berupa barang dengan janji dukungannya dan bagaimana respon yag diberikan ketika hal itu terjadi : 73

24 Ada yang meminta seperti itu tetapi saya kembali meyakinkan kalau anda atau saudara mendukung saya karena saya memberikan imbalan itu adalah demokrasi yang tidak baik. Silahkan jika anda memiliki keinginan seperti itu tapi maaf untuk saya tidak mampu memberikan apa yang saudara minta kalau memang itu menjadi tolak ukur menjadi target saudara memberikan suara kepada yang memberikan saja itu silahkan saya jawab seperti itu saya yakinkan seperti itu. Ini demokrasi jika kalian ingin akan menggunakan hak suara anda dengan calon memberi sesuatu itu silahkan. Tapi maaf saya tidak bisa karena memang saya tidak memiliki modal untuk ini itu bantuan ini itu pada saudara. Hal seperti itu tidak banyak terjadi karena masyarakat di Desa Ngeposari itu paham betul dengan kondisi perekonomiannya. Jadi masyarakat memilih mungkin karena dari pandangan masyarakat salah satu dari dua calon ini adalah Bapak Ciptadi yang bisa di percaya. Maka dari dia memanfaatkan peluang adalah modal kepercayaan. Sedangkan lawan bapak ciptadi ini bukan orang yang berdomisili asli di Desa Ngeposari tetapi duluan yang berdomisili lawannya karena bapak Ciptadi ini walaupun beliau lahir di desa Ngeposari tetapi dia besar di Jogja. Pada saat di wawancarai beliau berkata : Sejak lulus SMP saya sudah merantau dan kembali ke desa tahun 1999 tepatnya bulan september sedangkan lawannya walaupun asli Cilacap tetapi sudah tinggal di desa Ngeposari sejak tahun Ketika diperkenankan memasang poster ataupun baliho Bapak Ciptadi kalah jauh sekitar 50:1. Tetapi ketika telah dilakukan perhitungan suara dari 19 TPS yang ada, Bapak Ciptadi menang di 90% TPS. Setelah beliau menjabat menjadi kepala desa cara beliau mengatur mempengaruhi mengajak masyarakat dalam wawancara: 74

25 Saya sampaikan kepada masyarakat bahwa kalau kita ini sudah diberikan kepercayaan kepada masyarakaat kuncinya adalah saya harus menjaga kepercayaan itu baik tingkah laku, maupun dalam cara saya memimpin pemerintahan desa ini harus bersih dan berwibawa dengan itu karena masyarakat itu menaruh kepercayaan yang tinggi apapun yang saya sampaikan kepada masyarakat baik itu tentang pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat merespon dengan positif. Dan saya selalu mengajak masyarakat mari kita membangun Desa Ngeposari ini secara partisipatif jika hanya seorang kepala desa tidak didukung oleh lembaga, tokoh masyarakat dan masyarakat maka saya tidak mungkin untuk mewujudkan visi dan misi saya. Saya selalu meyakinkan masyarakat bahwa saya mampu mengemban amanat yang sudah diberikan. Modal sosial adalah yang paling kuat karena jika mengandalkan modal ekonomi hanya habis sekitar 13 juta itu sudah untuk biaya operasional sampai dengan pelantikan. Telah disampaikan kepada perangkat desa secara keseluruhan untuk tetap berdisiplin bekerja dengan disiplin kemudian disampaikan kepada warga masyarakat bahwa untuk mengantisipasi kecurigaan masyarakat bahwa kita harus benar-benar bersih itu bukan dalam slogan tetapi dilaksanakan didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bapak Ciptadi menekankan kepada perangkat desa secara keseluruhan bahwa era sekarang perangkat desa itu harus melayani masyarakat bukan untuk dilayani. Jadi kita melayani masyarakat kami punya motto bagaimana kami melayani masyarakat motto kami adalah sebagai berikut : Melayani dengan hati, sepenuh hati, dengaan hati-hati dan tidak sesuka hati Maksudnya dengan hati-hati itu karena jangan sampai pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat itu menabrak aturan yang telah 75

