UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN CUSTOMER ENGAGEMENT DAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BLITZMEGAPLEX MELALUI TWITTER (Studi Kasus Akun Twitter MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi REINATA PRISKILA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI HUBUNGAN MASYARAKAT DEPOK DESEMBER 2013

2

3

4

5 Analisis Hubungan Customer Engagement dan Customer Relationship Management Blitzmegaplex Melalui Twitter Reinata Priskila Department of Communication Science, Faculty of Social and Political Science, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia Abstrak Perkembangan teknologi komunikasi dengan munculnya media baru mengambil fungsi dalam kehumasan, salah satunya customer engagement sebagai bagian dari customer relationship management yang dilakukan perusahaan dalam menjalin hubungan dengan publiknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kegiatan customer engagement sebagai bagian dari customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui media sosial yaitu Twitter, dengan menggunakan teknik analisis isi pada data kuantitatif dan kualitatif selama periode 1-15 Desember Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter mengandung keempat tahap customer engagement. Dalam menjalankan strategi komunikasi publik dan membina hubungan dengan publiknya, Blitzmegaplex menerapkan model praktik humas two-way symmetrical model dan mengandung keenam indikator hubungan yaitu trust, komitmen, control mutuality, kepuasan, relasi komunal, serta relasi transaksional. The Correlation Analysis between Customer Engagement and Customer Relationship Management of Blitzmegaplex on Twitter Abstract The growth of communication technology where the new media is growing takes part in various public relations activities, including customer engagement as part of customer relationship management which is done by the company to engage with their public. The research is done to analyze the customer engagement activities as part of Blitzmegaplex s customer relationship management through social media Twitter, using the content analysis method on both quantitative and qualitative data on December 1st, 2012 until December 15th, At the end of the research, it is concluded that Blitzmegaplex s customer engagement activities contain the four phases of customer engagement, but the collaboration phase is still weak. In doing their public communication strategy, Blitzmegaplex applies the two-way symmetrical model of public relations practice model and includes the six relationship indicators which are trust, commitment, control mutuality, satisfaction, communal relationship, and transactional relationship. Kata kunci / keywords: customer, customer engagement, customer relationship management, social media, twitter 1

6 Pendahuluan Perkembangan teknologi komunikasi dan berbagai aspek lainnya membuat masyarakat sebagai konsumen tidak lagi menjadi pihak pasif. Konsumen menjadi semakin pintar dan aktif mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan/produk. Hal ini tentu menciptakan kompetisi yang kuat di antara perusahaan dengan produk-produk sejenis, sekaligus berefek pada sulitnya menciptakan loyalitas pada diri konsumen. Konsumen atau customer dalam kaitannya dengan ilmu kehumasan dipandang sebagai salah satu publik eksternal humas yang menjadi fokus pada kegiatan customer relations (Nugraheni, 2012). Customer relations berusaha untuk menciptakan komunikasi dua arah untuk menambahkan nilai bagi konsumen dan mengenali keinginan konsumen, kegiatan customer relations ditempatkan oleh perusahaan sebagai usaha untuk memenangkan dunia persaingan bisnis yang semakin ketat, juga menjadi ranah kegiatan humas dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen (Nugraheni, 2012). Kegiatan pembinaan hubungan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumennya bertujuan untuk menciptakan engagement antara perusahaan dengan konsumen yang jika terjalin dengan baik, dapat menciptakan loyalitas pada diri konsumen. Customer engagement merupakan salah satu bentuk dari customer relationship management. Dalam artian tradisional dapat diartikan sebagai kumpulan informasi dari perusahaan ke pelanggan atau visitor. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa customer engagement yang dilakukan pada waktu lampau masih bersifat satu arah. Seiring berjalannya waktu, dengan perkembangan teknologi yang ada, customer engagement pada saat ini didefinisikan sebagai suatu proses yang menggambarkan sebuah hubungan yang sehat antara konsumen dengan sebuah merek (Cook, 2011, p.14). Perluasan arti dari customer engagement ini didukung penuh dengan adanya perkembangan media baru, yaitu maraknya penggunaan media sosial dan media online di dunia internet. Websites dan media online saat ini banyak digunakan oleh perusahaan sebagai channel komunikasi perusahaan dengan konsumennya, melalui relasi dan interaksi yang bersifat dua arah. Hal ini berbeda dengan penggunaan media tradisional yang cenderung bersifat satu arah. Ketika para ahli kehumasan berpikir mengenai customer engagement, mereka harus berpikir mengenai bagaimana cara menggabungkan atau melibatkan customer di dalam perusahaan, produk, atau brand di berbagai media, misalnya melalui media online, khususnya media sosial, yang dijadikan sebagai sarana customer untuk menyalurkan feedback dan memberikan kontribusi peran dalam proses co-create sebuah produk atau merek (Nugraheni, 2012). Hellen (2011) media sosial sebagai sebuah media online dimana para 2

7 penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi melalui blog, social network atau jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Salah satu bentuk dari customer engagement dalam Twitter adalah menciptakan tweet yang ditujukan kepada konsumen atau followers dan memicu adanya tweet berkelanjutan yang berkaitan dengan tweet yang diciptakan oleh perusahaan, baik berupa feedback maupun berupa interaksi di antara sesama konsumen. Dengan adanya customer engagement, hubungan komunikasi yang terjalin bersifat dua arah dan membuat informasi yang dulunya terbatas menjadi sangat terbuka. Konsumen dapat mengakses informasi melalui berbagai cara, termasuk dengan mendapatkan informasi tersebut dari rekan dalam lingkungan sosial. Purwanti (2011) dalam artikelnya berjudul 80 Persen Perusahaan Asia Optimalkan Sosial Media menyebutkan mengenai studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultan komunikasi global Burson-Marsteller 2011 Asia Pasific Corporate Social Media Study menunjukkan hasil bahwa sebanyak 80 persen perusahaan di Asia yang terdaftar di The Wall Street Journal s Asia 200 Index telah memiliki akun sosial media, angka ini meningkat 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan pentingnya peran media sosial dalam mengjangkau target khalayak suatu perusahaan. Salah satu perusahaan di Indonesia yang menggunakan media sosial sebagai sarana melakukan kegiatan customer engagement adalah Blitzmegaplex. Blitzmegaplex adalah sebuah jaringan bioskop yang ada di Indonesia, pertama kali berdiri pada tahun 2006 di kota Bandung\. Blitzmegaplex menyediakan berbagai jenis film dari berbagai macam genre yang dapat dinikmati oleh konsumennya, karena Blitzmegaplex hadir dengan minimal 8 layar di setiap lokasi bioskop. Tidak hanya film-film Hollywood, Blitzmegaplex juga menyediakan Film Festiva, Arthouse, Film India, Animasi, dan berbagai film yang berasal dari seluruh dunia dengan berbagai bahasa. Dalam mempromosikan layanan yang dimiliki oleh Blitzmegaplex, media yang digunakan tidak hanya media cetak seperti iklan di majalah, koran, atau billboard. Blitzmegaplex memanfaatkan jejaring sosial untuk memberikan update informasi mengenai Blitzmegaplex sekaligus untuk membangun hubungan dengan konsumennya. Jejaring sosial utama yang dipilih oleh Blitzmegaplex adalah Twitter. Rumusan Masalah dan Tujuan Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, media online khususnya media sosial memiliki peranan penting dalam menjalin hubungan perusahaan dengan publiknya karena media sosial memfasilitasi bentuk interaski yang bersifat dua arah. Sebagai bagian dari 3

8 strategi komunikasi perusahaan, bagaimana kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter bila dihubungkan dengan konsep-konsep yang sesuai? Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kegiatan customer engagement sebagai bagian dari customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui media sosial yaitu Twitter. Tinjauan Teoritis Customer Engagement Patterson (2006) mendefenisikan customer engagement sebagai sebuah level fisikal, kognitif, dan emosional yang muncul dalam hubungannya dengan perusahaan. Nugraheni (2012) menjabarkan definisi customer engagement dari berbagai ahli sebagai sebuah proses dalam level fisikal, kognitif, maupun emosional yang berusaha melibatkan dan berinteraksi dengan customer secara individual dalam komunikasi dua arah sesuai konteks, konten, waktu, serta saluran yang tepat, yang mampu menciptakan dialog yang interaktif dan pengalaman emosional pada konsumen serta mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dengan mendengar, mengerti, dan segera merespon kebutuhan mereka, dan mampu membantu penyelesaian masalah konsumen. Evans (2008) menjabarkan empat tahap dalam proses engagement suatu perusahaan dengan konsumennya. Keempat tahap itu adalah: 1. Consumption Consumption merupakan tahap awal dari sebuah consumer engagement. Dalam tahap ini, usaha yang dilakukan perusahaan bertujuan agar proses konsumsi menjadi aktivitas publisher. Tahapan ini mengandung segala jenis informasi yang berhubungan dengan perusahaan maupun produk yang membuat konsumen menjadi lebih tahu, sehingga keterlibatan konsumen menjadi acuan untuk mengadakan aktivitas online yang mendorong konsumen untuk membaca, mengunduh, melihat konten digital yang terdapat dalam media sosial. Informasi yang dimaksud dapat 4

9 berupa konten yang dibuat perusahaan baik yang bersifat promosi atau informatif, juga konten yang dibuat oleh internet user lainnya, misalnya komentar dari konsumen. Perusahaan dapat memicu stimulasi konsumen untuk melakukan konsumsi dengan menampilkan konten yang dapat memotivasi konsumen untuk memberikan ide atau berbagi seperti tips, pemecahan masalah, solusi, update menarik, komentar yang membangun, konten-konten seperti audi, foro, video, link, status, dsb. (Nugraheni, 2012). 2. Curation Curation adalah tahap kedua dalam proses engagement. Setelah melalui tahapan consumption, konsumen akan menyortir, memilih, menyaring, memberi tanggapan atau menggambarkan content yang ada. Proses ini dapat menjadi tindakan yang memotivasi konsumen lainnya dan menciptakan interaksi atau forum diskusi mengenai sebuah produk atau merek tertentu. Konten yang dibuat oleh konsumen dapat bermanfaat bagi konsumen lainnya sebagai bahan pertimbangan dan informasi yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 3. Creation Tahap curation sangat berpengaruh terhadap tahap selanjutnya yaitu creation. Dalam tahap ini, customers tidak lagi hanya menjadi pembaca tetapi menjadi pembuat konten, dengan mengiklankan sendiri apa yang mereka buat mengenai produk atau merk tersebut. Pada tahapan ini, third party websites mengambil peran penting, dimana anggota komunitas (customers) melakukan sharing experience tentang produk/merk tersebut. Creation merupakan langkah proses yang besar dalam tahapan customer engagement, konten yang dibuat oleh customers juga tidak selalu positif, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Keterlibatan konsumen dalam tahap ini juga sangat bergantung pada penciptaan konten oleh perusahaan yang memotivasi anggota komunitas untuk menanggapi, bertukar informasi, pengalaman, atau memberikan dukungan. 4. Collaboration Collaboration merupakan tahapan akhir dari customer engagement. Tahapan ini merupakan penggabungan dari tahapan consumption, curation, dan creation yang sangat berpotensial dalam sebuah bisnis. Dalam tahapan ini, para customers membentuk kolaborasi berupa komunitas yang solid. Kolaborasi ini terjadi secara alami di antara anggota masyarakat atau customers, yang mengandung interaksi 5

10 antara customers perusahaan atau produk tersebut. Meskipun terjadi secara alami, aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh terhadap terciptanya kolaborasi ini. Tahapan kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikategorikan ke dalam model praktik humas yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Tiap model terkait dengan sejauh mana tahapan customer engagement dilakukan oleh suatu perusahaan. Grunig (1992) mengemukakan empat model praktik humas yang dapat dihubungkan dengan customer relationship management, yaitu: a. Press Agency/Publicity Praktik PR dalam tahap ini berbentuk propaganda dengan komunikasi yang bersifat searah, dengan tujuan untuk memberikan publisitas yang menguntungkan perusahaan, misalnya dengan penggunaan nama selebriti atau perangkat yang dapat memicu perhatian orang. Publisitas yang diberikan oleh perusahaan berisi informasi yang terkait dengan perusahaan agar pasar atau publik tertarik untuk melakukan tindakan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Model ini memiliki unsur yang sama dengan promosi dan publisitas. b. Public Information Model Dalam model ini, praktik humas yang dilakukan mirip dengan praktik yang dilakukan oleh jurnalis. PR memiliki peran dalam menyebarluaskan informasi kepada publik dan mengendalikan alur informasi di antara masyarakat dan media massa. Bentuk dari model ini adalah penyebaran informasi yang dilakukan melalui konten tulisan seperti pada press release, newsletter, direct mail, dsb. Model komunikasi yang digunakan dalam bentuk ini masih besifat satu arah. c. One-Way Assymetrical Model Pada model ini, pihak PR atau perusahaan dalam praktiknya menyampaikan pesan dengan menggunakan teknik persuasi maupun manipulasi dengan tujuan mempengaruhi perilaku pasar, agar mau bekerja sama, bersikap, dan berpikir sesuai dengan harapan organisasi, namun tanpa dilakukan riset mengenai masyarakat terlebih dahulu. Organisasi lebih fokus kepada bagaimana agar publik dapat menyesuaikan diri dengan organisasi dibanding dengan bagaimana agar organisasi dapat menyesuaikan diri dengan publik. d. Two-Way Symmetrical Model Dalam model ini, kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau PR berdasarkan riset yang terlebih dahulu dilakukan mengenai pasar. Kegiatan dilakukan menggunakan 6

11 teknik dan strategi komunikasi yang sesuai agar organisasi dan publik dapat saling menyesuaikan diri. Model ini dilakukan tidak hanya untuk mempengaruhi perilaku konsumen tetapi juga mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik mengenai perusahaan atau produk, sehingga kedua pihak bersama-sama berubah untuk bertemu di satu titik tengah. Indikator Relasi Hon & Grunig Hon dan Grunig (1999) menciptakan Skala Pengukuran Hubungan Masyarakat sebagai alat ukur hubungan organisasi dengan publik yang terdiri dari enam komponen hubungan. Keberhasilan suatu hubungan organisasi dengan publiknya dapat diukur dari komponen yang dikandung dalam hubungan tersebut, yang terdiri dari: Trust Trust adalah rasa kepercayaan yang bersifat dua arah, yang lahir di antara perusahaan dengan konsumennya. Dari pihak konsumen, trust timbul sebagai hasil dari kepuasan atas layanan yang diberikan oleh perusahaan, dan pihak perusahaan juga memiliki trust terhadap konsumennya yang berperan sebagai target bisnis perusahaan. Terdapat tiga dimensi dalam trust, yaitu integritas, kepercayaan publik terhadap organisasi yang jujur dan adil, dependability, yaitu kepercayaan publik bahwa organisasi akan melakukan apa yang dikatakannya, serta kompetensi, yaitu kepercayaan publik bahwa organisasi mampu melakukan sesuai yang ia katakan. Commitment Indikator ini berkaitan dengan keinginan untuk memelihara relationship jangka panjang, misalnya dengan merespon setiap pertanyaan, tips, dan informasi yang berguna dari kedua pihak. Control Mutuality Indikator ini terjadi sebagai bentuk dari kemampuan yang dimiliki publik untuk berbagi dalam sebuah percakapan, sehingga berbentuk komunikasi dua arah. Satisfaction Indikator ini berkaitan dengan emosi konsumen, yaitu penunjukkan rasa kepuasan atau apresiasi atas layanan yang diberikan oleh perusahaan. Relasi transaksional Dalam indikator relasi ini, aspek marketing lebih kuat daripada aspek relationship (lebih terkait kepada produk/jasa yang ditawarkan), dan marketing dilakukan dengan adanya pemberian reward. 7

12 Relasi komunal Dalam indikator ini, alur informasi tidak selalu terkait dengan produk/jasa atau perusahaan, tetapi juga informasi secara umum yang berguna bagi customers atau followers. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis) terhadap data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Holsti (1969, p.14) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian untuk menarik kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik-karakteristik khusus suatu pesan secara objektif dan sistematik. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konten sebagai salah satu media sosial yang digunakan oleh Blitzmegaplex dalam melakukan kegiatan customer engagement. Konten Twitter Blitzmegaplex akan dianalisis dari segi angka, terkait dengan jumlah pergerakan tweets dan followers, serta dari segi isi, terkait dengan konten dari jenis tweet yang di-update oleh Blitzmegaplex. Pengamatan terhadap aktivitas akun Twitter Blitzmegaplex dilakukan selama 15 hari, terhitung dari periode 1 Desember 2012 hingga 15 Desember Hasil Penelitian Blitzmegaplex memiliki akun Twitter dengan Akun Twitter ini telah aktif digunakan oleh Blitzmegaplex sejak 4 Juni Hingga 15 Desember 2012, Blitzmegaplex telah memiliki followers yang sebagian besar adalah masyarakat Indonesia, dan telah memberikan update di Twitter sebanyak kali. Jumlah kedua hal ini terus bertambah setiap harinya. Gambar 1 Twitter hingga 15 Desember

13 Berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh mesin online penghitung tweets, stats atau pergerakan akun hingga tanggal 15 Desember Rata-rata, setiap mendapatkan tambahan followers sebanyak 324 orang. Angka ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan akun-akun Twitter pada umumnya. Namun, berbanding sangat jauh dengan followers-nya, following dari tidak terlampau banyak, hanya sekitar 480 orang dan tidak memiliki pergerakan signifikan. Sedangkan untuk keaktifan dalam meng-update telah meng-update lebih dari 46 ribu kali, angka yang juga tergolong tinggi untuk sebuah akun Twitter secara umum maupun akun Twitter dari sebuah company maupun produk, jika dihitung secara rata-rata sejak masa aktif pada tahun 2008 hingga akhir periode, Blitzmegaplex rata-rata meng-update Twitter sebanyak 25 kali per hari. Pergerakan tweets selama 15 hari dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2 Grafik jumlah periode 1-15 Desember 2012 Grafik di atas diambil dari Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa jumlah tweets paling banyak terdapat pada awal Desember yaitu mencapai lebih dari 100 tweets. Namun di hari berikutnya, grafik justru menurun cukup drastis hanya memberikan 2 update tweets, angka yang cukup jauh bila dibandingkan dengan hari sebelumnya. Di 13 hari tetap memberikan update tweets setiap harinya meskipun jumlahnya tidak lagi mencapai angka 100 seperti pada hari pertama. Untuk pergerakan followers selama 15 hari, dapat digambarkan melalui grafik berikut: 9

14 Gambar 3 Grafik pergerakan jumlah periode 1-15 Desember 2012 Selama 15 hari, terus meningkat setiap harinya, hal ini dapat dilihat dari grafik yang terus naik secara konstan dan titik-titiknya tidak pernah berada di garis yang rata. Tweets yang di-update sebagian besar adalah mention atau menanggapi pertanyaan dari customer selalu berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh customer. Pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh customer berkisar mengenai info tayang atau jadwal film, lokasi Blitzmegaplex yang menayangkan film tertentu, dan pembelian tiket. Namun, tidak jarang pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh followers merupakan pertanyaan yang terpicu dari info yang diberikan oleh Blitzmegaplex, seperti promosi maupun kuis yang diadakan oleh Blitzmegaplex. Selama rentang waktu analisis yang dilakukan (15 hari), info yang sedang gencar diberikan oleh Blitzmegaplex adalah mengenai info tayang film-film terbaru, tiket #SMTownLiveInTokyo3D yang disediakan oleh Blitzmegaplex, dan kuis #LifeofPiblitz yang berhadiah merchandise dari Blitzmegaplex. Secara rutin, untuk meningkatkan partisipasi publik, Blitzmegaplex mengadakan kuis online mingguan #blitzcardextravaganza yang berhadiahkan voucher bernilai uang. Blitzmegaplex rutin mengadakan kuis yang diadakan secara online ketika film-film yang sedang hit ditayangkan di Blitzmegaplex. Analisis Tanggapan dan jawaban yang rutin diberikan oleh Blitzmegaplex terhadap followersnya merupakan bentuk customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex untuk 10

15 mempertahankan followers-nya. Blitzmegaplex berusaha untuk menghargai dan menjawab pertanyaan maupun keluhan yang diberikan oleh followers-nya, hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa update berjumlah cukup besar dan sebagian besar merupakan mention yang berisi jawaban terhadap followers atau customers dari Blitzmegaplex. Kuis-kuis yang diadakan oleh Blitzmegaplex juga menjadi salah satu bentuk usaha Blitzmegaplex untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Dengan adanya kuis-kuis yang berhadiah tiket maupun voucher, tingkat partisipasi followers dapat dikatakan cukup tinggi dalam pembinaan hubungan antara Blitzmegaplex dengan customers-nya. Selain itu, Blitzmegaplex juga menghargai komentar-komentar positif yang diberikan oleh customer melalui Twitter di mana komentar-komentar positif ini di-retweet oleh Blitzmegaplex. Bila dilihat dari tahapan customer engagement yang dikemukakan oleh Evans (2008), tahapan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Consumption Dalam tahap ini, usaha yang dilakukan perusahaan bertujuan agar proses konsumsi menjadi aktivitas publisher dan membuat konsumen menjadi lebih tahu. Dalam customer engagement yang dilakukan di media sosial seperti yang dilakukan oleh Blitzmegaplex, kegiatan yang menjadi contoh dari tahapan ini adalah ketika customers atau followers membaca, mengunduh, melihat, atau mendengar konten digital yang diberikan melalui Twitter-nya. Melalui Twitter, Blitzmegaplex memberikan informasi yang terkait dengan update mengenai Blitzmegaplex, seperti info jadwal dan lokasi tayang film-film terbaru, promosi yang diberikan, kuis-kuis online, informasi yang membuat followers menjadi tahu kegiatan dan informasi baik yang dilaksanakan secara rutin maupun periodik (acara-acara atau kuis tertentu) dan memiliki wawasan mengenai Blitzmegaplex. 11

16 Gambar 4 Informasi yang diberikan untuk memicu consumption 2. Curation Dalam tahap ini, costumers menyortir, memilih, menyaring, memberi tanggapan atau menggambarkan content yang ada. Konten yang telah diberikan oleh Blitzmegaplex dalam tahapan sebelumnya digunakan oleh customer agar lebih bermanfaat bagi orang lain, misalnya dengan adanya review mengenai konten, sehingga konten tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi customer lain. Tidak hanya mendapatkan informasi dari Blitzmegaplex, tetapi customer menjadi lebih terinformasi dengan adanya informasi tambahan dari sesama customer, sehingga customer dapat memilih produk yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan customer. Dalam tahapan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex, tahapan ini terjadi ketika customer memberi tanggapan mengenai informasi yang diberikan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter, berupa tanggapan maupun pertanyaan, atau me-retweet informasi yang mereka anggap penting untuk menjadi informasi bagi lingkungan sosial online followers tersebut. Dalam tahapan ini, konten yang diberikan oleh Blitzmegaplex mendapatkan feedback dari customer, yang dapat menjadi tolak ukur untuk melihat nilai konten. 12

17 Gambar 5 Interaksi customer 3. Creation Dalam customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter, tahapan ini terjadi ketika followers atau customers meng-update tweets mengenai pengalamannya dengan Blitzmegaplex yang dapat dilihat oleh lingkungan sosial online orang tersebut. Tweets positif mengenai Blitzmegaplex memiliki pengaruh yang baik terhadap wawasan masyarakat luas mengenai Blitzmegaplex, karena terkadang customers lebih percaya dan terpengaruh oleh komentar yang diberikan oleh sesama customer, yang lebih menunjukkan keaslian dibandingkan dengan update yang diberikan oleh perusahaan yang seringkali dianggap sebagai promosi. Gambar 6 Review positif mengenai Blitzmegaplex oleh customer 13