26 dibuat maka dari itu kita harus melayani dengan hati-hati sekali supaya tetap sesuai jalur dan aturannya jangan sampai melaksanakan pelayanan maksudnya untuk melayani masyarakat dengan baik tapi manakala menabrak aturan maka itulah yang jangan sampai terjadi maka dari itu harus dengan penuh kehati-hatian. Sebagai penutup bab ini penulis akan mencantumkan kronologis penelitian dalam tabel observasi berikut ini : Tabel 3.21 Observasi Penelitian No Hari/ Tanggal Kegiatan KET 1. Senin, 31 Oktober 2016 Mengantar surat ke kantor Desa Ngeposari 2. Selasa, 1 November 2016 Melakukan penyebaran kuesioner Melakukan wawancara ke responden 4. Rabu, 2 November 2016 Melakukan wawancara dengan kepala desa Bapak Ciptadi Melakukan wawancara dengan Kepala Bagian Pemerintahan 76

27 5. Selasa, 8 November 2016 Meminta data-data yang diperlukan terkait penelitian. 6. Rabu, 9 November 2016 Kembali untuk mengambil data hasil Rekapitulasi suara b. Implikasi Hasil 1. Pemilihan kepala desa bertujuan untuk memilih calon kepala desa yang bersaing dalam pemilihan kepala desa untuk dapat memimpin desa. Menurut hasil keputusan panitia pemilihan kepala desa di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul ada dua pasangan calon yang akan maju sebagai kepala desa di Desa Ngeposari, calon tersebut adalah : 1. Ciptadi 2. Aziz Istiyanto Kedua calon tersebut berkompetisi untuk merebut hati nurani masyarakat Desa Ngeposari agar diberikan kepercayaan untuk memimpin Desa Ngeposari Maka pada hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2015 telah dilaksanakan Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Desa. Hal ini dilakukan untuk menentukan siapa kepala desa yang akan memimpin Desa Ngeposari 6 tahun kedepan. 77

28 Modal politik yang paling kuat digunakan oleh Ciptadi adalah modal sosial. Karena Ciptadi merasa dengan biaya politik yang terbatas beliau tidak merasa terhambat dan pantang menyerah karena financial yang dimiliki. Sedangkan di dalam melakukan manajemen kampanye politik untuk mengorganisir massa, financial sangat dibutuhkan dilapangan. Modal sosial yang dimiliki menjadi kekuataan Ciptadi untuk memenangkan pemilihan kepala desa. Karena ia merasa ternyata calon itu harus betul-betul dikenal masyarakat dan msyarakat harus mengetahui program-program, visi dan misi disampaikan seperti apa saja. Calon itu harus membuka baju supaya masyarakat mengetahui persis siapa nanti calon yang akan dipilih. Dan akhirnya ketika penentuan hasil rekpitulasi suara Bapak Ciptadi ini diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin desa Ngeposari. 2. Kita telah mengetahui bahwa di era sekarang ini untuk merebutkan jabatan baik dimulai dari yang terendah maupun yang tertinggi itu memerlukan biaya politiknya sangatlah mahal. Karena jika kita hanya mengandalkan modal ekonomi untuk mengukur tingkat kepecayaan masyarakat itu sangatlah sulit. Maka dari itu kita harus memperkuat modal sosial agar masyarakat mengetahui siapa calon yang akan mereka pilih nantinya. Contohnya didalam pemilihan kepala desa di Desa Ngeposari ini bapak Ciptadi yang merupakan salah satu calon terpilih itu mengandalkan modal sosial sebagai kekuatannya dalam berpolitik. Karena dia menyadari jika hanya mengandalkan financial 78

29 yang dimilikinya tidaklah mungkin. Maka seharusnya demokrasi seperti inilah yang harus ditiru oleh para elit-elit politik di kalangan manapun. Dapat di buktikan oleh bapak Ciptadi untuk menduduki posisi jabatan sekecil apapun tanpa harus dengan biaya yang mahal itu bisa, yang terpenting dalam hal ini adalah masyarakat itu percaya kemudian ketika sudah terpilih tidak akan menghiatanati kepercayaan yang sudah diberikan oleh masyarakat. 79

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA MODAL POLITIK CALON KEPALA DESA PADA PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA NGEPOSARI TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun Guna Mememenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, Wakil

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. BAB IV KESIMPULAN Pelaksanaan pemilu 2009 yang berpedoman pada UU No. 10 Tahun 2008 membuat perubahan aturan main dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Melalui UU tersebut diharapkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan secara langsung bukanlah hal yang baru bagi rakyat Indonesia, karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana pada tahun 2008

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,

I. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampung merupakan satuan pemerintahan terkecil yang melaksanakan fungsifungsi pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga merupakan wadah partisipasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Kekuasaan dan Kewenangan. IR. HJ. KHODIJAH,M.Si