18 4. Collaboration Collaboration merupakan tahapan akhir dari customer engagement. Dalam tahapan ini, para customers membentuk kolaborasi berupa komunitas yang solid. Dalam kolaborasi terjadi mengadakan kuis dan followers-nya aktif mengikuti kuis tersebut. Namun, tweets yang berisi pembicaraan mengenai Blitzmegaplex lebih banyak terjadi di antara followers dengan lingkungan sosialnya masing-masing, dibandingkan dengan interaksi antar customers yang sebelumnya tidak saling kenal. Tweets yang berisi info beberapa kali memicu pembicaraan antara customers yang menanggapi info tersebut, sehingga interaksi lebih banyak terjadi dengan followers-nya. Bila dihubungkan dengan model praktik humas yang dikemukakan oleh Grunig (1992), strategi komunikasi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex sebagai bentuk customer engagement yang sampai tahap collaboration menunjukkan bahwa Blitzmegaplex menggunakan model two-way symmetrical model. Kegiatan customer engagement yang dibangun oleh Blitzmegaplex melalui Twitter menjadi salah satu bentuk usaha Blitzmegaplex untuk menjangkau publik melalui cara yang sesuai dengan kebutuhan publik, yaitu mencitpakan interaksi di media sosial sebagai medium yang cocok untuk berbagai kalangan. Dalam menciptakan interaksi ini, Blitzmegaplex tidak hanya menjadi press agency yang melakukan publisitas semata, atau menyebarkan release, newsletter, seperti yang terdapat pada public information model, di mana komunikasi masih bersifat searah, melainkan membangun komunikasi bersifat dua arah yang dapat saling menguntungkan kedua pihak. Ketika melakukan update informasi melalui Twitter, Blitzmegaplex tidak hanya mementingkan informasi yang ingin disampaikan tetapi juga mengedepankan pentingnya merespon pertanyaan atau kebutuhan informasi dari publik. Hal ini terlihat dari jumlah dialog dua arah yang terjadi dalam dengan konsumennya. Dalam memberikan informasi terhadap konsumennya, Blitzmegaplex memilih waktuwaktu yang tepat atau prime time, sehingga informasi yang berguna dapat sampai dan menjangkau target publik secara luas, sekaligus memicu feedback yang datang dari publik baik berupa direct question maupun retweet yang dilakukan oleh publik atas informasi tersebut. Hubungan yang dijalin oleh Blitzmegaplex dengan customer-nya berdasarkan indikator relasi oleh Hon & Grunig (1999) dapat dilihat melalui enam indikator interaksi 14

19 yang terjadi dalam media sosial Twitter yang digunakan sebagai medium komunikasi Blitzmegaplex dengan customer-nya. Penjabarannya adalah sebagai berikut: Trust Hubungan antara Blitzmegaplex dengan customer-nya menunjukkan adanya indikator trust di dalam customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter timbul dari kepuasan atas layanan yang diberikan oleh Blitzmegaplex terhadap konsumennya. Hal ini dapat dilihat dari contoh salah satu tweet followers yang di-retweet oleh Blitzmegaplex. Gambar 7 Customer mengungkapkan kepuasannya atas layanan Blitzmegaplex Commitment Dalam menyatakan komitmennya terhadap pelanggannya, Blitzmegaplex bersedia memberikan segala jenis informasi yang dibutuhkan oleh customer terkait dengan Blitzmegaplex. Respon yang diberikan oleh Blitzmegaplex atas pertanyaan yang diajukan oleh customer dapat menjadi bentuk nyata bahwa Blitzmegaplex menghargai setiap pertanyaan yang diberikan oleh customer-nya. Rutinitas Blitzmegaplex dalam mengadakan kuis-kuis atau update informasi yang bersifat harian juga merupakan bentuk komitmen Blitzmegaples dalam menjalin hubungan dengan publiknya. 15

20 Gambar 8 Contoh bentuk komitmen Blitzmegaplex terhadap customer Control Mutuality Indikator ini terjadi sebagai bentuk dari kemampuan yang dimiliki publik untuk berbagi dalam sebuah percakapan, sehingga berbentuk komunikasi dua arah. Dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex, indikator ini terjadi melalui sistem mentions (@reply), direct message, atau retweet dari Blitzmegaplex dan customers atau followers-nya. Gambar 9 Bentuk interaksi dua arah antara Blitzmegaplex dengan customer Satisfaction Indikator ini berkaitan dengan emosi konsumen, yaitu penunjukkan rasa kepuasan atau apresiasi atas layanan yang diberikan oleh perusahaan. Beberapa kali, Blitzmegaplex melakukan retweet atas tweet yang berisi kepuasan customer atas pelayanan Blitzmegaplex, tweet yang mengandung konten seperti ini dapat mempengaruhi customer lainnya dalam melakukan keputusan pembelian. 16

21 Gambar 10 Bentuk kepuasan customer yang diungkapkan melalui Twitter Relasi transaksional Dalam indikator relasi ini, aspek marketing lebih kuat daripada aspek relationship, dan marketing dilakukan dengan adanya pemberian reward. Kuis yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dapat menjadi salah satu contoh dari relasi ini. Kuis diadakan untuk memicu customers agar melakukan pembelian tiket atau menonton di Blitzmegaplex dengan adanya hadiah-hadiah seperti tiket gratis atau voucher. Gambar 11 Contoh relasi transaksional berupa kuis yang diadakan oleh Blitzmegaplex Relasi komunal Dalam indikator ini, alur informasi tidak selalu terkait dengan produk/jasa atau perusahaan, tetapi juga informasi secara umum yang berguna bagi customers atau followers. Blitzmegaplex jarang memberikan informasi yang tidak terkait dengan perusahaan dan produk dalam Twitter yang digunakan. Informasi di luar produk yang 17

22 diberikan biasanya mengenai acara-acara yang diselenggarakan oleh pihak lain namun menggunakan Blitzmegaplex sebagai venue acara. Gambar 12 Blitzmegaplex memberikan informasi mengenai acara eksternal yang diadakan di Blitzmegaplex Kesimpulan Interaksi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dengan customer-nya melalui media sosial Twitter menjadi salah satu bentuk kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dengan tidak hanya menyampaikan informasi yang bersifat searah tetapi juga membangun komunikasi dua arah dengan customer-nya, melalui pertanyaan maupun memicu feedback dan partisipasi customer. Kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter menunjukkan setiap tahapan dalam customer engagement yang dikemukakan oleh Evans (2008), namun tahap collaboration belum terlalu menonjol. Dalam menjalankan strategi komunikasinya, Blitzmegaplex menerapkan model praktik humas yang keempat yaitu two-way symmetrical model dnngan rutin meng-update informasi positif mengenai Blitzmegaplex, memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, juga menanggapi keluhan-keluhan yang berasal dari customers. Penjalinan hubungan antara Blitzmegaplex dengan customers mengandung keenam indikator hubungan yang dikemukakan oleh Hon dan Grunig (1999) yaitu trust, komitmen, control mutuality, kepuasan, relasi komunal, serta relasi transaksional. Customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dilakukan untuk mempertahankan loyalitas customer, mengingat kompetisi dalam bisnis ini di Indonesia cukup kuat, oleh karena itu usaha untuk mempertahankan loyalitas konsumen menjadi hal yang patut diperhatikan. Saran Secara praktis, saran yang dapat diberikan kepada Blitzmegaplex terkait dengan hasil penelitian adalah : 18

23 1. Penjalinan hubungan yang berkelanjutan dengan para followers Twitter, mengingat aktivitas customer engagement yang dilakukan melalui Twitter berpotensi dalam memicu partisipasi followers dalam kegiatan tersebut. 2. Blitzmegaplex dapat membentuk suatu komunitas yang beranggotakan publik yang menjadi pelanggan setia Blitzmegaplex, sehingga kegiatan customer engagement yang dilakukan melalui media sosial dapat menghasilkan kegiatan engagement dalam dunia nyata, seperti gathering komunitas Blitzmegaplex atau kegiatan nonton bareng. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya meneliti satu pihak, Blitzmegaplex, sebagai pihak yang menjalin relasi dengan publiknya melalui aktivitas online di Twitter. Selain itu, loyalitas sebagai tujuan dari customer engagement tidak dapat dinilai melalui penelitian ini karena periode penelitian terbilang pendek (15 hari). Dalam penelitian selanjutnya, publik yang menjadi followers di Twitter dapat menjadi objek penelitian customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex. Penelitian longitudinal dapat dilakukan untuk melihat loyalitas customer yang terbentuk dari kegiatan customer engagement. Untuk penelitian selanjutnya, dapat juga dilakukan penelitian terhadap kegiatan yang dilakukan di media sosial lain seperti Facebook, YouTube, yang juga memiliki peran besar dalam membangun relasi perusahaan dengan publik. Daftar Referensi Cook, Sarah. (2011). Customer Care Excellent: How to Create an Effective Customer Focus. London: Kogan Page. Evans, D., Mc Kee, J. (2010). Social Media Marketing: The Next Generation of Business Engagement. Indianapolis: Wiley Publishing Inc. Grunig, J. E. & Grunig, L. A. (1992). Models of public relations and communication. In J. E. Grunig (Ed.), Excellence in public relations and communication management (pp ). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Hellen Analisa Penggunaan Social Media Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Promosi Event The 17th Binus Online Job Expo (Periode Maret 2011). 19

24 Holsti, Ole. (1969). Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. MA: Addison- Wesley. Hon, L.C. and Grunig, J.E. (1999). Guidelines for measuring Relations in Public Relations. Gainesville: Institute for Public Relations. Nugraheni, Catherina Pengaruh Customer Engagement Melalui Media Sosial Terhadap Kepercayaan Merek (Studi pada Facebook Sunsilk Indonesia). Patterson, P., Yu, T., De Ruyter, K.. (2006). Understanding customer engagement in services. Proceedings of ANZMAC 2006 Conference: Advancing Theory, Maintaining Relevance. Purwanti, Tenni. 29 Oktober Persen Perusaahaan Asia Optimalkan Sosial Media. Artikel diakses pada tanggal 12 Desember 2013 di malkan.sosial.media 20

Analisis Customer Relations PT. XL Axiata melalui Twitter. Makalah Non Seminar

Analisis Customer Relations PT. XL Axiata melalui Twitter. Makalah Non Seminar Analisis Customer Relations PT. XL Axiata melalui Twitter Makalah Non Seminar Disusun oleh Paula Lieoni Arnoldina 1006711214 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014 Analisis

Lebih terperinci

Analisis Customer Engagement The Body Shop Indonesia melalui Twitter. Makalah Non Seminar

Analisis Customer Engagement The Body Shop Indonesia melalui Twitter. Makalah Non Seminar Analisis Customer Engagement The Body Shop Indonesia melalui Twitter Makalah Non Seminar Disusun oleh Noor Afri Arida 1006711196 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014 Analisis

Lebih terperinci

STAKEHOLDER RELATIONS

STAKEHOLDER RELATIONS Modul ke: STAKEHOLDER RELATIONS Stakeholder Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id PROGRAM CUSTOMER RELATION Dalam bidang Customer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi semakin berkembang. Salah satu teknologi informasi yang berkembang sangat pesat adalah internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang terjadi sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada anggota komunitas Mobile Broadband di Forum Kaskus.co.id mengenai social media serta pengaruhnya terhadap tahapan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT STARBUCKS COFFEE COMPANY INDONESIA PERIODE 1 DESEMBER - 15 DESEMBER 2012

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT STARBUCKS COFFEE COMPANY INDONESIA PERIODE 1 DESEMBER - 15 DESEMBER 2012 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT STARBUCKS COFFEE COMPANY INDONESIA PERIODE 1 DESEMBER - 15 DESEMBER 2012 MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE FOR X SMK Copyriht by : Rio Widyatmoko,A.Md.Kom MANFAAT PEMASARAN ONLINE MANFAAT PEMASARAN ONLINE a. Melakukan perubahan dengan cepat.

Lebih terperinci

CUSTOMER ENGAGEMENT TWITTER ISMAYA LIVE MAKALAH NON-SEMINAR

CUSTOMER ENGAGEMENT TWITTER ISMAYA LIVE MAKALAH NON-SEMINAR !!!!! UNIVERSITAS INDONESIA CUSTOMER ENGAGEMENT TWITTER ISMAYA LIVE MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial NABILAH UTAMI 1006664981 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah alat komunikasi. ICT (Information and

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah alat komunikasi. ICT (Information and BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, semua hal telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, salah satunya adalah alat komunikasi. ICT (Information and Communication Technologies)

Lebih terperinci

Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101

Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Pengertian Social Media Menurut Chris Brogan (2010:11) dalam bukunya yang berjudul Social Media 101 Tactic and Tips to Develop Your Business Online mendefinisikan Social media sebagai berikut: Social media

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kepuasan pelanggan Menurut Kotler (2003, p.61) kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari membandingkan performance produk/jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan telepon selular pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan telepon selular pada saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi khususnya telepon seluler bertumbuh dengan sangat signifikan dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan telepon selular pada saat ini

Lebih terperinci

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A

U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A U N I V E R S I T A S G U N A D A R M A FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI SOFTSKILL STRATEGI PEMASARAN TOKO ONLINE RAKOENSHOP MELALUI KEKUATAN SOSIAL MEDIA Nama : Wanda Ariyatna Yanuar Npm : 557412654 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang disiarkan secara nasional di Indonesia secara resmi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet muncul sebagai media baru dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja. Semua kalangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN JANGKAUAN PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL DAN WEB: SUATU PENGANTAR. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si

PENINGKATAN JANGKAUAN PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL DAN WEB: SUATU PENGANTAR. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si PENINGKATAN JANGKAUAN PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL DAN WEB: SUATU PENGANTAR Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, industri,

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi serta perilaku konsumen memanfaatkan media online di Indonesia semakin lama semakin meningkat setiap harinya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Definisi Public Relations Definisi Public Relations merupakan sarana promosi massal yang dilakukan dengan menjalin hubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

Digital Marketing Strategy

Digital Marketing Strategy Digital Marketing Strategy Digital Explosion 2 Digital Marketing Strategy Framework Great Content SEO Website Strategy Database Pelanggan Email Strategy Faceboook, Great Content Twitter, Youtube, SEO Instagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi pada dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. Tidak hanya itu, teknologi juga memungkinkan industri media untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh dari komunitas merek Facebook dalam membangun jaringan sosial mahasiswa khususnya di Yogyakarta. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat masyarakat semakin mudah dalam mendapatkan suatu informasi yang menjadi kebutuhan mereka. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Telkomsel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media tradisional seolah-olah mendapatkan pesaing baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media tradisional seolah-olah mendapatkan pesaing baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akses terhadap media telah menjadi salah satu kebutuhan primer dari setiap orang. Itu dikarenakan adanya kebutuhan informasi, hiburan, pendidikan,dan akses

Lebih terperinci

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah pengguna Internet di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat secara signifikan. Pada awal tahun 2007, jumlah pengguna Internet di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi di zaman modern ini telah memunculkan social media yang menyediakan wadah komunitas-komunitas dengan skala kecil dan skala besar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan data dari tahun 2008, mengenai. pengguna 16 juta orang menjadi lebih dari 1,4 milliar.

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan data dari  tahun 2008, mengenai. pengguna 16 juta orang menjadi lebih dari 1,4 milliar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini tak dapat dipisahkan dalam kehidupan, hal ini ditunjukkan dengan data dari www.newmedia.web.id tahun 2008, mengenai peningkatan pengguna internet

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT RADITYA DIKA MELALUI AKUN RADITYADIKA

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT RADITYA DIKA MELALUI AKUN RADITYADIKA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT RADITYA DIKA MELALUI AKUN TWITTER @ RADITYADIKA MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana BUDIHARJO 1006694750

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT BRAND WAFER TANGO (Studi Kasus Pada Akun

UNIVERSITAS INDONESIA. ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT BRAND WAFER TANGO (Studi Kasus Pada Akun UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS CUSTOMER ENGAGEMENT BRAND WAFER TANGO (Studi Kasus Pada Akun Twitter @WaferTango) MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

A. Simpulan Peran public relations dalam organisasi semakin signifikan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Divisi public relations yang mulanya hanya

A. Simpulan Peran public relations dalam organisasi semakin signifikan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Divisi public relations yang mulanya hanya BAB V PENUTUP Kehadiran social media sebagai media komunikasi telah memberikan warna baru dalam dinamika praktik komunikasi korporat. Proses komunikasi yang bersifat egaliter, langsung, dan dialogis mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Digital PR Malaysia.

BAB I PENDAHULUAN. Digital PR Malaysia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Internet telah memberi dampak mendalam pada cara orang berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain dan telah mengubah cara organisasi berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada bidang teknologi komunikasi saat ini, memungkinkan berbagai macam cara dilakukan untuk berkomunikasi. Baik itu secara konvensional maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijelaskan oleh Enda Nasution pengertian dari kata media pada social media

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijelaskan oleh Enda Nasution pengertian dari kata media pada social media BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dijelaskan oleh Enda Nasution pengertian dari kata media pada social media datang dari medium, atau wadah dimana orang dapat saling berhubungan dan menjalin interkasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Twitter Twitter adalah sebuah jejaring sosial dan jaringan informasi yang terdiri atas pesan-pesan sepanjang 140 karakter yang disebut Tweet (support.twitter.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Agar eksistensinya dapat terjaga, organisasi harus mendapat dukungan dari publiknya, dimana dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi merupakan sebuah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk menarik calon konsumen membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang ramai dan sering dikunjungi oleh para wisatawan yang berdatangan dari luar kota maupun wisatawan asing dari luar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK. BAB I Pendahuluan 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK. BAB I Pendahuluan 1 HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI i ii iii iv vi ix x xi xii BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kualitas Media Relations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan Empat Dimensi Organization-Public Relationships:

Kualitas Media Relations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan Empat Dimensi Organization-Public Relationships: Kualitas Media Relations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan Empat Dimensi Organization-Public Relationships: Control Mutuality, Trust, Satisfaction, dan Commitment Dewi Anggraeni P. Naipospos

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan internet yang semakin aplikatif berbanding lurus dengan pertumbuhan pengguna internet khususnya di Indonesia. Berikut ini tersaji grafik pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendukung komunikasi suatu kelompok pada abad ini menandai

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendukung komunikasi suatu kelompok pada abad ini menandai 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Teknologi dan arus informasi yang semakin pesat mempengaruhi perkembangan media untuk berkomunikasi dalam suatu kelompok dengan kecepatan tinggi. Teknologi dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama hampir dua puluh empat jam, manusia berkomunikasi dengan sesamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. real time dengan pelanggan melalui website untuk menyediakan secara spesifik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. real time dengan pelanggan melalui website untuk menyediakan secara spesifik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti sekarang ini, keterlibatan teknologi sudah bukan merupakan hal yang asing bagi setiap orang, terlebih lagi dalam dunia bisnis. Kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga tergantung bakat. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti perubahan

BAB I PENDAHULUAN. juga tergantung bakat. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengelola usaha atau bisnis memang bukan perkara yang mudah, tetapi bukan juga tergantung bakat. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti perubahan teknologi dan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Dikutip dalam portal berita online ANTARAnews.com, Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Dikutip dalam portal berita online ANTARAnews.com, Asosiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetrasi jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dikutip dalam portal berita online ANTARAnews.com, Asosiasi Penyelenggara Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern diawali ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad

BAB I PENDAHULUAN. modern diawali ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Babak baru teknologi informasi dan komunikasi modern diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Melalui hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa analisis melalui model jalur ini sebenarnya mampu diterapkan di perusahaan, karena antar variabel memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan bisnis tidak saja terjadi antar perusahaan dalam suatu industry atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk menyampaikan pesan kepada pihak terkait dan membentuk citra dan opini yang baik agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Contohnya adalah kampanye Keluarga Berencana yang dilakukan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Contohnya adalah kampanye Keluarga Berencana yang dilakukan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampanye merupakan suatu kegiatan komunikasi yang penting dilakukan dalam PR karena dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan lembaga atau organisasi. Contohnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah memaksa banyak perusahaan untuk mengubah cara mereka berkomunikasi. Pada saat ini mulai ramai dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari komunikasi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan menggunakan berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan menggunakan berbagai macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan menggunakan berbagai macam cara agar dapat dikenal dan diketahui oleh banyak orang. Salah satu cara yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi merupakan suatu hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian data pada Bab IV, maka penelitian. ini memperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian data pada Bab IV, maka penelitian. ini memperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian data pada Bab IV, maka penelitian ini memperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Dari analisis hasil survey yang mencakup kecakapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya

Lebih terperinci

Outcomes of Relationship Sekolah Ciputra Surabaya dengan Orang Tua Murid

Outcomes of Relationship Sekolah Ciputra Surabaya dengan Orang Tua Murid JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Outcomes of Relationship Sekolah Ciputra Surabaya dengan Orang Tua Murid Weana Rumimpunu, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi dalam menjalankan kegiatannya tidak dapat berdiri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi dalam menjalankan kegiatannya tidak dapat berdiri sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi dalam menjalankan kegiatannya tidak dapat berdiri sendiri. Organisasi akan selalu berhubungan dengan stakeholders yang terkait dengan organisasi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet

Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet L 1 Transkrip Wawancara untuk General Manager PT Microreksa Infonet 1. Apa visi dan misi perusahaan? PT Microreksa Infonet memiliki visi untuk menjadi perusahaan terdepan dalam penyedia produk, jasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak langsung bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya bagi status ekonomi kelas atas, namun ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada dunia modern saat ini mulai banyak peluang yang menggiurkan dalam menjalankan bisnis baru yaitu bisnis coffee shop, khususnya di kota Surabaya juga mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konten yang terdapat pada channelnya yaitu daily vlog (video blog) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Konten yang terdapat pada channelnya yaitu daily vlog (video blog) mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bertransaksi yang biasa kita kenal dengan berbelanja adalah kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Sesuai dengan kehidupan manusia

Lebih terperinci

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran produk merupakan aktivitas yang terus berjalan, berevolusi dan berkembang menjadi lebih efektif, lebih cepat dan lebih massal. Kita melihat berbagai ai macam

Lebih terperinci

What is di Gital Marketing

What is di Gital Marketing Digital Marketing Standart Kompetensi Mampu Mengenal Konsep Digital Marketing dan Manfaat Bagi Indvidu Maupun Perusahaan. Mampu untuk Membedakan Digital Marketing Tradisional & Modern What is di Gital

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Customer Relationship Management PT Java Musikindo melalui Media Sosial Twitter Karina Ferdiana Putri, Effy Zalfiana Rusfian 1. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan perusahaan internasional yang bergerak di bidang asuransi jiwa. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, banyak perubahan yang diakibatkan era globalisasi. Perubahan yang cepat dan dinamis di segala bidang seperti di bidang teknologi, budaya, ekonomi, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang modern ini humas atau public relation menjadi suatu hal yang sangat penting untuk perusahaan. Dimana posisi public relation sudah sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masalah yang diajukan pada BAB I sekaligus menggambarkan aplikasi three ways

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masalah yang diajukan pada BAB I sekaligus menggambarkan aplikasi three ways 150 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam identifikasi masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Internet Marketing A. Pengertian Internet Marketing Internet Marketing atau yang lebih dikenal dengan istilah online marketing menggambarkan usaha perusahaan untuk memasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian strategi public relations PT Indonesia Media Televisi untuk membentuk brand positioning Big TV sebagai berikut : 1. Big TV menjangkau

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab 5. Kesimpulan dan Saran 102 Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisa Social Media a) Media Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Pengantar dan Signifikanasi Produksi Media PR AVIl Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tolok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak tahun 2008, PT Toyota Astra Motor mengarap dunia web 2.0 sebagai salah satu bagian dari Integrated Marketing Communications dengan memanfaatkan social media

Lebih terperinci