Kekuasaan dan Kewenangan. IR. HJ. KHODIJAH,M.Si Kekuasaan dan Kewenangan IR. HJ. KHODIJAH,M.Si Pengertian Kekuasaan Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan kepala desa atau pilkades adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi dan diperbincangkan oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat pedesaan di masa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin adalah seseorang yang memunyai kemampuan untuk memengaruhi individu dan kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemimpin dan

Lebih terperinci

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta Abstrack Pilkada telah memiliki aturan pemilihan secara jelas, dan adanya pembatasan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pemilih pemula yang tercatat dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada dalam bingkai interaksi politik dalam wujud organisasi negara. Hubungan negara dan rakyat

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENCALONAN, PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Secara sederhana demokrasi dapat diartikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA DISUSUN OLEH : BAGUS AMAR KHUSNA 11.11.4685 KELOMPOK C DOSEN : Drs. TAHAJUDIN SUDIBYO TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di KETERANGAN PENGUSUL ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000 PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 03 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, baik ekonomi, sosial dan budaya. Tidak terkecuali

I. PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, baik ekonomi, sosial dan budaya. Tidak terkecuali 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membahas tentang politik tentu tidak ada bosannya karena politik saat ini sudah masuk dalam berbagai sendi kehidupan pada masyarakat dalam proses berbangsa dan bernegara,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa seharusnya menjadi sarana pencerahan dan transformasi nilainilai kebenaran agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Media sebaiknya tidak memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 tahun ke atas atau telah menikah. Responden tersebut telah memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini banyak persoalan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara individual maupun sosial yang menyangkut pola hidup dan tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang saat ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan masa depan dalam bidang

Lebih terperinci

Naskah diterima: 29 Desember 2015; disetujui: 11 Januari 2015

Naskah diterima: 29 Desember 2015; disetujui: 11 Januari 2015 Adakah Cara Lain Untuk Mengoreksi Hasil Keputusan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota Pada PILKADA Selain Perselisihan Hasil Pemilihan Di Mahkamah Konstitusi? Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 29 Desember

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN EKSEKUTIF

Lebih terperinci

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR PANITIA LOMBA CERDAS CERMAT KEPEMILUAN DAN DEMOKRASI TINGKAT PELAJAR SLTA SE-KOTA BOGOR TAHUN 2015 BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB KODE A 1. Singkatan dari apakah -

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Tgl. 17 April 2014 Kamis, 17 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Tgl. 17 April 2014 Kamis, 17 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Tgl. 17 April 2014 Kamis, 17 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

Lebih terperinci

Kekuasaan dan Wewenang. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Kekuasaan dan Wewenang. Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Kekuasaan dan Wewenang Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Kekuasaan Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan partisipasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum merupakan lambang sekaligus tolak ukur dari demokrasi. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dan kebebasan berserikat, dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013.

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013. 1 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 5. Peraturan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M. SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.EKON/12/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KETENTUAN PERTIMBANGAN ATAU PERSETUJUAN DALAM UNDANG-UNDANG KEMENTERIAN NEGARA

KETENTUAN PERTIMBANGAN ATAU PERSETUJUAN DALAM UNDANG-UNDANG KEMENTERIAN NEGARA KETENTUAN PERTIMBANGAN ATAU PERSETUJUAN DALAM UNDANG-UNDANG KEMENTERIAN NEGARA Oleh: Zaqiu Rahman Naskah diterima : 07 November 2014; disetujui : 14 November 2014 Postur Kabinet Pemerintahan yang Baru

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan BAB V Penutup A. Kesimpulan Kuasa uang dalam pemilu dengan wujud money politics, masih menjadi cara mutakhir yang dipercaya oleh calon anggota legislatif untuk menjaring suara masyarakat agar mampu menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi. Mengingat peran yang cukup dominan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia, politik merupakan permasalahan yang selalu menjadi perbincangan hangat. Hal ini tentu saja membuat para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Berdasarkan kondisi yang dihadapi Kabupaten Aceh Barat Daya serta permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara seperti Indonesia. Sesungguhnya nilai-nilai demokrasi. landasan utama dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara seperti Indonesia. Sesungguhnya nilai-nilai demokrasi. landasan utama dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak Indonesia memasuki era reformasi, maka semenjak itu dalam proses yang berkelanjutan lahirlah otonomi daerah di Indonesia, dengan berbagai perkembangannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dibangun dan dibentuk dari desa. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Desa telah memiliki sistem dan mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci